• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADI UNGGUL DI PEKON TULUNG AGUNG KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN TANGGAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADI UNGGUL DI PEKON TULUNG AGUNG KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN TANGGAMUS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAMUS REGENCY

By

Diana Ratnasari1, Slamet Rusmialdi2, and Begem Viantimala2

ABSTRACT

The purposes of this study were 1). To find out how the leader farmer groups leadership in the application of superior sapta rice farming, 2). To find out how high the level application of superior sapta rice farming, 3). To find out how much productivity of superior rice farming farmer groups, 4). To find out how much income of superior rice farming of farmer groups, 5). To determine the

relationship between the leader farmer groups leadership and the application of superior sapta rice farming , 6). To determine the relationship between the application of the superior sapta rice farming and productivity of superior rice farming, and 7). To determine the relationship between the productivity of superior rice farming and superior rice farming income.

The research was conducted in Tulung Agung Village Gading Rejo District Tanggamus Regency. Respondents in this study were the leader and members of the group of rice farmers. Sampling used was simple random sampling by total sample as a to 79 people. The analysis used was non-parametric analysis using Spearman Rank correlation test.

The results showed that 1). Level of leadership of superior rice farmer groups leader were fairly good. 2). Level of application of superior sapta rice farming was in the high classification. 3). The average productivity of superior rice

farming was in the low classification. 4). Average of superior rice farming income was in the middle classification. 5). There was no significant between the leader farmer groups leadership level and the application of superior sapta rice farming. 6). There was a significant relationship between the application of superior sapta rice farming and productivity of superior rice farming and 7). There was no significant between the productivity of superior rice farming and superior rice farming income.

Keywords: Rice, Leadership, Sapta Rice Farming.

(2)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADI UNGGUL

DI PEKON TULUNG AGUNG KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Diana Ratnasari1, Slamet Rusmialdi2, dan Begem Viantimala2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan ketua kelompok tani dalam penerapan sapta usahatani padi unggul, 2). Untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan sapta usahatani padi unggul, 3). Untuk mengetahui berapa produktivitas usahatani padi unggul kelompok tani, 4). Untuk mengetahui berapa pendapatan usahatani padi unggul kelompok tani, 5). Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan ketua kelompok tani dengan penerapan sapta usahatani padi unggul, 6). Untuk mengetahui hubungan antara penerapan sapta usahatani padi unggul dengan produktivitas usahatani padi unggul, dan 7). Untuk mengetahui hubungan antara produktivitas padi unggul dengan pendapatan usahatani padi unggul.

Penelitian ini dilaksanakan di Pekon Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Tanggamus. Responden pada penelitian ini adalah ketua dan anggota kelompok tani padi. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel secara keseluruhan berjumlah 79 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis non parametrik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani padi unggul termasuk dalam klasifikasi cukup baik. 2). Tingkat penerapan sapta usahatani padi unggul termasuk dalam klasifikasi tinggi. 3). Rata-rata produktivitas usahatani padi unggul termasuk dalam klasifikasi rendah. 4). Rata-rata pendapatan usahatani padi unggul termasuk dalam klasifikasi sedang. 5). Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani dengan penerapan sapta usahatani padi unggul. 6). Terdapat hubungan nyata antara penerapan sapta usahatani padi unggul dengan produktivitas usahatani padi unggul dan 7). Tidak terdapat hubungan antara produktivitas padi unggul dengan pendapatan usahatani padi unggul

Kata Kunci: Padi, Kepemimpinan, Sapta Usahatani.

(3)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani padi unggul di Pekon Tulung

Agung, Kecamatan Gading Rejo kabupaten Tanggamus termasuk dalam

klasifikasi cukup baik (skor rata-rata 328,88). Artinya bahwa tingkat

kepemimpinan masih dapat diterus ditingkatkan terutama kemampuan untuk

mempengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan, menciptakan

wahana kerjasama dan mengkoordinir unit produksi.

2. Tingkat penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus termasuk dalam klasifikasi

tinggi (skor rata-rata 720,25). Artinya bahwa penerapan sapta usahatani sudah

bagus namun ada beberapa unsur sapta usahatani yang masih bisa

ditingkatkan lagi agar maksimal, yaitu penanganan panen dan pasca panen

serta pemasaran.

3. Rata-rata produktivitas usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus termasuk dalam klasifikasi

(4)

113

4. Rata-rata pendapatan usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus termasuk dalam klasifikasi

sedang yaitu Rp. 3.736.683/Ha/Musim.

5. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani

dengan penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus

6. Terdapat hubungan yang nyata antara penerapan sapta usahatani padi unggul

dengan produktivitas usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

7. Tidak terdapat hubungan antara produktivitas padi unggul dengan pendapatan

usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo,

(5)

B. Saran

1. Perlu ditingkatkan lagi kepemimpinan ketua kelompok tani padi unggul di

Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo kabupaten Tanggamus

terutama dalam kemampuan ketua kelompok untuk mempengaruhi, memberi

inspirasi, mengarahkan tindakan, menciptakan wahana kerjasama dan

menciptakan unit produksi. Dan dari ke-delapan ketua kelompok tani terdapat

5 ketua kelompok yang harus terus diupayakan agar kepemimpinannya

meningkat yaitu Ketua Kelompok Tani Bina Karya I, Ketua Bina Karya II,

Ketua Tiga Bersaudara, Ketua Bina Usahatani I dan Ketua Bina Usahatani II.

2. Perlu ditingkatkan lagi penerapan sapta usahatani padi unggul dan

produktivitas usahatani padi di Pekon Tulung Agung, Kecamatan gading Rejo,

Kabupaten Tanggamus yaitu dengan cara meningkatkan penanganan panen

dan pasca panen sehingga produktivitas padi akan meningkat. Dan pada

akhirnya pendapatan petani pun akan meningkat apabila petani dapat

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya

hidup di pedesaan dan bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu,

sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting dalam

perekonomian bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya berusaha

dibidang pertanian serta ditunjang oleh kondisi tanah, iklim, dan sumberdaya

pendukung lain yang memadai untuk bercocok tanam. Upaya pengembangan

sektor pertanian di Indonesia mutlak diperlukan guna terciptanya

perekonomian Indonesia yang mantap dan stabil.

Swasembada beras bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Indonesia

pernah mencapainya secara gemilang pada pertengahan dekade1980-an, yang

mengantar Presiden Soeharto ke atas mimbar kehormatan dan memperoleh

penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan

Indonesia pernah dijadikan contoh sukses (role model) bagi Negara

berkembang lain di Dunia Ketiga, untuk mengentaskan masyarakat dari

kelaparan dan kekurangan pangan. Aktivitas impor beras yang telah dilakukan

Indonesia selama ini telah menimbulkan ketergantungan yang akut, termasuk

(7)

dapat mempengaruhi sendi-sendi keberdaulatan ekonomi bangsa Indonesia

oleh sebab itulah kondisi swasembada beras amat diperlukan. (Arifin, B.,

2005).

Beras merupakan persoalan yang selalu dihadapi negeri ini, meski produksi

naik namun belum sebanding dengan peningkatan kebutuhan. Hal ini

disebabkan pertambahan penduduk tidak sebanding dengan peningkatan

produksi setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan produksi dan pendapatan petani telah diciptakan beberapa

varietas padi unggul termasuk salah satu diantaranya adalah padi hibrida yang

mampu berproduksi tinggi rata-rata 9-12 ton/ha. (Balai Teknologi Pertanian

Lampung, 2007).

Padi merupakan komponen penting dalam berusaha tani di Indonesia. Padi

adalah makanan pokok, oleh karena itu harus tersedia dalam jumlah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan bangsa. Bagi sebagian besar petani, tujuan

mengusahakan padi dalam usaha taninya adalah untuk memantapkan rasa

aman dalam menyediakan pangan bagi keluarga. Pada tingkat petani

teknologi produksi padi lebih dikuasai dari pada teknologi komoditas lainnya

karena secara turun-temurun nenek moyang bangsa Indonesia telah

mewariskan ilmu bercocok tanam padi kepada keturunannya dari generasi ke

generasi.

Guna meningkatkan produksi padi telah banyak program yang dilaksanakan

oleh pemerintah pusat maupun daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

(8)

3

Propinsi Lampung merupakan salah satu Propinsi yang menyumbang

pendapatan padi untuk Indonesia, sehingga tidak berlebihan jika Propinsi

Lampung mendapat Julukan sebagai Bumi Agribisnis. Luas panen padi per

Kabupaten di Propinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi pada Kabupaten/kota di Propinsi Lampung tahun 2007

Kabupaten/kota Luas panen

(Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/ha) Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Bandar Lampung Metro 27.034 50.359 83.866 80.714 113.721 30.774 34.140 67.937 1.764 3.788 114.895 229.637 373.204 357.563 493.549 110.787 133.829 291.450 7.815 17.160 4,25 4,56 4,45 4,43 4,34 3,60 3,92 4,29 4,43 4,53

Jumlah 494.097 2.129.889 4,28

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung 2007

Tabel 1. Menunjukkan bahwa terdapat dua Kabupaten yang memiliki luas

panen tertinggi yaitu Kabupaten Lampung Tengah dengan luas panen sebesar

113.721 Ha, kemudian diikuti oleh Kabupaten Lampung Selatan dengan luas

panen 83.866 Ha. Sementara itu, dua Kabupaten/Kota yang masuk dalam

kategori terendah adalah Kota Bandar Lampung dengan luas panen 1.764 Ha

dan diikuti oleh Kota Metro dengan luas panen 3.788 Ha. Kabupaten

Tanggamus sendiri bukanlah Kabupaten yang memiliki luas panen yang

tertinggi. Luas panen Kabupaten Tanggamus berada dalam kategori sedang

yaitu sebesar 50.359 Ha. Namun, untuk produktivitasnya Kabupaten

(9)

Propinsi Lampung yaitu sebesar 4,56 Ton. Tingginya produktivitas padi

menjadi alasan bagi penulis untuk melakukan penelitian di Kabupaten

Tanggamus.

Penerapan suatu teknologi dalam bidang pertanian dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas berupa produktivitas tanah, modal, atau tenaga

kerja. Teknologi dalam bidang pertanian kenyataannya belum dapat

diterapkan sepenuhnya oleh petani. Banyak petani yang belum mau

menerapkan cara-cara baru dalam berusahatani. Hal ini disebabkan adanya

faktor-faktor yang dapat menghambat dan mendorong penerapan teknologi

usahatani, baik bersifat materi maupun nonmateri yang berasal dari dalam diri

petani maupun yang berasal dari luar diri petani itu sendiri.

Penanaman padi unggul, diharapkan peningkatan produksi beras nasional

dapat terwujud tanpa memerlukan investasi untuk perluasan lahan sawah yang

biayanya mahal dan sering menimbulkan konflik sosial maupun lingkungan.

Sementara itu, untuk mensukseskan program-program pemerintah dalam

rangka peningkatan produksi tanaman pangan maka peran kelompok sangatlah

penting. Dalam hal ini tentunya kemajuan dari setiap kelompok tergantung

kepada jiwa kepemimpinan dari seorang pemimpin kelompok tani terhadap

seluruh anggotanya.

Salah satu Kabupaten di Propinsi Lampung yang mempunyai luas tanam padi

tahun 2007 sebanyak 59,26 Ha adalah Kabupaten Tanggamus. Produksi total

(10)

5

produksi, dan produktivitas total komoditas padi di Kabupaten Tanggamus

pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi pada setiap Kecamatan di Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung tahun 2007

No Kecamatan Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ton/Ha) (Ton)

1 Gading Rejo 4.201 4,79 20.123

2 Pringsewu 2.502 4,76 11.910

3 Sukoharjo 1.782 4,69 8.358

4 Pardasuka 5.879 4,56 26.808

5 Cukuh Balak 2.373 4,15 9.848

6 Pagelaran 2.662 46 12.245

7 Pugung 3.874 4,73 18.324

8 Talang Padang 2.366 4,78 11.309

9 Pulau Panggung 2.352 47 11.054

10 Kota Agung 2.738 4,76 13.033

11 Wonosobo 3.897 4,74 18.472

12 Adi Luwih 292 4,75 1.387

13 Klumbayan 1.581 3,71 5.866

14 Sumberejo 792 4,76 3.770

15 Ulu Belu 988 4,33 4.278

16 Pematang Sawa 1.424 3,32 4.728

17 Semaka 4.753 4,60 21.864

18 Gisting 1.165 4,73 5.510

19 Kota Agung Timur 3.237 4,75 15.376

20 Kota Agung Barat 1.528 4,72 7.212

21 Ambarawa 2.252 4,75 10.697

22 Gunung Alip 1.735 4,75 8.241

23 Banyumas 1.046 4,72 4.937

24 Limau 565 4,46 2.520

Jumlah 55.984 4,57 257.506

Sumber: Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus 2007

Tabel 2. Menunjukkan bahwa dari 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten

Tanggamus, luas panen komoditas padi di kecamatan Gading Rejo adalah

4.201 Ha, dan produktivitasnya mencapai 4.79 Ton/Ha. Hal tersebut

(11)

diatas rata-rata angka produktivitas dari 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten

Tanggamus bahkan Kecamatan Gading berada pada posisi pertama.

Berdasarkan data yang terdapat di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Gading Rejo, bahwa produktivitas standard nasional dikatakan tinggi yaitu

4,84 ton/ha. Ini artinya produktivitas padi di Kecamatan Gading Rejo masih

di bawah standard nasional. Kecamatan Gading Rejo adalah salah satu

kecamatan di Kabupaten Tanggamus yang merupakan salah satu Kabupaten

yang menjadi sentra produksi padi di Propinsi Lampung. Oleh karena itu,

peningkatan produksi padi harus selalu diusahakan. Produksi padi ini tidak

terlepas dari keterlibatan petani sendiri dengan pihak pemerintah.

Banyak program-program bantuan pemerintah dalam hal peningkatan

produksi tanaman pangan yang diberikan di Kecamatan Gading Rejo.

Peningkatan produksi padi ini tidak terlepas dari keterlibatan petani itu sendiri

baik sebagai anggota kelompok tani ataupun sebagai ketua kelompok tani

(pemimpin) dengan pihak pemerintah yang khusus menangani bidang

pertanian.

Kegiatan pertanian pada dasarnya adalah suatu kegiatan bercocok tanam dan

mengelola lahan yang dilakukan sebagai usaha dari manusia untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula yang dilakukan oleh

masyarakat Kecamatan Gading Rejo. Salah satu komoditas yang ditanam

oleh petani di Kecamatan tersebut adalah komoditas padi, baik padi sawah

maupun padi ladang. Aktivitas penanaman padi di Kecamatan tersebut

dilakukan sesuai dengan musim tanam yang lazimnya dilakukan dua kali

(12)

7

Gading Rejo adalah sawah pengairan (sawah irigasi) dan sawah tadah hujan.

Adapun luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas padi di

Kecamatan Gading Rejo dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas panen, produksi, dan produktivitas masing-masing Pekon di Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung tahun 2007

No. Nama Pekon Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ton/Ha) (Ton)

1 Gading Rejo 508,5 4,94 2.512

2 Wonodadi 435,1 4,56 1.984

3 Wonosari 142 5,04 716

4 Tegalsari 166 5,16 857

5 Mataram 184 5,06 931

6 Tulung Agung 480 5,25 2.520

7 Yogyakarta 249,5 5,08 1.267

8 Kediri 73,5 5,1 375

9 Tambahrejo 358,9 4,98 1.787

10 Wates 605 4,84 2.928

11 Bulurejo 254,2 4,6 1.169

12 Bulukarto 349 4,74 1.654

13 Panjerejo 100 4,86 486

14 Blitarejo 196 4,92 964

15 Parerejo 413 4,9 2.024

Jumlah 4.514,7 4,94 22.174

Sumber: Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Perwakilan Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

Tabel 3. Menunjukkan bahwa produksi padi yang ada di Pekon Tulung Agung

sebesar 2.520 Ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa produksi padi di Pekon

Tulung Agung berada diatas angka rata-rata. Sementara itu, produktivitasnya

mencapai angka 5,25 Ton/Ha. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 15

Pekon yang ada di Kecamatan Gading Rejo, Pekon Tulung Agung menduduki

posisi pertama dalam hal produktivitas padi. Dalam hal ini kelompok tani

(13)

mendorong masyarakat tani untuk ikut serta dalam upaya peningkatan

produksi tanaman pangan khususnya padi. Adapun kelompok tani pelaksana

intensifikasi padi di pekon Tulung Agung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Kelompok Tani di Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

No. Nama Kelompok Tani Nama Ketua Jumlah Anggota

1 Bina Karya I Muhydin 39

2 Bina Karya II Tolkah 27

3 Bina Karya III Muhalim 33

4 Tiga Bersaudara Kusmono 29

5 Mitra Binangun Sanuri 39

6 Bina Tani M. Thowiluddin 19

7 Bina Usaha Tani I Susanto 34

8 Bina Usaha Tani II Jakimin 29

Jumlah 242

Sumber : Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Perwakilan Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus 2007.

Penerapan sapta usahatani padi yang dilakukan oleh para petani tentunya tidak

terlepas dari peran seorang pemimpin/ketua kelompok tani pada tiap

masing-masing kelompok. Setiap kelompok tani memiliki seorang pemimpin (ketua

kelompok tani) yang berhak untuk memimpin dan mengatur anggotanya.

Sementara itu, pengertian kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan

seseorang (yaitu pemimpin atauleader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu

yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut

bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut

(Soekanto S, 1990). Kesuksesan atau kegagalan yang dialami orang atau

kelompok dalam mencapai tujuan sebagian besar ditentukan oleh kualitas

(14)

9

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana kepemimpinan ketua kelompok tani dalam penerapan sapta

usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo,

Kabupaten Tanggamus?

2. Bagaimana tingkat penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon

Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus?

3. Berapa produktivitas usahatani padi unggul kelompok tani di Pekon

Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus

4. Berapa pendapatan usahatani padi unggul kelompok tani di Pekon Tulung

Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus?

5. Apakah kepemimpinan ketua kelompok tani berhubungan dengan

penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus?

6. Apakah penerapan sapta usahatani padi unggul berhubungan dengan

produktivitas usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung, Kecamatan

Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus?

7. Apakah produktivitas padi unggul berhubungan dengan pendapatan

usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo,

(15)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana kepemimpinan ketua kelompok tani dalam

penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

2. Mengetahui bagaimana tingkat penerapan sapta usahatani padi unggul di

Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

3. Mengetahui berapa produktivitas usahatani padi unggul kelompok tani di

Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

4. Mengetahui berapa pendapatan usahatani padi unggul kelompok tani di

Pekon Tulung Agung, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

5. Mengetahui hubungan antara kepemimpinan ketua kelompok tani dengan

penerapan sapta usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

6. Mengetahui hubungan antara penerapan sapta usaha tani padi unggul

dengan produktivitas usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung,

Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus.

7. Mengetahui hubungan antara produktivitas padi unggul dengan

pendapatan usahatani padi unggul di Pekon Tulung Agung, Kecamatan

(16)

11

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sumbangan pemikiran bagi penentu kebijakan, khususnya yang berkaitan

dengan peningkatan produksi dan ketahanan pangan di pedesaan dalam

meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani.

2. Bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya terutama

penelitian dengan topik yang sejenis.

3. Salah satu referensi bagi pihak yang berwenang, terutama lembaga yang

Gambar

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi pada Kabupaten/kota diPropinsi Lampung tahun 2007
Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi pada setiap Kecamatandi Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung tahun 2007
Tabel 3. Luas panen, produksi, dan produktivitas masing-masing Pekon diKecamatan Gading Rejo, Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampungtahun 2007
Tabel 4.  Data Kelompok Tani di Pekon Tulung Agung, Kecamatan GadingRejo, Kabupaten Tanggamus.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakan dapat diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak Moringa oleifera berpengaruh pada glukosa darah dan histopatologi pankreas mencit

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pasien dengan jenis kelamin perempuan merupakan angka kejadian paling banyak, yaitu 402 pasien atau setara dengan 82,54%, sedangkan

Pada tugas akhir ini GRBL digunakan untuk mengontrol ke tiga motor yaitu 2 motor stepper dan 1 motor servo dengan menggunakan arduino, ketiga motor ini nantinya

Dimana dialog tersebut mengartikan adanya tindakan dari Keuskupan Agung Gereja Katolik dalam membungkam setiap orang terutama jurnalis yang akan mempublikasikan segala hal

Penelitian mengenai identifikasi nilai indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan tekanan darah pada mahasiswa/i diperlukan karena mahasiswa/i memiliki risiko yang cukup

Hal ini mengacu dari pendapat Koentjaraningrat (1993) dan Moleong (2007) yang menjelaskan bahwa dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian

Misalnya jika anda memilih side definition bernama hw60_4 yang mempunyai nilai sudut batter 60, maka jika inverted side dipilih kebalikan dari nama side definition akan belaku,

Target harga saham BORN untuk jangka panjang setahun ke depan diperkirakan bisa mencapai Rp.1700-Rp.1800 dengan asumsi pertumbuhan laba bersih sekitar 41% dan PE rasio 13x-14x.