• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan Nilai Konduktivitas Hidrolika (Hydraulic Conductivity)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan Nilai Konduktivitas Hidrolika (Hydraulic Conductivity)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH

DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA

( HYDRAULIC CONDUCTIVITY )

Oleh JOKO SUKAMTO

F 23. 0865

1 9 9 2

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

JOKO SUKAMTO. F 23. 0865. Hubungan sifat Fisik Tanah

dengan Nilai Konduktivitas Hidrolika (Hydraulic Conduc-

tivity). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Soedodo Hardjoamidjo-

jo, MSc.

RINGKASAN

Hubungan air dan tanah merupakan suatu proses yang

dinamis. Di dalam tanah, air selalu bergerak karena

berbagai gaya yang mempengaruhinya. Kecepatan pergerakan

air di dalam tanah mempunyai arti yang cukup penting dalam praktek pertanian, karena akan mempengaruhi jumlah dan ketersediaan air bagi tanaman.

Salah satu parameter yang menentukan kecepatan

pergerakan air di dalam tanah adalah konduktivitas

hidrolika. Besar kecilnya nilai konduktivitas hidrolika

itu sendiri sangat dipengaruhi oleh beberapa sifat fisik yang terbentuk dalam suatu padatan tanah. Bertolak dari alasan di atas maka tujuan masalah khusus di sini adalah untuk mengamati hubungan (pengaruh) yang terjadi antara beberapa sifat fisik tanah dengan nilai konduktivitas hidrolika, sekaligus menduga parameter sifat fisik tanah yang paling dominan berperan didalam menentukan nilai konduktivitas hidrolika.

(4)

yang digunakan untuk tanah bertekstur kasar, dan metode "falling head" yang digunakan untuk tanah bertekstur lebih

halus

.

Untuk masalah khusus ini, sebagian percobaan

dilakukan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah,

Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sebagian lagi

dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Pusat Penelitian

Tanah dan Agroklimat Bogor. Dengan waktu pelaksanaan

mulai bulan Agustus sampai dengan November- 1991.

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah berupa

contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), contoh

agregat utuh (undisturbed aqreqate sample) dan contoh tanah terganggu (disturbed soil sample) yang diambil dari jenis tanah Latosol Darmaga dan Regosol Sindang Barang,

masing-masing pada dua unit kedalaman, yaitu lapisdn A

(kedalaman 0

-

20 cm) dan lapisan B (kedalaman 20

-

40

cm). Dari contoh tanah terganggu ditetapkan tekstur

tanahnya dengan cara "hydrometri", contoh agregat utuh digunakan untuk menetapkan indeks stabilitas agregat (ISA) dengan cara pengayakan basah pengayakan kering dan indeks

COLE dengan cara seperti yang dikemukakan oleh Holmsgreen

(1968). Sedangkan dari contoh tanah utuh dianalisa bobot

isi dan porositas total dengan cara llgravimetrin,

distribusi ukuran pori dengan "pressure membrane

apparatus", dan nilai konduktivitas. hidrolika dengan

(5)

Pendekatan statistik dilakukan melalui analisa regre- si, yang meliputi regresi linier sederhana (simple linear regression) dan regresi linier berganda (multiple linear

regression)

.

Dari hasil percobaan diperoleh nilai konduktivitas hidrolika yang bervariasi. Untuk tanah Latosol Darmaga berkisar dari 0.21 cm/jam sampai 3.12 cm/jam, dengan nilai

konduktivitas hidrolika rata-rata 1.28 cmjjam. Sedangkan

untuk tanah Regosol Sindang Barang berkisar dari 0.99

cm/jam sampai 3.06 cm/jam, dengan nilai konduktivitas

hidrolika rata-rata sebesar 1.84 cm/jam. Adanya variasi nilai konduktivitas hidrolika ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa sifat fisik tanah yang dapat menghambat ataupun mendukung terhadap konduktivitas hidrolika.

Berdasarkan hasil analisa regresi, diantara parameter sifat fisik tanah yang diamati, yang berkorelasi positif (mendukung) terhadap nilai konduktivitas hidrolika adalah kadar pasir dan pori makro, sedangkan sifat fisik tanah yang berkorelasi negatif (menghambat) adalah kadar liat, bobot isi, pori mikro, indeks stabilitas agregat dan

indeks COLE. Secara keseluruhan, pada tanah Latosol

Darmaga yang paling dominan berperan menentukan nilai

konduktivitas hidrolika adalah pori makro (r = 0.806),

sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang yang paling

(6)

HUBUNGAN SIFAT FISM TANAH

DENGAN

NILAI

KONDIJKTJMTAS HIDROLIKA

(HYDRAUWC CONDU-)

Oleh

J O K O S U K A M T O

F

23.0865

MASAIAH KHUSUS

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan MEKANLSASI PERTANIAN,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

1 9 9 2

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTlTUT PERT- BOGOR

(7)

IISlXUT

PFRTANIAN BOGOR

FAWLTAS TEJCNOLOGI PERT-

HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH

DENGAN

NILAI

KONDUKTlVlTAS HIDROLJKA

( r n R Q U W Z :

c o r n u r n )

MASALAH

KHUSUS

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan MEKANISMI PERTANIAN, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

J O K O S U K A M T O

F

23.0865

do Hardjoamidjojo, MSc

(8)

Puji syukur k e hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga tugas masalah khusus ini dapat penulis selesaikan.

Dengan tersusunnya masalah khusus ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. 1 Soedodo Hardjoamidjojo, MSc., selaku

Dosen Pembimbing yang telah memberikan koreksi,

petunjuk dan sarannya dalam penyusunan masalah khusus in.i

.

2. Bapak Ir. Asep Sapei, MS dan Bapak Ir. Imam

Hidayat, selaku Dosen Penguji dalam penyajian masalah khusus ini.

3. Bapak Dr. Ir. M. Azron Dhalhar, MSAE., selaku

penanggung jawab Laboratorium Fisika dan Mekanika

Tanah, Jurusan Mekanisasi Pertanian, yang telah

berkenan memberikan izin tempat penelitian.

4. Staf dan karyawan Laboratorium Fisika Tanah, Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor, yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

5 . Serta semua pihak yang telah turut memberi dorongan dan bantuan baik moril maupun materiil hingga masalah khusus ini dapat penulis selesaikan.

Penulis menyadari bahwa masalah khusus ini mungkin masih banyak kekurangannya. Untuk itu demi perbaikan

langkah' selanjutnya saran dan kritik yang sifatnya

membangun, sangat penulis harapkan.

Bogor, Juni 1992

(9)

halaman

KATA PENGANTAR

...

i

DAFTAR IS1

...

ii

DAFTAR TABEL

...

iv

DAFTAR GAMBAR

...

V DAFTAR LAMPIRAN

...

vi

I

.

PENDAHULUAN

...

1

A

.

LATAR BELAKANG

...

1

B

.

TUJUAN MASALAH KHUSUS

...

3

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

4

A

.

ALIRAN AIR DALAM MEDIA JENUH

...

4

B

.

KONDUKTIVITAS HIDROLIKA

...

5

C

.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDUKTIVITAS HIDROLIKA

...

7

I11

.

BAHAN DAN METODE

...

18

A

.

TEMPAT DAN WAKTU

...

18

B

.

BAHAN DAN ALAT

...

18

C

.

METODE

...

19

D

.

PENDEKATAN STATISTIK

...

22

IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

24

A

.

PENGARUH TEKSTUR TANAH

. . .

24

B

.

PENGARUH BOBOT IS1

...

27
(10)

D

.

PENGARUH STABILITAS AGREGAT

...

3 2

E

.

PENGARUH COLE (Coefficient of Linear

Extensibility)

...

3 4

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

3 8

...

A

.

KESIMPULAN 38

...

.

B SARAN 4 0

DAFTAR PUSTAKA

...

4 1

...

(11)

halaman

1. ~ l a s i f i k a s i konduktivitas hidrolika tanah

(Uhland dan O'neal, 1951)

...

5

2. Klasifikasi stabilitas agregat berdasarkan indeks stabilitas agregat (Sitorus et al.,

1980)

...

12

3. Model analisa varians (Steel dan Torrie,

(12)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Klasifikasi tekstur (USDA, 1951)

...

8

Segi-tiga tekstur (USDA, 1951)

...

9

"Falling head permeameter"

(Sapei et al., 1990)

...

19

Hubungan suhu air dengan viskositas

[image:12.510.49.474.79.569.2]

(Sapei et al., 1990)

...

2 1

Grafik regresi linier sederhana hubungan antara kadar pasir dengan konduktivitas

...

hidrolika 25

~ r a f i k regresi linier sederhana hubungan

antara kadar liat dengan konduktivitas

hidrolika

...

26 ~

Grafik regresi linier sederhana hubungan antara bobot isi dengan konduktivitas

hidrolika

...

2 8

Grafik regresi linier sederhana hubungan antara pori makro dengan konduktivitas

...

hidrolika 3 0

Grafik regresi linier sederhana hubungan antara pori mikro dengan konduktivitas

...

hidrolika 3 1

Grafik regresi linier .sederhana hubungan

antara indeks stabilitas agregat dengan

konduktivitas hfdrolika

...

3 2

Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara indeks COLE dengan konduktivitas

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

. . .

Peta lokasi pengambilan contoh tanah 4 3

Data hasil pengukuran tekstur pada tanah

Latosol Darmaga

...

44

Data hasil pengukuran tekstur pada tanah

Regosol Sindang Barang

...

44

Data hasil pengukuran bobot isi, bobot jenis partikel dan porositas total pada

tanah Latoso? Darmaga

...

4 5

Data hasil pengukuran bobot isi, bobot jenis partikel dan porositas total pada

tanah Regosol Sindang Barang

...

4 5

Data hasil pengukuran kurva pF pada tanah

Latosol Darmaga

...

46

Data hasil pengukuran kurva pF pada tanah

Regosol Sindang Barang

...

46

Data hasil pengukuran distribusi ukuran

pori pada tanah Latosol Darmaga

...

47

Data hasil pengukuran distribusi ukuran

...

pori pada tanah Regosol Sindang Barang 48

Data hasil pengukuran indeks stabilitas agregat dan indeks COLE pada tanah Latosol

...

Darmaga 4 9

Data hasil pengukuran indeks stabilitas agregat dan indeks COLE pada tanah Regosol

Sindang Barang

...

4 9

Data hasil pengukuran sifat-sifat fisik tanah dan nilai konduktivitas hidrolika

pada tanah ~ a t o s o l Darmaga

...

50

Data hasil pengukuran sifat-sifat fisik tanah clan nilai konduktivitas hidrolika

(14)

Analisa regresi linier sederhana hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai variabel

tak bebas (Y)

...

52

Analisa regresi linier sederhana hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai

...

variabel tak bebas (Y) 52

Analisa regresi linier berganda hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai variabel

tak bebas (Y)

...

5 3

Analisa regresi linier berganda hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai

variabel tak bebas (Y)

...

53

Analisa varians regresi linier sederhana hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai

...

variabel tak bebas (Y) 5 4

Analisa varians regresi linier sederhana hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika

...

sebagai variabel tak bebas (Y) 55

Analisa varians regresi linier berganda hubungan antara'beberapa sifat fisik tanah (Latosol Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai

...

variabel tak bebas (Y) 5 6

Analisa varians regresi linier berganda hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika

(15)

I. PENDAHULUAN

Tanah dan air merupakan dua sumber daya dari

lingkungan hidup tempat kita berpijak. Tanah juga

merupakan media bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. sebagai media pertumbuhan, tanah mempunyai dua fungsi

utama yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tanaman dan sebagai matriks tempat akar tumbuh berjangkar, air

tanah tersimpan, dan tempat unsur hara dan air

ditambahkan (Arsyad, 1985).

Pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum

tidak hanya ditentukan oleh jumlah dan tingkat

ketersediaan unsur hara, tetapi juga sangat tergantung pada sifat fisik tanahnya. Seperti yang dikemukakan

oleh Yogaswara (1977) bahwa sifat fisik tanah

merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman. Sifat fisik ini dapat menentukan kemampuan tanah' untuk berproduksi. Oleh sebab itu

sifat fisik tanah sangat penting artinya dalam

hubungannya dengan ketersediaan air bagi tanaman, aerasi serta aspek-aspek mekanik bagi perkembangan akar tanaman.

Disamping pengaruh langsung terhadap cukup

(16)

terhadap sifat-sifat fisik tanah yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman, seperti difusi udara di dalam tanah, pengembangan dan penqerutan tanah, sifat- sifat mekanik tanah (kegemburan, plastisitas, dan lain

sebagainya), mudah tidaknya tanah tersebut diolah, serta permeabilitas udara dalam tanah (Ochse et al., 1961).

Hubungan air - tanah merupakan suatu proses yang

dinamis. Di dalam tanah, air selalu bergerak karena

berbagai gaya yang mempengaruhinya. Kecepatan

pergerakan air di dalam tanah mempunyai arti yang

penting dalam praktek pertanian, karena akan

mempengaruhi jumlah dan ketersediaan air bagi tanaman. Disamping itu, data kecepatan aliran air di dalam tanah juga diperlukan dalam menstimulasi drainase suatu lahan (Hillel, 1980).

Konduktivitas hidrolika merupakan parameter sifat

fisik tanah yang menentukan kecepatan pergerakan air di dalam tanah.' Nilai konduktivitas hidrolika tanah ditentukan oleh beberapa sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, kemantapan agregat, porositas total

dan distribusi ukuran pori (Hillel, 1980). Berbagai

sifat fisik tersebut pengaruhnya tidak sama, bisa po-

(17)

B. TUJUAN MASALAH KHUSUS

Masalah khusus ini bertujuan untuk :

1. Melihat hubungan berbagai sifat fisik tanah dengan

nilai konduktivitas hidrolika.

2. Menduga parameter sifat fisik tanah yang paling

berperan dalam menentukan nilai konduktivitas

(18)

If. TINJAUAN PUSTAKA

A. ALIRAN AIR DALAM MEDIA JENUH

Di dalam media (tanah), air jarang dalam keadaan diam. Arah dan kecepatan pergerakannya mempunyai arti yang fundamental untuk berbagai proses yang terjadi di biosfir (Baver et al., 1978).

Dalam keadaan jenuh, menurut hukum Darcy (1856

dalam Hillel, 1980 ; Soedarmo dan Djojoprawiro, 1985)

volume air yang mengalir melalui satu satuan irisan melintang suatu luasan per satuan waktu (disebut fluk, q) adalah sebanding dengan konduktivitas hidrolika (k)

dan gradien tinggi hidrolika ( Ah/l

,

dimana A h ada-

lah perbedaan tinggi hidrolika dan 1 adalah panjang kolom tanah). Secara sederhana, persamaan Darcy untuk

satu dimensi adalah :

Persamaan di atas berlaku dengan asumsi :

1. Pergerakan aliran air dalam kondisi suhu yang

sama

.

2. Nilai konduktivitas hidrolika tetap di sepanjang

contoh tanah.

(19)

Soedarmo dan Djojoprawiro (1985) menjelaskan

pentingnya pengetahuan tentang konduktivitas

hidrolika, karena untuk dapat mengetahui kecepatan aliran atau fluk aliran air, maka perlu diketahui gradien hidrolika dan konduktivitas hidrolika tanah yang bersangkutan.

B. KONDUKTIVITAS HIDROLIKA

Konduktivitas hidrolika merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam pengelolaan air pada lahan pertanian dan penambahan air di bawah tanah (ground water). Secara kuantitatif, konduktivitas

hidrolika diartikan sebagai kecepatan bergeraknya

suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh, atau didefinisikan juga sebagai kecepatan air untuk

menembus tanah pada periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam sentimeter per jam (Baver, 1959 dan Foth, 1978).

Konduktivitqs hidrolika merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi

(infiltrabili ty) tanah, dimana makin tinggi

konduktivitas hidrolika makin tinggi pula kapasitas infiltrasi yang akan terjadi. Konstanta konduktivitas

hidrolika juga menentukan dalam persamaan untuk

mendisain sistem drainase. Beberapa persamaan, baik

(20)

menentukan kedalaman dan penempatan pipa dalam kondisi

tanah dan ground water yang berbeda (Hillel, 1980).

Konduktivitas hidrolika dapat diukur d i

laboratorium, dan juga di lapangan. Untuk pengukuran di laboratorium, dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode "constant head1' yang digunakan untuk tanah

bertekstur pasir dengan selang konduktivitas hidrolika

sampai cm/det, dan metode "falling head"

yang digunakan untuk tanah bertekstur lebih halus dengan selang konduktivitas hidrolika antara

sampai low6 cm/det (Sapei et al., 1990).

Nilai konduktivitas hidrolika tanah sangat

bervariasi, berkisar antara kurang dari 0.125 cm/jam

sampai lebih dari 25.000 cm/jam (Uhland dan O'neal,

1951). Tanah-tanah dengan nilai konduktivitas

hidrolika kurang dari 0.125 cm/jam umumnya sulit

didrainase. Sedangkan tanah-tanah yang mempunyai

nilai konduktivitas hidrolika lebih dari 25.000 cm/jam

tidak dapat menahan air yang cukup untuk mendukung

pertumbuhan tanaman dengan baik (Kramer, 1969).

Untuk mengetahui klasifikasi konduktivitas

hidrolika tanah dapat dilihat pada Tabel 1 (Uhland dan

(21)

Tabel 1. Klasifikasi konduktivitas hidrolika tanah (Uhland dan O1neal, 1 9 5 1 )

Kelas Konduktivitas Hidrolika

(cm/jam)

Sangat lambat < 0 . 1 2 5

Lambat 0 . 1 2 5 - 0 . 5 0 0

Agak lambat 0 . 5 0 0

-

2.000

Sedang 2 . 0 0 0 - 6 . 2 5 0

Agak cepat 6 . 2 5 0

-

1 2 . 5 0 0

Cepat 1 2 . 5 0 0

-

2 5 . 0 0 0

Sangat cepat > 2 5 . 0 0 0

C. FAKTOR Y?iNG MEMPENGARUHI KONDUKTIVITAS HIDROLIKA

Air bergerak dalam suatu volume tanah melalui ruang pori tanah. Dengan demikian, berbagai faktor

yang mempengaruhi keadaan ruang pori tanah pada

akhirnya juga akan berpengaruh terhadap konduktivitas hidrolika tanah..

Hillel ( 1 9 8 0 ) mengatakan bahwa konduktivitas

hidrolika tidak selalu tetap. Akibat berbagai proses

kimia, fisika dan biologi tanah, konduktivitas

hidrolika dapat berubah ketika air merembes dan

mengalir dalam tanah. Dijelaskan pula bahwa

konduktivitas hidrolika dipengaruhi oleh tekstur,

[image:21.513.63.466.85.496.2]
(22)

distribusi ukuran pori, kekentalan fluida, serta peristiwa yang terjadi selama proses aliran.

1. Tekstur tanah

Tekstur tanah menunjukkan perbandingan

relatif dari berbagai kelompok ukuran partikel

individual atau butir-butir primer. Kelompok

ukuran partikel tersebut adalah pasir, debu dan liat (Foth, 1978).

Klasifikasi ukuran partikel menurut Depar-

temen Pertanian Amerika (USDA) dan International

Soil Science Society (ISSS) secara skematis

terlihat pada Gambar 1.

US,DEPARTMENT OF AGRICULTURE C L A S S I F I C A T I O N (USDA)

0 . 0 0 2 0 . 0 5 0 . 1 0.25 0 . 5 1 .O 2 . 0 mn

1

V e r y

1

F i n e

1

kl;t?~rn 1

C o a r s e

1

V e r y

1

f i n e C o a r s e

GRAVEL CLAY S l L l

2 2 0 2 0 0 2 0 0 0 irm

[image:22.510.68.477.65.684.2]

INTERNATIONAL S O I L SCIENCE SOCIETY C L A S S I F I C A T I O N ( I S S S ) CLAY

Gambar 1. Klasifikasi tekstur (USDA, 1951).

Suatu klasifikasi tanah didasarkan pada hanya

3 kelas ukuran partikel : pasir, debu dan liat

S I L T

diterapkan dengan segi-tiga tekstur (seperti pada

Gambar 2). Segi-tiga tekstur dipakai untuk tanah

mineral berdasarkan klasifikasi USDA.

SAND

(23)
[image:23.510.75.463.88.663.2]

% kandungan p a s i r

Gambar 2. Segi-tiga tekstur (USDA, 1951)

Tekstur tanah mempunyai hubungan yang erat

dengan konduktivitas hidrolika, karena tekstur

berhubungan dengan distribusi ukuran pori. Tanah yang bertekstur pasir (lebih kasar) akan mempunyai konduktivitas hidrolika yang tinggi dibandingkan

dengan tanah yang bertekstur lebih halus, karena

tanah dengan tekstur lebih kasar mempunyai pori makro dan pori aerasi yang lebih baik (Schwab et al., 1981)

2. Struktur tanah

Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan

(24)

partikel tanah ini meliputi partikel primer (pasir, debu, dan liat) dan juga partikel sekunder

(agregat)

.

Dengan demikian struktur tanah

menunjukkan suatu susunan partikel-partikel

primer dan sekunder ke dalam suatu pola

struktural tertentu (Baver, 1959).

Berbeda dengan tekstur tanah yang relatif kekal, struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang sangat dinamis. Struktur tanah dapat berubah

dari waktu ke waktu karena perubahan kondisi alam,

aktivitas biologi, serta tindakan-tindakan

pengelolaan tanah. Struktur tanah juga merupakan sifat yang sulit diukur dan sulit dikendalikan di dalam praktek (Hillel, 1971).

Struktur tanah sangat penting peranannya

dalam menentukan konduktivitas hidrolika, karena

struktur yang mantap dapat mempertahankan

kemantapan ruang pori sehingga air akan lebih

mudah bergarak (Hillel, 1971). Pendapat ini

sesuai dengan yang dikemukakan Schwab et al. (1981) bahwa tanah yang berstruktur baik akan lebih permeabel dari pada tanah yang bertekstur sama tetapi berstruktur jelek. Hal ini terjadi

karena terbentuknya agregat akan meningkatkan

(25)

3. Kernantapan agregat

Aqreqat didefinisikan sebaqai unit struktural dari massa tanah yang terbentuk akibat interaksi dari partikel-partikel primer membentuk partikel

sekunder (Hillel, 1980). Pembentukan agreqat

tanah dipengaruhi oleh besarnya persentase

partikel-partikel primer yanq mempengaruhi

aqregasi, koagulasi atau flokulasi dari partikel- partikel dan sementasi dalam koaqulasi partikel- partikel ke dalam agreqat yanq mantap (Baver,

1959).

Tinqkat kemantapan aqreqat tanah dapat

ditunjukkan oleh indeks stabilitas agreqat, yang merupakan selisih antara rata-rata bobot diameter agreqat tanah hasil penqayakan basah denqan rata- rata bobot diameter aqregat tanah hasil penqayakan

kering (Sitorus et al., 1980). Semakin besar

indeks stabilitas aqreqat, maka agreqat tanah semakin mantgp, demikian juqa sebaliknya.

Klasifikasi stabilitas aqregat berdasarkan indeks stabilitas aqreqat dilakukan denqan krite-

(26)

Tabel 2. Klasifikasi stabilitas aqreqat berdasar- kan indeks stabilitas agregat (Sitorus et al., 1980)

Kelas Indeks Stabilitas Agreqat

Sangat stabil sekali Sangat stabil

Stabil

Agak stabil Kurang stabil Tidak stabil

4. Bobot isi (Bulk density)

Bobot isi tanah adalah berat kering tanah

pada suatu volume tertentu dalam keadaan lapang

(Van Beers, 1972). Dirumuskan :

berat kering tanah (g)

Bobot isi =

....

(2)

volume tanah tertentu (cc)

Berat kering tanah ditetapkan setelah tanah

tersebut dikerinqkan pada suhu 105 OC sampai

beratnya tetap, sedangkan volumenya adalah volume contoh tanah pada saat penqambilan di lapanqan

(Blake

dalam

Black et al., 1965). [image:26.513.74.469.66.744.2]
(27)

mengkerutnya volume tanah (Hillel, 1972). Makin padat suatu tanah makin tinggi bobot isinya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus

akar tanaman (Hardjowigeno, 1986). Larson dan

Clapp (1984) menyatakan bahwa kepadatan tanah cukup penting dalam mempengaruhi kejadian-kejadian yang terjadi dalam tanah, tetapi tidak selalu merupakan indikator yang baik dari perilaku sifat fisik tanah, sebab ini merupakan pengukuran makro dan tidak cukup menggambarkan susunan pori dan kekontinuannya.

5. Porositas total dan distribusi ukuran pori

Sitorus et al. (1980) mengatakan bahwa

porositas total atau ruang pori total

didefinisikan sebagai banyaknya pori dalam suatu volume tanah utuh. Ruang pori total terdiri atas ruang pori diantara partikel pasir, debu dan liat,

. serta ruang diantara agregat-agregat tanah.

Menurut' ukurannya, ruang pori total tanah

dapat dikelompokkan kedalam : (1) ruang pori

kapiler (pori mikro) yang dapat menghambat

pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan (2)

ruang pori non-kapiler (pori makro) yang

memperlancar pergerakan udara dan perkolasi air secara cepat, sehingga disebut juga sebagai pori

(28)

dikelompokkan kedalam : (1) pori drainase sangat cepat dengan diameter lebih besar dari 300 mikron dan akan kosong pada pada pF 1, (2) pori drainase

cepat dengan diameter 30

-

3 0 0 mikron dan akan

kosong pada pF 1 sampai pF 2, dan (3) pori

drainase lambat dengan diameter 9 - 3 0 mikron dan

akan kosong pada pF 2.54 (Soedarmo dan

Djojoprawiro, 1985).

Distribusi pori menunjukkan persentase

sebaran ukuran pori tanah dan didasarkan pada persentase volume udara tanah pada berbagai nilai kurva pF (Hillel, 1971), dan akan beragam menurut ukuran partikel dan tingkat agregasi tanah (Baver et al., 1981). Porositas dan distribusi ukuran

pori mempunyai hubungan yang erat dengan

konduktivitas hidrolika, ha1 ini menurut Schwab et al. (1981) terutama berhubungan dengan pergerakan

air di dalam tanah melalui pori-pori makro.

~onduktivita; hidrolika sangat dipengaruhi oleh jumlah dan distribusi pori makro yang ada.

Persentase ruang pori total (RPt) dapat di- hitung dengan persamaan berikut (Soedarmo dan

Djojoprawiro, 1985) :

bobot isi

RPt = (1 - ) X 100 %

..

.

.

(3)
(29)

Kesukaran timbul dalam mendapatkan bobot jenis partikel, karena ini merupakan fungsi dari perbandingan antara komponen mineral dan bahan

organik tanah. Untuk komponen mineral tanpa

memperhatikan banyaknya besi dan mineral-mineral berat maka bobot jenis partikel diambil rata-rata 2.65 g/cm3, untuk bahan organik dari tanah normal (bukan gambut) diambil rata-rata 1.45 g/cm3. Jika

banyaknya bahan organik lebih dari 1% maka bobot jenis partikel harus dikurangi dengan 0.02 untuk

tiap persen bahan organik. Tetapi ini tidak

berlaku untuk tanah-tanah gambut dan perlu

diadakan pengukuran langsung terhadap bobot jenis partikelnya (Bagian Konservasi Tanah dan Air, 1979).

6. COLE (Coefficient of Linear Extensibility)

Jika tanah kering dibasahi maka ia akan mengembang, sebaliknya bila tanah basah menjadi

kering ia' akan mengkerut. Ukuran dari

pengembangan dan pengerutan tanah karena perubahan

kandungan air disebut Coefficient of Linear

Extensibility (Foth, 1978 dan Holmsgreen, 1968).

COLE merupakan suatu koefisien yang menyatakan

panjang pengembangan suatu kisi liat sebagai

akibat adanya pengaruh air atau benda cair

(30)

Soedarmo dan Djojoprawiro, 1985) pengembangan liat dapat diterangkan dengan dasar penyebaran ion

dalam lapisan ganda. Sedangkan Baver et al.

(1978) menjelaskan proses pengembangan berdasarkan dua tipe hidrasi koloid. Pertama, molekul air diorientasi pada permukaan liat sebagai akibat

dari sifat elektris dari cairan, kation dan

permukaan. Kedua, air diadsorpsi karena gaya

osmotik. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa

pengembangan koloid liat ini bervariasi tergantung pada tipe liat dan sifat kation yang diadsorpsi.

Pengembangan liat ini berakibat tertutupnya pori makro, sehingga akan mempengaruhi konduktivitas hidrolika tanah tersebut.

Untuk menghitung nilai COLE dapat digambarkan

dalam persamaan sebagai berikut :

Lrn - Ld Lrn

COLE = - -

- -

1

. . .

.

.

( 4 )

.

Ld Ld

dimana :

Lm = panjang bongkah tanah pada keadaan lembab,

1/3 atmosfir

Ld = panjang bongkah tanah pada keadaan kering

oven, 105 OC

Menurut Brasher

(w

Grossman et al., 1968)

persamaan (5) berlaku untuk COLE yanq diukur

(31)

tidak teratur, berdiameter kira-kira 5

-

8 cm (2

-

3 inchi). Holmsgreen (1968) menjelaskan bahwa

pada keadaan diameter tanah tanpa material lebih

besar dari 2 mm (tanah halus), persamaan menjadi :

COLE = ( 5 )

Vd Dbm

dimana :

Vm = volume bongkah tanah pada keadaan lembab,

113 atmosf ir

Vd = volume bongkah tanah pada keadaan kering

oven, 105 OC

Dbd = bobot isi tanah pada keadaan kering oven,

105 OC

Dbm = bobot isi tanah pada keadaan lembab, 1/3

(32)

111. BAHAN DAN METODE

A . TEMPAT DAN WAKTU

Percobaan ini sebagian dilakukan di Laboratorium

Fisika dan Mekanika Tanah, Jurusan Mekanisasi

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Sebagian lagi dilakukan di

Laboratorium Fisika Tanah, Pusat Penelitian Tanah dan

Agroklimat Bogor. Waktu pelaksanaan mulai bulan

Agustus sampai dengan November 1991.

B . BAHAN DAN ALAT

Bahan yang dipergunakan dalam masalah khusus ini adalah berupa tanah dari beberapa jenis dan kelas tekstur yang diambil dari daerah sekitar Bogor, yaitu

dari Darmaga dengan jenis tanah Latosol Coklat

Kemerahan, dan dari Sindang Barang dengan jenis tanah Regosol Coklat Kekelabuan.

Alat-alat kang dipergunakan adalah : beberapa

buah ring sample, gelas ukur, stop watch, thermometer,

mistar, neraca

,

"falling head permeameter"

(seperti terlihat pada Gambar 3), serta peralatan lain

(33)

pipa gelas

air

[image:33.567.93.528.60.757.2]

wadah

Gambar 3. "Falling head permeameter"

(Sapei et al., 1990).

C . METODE

1) Pengambilan contoh tanah

Contoh tanah yang diambil meliputi contoh

tanah utuh (undisturbed soil sample), contoh

agregat utuh (undisturbed agregate sample), dan contoh tanah terganggu (disturbed soil sample) pada dua unit kedalaman, yaitu lapisan A kedalaman

0

-

20 cm dan lapisan B kedalaman 20

-

40 cm.
(34)

2) Pengukuran

~ a r i contoh tanah terganggu ditetapkan

tekstur tanahnya dengan cara "hydrometri". Contoh

agregat utuh digunakan untuk penetapan indeks stabilitas agregat (ISA) dengan cara pengayakan

basah pengayakan kering dan indeks COLE dengan

cara seperti yang dikemukakan oleh Holmsgreen

(1968). Sedangkan dari contoh tanah utuh

dianalisa : (1) bobot isi dan porositas total

dengan cara "gravimetri" ; (2) distribusi ukuran

pori dengan "pressure membrane apparatus" ; dan

(3) konduktivitas hidrolika dalam keadaan jenuh

denqan metode "falling head".

3) Perhitungan nilai konduktivitas hidrolika

a). Untuk metode "falling headv diqunakan per-

samaan :

kT = 2.3 (a. l/A. t)

x

loglO (hl/h2)

.

. . . .

(6)

dimana : '

kT = nilai konduktivitas hidrolika pada

suhu T

PC

2

a = luas permukaan pipa gelas (cm )

2

A = luas permukaan contoh tanah (cm )

1 = tebal contoh tanah (cm)

t = waktu pengukuran (det)

hl, h2 = tinqgi permukaan air dalam pipa

(35)

b). Untuk nilai konduktivitas hidrolika pada suhu

standar (20 OC) digunakan persamaan :

dimana :

Kzo = Nilai konduktivitas hidrolika pada suhu

standar 20°c

pT = viskositas air pada suhu T OC

p20 = viskositas air pada suhu 20 OC

Hubungan antara suhu air dengan viskositas

dapat dilihat pada Gambar 4.

[image:35.516.193.409.371.636.2]

Suhu air

Gambar 4. Hubungan suhu air dengan viskositas

(36)

D. PENDEXATAN S T A T I S T I K

Pendekatan statistik yang dipergunakan dalam

percobaan ini dilakukan melalui analisa regresi, yang

meliputi regresi linier sederhana (simple linear

regression) dan regresi linier berganda (mu1 tiple

linear regression). Model persamaannya berturut-turut

adalah sebagai berikut :

Y = a

+

bX

...

( 8 )

...

...

Y = a

+

blxl

+

b2x2

+

+

bkXk (9

dimana :

a = konstanta

b = koefisien regresj

X = nilai dari salah satu parameter sifat fisik

tanah

Y = nilai konduktivitas hidrolika

Tingkat keeratan regresi tersebut dinyatakan

dengan koefisien korelasi (r untuk regresi sederhana

dan R untuk regresi berganda).

-

(37)

Untuk mengetahui pengaruh parameter sifat fisik tanah terhadap nilai konduktivitas hidrolika, diguna- kan analisa varians (keragaman), dengan model analisa

seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Model analisa varians

Sumber Variasi db JK KT F-hit

Regresi 1 biCxiyi JKreg KTreg/KTreL

Residu n-2 sisa JKres/n-2

Total n-1 Cy; 2

Hipotesa uji :

HO : b = 0 ; berarti X (nilai salah satu parameter

sifat .fisik tanah) tidak berpengaruh

nyata terhadap Y (nilai konduktivitas

hidrolika) pada tingkat kepercayaan

tertentu.

H1 : b f 0 ; berarti X Berpengaruh nyata terhadap Y

pada tingkat kepercayaan tertentu.

Kriteria keputusan uji :

Jika F-hit 5 F-tab ; maka terima HO

Jika F-hit > F-tab ; maka terima H1

[image:37.504.59.466.66.659.2]
(38)

IV. HASII, DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui data hasil pengukuran parameter sifat-sifat fisik tanah baik pada tanah Latosol Darmaga

maupun pada tanah Regosol Sindang Barang, dapat dilihat

pada Lampiran 2 sampai dengan 11, atau secara lengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13.

Dari data tersebut terlihat bahwa pada kedua jenis tanah yang diamati menunjukkan adanya variasi dan pengaruh

yang berbeda terhadap nilai konduktivitas hidrolika,

sesuai dengan kondisi masing-masing sifat fisik tanahnya. Untuk mengetahui sejauh mana sifat fisik tanah dalam

mempengaruhi nilai konduktivitas hidrolika, maka

berdasarkan hasil pengamatan dapat dijelaskan sebagai ber ikut

.

Kadar liat dan pasir merupakan dua partikel yang

penting dalam membentuk tekstur tanah dalam

hubungannya dengan nilai konduktivitas hidrolika.

Untuk melihat hubungan antara tekstur tanah

(39)

Pada tanah Latosol Darmaga, hubungan antara kadar pasir dengan konduktivitas hidrolika memberikan persa- maan linier Y = 0 . 0 6 4 X

+

0 . 1 2 3 (r = 0 . 6 2 5 ) dan pada tanah Regosol Sindang Barang memberikan persamaan

linier Y = 0 . 1 0 2 X

-

0 . 0 0 2 (r = 0 . 8 0 5 ) , kedua [image:39.510.54.460.59.717.2]

persaman tersebut membentuk grafik seperti pada

Gambar 5 .

Kond. Hldrolika (cm/Jam)

3.6 1

I

I

0 5 10 16 20 26 30

Kadar Pasir

(%I

I

- Latoaol Darmaga + Regosol Sdg. Barsng

1

Gambar 5 . Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara kadar pasir dengan konduktivitas hidro'lika.

Sedangkan hubungan antara kadar liat dengan

konduktivitas hidrolika pada tanah Latosol Darmaga

memberikan persamaan linier Y = 3 . 4 5 2

-

0 . 0 3 7 X

(r = - 0 . 5 9 1 ) dan pada tanah Regosol Sindang. Barang memberikan persamaan linier Y = 3 . 2 6 7 - 0 . 0 3 6 X (r =

- 0 . 8 1 6 ) , kedua persamaan tersebut membentuk grafik

(40)

/

- Latosol Darmaga ' + Regosol Sdg. Barang

1

[image:40.510.84.474.88.491.2]

Kond. Hidrolika Icm/jam)

Gambar 6. Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara kadar liat dengan konduktivitas

hidrolika. 3.5 3 2.5 2 1.6 1 0.5 0

Persamaan linier hubungan antara kadar liat

*

-

-

-

Y

-

3.267 - 0.036 X Y

-

3 . 4 6 2 - 0 . 0 3 7 X

( r

.

-0.8161 Ir

-

-0.6011

-

-

.

*

-

I

dengan konduktivitas hidrolika pada tanah Regosol

0 20 40 60 80 100

Kadar

Liat

(%I

Sindang Barang sekaligus menunjukkan bahwa kadar liat

pada tanah Regosol Sindang Barang merupakan parameter sifat fisik tapah yang paling tinggi korelasinya dengan konduktivitas hidrolika.

Kedua grafik dari masing-masing jenis tanah ini cukup menarik, karena dua jenis partikel (pasir dan liat) yang berbeda sifat dan ukurannya memberikan

pengaruh yang berlawanan terhadap konduktivitas

hidrolika. Dari hasil analisa varians, baik pada

(41)

Sindang Barang, peningkatan kadar pasir berpengaruh nyata meningkatkan konduktivitas hidrolika masing-

masing pada taraf 10% dan 1%

,

sedangkan pada taraf

yang sama

,

peningkatan kadar liat berpengaruh me-

nurunkan konduktivitas hidrolika.

Terjadinya korelasi negatif antara kadar liat dengan konduktivitas hidrolika dan korelasi positif antara kadar pasir dengan konduktivitas hidrolika adalah karena semakin tinggi kadar liat, tekstur semakin halus dan ruang antar partikel tanah semakin

sempit sehingga air sulit melewatinya. Sebaliknya,

semakin tinggi kadar pasir berarti tekstur tanah semakin kasar dan semakin besar ruang antar partikel tersebut, sehingga air mudah melewatinya.

B. PENGARUH BOBOT IS1

Hubungan antara bobot isi dengan konduktivitas

hidrolika pada tanah Latosol Darmaga memberikan

persamaan linier Y = 3.018 - 1.586 X (r = -0.212)

sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang memberikan

persamaan linier Y = 3.897 - 1.944 X (r = -0.319)

dan kedua persamaan tersebut membentuk grafik seperti

terlihat pada Gambar 7.

Dari kedua persamaan linier dan grafik di bawah,

.

menggambarkan bahwa antara bobot isi dengan

(42)

/

- Latoaol Darmaga + Regosol Sdg. Barang

1

[image:42.510.63.463.82.720.2]

Kond. Hldrolika (cm/jaml

Gambar 7. Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara bobot isi dengan konduktivitas

hidrolika. 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

artinya semakin tinggi bobot isi suatu padatan tanah

- A

-

*

-

*

Y

-

3.897 - 1.044 X

-

( r

.

-0.310)

-

Y

-

a.ora - r.aas x

(r

.

-0.212) 8

- ).

-

-

maka konduktivitas hidrolika semakin rendah. Meskipun

dari hasil analisa varians, baik pada tanah Latosol Darmaga maupun tanah Regosol Sindang Barang pengaruh

0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4

Bobot lsi (g/cm3)

yang diperlihatkannya tidak nyata masing-masinq pada

taraf 1% dan 10%. Terjadinya korelasi negatif ini

adalah karena makin tinggi bobot isi, volume padatan tanah akan semakin tinggi pula, yang berakibat semakin sulit tanah tersebut meneruskanjmelewatkan air.

Rendahnya korelasi antara bobot isi dengan

konduktivitas hidrolika kemungkinan disebabkan oleh

(43)

perubahan pori-pori tanah ketika proses aliran

berlangsung. Sebagaimana diketahui bahwa volume tanah yang diukur dalam percobaan di sini termasuk juga volume pori tanah. Dimana pori tanah terutama pori makro yang berisi udara atau air gravitasi adalah

mudah hilang oleh pengaruh gaya gravitasi. Dengan

demikian jika ha1 ini terjadi maka volume tanah yang akan mempengaruhi bobot isi juga menjadi berubah.

Disamping itu, bisa juga disebabkan oleh kesalahan pada waktu pengambilan contoh tanah (tanah utuh) di lapang yang menyebabkan kerusakan pada contoh tanah tersebut, sehingga volume yang terukur menjadi tidak sesuai dengan volume scsungguhnya.

C . PENGARUH POROSITAS TANAH

Air bergerak dalam solum tanah melalui celah- celah atau ruang antar partikel padatan tanah yang

disebut porositas tanah. Seperti telah diketahui

bahwa porositas (ruang pori) tanah terbentuk dari dua ukuran pori tanah, yaitu pori makro dan pori mikro.

Hubungan antara pori makro dengan konduktivitas

hidrolika pada tanah Latosol Darmaga memberikan

persamaan linier Y = 0.118 X - 0.025 (r = 0.806) dan

pada tanah Regosol Sindang Barang memberikan persamaan

linier Y = 0.132 X + 0.022 (r = 0.692), kedua

persamaan tersebut secara bersama membentuk grafik

(44)

1

- Latosol Darmaga + Regosol Sdg Barang

1

[image:44.562.127.508.119.778.2]

Kond. Hidrolika (cm/lam)

Gambar 8. Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara pori makro dengan konduktivitas

hidrolika.

3.5

3

2.5 2

1.6

1

0.5

0

Dari berbagai sifat fisik tanah yang dianalisa

-

*

,

.-'

-

-

6 '

Y

.

0.132 X + 0 022 __.-

-

-

.

+ Y

-

0 lr 118

-

0.806) X - 0.026

-

I I

pada tanah Latosol Darmaga, parameter pori makro

0 5 10 15 20 25

Pori Makro (Yo)

ternyata paling tinggi korelasinya dengan kon-

duktivitas hidrolika dan dari analisa varians juga

diperlihatkan bahwa pori makro berpengaruh nyata

terhadap konduktivitas hidrolika pada taraf 1%

,

sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang pengaruh

tersebut nyata pada taraf 10%. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa secara spesifik pada tanah Latosol Darmaga, pori makro sangat berperan dalam menentukan

(45)

Berbeda dengan pori makro, pada pori mikro berlaku sebaliknya, yaitu peningkatan persentase pori mikro berpenqaruh nyata menurunkan konduktivitas hidrolika pada taraf 10% yang berlaku baik pada tanah Latosol.

Darmaqa maupun Reqosol Sindang Barang. Sebagaimana

terlihat pada Gambar 9 yang terbentuk dari persamaan

linier Y = 6.650 - 0.117 X (r = -0.670) untuk tanah

Latosol Darmaga dan Y = 7.247 - 0.119 X (r = -0.533)

untuk tanah Regosol Sindang Barang.

Kond. Hidrolika (cm/jam)

3.5 1

I

[image:45.556.118.504.304.756.2]

35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Pori Mikro (90)

Gambar 9. Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara pori mikro dengan konduktivitas

hidrolika.

Gejala ini membuktikan bahwa pori makro dapat memperlancar pergerakan udara dan perkolasi air secara

cepat, sedangkan pori mikro dapat menghambat

(46)

D. PENGARUH S T A B I L I T A S AGREGAT

Tingkat kestabilan agregat ditunjukkan oleh

indeks stabilitas agregat (ISA). Hubungan antara ISA dengan konduktivitas hidrolika pada tanah Latosol Dar- maga memberikan persamaan linier Y = 2 . 9 3 2 - 0 . 0 1 3 X

(r = - 0 . 2 2 6 ) sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang memberikan persamaan linier Y = 2 . 4 7 5

-

0 . 0 0 7 X [image:46.550.123.505.154.739.2]

(r = - 0 . 2 6 9 ) dan kedua persamaan tersebut membentuk

grafik seperti pada Gambar 1 0

Kond. Hidrolika (cm/lam)

3.5

I

/

- ~a;osol Oarmaga + Regosol Sdg. Barang

I

2.5 2 1.5 1 0.6 0

Gambar 1 0 . Grafik regresi linier sederhana hubungan

antara indeks stabilitas agregat dengan konduktivitas hidrolika.

*

-

Y

-

2.47. - 0.007 X

(r

-

-0.260)

-

*

a -

a -

- Y

-

2.932 - 0.013 X

( r -0.2261

-

Rendahnya nilai koefisien korelasi (r) dan

pengaruhnya yang tidak nyata dari indeks stabilitas

40 50 60 70 80 90 100 ,110 120 130 140 150 150 lndeks Stab. Agregat

(47)

analisa varians) baik pada tanah Latosol Darmaga maupun tanah Regosol Sindang Barang adalah karena pengaruh stabilitas agregat yang bersifat statis yaitu hanya mempertahankan jumlah dan distribusi ukuran pori, sehingga pengaruh indeks stabilitas agregat tidak dapat dibandingkan secara umum seperti parameter yang lainnya. Sedangkan nilai korelasinya negatif,

ha1 ini terjadi karena secara keseluruhan baik pada

tanah Latosol Darmaga maupun pada tanah Regosol

Sindang Barang, rata-rata persentase ukuran pori makro rendah dan rata-rata indeks stabilitas agregat tinggi sehingga nilai konduktivitas hidrolika menjadi rendah. Keterangan ini lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran

12 dan 13, dimana untuk pori makro yang paling tinggi

baik pada tanah Latosol Darmaga maupun Regosol Sindang

Barang yaitu sebesar 24.16 % dan 16.21 % dengan indeks

stabilitas agregat yang tinggi yaitu 122 dan 93

memberikan nilai konduktivitas hidrolika yang cukup

tinggi yaitu 2.32 cm/jam dan 3.06 cm/jam. Untuk pori

makro yang paling rendah baik pada tanah Latosol Darmaga maupun Regosol Sindang Barang yaitu sebesar

3.65 % dan 10.66% dengan indeks stabilitas agregat

yang tinggi pula yaitu 98 dan 97 memberikan nilai

konduktivitas hidrolika yang agak rendah yaitu 0.53

(48)

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pada tanah-tanah yang mempunyai indeks stabilitas agregat tinggi (stabil/sangat stabil) tidak menjamin akan mempunyai nilai konduktivitas hidrolika yang tinggi terutama jika tanah tersebut mempunyai persentase pori makro yang rendah, karena kestabilan agregat tidak menambah jumlah aliran tetapi hanya mempertahankan

jumlah dan distribusi pori yang ada. Tetapi

sebaliknya tanah-tanah yang mempunyai indeks sta- bilitas agregat rendah (tidak/kurang stabil) dapat

menyebabkan nilai konduktivitas hidrolika menjadi

rendah walaupun persentase pori makro cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi pada tanah yang agregasinya

tidaklkurang stabil, ketika proses aliran berlangsung sebagian agregat akan hancur dan terdispersi, sehingqa

distribusi pori berubah dan jumlah pori makro

berkurang. Disamping itu partikel yang lepas terbawa

bersama aliran akan menyumbat pori-pori tanah. Dengan berkurangnya pori makro dan tersumbatnya pori tanah ini akan menyebabkan berkurangnya aliran air.

E. PENGARUH COLE (Coefficient of Linear Extensibility)

COLE merupakan suatu koefisien yang menyatakan

panjang pengembangan partikel tanah karena pengaruh

perubahan kandungan air. Dari hasil analisa, COLE

(49)

berperan dalam menentukan nilai konduktivitas hidrolika, yaitu setelah pori makro pada tanah Latosol Darmaga dan setelah kadar pasir pada tanah Regosol Sindang Barang.

Hubungan antara COLE dengan konduktivitas

hidrolika pada tanah Latosol Darmaga diperlihatkan

oleh persamaan linier Y = 2 . 0 0 7

-

5 . 5 3 1 X (r =

- 0 . 7 0 8 ) sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang diperlihatkan oleh persamaan Y = 2 . 6 6 3 - 6 . 4 5 4 X (r = - 0 . 7 8 9 ) , dimana kedua persamaan tersebut secara

bersama membentuk grafik seperti pada Gambar 11.

Kond. Hldrollka (cm/jam)

3.5

1

I

[image:49.559.130.506.283.663.2]

lndeks

COLE

Gambar 11. Grafik regresi linier sederhana hubungan

(50)

Dua persamaan linier di atas memberikan nilai koefisien korelasi negatif, yang menunjukkan bahwa meningkatnya nilai COLE akan berpengaruh menurunkan

nilai konduktivitas hidrolika. Berdasarkan analisa

varians, pengaruh tersebut nyata pada taraf 1% baik

pada tanah Latosol Darmaga maupun tanah Regosol

Sindang Barang. Hal ini terjadi karena proses

pengembangan partikel tanah akan mendesak dan mengisi

ruang pori antar partikel, sehingga jumlah dan ukuran

pori berkurang. Pori-pori yang lebih besar (pori

makro) akan menyempit. Dengan demikian semakin besar COLE menyebabkan makin banyak pori yang terdesak

sehingga jumlah aliran berkurang, dan sebaliknya

semakin kecil COLE menyebabkan semakin sedikit pori yang terdesak sehingga jumlah aliran bertambah.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan atau

korelasi secara keseluruhan dari parameter sifat fisik

tanah terhadap nilai konduktivitas hidrolika dapat dilihat dari hasil analisa regresi linier berganda, dimana untuk tanah Latosol Darmaga dan Regosol Sindang

Barang hubungan antara kadar pasir (XI), kadar liat (X2), bobot isi (X3), pori makro (X4), pori mikro (X5), indeks stabilitas agregat (X6) dan indeks COLE

(X7) dengan nilai konduktivitas hidrolika (Y),

(51)

Dari kedua persamaan di atas terlihat bahwa

secara keseluruhan, baik pada tanah Latosol Darmaga

maupun Regosol Sindang Barang, beberapa parameter

sifat fisik tanah tesebut berkorelasi secara positif,

dan berdasarkan analisa varians berpengaruh nyata

terhadap nilai konduktivitas hidrolika masing-masing

(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, maka secara umum dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisa regresi, parameter sifat fisik

tanah yang berkorelasi positif (mendukung) terha-

dap nilai konduktivitas hidrolika adalah : kadar

pasir dan pori makro. Sedangkan yang berkorelasi negatif (menghambat) terhadap nilai konduktivitas

hidrolika adalah : kadar liat, bobot isi, pori

mikro, indeks stabilitas agregat dan indeks COLE.

2. Berdasarkan analisa varians, parameter bobot isi dan indeks stabilitas agregat tidak berpengaruh nyata terhadap konduktivitas hidrolika. Sedangkan

secara keseluruhan pada tanah Latosol Darmaga, parameter sifat fisik tanah tersebut berpengaruh nyata pada taraf 10 persen dan pada tanah Regosol

Sindang Barang berpengaruh nyata pada taraf 1

persen.

3. Pengaruh tidak nyata dari parameter bobot isi dan indeks stabilitas agregat terhadap konduktivitas hidrolika diperlihatkan juga dengan nilai koe- fisien korelasi (r) yang kecil, masing-masing sebesar -0.212 dan -0.226 untuk tanah Latosol

(53)

Sindang Barang. Rendahnya korelasi antara bobot

isi dengan konduktivitas hidrolika diantaranya

disebabkan oleh perubahan pori-pori tanah terutama

pori makro ketika proses aliran berlangsung.

Sedangkan rendahnya korelasi antara indeks

stabilitas agregat dengan konduktivitas hidrolika disebabkan karena pengaruh stabilitas agregat yang bersifat statis yaitu hanya mempertahankan jumlah dan distribusi ukuran pori ketika proses aliran berlangsung.

4. Pada tanah Latosol Darmaga, pori makro merupakan

parameter yang paling berperan didalam menentukan besarnya nilai konduktivitas hidrolika. Sedangkan pada tanah Regosol Sindang Barang, yang paling berperan menentukan nilai konduktivitas hidrolika adalah kadar liat.

5. Secara keseluruhan, pada tanah Latosol Darmaga dan

tanah Regosol Sindang Barang diperoleh rata-rata nilai konduk$ivitas hidrolika masing-masing sebe-

sar 1.28 cm/jam dan 1.84 cm/jam, dimana menurut klasifikasi konduktivitas hidrolika dari Uhland

dan O'neal ( 1 9 5 1 ) termasuk kategori agak lambat.

6. Persamaan regresi linier berganda hubungan antara

kadar pasir ( X l ) , kadar liat ( X 2 ) , bobot isi ( X 3 ) ,

pori makro (X4), pori mikro ( X 5 ) , indeks stabili-

(54)

konduktivitas hidrolika (Y) pada tanah Latosol Darmaga dan tanah Regosol Sindang Barang masing-

masing adalah :

B. SARAN

Adapun yang perlu disarankan dari hasil masalah

khusus di sini adalah :

1. sebagaimana telah disinggung pada bab terdahulu,

bahwa selain dipengaruhi oleh sifat fisik yang

membentuk padatan tanah, nilai konduktivitas

hidrolika juga dipengaruhi oleh berbagai proses

kimia dan biologi tanah. Untuk itu demi

kesempurnaan penelitian selanjutnya disarankan

supaya mengamati aspek kimia dan biologi tersebut.

2. Di samping 'itu, cara pengambilan contoh tanah

terutama untuk contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) juga perlu hati-hati (perhatikan cara

pengambilan yang benar) untuk menghindari

(55)

DAFrAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1 9 8 5 . Pengawetan Tanah dan Air. Departemen

Ilmu-Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Bagian Konservasi Tanah dan Air. 1 9 7 9 . Penuntun Analisa

Fisika Tanah. Lembaga Penelitian Tanah, Bogor.

Baver, L.D. 1 9 5 9 . Soil Physics. John Wiley and Sons,

Inc., New York.

Baver, L.D., W.H. Gardner and W.R. Gardner. 1 9 7 8 . Soil

Physics. 4th ed. John Wiley and Sons, Inc., New

York

-

Toronto.

Black, C.A., D.D. Evans, J.L. White, L.E. Ensmenger and

F.E. Clark. 1 9 6 5 . Methods of Soil Analysis. Part

I. Amer. Soc. Agron. Inc., Publisher, Madison,

Wisconsin USA. 7 9 2 p.

Edwards, A.L. 1 9 7 6 . An Introduction to Linear Regression

and Correlation. W.H. Freeman and Company, San

Fransisco.

Foth, H.D. 1 9 7 8 . Fundamentals of Soil Science. 6th ed.

John Wiley and Sons. Inc., New York.

Grossman, R.B., B.R. Brasher, D.P. Franzmeier and J.L.

Walker. 1 9 6 8 . Linear Extensibility as Calculated

from Natural Clod Bulk Density Measurement Soil Sci. soc. Am. Proc. 32 : 5 7 0

-

5 7 3 .

Hardjowigeno, S. 1 9 8 6 . Ilmu Tanah. Jurusan Tanah,

Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Hillel, D. 1 9 7 1 . Soil and Water. Physical Principles

and Process. Academic Press. New York - London.

,

D. 1 9 7 2 . Optimizing the SoiL Physical

Enviromental Toward Greater Crop Yield. Academic

Press, New York

-

London.

,

D. 1 9 8 0 . Fundamental of Soil Physics. Academic

Press, New York

-

London - Toronto

-

Sydney

-

San

Fransisco.

Holmsgreen, G.E.S. 1 9 6 8 . Nomographic Calculation of

Linear Extensibility in soil Containing Coarse

(56)

Kramer, P.J. 1969. Plant and Soil Water Relationship A Modern Synthesis. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi.

Larson, W.E. and C.E. Clapp. 1984. Effect of Organic

Matter on Soil Physical Properties Ip Organic Matter

and Rice. IRRI, Los Banos and Laguna.

Ochse, J.J., M.J. Soule, M.J. Dijkman, and C. Wehlburg. 1961. Tropical and Subtropical Agriculture. Vol I. The Macmillan Co., New York. 760 p.

Sapei, A., M.A. Dhalhar, K. Fujii, S. Miyauchi, dan S.

Sudou. 1990. Pengukuran Sifat-Sifat Fisik dan

~ekanik Tanah. JICA

-

DGHE / IPB Project : JTA

-

9 a

(132)

,

Bogor.

Schwab, G.O., R.K. Prevert, T.W. Edminster and K.K.

Barnes. 1981. Soil and Water Conservation

Engineering. 3rd ed. John Wiley and Sons. Inc.,

New York.

Sitorus, R.P., 0. Haridjaja dan K.R. Brata. 1980.

Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Departemen Ilmu-

Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Soedarmo, D.H. dan P. Djojoprawiro. 1985. Fisika Tanah

Dasar. Sagian Konservasi Tanah dan Air, Fakultas

Pertanian, IPB, Bogor.

Steel, R.G. and J.H. Torrie. 1981. Principles and

Procedures of Statistics A Biometrical Approach. McGraw Hill Kogakusha Ltd., Tokyo.

Uhland, R.E. and A.M. O'neal. 1951. Soil Permeability

~etermination for Use in Soil and Water Conservation.

USDA, SCS - TP - 101.

U.S. Department of Agriculture. 1951. From Soil survey Manual. USDA, Handbook. No. 18. P 207.

Van Beers, W.F.J. 1972. Soil and Soil Properties.

a

Van Staveren, M.J. (Ed). Drainage Principles and

Applications. Vol I. International Institute for

Land Reclamation and Improvement, Wageningen. p 123

- 151.

(57)
(58)
(59)

Lampiran 2 . Data h a s i l pengukuran t e k s t u r pada t a n a h L a t o s o l Darmaga

Ulangan L a p i s a n % P a s i r % Debu % L i a t T e k s t u r

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

Lampiran 3 . Data h a s i l pengukuran t e k s t u r pada t a n a h Regosol Sindang Barang

Ulangan L a p i s a n % P a s i r % Debu % L i a t T e k s t u r

Agak h a l u s Agak h a l u s

G O . 44

5 1 . 1 3

Sedang Sedang

H a l u s H a l u s

H a l u s H a l u s

Agak h a l u s H a l u s

(60)

Lampiran 4. Data hasil pengukuran bobot isi, bobot jenis partikel dan porositas total pada tanah Latosol Darmaga

Bobot Isi Bobot Jenis Porositas

Ulangan Lapisan (g/cm3) Partikel Total

(gIcm3) ( 2 )

Lampiran 5. Data hasil pengukuran bobot isi, bobot jenis partikel dan porositas total pada tanah Regosol Sindang Barang

Bobot Isi Bobot Jenis Porositas

Ulangan Lapisan (g/cm3) Partikel Total

(g/cm3) ( 8 )

GO. 2 9

(61)

Lampiran 6 . Data hasil pengukuran kurva pF pada tanah

Latosol Darmaga

K a d a r A i r ( % )

U l a n g a n L a p i s a n

PF 1 PF 2 pF 2 , 5 4 PF 3

Lampiran 7. Data hasil pengukuran kurva pF pada tanah Regosol Sindang Barang

K a d a r A i r ( a )

U l a n g a n L a p i s a n

(62)

Lampiran 8 . Data hasil penqukuran distribusi ukuran pori pada tanah Latosol Darmaga

Ulangan Lapisan 1 ) 2 ) 3 ) 4 ) 5 ) a PDSC a PDC % PDL a P M % ~m

Keterangan :

1 ) % POSC = % Pori drainase sangat cepat

2 ) % PDC = % Pori drainase cepat

3 ) % PDL = % Pori drainase lambat

4) % PM = % Pori makro

(63)

Lampiran 9 . Data hasil pengukuran distribusi ukuran pori pada tanah Regosol Sindang Barang

Ulangan L a p i s a n 1 ) 2 ) 3 ) 4 ) 5 )

% PDSC % PDC % PDL % PM % Prn

K e t e r a n g a n :

1) % PDSC = % P o r i d r a i n a s e s a n g a t c e p a t 2 ) % PDC = % P o r i d r a i n a s e c e p a t

3 ) 8 PDL = 8 P o r i d r a i n a s e l a m b a t 4 ) % PM = % P o r i rnakro

(64)

Lampiran 10. Data hasil pengukuran indeks stabilitas gregat dan indeks COLE pada tanah Latosol Darmaga

Ulangan Lapisan Indeks Stabilitas COLE

Agregat

Lampiran 11. Data hasil pengukuran indeks stabilitas

agregat dan indeks COLE pada tanah Regosol Sindang Barang

Ulangan Lapisan Indeks Stabilitas COLE

(65)

Lampiran 12. Data hasil pengukuran sifat-sifat fisik tanah dan nilai konduktivitas hidrolika pada tanah Latosol Darmaga

- - - -

Ulangan No Sifat Fisrk Lapisan

1 2 3 4 5 6

1 Kadar Pasir ( % ) A 20.10 26.34 27.06 4.98 15.11 4.53

B 24.30 23.74 27.92 10.51 11.28 21.24

2 Kadar Liat ( % ) A 48.67 45.28 47.90 73.48 71.43 64.83

B 45.40 41.50 45.81 80.74 70.90 65.08

3 Bobot Isi ' A 1.16 1.03 1.08 1.18 1.23 1.23

(gIcm3) B 1.20 0.96 0.83 1.01 0.98 1.17

4 Pori Makro ( % ) A 12.27 18.39 16.90 9.53 8.98 9.25

B 3.65 8.93 24.16 7.78 7.86 4.86

5 Pori Mikro ( % ) A 42.94 37.02 42.50 43.08 47.71 43.62

B 51.41 46.00 42.00 55.49 46.34 50.48

6 Indeks Stabili- A 112 114 125 131 143 138

tas Agregat B 9 8 123 122 126 145 103

7 Indeks COLE A 0.04 0.08 0.04 0.21 0.16 0.11

B 0.18 0.15 0.01 0.14 0.42 0.03

8 Kond. Hidrolika A 1.71 2.15 3.12 0.98 0.80 1.01

(cmljam) B 0.53 0.96 2.32 0.39 0.21 1.22

Keterangan :

Lapisan A = Kedalaman tanah 0 - 20 cm

(66)

Lampiran 13. Data hasil pengukuran sifat-sifat fisik tanah dan nilai

konduktivitas hidrolika pada tanah Regosol Sindang

Barang

Ulangan No Sifat Fisik Lapisan

1 2 3 4 5 6

1 Kadar Pasir ( % )

2 Kadar Liat ( % )

3 Bobot Isi (g/cm3)

4 Pori Makro ( 8 )

5 Pori Mikro ( 8 ) .

6 Indeks Stabili- tas Agregat

7 Indeks COLE

8 Kond. Hidrolika (cm/jam)

Keterangan :

Lapisan A = Kedalaman tanah 0 - 2 0 cm

(67)

Lampiran 14. Analisa regresi linier sederhana hubungan

antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol

Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan

konduktivitas hidrolika sebagai variabel tak bebas (Y)

V a r i a b e l B e b a s K o e f . R e g r e s i K o n s t a n t a K o e f . K o r e l a s i

( X I ( B ) ( A ) ( r )

K a d a r P a s i r 0.064 0.123 0 . 6 2 5

K a d a r L i a t - 0.037 3.452 - 0 . 5 3 1

B o b o t I s i - 1.586 3.018 - 0.212

P o r i M a k r o 0 . 1 1 8 - 0 . 0 2 5 0.806

P o r i M i k r o - 0.117 6 . 6 5 0 - 0.670

I S A

-

0.013 2.932

-

0.226

COLE

-

5.531 2.007 . - 0'. 7 0 8

Lampiran 15. Analisa regresi linier sederhana hubungan

antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol

Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X)

dengan konduktivitas hidrolika sebagai

variabel tak bebas (Y)

V a r i a b e l B e b a s K o e f . R e g r e s i K o n s t a n t a K o e f . K o r e l a s i

( x ) ( B ) ( A ) ( r )

K a d a r P a s i r 0.102

-

0.002 0.805

K a d a r L i a t - 0.036 3 . 2 6 7 - 0.816

B o b o t I s i - 1 . 9 4 4 3.897 - 0.319

P o r i M a k r o 0.132 0.022 0.632

P o r i M i k r o

-

0.119 7.247 - 0.533

I S A -'0.007 2.475 - 0 . 2 6 3

(68)

Lampiran 16. Analisa regresi linier berganda hubungan

antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol

Darmaga) sebagai variabel bebas (X) dengan konduktivitas hidrolika sebagai variabel tak

bebas (Y)

-

Variabel Bebas Koef. Regresi Konstanta Koef. Korelasi

(XI ( B ) ( A ) (R)

Kadar Pasir 0.050 Kadar Liat 0.012 ~ o b o t Isi 0.941 Pori Makro 0.042 Pori Mikro - 0.063

ISA 0.006

COLE

-

2.920 0.707

Lampiran 17. Analisa regresi linier berganda hubungan

antara beberapa sifat fisik tanah (Regosol Sindang Barang) sebagai variabel bebas (X)

dengan konduktivitas hidrolika sebagai

variabel tak bebas (Y)

Variabel Bebas Koef. Regresi Konstanta Koef. Korelasi

(XI ( 8 ) (A) (R)

Kadar Pasir 0.004 Kadar Liat - 0.031 Bobot Isi - 0.580 Pori Makro

-

0.024 Pori Mikro

-

0.053

I S A '0.003

(69)

ran 18. Analisa varians regresi linier sederhana hubungan antara beberapa sifat fisik tanah (Latosol Darmaga) sebagai variabel bebas ( X ) dengan konduktivitas hidrolika sebagai variabel tak bebas (Y)

Kadar P a s i r Kadar L i a t Bobot I s i P o r i Makro P o r i M i k r o I SA COLE sunber V a r i a s i db

KT F-hi t KT F - h i t KT F-hit KT F-hit KT F-hi t KT F-hi t KT F-hi 1

Regresi 1 3.281 6.399 * -2.934 5.360 0.377 0.469 5.469 18.608 ** 3.775 8.148 * 0.431 0.540 4.219 10.072 ** Residu 10 0.5127 0.547

Gambar

Grafik regresi linier sederhana hubungan
Tabel 1. Klasifikasi konduktivitas
Gambar 1. Klasifikasi tekstur (USDA, 1951).
Gambar 2. Segi-tiga tekstur (USDA, 1951)
+7

Referensi

Dokumen terkait

buah elektroda konfigurasi Wenner untuk menentukan konduktivitas listrik lahan s e m meoghubungkan deogm besamya kadar air tanah yang terkandung pada lahan juga

Respirasi mikrob tanah mencerminkan aktifitas mikrob tanah yang diukur berdasarkan jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh mikrob tanah, dimana respirasi mikrob tanah juga

Pada lahan pengolahan tanah konservasi yang memanfaatkan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa maupun sumber bahan organik dan tidak adanya penghancuran agregat akan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai konduktivitas hidrolik jenuh tanah di berbagai penggunaan lahan dengan menggunakan metode constant head dan

Pada lahan pengolahan tanah konservasi yang memanfaatkan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa maupun sumber bahan organik dan tidak adanya penghancuran agregat akan

Pengukuran makroporositas, ketahanan penetrasi, distribusi perakaran tanaman dan pengambilan contoh tanah untuk analisa bahan organik, tekstur dan kemantapan agregat tanah dilakukan

Kejadian longsorlahan terbanyak pada sifat fisik tanah dengan solum sangat tebal, tekstur geluh berdebu, permeabilitas agak cepat, dan kedalaman pelapukan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai konduktivitas hidrolik jenuh tanah di berbagai penggunaan lahan dengan menggunakan metode constant head dan