• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak Islam Qolbus Salim Tambun Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak Islam Qolbus Salim Tambun Bekasi"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam

Oleh SYARIPAH 809011000217

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai–Nilai Keagamaan Di Taman Kanak–Kanak Islam Qolbus Salim

Kata kunci : Nilai Keagamaan, cerita.

Pada dasarnya anak adalah anugerah yang diberikan oleh ALLAH. kepada ummatnya. Anak merupakan cerminan dari perbuatan kedua orangtuanya. Dimana segala nya merupakan fotokopi. Berasal dari keduanya, anak dapat didik dari inti sebuah keluarga. Upaya guru di sekolah sangat menentukan pendidikan dan masa depan siswa–siswanya. Mereka adalah guru kedua setelah dari orangtuanya. Setelah anak mengenal pendidikan di keluarga baru mereka mengenal pendidikan di sekolah, lingkungan, dan tempat di mana bumi dipijak. Tujuan dari pendidikan Islam adalah menanamkan nilai–nilai moral tradisional yang melengkapi anak – anak dengan pengertian yang jelas tentang identitas personal pribadi dan sosial. Pada setiap cara atau metode dalam penyampaian materi penanaman nilai-nilai keagamaan adalah antara lain : (1) Pembiasaan (2) Pengajaran (3) Keteladanan (4) Cerita. Dengan memilih cerita yang tepat dan bercerita dengan cara yang merebuthati anak, kita dapat menyelipkan berbagai informasi yang berguna untuk mendidik mereka. Cerita digunakan dalam pendidikan formal mulai dari pendidikan usia dini sampai dewasa. Melalui cerita secara langsung akan tertanam di dalam pikiran dan menjadi bahan pertimbanganya untuk melakukan nilai – nilai yang bisa kita berikan padanya.

(6)

ii

Segala puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,hidayah dan inayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Sholawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusannya yang telah membawa manusia dari jalan yang sesat hingga menuju jalan yang terang benderang.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami halangan dan hambatan,namun berkat usaha sungguh-sungguh serta bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil, semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu sudah sepatutnya

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga terutama :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. 3. Ibu Sururin. M.Ag. Dr yang telah meluangkan waktu,tenaga dan pikirannya

untuk membimbing, mengarahkan dan membekali dengan penuh sayang kepada penulis di mana beliau dengan baik hati telah banyak membantu. Semoga Allah membalas segala kebaikan Ibu.

4. Ucapan terima kasih kepada Sekretariat Jurusan Prodi Ibu Marhamah Shaleh, Lc, MA.

(7)

iii

sarjana. Karena beliau peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Semoga Bapak ditempatkan disisi Allah SWT.Amin. Serta Ibu

7. Ibu Hj. Halimah yang telah memberikan belai kasih sayangnya, dorongan dan doa. Mudah-mudahan ummi selalu sabar dalam menghadapi hidup.

8. Kepala Sekolah TK serta rekan-rekan guru, terutama yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman sekelas kami A.3.11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama Windarti, Suratni, Ratna, A.Arifin, Tursinah, dan dimana suka dan duka kita alami bersama.Ternyata skripsi itu mengasyikan dan menjadi memorial hidup. Semoga kalian sabar dan tabah dalam menjalani hidup ini.Semoga kalian sukses.

Jakarta, 6 Mei 2014

(8)

iv HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Islam ... 6

1. Pengertian Pendidikan Islam ... 6

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 9

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam ... 11

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 12

B. Penanaman Nilai Keagamaan Di Sekolah... 13

1. Pengertian Nilai Keagamaan ... 13

(9)

v

D. Nilai-nilai Keagamaan Di Taman Kanak-kanak ... 30

E. Kerangka Berfikir ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Teknik dan Pengumpulan Data ... 38

BAB IV HASIL PENLITIAN A. Gambaran Umum TK Islam Qolbussalim ... 39

B. Keadaan Pegawai ... 41

C. Deskripsi Data ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

C. Untuk Kepala Sekolah ... 53

(10)

vi

Tabel 1 Investaris sekolah yang dimiliki oleh TK Islam Qolbussalim 40

Tabel 2 Nama-nama Guru TK Islam Qolbussalim ... 40

Tabel 3 Keadaan Murid ... 41

Tabel 4 Mengucapkan salam sebelum kegiatan belajar mengajar Di mulai yang dilakukan oleh guru ... 43

Tabel 5 Menanamkan kebiasaan berbuat baik ... 44

Tabel 6 Minta maaf bila melakukan kesalahan ... 44

Tabel 7 Menerima maaf seseorang bila ia berbuat salah ... 45

Tabel 8 Kasih sayang kepada orang tua atau teman ... 46

Tabel 9 Guru menciptakan suasana sekolah supaya berhasilnya Proses belajar mengajar ... 46

Tabel 10 Kehadiran bapak atau ibu guru ke sekolah setiap hari .... 47

Tabel 11 Kedatangan guru tepat pada waktu ... 48

Tabel 12 Guru menghargai, mencintai dan menjaga tugas dan Tanggung jawabnya ... 48

Tabel 13 Keterampilan guru dalam membentuk perencanaan Pembelajaran sesuai program ... 49

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) dimasa depan. Dalam rangka mempersiapkan SDM yang berkualitas untuk masa depan, pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, sekolah dan masyarakat, bahkan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. karena dengan pendidikan seseorang itu akan mempunyai pengetahuan tentang suatu wawasan pendidikan. Pendidikan merupakan investasi masa depan yang diyakini dapat memperbaiki kehidupan suatu bangsa. Memberikan perhatian yang lebih kepada anak usia dini untuk mendapatkan pendidikan, merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menyiapkan generasi unggul yang akan meneruskan perjuangan bangsa.

Berdasarkan UUSPN tahun 2003 pasal 4 ( Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional ) pengertian pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dengan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan yang semakin hari semakin berubah membuat guru harus mewaspadai bagaimana cara atau kiat agar anak dapat memperoleh keagamaan yang baik. Hal ini banyak dibuktikannya banyak anak yang tidak lulus akan nilai yang rendah dan juga agama yang kurang dipahami anak.

(12)

kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai- nilai agama, maka perlu di dukung oleh unsure keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaanya guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara bertahap dan menyusun program kegiatan rutinitas, program kegiatan terinterigrasi dan program kegiatan khusus.

Dengan demikian, pendidikan anak itu merupakan modal terbesar yang di miliki bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa kelak. Berhasil atau tidaknya langkah yang harus kita rintis ini sangat bergantung pada generasi penerus kita nanti. Oleh karena itu, kita seharusnya sedapat mungkin mengupayakan agar sipenerus ini tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin, sehingga mereka kelak akan mampu mewujudkan apa yang di inginkan bangsa dengan tepat bahkan lebih dari apa yang kita harapkan, dan karena itulah anak sejak kecil sudah harus diberikan pendidikan.

Pendidikan agama islam merupakan segala usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agamanya serta menjadikannya sebagai way of life (Jalan Kehidupan) sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosail kemasyarakatan. Sangatlah tepat apabila usaha penanaman nilai-nilai keagamaan selain dari keluarga juga diberikan pada pendidikan sekolah. Pendidikan nilai disini tidak mudah dengan pendidikan ketrampilan (skill), karena pendidikan ketrampilan dan fakta-fakta. Oleh karena itu, guru di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim telah memberikan pembelajaran pendidikan agama islam pada anak usia dini melalui metode-metode pembelajaran yang berganti-ganti sesuai dengan tema pembelajaran.

(13)

(TK) Islam Qolbussalim yang dilatar belakang ingin menanamkan pendidikan sejak dini, maka Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim menyiapkan generasi islam yang berkualitas dan bertujuan menyeimbangkan IMTAQ dan IPTEK.

Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim Telah menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat manunjang keberhasilan program pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dalam proses penyampaian materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa tidak disuruh diam selama kegiatan belajar. Metode-metode yang diterapkan diharapkan akan mampu mempersiapkan anak didik yang dapat menumbuhkan kehidupan religius dalam kehidupan sehari-hari.

Metode-metode yang diterima di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim dapat cepat diserap oleh siswa karena metode yang diterapka untuk menarik siswa agar siswa antusias dalam proses perkembangan di kelas. Anak usia pra sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim baik TK A maupun TK B sudah diberikan materi mengafal doa sehari-hari dan menghafal surat-surat pendek dalam al-qur‟an serta membaca iqra dengan fasih. Dari pemberian materi tersebut anak usia pra sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim sudah bisa membaca iqra dengan lancar dan hafal surat-surat pendek dalm al-qur‟an serta terbiasa membaca doa dalam kehidupan sehari-hari. Dari sarana dan pra sarana yang ada juga menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim bisa meraih prestasi dan mendapatkan akreditasi “A”.

Melihat realita yang ada penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbus Salim menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini serta bagaimana upaya yang dilakukan guru denganpenanaman nilai-nilai agama pada anak didik berpengaruh pada perilaku dan kebiasaan seorang anak, sedangkan penanaman keagamaan pada peserta didik merupakan pengembangan kurikulum di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim. Berlatar belakang tersebut diatas dan dengan kenyataan yang ada,

(14)

diterima dan difahami oleh anak didik, maka penulis dalam hal ini bermaksud menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai–Nilai Keagamaan di Sekolah Taman Kanak-kanak

Islam Qolbussalim”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas,penulis melihat ada beberapa permasalahan yang dijumpai yaitu antara lain :

1. Siswa sulit memahami konsep-konsep materi nilai-nilai keagamaan yang diberikan.

2. Siswa kurang memperhatikan saat disampaikan materi dalam penanaman nilai-nilai keagamaan.

3. Siswa kurang berani berkomunikasi dan bertanya (tertutup).

4. Kurang memadai sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan.

5. Kurangnya guru dalam memahami sikap dan karakter tiap-tiap siswa.

6. Seorang guru tidak menciptakan suasan yang menyenangkan bagi siswa.

7. Upaya yang dihasilkan kurang dapat dipahami oleh siswa.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, penelitian dibatasi tentang upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman kanak-kanak. Adapun yang dimaksud adalah :

1. Kreatifitas guru dalam mengajar adalah kegiatan belajar yang direncanakan oleh guru dengan menggunakan metode belajar yang menarik dan mampu memotivasi siswa serta penggunaan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan.

2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah perubahan sikap, tingkah laku dan pengetahuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Objek penelitian adalah guru Taman Kanak-kanak Islam Qolbussalim

(15)

D. Perumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka Penulis merumuskan masalah pada : Bagaimana upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-Kanak Islam Qolbussalim Tambun Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian penulisna ini adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa melakukan atau menerapkan apa yang diupayakan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di Taman Kanak-kanak Islam Qolbussalim Tambun Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wahana dan masukan baru bagi perkembangan dan konsep pendidikan, terutama ilmu pengetahuan tentang perlunya lembaga pendidikan TK dan meningkatkan kualitas TK yang dalam hal ini perlu ada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan TK yang lebih penting hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan kekayaan khasanah keilmuan khususnya bidang PA. 2. Bagi Peneliti

Sebagai perkembangan wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara penerapan yang mudah disampaikan dan mudah diterima oleh pendidikan agama islam pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Qolbussalim.

(16)

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Istilah guru menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Dan seorang pendidik adalah orang yang mendidik dari kata dasar didik yang berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal

dengan nama „‟tarbiyah‟‟. Didik, mendidik, dalam kamus bahasa Indonesia yang berarti mengajari seseorang menjadi pandai dan berakhalak yang baik adalah

seorang guru. Ramayulis mendefinisikan pendidikan sebagai “ bimbingan atau

pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang

dewasa “.1

Bertitik tolak pada pengertian guru menurut pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan kemampuan dasar anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembanganya. Agama Islam adalah agama yang sangat sempurna, kesempurnaan agama ini dapat dilihat dari inti agama Islam itu sendiri.

Peran guru serta orang tua akan mendapat balasan dan pahala atas kebajikan yang telah diberikan kepada putra-putrinya. Demikian pula dengan seorang guru atau pendidik yang senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan anak bangsa. Karena para guru pendidik bagi peserta didik adalah langkah awal untuk melihat masa depannya. Menjadi seorang guru anak merupakan panggilan hati nurani.

Dengan demikian pendidikan berarti interaksi dalam diri individu dengan masyarakat sekitarnya baik di lihat dari segi kecerdasan atau kemampuan, minat maupun pengalaman.Mendidik adalah usaha atau tindakan yang di lakukan secara

1

(17)

sadar dengan bantuan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga terbentuk manusia yang bertanggung jawab.

Menjadi seorang guru anak merupakan panggilan hati nurani. Seseorang guru yang ingin menjadikan seorang anak atau peserta didiknya menjadi seorang yang mampu untuk melihat masa depannya kelak. Menurut para ahli manapun, dan guru dapat mengatakan bahwa pendidikan yang paling baik berasal dari kedua orangtuanya.

Sebelum penulisan mengemukakan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu di defisinikan kata pendidikan. Pendidikan dalam bahasa

inggris di sebut dengan “ edukasion “ yang berarti pengembangan atau bimbingan, sedangkan dalam bahasa arab sering di terjemahkan dengan “ Tarbiyah “. Kata tarbiyah lebih luas konotasinya, yaitu mengandung arti “memelihara,

membesarkan dan mendidik, sekaligus mengandung makna menggajar.

Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah “ Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama “.2

Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang pendidikan. Bahkan sumber daya pendidikan yang lain memadai seringkali kurang berari apabila tidak disertai oleh kualitas guru. Istilah guru menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaanya mengajar.Dan seorang pendidik adalah orang yang mendidik.

Dalam proses kependidikan Islam suatu lingkungan dapat pula menjadi guru yang langsung dilihat oleh anak tersebut. Dimana lingkungan tersebut dapat membuat nilai norma yang baik atau tidak baik. Nilai-nilai lingkungan dapat merupakan nilai yang langsung di rasakan secara langsung atau tidak langsung.

Banyak ahli pendidikan mendefinisikan bagaimana pendidikan dalam arti kata yang sebenarnya. Tentang Pendidikan Islam para ahli mendefinisikan sebagai berikut;

2

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Al Ma‟rif

(18)

Menurut Ahmad D. Marimba “Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani yang berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam”.3

Menurut Zakiyah Darajat, bahwa “pendidikan agama Islam adalah usaha terhadap anak didik agar kelak dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup”.4

Menurut Zuhairini menyatakan, bahwa “pendidikan Islam adalah usaha yang di arahkan kepada pembentukan kpribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam”.5

Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan agma Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang di yakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteran hidup di dunia dan akherat.

Berdasarkan definisi-definisi tentang pendidikan yang di kemukakan di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha yang di lakukan oleh orang dewasa terhadap siterdidik, baik berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan ataupun latihan. Tujuan yang ingin di capai adalah membawa si terdidik kearah terbentuknya kepribadian yang utama, baik jasmani maupun rohani bagi perjalanan hidupnya di masa yang akan datang.

Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang di yakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteran hidup di dunia dan akhirat.

3

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam ( Bandung: PT Al marif

1986) Cet 6 hal 19.

4

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1996) hal 86.

5

(19)

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Setiap kegiatan untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islamsebagai sebuah kejayaan juga harus mempunyai landasan atau dasar yang sejalan dengan ajaran Al-Qur‟an dan Hadist.

Untuk lebih jelasnya mengenai dasar-dasar pendidikan Islam penulis akan menguraikan sebagai berikut :

a. Al-Qur’an

Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat di pahami dari ayat Al-Qur‟an itu sendiri, Firman Allah :

                   

Artinya : “dan kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (Al-Qur’an) ini, melainkanagar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itudan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman”.( Q.s. An-Nahl (16) : 64 ).

Al-Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu‟jizat (sebagai bukti kebenaran atas Nabi Muhammad SAW ) yang di turunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang di riwayatkan dengan jalan mutawatir dan di pandang beribadah bagi yang membacanya.6 Sebagaimana dalam firman Allah

                                          

Artinya : “ Hai orang –orang yang beriman, ta’atilah Rasul (nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pndapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an), dan Rasul ( sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( Q.S. An- Nissa[4] :59)

(20)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar atau sumber pertama pendidikan agama Islam adalah Al- Quran yaitu kumpulan firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab suci ini menjadi sumber hokum yang utama dan berlaku untuk sepanjang masa dalam lingkungan umat Islam. Al- Qur‟an sebagai sumber yang selalu digunakan oleh sahabat sejalan dengan firman Allah SWT dalam al- Qur‟an surat An-Nissa ayat 59 yang memerintahkan untuk berbakti kepada Allah dan Rasul Allah dan untuk mengembalikan hal- hal yang di perselisihkan kepada allah dan rosulnya.

b. As-Sunnah

Dasar kedua pendidikan Islam adalah As-Sunnah yang mempunyai arti

„‟Segala yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW berupa perkataan,

perbuataan dan ketetapan yang berkaitan dengan hukum. As-sunnah berisi pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia seutuhnya dan muslim yang bertaqwa As-sunnah

merupakan landasan dengan pembinaan pribadi manusia muslim‟‟.7

Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan menuntut ilmu maka akan mengetahui adanya Dzat Allah dan sifatnya, akan mengetahui bagaimana cara ibadah, mengetahui haram dan halal, dengan ilmu akan mengetahui adanya tingkah laku hati prilaku hati seperti akhlaq terpuji sabar, syukur, dermawan, budi pekerti, jujur ikhlas, akhlaq tercela, dendam, dengki, riya, marah, dan bermusuhan. Dimana maksud dari as sunah adalah; Artinya : Menuntut Ilmu wajib bagi setiap orang Islam.

Sesungguhnya umat Islam akan kekal karena akhlaq, maka apabila akhlak mereka hilang maka bangsa akan musna, oleh karena itu yang menolong agama samawi adalah orang Islam. Umat-umat terdahulu selalu tertanamkan urusan yang paling besar adalah akhlak, oleh karena itu Nabi bersabda :

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa dasar pendidikan Islam

adalah al qur‟an dan As-sunnah yang memuat dua prinsip dasar yaitu aqidah dan

7

Sapiuddin Shidiq, Tarikh, Sejarah Perbankan Hukum Islam ( Jakarta, AMRI.2005 ) cet

(21)

syariah. Wilayah syariah mencakup aspek ibadah, muamalah, akhlak dan keilmuan lainnya, sedangkan aqidah mencakup keimanan dan keyakinan, keimanan dengan rukun iman, Iman kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman kepada kepada kitab–kitab Allah, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari akhir, Iman kepada Qadha dan Qadhar.

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam

Menurut Ibnu Khaldun bahwa pendidikan setiap aktifitas yang di rencanakan, pasti mempunyai dasar dan tujuan.Begitu pula pendidikan Islam mempunyai dasar dan tujuan.Tujuan pendidikan itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang di yakini kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut.Pandangan hidup ini berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu.

Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan masyarakat, oleh karenanya tujuan pendidikan haruslah individu maupun sebagai masyarakat, Islam mempunyai dua tujuan, yaitu :

Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat sehingga ia menemui Tuhannya telah memurnikan hak–hak Allah yang telah diwajibkan atasnya. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh pendidikan modern dengan tujuan kemanfaataan atau persiapan untuk hidup. Tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah kepada Allah dan kesempurnaan insane yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat.

(22)

dalam mushaf -mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan di pandang

beribadah bagi yang membacanya.‟‟

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Menurut Mahmud yunus bahwa inti pokok Islam meliputi masalah keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syariat), dan masalah ihsan (akhlak). Tiga inti ini pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiganya dilahirkan beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan ilmu akhlak.

Ketiga kelompok ilmu agama itu kemudian di lengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur‟an dan Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah Islam (tarikh), sehingga secara Mahmud secara berurutan adalah :

a. Ilmu Tauhid/ keimanan

Ilmu tauhid ini meliputi rukun yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab–kitab Allah, iman kepada Rosul, iman kepada hari akhir dan iman kepada Taqdir.

b. Ilmu fiqih

Ilmu fiqih ini meliputi : thaharah, shalat, puasa, haji dan umroh, muamalah, mawaris, munakahat, hudud, jinayat, jihad dan aqdhiyat. c. Al-Qur‟an

d. Hadits

e. Akhlak meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak kepada rosul, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada teman (sesama) dan akhlak kepada lingkungan hidup.

f. Tarikh Islam

(23)

B. Penanaman Nilai Keagamaan Di Sekolah

1. Pengertian Nilai Keagamaan

Menurut kamus bahasa Indonesia nilai sebenarnya tidak ada ukuran yang tentu untuk menentukan. Karena nilai itu berasal dari penilain dari suatu yang di anggap baik atau buruk dan pantas atau tidak untuk di nilai. Religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiusity dari akar kata religionyang berarti agama. Religiusity merupakan kata bentuk dari religius yang berarti agama.

Istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau agama. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan atau kewajiban-kewajiban, sedangkan nilai menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu didalam hati.

Penanaman Nilai keagamaan Islam adalah suatu cara atau metode pada pemberian arahan yang bertujuan untuk membentuk seseorang memiliki jiwa dan berkarakter Islami. Ada 3 unsur materi yang dipelajari dalam Penanaman Nilai keagamaan yaitu Iman, Islam dan Ihsan.dalam prosesnya seorang guru dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan tersebut melalui yaitu antara lain dengan pembiasaan, pengajaran dan teladan. Inti dari tema penulisan ini adalah

“Bagaimana upaya seorang guru terhadap murid-muridnya” yaitu melalui proses pengajaran dengan menggunakan metode bercerita, hal ini diambil karena dapat dengan mudah difahami dan dimengerti oleh murid-murid Taman Kanak-kanak. Sebagai pengayaan dalam penulisan ini Metode dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan konseling, yaitu klien dapat diberi kesadaran terhadap adanya hubungan sebab akibat dalam rangkaian problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Dalam kaitannya dengan ini, maka bimbingan dan konseling Islam menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. dapat dibagi menjadi beberapa bidang yaitu:

a. Bidang Kependidikan

(24)

perguruan tinggi serta fasilitas lainnya. Dalam bidang kependidikan ini menyediakan kesempatan sebaik- baiknya.‟‟8

b. Bidang Kesehatan Jiwa

Yaitu suatu bimbingan atau penasehatan keagamaan yang bertujuan untuk menghilangkan faktor yang menimbulkan gangguan jiwa klien, sehingga dia memperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang

baik.‟‟9

c. Bidang Sikap dan Nilai-Nilai

Bidang ini menyediakan kesempatan bagi anak untuk dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai sesuai dengan idealitas Pancasila, berjiwa agama yang mendalam sehingga menjadi pola dasar hidup keagamaan yang dapat diharapkan menjadi pengontrol segala aktivitas hidupnya dalam masyarakat.Maka dari itu sikap berhubungan dengan Tuhan dan sikap berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan hidup perlu dikembangkan melalui wibawa seorang konselor dalam berbagai peristiwa dan lapangan hidup.Pendekatan psikologis pada anak terutama saat menghadapi kesulitan hidup sangat berpengaruh bagi perkembangan sikap dan nilai-nilai dalam pribadi mereka masing-masing.

2. Pengamalan Religiusitas Anak

1. Pengertian Religiusitas Anak a. Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa Inggris religiusity”dari akar katareligion”yang berarti agama.Religiusity merupakan kata bentuk dari

“religius”yang berarti agama.Berdasarkan arti kata tersebut, dapat dipahami

bahwareligiusitas berkaitan dengan keberagamaan seseorang. Dalam khasanah psikologi, istilah religiusitas mempunyai makna yang berbeda dengan religi atau agama.

8

M.Arifin.M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

(25)

Dalam memilih tema cerita yang baik, aspek agama ini tidak diabaikan mengigat tema cerita yang di pilih merupakan sarana pembentukan moral. Jika aspek agama kurang di perhatikan keberadaannya, maka dikhawatirkan anak akan memperoleh informasi-informasi yang temanya tidak baik, bahkan ada kemungkinan cerita yang demikian dapat merusak moral anak yang sudah baik. Religi atau agama menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan atau kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu didalam hati.

b. Keagamaan anak.

Menurut Bimo Walgito:“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang

diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau

sekumpulan individu individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.”9

Seharusnya banyak cara-cara yang digunakan pada taman kanak – kanak bagaimana tujuan dari pendidikan agama itu sendiri. Penyampaian secara beraneka ragam agar terciptanya nilai agama pada anak tersebut.

Sedangkan menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed. Prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan agama meliputi :

1. Setiap individu adalah makhluk yang dinamis dengan kelainan-kelainan kepribadian yang bersifat individual serta masing-masing memiliki kemungkinan kemungkinan berkembang dam penyesuaian diri dengan situasi sekitar.

2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk dari dua faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan baik jasmaniah maupun rohaniah, dan faktor pengaruh yang diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan masa sekarang maupun lingkungan masa lampau.

9

(26)

3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan bertumbuh. Dalam keadaan yang senantiasa berubah, perkembangannya dapat dibimbing kearah pola hidup yang menguntungkan bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat sekitar.

4. Tiap individu dapat memperoleh keuntungan dengan pemberian bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan, dalam hal memajukan kemampuan penyelesaian diri serta dalam mengarahkan kepada kehidupan yang

sukses.‟‟10

Berdasarkan pengalaman-pengalaman keagamaan pada anak agama,

kemudian akan dipraktekkan dalam kesehariannya seperti berdo‟a setiap hari,

membaca al-Qur‟an, jujur dan sebaginya. Akan tetapi, keagamaan anak tentang nilai-nilai religius yang diperolehnya tidak akan mampu berkembang dan terwujud dalam pengamalan secara nyata, apabila tanpa peran aktif orang tua dan lingkungan lainnya untuk membantu saudara atau anggota keluarga lain bahkan masyarakat sekitar atau guru-guru agamanya. Pada waktu itu. Pengalaman keagamaan tersebut merupakan unsur yang akan menjadi bagian dari pribadinya dikemudian hari. Menurut perhitungan kedokteran bahwa ibu yang sedang mengandung, gizi makanannya menentukan kecerdasan dan kemampuan anak dalam bidang kecakapan dan ketrampilannya nanti. Karena pada bulan-bulan terakhir dari janin tersebut, telah mulai terbentuk jaringan-jaringan otaknya, maka makanan ibu yang cukup akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi janin dalam kandungan ibu.

Sehingga dapatlah tumbuh jaringan-jaringan otak secara wajar dan baik. Dengan demikian anak yang akan lahir dapat diharapkan mempunyai kemampuan otak yang anak mulai mengenal tuhan melalui orang tua dan lingkungannya.

Sikap, tindakan dan perbuatan anak merupakan simbul kepercayaan pertama bagi anak dari ibu.Bapak, atau pengasuh penting lainnya, yang memberikan pengertian tentang Tuhan.Abin Syamsuddin Makmun, menjelaskan

10

(27)

bahwa pada masa kanak-kanak, sikapkeagamaannya yang ditandai dengan sikap yang represif, meskipun banyak bertanya dan pengamalan anak tersebut.‟‟11

C. Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan nilai- nilai keagamaan

1. Pembiasaan

Anak merupakan individu yang unik, masing–masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan (auditori), ada yang melihat (visual) dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik ). Anak juga memiliki minat yang berbeda- beda terhadap alat atau bahan yang di pelajari digunakan, juga mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara yang merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya mempertimbangkan perbedaan individual anak, dan mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing- masing anak. Untuk mendukung hal tersebut guru harus menggunakan cara yang beragam dalam membangun pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya, serta menyediakan ragam main yang cukup.

Pembelajaran di lakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga tidak boleh terjadi pemaksaan (penekanan).Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek–aspek nilai–nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional.

Permainan merupakan sarana dan aktifitas yang mencerminkan prilaku, pandangan, kecenderungan dan kualitas yang ada dalam diri anak. Maksudnya, bahwa permainan menunjukkan bukti kepribadian seseorang secara umum.

Kita dapat melatih anak dengan berbagai aktifitas yang mengembangkan kecakapan sosial dan kemampuan berinteraksinya dengan orang lain, atau sebagai sarana membangun sebuah sistim yang memiliki nilai dan tradisi yang benar, mendorong anak untuk berprilaku yang tepat, dan memberinya peran yang sesuai dengan konsentrasi dan kecenderungannya, seiring dengan perkembangan usianya.

11

(28)

Pembiasaan dan pembentukan karakter yang baik seperti tanggung jawab, kemandirian, sopan santun, dan lainnya di tanamkan melalui cara yang menyenangkan.

2. Keteladanan

Pengaruh keteladanan pada masa pembentukan lebih efektif dari nasehat dan ceramah yang di sampaikan. Banyak pria berfrestasi yang dicontohkan dalam sejarah Islam, terutama dari suri tauladan kita nabi muhammad SWT yang telah mendidik generasi pemimpi, yang tiada bandingnya dimasa apapun, merekalah yang merubah tindak sejarah dan sebagai teladan dalam ilmu. Allah berfirman :

                      

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Al-Ahzab : 21).

Seorang anak membutuhkan keteladanan dan ia akan mencontoh dari kedua orang tua atau guru, karena dia memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan mengikuti. Apabila dia menyenangi seseorang dipun mengikuti dan berjalan sesuai dengan gayanya dan berupaya untuk dapat menirunya Oleh karena itu menjadi sebuah kewajiban untuk mendekatkanIslam kepada Rosulullah SWT dan para sahabat,dengan menjelaskan keteladanan yang selalu dikenang sepanjang

masa dan memberikan kita cahaya Islam dan keadilannya. Untuk menanamkan disiplin agar anak terbiasa hidup dan melakukan

(29)

3. Pengajaran

Pembelajaran di taman kanak- kanak hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan, oleh karena itu guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapatdan aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun pengetahuan sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja, bukan yang menentukan segala sesuatu yang akan di kerjakan anak.

Anak bukanlah sebuah wadah kosong yang perlu di isi guru dengan berbagai pengetahuan. Tetapi anak merupakan subjek atau pelaku kegiatan dan guru merupakan fasilitator (membantu dan mengarahkan sesuai kebutuhan masing- masing anak). Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Ijinkanlah anak untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan berbagai bahan dan alat serta memberi kesempatan anak untuk memainkannya berbagai cara, dan memberikan waktu kepada anak untuk mengenal lingkungannya dengan caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang di lakukannya dalam waktu yang lama.

1. Anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial

a. Anak belajar mulai dari hal- hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh inderanya ( dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar ) ke hal-hal yang bersifat abstrak atau imajinasi.

b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.

(30)

memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan main.

d. Anak memahami lingkungannyadi mulai dari hal- hal yang terkait dengan dirinya sendiri,kemudian ke lingkungandan orang–orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai berada lingkungan yang lebih luas.

2. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan fisik berupa penataan ruangan, penataan alat mainan, benda-benda yang ada di sekitar kita, perubahan benda (daun muda menjadi daun tua lalu menjadi daun kering, dan sebagai berikut) cara kerja benda (bola di dorong akan menggelinding, sedangkan kubus di dorong akan menggeser), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan orang- orang sekitar, suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu) dan interaksi guru dan anak yang berkualitas. Karena itu guru perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan yang menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru. Guru perlu memfasilitasianak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dalam dan di luarruangan secara seimgang dengan menggunakan benda- benda yang ada di lingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiasaan baik, nilai- nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.

3. Merangsang munculnya kreatifitas dan inovasi

(31)

kreatif mereka. Dengan kreatifitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan dengan cara-cara yang kreatif. Ide-ide kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang wirausaha yang dapat meningkatkan perekonomian negara.

4. Mengembangkan kecakapan hidup anak

Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan dasar yang perlu dimiliki anak melalui pengembangan karakter, yang berguna bagi kehidupannya kelak. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu membangun hubungan dengan orang lain. Guru harus memberikan kesempatan kepada anak melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya (sesuai dengan kemampuan anak), misalnya membuka sepatu dan meletakkan di tempatnya, membuka bungkus makanan, mengancingkan baju sendiri, dan lain-lain.

5. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar

(32)

tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, dan lainnyadengan cara mengunjungi tempat kerja mereka ke sekolah untuk menunjukkan kepada anak bagaimana mereka bekerja dan menjadi sumber pengetahuan serta inspirasi.

6. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan

Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai aspek perkembangan atau kecerdasannya. Sebagai contoh saat anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan dan sebagai berikut), gerakan motorik halus (memegang sendok), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit), kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat, saling berbagi, saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral (berdoa sebelum dan sesudah makan), program pembelajaran dan kegiatan anak yang di kembangkan guru seharusnya ditujukan untuk mencapai kematangan semua aspek perkembangan.

Cendikawan dan sekaligus sebagai pengajar yang bersangkutan harus menguasai.

Guru sebagai pengajar,pendidik dan juga agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat sebagai berikut :

a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia dari segala segi dan sendinya,baik proses belajar.

b. Memiliki pengetahuan dan pengertian alam dan masyarakat, yaitu proses belajar khususnya.

c. Menguasainya sepenuhnya pengetahuan dan kepahaman tentang yang diajarkan.

(33)

4. Cerita

Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah.Kegiatan bercerita harus di usahakan menjadi pengalaman bagi anak di Taman Kanak-Kanak yang bersifat unik dan menarik yang menggantarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas. Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa yang di maksud dengan cerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat di sampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka metode cerita merupakan suatu carayang di lakukan oleh guru untuk anak didiknya. Metode bercerita merupakan suatu cara yang di lakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang di sesuaikan dengan kondisi.

Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.dengan bercerita guru dapat menanamkan nilai- nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukan perbedaan perbuatanbaik dan buruk serta ganjaran dari setiap perbuatan. Melalui metode bercerita anak di harapkan dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.

Menurut Asnelli Ilyas bahwa tujuan metode cerita dalam pendidikan anak

adalah “menanamkan akhlak Islamiyah dan perasaan ketuhanan kepada anak dengan harapan melalui pendidikan dapat menggugah anak untuk senantiasa merenung dan berfikir sehingga dapat terwujud dalam hehidupan sehari- hari.”

Menurut Hapidin dan wanda Guranti, tujuan metode bercerita adalah sebagaiberikut :

a. Melatih daya tangkap dan daya berpikir b. Melatih daya konsentrasi

c. Membantu perkembangan fantasi

d. Menciptakan suasana menyenangkan di kelas.”12

Menurut Abdul Aziz Majid, tujuan metode bercerita adalah sebagai berikut : a. Menghibur anak dan menyenangkan mereka dengan bercerita yang baik

12

Hapidin dan Wanda Guranti, Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran di

(34)

b. Membantu pengetahuan siswa secara umum c. Mengembangkan imajinasi

d. Mendidik akhlak e. Mengasah rasa.‟‟13

Sedangkan menurut Moeslichatoen R, bahwa tujuan metode bercerita

adalah “ salah satu cara yang di tempuh guru untuk member pengalaman belajar

agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui metode bercerita maka anak akan menyerapkan pesan–pesan yang di tuturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai–nilai dapat di hayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari–hari.‟‟14 Dalam kegiataan bercerita anak di bimbing untuk mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita dari guru, degan jelas metode bercerita disajikan kepada anak didik bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran–ajaran al Qur‟an dalam kehidupan sehari–hari dan menambahkan rasa cinta anak–anak kepada Allah, Rosul dan Al-Qur‟an”.

5. Aspek-aspek dan teknik-teknik Metode bercerita a. Aspek-aspek Bercerita

Salah satu unsur penting dalam seluruh rangkaian dalam efektifitas yang di tempuh dalam upaya pembentukan moral anak melalui cerita adalah memilih tema cerita yang baik untuk di sampaikan kepada anak. Berikut ini beberapa definisi mengenai tema adalah sebagai berikut:

Tema -tema yang terdapat di dalam cerita banyak dikenal oleh masyarakat dan tidak semuanya baik untuk di ceritakan kepada anak -anak. Secara teoritis ada beberapa aspek yang harus di pertimbangkan

13

Abdul Azis Majid, Mendidik dengan Cerita, ( Bandung; Remaja Rosda Karya 2002 )

hal.12

14

Moeslichatoen R. Meode Pengajaran di Taman Kanak-kanak ( Jakarta, PT. Asdi

(35)

b. Aspek pedagogis (pendidikan)

Pertimbangan aspek pendidikan dalam memilih tema cerita juga penting, sehingga dari tema cerita di peroleh dua keuntungan, yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu bersamaan. Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam cerita. Unsure mendidik, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam tema dongeng.

c. Aspek Psikologis

Mempertimbangkan aspek spikologis dalam memilih tema cerita sangat membantu perkembangan jiwa anak. Mengigat anak adalah manusia yang sedang berkembang. Maka secara kejiwaan tema cerita pun di sesuaikan dengan kemampuan berfikir, kestabilan emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan pengetahuan anak dalam menghayati cerita tersebutcerita yang baik dapat mempengaruhi perkembangan anak.

d. Teknik-Teknik Bercerita

Cerita sebaiknya di berikan secara menarik dan membuka kesempatan. Cerita sebaiknya di berikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika di laksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan anak. Adapun teknik penggunaan dari masing-masing bentuk metode bercerita tersebu dapat di jelaskan sebagai berikut:

e. Bercerita dengan alat peraga

(36)

f. Bercerita dengan alat peraga langsung

Alat peraga dalam pengertian ini adalah beberapa jenis hewan atau benda- benda yang sebenarnya bukan tiruan atau berupa gambar-gambar. Penggunaan alat peraga langsung untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang di dengar dalam cerita. Dalam bentuk cerita ini guru sebaiknya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Alat peraga di perhatikan dan di perkenalkan terlebih dahulu pada anak didik.

2) Guru menjelaskan dengan singkat melalui tanda tanya jawab dengan mengenalkan objek yang akan di ceritakan.

3) Alat peraga kemudian disimpan sebelum guru bercerita dan mengatur posisi duduk anak didik.

g. Bercerita dengan gambar

Bercerita dengan gambar hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan anak, isinya menarik, mudah di mengerti dan membawa pesan, dalam hal pembentukan prilaku positif maupun pengembangan kemampuan dasar. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam bercerita dengan gambar adalah :

1) Gambar harus jelas tidak terlalu kecil.

2) Guru memperhatikan gambar tidak terlalu tinggi dan harus terlihat. 3) Gambar yang digunakan harus menarik.

4) Gambar yang ditutup setiap kali guru memulai kembali

h. Bercerita dengan mengunakan buku cerita

(37)

guru atau orang dewasa lainnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam membacakan cerita, seperti:

1) Buku cerita dipegang dengan posisi yang dapat dilihat semua anak. 2) Ketika memegang buku guru tidak boleh melakukan gerakan-gerakan

seperti berceritatanpa alat peraga, inotasi dan nada serta mimik gurulah yang berperan di samping gambar-gambar dan kalimat-kalimat dalam buku untuk membantu fantasi anak.

i. Bercerita dengan alat peraga

Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode jika tidak ada alat peraga yang kongkrit. Dalam kegiatan berceritayang berperan adalah guru dengan cara bercerita melalui ekpresi yang tepat. Dalam menggunakan metode ini ada beberapa hal yang pelu diperhatkan di antaranya sebagai berikut:

a. Guru harus menunjukan mimik muka, gerakan-gerakan tangan dan kaki serta suara sebagai pencerminan penghayatan secara sungguh - sungguh trhadap isi dan alur cerita.

b. Dalam bercerita harus menggunakan bahasa yang jelas, komunikasi dan mudah dimengerti anak.

c. Sebelum bercerita aturlah posisi duduk anak dan guru.

6. Fungsi Metode Bercerita

Secara umum metode berfungsi sebagai pemberi atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.

(38)

a. Menanamkan nilai–nilai pendidikan yang baik

Melalui metode bercerita ini sedikit demi sedikit dapat di tanamkan hal-hal yang baik kepada anak didik, dapat berupa cerita para rosul atau umat-umat terdahulu yang memiliki kepatuhan dan keteladanan. Cerita hendaknya di pilih dan disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai dalam suatu pelajaran.

b. Dapat mengembangkan imajinasi anak

Kisah–kisah yang disajikan dalam sebuah cerita dapat membantu anak didik dalam mengembangkan imajinasi mereka. Dengan hasil imajinasinya diharapkan mereka mampu bertindak seperti tokoh-tokoh dalam cerita yang disajikan oleh guru.

c. Membangkitkan rasa ingin tahu

Mengetahui hal–hal yang baik adalah harapan dari sebuah cerita sehinnga rasa ingin tahu tersebut membuat anak berupaya memahami isi cerita. Isi cerita yang di pahami tentu saja akan membawa pengaruh terhadap anak didik dalam menentukan sikapnya.

d. Memahami konsep ajaran Islam secara emosional

Cerita yang bersumber dari Al-Qur‟an dan kisah-kisah keluarga muslim di perdengarkan melalui cerita di harapkan anak didik tergerak hatinya untuk mengetahui lebih banyak agamanya dan pada akhirnya terdorong untuk beramal di jalan lurus.

Cerita adalah cara paling ampuh untuk menanamkan suatu gagasan atau pikiran. Tampaknya sepele saja, tetapi cerita memiliki kekutan luar biasa. Di balik negara besar, memang ada legenda atau cerita. Sebut saja bangsa Romawi dan Yunani dengan kepahlawananya.Mahabrata dan ramayan dari India, Bangsa Cina dengan Sam kok, dan Persia dengan 1001 malamnya.Dan yang tak kala menarik hingga kini adalah Kisah Para Nabi yang ada hingga kini di dalam Al-quran.Kisah nabi-nabi yang selalu kita baca di riwayat para Rassul.

(39)

mengajarkan nilai moral dan kearifan loka. Memang akan jauh lebih mudah bagi anak untuk memahami aturan dunia yang sederhana daripada mendengar begitu banyak larangan atau aturan. Dari situ di ambil dan disimpulkan bahwa dengan bercerita kita dapat menanamkan nilai-nilai apa yang kita tanamkan kepada anak didik kita,

Dalam proses belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode yang terbaik. Dengan adanya metode bercerita diharapkan menyentu jiwa jika didasari dengan ketulusan hati yang mendalam. Metode bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur‟an :

Artinya : “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” ( Q.S. Yusuf [12] : 3 ).

Kandungan ayat ini mencerminkanbahwa cerita yang ada dalam Al-Qur‟an merupakan cerita-cerita pilihan yang mengandung nilai pedagonis.Pertimbangan aspek pendidikan dalam memilih tema cerita juga penting, sehingga dari tema cerita di peroleh dua keuntungan, yaitu menghibur dan mendidik anak dalam waktu bersamaan.Disinilah letak peran pencerita untuk dapat memilih tema cerita dan menyampaikan pesan-pesan didaktis dalam cerita.Unsure mendidik, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam tema dongeng.

7. Reward / panishment ( hadiah dan hukuman) di TK

Mengigat anak adalah manusia yang sedang berkembang. Maka secara kejiwaan tema disesuaikan dengan kemampuan berfikir, kestabilan emosi, kemampuan berbahasa serta tahap perkembangan pengetahuan anak dalam menghayati cerita tersebut.

(40)

berbentuk gambar bintang sedangkan bagi yang tidak mau mengikuti aturan maka akan di berikan sangsi berupa hukuman yang berbentuk membaca surat-surat pendek atau doa - doa sehari-hari.

D. Nilai-Nilai Keagamaan Di Taman Kanak-Kanak

Pendidikan agama Islam di prasekolah Islam mencakup gagasan untuk perkembangan total pribadi anak. Pribadi Islami ini akan muncul hanya jika nilai-nilai agama dan pengetahuan Islam di gabungkan dengan program pelatihan dan pendidikan anak secara total. Setiap aspek kehidupan pribadi harus di bimbing oleh prinsip-prinsip abadi dalam Islam.

Kurikulum pelajaran Islam prasekolah di lengkapi dengan pembelajaran yang lebih terfokus pada cara kehidupan dan prilaku Islami, dari pada pengajaran dan pembelajaran menenai Islam sebagai salah satu bidang pelajaran. Guru harus menggunakan cerita-cerita dan ilustrasi-ilustrasi dari sunah rosulullah sesering mungkin, agar bisa di jadikan contoh untuk anak-anak.

1. Disiplin

Disiplin secara etimologi behasa berasal dari kata disciple (disiplime) yang mempuyai makna mengajari atau mengikuti pemimipin yang dihormati. Displin ialah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Disiplin berati adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Jadi disiplin adalah kesediaan untuk taat terhadap peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan dengan kesadaran tanpa adanya paksaan. Disiplin mempunyai beberapa fungsi:

(41)

b. Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat yang salah.

c. Anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang. d. Disiplin menjadi motivasi pendorong kemauan yang akan

mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dirinya Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani, pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Pentingnya menanamkan sikap disiplin apada anak sejak dini, sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Mujaadalah ayat 11 yang berbunyi:



















Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Sopan Santun

(42)

tuntutan universal dimanapun, kapanpun. Namun segala aturan tidak tertulis yang berkenaan dengan interaksi di tengah masyarakat yang kadangkala disebut etika ini ada pula yang bersifat amat khas dan ditentukan oleh nilai-nilai masyarakat setempat. Contoh nyata akhlaqul karimah umat Islam terpola dalam prilaku Rasulullah Saw sebagai panutan umat (qudwah hasanah) semisal memberi salam pada orang lain terlebih dahulu, menutup dengan tangan saat menguap, tidak menolok-olok dan mengintip saat bertamu, mengucapkan alhamdulilah saat bersin, dan lain-lain. Meningat sopan santun bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan hasil didikan lingkungan terutama orang tua, maka mulailah didik kesopanan sejak dini.

Dengan kesopan santunan anak akan dihormati dan mudah diterima di lingkungannya. Permisi, maaf, tolong dan terima kasih adalah empat kata kesopansantunan sehari-hari. Namun, jangan hanya menuntut anak menggunakan empat kata tersebut, sementara orang tua maupun pendidik sendiri jarang mencontohkannya. Pengajaran tatakrama sebaiknya dimulai dari kehidupan sehari-hari dan dari hal yang kecil. Anak dikenalkan mengenai aturan-aturan atau adab sopan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:

















Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

(43)

a. Mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu atau ketika si prasekolah dibawakan sesuatu baik oleh orang tua maupun orang lain. Sekaligus mengajarkan menghargai jerih payah orang lain.

b. Mengucapkan "maaf" jika bersalah. Mengajarkan sportivitas dan berani mengakui kesalahan.

c. Mengucapkan tolong ketika meminta diambilkan sesuatu.

d. Menyapa, memberi salam atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain.

e. Mengajarkan adab menerima telepon. Sekaligus mengajarkan bagaimana berbudi bahasa yang baik.

f. Etiket makan yang baik, tidak sambil jalan-jalan atau melakukan aktivitas lain. Sikap ketika makan di meja makan, tidak bersendawa atau makan sambil ngobrol.

Langkah-langkah mengajarkan sopan santun pada anak sebagai berikut: ajarkan satu keterampilan sosial dalam satu waktu, berikan penghargaan atas kesuksesannya, toleransi yang proporsional, ingatkan mereka jika lupa, dan jadilah contoh yang baik.

3. Sabar

Dalam kamus bahasa Indonesia sabar artinya tahan menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati dan tidak lekas putus asa. Sabar menurut sufi ternama Dzun-nun Al-Mishri dalam Gattero, “Sabar ialah menjauhi perselisihan, bersikap tenang dalam menghadapi cobaan yang menyesakkan hati, dan menampakkan rasa kecukupan ketika ditimpa

kesusahan dalam kehidupan.‟‟ Anak harus didik tentang kesabaran dan

(44)









Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Faramax membagi sabar menjadi tiga kategori: sabar untuk mentaati apa yang diperintahkan Allah, sabar untuk menahan diri dari ketidaktaatan, dan sabar dalam menghadapi masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan. Orang tua dan pendidik harus mengajarkan dan menanamkan sifat-sifat sabar pada anak-anak. Orang tua dan pendidik harus mengingatkan anak-anak tentang pahala orang yang bersikap sabar. 4. Rendah Hati (tawadhu) Allah befirman sehubungan dengan tempat

persinggahan tawadhu‟ (rendah hati) ini, dalam surat Al-Furqon ayat 63 yang berbunyi:



















Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka

mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

Sabar artinya, dengan tenang, berwibawa, rendah hati, tidak jahat, tidak congkak dan sombong. Menurut Al-Hasan, mereka adalah orang-orang yang berilmu dan bersikap lemah lembu

Gambar

Tabel  3 Keadaan murid
Tabel  5
Tabel 7
Tabel 8
+5

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini digunakan untuk mencari informasi tentang contoh kegiatan cara guru agama Islam motivasi dalam menanamkan nnilai- nilai keislaman kepada siswa SMP

Namun, pada penelitian kali ini peneliti akan menawarkan sebuah permainan sebagai salah satu metode yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada

Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang terjalin antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan individu komunikasi

Hal ini sebagaimana yang diuraikan oleh Gutama, et. Al., dalam jurnalnya Mengajar dengan sentra dan lingkaran , bahwa dalam proses pembelajarannya diharapkan

Dari tabel 4.1 di atas berdasarkan angket yang penulis sebarkan dilokasi penelitian, terlihat bahwa yang menjawab “pernah” sebanyak 20 siswa atau (60%) alasanya Guru PKn

di Tsanawiyah Piraya Nawin Klonghin Wittaya Patani Selatan Thailand. Bab VI Penutup terdiri dari a) Kesimpilan tentang Upaya guru PAI. dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan siswa

Oleh karena itu, skripsi ini sebagai salah satu rujukan utama penulis, sebab penulis juga sedikit banyaknya menyinggung peran Eddie M Nalapraya dalam bab atau sub-bab” yang akan

Selanjutnya faktor yang menjadi penghambat dalam penanaman sikap jujur adalah kita tidak bisa mengecek anak itu disetiap waktu, karna keterbatasan kita, karna sekolah kita masih satu