1 HUBUNGAN POWER, PANJANG TUNGKAI,
LINGKAR PAHA, DAN KECEPATAN LARI DENGAN LOMPAT JAUH
(Jurnal)
Oleh
DAVIN PRADANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
2 ABSTRAK
HUBUNGAN POWER, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA, DAN KECEPATAN LARI
DENGAN LOMPAT JAUH
Oleh Davin Pradana
Pembimbing
Heru Sulistianta, S. Pd, M. Or Dr. Marta Dinata, M. Pd
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode survey. Sampel yang digunakan adalah siswa putra dengan jumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes power tungkai dengan tes loncat tegak, pengukuran panjang tungkai dan lingkar paha dengan anthropometer, serta tes kecepatan lari 30 meter, kemudian tes lompat jauh. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Dari hasil analisis data menunjukan bahwa korelasi power tungkai dengan hasil lompat jauh sebesar 0,9442, koefesien korelasi panjang tungkai dengan hasil lompat jauh sebesar 0,7852, koefisien korelasi lingkar paha dengan hasil lompat jauh sebesar 0,6619, serta koefisien korelasi kecepatan lari dengan hasil lompat jauh sebesar 0,9484.
3 ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN LIMB POWER, LIMB LENGTH, THIGH CIRCUMFERENCE, SPEED RUN
AND RESULT OF LONG JUMP
By Davin Pradana
Mentor
Heru Sulistianta, S. Pd, M. Or Dr. Marta Dinata, M. Pd
This study aims to determine the relationship of leg power, leg length, thigh circumference, and the speed to run with the results of the long jump. The research methodology used is the survey method. The samples used were by boys with the number 40. Data collection techniques in this study is a power test with a test jump straight leg, limb length and circumference measurements of the thigh with anthropometer, and test running speed of 30 meters, and long jump test. Analysis using product moment correlation. From the analysis of the data shows that the correlation of power leg with the results of the long jump at 0.9442, with a correlation coefficient long legs long jump results at 0.7852, with a correlation coefficient of thigh circumference long jump results at 0.6619, and the correlation coefficient with the running speed long jump results at 0.9484.
1 I. PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang
diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk
mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah bak lompat atau tempatt pendaratan. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak
pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Seperti yang diungkapkan Muhajir (2006: 40) tujuan lompat jauh adalah
melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke bak pendaratan, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian, menolak, melayang di udara, dan mendarat. Adapun beberapa komponen kondisi fisik yang penulis identifikasi untuk mendukung hasil lompatan pada lompat jauh diantaranya: power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari. Untuk mengetahui sajauh mana hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada siswa putra kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah
1. Power tungkai merupakan unsur yang berpengaruh terhadap hasil lompat jauh. 2. Panjang tungkai merupakan
unsur yang berpengaruh terhadap hasil lompat jauh. 3. Lingkar paha merupakan
unsur yang berpengaruh terhadap hasil lompat jauh. 4. Kecepatan lari merupakan
unsur yang berpengaruh terhadap hasil lompat jauh. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar hubungan power tungkai dengan hasil lompat jauh?
2. Seberapa besar hubungan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh?
3. Seberapa besar hubungan lingkar paha dengan hasil lompat jauh?
4. Seberapa besar hubungan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh?
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui besarnya
hubungan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh.
2 2. Mengetahui besarnya
hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.
3. Mengetahui besarnya hubungan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh.
4. Mengetahui besarnya hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.
E. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh
diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi siswa
Meningkatkan
pengetahuan siswa dalam usaha untuk meningkatan hasil jarak pada lompat jauh.
2. Bagi guru
- Sebagai salah satu metode dalam melatih siswa khususnya dalam meningkatkan hasil kemampuan pada lompat jauh. - Salah satu
pertimbangan dalam melaksanakan
pembinaan dan latihan untuk meningkatkan hasil kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. - Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari
dengan hasil lompat jauh.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan prestasi pada lompat jauh. Dan juga memberikan pengalaman yang berharga untuk
pembelajaran dalam olahraga atletik khususnya lompat jauh.
4. Bagi Program Studi Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin
melaksanakan penelitian.
F. Ruang lingkup
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang dirumuskan maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. Hubungan power tungkai dengan hasil lompat jauh
2. Hubungan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh
3. Hubungan lingkar paha dengan hasil lompat jauh
4. Hubungan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.
5. Penelitian ini dilakukan pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lompat Jauh
Menurut Djumindar (2004: 65) lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan
3 dengan menumpu dengan satu
kaki den mendarat
dengankaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangn yang baik.
Djumidar (2001:12)
mengungkapkan lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kaki kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitasi. Sedangkan Aip Syarifudin (1992: 90) lompat adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Menurut Zafar Sidik (2010: 66) unsur utama dari olahraga lompat jauh terdiri dari gerakan lari dengan awalan, gerakan bertolak, gerakan melayang di udara dan berakhir dengan gerakan mendarat. Keempat gerakan tersebut haruslah dilakukan dalam rangkaian yang tidak terputus-putus. Masing-masing unsur gerakan tersebut memiliki gaya tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa jarak. B.Kondisi Fisik
Secara umum kondisi fisik yang perlu dimiliki dan dilatih terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan. Adapun komponen kondisi fisik yang
dimaksud, Harsono (1988: 100) menyebutkan beberapa
komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot
(strength), kelentukan
(flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Dari semua komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan tersebut penulis ingin meneliti tiga komponen kondisi fisik yaitu: power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha dan kecepatan lari.
1. Power Tungkai
Power sama dengan eksplosif dan sama dengan daya ledak. Menurut U. Jonath, dkk (1987: 15) menggantikan daya
eksplosif adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tekanan dalam kontraksi yang tinggi. Menurut Suharno HP(1998:36), Power adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh. Sedangkan menurut M. Sajoto, (1999: 17) power yaitu kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.Kemudian Menurut Bompa dalam kegiatan
olahraga power dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga, misalnya menolak dan melompat, Sulistianta (2010: 20).
Kemudian M. Sajoto (1999: 8) daya otot (moscular power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang
4 dikerahkan dalam waktu
sependek-pendeknya. Lebih lanjut daya otot dimaksudkan sama dengan kekuatan eksplosif power dari otot tergantung pada dua faktor yng saling berkaitan yaitu kontraksi dank kecepatan. Daya ledak otot dalam praktek olahraga digunakan untuk melompat, meloncat, melempar,
menendang, dan sebagainya. Daya ledak sangat bermanfaat bagi atlet dalam mencapai prestasi maksimal khusunya lompat jauh.
2. PanjangTungkai
Panjang adalah jarak membujur dari ujungkeujung. Dalam
melakukan lompatan panjang kaki dibutuhkan untukmeraih jarak sejauh-jauhnya. Bila ditinjaudari Biomekanika maka gerakan tungkai, ayunan lengan dan togok saat berlari lebih banyak
didominasi oleh kekuatan otot-otot pada masing-masing organ. Menurut Sudarminto (1992: 93) menjelaskan bahwa kerangka tubuh manusia tersusun atas sistim pengungkit. Pengungkit adalah suatubatang yang kaku bergerak dalam suatu busur lingkaran mengitari sumbunya, maka geraknya disebut
gerakrotasi atau angular. Pada waktu obyek bergerak dalam lintasan busur maka jarak yang ditempuh oleh tiap titik yang ada disepanjang batang pengungkit akan berbeda-beda. Artinya makindekat letaknya titik itu dari sumbu geraknyamakin kecil geraknya makin jauh letaknya titik itu dari sumbu geraknya makin besar jaraknya.
Menurut Subagyo dan Sigit Nugroho (2010:45) menjelaskan bahwa panjang tungkai (tulang kaki) disusun oleh tulang paha (femur), tempurung lutut, tulang kering (tibia), dan tulang betis (fibula).Serta pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis, danjari-jari.
M. Sajoto (1999:2)
mengemukakanbahwa “salah satu aspek biologis yang ikut
menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan posturtubuh”. Lebih lanjut M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi:
a). Ukuran tinggi dan panjang tubuh
b). Ukuran besar, lebar dan berat tubuh
c). Somatotype (bentuk tubuh) 3. Lingkar Paha
Paha merupakan bagian tungkai bagian atas yang tersusun atas tulang pangkal paha dan tulang paha (femur) serta beberapa otot penyusunnya. Saat melakukan tolakan dalam lompat jauh diperlukan daya ledak otot kaki yang sangat kuat, dengan daya ledak yang maksimal maka diharapkan dapat menghasilkan hasil lompatan maksimal.
Berhubungan dengan daya ledak otot kaki maka dalam hal ini otot-otot paha berperan sangat besar dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh. Dengan adanya otot paha yang kuat sangat
memungkinkan untuk
menghasilkan daya ledak atau power yang kuat pula.
5 Berkenaan dengan tulang dan otot
paha yang kuat dalam membentuk power maka hal ini sangat
memungkinkan membentuk suatu lingkat paha yang besar dalam pengukuran antopometrinya. Dengan lingkar paha yang besar dan kuat dapat memungkinkan memberi kontribusi positif dalam prestasi lompat jauh.
4. Kecepatan Lari
Menurut M.Sajoto (1999:19) kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yan sesingkat-singkatnya. Sedangkan menurut Dikdik Zafar (2010:02) kecepatan adalah hasil kecepatan gerakan dari kontraksi otot secara cepat dan kuat
(powerfull) melalui gerakan yang halus (smooth) dan efesien (efficient).
Tujuan dari ancang-ancang seperti dijelaskan oleh Djumidar (2001: 12) adalah sebagai berikut: “Tujuan dari ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan horisontal yang
setinggi-tingginya agar dorongan masa ke depan lebih besar. Di samping memperhatikan
penyaluran kekuatan pada gerak berikutnya”. Sedangkan menurut Sulistianta (2010: 80), “Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan”. C.Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan Catur Joko Susanto, dengan judul: Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan
Lingkar Paha dengan Hasil Tendangan Penalty
Sepakbola pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013 dengan sampel atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah one shoot model atau satu kali pengambilan data dan teknik analilis data menggunakan korelasi product moment dengan hasil sebagai berikut:
a. Panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang signifikan dengan
kontribusi 56,25%. b. Kekuatan otot tungkai
dengan hasil tendangan penalty memiliki
hubungan yang signifikan dengan kontribusi
67,24%.
c. Lingkar paha dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan kontribusi 7, 29%. Terdapat perdapat perbedaan antara hasil penelitian yang kami lakukan dengan penelitian tersebut,
diantaranya adalah penelitian Catur Joko Susanto terdapat 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat, cabang olahraga yang diteliti yaitu sepakbola sedangkan dalam penelitian yang kami lakukan adalah lompat jauh, selain itu juga sampel yang digunakan
6 dalam dalam penelitian ini
adalah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang, sedangkan penelitian kami menggunakan siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang. 2. Hasil penelitian Arief
Maulana Syamsu, dengan judul: Hubungan Panjang Lengan, Panjang Tungkai, dan Power Tungkai dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima
Pesawaran. Hasil penelitian besarnya hubungan antara panjang lengan dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7962. Besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7319. Dan besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,9191. Dengan begitu
panjang lengan, panjang tungkai, dan power tungkai memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN.1 Way Lima Pesawaran dan power tungkai merupakan variable yang paling berpengaruh. Inti dari kesimpulan-kesimpulan yang kami peroleh dari penelitian di atas dibandingkan dengan
penelitian kami terdapat perbedaan yaitu:
a. Populasi dan sampel yang digunakan
b. Ubahan yang diteliti c. Cabang olahraga yang
diteliti
D.Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat diuraikan kerangka pikir sebagai berikut:
1. Hubungan Power Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh Power Tungkai merupakan unsur yang sangat
mendukung dalam lompat jauh. Power tungkai diperlukan ketika seorang pelompat melakukan urutan gerakan lompat jauh yang dimulai dari tahap awalan dan gerakan saat tahapan menolak. Selain itu seorang pelompat juga harus memiliki daya ledak otot tungkai yang kuat untuk dapat
menghasilkan hentakan yang maksimal. Daya ledak otot tungkai diperlukan pada saat gerakan menolak agar mendapatkan hasil yang maksimal. Makin kuat tolakan atau daya ledak yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauh kemungkinan melakukan lompatan. 2. Hubungan Panjang
Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh
Pada dasarnya pelompat jauh berusaha untuk mengangkat pusat berat badan lebih tinggi keatas untuk dapat melayang diatas bak lompatan. Atlet yang mempunyai badan yang tinggi, dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh panjang tungkai, seseorang yang
7 mempunyai badan yang
tinggi mempunyai pusat berat badan yang tinggi
dibandingkan dengan seseorang yang bertubuh pendek. Selain itu dengan tungkai yang penjang seorang pelompat akan lebih mudah dalam melakukan raihan jarak yang jauh, baik saat melakukan lari, tolakan dan juga saat mendarat.
3. Hubungan Lingkar Paha dengan Hasil Lompat Jauh Kaitannya dengan penelitian ini, lingkar paha merupakan unsur fisik yang
mempengaruhi prestasi lompat jauh. Lingkar paha yang besar memungkinkan mempunyai otot penyusun yang kuat. Hal dimungkinkan dapat menghasilkan power tungkai yang kuat pula sehingga dapat memberi sumbangan yang maksimal terhadap hasil lompat jauh. Berkenaan dengan tulang dan otot paha yang kuat dalam membentuk power maka hal ini sangat memungkinkan membentuk suatu lingkat paha yang besar dalam pengukuran antopometrinya. Dengan lingkar paha yang besar dan kuat dapat memungkinkan memberi kontribusi positif dalam hasil jarak lompat jauh.
4. Hubungan Kecepatan Lari dengan Hasil Lompat Jauh Dalam awalan, kecepatan sangat dibutuhkan untuk memeperoleh hasil lompatan yang jauh,
kecepatan dapat diperoleh dengan lari sprint. Dengan demikian unsur dasar dari suatu lompat jauh, salah satunya kecepatan lari saat melakukan awalan yang dapat menentukan jarak suatu lompatan. Untuk dapat melompat jauh ke depan diperlukan berlari secepat mungkin bertujuan untuk meningkatkan kecepatan
horizontal secara maksimal tanpa menimbulkan hambatan pada waktu melompat. Seorang pelompat jauh harus mengetahui kecepatan tertinggi yang dapat dikendalikan untuk memeperoleh lepas landas yang seimbang.
E.Hipotesis
Menurut Moh. Nazir (2005: 163) bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Berdasarkan teoritik dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian adalah:
H0:
1. Tidak ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh. 2. Tidak ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh. 3. Tidak ada hubungan yang
signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh. 4. Tidak ada hubungan yang signifikan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh. H1:
1. Ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh.
8 2. Ada hubungan yang
signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh. 3. Ada hubungan yang
signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh. 4. Ada hubungan yang
signifikan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.
III. METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Menurut Arikunto (2006: 131) penelitian korelasional adalah
suatupenelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan-hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel bebas dan variabel terikat.
B.Variabel
Adapun variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent
variable, X) meliputi: a. Power tungkai (X1) b. Panjang tungkai (X2) c. Lingkar paha (X3) d. Kecepatan lari (X4) 2. Variabel terikat (dependent
variable, Y) adalah hasillompat jauh.
Gambar 1.DesainPenelitian C.Definisi Operasional Variabel
1. Power Tungkai Yang dimaksud power tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan otot untuk meledakkan tenaga pada tungkai secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power tungkai disini diukur menggunakan vertical jump (tes loncat tegak).
2. Panjang tungkai Panjang tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran panjang kaki siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo dari pangkal paha sampai telapak kaki yang diukur menggunakan alat dari anthropometer berskala sentimeter (cm).
3. Lingkar paha
Lingkar paha diukur menggunakan alat dari anthropometer, yaitu diukur keliling paha dan diameter paha menggunakan skala sentimeter (cm).
4. Kecepatan lari Kecepatan lari dalam
penelitian ini diambil melalui lari sprint dengan jarak 40 meter, kemudian yang dicatat X1
X2 X3 X4
9 adalah waktu tempuh dengan
satuan detik. 5. Lompat jauh
Lompat jauh dalam penelitian ini adalah lompat jauh dengan gaya jongkok (Tuck).
D.Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimasud untu diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:130) Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Menurut Sugiyono, (2011: 117) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Maka disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan digunakan dalam penarikan kesimpulan penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Margono (2009:121) Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara tertentu. MenurutSugiyono, (2011: 118) sampeladalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Suharsimi dan Arikunto (2006 : 134) untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pendapat diatas, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu mengikut sertakan seluruh siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang. Dengan demikian
penelitian ini dikatakan penelitian populasi.
E.Instrumen Penelitian 1. Tes Power Tungkai
Menggunakan tes loncat tegak (Vertical Jump)dengan Koefisien reliabilitas 0,93 dan validitas 0,78.
Alat/fasilitas:
a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas.
b. Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang
digantung pada diinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala 150cm.
c. Serbuk kapur dan alat penghapus
Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis.
2. Tes Mengukur Panjang Tungkai
Tujuan : untuk mengukur panjang tungkai
10 Peralatan : Anthropometer
(skala cm), alat tulis dan formulir
3. Tes Mengukur Lingkar Paha
Tujuan : untuk mengukur lingkar paha.
Peralatan :Anthropometer (skala cm), alat tulis, dan formulir.
4. Tes Kecepatan Lari Tes kecepatan lari menggunakan tes lari 40 meter, Furqon (1999: 16) dengan tujuan mengetes kecepatan lari awalan. Adapun prosedur
pelaksanaan pengukuran tes lari 40 meter adalah sebagai berikut:
Alat/fasilitas:
a. Lapangan datar jarak minimal 50 meter, dibatasi garis start dan finis dengan jarak 40 meter dan lebar 1, 22 meter.
b. Stopwatch
c. Peluit, alat tulis, dan formulir.
5. Tes Lompat Jauh
Tujuan tes lompat jauh adalah untuk mengukur lompatan paling jauh.
Alat/fasilitas:
- Bak lompat jauh - Tiga orang petugas - Meteran
- Bendera
- Formulir penilaian dan alat tulis
F. Analisis Data
Untuk mengolah dan mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh maka diperlukan
rumus-rumus statistik yang sesuai dengan penelitian ini. dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus statistik dari Nurhasan (2008:22).
1. Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:
𝑋 =∑ Xi
n
Keterangan:
𝑋 = Rata-rata yang dicari
∑ = Jumlah dari Xi Xi = Skor mentah n = Jumlah sampel 2. Menghitung koefisien,
perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan variabel. Dengan rumus Product Moment menurut Nurhasan (2008: 51) :
𝑟𝑥𝑦
= 𝑛 ∑ 𝑥. 𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
√{𝑛 ∑ 𝑥2− (∑𝑥)2{𝑛∑𝑦2− (∑𝑦)2}
Keterangan:
rxy = Kontribusi yang dicari n = Jumlah sampel ∑x = Jumlah X ∑y = Jumlah Y ∑x2 = Jumlah kuadrat variabel X ∑y2 = Jumlah Y
Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r, Sugiyono (2011: 183) Interval KoefisienKo relasi Interpretasi Hubungan 0,80 – 1,00 Sangat kuat 0,60 – 0,79 Kuat
11 0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 lemah
0,00 – 0,19 Sangat lemah
3. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus D = r2 x 100%
Keterangan:
D = determinasi r = Koefisien 100% = Konstanta tetap
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.
2. Terdapat hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. 3. Terdapat hubungan yang
signifikan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. 4. Terdapat hubungan yang
signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. Variable kecepatan lari
memiliki hubungan yang paling besar dengan hasil lompat jauh.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulismengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi SMA Negeri 1
Gadingrejo agar terus melatih siswanya dan manemukan bakat siswa, serta
memperbaiki sarana dan prasarana olahraga di sekolah, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar di bidang lompat jauh maupun cabang olahraga yang lainnya.
2. Bagi paraGuru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar lompat jauh maka perlu memberikan latihan untuk meningkatkan power tungai dan kecepatan lari siswa. 3. Bagi peneliti lain yang
berminat meneliti kembali permasalahanini, disarankan agar penelitianini dapat dijadikan bahan-bahan pembanding dan tidak disalahgunakan serta dapat ditindak lanjuti dengan menambah variabel yang diteliti seperti misalnya kelentukan togok, kekuatan otot perut atau variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: DEPDIKBUD. Djumidar. 2001. Dasar-dasar
Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka.
12 Djumindar, Mochammad. 2004.
Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik dalam
Bermain. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Furqon. H, dkk. 1999. Pedoman Bakat Olahraga model Sport Search. Surakarta:
PUSLITBANG-OR UNS Harsono. 1988. Coaching dan
Aspek-aspek Psikologis dalam Olahraga. Jakarta: Tambak Kusuma.
Jonath, dkk. 1987. Lari dan Loncat Latihan Teknik dan Taktik. Jakarta: PT. Rosda Jayaputra Offset.
Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia,.
Nurhasan, Hasanudin, Dudung. 2008. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Sajoto, M. 1999. Kekuatan dan Kondisi Fisik. Semarang: Effhara Daharsa Prize. Sidik, Dikdik Zafar. 2010.
Pedoman Mengajar Atletik. Bandung: PT. Remaja Roesdakarya.
Subagyo dan Sigit Nugroho. 2010. Kinesiologi Pendidikan Jasmani. Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sudarminto. 1992. Kinesiologi Olahraga. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi dan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta,. Suharno HP. 1998. Ilmu
Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sulistianta, Heru. 2010. Ahtletics For All. Metro Lampung Susanto, Catur Joko. 2013.
Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Lingkar Paha dengan Hasil Tendangan Penalty
Sepakbola Pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung (Skripsi). Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung. Syamsu, Arief Maulana. 2013.
Hubungan Panjang Lengan, Panjang Tungkai, dan Power Tungkai dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran (Skripsi). Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.