• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN SERTA PERBANDINGAN MASING-MASING VARIABEL SEBELUM DAN SESUDAH IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN SERTA PERBANDINGAN MASING-MASING VARIABEL SEBELUM DAN SESUDAH IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUHPROFITABILITASDANLEVERAGETERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN SERTA PERBANDINGAN MASING-MASING VARIABEL SEBELUM

DAN SESUDAH IFRS

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011dan 2013)

(Skripsi)

Oleh

M RIZAL ROMDHONA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN SERTA PERBANDINGAN MASING-MASING VARIABEL SEBELUM

DAN SESUDAH IFRS

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 dan 2013)

Oleh

M Rizal Romdhona

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE PROFITABILITY AND LEVERAGE AGAINST THE LEVEL OF DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

AS WELL AS A COMPARISON OF EACH OF THE VARIABLES BEFORE AND AFTER IFRS

By

M RIZAL ROMDHONA

The purpose of this study was to examine the influence of corporate profitability levels as measured by the ROA and the level of leverage as measured by the level of disclosure of the DER corporate social responsibility, in addition to that the study also tested the comparison each variable ROA, DER, and the level of disclosure of corporate social responsibility both before and after the implementation of IFRS in Indonesia. This research was conducted on the mining companies were listed on the Indonesia stock exchange in the period 2011 and 2013, researchers using a purposive sampling method and acquired 30 companies that meet the criteria for this study. A total number of 60 observation data and testing was done using multiple linear regression analysis. The results showed that the variables of profitability and leverage positive has no effect no effect negative towards the level of disclosure of corporate social responsibility, while the different test results of each variable at the time before and after the implementation of IFRS shows that ROA and DER there is no significant difference in the level of corporate social responsibility are having a significant difference at the time before and after the implementation of IFRS.

(4)

ABSTRAK

PENGARUHPROFITABILITASDANLEVERAGETERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN SERTA PERBANDINGAN MASING-MASING VARIABEL SEBELUM

DAN SESUDAH IFRS

Oleh

M RIZAL ROMDHONA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tingkat profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA dan tingkat leverage yang diproksikan dengan DER terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, selain itu penelitian ini juga menguji perbandingan masing-masing variabel yaitu ROA, DER, dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebelum dan sesudah implementasi IFRS di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 dan 2013, peneliti menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh 30 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk penelitian ini. Total pengamatan sejumlah 60 data dan pengujian dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh positif dan leverage tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan hasil uji beda masing-masing variabel pada saat sebelum dan sesudah implementasi IFRS menunjukkan bahwa ROA dan DER tidak ada perbedaan yang signifikan namun pada tingkat tanggung jawab sosial perusahaan mengalami perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah implementasi IFRS.

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama M Rizal Romdhona. Pria yang lahir di Tasikmalaya, 20 April 1992 merupakan anak pertama sekaligus terakhir dari pasangan bapak Oos Mubarok dan ibu Sukanah.

(9)

MOTO

“Jangan berusaha untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi berusahalah

menjadi orang yang bernilai.”

“Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah

jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal yang tidak pernah melangkah.”

“Apa pun yang kamu lakukan akan terlihat remeh, tetapi yang paling penting

adalah kamu melakukannya karena tindakan menunjukkan prioritas.”

“Terlahir miskin itu bukan masalah, namun mati dalam keadaan miskin itu baru

(10)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

 Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, karunia, berkah, dan kesempurnaan hidup.

 Orangtuaku tercinta, Bapak H.Oos Mubarok dan Ibu Hj.Sukanah, terima kasih untuk segala penantian, dukungan, do’a, kasih sayang dan semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Setiap perjuangan untuk

menghasilkan karya ini adalah wujud terima kasihku kepada orangtuaku.

 Teman tercinta Anike Putri terima kasih untuk dukungan dando’a yang selalu diberikan.

 Kakak dan Adik-adik tercinta, Reny Yuliasari, M Ridho Saputra, Neng Najwa dan Farid Ependi terima kasih untuk semangat dan dorongan yang tak henti diberikan.

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Serta Perbandingan Masing-Masing Variabel Sebelum dan Sesudah IFRS” dapat selesai. Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, SE.,M.Si.,Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Drs.A.Zubaidi Indra, M.M., C.P.A., selaku dosen pembahas. 4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Phd., Akt., C.A., selaku pembimbing I,

dengan penuh kesabaran telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan pembinaan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak., Akt., selaku pembimbing II, yang

memberikan banyak masukan, bimbingan, dan motivasi serta waktu selama pengerjaan skripsi.

(12)

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas segala ilmu yang bermanfaat, semoga Allah membalasnya dengan limpahan rizki-Nya.

8. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang dengan sabar, penuh kasih sayang dan cinta dalam mendidik dan membesarkanku, memberikan segala hal untuk mencukupi kebutuhanku, memberikan dorongan dan semangat bagiku agar terus berjuang untuk membahagiakan mereka.

9. Kakak dan Adikku tercinta, Reni Yuliasari, Farid Ependi, M Ridho

Saputra, Neng Najwa yang selalu memberikan semangat, kebahagiaan dan mendorong ku agar menjadi contoh pribadi yang baik.

10. Seluruh keluargaku di Tasikmalaya, mamah, bapak mustofa, wak ucim, wak yati, bi aas, mang itang, abah, emak, dan yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala doa dan kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis.

11. Guru-guruku di SMA Negeri 12 Bandar Lampung, yang sudah membimbing penulis sampai bisa memasuki universitas lampung. 12. Sahabat-sahabat seperjuangan akuntansi 2010, indra, dicky, apri, egy,

(13)

13. Anike Putri, A.md. , terimakasih atas segala dukungan serta doa yang telah diberikan kepada penulis dan terimakasih juga telah menjadi teman setia selama ini, begitu indah masa kuliah saat kita masih kuliah bersama. 14. Teman-teman KKN Pekon Kuripan, Tanggamus, Dimas, Marlina, Sri,

Desy, Rizky, Beny, Marison, dan seluruh warga pekon kuripan,

terimakasih atas kenangan indah yang telah diberikan kepada penulis dan juga terimakasih atas segala bantuan, saran dan kebersamaannya selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 26 Maret 2015

(14)

`

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

II. LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Landasan Teori dan Telaah Pustaka ... 9

2.1.1 TeoriStakeholder... 9

2.1.2 TeoriAgensi ... 10

2.1.3 Definisi Pengungkapan(Disclosure)... 12

2.1.4 Pengungkapan Sosial Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 14

2.1.5 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 17

2.1.6Profitabilitas... 19

2.1.7Leverage... 22

2.1.8 Konvergensi IFRS di Indonesia ... 22

2.1.9Historical CostdanFair Value... 25

2.2 Penelitian terdahulu ... 26

2.3 Model Penelitian ... 28

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN……….……….... 36

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 37

3.3.1 Variabel Dependen (Y) ... 37

(15)

3.4 Alat Analisis ... 40

3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.4.2 Alat Analisis Regresi ... 42

3.4.3 Pengujian Hipotesis ... 43

3.4.3.1 Uji Simultan (Uji f) ... 43

3.4.3.2 Uji Parsial (Uji t) ... 43

3.4.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Analisis Data ... 45

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 46

4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 48

4.3.1 Uji Normalitas ... 48

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 52

4.3.3 Uji Autokorelasi ... 52

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.4 Pengujian Hipotesis ... 54

4.4.1 Uji Analisis of Varians (ANOVA) ... 57

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis ... 57

4.5 Pembahasan ... 59

4.5.1 Hipotesis 1 ... 59

4.5.2 Hipotesis 2 ... 60

4.5.3 Hipotesis 3 ... 61

4.5.4 Hipotesis 4 ... 62

4.5.5 Hipotesis 5 ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 66

5.4 Implikasi ... 67 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 37

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis 1 dan 2 ... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 3,4 dan 5 ... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji ANOVA ... 57

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2 Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan Global Reporting Initiatives

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan yang terus meningkat dan perkembangan bisnis di era globalisasi dewasa ini telah memunculkan sektor ekonomi sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam elemen kehidupan bermasyarakat. Persaingan yang semakin pesat, mengharuskan adanya keseimbangan antara pemenuhan segala bentuk fasilitas dan kesesuaian fasilitas tersebut terhadap kebutuhan dalam menjalankan aktivitas ekonomi dalam rangka mempersiapkan dan mengantisipasi sektor ekonomi agar dapat menghadapi persaingan internasional.

Perusahaan memiliki kaitan erat dengan lingkungan dan masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan operasional perusahaan yang berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan dan masyarakat. Namun perusahaan terkadang mengabaikan kepentingan lingkungan dan masyarakat dengan

(20)

2

Semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin banyak dampak yang dihasilkan, terutama perusahaan yang memiliki kegiatan operasional yang berhubungan langsung dengan alam, salah satu contohnya yaitu perusahaan pertambangan. Dampak-dampak tersebut lebih cenderung ke arah negatif, sehingga pemerintah menerapkan sistem tanggung jawab sosial perusahaan. Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi perhatian banyak pihak, dikarenakan keadaan sumber daya manusia yang semakin kritis atas tindakan dan keputusan yang diambil oleh perusahaan.

Tanggung jawab manajemen tidak hanya terbatas pada pengelolaan dana dalam perusahaan kepada investor dan kreditor, tetapi juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Telah ada pengakuan bahwa pengguna laporan keuangan tidak terbatas kepada pemegang saham, calon investor, kreditor dan pemerintah semata, namun telah meluas kepada komponen lain. Akuntansi sebagai alat pertanggung-jawaban mempunyai fungsi sebagai alat kendali utama terhadap aktivitas perusahaan. Sebagai bahan yang tidak terpisahkan dari perusahaan akuntansi berupaya mengakomodasikan perubahan tersebut dengan melahirkan sub-disiplin yaitu akuntansi sosial. Bila selama ini produk akuntansi dianggap sebagai pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik saham, kini paradigma tersebut diperluas sebagai pertanggung jawaban kepada seluruhstakeholders(konsumen, karyawan, masyarakat, pemilik, investor, pemerintah, dan pemasok). Perluasan paradigma ini merupakan

kontribusi besar disiplin akuntansi bagi masyarakat.

(21)

3

menjalankan program pertanggungjawaban sosial secara berkelanjutan karena perusahaan akan mendapatkan simpati dari masyarakat dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini memberikan keuntungan jangka panjang untuk

perusahaan, khususnya pemegang saham.Bagistakeholder, pengungkapan pertanggungjawaban sosial penting karenastakeholdermembutuhkan informasi dan bentuk tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

Semakin kuatnya tekananstakeholderdalam hal pengungkapan praktik-praktik tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan ke dalam akuntansi. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam pengungkapan dan penyajian informasi tersebut dibutuhkan sebuah aturan atau standar. Standar akuntansi secara umum diterima sebagai aturan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan. (Belkaoui, 2006 dalam Situmorang, 2011).Standar akuntansi perusahaan yang berkualitas yang terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding, relevan dan dapat diandalkan serta berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk membuat keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Situmorang, 2011).

Lebih jauh lagi, adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

(22)

4

jawab sosial dan lingkungan”. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”setiap penanam

modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.Terdapat juga peraturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan Terbatas.

Pentingnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Krapik (1989), Hackston dan Milne (1996), Sembiring (2005) dan Anggraeni (2006) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Diantara faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,leveragedan ukuran dewan komisaris.

Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan adalah profitabilitas. Hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Bowman dan Haire (1976) dalam fahrizqi (2010) bahwa kepekaan sosial membutuhkan gaya managerial yang sama sebagaimana yang diperlukan untuk dapat membuat perusahaan menguntungkan.

(23)

5

mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, manajemen perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari paradebtholders. Karena dengan semakin tingginya ratio DER maka

kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kontrak akan lebih besar, Oleh karena itu manajer akan menggunakan metode akuntansi yang memaksimalkan laba yang ada dengan cara mengurangi biaya yang ada salah satunya biaya pengungkapan sosial.

Sembiring (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa size perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkanprofitabilitasdan leverageberpengaruh negatif terhadap pengungkapan sosial. Penelitian Balkaoui dalam Anggraeni (2006) menemukan hasil (1) pengungkapan sosial mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja sosial perusahaan yang berarti bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan mengungkapkannya dalam laporan sosial, (2) ada hubungan positif antara pengungkapan sosial dengan visibilitas politis, dimana perusahaan besar cenderung diawasi akan lebih banyak mengungkapkan informasi sosial dibanding perusahaan kecil, (3) ada hubungan negatif antara pengungkapan sosial dengan tingkatfinancial leverage, hal ini berarti semakin tinggi rasio utang/modal semakin rendah pengungkapan sosialnya karena semakin tinggi tingkatleveragemaka semakin besar kemungkinan

(24)

6

Beberapa tahun terakhirInternational Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi topik yang hangat di tanah air. Pertemuan G-20 tahun 2008 di

Washington (USA) menghasilkan beberapa poin penting, salah satu poin penting tersebut adalah peningkatan transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan

kesepakatan anggota G20, peningkatan transparansi dan akuntabilitas akan

tercapai jika regulator suatu negara menetapkana single set of high quality global accounting standards(Martani, 2012). Oleh karena itu, konvergensi IFRS adalah suatu keharusan untuk mencapai transparansi dan akuntabilitas yang sesuai dengan standar akuntansi global. Atas kesepakatan tersebut, Indonesia mencanangkan untuk mengadopsi IFRS secara penuh mulai 1 Januari 2012. Selain untuk merespon peningkatan transparansi dan akuntabilitas, manfaat lain IFRS adalah memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui apakah tingkat kinerja perusahaan akan mempengaruhui tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan serta adakah dampak dari penerapan IFRS di Indonesia, oleh karena itu maka penulis tertarik mengambil judul penelitian sebagai berikut.

(25)

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang hendak diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakahprofitabilitasyang diproksikan dengan ROA (Return of Assets) mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yanglistingdi BEI?

2. Apakahleverageyang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio) mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yanglistingdi BEI?

3. Apakah ada perbedaan ROA, DER dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan (CSR) yanglistingdi BEI sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar tujuan penelitian tercapai, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan–perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

(26)

8

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:

1. Mengetahui apakahprofitabilitasyang diproksikan dengan ROA (Return of Assets) mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan pertambangan yanglistingdi BEI.

2. Mengetahui apakahleverageyang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio) mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan pertambangan yanglistingdi BEI.

3. Mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan ( ROA dan DER) dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ( CSR ) pada perusahaan pertambangan yanglistingdi BEI sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk menganalisis dan mengembangkan lebih jauh tentang pengungkapan sosial perusahaan.

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori dan Telaah Pustaka 2.1.1 TeoriStakeholder

Teori Stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah suatu organisasi yang hanya sekedar bertanggung jawab terhadap para pemilik (shareholders) namun juga harus mementingkan dan memberi manfaat kepada para stakeholder-nya (pemegang saham, konsumen, investor, kreditor, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan). Hummels (1998) dalam Ardian & Raharja (2013) mendefinisikan : (stakeholder are) individuals and groups who have legitimate claim on the

organization to participate in the decission making process simply because they are affected by the organization s practices, policies and actions.

(28)

10

Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan merupakan bagian dari sistem nilai sosial yang ada dalam sebuah wilayah baik yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional berarti perusahan merupakan bagian dari masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat sendiri menurut definisinya bisa dijelaskan sebagai kumpulan peran yang diwujudkan oleh elemen-elemen (individu dan kelompok) pada suatu kedudukan tertentu yang peran-peran tersebut diatur melalui pranata sosial yang bersumber dari kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat (Budimanta, dkk, 2008 dalam Ardian & Raharja, 2013)

Agar perusahaan mampu berkembang dan bertahan lama di dalam masyarakat maka perusahaan membutuhkan dukungan dari para stakeholder-nya. Para stakeholder memerlukan beragam informasi terkait kebijakan serta aktivitas perusahaan yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang dapat menarik dukungan para stakeholder dan saat ini menjadi isu penting adalah kinerja lingkungan.

2.1.2 Teori Agensi

(29)

11

layanan atas nama mereka yang melibatkan mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri.Sehingga terjadi konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan.Sedang para agen

diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

Dalam hubungan agensi tersebut, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu biaya pengawasan (monitoring costs), biaya kontrak (contracting costs), dan visibilitas

politis.Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat.Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi pertanggungjawaban sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah.

Ketika perusahaan menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan

informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi

(30)

12

ekonomi dan visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan (biaya keagenan), (Belkaoui dan Karpik, 1989)

Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba bersih rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen (salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat). Kemudian, sebagai wujud pertanggungjawaban, manajer sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan informasi pertanggung-jawaban sosial perusahaan.

2.1.3 Definisi Pengungkapan(disclosure)

Bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan.Secara konseptual,

pengungkapan merupakan bagian dari integral dari pelaporan keuangan, secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Evans (2003) dalam Suwardjono (2005) mengartikan pengungkapan sebagai berikut:

Disclosure mean supplying information in the financial statement,

including the statements themselves, the notes to the statement, and the

supplementary disclosures associated with the statement. It does not

extend to public or private statement made by management or information

provided outside the financial statement.”

(31)

13

“Broadly interpreted, disclosure is concerned with the information in both

the financial statements and supplementary communication including

footnote, post-statement evens, managements discussion and analysis of

operation for the fortcoming years, financial and reporting forecasts, and

additional financial statements convering, segmental and extentions

beyond historical cost.”

Evans berhasil membatasi pengertian pengungkapan hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat kabar atau media massa lain serta informasi diluar lingkup pelaporan keuangan tidak masuk dalam pengertian pengungkapan.

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu unytuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Sedangkan tujuan khususnya yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Melindungi

Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos-statemen keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang makin kurang adil dan terbuka(unfair).

2. Tujuan Informatif

(32)

14

untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut.

3. Tujuan Kebutuhan Khusus

Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan public dan tujuan informative.Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang perlu bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.

2.1.4 Pengungkapan Sosial sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut (Gray,dkk dalam Rosmasita 2007) menyebutkan ada tiga studi, yaitu:

1. Decision Usefulness Studies

Balkaoui dan Karpik (1989) dalam Anggraini (2006) mengemukakan bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan

(33)

15

juga informasi yang lain yang relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang lebih penting.

2. Economic Theory Studies

Studi ini menggunakanagency theorydimana menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Lazimnya, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau pengguna tradisional lainnya. Namun,pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruhinterest groupperusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik. 3. Social and Political Theory Studies

Studi di bidang ini menggunakan teoristakeholder, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi politik.Teoristakeholdermengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh parastakeholder.

Pengungkapan kinerja sosial pada laporan tahunan perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan untuk mengungkapkan kinerja sosial secara tidak sukarela (Henderson and Person dalam Kuntari dan Sulistyani, 2007) antara lain:

a. Internal decision making

Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektifitas dari informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.Data harus tersedia agar biaya dari pengungkapan tersebut dapat

(34)

16

sulit diidentifikasikan dan diukur, tetapi analisis secara sederhana lebih baik dari pada tidak sama sekali.

b. Product differentration

Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya danmanfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak bertanggung jawab akan terlihat lebih sukses dibandingkan perusahaan yang bertanggung jawab. Hal ini mendorongperusahaan yang bertanggung jawab untuk mengungkapkan informasitersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

c. Enlightened self interest

Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan

sosialnya dengan para stakeholder yang terdiri daristockholder, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat karena mereka dapat mempengaruhi penjualan dan harga saham perusahaan.

Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifat bersifat wajib.Undang-undang tentang tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia diatur dalam UU PT No.40 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan. . Perusahaan mempunyai keragaman dalam

(35)

17

manajer yang memiliki filosofi manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

Standar pelaporan pengungkapan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan pengungkapan pertanggungjawaban sosialnya.

2.1.5 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ebert (2003) dalam Rosmasita (2007) mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan,

perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial perusahaan memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya denganstakeholdersyang melebihi tanggung jawab di bidang hukum.

(36)

18

Menurut The World council for Suistainable Development (WBCSD), Corporate

Social Responsibiltyatau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberika kontribusi bagi pembangunan ekonomi

berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk

meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham(shareholders), tetapi juga memilik komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salahsatu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah :

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar adanya kontrak sosial diantara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

(37)

19

Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu

diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu bentuk pertanggung jawaban sosial yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan atas dampak negatife yang ditimbulkan dari aktivitas operasionalnya. Selain melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk

menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi para karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur , menghasilkan produk yang aman bagi konsumen, menjaga lingkungan sekitar untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.

2.1.6 Profitabilitas

Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik (1989) paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan.

(38)

20

seseorang yang tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan variabel akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar sepertidifferensial return harga saham (Sembiring, 2003).

Parsa dan Kouhy (1994) dalam penelitiannya pada perusahaan di Inggris menemukan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan dengan pengungkapan sosial. Roberts (1992) dan Gray dkk (1999) seperti dikutip Parsa dan Kouhy (1994) menemukan bahwa pengungkapan sosial dan lingkungan mempunyai hubungan positif dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Cornell dan Shapiro (1987) dalam Parsa dan Kouhy (1994), menyatakan;

Companies that disclosed social information were likely to have lower implicit

costs in exchange for higher explicit costs. And this could be one reason that they

are more profitable.

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman dan Haire, 1976 dan Preston, 1978 dalam Hackston dan Milne 1996). Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Belkaoui dan Karpik (1989) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. (Anggraini, 2006).

(39)

21

ditemukan adanya hubungan (Sembiring, 2003 dan 2005 dan Anggraini, 2006). Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya jumlah sampel dan periode pengamatan. Penelitian ini menggunakan proksi ROA untuk mengukur profitabilitas.

ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, ROA adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan. Anthony dan Govindarajan,(2002: 345).

Alasan peneletian menggunakan ROA dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah salah satu alat ukur finansial yang sampai saat ini masih digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi. Keunggulan ROA dibanding ROE

(40)

22

2.1.7Leverage

Menurut Makmun (2002) dalam Bramantya (2010)Leveragekeuangan (ratio leverage)adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari eksternal

perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam Sembiring (2005) Berdasarkan teori agensi, tingkatleverageyang diproksikan denganDebt to Equity Ratio(DER) mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, manajemen perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari paradebtholders.

Karena dengan semakin tingginya ratio DER maka kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kontrak akan lebih besar, oleh karena itu manajer akan menggunakan metode akuntansi yang memaksimalkan laba yang ada dengan cara mengurangi biaya yang ada salah satunya biaya pengungkapan sosial.

2.1.8 Konvergensi IFRS di Indonesia

Beberapa tahun terakhirInternational Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi topik yang hangat di tanah air. Pertemuan G-20 tahun 2008 di

(41)

23

kesepakatan anggota G20, peningkatan transparansi dan akuntabilitas akan

tercapai jika regulator suatu negara menetapkana single set of high quality global accounting standards(Martani, 2012).

Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dalam Situmorang (2011), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:

1. Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.

2. Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2008.Adoptedmaksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.

3. Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.

4. Referenced (konvergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.

5. Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS. Indonesia menganut bentuk yang mengambil IFRS sebagai referensi dalam sistem akuntansinya.

(42)

24

masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan untuk

menyusun/merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IAS/IFRS versi 1 Januari 2009. Pemerintah dalam hal ini Bapepam-LK, Kementerian Keuangan sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS.

Hal ini sejalan dengan kesepakatan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara internasional. Disamping itu, program konvergensi PSAK ke IFRS juga merupakan salah satu rekomendasi dalamReport on the Observance of Standards and Codes on Accounting and Auditingyang disusun olehassessor World Bankyang telah dilaksanakan sebagai bagian dariFinancial Sector Assessment Program(FSAP) (BAPEPAM LK, 2010 dalam Situmorang, 2011).

Konvergensi PSAK ke IFRS memiliki manfaat sebagai berikut: Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK). Kedua, mengurangi biaya SAK. Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan. Kelima,

meningkatkan transparansi keuangan. Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal. Ketujuh,

(43)

25

2.1.9Historical CostdanFair Value

Sebelum adanya IFRS, akuntansi umumnya menggunakanhistorical costuntuk pengukuran transaksinya.Historical costmerupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jumlah kas atau setara kas yang diperoleh dari kewajiban. Jumlah yang dapat diatribusikan langsung ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu didalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Menurut Suwardjono (2005) prinsiphistorical costmenghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Maksud dari harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Sedangkan fair valueadalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yangberkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.

(44)

26

Transaksi dengan menggunakanhistorical costmemiliki kelemahan yaitu kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya pada tahun sesudah transaksi. Sebab deng an adanya pemakaian maka nilai dari suatu aset (kecuai tanah) akan mengalami penurunan. Sehingga pengakuan aset pada tanggal neraca tetap dicantumkan sebesar nilai perolehannya, sementara nilai sesungguhnya dari aset tersebut tidak sebesar yang tercantum.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada tabel 2.1 ringkasan penelitian terdahulu mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ataucorporate sosial responsibilityyang menjadi landasan penelitian ini terbukti tidak signifikan , ukuran dewan komisaris positif dan signifikan, Profile positif dan signifikan, dan ukuran perusahaan

(45)

27

berpengaruh secara signifikan , Komposisi dewan direksi berpengaruh secara signifikan , Kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR.

5 Chintya leverage, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, struktur kepemilikan saham institusi, manajerial dan asing seluruhnya berpengaruh positif

Profitabilitas , proporsi dewan komisaris dan Ukuran

(46)

28

Tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemilikan tanggung jawab sosial(CSR), Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadapCSR. leveragetidak berpengaruh

Ada perbedaan pada kualitas akuntansi sebelum dan sesudah konvergensi IFRS

Loan Asset Ratio, Return on Asset dan Debt Equity Ratio mengalami perbedaan sebelum dan seasudah IFRS

2.3 Model Penelitian

(47)

29

alam. Sehingga sumber daya alam, khususnya yang terbatas, harus tetap dijaga kelestariannya agar tetap dapat memberikan manfaat untuk generasi yang akan datang. Peraturan pemerintah untuk Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan melakukan pertanggungjawaban sosial yaitu Nomor 47 Tahun 2012. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bagian penting di dalam perusahaan. Program ini membantu perusahaan untuk dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Jika perusahaan memilikiimagebaik, maka akan

mempermudah perusahaan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari stakeholderagar dapar terus eksis dalam menjalankan perusahaan. Selain itu, program ini juga membantu pemerintah untuk mengawasi dan membatasi kegiatan operasional perusahaan, terutama yang terdapat kaitannya dengan sumber daya alam.

(48)

30

Perusahaan dengan skala besar biasanya memiliki biaya keagenan yang juga besar, maka perusahaan akan cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi untuk mengurangi biaya keagenan. Salah satu informasi yang dapat diungkapkan secara luas yaitu tanggung jawab sosial. Kemudian ada beberapa studi terkini tentang IFRS salah satunya adalah yang dilakukan oleh Yip & Young (2012) menemukan bahwa konvergensi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi. Selanjutnya ada penelitian Doukakis (2010) atas perusahaan non keuangan yang terdaftar diAthens Stock Exchangemenemukan bahwa implementasi IFRS tidak memberikan dampak terhadap persistensi laba. Ini berarti bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara laba sesudah penerapan IFRS dengan penerapan The Greek Accounting Standard.

Dengan beberapan perbedaan hasil penelitian tentang manfaat IFRS tersebut maka penelitian ini juga akan menguji adakah perbedaan atau perubahan yang

signifikan terhadap kinerja keuangan (profitabilitas dan leverage) serta tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebelum dan sesudah diterapkan nyaInternational Financial Reporting Standards (IFRS)pada

perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

(49)

31

Gambar 2.2 Model Penelitian 1

( + )

( - )

Gambar 2.3 Model Peneletian 2

(Uji Beda)

2.4 Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang praktek pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan di Indonesia dan mengetahui pengaruh kinerja perusahaan (profitabilitas danleverage) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan seerta memberikan informasi tentang perbedaaan kinerja keuangan dan tingkat pengungkapan tanggung jawab

Profitabilitas

Leverage

Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

-Profitabilitas -Leverage

-Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

-Profitabilitas -Leverage

-Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(50)

32

sosial perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya IFRS pada seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.

2.4.1. PengaruhProfitabilitasTerhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Profitabilitasatau keuntungan perusahaan merupakan hasil dari kebijaksanaan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen.Profitabilitasdapat diukur melalui rasio profitabilitas yang akan menunjukan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada perusahaan.

Heinze (1976) dalam fahrizqi (2010) menyatakan bahwaprofitabilitasmerupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahan.

Sembiring (2005) menyatakan besar kecilnya profitabilitas suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam hasil penelitian Fahrizqi (2010) menyatakan secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan arah positif. Berdasarkan uraian diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut:

(51)

33

2.4.2. PengaruhLeverageTerhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Makmun (2002) dalam Bramantya (2010)Leveragekeuangan (ratio leverage)adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari eksternal

perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

Sembiring (2003) menyatakan bahwaleverageberpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Fahrizqi (2010) menyatakan besar kecilnyaleveragetidak

mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Penelitian Balkaoui dalam Anggraini (2006) menemukan hasil ada hubungan negatif antara pengungkapan sosial dengan tingkatfinancial leverage, hal ini berarti semakin tinggi rasio utang/modal semakin rendah tingkat tamggung jawab sosial perusahaannya karena semakin tinggi tingkat leverage maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Berdasarkan uraian diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut:

(52)

34

2.4.3 Perbedaan Laporan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Beserta Variabel yang Mempengaruhinya Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS

Sebagai bahasa informasi dunia usaha, akuntansi sangat identik dengan pelaporan keuangan beserta seluruh proses yang menyertainya, yang diawali dengan

pencatatan transaksi dan berakhir dengan penyusunan laporan keuangan. Para pemakai laporan keuangan sangat membutuhkan informasi yang berkualitas agar dapat mengambil keputusan sesuai dengan posisinya.

Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki dan juga pilihan kebijakan akuntansi. Ada yang perubahannya besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan prosedur akuntansi (Martani, 2012). Dampak lain yang secara umum dapat ditimbulkan dari program konvergensi IFRS adalah akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka, relevansi laporan keuangan akan meningkat, kinerja keuangan akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif, Income smoothingmenjadi semakin sulit dengan penggunaanbalance sheet approachdanfair value.(Ismoyo, 2012 ).

(53)

35

pensiun, kombinasi bisnis, dan pajak penghasilan tangguhan. Studi terkini yang dilakukan oleh Yip & Young (2012) menemukan bahwa konvergensi IFRS dapat meningkatkan kualitas komparabilitas informasi akuntansi.

Di dalam negeri ada beberapa penelitian tentang dampak konvergensi IFRS diantara nya adalah Ni Kadek Intan dan Ni Made Adi (2014) yang menyatakan bahwa ada perbedaan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Loan Asset Ratio, Return on Asset, dan Debt Equity Ratio. Sedangkan menurut Ursula dan Pratiwi (2014) ada perbedaan kualitas akuntansi sebelum dan sesudah

konvergensi IFRS. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Ada perbedaan pada tingkatprofitabilitas(ROA) pada perusahaan pertambangan sebelum dan sesudah implementasi IFRS.

H4 : Ada perbedaan pada tingkatleverage (DER) pada perusahaan pertambangan sebelum dan sesudah implementasi IFRS.

(54)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data-data tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan

tahunan,atau laporan tahunan perusahaan. Sumber data diperoleh dari (1)

Indonesian Capital Market Directorydan dari database BEI (www.idx.co.id) (2) laporan keuangan tahunan dan (3) laporan tahunan perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang akan diteliti. Populasi yang dipakai pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang bergerak pada bidang pertambangan. Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secarapurposive sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah

(55)

37

a. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011–2013.

b. Perusahaan Pertambangan yang menerbitkanAnnual Reportsecara berurut selama tahun 2011- 2013.

c. Perusahaan Pertambangan yang melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan padaAnnual Reportperusahaan yang bersangkutan selama periode 2011-2013.

Tabel 3.1.

Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahann Perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013

38

Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikan annual report atau suistainability report selama periode 2011-2013

5

Dikurangi perusahaan yang berpindah sektor selama tahun pengamatan

3

Jumlah perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel

30

Sumber : Data olahan

3.3 Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan sosial dalam

(56)

38

penelitian ini mengacu pada penelitian yang digunakan oleh Sembiring (2005) yang mengelompokan pengungkapan sosial kedalam 7 kategori yaitu :

lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori itu terbagi dalam 90 item pengungkapan.

Menurut Sembiring (2005), berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia. 12 item pengungkapan tersebut,

dihapuskan sehingga tersisa 78 item pengungkapan. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0.

Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut:

Keterangan:

CSRIj :Corporate Social Responsibility Indexperusahaan j nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj < 78

Xij :dummy variabel: 1 = jika item I diungkapkan; 0 = jika item I tidak diungkapkan

(57)

39

3.3.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage

1. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau menghasilkan keuntungan. Profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakanReturn on Asset(ROA). ROA merupakan ukuran

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun pengukurannya ROA (Harahap, 2008) dengan menggunakan rumus :

Return on Assets(ROA) =Laba bersih

Total Aset

2. RasioLeverage

Leveragemenunjukkan seberapa besarassetperusahaan diperoleh atau didanai oleh utang. Variabel ini diproksikan denganDebt to equity Ratio(DER) yang diukur dengan membagi total utang dengantotal asset(Harahap,2008).

Debt Equity Ratio(DER) = Hutang

(58)

40

3.4 Alat Analisis

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum suatu model regresi linier digunakan. Tujuan pengujian ini adalah agar asumsi-asumsi yang mendasari model regresi linier dapat terpenuhi sehingga dapat menghasilkan penduga yang tidak bias. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan unbiased linear estimator dan memiliki varian minimum atau sering disebut dengan BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi (Ghazali, 2009).

Jika terdapat heteroskedastistas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar eror. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu uji asumsi klasik perlu dilakukan. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

(59)

41

berdistribusi normal yaitu dengan grafik histogram dan uji statistik. Uji grafik dilakukan dengan melihat garfik histogram yang membandingkan data obersvasi dengan distribusi normal dengan melihatnormal probability plotdistribusi kumulatif data obervasi terhadap distribusi normal. Sedangkan uji statistik terhadap normalitas dilakukan dengan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov. 2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk melihat apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat darivariance inflation factormultikolinearitas (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10, jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearita, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas, dan angka tolerance mempunyai angka >0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3. Uji Autokorelasi

(60)

42

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas . Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Pemeriksaan gejala

heteroskedastisitas adalah dengan uji koefisien korelasi sperman’s rho, metode uji

heteroskedastisitas dengan korelasi sperman’s rho yaitu mengkorelasikan variabel

independen dengan nilai understandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi, jika korelasi antara variabel independen dengan residual didapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi

3.4.2 Alat Analisis Regresi

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan model analisis sebagai berikut:

Y= α +b1X1+ b2X2+ e

Keterangan:

Y :Corporate Sosial Responsibilty Disclosure Index α : Konstanta

(61)

43

Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuansoftwareSPSS (statistical Package for The Social Science).

3.4.3 Pengujian Hipotesis

3.4.3.1 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis dengan uji simultan atau uji f bertujuan untuk menguji kelayakan model dari rumus analisis regresi linier dengan tingkat keyakinan 95% dantingkat kesalahan α = 5%. Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika sig < 0.05 maka model regresi dapat digunakan.

2. Jika sig > 0.05 maka model regresi tidak dapat digunakan.

3.4.3.2 Uji Parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabelindependentterhadap variabel dependentdan menguji perbedaan masing-masing variabelindependentdan variabeldependentsebelum dan sesudah implementasi IFRS. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan dengan tingkat kesalahanα = 5%.Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Apabila p-value > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Apabila p-value < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak

3.4.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai

(62)

44

(63)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruhprofitabilitasyang dproksikan dengan ROA danleverageyang dproksikan dengan DER terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ukuranprofitabilitias suatu perusahaan dapat di ukur dengan cara mencari terlebih dahulunet income perusahaan tersebut kemudian dibagi dengantotal assetsperusahaan tersebut, sedangkan untuk mengetahui ukuranleveragesuatu perusahaan dapat di ukur dengan cara menghitung dahulu total debt perusahaan tersebut kemudian dibagi dengantotal equityperusahaan tersebut. Selanjutnya ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat diukur denganGlobal Reporting

Initiatives(GRI) indeks sejumlah 78 item. Selain itu penelitian ini juga dilakuakn untuk menguji adakah perbedaan tingkatprofitabilitas(ROA),leverage(DER), dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis Hipotesis 1 dan 2, kemudian hipotesis 3, 4 dan 5 menggunakan uji t denganparied sample test. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(64)

65

jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,056. Tingkatprofitabilitasyang tinggi atau rendah tidak menentukan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun secara teori perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitasyang tinggi cenderung lebih fleksibel dan leluasa dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya, namun dengan adanya Perpu No.47 tahun 2012 tentang kewajiban Perseroan Terbatas mengungkapkan tanggung jawab sosialnya menjadikan perusahaan yang tingkat

profitabilitasnya rendah sekalipun untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Sehingga besar kecilnyaprofitabilitassuatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Variabelleverageyang diproksikan denganDebt Equity Ration(DER) memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,889. Tingkatleverageperusahaan yang tinggi atau rendah tidak menentukan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Walaupun berdasarkan teori agensi tingkatleverageyang dproksikan dengan DER mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, manajemen perusahaan dengan tingkat DER tinggi cenderung mengurangi

(65)

66

3. Hasil Uji t denganparied sample testmenunjukan bahwa hasil uji beda antara ROA sebelum dan sesudah IFRS menunjukan t = 1,795 dengan tingkat signifikansi 0,083. Hasil uji beda DER sebelum dan sesudah IFRS menunjukan t = -0,283 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,779. Hasil uji beda CSR sebelum dan sesudah IFRS menunjukan t = -3,457 dengan tingkat signifikansi 0,002.

Dari hasil uji beda tersebut didapat hasil bahwa ROA, DER tidak

mengalami perbedaan sebelum dan sesudah implementasi IFRS dan CSR mengalami perbedaan atau perubahan pada sebelum dan sesudah

implementasi IFRS.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah :

1. Populasi dari penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan terbatas hanya dua tahun pengamatan yaitu sebelum dan sesudah implementasi IFRS. 2. Penelitian ini hanya menggunakan dua jenis karakteristik perusahaan,

yaituprofitabilitasdanleverage.

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yaitu :

(66)

67

dikarenakan pengungkapan tanggung jawab perusahaan ternyata tidak hanya dipengaruhi olehprofitabilitasdanleveragenamun ukuran perusahaan dan tata kelola nya ikut memberikan pengaruh yang besar. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengikuti perkembangan sehingga

item-item yang digunakan untuk menilai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan lebih sesuai dengan kondisi tempat penelitian.

5.4 Implikasi

Penelitian ini menyatakan bahwaprofitabilitasyang dproksikan dengan ROA dan leverageyang diproksikan dengan DER tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan masing-masing variabel mengalami perbedaan sebelum dan sesudah IFRS.

1. Bagi akademisi, penelitian ini mengimplikasikan bahwa ternyata ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial suatu perusahaan, tidak hanyaprofitabilitasdanleverage. Selain itu kualitas informasi serta rasio kinerja keuangan perusahaan mengalami perbedaan pasca penerapan IFRS, sehingga selanjutnya para peneliti dapat melakukan penelitian yang semakin terfokus terhadap dampak dan manfaat IFRS.

(67)

68

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Cahya, Bramantya. 2010.Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Universitas Diponegoro, Semarang

Anggraini, F. R. R. 2006. Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar bursa efek Jakarta).Simposium Nasional Akuntansi,9, 23-26. Anthony, R. N., Govindarajan, V., & Dearden, J. 1998.Management control

systems(Vol. 9). New York: Irwin McGraw-Hill.

Ardian, H., & Raharja, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan (Studi Empiris Pada Seluruh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010). Fakultas Ekonomika Dan Bisnis.

Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989, “Determinants Of The Corporate Decision To Disclose Social Information”,Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51.

Claudya, U. & Pratiwi. 2014. Analisis Perbedaan Kualitas Akuntansi Sebelum Dan Sesudah Konvergensi Ifrs.

Deegan, C. 2002. “Introduction the Legitimising Efect of Social and

Environmental Disclosure–a Theoritical Foundation”.Accounting, Auditing and Accountability Journal.

Eriandani, Rizky. 2013.Pengaruh Institutional Ownership Dan Managerial Ownership Terhadap Pengungkapan CSR Pada Laporan Tahunan Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur 2010-2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI: Manado.

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2Model Penelitian 1
Tabel 3.1.Kriteria Pengambilan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

fungsi yang dilakukan guru bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Delanggu yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, guru agama dan kepala sekolah dalam

Dengan nilai harmonisa tersebut maka tidak diperlukan lagi pemasangan reactor, dimana fungsi reactor yang dipasang seri dengan kapasitor bank adalah untuk

• From a broader perspective, operating exposure is not just the sensitivity of a firm’s future cash flows to unexpected changes in foreign exchange rates, but also to its

Cara kerja turbin gas yaitu; kompresor menghisap udara luar yang ada di sekelilingnya, kemudian udara tersebut dimampatkan, sehingga menjadi udara bertekanan tinggi yang

Untuk bisa melakukan seleksi materi yang akan digunakan dalam portofolio tergantung pada beberapa hal berikut: tujuan (menunjukkan hasil karya terbaik atau proses belajar),

&#34;Islamic Work Ethic: The Role of Intrinsic Motivation, Job Satisfaction, Organizational Commitment. and Job Performance&#34;, Procedia - Social and Behavioral