Tugas B.indo
Tugas B.indo
Nama:Alfonso Clement Sutantio Kelas :7E/2
Materi: Cerita Anak
Nama:Alfonso Clement Sutantio Kelas :7E/2
Indikator
1. Mampu menuliskan tokoh,penokohan, dan latar cerita anak yang di baca
2. Mampu menemukan kalimat kalimat menarik dan tidak menarik dengan alasan yang logis 3. Mampu menceritakan kembali cerita anak
dengan urutan yang tepat dan bahasa yang menarik
Pengertian cerita anak
Cerita anak adalah karangan yang menuturkanperbuatan,pengalaman, kejadian dan sebagainya yang ditujukan untuk anak yang ceritanya
Ciri ciri cerita anak
• a. Bahasanya mudah dipahami, kata-katanya
sederhana, yaitu kata-kata yang biasa
dipergunakan oleh anak-anak, dan kalimatnya pendek-pendek.
Unsur unsur dalam cerita
anak
• Unsur intrinsik adalah unsur unsur yang
membangun karya sastra dari dalam karya itu sendiri,terdiri dari:
1. Tokoh dan penokohan 2. Alur(plot)
3. Latar atau setting 4. Tema dan amanat
5. Sudut pandang pengarang(point of view)
• Unsur ektrinsik adalah unsur pembangun karya
sastra yang bersasal dari luar karya itu,terdiri dari:
1. Riwayat hidup pengarang
Jenis latar
• a. Latar tempat : Misalnya pengembaraan
tempat kejadian di didalam naskah drama, di
medan perang, di meja makan, dan sebagainya.
• b. Latar waktu :pengembaraan waktu kejadian
di dalam naskah drama, misalnya pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945, dan sebagainya.
• c. Latar suasana/ budaya : penggambaran
suasana atau budaya yang melatarbelakangi
terjadinya adegan atau peristiwa, misalnya dalam budaya masyarakat Betawi, melayu dan
Contoh cerita anak
Pertandingan caturantar kelas di sekolah kami berakhir dengan Muhdi sebagai juara pertama, Burhan sebagai juara kedua, dan aku sebagai juara ketiga. Sambil menimang-nimang pialanya, Muhdi tertawa riang. Sedang aku dan
Burhan cukup puas.
Setelah bel terakhir berdentang, kami lalu berlarian pulang. Tetapi di tengah jalan, karni terpaksa harus berteduh di-sebuah gardu Hansip karena hujan tiba-tiba menderas.
"Untuk pengisi waktu, siapa yang berani melawan aku?" tanya sang juara sambil mengeluarkan kotak caturnya dari dalam tas.
"Perut lapar. Segan ah!" sahutku.
"Ah, juara ketiga takut kalah rupanya. Bagaimana dengan juara kedua ?" tanya Muhdi pula.
Burhan cuma menggelengkan kepala sambil duduk memeluk lutut. Dan ketika itu masuklah seorang yang bertubuh kerdil, baju dan sarungnya basah kuyup. Orang itu sebelum duduk mengambil sapu tangan kumalnya lalu menyeka muka dan tengkuknya.
"Untuk iseng pak, mad main catur !" tantang Muhdi kepada orang itu. Orang itu rnenyulut rokoknya barn menyahut," Saya tidak bisa main catur, Nak!"
Ajari jalannya, ya!" sahut orang itu sambil mengingsut duduknya.
Lalu dengan gaya seorang juara catur kelas berat, Muhdi memberi pelajaran kepada orang itu. "Untuk langkah pertama, pion boleh maju dua langkah." kata Muhdi.
Dengan langkah ragu, orang itu memajukan sebuah pionnya dua langkah. "Nah, saya juga maju dua langkah."
"Kalau ini jalannya bagaimana?"
"0, itu kuda. Jalannya membentuk huruf L," jawab Muhdi. "Ya, saya maju ke sini," lalu orang itu memajukan kudanya.
Keduanya lalu asyik bermain. Tiap mau melangkahkan buah caturnya, orang itu hampir selalu menanyakan bagaimana jalannya.
Hujan terus saja mengucur dengan derasnya. Kulihat Burhan senyum-senyum sambil
memeluk lutut. Aku duduk merunduk menahan lapar, segan mengikuti orang main catur. "Yang ini, boleh maju dua langkah?" kata orang itu dengan suara agak keras.
"Itu ster, boleh saja," sahut Muhdi jengkei.
Aku bangkit lalu memperhatikan permainan mereka. Aku jadi tersenyum. Kiranya Muhdi sedang terdesak.
"Kalau kuda jalannya ya? Nah, saya maju ke sini saja!" kata orang itu. "Itu namanya skak," suara Muhdi gugup.
"0, ya skak," kata orang itu. Muhdi memindahkan rajanya.
"Ster boleh maju tiga langkah, ya?"
Muhdi cuma mengangguk. Kelihatan gelisah sekarang. "Ya, saya maju ke sini!"
"Celaka, raja saya mati!" suara Muhdi parau. "Heh, mati?" tanya orang itu.
"Ya, Bapak yang menang."
"Heh, saya menang?" tanya orang itu seolah-olah linglung.
Muhdi mengangguk lalu memasukkan buah caturnya ke dalam kotak. Sementara itu hujan telah reda. Kami berlarian pulang. "Sialan, saya lengah, dan jadi kalah," gerutu Muhdi sambil berlari. "Kau memang belum apa-apa kalau melawan orang itu," sahut
Burhan terus disambung dengan tawanya. "Heh, jadi jadi?" ujar Muhdi gugup.
"Lawanmu tadi Pak Bajuri namanya," sahut Burhan, "Dia juara catur pertama tingkat kecarnatan tahun lalu."
"Oh, pantas . pantas . . . . ", desis bibir Muhdi.
Komentar
c. Aku : baik, dan cukup puas terhadap yang diprestasikannya d. Pak bajuri : penipu (pura-pura tidak mengerti bermain catur
terhadap muhdi) 3. Alur/ jalan cerita
Alur cerita tersebut beralur maju, karena jalan cerita dijelaskan secara runtut.
4. Setting/ latar.
a. Latar waktu : siang hari pada saat pulang sekolah b. Latar tempat : disekolah dan sebuah gardu hansip c. Latar suasana : menyerukan, dan menyenangkan
5. Sudut pandang : sudut pandang cerita tersebut menggunakan kata ganti orang pertama (aku).
II. Bahasa
1. Keruntutan kalimat : keruntutan kalimatnya sudah bagus, dan kami sebagai pembaca mudah memahami isi cerita
tersebut
2. Kekomunikatifan : sudah bagus, dan kami mudah memahami isi cerita tersebut.
III. Fisik 1. Gambar
Gambar tersebut sudah bagus dan sesuai dengan isi cerita dan kamipun tertarik untuk membaca cerita tersebut
2. Kertas
Sudah lumayan halus dan kami sebagai pembaca senang memegang kertas cerita tersebut.
3. Desain sampul :
IV. Ringkasa cerita
Pertandingan catur di sekolah berakhir dengan muhdi sebagai juara pertama, burhan sebagai juara kedua dan aku sebagai juara
ketiga. Setelah bel berakhir berdentang, kami lalu berlarian
pulang. Tetapi ditengah jalan, kami terpaksa berteduh di sebuah gardu hansip karena hujan deras. Untuk mengisi waktu, Muhdi mengajak aku dan Burhan bermain catur. Tetapi kami tidak ingin bermain catur, dan ketika itu masuklah seorang yang bertubuh kerdil. Muhdipun menantang orang itu. Orang itupun menyulut rokoknya dan mengatakan bahwa ia tidak bisa bermain catur. Iapun mau tetapi ia minta diajari. Kedua lalu asyik bermain catur. Setiap mau melangkah buah caturnya orang itu hampir selalu menanyakan bagaimana caranya. Burhan tersenyum-senyum melihat mereka. Akupun bangkit lalu memperhatikan permainan mereka. Aku tersenyum, kiranya muhadi sedang terdesak. Dia di skak, rajanya terjepit. Tidak ada jalan lagi orang itupun menang. Muhadi lalu memasukan caturnya kekotak sementara itu, hujan telah reda, kamipun berlarian pulang. Burhanpun mengatakan
bahwa lawan muhadi tadi itu adalah pak bajuri namanya, dia juara catur pertama tingkat kecamatan tahun lalu. Burhanpun tertawa-tawa, tawakupun tak bisa kutahan. Sedangkan muhdi kulihat