• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT

JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

(Skripsi)

Oleh

DAVIN PRADANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT

JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

Oleh Davin Pradana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelatih serta guru olahraga sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan program latihan lompat jauh, dengan memperhatikan berbagai aspek fisik.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel yang digunakan adalah siswa putra dengan jumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes power tungkai dengan vertical jump, pengukuran panjang tungkai dan lingkar paha dengan anthropometer, serta tes kecepatan lari 30 meter, kemudian tes lompat jauh. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi power tungkai dengan hasil lompat jauh sebesar 0,9442, koefesien korelasi panjang tungkai sebesar 0,7852, koefisien korelasi lingkar paha dengan sebesar 0,6619, serta koefisien korelasi kecepatan lari sebesar 0,9484. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa power tungkai dan kecepatan lari memiliki hubungan yang sangat kuat, sedangkan panjang tungkai dan lingkar paha memiliki hubungan yang kuat dengan hasil lompat jauh.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Davin Pradana, lahir di Gadingrejo pada tanggal 27 Juli 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Saptono dan Ibu Dini Kusmiati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Tegalsari lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk SMP Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.

(8)

MOTO

Apa yang Bisa Dilakukan Sekarang Maka Lakukan Sekarang, Apa yang Bisa Dilakukan Besok Maka Lakukan Besok,

Jujur dan Disiplin Kunci Seorang Profesional

(Penulis)

Doa, Usaha Ikhtiar, dan Tawakal

(Penulis)

My Game is Fairplay

(9)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan hasil karya ini kepada :

Bapak dan Ibu ku yang penuh kesabaran membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayangnya, begitu luas keikhlasan dan pengorbanan yang telah diberikan untuk putramu. Serta Terimakasih ku ucapkan, semoga Allah membalas dengan rasa sayang dan cinta-Nya melebihi dari apa yang telah engkau berikan

kepada putra-putrimu.

Adikku Rahma Unni Zada yang selalu memberi semangat, doa serta dukungannya dalam penyelesaian hasil karya ini. Semoga kalian menjadi lebih baik dariku.

Bapak Heru Sulistianta, S. Pd, M. Or, Dr. Marta Dinata, M. Pd, dan Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes yang telah membimbingku dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, dalam menyelesaikan hasil karya ini.

Saudara-saudaraku Penjaskes Unila 09 yang sangat luar biasa memberikan dukungan, semangat dan doa, serta telah membantu banyak dalam menyelesaikan

hasil karya ini.

Keluarga besar SMA Negeri 1 Gadingrejo dan keluarga besar SMP PGRI 1 Sukadana, yang telah mengizinkan saya untuk menimba ilmu serta mengadakan

penelitian.

Teman-teman KKN/PPL Desa Pakuan Aji Sukadana dan Teman-teman lainnya.

(10)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA, DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Heru Sulistianta, S.Pd, M. Or selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

4. Dr. Marta Dinata, M. Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan kritik kepada penulis.

6. Kepala SMA Negeri 1 Gadingrejoyang telah membantu dalam menyelesaikan

(11)

ii

7. Bapak dan Ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses

terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepada keluarga Penjaskes Unila angkatan 2009 Aditya, Christian, Hendrik,

Ardian, Catur, Gery, Imam, Rizki, Arifai, Silvi, Agatha, Eko BF, Arief

Maulana, Zan dan teman-teman yang lain yang selalu menemani penulisan ini

terimakasih banyak.

10. Angger Lutfi, Raditya Akhmad, Saiful Anwar (Kijok), Alifia Akbar, Jaenal

Arifin (Mbek), Mahadi (Tukul), Singgih Widyojatmiko serta rekan-rekan

lainnya yang membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lompat Jauh ... 8

1. Awalan ... 10

2. Tunpuan atau Tolakan ... 10

3. Melayang ... 11

(13)

xii

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Instrumen Penelitian... 32

1. Tes Kemampuan Power Tungkai ... 33

2. Tes Mengukur PanjangTungkai ... 34

(14)

xiii

B. Uji Hipotesis………. 47

C. Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 43 2. Hasil Analisis Penelitian ... 47 3. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Power

Tungkai (X1) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 48 4. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Panjang

Tungkai (X2) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 48 5. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi

Lingkar Paha (X3) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 49 6. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Gaya Jongkok ... 12

2. Struktur Tungkai Atas ... 20

3. Kerangka Pikir ... 27

4. Desain Penelitian ... 30

5. Tes Loncat Tegak ... 34

6. Anthropometer ... 35

7. Tes Lari 40 Meter ... 36

8. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Power Tungkai ... 45

9. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Panjang Tungkai ... 45

10.Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Lingkar Paha ... 45

11.Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Kecepatan Lari ... 46

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Hasil Penelitian Lompat Jauh... 59 2. Penghitungan Korelasi Power Tungkai

dengan Hasil Lompat Jauh ... 61 3. Penghitungan Korelasi Panjang Tungkai

dengan Hasil Lompat Jauh ... 63 4. Penghitungan Korelasi Lingkar Paha

dengan Hasil Lompat Jauh ... 65 5. Penghitungan Korelasi Kecepatan Lari

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik adalah induk dari semua cabang olahraga lainnya. Gerakan atletik yang terdiri dari jalan, lari, lompat, dan lempar merupakan unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu diusahakan dengan sunguh-sungguh untuk menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kegemaran akan atletik sejak usia muda sehingga nantinya terjadi generasi yang sehat dan bugar.

(19)

2

Olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang selalu dilombakan baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional, karena cabang atletik terbagi dalam beberapa nomor. Nomor-nomor yang dilombakan terdiri dari nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Salah satu nomor lompat yang dilombakan adalah nomor lompat jauh.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, salah satunya juga di SMA Negeri 1 Gadingrejo. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah bak lompat atau tempat pendaratan. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Seperti yang diungkapkan Muhajir (2006: 40) tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke bak pendaratan, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian, menolak, melayang di udara, dan mendarat.

(20)

Zafar Sidik (2010: 67) menerangkan “Dalam lompat jauh terdapat tiga gaya

yang umum dipergunakan oleh pelompat yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya berjalan di udara (walking in the air)”. Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya adalah dari keadaan sikap dan badan saat melayang di udara. Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang, dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama yaitu untuk mendapat jarak yang sejauh-jauhnya.

Dilihat dari hasil penilaian sebelumnya oleh guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 1 Gadingrejo, hasil lompat jauh siswa putra kelas XI IPA menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi mungkin karena siswa putra kelas XI IPA memiliki kondisi fisik yang beragam yang berbeda satu dengan lainnya. M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Setiap siswa tentunya memiliki stuktur dan postur

tubuh yang berbeda antara satu sama lainnya. Dengan demikian tentunya bisa memberikan hasil yang berbeda bagi tiap siswa dalam melakukan lompat jauh.

Seperti pada cabang olahraga lainnya, dalam lompat jauh juga membutuhkan kondisi fisik yang baik, karena dengan adanya kondisi fisik yang baik tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Untuk kondisi fisik yang baik diperlukan latihan yang teratur sehingga dapat memberi hasil yang baik. Menurut Harsono, “Latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang

(21)

4

Harsono menerangkan: “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan

dilatih secara seksama oleh atlet yaitu, latihan fisik, teknik, taktik, dan latihan mental”, Giriwijoyo (2005:41). Selain latihan yang teratur pembinaan sejak

usia dini juga sangat diperlukan. Namun sampai saat ini sekolah masih sangat minim dalam memberikan sumbangan olahragawan yang dapat berprestasi.

Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan lompat jauh, diantaranya adalah daya ledak (power), daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan kecepatan. Karena pada nomor lompat jauh ini harus memiliki intensitas yang tinggi dalam waktu yang sangat cepat serta pelaksanaan gerakannya latihan kondisi fisik dalam lompat jauh membutuhkan koordinasi yang sempurna dari anggota gerak seperti kaki, tangan, badan, dan semua anggota tubuh lainnya.

(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah

1. Masih kurangnya pengetahuan siswa tentang faktor kondisi fisik apa saja yang mempengaruhi hasil lompat jauh.

2. Belum diketahui tentang sejauh mana hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

3. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan Power tungkai yang besar sehingga baik saat melakukan tolakan.

4. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan panjang tungkai yang panjang sehingga membuat jangkauan yang panjang dan lebar.

5. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan lingkar paha yang besar dan kuat sehingga dapat menjaga kestabilan gerak. 6. Untuk mendapat hasil lompat jauh yng maksimal diperlukan kecepatan

lari yang baik saat melakukan awalan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

(23)

6

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh.

2. Mengetahui besarnya hubunganantara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

3. Mengetahui besarnya hubungan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

4. Mengetahui besarnya hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.

E. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam usaha untuk meningkatan hasil kemampuan pada lompat jauh.

2. Bagi guru

- Sebagai salah satu metode dalam melatih siswa khususnya dalam meningkatkan hasil kemampuan pada lompat jauh.

- Salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan dan latihan untuk meningkatkan hasil kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

(24)

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi pada lompat jauh. Dan juga memberikan pengalaman yang berharga untuk pembelajaran dalam olahraga atletik khususnya lompat jauh.

4. Bagi Program Studi

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lompat Jauh

Menurut Djumindar (2004: 65) lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangn yang baik.

Djumidar (2001:12) mengungkapkan lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kaki kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitasi. Sedangkan Aip Syarifudin (1992: 90) lompat adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

(26)

gerakan tersebut memiliki gaya tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa jarak.

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat.Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style) dan gaya jalan di udara (walking in the air).

Menurut Aip Syarifudin (1992: 93) Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan pada waktu melayang di udara. Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi power, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.

(27)

10

1. Awalan

Awalan adalah gerakan-gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan dan lompatan. Awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya dan jangan merubah langkah saat melakukan tolakan.Untuk awalan pada lompat jauh, jaraknya berbedabeda tergantung dari kemampuan masing-masing. Awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat.

Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet. Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap bagian dari kaki.

2. Tumpuan atau Tolakan

(28)

Tumpuan dapat dilakukan dengan baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan searah dengan tolakan. Menurut Zafar Sidik (2010: 66) pada fase tolakan berguna untuk memaksimalkan kecepatan vertikal dan guna memperkecil hilangnya kecepatan horizintal.

3. Melayang

Menurut Aip Syarifuddin (1992: 92 -93) sikap gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi. Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh si pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut.Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat (khususnya lompat jauh), bahwa kecepatan dan kekuatan tolakan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi dengan mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat maka akan dapat memperbaiki hasil lompatan.

Menurut Bernhard (1993:83) fase melayang berhubungan langsung dengan perpindahan, karena itu latihan gerakan akhirnya akan terjadi dari lompatan dengan ancang-ancang yang tidak terlalu panjang.

(29)

12

dimana pada saat melayang di udara kedua kaki pelompat dibawa ke depan selanjutnya seolah-olah sedang melakukan jongkok dan selanjutnya mendarat dibak lompat. Setelah tolakan dilakukan dengn keras dan kuat ayunkan tungkai kanan kedepan atas, tungkai kiri mengikuti dan dirapatkan ketungkai kanan dan kedua tangan diayunkan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua ditekuk kedua kaki rapat serta kedua lengan lurus kedepan.

Untuk lebih jelas tentang gaya jongkok dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Gerakan Gaya Jongkok Sumber. Zafar Sidik (2010: 67)

4. Mendarat

(30)

badan ke depan, di atas kaki. Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh.

Sedangkan menurut Aip Syarifuddin (1992: 95) sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat gaya jongkok, gaya menggantung, maupun gaya berjalan di udara adalah sama yaitu pada waktu akan mendarat kedua kaki di bawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take off sampai sikap mendarat.Hal yang penting disaat mendarat banyak para atlet atau siswa ketika mendarat tidak memperhatikan posisi badan dan pandangan mata yang selalu tertuju pada kondisi pendaratan artinya siswa harus semampu mungkian meraih gerakan pendaran dengan tungkai yang benar-benar maksimal tungkai lurus kedepan.

B. Kondisi Fisik

(31)

14

Pengaruh kondisi fisik akan terlihat pada kecepatan pelompat ketika melakukan awalan dan power otot tungkai pada saat melompat serta kelentukan togok saat melayang. Sedangkan keserasian gerak awalan dan kekuatan tolakan sangat bergantung pada kemampuan tekniknya. Apabila kecepatan lari dan power ini dilakukan dengan teknik yang baik maka akan menghasilkan jarak yang baik pula.

Kondisi fisik yang baik tentunya sangat diperlukan untuk mendapat prestasi yang baik pula. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik tersebut secara mantap, sehingga mendapatkan kondisi tubuh yang lebih siap dalam menghadapi suatu perlombaan, maka dibutuhkan suatu program latihan yang baik dan didasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang berkualitas pula. Sejalan dengan hal ini, Harsono (1988: 153) menjelaskan sebagai berikut:

“Program latihan kondisi fisik haruslah direncanankan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk prestasi yang lebih baik”.

(32)

1. Power Tungkai

Otot merupakan bagian yang paling dominan dalam melakukan gerakan. Dalam tubuh manusia otot-otot bekerja sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan serta sesuai dengan bagian dan tempat-tempatnya. Saat melakukan tolakan dalam lompat jauh diperlukan daya ledak otot kaki yang kuat, dengan daya ledak yang maksimal maka diharapkan menghasilkan lompatan yang maksimal. Berhubungan dengan daya ledak otot kaki maka dalam hal ini otot tungkai sangat berperan besar dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh.

(33)

16

pada dua faktor yang saling berkaitan yaitu kontraksi dan kecepatan. Daya ledak otot dalam praktek olahraga digunakan untuk melompat, meloncat, melempar, menendang, dan sebagainya. Daya ledak sangat bermanfaat bagi atlet dalam mencapai prestasi maksimal khusunya lompat jauh.

Prestasi lompat jauh sangat tergantung pada kemampuan untukmengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik beratbadan pelompat memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makinkuat tolakan atau power yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauhkemungkinan melakukan lompatan.

(34)

2. Panjang Tungkai

Panjang adalah jarak membujur dari ujung ke ujung. Dalam melakukanlompatan panjang kaki dibutuhkan untuk meraih jarak sejauh-jauhnya. Biladitinjau dari Biomekanika maka gerakan tungkai, ayunan lengan dan togok saatberlari lebih banyak didominasi oleh kekuatan otot-otot pada masing-masingorgan.

Menurut Sudarminto (1992: 93) menjelaskan bahwa kerangka tubuhmanusia tersusun atas sistim pengungkit. Pengungkit adalah suatu batang yangkaku bergerak dalam suatu busur lingkaran mengitari sumbunya, makageraknya disebut gerak rotasi atau angular. Pada waktu obyek bergerak dalamlintasan busur maka jarak yang ditempuh oleh tiap titik yang ada disepanjangbatang pengungkit akan berbeda-beda. Artinya makin dekat letaknya titik itudari sumbu geraknya makin kecil geraknya makin jauh letaknya titik itu darisumbu geraknya makin besar jaraknya.

Menurut Subagyo dan Sigit Nugroho (2010:45) menjelaskan bahwapanjang tungkai (tulang kaki) disusun oleh tulang paha (femur), tempurunglutut, tulang kering (tibia), dan tulang betis (fibula). Serta pergelangan kakidisusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis, danjari-jari.

(35)

18

postur tubuh”. Lebih lanjut M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi:

a). Ukuran tinggi dan panjang tubuh b). Ukuran besar, lebar dan berat tubuh c). Somatotype (bentuk tubuh)

Seorang olahragawan atau atlet yang memiliki proporsi badan yangtinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itutidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang panjang tidak selalu memberikankeuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan kelincahan masihdibutuhkan komponen pendukung lain yang dperlukan untuk membantu dalammencapai jangkauan langkah yang panjang.

Komponen yang dibutuhkan untuk mendukung jangkauan langkahyang panjang diantaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi,serta proporsi fisik yang bagus didalamnya, sehingga semakin panjangtungkainya akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin panjangsehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak tertentu dalamlari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu tempuhnya menjadi lebihcepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit.

(36)

atas dapat disimpulkan bahwa panjang tungkai adalah jarak antarapangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah ini selanjutnyaakan dipergunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah panjang tungkaisudah merupakan istilah umum yang dipakai dalam kegiatan olahraga.

3. Lingkar Paha

Paha merupakan bagian tungkai bagian atas yang tersusun atas tulang pangkal paha dan tulang paha (femur) serta beberapa otot penyusunnya. Saat melakukan tolakan dalam lompat jauh diperlukan daya ledak otot kaki yang sangat kuat, dengan daya ledak yang maksimal maka diharapkan dapat menghasilkan hasil lompatan maksimal. Berhubungan dengan daya ledak otot kaki maka dalam hal ini otot-otot paha berperan sangat besar dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh. Dengan adanya otot paha yang kuat sangat memungkinkan untuk menghasilkan daya ledak atau power yang kuat pula.

(37)

20

Gambar 2. Struktur otot tungkai atas (H. Syaifuddin 1997: 45) 4. Kecepatan Lari

Lari cepat (sprint) dapat mengembangkan unsur kecepatan, kekuatan otot. Kaitannya dengan peningkatan prestasi lompat jauh, lari cepat sangat memberikan sumbangan yang cukup besar. Sprint sebagai salah satu faktor yang mendukung olahraga lompat jauh. Sprint yang baik membutuhkan reaksi cepat, akselerasi yang baik, dan jenis lari yang efisien. Lompatan seseorang dapat maksimal apabila terlebih dahulu dilakukan awalan, sehingga semakin cepat awalan yang dilakukan maka semakin jauh hasil lompatan. Kecepatan berfungsi sebagai pendorong saat melakukan lompatan dan tubuh menjadi ringan saat melayang di udara dan kecepatan dibutuhkan untuk memperoleh daya ledak saat lepas landas dari tumpuan.

(38)

otot secara cepat dan kuat (powerfull) melalui gerakan yang halus (smooth) dan efesien (efficient).

Pada lompat jauh tahapan awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal sebelum mencapai papan tumpuan. Awalan dilakukan dengan berlari yang semakin lama mendekati kecepatan maksimal, namun masih terkendali (terkontrol) untuk melakukan tolakan. Sehingga kecepatan dari awalan akan menghasilkan satu gaya dorong ke depan secara maksimal. Tujuan dari ancang-ancang seperti dijelaskan oleh

Djumidar (2001: 12) adalah sebagai berikut: “Tujuan dari ancang-ancang

adalah untuk mendapatkan kecepatan horisontal yang setinggi-tingginya agar dorongan masa ke depan lebih besar. Di samping memperhatikan

penyaluran kekuatan pada gerak berikutnya”. Sedangkan menurut

Sulistianta (2010: 80), “Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapat hasil yang baik dalam lompat jauh tergantung pada kecepatan lari sebagai awalan atau ancang-ancang dalam melakukan lompat jauh. C. Penelitian yang Relevan

(39)

22

tahun 2013 dengan sampel atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah one shoot modelatau satu kali pengambilan data dan teknik analilis data menggunakan korelasi product momentdengan hasil sebagai berikut:

a. Panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang signifikan dengan kontribusi 56,25%.

b. Kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang signifikan dengan kontribusi 67,24%.

c. Lingkar paha dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan kontribusi 7, 29%.

Terdapat perdapat perbedaan antara hasil penelitian yang kami lakukan dengan penelitian tersebut, diantaranya adalah penelitian Catur Joko Susanto terdapat 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat, cabang olahraga yang diteliti yaitu sepakbola sedangkan dalam penelitian yang kami lakukan adalah lompat jauh, selain itu juga sampel yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang, sedangkan penelitian kami menggunakan siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang.

(40)

lompat jangkit sebesar 0,7962. Besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7319. Dan besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,9191. Dengan begitu panjang lengan, panjang tungkai, dan power tungkai memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN.1 Way Lima Pesawaran dan power tungkai merupakan variable yang paling berpengaruh.

Inti dari kesimpulan-kesimpulan yang kami peroleh dari penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian kami terdapat perbedaan yaitu:

a. Populasi dan sampel yang digunakan b. Ubahan yang diteliti

c. Cabang olahraga yang diteliti

D. Kerangka Pikir

Atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia dengan berbagai cara seperti aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah/wajar seperti jalan, lari, lompat dan melempar. Sepanjang perkembangannya atletik telah mengalami perubahan, pembaharuan, namun selalu dalam keadaan yang rasional. Misalnya, jarak-jarak untuk standar perlombaan ditentukan kemudian adanya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap atlet.

(41)

24

salah satu cabang olahraga terpenting dalam pelaksanaan Olimpiade modern. Cabang atletik dilaksanakan di semua negara, karena nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik. Atletik sering disebut induk dari segala jenis cabang olahraga, oleh karena itu sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan/peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan dapat diperhitungkan sebagai suatu ukuran kemajuan suatu negara.

Cabang olahraga atletik terdiri dari beberapa nomor yang dilombakan, nomor-nomor yang dilombakan terdiri dari nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Salah satu nomor lompat yang dilombakan adalah nomor lompat jauh. Selain sebagai salah satu nomor yang dilombakan lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah.

(42)

Seperti pada cabang olahraga lainnya, dalam lompat jauh juga membutuhkan kondisi fisik yang baik, karena dengan adanya kondisi fisik yang baik tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek kondisi fisik yang perlu diperhatikan dalam lompat jauh diantaranya adalah power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari.

Power Tungkai merupakan unsur yang sangat mendukung dalam lompat jauh. Power tungkai diperlukan ketika seorang pelompat melakukan urutan gerakan lompat jauh yang dimulai dari tahap awalan dan gerakan saat tahapan menolak. Power atau daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Lebih lanjut daya otot dimaksudkan sama dengan kekuatan eksplosif power dari otot tergantung pada dua faktor yang saling berkaitan yaitu kontraksi dan kecepatan. Daya ledak otot dalam praktek olahraga digunakan untuk melompat, meloncat, melempar, menendang, dan sebagainya. Dengan demikian seorang pelompat juga harus memiliki power tungkai yang kuat untuk dapat menghasilkan hentakan yang maksimal. Daya ledak otot tungkai diperlukan pada saat gerakan menolak agar mendapatkan hasil yang maksimal. Makin kuat tolakan atau daya ledak yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauh kemungkinan melakukan lompatan.

(43)

26

dibandingkan dengan seseorang yang bertubuh pendek. Karena pada dasarnya pelompat jauh berusaha untuk mengangkat pusat berat badan lebih tinggi keatas untuk dapat melayang diatas bak lompatan. Selain itu dengan tungkai yang panjang seorang pelompat akan lebih mudah dalam melakukan raihan jarak yang jauh, baik saat melakukan lari, tolakan dan juga saat mendarat.

Kaitannya dengan penelitian ini, lingkar paha merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil lompat jauh. Lingkar paha yang besar memungkinkan mempunyai otot penyusun yang kuat. Hal dimungkinkan dapat menghasilkan power tungkai yang kuat pula sehingga dapat memberi sumbangan yang maksimal terhadap hasil lompat jauh. Berkenaan dengan tulang dan otot paha yang kuat dalam membentuk power maka hal ini sangat memungkinkan membentuk suatu lingkat paha yang besar dalam pengukuran antopometrinya. Dengan lingkar paha yang besar dan kuat dapat memungkinkan memberi kontribusi positif dalam hasil jarak lompat jauh.

(44)

harus mengetahui kecepatan tertinggi yang dapat dikendalikan untuk memeperoleh lepas landas yang seimbang.

Atletik

Gambar 3. Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Menurut Moh. Nazir (2005: 163) bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Berdasarkan teoritik dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian adalah:

1. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh.

Power Tungkai

Panjang Tungkai

Lingkar Paha

Kecepatan Lari

(45)

28

2. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

3. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

4. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.

(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 108) survei yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung kemudian menganalisa faktor-faktor tersebut. Setelah data diperoleh kemudian dianalisa untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji korelasi.

B. Variabel

Adapun variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable, X) meliputi:

(47)

30

2. Variabel terikat (dependent variable, Y) adalah hasillompat jauh.

C. Desain Penelitian

Gambar 4. Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

1. Power Tungkai

Yang dimaksud power tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan otot untuk meledakkan tenaga pada tungkai secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power tungkai disini diukur menggunakan vertical jump (tes loncat tegak).

2. Panjang tungkai

(48)

3. Lingkar paha

Lingkar paha diukur menggunakan alat dari anthropometer, yaitu diukur keliling paha dan diameter paha menggunakan skala sentimeter (cm). 4. Kecepatan lari

Kecepatan lari dalam penelitian ini diambil melalui lari sprint dengan jarak 40 meter, kemudian yang dicatat adalah waktu tempuh dengan satuan detik.

5. Lompat jauh

Lompat jauh dalam penelitian ini adalah lompat jauh dengan gaya jongkok (Tuck).

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimasud untu diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:130) Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Menurut Sugiyono, (2011: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Maka disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan digunakan dalam penarikan kesimpulan penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang.

(49)

32

dengan menggunakan cara tertentu. Menurut Sugiyono, (2011: 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi dan Arikunto (2006 : 134) untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pendapat diatas, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu mengikut sertakan seluruh siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang. Dengan demikian penelitian ini dikatakan penelitian populasi.

F. Instrumen Penelitian

Prinsip suatu penelitian adalah melakukan pegukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrument penelitian sebagaimana diungkapkan Sugiyono (1997: 80) sebagai berikut “Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena yang diamati itu disebut variabel”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 160) menjelaskan bahwa: “ Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

(50)

menggunakan instrumen penelitian berupa tes. Mengenai tes Arikunto (2006: 150) menjelaskan sebagai berikut “ Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Adapun secara garis besar teknik alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat bentuk tes. Empat bentuk alat pengumpulan data tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes kemampuan Power Tungkai

Menggunakan tes loncat tegak/Vertical Jump (Johnson and Nelson, 1986), Mulyono (2010: 75) dengan Koefisien reliabilitas 0,97 dan validitas 0,98. Alat/fasilitas:

a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas.

b. Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada diinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala 150cm.

c. Serbuk kapur dan alat penghapus

d. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis. Pelaksanaan:

(51)

34

Setelah itu testi berusaha melompat ke atas setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dari lompatan itu ia segera menyentuhkan jari dari salah satu tangannya pada papan ukuran, kemudian mendarat dengan kedua kaki. Testi diberi kesempatan 3 kali percobaan.

Skor: ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga lompatan tersebut sebagai hasil tes vertical jump. Hasil vertical jump diperoleh dengan cara raihan tertinggi dari salah satu lompatan dikurangi tinggi raihan tanpa lompatan.

Gambar 5. Tes Loncat Tegak

2. Tes Mengukur Panjang Tungkai

a. Tujuan : untuk mengukur panjang tungkai

(52)

Testi dalam posisi berdiri tegak kemudian menentukan salah satu tungkai yang akan diukur, dan menentukan letak tulang paha tersebut, kemudian gunakan alat yang ada dalam anthropometer hingga tegak lurus tentukan panjang hingga batas kaki.

d. Penilaian: skor yang diperoleh testi adalah hasil pengukuran dari panjang tungkai dengan satuan sentimeter (cm).

3. Tes Mengukur Lingkar Paha

a. Tujuan : untuk mengukur lingkar paha.

b. Peralatan :Anthropometer (skala cm), alat tulis, dan formulir. e. Pelaksanaan :

c. Testi dalam posisi berdiri tegak kemudian menentukan salah satu paha yang akan diukur, kemudian gunakan salah satu alat dalam Anthropometer untuk mengukur lingkar paha tersebut lalu catat hasilnya dengan skala sentimeter (cm).

d. Penilaian: skor yang diperoleh testi adalah hasil pengukuran dari lingkar paha dengan satuan sentimeter (cm).

(53)

36

4. Tes Kecepatan Lari

Tes kecepatan lari menggunakan tes lari 40 meter, Furqon (1999: 16) dengan tujuan mengetes kecepatan lari awalan. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes lari 40 meter adalah sebagai berikut:

Alat/fasilitas:

a. Lapangan datar jarak minimal 50 meter, dibatasi garis start dan finis dengan jarak 40 meter dan lebar 1, 22 meter.

b. Stopwatch

c. Peluit, alat tulis, dan formulir. Pelaksanaan:

a. Dengan aba-aba “siap” testi siap lari dengan start berdiri, setelah aba-aba “yaak” bersamaan peluit ditiup, testi lari secepat-cepatnya

menempuh jarak 40 meter sampai melewati garis finish.

b. Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish

c. Kecepatan dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan dicatat sampai dengan 0,01 detik

(54)

5. Tes Lompat Jauh

a. Tujuan tes lompat jauh adalah untuk mengukur lompatan paling jauh. b. Alat/fasilitas:

- Bak lompat jauh - Tiga orang petugas - Meteran

- Bendera

- Formulir penilaian dan alat tulis c. Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan tes dan pengukuran testi dikumpulkan untuk melakukan pemanasan dan selanjutnya diberi penjelasan secukupnya untuk tes lompat jauh. Secara bergiliran testi melakukan tes lompat jauh dan setiap testi mendapat tiga kali kesempatan. Pengukuran jarak lompatan diukur dari tolakan sampai jatuhnya anggota badan yang paling belakang setelah melakukan lompatan. Kemudian catat hasil lompatan testi.

d. Penilaian: jarak terjauh yang dapat dicapai oleh testi dari tiga kali kesempatan yang diukur dalam meter (m).

G. Analisis Data

(55)

38

1. Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:

2. Menghitung koefisien, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan variabel. Dengan rumus Product Moment menurut Nurhasan (2008: 51) :

= Jumlah kuadrat variabel X ∑y2

= Jumlah Y

3. Penghitungan korelasi power tungkai (X1) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 8 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=

(56)

=

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara X1 dengan Y.

(57)

40

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang kuat antara X2 dengan Y.

5. Penghitungan korelasi lingkar paha (X3) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 10 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang kuat antara X3 dengan Y.

6. Penghitungan korelasi kecepatan lari (X4) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 11 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=

(58)

=

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara X4 dengan Y.

7. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus D = r2 x 100%

Artinya variabel X1 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

(59)

42

b. D = r2x 100 %

D = (0,7852)2 x 100 % D = 61,65 %

Artinya variabel X2 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 61,65 % dan sisanya 38,35 % ditentukan oleh variabel lainnya.

c. D = r2x 100 %

D = (0,6619)2 x 100 % D = 43,81 %

Artinya variabel X3 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 43,81 % dan sisanya 56,19 % ditentukan oleh variabel lainnya.

d. D = r2x 100 %

D = (- 0,9484)2 x 100 % D = 89,94 %

Artinya variabel X4 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 89,94 % dan sisanya 10,06 % ditentukan oleh variabel lainnya.

(60)

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r, Sugiyono (2011: 183)

Interval Koefisien Korelasi

Interpretasi Hubungan 0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat 0,20 – 0,39 lemah 0,00 – 0,19 Sangat lemah

(61)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

2. Terdapat hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

- Variable kecepatan lari memiliki hubungan yang paling besar dengan hasil lompat jauh.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

(62)

di sekolah, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar di bidang lompat jauh maupun cabang olahraga yang lainnya.

2. Bagi para guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar lompat jauh perlu memberikan ltihan untuk meningkatkan power tungkai dan kecepatan lari siswa.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. DEPDIKBUD, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Atmojo, Mulyono Biyakto. 2010. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/

Olahraga. UNS Press, Surakarta.

Benhard, Gunter. 1993. Prinsip Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit, dan Loncat Galah. Dahara Prize, Semarang.

Djumidar. 2001. Dasar-dasar Atletik. Universitas Terbuka, Jakarta.

Djumindar, Mochammad. 2004.Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik dalam Bermain. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Furqon. H, dkk. 1999. Pedoman Bakat Olahraga model Sport Search. PUSLITBANG-OR UNS, Surakarta.

Giriwijoyo, dkk. 2005. Manusia dan Olahraga. ITB, Bandung

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Olahraga. Tambak Kusuma, Jakarta.

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2006. Pengantar Statistika. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Jonath, dkk.1987. Lari dan Loncat Latihan Teknik dan Taktik. PT. Rosda Jayaputra Offset, Jakarta.

Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

(64)

Nurhasan, Hasanudin, Dudung. 2008. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI, Bandung.

Sajoto, M. 1999. Kekuatan dan Kondisi Fisik. Effhara Daharsa Prize, Semarang. Sidik, Dikdik Zafar. 2010. Pedoman Mengajar Atletik. PT. Remaja Roesdakarya,

Bandung.

Subagyo dan Sigit Nugroho. 2010. Kinesiologi Pendidikan Jasmani. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sudarminto. 1992. Kinesiologi Olahraga. Direktorat Pendidikan Tinggi dan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan R&D. CV. Alfabeta, Bandung.

Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Tarsito, Bandung

Suharno HP. 1998. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sulistianta, Heru. 2010. Ahtletics For All. Metro Lampung

Susanto, Catur Joko. 2013. Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Lingkar Paha dengan Hasil Tendangan Penalty Sepakbola Pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung (Skripsi). FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Syamsu, Arief Maulana. 2013. Hubungan Panjang Lengan, Panjang Tungkai, dan Power Tungkai dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran (Skripsi). FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

(65)

59

(66)
(67)

61

(68)

Lanjutan Lampiran 2

(69)

63

(70)

Lanjutan Lampiran 3.

(71)

65

(72)

Lanjutan Lampiran 4.

(73)

67

(74)

Lanjutan Lampiran 5.

(75)

69

(76)
(77)

71

Gambar 13. Tempat Penelitian

(78)

Gambar 15. Peneliti memberi arahan dan pemanasan

(79)

73

Gambar 17. Peneliti memberi arahan tes loncat tegak

(80)

Gambar 19. Pelaksanaan tes loncat tegak

(81)

75

Gambar 21. Pelaksanaan tes lari 40 meter

(82)

Gambar 23. Pengukuran panjang tungkai

(83)

77

Gambar 25. Pengukuran panjang tungkai

(84)

Gambar 27. Pengukuran lingkar paha

(85)

79

Gambar 29. Pelaksanaan tes lompat jauh

(86)

Gambar 31. Pelaksanaan tes lompat jauh

(87)

81

Gambar 33. Foto penelitibersama guru pamong

(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

Gambar

Gambar
Gambar 2. Struktur otot tungkai atas (H. Syaifuddin 1997: 45)
Gambar 3. Kerangka Pikir
Gambar 4. Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SD NEGERI DANASRI KIDUL 01 KECAMATAN NUSAWUNGU,

Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan seminar hasil tesis ini yang berjudul “Sumbangan Power Otot

Puji Syukur Alhamdulillahi Robbil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan petunjuk, kemudahan, keberhasilan dan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “SISTEM

Hasil analisis data diperoleh antara lain yaitu, ada korelasi yang signifikan antara power otot tungkai dan panjang tungkai dengan kecepatan lari dalam lari cepat 60 meter pada

Hasil analisis data diperoleh antara lain yaitu, ada korelasi yang signifikan antara power otot tungkai dan panjang tungkai dengan kecepatan lari dalam lari cepat 60 meter pada

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang