• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Antar Pribadi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran Di SMA Pasundan 8 Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Antar Pribadi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran Di SMA Pasundan 8 Bandung"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM METODE PENGAJARAN

DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program

Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : SANDI HIDAYAT

NIM. 41808089

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

iv ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA GURU DENGAN SISWA DALAM METODE PENGAJARAN

DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG Oleh :

SANDI HIDAYAT NIM. 41808089

Skripsi ini dibawah bimbingan, Adiyana Slamet, S.ip.,M.Si.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Antarpribadi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran Di SMA Pasundan 8 Bandung.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif metode penelitian deskriptif yakni merupakan metode yang dipakai untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi. Penentuan Informan yang digunakan adalah purposive sampling, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data juga dilakukan teknik triangulasi data untuk menguji kebenaran dari hasil wawancara yang dilakukan. Subjek pada penelitian ini adalah Guru dan Siswanya, Sehingga informan yang dipilih sebanyak lima orang yaitu para siswa dan guru SMA Pasundan 8 Bandung.

Hasil penelitian terdiri dari adanya Proses Seleksi siswa tentang Komunikasi Antar Pribadi dalam metode pengajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa SMA Pasundan 8 Bandung. Proses menyusun siswa tentang komunikasi Antar Pribadi dalam metode pengajaran, siswa mencatat informasi yang disampaikan guru, karena sikap guru baik dalam mengajar. Penafsiran siswa mengenai metode pengajaran dengan komunikasi antarpribadi, siswa mudah memahami informasi atau pesan yang disampaikan guru dalam metode pengajaran, informasi yang disampaikan guru penting bagi siswa sebagai ilmu pengetahuan. Komunikasi Antar Pribadi dalam metode pengajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswanya mudah dipahami oleh siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan guru.

Kesimpulan Penelitian mengenai Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Antarpribadi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran yaitu siswa menilai sikap guru baik dalam menyampaikan materi pelajaran, siswa menerima informasi dengan mudah, informasi yang diterima penting bagi siswa sebagai ilmu pengetahuan.

(5)

ABSTRACT

STUDENTS PERCEPTION OF INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN TEACHER WITH STUDENT IN TEACHING METHOD

IN SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

By: Interpersonal Communication Between Teachers With Students In High School Teaching Methods Pasundan 8 Bandung.

The approach of this research is descriptive qualitative research method is a method that is used to explain and describe the phenomena that occur. Determination informant used is purposive sampling, data collection techniques and data analysis are also carried out technical data triangulation technique to test the validity of the results of interviews conducted. Subjects in this study were of Teachers and Students get, so that informants were selected as the five high school students and teachers Pasundan 8 Bandung.

The results consist of the Selection Process Inter-Personal Communication students about teaching methods by teachers and high school students Pasundan 8 Bandung. The process of preparing the students about communications Inter-Personal in teaching methods, students record the information submitted by teachers, because of his good teachers in teaching. The interpretation of the method of teaching students with interpersonal communication, students easily understand the information or messages submitted by teachers in teaching methods, the information presented to students as an important teacher of science. Personal Communication Between the teaching methods used by the teacher to the students easily understood by the students to receive the subject matter presented teachers.

Conclusions Research on Student Perceptions About Interpersonal Communication Between Teachers With Students In Teaching the students to assess their attitudes of teachers both in delivering course materials, students receive information easily, the information received is important for students as science.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb

Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Dzat Illahi Robbi yang telah

menganugerahkan setetes Ilmu-Nya yang Maha Luas tak terbatas kepada peneliti

yang memiliki banyak kedangkalan akal, sehingga Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Persepsi Siswa Tentang

Komunikasi Antarpribadi Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran Di SMA Pasundan 8 Bandung”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moril maupun materil serta terima kasih atas semua doanya karena

penulis percaya bahwa doa orang tua tidak akan terputus sampai kapanpun dan

dimanapun, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

lancar.

Dan dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat,

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs.,M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) yang telah memberikan pengesahan pada peyusunan skripsi

(7)

vii

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat M,Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations yang telah memberikan pengesahan

pada peyusunan skripsi ini.

3. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan pengarahan sebelum penelitian

dilaksanakan.

4. Yth. Bapak Sangra Juliano P.,S.Ikom., selaku Dosen Wali yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

5. Yth. Bapak Adiyana Slamet S.IP., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan dan motivasi

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis dari awal sampai akhir

perkuliahan.

7. Mbak Ratna Widiastuti, A. Md selaku Sekretaris Dekan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

8. Mbak Astri Ikawati, A. Md, Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia.

9. Yth. Bapak Drs. Bambang P. Putro, selaku Wakasek Kurikulum yang telah memberikan perizinan kepada penulis untuk melakukan Penelitian di

(8)

viii

10.Seluruh Guru dan Staff SMA Pasundan 8 Bandung yang selalu siap

membantu penulis selama penulis melakukan Penelitian.

11.Rekan-rekan yang penulis banggakan Apfija Putu, Rengga Reksapati,

Cecep Khaerudin, Rio Okke, Affandi, terima kasih atas kerjasamanya.

12.Rekan-rekan di program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2008 khususnya

IK-2 dan IK-Humas 3 yang selalu membantu penulis, terima kasih atas

kerjasamanya.

13.Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta saran-sarannya

kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga

kebaikannya dapat dibalas oleh Allah S.W.T

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penyusunan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada

khususnya yang akan melakukan Penelitian yang sama

Wassalaamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2012

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 9

1.2.2 Pertanyaan Mikro... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian……….. 10

(10)

x

1.4 Kegunaan Penelitian... ... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

2.1.2 Hakikat dan Definisi Komunikasi ... 13

2.1.3 Proses Komunikasi ... 14

2.1.4 Fungsi Komunikasi ... 16

2.1.5 Sifat Komunikasi ... 17

2.1.6 Tujuan Komunikasi... 18

2.1.7 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi ... 18

2.1.7.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ... 18

2.1.7.2 Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi ... 20

2.1.7.3 Jenis-jenis Komunikasi Antar Pribadi ... 21

2.1.7.4 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi ... 22

2.1.8 Tinjauan Tentang Persepsi ... 22

2.1.8.1 Pengertian Persepsi ... 21

2.1.8.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ... 23

2.1.8.3 Proses Persepsi ... 24

(11)

xi

2.1.9.1 Proses Komunikasi Dalam Pendidikan ... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Alur Model Komunikasi ... 35

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.1.1 Sejarah singkat SMA Pasundan 8 Bandung ... 36

3.1.2 Visi dan Misi SMA Pasundan 8 Bandung... 38

3.1.3 Logo SMA Pasundan 8 Bandung ... 40

3.1.4 Struktur Organisasi ... 42

3.1.5 Job Description ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Desain Penelitian ... 47

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 48

3.2.2.2 Studi Lapangan ... 49

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 50

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 51

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 52

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Profil Informan ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Proses seleksi siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung ... 68

4.2.2 Proses menyusun siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung ... 70

4.2.3 Penafsiran siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung ... 72

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ……… ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Logo SMA Pasundan 8 Bandung ... 37

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMA Pasundan 8 ... 41

Gambar 4.1 Informan penelitian ... 61

Gambar 4.2 Informan penelitian ... 62

Gambar 4.3 Informan penelitian ... 64

Gambar 4.4 Informan penelitian ... 65

Gambar 4.5 Informan penelitian ... 66

Gambar 4.6 Model Proses persepsi komunikasi antarpribadi ... 79

Gambar 1. Gedung SMA Pasundan 8 Bandung ... 99

Gambar 2. Ruang RSBI ... 99

Gambar 3. Kelas RSBI ... 100

Gambar 4. Ruang Multimedia ... 100

Gambar 5. Alat-alat studio musik SMA Pasundan 8 ... 101

Gambar 6. Fasilitas Parkir SMA Pasundan 8 ... 101

Gambar 7. Ruang Komputer dan Internet ... 102

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Persetujuan Pembimbing ... 86

Lampiran 2. Surat Permohonan Penelitian ... 87

Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian ... 88

Lampiran 4. Berita Acara Bimbingan ... 89

Lampiran 5. Pedoman Wawancara ... 90

Lampiran 6. Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ... 98

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah penyampaian pesan dengan menggunakan

lambang-lambang yang berarti. Pesan yang disampaikan memiliki makna atau arti yang

dapat dimengerti oleh kedua pihak, komunikator dan komunikan. Sehingga,

komunikasi dikatakan efektif apabila tercapai kesamaan makna antara

komunikator dan komunikan.

Komunikasi yang terlibat minimal harus mengandung kesamaan makna

antara komunikator dan komunikan, karena ini merupakan dasar tercapainya

komunikasi yang efektif. Sebagaimana dikemukakan oleh Onong Uchjana

Effendy mengatakan sebagai berikut :

“Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua

pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya

informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu

agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu

perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain”

(17)

2

Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan peranan yang sangat

penting, karena komunikasi merupakan wahana utama dari kegiatan dan

kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi adalah alat hidup bagi kepentingan

manusia, karena manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

ia senantiasa memerlukan dan membutuhkan bantuan orang lain.

Manusia yang satu dengan yang lain selalu mengadakan hubungan dan

kerjasama untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing dengan menjalankan

komunikasi

Menurut Hovland yang dikutip oleh Effendy mendefinisikan komunikasi sebagai

berikut :

“Proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lembaga dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah

laku orang lain (Komunikan) atau dalam bahasa asingnya “The procces by wich and individual “(The communicator) transmit stimuli the behavior of other

individual (Communicates)” . (Hovland dalam Effendy, 1992 : 2).

Pada definisi diatas, lebih jelas dinyatakan bahwa komunikasi adalah

proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan perangsang perangsang

(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku

orang lain, sehingga seseorang dapat merubah sikap, pendapat, dan perilaku orang

lain. Apabila komunikasi yang dilangsungkan komunikatif.

Setiap komunikasi yang dilakukan, selalu menimbulkan persepsi bagi

setiap orang untuk menerima atau menolak pesan yang dipengaruhi oleh indera

(18)

hubungan-3

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan. Penafsiran pesan yang paling mudah dilakukan yaitu saat kita menjalankan

komunikasi secara tatap-muka, dalam jarak yang dekat, karena baik komunikator

maupun komunikan dapat mengetahui tanggapan secara langsung dan spontan

terhadap pesan yang dikirim atau diterima, baik secara verbal (melalui kata-kata)

maupun secara nonverbal (melalui bahasa tubuh). Atau lebih dikenal dengan

komunikasi antarpribadi.

Devito mendefinisikan komunikasi antar pribadi yaitu :

“Komunikasi Antarpersona adalah proses pengiriman dan penerimaan

pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang,

dengan berbagai efek dan beberapa umpan balik seketika” ( the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons,

with some effect some immediate feedback). (Devito, 1984 : 4)

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi

instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena

kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk

pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang

paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting

hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya

komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan

sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar,

(19)

4

Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi

dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan

hubungan interpersonal. Persepsi komunikasi antar pribadi dapat diartikan

memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang

(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.

Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai berikut :

“Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang orang secara

tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain,

baik secara verbal maupun non verabal.” (Mulyana, 2002 : 73)

Begitu pula, komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat

penting kedudukannya. Bahkan sangat besar peranannya dalam menentukan

keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa

tinggi-rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor

komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan (Yusup, 1990: 13)

Komunikasi antara seorang guru dengan siswanya termasuk kedalam

komunikasi antar pribadi karena proses belajar mengajar merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Interaksi atau hubungan antara guru dan siswa itu merupakan syarat

utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih

luas, tidak sekedar hubungan guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.

Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,

(20)

5

SMA PASUNDAN 8 BANDUNG sebagai salah satu sekolah SMA swasta

yang terdiri dari dua jurusan pendidikan IPA dan IPS, memiliki ratusan siswa

serta puluhan guru. Setiap harinya mereka berinteraksi baik secara verbal maupun

nonverbal. siswa setiap hari berinteraksi dengan guru-guru pengajar yang

berpengalaman dalam proses komunikasi baik secara teori maupun terapan. Di

dalam kegiatan belajar mengajar, setiap pesan yang disampaikan guru

dipersepsikan beragam oleh setiap siswa. Persepsi itu bergantung pada selecting

(seleksi), organizing (organisasi) dan interpretating (interpretasi).

Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas

secara tatap muka (face-to-face). Karena kelompoknya relatif kecil, meskipun

komunikasi antara guru dan siswa dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi

kelompok (group communication), sang guru sewaktu-waktu bisa mengubahnya

menjadi komunikasi antarpribadi. Terjadilah komunikasi dua arah dimana siswa

menjadi komunikan dan guru sebagai komunikator. Terjadinya komunikasi dua

arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat

atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak diminta.

Dalam menciptakan komunikasi yang efektif di dalam proses belajar

mengajar bagaimana persepsi siswa tentang komunikasi antarpribadi guru dan

siswa juga sangat penting. Persepsi akan mempengaruhi sikap siswa terhadap

pesan verbal maupun nonverbal. Demikian pentingnya persepsi, apalagi

mengingat bahwa manusia adalah mahluk yang selalu ingin tahu dan selalu

mencari. Penafsiran lewat persepsi adalah salah bentuk naluri manusia. Persepsi

(21)

6

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.” Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi

(sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah

bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi

tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi, dan

memori (Desiderato, 1976:129).

Namun berdasarkan stimuli inderawi yang ditangkap oleh para siswa, hal

tersebut belum tentu sesuai dengan apa yang dimaksudkan guru. Inilah persepsi

itu. Persepsi dari setiap siswa berbeda-beda dalam menangkap makna dibalik

kerasnya suara guru dalam menerangkan pelajaran. Apa yang dimaksudkan guru

belum tentu sama dengan persepsi siswa. Sebagian siswa akan beranggapan

bahwa guru mungkin sedang marah tanpa alasan yang jelas. siswa lain akan

berpendapat bahwa guru mungkin sedang berusaha membangunkankan dirinya,

atau ada yang beranggapan bahhwa guru sedang dalam tekanan, dan masih

banyak lagi persepsi lain.

Meskipun hal itu dilakukan berkali-kali oleh sang guru, akan sangat sulit

sekali untuk menyamakan persepsi bahwa maksud guru adalah agar kelas menjadi

hidup. Itu dikarenakan tingkat selecting (seleksi), organizing (organisasi) dan

interpretating (interpretasi) yang menyangkut aspek kognitif dan pengalaman

yang berbeda-beda pada tiap manusia. Belum lagi keadaan emosional para siswa

juga perlu dipertimbangkan. Seorang siswa yang mampu membaca situasi

tentunya akan lebih mudah dalam mempersepsikan pesan apa yang disampaikan

(22)

7

setiap kalimat yang diucapkannya di dalam kelas. Seorang siswa yang sudah

berkali-kali melihat perilaku ini kemudian mampu membaca keadaan pada saat

situasi seperti apa guru ini akan berperilaku seperti ini. Dengan kemampuan

“seleksi”, “organisasi” dan “interpretasi” itu, siswa tersebut kemudian tahu apa maksud dari sang guru. Hal itu menunjukkan bagaimana seleksi, organisasi dan

interpretasi sangat penting dalam mempersepsi pesan-pesan yang disampaikan

oleh guru.

Apa yang ditampilkan oleh guru ketika sedang menyampaikan pesannya

dalam kegiatan belajar mengajar, terutama lewat penyampaian pesan verbal

maupun non verbalnya dapat dikategorikan sebagai perilaku. Hal ini sesuai

dengan yang diutarakan oleh Larry A. Samovar dan Richard E. Porter. Bagaimana

tidak, dalam kegiatan belajar mengajar baik penampilan dan pakaian, gerakan dan

postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, bau-bauan sangat mempengaruhi

persepsi awal siswa terhadap komunikasi guru dengan siswanya. Disinilah poin

pentingnya. Bahwa persepsi awal dapat mempengaruhi persepsi selanjutnya dari

pesan-pesan verbal maupun nonverbal selanjutnya dari guru.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori

dan Praktek (2005: 102), komunikasi yang paling efektif dalam proses belajar

mengajar adalah komunikasi dalam bentuk diskusi, baik antara pengajar dengan

pelajar maupun di antara para pelajar sendiri. Hal tersebut dianggap paling efektif

karena mekanismenya memungkinkan pelajar terbiasa untuk mengemukakan

pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya, apakah yang telah

(23)

8

Keberadaan SMA PASUNDAN 8 Bandung di dunia pendidikan mungkin

dirasakan masih muda dalam segi usia, sebab didirikan sejak tanggal 05 Juni 1989

dan tahun ini berusia 22 tahun. Akan tetapi, walaupun masih terbilang remaja

(muda), sekolah SMA Pasundan 8 Bandung memiliki dedikasi, kreatif, dan

inovatif yang sedang mencari jati diri dan selalu menginginkan perubahan dalam

setiap perkembangan zaman. 1

Ditinjau dari perkembangan usia, secara psikologis, masa remaja

merupakan masa yang begitu unik, penuh teka-teki, dilematis dan sangat rentan.

(Muhammad Al-Mighwar, 2006 : 6). Karena SMA PASUNDAN 8 Bandung

masih tergolong usia remaja dari segi usia yang sedang dalam masa transisi dan

dalam masa perubahan.

Dalam setiap kegiatan berkomunikasi hambatan atau gangguan (noise)

biasa terjadi kapan saja, begitupun dalam proses komunikasi antarpribadi.

Gangguan (niose) adalah hambatan dalam komunikasi yang terdistorsi pesan.

Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan

yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima. Gangguan atau hambatan

ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain berbicara), psikologis (pemikiran

yang sudah ada dikepala kita), dan semantik (salah mengartikan makna).

Gangguan atau hambatan (noise) dalam komunikasi tidak terhindarkan, semua

komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak dapat

meniadakannya sama sekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya.

Menggunakan bahasa yang akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan

1

(24)

9

menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan

menerima umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.

1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Pertanyaan Makro

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

peneliti menyampaikan rumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Persepsi Siswa Tentang Komunikasi Antar Pribadi

Antara Guru Dengan Siswa Dalam Metode Pengajaran Di SMA Pasundan 8 Bandung?”.

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses seleksi isi pesan siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung?

2. Bagaimana Proses pengelompokan isi pesan siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung?

(25)

10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai persepsi

siswa tentang komunikasi antarpribadi antara guru dengan siswa dalam metode

pengajaran di SMA Pasundan 8 Bandung dalam meningkatkan minat belajar.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Proses seleksi isi pesan siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung.

2. Untuk mengetahui Proses pengelompokan isi pesan siswa dalam metode pengajaran yamg diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung.

3. Untuk mengetahui Penafsiran isi pesan siswa dalam metode pengajaran yang diterapkan di SMA Pasundan 8 Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi

pengembangan ilmu komunikasi secara umum, sedangkan kegunaan

teoritis secara khusus diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

yang berkaitan tentang kajian ilmu Komunikasi melalui metode

(26)

11

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai suatu

pelajaran dan pengalaman mengenai masalah penelitian yaitu Persepsi

Siswa Tentang Komunikasi Antarpribadi Antara Guru dengan Siswa

Dalam Metode Pengajaran DI SMA PASUNDAN 8 Bandung Dalam

Meningkatkan Minat Belajar.

b. Program Studi

Kegunaan penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas

Komputer Indonesia secara umum, dan mahasiswa program studi ilmu

komunikasi secara khusus sebagai literatur bagi peneliti pada kajian

penelitian yang sama.

c. Lembaga yang diteliti

Kegunaan penelitian ini berguna bagi siswa dan guru di dalam

kegiatan pembelajaran siswa melalui komunikasi antarpribadi baik dari

metode penyampaian maupun dari proses komunikasi sehingga dapat

(27)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Skripsi Gilang Abimanyu

Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui Komunikasi Antar

Pribadi Tentor dan Murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama

Quantum Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam Proses Belajar

Mengajar.

Untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator

sebagai sub fokus pada penelitian ini yaitu, proses, tujuan, dan manfaat.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif metode deskriptif yakni merupakan metode yang dipakai untuk menjelaskan

menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi. Teknik sampling yang

digunakan ialah purposive sampling, teknik pengumpulan data dan teknis

analisis data.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti adanya tujuan dalam mendidik siswa dengan menggunakan Komunikasi antar pribadi

Tentor dan Murid dalam proses belajar mengajar. Pesan komunikasi antar

pribadi yang disampaikan Tentor kepada siswa efektif dilakukan dalam

proses belajar mengajar.

(28)

13

Kesimpulan Penelitian adalah Komunikasi Antar Pribadi Tentor dan Murid di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum Kids

Cabang Metro Trade Centre Bandung dalam Proses Belajar Mengajar

berjalan sesuai dengan komunikasi antar pribadi yang diterapkan.

2.1.2 Hakikat dan Definisi Komunikasi

Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan peranan yang sangat

penting, karena komunikasi merupakan wahana utama dari kegiatan dan

kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi adalah alat hidup bagi kepentingan

manusia, karena manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

ia senantiasa memerlukan dan membutuhkan bantuan orang lain.manusia yang

satu dengan yang lain selalu mengadakan hubungan dan kerjasama untuk saling

memenuhi kebutuhan masing-masing sebagaimana dikemukakan oleh Jalalludin

Rahmat (1997), mengatakan sebagai berikut:

“Komunikasi selalu hadir dalam bidang kehidupan manusia, karena

merupakan faktor yang sangat penting dalam menumbuhkan hubungan antara

manusia,melalui komunikasi manusia dapat mengadakan tukar menukar

pengetahuan dan pengembangan kerjasama”. (Rakhmat, 1997 : 54).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama

makna, jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan

(29)

14

dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu

pesan tertentu (Effendy, 2002:9).

Pengertian komunikasi secara etimologis diatas adalah bahwa komunikasi

minimal harus mangandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.

Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni

agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan

sesuatu perbuatan atau kegiatan.

Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi

adalah “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya” (Effendy, 1993 :28).

Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih

mengenal komunikasi secara konseptualisasi, dimana komunikasi terdiri dari tiga

konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan Wilmot (Mulyana,

2000 : 61-68)

2.1.3 Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

adalah bahasa. Gerakan, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara

langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada

(30)

15

Dalam proses komunikasi primer menjelaskan bahwa seorang

(komunikator) menyampaikan informasi, gagasan dan idenya kepada orang lain

(komunikan), dengan menggunakan sarana media yang ada didalam dirinya

(internal). Untuk itu diperlukan kemampuan agar dapat menstransmisikan

perasaan dan pikirannya tersebut kepada orang lain. Kemampuan yang dimaksud

adalah bagaimana seorang manusia menggunakan dan memadukan bahasa dalam

dirinya. Baik beberapa isyarat seperti menggunakan alat maupun gambar,

kemudian dikemas sedemikian rupa agar orang lain mengerti isi pesan yang

disampaikan oleh komunikator dengan komunikan mempunyai kesamaan makna

dalam menyampaikan pesannya.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang

digunakan dalam proses komunikasi sekunder ini adalah media massa, baik media

elektronik maupun media cetak. Penggunaan media massa ini untuk mencapai

khalayak yang lebih banyak dan luas. Namun kekurangan dari proses komunikasi

sekunder ini adalah umpan balik yang tidak langsung karena bersifat satu arah

(one way communication). (Effendy, 2003 : 31).

Proses komunikasi secara sekunder merupakan penerapan teknologi yang

terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Kegiatan komunikasi

dilakukan oleh komunikator dengan menggunakan media yang berada diluar dari

(31)

16

dari komunikator dan jumlahnya relative banyak media yang biasanya digunakan

yaitu: telepon, internet, majalah, televise, majalah dan lain sebagainya.

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Menurut Alo Liliweri, secara umum ada lima kategori fungsi utama

komunikasi, diantaranya :

A. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui

penerima (informasi / to inform). Fungsi utama dan pertama dari informasi

adalah menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi

kepada orang lain. Artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu,

para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.

B. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima

(pendidikan / to educate). Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah

menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi yang

bersifat mendidik kepada orang lain. Artinya, dari penyebarluasan

informasi itu diharapkan para penerima informasi akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.

C. Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi).

Fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi

(mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang

diperintahkan.

D. Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk

mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence).

(32)

17

adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat

mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan

perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

E. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus

mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain). Fungsi hiburan adalah

fungsi pengirim untuk mengirimkan pesan pesan yang mengandung

hiburan kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan. (Liliweri,

2007 ; 18).

2.1.5 Sifat Komunikasi

Sifat komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy ada beberapa macam,

yaitu sebagai berikut:

1. Tatap muka (face-to-face)

2. Bermedia (mediated)

3. Verbal (verbal)

o Lisan (oral)

o Tulisan (written/priated)

4. Nonverbal

o Gerakan / isyarat badaniah (gestural)

o Bergambar (pictorial). (Effendy, 2002:7).

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut

untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapatkan umpan balik (feedback)

dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat dipenuhi

(33)

face-to-18

face) dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa

menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambing atau simbol

komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan nonverbal.

Verbal dibagi kedalam dua macam yaitu lisan (oral) dan tulisan (written/printed).

Sementara nonverbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gestural)

seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, serta

menggunakan gambar untuk mengemukakan idea tau gagasannya.

2.1.6 Tujuan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, tujuan komunikasi

menurut Onong Uchjana Effendy, adalah :

1. Perubahan Sikap (Attitude change)

2. Perubahan Pendapat (Opinion change)

3. Perubahan Perilaku (Behavior change)

4. Perubahan Sosial (Sosial change) (Effendy, 1997:10).

2.1.7 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi 2.1.7.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung

antara seseorang dengan orang lain, biasanya melibatkan dua pihak dengan jarak

(34)

19

Komunikasi antarpribadi (interpersonal coomunication) adalah komunikasi

antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun

nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi

diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti

suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri

komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak

yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim pesan secara simultan dan

spontan, baik secara verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2005: 73).

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam

bukunya The Interpersonal Communication Book . ( Devito, 1989 : 4 ), sebagai:

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik seketika”. (Devito, dalam Effendy, 2003 : 59).

Dalam bukunya “Komunikasi Antarpribadi” (1991: 12), Alo Liliweri

mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi anatarpribadi adalah

komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku

sesorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat

langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikank etika itu juga, pada

saat komunikasi dilancarkan. Komunikan mengetahui pasti apakah komunikasi itu

positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan

(35)

20

Menurut Everet M. Rogers (Liliweri 1991: 46) ada beberapa ciri komunikasi

yang menggunakan saluran antarpribadi, yaitu :

1. Arus pesan yang cenderung dua arah

2. Konteks komunikasinya tatap muka

3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

4. Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selectivitas exposure’)

yang tinggi

5. Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat

6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

2.1.7.2 Ciri Ciri Komunikasi Antar Pribadi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi antarpribadi ada beberapa

ciri khas komunikasi antarpribadi. Menurut Barnlund (1968) ada beberapa ciri

komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi interpersonal selalu; (1) terjadi secara

spontan; (2) tidak mempunyai struktur yang teratur dan diatur; (3) terjadi secara

kebetulan; (4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu; (5)

dilakukan oleh orang orang yang identitas keanggotaan yang terkadang kurang

jelas, dan (6) dapat terjadi sambil lalu.

De Vito (1976) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi

mengandung lima ciri sebagai berikut : (1) keterbukaan atau openness; (2) empati

(empathy); (3) dukungan (suportiveness); (4) perasaan positif (positivness); (5)

kesamaan (equality). Selain itu, Evert M. Rogers dalam Depar (1988)

(36)

21

cenderung dua arah; (2) konteks komunikasi adalah tatap muka; (3) tingkat umpan

balik yang tinggi; (4) kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat

tinggi; (5) kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban; dan (6)

efek yang terjadi antara lain perubahan sikap. (Alo Liliweri, 1997 ; 12).

2.1.7.3 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi

Secara teoritis komunikasi antar pribadi di klasifikasi menjadi dua jenis

menurut sifatnya:

1. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung

antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan

pesan dari seorang lagi komunikan yang menerima pesan, oleh karena itu prilaku

komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens.

komunikator memusatkan perhatianya kepada diri komunikan seorang itu. Situasi

komunikan seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau komunikasi

kelompok , baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas

atau seminar.

2. Komunikasi triadik (triadik communication)

Komunikasi triadik adalah komunikasi antar pribadi (antar persona) yang

pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunkator dan dua orang

komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi

diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada

(37)

22

sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat

berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya proses komunikasi. Walaupun

demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya

komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik merupakan

komunikasi antar pribadi lebih efektif tidaknya proses komunikasi (Effendy, 2003

: 62- 63).

2.1.7.4 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Prof. Drs.H.A.W. Widjaja dalam bukunya Ilmu Komunikasi

tujuan dari komunikasi antar persona adalah :

1. Mengenali diri sendiri dan orang lain.

2. Mengetahui dunia luar

3. Menciptakan dan memelihara hubungan

4. Mengubah sikap dan prilaku

5. Bermain dan mencari hiburan

6. Membantu orang lain. (Widjaja, 2000 : 122)

2.1.8 Tinjauan Tentang Persepsi 2.1.8.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

(38)

23

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2007: 179).

Definisi lain tentang persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi,

menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory

stimuli) (Rakhmat, 2001: 57).

Sementara Joseph A. Devito mendefinisikan persepsi sebagai proses yang

menjadikan kita sadar akan banyaknya yang mempengaruhi indera kita (Mulyana,

2007: 180).

2.1.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. David Krech dan Richard S. Crutchfield (1977) (dalam

Rakhmat, 2001:58) menyebutnya sebagai faktor fungsional, faktor struktural,

faktor situasional, dan faktor personal.

1. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal

lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang

menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang

yang memberikan respons pada stimuli itu. Dari sisi Krech dan Crutchfield

(39)

24

bahwa objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya

objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

2. Faktor Struktural

Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf

yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dari sini Krech dan Cruthfield

melahirkan persepsi yang kedua, yaitu: medan perseptual dan kognitif selalu

diorganisasikan dan diberi arti.

3. Faktor Situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik,

petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari

faktor-faktor situasional yang mempengaruhi.

4. Faktor personal

Faktor personal terdiri atas pengalaman, motivasi, dan kepribadian.

Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.

Sementara motivasi adalah faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan

diproses. Sedangkan kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran

yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan

karakteristik seorang individu.

2.1.8.3 Proses Persepsi

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan

(40)

25

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin

mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah

kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi

adalah sumber utama dari pengetahuan itu. Dari definisi yang dikemukakan oleh

Pareek (Sobur, 2003:451) yaitu: “persepsi adalah proses menerima, menyeleksi,

mengorganisir, mengartikan, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca

indera dan data”, tercakup beberapa segi atau proses yang selanjutnya dijelaskan

sebagai berikut:

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari

berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indera. Kita melihat

sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya sehingga kita

mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk

memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat

perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi

untuk proses yang lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.

Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni

pengelompokkan (berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam

(41)

26

ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu

yang timbul menonjol,

sedangkan gejala atau rangsangan yang lain berada di latar belakang),

kemantapan persepsi (ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi,

dan perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya).

4. Proses penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan

data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah

data itu ditafsirkan. Persepsi pada dasarnya memberikan arti pada berbagai data

dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil tindakan untuk

mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses ini terlalu cepat dan

orang mungkin tidak menyadarinya.

6. Proses reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual adalah tindakan sehubungan dengan apa

yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang bertindak

sehubungan dengan persepsinya.

2.1.9 Tinjauan Tentang Hubungan Komunikasi dengan Pendidikan

Seperti yang sudah disepakati bahwa fungsi utama komunikasi adalah

informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment). Maksudnya secara

singkat adalah bahwa komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data,

(42)

27

komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam

menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu

karena benyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.

Menurut Jourdan (1984), bidang pendidikan tidak dapat berjalan tanpa ada

dukungan komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui

komunikasi atau dengan kata lain tidak ada perilaku pendidikan yang tidak

dilahirkan oleh komuniksi. Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa

berkomunikasi, mengajar orang lain tanpa komunikasi, atau memberi kuliah tanpa

berbicara. Semuanya membutuhkan komunikasi yang sesuai dengan bidang

daerah yang disentuhnya (Yusup, 1990: 1-2).

Perbedaan komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuannya atau

efek yang diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan, tujuan komunikasi

sifatnya umum, sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah

yang dalam proses komunikasi komunikasi melahirkan istilah-istilah khusus

seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi, agitasi, dan pendidikan. Tujuan

pendidikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang

mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan

penerangan, propaganda, indoktrinasi, dan agitasi. Tujuan pendidikan itu akan

tercapai jika prosesnya komunikatif, minimal harus demikian. Jika proses belajar

itu tidak komunikatif, tidak mungkin tujuan pendidikan itu akan tercapai

(43)

28

Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas

secara tatap muka (face-to-face). Karena kelompoknya relatif kecil, meskipun

komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk

komunikasi kelompok (group communication), sang pengajar sewaktu-waktu bisa

mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah komunikasi dua arah

atau dialog dimana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator, demikian pula

sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar

bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pendapat, diminta

atau tidak diminta. Jika pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan

tanpa ada gairah unutk mengekpresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka

meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah,

dan komunikasi itu tidak efektif.

Menurut Effendi dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek

(2005: 102), komunikasi yang paling efektif dalam proses belajar mengajar adalah

komunikasi dalam bentuk diskusi, baik antara pengajar dengan pelajar maupun di

anatara para pelajar sendiri. Hal tersebut dianggap paling efektif karena

mekanismenya memungkinkan pelajar terbiasa untuk mengemukakan pendapat

secara argumentative dan dapat mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya

itu benar atau salah.

Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting

kedudukannya. Bahkan sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan

(44)

29

suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh faktor komunikasi ini,

khususnya komunikasi pendidikan (Yusup, 1990: 13).

2.1.9.1 Proses Komunikasi Dalam Pendidikan

Menurut Berlo (Yusup, 1990: 10), proses belajar merupakan proses

komunikasi. “Berbicara tentang komunikasi dalam konteks personal artinya

berbicara tentang bagaimana orang belajar”, katanya. Selanjutnya lagi, dengan atau tanpa media, proses belajar bisa terjadi, terutama apabila terjadi balikan atau

umpan balik dari pihak sasaran (komunikan) kepada penyampai atau sumber

pesan secara berlanjut. Apabila proses komunikasi tersebut berakibat timbulnya

perubahan perilaku pada pihak sasaran, terutama perubahan dalam domain

kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka prosesnya sudah berada pada suasana

pendidikan, suasana belajar. Dalam hal ini, belajar dan atau lebih luasnya

pendidikan juga membutuhkan komunikasi karena sebenarnya proses belajar

merupakan suatu proses komunikasi.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

proses penyampaian pesan dari sumber melalui saluran atau media tertentu kepada

penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media, dan penerima pesan

adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan

dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada di dalam kurikulum,

sumber pesannya bisa guru, siswa, prang lain ataupun penulis buku dan produser

media, salurannya media pendidikan, dan penerima pesannya adalah siswa atau

(45)

30

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh

guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal

(kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol no-verbal atau visual. Proses

penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut encoding.

Sedangkan penerima pesan (siswa, peserta latihan, ataupun guru dan pelatihnya

sendiri) menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh

pesan. Proses penafsiran simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan

tersebut disebut decoding.

Adakalanya penafsiran tersebut berhasil, dan adakalanya tidak. Penafsiran

yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam

memahami apa-apa yang didengar, dibaca, atau dilihat dan diamatinya. Media

komunikasi sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan

dapat membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat,

intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis,

jaeak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media

pendidikan. Media tersebut bisa berupa buku, poster, foto, program kaset audia,

(46)

31

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran teoritis ini peneliti mengambil proses

terjadinya persepsi, kemudian definisi dari penyampaian pesan, pengorganisasian

pesan, persepsi serta definisi komunikasi antarpribadi. Dimana pada proses

terjadinya persepsi diawali dengan selecting, organizing, interpretating yang dapat

menghasilkan makna. (Wood dalam Prasetio, 2007 : 40)

1. Selecting = Pada suatu situasi tertentu manusia memusatkan diri pada apa yang

ia anggap penting.

2. Organizing = Orang mengorganisasikan pesan itu dalam cara yang

berbeda-beda. Setelah menyeleksi suatu pesan kemudian ia akan menyusunnya dalam

beberapa kategori.

3. Interpretasi adalah = proses subjektif dari penjelasan pesepsi dengan cara

membiarkan orang memberikan maknanya kepada suatu objek atau peristiwa.

(Wood dalam Prasetio, 2007 : 20-22)

Persepsi juga menafsirkan informasi indrawi, maksudnya yakni apa yang

telah ditangkap oleh panca indra kita maka akan menafsirkannya melalui sudut

pandang kita. Dalam bukunya Wood yang dikutip oleh Arie Prasetio, Ada empat

macam skemata kognitif untuk memaknai persepsi, diantaranya:

1. Prototypes

Adalah struktur ilmu pengetahuan yang menjelaskan representatif kita dari

beberapa kategori (Fehr,1993:89). Contohnya, kita mempunyai prototypes tentang

(47)

32

kata lain, mengklasifikasi orang dengan mengetahui yang mana prototypes kita

yang paling mendekati logika kita. Prototypes mengorganisasikan persepsi dengan

menempatkan orang dan beberapa fenomena dalam kategori tertentu sesuai

dengan prototypes masing-masing individu.

2. Personal Constructs

Pintar-bodoh, atraktif-pendiam, baik-jahat. Personal contructs membuat

orang lebih memaknai secara detil dari beberapa kualitas suatu fenomena.

Personal contructs membentuk pesepsi kita, karena orang menggambarkan sesuatu

itu hanya dari istilah bagaimana ukuran-ukuran dari konstruk yang kita gunakan

sehari-hari.

3. Stereotypes

Adalah prediksi atau meramalkan keseluruhan tentang orang dan situasi.

Stereotypes bisa akurat atau tidak. Karena stereotypes berdasarkan kecurigaan

atau asumsi, bukan fakta.

4. Scripts

Dalam mengorganisasi persepsi, orang menggunakan naskah. Yang mana,

fungsinya memandu orang untuk melakukan aksi berdasarkan dari pengalaman

dan observasi. Misalnya, menyapa teman, mengucapkan salam kepada pacar atau

berbicara dengan dosen, orang akan menggunakan naskahnya untuk

mengorganisasikan persepsi.

Prototypes, Personal Contructs, Stereotypes dan Scripts adalah skemata kognitif

yang kita gunakan untuk mengorganisasikan bagaimana yang orang pikir tentang

(48)

33

Persepsi siswa dalam memahami Komunikasi antar pribadi antara guru

dan siswa di SMA Pasundan 8 Bandung pada saat proses belajar mengajar

tidaklah mudah, guru menyampaikan pesan yang harus dipahami oleh siswanya,

sehingga sebuah komunikasi antar pribadi dapat diterima oleh siswa.

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan

menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang

dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya, segala rangsangan yang

diterimanya tersebut diolah, selanjutnya diproses.

Berikut ini merupakan proses terjadinya persepsi:

Selecting Seorang siswa tugasnya yaitu belajar memahami pesan, materi

pelajaran atau informasi yang disampaikan guru melalui komunikasi antarpribadi,

ketika seorang siswa menemukan suatu pesan, materi pelajaran atau informasi

yang baru dari guru maka ia akan memperhatikan informasi tersebut yang telah

menarik perhatiannya. Setelah memperhatikan, maka ia menyeleksi informasi

tersebut di dalam pikirannya dan ia akan memilih informasi yang dianggapnya

penting untuk pengetahuan dirinya.

Organizing Setelah ia menyeleksi suatu pesan tersebut, kemudian ia

mengkelompokkan pesan yang didapatkan dari kesamaan, kedekatan, serta

kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap. Setelah

hal tersebut disusun atau diolah berdasarkan Schemata Kognitif individu.

Schemata Kognitif merupakan ingatan yang dihasilkan berdasarkan pengalaman

(49)

34

1. Prototypes

Yang dimaksud dengan prototypes adalah baik atau buruknya seseorang

berdasarkan pada sudut pandang serta pengalaman masing-masing individu.

Begitu pula yang terjadi pada pesan yang didapat oleh siswa. Baik atau buruknya

pesan yang telah didapat oleh siswa berdasarkan pengalaman yang telah

didapatkannya.

2. Personal Constructs

Dalam personal construct dimana seorang siswa dapat menilai pesan yang

telah ia peroleh melalui komunikasi antarpribadi, baik berupa pesan terbaru

ataupun yang sudah ada.

3. Stereotypes

Pada stereotypes seorang siswa dapat memprediksikan mengenai pesan

yang telah didapatnya sebelumnya mendapatkan data-data.

4. Scripts

Pada script, seorang siswa setelah menerima informasi ia akan menulis

pesan tersebut pada sebuah catatan, kemudian setelah melalui proses penulisan

pesan tersebut dipahami kembali oleh siswa. Catatan berfungsi mengarahkan

persepsi individu akan informasi dalam catatan tersebut.

Interpretating Sehingga dengan adanya pengelompokan pesan tersebut

(50)

35

2.2.1 Alur Proses Persepsi

Sumber : Wood dalam Prasetio, 2007 : 40

2.2.2 Alur Kerangka Pemikiran

Makna

Prototype s

Personal

Construct Script Stereotypes

Selecting Organizing Interpretating

Schemata Kognitif

Persepsi siswa

Proses seleksi Proses menyusun Penafsiran Komunikasi Antar

Pribadi Metode

Pengajaran

Makna

(51)

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

A.W.Widjaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta.

De Vito, Joseph, A, Editor : Agus Maulana. 1997. Komunikasi Antar Manusia.

Jakarta : Professional Book.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, Cetakan keduapuluh.

Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti, Cetakan Ketiga.

Jalaluddin, Rakhmat, 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya

Liliweli, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi, Bandung : Citra Aditiya Bakti.

Mulyana, Deddy. 2000 Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, Cetakan Pertama.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, Cetakan Kesebelas.

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Arr-Ruz Media,

Yogyakarta.

(52)

84

Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Karya

Nusantara.

B. SUMBER LAIN

Karya ilmiah :

Abimanyu, Gilang, 2011. ”Komunikasi Antar Pribadi Tentor Dan Murid Di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum

Kids Cabang Metro Trade Centre Bandung Dalam

Proses Belajar Mengajar”

Pangabean, Sabar, 2010. ”Persepsi Mahasiswa Program Studi Public Relation Terhadap Daya Tarik Bahasa Tubuh Dosen Public

RelationPada Proses Belajar Mengajar Di Unikom”

Soraya, Dewi, 2011. “Persepsi Wartawan Tentang Tv Info di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat (Studi Dekriptif Mengenai Media

Humas dalam penyampaian informasi.”

Internet searching :

http://www.scribd.com/doc/28624889/Definisi-Dan-Fungsi-Komunikasi

http://www.ypdmpasundan.org/ makna-lambang-ypdm-pasundan

(53)

Daftar Riwayat Hidup

1. Identitas Diri

Nama Lengkap : Sandi Hidayat

Nama Panggilan : Sandi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 13 Maret 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Mahasiswa

Anak ke dari : Anak ketiga dari lima bersaudara

Hobby : Membaca, Badminton, Nonton Film

Alamat : Jalan Sukamaju. Gg. Sukamaju Dalam No.37 RT 01/RW 11

: Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi

(54)

2. Pendidikan Formal

NO TAHUN URAIAN KETERANGAN

1 2008 - sekarang Universitas Komputer Indonesia Belum Lulus

2 2005 - 2008 SMA Pasundan 8 Bandung Lulus

3 2002 - 2005 SLTP Angkasa Bandung Lulus

4 1996 - 2002 SD Negeri Sukajadi Bandung Lulus

3. Pelatihan (Seminar / Workshop)

NO TAHUN URAIAN KETERANGAN

1 2011 Pelatihan Public Speaking Bersertifikat

2 2010 Study Tour Mass Media Bersertifikat

3 2009 Mentoring Agama Islam Bersertifikat

4 2008 Table Manner Course Bersertifikat

Bandung, Juli 2012

Gambar

Table Manner Course

Referensi

Dokumen terkait

praktik mandiri atau bidan praktik swasta yang mampu membuat pasien untuk. berkunjung kembali memanfaatkan jasanya, maka dapat dikatakan

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemakaian jilbab gaul merupakan ekspresi dari bentuk negosiasi antara ideologi Jawa, Islam, dan Modernitas dari para perempuan muda

Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar 4, kadar total fenol baik pada ekstrak awal teh hijau maupun ekstrak setelah simulasi sistem pencernaan terus meningkat dari perlakuan

ROME MOVIE (2010) DIRECTED BY MARK STEVEN JOHNSON: PSYCHOANALYTIC APPROACH.

[r]

[r]

Banturung Kota Palangka R aya”. Dalam rangka mencari solusi pemecahan masalah pembelajaran anak kelas IV yang baru saja naik kelas, terhadap kemampuan membaca surah-surah

Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik khususnya dalam ranah kognitif dengan menggunakan model pembelajaran Discovery-Inquiry pada