• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG ( Studi Kasus di FMIPA UNNES Semarang )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG ( Studi Kasus di FMIPA UNNES Semarang )"

Copied!
272
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

FMIPA – UNNES SEMARANG

( Studi Kasus di FMIPA-UNNES Semarang )

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

TITI WAHYUKAENI NIM : 1103503061

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

tesis.

Semarang, 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sarosa Purwadi Prof. Dr. Madya Ekosusilo, M.Pd

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 4 Agustus 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Mursid Saleh, Ph.D Prof. Dr. Retno Sriningsih S.

NIP. 130354512 NIP. 130431317

Penguji I Penguji II / Pembimbing II

Prof. Soelistio ML., Ph.D Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd

NIP. 130154821 NIP. 131098520

Penguji III / Pembimbing I

Prof. Dr. Sarosa Purwadi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2005

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ing ngarso sung tulodho

Ing madyo mangun karso

Tut wuri handayani

Teruntuk :

Suami tercinta atas dukungan dan

doanya.

Anak-anakku tersayang yang telah

memberikan bantuannya secara moril

maupun materiil.

Sobat-sobatku atas doa dan

(6)

vi SARI

Wahyukaeni, Titi. 2005. Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA – UNNES Semarang (Studi Kasus di FMIPA – UNNES Semarang). Program Studi Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Prof. Dr. Sarosa Purwadi, II. Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd.

Kata kunci : manajemen, Laboratorium Kimia Organik

Fungsi Laboratorium Kimia Organik adalah menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam pengembangan sumber daya alam. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, sehingga dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Fokus penelitian adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik. Fokus dijabarkan menjadi empat sub fokus, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan peran serta, dan studi dokumentasi. Informan dipilih secara purposif dipadukan dengan Snowball Sampling. Analisis data dilakukan dengan cara : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan : SDM yang mendukung, sedangkan alat dan bahan serta fasilitas yang belum cukup untuk kebutuhan kegiatan Laboratorium Kimia Organik karena dana yang terbatas; (2) Pengorganisasian : di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab laboratorium dan laboran, ini bukan organisasi tetapi merupakan unsur organisasi. Kedudukan Penanggung Jawab Laboratorium yang masih semi formal; (3) Penggerakan : perlu penambahan Laboratorium Pangan, Laboratorium Mikro-biologi, Laboratorium Biokimia. Perlu peningkatan bimbingan kegiatan Laborato-rium Kimia Organik, perlu ada reorganisasi; (4) Pengawasan : melalui kartu kendali, papan informasi yang mencantumkan daftar kegiatan Laboratorium Kimia Organik ditunjang dengan tulisan-tulisan sebagai pengendali kerja di Laboratorium Kimia Organik. Pengawasan belum dilakukan secara optimal terutama saat praktikum karena jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas Laboratorium Kimia Organik.

(7)

vii

(8)

viii PRAKATA

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan ramat, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sarosa

Purwadi dan Bapak Prof. Dr. Madyo Eksusilo, M.Pd. Pembimbing Tesis yang

memberikan bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran sehingga

terselesainya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasmadi, M.Si

(Dekan FMIPA), Drs. Edy Cahyono, M.Si (Ketua Jurusan Kimia), Bapak Drs.

Kasmui, M.Si (Kepala Laboratorium Kimia), Bapak Dr. Supartono, M.S.

(Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik) yang telah mengijinkan saya

serta membantu saya dalam pengumpulan data yang saya perlukan.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada suamiku tercinta

(Sutoro) dan anak-anakku tersayang (Bowo, Sari) yang telah memberikan

dukungan sepenuhnya untuk menyelesaikan studi S2 di Program PascaSarjana

UNNES Semarang.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Kusorosiadi,

M.Si, Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si, Bapak Dr. Supartono, MS, Ibu Dra. Nanik

Wijayati, M.Si, dosen pengampu praktikum Kimia Organik dan lainnya yang

belum saya sebut disini yang membantu dalam pengumpulan data yang saya

(9)

ix

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Sirojudin, S.Pd

(teman sejawat) yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini melalui

diskusi-diskusi sehingga banyak masukan-masukan yang sangat berharga dalam

penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Wiji dan Ibu

Nuni Widiarti, S.Pd yang membantu lancarnya pengumpulan data-data.

Atas segala bantuan, bimbingan, nasihat, saran-saran yang telah diberikan

untuk penyempurnaan tesis ini disampaikan terima kaish dengan disertai doa

semoga amal kebajikan tersebut mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.

Amin ya robbal ‘alamin.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

SARI ... vi

ABSTRACT ... viii

PRAKATA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

1. Manfaat Teoretis ... 3

2. Manfaat Praktis ... 4

E. Lokasi Penelitian ... 4

F. Penegasan Istilah ... 5

1. Perencanaan ... 5

2. Pengorganisasian ... 5

3. Penggerakan ... 6

4. Pengawasan ... 6

G. Asumsi dan Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Manajemen ... 8

1. Pengertian Manajemen ... 8

2. Manajemen sebagai Seni ... 9

3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi ... 9

4. Manajemen sebagai Orang ... 9

5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu ... 9

6. Manajemen sebagai Proses ... 10

B. Fungsi-fungsi Manajemen ... 10

1. Perencanaan (Planning) ... 11

a. Tingkat atas (top level) ... 12

b. Tingkat menengah (midle level) ... 12

c. Tingkat bawah (bottom level) ... 12

2. Pengorganisasian (Organizing) ... 13

3. Penggerakan (actuating) ... 13

a. Motivasi ... 14

(11)

xi

c. Komunikasi ... 15

4. Pengawasan (controlling) ... 16

C. Laboratorium ... 18

1. Personil Pengelola Laboratorium ... 19

2. Bangunan laboratorium ... 20

3. Fasilitas Laboratorium ... 21

4. Alat-alat laboratorium ... 21

5. Zat (Chemicals) ... 22

D. Manajemen Laboratorium ... 22

1. Kelompok Pengelola ... 23

a. Struktur organisasi laboratorium ... 24

b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang ... 24

2. Kelompok yang Dikelola ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan Penelitian ... 27

B. Rancangan Penelitian ... 28

C. Kehadiran Peneliti di Lapangan ... 29

D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ... 30

1. Data ... 30

2. Sumber Data ... 31

3. Instrumen Penelitian ... 32

E. Metode Pengumpulan Data ... 33

1. Wawancara Mendalam ... 33

2. Observasi Partisipan ... 36

3. Studi Dokumentasi ... 37

F. Analisis Data ... 38

1. Reduksi Data ... 39

2. Penyajian Data ... 41

3. Penarikan Kesimpulan ... 43

G. Pengecekan Kebsahan Data ... 43

1. Derajat Kepercayaan (Credibility) ... 43

2. Keteralihan (Transferability) ... 44

3. Ketergantungan (Dependability) ... 44

4. Kepastian (Confirmability) ... 44

H. Pertimbangan Etika Penelitian ... 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 47

A. Paparan Data ... 47

1. Paparan data tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 47

2. Paparan data tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 71

3. Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 79

(12)

xii

B. Temuan-Temuan Penelitian ... 108

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 108

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai ... 108

b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ... 109

c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung ... 109

d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan ... 111

e. Menetapkan waktu ... 112

2. pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 113

a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ... 113

b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ... 113

c. Menyusun struktur organisasi ... 113

d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab ... 114

e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ... 116

f. Menyusun staf personel ... 117

3. penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 117

a. Memberi pengarahan dan perintah ... 117

b. Memberikan motivasi ... 117

c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan ... 118

d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ... 118

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA – UNNES ... 119

a. Mengadakan pengamatan kegiatan ... 119

b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ... 120

c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ... 120

BAB V PEMBAHASAN ... 121

A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ... 121

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai ... 122

2. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat rencana ... 123

3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung ... 124

4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya ... 126

(13)

xiii

B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang ... 127

1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ... 127

2. Mengelompokkan jenis pekerjaan ... 128

3. Menyusun struktur organisasi ... 129

4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas ... 130

5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ... 131

C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ... 131

1. Memberikan pengarahan dan perintah ... 131

2. Memberikan motivasi ... 132

3. Memberikan bimbingan dan pembinaan ... 133

4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ... 134

D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ... 135

1. Mengadakan pengamatan kegiatan ... 135

2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ... 136

3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya ... 138

BAB VI KESIMPULAN ... 140

A. Kesimpulan ... 140

B. Saran-saran ... 146

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen ... 17

Tabel 2 Subyek Penelitian ... 31

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati ... 37

Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus Penelitian ... 40

Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai ... 47

Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ... 49

Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik ... 52

Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ... 56

Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ... 63

Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya ... 67

Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik ... 71

Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ... 72

Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ... 73

Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi ... 75

Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas ... 77

Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel ... 79

Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah ... 80

Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi ... 82

(15)

xv

Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ... 87

Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan ... 91

Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ... 94

Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ... 96

Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik ... 98

Tabel 25 Penuturan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 99

Tabel 26 Penuturan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 102

Tabel 27 Penuturan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 103

Tabel 28 Penuturan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ... 104

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium ... 24

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Catatan Lapangan (C.L.: 01) ... 150

(Wawancara) Lampiran 2 Catatan Lapangan (C.L.: 02) ... 155

Lampiran 3 Catatan Lapangan (C.L.: 03) ... 160

Lampiran 4 Catatan Lapangan (C.L.: 04) ... 165

Lampiran 5 Catatan Lapangan (C.L.: 05) ... 173

Lampiran 6 Catatan Lapangan (C.L.: 06) ... 177

Lampiran 7 Catatan Lapangan (C.L.: 07) ... 182

Lampiran 8 Catatan Lapangan (C.L.: 08) ... 189

Lampiran 9 Catatan Lapangan (C.L.: 09) ... 192

Lampiran 10 Catatan Lapangan (C.L.: 10) ... 196

Lampiran 11 Catatan Lapangan (C.L.: 11) ... 202

Lampiran 12 Catatan Lapangan (C.L.: 12) ... 206

Lampiran 13 Catatan Lapangan (C.L.: 13) ... 211

Lampiran 14 Catatan Lapangan (C.L.: 14) ... 216

Lampiran 15 Catatan Lapangan (C.L.: 15) ... 219

Lampiran 16 Catatan Lapangan (C.L.: 16) ... 223

(Observasi/Pengamatan) Lampiran 17 Catatan Lapangan (C.L.: 17) ... 224

Lampiran 18 Dokumen Penelitian (DOK. 01) ... 225

Lampiran 19 Dokumen Penelitian (DOK. 02) ... 226

(18)

xviii

Lampiran 21 Dokumen Penelitian (DOK. 04) ... 243

Lampiran 22 Dokumen Penelitian (DOK. 05) ... 246

Lampiran 23 Dokumen Penelitian (DOK. 06) ... 256

Lampiran 24 Dokumen Penelitian (DOK. 07) ... 269

Lampiran 25 Denah Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang ... 276

Lampiran 26 Kode dan Batasan Operasional ... 277

Lampiran 27 Keputusan Program PascaSarjana Universitas Negeri Semarang No. 117/PPs/2004 tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ... 279

Lampiran 28 Izin Penelitian dari dari Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang No. 197/J.40.4.1/PG/2005 ... 280

Lampiran 29 Ijin Penelitian dari Dekan FMIPA-UNNES Semarang No. 593/J.40.1.4/PP/2005 ... 281

(19)

1 A. Latar Belakang Masalah

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang mengelola dua

program studi yaitu program studi Pendidikan Kimia dan Program Studi Kimia.

Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah

terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari. Pembuktian itu dilakukan antara

lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu Laboratorium Kimia

memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan Kimia.

Manajemen laboratorium terus dibenahi agar fungsi Laboratorium

Kimia dapat ditingkatkan menjadi laboratorium kimia yang representatif untuk

menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu kimia sehingga

dihasilkan lulusan yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong

penelitian dosen sebagai salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi.

Fungsi Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES adalah untuk

menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam

pengembangan sumber daya alam. Penelitian konversi bahan alam pemanfaatan

dan pengembangannya sangat diperlukan dalam upaya menggali sumber daya

alam di daerah dan sebagai pendukung utama pelaksanaan kebijakan otonomi

daerah. Peralatan laboratorium yang memadai dapat meningkatkan pelayanan

kepada dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum,

(20)

bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya sehingga dapat memberikan

informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Bangunan fisik Laboratorium Kimia terdiri atas 3 lantai yang terdiri dari

laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium

Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik /

Biokimia, Laboratorium Komputasi dan PBM Kimia. Program Studi Kimia

FMIPA-UNNES mengembangkan beberapa program terpadu, yaitu:

peningkatan kemampuan dan keterampilan lulusan, pengembangan sistem

pembelajaran berbasis riset dan pengadaan laboratorium penelitian dan

instrumentasi dengan mewujudkan manajemen laboratorium.

Beberapa prinsip dalam paradigma, baru manajemen pendidikan tinggi

dicoba diupayakan penjabarannya dalam program yang sesuai dengan sumber

daya yang dimiliki. Jurusan dengan sarana yang tersedia, dengan sumber daya

yang dimiliki antara lain Laboratorium Kimia Organik.

Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana diuraikan tersebut, maka

penelitian tentang “Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang” dilakukan. Penelitian tersebut sampai kini memang belum ada yang

melakukannya.

B. Fokus Penelitian

Penelitian difokuskan pada masalah Manajemen Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang. Fokus penelitian dijabarkan lebih lanjut

(21)

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengorganisasian Laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji penggerakan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengawasan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

D. Manfaat Penelitian

3. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti tentang

permasalahan yang terkait dengan manajemen Laboratorium Kimia

(22)

b. Memberikan informasi dalam mengembangkan teori yang berkaitan

dengan manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang

4. Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi :

a. Pengelola Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap manajemen laboratorium yang

dikelolanya.

b. Seluruh laboratorium di Jurusan Kimia atau di lembaga-lembaga

pendidikan yang sama, agar pemantauan atas manajemen laboratorium

dapat lebih mudah dilakukan.

c. Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia yaitu sebagai gambaran

dalam penyusunan program atau pengembangan manajemen

laboratorium kimia.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang. Ditetapkannya lokasi ini karena di

laboratorium-laboratorium Kimia yang ada di FMIPA-UNNES Semarang, yaitu

Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium

Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik

(23)

Kegiatan di Laboratorium Kimia Organik meliputi pelayanan praktikum

untuk mata kuliah kimia organik, biokimia dan kimia bahan pangan, penelitian

dosen dan mahasiswa, serta kegiatan layanan masyarakat yang membutuhkan

analisis proksimat, isolasi dan identifikasi serta transformasi komponen

organik bahan alam, pelatihan dan informasi pembuatan ekstraks

empon-empon, penetapan nilai gizi, dan pengawetan bahan pangan. Dengan padatnya

kegiatan di Laboratorium Kimia Organik, sedang kondisi laboratorium seperti

sekarang, maka perlu segera diperluas dengan menambahkan Laboratorium

Pangan dan Laboratorium Biokimia.

Inilah yang menjadi alasan kenapa peneliti mengambil lokasi di

Laboratorium Kimia Organik.

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah diperlukan untuk menghindari terjadinya interprestasi

yang berbeda dari para pembaca.

5. Perencanaan

Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah yang akan

ditempuh dalam melaksanakan kegiatan Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang.

6. Pengorganisasian

Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk

kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam

(24)

7. Penggerakan

Kegiatan penggerakan orang agar secara sadar dengan

memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah

direncanakan dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang.

8. Pengawasan

Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi

penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat Laborato-rium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

G. Asumsi dan Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa :

1. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik atas dasar pengalaman

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat menunjang keefektifan

manaje-men laboratorium yang mereka lakukan.

2. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik telah dibekali pula

pengetahuan praktis tentang manajemen laboratorium melalui penataran

atau pelatihan tersebut meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka

dalam melaksanakan manajemen laboratorium.

3. Pengalaman perolehan penataran atau pelatihan dilengkapi pula buku

pedoman praktis, para pengelola laboratorium dapat dengan lancar dan

(25)

Lingkup penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang tidak

dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Substansi penelitian ini adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang. Substansi yang lebih luas tidak termasuk

jangkauan penelitian ini dan perlu diadakan penelitian tersendiri.

2. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu situs yaitu di Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang. Hasil penelitian lebih dari satu situs

mungkin hasilnya akan berbeda.

3. Peneliti sebagai instrumen penelitian tidak dapat terhindar dari adanya

kemungkinan bias. Untuk mengatasi bias tersebut digunakan triangulasi

keabsahan data, baik melalui metode atau sumber data.

4. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (tahun 2004/2005).

Implikasinya kemungkinan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kurun

(26)

8 A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen memiliki berbagai arti dan definisi, tergantung dari siapa yang

mendefinisikan dan kapan mendefinisikannya. Istilah manajemen sen-diri

berasal dari bahasa Inggris ‘management’, yang berasal dari kata kerja ‘to

manage’ yang artinya: ‘to handle’ (mengurus, menangani), to control

(menguasai, mengawasi), to make and keep submissive (menjaga agar

tetap patuh, tunduk), to organize (mengorganisir), to alter by manipulation

(me-ngubah dengan cara memanipulasi), to carry out a purpose

(melaksanakan tujuan).

2. Manajemen sebagai Seni

Sebagai suatu seni manajemen berarti melaksanakan fungsi-fungsi dan

tugas organisasi melalui orang. Pelaksanaannya menggunakan berbagai

teknik, misalnya : (1) melalui hubungan antar manusia (human relations);

(2) mendelegasikan wewenang, menugaskan atau membagi tugas dan

tang-gung jawab dengan orang lain; (3) berkomunikasi, termasuk di

dalamnya mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (4) mengelola

perubahan; (5) manajemen sebagai ilmu pengetahuan; (6) manajemen di

(27)

proses dan praktek, yang bisa diterapkan di berbagai situasi termasuk di

sekolah.

3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi

Sebagai suatu organisasi, manajemen menciptakan struktur formal dan

struktur tersebut didasarkan pada misi, tujuan, target, fungsi dan tugas.

Misalnya, departemen pertahanan dan keamanan dapat menunjuk pada

pengelolaan militer dan polisi (juga masalah dalam dan luar negeri),

sedang Menteri Ekonomi menangani keuangan, perdagangan, koperasi,

dan lain-lain).

4. Manajemen sebagai Orang

Manajemen dapat dilihat sebagai orang atau sekelompok orang. Misalnya,

seorang guru mengatakan “Manajemen sekolah telah mengubah jadwal di

pertengahan semester” ini bisa berarti anda sendiri, atau pimpinan sekolah,

atau guru senior, atau mungkin tim (seperti menteri koordinator di

kabinet).

5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu

Dalam pengertian ini, manajemen sebagai suatu bidang kajian yang terdiri

dari berbagai subjek atau topik. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap

dalam manajemen bisa diperoleh melalui belajar, pengataman, atau

(28)

6. Manajemen sebagai Proses

Manajemen sebagai kumpulan proses, termasuk misalnya, pengambilan

keputusan, pemecahan masalah, atau perencanaan aksi. Semua proses ini

melibatkan pesan sumber-sumber seperti manusia, barang, dana, dan

waktu. Sering proses-proses ini disebut sebagai fungsi-fungsi manajer.

Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting

pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner (1990) sebagai berikut

“Managemen adalah perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para pengawas, usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya / organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang lebih ditetapkan”.

B. Fungsi-fungsi Manajemen

G.R. Terry, H. Albers, Richard D. Anderson, Henry Fayol, Herbert G. Hicks,

Luther Gulick, Ernest Dale dalam (Winardi. 2000 : 161-163) G.R. Terry

(Principles organ Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental

manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut : Planning (Perencanaan),

Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan), Controlling

(Mengawasi). Ingat singkatan P.O.A.C.

H. Albers (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi

(29)

Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5

elemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Staffing, Excecuting,

Appraising.

Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut

dalam aktivitas manajemen : Planning, Organization, Command,

Coordination, Control.

Herbert G. Hicks (The Management of Organizations) mengemukakan

pembagian berikut : Planning, Organizing, Motivating, Communicating,

Controlling, Creating.

Luther Gulick yang pada tahun 1930 mengemukakan istilah singkatan : P O S

D C O R B. Didalamnya terkandung 7 buah fungsi yaitu : Planning,

Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.

Ernest Dale dalam bukunya : Management Theory and Practice membagi

fungsi-fungsi manajemen dalam : Planning, Organizing, Direction,

Innovation, Representation.

Beberapa fungsi manajemen dari beberapa pakar tersebut, peneliti

menggunakan fungsi manajemen yang diutarakan oleh G.R. Terry yaitu

meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)

Menurut Terry (1998) perencanaan meliputi tindakan memilih dan

menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan

(30)

merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk

mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

Graves dalam Sarwoto (1998 : 70) membedakan tiga tingkatan dalam

perencanaan menurut tingkatannya dalam organisasi sebagai berikut :

a. Tingkat atas (top level)

Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin /

directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala

hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya

belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.

b. Tingkat menengah (midle level)

Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative

(manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara

bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam

perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan

sebaik-baiknya.

c. Tingkat bawah (bottom level)

Yaitu tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak

mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat

operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan

menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada

tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara

menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar

(31)

Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir

yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi

perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan

tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang

akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,

mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk

mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,

menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat

didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas

tersebut (Hasibuan, 1990). Sedangkan Winardi (2000) mengatakan

pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada

dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk

mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.

3. Penggerakan (actuating)

Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan

dalam proses manejemen. Penggerakan (directing = actuating = leading)

amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila

karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa

penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry (1998 : 313) actuating

(32)

sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu

ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Siagian (2000) mengatakan

penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan

kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas

dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Pada bagian lain

Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, penggerakan adalah pengarahan

dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk

membuat/mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan

dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu

dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.

a. Motivasi

Menurut faham behaviourisme motivasi diartikan sebagai suatu

kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan

sebuah kondisi yang memberi arah atau ketahanan (persistence) pada

tingkah laku tersebut. Sedangkan faham kognitif motivasi

didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai

dirinya sendiri dan lingkunganya. (Suciati 1997 : 4 1).

Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di

dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor instrinsik

yaitu dapat berupa sikap, kepribadian, serta pengalaman sebagai

harapan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor

(33)

datang lingkungan kerja dimana manusia, itu beraktivitas atau

lingkungan dimana ia tinggal, bisa karena pemimpin, kolega atau

faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi dapat dikatakan bahwa

faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul oleh karena

ada rangsangan (Wahjosumidjo 1994 174, 175).

b. Kepemimpinan

Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan

dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain

dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah

pengikut. Kepemimpinan juga dapat dikatakan suatu usaha

mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) lewat proses

komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson

(1990 : 263). Dari kedua pendapat diatas dapat dirumuskan definisi

kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau

kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan.

c. Komunikasi

Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan

komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya

komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini

memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Gibson

(34)

kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas

dasar informasi. Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa

komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung

secara efektif.

4. Pengawasan (controlling)

Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio (2000

: 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan

penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah

dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah pengukuran dan

koreksi atas pelaksanaan kerja dengan maksud untuk mewujudkan

kenyataan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana

yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik.

Dari berbagai pernyatan-pernyataan mengenai perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan manajemen dapat

disimpulkan sebagai berikut :

C. Laboratorium

Laboratorium, pengertiannya dapat disimak dari kata “Laboratory” seperti pada

kamus Welester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are

(35)

Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 0134/0/1983, tentang organisasi dan tata kerja lnstitut keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bandung, tanggal 5 Maret 1983, Pasal 57 ayat 1 yang dimaksud

laboraorium adalah sebagai berikut: Laboratorium/studio adalah sarana

penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni

tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan, dan unit

sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES Pasal 39

(1) Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang

pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan

akademik dan profesional.

(2) Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen yang

keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang

ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya

serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.

Pasal 40

Laboratorium/studio mempunyai tugas melakukan kegiatan

dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan

budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan

(36)

Pasal 41 ayat (2)

Penambahan dan penutupan laboratorium / studio ditetapkan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jurusan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laboratorium Kimia Organik adalah suatu ruangan atau kamar tempat

dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya

seperangkat alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya infrastruktur

laboratorium yang lengkap (termasuk fasilitas air, listrik, gas) (Ditjen Dikti,

2002).

Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempet proses belajar mengajar

melalui metoda praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar

dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk

mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum

di dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metoda mendidik untuk

belajar dan mempraktekan segala aktivitas dalam proses belajar mengajar

untuk menguasai suatu keahlian.

Komponen-komponen laboratorium pendidikan kimia dapat dikatego-rikan ke

dalam lima komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasi-litas

laboratorium, alat-alat laboratorium, zat (chemical), dan personil pengelo-la

laboratorium.

1. Personil Pengelola Laboratorium

Suatu komponen yang penting dalam pengelolaan laboratorium adalah

(37)

laboratorium. Para personel akan terdiri dari beberapa orang yang

jumlahnya akan tergantung pada keadaan lab, jumlah praktikan, dan tujuan

para praktikan yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di

laboratorium itu. Yang ideal personel-personel yang akan terlibat

langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja

yang harus ditanganinya akan terdiri dari: (1) kepala laboratorium, (2)

penanggung jawab laboratorium, (3) pembimbing praktikum (asisten), (4)

tenaga teknisi dan analis, (5) tenaga pembantu (juru laboratorium).

Masing-masing personel harus memahami dan mengerti bidang kerja yang

menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada

lembaganya dan selalu berorientasi kepada tujuan dan fungsi laboratorium

yang dibinanya. Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur

vertikal secara administrasi harus terbina suatu hubungan yang harmonis,

dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan

komponen-komponen dari sistem dalam pendidikan. Pembinaan personel

secara teknis dan administrasi dari waktu ke waktu agar selalu

ditingkatkan dan dibina sehingga pelaksananan kerjanya mencapai tujuan

yang optimal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keberhasilan tugas

dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium akan ditentukan oleh para

personilnya, dan lembaga yang membinanya.

2. Bangunan laboratorium

Bangunan laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) lokasi dan bentuk

(38)

(gudang alat), (4) ruangan tempat zat (gudang zat), (5) ruang alat optik, (6)

ruangan komputer, (7) ruangan persiapan praktikum, (8) ruang timbang,

(9) ruang pembimbing, asisten, (10) ruang gelap (fotografi), (11) ruang

bengkel laboratorium, (12) W.C.

3. Fasilitas Laboratorium

Fasilitas laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) meja praktikum dan

kursi bulat, (2) meja mimbar, (3) papan tulis, (4) rak (lemari alat), (5) rak

(lemari zat), (6) instalasi air, bak air, kran-kran air, dan bak cuci, (7)

instalasi jaringan listrik, (8) lemari asam, (9) alat-alat penangkal

kebakaran, (10) kotak obat-obatan dan alat PPPK, (11) sumber api/gas dan

pembakar, (12) alat-alat bengkel yaitu gunting, pisau, cetok, kikir, palu,

tang, gergaji, obeng, testpen, kunci pembuka kran, kuas, cat pembuat

etikel botol, pelubang sumbat, sablon huru, kelengkapan alat-alat

pengerjaan gelas, (13) jam dinding, (14) kipas angin (blower), (15) lemari

es, (16) alat pembuat aquades, (17) barometer, (18) termometer ruangan,

(19) buku-buku rujukan materi praktikum, (20) telepon/alat komunikasi

lainnya, (21) papan pengumuman.

4. Alat-alat laboratorium, (alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan

praktikum kimia).

Alat-alat laboratorium kimia dapat dikelompokkan berdasarkan

sifat-sifatnya, keadaannya (bentuknya) fungsinya/ harganya, dan frekwensi

penggunaannya, serta kondisinya. Dalam pengelolaan alat-alat

(39)

berikut: alat-alat ukur, alat-alat gelas, alat-alat yang terbuat dari logam,

alat-alat yang terbuat dari kayu.

5. Zat (Chemicals) : zat yang bersifat racun keras, asam kuat dan larutan basa yang mudah menguap, zat cair senyawa organik, zat berbentuk gas,

dan zat padat, misalnya macam-macam asam basa, garam dan unsur.

D. Manajemen Laboratorium

Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk

mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat

dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium

serta mendayagunakannya.

Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam

pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk

pengemba-ngannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam

melaksa-nakannya selalu berorientasi dibinanya faktor-faktor keselamatan yang terlibat

didalam laboratorium dan lingkungannya.

Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar dapat menunjang

kegiatan belajar-mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar

berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium

merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta serta

(40)

Dalam manajemen laboratorium, lima macam komponen laboratorium seperti

yang telah dikemukakan di atas, dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok,

yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia), dan kelompok

yang dikelola yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat

laboratorium, dan zat (chemicals). Dalam uraian disini, akan dicoba meninjau

fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu.

1. Kelompok Pengelola

Beberapa hal mengenai personil pengelola laboratorium, akan dicoba

dikemukakan landasan, tugas, fungsi dan aspek dari para personel

laboratorium dalam pelaksanaannya.

Para personel laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya

agar memiliki ketrampilan, dan pemahaman tentang laboratorium,

fasilitasnya, alat-alatnya dan zat-zatnya. Para personel laboratorium agar

mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi dari laboratorium

berdasarkan peraturan dan tugas dari lembaga institusinya.

Para personil dalam melaksanakan tugas dan fungsi laboratorium untuk

mencapai tujuannya, agar memahami dan mempelajari

penjelasan-penjelasan dan penjabaran dari keputusan dan peraturan yang ada

(41)

a. Struktur organisasi laboratorium.

DEKAN

PD II PD III

PD I

JURUSAN JURUSAN

JURUSAN

LAB * LAB *

LAB *

ASISTEN **

[image:41.612.123.513.103.572.2]

ASISTEN ** ASISTEN **

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium

Keterangan : * Dibantu oleh Lab. Teknisi ** Dibantu oleh tenaga laboran

(Tim Supervisi, Ditjen Dikti, 2002)

b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang

Rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidang kerja dan

masing-masing personil pengelola dan hubungannya secara vertikal

dan horizontal, serta hak-haknya berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku.

Selain mengerjakan hal itu para personel laboratorium akan/harus

mengerjakan pekerjaan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Untuk

menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan laboratorium para personel

laboratorium pada setiap kesempatan, agar selalu meneliti berbagai

(42)

laboratorium hasilnya optimum dalam segi pencapaian tujuan

instruksional, dan tujuan institusional, serta terbinanya suatu

profesionalisme dalam melaksanakan kerja. Suatu sistem pembinaan

ketatalaksanaan kerja dan pembinaan dari para personil laboratorium

perlu diperhatikan oleh pihak yang berwenang baik secara teknis atau

administratif, karena pelaksanaan bekerja di laboratorium baik segi

waktu pelaksanaan kerja, disiplin yang diperlukan, atau hal-hal yang

dapat merugikan kesehatan dirinya, merupakan sesuatu yang tidak

dapat dielakkan pada waktu mereka melaksanakan tugasnya. Karena

itu untuk semua orang yang bekerja di laboratorium agar mempelajari

dan memahami berbagai bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan dari

laboratorium, dan juga selalu harus memperhatikan faktor-faktor untuk

membina keselamatan (safety) dalam bekerja di laboratorium.

2. Kelompok yang Dikelola

Kelompok ini terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium,

alat-alat laboratorium, zat, dan lingkungannya serta praktikan. Untuk

pengelolaan masing-masing komponen tersebut dapat menerapkan

berbagai macam sistem yang sesuai dengan landasan, fungsi, dan tujuan

penggunaan laboratorium dari instansi atau lembaga yang membawahinya.

Suatu sistem laboratorium di UNNES diantaranya sebagai berikut ini :

a. Komponen bangunan laboratorium dan fasilitasnya

(43)

Berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya manajemen laboratorium

dan uraian dalam tesis ini diarahkan kepada manajemen laboratorium

kimia yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelolaan

(44)

26

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami

(natural setting) sebagai sumber data langsung mengenai manajemen

laboratorium Kimia Organik. Penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) yang

dikutip oleh Sonhadji (1994).

Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari

penjajagan ke lokasi penelitian yaitu Laboratorium Kimia Organik, studi

orientasi, kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan

dilanjut-kan dengan studi secara terfokus mengenai perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.

Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh personel

laboratorium pada awalnya bersifat pasif, kemudian beranjak menjadi aktif.

Pengamatan secara pasif dilakukan dengan hanya melihat-lihat hal-hal yang

dilakukan personel laboratorium tanpa memberi komentar maupun

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan kecurigaan.

Pengamatan secara aktif dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam

kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya kegiatan praktikum

penelitian, pelayanan masyarakat.

Peneliti juga mengadakan wawancara hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Wawancara dilengkapi

(45)

Semua data dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai instrumen utama

dan dilakukan pada latar yang alami. Peneliti sendiri yang mengadakan

pengamatan, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan (desain) yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus. Kasusnya adalah manajemen laboratorium kimia organik. Bogdan dan

Biklen (1998) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling

baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini

merupakan langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas

dan dalam, kemudian berlanjut dengan kegiatan pengumpulan dan analisis

data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu.

Dipilihnya rancangan studi kasus dalam penelitian ini, karena metode

ini mudah untuk dilaksanakan, sehingga bagi peneliti pemula sangat cocok,

bila dibanding dengan studi multi situs atau multi kasus (Scott, 1965 yang

dikutip oleh Bogdan dan Biklen, 1998).

Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena

penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan suatu peristiwa manajemen

Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang dengan cara

mengadakan pengamatan peran serta.

C. Kehadiran Peneliti di Lapangan

Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan

(46)

utama yang harus hadir di lapangan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2000).

Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,

penganalisis data, penafsir data, dan sekalius menjadi pelapor dari hasil

penelitian (Moleong, 2000). Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin

untuk dapat memperoleh data sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga

data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya. Peneliti

harus bersikap hati-hati, terutama dengan informan kunci agar tercipta suasana

yang mendukung keberhasilan dalam pengumpulan data.

Peneliti sebagai instrumen penelitian harus mampu menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi di lapangan yaitu di Laboratorium Kimia Organik

maupun di tempat dimana peneliti bisa ketemu personil laboratorium misalnya

saat melakukan wawancara. Hubungan baik antara peneliti dengan subyek

sebelum, selama dan sesudah memasuki latar merupakan kunci utama

keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin

kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan

membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat

diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan

yang akan merugikan informan (White, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1989

dalam Madyo Ekosusilo, 2003). Untuk kehadiran dan keterlibatan peneliti

harus diketahui/secara terbuka oleh subjek penelitian.

Data yang telah terkumpul pada saat tertentu perlu segera dianalisis

(47)

yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya, sehingga dapat segera dipahami secara

baik.

D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian

1. Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian adalah sesuai dengan fokus

penelitian, yaitu tentang manajemen laboratorium kimia organik. Jenis

data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: (1) data primer,

dan (2) data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau

kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan) berkaitan

dengan manajemen laboratorium kimia organik FMIPA Semarang.

Moleong (1994) menegaskan bahwa karakteristik data primer adalah

dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia yaitu hasil

wawancara mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengawasan. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen dan

foto-foto, tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-gambar yang dapat

digunakan sebagai pelengkap data primer yang berhubungan dengan

manajemen laboratorium kimia organik.

2. Sumber Data

Laboratorium Kimia Organik bernaung di bawah Kepala laboratorium

Kimia, dengan jumlah dosen pengampu praktikum 12 orang termasuk

(48)

sedang menempuh program S3, dan seorang sedang menempuh program

S2. Dari 12 orang tidak semuanya dijadikan sampel penelitian sebagai

sumber data, namun yang menjadi sampel sebagai sumber data adalah

yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.

Penetapan informan sebagai sumber data menggunakan teknik purposif.

Penggunaan teknik purposif didasari oleh pemahaman bahwa peneliti

cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data yang mentap dan mengetahui masalahnya

secara mendalam (Sutopo, 1988).

Dengan teknik purposif, akhimya ditetapkan sampel yang menjadi

[image:48.612.123.506.259.595.2]

informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Subyek Penelitian

No. Nama Informan Kode Jabatan

1 Drs. Edy Cahyono, M.Si KJ DP2

Ketua Jurusan FMIPA-UNNES Semarang.

2 Drs. Kasmui, M.Si KL Kepala Laboratorium Kimia FMIPA-UNNES Semarang 3 Dr. Supartono, MS PJL

DP1

Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

4 Drs. Kusorosiadi, M.Si DP4 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

6 Dra. Nanik Wijayati, M.Si DP3 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

Dari informan kunci yang satu selanjutnya dikembangkan untuk

mencari informan lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling).

(49)

terus-menerus dari informan satu ke yang lainnya, sehingga data yang diperoleh

semakin banyak, lengkap dan mendalam.

Teknik bola salju ini baru akan dihentikan apabila data yang

diperoleh dianggap telah jenuh (saturation data), atau jika data tentang

manajemen laboratorium tidak berkembang lagi sehingga sama dengan

data yang telah diperoleh sebelumnya (point of theoretical saturation).

3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai

instrumen kunci. Peneliti sebagai instrumen akan dapat menekankan pada

keutuhan (holistic emphasis), mengembangkan dasar pengetahuan

(knowledge-based expansion), kesegaran memproses (processual

immediacy), dan mempunyai kesempatan untuk mengklarifikasi dan

meringkas (opportunity for clafirication and summarization), serta dapat

memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki respon yang istimewa/ganjil

atau khas (explore atypical or idiosyncratic responses). (Madyo Ekosusilo,

2003).

Peneliti melakukan sendiri wawancara, observasi, mengumpulkan

data-data, mengklarifikasi, memaknainya sampai membuat laporan akhir.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini digunakan tiga teknik, yaitu (1)

wawancara mendalam (in depth interview), (2) observasi partisipan

(50)

Tiga teknik tersebut merupakan tiga teknik dasar dalam penelitian kualitatif

yang disepakati oleh sebagian besar penulis (Bogdan & Biklen, 1982;

Nasution, 1988; Sonhadji dalam Arifin, 1994); dalam Madyo Ekosusilo, 2003.

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai

(Moleong, 2000). Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh

konstruksi yang terjadi tentang pengakuan, keseriusan dan sebagainya

(Sonhadji, 1984 dalam Madyo Ekosusilo 2003).

Tahap pertama peneliti, menentukan siapa saja orang-orang yang

diwawancarai. Dalam hal ini orang-orang yang diwawancarai, yaitu : ketua

jurusan, kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium,

dosen-dosen pengampu praktikum, teknisi, laboran, mahasiswa.

Tahap kedua mempersiapkan wawancara. Peneliti mempersiapkan daftar

pertanyaan. Pertanyaan mengenai perencanaan mencakup bagaimana : (1)

merumuskan tujuan yang akan dicapai; (2) mengumpulkan data yang

diperlukan untuk membuat rencana; (3) menetapkan perencanaan dan

memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung; (4) menentukan

beberapa altematif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan; (5)

menetapkan waktu.

Pertanyaan mengenai pengorganisasian mencakup bagaimana : (1)

mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai

(51)

organisasi; (4) merumuskan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing petugas; (5) menetapkan jalur wewenang dan tanggung

jawab; (6) menyusun staf personil.

Pertanyaan mengenai penggerakan mencakup bagaimana : (1) memberi

pengarahan dan perintah ; (2) memberikan motivasi; (3) mengadakan

bimbingan dan pembinaan; (4) melaksanakan koordinasi dan menciptakan

hubungan kerja yang harmonis.

Pertanyaan mengenai pengawasan mencakup bagaimana : (1) mengadakan

pengamatan kegiatan; (2) mengukur dan membandingkan pelaksanaan

dengan rencana; (3) mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.

Semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan manajemen laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Tahap ketiga, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara

produktif. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat grand

tour. Pertanyaan bersifat umum dalam suasana santai, sambil memberikan

informasi yang berharga, respon dan diberi kesempatan secara bebas untuk

mengorganisasi jalan pikirannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan

difokuskan pada hal-hal yang akan diungkap sesuai fokus penelitian yaitu

tentang perencanaan, pengorganisasian, penggera-kan dan pengawasan

Laboratorium Kimia Organik dengan berpedoman pada

pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan. Peneliti berusaha menjaga agar

(52)

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada informan untuk

menyampaikan informasi yang diperlukan, agar wawancara bisa produktif.

Tahap keempat peneliti menghentikan wawancara karena sudah banyak

mendapatkan Informasi yang diperlukan dan informan sudah kelihatan

capai. Peneliti segera merangkum dan mengecek kembali kepada informan

apakah yang dikatakan informan sudah benar atau belum atau barangkali

informan ingin memantapkan atau menambah informasi yang diberikan

sebelumnya.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan perekam data berupa lembar

catatan lapangan dan tape recorder yang selanjutnya dituangkan dalam

transkrip wawancara. Khusus untuk perekam suara hanya digunakan

apabila informan/informan mengijinkan.

Pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka dan mendalam. Pertanyaan

bersifat terbuka dalam arti pertanyaan yang diajukan berdasarkan keadaan

pada saat itu dan berkembang dalam mencari informasi

sebanyak-banyaknya dari informan, tidak didasarkan pada urutan item yang sudah

dipersiapkan sebelumnya. Misalnya informasi mengenai struktur

organisasi di Laboratorium Kimia Organik, akhirnya informasinya

melebar ke keadaan di UGM, UNDIP. Inilah tugas peneliti yang harus bisa

memilih mana data yang diperlukan dan mana yang dibuang. Pertanyaan

bersifat mendalam dalam arti pertanyaan yang diajukan untuk melacak

(53)

2. Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilakukan dalam tiga tahap, dimulai dari

observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas dengan

melukiskan secara umum keadaan laboratorium Kimia Organik - UNNES

Semarang. Tahap berikutnya dilakukan observasi terfokus (focused

observations) untuk menemukan aspek-aspek yang perlu diberdayakan.

Tahap akhir setelah dilakukan analisis dan observasi berulang-ulang,

diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi dengan mencari

perbedaan di antara aspek-aspek tersebut. Semua hasil pengamatan dicatat

sebagai rekaman pengamatan lapangan (field note) yang selanjutnya

dilakukan refleksi.

Semua data yang diperoleh melalui observasi dicatat pada buku

catatan lapangan yang selalu dibawa oleh peneliti selama pengamatan

berlangsung. Selanjutnya data hasil pengamatan tersebut dipindahkan ke

dalam lembar catatan lapangan yang formatnya seperti berikut : bagian

pertama berisi tempat, waktu dan judul kejadian, bagian kedua berisi

rekonstruksi suasana dan dialog dan bagian ketiga berisi tanggapan

pengobservasian. Rekaman tersebut diketik satu spasi.

Tujuan dilakukan observasi partisipan adalah untuk mengamati

peristiwa sebagaimana yang dirasakan oleh subjek dan untuk

mengembangkan pemahaman terhadap latar sosial yang kompleks beserta

hubungan-hubungan yang ada di dalamnya (Arismunandar, 1992 dalam

(54)
[image:54.612.123.515.124.583.2]

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati

NO MACAM SITUASI YANG DIAMATI KETERANGAN

1 Keadaan Fisik

• Suasana lingkungan laboratorium

• Ruang laboratorium dan penataannya

• Ruang laboratorium beserta isinya

• Hiasan, lukisan, benda yang ada di laboratorium

Setting dan peristiwa-peristiwa yang penting diambil gambarnya / fotonya

2 Rapat-Rapat

• Rapat rutin intern laboratorium

• Rapat Dinas (rapat dengan pejabat)

• Pembinaan dari Dinas

Jika berhalangan tidak bisa menghadiri rapat, bisa dilakukan wawancara atau melihat hasil notulen rapat. 3 Suasana Kegiatan Praktikum

Kebiasaan memulai dan mengakhiri praktikum Proses bimbingan pengampu praktikum 4 Suasana Kegiatan Pelayanan Masyarakat

Penelitian yang dilakukan atas permintaan institusi, jurusan lain

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi digunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh melaui wawancara dan observasi. Data

yang diperoleh dan dokumentasi terdiri atas berbagai tulisan dan rekaman

seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat.

Data yang diperoleh melalui dokumentasi termasuk data sekunder dan

sumber non manusia. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan rekaman

sebagai setiap tulisan atau persiapan yang dipersiapkan oleh atau untuk

individual dan organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu

peristiwa.

Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian

antara lain : (1) Master Plan 2005-2025 dan rencana strategi 5 tahun

(55)

beberapa dosen; (2) peningkatan kualitas manajemen laboratorium dan

organisasi internal oleh Kepala Laboratorium; (3) keselamatan kerja di

laboratorium; (4) daftar bahan kimia, alat-alat gelas; (5) dana laboratorium

kimia FMIPA-UNNES Semarang; (6) dokumen yang berkaitan dengan

manajemen laboratorium kimia organik, baik berupa foto atau dokumen

tertulis lainnya; (7) daftar dosen pengampu praktikum kimia organik; (8)

denah laboratorium kimia organik; (9) rencana kegiatan laboratorium

kimia organik; (10) lain-lain yang relevan dengan fokus penelitian.

Dokumen-dokumen tersebut setelah dibaca dan dikaji kemudian

dibuat ringkasannya pada lembar ringkasan dokumen. Dari

dokumen-dokumen tersebut diharapkan banyak membantu dalam memahami latar

penelitian dalam laboratorium Kimia Organik.

F. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1984) analisis deskriptif dilaksanakan

melalui tiga alur kegiatan yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Tiga alur

kegiatan itu adalah : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Dari tiga alur di bawah ini diharapkan dapat

membuat data jadi bermakna.

Peneliti melakukan analisis data melalui tiga alur berikut ini :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

(56)

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan akhir dan diverifikasikan.

Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian

berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan

lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontak yang berisi uraian

hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban

terhadap masalah manajemen Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang. Ada empat belas catatan lapangan yang merupakan

hasil wawancara tentang : perencanaan, pengorgani-sasian, penggerakan

dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang. Selanjutnya ada tiga catatan lapangan tentang pengamatan

rapat, kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik. Ada lima

dokumentasi yaitu : master plan 2005 – 2025 Jurusan Kimia, peningkatan

kualitas manajemen dan organisasi internal, keselamatan kerja di

Laboratorium Kimia Organik, program kerja Kepala Laboratorium Kimia

Organik, dan lembaran-lembaran peringatan kerja di Laboratorium Kimia

Organik.

Semua data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan, ringkasan

dibaca dan ditelaah sekali lagi secara seksama untuk mengidentifikasi

topik-topik liputan. Setiap topik-topik liputan dibuatkan kode yang

menggambarkan topik tersebut, kode-kode itu digunakan untuk

mengorganisasi satuan-satuan data. Rekaman hasil wawancara ditulis

(57)

Satuan data yang diperlukan dalam satu sub fokus hasil rekaman satu

wawancara dipindah pada satu buku halaman kanan dan merupakan

paparan data. Sedangkan halaman kiri yang kosong nantinya dipakai untuk

menuliskan temuan-temuan data.

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan maka topik-topik

liputan penelitian diberi kode sebagai berikut :

Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus

Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus

Penelitian

KODE TOPIK SUB FOKUS

P.PERC. Perencanaan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

T.UJ Merumuskan tujuan yang akan dicapai

D.T Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana RCN.HAM.DUK Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal

yang mendukung

ALT Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan

WKT Menetapkan waktu

P.ORG Pengorganisasian laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

PEK. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

JN.PEK Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ST.ORG Menyusun struktur organisasi

WW.TJ Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

JAL.WW.TJ Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ST.PERS Menyusun staff personil

P.PENGG Penggerakan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

PENG.PERT.MOTV Memberi pengarahan dan perintah Memberikan motivasi

BIMB.PEMB Mengadakan bimbingan dan pembinaan

[image:57.612.123.510.252.709.2]
(58)

KODE TOPIK SU

Gambar

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium
Tabel 2   Subyek Penelitian
Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati
Tabel 4 Kode
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fitur – fitur yang terdapat pada aplikasi tugas akhir online ini diantaranya: kelola data mahasiswa dan dosen, pencatatan berita acara seminar tugas akhir, kelola

MT., selaku dosen penguji dan kepala Laboratorimu Teknik Industri yang memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, serta

Sistem Informasi Manajemen Tugas Akhir (SIMTA) merupakan sistem yang bertujuan untuk mempermudah staf administrasi dalam mengelola dan memanfaatkan data tugas akhir, membantu

25) Laboratorium/bengkel/studio harus memiliki agenda layanan praktikum mencakup dosen penanggungjawab, analis/teknisi dan mahasiswa yang bertugas serta daftar

Praktikum Kimia Fisik dan penelitian bidang Kimia Fisik baik dosen maupun mahasiswa, layanan kegiatan praktikum dan penelitian Perguruan Tinggi lain serta pengabdian kepada

1. Untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan pelatihan asisten praktikum. Mengetahui kompetensi asisten dalam merangkai, mengoperasikan peralatan, pemahaman materi praktikum,

Fitur – fitur yang terdapat pada aplikasi tugas akhir online ini diantaranya: kelola data mahasiswa dan dosen, pencatatan berita acara seminar tugas akhir, kelola

Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD), pasal 1 UU No 14 tahun 2005 disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,