• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PADI GOGO (Oryza sativa L.)

Oleh

MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) perbedaan waktu aplikasi

pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (2) perbedaan dosis

pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo; (3) interaksi antara waktu

aplikasi pupuk dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013 di Kabupaten

Lampung Selatan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

faktorial 3 x 4. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK saat tanam

(A1), saat tanam + awal berbunga (A2), saat tanam + awal berbunga + berbunga

penuh (A3) dan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK 100 kg NPK/ha (P1), 200

kg NPK/ha (P2), 300 kg NPK/ha (P3), 400 kg NPK/ha (P4). Homogenitas data

diuji dengan uji Barllet, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey dan jika

asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah

menggunakan orthogonal polynomial pada taraf 5%. Hasil penelitian

(2)

per rumpun yang lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk

A2meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1

kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi per

rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364 t/ha

daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan jumlah gabah

total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun masing-masing 0,225 butir

dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg

NPK/ha; (2) berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan

perbedaan pada variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per

rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per

rumpun, bobot 100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun

dan produksi gabah kering giling; (3) waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah

waktu aplikasi pupuk A2dengan dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan

produksi gabah kering giling 2,609 t/ha.

(3)
(4)

PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PADI GOGO (Oryza sativaL.)

(Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD AZHARI PRABUKESUMA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap tinggi tanaman……… 16

2. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap anakan produktifper rumpun ……….. 18

3. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap panjang malai……… 20

4. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap bobot berangkasankering per rumpun……….. 22

5. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap jumlah gabah isi per rumpun.………... 24

6. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap jumlahgabah total per rumpun………. 27

7. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap bobot gabah kering per rumpun.……… 31

8. Pengaruh waktu aplikasi pada peningkatan dosis pupuk

terhadap produksi gabah kering giling……… 33

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... xi

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ... 4

1.4 Landasan Teori ... 5

1.5 Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Klasifikasi Tanaman ... 7

2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara Bagi Tanaman... 8

2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk... 10

2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)………. 11

III. BAHAN DAN METODE... 12

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

3.2 Bahan dan Alat ... 12

3.3 Metode Penelitian... 12

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 13

(10)

vi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 16

4.1 Hasil Penelitian ... 16

4.1.1 Tinggi tanaman... 16

4.1.2 Anakan produktif per rumpun... 18

4.1.3 Panjang malai... 20

4.1.4 Bobot berangkasan kering per rumpun ... 22

4.1.5 Jumlah gabah isi per rumpun ... 24

4.1.6 Jumlah gabah hampa per rumpun ... 26

4.1.7 Jumlah gabah total per rumpun ... 26

4.1.8 Persentase gabah hampa per rumpun ... 29

4.1.9 Bobot 100 butir gabah isi per rumpun ... 29

4.1.10 Bobot gabah kering per rumpun... 30

4.1.11 Produksi gabah kering giling ... 32

4.2 Pembahasan... 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 40

5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Saran... 41

PUSTAKA ACUAN... 42

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Macam Perlakuan. ... 13

2. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap tinggi

tanaman saat panen. ... 17

3. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap anakan

produktif per rumpun. ... 19

4. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap panjang

malai. ……….. 21

5. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot

berangkasan kering per rumpun. ... 23

6. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap jumlah

gabah isi per rumpun. ... 25

7. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

jumlah gabah hampa per rumpun. ... 26

8. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

jumlah gabah total per rumpun. ... 28

9. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

persentase gabah hampa per rumpun. ... 29

10. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap bobot

100 butirgabah isi per rumpun. ………. 30

11. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

bobot gabah kering per rumpun. ... 32

12. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk terhadap

(12)

viii

13. Hasil pengamatan tinggi tanaman saat panen. ... 45

14. Uji Barllet untuk tinggi tanaman. ... 45

15. Analisis ragam untuk tinggi tanaman. ... 46

16. Uji ortogonal polinomial untuk tinggi tanaman. ... 47

17. Hasil pengamatan anakan produktif per rumpun. ... 48

18. Uji Barllet untuk anakan produktif per rumpun. ... 48

19. Analisis ragam untuk anakan produktif per rumpun. ... 49

20. Uji ortogonal polinomial untuk anakan produktif per rumpun. ... 50

21. Hasil pengamatan panjang malai. ... 51

22. Uji Barllet untuk panjang malai. ... 51

23. Analisis ragam untuk panjang malai. ... 52

24. Uji ortogonal polinomial untuk panjang malai. ... 53

25. Hasil pengamatan bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54

26. Uji Barllet untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 54

27. Analisis ragam untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 55

28. Uji ortogonal polinomial untuk bobot berangkasan kering per rumpun. ... 56

29. Hasil pengamatan jumlah gabah isi per rumpun. ... 57

30. Uji Barllet untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 57

31. Analisis ragam untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 58

32. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah isi per rumpun. ... 59

33. Hasil pengamatan jumlah gabah hampa per rumpun. ... 60

(13)

ix

35. Analisis ragam untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61

36. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah hampa per rumpun. ... 61

37. Hasil pengamatan jumlah gabah total per rumpun. ... 62

38. Uji Barllet untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 62

39. Analisis ragam untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 63

40. Uji ortogonal polinomial untuk jumlah gabah total per rumpun. ... 64

41. Hasil pengamatan persentase gabah hampa per rumpun. ... 65

42. Uji Barllet untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 65

43. Analisis ragam untuk persentase gabah hampa per rumpun. .... 66

44. Uji ortogonal polinomial untuk persentase gabah hampa per rumpun. ... 66

45. Hasil pengamatan bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67

46. Uji Barllet untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 67

47. Analisis ragam untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. .... 68

48. Uji ortogonal polinomial untuk bobot 100 butir gabah isi per rumpun. ... 68

49. Hasil pengamatan bobot gabahkering per rumpun. …………... 69

50. Uji Barllet untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 69

51. Analisis ragam untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 70

52. Uji ortogonal polinomial untuk bobot gabah kering per rumpun. ... 71

53. Hasil pengamatan produksi gabah kering giling. ... 72

54. Uji Barllet untuk produksi gabah kering giling. ... 72

(14)

x

56. Uji ortogonal polinomial untuk produksi gabah

kering giling. ... 74

57. Data analisis tanah awal dan akhir. ……….. 75

58. Data curah hujan observatorium Polinela pada bulan

Juni-Oktober 2013. ……….. 76

59. Korelasi antar variabel pengamatan. ………... 78

60. Koefisian orthogonal polynomial untuk tanggapan

(15)

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri

(QS. 13 : 11)

Dengan Iman hidup menjadi lebih terarah,

dengan Ilmu hidup menjadi lebih mudah,

dengan Amal hidup menjadi lebih bermanfaat.

Dengan Ridho Allah, Yakin Usaha Sampai

(16)

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT,

karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

Kedua orangtuaku Papa dan Mama tercinta

Yang selalu memberikan perhatian yang tulus

serta cinta kasih tak terhingga

Kakakku dan Adik-adikku

Yang selalu memberi semangat, kasih sayang,

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bandarlampung pada tanggal 27 Januari 1993 dari

pasangan Bapak Sangkal Tambaru dan Ibu Windha Suryani sebagai anak kedua

dari empat bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikan dengan menyelesaikan Pendidikan Taman

Kanak-kanak di TK Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 1998, Sekolah

Dasar di SD Al-Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 2004, Sekolah Menengah

Pertama di SMPN 19 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah

Atas di SMAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas

Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (UKMF LS-MATA) periode 2011-2012,

Komisi Advokasi dan Perundangan di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas

Pertanian (DPM FP) periode 2012-2013, dan Sekretaris Umum di Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung Komisariat Pertanian Unila

(18)

ii

Pada bulan Juli 2013, Penulis menjalani Praktik Umum (PU) sebagai mata kuliah

wajib di kebun percobaan milik Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lampung. Pada bulan Januari sampai Februari 2014, Penulis menjalani Kuliah

Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) sebagai mata kuliah wajib di Desa Sukajadi,

Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis melaksanakan

penelitian pada bulan Juni sampai November 2013 di daerah Kelurahan

Bataranila, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sebagai salah satu

(19)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan nikmat

iman, ilmu serta amal-Nyaskripsi yang berjudul “Pengaruh Waktu Aplikasi dan

Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza Sativa L.)”

ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Pembimbing Pertama yang telah

bersedia memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan

penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Pembimbing Kedua yang telah bersedia

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama pelaksanaan penelitian

hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr.Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Penguji sekaligus Ketua

Jurusan Agroteknologi atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan

kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Tamaluddin Syam, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas

(20)

iv

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

6. Kedua orang tua Penulis yaitu Sangkal Tambaru dan Windha Suryani atas

semua do’a, motivasi, pengorbanan penuh cinta dan kasih. Semoga Allah

SWT selalu menjaga, melindungi serta memuliakan Papa dan Mama tercinta.

7. Saudara-saudaraku M.Gilang Satria R, M.Tanri Aditya, dan M.Satya Habibie

yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan kasih sayang kepada

penulis.

8. Eka Purnama Sari yang telah memberikan banyak bantuan, semangat dan

cinta kasih kepada penulis. Sahabat seperjuangan Jimmy, Harris, Firsttio,

Tabroni, I Putu, Shofi, Farchan, Aksa, Dendy, Diago, Cahyadi, Sandi Aji,

Debby Kuncoro, Dian, Miandri, Debby Agsari, Mesa, Intan Andya, Noviaz,

Amey, dan Wanda terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu ada bagi

penulis.

9. Rekan-rekan di Jurusan Agroteknologi angkatan 2007, 2008, 2009, 2010,

2011, dan 2012 atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini, begitu juga

rekan-rekan di UKMF LS MATA FP Unila terimakasih atas bantuan kalian

semua.

10. Kanda, Yunda, dan Saudara seperjuangan di HMI Komisariat Pertanian Unila

terimakasih atas dukungan kalian semua.

Bandarlampung, November 2014

Penulis

(21)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Dalam pembangunan perekonomian di Indonesia komoditi padi mempunyai

peranan yang sangat penting, karena beras merupakan bahan makanan pokok bagi

95% penduduk Indonesia (Kiswanto dkk., 2003). Pemerintah telah melakukan

berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beras Nasional seperti penerapan

teknologi pada lahan sawah irigasi. Namun penerapan teknologi tersebut tidak

seimbang dengan perluasan lahan. Setiap tahun terjadi konversi lahan baik di

Pulau Jawa maupun diluar Pulau Jawa. Selama ini andalan produksi padi nasional

terfokus pada lahan sawah irigasi terutama di Pulau Jawa, dengan terjadinya

konversi lahan sawah ke kegiatan non pertanian, maka pengembangan lahan

kering harus dioptimalkan (Sujitno dkk., 2010).

Potensi lahan kering di Indonesia merupakan sumberdaya pertanian terbesar

dengan luasan mencapai 148 juta ha (Abdurrachman dkk., 2005). Menurut

Sukarman dan Suharta (2010), luas lahan kering yang sesuai untuk tanaman

semusim diperkirakan mencapai 25,09 juta ha. Akan tetapi sumbangan lahan

kering yang tersebar di berbagai pulau Indonesia masih sangat terbatas hanya

(22)

2

Pada lahan kering, padi gogo dapat beradaptasi dengan baik dan memiliki

toleransi terhadap tanah masam yang mengandung aluminium (Barbosa dan

Yamada, 2002). Dibandingkan padi sawah yang biaya produksinya cukup tinggi,

padi gogo bisa menjadi alternatif sebagai pemasok kebutuhan beras nasional,

namun demikian potensi lahan kering tersebut tidak sesuai dengan produktivitas

padi gogo nasional yang baru mencapai 2,56 t/ha, jauh dari produksi padi sawah

yang mencapai 4,78 t/ha (Badan Pusat Statistika, 2012). Sampai saat

ini,kontribusi produksi padi gogo masih rendah hanya sekitar 5-6%

(Puslitbangtan,2005). Luas panen padi gogo di Pulau Sumatera adalah sebesar

301.367 ha masih lebih sedikit dibandingkan Pulau Jawa yang mencapai 357.333

ha (Yusuf dan Yardha, 2011).

Dari penelitian yang dilakukan Sirappa dan Waas (2009) menunjukkan bahwa,

peningkatan hasil tanaman padi dapat dilakukan dengan penggunaan varietas

unggul dan pemupukan yang seimbang. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah

pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik terbuat dari bahan alami

tanpa bahan kimia sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang

mengandung bahan kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal yang

hanya memiliki kandungan satu unsur hara dan pupuk majemuk yang memiliki

lebih dari satu kandungan unsur hara. Sehingga kandungan unsur hara pada

pupuk majemuk lebih lengkap dibandingkan pupuk tunggal.

Selain jenis pupuk yang menentukan hasil, waktu pemberian dan dosis pupuk juga

memberikan pengaruh terhadap hal tersebut. Penggunaan pupuk yang berimbang

(23)

3

tanaman terpadu. Perbedaan waktu dan dosis pemberian pupuk akan

menimbulkan perbedaan pertumbuhan dan hasil padi gogo (Yusuf dan Yardha,

2011).

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil padi gogo ?

2. Apakah perbedaan dosis pupuk NPK akan berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan hasil padi gogo ?

3. Bagaimanakah pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk

terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo ?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK terhadap

pertumbuhan dan hasil padi gogo.

2. Mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan

hasil padi gogo.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk

(24)

4

1.3 Kerangka Pemikiran

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo yang baik harus

ditunjang dengan proses pemupukan yaitu takaran dosis dan waktu pemberian

pupuk yang sesuai. Agar efisiensi pupuk dapat optimal, pupuk harus diberikan

pada tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman padi gogo.

Unsur hara yang berlebih dapat menyebabkan keracunan pada tanaman sedangkan

pemberian pupuk yang terlalu sedikit akan menyebabkan pertumbuhan tanaman

yang abnormal.

Selain itu setiap fase petumbuhan tanaman memiliki kebutuhan hara yang

berbeda. Sehingga waktu aplikasi pupuk juga perlu diperhatikan agar kebutuhan

hara tanaman dapat dipenuhi, dengan demikian unsur hara harus tersedia dalam

jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan

hasil tanaman padi gogo.

Unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) merupakan

unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman padi gogo. Unsur hara

N merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi tanaman padi gogo untuk

meningkatkan kehijauan daun, namun unsur hara N mudah tercuci oleh air

sehingga perlu diberikan secara bertahap agar selalu tersedia bagi tanaman.

Selain itu unsur hara P dibutuhkan tanaman padi gogo untuk pembentukan biji

dan unsur hara K berguna untuk pertumbuhan batang tanaman padi gogo. Ketiga

(25)

5

pupuk NPK diharapkan dapat memenuhi unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi

tanaman padi gogo.

1.4 Landasan Teori

Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan hasil tanaman. Menurut Warisno (1998), persediaan unsur hara yang cukup

pada setiap fase pertumbuhan merupakan persyaratan utama untuk mendapatkan

pertumbuhan yang optimum. Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang

mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk karena antara aplikasi dan serapan

tanaman menentukan banyaknya hara yang hilang akibat pencucian dan

denitrifikasi (Prakoso, 2012).

Jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman maka harus

dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut (Prakoso, 2012).

Selanjutnya hara yang diserap tanaman akan membantu proses metabolisme.

Produk sintesis berupa pati, protein, dan lipid akan digunakan oleh tanaman dalam

proses pembelahan, pembesaran, dan diferensiasi sel. Meningkatnya ukuran dan

jumlah sel maka jumlah stomata dan ukuran daun akan semakin besar. Sehingga

proses fotosintesis dan metabolisme lainnya akan meningkat yang mengakibatkan

pertumbuhan tanaman padi gogo akan meningkat. Oleh sebab itu ketepatan dalam

pemberian dosis dan waktu aplikasi pupuk perlu diperhatikan sesuai dengan fase

pertumbuhan padi.

Hasil penelitian Yusuf dan Yardha (2011), menunjukkan bahwa pemberian pupuk

(26)

6

Sedangkan hasil penelitian Pirngadi dkk. (2007), menunjukkan bahwa pemupukan

Nitrogen untuk padi gogo berbagai varietas yang sesuai adalah 90 kg N/ha atau

setara dengan 195,6 kg Urea. Kementan (2014) memberikan dosis acuan

pemupukan NPK majemuk untuk tanaman padi adalah 200-300 kg/ha. Untuk

waktu aplikasi pupuk, hasil penelitian Suryana (2012) menyatakan waktu aplikasi

pupuk bertahap (1 MST, 3 MST, dan saat berbunga penuh) juga dapat

meningkatkan hasil pada tanaman kedelai.

1.5 Hipotesis

1. Perbedaan waktu aplikasi pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

2. Perbedaan dosis pupuk NPK yang diberikan akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil padi gogo.

3. Terdapat pengaruh interaksi antara waktu aplikasi pupuk dan dosis pupuk

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monotyledonae

Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus :Oryza

Spesies :Oryzaspp.

Berdasarkan morfologinya, padi dapat digolongkan menjadi tiga subspecies yaitu

Indica, JaponicadanJavanica. Sedangkan berdasarkan tingginya padi dapat

digolongkan menjadi dua yaitu padi tinggi (tinggi 1.7 m) dan padi pendek (tinggi 1

m) (Katayama dan Nakagahra, 1993).

Hasil analisis plasma nutfah IRRI menunjukkan bahwa tanaman padi gogo di Asia

Tenggara memiliki morfologi dan sifat-sifat agronomi sebagai berikut : tanaman

tinggi; akar tebal, dalam dan bercabang; jumlah anakan sedikit; daun hijau pucat,

(28)

8

transpirasi tinggi; tidak cepat pulih seperti semula setelah mengalami cekaman air;

umur panen 95-140 hari; gabah besar, lebar dan tebal; kandungan amilose rendah

sampai sedang (18-25%); tahan terhadap penyakit blast dan peka tehadap wereng

coklat; toleran terhadap kekurangan P, keracunan Al dan Mn; kurang tanggap

terhadap pemupukan N; hasilnya rendah; indeks panen rendah (Basyir dkk., 1995).

2.2 Pemupukan dan Pentingnya Unsur Hara bagi Tanaman

Pupuk merupakan suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik yang apabila

ditambahkan kedalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, sifat biologi, dan

dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hidayat, 2011). Pupuk membantu

meningkatkan kualitas tanah sehingga tanah tersebut mampu menunjang

pertumbuhan tanaman. Tanaman memerlukan berbagai unsur hara untuk

pertumbuhannya. Unsur hara untuk tanaman berasal dari udara adalah karbon (C)

dan oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbondioksida (CO2). Sedangkan unsur hara

yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah hidrogen (H), karena oksigen dari

molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam

bentuk molekul oksigen (O2). Untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan

tanaman tersedia dari dalam tanah maupun melalui proses pemupukan.

Unsur hara yang diketahui bermanfaat bagi tanaman dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur nitrogen (N),

fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Sedangkan

(29)

9

seng (Zn), tembaga (Cu), kobalt (Co), dan klor (Cl). Pupuk urea yang mengandung N

mempengaruhi pembentukan batang dan daun, pertumbuhan diameter batang

dipengaruhi oleh kandungan unsur P, unsur K berperan penting dalam aktivitas

pembelahan sel dan perkembangan jaringan meristematik tanaman yang berakibat

dalam pembesaran batang (Herdiana dkk., 2008).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan diperlukan dalam

jumlah besar, tanaman menyerap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion

ammonium (NH4+). Senyawa nitrogen dibutuhkan untuk membentuk asam amino

menjadi protein. Nitrogen dibutuhkan pula dalam pembentukan klorofil, asam

nukleat dan enzim. Dalam pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase

vegetatif berperan dalam pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun.

Fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral yang

sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji.

Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot.

Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman , merangsang pertumbuhan

dan perkembangan akar.

Kalium berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan

pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan pengambilan

karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein, membantu

(30)

10

pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit, memperkuat tubuh tanaman supaya daun bunga dan buah tidak gampang

rontok. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah rasa

manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman

umbi-umbian.

2.3 Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk

Rekomendasi pemupukan berimbang harus didasarkan atas penilaian status dan

dinamika hara dalam tanah serta kebutuhan tanaman, agar pemupukan efektif dan

efisien. Ketersediaan hara dalam tanah menjadi faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Jika tanah tidak menyediakan unsur hara

yang cukup bagi tanaman maka harus dilakukan pemberian pupuk untuk mengatasi

hal tersebut (Prakoso, 2012). Untuk memenuhi kebutuhan hara di setiap fase

pertumbuhan tanaman perlu dilakukan proses pemupukan. Pemberian pupuk yang

mengandung Nitrogen biasa dilakukan dua kali, yaitu saat tanam dan awal tanaman

mengeluarkan malai. Sedangkan pemupukan yang mengandung Kalium dan Fosfor

biasa dilakukan satu kali hanya pada saat tanam. Ketidaklengkapan salah satu unsur

hara dapat diperbaiki dengan pupuk tertentu pada tanahnya.

Waktu aplikasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan

pupuk karena antara aplikasi dan serapan tanaman menentukan banyaknya hara yang

hilang akibat pencucian dan denitrifikasi (Prakoso, 2012). Selain itu setiap fase

(31)

11

pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak

mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat

makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.

2.4 Pupuk NPK Nitrophoska (15:15:15)

Berbagai jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk alami tanpa bahan-bahan kimia buatan.

Sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang mengandung bahan

kimia. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk

tunggal hanya mengandung satu unsur hara tertentu saja seperti Urea hanya

mengandung hara nitrogen (N), SP-36 mengandung fosfor (P), dan KCl yang

mengandung kalium (K). Sedangkan pupuk majemuk merupakan pupuk yag

mengandung lebih dari satu jenis hara, seperti Nitrophoska memiliki kandungan

N:P:K dengan perbandingan 15:15:15.

Pupuk Nitrophoska 15-15-15 adalah pupuk majemuk lengkap yang mengandung tiga

unsur pupuk yaitu 15 % Nitrogen dalam bentuk unsur N, 15% Fosfor dalam bentuk

P2O5, dan 15% Kalium dalam bentuk K2O. Menurut Hasibuan (2006), hampir semua

pupuk majemuk kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu, bertendensi

menciptakan residu yang bereaksi masam didalam tanah. Hal ini terutama disebabkan

oleh pembawa N, terutama besrsifat amonia. Pengaruh utama yang diperlihatkan oleh

(32)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lahan petani di Kelurahan Bataranila Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan mulai bulan Juni 2013 sampai Oktober 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Kultivar

Ciherang, pupuk majemuk NPK Nitrophoska (15:15:15), insektisida Fastac dan

Furadan 3G, fungisida Dithane M-45. Alat-alat yang akan digunakan pada

penelitian ini adalah cangkul, koret, sabit, sprayer, mistar, meteran, timbangan,

plastik, oven, dan alat-alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 4.

Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk NPK dan faktor kedua adalah dosis

pupuk NPK (Tabel 1.) yang diulang tiga kali. Satuan percobaan diterapkan dalam

plot percobaan dan setiap plot percobaan berukuran 2 m x 4 m (8 m2), tata letak

percobaan ditampilkan pada Gambar 9. Homogenitas data diuji dengan uji Barllet,

(33)

13

dianalisis dengan sidik ragam. Pemisahan nilai tengah menggunakan orthogonal

polynomial pada taraf 5% (Tabel 57).

Tabel 1. Macam perlakuan.

No Simbol Keterangan

1 A1P1 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 100 kg/ha 2 A1P2 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 200 kg/ha 3 A1P3 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 300 kg/ha 4 A1P4 Aplikasi pupuk NPK 1 kali (saat tanam) dengan dosis 400 kg/ha

5 A2P1 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 100 kg/ha

6 A2P2 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 200 kg/ha

7 A2P3

Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 300 kg/ha

8 A2P4 Aplikasi pupuk NPK 2 kali (saat tanam + awal berbunga) dengan dosis 400 kg/ha

9 A3P1

Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 100 kg/ha

10 A3P2 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 200 kg/ha

11 A3P3 Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 300 kg/ha

12 A3P4

Aplikasi pupuk NPK 3 kali (saat tanam + awal berbunga + berbunga penuh) dengan dosis 400 kg/ha

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar, dicangkul sedalam ± 20

cm dan dibuat plot berukuran 2 m x 4 m sebanyak 42 buah. Jarak antarplot 50 cm

dan jarak antarulangan 100 cm. Benih padi ditanam secara tugal langsung dilahan

pada jarak tanam 20 cm x 20 cm, dengan dua benih perlubang tanam. Pemberian

pupuk majemuk NPK diberikan berdasarkan waktu aplikasi dan dosis sesuai

dengan perlakuan. Penyiraman dilakukan tidak terjadwal bergantung pada

(34)

14

minggu setelah tanam (MST), 8 MST dan 12 MST secara mekanis dengan

menggunakan cangkul, sabit atau koret. Pengendalian Hama dan Penyakit

dilakukan setiap 4 minggu dengan menggunakan Fastac dan Dithane M-45.

Untuk pemanenan dilakukan setelah bulir menguning kira-kira 90% dan daun

sudah mengering, setelah itu dirontokan lalu diukur kadar airnya dengan

menggunakan alatmoisture tester.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati adalah :

1. Tinggi tanaman, setiap sampel diukur dari pangkal batang hingga daun

terpanjang, pengukuran dilakukan pada saat panen dalam satuan sentimeter

(cm).

2. Jumlah anakan produktif per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.

3. Panjang malai, diukur mulai dari daun bendera sampai ujung malai pada

setiap sampel saat panen dalam satuan sentimeter (cm).

4. Bobot berangkasan kering per rumpun, setiap sampel ditimbang

berangkasannya setelah panen dengan cara brangkasan dioven pada suhu

700C selama 2 x 24 jam hingga bobot konstan, diukur dalam satuan gram

(gram).

5. Jumlah gabah isi per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.

6. Jumlah gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.

7. Jumlah gabah total per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen.

8. Persentase gabah hampa per rumpun, dihitung pada setiap sampel saat panen

(35)

15

9. Bobot 100 butir gabah isi per rumpun, diperoleh secara acak dari setiap

sampel dan setelah kadar air (KA) mencapai 14% kemudian ditimbang dalam

satuan gram (gram).

Bobot saat KA 14% = 100–KA terukur x (bobot pada KA terukur) 100–14

10. Bobot gabah kering per rumpun, pada setiap sampel dihitung dengan

menimbang gabah setelah dikeringkan pada KA 14%, diukur dalam satuan

gram (gram).

11. Produksi gabah kering giling, pada KA 14% diukur dalam satuan ton per

(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu aplikasi pupuk A1menghasilkan anakan produktif per rumpun yang

lebih tinggi daripada waktu aplikasi A2. Waktu aplikasi pupuk A2

meningkatkan jumlah gabah total per rumpun 0,212 butir setiap penambahan 1

kg pupuk NPK sampai dosis pupuk 400 kg NPK/ha, menghasilkan gabah isi

per rumpun 255,400 butir dan produksi gabah kering giling lebih tinggi 0,364

t/ha daripada waktu aplikasi A1. Waktu aplikasi pupuk A3menurunkan

jumlah gabah total per rumpun dan bobot gabah kering per rumpun

masing-masing 0,225 butir dan 0,007 gr setiap penambahan 1 kg pupuk NPK sampai

dosis pupuk 400 kg NPK/ha.

2. Berbagai taraf dosis pupuk NPK yang diberikan memberikan perbedaan pada

variabel pengamatan tinggi tanaman, anakan produktif per rumpun, panjang

malai, jumlah gabah isi per rumpun, jumlah gabah total per rumpun, bobot

100 butir gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per rumpun dan produksi

(37)

41

3. Waktu aplikasi pupuk NPK terbaik adalah waktu aplikasi pupuk A2dengan

dosis pupuk 231,67 kg NPK/ha memberikan produksi gabah kering giling

2,609 t/ha.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian

lanjutan namun pada musim tanam yang berbeda (musim penghujan) mengenai

pengaruh pupuk dan waktu aplikasi pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil

(38)

PUSTAKA ACUAN

Abdurachman, A., S. Sutono, dan N. Sutrisno. 2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan Berlereng (dalam Teknologi Pengelolan Lahan Kering; Penyunting: Abdurachman Adimihardja dan Mapaona). Puslitanak, Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 101-140.

Badan Pusat Statistik. 2012. Indonesia dalam Angka. www.bps.go.id. Jakarta.

Balai Besar Penelitian Padi. 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943–2007. http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/varietas padi yang dilepas.pdf. Jakarta.

Barbosa,M.P. dan T.Yamada. 2002. Upland Rice Production in Brazil. In:Rice Production Better Crop International. 16 : 43-46.

Basyir, A., Punarto, Suyamto dan Supriyatin. 1995.Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 48 hal.

Chang, T. T., G. C. Loresto, J. C. O’Toole, and J. L. Armenta-Sotto. 1982. Strategy and methodology of breeding rice for drought-prone areas.

Drought Resistance in Crops with Emphasis on Rice. IRRI, Los Banos. Pp 217–272.

Finn, G. A., and W. A. Brun. 1980. Water stress effect on CO2 assimilation, photosynthate portioning, stomata soybean. 20:431-434.

Hasibuan, B.E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU-Press. Medan. Hlm 120.

Herdiana, N., A.H.Lukman, dan K.Mulyadi. 2008. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan BibitShorea ovalis Korth. (Blume.) Asal Anakan Alam di Persemaian.J. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. 5 (3) : 289–296.

Hidayat,T. 2011. Pengaruh dosis pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada produksi padi varietas Ciherang di tiga lokasi kabupaten Lampung Utara. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 26.

(39)

43

characters of cultivars and breeding strains.Science of the Rice Plant, Morphology. 1: 35-66.

Kementan. 2014. Dosis Acuan Padi. http://cybex.deptan.go.id/lokalita/dosis-pemupukan-padi. diakses pada tanggal 8 Juli 2014.

Kiswanto, A. Fahri dan B. Sudaryanto. 2003. Dinamika Produksi Padi Tahun 200-2001 di Provinsi Lampung.J. Teknologi Pertanian Lampung. 1 (1) : 12-23.

Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. 218 hal.

Minardi, S. 2002. Kajian Komposisi Pupuk NPK terhadap Hasil Beberapa

Varietas Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) di Tanah Alfisol. Sains Tanah. 2 (1): 18-24.

Permadi., K., H.M. Toha., K. Pirngadi. 2003. Pemupukan Majemuk NPK Badak (20-10-10) pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Varietas Way Apo Buru.J.Agrivigor. 3 (2) : 113-127.

Pirngadi,K., H.M. Toha, B.Nuryanto. 2007. Pengaruh Pemupukan N pada Pertumbuhan dan Hasil padi Gogo di Dataran Sedang. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. J.Apresiasi Hasil Penelitian Padi 2007. 325-338.

Puslitbangtan. 2005. Peluang Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. J. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 27 (5) : 12-14.

Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.

Prakoso,G.E. 2012. Efisiensi dosis dan waktu aplikasi pupuk Urea dalam meningkatkan hasil Jagung (Zea mays L.) kultivar pioneer 27. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. 63 hal.

Sirappa,M.P dan E.D. Waas. 2009. Kajian Varietas dan Pemupukan terhadap Peningkatan Hasil Padi Sawah di Dataran Pasahari, Maluku Tengah. .J. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 12 (1) : 79-90.

Saragih, D., Herawati H., dan N. Nurmauli. 2013. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioner 27.J.Agrotek Tropika. 1 (1) : 50-54.

(40)

44

Sukarman dan N. Suharta. 2010. Kebutuhan lahan kering untuk kecukupan produksi pangan tahun 2010-2050. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal 111 - 124.

Sukristiyonubowo dan E. Tuherkih (2009). Rice production in terraced paddy field systems.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 28(3): 139-147

Suryana,A. 2008.Petunjuk Teknis Lapang. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hal.7.

Suryana,A. 2012. Pengaruh waktu aplikasi dan dosis pupuk majemuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai varietas grobogan.(Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Hal 36.

Sutedjo, M. M., dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Bogor. Hal 152.

Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 83 hal.

Wibowo, P. 2010. Pertumbuhan dan produktivitas galur harapan padi (Oryza sativa L.) Hibrida di desa Ketaon kecamatan Banyudono Boyolali.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Hal 45.

Gambar

Tabel 1.  Macam perlakuan.

Referensi

Dokumen terkait

F 0,000 pada Tabel 1 memiliki arti bahwa variabel Customer Value dan Word of Mouth secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Berkunjung atau

Pengadaan barang jasa pada hakekatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang/ jasa yang diinginkannya, dengan menggunakan metode dan

Arus kedatangan kapal merupakan banyaknya kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) setiap harinya dari

kemudian dimasukkan ke GDWD LQSXW ¿OH 3URVHV VLPXODVL PRGHO 6:$7 GLODNXNDQ PHODOXL WDKDSDQ \DLWX GHOLQLDVL '$6 SHPEHQWXNDQ hydrological response unit +58 SHQJRODKDQ GDWD GDQ

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh, maka disimpulkan, bahwa perlakuan asam sulfat dapat mematahkan dormansi benih pala

2.6.1 Pengaruh Online Consumer Review Terhadap Keputusan Pembelian Menurut Khammash (2008) bahwa “Online consumer review dapat dipahami sebagai salah satu media untuk

pada bahan komposit tersebut rendah, maka tidak akan mampu menahan tekanan yang lebih besar sehingga menyebabkan retakan (cracking). Keretakan juga dapat diakibatkan dari

Program Perencanaan Tata Ruang merupakan program yang bertujuan agar tata ruang Kota Lubuklinggau terencana dengan baik.. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban BAPPEDA