• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIGITAL DIVIDE DAN PENGARUHNYA PADA ICT LITERACY GURU SMA SWASTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DIGITAL DIVIDE DAN PENGARUHNYA PADA ICT LITERACY GURU SMA SWASTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DIGITAL DIVIDE DAN PENGARUHNYA PADA ICT LITERACY GURU SMA SWASTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Firman Luqmanulhakim

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

DIGITAL DIVIDE DAN PENGARUHNYA PADA ICT LITERACY GURU SMA SWASTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat menyebabkan keunggulan komputer tidak hanya terbatas pada kemampuan mengolah data namun digunakan juga sebagai salah satu alternatif media pembelajaran. Digital divide adalah kesenjangan antara kelompok-kelompok, dalam hal akses, penggunaan, atau pengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dan mengungkapkan perbedaan ICT

Literacy guru yang disebabkan digital divide sekolah, SMA Al-Kautsar, SMA

Pangudi Luhur dan SMA Tunas Harapan di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan populasi sebanyak 45 SMA swasta se-kota Bandar Lampung, adapun sampel dipilih tiga SMA swasta yang mewakili kualitas dalam fasilitas laboratorium komputer dan koneksitas internetnya. Sebagai responden dari sampel sekolah yang terpilih terdiri dari 84 orang guru. Aspek-aspek yang diukur dalam penelitian ini, yaitu ICT Literacy yang meliputi dimensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik tabulasi silang dan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ICT literacy yang disebabkan

digital divide sekolah pada dimensi keterampilan TIK, yaitu guru SMA

Al-Kautsar 36,51%, SMA Pangudi Luhur 29,16%, dan SMA Tunas Harapan 29,41%. Sedangkan untuk dimensi pengetahuan TIK guru dan sikap terhadap TIK tidak menunjukkan perbedaan. Dengan demikian kesenjangan digital hanya berpengaruh pada dimensi keterampilan TIK guru.

(3)
(4)
(5)
(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

menyentuh di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dunia bisnis sampai

dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan

perkembangan tersebut, maka teknologi komputer sangat pesat, sehingga

keunggulan komputer tidak hanya terbatas pada kemampuan mengolah data dan

pengolah kata tetapi lebih dari itu komputer dapat menunjang berbagai proses

pengambilan keputusan. Melalui komputer dapat dijalankan berbagai informasi

yang berbasiskan komputer, sehingga data dan kata yang masuk akan diolah

secara tepat, akurat, mudah dalam mengaksesnya.

Selain sarana untuk menyajikan informasi, data, dan kata, komputer dapat juga

dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Pemanfaatan

komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang dipergunakan untuk

membantu urusan keadministrasian pendidikan atau pembelajaran saja, melainkan

juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif yang

digunakan sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan laporan UNDP (United Nations Development Program) pada tahun

(7)

2

berada di peringkat 124 dari 187 negara. Secara rinci untuk bidang pendidikan

Indonesia berada di peringkat 119. Di ASEAN Indonesia berada di peringkat 6

dari 11 negara masih berada di bawah lima negara ASEAN lainnya, yaitu

Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand, dan Filipina. (Schwab, 2012) Dalam

rangka mengejar ketertinggalan tersebut dan meningkatkan daya saing bangsa,

kementerian pendidikan nasional (Kemendiknas) telah memprogramkan

implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem

pendidikan. TIK selain menjadi materi yang harus diajarkan pada semua mata

pelajaran di sekolah, juga sebagai wahana transformasi pendidikan modern

dengan mengintegrasikan TIK pada semua mata pelajaran dan sistem sekolah.

Komputer, internet, printer, LCD, Telepon, TV dan teknologi manajemen

informasi lainnya adalah manajemen sarana dan pembelajaran yang harus

disediakan. Di sisi lain sumber daya manusia (SDM) seperti guru, staf

administrasi, tenaga teknik harus terampil TIK dan mempunyai persepsi positif

untuk bekerja dalam budaya baru, yaitu budaya pendidikan modern berbasis TIK.

Namun dalam faktanya, sebagian besar sekolah belum terkoneksi ke Internet. Hal

tersebut dikemukakan Sekretaris Jenderal Depdiknas Doddy Nandika dalam

jumpa pers menjelang "International Symposium on Open, Distance, and

E-Learning” (ISODEL) 2009, baru 6% dari populasi sekolah yang berjumlah

300.000 yang terkoneksi ke internet. Bahkan koneksi ke internet yang diprakarsai

oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan dalam program Schoolnet

pada tahun 2011 baru merancang 16.678 sekolah yang terlibat atau baru 7,2% dari

(8)

3

sarana membangun kompetensi TIK juga faktanya sama saja. Hasil studi

Nurhaida dkk (2009) juga menemukan bahwa 43% SMA yang ada di Kota Bandar

Lampung yang nota bene adalah ibu kota propinsi banyak tidak memiliki

laboratorium komputer yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Banyak sekolah, utamanya SMA swasta memiliki komputer kurang dari 10 unit,

padahal siswa yang harus dilayani lebih dari 40 siswa. Demikian juga sekolah

SMA negeri, yang mempunyai sumber finansial yang sama namun faktanya

keadaan laboratorium dan implementasi TIK dalam sistim sekolahnya sangat

beragam. Padahal dalam program Percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan

Nasional Tahun 2010 (Inpres No.1 Tahun 2010) targetnya 40% SMA dan 20%

SMP menerapkan sistem sekolah berbasis TIK. (Yusuf, 2012)

Tuntutan guru yang lebih profesional pada abad ICT mengharuskan seorang guru

untuk memiliki keterampilan menggunakan internet (internet literacy). Kemajuan

teknologi yang sangat pesat mengharuskan seorang guru untuk selalu dapat

mengikutinya. Guru yang profesional menurut Undang-undang sisdiknas memiliki

4 kompetensi, yaitu kompetensi paedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.

Kompetensi paedagogik menuntut guru mampu mengembangkan perangkat

pembelajaran yang meliputi media pembelajaran dan sumber pembelajaran yang

inovatif dan interaktif.

Kesenjangan digital dapat mengacu pada kesenjangan antara individu dan sekolah

(9)

4

kesenjangan antara kelompok-kelompok, dalam hal akses, penggunaan, atau

pengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Sekolah swasta juga disebut sebagai sekolah independen, tidak dikelola oleh

pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Biasanya sekolah swasta dikelola oleh

masyarakat dalam bentuk yayasan. Mereka memperoleh hak untuk menyeleksi

siswa dan didanai seluruhnya atau sebagian dengan membebankan biaya sekolah

kepada siswa, daripada bergantung dana pemerintah. Siswa dapat memperoleh

beasiswa masuk sekolah swasta yang menjadikan biaya sekolah lebih mudah

tergantung bakat siswa, misalnya beasiswa olahraga, beasiwa seni, beasiswa

akademik, dll. (Wikipedia, 2013)

Tentu saja kemampuan sekolah swasta dalam menyediakan sarana prasarana antar

sekolah swasta dan sekolah lainnya akan sangat berbeda yang tergantung pada

kemampuan finansial masing-masing yayasan yang mengelolanya padahal tujuan

pendidikan masing masing sekolah sama saja. Ada sekolah SMA Swasta yang

mempunyai Laboratorium komputer dan koneksitas ke internet laboratorium

komputer saja atau bahkan tidak memiliki keduanya. Keadaan yang disebut

kesenjangan digital ini (digital divide) diduga akan mempengaruhi keterampilan

di bidang TIK atau ICT Literacy yang didalamnya ada internet literacy maka

perlu diketahui bagaimana kesenjangan digital sekolah di SMA Swasta di Bandar

(10)

5

Kota Bandar Lampung memiliki 45 SMA Swasta yang berbeda kemampuan

dalam mengelola laboratorium komputer dan mengoneksi ke internet. Apakah

faktor ini dapat mempengaruhi ICT Literacy seorang guru di sekolah tersebut?

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh Digital Divide terhadap ICT Literacy Guru, maka permasalahan

yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah ICT Literacy guru pada SMA Swasta di Kota Bandar Lampung?

2. Apakah ada perbedaan ICT Literacy guru pada sekolah SMA Swasta yang

senjang secara digital?

C. Tujuan Penelitian

1. Menggambarkan ICT Literacy guru SMA Swasta di Kota Bandar Lampung

2.Mengungkapkan perbedaan ICT Literacy guru yang disebabkan Digital Divide

sekolah

D. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis temuan penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu

komunikasi di bidang komunikasi inovasi khususnya dalam hal inovasi di bidang

teknologi komunikasi dan informasi. Secara praktis temuan penelitian ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemegang kebijakan dalam rangka

mentransformasi pendidikan modern melalui e-education, yaitu Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi dan khususnya Dinas

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Adminsidiknas. (2012, Maret 26). Dipetik Januari 20, 2013, dari

www.kemdikbud.go.id: http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/guru

Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Balikpapan, F. S. (2009, Juli 26). Dipetik April 16, 2013, dari www.kesenjangandigitalbppn.blogspot.com:

http://kesenjangandigitalbppn.blogspot.com/

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Chaeruman, U. A. (2008, Januari 31) Dipetik Maret 15, 2013, dari www.teknologipendidikan.net:

www.teknologipendidikan.net/wp.../speech-of-menkominfover04.pdf

Daeng, M. F. (2009, Desember 8). Dipetik Maret 13, 2013, dari www.oase. kompas.com: http://oase.kompas.com/read/2009/12/08/ 20103641/18.000. Sekolah.Telah.Tersambung.Jardiknas

Devianita, S. (2011, Oktober 10). Dipetik Januari 20, 2012, dari www.suchideppyanita.blogspot.com:

http://suchideppyanita.blogspot.com/2011/10/pengertian-pengaruh.html

Digital Transformation A Framework for ICT Literacy. (2007). Dipetik Maret 15, 2013, dari

www.ets.org/Media/Tests/Information_and...Literacy/ictreport.pdf

Febrian, Jack. 2005. Menggunakan Internet. Jakarta: Informatika

Firmanto, A. (2012, November 20). Dipetik Januari 19, 2013, dari www.kelompokbelajaretika.blogspot.com:

http://kelompokbelajaretika.blogspot.com/2012/11/cyber-crime-and- cyber-space.html

Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia

(12)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta: Balai Pustaka.

Katz, I. R. (2007, September). Testing Information Literacy in Digital

Environments. Dipetik Maret 20, 2013, dari www.ala.org:

www.ala.org/lita/ital/files/26/3/katz.pdf

Katz, I. R., & Macklin, A. S. (2006). Information and communication technology (ICT) literacy: integration and assessment in higher education. In

proceedings of the 4th International Conference on Education and

Information Systems, Technologies, and Applications,. Caracas,

Venezuela: International Institute of Informatics and Systemics.

MKKS SMA Kota Bandar Lampung. 2013. Data SMA Swasta Kota Bandar

Lampung, Bandar Lampung: Dinas Pendidikan

Mortimer, J. H. (2008, September). Dipetik April 15, 2013, dari www.dera.ioe.ac.uk:

dera.ioe.ac.uk/1661/1/becta_2008_lasurvey_report.pdf

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Pernia, E.E. (2008). Strategy Framework for Promoting ICT Literacy. Bangkok: UNESCO Bangkok. Retrieved April 16 April 2013.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_________________.2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda-karya

Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Cetakan 4, Bandung: Alfabeta

Rosidin, Undang. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandar Lampung: CV. Aura

Rye. (2012, 12). Dipetik Maret 20, 2013, dari www.blog-rye.blogspot.com: http://blog-rye.blogspot.com/2012/12/sejarah-internet.html

Schwab, P. K. (2011). The Global Competitiveness Report 2011–2012. Dipetik

Maret 15, 2013, dari www3.weforum.org: www3.weforum.org/docs/ WEF_GCR_Report_2011-12.pdf diunduh pada 15 maret 2013

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba empat

(13)

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, (Ed). 2006. Metode Penelitian Survai.

Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES.

Stevanus wisnu wijaya dan Kridanto Surendro. Juni (2005). Kajian Teori: Model E-Government Readinnes Pemerintahan Kabupaten/Kotamadya Dan

Keberhasilan E-Government. Dipetik Tanggal 28 maret 2013 dari <

www.bridges.org>

unescobkk. (2008, Agustus 1). Dipetik April 15, 2013, dari www.unescobkk.org: http://www.unescobkk.org/elib/publications/188/promotingICT_literacy.pdf

Warschaeur, M (2003). Reconceptualizing the digital divide. First Monday, 7(7) diunduh 12 Februari 2014 dari

http://firstmonday.org/issues/issue7_7/warschauer/index.html

Wikipedia. (2013, April 17). Dipetik Januari 14, 2013, dari wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_swasta

Wikipedia. (2013, October 31). Dipetik Januari 15, 2013, dari wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_divide

Wikipedia. (2013, Oktober 1). Dipetik Januari 20, 2013, dari wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

Wikipedia. (2013, Agustus 24). Dipetik Januari 20, 2013, dari Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik

Yusuf, O. (2012, Desember 13). Dipetik Januari 14, 2013, dari www.tekno.kompas.com:

Referensi

Dokumen terkait

Orientasi usaha pemberdayaa ini bisa tertuju pada sektor usahanya, dengan memberikan motivasi atau dukungan dan peluang usaha serta tertuju kepada individu

Dari hasil perhitungan kurva baku pada uji Linieritas di dapatkan nilai regresi Sulfametoksazol yang mendekati 1 yaitu dengan nilai 0,9863 sedangkan untuk Trimetoprim

❖ Jadi masāil al-fiqhiyyah berarti persoalan hukum Islam yang selalu dihadapi oleh umat Islam (terutama masalah kekinian) sehingga mereka beraktifitas dalam sehari-hari selalu

(SENARAI KURSUS YANG DITAWARKAN MENGIKUT FAKULTI DAN JABATAN) SEMESTER PERTAMA SESI 2017/2018.

Berdasarkan hasil perbedaan pengaruh tersebut menunjukkan bahwa kelompok S1 adalah perlakuan yang efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus (Rattus

Penempatan tenaga kependidikan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil pada perguruan tinggi swasta dimaksudkan untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan

Sektor industri kecil merupakan sektor yang masih bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi dan perlu untuk dikembangkan, karena sektor industri kecil merupakan usaha yang