• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Telah kita ketahui bersama bahwa tanah mempunyai arti penting bagi

kehidupan manusia karena tanah memberikan kehidupan yang begitu besar bagi manusia. Aktivitas manusia sehari-hari tidak lepas dari fungsi dan manfaat tanah yang dapat kita rasakan sekarang ini, dimana tanah yang di atasnya didirikan

bangunan untuk untuk tempat tinggal kita. Masalah pertanahan merupakan masalah utama yang harus dihadapi karena manusia tidak dapat dipisahkan dengan tanah,

disamping masalah pertanahan adalah masalah pertambahan penduduk dimana setiap tahun jumlah penduduk selalu bertambah.

Pendaftaran tanah mempunyai tujuan positif dalam memberikan jaminan

kepastian hukum mengenai hak atas tanah bagi semua orang tanpa membedakan status, yakni dengan memberikan surat tanda bukti yang lazim disebut dengan

sertifikat tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat terhadap pemegang hak atas tanah. Tujuan pendaftaran tersebut akan tercapai dengan adanya peran serta dan dukungan pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut baik oleh pemerintah selaku

(2)

Pendaftaran Tanah adalah Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi

pengumpulan, pegelohan, pemnaskahan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan yuridis dalam bentuk peta daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan

satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian suatu tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. pendaftaran tanah diselenggarakan dengan

mengingat keadaan negara dan masyarakat agar mendaftarkan tanahnya untuk alat pembuktian yang kuat.

Permasalahan yang terjadi di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah kurangnya loket untuk pembayaran pendaftaran yang mengakibatkan penumpukan pemohon yang akan melakukan pembayaran biaya

pendaftaran hal semacam ini harus sangat diperhatikan karena untuk kenyamanan pemohon agar tidak terjadi penumpukan pemohon yang mengakibatkan proses

pelayanan menjadi lama. Hal semacam ini terkadang di manfaatkan oleh para oknum untuk mendapatkan keuntungan semata oleh sebab itu Badan Pertanahan Negara harus lebih menyikapi itu segera dengan memperbanyak jumlah loket dan para

petugas loket harus lebih cepat dan teliti untuk melayani para pemohon yang akan membayar biaya pendaftaran tanah agar tidak terjadi penumpukan pemohon .

Penulis melakukan kerja praktek pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Jalan Raya Batujajar – Cimareme

(3)

Pelaksanaan kerja praktek berlangsung selama 1 bulan yang dilaksanakan setiap hari kerja.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat ini adalah salah satu Badan pemerintahan yang bergerak di bidang jasa. Penulis melakukan Kuliah

Kerja Lapangan (KKL) pada bagian pendaftaran hak tanah .

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah Pada

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.“

1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek

Tujuan dari laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui :

1. Prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional KBB.

2. Hambatan yang terjadi pada prosedur penerimaan pembayaran biaya

pendaftaran di Badan Pertanahan Nasional KBB.

3. Upaya yang telah dilakukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung

(4)

1.3Kegunaan Kerja Praktek

1.3.1 Kegunaan Praktis

Untuk membandingkan teori yang didapat perkuliahan dengan tempat penulis melaksanakan kerja praktek. diharapkan hasil kerja praktek ini dapat

memberikan wawasan dan tambahan informasi yang lebih luas mengenai pendaftaran tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung

Barat.

1.3.2 Kegunaan Akademis a. Penulis

1) Menambah pengalaman tentang dunia kerja.

2) Menambah wawasan tentang pelayanan di Badan Pertanahan Nasional

(BPN) Kabupaten Bandung Barat.

3) Membentuk kepribadian yang disiplin terhadap kewajiban menyelesaikan tugas.

b. Perusahaan

Diharapkan memperoleh tambahan informasi bagi Badan Pertanahan

Nasional (BPN) khususnya di Kabupaten Bandung Barat dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis.

c. Bagi Pihak lain

(5)

dijadikan sebagai bahan acuan untuk perkembangan keilmuan dimasa yang akan datang.

1,4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

1.4.1.1Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Lokasi yang diambil saat kerja praktek adalah bertempat di Kantor Pertanahan Negara (BPN) Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Jalan

Raya Batujajar – Cimareme No.133 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

1.4.1.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek terhitung dari tanggal 27 Juli sampai

dengan 28 Agustus 2015. Dimana kerja praktek dilaksanakan pada hari Senin – Jumat mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB, penjadwalan proses kerja praktek

sampai dengan seminar hasil kerja praktek akan digambarkan dalam tabel

(6)
(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang

didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi disemarang

dengan jurusan Pendaftaran Tanah.Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi Agraria.Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada Akademi Agraria di Yogyakarta.

Berdirinya BPN dan Masa Sesudahnya, Tahun 1988 – 1993 Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit Keputusan Presiden Nomor

26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan meningkatnya pembangunan nasional yang menjadi tema sentral proyek ekonomi – politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat. Persoalan yang dihadapi

Direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan rumit.Untuk mengatasi hal tersebut, status Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan menjadi Lembaga

Pemerintah Non Departemen dengan nama Badan Pertanahan Nasional.Dengan lahirnya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tersebut, Badan Pertanahan

Nasional bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

(8)

oleh Menteri Negara Agraria.Kedua lembaga tersebut dipimpin oleh satu orang sebagai Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional.Dalam

pelaksanaan tugasnya, Kantor Menteri Negara Agraria berkonsentrasi merumuskan kebijakan yang bersifat koordinasi, sedangkan Badan Pertanahan

Nasional lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang bersifat operasional. Pada Tahun 1994, Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menerbitkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5

Tahun 1994, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Staf Kantor Menteri Negara Agraria.

Periode Tahun 1999 sampai 2000 Pada 1999 terbit Keputusan Presiden Nomor 154 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988. Kepala Badan Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia.Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.

Periode Tahun 2000 sampai 2006 Pada periode ini Badan Pertanahan Nasional beberapa kali mengalami perubahan struktur organisasi. Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 2000 tentang Badan Pertanahan Nasional mengubah

struktur organisasi eselon satu di Badan Pertanahan Nasional. Namun yang lebih mendasar adalah Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2001 tentang

Pelaksanaan Otonomi Daerah Dibidang Pertanahan. Disusul kemudian terbit Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

(9)

Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan memposisikan BPN sebagai lembaga yang menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan.

Periode Tahun 2006 sampai 2013 Pada 11 April 2006 terbit Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional yang

menguatkan kelembagaan Badan Pertanahan Nasional, di mana tugas yang diemban BPN RI juga menjadi semakin luas. BPN RI bertanggung jawab langsung kepada Presiden, dan melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, dengan fungsi: a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan;

c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan; d. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan;

e. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaandi bidang pertanahan;

f. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum; g. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah;pelaksanaan penatagunaan

tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus;

h. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan;

i. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah;

Periode Tahun 2013 sampai sekarang, pada 2 Oktober 2013 terbit

(10)

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan nasional di bidang pertanahan; b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan, rencana, program, kegiatan dan kerja

sama di bidang pertanahan;

c. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN RI;

d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;

e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan haktanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;

f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;

g. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah bagi

pembangunan untuk kepentingan umum dan penetapan hak tanah instansi; h. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian dan

penanganan sengketa dan perkara pertanahan;

i. Pengawasan dan pembinaan fungsional atas pelaksanaan tugas di bidang pertanahan;

j. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;

k. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan; l. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;

(11)

n. Penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kantor Pertanahan BPN Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh seorang Kepala Kantor, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan.

Dalam rangka mengikuti perkembangan dan pembentukan SKPD di

lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat, maka ditetapkan Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Komplek Pemda Kabupaten Bandung di Soreang yang dibentuk berdasarkan

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 51 Tahun 2007 sebagai pengejawantahan dari Undang-undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat.

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat mengacu pada

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional dan Kantor Pertanahan.

Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat telah mulai

(12)

Dalam upaya percepatan dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat, sejak tanggal 20 Januari 2009, Perwakilan Kantor Pertanahan

Kabupaten Bandung Barat pindah lokasi kantor ke Jalan Raya Batujajar - Cimareme No.133 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten

Bandung Barat.

Dasar hukum pembentukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 tentang Penataan

Wilayah Kabupaten Bandung untuk dibentuk suatu Daerah Otonom Baru di Kabupaten Bandung Wilayah Barat sebanyak 15 Kecamatan, yang diperkuat

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Perwakilan Kantor Pertanahan

Kabupaten Bandung Barat. Selain itu ada Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2009 tentang

pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat.

Visi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat menjadi

lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan,

kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

Misi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

(13)

• Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru untuk

kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

• peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

• Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi

berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga

tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

• Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang

akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. • Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip

dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

2.2 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang

menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing

fungsi memiliki wawenang dan tanggungjawab yang melekat sesuai dengan ruang

lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai melalui

efesiensi dan efektifitas kerja.

Pengertian organisasi secara luas merupakan penentuan pengelompokan serta

(14)

menampung dan mengatasi aktifitas perusahaan. Pada perusahaan yang besar dimana

aktifitas dan tujuan semakin kompleks, maka tujuan tersebut dibagi ke unit yang

terkecil atau sub unit organisasi.

Dengan demikian struktur organisasi dapat mencerminkan tanggung jawab

dan wewenang yang jelas dan didukung oleh urusan tugas yang baik, sehingga dapat

menunjang tujuan perusahaan. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Kantor

Pertanahan Kabupaten Bandung barat adalah :

I. Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten Bandung Barat di bawahi oleh

Kepala SUB Bagian Tata Usaha.

II. Kepala SUB Bagian Tata Usaha dibawahi oleh Kepala Urusan

Perancanaan Dan keuangan dan Kepala Urusan Umum Dan

Kepegawaian.

III. Kepala SUB Bagian Tata Usaha dibawahi oleh Kepala Seksi Survey,

Pengukuran Dan Pemetaan, Kepala Seksi Hak Tanah Dan

Pendaftaran Tanah, Kepala Seksi Pengaturan Dan Penataan

Pertanahan, Kepala Seksi Pengendalian Dan Peberdayaan

Masyarakat, dan Kepala Seksi Sengketa Dan Konflik Pertahanan.

IV. Seksi Survey, Pengukuran Dan Pemetaan di bawahi oleh Kepala SUB

Seksi Pengukuran Dan Pemetaan dan Kepala SUB Seksi Tematik Dan

Potensi Tanah.

V. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah di bawahi oleh Kepala Sub

Seksi Penetapan Hak tanah dan Kepala Sub Seksi Pengaturan Tanah

(15)

VI. Sub Seksi Pengaturan Tanah di bawahi oleh Kepala Sub Seksi

Peralihan Pembebanan Hak dan PPAT dan Kepala Sub Seksi

Pendaftaran Hak.

VII. Seksi Penganturan dan Penataan Pertanahan di bawahi oleh Kepala

Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu dan Kepala

Sub Seksi Landreform Dan Konsolidasi Tanah.

VIII. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat di bawahi oleh

Kepala Sub Seksi Pengendalian Pertanahan dan Kepala Sub Seksi

Pemberdayaan Masyarakat.

IX. Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan di bawahi oleh Kepala Sub

Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan dan Kepala Sub Seksi Perkara

(16)

2.3 Uraian Tugas Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

Kantor Badan Pertanahan Nasional dipimpin oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang memiliki tanggung jawab langsung

kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, dalam melaksanakan tugasnya Kepala Kantor dibantu oleh:

A. Bagian Tata Usaha;

1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;

Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

2. Subbagian Kepegawaian;

Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian dan pengembangan sumberdaya manusia pertanahan. 3. Subbagian Umum dan Informasi.

Subbagian Umum dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan

surat-menyurat, perlengkapan, dan rumah tangga, pelayanan data dan informasi serta menyiapkan koordinasi pelayanan pertanahan.

B. Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan 1. Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar;

Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar mempunyai tugas melakukan

(17)

pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan peralatan teknis, dan teknologi komputerisasi.

2. Seksi Pemetaan Tematik;

Seksi Pemetaan Tematik mempunyai tugas melakukan survei, pemetaan,

pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dalam data tekstual dan spasial.

3. Seksi Pengukuran Bidang;

Seksi Pengukuran Bidang mempunyai tugas melakukan pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang, dan perairan serta bimbingan

teknis, dan surveyor berlisensi. 4. Seksi Survei Potensi Tanah.

Seksi Survei Potensi Tanah mempunyai tugas melakukan pemeliharaan

dan pengembangan survei potensi tanah dalam data tekstual dan spasial serta pembinaan teknis pejabat penilai tanah.

C. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah; 1. Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan;

Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan mempunyai tugas melakukan

penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai bagi perorangan, dan tanah wakaf, penyiapan

(18)

Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak

guna bangunan, dan hak pakai atas tanah badan hukum, penyiapan bahan perijinan dan rekomendasi serta pembinaannya.

3. Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah;

Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak

guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan atas tanah, tanah pemerintah, dan badan hukum pemerintah, penyiapan bahan perijinan,

rekomendasi, dan pembinaannya, serta mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik negara dan daerah.

4. Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah.

Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan.

(19)

Seksi Penatagunaan Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program persediaan, peruntukan dan

penatagunaan tanah, pengaturan dan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah; neraca penatagunaan tanah dan ketersediaan tanah;

bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis penatagunaan tanah, ijin perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah; inventarisasi data, mengelola basis data dan sistem informasi geografi.

2. Seksi Penataan Kawasan Tertentu;

Seksi Penataan Kawasan Tertentu mempunyai tugas menyiapkan zonasi

dan penataan pemanfaatan zonasi serta penetapan pembatasan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu sesuai daya dukung

lingkungan. 3. Seksi Landreform;

Seksi Landreform mempunyai tugas mengusulkan penetapan tanah obyek landreform, penegasan tanah negara menjadi obyek landreform,

pengeluaran tanah menjadi obyek landreform; mengkoordinasikan

penguasaan tanah tanah obyek landreform; memberi ijin peralihan tanah pertanian, dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu; melakukan

(20)

kerugian, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform.

4. Seksi Konsolidasi Tanah.

Seksi Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan

pengendalian penyediaan tanah melalui konsolidasi tanah, pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan, penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik

serta permukiman kembali, penegasan obyek, pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan pembimbingan

masyarakat; kerjasama dan fasilitasi; pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi konsolidasi tanah.

E. Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat;

1. Seksi Pengendalian Pertanahan;

Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas mengelola basis data,

evaluasi hasil inventarisasi, dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak, dan langkah-langkah penanganan, serta penyiapan usulan penertiban, dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak, dan

kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan; pengelolaan tanah negara, serta penanganan

tanah terlantar dan kritis.

(21)

Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan

penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan,

serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

F. Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan 1. Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;

Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah; pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa

melalui mediasi, fasilitasi, koordinasi dan pembinaan teknis. 2. Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan.

Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan bahan pengkajian, dan penyelesaian perkara, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan

hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta koordinasi dan bimbingan

(22)

2.4Kegiatan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

Kantor Badan Pertanahan Nasional melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Bandung Barat, adapun fungsi dari Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan program pelaksanakan petugas dibidang pertanahan. b. Mengkoordinasikan pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan

tanah, pengurusan hak atas tanah serta pengukuran dan pendaftaran tanah.

c. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian serta melakukan tugas dibidang pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan

(23)

3.1 Landasan Teori

3.1.1 Prosedur

Menurut Mulyadi (2008: 5) Prosedur adalah:

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam

satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”

Selanjutnya menurut Azhar Susanto (2008:264) mendefinisikan prosedur adalah:

“Rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan cara yang sama.”

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur

adalah suatu rangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang.

3.1.2 Penerimaan

 Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari

hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka

(24)

barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing

perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli)

kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

 Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata

penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan

jumlah satuan barang yang dijual.

 Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan

penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.

3.1.3 Pembayaran

Setiap hari transaksi pembayaran selalu terjadi, pembayaran-pembayaran ini terjadi karena adanya bermacam-macam transaksi ekonomi seperti jual beli barang

dan jasa, pembelian dan pelunasan kredit, alat pembayaran yang digunakan bermacam-macam antara lain :

1. Tunai 2. Cheque

(25)

4. Wesel

Dalam proses suatu transaksi pembayaran memang mudah dan sederhana,

tetapi bisa juga kompleks dan sulit tergantung dari kompleks tidaknya transaksi ekonomi, yang menyebabkan terjadinya pembayaran yang bersangkutan srebagai

suatu pengertian umum maka pembayaran dapat didefenisikan sebagai pindahnya kepemilikan sipenguasa atas dana dari pembayar kepada penerimanya

Pengertian pembayaran menurut H.Melayu S.P Hasibuan (2001 : 117) yaitu ”Berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dan dari pembayar kepada

penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa-jasa perbankan.”

Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa pembayaran bukanlah sebagai suatu proses yang berdiri sendiri, yang terjadi secara spontan tanpa ada kaitannya dengan transaksi lain, sebab setiap pembayaran merupakan pelaksanaan atau realisasi dari

suatu transaksi ekonomi.

Jenis-Jenis Pembayaran

1. Pembayaran Tradisional

Pembayaran tradisioal maksudnya pembayaran yang masih sederhana yang

tidak memerlukan jasa bank sebagaimana yang terjadi dipedesaan yang terpencil.

2. Pembayaran Modern

Pembayaran modern maksunya pembayaran yang dilakukan dengan

(26)

Pembayaran suatu proses yang cukup rumit, dimana lembaga perbankan mempunyai peran yang sangat penting dan memerlukan jasa-jasa perantara karena

tanpa jasa perantara tidak dapa terlaksana dengan cepat dan efisien.

Dari pengertian diatas jelaslah bahwa pembayaran merupakan suatu cara untuk

memenuhi suatu kewajiban tertentu dengan mengeluarkan uang baik secara tunai atau melalui penyerahan harta dalam bentuk jasa.

3.1.4 Biaya

Menurut Mursyidi (2008;16), Biaya adalah

“Suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atay garta lainnya untuk

mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.”

Menurut Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah (2012 : 41) Biaya adalah

“Pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang

dan jasa yang mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang, yaitu

melebihi satu periode akuntansi. Biasanya jumlah ini disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai elemen –elemen aset.”

Menurut Masiyah Kholmi (2010 : 10) Biaya adalah

“Pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.”

(27)

“Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah

terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”

3.1.5 Pendaftaran tanah

Pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik terhadap hak atas tanah, baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan

pengakuan hak baru, kegiatan pendaftaran tersebut memberikan suatu kejelasan status terhadap tanah

Menurut A.P Parlindungan, (2010:2)

“Pendaftaran tanah berasal dari kata Cadastre adalah suatu istilah teknis untuk

suatu record (rekaman) yang menunjukkan krpada luas, nilai dan kepemilikan

(atau lain –lain atas hak) terhadap suatu bidang tanah.” Menurut Rudolf Hermanses, (2004, 1) Pendaftaran tanah adalah

”Pendaftaran atau pembukuan bidang-bidang tanah dalam daftar berdasarkan

pengukuran dan pemetaan yang seksama dari bidang-bidang itu.” Menurut PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

“Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi

pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai

(28)

Tanda Bukti bagi tanah-tanah yang sudah ada haknya dan hak milik satuan rumah susun serta hak tertentu yang membebani.”

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan KP ( Kerja Praktek) yang diselenggarakan oleh Prodi Akuntansi Unikom dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan tinggi para mahasiswa. Dengan demikian, kegiatan KP (Kerja Praktek) ini wajib diikuti oleh setiap

mahasiswa Jurusan Akuntansi. Berikut uraian hasil Kerja Praktek secara deskriptif aktivitas selama kerja praktek dilokasi Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat

berdasarkan form aktifitas harian KP (Kerja Praktek).

Agar kegiatan KP (Kerja Praktek) berjalan dengan lancar, di hari pertama penulis harus kenal dengan para aparaturnya supaya bisa bekerja sama dengan baik.

Jadi, hari pertama KP (Kerja Praktek) di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat hanya perkenalan. Penulis menemui pembimbing untuk penempatan ruangan

dimana penulis melakukan kegiatan KP (Kerja Praktek) dan diajak berkeliling kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat supaya mengetahui semua ruangan dan bagian

apa saja yang ada di kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat tersebut.

Penulis ditempatkan di bagian Pendaftaran Tanah yang kegiatan rutinnya adalah mengecek :

 Pengumpulan dan Pengolahan data fisik.

(29)

 Penerbitan sertifikat.

 Penyajian data fisik dan data yuridis.

 Penyimpanan data umum dan dokumen .

3.2.1.1 Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Petanahan Nasional Kab. Bandung Barat

Dalam pasal 1 angka 1 PP No.24 tahun 1997 disebutkan bahwa pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara

terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam

bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya.

Adapun prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah adalah

sebagai berikut :

 Permohonan berkas ke bagian loket pembayaran biaya pendaftaran tanah

 Pendaftaran pengajuan pembuatan sertifikat hak milik ke bagian

pelaksanaan pengukuran

 Penggambaran dan pemetaan di bagian pengukuran

 Pencetakan surat ukur dibagian pengukuran

(30)

 Pemeriksaan kembali oleh Kepala SubSeksi pengukuran dan pemetaan

 Pemeriksaan kembali dan penandatangan oleh Kepala Seksi pengukuran

dan pencatatan

 Pengumuman di setiap desa dengang tenggang waktu 60 hari untuk

memastikan bahwa tanah tersebut bebas dari sengketa  Pengajuan tanah ke bagian pedaftaran hak

 Pencetakan buku tanah di bagian pendaftaran hak

 Pemeriksaan oleh koordinator pendaftaran hak

 Pemeriksaan kembali oleh Kepala Subseksi pendaftaran hak

 Pemeriksaan kembali dan penandatangan oleh Kepala Seksi pendaftaran

hak

 Pengajuan Berkas kepada Kepala Kantor BPN

 Kepala Kantor memeriksa dan menandatangani sertifikat

 Penjaitan dan Merapihkan sertifikat

 Penyerahan kepada pemilik sertifikat tanah

3.2.1.2Hambatan yang Terjadi Pada Pelaksanaan Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat

(31)

proses pembuatan sertifikat dan hambatan lainnya adalah apabila pembuatan sertifikat tanah lebih dari 6 atau 8 bulan maka tanah tersebut di indikasikan

tanah tersebut bermasalah atau adanya sengketa bisa juga di pending karena banyak kekurangan persyaratan pada saat pendaftaran tanah.

3.2.1.3Upaya yang telah dilakukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam Mengatasi Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Pendaftaran Tanah.

Dalam hal ini agar tidak banyak terjadi kesalahan dalam pendaftaran atau pun pembuatan sertifikat maka pihak Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Bandung Barat melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat dengan memberikan brosur juga pengarahan dari pihak BPN KBB sehingga masyarakat bisa lebih mengetahui apa saja yang harus dilakukan

pada saat masyarakat ingin mengajukan pembuatan sertifikat.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1Prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.

(32)

1. Mengajukan berkas permohonan ke bagian petugas loket pendaftaran tanah

2. Pemeriksaan sertifikat Permohonan oleh bagian loket

3. Berkas Permohonan didaftar dengan mengentry dan mencetak Surat

Perintah Setor (SPS) serta Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) di bagian loket

4. Sertifikat dari petugas loket yang sudah di daftarkan di serahkan ke

SEKBER untuk pengolahan data

5. Pengiriman berkas sertifikat ke Tim Panitia Pemeriksaan Tanah “A”

6. Di serahkan kembali ke bagian SEKBER untuk pengolahan data dan pencetak lampiran 201B/201C, Pemeriksaan lampiran 201B/201C, Paraf dan tanda tangan lampiran 201B/101C

7. Tunggu habis pengumuman dan Perbaikan Lampiran 201B/201C yang tidak diparaf/ditandatangani

8. Bon blanko untuk cetak surat ukur di bagian pengukuran 9. Pemeriksaan sertifikat oleh koordinator SEKBER

10. Penandatangan sertifikat oleh Kepala Kantor

11.Penyerahan sertifikat kepada pemilik

Dan adapun prosedur Menurut PP NO 13 Tahun Jenis dan

Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional adalah sebagai berikut :

(33)

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Pemeriksaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

huruf b, meliputi:

a. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A;

b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B;

c. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah; dan d. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi.

Pasal 7

(1) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dihitung berdasarkan rumus:

L

Tpa = (--- x HSBKpa) + Rp350.000,00 500

(2) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk pemeriksaan tanah secara massal, dihitung berdasarkan rumus:

L

Tpam = 1/5 x (--- x HSBKpa) + Rp350.000,00 500

Pasal 8

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B

(34)

dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, dihitung berdasarkan rumus: L

Tpb = (--- x HSBKpb ) + Rp 5.000.000,00 100.000

Pasal 10

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, adalah sebesar 50%

(lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).

3.2.2.2 Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.

Hambatan yang terjadi dilapangan adalah adanya perbaikan

yang harus dilakukan oleh pemohon atau pun oleh petugas pembuat sertifikat proses pembuatan sertifikat dan hambatan lainnya adalah apabila pembuatan sertifikat tanah lebih dari 6 sampai 8 bulan maka

tanah tersebut di indikasikan tanah tersebut bermasalah atau adanya sengketa tanah sehingga proses pembuatan sertifikat tanah ditunda

(35)

3.2.2.3Upaya yang Telah Dilakukan pada Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.

Dalam hal ini agar tidak banyak terjadi kesalahan dalam pendaftaran atau pun pembuatan sertifikat maka pihak Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat dengan memberikan brosur juga pengarahan dari pihak BPN KBB

(36)

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Badan Pertanahan Nasional

(BPN) Kabupaten Bandung Barat di bagian pendaftaran hak , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Prosedur Penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah di Badan

Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah Permohonan berkas ke bagian loket pembayaran biaya pendaftaran

tanah, Pendaftaran pengajuan pembuatan sertifikat hak milik ke bagian pelaksanaan pengukuran, Penggambaran dan pemetaan di bagian pengukuran, Pencetakan surat ukur dibagian pengukuran, Pengajuan

tanah ke bagian pedaftaran hak, Pencetakan buku tanah di bagian pendaftaran hak, Pengajuan Berkas kepada Kepala Kantor BPN,

Kepala Kantor memeriksa dan menandatangani sertifikat, Penyerahan kepada pemilik sertifikat tanah

2. Permasalahan yang terjadi di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah kurangnya loket untuk pembayaran pendaftaran yang mengakibatkan penumpukan pemohon yang akan

(37)

sangat diperhatikan karena untuk kenyamanan pemohon agar tidak terjadi penumpukan pemohon yang mengakibatkan proses pelayanan

menjadi lama. Hal semacam ini terkadang di manfaatkan oleh para oknum untuk mendapatkan keuntungan semata

3. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah mempercepat kinerja pegawai dalam melayani para pemohon yang akan melakukan pembayaran

biaya pendaftaran tanah dan memperbanyak loket pembayaran dan loket pendaftaran

1.2Saran

Saran penulis dari kesimpulan diatas yaitu:

1. Merevisi kebijakan yang ada agar lebih bisa diterima oleh semua aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) tetapi tidak menyimpang dari

peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI).

2. Setiap bagian yang terdapat pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Kabupaten Bandung Barat harus dapat saling berkoordinasi lebih baik dari sebelumnya, sehingga sikap saling mengandalkan tugas kepada orang lain

(38)
(39)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S1

Program Studi Akuntansi

Disusun oleh : NAMA :HAKIKI ANNISA

NIM : 21112267

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(40)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1Kegunaan Praktis...4

1.3.2Kegunaan Akademis ...4

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ...5

1.4.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ...5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 9

2.2 Sruktur Organisasi Perusahaan ... 13

2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 16

2.4 Kegiatan Perusahaan ... 22

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 23

3.1 Landasan Teori ... 23

3.1.1 Pengertian Prosedur ... 23

3.1.2 Pengertiaan Penerimaan ... 23

3.1.3 Pengertiaan Pembayaran... 24

3.1.4 Pengertiaan Biaya ... 26

(41)

Analisis Kredit ... 31

3.2.1.3 Upaya Yang Telah Dilakukan Bank BJB KCP Sukaraja Mengatasi Hambatan Dalam Analisis Kredit ... 31

3.2.2 Pemabahasan Kerja Praktek ... 31

3.2.2.1 Prosedur Analisis Kredit ... 32

3.2.2.2 Hambatan Yang Terjadi di Bank BJB KCP Sukaraja ... 34

3.2.1.4 Upaya Yang Telah Dilakukan Bank BJB KCP Sukaraja Mengatasi Hambatan Dalam Analisis Kredit ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 36

4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 39

(42)
(43)

LAMPIRAN 3 Surat Permohonan Kerja Praktek ... 41

LAMPIRAN 4 Surat Penerimaan Kerja Praktek ... 42

LAMPIRAN 5 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek... 43

LAMPIRAN 6 Daftar Kehadiran ... 44

LAMPIRAN 7 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Dosen Pembimbing ... 45

(44)

Jakarta: Prestasi Pustakarya.

A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah Di Indonesia (Berdasarkan PP No. 24 Tahun

1997), (Bandung: Mandar Maju, 1999), hlm. 2

Drs. Waskito, Ir. Hadi Arnowo, Mapp. Sc. (2015). CARA PRAKTIS MEMAHAMI BIDANG AGRARIA (PERTANAHAN) hal. 102. Jakarta Timur: PT. Media Adji .

Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah. (2012). AKUNTANSI BIAYA hal. 41. Jakarta: Salemba Empat.

www.Lolipopcheii.blogspot.co.id

www.bpn.go.id

http://ferryantooo.blogspot.com/2011/02/pengertian-penerimaan-jenis-jenis.html

(45)

Nama : Hakiki Annisa

NIM : 21112267

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 23 Maret 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp. Pajajaran Rt02/04 Ds.Pangauban. Kec. Batujajar. Kab. Bandung Barat.

DATA PENDIDIKAN FORMAL Tahun

Ajaran Pendidikan Jurusan Keterangan

2000-2006 SDN MekarMukti 2009-2012 SMKN 11 Bandung Akuntansi Tamat,

Berijazah 2012-Sekarang Universitas Komputer

(46)

limpahnyarahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya, sehingga

penulis dapatmenyelesaikan laporan kerja praktek ini. Maksud laporan kerja praktek ini penulisbuat adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek jenjangpendidikan Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Universitas

KomputerIndonesia (UNIKOM).Dalam penyusunan laporan ini penulis mengambil judul “PROSEDUR PENERIMAAN PEMBAYARAN BIAYA PENDAFTARAN

TANAH PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN

BANDUNG BARAT”

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan

danmasih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis,oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna

danmembangun bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnyauntuk masa yang akan datang.Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan sertadorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu

sewajarnya pada kesempatan inipenulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada yang terhormat :

(47)

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA Selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas komputer Indonesia. 5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan koreksi dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

6. Dedi Suryadi & Gunawan Agus Daryono, SH., selaku Pembimbing di Bagian Pendaftaran Hak di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat terima kasih atas saran, waktu danbimbingannya selama penulis melaksanakan kerja praktek.

7. Yang tercinta kedua orang tuaku dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan nasehat bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek

ini.

8. Seluruh Staf dan Jajaran Bagian Pendaftaran Hak di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang telah menerima saya dengan baik.

9. Semua rekan-rekan yang tidak biasa disebut satu persatu, terima kasih untuk segala perhatian dan motivasi kepada penulis.

Akhir kata penulis ucapkan dan sampaikan rasa terima kasih kepada

(48)

RabbalA’lamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Desember 2015

Penulis

(49)
(50)
(51)

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya upaya peningkatan pelayanan di bidang pertanahan dalam rangka, percepatan pendaftaran tanah di Indonesia. Untuk itu pemerintah

pihak yang berwenang. 3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung. Upaya yang dilakukan dalam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”ANALISIS PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH HAK MILIK PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA MAKASSAR” adalah benar-benar merupakan hasil karya

Penelitian ini berjudul “Optimalisasi Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar) ” bertujuan untuk mengetahui

Pengertian PTSL yang dapat kita temukan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 adalah kegiatan

Instansi Pemerintah yang menyelenggarakan pendaftaran tanah adalah Badan Pertanahan Nasional, sedangkan dalam pelaksanaanya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.6

Dari hasil penelitian, Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Simalungun ditemukan berjalan dengan baik walaupun masih

Kesimpulan dari kajian diatas mengenai peranan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hilir dalam upaya untuk meningkatkan pendaftaran hak atas tanah melalui