BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek
Telah kita ketahui bersama bahwa tanah mempunyai arti penting bagi
kehidupan manusia karena tanah memberikan kehidupan yang begitu besar bagi manusia. Aktivitas manusia sehari-hari tidak lepas dari fungsi dan manfaat tanah yang dapat kita rasakan sekarang ini, dimana tanah yang di atasnya didirikan
bangunan untuk untuk tempat tinggal kita. Masalah pertanahan merupakan masalah utama yang harus dihadapi karena manusia tidak dapat dipisahkan dengan tanah,
disamping masalah pertanahan adalah masalah pertambahan penduduk dimana setiap tahun jumlah penduduk selalu bertambah.
Pendaftaran tanah mempunyai tujuan positif dalam memberikan jaminan
kepastian hukum mengenai hak atas tanah bagi semua orang tanpa membedakan status, yakni dengan memberikan surat tanda bukti yang lazim disebut dengan
sertifikat tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat terhadap pemegang hak atas tanah. Tujuan pendaftaran tersebut akan tercapai dengan adanya peran serta dan dukungan pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut baik oleh pemerintah selaku
Pendaftaran Tanah adalah Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan, pegelohan, pemnaskahan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan yuridis dalam bentuk peta daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan
satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian suatu tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. pendaftaran tanah diselenggarakan dengan
mengingat keadaan negara dan masyarakat agar mendaftarkan tanahnya untuk alat pembuktian yang kuat.
Permasalahan yang terjadi di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah kurangnya loket untuk pembayaran pendaftaran yang mengakibatkan penumpukan pemohon yang akan melakukan pembayaran biaya
pendaftaran hal semacam ini harus sangat diperhatikan karena untuk kenyamanan pemohon agar tidak terjadi penumpukan pemohon yang mengakibatkan proses
pelayanan menjadi lama. Hal semacam ini terkadang di manfaatkan oleh para oknum untuk mendapatkan keuntungan semata oleh sebab itu Badan Pertanahan Negara harus lebih menyikapi itu segera dengan memperbanyak jumlah loket dan para
petugas loket harus lebih cepat dan teliti untuk melayani para pemohon yang akan membayar biaya pendaftaran tanah agar tidak terjadi penumpukan pemohon .
Penulis melakukan kerja praktek pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Jalan Raya Batujajar – Cimareme
Pelaksanaan kerja praktek berlangsung selama 1 bulan yang dilaksanakan setiap hari kerja.
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat ini adalah salah satu Badan pemerintahan yang bergerak di bidang jasa. Penulis melakukan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) pada bagian pendaftaran hak tanah .
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah Pada
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.“
1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek
Tujuan dari laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui :
1. Prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional KBB.
2. Hambatan yang terjadi pada prosedur penerimaan pembayaran biaya
pendaftaran di Badan Pertanahan Nasional KBB.
3. Upaya yang telah dilakukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung
1.3Kegunaan Kerja Praktek
1.3.1 Kegunaan Praktis
Untuk membandingkan teori yang didapat perkuliahan dengan tempat penulis melaksanakan kerja praktek. diharapkan hasil kerja praktek ini dapat
memberikan wawasan dan tambahan informasi yang lebih luas mengenai pendaftaran tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung
Barat.
1.3.2 Kegunaan Akademis a. Penulis
1) Menambah pengalaman tentang dunia kerja.
2) Menambah wawasan tentang pelayanan di Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Kabupaten Bandung Barat.
3) Membentuk kepribadian yang disiplin terhadap kewajiban menyelesaikan tugas.
b. Perusahaan
Diharapkan memperoleh tambahan informasi bagi Badan Pertanahan
Nasional (BPN) khususnya di Kabupaten Bandung Barat dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis.
c. Bagi Pihak lain
dijadikan sebagai bahan acuan untuk perkembangan keilmuan dimasa yang akan datang.
1,4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
1.4.1.1Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Lokasi yang diambil saat kerja praktek adalah bertempat di Kantor Pertanahan Negara (BPN) Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Jalan
Raya Batujajar – Cimareme No.133 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
1.4.1.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan Kerja Praktek terhitung dari tanggal 27 Juli sampai
dengan 28 Agustus 2015. Dimana kerja praktek dilaksanakan pada hari Senin – Jumat mulai pukul 08.00 – 14.00 WIB, penjadwalan proses kerja praktek
sampai dengan seminar hasil kerja praktek akan digambarkan dalam tabel
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN INSTANSI
2.1 Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria yang
didirikan di Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, tetapi disemarang
dengan jurusan Pendaftaran Tanah.Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi Agraria.Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada Akademi Agraria di Yogyakarta.
Berdirinya BPN dan Masa Sesudahnya, Tahun 1988 – 1993 Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit Keputusan Presiden Nomor
26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional. Sejalan dengan meningkatnya pembangunan nasional yang menjadi tema sentral proyek ekonomi – politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat. Persoalan yang dihadapi
Direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan rumit.Untuk mengatasi hal tersebut, status Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan menjadi Lembaga
Pemerintah Non Departemen dengan nama Badan Pertanahan Nasional.Dengan lahirnya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tersebut, Badan Pertanahan
Nasional bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
oleh Menteri Negara Agraria.Kedua lembaga tersebut dipimpin oleh satu orang sebagai Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional.Dalam
pelaksanaan tugasnya, Kantor Menteri Negara Agraria berkonsentrasi merumuskan kebijakan yang bersifat koordinasi, sedangkan Badan Pertanahan
Nasional lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang bersifat operasional. Pada Tahun 1994, Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menerbitkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
Tahun 1994, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Staf Kantor Menteri Negara Agraria.
Periode Tahun 1999 sampai 2000 Pada 1999 terbit Keputusan Presiden Nomor 154 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988. Kepala Badan Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia.Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Periode Tahun 2000 sampai 2006 Pada periode ini Badan Pertanahan Nasional beberapa kali mengalami perubahan struktur organisasi. Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 2000 tentang Badan Pertanahan Nasional mengubah
struktur organisasi eselon satu di Badan Pertanahan Nasional. Namun yang lebih mendasar adalah Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2001 tentang
Pelaksanaan Otonomi Daerah Dibidang Pertanahan. Disusul kemudian terbit Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kebijakan Nasional Di Bidang Pertanahan memposisikan BPN sebagai lembaga yang menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan.
Periode Tahun 2006 sampai 2013 Pada 11 April 2006 terbit Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional yang
menguatkan kelembagaan Badan Pertanahan Nasional, di mana tugas yang diemban BPN RI juga menjadi semakin luas. BPN RI bertanggung jawab langsung kepada Presiden, dan melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, dengan fungsi: a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan;
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan; d. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan;
e. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaandi bidang pertanahan;
f. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum; g. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah;pelaksanaan penatagunaan
tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus;
h. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerja sama dengan Departemen Keuangan;
i. Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah;
Periode Tahun 2013 sampai sekarang, pada 2 Oktober 2013 terbit
a. Penyusunan dan penetapan kebijakan nasional di bidang pertanahan; b. Pelaksanaan koordinasi kebijakan, rencana, program, kegiatan dan kerja
sama di bidang pertanahan;
c. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN RI;
d. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
e. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan haktanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
g. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum dan penetapan hak tanah instansi; h. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
i. Pengawasan dan pembinaan fungsional atas pelaksanaan tugas di bidang pertanahan;
j. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
k. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan; l. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;
n. Penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kantor Pertanahan BPN Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh seorang Kepala Kantor, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan.
Dalam rangka mengikuti perkembangan dan pembentukan SKPD di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat, maka ditetapkan Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang beralamat di Komplek Pemda Kabupaten Bandung di Soreang yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 51 Tahun 2007 sebagai pengejawantahan dari Undang-undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat.
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat mengacu pada
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan.
Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat telah mulai
Dalam upaya percepatan dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat, sejak tanggal 20 Januari 2009, Perwakilan Kantor Pertanahan
Kabupaten Bandung Barat pindah lokasi kantor ke Jalan Raya Batujajar - Cimareme No.133 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten
Bandung Barat.
Dasar hukum pembentukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat Peraturan Pemerintah No. 129 Tahun 2000 tentang Penataan
Wilayah Kabupaten Bandung untuk dibentuk suatu Daerah Otonom Baru di Kabupaten Bandung Wilayah Barat sebanyak 15 Kecamatan, yang diperkuat
Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Perwakilan Kantor Pertanahan
Kabupaten Bandung Barat. Selain itu ada Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2009 tentang
pembentukan Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat.
Visi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat menjadi
lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
Misi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
• Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru untuk
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
• peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
• Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga
tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.
• Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang
akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. • Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip
dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
2.2 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang
menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing
fungsi memiliki wawenang dan tanggungjawab yang melekat sesuai dengan ruang
lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai melalui
efesiensi dan efektifitas kerja.
Pengertian organisasi secara luas merupakan penentuan pengelompokan serta
menampung dan mengatasi aktifitas perusahaan. Pada perusahaan yang besar dimana
aktifitas dan tujuan semakin kompleks, maka tujuan tersebut dibagi ke unit yang
terkecil atau sub unit organisasi.
Dengan demikian struktur organisasi dapat mencerminkan tanggung jawab
dan wewenang yang jelas dan didukung oleh urusan tugas yang baik, sehingga dapat
menunjang tujuan perusahaan. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Kantor
Pertanahan Kabupaten Bandung barat adalah :
I. Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten Bandung Barat di bawahi oleh
Kepala SUB Bagian Tata Usaha.
II. Kepala SUB Bagian Tata Usaha dibawahi oleh Kepala Urusan
Perancanaan Dan keuangan dan Kepala Urusan Umum Dan
Kepegawaian.
III. Kepala SUB Bagian Tata Usaha dibawahi oleh Kepala Seksi Survey,
Pengukuran Dan Pemetaan, Kepala Seksi Hak Tanah Dan
Pendaftaran Tanah, Kepala Seksi Pengaturan Dan Penataan
Pertanahan, Kepala Seksi Pengendalian Dan Peberdayaan
Masyarakat, dan Kepala Seksi Sengketa Dan Konflik Pertahanan.
IV. Seksi Survey, Pengukuran Dan Pemetaan di bawahi oleh Kepala SUB
Seksi Pengukuran Dan Pemetaan dan Kepala SUB Seksi Tematik Dan
Potensi Tanah.
V. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah di bawahi oleh Kepala Sub
Seksi Penetapan Hak tanah dan Kepala Sub Seksi Pengaturan Tanah
VI. Sub Seksi Pengaturan Tanah di bawahi oleh Kepala Sub Seksi
Peralihan Pembebanan Hak dan PPAT dan Kepala Sub Seksi
Pendaftaran Hak.
VII. Seksi Penganturan dan Penataan Pertanahan di bawahi oleh Kepala
Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu dan Kepala
Sub Seksi Landreform Dan Konsolidasi Tanah.
VIII. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat di bawahi oleh
Kepala Sub Seksi Pengendalian Pertanahan dan Kepala Sub Seksi
Pemberdayaan Masyarakat.
IX. Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan di bawahi oleh Kepala Sub
Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan dan Kepala Sub Seksi Perkara
2.3 Uraian Tugas Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
Kantor Badan Pertanahan Nasional dipimpin oleh Kepala Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang memiliki tanggung jawab langsung
kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, dalam melaksanakan tugasnya Kepala Kantor dibantu oleh:
A. Bagian Tata Usaha;
1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.
2. Subbagian Kepegawaian;
Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian dan pengembangan sumberdaya manusia pertanahan. 3. Subbagian Umum dan Informasi.
Subbagian Umum dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan
surat-menyurat, perlengkapan, dan rumah tangga, pelayanan data dan informasi serta menyiapkan koordinasi pelayanan pertanahan.
B. Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan 1. Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar;
Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar mempunyai tugas melakukan
pemeliharaan, pengelolaan dan pengembangan peralatan teknis, dan teknologi komputerisasi.
2. Seksi Pemetaan Tematik;
Seksi Pemetaan Tematik mempunyai tugas melakukan survei, pemetaan,
pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dalam data tekstual dan spasial.
3. Seksi Pengukuran Bidang;
Seksi Pengukuran Bidang mempunyai tugas melakukan pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang, dan perairan serta bimbingan
teknis, dan surveyor berlisensi. 4. Seksi Survei Potensi Tanah.
Seksi Survei Potensi Tanah mempunyai tugas melakukan pemeliharaan
dan pengembangan survei potensi tanah dalam data tekstual dan spasial serta pembinaan teknis pejabat penilai tanah.
C. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah; 1. Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan;
Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan mempunyai tugas melakukan
penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai bagi perorangan, dan tanah wakaf, penyiapan
Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak
guna bangunan, dan hak pakai atas tanah badan hukum, penyiapan bahan perijinan dan rekomendasi serta pembinaannya.
3. Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah;
Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan, pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak
guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan atas tanah, tanah pemerintah, dan badan hukum pemerintah, penyiapan bahan perijinan,
rekomendasi, dan pembinaannya, serta mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai dan atau milik negara dan daerah.
4. Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah.
Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan.
Seksi Penatagunaan Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program persediaan, peruntukan dan
penatagunaan tanah, pengaturan dan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah; neraca penatagunaan tanah dan ketersediaan tanah;
bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis penatagunaan tanah, ijin perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah; inventarisasi data, mengelola basis data dan sistem informasi geografi.
2. Seksi Penataan Kawasan Tertentu;
Seksi Penataan Kawasan Tertentu mempunyai tugas menyiapkan zonasi
dan penataan pemanfaatan zonasi serta penetapan pembatasan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu sesuai daya dukung
lingkungan. 3. Seksi Landreform;
Seksi Landreform mempunyai tugas mengusulkan penetapan tanah obyek landreform, penegasan tanah negara menjadi obyek landreform,
pengeluaran tanah menjadi obyek landreform; mengkoordinasikan
penguasaan tanah tanah obyek landreform; memberi ijin peralihan tanah pertanian, dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu; melakukan
kerugian, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform.
4. Seksi Konsolidasi Tanah.
Seksi Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan
pengendalian penyediaan tanah melalui konsolidasi tanah, pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan, penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik
serta permukiman kembali, penegasan obyek, pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan pembimbingan
masyarakat; kerjasama dan fasilitasi; pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi konsolidasi tanah.
E. Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat;
1. Seksi Pengendalian Pertanahan;
Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas mengelola basis data,
evaluasi hasil inventarisasi, dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak, dan langkah-langkah penanganan, serta penyiapan usulan penertiban, dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak, dan
kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan; pengelolaan tanah negara, serta penanganan
tanah terlantar dan kritis.
Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan
penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan,
serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.
F. Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan 1. Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi
pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah; pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa
melalui mediasi, fasilitasi, koordinasi dan pembinaan teknis. 2. Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan.
Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan mempunyai tugas
menyiapkan bahan pengkajian, dan penyelesaian perkara, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan
hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta koordinasi dan bimbingan
2.4Kegiatan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
Kantor Badan Pertanahan Nasional melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Bandung Barat, adapun fungsi dari Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan penyusunan program pelaksanakan petugas dibidang pertanahan. b. Mengkoordinasikan pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan
tanah, pengurusan hak atas tanah serta pengukuran dan pendaftaran tanah.
c. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian serta melakukan tugas dibidang pengaturan penguasaan dan pemilikan tanah, penatagunaan tanah, pengurusan
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Prosedur
Menurut Mulyadi (2008: 5) Prosedur adalah:
“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”
Selanjutnya menurut Azhar Susanto (2008:264) mendefinisikan prosedur adalah:
“Rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan cara yang sama.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur
adalah suatu rangkaian aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang.
3.1.2 Penerimaan
Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari
hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka
barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing
perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli)
kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata
penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan
jumlah satuan barang yang dijual.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan
penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.
3.1.3 Pembayaran
Setiap hari transaksi pembayaran selalu terjadi, pembayaran-pembayaran ini terjadi karena adanya bermacam-macam transaksi ekonomi seperti jual beli barang
dan jasa, pembelian dan pelunasan kredit, alat pembayaran yang digunakan bermacam-macam antara lain :
1. Tunai 2. Cheque
4. Wesel
Dalam proses suatu transaksi pembayaran memang mudah dan sederhana,
tetapi bisa juga kompleks dan sulit tergantung dari kompleks tidaknya transaksi ekonomi, yang menyebabkan terjadinya pembayaran yang bersangkutan srebagai
suatu pengertian umum maka pembayaran dapat didefenisikan sebagai pindahnya kepemilikan sipenguasa atas dana dari pembayar kepada penerimanya
Pengertian pembayaran menurut H.Melayu S.P Hasibuan (2001 : 117) yaitu ”Berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dan dari pembayar kepada
penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa-jasa perbankan.”
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa pembayaran bukanlah sebagai suatu proses yang berdiri sendiri, yang terjadi secara spontan tanpa ada kaitannya dengan transaksi lain, sebab setiap pembayaran merupakan pelaksanaan atau realisasi dari
suatu transaksi ekonomi.
Jenis-Jenis Pembayaran
1. Pembayaran Tradisional
Pembayaran tradisioal maksudnya pembayaran yang masih sederhana yang
tidak memerlukan jasa bank sebagaimana yang terjadi dipedesaan yang terpencil.
2. Pembayaran Modern
Pembayaran modern maksunya pembayaran yang dilakukan dengan
Pembayaran suatu proses yang cukup rumit, dimana lembaga perbankan mempunyai peran yang sangat penting dan memerlukan jasa-jasa perantara karena
tanpa jasa perantara tidak dapa terlaksana dengan cepat dan efisien.
Dari pengertian diatas jelaslah bahwa pembayaran merupakan suatu cara untuk
memenuhi suatu kewajiban tertentu dengan mengeluarkan uang baik secara tunai atau melalui penyerahan harta dalam bentuk jasa.
3.1.4 Biaya
Menurut Mursyidi (2008;16), Biaya adalah
“Suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atay garta lainnya untuk
mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.”
Menurut Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah (2012 : 41) Biaya adalah
“Pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang
dan jasa yang mempunyai manfaat untuk masa yang akan datang, yaitu
melebihi satu periode akuntansi. Biasanya jumlah ini disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai elemen –elemen aset.”
Menurut Masiyah Kholmi (2010 : 10) Biaya adalah
“Pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.”
“Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”
3.1.5 Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik terhadap hak atas tanah, baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan
pengakuan hak baru, kegiatan pendaftaran tersebut memberikan suatu kejelasan status terhadap tanah
Menurut A.P Parlindungan, (2010:2)
“Pendaftaran tanah berasal dari kata Cadastre adalah suatu istilah teknis untuk
suatu record (rekaman) yang menunjukkan krpada luas, nilai dan kepemilikan
(atau lain –lain atas hak) terhadap suatu bidang tanah.” Menurut Rudolf Hermanses, (2004, 1) Pendaftaran tanah adalah
”Pendaftaran atau pembukuan bidang-bidang tanah dalam daftar berdasarkan
pengukuran dan pemetaan yang seksama dari bidang-bidang itu.” Menurut PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
“Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi
pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai
Tanda Bukti bagi tanah-tanah yang sudah ada haknya dan hak milik satuan rumah susun serta hak tertentu yang membebani.”
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan KP ( Kerja Praktek) yang diselenggarakan oleh Prodi Akuntansi Unikom dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan tinggi para mahasiswa. Dengan demikian, kegiatan KP (Kerja Praktek) ini wajib diikuti oleh setiap
mahasiswa Jurusan Akuntansi. Berikut uraian hasil Kerja Praktek secara deskriptif aktivitas selama kerja praktek dilokasi Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat
berdasarkan form aktifitas harian KP (Kerja Praktek).
Agar kegiatan KP (Kerja Praktek) berjalan dengan lancar, di hari pertama penulis harus kenal dengan para aparaturnya supaya bisa bekerja sama dengan baik.
Jadi, hari pertama KP (Kerja Praktek) di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat hanya perkenalan. Penulis menemui pembimbing untuk penempatan ruangan
dimana penulis melakukan kegiatan KP (Kerja Praktek) dan diajak berkeliling kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat supaya mengetahui semua ruangan dan bagian
apa saja yang ada di kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat tersebut.
Penulis ditempatkan di bagian Pendaftaran Tanah yang kegiatan rutinnya adalah mengecek :
Pengumpulan dan Pengolahan data fisik.
Penerbitan sertifikat.
Penyajian data fisik dan data yuridis.
Penyimpanan data umum dan dokumen .
3.2.1.1 Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Petanahan Nasional Kab. Bandung Barat
Dalam pasal 1 angka 1 PP No.24 tahun 1997 disebutkan bahwa pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara
terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
Adapun prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah adalah
sebagai berikut :
Permohonan berkas ke bagian loket pembayaran biaya pendaftaran tanah
Pendaftaran pengajuan pembuatan sertifikat hak milik ke bagian
pelaksanaan pengukuran
Penggambaran dan pemetaan di bagian pengukuran
Pencetakan surat ukur dibagian pengukuran
Pemeriksaan kembali oleh Kepala SubSeksi pengukuran dan pemetaan
Pemeriksaan kembali dan penandatangan oleh Kepala Seksi pengukuran
dan pencatatan
Pengumuman di setiap desa dengang tenggang waktu 60 hari untuk
memastikan bahwa tanah tersebut bebas dari sengketa Pengajuan tanah ke bagian pedaftaran hak
Pencetakan buku tanah di bagian pendaftaran hak
Pemeriksaan oleh koordinator pendaftaran hak
Pemeriksaan kembali oleh Kepala Subseksi pendaftaran hak
Pemeriksaan kembali dan penandatangan oleh Kepala Seksi pendaftaran
hak
Pengajuan Berkas kepada Kepala Kantor BPN
Kepala Kantor memeriksa dan menandatangani sertifikat
Penjaitan dan Merapihkan sertifikat
Penyerahan kepada pemilik sertifikat tanah
3.2.1.2Hambatan yang Terjadi Pada Pelaksanaan Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat
proses pembuatan sertifikat dan hambatan lainnya adalah apabila pembuatan sertifikat tanah lebih dari 6 atau 8 bulan maka tanah tersebut di indikasikan
tanah tersebut bermasalah atau adanya sengketa bisa juga di pending karena banyak kekurangan persyaratan pada saat pendaftaran tanah.
3.2.1.3Upaya yang telah dilakukan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat dalam Mengatasi Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Pendaftaran Tanah.
Dalam hal ini agar tidak banyak terjadi kesalahan dalam pendaftaran atau pun pembuatan sertifikat maka pihak Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Bandung Barat melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat dengan memberikan brosur juga pengarahan dari pihak BPN KBB sehingga masyarakat bisa lebih mengetahui apa saja yang harus dilakukan
pada saat masyarakat ingin mengajukan pembuatan sertifikat.
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1Prosedur penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.
1. Mengajukan berkas permohonan ke bagian petugas loket pendaftaran tanah
2. Pemeriksaan sertifikat Permohonan oleh bagian loket
3. Berkas Permohonan didaftar dengan mengentry dan mencetak Surat
Perintah Setor (SPS) serta Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) di bagian loket
4. Sertifikat dari petugas loket yang sudah di daftarkan di serahkan ke
SEKBER untuk pengolahan data
5. Pengiriman berkas sertifikat ke Tim Panitia Pemeriksaan Tanah “A”
6. Di serahkan kembali ke bagian SEKBER untuk pengolahan data dan pencetak lampiran 201B/201C, Pemeriksaan lampiran 201B/201C, Paraf dan tanda tangan lampiran 201B/101C
7. Tunggu habis pengumuman dan Perbaikan Lampiran 201B/201C yang tidak diparaf/ditandatangani
8. Bon blanko untuk cetak surat ukur di bagian pengukuran 9. Pemeriksaan sertifikat oleh koordinator SEKBER
10. Penandatangan sertifikat oleh Kepala Kantor
11.Penyerahan sertifikat kepada pemilik
Dan adapun prosedur Menurut PP NO 13 Tahun Jenis dan
Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional adalah sebagai berikut :
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Pelayanan Pemeriksaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
huruf b, meliputi:
a. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A;
b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B;
c. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah; dan d. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi.
Pasal 7
(1) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpa = (--- x HSBKpa) + Rp350.000,00 500
(2) Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk pemeriksaan tanah secara massal, dihitung berdasarkan rumus:
L
Tpam = 1/5 x (--- x HSBKpa) + Rp350.000,00 500
Pasal 8
Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B
dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, dihitung berdasarkan rumus: L
Tpb = (--- x HSBKpb ) + Rp 5.000.000,00 100.000
Pasal 10
Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, adalah sebesar 50%
(lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
3.2.2.2 Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.
Hambatan yang terjadi dilapangan adalah adanya perbaikan
yang harus dilakukan oleh pemohon atau pun oleh petugas pembuat sertifikat proses pembuatan sertifikat dan hambatan lainnya adalah apabila pembuatan sertifikat tanah lebih dari 6 sampai 8 bulan maka
tanah tersebut di indikasikan tanah tersebut bermasalah atau adanya sengketa tanah sehingga proses pembuatan sertifikat tanah ditunda
3.2.2.3Upaya yang Telah Dilakukan pada Prosedur Penerimaan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat.
Dalam hal ini agar tidak banyak terjadi kesalahan dalam pendaftaran atau pun pembuatan sertifikat maka pihak Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bandung Barat melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat dengan memberikan brosur juga pengarahan dari pihak BPN KBB
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Kabupaten Bandung Barat di bagian pendaftaran hak , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Prosedur Penerimaan pembayaran biaya pendaftaran tanah di Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah Permohonan berkas ke bagian loket pembayaran biaya pendaftaran
tanah, Pendaftaran pengajuan pembuatan sertifikat hak milik ke bagian pelaksanaan pengukuran, Penggambaran dan pemetaan di bagian pengukuran, Pencetakan surat ukur dibagian pengukuran, Pengajuan
tanah ke bagian pedaftaran hak, Pencetakan buku tanah di bagian pendaftaran hak, Pengajuan Berkas kepada Kepala Kantor BPN,
Kepala Kantor memeriksa dan menandatangani sertifikat, Penyerahan kepada pemilik sertifikat tanah
2. Permasalahan yang terjadi di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah kurangnya loket untuk pembayaran pendaftaran yang mengakibatkan penumpukan pemohon yang akan
sangat diperhatikan karena untuk kenyamanan pemohon agar tidak terjadi penumpukan pemohon yang mengakibatkan proses pelayanan
menjadi lama. Hal semacam ini terkadang di manfaatkan oleh para oknum untuk mendapatkan keuntungan semata
3. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bandung Barat adalah mempercepat kinerja pegawai dalam melayani para pemohon yang akan melakukan pembayaran
biaya pendaftaran tanah dan memperbanyak loket pembayaran dan loket pendaftaran
1.2Saran
Saran penulis dari kesimpulan diatas yaitu:
1. Merevisi kebijakan yang ada agar lebih bisa diterima oleh semua aparatur Badan Pertanahan Nasional (BPN) tetapi tidak menyimpang dari
peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI).
2. Setiap bagian yang terdapat pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Bandung Barat harus dapat saling berkoordinasi lebih baik dari sebelumnya, sehingga sikap saling mengandalkan tugas kepada orang lain
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S1
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : NAMA :HAKIKI ANNISA
NIM : 21112267
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek... 3
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4
1.3.1Kegunaan Praktis...4
1.3.2Kegunaan Akademis ...4
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
1.4.1Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ...5
1.4.2Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ...5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 9
2.2 Sruktur Organisasi Perusahaan ... 13
2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 16
2.4 Kegiatan Perusahaan ... 22
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 23
3.1 Landasan Teori ... 23
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 23
3.1.2 Pengertiaan Penerimaan ... 23
3.1.3 Pengertiaan Pembayaran... 24
3.1.4 Pengertiaan Biaya ... 26
Analisis Kredit ... 31
3.2.1.3 Upaya Yang Telah Dilakukan Bank BJB KCP Sukaraja Mengatasi Hambatan Dalam Analisis Kredit ... 31
3.2.2 Pemabahasan Kerja Praktek ... 31
3.2.2.1 Prosedur Analisis Kredit ... 32
3.2.2.2 Hambatan Yang Terjadi di Bank BJB KCP Sukaraja ... 34
3.2.1.4 Upaya Yang Telah Dilakukan Bank BJB KCP Sukaraja Mengatasi Hambatan Dalam Analisis Kredit ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 36
4.1 Kesimpulan ... 36
4.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 39
LAMPIRAN 3 Surat Permohonan Kerja Praktek ... 41
LAMPIRAN 4 Surat Penerimaan Kerja Praktek ... 42
LAMPIRAN 5 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek... 43
LAMPIRAN 6 Daftar Kehadiran ... 44
LAMPIRAN 7 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek Dari Dosen Pembimbing ... 45
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah Di Indonesia (Berdasarkan PP No. 24 Tahun
1997), (Bandung: Mandar Maju, 1999), hlm. 2
Drs. Waskito, Ir. Hadi Arnowo, Mapp. Sc. (2015). CARA PRAKTIS MEMAHAMI BIDANG AGRARIA (PERTANAHAN) hal. 102. Jakarta Timur: PT. Media Adji .
Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah. (2012). AKUNTANSI BIAYA hal. 41. Jakarta: Salemba Empat.
www.Lolipopcheii.blogspot.co.id
www.bpn.go.id
http://ferryantooo.blogspot.com/2011/02/pengertian-penerimaan-jenis-jenis.html
Nama : Hakiki Annisa
NIM : 21112267
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 23 Maret 1995 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Pajajaran Rt02/04 Ds.Pangauban. Kec. Batujajar. Kab. Bandung Barat.
DATA PENDIDIKAN FORMAL Tahun
Ajaran Pendidikan Jurusan Keterangan
2000-2006 SDN MekarMukti 2009-2012 SMKN 11 Bandung Akuntansi Tamat,
Berijazah 2012-Sekarang Universitas Komputer
limpahnyarahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya, sehingga
penulis dapatmenyelesaikan laporan kerja praktek ini. Maksud laporan kerja praktek ini penulisbuat adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek jenjangpendidikan Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Universitas
KomputerIndonesia (UNIKOM).Dalam penyusunan laporan ini penulis mengambil judul “PROSEDUR PENERIMAAN PEMBAYARAN BIAYA PENDAFTARAN
TANAH PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN
BANDUNG BARAT”
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan
danmasih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis,oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna
danmembangun bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnyauntuk masa yang akan datang.Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan sertadorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu
sewajarnya pada kesempatan inipenulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada yang terhormat :
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA Selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas komputer Indonesia. 5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan koreksi dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
6. Dedi Suryadi & Gunawan Agus Daryono, SH., selaku Pembimbing di Bagian Pendaftaran Hak di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat terima kasih atas saran, waktu danbimbingannya selama penulis melaksanakan kerja praktek.
7. Yang tercinta kedua orang tuaku dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan nasehat bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
ini.
8. Seluruh Staf dan Jajaran Bagian Pendaftaran Hak di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Barat yang telah menerima saya dengan baik.
9. Semua rekan-rekan yang tidak biasa disebut satu persatu, terima kasih untuk segala perhatian dan motivasi kepada penulis.
Akhir kata penulis ucapkan dan sampaikan rasa terima kasih kepada
RabbalA’lamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Desember 2015
Penulis