ABSTRAK
PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
PADI GOGO (Oryza sativa L.)
Oleh
MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) perbedaan waktu aplikasi
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (2) perbedaan dosis
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (3) interaksi antara waktu
aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013 di Kabupaten
Lampung Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK saat tanam
(A1), saat tanam + awal berbunga (A2), saat tanam + awal berbunga + berbunga
penuh (A3) dan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK 100 kg NPK/ha (P1), 200
kg NPK/ha (P2), 300 kg NPK/ha (P3), 400 kg NPK/ha (P4). Homogenitas data
diuji dengan uji Barllet, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey dan jika
asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah
menggunakan orthogonal polynomial pada taraf 5%. Hasil penelitian
per rumpun yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk
A2meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1
kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi per
rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364 t/ha
daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan jumlah gabah
total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun masing-masing 0,225 butir
dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg
NPK/ha; (2) berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan
perbedaan pada variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per
rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per
rumpun, bobot 100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun
dan produksi gabah kering giling; (3) waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah
waktu aplikasi pupuk A2dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan
produksi gabah kering giling 2,609 t/ha.
PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
PADI GOGO (Oryza sativaL.)
(Skripsi)
Oleh
MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap tinggi tanaman……… 16
2. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap anakan produktifper rumpun ……….. 18
3. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap panjang malai……… 20
4. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap bobot berangkasankering per rumpun……….. 22
5. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap jumlah gabah isi per rumpun.………... 24
6. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap jumlahgabah total per rumpun………. 27
7. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap bobot gabah kering per rumpun.……… 31
8. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk
terhadap produksi gabah kering giling……… 33
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……….. v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... xi
I. PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Kerangka Pemikiran ... 4
1.4 Landasan Teori ... 5
1.5 Hipotesis ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1 Klasifikasi Tanaman ... 7
2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara Bagi Tanaman... 8
2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk... 10
2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)………. 11
III. BAHAN DAN METODE... 12
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
3.2 Bahan dan Alat ... 12
3.3 Metode Penelitian... 12
3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 13
vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 16
4.1 Hasil Penelitian ... 16
4.1.1 Tinggi tanaman... 16
4.1.2 Anakan produktif per rumpun... 18
4.1.3 Panjang malai... 20
4.1.4 Bobot berangkasan kering per rumpun ... 22
4.1.5 Jumlah gabah isi per rumpun ... 24
4.1.6 Jumlah gabah hampa per rumpun ... 26
4.1.7 Jumlah gabah total per rumpun ... 26
4.1.8 Persentase gabah hampa per rumpun ... 29
4.1.9 Bobot 100 butir gabah isi per rumpun ... 29
4.1.10 Bobot gabah kering per rumpun... 30
4.1.11 Produksi gabah kering giling ... 32
4.2 Pembahasan... 34
V. KESIMPULAN DAN SARAN... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran... 41
PUSTAKA ACUAN... 42
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Macam Perlakuan. ... 13
2. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap tinggi
tanaman saat panen. ... 17
3. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap anakan
produktif per rumpun. ... 19
4. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap panjang
malai. ……….. 21
5. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot
berangkasan kering per rumpun. ... 23
6. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap jumlah
gabah isi per rumpun. ... 25
7. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap
jumlah gabah hampa per rumpun. ... 26
8. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap
jumlah gabah total per rumpun. ... 28
9. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap
persentase gabah hampa per rumpun. ... 29
10. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot
100 butirgabah isi per rumpun. ………. 30
11. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap
bobot gabah kering per rumpun. ... 32
12. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap
viii
13. Hasil pengamatan tinggi tanaman saat panen. ... 45
14. Uji Barllet untuk tinggi tanaman. ... 45
15. Analisis ragam untuk tinggi tanaman. ... 46
16. Uji ortogonal polinomial untuk tinggi tanaman. ... 47
17. Hasil pengamatan anakan produktif per rumpun. ... 48
18. Uji Barllet untuk anakan produktif per rumpun. ... 48
19. Analisis ragam untuk anakan produktif per rumpun. ... 49
20. Uji ortogonal polinomial untuk anakan produktif per rumpun. ... 50
21. Hasil pengamatan panjang malai. ... 51
22. Uji Barllet untuk panjang malai. ... 51
23. Analisis ragam untuk panjang malai. ... 52
24. Uji ortogonal polinomial untuk panjang malai. ... 53
25. Hasil pengamatan bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54
26. Uji Barllet untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54
27. Analisis ragam untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 55
28. Uji ortogonal polinomial untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 56
29. Hasil pengamatan jumlah gabah isi per rumpun. ... 57
30. Uji Barllet untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 57
31. Analisis ragam untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 58
32. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 59
33. Hasil pengamatan jumlah gabah hampa per rumpun. ... 60
ix
35. Analisis ragam untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61
36. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61
37. Hasil pengamatan jumlah gabah total per rumpun. ... 62
38. Uji Barllet untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 62
39. Analisis ragam untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 63
40. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 64
41. Hasil pengamatan persentase gabah hampa per rumpun. ... 65
42. Uji Barllet untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 65
43. Analisis ragam untuk persentase gabah hampa per rumpun. .... 66
44. Uji ortogonal polinomial untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 66
45. Hasil pengamatan bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67
46. Uji Barllet untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67
47. Analisis ragam untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. .... 68
48. Uji ortogonal polinomial untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 68
49. Hasil pengamatan bobot gabahkering per rumpun. …………... 69
50. Uji Barllet untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 69
51. Analisis ragam untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 70
52. Uji ortogonal polinomial untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 71
53. Hasil pengamatan produksi gabah kering giling. ... 72
54. Uji Barllet untuk produksi gabah kering giling. ... 72
x
56. Uji ortogonal polinomial untuk produksi gabah
kering giling. ... 74
57. Data analisis tanah awal dan akhir. ……….. 75
58. Data curah hujan observatorium Polinela pada bulan
Juni-Oktober 2013. ……….. 76
59. Korelasi antar variabel pengamatan. ………... 78
60. Koefisian orthogonal polynomial untuk tanggapan
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri
(QS. 13 : 11)
Dengan Iman hidup menjadi lebih terarah,
dengan Ilmu hidup menjadi lebih mudah,
dengan Amal hidup menjadi lebih bermanfaat.
Dengan Ridho Allah, Yakin Usaha Sampai
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT,
karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
Kedua orangtuaku Papa dan Mama tercinta
Yang selalu memberikan perhatian yang tulus
serta cinta kasih tak terhingga
Kakakku dan Adik-adikku
Yang selalu memberi semangat, kasih sayang,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bandarlampung pada tanggal 27 Januari 1993 dari
pasangan Bapak Sangkal Tambaru dan Ibu Windha Suryani sebagai anak kedua
dari empat bersaudara.
Penulis memulai jenjang pendidikan dengan menyelesaikan Pendidikan Taman
Kanak-kanak di TK Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 1998, Sekolah
Dasar di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 2004, Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 19 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah
Atas di SMAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas
Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-MATA) periode 2011-2012,
Komisi Advokasi dan Perundangan di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
Pertanian (DPM FP) periode 2012-2013, dan Sekretaris Umum di Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila
ii
Pada bulan Juli 2013, Penulis menjalani Praktik Umum (PU) sebagai mata kuliah
wajib di kebun percobaan milik Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung. Pada bulan Januari sampai Februari 2014, Penulis menjalani Kuliah
Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) sebagai mata kuliah wajib di Desa Sukajadi,
Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis melaksanakan
penelitian pada bulan Juni sampai November 2013 di daerah Kelurahan
Bataranila, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sebagai salah satu
SANWACANA
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan nikmat
iman, ilmu serta amal-Nyaskripsi yang berjudul “Pengaruh Waktu Aplikasi dan
Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza Sativa L.)”
ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Pembimbing Pertama yang telah
bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan
penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah bersedia
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan penelitian
hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Penguji sekaligus Ketua
Jurusan Agroteknologi atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan
kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Tamaluddin Syam, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas
iv
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
6. Kedua orang tua Penulis yaitu Sangkal Tambaru dan Windha Suryani atas
semua do’a, motivasi, pengorbanan penuh cinta dan kasih. Semoga Allah
SWT selalu menjaga, melindungi serta memuliakan Papa dan Mama tercinta.
7. Saudara-saudaraku M.Gilang Satria R, M.Tanri Aditya, dan M.Satya Habibie
yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan kasih sayang kepada
penulis.
8. Eka Purnama Sari yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan
cinta kasih kepada penulis. Sahabat seperjuangan Jimmy, Harris, Firsttio,
Tabroni, I Putu, Shofi, Farchan, Aksa, Dendy, Diago, Cahyadi, Sandi Aji,
Debby Kuncoro, Dian, Miandri, Debby Agsari, Mesa, Intan Andya, Noviaz,
Amey, dan Wanda terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu ada bagi
penulis.
9. Rekan-rekan di Jurusan Agroteknologi angkatan 2007, 2008, 2009, 2010,
2011, dan 2012 atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini, begitu juga
rekan-rekan di UKMF LS MATA FP Unila terimakasih atas bantuan kalian
semua.
10. Kanda, Yunda, dan Saudara seperjuangan di HMI Komisariat Pertanian Unila
terimakasih atas dukungan kalian semua.
Bandarlampung, November 2014
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Dalam pembangunan perekonomian di Indonesia komoditi padi mempunyai
peranan yang sangat penting, karena beras merupakan bahan makanan pokok bagi
95% penduduk Indonesia (Kiswanto dkk., 2003). Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beras Nasional seperti penerapan
teknologi pada lahan sawah irigasi. Namun penerapan teknologi tersebut tidak
seimbang dengan perluasan lahan. Setiap tahun terjadi konversi lahan baik di
Pulau Jawa maupun diluar Pulau Jawa. Selama ini andalan produksi padi nasional
terfokus pada lahan sawah irigasi terutama di Pulau Jawa, dengan terjadinya
konversi lahan sawah ke kegiatan non pertanian, maka pengembangan lahan
kering harus dioptimalkan (Sujitno dkk., 2010).
Potensi lahan kering di Indonesia merupakan sumberdaya pertanian terbesar
dengan luasan mencapai 148 juta ha (Abdurrachman dkk., 2005). Menurut
Sukarman dan Suharta (2010), luas lahan kering yang sesuai untuk tanaman
semusim diperkirakan mencapai 25,09 juta ha. Akan tetapi sumbangan lahan
kering yang tersebar di berbagai pulau Indonesia masih sangat terbatas hanya
2
Pada lahan kering, padi gogo dapat beradaptasi dengan baik dan memiliki
toleransi terhadap tanah masam yang mengandung aluminium (Barbosa dan
Yamada, 2002). Dibandingkan padi sawah yang biaya produksinya cukup tinggi,
padi gogo bisa menjadi alternatif sebagai pemasok kebutuhan beras nasional,
namun demikian potensi lahan kering tersebut tidak sesuai dengan produktivitas
padi gogo nasional yang baru mencapai 2,56 t/ha, jauh dari produksi padi sawah
yang mencapai 4,78 t/ha (Badan Pusat Statistika, 2012). Sampai saat
ini,kontribusi produksi padi gogo masih rendah hanya sekitar 5-6%
(Puslitbangtan,2005). Luas panen padi gogo di Pulau Sumatera adalah sebesar
301.367 ha masih lebih sedikit dibandingkan Pulau Jawa yang mencapai 357.333
ha (Yusuf dan Yardha, 2011).
Dari penelitian yang dilakukan Sirappa dan Waas (2009) menunjukkan bahwa,
peningkatan hasil tanaman padi dapat dilakukan dengan penggunaan varietas
unggul dan pemupukan yang seimbang. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik terbuat dari bahan alami
tanpa bahan kimia sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang
mengandung bahan kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal yang
hanya memiliki kandungan satu unsur hara dan pupuk majemuk yang memiliki
lebih dari satu kandungan unsur hara. Sehingga kandungan unsur hara pada
pupuk majemuk lebih lengkap dibandingkan pupuk tunggal.
Selain jenis pupuk yang menentukan hasil, waktu pemberian dan dosis pupuk juga
memberikan pengaruh terhadap hal tersebut. Penggunaan pupuk yang berimbang
3
tanaman terpadu. Perbedaan waktu dan dosis pemberian pupuk akan
menimbulkan perbedaan pertumbuhan dan hasil padi gogo (Yusuf dan Yardha,
2011).
Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil padi gogo ?
2. Apakah perbedaan dosis pupuk NPK akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil padi gogo ?
3. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo ?
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK terhadap
pertumbuhan dan hasil padi gogo.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan
hasil padi gogo.
3. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk
4
1.3 Kerangka Pemikiran
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo yang baik harus
ditunjang dengan proses pemupukan yaitu takaran dosis dan waktu pemberian
pupuk yang sesuai. Agar efisiensi pupuk dapat optimal, pupuk harus diberikan
pada tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman padi gogo.
Unsur hara yang berlebih dapat menyebabkan keracunan pada tanaman sedangkan
pemberian pupuk yang terlalu sedikit akan menyebabkan pertumbuhan tanaman
yang abnormal.
Selain itu setiap fase petumbuhan tanaman memiliki kebutuhan hara yang
berbeda. Sehingga waktu aplikasi pupuk juga perlu diperhatikan agar kebutuhan
hara tanaman dapat dipenuhi, dengan demikian unsur hara harus tersedia dalam
jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan
hasil tanaman padi gogo.
Unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) merupakan
unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman padi gogo. Unsur hara
N merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi tanaman padi gogo untuk
meningkatkan kehijauan daun, namun unsur hara N mudah tercuci oleh air
sehingga perlu diberikan secara bertahap agar selalu tersedia bagi tanaman.
Selain itu unsur hara P dibutuhkan tanaman padi gogo untuk pembentukan biji
dan unsur hara K berguna untuk pertumbuhan batang tanaman padi gogo. Ketiga
5
pupuk NPK diharapkan dapat memenuhi unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi
tanaman padi gogo.
1.4 Landasan Teori
Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan hasil tanaman. Menurut Warisno (1998), persediaan unsur hara yang cukup
pada setiap fase pertumbuhan merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan
pertumbuhan yang optimum. Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang
mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk karena antara aplikasi dan serapan
tanaman menentukan banyaknya hara yang hilang akibat pencucian dan
denitrifikasi (Prakoso, 2012).
Jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman maka harus
dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut (Prakoso, 2012).
Selanjutnya hara yang diserap tanaman akan membantu proses metabolisme.
Produk sintesis berupa pati, protein, dan lipid akan digunakan oleh tanaman dalam
proses pembelahan, pembesaran, dan diferensiasi sel. Meningkatnya ukuran dan
jumlah sel maka jumlah stomata dan ukuran daun akan semakin besar. Sehingga
proses fotosintesis dan metabolisme lainnya akan meningkat yang mengakibatkan
pertumbuhan tanaman padi gogo akan meningkat. Oleh sebab itu ketepatan dalam
pemberian dosis dan waktu aplikasi pupuk perlu diperhatikan sesuai dengan fase
pertumbuhan padi.
Hasil penelitian Yusuf dan Yardha (2011), menunjukkan bahwa pemberian pupuk
6
Sedangkan hasil penelitian Pirngadi dkk. (2007), menunjukkan bahwa pemupukan
Nitrogen untuk padi gogo berbagai varietas yang sesuai adalah 90 kg N/ha atau
setara dengan 195,6 kg Urea. Kementan (2014) memberikan dosis acuan
pemupukan NPK majemuk untuk tanaman padi adalah 200-300 kg/ha. Untuk
waktu aplikasi pupuk, hasil penelitian Suryana (2012) menyatakan waktu aplikasi
pupuk bertahap (1 MST, 3 MST, dan saat berbunga penuh) juga dapat
meningkatkan hasil pada tanaman kedelai.
1.5 Hipotesis
1. Perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.
2. Perbedaan dosis pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil padi gogo.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus :Oryza
Spesies :Oryzaspp.
Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu
Indica, JaponicadanJavanica. Sedangkan berdasarkan tingginya padi dapat
digolongkan menjadi dua yaitu padi tinggi (tinggi 1.7 m) dan padi pendek (tinggi 1
m) (Katayama dan Nakagahra, 1993).
Hasil analisis plasma nutfah IRRI menunjukkan bahwa tanaman padi gogo di Asia
Tenggara memiliki morfologi dan sifat-sifat agronomi sebagai berikut : tanaman
tinggi; akar tebal, dalam dan bercabang; jumlah anakan sedikit; daun hijau pucat,
8
transpirasi tinggi; tidak cepat pulih seperti semula setelah mengalami cekaman air;
umur panen 95-140 hari; gabah besar, lebar dan tebal; kandungan amilose rendah
sampai sedang (18-25%); tahan terhadap penyakit blast dan peka tehadap wereng
coklat; toleran terhadap kekurangan P, keracunan Al dan Mn; kurang tanggap
terhadap pemupukan N; hasilnya rendah; indeks panen rendah (Basyir dkk., 1995).
2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara bagi Tanaman
Pupuk merupakan suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik yang apabila
ditambahkan kedalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, sifat biologi, dan
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hidayat, 2011). Pupuk membantu
meningkatkan kualitas tanah sehingga tanah tersebut mampu menunjang
pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan berbagai unsur hara untuk
pertumbuhannya. Unsur hara untuk tanaman berasal dari udara adalah karbon (C)
dan oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbondioksida (CO2). Sedangkan unsur hara
yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah hidrogen (H), karena oksigen dari
molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam
bentuk molekul oksigen (O2). Untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan
tanaman tersedia dari dalam tanah maupun melalui proses pemupukan.
Unsur hara yang diketahui bermanfaat bagi tanaman dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Sedangkan
9
seng (Zn), tembaga (Cu), kobalt (Co), dan klor (Cl). Pupuk urea yang mengandung N
mempengaruhi pembentukan batang dan daun, pertumbuhan diameter batang
dipengaruhi oleh kandungan unsur P, unsur K berperan penting dalam aktivitas
pembelahan sel dan perkembangan jaringan meristematik tanaman yang berakibat
dalam pembesaran batang (Herdiana dkk., 2008).
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan dalam
jumlah besar, tanaman menyerap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion
ammonium (NH4+). Senyawa nitrogen dibutuhkan untuk membentuk asam amino
menjadi protein. Nitrogen dibutuhkan pula dalam pembentukan klorofil, asam
nukleat dan enzim. Dalam pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase
vegetatif berperan dalam pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun.
Fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral yang
sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji.
Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot.
Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman , merangsang pertumbuhan
dan perkembangan akar.
Kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan
pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan pengambilan
karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein, membantu
10
pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit, memperkuat tubuh tanaman supaya daun bunga dan buah tidak gampang
rontok. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa
manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman
umbi-umbian.
2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk
Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan
dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan
efisien. Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Jika tanah tidak menyediakan unsur hara
yang cukup bagi tanaman maka harus dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi
hal tersebut (Prakoso, 2012). Untuk memenuhi kebutuhan hara di setiap fase
pertumbuhan tanaman perlu dilakukan proses pemupukan. Pemberian pupuk yang
mengandung Nitrogen biasa dilakukan dua kali, yaitu saat tanam dan awal tanaman
mengeluarkan malai. Sedangkan pemupukan yang mengandung Kalium dan Fosfor
biasa dilakukan satu kali hanya pada saat tanam. Ketidaklengkapan salah satu unsur
hara dapat diperbaiki dengan pupuk tertentu pada tanahnya.
Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan
pupuk karena antara aplikasi dan serapan tanaman menentukan banyaknya hara yang
hilang akibat pencucian dan denitrifikasi (Prakoso, 2012). Selain itu setiap fase
11
pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak
mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat
makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)
Berbagai jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk alami tanpa bahan-bahan kimia buatan.
Sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang mengandung bahan
kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk
tunggal hanya mengandung satu unsur hara tertentu saja seperti Urea hanya
mengandung hara nitrogen (N), SP-36 mengandung fosfor (P), dan KCl yang
mengandung kalium (K). Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yag
mengandung lebih dari satu jenis hara, seperti Nitrophoska memiliki kandungan
N:P:K dengan perbandingan 15:15:15.
Pupuk Nitrophoska 15-15-15 adalah pupuk majemuk lengkap yang mengandung tiga
unsur pupuk yaitu 15 % Nitrogen dalam bentuk unsur N, 15% Fosfor dalam bentuk
P2O5, dan 15% Kalium dalam bentuk K2O. Menurut Hasibuan (2006), hampir semua
pupuk majemuk kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu, bertendensi
menciptakan residu yang bereaksi masam didalam tanah. Hal ini terutama disebabkan
oleh pembawa N, terutama besrsifat amonia. Pengaruh utama yang diperlihatkan oleh
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lahan petani di Kelurahan Bataranila Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan mulai bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Kultivar
Ciherang, pupuk majemuk NPK Nitrophoska (15:15:15), insektisida Fastac dan
Furadan 3G, fungisida Dithane M-45. Alat-alat yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah cangkul, koret, sabit, sprayer, mistar, meteran, timbangan,
plastik, oven, dan alat-alat tulis.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 4.
Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK dan faktor kedua adalah dosis
pupuk NPK (Tabel 1.) yang diulang tiga kali. Satuan percobaan diterapkan dalam
plot percobaan dan setiap plot percobaan berukuran 2 m x 4 m (8 m2), tata letak
percobaan ditampilkan pada Gambar 9. Homogenitas data diuji dengan uji Barllet,
13
dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah menggunakan orthogonal
polynomial pada taraf 5% (Tabel 57).
Tabel 1. Macam perlakuan.
No Simbol Keterangan
1 A1P1 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 100 kg/ha 2 A1P2 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 200 kg/ha 3 A1P3 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 300 kg/ha 4 A1P4 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 400 kg/ha
5 A2P1 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 100 kg/ha
6 A2P2 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 200 kg/ha
7 A2P3
Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 300 kg/ha
8 A2P4 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 400 kg/ha
9 A3P1
Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 100 kg/ha
10 A3P2 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 200 kg/ha
11 A3P3 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 300 kg/ha
12 A3P4
Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 400 kg/ha
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar, dicangkul sedalam ± 20
cm dan dibuat plot berukuran 2 m x 4 m sebanyak 42 buah. Jarak antarplot 50 cm
dan jarak antarulangan 100 cm. Benih padi ditanam secara tugal langsung dilahan
pada jarak tanam 20 cm x 20 cm, dengan dua benih perlubang tanam. Pemberian
pupuk majemuk NPK diberikan berdasarkan waktu aplikasi dan dosis sesuai
dengan perlakuan. Penyiraman dilakukan tidak terjadwal bergantung pada
14
minggu setelah tanam (MST), 8 MST dan 12 MST secara mekanis dengan
menggunakan cangkul, sabit atau koret. Pengendalian Hama dan Penyakit
dilakukan setiap 4 minggu dengan menggunakan Fastac dan Dithane M-45.
Untuk pemanenan dilakukan setelah bulir menguning kira-kira 90% dan daun
sudah mengering, setelah itu dirontokan lalu diukur kadar airnya dengan
menggunakan alatmoisture tester.
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati adalah :
1. Tinggi tanaman, setiap sampel diukur dari pangkal batang hingga daun
terpanjang, pengukuran dilakukan pada saat panen dalam satuan sentimeter
(cm).
2. Jumlah anakan produktif per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.
3. Panjang malai, diukur mulai dari daun bendera sampai ujung malai pada
setiap sampel saat panen dalam satuan sentimeter (cm).
4. Bobot berangkasan kering per rumpun, setiap sampel ditimbang
berangkasannya setelah panen dengan cara brangkasan dioven pada suhu
700C selama 2 x 24 jam hingga bobot konstan, diukur dalam satuan gram
(gram).
5. Jumlah gabah isi per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.
6. Jumlah gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.
7. Jumlah gabah total per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.
8. Persentase gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen
15
9. Bobot 100 butir gabah isi per rumpun, diperoleh secara acak dari setiap
sampel dan setelah kadar air (KA) mencapai 14% kemudian ditimbang dalam
satuan gram (gram).
Bobot saat KA 14% = 100–KA terukur x (bobot pada KA terukur) 100–14
10. Bobot gabah kering per rumpun, pada setiap sampel dihitung dengan
menimbang gabah setelah dikeringkan pada KA 14%, diukur dalam satuan
gram (gram).
11. Produksi gabah kering giling, pada KA 14% diukur dalam satuan ton per
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Waktu aplikasi pupuk A1menghasilkan anakan produktif per rumpun yang
lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A2
meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1
kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi
per rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364
t/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan
jumlah gabah total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun
masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai
dosis pupuk 400 kg NPK/ha.
2. Berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada
variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per rumpun, panjang
malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per rumpun, bobot
100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun dan produksi
41
3. Waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah waktu aplikasi pupuk A2dengan
dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan produksi gabah kering giling
2,609 t/ha.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian
lanjutan namun pada musim tanam yang berbeda (musim penghujan) mengenai
pengaruh pupuk dan waktu aplikasi pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil
PUSTAKA ACUAN
Abdurachman, A., S. Sutono, dan N. Sutrisno. 2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Berlereng (dalam Teknologi Pengelolan Lahan Kering; Penyunting: Abdurachman Adimihardja dan Mapaona). Puslitanak, Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 101-140.
Badan Pusat Statistik. 2012. Indonesia dalam Angka. www.bps.go.id. Jakarta.
Balai Besar Penelitian Padi. 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943–2007. http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/varietas padi yang dilepas.pdf. Jakarta.
Barbosa,M.P. dan T.Yamada. 2002. Upland Rice Production in Brazil. In:Rice Production Better Crop International. 16 : 43-46.
Basyir, A., Punarto, Suyamto dan Supriyatin. 1995.Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 48 hal.
Chang, T. T., G. C. Loresto, J. C. O’Toole, and J. L. Armenta-Sotto. 1982. Strategy and methodology of breeding rice for drought-prone areas.
Drought Resistance in Crops with Emphasis on Rice. IRRI, Los Banos. Pp 217–272.
Finn, G. A., and W. A. Brun. 1980. Water stress effect on CO2 assimilation, photosynthate portioning, stomata soybean. 20:431-434.
Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hlm 120.
Herdiana, N., A.H.Lukman, dan K.Mulyadi. 2008. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan BibitShorea ovalis Korth. (Blume.) Asal Anakan Alam di Persemaian.J. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. 5 (3) : 289–296.
Hidayat,T. 2011. Pengaruh dosis pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada produksi padi varietas Ciherang di tiga lokasi kabupaten Lampung Utara. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 26.
43
characters of cultivars and breeding strains.Science of the Rice Plant, Morphology. 1: 35-66.
Kementan. 2014. Dosis Acuan Padi. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/dosis-pemupukan-padi. diakses pada tanggal 8 Juli 2014.
Kiswanto, A. Fahri dan B. Sudaryanto. 2003. Dinamika Produksi Padi Tahun 200-2001 di Provinsi Lampung.J. Teknologi Pertanian Lampung. 1 (1) : 12-23.
Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. 218 hal.
Minardi, S. 2002. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa
Varietas Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) di Tanah Alfisol. Sains Tanah. 2 (1): 18-24.
Permadi., K., H.M. Toha., K. Pirngadi. 2003. Pemupukan Majemuk NPK Badak (20-10-10) pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Varietas Way Apo Buru.J.Agrivigor. 3 (2) : 113-127.
Pirngadi,K., H.M. Toha, B.Nuryanto. 2007. Pengaruh Pemupukan N pada Pertumbuhan dan Hasil padi Gogo di Dataran Sedang. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. J.Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007. 325-338.
Puslitbangtan. 2005. Peluang Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. J. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27 (5) : 12-14.
Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.
Prakoso,G.E. 2012. Efisiensi dosis dan waktu aplikasi pupuk Urea dalam meningkatkan hasil Jagung (Zea mays L.) kultivar pioneer 27. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 63 hal.
Sirappa,M.P dan E.D. Waas. 2009. Kajian Varietas dan Pemupukan terhadap Peningkatan Hasil Padi Sawah di Dataran Pasahari, Maluku Tengah. .J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 12 (1) : 79-90.
Saragih, D., Herawati H., dan N. Nurmauli. 2013. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioner 27.J.Agrotek Tropika. 1 (1) : 50-54.
44
Sukarman dan N. Suharta. 2010. Kebutuhan lahan kering untuk kecukupan produksi pangan tahun 2010-2050. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal 111 - 124.
Sukristiyonubowo dan E. Tuherkih (2009). Rice production in terraced paddy field systems.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(3): 139-147
Suryana,A. 2008.Petunjuk Teknis Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hal.7.
Suryana,A. 2012. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk majemuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas grobogan.(Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 36.
Sutedjo, M. M., dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Bogor. Hal 152.
Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 83 hal.
Wibowo, P. 2010. Pertumbuhan dan produktivitas galur harapan padi (Oryza sativa L.) Hibrida di desa Ketaon kecamatan Banyudono Boyolali.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Hal 45.