ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR
LISTING PERUSAHAAN DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP
PENERAPAN INTERNET FINANCIAL REPORTING
(pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2010 hingga 2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
MUHAMMAD FAUZI ALGHOFUR
109082000105
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
UMUR LISTING PERUSAHAAN DAN REPUTASI AUDITOR
TERHADAP PENERAPAN INTERNET FINANCIAL REPORTING
(pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2010 hingga 2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
MUHAMMAD FAUZI ALGHOFUR
109082000105
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah:
Nama : Muhammad Fauzi Alghofur
No. Induk mahasiswa : 109082000105
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri bukan merupakan
replikasi maupu saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap
gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan
kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian
hari menjadi tanggung jawab saya.
Ciputat, 15 Oktober 2014
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Muhammad Fauzi Alghofur
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 05 Maret 1991
3. Alamat : Jl. Gotong royong VII, RT/RW 03/01
no. 37, Kel. Larangan indah, Kec.
Larangan, Kab. Kota Tangerang
4. Telepon : 085742003945
5. Email : fauzialgofur@yahoo.co.id
II. Pendidikan Formal
1. MIN 9 Petukangan Selatan Tahun 1996 – 2003
2. Mts PPMI Assalaam Tahun 2003 – 2006
3. MA PPMI Assalaam Tahun 2006 – 2009
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009 – 2014
III. Pendidikan Non Formal
1. Peserta Workshop Software akuntansi Zahir “Zahir Accounting Edisi Standar 5.1”
2. Peserta training IDEA data analysist software “IDEA Overview for TOADS (Training of Accounting & Auditing Software)”.
3. Peserta seminar KAHFI Bagus Brain Motivator School
vi IV. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Direktur Bank Sampah Paguyuban Remaja Gotong Royong
2014
2. Ketua Divisi Ekonomi Kreatif Paguyuban Remaja Gotong Royong
2014
3. Ketua Divisi Acara 17 Agustus 2014 Paguyuban Remaja Gotong
Royong 2014
4. Divisi Acara OSPEK KAHFI Motivator School 2012
5. Divisi Acara Think Acct 2011
V. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Drs. Bedjo Samsuri (alm)
Ibu : Sutarmi
Kakak : Khusnul Khotimah (almh)
Adik : Azizah Sitty Fatimah
vii
ABSTRACT
The fast growing of the internet creates a new way for companies to communicate with investors. Internet could be used by companies for reporting financial information or usually called Internet Financial Reporting (IFR). IFR helps companies to extent financial information disseminating and to reduce agency costs such as corporate costs of printing and mailing annual reports. The use of IFR also helps companies in disseminating informations about companies superiorities. Those informations are signal positive for companies to attract investors.
This research has the objective analyze the effect of variable company size, leverage ratio, listing age and reputation auditor on the internet financial reporting. This research conducted on 40 property and real estate industry which is listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2010 – 2013. The sample selection method used purposive sampling. The hyphotesis test use logistic regression. Result showed that company size and leverage ratio are significantly influence toward internet financial reporting, while listing age and reputation auditor is not significantly influence toward internet financial reporting.
viii ABSTRAK
Perkembangan internet yang cepat menciptakan cara baru bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan investor. Internet dapat digunakan perusahaan untuk melaporkan informasi keuangan kepada investor atau biasa disebut dengan Internet Financial Reporting (IFR). IFR membantu perusahaan untuk memperluas penyebara informasi keuangan dan mengurangi agency cost terkait dengan pencetakan dan pengiriman laporan tahunan sebagai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap shareholders. Penggunaan IFR juga membantu perusahaan dalam menyebarluaskan informasi mengenai keunggulan-keunggulan perusahaan. Informasi-informasi tersebut merupakan sinyal positif perusahaan untuk menarik para investor.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel ukuran perusahaan, leverage, umur listing perusahaan, reputasi auditor terhadap penerapan Internet Financial Reporting. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 – 2013. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis regresi logistic. Hasilnya ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan Internet Financial Reporting. Sedangkan umur listing perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting.
ix
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabatnya, serta para pengikutnya
yang selalu tetap istiqomah sampai akhir zaman.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Listing
Perusahaan, Reputasi Auditor Terhadap Penerapan Internet Financial Reporting”
telah peneliti selesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Uiversitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan,
arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ayahanda bedjo samsuri (alm) meskipun kau telah tiada namun tanpa engkau
aku tidak bisa seperti sekarang ini, serta ibunda Sutarmi yang telah
memberikan cinta, doa, kasih sayang, perhatian, nasihat serta dorongannya
hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliahku.
2. Adikku Azizah yang telah memberikan doa dan keceriaan selama ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing 1 sekaligus
Dekan Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah rela
meluangkan waktu untuk membimbing peneliti hingga skripsi ini bisa
x
4. Ibu Atiqah, SE., MS., Ak. selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini hingga
akhirnya biasa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingannya selama
ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama perkuliahan selama ini,
semoga ilmu tersebut menjadi bermanfaat dan berkah bagi kita semua hingga
sukses di dunia dan akhirat.
6. Teman-teman seperjuangan jurusan akuntansi 2009 khususnya ACID yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Teman-teman paguyuban remaja gotong royong.
8. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
peneliti selama ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 15 oktober 2014
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv
Daftar Riwayat Hidup ... v
a. Luas Pengungkapan Laporan Keuangan ... 16
4. Ukuran Perusahaan ... 18
5. Leverage ... 22
6. Umur Listing Perusahaan ... 26
xii
8. IFR (Internet Financial Reporting) ... 30
B. Penelitian Terdahulu ... 33
C. Kerangka Pemikiran ... 40
D. Keterkaitan Antar Variabel ... 41
1. Ukuran Perusahaan terhadap Internet Financial Reporting ... 41
2. Leverage terhadap Internet Financial Reporting ... 42
3. Umur Listing terhadap Internet Financial Reporting ... 42
4. Reputasi Auditor terhadap Internet Financial Reporting ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A.Ruang Lingkup ... 45
B. Metode Penentuan Sampel ... 45
C.Metode Pengumpulan Data ... 46
D.Metode Analisis Data ... 46
1. Statistik Deskriptif ... 47
2. Uji Hipotesis ... 47
a) Menilai Kelayakan Model Regresi ... 49
b) Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 49
c) Koefisien Determinasi ... 50
E. Operasional Variabel ... 50
1. Variabel Independen ... 51
a) Ukuran Perusahaan ... 51
b) Leverage ... 51
c) Umur Listing Perusahaan ... 52
d) Reputasi Auditor ... 53
2. Variabel Dependen ... 53
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56
1. Deskripsi Objek Penelitian ... 56
2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 56
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ... 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 59
2. Hasil Uji Hipotesis ... 62
a) Menilai kelayakan model regresi (goodness of fit test) ... 62
b) Menilai keseluruhan model (overall model fit test) ... 63
c) Menguji Koefisien Regresi ... 64
BAB V PENUTUP... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Implikasi ... 71
C. Saran ... 72
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1. KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan Big Four ... 29
2.2. Penelitian Terdahulu ... 34
3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 55
4.1. Distribusi Perusahaan Yang Menerapkan dan Yang Tidak Menerapkan Internet Financial Reporting ... 57
4.2. Descriptive Statistics ... 60
4.3. Hosmer and Lemeshow Test ... 63
4.4. Overall model fit test ... 63
4.5. Model Summary ... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1. Data Pengguna Internet Dunia ... 3
xvi
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang membawa
dampak perubahan yang besar di berbagai sektor. Salah satunya,
perkembangan internet sebagai sarana untuk menyebarkan informasi
perusahaan yang telah menciptakan bentuk komunikasi antara perusahaan
dengan para pemilik kepentingan (Sari dan Imam, 2011).
Informasi dianggap relevan untuk pengambilan keputusan ketika
informasi diungkapkan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya
untuk mempengaruhi keputusan. Internet dianggap mampu memberikan
informasi yang terbaik tepat pada waktunya (Widaryanti, 2011).
Internet mempunyai beberapa keunggulan seperti mudah menyebar, tidak
mengenal batas, real time, berbiaya rendah, dan mempunyai interaksi yang
tinggi. Internet mengintegrasikan teks, gambar, gambar bergerak, dan
suara-suara. Kelebihan-kelebihan inilah yang membuat internet dengan mudah
diterima masyarakat (Prasetya et. al. 2012)
Meski bukan hal yang diwajibkan, melakukan pelaporan keuangan
dengan media internet kini sudah banyak diminati oleh banyak perusahaan
2
menjadi lebih mudah dan lebih cepat, sehingga dapat dibuka siapapun,
kapanpun dan dimanapun. Selain itu, dengan menggunakan internet sebagai
media dalam menyebarkan informasi keuangan, perusahaan dapat menarik
investor lebih banyak dan dapat memberikan image yang baik bagi
perusahaan.
Pada saat ini stakeholders tentu sangat ingin mendapatkan informasi yang
cepat dan tepat, kondisi ini tentu mendorong manajemen berusaha untuk
mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu baik secara manual
maupun secara online (Novitasari, 2012). Proses publikasi pada umumnya
dilakukan minimal sekali dalam setahun, selain itu perusahaan juga dapat
mempublikasikan laporan keuangannya secara periode seperti laporan
triwulan atau semester. Keunggulan internet dibandingkan media lain
menyebabkan pertumbuhan jumlah pengguna internet terus meningkat tajam.
Menurut Internet World Stats, dalam 15 tahun terakhir jumlah pengguna
internet meningkat hingga 676, 3%. Pada tahun 2000 jumlah pengguna
internet dunia adalah sekitar 360 juta dan pada tahun 2014 pengguna internet
dunia mencapai 2,8 miliar atau sekitar 39% jumlah penduduk dunia.
Sedangkan di Indonesia jumlah pengguna internet per 30 Desember 2011
3 Gambar 1.1
Data Pengguna Internet Dunia
WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS
December 31, 2013
Africa 1,125,721,038 4,514,400 240,146,482 21.3 % 5,219.6 % 8.6 %
Asia 3,996,408,007 114,304,000 1,265,143,702 31.7 % 1,006.8 % 45.1 %
Europe 825,802,657 105,096,093 566,261,317 68.6 % 438.8 % 20.2 %
Middle East 231,062,860 3,284,800 103,829,614 44.9 % 3,060.9 % 3.7 %
North America 353,860,227 108,096,800 300,287,577 84.9 % 177.8 % 10.7 %
Latin America / Caribbean
612,279,181 18,068,919 302,006,016 49.3 % 1,571.4 % 10.8 %
Oceania / Australia
36,724,649 7,620,480 24,804,226 67.5 % 225.5 % 0.9 %
WORLD TOTAL
7,181,858,619 360,985,492 2,802,478,934 39.0 % 676.3 % 100.0 %
Sumber: http://internetworldstats.com: 14 agustus 2014
Perkembangan yang cepat dalam dunia internet membawa perubahan
dalam penyebaran informasi keuangan. Kini, banyak perusahaan yang telah
4
mengenai perusahaan, termasuk penyebarluasan informasi keuangan melalui
internet atau Internet Financial Reporting (IFR).
Kepopuleran penggunaan IFR (Internet Financial Reporting) yang terus
meningkat terjadi setelah perusahaan mengetahui keuntungan yang dapat
diperoleh. Resiko akan timbul bagi manajemen dan auditor internal dari
sebuah perusahaan jika tidak menggunakan IFR.
Meskipun fenomena IFR berkembang sangat pesat akhir-akhir ini, namun
masih ada beberapa perusahaan yang masih tidak melakukan IFR. Xiao et al.
(2004) mengemukakan bahwa tidak semua perusahaan menyajikan laporan
keuangan dalam website mereka.
Menurut penelitian dan survey yang dilakukan oleh komite khusus
pelaporan keuangan AICPA (American Institute of Certified Public
Accountant) pada tahun 1994, kebutuhan informasi pengguna sangat
bermacam-macam sehingga perubahan pendekatan bisnis dengan penekanan
lebih terhadap kebutuhan stakeholder sangat penting. Stakeholder
membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel, dimana akan dapat
memungkinkan mereka memperoleh informasi dengan cara yang lebih mudah.
Sehingga metode pelaporan perusahaan yang digunakan sekarang tidak
mencukupi untuk mengakomodosi kebutuhan tersebut.
Pengungkapan informasi pada website juga merupakan suatu upaya dari
perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan
5
suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar, salah satunya berupa informasi
keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi praktek
IFR karena adanya pernyataan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki
tingkat kompleksitas tinggi sehingga investor akan membutuhkan informasi
keuangan yang lebih banyak untuk membuat keputusan investasi yang lebih
efektif. Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan
besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada
shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Penelitian yang
berkaitan dengan variabel ini telah dilakukan oleh Lestari dan Anis (2007)
hasil penelitiannya adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
IFR, begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dan Soni
(2012) dalam penelitiannya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap IFR.
Tingkat leverage perusahaan merupakan alat untuk mengukur seberapa
besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan
(Belkaoui, 2006). Tetapi leverage yang tinggi menjadikan pihak manajemen
menjadi lebih sulit dalam membuat prediksi jalannya perusahaan ke depan
karena manajer perusahaan dianggap tidak dapat mengelola perusahaan
dengan baik. Ada beberapa penelitian tentang leverage, salah satunya adalah
6
adalah leverage tidak berpengaruh terhadap IFR. Sedangkan menurut lestari
dan Anis (2007) leverage memiliki pengaruh positif terhadap IFR hal ini sama
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Prasetya dan Soni (2012)
hasilnya adalah leverage memiliki pengaruh positif terhadap IFR.
Menurut UU pasar modal tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan
yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan
pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah lebih lama listing menyediakan
publisitas informasi yang lebih banyak daripada perusahaan yang baru saja
listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM. Perusahaan yang lebih berpengalaman mempunyai
kecenderungan untuk mengubah metode pelaporan informasi keuangannya
sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor melalui
penggunaan IFR. Sedangkan perusahaan yang baru melakukan go public
mungkin saja memiliki website tapi belum tentu melakukan IFR. Penelitian
yang berkaitan dengan variabel ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh
Lestari dan Anis (2007) hasilnya adalah umur listing perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap IFR. Penelitian lain juga dilakukan oleh Prasetya
dan Soni (2012) hasilnya adalah umur listing tidak berpengaruh terhadap IFR.
Variabel reputasi auditor dapat mempengaruhi penerapan IFR, karena
untuk mempertahankan reputasinya Kantor Akuntan Publik (KAP) harus
menjaga tingkat independensinya, sehingga mereka sehingga mereka berusaha
7
pihak-pihak berkepentingan lainnya. Penelitian tentang hal ini pernah
dilakukan oleh Lestari dan Anis (2007) hasil penelitiannya adalah reputasi
auditor berpengaruh positif terhadap IFR. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Aly et al (2010) bertentangan dengan Lestari dan Anis (2007),
hasil penelitian Aly et al (2010) adalah reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap IFR.
Sebelumnya banyak peneliti yang telah melakukan penelitian tentang
Internet Financial Reporting seperti Prasetya dan Soni (2012), Sari dan Imam
(2011), Anna (2013), Lestari dan Anis (2007), Almilia (2008) dan Aly et al.
(2010). namun terdapat beberapa perbedaan dari penelitian ini bila
dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Periode penelitian. Pada penelitian-penelitian sebelumnya dilakukan
pada periode penelitian 2004 hingga 2012, sedangkan periode
penelitian ini dilakukan tahun 2010 hingga 2013.
2. Objek penelitian. Pada penelitian-penelitian sebelumnya objek yang
dijadikan penelitian adalah perusahaan manufaktur, perbankan,
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indonesian Stock Exchange
yang tergabung di kompas. Sedangkan pada penelitian ini objek
penelitian yang digunakan adalah perusahaan properti dan real estate.
3. Variabel penelitian. Pada penelitian ini hanya menggunakan 4 (empat)
variabel dependen yaitu ukuran perusahaan, leverage, umur listing
penelitian-8
penelitian sebelumnya juga menggunakan variabel profitabilitas,
likuiditas tipe industry, ROA, ROE, foreign owner, growth, foreign
listing, struktur kepemilikan kepemilikan ketersediaan internet dan
kinerja keuangan.
Berdasarkan hal-hal diatas, peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian terhadap perusahaan yang menggunakan internet sebagai media
untuk mengkomunikasikan laporan keuangannya.
Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan properti
dan real estate hal ini didasarkan karena indeks saham properti menjadi sektor
paling menguntungkan pada semester I tahun 2013, saham properti. Hal ini
terjadi karena pada semester ini terjadi perpindahan investasi dari para
investor dari emas ke properti seiring menurunnya harga komoditas emas
pada semester ini (Gumiwang, 2013).
Berdasarkan alasan diatas, penelitian ini mengambil judul “ANALISIS
9 B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal diatas maka perumusan masalah dapat dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerapan Internet
Financial Reporting (IFR)?
2. Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap penerapan Internet
Financial Reporting (IFR)?
3. Apakah umur listing berpengaruh terhadap penerapan Internet Financial
Reporting (IFR)?
4. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap penerapan Internet
Financial Reporting (IFR)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memproleh bukti empiris mengenai hal-hal berikut:
1. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerapan Internet
Financial Reporting (IFR)
2. Mengetahui pengaruh leverage terhadap penerapan Internet Financial
Reporting (IFR)
3. Mengetahui pengaruh umur listing terhadap penerapan Internet Financial
Reporting (IFR)
4. Mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap penerapan Internet
10 D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
banyak pihak, diantaranya:
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan manajemen dalam
membuat kebijakan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan,
dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan
melalui internet.
2. Bagi akademisi
Untuk menambah wawasan mengenai pengetahuan terapan dan
menambah referensi bagi peneliti dimasa yang akan datang mengenai
penerapan penerapan Internet Financial Reporting (IFR) dalam
perusahaan, dan juga bagi yang ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen lainnya.
3. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami lebih dalam
mengenai Internet Financial Reporting (IFR) dalam perusahaan. Dan
dengan melakukan penelitian ini penulis akan lebih dapat memahami
penerapan dari teori-teori yang didapat selama dibangku kuliah, terutama
yang berkaitan dengan judul yang dipilih.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik
bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berasal dari
sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi.
Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara
pihak yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak
kerjasama.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Hartadi (2009)
hubungan agensi didefinisikan sebagai kontrak antara prinsipal dan
agen. Proses ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan
pengambilan keputusan kepada agen. Jika prinsipal dan agen adalah
Utility Maximiziers, maka ada kesempatan yang lebih besar untuk
setiap pihak untuk memaksimalkan kepentingan sendiri. Menurut
Eisenhardt (1989), teori agensi mengakui adanya konflik kepentingan
dan menggabungkan unsur alienability dan menunjukkan bahwa
multiperson, insentif informasi, asimetris, serta pentingnya koordinasi
12
Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi
disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori ini merupakan
salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi
yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi
keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model
ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara
pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini
hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta
karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Tujuan utama teori agensi (agency theory) adalah untuk
menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir
biaya sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan
kondisi ketidakpastian.
Teori keagenan mengasumsikan bahwa prinsipal menginginkan
pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi
yang mereka tanamkan, salah satunya dicerminkan dengan kenaikan
porsi dividen dari tiap saham yang mereka miliki. Sedangkan agen
menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian
kompensasi/bonus/insentif yang memadai dan sebesar-besarnya atas
13
Masalah keagenan juga akan timbul jika pihak manajemen atau
agen perusahaan tidak memiliki saham biasa dari perusahaan tersebut.
Karena dengan keadaan ini menjadikan pihak manajemen tidak lagi
berupaya untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan mereka
berusaha untuk mengambil keuntungan dari beban yang ditanggung
oleh pemegang saham. Cara yang dilakukan pihak manajemen adalah
dalam bentuk peningkatan kekayaan dan juga dalam bentuk
kesenangan dan fasilitas perusahaan.
Menurut Lestari dan Anis (2007), didalam kerangka teori
keagenan terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu:
a. Hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik (Bonus
Plan Hypothesis)
b. Hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur
(Debt/Equity Hypothesis), dan
c. Hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah
(Political cost Hypothesis).
Hal ini berarti ada kecenderungan untuk melaporkan sesuatu
dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas
14
pemerintah. Praktek IFR merupakan media untuk menyampaikan
informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan.
2. Teori Sinyal (Signal Theory)
Dalam teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditur).
Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan
harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu
cara untuk mengurangi untuk mengurangi informasi asimetri adalah
dengan memberikan sinyal kepada pihak luar, salah satunya dengan
berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang.
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan
15
sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan pemilik yakni
memaksimalkan keuntungan mereka. Sinyal dapat berupa promosi
atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih
baik dari perusahaan lain. Pengungkapan CSR dapat digunakan
manajemen untuk menunjukkan kepada pemegang saham atau para
investor bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain
karena bertanggungjawab terhadap seluruh dampak dari aktifitas
perusahaan. Berdasarkan teori sinyal kegiatan sosial dan lingkungan
memberikan informasi kepada investor tentang prospek return masa
depan yang substansial. Pengungkapan CSR yang tepat dan sesuai
harapan stakeholder sebagai sinyal berupa goodnews yang yang
diberikan oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan
memiliki prospek bagus di masa depan dan memastikan terciptanya
sustinability development.
3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu.
Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat
16
keuangan merupakan produk dari suatu proses akuntansi. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya
sebagai salah satu rujukan dalam mengambil keputusan.
Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam. Berdasarkan PSAK
01 revisi 2013 laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini:
a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
b) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode.
c) Laporan perubahan ekuitas selama periode.
d) Laporan arus kas selama periode.
e) Catatan atas laporan keuangan.
f) Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
a. Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Kualitas pengungkapan ditunjukkan dengan tingkat keluasan
pengungkapan sebagai salah satu indikator. Semakin luas tingkat
pengungkapan maka semakin valid informasi yang diberikan.
Yularto dan Chariri (2003) mengidentifikasi konsep mengenai
pengungkapan sehubungan dengan kualitas laporan keuangan menjadi
17
a) Adequate disclosure (cukup)
Tingkat pengungkapan yang memadai adalah pengungkapan yang
harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak
menyesatkan bagi pemakai dalam mengambil keputusan.
b) Fair Disclosure (wajar)
Tingkat pengungkapan yang wajar adalah tingkat yang harus
dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan
informasi yang sama.
c) Full disclosure (lengkap)
Tingkat pengungkapan yang penuh menuntut penyajian secara
penuh terhadap semua informasi yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Namun, apabila penyajian laporan
keuangan terlalu detail atau terlalu banyak justru akan
menyembunyikan informasi penting dan membuat laporan
keuangan tersebut menjadi sulit diinterpretasikan.
Dari ketiga konsep diatas hanya dua konsep yang sering digunakan
yakni adequate disclosure dan fair disclosure. Sedangkan full
18 4. Ukuran Perusahaan
Menurut Prasetya dan Soni (2012), perusahaan besar memiliki
agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan
pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud
pertanggungjawaban manajemen. Menurut Oyelere et al (2003) dalam
Hanny dan Chariri (2007) agency cost tersebut berupa biaya
penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya
pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh
perusahaan. Praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan
merupakan usaha untuk mengurangi besarnya agency cost.
Menurut Sudharmadji (2008) dalam Novitasari (2012), besarnya
ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aktiva. Penjualan dan
kapitalisasi pasar, semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Ketiga variabel
tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukuran perusahaan. Semakin
besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanamkan maka
semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi
nilai penjualan maka semakin besar nilai perputaran uang di dalam
perusahaan. Semakin besar nilai kapitalisasi pasar maka semakin
19
Perusahaan merupakan emiten yang banyak disoroti,
pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis
sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
Ada tiga jenis perusahaan berdasarkan kegiatan utama yang
dijalankannya, yaitu:
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
memproduksi produk tidak berwujud yakni berupa jasa dengan
tujuan untuk mencari laba.
Ciri-ciri perusahaan jasa adalah pertama, perusahaan jasa tidak
menawarkan produk yang jelas wujudnya. Sebuah perusahaan
jaa pada hakikatnya tidak menjual produk berwujud. Karena
jasa adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat bentuk fisiknya,
namun dapat dirasakan manfaatnya. Kedua, sulit mengukur
standar harga pada jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan
jasa. Harga yang mungkin dikenakan oleh suatu perusahaan
jasa tidaklah mutlak.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang
dengan maksud untuk menjualnya kembali tanpa mengubah
bentuk, serta menambah barang secara berarti. Barang yang
20
baku untuk produksi. Kegiatan atau aktivitas perusahaan
dagang, terutama adalah pembelian dan penjualan barang yang
berwujud fisik dengan spesifikasi yang jelas.
Ciri-ciri perusahaan dagang, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Usaha yang dilakukan adalah membeli barang dagang dan
menjualnya tanpa diaolah terlebih dahulu. Jika terjadi
pengolahan, pengolahan itu biasanya terbatas pada
pengepakan atau pengemasan agar barang tersebut menjadi
lebih menarik.
b. Melakukan transaksi pembelian dan penjualan barang
dagang, baik secara tunai maupun kredit.
c. Melakukan penyimpanan barang dagang setelah pembelian
dan sebelum barang laku terjual.
d. Melakukan transaksi retur pembelian atau retur penjualan
bila diperlukan.
e. Melakukan transaksi pelunasan/pembayaran utang dan
penerimaan piutang dagang yang telah terjadi.
c. Perusahaan Manufaktur.
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengubah
barang mentah menjadi produk jadi melalui proses produksi
kemudian dijual kepada pelanggan.
21
a. Kegiatannya memproses barang mentah menjadi produk
jadi.
b. Pendapatannya berasal dari penjualan produk.
c. Terdapat Harga pokok Penjualan untuk menentukan
laba/rugi.
d. Biaya produksi terdiri dari Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan
perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan
memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang
lebih kecil. Sehingga ukuran perusahaan menjadi hal yang perlu
diperhatikan dalam hal ini.
Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk
tahun yang bersangkutan hingga beberapa tahun. Dalam hal ini
penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
oleh total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata
total aset.
Total aset penjualan maupun nilai pasar ekuitas perusahaan
menjadi faktor penentu dalam mengukur besar kecilnya suatu
22
besar ukuran perusahaan tersebut. Sedangkan Rodoni dan Ali (2010)
menjelaskan bahwa ukuran perusahaan biasanya adalah total aset
perusahaan. Karena aset biasanya memiliki nilai yang sangat besar dan
untuk menghindari bias skala maka besaran aset perlu dikompres.
5. Leverage
a) Pengertian leverage
Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total
asset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai
utang perusahaan. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts
dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008) dalam hipotesis
debt covenant bahwa motivasi debt covenant disebabkan oleh
munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan
yang berbasis kompensasi manajerial. Dengan demikian,
perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti
proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi
aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk
manajemen laba.
Menurut Tarjo (2008) bahwa rasio leverage menggambarkan
sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasio
23
perusahaan. Sedangkan menurut Saptantinah (2005) leverage
adalah perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukkan
beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002) dalam
Widaryanti (2011) leverage adalah utang sumber dana yang
digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya diluar sumber
dana modal atau ekuitas.
Foster (1986) dalam Tarjo (2008) mengungkapkan bahwa
terdapat hubungan antara rasio leverage dengan return
perusahaan. Artinya hutang dapat digunakan untuk memprediksi
keuntungan yang kemungkinan bisa diperoleh bagi investor jika
berinvestasi pada suatu perusahaan.
Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan
perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Hutang yang
dipergunakan secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai
perusahaan. Herry dan Hamin (2005) dalam Tarjo (2008).
b) Jenis-jenis leverage
Menurut Rodoni dan Ali (2010) ada beberapa jenis mengenai
leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage), leverage
keuangan (financial leverage), dan gabungan dari leverage operasi
dan leverage keuangan yang disebut combined leverage.
24
Leverage operasi merupakan leverage yang timbul pada
saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki
biaya-biaya operasi tetap. Biaya tersebut misalnya biaya-biaya penyusutan
gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain
yang muncul dari penggunaan fasilitas dan biaya manajemen.
Dalam jangka panjang semua biaya bersifat variabel artinya
dapat berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, dalam analisis ini di asumsikan dalam jangka
pendek. Biaya operasi tetap dikeluarkan agar volume penjualan
dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pada
seluruh biaya operasi tetap dan variabel.
Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap
yaitu adanya perubahan dalam volume penjualan yang
menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi
yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Leverage
operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba
operasi atau laba sebelum bunga dan pajak yang di peroleh.
Pengaruh tersebut dapat di cari dengan menghitung besarnya
tingkat leverage operasinya.
Rodoni dan Ali (2010) menyatakan bahwa leverage operasi
adalah penggunaan aktiva dimana untuk melakukan
25
Tingkat leverage operasi merupakan suatu ukuran, pada tingkat
penjualan tertentu tentang bagaimana persentase perubahan
dalam volume penjualan akan mempengaruhi laba. Jika
leverage operasi tinggi, maka peningkatan persentase yang
kecil dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba
bersih dalam persentase yang jauh lebih besar.
b. Financial leverage
Menurut Rodoni dan Ali (2010) menyatakan bahwa
financial leverage merupakan penggunaan modal pinjaman
selain modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar
beban tetap berupa bunga.
c. Combined leverage
Ukuran yang dipergunakan apabila suatu perusahaan ingin
mengetahui secara sekaligus pengaruh leverage secara
keseluruhan, perusahaan dapat mengkombinasikan tingkat
leverage operasi atau DOL dan tingkat leverage keuangan atau
DFL, sehingga diperoleh suatu angka yang dapat mengukur
26 6. Umur Listing perusahaan
Umur listing perusahaan merupakan umur perusahaan sejak
terdaftar di BEI. Perusahaan yang ingin mendaftarkan perusahaannya
di BEI harus melakukan Initial Public Offering atau IPO. Perusahaan
yang telah melakukan Initial Public Offering merupakan perusahaan
yang telah melakukan penawaran saham kepada pihak luar untuk
pertama kalinya. Setelah perusahaan go public maka perusahaan
diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil kinerja operasional
perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengungkapan dengan cara
seperti itu merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan antara
kepentingan pihak investor dengan pihak manajemen perusahaan agar
menjadi lebih seimbang. Semakin lama perusahaan melakukan IPO
diharapkan pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi lebih luas
dan lebih baik.
Menurut UU pasar modal tahun 1995 menjelaskan bahwa
perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang
telah lebih lama listing menyediakan publisitas informasi yang lebih
banyak daripada perusahaan yang baru saja listing sebagai bagian dari
praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Perusahaan
yang lebih berpengalaman mempunyai kecenderungan untuk
27
perkembangan teknologi untuk menarik investor melalui penggunaan
IFR. Sedangkan perusahaan yang baru melakukan go public mungkin
saja memiliki website tapi belum tentu melakukan IFR.
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas
informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru saja
listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM. Perusahaan yang lebih berpengalaman mempunyai
kecenderungan untuk mengubah metode pelaporan keuangannya
sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor melalui
penggunaan IFR. Sedangkan perusahaan yang baru melakukan go
public mungkin saja memiliki website tapi tidak melakukan IFR.
Perusahaan yang terdaftar di BEI cenderung akan melakukan
pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal ini
terjadi karena perusahaan yang lebih lama listing di BEI memiliki
lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan
melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman,
tidak hanya mengandalkan paper based reporting system secara terus
28 7. Reputasi Auditor
Pengertian reputasi auditor atau juga ukuran KAP (kantor akuntan
publik) menurut Peraturan Menteri Keuangan atau PMK Nomor
17/PMK. 01/2008 tentang jasa Akuntan Publik pasal 1 butir 3,
disebutkan, bahwa:
KAP adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari
Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik agar dapat
memberikan jasanya.
Mengenai bentuk badan usaha KAP berdasarkan pasal 16 adalah
sebagai berikut:
a. Badan usaha KAP dapat berbentuk a) perseorangan; atau b)
persekutuan
b. KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat
didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang
sekaligus bertindak sebagai pemimpin.
c. KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah persekutuan perdata
atau persekutuan firma.
d. KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan hanya dapat
didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan Publik,
dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah satu
29
e. Dalam hal KAP berbentuk usaha persekutuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai rekan non
Akuntan Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan
apabila paling kurang 75% dari seluruh sekutu adalah Akuntan
Publik.
Banyak penelitian yang menggolongkan ukuran KAP menjadi 2
kategori yaitu kategori Big Four dan non Big Four, KAP Big Four
adalah PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young, KPMG
Internasional, dan Deloitte Touche Tohmatsu. Dan KAP tersebut
adalah KAP asing, sedangkan untuk KAP Big Four di Indonesia
adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP asing tersebut. Beberapa
KAP lokal yang berafiliasi dengan KAP Big Four adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan Big Four
KAP Mitra Asing Periode Afiliasi
1. KAP Osman Bing Satrio Deloitte Touche Tohmatsu 18 desember 2012– sekarang
2. KAP Purwantono, Suherman,
Surja Ernst & Young 17 juni 2010 – sekarang
3. KAP Sidharta, Sidharta dan
Widjaja KPMG 11 Mei 2009 – sekarang
4. KAP Tanudiredja, Wibisana &
rekan PWC 11 maret 2010– sekarang
30 8. IFR (Internet Financial Reporting)
IFR adalah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
melalui internet yang disajikan dalam website perusahaan. Internet
Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan
untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu
melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang
ada menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi
karena alat yang digunakan. Informasi keuangan yang disajikan dalam
IFR maencakup laporan keuangan komprehensif, termasuk
didalamnya footnotes, bagian laporan keuangan, financial highlight
dan ringkasan laporan keuangan (Ettredge et al., 2001;Oyelere et al.,
2003).
Kualitas pelaporan keuangan melalui internet dapat dinilai melalui
empat komponen, yaitu:
a. Isi/Content, dalam hal ini meliputi komponen informasi keuangan
seperti laporan posisi keuangan, laba rugi, arus kas, perubahan
posisi keuangan serta laporan keberlanjutan perusahaan. Informasi
keuangan yang diungkapkan dalam bentuk html memiliki skor
31
dalam bentuk html lebih memudahkan pengguna informasi untuk
mengakses informasi keuangan tersebut menjadi lebih cepat.
b. Ketepatan waktu, ketika website perusahaan sering di-update serta
dapat menyajikan informasi terkini maka dikatakan tepat waktu.
c. Pemanfaatan teknologi, komponen ini terkait dengan pemanfaatan
teknologi yang tidak dapat disediakan oleh media laporan cetak
serta penggunaan media teknologi multimedia, analysis tools
(seperti Excel’s Pivot Table), fitur-fitur lanjutan (seperti
implementasi “Intelligent agent” atau XBRL).
d. User support, indeks website perusahaan semakin tinggi jika
perusahaan mengimplementasikan secara optimal semua sarana
dalam website perusahaan seperti media pencarian dan investigasi.
Bentuk format yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam
menampilkan laporan keuangannya melalui internet adalah sebagai berikut:
a) Portable Document Format (PDF)
Merupakan sebuah format file yang dikembangkanoleh Adobe
Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan
untuk mewakili dokumen asli yang asli. Semua elemen dalam
dokumen yang asli disimpan dalam bentuk eleektronik.
b) Hypertext Markup Language (HTML)
HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk
32
c) Graphics Interchange Format (GIF)
GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik dengan meringkas
mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut.
d) Joint Photograpic Expert Group (JPEG)
Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar
mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.
e) Microsoftt Excel Spreadsheet
Sebuah aplikasikomputer yang berupa spreadsheet dengan
menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun
dalam kolom dan lajur.
f) Microsoft Word
Microsoft Word merupakan aplikasi program computer yang paling
banyak digunakan dalam IFR.
g) Zip Files
Zip Files atau winzip adalah program windows yang mengizinkan
para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi
sehingga mereka dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi
tersebut dengan lebih efisien.
h) Macromedia Flash Software
Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat.
i) Real Networks Real Player Software
33
j) Macromedia Shockwave Software
Shockwave merupakan bagian dari multimedia player. (Lai, et al.,
2002)
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu terdapat
34
hanya 1 tahun yakni pada
tahun 2010, sample
listing, leverage dan
37
variabel yang sama , yaitu
38
yang berbeda adalah Return
of Asset, Return of Equity,
39
40
Variabel Independen: Variabel Dependen:
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka
dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian ini pada bagan tersebut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Perkembangan Internet yang semakin pesat
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan internet pada perusahaan
Teori basis: teori keagenan dan teori sinyal
Ukuran Perusahaan (x1)
Leverage (x2)
Internet Financial Reporting (IFR) (Y) Umur Listing (x3)
Reputasi Auditor (x4)
Metode analisis: regresi
Regresi Logistik
41 D. Keterkaitan Antar Variabel
Penelitian ini dilakukan dengan menghubungkan variabel-variabel
independen dengan variabel dependen. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah dari sisi tahun penelitian dan variabel penelitian.
Penelitian ini meneliti di periode tahun 2010 sampai dengan 2013. Penelitian
ini mengkombinasikan variabel-variabel independen dengan variabel
dependen dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah diungkapkan diatas.
Berikut adalah keterkaitan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian.
1. Ukuran Perusahaan terhadap Internet Financial Reporting
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan,
sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih
akurat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dan Soni (2012)
menghasilkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap IFR.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Uyar (2012), Alali dan
Romero (2012), dan Novitasari et. al.(2012). Dengan demikian hipotesis
yang diajukan sebagai berikut:
42 2. Leverage terhadap Internet Financial Reporting
Seiring dengan meningkatnya leverage, manajer dapat menggunakan
IFR untuk membantu menyebarluaskan informasi-informasi positif
perusahaan dalam rangka “mengaburkan” perhatian kreditur dan
pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada leverage
perusahaan yang tinggi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dan Soni (2012)
menghasilkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penerapan
Internet Financial Reporting.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2002) dalam
Almilia (2008) menyatakan bahwa Internet Financial Reporting memiliki
pengaruh positif terhadap tingkat Leverage. Hasil yang sama juga
didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Anis (2007)
bahwa Leverage berpengaruh positif terhadap Internet Financial
Reporting, dengan demikian hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
H2: Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting
3. Umur Listing perusahaan terhadap Internet Financial Reporting
Menurut UU pasar modal tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan
yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk
melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah lebih lama listing
43
yang baru saja listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang
ditetapkan oleh BAPEPAM. Perusahaan yang lebih berpengalaman
mempunyai kecenderungan untuk mengubah metode pelaporan informasi
keuangannya sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik
investor melalui penggunaan IFR. Sedangkan perusahaan yang baru
melakukan go public mungkin saja memiliki website tapi belum tentu
melakukan IFR.
Perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah
terdaftar di BEI akan memberikan pelaporan keuangan yang lebih
lengkap dibandingkan dengan perusahaan yang lain.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari dan Anis (2007) dan Aly
et. al. (2010) menunjukkan bahwa perusahaan berpengaruh positif
signifikan terhadap IFR. Namun penelitian ini bertentangan oleh Prasetya
dan Soni (2012) menyatakan bahwa umur listing perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap IFR.
H3: umur listing perusahaan berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting
4. Reputasi Auditor terhadap Internet Financial Reporting
Rezaee (2003) dalam Lestari dan Anis (2007) menyatakan bahwa KAP
44
mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan karena Big four memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk bertahan dari tekanan klien, lebih
peduli pada reputasi mereka, memiliki sumber daya yang lebih besar
berkaitan dengan kompetensi personelnya dan teknologi maju yang
dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik.
Penelitian yang berkaitan dengan reputasi auditor pernah dilakukan
oleh Lestari dan Anis (2007) hasilnya adalah reputasi auditor berpengaruh
positif terhadap IFR. Namun, penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Aly et al (2010) hasilnya adalah
reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap IFR. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, leverage, umur listing, dan reputasi auditor terhadap
variabel dependen yaitu Internet Financial Reporting. Populasi pada penelitian
ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai dengan 2013.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini
adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan teknik
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling), yaitu metode pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan
tertentu. Elemen populasi dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen
yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan (Indriantoro dan
Supomo, 2002) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan properti dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
46
3. Perusahaan properti dan real estate yang memiliki laporan keuangan telah
diaudit selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
4. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan telah diaudit
selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
5. Memiliki data yang diperlukan untuk mendukung penelitian, seperti total
aset perusahaan, total utang perusahaan, nama KAP yang mengaudit, dan
rasio aset lancar, serta informasi auditor yang digunakan perusahaan
tersebut.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode
dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan dan pengarsipan data-data dari
sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari
situs BEI idx.co.id, dan sumber-sumber lain yang berkaitan. Data tersebut
berupa laporan keuangan perusahaan yang bergerak pada bidang property dan
real estate. Selain itu, data sekunder lain yang digunakan berupa jurnal, artikel,
dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya akan diolah dan dianalisis menggunakan
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 21. Metode analisis
47 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data
penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, atau
penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis
kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang
diperoleh dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk
menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan
memberikan gambaran tentang pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi Internet Financial Reporting. Metode analisis data
akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi computer SPSS
versi 21.
2. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik (logistic regression), yang variabel
bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric
(nominal) (Ghozali, 2012) dan tidak memerlukan uji normalitas dan
uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Gujarati (2003)
menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedasity,
artinya variabel terikat tidak memerlukan homoscedacity untuk
48
Regresi logistic digunakan untuk menguji apakah variabel ukuran
perusahaan yang diproxy dengan menggunakan:
Keterangan:
Ln
= Dummy variable, nilai 1 apabila perusahaan
menggunakan IFR dan nilai 0 apabila
perusahaan tidak menggunakan IFR.
α = Konstanta
βSIZE = Ukuran perusahaan
βLEV = Rasio Leverage perusahaan
βUMUR = Umur listing perusahaan
βAUDIT = Dummy Variable untuk reputasi audior, nilai 1
untuk KAP yang termasuk big four dan nilai 0
untuk KAP yang termasuk non big four
ɛ = error
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dari model regresi
logistic (Hidayat et. al. 2011)
Ln
49
a. jika hasil signifikannya adalah < 0,10 maka H0 diterima
b. jika hasil signifikannya adalah > 0,10 maka H0 ditolak
a) Menilai Kelayakan Model Regresi
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan
model regresi logistik yang akan digunakan. Menilai kelayakan
model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of
Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model.
Kriteria penentuan data empiris sesuai dengan model atau tidak:
a. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena
model tidak dapat menilai observasinya.
b. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya (Ghozali, 2012)
b) Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Uji ini dilakukan untuk menguji model keseluruhan model