• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran susu sapi murni ditinjau dari pendekatan transaksi syariah : studi kasus perternakan sapi peran swadaya pondok ranggon jakarta timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyaluran susu sapi murni ditinjau dari pendekatan transaksi syariah : studi kasus perternakan sapi peran swadaya pondok ranggon jakarta timur"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENYALURAN SUSU SAPI MURNI DITINJAU DARI

PENDEKA TAN TRANSAKSI

SYARl'AH

(Stu di Kasus: Peternakan Sapi Perah Swndayn Pondok Rnnggon, Jakarta Timur)

Dodi Ardiansyah 10092020301

.JlJIUJSAN EKONOMI PERTAl\IAN/AGIUBISNIS

FAKlJL TAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSIT AS ISLAl\I NEGll<:RI

SYARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

PENYALURAN SUSU SAPI MURNI DITINJAU DARI

PENDEKATAN TRANSAKSI

SYAR/'AH

(Studi Kasus: Peternakan Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon, Jakarta Timur)

Oleh:

DODI ARDIANSYAH

10092020301

Skripst

Sebagai Salah San1 Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurnsan Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Sains dan Tcknologi

Universitas Islam Ncgeri Syarif Hidayatullah Jakarta

JllRllSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS

FAKliLTAS SAl:\S DAN TEKi"IJOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF lllDA YATULLAH

(3)

PENGESAHAN U.llAN

Skripsi yang be1judul "Penyaluran Susu Sapi Murni Ditinjau Dari Pcndclrntan Trasal<si Syari'ah" (Studi Kllsus: Petcrnalrnn Sapi i>erah Swadaya Pondok Ranggon, .Jakarta Timur). Telah diuji dan dinyatakan lulus sidang munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakiu1a pada hari Jum'at 27 Januari 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Saijana Strata Satu (SI) Pad a Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.

Tim Penguji, Penguji I

Jakarta, Febuari 2006

( Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M.Sc )

Penguji II

\-( Ir.

mオィ。ョセゥキゥイケ。L@

MM.M . .Si ) ( A.M. Hasan Ali, MA )

NIP: 150 370 226

(4)

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN /AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF lllDAYATlJLLAH .JAKARTA

_ .. _ ... _ .. __ M⦅LゥゥBゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥBBBセBBBゥゥゥゥゥゥゥゥBBセBGMBBBGBBBゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥoゥゥGゥMゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥゥ]ゥゥゥゥゥゥM . .

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:

Nama NIM

Program Studi Juclul Sklipsi

: Dodi Ardiansyah : 10092020301 : Sosial Ekonomi pセQエ。ョゥ。ョ@

: Pcnyaluaran Su.>u Sa pi Murni Dil injau Dari Pendekatan Transaksi

Syari 'ah

(Studi Kasus : Peternak Susu Sapi Swadaya Pondok Ranggon, Jakarta Timur)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk munperoleh gelar Smjana Pertnnian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pe11anian/ Agribisnis, Fakultas Sains clan Teknologi, Universitas Islam Negeri SyariCHidayatullah Jakmta.

Pembimbing I

, .

-Jakarta, Maret 2006 Menyetujui Dosen Pembimbing

(Ir. Muhandis Natadiwirya, MM.M.Si)

Mengetahui,

Pembimbing JI

( /

Haセ@

. Hasa::li.-MA)

NIP: 150 370 226

Ketua forusan

Y1 ians ah ,Jaya Putra, M.Sis)

NIP: 50 317 956 • セ@

4

(

( Ir.

ZNZZエウゥセ、ゥョL@

MM )
(5)

PERNVATAAN

DENGAN !NI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN!

BENAR-BENAR HASIL KARY A SENDIRJ YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARY A ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

AT AU LEMBAGA MANAPUN.

Jakana. Maret 2006

(6)

RINGKASAN

DODI ARDIANSYAH. Penyaluran Susu Sapi Mumi Ditinjau Dari Pendekatan Transaksi Syari 'ah (Studi kasus: Petemakan Susu Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon, Jakarta Timur). (Dibawah bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA dariA.M HASAN ALI).

Subsektor petemakan mempakan bagian yang udak terpisahkan dari pembangunan di sektor pertanian, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. Susu mempakan salah satu komoditas produk petemakan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut Namun bedasarkan data Dirjen Petemakan (2003) di Indonesia kesenjangan yang tcrjadi antara persediaan dan pennintaan susu masih cukup besar, yaitu ketersediaan yang ada dalam negeri sebesar 32% dan sisanya 68% masih masih hams impor. berdasarkan peluang usaha dalam menghasilkan susu segar masih besar. Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari masalah pemiagaan atau perdagangan prakte:k perdagangan tersebut diwujudkan dalam bentuk jual-beli dengan lltiuan mencari kcuntungan dan mewujudkan kepuasan pelanggan. Dalarn melakukan kegiatan transaksi yang didasarkan pada syari 'ah Islam tidak tertutup kemungkinan adanya bentuk barn dalam melakllkan transaksi antara sesama manusia, selama ha! terscbut membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat dan tidak mernbawa nilai mafsadah (kcmsakan) bagi manusia serta tidak bertentangan dengan nash al-Qur'an dan as-Sunnah.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (I) Menganalisis fungsi, jalur tataniaga dan biaya-biaya dalam penyaluran susu sapi. (2) Mcngetahui mekanisme transaksi antara pctemak dan pedagang dalam penyaluran susu sapi. (3) Mengetahui metode transaksi yang sesuai dengan .1yari 'ah Islam. ( 4) Mengetahui penerapan transaksi yang berdasarkan syari ·ah Islam.

Penelitian ini dilakukan di kawasan usaha petemakan untuk pengembangan dan budidaya sapi perah Pondok Ranggon yang ada di DKI Jakarta yaitu di Kclornpok Tani Temak Sapt Pcrah Swada\a tKTTSP) Hal ini tclah ditctapkan dengan Surat Kcputusan Gubemur OKI Jakarta tentang pengembangan wilayah pctemakan Nornor: 300 tahun 1986. Adapun jenis sapi pcrah yang di pelihara adalah jenis sapi sapi Fries Holland (FH) dengan jumiah petemak sebanyak 23 kcpala keluarga dcngan populasi sapi perah 768 ekor.

Data yang diperoleh di lapangan unmk melihat JCnis transaksi dalam penyaluran susu sapt mum1 yang akan dtttnJaU dari bentuk transaksi syan 'ah.

(Ra 'i Murahahah. Ra·, Salam dan Ra '1 /s//.\lma). Konsep yang digunakan dalam

pcnclitian ini adalah konscp tataniaga, fungsi dan jalur tataniaga yang dijabarkan secara deskriptif, dan dalam bentuk tabel mengenai biaya dan marjin tataniaga.

(7)

Penyaluran susu sapi murni KTISP Swadaya meliputi: (I) Peternak (2) Koperasai (3) Agen (4) Looper (5) Konsumen. Adapun biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh KTTSP Swadaya dalam saluran tataniaga susu adalah sebesar Rp 187,50-/liter (100%) yang terdiri dari biaya angkut susu Rp 125,00-/liter (66,7%), biaya retribusi susu Rp 25,00-/liter (13,3%) danbiaya pengelolaan susu Rp 37,50-/liter (20,0%). Marjin tataniaga yang diperoleh peternak dengan menjual susu kepada koperasi adalah Rp 250,00-/liter dengan persentase (18,51 %). Untuk marjin peternak dari agen adalah sebesar Rp 550,00-/liter (40,74%). Sedangkan marjin peternak dari looper Rp 850,00-/liter (62,96%).

Adapun akad transaksi jual-beli yang tijauan syari 'ah dalam penyaluran susu sapi adalah sebagai berikut :

I). Koperasi

Dalam melakukan transaksi jual-beli antara peternak dan koperasi dapat dilihat beberapa kesepakatan antara lain:

a). Koperasi memesan terlebih dahulu kepada peternak untuk menyiapkan susu sapi murni yang kualitasnya baik tanpa ada campuran apapun. b ). Dalam pembayaran koperasi meyakinkan peternak dengan memberikan

uang muka. Setelah berkelanjutan koperasi juga dapat mengambil susu dengan cara pembayarannya tenunda.

c). Dalam melunasi pembayaran koperasi diberi waktu sampai awal bulan.

d). Resiko bila terjadi kernsakan pada susu karena basi di tanggung oleh peternak sedangkan resiko kecelakaan atau susu tumpah maka koperasi yang menanggungnya.

2). Agen

Agen dan peternak membuat kesepakatan tentang mekanisme pembayaran dan rcsiko untuk berlangganan susu diantaranya adalah:

a). Agen terlebih dahulu memesan susu kepada petemak agar bisa disiapkan. b ). Pembayaran susu dengan uang muka cicilan. Agen diberi kesempatan

untuk membayar pada 3 sampai I 0 hari setelah susu diterima. c). Jumlah pembayaran sesuai dcngan pesanan susu yang ditcrima agen. d). Dcnda bila terlambat pembayaran adalah pcmbayaran susu menjadi harian

(tidak tcnunda lagi)

e) Resiko bi la terjadi kernsakan pad a susu karena bas1 di tanggung oleh peternak. Sedangkan resiko bila terjadi kecclakaan atau susu tumpah agen yang menanggungnya.

3). Looper

Cntuk pernbayaran susu antara pt."f1emak dl!lll looper Ilda belx.'rl!pa kcsepakatan antara lain adalah:

a). Looper membayar harga susu di muka pada setiap awal bulan dengan kata lain looper memesan susu terlebih dahulu.

b ). Peternak menjual kepada looper dengan harga yang ditetapkan petemak tanpa memberitahukan harga dasar.

(8)

d). Resiko bila terjadi kerusakan pada susu karena basi di tanggung oleh pctcrnak, scdangkan bila terjadi kecelakaan dan susu tumpah maka resiko ditanggung bcrsama oleh looper dan pctemak .

e ). Keterlambatan pembayaran dendanya adalah mel.unasi pembayaran dan selanjutnya pembayaran harus tunai.

Dari ketiga kriteria kesepakatan di atas, transaksi tersebut menyerupai ba ';

is//s/ma karena dalam segi pembayaran maupun pemesanan sudah memenuhi

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrobbil'alamin, segala puji serta syukur kita panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik clan hidayah-Nya kcpada kita

scmua. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada nabi muhammad SAW, sebagai

suri tauladan bagi umatnya dimana saja berada dan semoga k1ta mendapatkan

syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Skripsi ini mcrupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar satjana pada

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di Fakultas Sams dan Tcknolog1, Umvcrsitas Islam

Negeri Syarif Hidayatul!ah Jakarta. Dalam pembuatan skripsi ini penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tulis ini masih jauh sempuma, sehingga tanpa bantuan dari

berbagai pihak skripsi yang disusun ini tidak akan terlaksanan. Untuk itu

perkenankanlah penulis menghaturkan penghargaan yang sebesar-besamya dan

ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

I. Dr. Sopiansyah Jaya Putra, M.Sis. sclaku Dckan Fakultas Sams dan Tcknologi

Univcrsitas Islam Ncgeri SyarifHidayatullah Jakarta.

1 Ir Mudatsir Najamuddin. MM dan Drs Accp l\fohib. MM. sdaku Kctua

Jurusan dan sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pcrtanian

3. Ir. Muhand1s Natadiwirya, MM, M.Si, selaku pemb1mbmg utama dan A.M

Hasan Ali, MA, sclaku pembimbmg kcdua yang bcrscdian mcluangkan

(10)

memberikan ilmu serta pengalamannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

4. Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M.Sc selaku penguji pertama yang telah

memberikan petunjuk dan saran atas penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orang tua, H. Mansur dan my moom Hj. Sapinah berserta keluarga

kakak dan adik-adiku ( Siti Nurseha dan Muhajib Ramzi Al-Hijr).

6. Suhendar, SE dan dr. Eva Devita selaku kakak dan kakak iparku yang selalu

memberi dukungannya, baik waktu dan fasilitas komputemya.

7. Bapak Ahmad, bapakYudha, ibu Rizki, ibu Lilis dan dosen lainya yang ada

pada jurusan Agribisnis.

8. Pa' Sainih, Pa' Taba, Pa' Wadud, Bu Ova, Bu Yus, Pa'Gun, Pa' Muksin dan

Pa' Amir, selaku staf administrasi pada akademik F akultas Sains dan

Teknologi.

9. lbu Ir. Elisabeth Baso, SE. M.Si sdaku kepala UPT balai teknologi

pengembangan produksi petemakan dan hcscrta paira Staff UPT.

I 0. Bapak Rohmani, H. Sholahudm. H Zem sdaku kepala petemakan dan

peternak yang ada di Kelopok Tani Temak Sapi Perah Swadaya.

11 Ade. Ida. Agus dan Nursan \'ang telah membantu dalam mcmberikan

infonnasi dalam petemakaan mengenai pedagang susu.

12. Teman-teman ku Agribisnis 2000(A) Citra, Ame:!, Prucul, Husnul,Red-one

(B) MGW, Yosep, Arman, Acak, D-11, Rmo BEMJ 2003 dan semuanya yang

(11)

13. Teman FST dan FEIS . Ikhsan, Fahri ,Febri, Reza, Pras, Praguno, Yasin,

"Sunni, Maryadi, Wardah, Ina, Silvi, SE. Lisa, 0-Wi (endut), Riko, dll

14. Teman rumahku, Marjuki, Supodono, Munir, Toro, Aam (Eeg), Si:iagur,

A.UJang, Sopiandi, Ayudan Marsya.

15. Ustd. Karjono, ST. Ustd. Toupik, Ustd. Salam, Ustd. Tanuri, Ustd. Kartolo,

dan Ustd. Hasan Ali terimakasih alas pcrhatiannya selama ini.

Semoga orang-orang yang telah membantu dalam pcnyelesaian skripsi ini,

kebaikan dan kerido'anya akan dibalas oleh Allah SWT.Amin. Harapan penulis,

semoga skripsi ini dapat diterima oleh pcmbaca dan be:rmanfaat bagi pihak yang

melakukan pcnelitian lcbih lanjut.

Jakarta, Febuari 2006

(12)

DAFTAR ISi

Halaman

Halaman Judul... ... 1

Kata Pengantar ... . . ... II Datiar lsi ... . . ... Ill Daftar Tabel ... . . ... IV Datiar Gambar .. . . ... v

Daftar Lampi ran ... . . ... VI BAB I. PENDAHULUAN ... ... I I. I Latar Belakang ... . . ... I l.2 Perumusan Masalah ... . . .... .J ' 1.3 Tujuan Penelitian . . ... .4

1.4 Kegunaan Pcnclitian ... 5

I 5 Sistimatika Penulisan .. . .5

BAB IL TINJAUAN PUST AKA ... 8

2.1 Penyaluran Susu Sapi Mumi ... 8

2.2 Fungsi Tataniaga ... I 0 2.3 Lembaga dan Saluran Tataniaga ... . .12

2.4 Biaya dan Marj in Tataniaga ... . . .... 14

2.5 Bauran Pemasaran ... 15

2.6 Tinjauan Um urn Ten tang Transaksi Jual-Beli ... 17

2.6.1 Pcngertian Transaksi Jual-Bcli .. 17

2.6.2 Rukun dan Syarat Jual-Bcli ... 19

2.6.3 Hal Yang Menyangkut Jual-Beli ... 23

2.6.4 Hukum dan Landasan Dalam Jual-Beli ,\)•ari 'ah .... . ... 25

(13)

2.8.1 Ba '1 al-ivfurabahaah ... 30

2.8.2 Ba 'i as-Salam ...... 32

2.8.3 Ba 'i Jsthisna ...... 34

2.9 Kerangka Pemikiran ... 37

BAB Ill. METODE PENELITIAN ... . ... ··· .. .40

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... . . ... .40

3.2 Metode Pengumpulan Data dan lnformasi ... . ... .40

3.3 Analisis Data ... . . ... .41

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASl PENELITIAN ... 42

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ... .42

4.2 Sejarah Pctemakan . . . .. ... . . . ... . .. . . .. . . . ... .43

4.3 Temak Sapi ... .44

4.4 Aspek Kelembagaan ... .46

4.4.1 Struktur Organisasi ... 46

4.2.1 Kctcnagakcrjaan ... .47

4.2.2 Waktu Kcrja ... .48

4.5 Unit Kegiatan Dalam Pctcmakan ... .48

4.5. l Unit Kcschatan Hewan dan lnseminasi Buatan ... .48

4.5.2 Unit Pembinaan dan Penyuluhan ... . . ... .49

4.5.3 Unit Produksi ... 50

4.5.4 Unit Makanan Ternak ... 51

-t5.5 Unit Pcnanganan Limbah .

... .52

BAB V. HASlL DAN PEMBAHASAN ... . . ... .53

5.1 Kegiatan Tataniaga Dalam Penyaluran Susu Sapi ... 53

5.1.1 Pclaksanaan Fungsi-Fungsi Tataniaga ... .53

(14)

5. I .3 Cara Penyaluran Susu Sapi di Lernbaga Tataniaga ... 58

5. 1.4 Biaya Dan Marjin Tataniaga Dalam Penyaluaran Susu Sapi .59 5.2 Transaksi Dalarn Penyaluran Susu Sapi ... 61

5.2. I Koperasi .. . ... . .. .. . . .. ... .. . ... ... . ... 62

5.2.2 A gen ... 62

5.2.3 Looper ... 63

5.2.4 Konsumen ... .. ... 63

5.3 Pesamaan Bentuk Transaksi Jual Beli Syariaih Dalam Penyaluran Susu セセmオュゥNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN@ . ...

M

5.3. I KOPERASI ... 64

5.3.2 aセョ@ .. ... ... ... .. . ... .65

5.3.3 Looper. ... 66

5.3.4 Konsumcn ... ... 67

5.4 Tinjauan Syariah Dalam Transaksi Penyaluran Susu Sapi Murni Di "KTTSP" Swadaya ... ... . ... 67

BAB

VI

KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1 Kcsimpulan ... 70

6.2 Saran ... . . ... 73

DAFT AR PUST AKA ... ... 74

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. Komsumsi Susu Tahun 1999-2003 (Indonesia) ... 1

2. Perbandingan Antara Ha 'i Salam dan Ha 'i Istislma ..... .35

3. Hubungan Harga dan Barang Dalam Transaksi Syari'ah ... . . .... .36

4. Kemampuan Produksi Sapi Perah ... .44

5. Jumlah Sapi Perah di "KTTSP" Swadaya Pondok Ranggon ... ..45

6. Jumlah Produksi Susu Perbulan ... 50

7. Biaya Tataniaga Susu Sapi di ''KTTSP" Swadaya ... . . ... 60

8. Harga Penjualan dan Marjin Tataniaga di" KITSP" Swadaya ... 61

9. Transaksi di Saluran Tataniaga ... 62

[image:15.595.64.412.150.468.2]
(16)

DAFTAR GAMBAR

Garn bar Halaman

I. Saluran Tataniaga Untuk Barang Konsumsi ... 13

2. Alur Kerangka Pemikiran ... 39

3. Susunan Organisasi Peternak Susu ... 46

4. Fasilitas Peternakan ... . . ... 50

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampi ran Halaman

1. Surat Bukti Peneli ti an dari Dinas Petemakan ... . . ... 76

2. S.K. Gubemur Tentang Relokasi Petemakan ... 77

3. S.K. Gubemur No. 300 tahun 1986 ... ... . ... .... . . 78

4. Peta Lokasi KTTSP Swadaya Pondok Ranggon ... .. ..80

5. Peta Lokasi Peningkatan Prasarana di KTTSP Swadaya.. . ... 81

6. Peta Kelurahan Pondok Ranggon ... 82

(18)

1.1. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Subsektor petemakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pembangunan di sektor pertanian. terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan

dan gizi. Dengan seiring waktu bcrjalan dan semakin meningkatnya jumlah

penduduk. tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat. maka itu akan

berdampak terhadap meningkatnya pennintaan akan kebutuhan pangan hewani.

Dengan demikian produksi untuk memenuhi pennintaan tersebut akan meningkat

juga. Dalam hal 101 susu sapi merupakan salah satu pangan hewani yang dapat

diandalkan. namun di Indonesia ada kesenjangan yang terjadi antara persedimm

dan pennintaan susu yang masih cukup besar. Ketersediaan yang ada belum dapat

[image:18.595.57.434.176.574.2]

memenuhi kebutuhan, sebagaimana terlihat dari tabel. I di bawah ini.

Tabel I. Komsumsi Susu Tahun 1999-2003 (Indonesia)

\No\

Tahun

I

!-·-···-··

·1 1 Q⦅セYj@ ...

2

2000_ ..

3 2001

i

4; 2002 _ _

15:--

2003' J

Ket. •) :\ngla ウ・セT[@

Sumber \\ ,._ -., "; -

.:...-436 0 4957 479.9 493.4 MMセMMMMMMM ... 577.5 Susu . MセMMᄋMᄋセ@ -- ---

---822 0 ·---·---- ---142 0

14798 575.5

MMMMMMMMMMセM

1.476.0 693.0

1.382.6 609.6

1.382.6 609.6

1 116.0 1.400.0 1.262.9

1.266.4

J

1.350.5

Dan 1ahu:-. 1999 sampa1 2003 Indonesia lebih banyak meng1mpor susu

sapi, karena produ..:s1 dalam negeri belum mcncukupi kebutuhan dalam negeri.

(19)

susu tersebut bisa saJa meningkat setiap saat. Kesadaran akan pentingnya kebutuhan pangan yang bemilai gizi merupakan salah satu indikator dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Soribaya Siregar: 1992:3 ). Temak sapi pcrah mempunyai peranan besar dan penting dalam subsektor petemakan terutama dalam pemenuhan kebutuhan susu domestik.

Berdasarkan data Dirjen Petemakan (2003) kebutuhan dalam negeri masih belum tercukupi, hanya sebesar 32% saja itupun berupa susu olahan. Dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri masih hams impor dari luar negeri sebesar 68%. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha sapi perah untuk menghasilkan susu segar masih prospektif Ada pun dalam penyalurannya, ipara petemak mencoba menempa dan membangun suatu saluran distribusi yang baik agar dapat diterima oleh konsumen dengan baik. Susu merupakan komoditas yang tidak dapat bertahan lama, sehingga perlu penanganan cepat sehingga konsumen dapat menikmati susu dalam keadaan baik, oleh karena itu peny.aluran mcrupakan salah satu fak1or penentu suksesnya produk yang akan disalurkan, sehingga menentukan sukscsnya usaha tcmak sapi ini juga.

(20)

yang dibenarkan oleh syari 'ah Islam ataupun yang dilarang. Oleh sebab itu, menjadi suatu kewajiban bagi usahawan muslim untuk mengenal hal-hal yang menentukan sah dan tidaknya usaha yang mendasarkan transaksi jual-beli tersebut, dan mengenal mana yang haram dan mana yang halal dari kei,>iatan itu sehinga ia mengerti persoalan yang terjadi (Al-Mushlih dan Ash -Shawi, 2004: 89).

Dalam dunia modem. implementasi pnns1p syan 'ah dalam bisnis sebagaimana telah disebutkan di atas. telah ditcrapkan pada lembaga keuangan

.\yan 'ah, seperti perbankan syari 'ah dan asuransi :.yari 'ah. Di Indonesia

perkembangan dua lembaga keuangan tersebut tumbuh sangat pesat. terbukti dengan berjamumya lembaga keuangan セケ。ョ@ 'ah barn. baik yang bentukan barn ataupun hasil konversi lembaga keuangan konvensional. Pada sektor Iii!, terutama sektoril fonnal. metode transaksi .\yari 'ah ini belum dikenal secara luas. Berdasarkan hal tcrsebut penulis mengangkat topik "Penyaluran Susu Sapi Murni Ditinjau Dari Pcndckatan Transaksi Syari'alt".

1.2. Pcrumusan Masalah

(21)

tidak membawa nilai mqf.i·adah (kerusakan) bagi manus1a bertentangan dengan nash al-Qur'an dan as-Sunnah.

serta tidak

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa per-masalahan sebagai berikut :

I. Bagaimana mekanisme kegiatan penyaluran susu sapi dari petemak sampai ke konsumen ?

2. Bagamana cara petemak susu sapi melakukan transaksi dalam penyaluran susu sapi?

3. Bentuk transaksi jual-beli .1yari 'ah apakah yang dilakukan dalam penyaluran susu sapi ?

4. Bagaimana tinjauan syan 'ah dalam transaksi penyaluran susu sapi?

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan menjadikan permasalahan di atas sebagai obyek kajian dalam skripsi ini, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

I. Menganalisis fungsi tataniaga, jalur tataniaga clan biaya-biaya dalam penyaluran susu sapi.

2. Mengetahui mekamsme transaksi antara petemak dan pedagang dalam penyaluran susu sapi.

(22)

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan manfaat dari penelitian ini antara lain :

I. Sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi kinerja usaha yang telah dilakukan oleh para petemak sapi, serta memberikan spirit syariah dalam menjalankan muamalah.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang menjalani bisnis ini. maupun bagi para pihak yang berkepentingan.

3. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga sebagai aplikasi ilmu yang didapatkan selama di bangku kuliah darr sebagai media latihan daiam mengamati. mengumpulkan data. menganalisis dan rnelaporkan dalam bentuk karya ilmiah tentang transaksi dalam penyaluran berdasarkan

.\)'Ort 'ah.

I.S. Sistematik.i Penulisan

Skripsi ini terdiri dari cnam bab. masing-masing bab terdiri dan sub-sub bab. Secara sistimatis. bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

HAB I : Pendahuluan

(23)

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penggunaan konsep-konsep yang berasal dari kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian. Konsep yang ditulis adalah konsep tataniaga, fungsi tataniaga, lembaga dan saluran tataniaga, biaya dan margin tataniaga. bauran pemasaran serta tinjauan umum tentangjual-beli yang meliputi penge1tian jual-beli. rnkun dan syarat jual-bch. ha! yang menyangkut jual-beli. hukum dan landasan jual-bcli .1yari 'ah dan _1uga bcntuk transaksi svan 'ah yang dikaji dalam penyaluaran susu sapi yaitu: ha '1 murahahah. as-salam dan ha·, 1st/11.111a. Bab ini

juga bcrisi kerangka pcmikiran yang mcncakup alur tujuan akhir skripsi kemudian dapat dirinci dengan gambar alur pcmikiran penelitian tersebut.

BAB Ill: Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang metode penelitan yang terdiri dari tempat dan waktu penehtian. metode pengumpulan data dan infomiasi serta analisis data.

BAB IV: Gambaran l'mun Tempat Penelitian

Bab ini mengulas tentang gambaran tcmpat pcnclitian yang ada di kclompok tani temak sapi pcrah swadaya meliputi prop1l tcmpat pcnelitian. seJarah pctcmakan, temak sapi. aspck kelcmbagaan dan unit kcgiatan pctcmakan. BAB V : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang mernpakan ulasan singkat dari kesclurnhan hasil penchuan di lapangan yang meliputi: pclaksanaan sistcm tataniaga dalam pcnyaluran susu sapi mumi di "'KTTSP .. Swadaya Pondok Ranggon. cara transaks1 petemak dengan pedagang pcrantara. serta tinjauan

(24)

BAB VI: Kcsimpulan dan Saran

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyaluran Susu Murni

Susu mempakan protein yang digemari, karena rasanya lembut dan juga penuh gizi. Susu yang berasal dari sapi perah sangat memberikan banyak keuntungan dan nilai jual yang tinggi dikarenakan susu mengandung swnber gizi bempa protein, gula dan lainnya yang sangat menunjang kecerdasan dan daya tahan tubuh. Berkenaan dengan produk susu agama Islam mengaturnya rnelalui ayat-ayat Al-Quran. Hendaklah hal tersebut menjadi pelajaran dan renungan bagi manusia, seperti firman Allah S WT.

,.. BGBセ@ / ,.. '=',.. !J -t"' J セNAZZLLNセLL@ ,,.,!· ... J,,.:;

iサLIセ@

」[NjセNIェ@

<j:J)

セ@ セ@ セセセ@

J

セ@ セ@

セヲNN[j@

セセゥ@

J/<J

OIJ

セ⦅[MセNゥヲ@

-

-

セl@

-{)an SC.\11/lf!J.,'li/1/lya pada bina/ang femak i/11 henar-benar terdapat pe/a;aran

bagi kamu. Kami memberimu minwn dari pada apa yang berada dalam penanya

(benipa) s11.111 yang hersih antara tahi dan darah, yang m11dah ditelan bag!

orang-orang yang meminumnya. (A11-Nah/: 66)

Dilain ayat mengenai susu Allah S\\'T bcrfinnan

Dan ses11ng&'11/111ya pada bmatang-bmatang temak, henar-ht•tiar terdapat

pelajaran yang penting hagi kam11. kamt memhert mm11m kam11 dart arr .m.111 yang

ada da/am penitnya. dan (j11ga) pada hmatang-hmal'ang temak 1111 terdapat faedah yang hanyak 1111/uk ka11111. dan sehagwn dartpadanya kamu makan, dan dt

atas pung&'lmg btnatang-bmatang temak 1111 dan (!11ga) dt uta.\ perahu-perahu

(26)

Susu merupakan salah satu sumber protein yang paling murah dibandingkan dengan daging. Oleh karena itu, produktivitas agribisnis subsektor petemakan hendaknya ditingkatkan dalam rangka kebutuhan protein hewani bagi masyarakat (Gumbira, 2005 :66). Semakin majunya perkembangan pembani,'Unan dan semakin banyaknya orang sadar akan gizi membuat pcrluasan wilayah pasar semakin dimungkinkan. Hal ini terutama ialah bagaimana caranya susu cair dari petemak dapat tiba di konsurnen akhir dengan baik secepat mungkin dengan kualitas baik (Rasyaf, 2000:235). Susu juga mcrupakan komoditas yang mudah rusak apabila dibiarkan begitu saja di ruangan terbuka susu akan menjadi rusak dan asam. Agar susu dapat dikonsumsi oleh konsumen dengan segar, maka harus ada penanganan yang hiegenis serta kegiatan tataniaga, sehingga susu dapat diterima konsumen dengan baik.

Menurut Mubyarto (1989: 167) istilah tataniaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran atau disribusi, yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Sistcm tataniaga dianggap efisicn apabila mcmenuhi dua syarat, yaitu:

I. Mampu menyampa1kan hasil-hasil pcrtanian dari produsen kcpada konsumen dengan biaya screndah-rendahnya.

2. Mampu mengadakan pcmbagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen tcrakhir kcpada scmua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dari tataniaga barang itu.

(27)

kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran". Peter Drucker salah seorang ahli manajemen dalam buku Philip Kotler (1995: 7) mengemukakan hal itu sebagai berikut: Tujuan pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebihan dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik sehinga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya.

2.2. Fungsi Tataniaga

Dalam menyalurkan barang dari tingkat produsen ke tingkat konsumen memerlukan serangkaian kegiatan yang berbeda, berbagai kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi tataniaga. Limbong dan Sitorus (1985:8) mcngcmukakan bal1wa umumnya fungsi-fungsi tataniaga dikelompokan sebagai herikut:

I J. Fungsi pertukaran

Fungsi pertukaran adalal1 kegiatan yang memperlancar perpindahaan hak milik atas barang dan jasa dari pcnjual kcpada pcmbeli. fungsi pertukaran terdiri dari:

a. Fungsi penjualan. ini dtperlukan untuk mencari tempat dan waktu yang tcpat agar penjualan barang scsuai dengan yang diini,,>inkan konsumen. baik dilihat dari jumlah, bentuk dan mutunya.

(28)

2). Fungsi fisik

Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan bentuk, tempat dan waktu. Adapun fimgsi fisik terdiri dari :

a. Fungsi penyimpanan diperlukan untuk menyimpan barang selama belum dikomsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran atau menunggu sebelum diolah.

b. Fungsi pengangkutan ini bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsume:n, baik menurut waktu. jumlah dan mutunya.

3 ). Fungsi fasilitas

Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar semua kegiatan pertukaran yang terjad1. antara produsen dan konsumen. Adapun fungsi fasilitas terdiri dari:

a. Standarisasi dan Grading. Standarisasi adalah merupakan suatu ukuran atau penentuan mutu suatu barang dengan ment,>unakan berbagai ukuran sepert1 wama, susunan kimia, kadar air. rasa dan lain-la.in. Sedangkan gradmg adalah tindakan mengolong-golongkan atau memilah-milahkan hasil pertanian menurut standarisasi yang diinginkan. sehingga terk1m1pul barang yang sudah menurut ukuran standard.

(29)

c. Fungsi pennodalan yaitu penyedian biaya untuk keperluan selama proses pemasaran dan juga kegiatan pengelolaan biaya tersebut. Biaya ini berupa uang kontan dan juga dalam bentuk kredit.

d. Infonnasi pasar fungsi ini meliputi kegiatan pengumpulan infonnasi pasar serta menafsirkan data infonnasi tersebut. Sehingga dapat mengambil suatu keputusan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan perusahaan badan atau orang yang bersangkutan.

2.3. Lembaga Dan Saluran Tataniaga

Komoditas pertanian pada umumnya mempunyai sifat pensahle atau mudah rusak, mudah husuk dan hulky atau mempunyai bobot dan volume yang besar. Pada dasa_rnya komoditi pertanian perlu pcnanganan yang baik sehingga dapat sampa1 kc tan1o'lln konsumen akhir sesuai dengan yang diinginkannya.

Menurut Hanifah dan Saefuddin (1986: 26) lembaga tataniaga rnerupakan badan-badan yang mcnyelcnggarakan kegiatan atau fungs.i tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari pihak produsen sarnpai kepihak konsumen. Dalam istilah tatan1aga ini adalah tcnnasuk golongan produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa.

(30)

Berdasarkan proses tataniaga dapat dijelaskan te:ntang sistem tataniaga suatu produk atau suatu barang yang terdiri dari komponen-komponen produsen , lembaga tataniaga dan konsumen. Kegiatan dari masing-masing komponen tersebut sating berkaitan dan merupakan satu kesatuan.

Berikut dibawah ini beberapa saluran pemasaran untuk barang konsumsi menurut Kotler (1994:9).

Garn bar l. Saluran Taraniaga Untuk Barnng Komsumsi

p K

R 0

0 Pengecer N

D

s

u

Grosir

I

Pcngcccr]

...

u

s

M

I E

iセ@

I

liJ

-

Gosir ---+ Jobber

-

[ Pe11gecer

-Dalam pelaksanan penyaluran banyak usaha yang gaga! dikarenakan kurang tepatnya saluran distribusi, oleh kerena itu di dalam memilih saluran distribusi haruslah hati-hati dan memakai pertimbangan yang mantap. Ada pun pokok-pokok dalam saluran distribusi dapat kita lihat dibawah ini, dtantaranya:

I). Secara langsung

Produsen

....

Konsumen

Produsen menjual barangnya lansung mcndatangi rumah-rumah konsumen. Saluran ini, disebut saluran lansung.

2). Secara semi langsung

(31)

Saluran distrbusi ini disebut saluran distribusi semi langsung. Disini pengecer membeli barangnya dari produsen dan terakhir dijual lagi kekonsumen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer agar langsung dapat melayani konsumen.

3 ).Secara tidak langsung

Produsen pedagang besar - - • Pengecer _ _ Konsumen Barang yang dihasilkan produsen disampaikan secara tidak langsung ke tangan konsumen, tetapi penyalurannya harus mclalui lcmbaga-lembaga penyalur.

Pola saluran tataniaga diatas yang digambarkan pada mnumnya ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian. Tidak jarang kita lihat bahwa satu Jenis komodni melalui beberapa saluran untuk rnencapai konsumen akhir. Untuk komoditi-komoditi pertanian pada urnurnnya sebelum ke pedagang besar dan pengecer, terlebih dahulu rnelalui pedagang pengurnpul dt tingkat desa yang mengumpulkan hasil-hasil pertanian dari para petani.

2.4. Konsep Biaya Dan Marjin Tataniaga

(32)

Swasta (dalam Yatni, 2002: 13) menyatakan apabila saluran tataniaga di tin jau sebagai satu kelompok a tau satu tim operasi, maka marjin dapat dinyatakan sebagai suatu pembayaran yang diberikan kepada mereka atas jasa-jasanya. Jadi, marjin merupakan suatu imbalan, atau harga atas hasil jasa. Apabila di tinjau sebagai pembayaran atas jasa-jasa, marjin menjadi suatu elemen yang penting dalam strategi penyaluran. Pengertian lain dari majin adalah perbedaan antara harga beli dengan harga jual.

2.5. Bauran Pcmasaran

Bauran pemasaran ini merupakan konsep terpadu dalam sistim pemasaran modem. di mana aspek tcrsebut saling mendulnmg dan terkait dengan satu dengan yang lainnya. Adapun bauran pemasaran meliputi 4 ( cmpat) aspek, yaitu dikenal sebagai 4 P Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat/ Distibusi) dan Promotion (Promosi). Philip Kotler sendiri menjelaskan dalam bukunnya (1995: 74) bahwa bauran pemasaran adalah : Serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki prusahaan dari pasar sasaranya.

Masing-masmg aspek dari bauran pemasaran tersebut c!apat dijelaskan sebagai hcrikut:

(33)

2). Price (Harga) adalah sejumlah uang yang dibayar oleh konswnen untuk mendapatkan, suatu produk. Penetapkan harga suatu produk ditentukan oleh jenis pasar yang ada, yang oleh para ahli, dibedakan menjadi 4( empat) jenis

pasar. yaitu:

a. Pasar persaingan mum1, yaitu pasar yang terdiri da.ri banyak penjual dan pembeli dengan jenis komoditas yang sama. Pada pasar ini pedagang tidak dapat menjual lebih tinggi dari pedagang sekitamya. Penetapan harga sepenuhnya ditentukan oleh pasar dan pedagang tidak perlu mengadakan riset pasar: pengembangan produk ataupun melakukan promosi.

b. Pasar persaingan monopoli, di mana penjual dan pembeli mengadakan transaksi dengan memberlakukan beberapa tingkat harga. Hal m1

ditnungkinkan karena adanya variasi dalam produk misalnya kualitasnya lebih baik dari mereknya lebih dikenal, sehingga pembeli mau dengan harga yang berbeda.

c. Pasar oligopoli, dimana hanya ada sedikit penjual dengan jenis produk yang mungkin scrupa, scperti semen, minyak goreng, minyak tanah dan sebagainya. Pada pasar jenis ini sangat suht bag1 produsen baru untuk ikut masuk kepasar. d. Pasar monopoli mumi, di mana hanya terdiri dari satu penjual dan dapat

dikuasai olch pemerintah maupun swasta.

(34)

dalam proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengi,'llnaan atau komsumsi oleh konsumen. Saluran distribusi ini ada beberapa macam tergantung dari jenis barang yang dipasarkan. Semakin banyak tingkatan saluran distribusi, maka semakin sedikit peran produsen terhadap barang/jasa yang diperdagangkan. Yang umum dii,'llnakan ada 4 (em pat) tingkat saluran distribusi yang ada pada gambar. I.

4). Promotion (l'romosi). pemasaran masa kini lebih diarahkan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan lebih banyak memperhatikan apa kebutuhan mereka dan berusaha selalu dapat rnemenuhinya. Cara yang ditempuh perusahaan antara lain mengembangkan produk baik segi mutu. kemasan. variasi produk dan manfaatnya. juga hams menetapkan harga yang bersaing. sehingga konsumen tetap setia dengan prnduk yang ditawarkan. Untuk dapat mengkomunikasikan hal-hal tersebut kepada konsmnen diperlukan sarana promosi. Menurut Kotler (1995: 75), promosi adalah kegiatan yang mengkomunikasikan jasa produk dan menganjurkan pelanggan sasaran untuk mcmbclinya

2.6. Tinjauan Umum Tentang Transaksi .Jual-Beli 2.6.1. Pcngcrtian Transaksi Jual-Bcli r>alam Islam

(35)

Adapun jual beli menurut istilah (tenninologi) adalah penakaran benda dengan benda lain melalui jalan saling merelakan. atau memindahkan hak milik dengan adanya pengantian dengan cara yang diperbolehkan. ( Suhendi , 1997: 14)

Kata al-ha 'i dalam bahasa adalah masdar (bentuk perbuatan) dari kata

ha 'a. Kata ha 'a-yahi 'u mempunyai arti ma/aka dan 1shtara (memiliki dan mcmbelil. Adapu!l pengertian al-ha 'i secara .1yari 'at adalah pertukaran harta kepemilikan dan menjadi hak milik. Sebagian ulama mendefenisikan kata tersebut dengan '"pertukaran harta", sekalipun yang dip•:rtukarkan terscbut: 1 ).

Harta dalam tangungan. 2). Manfaat yang sifatnya mubah (diperbolehkan oleh syariat). 3 ). Barta yang dipertukarkan tersebut serupa dan nntuk selamanya. (Saleh, 1997:13)

Disamping itu Djarnili ( 1992: l 40), memberikan unsur-llllsur pengertian ten tang jual-bel i sebagai berikut :

1 ). Menukar suatu barang dengan barang

Artinya hubungan hukum akan terjadi antara manusta kalau masmg-masing pihak akan bcrkcpentingan bcmsaha mcmcnuhi kebutuhan hidupnya dalam suatu obyek tertentu. Kcpcntingan memcnuhi kcbutuhan itu diwujudkan dalam menukar barang (benda) yang dimilik1 dcngan benda lain milik seseorang. 2 ). Dilakukan dengan cara tertentu

(36)

Dengan memahami beberapa pengertian jual-beli tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jual-beli adalah suatu perjanjian timbal balik antar dua belah pihak (transaksi) dimana pihak pertama disebut sebagai penjual men!,>ikatkan diri untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang (benda) kepada pihak kedua yang disebut sebagai pembeli, dan pembeli berjanji untuk membayar harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli) berupa uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik suatu barang ( benda) tersebut. Dari kesepakatan atau akad-akad dalam 3ual beli hamslah sesuai yang dibenarkan oleh syara' agar rukun-rukun serta ketetapan lmkum jual-beli dapat dijalankan sehingga terhindar dari keragu-ra!,'llan dalam hal jual-beli.

2.6.2. Rukun Dan Syarat Jual-Beli.

セャ・ョオイオエ@ Sabiq l 1995: 126) mkunjual-beli ada tigayaitu:

I). Pelaku akad (a/-Aquf)

Seorang pedagang hams memiliki kompetensi dalam melakukan ak1ivitas jual-beli, yakni dengan kondisi yang sudah akil-baligh serta memiliki kemampuan untuk memilih. Tidak sah transaksi yang dilakukan oleh anak kec1I yang belum nalar, orang gila atau orang yang terpaksa. Dari unsur··unsur yang disebutkan dapat dirinci sebagai berikut :

a. Orang yang lakukan jual-beli hams sudah baligh

(37)

diperbolehkan untuk melakukan jual-beli. Barang yang diperjual-belikan adalah seperti makanan, pulpen buku dan jajanan lain sebagainya.

b. Berakal.

Penjual dan pembeli hams memiliki aka! pikiran yang sehat, agar dapat mempetimbangkan antara untung dan rugi yang akan diperoleh dari akad tersebut. Apabila aka! tidak sehat jnal-beli tersebut tidak sah. sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an, yaitu:

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang be/um Sempurna aka!nya, harta (mereka yang ada da!am kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sehagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta

llU) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. サaQQMnlセウ。Z@ S)

c. Atas kchcndak scndiri dan tidak muha:::ir (pcmboros).

Orang melakukan akad tidak boleh dalam keadaan terpaksa dan tertekan karena ada ancaman oleh seseorang agar ia melakukan akad. Oleh karcna itu seorang pelaku akad harus berdasarkan kehendak sendiri. Dalam akad jual-beli akan terjadi bila keduanya sating merelakan atau suka-sarna suka.

Hadits Nabi Muhammad Saw, mengenai hal atas kehendak scndiri:

"Dari Ahu Huraira r.a berkata, Rasu/111/ah Saw hcrsahda: .langan/ah penjua/ dan

(38)

2). Barang yang diperjual-belikan (ma 'qud 'a/aih}.

Adapun syarat dari barang yang diperjual-belikan adalah:

a. Barang yang diperjualbelikan tersebut hams suci, bermanfaat, bisa diserah terimakan. mcrupakan milik penuh salah satu piha.k. Tidak sah memper-jualbelikan barang najis atau barang haram sepe1ti darah, bangkai dan

daging babi. Juga tidak sah menjual barang yang belum menjadi hak milik. karena ada dalil yang menunjukan larangan terhadap itu tak ada pengecualian.

Juga ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad Saw, yaitu:

··oari Jahir hin Ahdullah r.a. hawasannya Rasulul/ah Saw hersahda pada ta/11111 kemenangan di Makkah: Sesunguhnya Allah dan Ra.111/-Nya meng-haramkan jua/-hcli arak. hans:;kar, hahr dan hcrhala" (/IR, Bukhari da11 Muslim)

b. Mengetahui objek yang diperjual-belikan dan juga pembayarannya, agar tidak terkena faktor "ketidaktahuan" yang bisa termasuk menjual kucing dalam karung. karena nu dilarang. Hadits Rasululah Saw:

'"/Jurr Ahr H11ra1r.1h 1<1 herkata: Rusu/111/ah Saw melarang p1al-helr dengan lemparan ham dan 111dara11gp1al-heli t1puan ". (HR. Mus/.fm)

(39)

Finnan Allah Swt:

"Hai orang-orang yang heriman, apahila kamu hermu 'amalah tidak secara tunai 1111111k waktu ditentukan. hendaklah kamu menuliskan ". (A/ .. Baqarah : 282)

3 ). Akad (ijah-qahu/)

Rukun jual-beli ketiga, adalah pengucapan lafadz ijah-qahu/. Syarat

adalah adanya ucapan ijah (pcnawaran) dan qahul (pencrimaan) yang bcrlangsung

secara kcsinambungan. Yaitu dengan ucapan yang benar-benar dipahami, baik

dengan kata-kata maupun yang terselubung. Ucapan ijah-qahul dcngan kata-kata

yang jelas lebih menjamin tidak timbulnya perselisihan atau perbedaan

pengertian. (al-Ghazali, 200 !:29). Menumt Suhendi (2002: 70), akad adalah

ikatan kata antara penjual dan pembeli, jual-beli belum dikatakan sah sebelum

ijah-qahul dilakukan, sebab ijah-qahul menunjukan kerelaan (keridha-an) pada

dasamya 1Jah-qah11/ dilakukan dengan lisan akan tetapi kalau mungkin bisu atau

yang lainnya, maka boleh ijah-qahu/ dengan surat-menyurat yang mengandung

artinya sama dengan 1fah dan qahul. Kcrclaan yang tdah d1scbutkan di atas

menunjukan kcrelaan yang berhubungan dengan hati, ウᄋセ「。「@ kerelaan itu tidak

dapat dilihat, oleh karena itu kerelaan dapat diketahui 、ᄋセョァ。ョ@ tanda-tanda yang

(40)

"Dari Ahi Hurairah r.a dari Nahi Saw. hersabda: Jangantah dua orang yang

juat-beli berpisah, sebetum sating meridhai. " (HR Abu Daud da11 Timridzi)

Dilain Hadits Rasulullah Saw bersabda:

"Ra.,111/ah Saw. hersahda: Se.111ngguhnya juat-heti hanya sah dengan sating

meretakan. ··(HR lbn llibha11 dan Majah)

2.6.3. llal Yang Menyangkut Jual-Beli

I). Khiyar

kィセカ。イ@ artinya boleh memilih diantara dua, meneruskan akad jual-beli atau

membatalkannya. Diadakan ォィセカ。イ@ oleh kedua belah pihak yang mcngadakan transaksi jual-beli dapat mempertimbangkan kcmaslahatan masing-masing supaya jangan sampai terjadi penyesalan dikemudian hari. Khiyar :ada tiga macam:

a. Kluyar ma;lis, artinya pembeli dan penjual boleh memilih antara dua perkara

tersebut, selama keduanya masih berada di tempat jual-beli, khiyar majelis ini boleh dalam macam jual-beli.

b. Khiyar .\yarat, yaitu khiyar terscbut dijadikan syarat sewaktu akad jual-beli

oleh keduanya atau salah satu pihak, seperti ucapan penjual : "saya juat ini dengan harga sekian. dengan ·'Yara/ khiyar datam liga hari atau kurang dari

11ga hart·. Kluyar .\yarat boleh dilakukan dalam segala hal macam jual-beli

kecuali barang yang wajib diterima ditempat jual-beli, seperti barang riba.

セ。ウ。@ kh(var .'J'arat paling lamanya tiga hari tiga malam dari waktu akad

(41)

c. Khiyar '01h, adalah bahwa si-pembeli boleh menge:mbalikan barang yang dibelinya apabila terdapat pada barang yang dibeli itu ada suatu kecacatan yang dapat mengurangi pada nilai barang itu atau mengurangi harganya. Biasanya barang yang seperti itu ketika akad kelihatan baik, padahal ada kecacatan, namim si-pembeli tidak mengetahuinya. (Rasyid, 1996: 286)

2). Riba

Riba menurut bahasa berarti: tambah. Sedangkan menurut ;yara artinya: Akad yang terjadi dalam penukaran bamg-barang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara atau terlambat menetimanya.(Sunarto, thn: 401 ). Dalam Al-Qur'an tiba dikategorikan menjadi dua bagian yaitu nasiah dan

fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Sedangkan tiba fadhl iala11 penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya, karena orang yang menukarkan mensyarntkan demikian, seperti penukaran emas dengan •:mas, padi dengan padi, dan sebagainya.

Berikut dibawah ini ayat yang menerangkan tcntang riba dan bahayanya bagi orang yang memakan hasil dari riba:

•• I

J J セ⦅L@ .,.f ,,. ..

,::JJ,.U:;.

y

セa@

).JI

セ」ャ@

J..y.ljl!

(42)

gila. Keadaan mereka yang demikian ilu, ada/ah disebahkan mereka herkata (herpendapat), se.,1mggulmya jual heli ilu sama dengan riha, padahal Allah Te/ah mengha/alkan jual heli dan mengharamkan riha. Orang-orang yang 1elah sampai kepadanya /arangan dari Tuhannya, lalu terus herhenti (dari mengambil riba), maka haginya apa yang te/ah diambilnya dahulu (sebelum datang /arangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kemba/i (mengambil riba). maka orang ilu ada/ah penghuni-penghuni neraka: mereka kekal di dalamnya"

(Al-baqoralt:275)

Dari kutipan ayat diatas bahwa Allah telah mengharamkan riba, oleh sebab itu kaum muslimin seluruhnya telah sepakat bahwa asal dari riba adalah diharamkan. terutama sekali riba pinjaman atau hutang. Bahkan mereka telah berkonsesus dalam hal itu pada setiap masa dan tempat (Al-Mushlih dan Ash-Shawi, 2004: 349)

2.6.4. Hukum Dan Landasan Jual-Beli Dalam lsL1m

Pada dasamya berusaha dan berikhtiar mencari re:zeki itu adalah waJib, hal itu ditegaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunah serta ijma para ulama. Karenajual-beli termasuk bagian dari muamalah, maka jual-bdi segala bcntuk bolch dilakukan, akan tetapi bila ada dalil yang melarangnya hal tersebut jangan dilakukan. Pcmyataan Dewan Syari'ah Nasional (2000:31) dalam kaidah fiqih adalah:

"/'oda 、。NカNュセQᄋ。N@ wmua kegwtan muama/ah ho/eh di!akukan kecuail ada da/il

yang mengharamkannya ...

(43)

I). Mubah (boleh) ialah asal hukum jual-beli.

2). Wajib, seperti menjual harta anak yatim jika terpaksa, begitu juga bagi seorang

qadhi (hakim) yang menjual harta muflis (orang yang banyak hutang dan

melebihi harta miliknya).

3). Haram, bagijual-beli yang dilarang agama.

4 ). Sunah, apabila jual-beli itu dilakukan kepada teman atau sanak keluarga atau saudara yang dikasihi dan juga kepada orang yang sangat memerlukan barang tersebut. ( Rasyid, l 996:278)

Berdasarkan konsensus (ijma) kaum muslimin, di-syariat-kannyajual-beli, karcna kehidupan umat manusia tidak bisa tcgak tanpa ada.nya jual-beli. Berikut di bawah ini adalah landasan hukum dalamjual-beli, Allah SWT berfirman:

"Dan Allah menghalalkan jual-beli 'erta mengharamkan riba ". ( Al-Baqarail :

275)

Dilain ayat Allah S\\1 berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, .1anganlah kamu sating memakan harta sesamamu dengan Jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

herlaku .\1/ka sama .\11ka di a/1/ara kamu ". ( An-Ni'ill: 29)

Had its Rasulullah Saw tentang tentang landasan hukllll1 jual-beli.

セ@ / / / ,,.

/. l<. /

セ@

.ilil I,

- ,

.;11

セ@

i'.UC

.ilil ' · ,.

セiLNN@

·

'A.C:li : ,.

\'.J,

セ@

セ@ セ@

u

セNj@

1_,..J

l.>:

.J

UC

;:_p_ ,.. / r /,,...

J /,..

"";

, • / ' / "IC:'/" '

I?)'

1 ,_: jGセ@

(' ,.

1 •

·<II

?

I ,,,_

セ@

1 a u.o セ@ U.:. a o セ@ U.::>o- セ@ 1-!S • '-..l.l..b t 1 , " ; r LJ.l-1.'J

MBMGセM .... - ' , , / .... ,,. • • ... • \..;7

;/' ,,

-:

,.
(44)

Rasulullah Saw telah bersabda: "Rasulullah Saw ditanya : Pencarian apakah yang paling baik? Be/iau menjawab: "/a/ah orang yang bekerja dengan

tanggannya dari tiap ;ua/-beli yang bersih" (IIR.A/1mad)'

Dalam ayat dan hadits diatas jual-beli merupakan jenis usaha atau pekerjaan yang halal (boleh dilakukan) dalam mencari rezeki. Setiap manusia bebas memilih dan menentukan sendiri jenis usaha atau pekerjaan sesuai dengan bakat, kemampuan, keterampilan, keahlian dan faktor-·faktor lainnya masing-masing. Menurut (Shaleh, 1997: 16) salah satu jenis usaha (pekerjaan) yang disyariatkan agama Islam adalah berdagang. Telah tetjacii kesepakatan (ijma ') di kalangan umat Islam akan kebolehan berdab>ang atau bemiaga secara total selama tidak mengabaikan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang wajib.

Apabila perniagaan itu mengakibatkan pe:lakunya meninggalkan kewajiban, maka yang demikian dilarang oleh agama. Allah Swt berfinnan dalam al-Quran Surat al-Jurnu'ah ayat 9:

.. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseni untuk menunaikan shalat pada

hari ;um 'at, maka 「・イNLᄋYセ・イ。ャ。ィ@ untuk mengmgat Allah dan tingga/kan/ah 1ual·

bell. Yang de1111ktan ilu /eb1h baik hagimu jika kamu mengetahui".(Al-Jumu 'all :9)

(45)

2.7. Bentuk Transaksi Jual-beli.

Menurut Rahardi (2003:19) sistem pembayaran ada empat macam, yakni

inden (pembayaran di muka), tunai (cash), kredit dan konsinyasi. lnden hanya

berlaku jika permintaan lebih besar dari pada pasokan, atau dalam perdagangan sering disebut dengan sistem bursa berjangka. Apabila pasokan lebih besar pembayaran kredit dan konsiyasi. Namun dalam jual··beli ada beberapa kategori pembayaran yang diperbolehkan diantaranya adalah:

I ). Barter, yaitu perdagangan pertukaran barang dengan barang yang dibolehkan dengan kualifikasi tertentu. Dalam Islam tidak 、ゥー・イォセ。ョォ。ョ@ menukar barang yang berbeda kualitasnya, hal ini menunjukan suatu validitas atau transaksi barter diangap benar.

2). Tunai, meskipun perdagangan dalam bentuk barter diperbolehkan dalam Islam

dengan kualifikasi tertentu, namun penggunaan transaksi dengan cara tunai mendapat preferensi oleh masyarakat, dan juga lebih dianjurkan oleh Islam. Hal ini yang maksudkan agar terhindar dari segala bentuk riba.

3 ). Pemhayaran tanj!g!Jh. Tuntunan mengenai hat ini tercantum didalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 282, yang secara lengkap memberikan ketentuan-ketentuan antara lain tentang :

a. Kewajiban mencatat dengan benar dan tepat.

b. Syarat-syarat orang yang mencatat (hams cakap, tidak lemah akalnya) c. Tentang keberadaan saksi dimana dicantumkan hams ada dua orang saksi

(46)

Finnan Allah SWT:

J .., ?" (.J JJ .,, ,,,,..,

セL@ 0-C<'.-.\j

. - -'

.:r.---"!fat orang-orang yang beriman. apab1/a kamu bennu'amalah 11dak secara 11mm

umuk waktu yang dilentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan heJUlaklah seorang penulis di alllara kamu menuliskannya dengan benar. Dan ;angan/ah penu/is enggan me11u/iska1111ya sebagaimana Allah mengajarkannya. maka hendak/ah ia menu/is, dan hendak/ah orang yang berhutang itu mengim/akkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. J1ka yang herltutang ilu orang yang /emah akalnya atau /emah (keadaannya) atau dw sendm 11dak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walmya meng1mlakkan dengan .1u;ur. Dan persaksikanlah dengan dua orang .wks1 dart orong-arang /e/ak1 (diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki

dan dua orang perempuan dari saksi-sak.'i yang kamu ridhai, セオー。ケ。@ jika seorang

(47)

/ebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulis/ah mu'amalahmu ilu), kecuali jika mu'amalah itu perriagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan/ah apabila kamu beljua/ beli: dan janganlah penulis dan saksi saling su/i/ menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesunggulmya ha/ itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah: Allah

mengajarmu: dan Allah Maha mengetahui segala se.matu. {Al Baqoroh : 282)

2.8. Bentuk Transaksi Jual-beli Syari'ah Dalam p・ョケ。ャQセイ。ョ@ Susu Sapi Mumi Dari bentuk transaksi jual-beli dibedakan berdasarkan bentuk pernbayarannya dan waktu penyerahan barang diantaranya adalah:

2.8.l. Ba'i Murabahah

Murabahah berasal dari kata nbhu (ketmtungan). jadi ha '1 murabahah

adalah menjual sesuatu dengan harga modal dengan tambahan untung sejumlah yang dipersetujui BIRT ( 1999·4 I) Menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Nomor: 04/DSN/MUl/IV 12000, ba 'i murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayamya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan (Antonio 200 I: I 0 I) mendcfinisikan ha '1 murahahah adalah JUal beli barang pada asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam ba'i murahahah penjual hams mcrnbcritahu harga pokok yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan scbagai tambahannya. 8a '1 murahahah juga banyak mernberi keuntungan salah satunya adalah selisih dari harga beli penjual, sclain itu sistem murahahah juga sederhana. (Antonio, 1999: 127). Adapun salah satu landasan .1yari 'ah ha 'i

(48)

Hadist mengenai ba'i murabahah :

"Nabi bersabda, 'ada liga ha/ yang mengandung berkah: jual-beh tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah). dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bu/can untuk dijual." (HR. lbn Majah dan Shullaib)

Namun secara umum ba ·; murabahah sama dengan rukun-rukun dan syarat-syarat jual-beli lainnya. Menurut Antonio ( 1999: 122) beberapa syarat khusus tentangjual-beli murabahah, antara lain:

1 ). Penjual memberitalmka..'1 biaya modal kepada nasabah (pembeli).

2). Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3 ). Kontrak hams bebas dari riba.

4 ). Penjualan hams menjelaskan kepada pembeli bila terJadi cacat atas barang sudah pembelian.

5 ). Penjual hams menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian. misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

Secara prinsip jika syarat (I), (4), atau (5) tidak terpenuhi, maka pembeli memilik1 pilihan

a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

b. Kembali kepada penjual dan mengatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual.

(49)

Dengan adanya jual-beli murabahah pembeli dapat mengetahui cost harga yang sebenamya yang dibeli dari si-penjual. Mungkin ini berfaedah kepada pembeli untuk menilai suatu barang yang dibeli serta keuntungan yang diperoleh si-penjual. Ba 'i murabahah adalah salah satu jenis jual-bdi yang dihalalkan oleh agama.

2.8.2. Ba'i Salam

Salam yaitu menjual sesuatu tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan

sifat barang tersebut ada di dalam pengakuan (tanggungan) si-penjual (Rasyid 1997: 273). Menurut Ari fin, (1999:201) ba 'i salam ialah jual-beli yang dilakukan di mana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang telah disebutkan spesifikasinya, dan diantarkan kemudian. Sedangkan menurut Fal\va Dewan Syari'ah Nasional Nomor:OS/DSN-MUl/IV/2000, jual-beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu, disebut dengan sa/am. Dengan kata lain (Rifa'i, 2002:68) mengemukakan salam adalah pembelian barang dengan membayar uang terlebih dahulu dan barang yang dibeli diserahkan kcmudian artinya penyctoran harga baik lunas maupun sebag1an harga pembelian sebagai bukti kepercayaan, sehubungan d:engan dengan transaksi yang telah dilakukan.

Finnan Allah S\'ol .

(50)

Dalam ayat ini Allah Swt memetintahkan para kawn mukmin apabila berhutang pada jangka wal.1U tertentu. agar dapat dituliskart dengan benar. Sehingga dalam menangguhkan barang dengan pembayaran yang tunai dapat jelas waktu pengembaliannya. Hikmah diperlukannya penulisan adalah mempakan sikap kehati-hatian agar terltindar dati pertengkaran-pentengkaran yang mungkin terjadi. lbnu Abbas r.a metiwayatkan bahwa Rasulullah Saw datang ke Madinah di masa penduduknya melakukan salam dalmn buah-buahan (untuk jangka waktu) satu dua dan tiga tahun. Beliau bcrsabda:

"Barang siapa yang melakukan salam, hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula. untuk jangka waktu yang dikerahui ".(HR E11am Imam Alt!i Hadi/$)

Syarat-syarat ha 'i salam menumt (Rifa'i, 2000: 69)sebagai berikut:

I). Uang harganya hendaklah dibayar di majelis akad (uang dibayar lebih dulu) 2 ). Barangnya menjadi utang atas si-penjual.

3 ). Barangnya dapat diberikan sewaktu janjinya telah sampai, berarti pada waktunya yang dijanjikan barang itu biasanya telah ada.

4 ). Barang itu hendaklah jelas ukurannya. baik dengan lakaran atau timbangan atau ukuran atau bilangan.

5). Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya yang berarti dcngan sifat itu dapat berbeda harga dan kemauan orang pada barang itu. Si fat barang haruslah jelas agar tidak ada perselisihan.

(51)

a. Ukuran, timbangan dan besar atau kecilnya barang yang dibeli harus sudah jelas. Di awal mengadakan transaksi bentuk barangnya, ukuran dan timbangannya serta kualitasnya sudah jelas. lni yang sudah dijelaskan hadits lbnu Abbas r.a diatas.

b. Dilakukan dengan suka sama suka, saling rela-merelakan, sesuai finnan Allah Swt:

" .. Kecuali dengan perdagangan suka sama suka diantara kamu". (A11-Nisa: 29)

2.8.3. Ba 'i lstishna

Arti ha·, istislma menurut baliasa "minta dibuatkan", menurut istilah kontra!rJtransaksi yang c!itandatangani bersama atara pemesan dengan produsen umuk pembuatan suatu jenis barang atau suatu perjanjian jual-beli dimana barang

(52)

Adapun perbandingan ha 'i istishna dengan ha 'i salam menurut (Antonio 1999:

152 ) ditunjukan pada table.2. di bawah ini

Tabel 2. Perbandingan Antara Ba'i Salam Dan Ba'i Istishna

Subyek Salam lstishna G"i,turan & Kcterangan h.arang ditangguhkan Pokok Kontrak Mus/am Fiih Mashnu

I

dengan spesifikasi Harga Dibayar Pada Bisa saat J Cara penyelesaian

saat kontrak kontrak, bisa pembayaran merupakan diangsur, bisa perbedaan utama antara kemudian hari salam dan isthisna Sifat kontrak Mengikat secara Mengikat Salam mengikat semua

asli (thabi'i) secara ikutan pihak sejak semula, (Taba'i) sedangkan Isthisna menjadi pengikat untuk melindungi produsen I

sehingga tidak

ditinggalkan begitu saja I

oleh konsumen secara

I

!

1

tidak bcrtanggung Jiawab

Swnber: M. Syafi'1 Antonio. 1999

Walaupun demikian, para ulama membahas lebih lanjut "' Keabsahan "

ba 'i is/is/ma dengan penjelasan sebagai berikut .

a. Masyarakat tclah mempraktikkan ha·, 1st1slma secara luas dan terns menerus tanpa ada kcberatan sama sekali. Hal demikian menjadi ba 'i istislma scbagai kasus ijma dalam konsensus umum.

b. Di dalam .\)'an 'ah dimungkinkan adanya pcny1mpangan terhadap q1yax bcrdasarkan ijma ulama.

[image:52.595.50.431.148.473.2]
(53)

d. Ba 'i istishna ' sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash dan aturan Nセカ。イゥ@ 'ah (Antonio, 2001 :114).

Di bawah ini merupakan hubungan harga dan barang dari ketiga transaksi

syari 'ah diatas.

Tabel 3. Hubungan Harga Dan Barang Dalam Transaksi Jual-Beli Syari'a/1

Variable Harga Barang

Model jual-beli

- - · セMMMMMMM

__

._. ____

----Ba'i Murabahah Tangguh

.

Tunai

Ba'i Salam Tunai Tangguh

Ba' i I stishna Tunai, cicilan, kcmudian Tangguh

hari ! I

Sumber: Data d1olah

[image:53.595.48.434.153.456.2]
(54)

2.9. Kerangka Pemikiran

Susu merupakan salah satu produk petemakan yang sensitif dan mempunyai umur yang pendek. Di Iihat dari sifatnya susu memang komoditas mudah rusak dan tidak tahan lama sehingga para petemak perlu membangun suatu wadah atau lembaga agar dapat memasarkan susu segar kepada konsumen. Untuk memperlancar kegiatan penyaluran barang atau susu dari produsen ke konsumen diperlukan kegiatan tataniaga terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fasilitas yang merupakan komponen-komponen terjadinya kegiatan tataniaga. Penulis akan mengkaji permasalahan penyaluran susu sapi mumi di tinjau dari transaksi berdasarkan syari 'ah. Adapun transaksi yang dipilih adalah transaksi jual beli, mengingat transaksi ini sering dilakukan oleh masyarakat dibandingkan dengan transaksi lainnya.

Bila prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. maka dalam penyaluran susu sapi antara petemak dan pedagang perantara akan terjadi suatu transaksi jual-beli yang bisa diiakukan secara tunai. tcrtunda. atau diangsur transaksi tersebut lazim dilakukan ditengah-tengal1 masyarakat sesuai dengan k<:sepakatan bersama. Di dalam konsep syari 'ah transaksi jual-beli diatas mempunyai kriteria tersendiri, oleh sebab itu seorang wirausaha muslim hams mengenal dan mengetahui permasalahan jual-beli yang ada. Dari definisi tentang jual-beli menurut syari 'ah

(55)

Garn bar 2. Alur Kerangka Pemikiran

Produsen (Petemak Susu Sapi)

Pedagang Perantara Dalan1 pQセョケ。ャオイ。ョ@

Susu Sapi Murni

/

Masalah: Penyaluran, Aplikasi dan Fungsi Penyaluran ( Pertukaran, Fisik

dan Fasilitas)

Transaksi Dalam Penyaluran Ditinjau Dari Sudut Pandang

Syan'ah

l

Pengumpulan Data, Menggunakan Metode

Studi Kasus

Analisis Data

Hasil Penelitian

Unit Pelaksana Teknis DKI Jakarta Agribisnis Universitas Islam Ncgeri Pelaku Bisnis Petemakan Sapi di!

..

[

Ba'i Murabahah Ba'i Salam Ba'i Istishna

(56)

BABIII

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Temak Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon di Kecamatan Cipayimg, Jakarta Timur. Waktu pelaksanaan penelitian ini selama dua bulan yaitu dimulai bulan Desember, 2004 sampai bulan Januari, 2005.

3.2. Metode Pengumpulan Data Dan lnformasi

(57)

3.3. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Menurut Whitney (1960) diacu dalam Naj1:r (2003: 54), penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Aspek- aspek yang diamati meliputi:

1. Kegiatan tataniaga di KTTSP Swadaya.

a. Fungsi-fimgsi tataniaga, yaitu mengambarkan kegiatan pelaksanaan fungsi dari tataniaga yang ada di KTTSP Swadaya.

b. Mekanisme penyaluran susu sapi mumi dari produsen hingga konsumen dan biaya tataniaga. Adapun biaya yang dikeluarkan dalam proses penyaluran susu sapi mumi meliputi: biaya pengangkutan, biaya pengepakan, biaya pengolahan susu dan lain-lain. Sedangkan marjin adalah sclisih keuntungan dari harga jual dari sellap tingkatan saluran. 2. Transaksi dalam penyaluran susu sapi mumi.

Transaksi antara petemak dan penyalur (pedagang perantara yang meliputi: koperasi , a gen, loper dan konsumen ). Dari jenis transaksi dalam penyaluran susu sapi mumi ada akan ditinjau dari sudut pandang .\)Uri 'ah, sehingga terjadi

(58)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

Letak wilayah petemak sapi perah Pondok Ranggon berada pada perbatasan antara OKI Jakarta dengan Bekasi. Adapun petemakan sapi perah tcrscbut beralamatkan di JI. Sapi Perah RT 001/02, Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Pondok Ranggon merupakan kawasan usaha temak satu-satunya dalam pengembangan dan budidaya sapi perah yang ada di OKI Jakarta. hal ini telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubemur OKI Jakarta tentang pcngembangan wilayah petemakan Nomor: 300 tahun I 986. Adapun area kawasan sapi perah yang direncanakan seluas 30

Gambar

Tabel
Tabel I. Komsumsi Susu Tahun 1999-2003 (Indonesia)
Tabel 2. Perbandingan Antara Ba'i Salam Dan Ba'i Istishna
Tabel 3. Hubungan Harga Dan Barang Dalam Transaksi Jual-Beli Syari'a/1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Verifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :. Pengadaan

Dengan menggunakan program Assembly mikrokontroler, data yang diterima dari Miniatur. (Sensor level ketinggian air pintu air) ADC Mikrokontroler AT89S51 PC Server

Dalam langkah ini dilakukan kajian sumber-sumber pustaka dengan cara mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan masalah penyebaran virus influenza dengan vaksinasi

Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 13 Januari 2014 terhadap 31 siswa-siswi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura , prevalensi status gizi siswa-siswi

Bagi siswa, untuk meningkatkan sikap positif siswa terhadap pendidikan dan membantu mereka menentukan keputusan yang baik untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan

Skripsi yang berjudul &#34;Efek Xylitol Terhadap Jumlah Spora Dan Hifa Candida albicans Pada Tikus Wistar Jantan&#34; telah diuji dan disahkan oleh

This study was intended to investigate whether the inductive teaching of grammar through reading passages to the eighth grade students yielded significantly different result

Dalam penentuan tebal slab beton tegangan yang digunakan adalah tegangan yang telah dianalisis dengan program bantu elemen hingga seperti pada analisis sebelumnya