• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI 01 SEMAYA KECAMATAN RANDUDONGKAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI 01 SEMAYA KECAMATAN RANDUDONGKAL"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOLA GANTUNG

PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI 01 SEMAYA KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MAKMUR BAHARUDIN 6102910179

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Telah disetujui Pembimbing untuk dapat diujikan Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. Donny Wira Yudha Kusuma, S.Pd., M.Pd. NIP. 19610903 198803 1 002 NIP. 19840229 200912 1 004

Mengesahkan, Ketua Jurusan PJKR

(3)

iii

Makmur Baharudin. 2012. “Peningkatan Kemampuan Passing Bawah pada Permainan Bola Voli Melalui Pendekatan Permainan Bola Gantung pada Siswa kelas IV Semester II SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012” Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd., Pembimbing Pendamping Donny Wira Yudha Kusuma, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui pendekatan permainan bola gantung dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli melalui pendekatan permainan bola gantung pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan PTK. Subyek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani dan mitra peneliti dalam hal ini berperan sebagai observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung, sedangkan peneliti sendiri melaksanakan pembelajaran atau sebagai guru. Obyek penelitian ini adalah pembelajaran passing bawah dengan menggunakan pendekatan permainan bola gantung. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti dari 36 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada kegiatan prasiklus dengan rata-rata skor 2,15 pada siklus I meningkat menjadi 2,47 dan pada akhir siklus II menjadi 3,50 atau kualifikasi baik. Prestasi belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari 33,33% pada kegiatan pra siklus menjadi 44,44% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,56% pada akhir siklus II.

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2012

(5)

v

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : Makmur Baharudin

NIM : 6102910179

Hari : Rabu

Tanggal : 5 September 2012

Panitia Ujian

Ketua Panitia, Sekretaris,

Drs. H. Harry Pramono, M.Si. Supriyono, S.Pd., M.Or. NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19720127 199802 1 001

Dewan Penguji

1. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd (Penguji 1) ……… NIP. 19651020 199103 1002

2. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. (Penguji 2) ……… NIP. 19610903 198803 1 002

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan pernah bertanya apa yang telah diberikan negara kepadamu, tapi bertanyalah apa yang telah kamu berikan kepada negara.

(John F. Kennedy, 1963)

Lebih baik menunjukkan kesalahan dalam karya daripada memamerkan kegagahan tanpa karya.

(H. G. Tarigan)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Passing Bawah pada Permainan Bola Voli Melalui Pendekatan Permainan Bola Gantung pada Siswa kelas IV Semester II SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012” dapat terselesaikan.

Keberhasilan penulisan skripsi ini adalah atas bantuan dari berbagai pihak, karena itu dengan rasa rendah hati, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan penulis sebagai mahasiswa.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Unnes, atas arahannya.

4. Ketua Prodi PG PJSD.

5. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir. 6. Donny Wira Yudha Kusuma, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Pendamping

(8)

viii

7. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES atas masukan dan layanan demi terselesainya skripsi ini.

8. Kepala SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang yang telah memberikan ijin penelitian.

Semoga segala dukungan yang telah diberikan akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT dan mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang terkait, Amin amin ya Robbal Alamin.

Semarang, Juli 2012

(9)

ix

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SARI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Sumber Pemecahan Masalah... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

(10)

x

2.3 Hipotesis ... 36

Halaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian ... 37

3.2 Obyek Penelitian ... 37

3.3 Waktu Penelitian ... 37

3.4 Lokasi Penelitian ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 38

3.7 Analisis Data ... 39

3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 4.1Deskripsi Data ... 41

4.1.1 Kondisi Awal ... 41

4.1.2 Siklus I ... 42

4.1.3 Siklus II ... 45

4.2 Pembahasan, ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Semaya pada Prasiklus ... . 41 2 Data Nilai Passing Bawah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Semaya pada Kegiatan Siklus I Jumlah 36 Siswa ... 43 3 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus I ... 43 4 Data Nilai Passing Bawah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01

Semaya pada Kegiatan Siklus II ... .. 46 5 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus II ... 46 6 Data Skor Nilai Passing bawah pada Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ... 48 7 Data Peningkatan Prestasi Belajar Passing Bawah Siswa Kelas

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Teknik Servis Bawah (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 40)... .. 17

2.2 Teknik Servis Atas (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 40) ... 18

2.3 Teknik Pas Bawah (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 41) ... 18

2.4 Teknik Pas Atas (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 41) ... 19

2.5 Teknik Semes atau Spike (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 42) . 20 2.6 Teknik Bendungan atau Blok (Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 43) ... ... 21

2.7 Lapangan Bola Voli Mini ... 22

4.1 Histogram Data Nilai dan Prestasi Passing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Prasiklus ... 42

4.2 Histogram Data Nilai Passing Bawah dan Prestasi Belajar Passing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus I ... . 44

4.3 Histogram Data Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Passing Bwah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus II ... 47

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Surat Penetapan Dosen Pembimbing 2 Surat Ijin Penelitian

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Pendidikan olahraga memegang peranan penting karena satu-satunya materi pendidikan yang dapat secara langsung mengembangkan dan membina fisik sehat dan kuat. Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara jasmani dan rohani. Pandangan tersebut mengarahkan bahwa pelaksanaan pendidikan haruslah ditujukan pada manusia yang merupakan satu kesatuan tersebut. Dengan demikian pendidikan olahraga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan, karena sebagai faktor penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri (Aip Sarifudin dan Muhadi, 1993 : 1).

Tujuan umum pendidikan jasmani di SD adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan kebiasaan hidup sehat (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1993: 5).

(15)

kegiatan sehari-hari seperti berjalan, duduk, mendorong, mengangkat dan keterampilan gerak yang digunakan dalam bekerja, olahraga dalam waktu luang, dalam pekerjaan rumah atau bidang kehidupan lainnya.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan. Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar. Melalui proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang relative melekat. Secara sederhana pendidikan jasmani tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani anak diajarkan untuk bergerak melalui pengalaman itu akan terebntuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya (Rusli Lutan, 2003 : 15).

Pada hakekatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak, dalam pengertian ini ada dua hal yang harus dipahami yaitu pertama menjadikan gerak sebagai alat pendidikan, kedua menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik (Yanuar Kiram, 1992).

(16)

3 alat pendidikan dapat dibentuk sikap tubuh maupun gerak tubuh yang sempurna sesuai dengan fungsi alat-alat tubuh tersebut. Tubuh tidak bongkok, tidak miring, dapat berjalan melompat dengan baik, maupun melakukan kegiatan lainnya sebagaimana mestinya (Aip Syarifuddin, 1993: 19).

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, ini terbukti adanya lapangan bola voli baik di perkotaan maupun di pedesaan. Banyak orang suka mempelajari permainan bola voli dikarenakan peraturan mudah dipahami, tidak diperlukan tempat yang luas dan perlengkapan sarana dan prasarana mudah didapat.

Secara umum permainan bola voli tidak banyak mengandung resiko cidera bagi para pemainnya, karena tidak terjadi kontak langsung dengan pemain lawan di lapangan. Sebagaimana cabang olahraga yang lain, permainan bola voli juga mengandung nilai pendidikan, maka permainan bola voli diberikan dalam lingkungan pendidikan.

(17)

1. Secara langsung dapat membentuk kepribadian pada anak didik. 2. Memberi ketangkasan dan kecakapan pada anak didik.

3. Mendorong anak didik untuk terbiasa hidup bekerja sama dan tolong menolong.

4. Melatih anak didik untuk tunduk terhadap peraturan yang berlaku. 5. Memupuk keberanian anak didik, sportifitas dan kepercayaan diri.

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah adalah, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran penjasorkes, kerena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran.

(18)

5 SD Negeri 01 Semaya lokasinya jauh dari keramaian kota yang terletak di kampung yang terdiri dari SD Negeri 01, 02 dan 03. Masing-masing SD siswanya hanya dibawah 150 siswa, SD Negeri 01 Semaya siswanya paling banyak yaitu 163 anak. SD Negeri 01 Semaya berada di tepi sungai yang besar, lebarnya ± 25 m, dan sekelilingnya persawahan dan perkebunan, halaman sekolah berukuran 2,5 meter dan panjang 25 meter.

Selama ini guru penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangan dan motivasi dalam mengikuti pelajaran penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada dasarnya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberi kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga ke depan.

(19)

tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien.

Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru penjasorkes dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan dll, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran penjasorkes yang inovatif.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan atau memanfaatkan lingkungan fisik di luar sekolah, sebagai wahana penciptaan pembelajaran penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

(20)

7 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah melalui pendekatan permainan bola gantung dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli melalui pendekatan permainan bola gantung pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1Bagi Siswa

1. Kompetensi siswa dalam permainan bola voli dapat dicapai.

(21)

dapat meningkat.

3. Pendekatan permainan dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa di kelas yang lain.

1.4.2Bagi Guru Penjasorkes

1. Adanya inovasi metode pembelajaran penjasorkes dari dan oleh guru yang menitik beratkan pada pendekatan permainan.

2. Merupakan bentuk pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui profesi yang ditekuninya.

3. Dengan adanya penelitian ini maka terjalin kerja sama atau kolaborasi sesama guru penjasorkes.

1.4.3Bagi Sekolah

1. Diperoleh panduan inovatif pendekatan permainan yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas lainya di SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.

2. Diharapkan dapat meningkatkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada pelajaran penjasorkes di SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang.

(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006).

(23)

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(24)

11 sehat melalui berbagai aktivitas

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006)

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

(25)

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan lat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.

7. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006).

Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar 1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun

(26)

13 perbedaan.

Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36). 2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal.

3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity)

Adalah kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6 meliputi :

a. Gerak Reflek

(27)

bersifat prerekuisit terhadap perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219).

b. Gerak Dasar Fundamental

Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang.

c. Kemampuan Perspektual

Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus yang masuk melalui organ indera.

d. Kemampuan Fisik

(28)

15 e. Gerakan Keterampilan

Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya.

f. Komunikasi non-diskursif

Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi non-diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi non-diskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan ekspresif dan interpretif.

Bola Voli

Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna dalam permainan bola voli (Dieter Beutelstahl, 2009: 8).

(29)

samping unsur-unsur kondisi fisik, teknik dan mental (Dieter Beutelstahl, 2009 : 9).

Pentingnya pengusaan teknik dasar permainan yang berhubungan dengan mengingat beberapa hal sebagai berikut:

1. Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam melakukan teknik.

2. Karena terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

3. Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan teknik, antara lain : membawa bola, mendorong bola, mengangkat bola dan pukulan rangkap.

4. Permainan bola voli adalah permainan cepat, waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang kurang sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan teknik yang lebih besar.

5. Penggunaan teknik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau pengusaan teknik dasar yang tinggi dalam bola voli cukup sempurnya (M. Maryanto dkk., 1996 : 113).

(30)

17 yang teratur dan disesuaikan dengan perkembangan pembinaan teknik permainan bagi pemain itu sendiri. Penelitian ini sedikit banyak akan mengungkap teknik dasar permainan bola voli, (Suharna HP., 1984: 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Permainan Bola Voli”, menyebutkan tentang teknik-teknik dasar permainan bola voli yang meliputi berikut ini

1. Servis

Servis adalah merupakan serangan pertama kali bagi regu yang melakukannya, dan sekaligus merupakan tanda dimulainya permainan bola voli (Dieter Beutelstahl, 2009: 8). Servis ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Servis Bawah

Servis bawah atau servis pukulan dari bawah ada beberapa macam, yaitu: (1) Servis bawah normal, (2) Servis bawah memotong (cutting), dan (3) Servis bawah mengapung.

b. Servis Atas

Servis atas atau servis pukulan dari atas ada beberapa macam, yaitu : (1) servis tenis, (2) servis mengapung, (3) servis cekis.

(31)

2. Passing

Passing adalah upaya seseorang pemain dalam permainan bola voli dengan cara menggunakan teknik tertentu, yang tujuannya adalah untuk mengoperasikan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri (Suharno HP., 1981 : 26). Teknik dasar passing terdiri atas : (1) pas bawah, (2) pas atas.

a. Passing Bawah

Passing bawah atau operan bola voli dari bawah ada dua macam, yaitu : (1) passing bawah dua tangan, (2) passing bawah satu tangan.

Gambar 2.2 Teknik Servis Atas

(Sumber: Tim Penjas SD, 2007 : 40)

Gambar 2.3 Teknik Pas Bawah

(32)

19 b. Passing Atas

Passing atas atau operan bola voli dari bawah ada empat macam, yaitu : (1) passing atas normal, (2) passing atas dengan guling ke depan, (3) passing atas dengan guling ke samping, dan (4) passing atas dengan melipat.

3. Umpan atau Set-Up

Umpan atau Set-Up adalah usaha menyajikan bola kepada teman seregunya yang diharapkan agar dapat digunakan untuk menyerang ke lapangan lawan atau terhadap regu lawan untuk memenangkan poin (Suharna HP., 1984 : 30). Teknik dasar umpan atau set-up terdiri atas : (1) Umpan normal, (2) Umpan setengah normal atau semi, (3) Umpan dengan dorongan cepat (push), dan (4) Umpan cepat (pool).

4. Semes atau Spike

Semes atau spike yaitu tindakan pukulan terhadap bola lurus ke bawah, sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring menuju ke lapangan lawan (Suharna HP., 1984 : 14). Semes ini terdiri atas beberapa macam antara lain : (1) Semes normal, (2) Semes

Gambar 2.4 Teknik Pas Atas

(33)

setengah normal, (3) Semes dengan dorngan cepat (push), (4) Semes Cepat (pool), dan (5) Semes cekis.

5. Bendungan atau Blok

Bendungan atau blok adalah usaha menahan serangan lawan atau semes, dengan cara membendung bola semes tersebut di depan jaring atau net (Suharna HP., 1984 : 39). Bendungan atau blok ini terdiri atas : (1) bendungan tunggal, (2) bendungan berkawan.

Teknik permainan pada cabang-cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan teknologi, ilmu gerak, peraturan pertandingan dari ilmu-ilmu yang lain. Perubahan teknik ini sering terjadi pada permainan bola voli.

(34)

21

Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 di Holyoke (Amerika Timur). Nama asli dari permainan voli adalah Mintonette. Permainan ini adalah selingan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Istilah Mintonette diubah menjadi “Volley Ball” yang artinya memantulkan bola (Tim Bina Karya Guru, 2004: 18). Pada tahun 1922 untuk pertama kalinya bola voli dipertandingkan secara nasional di Amerika. Pada tahun 1948 berdirilah induk organisasi IVBF (International Volley Ball Federation) dengan peserta 15 negara.

Lebih lanjut Tim Bina Karya Guru (2004: 18) lapangan bola voli mini berbentuk persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut panjang lapangan 12 meter, lebar lapangan 6 meter, tinggi net untuk putra 2,10 meter, tinggi net untuk putri 2 meter, bola yang digunakan adalah nomor 4, jumlah pemain dalam satu regu 4 orang dengan cadangan 2 orang.

Gambar 2.6

(35)

Gambar 2.7 Lapangan Bola Voli Mini

Bermain bola voli mini sangat menyenangkan. Namun untuk dapat memainkannya dengan benar kalian harus mengetahui teknik-teknik dasarnya. Berikut adalah latihan teknik dasar permainan bola voli mini.

1. Passing Bawah

Passing bawah merupakan dasar dari permainan bola voli. Passing bawah sangat banyak manfaatnya antara lain : menerima servis, menahan spike, dan memantulkan bola (Tim Bina Karya Guru, 2004: 19). Perhatikan beberapa hal dalam melakukan passing bawah:

a. Kedua lutut ditekuk b. Badan condong ke depan

c. Tangan lurus ke depan (antara lutut dan bahu) d. Persentuhan bola pada pergelangan tangan e. Pandangan mata ke depan

f. Koordinasi gerakan lutut, badan dan bahu 2. Passing Atas

Passing atas dilakukan di atas kepala dengan jari-jari tangan.

12 m

(36)

23 Passing atas berguna untuk menerima servis, menerima operan teman, mengoper bola, mengumpan smes, atau mengembalikan bola. Passing atas harus banyak dilatih supaya arah bola terkendali dan tidak sampai menimbulkan cidera jari tangan (Tim Bina Karya Guru, 2004: 19).

3. Servis

Permainan bola voli diawali dengan servis. Ada servis bawah dan ada servis atas. Untuk siswa Sekolah Dasar kelas empat, biasanya menggunakan servis atas. Servis dilakukan dari luar garis belakang. Servis merupakan serangan yang pertama dalam permainan bola voli.

Menurut Tim Bina Karya Guru (2004: 21) tujuan bermain bola voli mini dengan peraturan sederhana adalah untuk melatih teknik-teknik dasar permainan bola voli. Selain itu, bermain bola voli mini dengan peraturan sederhana yaitu memainkan bola secara individual, memainkan bola secara berpasangan dan memainkan bola secara berkelompok (permainan sederhana)

Tinjauan tentang Permainan Teori permainan

1. Teori permainan dari sudut psikologi

Menurut Freud (dalam Zulkifli, 2005: 40), permainan dari sudut psikologis merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.

2. Teori permainan dari sudut biologis

(37)

kehidupan, juga dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa yang akan datang.

3. Teori permainan dari sudut atavistis

Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005: 39), atavistis artinya kembali kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa ada persamaan bentuk-bentuk permainan diseluruh dunia pada setiap waktu. Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini anak-anak lebih suka bermain dengan pistol-pistolan, mobil-mobilan, dan model-model pesawat terbang.

4. Teori permainan sebagai alat pendidikan

(38)

25 wanita mampu menggerakanuntuk berlatih,gembira dan releks. Permainan merupakan komponen pokok pada program pendidikan jasmani. d) Drijakarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermainitu ada pada setiap manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja. Oleh sebab itu permainan dipergunakan untuk pendidikan.

Berdasarkan pada beberapa teori di atas, bermain dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang, rasa senang pada peserta didik merupakan suasana pendidikan yang baik, dengan adanya rasa senang memudahkan dalam mendidik dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran pada umumnya pembelajaran yang kurang adanya unsure permainan di dalamnya, keadaan semacam ini dapat menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa. Kejenuhan-kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran berupa permainan-permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik nomor lempar lembing permainan yang digunakan berupa permainan-permainan yang mengandung unsure melempar di dalamnya.

Fungsi Permainan

(39)

berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi permainan menurut Sukintaka (1995: 3-7) menggolongkan fungsi permainan dalam beberapa kategori:

1. Fungsi permainan terhadap perkembangan jasmaniah

Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik.

2. Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan

Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh olahraga permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti kepercayaan pada diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan kepeminpinan.

3. Fungsi permainan terhadap pengembangan nasional

Manusia adalah makhluk social. Melalui permaian interaksi anatr teman, masyarakat akan lebih terbina.

Aktivitas permainan dapat berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi dengan sesamaatau interaksi dengan sekitar, dapat berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kebugaran atau kesehatan dan melalui permainan sikap mental akan terbentuk. Aktivitas permainan yang didasarkan pada rasa senang akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan.

(40)

27 Sedangkan dalam rohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa percaya diri, rasa keberanian, rasa kebersamaan dan sebagainya. Gerakan-gerakan dalam permainan ini merupakan gerakan dasar dari pembelajaran permainan bola voli khususnya dalam passing bawah. Dengan demikian, dalam bermain siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan selanjutnya kaitannya dengan materi pembelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih termotivasi dalam pembelajaran dan tidak begitu kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Belajar

Dalam teori belajar ini meliputi pengertian belajar, prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

Pengertian Belajar

(41)

Kemampuan menalar, memilih strategi yang cocok maupun kemampuan mengemukakan informasi secara tepat dan cermat merupakan kemampuan yang dapat digunakan dalam berbagai kehidupan. Pengajaran diarahkan kepada pemilihan kemampuan tersebut. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dipilih guru sangat berpengaruh kepada keberhasilan proses belajar mengajar.

Banyak tokoh yang mendefinisikan tentang pengertian belajar, diantaranya:

1. Ngalim Purwanto (1999:85) mendefinisikan pengertian belajar sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih, baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buru.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

2. Nasution S. (1986 : 38 - 39) berpendapat bahwa :

a. Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf. Dengan kata lain belajar adalah pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat saraf.

b. Belajar adalah penambahan pengetahuan. Definisi ini sangat banyak dianut di sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat untuk mengumpulkannya.

(42)

29 juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisme pribadi seseorang.

3. Sardiman (2001:21) menyatakan bahwa : “Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku yang membawa suatu perubahan pada penambahan ilmu pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri minat, watak dan penyesuaian diri”.

4. Bambang Suharmantri (1998:1) menyatakan bahwa : “Belajar adalah aktif dan merupakan fungsi dari situasi di sekitar individu yang belajar serta diarahkan dengan tujuan dan terdiri dari bertingkah laku yang menimbulkan adanya pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu”.

5. WS. Winkel (1999:53) mengatakan : “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sikap, sehingga perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas”.

Jadi belajar tidak terbatas pada aktivitas mental yang berupa melihat atau berfikir saja, melainkan menyangkut tentang perubahan atau transformasi yang terjadi pada proses mental itu sendiri. Dengan demikian maka pengertian prestasi belajar mengandung tiga pokok hal, yaitu :

1. Sebagai suatu proses yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku. 2. Belajar berarti mengembangkan pengalaman, sikap, minat, kemampuan,

(43)

3. Belajar merupakan perbuatan yang disengaja melalui pengorganisasian aktivitas individu ke arah pencapaian tujuan belajar.

Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional biasanya berbentuk pengetahuan dan ketrampilan (instruksional effects). Tujuan lainnya disebut nurturen effects atau hasil sampingan, biasanya berbentuk cara berfikir kritis, sikap terbuka, demokratis dan sebagainya. Kalau disimpulkan ada tiga tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep, ketrampilan dan pembentukan sikap.

Ketiga tujuan tersebut di atas pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku individu setelah melakukan aktivitas belajar. Perubahan tersebut mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasil belajar merupakan perubahan mental atau kecenderungannya.

Selama proses belajar, individu akan mengalami proses perubahan tingkah laku, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Perubahan itu akan didapat melalui pengalaman, perbuatan serta tanggapan tertentu yang tujuannya adalah memperoleh pola yang dipelajari. Oleh karena itu dituntut partisipasi siswa secara aktif.

(44)

31 pencapaian tujuan belajar.

Prestasi Belajar

Menurut Nana Sudjana (1995: 23) "Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Untuk mengukur sampai dimana taraf penguasaan murid terhadap materi atau bahan pendidikan yang telah diberikan maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi dalam hal ini juga dimaksudkan untuk menentukan nilai atau prestasi para peserta didik selama mengikuti pelajaran untuk selanjutnya sebagai bahan pengisian raport. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 207) “Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus, yang tidak hanya sekadar menentukan angka keberhasilan belajar tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan”.

Lembaga pendidikan manapun tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya penilaian (evaluasi) atas hasil belajar mengajar. Oleh karenanya Dimyati dan Mudjiono (1999: 200) mendefinisikan “Evaluasi merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar”.

(45)

dalam buku raport.

Hasil belajar yang telah dicapai dalam belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk kuantitatif (angka) dan kualitatif, sehingga dari nilai-nilai murid itu dapat ditentukan mana murid yang berprestasi tinggi dan mana yang berprestasi rendah. Karena itu prestasi belajar yang diperoleh siswa itu dapat diukur dengan baik berupa angka-angka atau huruf-huruf yang merupakan manivestasi dari pengukuran/penilaian yang berasal dari hasil prestasi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psiko motorik).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Perbuatan belajar merupakan perbuatan yang disengaja untuk mencapai hasil. Proses belajar ini dihayati oleh masing-masing pribadi yang berbeda-beda. Ada yang dapat belajar dengan mudah dan cepat akan tetapi ada juga yang mengalami kesulitan dalam belajar dan membutuhkan waktu yang lama.

Ngalim Purwanto (1999 : 102 – 105) membedakan 2 (dua) macam faktor belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu: 1. Faktor Individual

1) Kematangan atau pertumbuhan

(46)

potensi-33 potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk mempelajari ilmu tersebut.

2) Kecerdasan atau Intelijensi

Keberhasilan anak dalam belajar juga dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan, dengan demikian disamping kematangan tingkat kecerdasan atau intelegensi juga ikut mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar.

3) Latihan dan Ulangan

Seringnya anak berlatih maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki juga akan bertambah mendalam, sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Dengan demikian makin besar minat seseorang maka mkain besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasrat untuk mempelajarinya.

4) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong untuk melakukan sesuatu, karena tidak mungkin seseorang berusaha mempelajari sesuatu jika tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajar itu sendiri.

5) Sifat-Sifat Pribadi

(47)

2. Faktor Sosial

a. Keadaan Keluarga 1) Cara mendidik,

2) Hubungan orang tua dengan anak, 3) Keadaan ekonomi keluarga, 4) Suasana rumah,

5) Teladan dari orang tua. b. Alat-alat Pelajaran

Lingkungan sekolah adalah tempat terjadinya proses belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi proses belajar anak antara lain : 1) Pengaruh guru terhadap proses belajar mengajar,

2) Hubungan guru dengan anak didik, 3) Pengaruh teman sekelas,

4) Pengaruh alat media terhadap proses belajar mengajar. c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan tempat seseorang mengadakan hubungan dengan individu yang lain. Sehingga hal inipun dapat mempengaruhi proses belajar seseorang yang meliputi :

1) Pengaruh lingkungan tetangga, 2) Pengaruh teman bergaul,

(48)

35 d. Lingkungan dan Kesempatan

Berdasarkan pembagian berbagai faktor tersebut di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa proses belajar seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja tetapi oleh beberapa faktor, dimana antara faktor yang satu dengan faktor yang lain saling berhubungan karena sifatnya yang kompleks.

Kerangka Pemikiran

Proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, dari guru, fasilitas, dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sebagai metode mengajar. Metode adalah suatu cara, cara dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Permainan dapat menjadi pendekatan meteri pembelajaran, ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotifasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan permainan bola gantung diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran akan mencapai dengan mudah.

(49)

Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. Hasil dari penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran bola voli dengan pendekatan permainan bola gantung, terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran, sikap siswa dalam hal ini atusias siswa, kegembiraan siswa dan keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas.

Hipotesis

Arikunto (2006: 70) mendifinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan benar tidaknya jawaban tersebut bergantung pada pengujian hipotesis itu sendiri atas dasar hasil analisis data penelitian. Menurut Kountur (2003 : 93) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sugiyono (2004: 70) mendefinisikan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(50)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 38 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan jasmani. Guru pendidikan jasmani dan mitra peneliti dalam hal ini berperan sebagai observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung, sedangkan peneliti sendiri melaksanakan pembelajaran atau sebagai guru.

3.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pembelajaran bola voli dengan menggunakan pendekatan permainan bola gantung.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, karena materi bola voli terdapat pada semester 2.

3.4 Lokasi Penelitian

(51)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode tes.

3.5.1 Metode Observasi

Menurut Hadi (2005: 45) “Observasi sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa observasi adalah suatu pengamatan atau penyelidikan yang dilaksanakan secara sistematis dengan cara mencatat terhadap kejadian atau peristiwa yang diamati. Observasi ini digunakan untuk menjaring data tentang variabel pelaksanaan pembelajaran penjaskes.

3.5.2 Metode Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan passing bawah siswa. Karena tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan passing bawah siswa, maka bentuk instrumen penelitian ini adalah tes passing bawah.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

(52)

39 3.7 Analisa Data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dengan prosedur dari kegiatan-kegiatan berikut:

1. Data reduction, dalam bentuk seleksi, pemfokusan, dan abstraksi data yang ada di field note dan rekaman lain.

2. Data Display, yaitu sajian rakitan data yang sistematis dalam bentuk tabel, matriks, gambar / skema, atau jaringan kerja.

3. Conclusion drawing, yaitu penyimpulan hasil analisis data.

Untuk menjawab permasalahan penelitian dan pengujian hipotesis yang dirumuskan, data yang terkumpul perlu dianalisis secara kuantitatif dengan teknik statistik. Dengan demikian akan diperoleh temuan hasil penelitian yang berupa hasil analisis persentase perubahan, hasil pengujian hipotesis, dan simpulan hasil penelitian.

Untuk menghitung persentase perubahan hasil belajar yang diukur berdasarkan data hasil baserate dan postrate menggunakan formasi perhitungan persentase perubahan sebagaimana dikemukakan Zainal Aqib (2008: 53) yaitu dengan rumus:

Change

(53)

3.8Indikator Keberhasilan Tindakan

1. Tercapainya tujuan ke satu, yaitu meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Rabdudongkal Kabupaten Pemalang, yang ditandai dengan rata-rata nilai tes lebih dari 65. Untuk menentukan prestasi belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Prestasi belajar sangat tinggi apabila nilai rata - rata 86 – 100 b. Prestasi belajar tinggi apabila nilai rata - rata 66 - 85

c. Prestasi belajar sedang apabila nilai rata - rata 60 - 65 d. Prestasi belajar rendah apabila nilai rata - rata 0 - 59

2. Tercapainya tujuan ke dua yaitu ada peningkatan motivasi belajar siswa. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Motivasi belajar sangat tinggi apabila skor rata - rata 51% - 100% b. Motivasi belajar tinggi apabila skor rata - rata 36% - 50%

(54)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bawah

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru sebelum tindakan dilaksanakan, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran belum optimal. Aktivitas guru masih mendominasi. Dampaknya rata-rata nilai passing bawah dalam permainan bola voli yang diperoleh siswa termasuk dalam kualifikasi rendah. Ketuntasan belajar yang dicapai pada kegiatan prasiklus disajikan pada tabel 1 berikut :

Tabel 1 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Prasiklus

No. Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. ≥ 75 12 33,33

2. < 75 24 66,67

Jumlah 36 100

(55)

Gambar 1 Histogram Data Nilai dan Prestasi Passing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Prasiklus

Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang baik. Sebagai indikatornya adalah setiap guru menyampaikan materi tidak semua siswa mampu menyerapnya dengan baik. Dampaknya passing bawah belum sesuai dengan yang diharapkan.

4.1.2 Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada awal kegiatan pembelajaran aktivitas siswa kurang baik. Sebagai indikatornya adalah kurangnya keterampilan melakukan passing dengan bola gantung, sehingga passing bawah menjadi kurang baik akibatnya kemampuan passing bawah pada permainan bola voli juga kurang baik. Sebagian besar siswa masih bingung dan minta penjelasan berulang-ulang dari guru maupun minta bantuan dengan teman sendiri.

0 10 20 30 40 50 60 70

Jumlah Siswa Persentase

(56)

43 Hasil yang diperoleh pada akhir kegiatan belum optimal, passing bawah belum dapat dilakukan dengan tepat. Rata-rata skor yang diperoleh siswa pada akhir siklus I disajikan pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Data Nilai Passing Bawah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus I Jumlah 36 Siswa

No. Aspek Pengamatan Nilai

1. Sikap Awal 2,58

2. Ayunan Tangan 2,44

3. Penempatan Bola 2,53

4. Ketepatan Sasaran 2,31

Jumlah 9,86 Rata-rata 2,47

Kategori Kurang baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa nilai passing bawah permainan bola voli siswa pada siklus I untuk sikap awal diperoleh skor 2,58, ayunan tangan diperoleh skor 2,44, penempatan bola diperoleh skor 2,53 dan ketepatan sasaran diperoleh skor 2,31. Total skor aktivitas siswa diperoleh 9,86 dengan rata-rata skor sebesar 2,47 yang termasuk kategori kurang baik.

(57)

Tabel 3 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus I

No. Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. ≥ 75 16 44,44

2. < 75 20 55,56

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan, dari 36 siswa 16 siswa atau 44,44% sudah tuntas dan 20 siswa atau 55,56% belum tuntas. Aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat divisualisasikan dengan histogram berikut

Gambar 10. Histogram Data Nilai Passing Bawah dan Prestasi Belajar Passing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus I

Setelah dilakukan implementasi tindakan observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar pada siklus I, peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi dan pemberian tes passing bawah pada siklus I, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut :

a.Siswa masih kesulitan memahami langkah-langkah dalam pembelajaran; b.Siswa masih kurang dalam pemanasan.

(58)

45 c.Perhatian terhadap materi pembelajaran belum baik

d.Pemahaman terhadap passing bawah belum optimal;

e.Masih banyak siswa yang belum serius melakukan permainan bola gantung

Berdasarkan permasalahan yang terjadi ini muka, perlu dilakukan revisi untuk tindakan pada siklus kedua yaitu :

a. Informasi pembelajaran disampaikan sebelum praktek, sehingga siswa bisa mempersiapkan secara lengkap.

b. Guru memberikan bimbingan secara merata dan maksimal sehingga tidak ada siswa yang bermain-main atau kurang serius

c. Target maksimal harus disampaikan sebelum kegiatan dimulai sehingga siswa akan berusaha memenuhi target.

d. Refleksi praktek langsung diinformasikan kepada seluruh siswa sehingga dapat menambah semangat latihan.

4.1.3 Siklus II

Hasil pengamatan terhadap siswa selama dua kali pertemuan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Teknik pemanasan cukup baik, sehingga mulai kegiatan awal siswa mampu melakukan passing, serta menciptakan kondisi latihan yang kondusif

(59)

c. Pemahaman siswa terhadap permainan bola gantung dari 13 siswa termasuk kategori sempurna. Sedangkan yang lain belum dapat terselesaikan karena kekurangan waktu.

d. Praktek siswa cukup baik meskipun masih perlu diberikan stimulan oleh guru. Secara rinci skor aktivitas siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Data Nilai Passing Bawah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus II

No Aspek yang Diamati Nilai

1 Sikap Awal 3,64

2 Ayunan Tangan 3,64

3 Penempatan Bola 3,44

4 Ketepatan Sasaran 3,28

Jumlah 14,00

Rata-rata 3,50

Kualifikasi B

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa pada siklus II untuk sikap awal diperoleh skor 3,64, ayunan tangan diperoleh skor 3,64, penempatan bola diperoleh skor 3,44 dan ketepatan sasaaan diperoleh skor 3,28. Total skor aktivitas siswa diperoleh 14,00 dengan rata-rata skor sebesar 3,50 yang termasuk kategori baik..

(60)

47 Tabel 5 Data Nilai dan Prestasi Passing bawah Siswa Kelas IV SD

Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa Persentase

1 ≥ 75 29 80,56

2 < 75 7 19,44

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II prestasi belajar siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dari 36 siswa, 29 siswa atau 80,56% sudah tuntas dan hanya 7 siswa atau 19,44% yang belum tuntas5. Nilai dan prestasi belajar siswa dapat divisualisasikan dengan histogram berikut:

Gambar 11. Histogram Data Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Passing Bwah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan baik dan lancar. Aktivitas siswa menjadi lebih baik dan keterampilan siswa dalam passing bawah meningkat. Dengan berlatih secara tersruktur dan bimbingan secara kontinyu mampu menjadikan situasi pembelajaran lebih kondusif, interaktif dan tidak membosankan. Setiap pertemuan aktivitas

(61)

siswa semakin baik, siswa kelihatan senang dan mau berusaha bekerja secara mandiri, dengan harapan tugas terselesaikan dengan optimal. Kompetisi terjadi antar siswa secara positif. Setelah diadakan tes terjadi peningkatan rata-rata nilai dan persentase ketuntasan.

Aktivitas siswa lebih baik, lebih mudah penguasaan keterampilan, dan passing bawah lebih baik. Secara rinci peningkatan skor aktivitas siswa disajikan para tabel 6.

Tabel 6 Data Skor Nilai Passing bawah pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Aspek pengamatan Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Sikap Awal 2,50 2,58 3,64

2 Ayunan Tangan 2,00 2,44 3,64

3 Penempatan Bola 2,25 2,53 3,44

4 Ketepatan Sasaran 2,00 2,31 3,28

Jumlah 8,75 9,86 14,00

Rata-rata 2,19 2,47 3,50

Kualifikasi KB KB B

(62)

49 meningkat menjadi 3,28. Total skor aktivitas siswa pada prasiklus diperoleh 8,75, pada siklus I meningkat menjadi 9,86 dan pada siklus II meningkat menjadi 14,00. Rata-rata skor pada prasiklus diperoleh 2,19 yang termasuk kategori kurang baik, pada siklus I meningkat menjadi sebesar 2,47 yang termasuk kategori kurang baik dan pada siklus II meningkat menjadi 3,50 yang termasuk kategori baik..

Untuk mengetahui peningkatan passing bawah dilakukan tes passing bawah pada akhir siklus. Tes yang diberikan pada akhir siklus I berbentuk keterampilan melakukan passing bawah hasilnya menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa 80%. Secara rinci peningkatan passing bawah selama dua siklus disajikan pada tabel 7 berikut:

Tabel 7 Data Peningkatan Prestasi Belajar Passing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No. Nilai Ketuntasan Persentase

Pra

(63)

pada siklus II menjadi 29 siswa atau 80,56%. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat divisualisasikan dalam histogran berikut:

Gambar 12 Histogram Data Peningkatan Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Passsing Bawah Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Semaya pada Kegiatan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, maka penggunaan bola gantung dapat meningkatkan passing bawah permainan bola voli siswa. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan bola gantung dapat meningkatkan passing bawah permainan bola voli dapat terbukti. Disamping itu penggunaan bola gantung dapat juga dapat meningkatkan aktivitas siswa.

4.2 Pembahasan

Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah passing bawah siswa yang rendah. Oleh karena itu perlu pemilihan strategi pembelajaran yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Strategi yang dimaksud adalah latihan lompat bola gantung.

0%

Prasiklus Siklus I Siklus II Prestasi Belajar

(64)

51 Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II berdampak pada aktivitas siswa menjadi lebih baik. Meskipun secara keseluruhan tindakan belum baik namun setelah siklus ke II materi latihan yang diberikan dari guru bisa difahami dengan cepat. Dikerjakan dengan sempurna, aktivitas lebih baik dan passing bawah meningkat. Perubahan ini terjadi pada pertemuan ketiga siklus I. Siswa mulai menunjukkan adanya peningkatan pada teknik pemanasan, perhatian siswa lebih baik. Kenyataan ini didukung dengan pemahaman dan praktek dalam passing bawag yang lebih baik.

Pada siklus II kesiapan dalam kegiatan pembelajaran meningkat, 13 siswa sudah mampu melakukan passing bawah dengan baik, namun masih terjadi beberapa siswa yang belum mampu melakukan passing bawah dengan sempurna, sehingga berdampak pada kurang efisiennya waktu. Pada pertemuan kedua siklus II, setiap siswa melakukan latihan lompat bola gantung sendiri-sendiri. Upaya ini ternyata lebih baik sehingga kegiatan pembelajaran menjadi sangat lancar. Pemanasan yang dilakukan siswa hasilnya lebih sempurna. Pada pertemuan terakhir siklus II pemahaman terhadap passing bawah sudah baik. Siswa mampu melakukan permainan bola voli gaya menggantung dengan baik.

(65)

gantung seorang siswa dapat melatih servis dengan bola yang digantung sehingga penempatan bola dapat diarahkan pada sasaran yang tepat.

Bila ditinjau dari prinsip-prinsip belajar gerak, supaya tujuan belajar gerak dapat tercapai dengan baik antara lain harus memperhatikan pengaturan urutan materi belajar. Demikian halnya untuk pendekatan permainan bola gantung juga memerlukan pengaturan urutan materi belajar secara bervariasi. Dengan pengaturan urutan materi belajar gerak yang baik akan mempermudah dan mempercepat siswa untuk menguasai gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. Dalam pengaturan urutan materi belajar gerak supaya dapat dikatakan baik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkat Kesulitan Belajar

Berdasarkan tingkat kesulitan materi belajar gerak dimulai dari yang mudah menuju yang sukar.

2. Tingkat Kompleksitas Gerakan

Gerakan sederhana memerlukan koordinasi gerakan yang sederhana pula. Gerakan yang kompleks memerlukan gerakan yang rumit. Dalam proses belajar maka koordinasi belajar akan meningkat menjadi semakin baik, sehingga siswa semakin siap untuk mempelajari gerakan yang semakin sulit dalam materi lebih lanjut.

3. Intensitas Penggunaan Daya Fisik

(66)

53 belum menuntut penggunaan daya fisik yang besar dan sebaiknya diajarkan pada tahap lanjutan. Dan menurut pemahaman penulis hal-hal tersebut sudah direncanakan dengan matang, tetapi kemungkinan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.

4. Kemungkinan Menimbulkan Transfer Positif

(67)

54

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan permainan bola gantung dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. hal ini dibuktikan dari aktivitas belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti dari 36 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada kegiatan prasiklus dengan rata-rata skor 2,15 pada siklus I meningkat menjadi 2,47 dan pada akhir siklus II menjadi 3,50 atau kualifikasi baik. Prestasi belajar passing bawah siswa kelas IV SD Negeri 01 Semaya tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti ada peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa dari 33,33% pada kegiatan pra siklus menjadi 44,44% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,56% pada akhir siklus II.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi guru yang mengalami kesulitan dalam peningkatan passing bawah,

(68)

55 2. Kepada pengelola sekolah, hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang berkaitan dengan modifikasi dan inovasi pembelajaran sebagai upaya pengembangan profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan pembelajaran

3. Penggunaan bola gantung hendaknya dikembangkan dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di SD agar passing bawah siswa lebih baik. Konsekuensinya guru harus memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan bola gantung dengan baik dan mengembangkan secara variatif, menyenangkan, dan menantang.

4. Dengan peningkatan aktivitas siswa melakukan pembelajaran, maka dalam pembelajaran para siswa dihadapkan dengan materi latihan yang tersruktur, variatif, proporsional.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifudin dan Muhadi. 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Bambang Suharmantri, 1998. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Veteran Semarang.

Beutelstahl, Dieter. 2009. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: CV. Pionir Jaya.

Depdikbud, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum dan Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Dendy Sugono, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

M. Mariyanto, Sunardi, Agus Margono, 1996, Permainan Kekuatan Besar Bola Voli, Jakarta, Universitas Terbuka.

M. Yunus, 1992, Olahraga Pilihan Bola Voli, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Ngalim Purwanto. 1999. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1996. Didaktik Asas Asas Mengajar, Bandung : Jemmars.

(70)

57 Phil Yanuar Kiram.1992. Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti.

Rusli Ibrahim. 2003. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Rusli Lutan. 2003. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sardiman, A.M., 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Soegiyanto dan Sudjarwo, 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Modul 1-6. Jakarta: Dekdikbud.

Suharna HP, 1985, Dasar-Dasar Permainan Bola Voli, Yogyakarta, IKIP Yogyakarta.

Sukintaka. 1995. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IKIP.

Sutrisno Hadi. 2005. Metodologi Research II. Yogyakarta : Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Tim Bina Karya Guru. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.

Zainal Aqib, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

___________, 2006. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Pelajaran SMP/MTs. Jakarta: BP Cipta Jaya.

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

(71)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SD Negeri 01 Semaya

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : IV / 2

Alokasi Waktu : 10 x 35 menit

Standar Kompetensi : 6. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya

Kompetensi Dasar : 6.2 Mempraktikkan gerak dasar berbagai gerakan yang bervariasi dalam permainan bola besar beregu dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama regu, sportivitas, dan kejujuran

A. Tujuan Pembelajaran:

ƒ Siswa dapat melakukan dan memahami permainan bola voli ƒ Siswa dapat melakukan bermain bola voli serta dapat melakukan

kerjasama dengan menjungjung tinggi sportivitas. ƒ Siswa dapat memahami strategi dalam bermain bola voli ™ Karakter siswa yang diharapkan :

(72)

59 B. Materi Ajar (Materi Pokok):

ƒ Permainan bola besar / bola voli

C. Metode Pembelajaran: ƒ Ceramah

ƒ Demonstrasi ƒ Praktek

D. Langkah-langkah Pembelajaran ƒ Kegiatan Awal:

o Siswa dibariskan menjadi empat barisan o Mengecek kehadiran siswa

o Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

o Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti o Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari ƒ Kegiatan Inti:

ƒ Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

) Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan bola voli ) Menjelaskan peraturan main

) Mematuhi peraturan permainan dan kerjasama regu serta menjungjung tinggi sportifitas.

) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

ƒ Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

) Bermain bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi

) Mematuhi peraturan permainan dan kerjasama regu serta menjungjung tinggi sportifitas.

) Melakukan gerakan servis bawah / atas tanpa menggunakan bola ) Melakukan gerakan servis bawah / atas menggunakan bola ) Melakukan passing atas dan bawah berpasangan

) Melakukan passing atas dan bawah berkelompok

) Melambungkan bola voli sebanyak lima kali bergantian :

) Melakukan gerakan passing bawah dengan memperhatikan posisi tangan dan kaki tanpa bola

Gambar

Tabel Halaman
Gambar
Gambar 2.1  Teknik Servis Bawah
 Gambar 2.2 Teknik Servis Atas
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Teman-temanku, Anink, Anggi, Haeckel, Bangkit, Agus Tri, Agus Padi, Deni, Bayu Ngapak, Ito, Thitis, yang selalu saling support dalam meraih gelar sarjana. • Saudara-saudara

Dari morfologi permukaan silika menunjukkan bahwa silika mesopori yang dihasilkan dari limbah kaca berpotensi digunakan sebagai adsorben. Kata kunci : limbah kaca,

Penelitian diawali dengan survey boring dan SPT di lokasi untuk mengetahui profil geoteknik di lapangan; pengujian sampel tanah di laboratorium untuk mengetahui

Aceh Selatan Tahun Anggaran 2013, melakukan Addendum Dokumen Pengadaan untuk Paket tersebut di atas, sbb;... TETAP

H 0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kemampuan berpikir kreatif di masa remaja pada siswa kelas XI Sekolah

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia.. (Upi)