PENEGAKAN PERATURAN KEIMIGRASIAN DALAM
MENCEGAH MASUKNYA IMIGRAN ILLEGAL KE INDONESIA
TESIS
Oleh
DARMAN 087005040/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENEGAKAN PERATURAN KEIMIGRASIAN DALAM
MENCEGAH MASUKNYA IMIGRAN ILLEGAL KE INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
DARMAN 087005040/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PENEGAKAN PERATURAN KEIMIGRASIAN DALAM MENCEGAH MASUKNYA IMIGRAN
ILLEGAL KE INDONESIA
Nama Mahasiswa : Darman Nomor Pokok : 087005040 Program Studi : Ilmu Hukum
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH) Ketua
(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum) Anggota Anggota
Ketua Program Studi Dekan Fakultas Hukum
Tanggal lulus : 02 September 2010 elah diuji pada
ANITIA PENGUJI TESIS
etua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Anggota : 1. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH
2. Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum 3. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS T
Tanggal 02 September 2010
P
4. Dr. Agusmidah, administrasi juga sebagai alat kepentingan negara dalam mengambil tindakan
rhadap orang asing dalam rangka kegiatan intelijen dan keamanan negara.
ata Kunci : Penegakan Peraturan Keimigrasian, Mencegah Imigran Ilegal
SH, M.Hum ABSTRAK
Penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya imigran ilegal ke Indonesia merupakan sebuah keharusan, sehingga imigran-imigran yang ada dapat diawasi dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku. Penegakan sanksi terhadap penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran yang sering terjadi selama ini belum mendapat penanganan yang serius, dan sejauh mana keberhasilan dari penegakan hukum keimigrasian ini dapat diterapkan di Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk sebagai imigran di Indonesia, Bagaimanakah penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran dan akibat hukumnya berdasarka
o. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian dan Bagaimanakah penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya imigran ilegal ke Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebaga
ch) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum yang tertulis
didalam buku (law as it is written in the book)
Syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk sebagai imigran di Indonesia pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) pelabuhan di Indonesia dilakukan dengan cara : Memeriksa surat perjalanan / paspor yang bersangkutan dengan mencocokkan data / identitas yang terdapat pada dokumen yang dimilikinya. Memeriksa pengisian kartu E/D card dan mencocokkan dengan data yang ada pada paspor yang bersangkutan. Memeriksa daftar pencegahan / penangkalan. Memeriksa visa bagi yang menggunakan visa. Memeriksa Return Ticket. Jika masuk dalam daftar penangkalan maka yang bersangkutan ditolak masuk dan di deportasi Penegakan Peraturan keimigrasian perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yang terkait, dapat mengurangi jumlah imigran gelap yang masuk ke Indonesia, revisi Undang-undang keimigrasian merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan penegakan peraturan keimigrasian di Indonesia. Bahwa tindakan keimigrasian terbukti lebih efektif dan efisien dalam segi biaya, w
te
ABSTRACT
Enforcement of immigration laws in preventing the entry of illegal immigrants to Indonesia is a requirement, so that there are immigrants who can be properly supervised in accordance with applicable procedures. Enforcement of sanctions against misuse of entry permits as immigrants that often occur during the handling of this has not got serious, and how far the success of the enforcement of immigration laws can be applied in Indonesia is in accordance with the regulations berlaku.Adapun will be problems in this research is How to pre- requirements and procedures for admission as an immigrant to get in Indonesia, How abuse of admission as an immigrant and the legal consequences under the Law. 9 Year 1992 on Immigration and How immigration enforcement in preventing the entry of illegal immigrants to Indonesia.
The method used in this research is normative legal. Normative research methods are also called doctrinal studies (doctrinal research) is a study that analyzed the law written in the books (law as it is written in the book).
The terms and procedures to get admission as an immigrant in Indonesia at the time of arrival at the Immigration Check Point Place (TPI) ports in Indonesia is conducted by: Checking the travel documents / passports are concerned with matching the data / identity contained in the document has. Checking the card charging the E / D card and match with existing data on the relevant passport. Checking the list of prevention / penangkalan. Checking for visas for the use of a visa. Checking the Return Ticket. If the entry in the list concerned penangkalan then refused entry and deported on immigration enforcement rules need serious attention from various interested parties, can reduce the number of illegal immigrants entering Indonesia, the revision of immigration laws is one way to optimize the regulatory enforcement Immigration Indoenesia. That proved to be more effective immigration
measures would prove more effective and efficient in terms of cos , t time and
ministration as well as a means of state interests in taking action against ad
fo
reigners in the framework of state security and intelligence activities.
h-Nya sehingga Tesis ini dapat
diselesaik
ogram Studi Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Univesitas
Sumate
an Keimigrasian dalam M
, dan mendorong semangat penulis untuk menyelesaikan
penulisan
erima kasih kepada
am Magister Ilmu Hukum Sekolah
s pikir merupakan hal yang
sangat substansi sehingga Tesis ini selesai di tulis.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan
YME atas segala karunia-Nya, rahmat dan hidaya
an dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Magister Hukum pada Pr
ra Utara, Medan.
Adapun judul Tesis ini adalah: “Penegakan Peratur
encegah Masuknya Imigran Ilegal ke Indonesia”
Di dalam menyelesaikan Tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan
baik berupa pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat para pembimbing : Prof. Dr. H. Bismar Nasution, SH, MH,
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MS, dan Prof. Dr. Sunarmi, SH,M.Hum. Dimana di
tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, petunjuk
Tesis ini.
Perkenankanlah juga, penulis menyampaikan ucapan t
semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi ini, kepada :
1. Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH.M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum USU
atas kesempatan menjadi mahasiswa Progr
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. H. Bismar Nasution, SH, MH, sebagai Ketua Program studi
Magister Ilmu Hukum sekaligus sebagai Pembimbing Utama penulis, yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan dalam penulisan
3. Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.Hum. sebagai Komisi Pembimbing dengan penuh
perhatian memberikan dorongan, bimbingan dan saran kepada penulis.
4. Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum., sebagai Komisi Pembimbing, dengan penuh
perhatian memberikan arahan, bimbingan serta dorongan dalam penulisan
Tesis ini.
5. Kedua Orang Tua tercinta yang mendidik dengan penuh rasa kasih sayang,
menanamkan budi pekerti yang luhur serta iman kepada Allah SWT.
6. Kepada Istriku tercinta, anakku, Saudara-saudara ku, Kakak dan Adik yang
Penulis sayangi, atas kesabaran dan pengertiannya serta memberikan do’a dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
7. Kepada Rekan-rekan di Program Magister Ilmu Hukum, dan rekan-rekan
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah Swt membalas jasa, amal dan budi baik tersebut dengan
pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya penulis berharap semoga Tesis ini dapat memberi manfaat dan
menyampaikan permintaan yang tulus jika seandainya dalam penulisan ini, penulisan
Tesis ini terdapat kekurangan dan kekeliruan di sana-sini, penulis juga menerima
kritik dan saran yang bertujuan serta bersifat membangun untuk menyempurnakan
penulisan Tesis ini.
Medan, Agustus 2010
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nama : D a r m a n
Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 22 Januari 1965
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS IMIGRASI
Alamat : Jl. Utama Gg. T. Yunan LK. 17 No. 104 Medan
Pendidikan : SD Negeri No. 2 Salido Kec. IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar Tamat Tahun 1981
SMP Negeri Salido Kec. IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar Tamat Tahun 1984
SMU Negeri Painan Sumbar Tamat Tahun 1987
Strata Satu (S1) Fakultas Hukum Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI) Medan Tamat Tahun 2005
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... ... 1
B.Perumusan Masalah ... 19
C.Tujuan Penelitian ... 20
D.Manfaat Penelitian ... 20
E. Keaslian Penulisan ... 21
F. Kerangka Teori dan Konsepsi... 22
G.Metode Penelitian ... 32
BAB II : SYARAT-SYARAT DAN PROSEDUR IZIN MASUK SEBAGAI IMIGRAN DI INDONESIA ... 38
A.Imigran dan Imigran Illegal ……….. 38
B.Syarat –Syarat Dan Prosedur Mendapatkan Izin Masuk Sebagai Imigran Di Indonesia………... 49
C.Ketentuan Keimigrasian Yang Berlaku Di Indonesia……… 55
BAB III : PENYALAHGUNAAN IZIN MASUK SEBAGAI IMIGRAN DAN AKIBAT HUKUMNYA BERDASARKAN UU NO. 9 TAHUN1992 TENTANG KEIMIGRASIAN ………… 60
A.Penyalahgunaan Izin Masuk Sebagai Imigran……… 60
C.Penanganan Kasus-kasus Imigran Illegal oleh kantor
Imigrasi belawan………... 75
BAB IV : PENEGAKAN PERATURAN KEIMIGRASIAN DALAM MENCEGAH MASUKNYA IMIGRAN ILEGAL KE
INDONESIA ……… 84
A.Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah Masuknya Imigran
Illegal ke Indonesia………...84
B.Penyebab Masuknya Imigran Illegal……….. 106
.
C.Penegakan Peraturan Keimigrasian dalam Mencegah Masuknya Imigran Illegal ke Indonesia ……….. 111
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 119
A. Kesimpulan ……….. 119
B. Saran ……… 120
ABSTRAK
Penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya imigran ilegal ke Indonesia merupakan sebuah keharusan, sehingga imigran-imigran yang ada dapat diawasi dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku. Penegakan sanksi terhadap penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran yang sering terjadi selama ini belum mendapat penanganan yang serius, dan sejauh mana keberhasilan dari penegakan hukum keimigrasian ini dapat diterapkan di Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk sebagai imigran di Indonesia, Bagaimanakah penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran dan akibat hukumnya berdasarkan UU No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian dan Bagaimanakah penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya imigran ilegal ke Indonesia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doctrinal (doctrinal
research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum yang tertulis
didalam buku (law as it is written in the book)
Syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk sebagai imigran di Indonesia pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) pelabuhan di Indonesia dilakukan dengan cara : Memeriksa surat perjalanan / paspor yang bersangkutan dengan mencocokkan data / identitas yang terdapat pada dokumen yang dimilikinya. Memeriksa pengisian kartu E/D card dan mencocokkan dengan data yang ada pada paspor yang bersangkutan. Memeriksa daftar pencegahan / penangkalan. Memeriksa visa bagi yang menggunakan visa. Memeriksa Return Ticket. Jika masuk dalam daftar penangkalan maka yang bersangkutan ditolak masuk dan di deportasi Penegakan Peraturan keimigrasian perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yang terkait, dapat mengurangi jumlah imigran gelap yang masuk ke Indonesia, revisi Undang-undang keimigrasian merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan penegakan peraturan keimigrasian di Indonesia. Bahwa tindakan keimigrasian terbukti lebih efektif dan efisien dalam segi biaya, waktu dan administrasi juga sebagai alat kepentingan negara dalam mengambil tindakan terhadap orang asing dalam rangka kegiatan intelijen dan keamanan negara.
ABSTRACT
Enforcement of immigration laws in preventing the entry of illegal immigrants to Indonesia is a requirement, so that there are immigrants who can be properly supervised in accordance with applicable procedures. Enforcement of sanctions against misuse of entry permits as immigrants that often occur during the handling of this has not got serious, and how far the success of the enforcement of immigration laws can be applied in Indonesia is in accordance with the regulations berlaku.Adapun will be problems in this research is How to pre- requirements and procedures for admission as an immigrant to get in Indonesia, How abuse of admission as an immigrant and the legal consequences under the Law. 9 Year 1992 on Immigration and How immigration enforcement in preventing the entry of illegal immigrants to Indonesia.
The method used in this research is normative legal. Normative research methods are also called doctrinal studies (doctrinal research) is a study that analyzed the law written in the books (law as it is written in the book).
The terms and procedures to get admission as an immigrant in Indonesia at the time of arrival at the Immigration Check Point Place (TPI) ports in Indonesia is conducted by: Checking the travel documents / passports are concerned with matching the data / identity contained in the document has. Checking the card charging the E / D card and match with existing data on the relevant passport. Checking the list of prevention / penangkalan. Checking for visas for the use of a visa. Checking the Return Ticket. If the entry in the list concerned penangkalan then refused entry and deported on immigration enforcement rules need serious attention from various interested parties, can reduce the number of illegal immigrants entering Indonesia, the revision of immigration laws is one way to optimize the regulatory enforcement Immigration Indoenesia. That proved to be more effective immigration measures would prove more effective and efficient in terms of cost, time and administration as well as a means of state interests in taking action against foreigners in the framework of state security and intelligence activities.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Patrick Manning dalam bukunya Migration in World History (2005)
menyatakan bahwa migrasi yang dilakukan oleh manusia–homo sapiens–telah terjadi
sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Dorongan utama dilakukannya migrasi pada
masa itu secara umum berasal dari naluri alamiah umat manusia untuk mencari
tempat tinggal atau daerah bermukim yang dapat memberikan keamanan dan
kenyamanan. Sejarah mencatat, bangsa Canaan (yang sekarang disebut bangsa
Palestina) pernah melakukan migrasi dari Asia menuju Eropa, demikian juga yang
dilakukan oleh bangsa Romawi di masa kejayaannya dan bangsa-bangsa lainnya.1
Para ahli sejarah dan geografi sepaham dengan pendapat bahwa migrasi
manusia selanjutnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor
ketidaknyamanan kondisi iklim, kurangnya persediaan makanan (ekonomi), perang
(konflik senjata dan keamanan), dan faktor sosial yang meliputi tekanan politik, ras,
agama, dan ideologi.2 Terkait alasan atau faktor-faktor tersebut, pada periode saat
ini–dimana berlaku konsep negara-bangsa yang mengusung prinsip kedaulatan atas
suatu wilayah negara, serta berlaku prinsip kewarganegaraan atas diri seseorang–
praktik migrasi oleh bangsa atau warganegara tertentu ke wilayah negara lain dapat
menjadi permasalahan serius.
1
IOM, Buku Petunjuk Bagi Petugas Dalam Rangka Penanganan Kegiatan Penyelundupan Manusia dan Tindak Pidana yang Berkaitan dengan Penyelundupan Manusia, (Jakarta : 2009), hal.24
2
Dalam hal ini banyak negara di dunia umumnya sependapat bahwa migrasi
yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan keimigrasian atau migrasi ilegal akan
mengakibatkan ancaman terhadap kedaulatan, keamanan, kehidupan sosial dan
ekonomi, bahkan juga ancaman terhadap ideologi suatu bangsa. Belum lagi migrasi
ilegal bisa dihentikan, telah timbul varian baru yang kini kian mengemuka, yakni
penyelundupan manusia (people smuggling), dan perdagangan manusia (human
trafficking).3
Dalam pengertian dan batasan hukum internasional dalam hal ini hukum
internasional publik merupakan keseluruhan kaidah dan azas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang
bukan bersifat perdata4. Pengertian ini untuk membedakan dengan pengertian hukum
perdata internasional.
Dari pengertian hukum internasional publik tersebut, maka jika dikajikan dari
fungsi dan tujuannya, keimigrasian melaksanakan sebagian fungsi dan tugas hukum
internasional publik, termasuk perjanjian bilateral tentang bidang lintas batas.
Pengertian imigrasi mempunyai makna di satu sisi merupakan tindakan masuk ke
negara lain untuk tinggal menetap5 sedangkan sisi lain dari segi kelembagaan
mempunyai fungsi dan tujuan yaitu mengatur orang asing yang masuk ke negeri ini;
sisi pertama tersebut menunjuk pada suatu aktivitas (dari kalimat ”Tindakan masuk
3
Ibid
4
Kusumaatmadja Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, (Jakarta : Bina Cipta 1976), halaman 4.
5
ke negara lain”) manusia, yaitu aktivitas berupa lalu lintas manusia dari suatu negara
ke negara lain. Sisi kedua, menunjukkan tata laksana dari suatu organisasi atau
instansi yang mengurus lalu lintas manusia antar negara.
Individu/manusia merupakan obyek dari pelaksanaan fungsi, tugas dan
wewenang pelaksanaan keimigrasian, yang tidak dapat dipisahkan dengan
kewarganegaraan seseorang. Kewarganegaraan merupakan hubungan yang paling
sering dan kadang-kadang merupakan suatu hubungan satu-satunya antara seorang
individu dan suatu negara yang menjamin diberikannya hak-hak dan
kewajiban-kewajiban itu pada hukum internasional.6
Kewarganegaraan memang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan suatu
hubungan hukum yang kesinambungan antara negeri yang berdaulat di satu pihak dan
warganya tersebut di pihak lain. Sebagai dasar fundamental kewarganegaraan
seseorang adalah keanggotaaannya dalam suatu komunitas politik yang merdeka.
Hubungan hukum ini meliputi hak-hak dan kewajiban dan keduanya dipihak
warganegara dan di pihak lain.7
Sebagai pelaksana dari hubungan hukum tersebut perlu diimplementasikan
dalam suatu organisasi atau instansi yang mengurus lalu lintas manusia antara negara
sebagai wujud dari pencerminan kedaulatan hukum dan kedaulatan negara. Secara
hukum internasional, aspek kewarganegaraan merupakan hak atas perlindungan
6
Starke J.G., Pengantar Hukum Internasional 2, edisi kesembilan (Jakarta : Penerbit Aksara Pustaka Indonesia cet 1984), hal 23.
7
diplomatik di luar negeri dan ini merupakan atribut yang esensial, dimana negara
bertanggung jawab untuk melindungi warganya yang merupakan pencerminan aspek
korelatif dan kesetiaan dan perlindungan ”Protectio tvahit subjectionem et subjectio
Protectionem”.8
Organisasi yang mempunyai fungsi keimigrasian tersebut diatas, di Indonesia
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Kehakiman RI, yang
keberadaannya, tugas pokok serta fungsinya diatur berdasarkan Keputusan Presiden
RI nomor 44 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen jo keputusan
Presiden RI nomor 15 tahun 1984 tentang susunan organisasi Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan keputusan Presiden RI
nomor 8 tahun 1991 dan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M-PR. 07 04 tahun
1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi di daerah-daerah seluruh
Indonesia.
Sebagaimana diketahui negara Republik Indonesia lahir dari proses sejarah
yang panjang, termasuk sejarah perkembangan keimigrasian yang dapat dibedakan
dalam dua periode yaitu periode pendudukan/penjajahan dan setelah kemerdekaan.
Dalam periode pendudukan/penjajahan, pemerintah penjajahan Hindia Belanda di
bidang keimigrasian menerapkan kebijaksanaan ”opendeur politiek” yaitu
kebijaksanaan terbuka terhadap masuknya orang asing untuk menetap di Indonesia,
tujuan dan kebijaksanaan ini untuk masuknya modal asing dan tenaga asing yang
murah.
8
Dalam rangka menyamakan persepsi mengenai sikap tindak dan
keputusan yang akan dilakukan, maka pada tanggal 23-24 Juni 2008 Direktorat
Jenderal Imigrasi mengadakan suatu kegiatan Penyuluhan Peraturan
Keimigrasian Terpusat (PPKT).
Pembicara dalam kegiatan PPKT berasal dari berbagai unsur kedinasan
seperti:9Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) - memaparkan mengenai
pengertian Gratifikasi secara luas,Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
memaparkan tentang pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, Badan
Intelijen Negara (BIN) - memaparkan tentang jaringan komunitas intelijen
Indonesia khususnya mengenai subversi asing,Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara (PAN) - memaparkan tentang analisis jabatan sebagai
perangkat realisasi pendapatan berbasis kinerja, Departemen Keuangan -
memaparkan tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Terkait dengan Dasar
Pengelolaan, Perencanaan dan Penganggaran PNBP,Departemen Luar Negeri -
memaparkan tentang kedudukan dan peran Atase Imigrasi pada Perwakilan RI
di Luar Negeri,Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda - memaparkan tentang
nasionalisme dan perjuangan membela NKRI pada peranan Keimigrasian,
Sekretaris Jenderal Departemen Hukum dan HAM RI - memaparkan tentang
penjelasan anggaran belanja Departemen Hukum dan HAM RI dan pelaksanaan
tugas Sekretariat Jenderal Departemen Hukum dan HAM RI, Inspektur
9
Jenderal Departemen Hukum dan HAM RI - memaparkan tentang Peran
pengawasan dalam meningkatkan kinerja aparat keimigrasian, Kepala Badan
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) - memaparkan tentang UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya mengenai
pengakuan informasi dan atau dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum
yang sah, Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) POLRI - membahas tentang
Strategi POLRI dalam Penanggulangan Kejahatan Transnasional serta
membangun Kapasitas Penyidik, dan Direktur PT Premysis Consulting -
memaparkan tentang Prinsip pelayanan yang diterapkan dalam imigrasi,
Standar pelayanan yang diambil sebagai pedoman untuk menjalankan
pelayanan dan Solusi terpenting dalam menaikan standar pelayanan (ISO
9001).
Melalui kegiatan PPKT tersebut, diharapkan dapat menjadi sarana untuk
melakukan evaluasi terhadap segala bentuk kegiatan yang telah dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Imigrasi. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh
Direktur Jenderal Imigrasi-Basyir Ahmad Barmawi dalam sambutan penutupan
kegiatan PPKT yang mengatakan bahwa kegiatan PPKT ini diselenggarakan
tugas keimigrasian di lapangan. Jika ada keluhan-keluhan dalam melaksanakan
tugas, inilah sarananya untuk bisa mendapatkan masukan dari para pakar. 10
Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian mengatur
hal-hal sebagai berikut:
1. Hak Setiap Warga Negara Indonesia
Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan perjalanan keluar dan
masuk wilayah Indonesia. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghormati hak
asasi manusia, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Fungsi dan Pelaksanaan Keimigrasian
Fungsi keimigrasian dilaksanakan oleh Pemerintah dan untuk
melaksanakan fungsi tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan keimigrasian
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pimpinan. Untuk melaksanakan tugas
keimigrasian, pada setiap kabupaten, kota, atau kecamatan dapat dibentuk
Kantor Imigrasi. Selain Kantor Imigrasi, di ibukota negara, provinsi,
kabupaten/kota, dapat dibentuk Rumah Detensi.
Ditentukan pula bahwa pada setiap perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri atau tempat lain di luar negeri terdapat tugas dan fungsi
10
keimigrasian yang dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi. Untuk menjalin
hubungan internasional di bidang keimigrasian, Pimpinan dapat melakukan
kerja sama internasional di bidang keimigrasian dengan negara lain atau
dengan badan atau organisasi internasional.11
3. Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia
Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib memiliki
dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku. Orang asing yang masuk
wilayah Indonesia wajib memiliki visa yang sah dan masih berlaku. Petugas
Pemeriksa Pendaratan berperan dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, terutama melalui
Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).
Pengaturan mengenai masuk dan keluarnya orang dari atau ke wilayah
Indonesia, meliputi pula pengaturan mengenai kewajiban bagi penanggung
jawab alat angkut. Untuk membatasi yuridiksi pemeriksaan, diatur pula
mengenai Area Imigrasi yakni suatu area tertentu untuk melakukan
pemeriksaan keimigrasian dan merupakan area terbatas yang hanya dapat
dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut yang akan keluar atau masuk
wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas yang berwenang.
11
4. Pencegahan dan Penangkalan
Pimpinan berwenang dan bertanggung jawab melakukan pencegahan
yang menyangkut bidang keimigrasian.
Demi keamanan dan ketertiban umum, Pimpinan berwenang pula
melakukan penangkalan bagi seseorang yang masuk ke wilayah Indonesia.
Pejabat yang berwenang dapat meminta kepada Pimpinan untuk melakukan
penangkalan. Untuk melakukan penangkalan ini, diatur pula mengenai syarat
dikeluarkannya keputusan penangkalan dan perlindungan hukum bagi yang
ditangkal, beserta batas waktu penangkalan.12
5. Visa, Izin Masuk, dan Izin Tinggal
Dalam bagian ini diatur mengenai jenis visa dan kepada siapa dapat
diberikan dan kepada siapa tidak dapat diberikan. Termasuk pula pengaturan
mengenai orang asing yang dapat dibebaskan dari kewajiban memiliki visa.
Dalam bagian ini diatur pula mengenai ketentuan izin masuk bagi orang asing
yang telah memenuhi persyaratan untuk masuk wilayah Indonesia. Bagi orang
asing yang berada di wilayah Indonesia, diwajibkan memiliki izin tinggal.
Dalam bagian ini diatur mengenai jenis dan macam izin tinggal.
12
6. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
Dokumen Perjalanan Republik Indonesia dalam Rancangan Undang-Undang ini
meliputi Paspor Republik Indonesia (sebagai dokumen negara) dan Surat
Perjalanan Laksana Paspor (sebagai dokumen resmi).
Paspor Republik Indonesia terdiri atas:
a. Paspor Diplomatik;
b. Paspor Dinas; dan
c. Paspor Biasa.
Surat Perjalanan Laksana Paspor terdiri atas:
a. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk warga negara Indonesia;
b. Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk orang asing;
c. Surat Perjalanan Lintas Batas atau Pas Lintas Batas; dan
d. Pas Perjalanan Haji.
Dalam bagian ini diatur pula mengenai siapa yang dapat memperoleh
Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor, beserta persyaratannya. Dengan
adanya Pas Perjalanan Haji nantinya tidak dikenal lagi adanya pas-pas haji.
7. Pengawasan Keimigrasian
a. pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang memohon dokumen
perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar
wilayah Indonesia.
b. pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar
wilayah Indonesia, serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
orang asing di wilayah Indonesia.
Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap orang asing, Pimpinan
membina hubungan kerja sama dengan badan atau instansi pemerintah terkait
dan bertindak selaku koordinator pengawasan orang asing. Untuk menegakkan
pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi, diatur pula mengenai
Tindakan Administratif Keimigrasian dan pengaturan mengenai Rumah Detensi
Imigrasi.
8. Penyidikan
Penyidik Keimigrasian yang telah melakukan penyidikan tindak pidana
keimigrasian, berkas perkaranya diserahkan kepada penuntut umum melalui
Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Penyidik Pejabat
Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib menyerahkan berkas perkara
tersebut kepada penuntut umum paling lama 1 (satu) hari kerja tanpa mengubah
9. Ketentuan Pidana
Dalam ketentuan ini, ada beberapa perbuatan yang menyangkut bidang
keimigrasian yang dikriminalisasi dan beberapa perbuatan yang telah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
ditingkatkan pidananya dalam rangka pemberatan. Pidana tidak hanya
dijatuhkan kepada orang perseorangan, melainkan juga dapat dijatuhkan
kepada korporasi.
10. Ketentuan Peralihan
Untuk memberi kejelasan dan kepastian hukum dalam ketentuan
peralihan ini ditentukan bahwa:
a. Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap
yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
tentang Keimigrasian dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya
habis;
b. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia yang telah dikeluarkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
c. perkara tindak pidana di bidang keimigrasian yang sedang diproses dalam
tahap penyidikan, tetap diproses berdasarkan Undang-Undang Hukum
Acara Pidana. 13
Hasil kegiatan Lokakarya Strategi Penanganan Imigran gelap di
Indonesia Putaran Ke VI pada tanggal 11 s.d 13 Agustus 2009 bertempat di
Pangandaran Kabupaten Ciamis yang diselenggarakan oleh International
Organization for Migration (IOM) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal
Imigrasi dan Bareskrim Markas Besar POLRI. Esensi materi meliputi:
1) Penyebab timbulnya migrasi adalah Ekonomi/Kemiskinan; Tekanan
Demografis; Globalisasi; Lapangan Kerja; Climate Change; Bencana
Alam; Perang & Konflik; Politik.
2) Migrasi dimulai sejak ada peradaban dan tidak akan pernah berakhir
hingga hari kiamat tiba.
3) Pengertian Imigran gelap adalah Migrasi yang terjadi di luar prosedur &
aturan negara yang ada atau juga perpindahan manusia lewat batas
negara yang menyalahi aturan imigrasi yang berlaku.
Ada 4 situasi orang disebut imigran gelap:
a. Imigran yang masuk secara klandestin (sembunyi), dengan dokumen palsu;
b. Menetap lebih dari waktu yang diijinkan (over-stay);
13
c. Korban jaringan people smuggling;
d. Sengaja melecehkan sistem suaka internasional.
4) Beberapa hukum/ konvensi international yang berkaitan dengan Migran:
a. Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (DUHAM) PBB 1948;
b. Konvensi Internasional Hak-Hak Sipil & Politik;
c. Konvensi Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya;
d. Konvensi menentang penyiksaan;
e. Konvensi perlindungan hak-hak anak;
f. Konvensi tentang penghapusan diskriminasi terhadap perempuan;
g. Konvensi tentang Pekerja Migran.
5) Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan migran/imigran gelap di
Indonesia adalah :
6) Cara menanggulangi fenomena imigran gelap adalah diperlukan Koordinasi
lintas sektoral (inter-departemen)-Sosialisasi-Masyarakat Perbatasan, Pantai,
Pedesaan, Perkotaan tentang Kepekaan Terhadap Keberadaan Orang Asing yg
dicurigai untuk melapor ke Pemda / Polri / Kantor Imigrasi. Meningkatkan
dan prasarana yang saat ini dimiliki secara maksimal, Perlu ditingkatkan
kerjasama bilateral dengan negara lain, termasuk negara asal imigran (gelap).14
Dalam pembuatan paspor ada beberapa syarat dan standar operasional prosedur pembuatan paspor baru yaitu :
1. Datangi kantor imigrasi.
Boleh ke kantor imigrasi di mana saja, lokasi kantor imigrasi gak sama dengan lokasi
tempat pembuatan KTP juga gak apa-apa. Jadi org ber KTP Papua bisa aja bikin
paspor di Jakarta. Atau orang berKTP Jakarta Timur bisa bikin paspor di kantor
imigrasi jakarta selatan, dll. Di kantor imigrasi ambil formulir. Isi secara lengkap
dan lampirkan dokumen sbb :
1. KTP asli dan fotokopi
2. Kartu Keluarga (KK) asli dan fotokopi
3. Akte Kelahiran asli dan fotokopi
Jika tidak ada Akte kelahiran / Akte Kenal Lahir, bisa digunakan ijasah pendidikan
formal apa saja, ijasah SD juga bisa, tidak perlu ijasah terakhir
1. Surat Sponsor / surat keterangan / surat rekomendasi dari tempat kerja
2. Meterai Rp.6000,-
Surat tambahan yang disiapkan saja, siapa tau diperlukan :
1. Akte Nikah (bila sudah menikah)
2. Surat WNI/SKKRI/SBKRI untuk yang memiliki
14
3. Surat Keterangan Ganti Nama
4. Ijazah terakhir
Kepala Kantor Imigrasi Belawan di Medan mengatakan bahwa Peranan
Komite Intelijen Daerah (Kominda) sangat strategis dalam membantu jajaran Imigrasi
Belawan mencegah masuknya imigran gelap melalui pelabuhan liar. Kominda bukan
hanya strategis dalam memantau pergerakan teroris, tapi juga imigran gelap,
pihaknya tidak dapat memonitor masuknya imigran gelap melalui pelabuhan liar
karena di pelabuhan liar tidak terdapat pos pemeriksaan imigrasi.15
Jadi tidak mungkin melakukan pemeriksaan di sana, dengan adanya Kominda
diharapkan dapat membantu kami mengantisipasi masuknya imigran gelap itu.
Bantuan yang diharapkannya adalah saling bertukar informasi terhadap keluar
masuknya orang yang dicurigai warga asing yang masuk ilegal melalui
pelabuhan-pelabuhan liar itu.
Kepala Kantor Imigrasi Belawan menyatakan bahwa Imigrasi Belawan
memang mempunyai petugas berpakaian preman yang bertugas memantau orang
asing, tapi jumlahnya terbatas.
Kepala Imigrasi Belawan berharap seluruh komponen masyarakat yang
tergabung dalam Kominda maupun bukan turut proaktif melaporkan orang asing di
15
lingkungannya, sehingga lolosnya sejumlah imigran asal Afghanistan beberapa hari
lalu tidak terulang kembali.16
Isu Migran Secara Global yaitu hingga saat ini terdapat 192 juta migran , yang
artinya berjumlah 3 % dari penduduk sedunia, dan berarti Setiap 35 orang terdapat 1
migran17
Penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya imigran
ilegal ke Indonesia merupakan sebuah keharusan, sehingga imigran-imigran
yang ada dapat diawasi dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku.
Penegakan sanksi terhadap penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran yang
sering terjadi selama ini belum mendapat penanganan yang serius, dan
sejauhmana keberhasilan dari penegakan hukum keimigrasian ini dapat
diterapkan di Indonesia ini sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Secara Faktual harus diakui bahwa peningkatan arus lalu lintas orang,
barang, jasa dari dan ke wilayah Indonesia dapat mendorong dan memacu
pertumbuhan ekonomi serta proses modernisasi masyarakat. Peningkatan arus
orang asing ke wilayah RI tentunya akan meningkatkan penerimaan uang yang
dibelanjakan di Indonesia, meningkatnya investasi yang dilakukan, serta
meningkatnya aktifitas perdagangan yang akan meningkatkan penerimaan
devisa.
16
Hasil wawancara dengan Bapak Martahan Hutapea Kepala Kantor Imigrasi Belawan di Medan pada tanggal 22 Mei 2010
17
INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION Ronnie Bala National
Berdasarkan politik hukum keimigrasian yang bersifat selektif, ditetapkan
bahwa hanya orang asing yang:
a. Memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara
Republik Indonesia.
b. Tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum, serta
c. Tidak bermusuhan dengan rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia,
diizinkan masuk dan dibolehkan berada di wilayah Indonesia, serta diberi
izin tinggal sesuai dengan maksud dan tujuannya datang di Indonesia.
Oleh sebab itu penulis mengangkat ini menjadi sebuah topik penelitian
dengan judul “penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya
imigran ilegal ke Indonesia”
Jenis kejahatan transnasional terorganisasi (TOC) yang terkait dengan Imigran
Ilegal :
a. Penyelundupan Manusia (People Smuggling)
b. Perdagangan Orang (Trafficking in Persons)18
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, selanjutnya
dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk
sebagai imigran di Indonesia?
18
2. Bagaimanakah penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran dilakukan
dengan cara akibat hukumnya berdasarkan UU No. 9 Tahun 1992
Tentang Keimigrasian?
3. Bagaimanakah penegakan peraturan keimigrasian dalam mencegah
masuknya imigran ilegal ke Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan dalam penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui syarat-syarat dan prosedur mendapatkan izin masuk
sebagai imigran di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penyalahgunaan izin masuk sebagai imigran dan
akibat hukumnya berdasarkan UU No. 9 Tahun 1992 Tentang
Keimigrasian.
3. Untuk mengetahui peraturan keimigrasian dalam mencegah masuknya
imigran ilegal ke Indonesia.
D. Manfat Penelitian
Manfaat penulisan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
1. Secara Teoritis
Dapat mengetahui peraturan hukum apa yang dipakai pemerintah
untuk masuknya Imigran ke Indonesia yang mempunyai izin yang sesuai
dengan UU No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
2. Secara Praktis
Dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan izin
masuk sebagai imigran. Sehingga dengan adanya penulisan ini
pemerintah dapat mengatur izin masuk sebagai imigran yang baik dan
sesuai dengan UU No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian.
E. Keaslian Penulisan
“Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah Masuknya Imigran Ilegal
ke Indonesia”, ini sengaja penulis angkat menjadi judul penelitian ini
merupakan karya ilmiah yang sejauh ini belum pernah ditulis di lingkungan
Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara
(USU), terutama yang berkaitan dengan Penegakan Peraturan Keimigrasian.
dan media elektronik, juga melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
keaslian penelitian ini dapat saya pertanggungjawabkan.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Dalam pembahasan mengenai Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam
Mencegah Masuknya Imigran Ilegal Ke Indonesia Berdasarkan UU No.9 Tahun
1992 Tentang Keimigrasian, teori utama yang digunakan adalah teori
kedaulatan negara (staats-souvereiniteit) yang dikemukakan oleh Jean Boudin
dan George Jellinek. Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi ada
pada negara dan negara mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Negara
yang berdaulat melindungi anggota masyarakatnya terutama anggota
masyarakat yang lemah.
Tujuan hukum mengenai perijinan masuknya imigran ke Indonesia ini
tidak terlepas dari tujuan hukum pada umumnya. Tujuan hukum adalah untuk
mewujudkan keadilan (rechtsgerechtigheid), kemanfaatan (rechtsutiliteit), dan
kepastian hukum (rechtszekerheid).19 Dalam hal mewujudkan keadilan, Adam
Smith melahirkan ajaran mengenai keadilan (justice), Smith mengatakan bahwa
“tujuan keadilan adalah untuk melindungi diri dari kerugian” (the end of the
19
justice to secure from enjury).20 Menurut G.W. Paton, hak yang diberikan oleh
hukum ternyata tidak hanya mengandung unsur perlindungan dan kepentingan
tetapi juga unsur kehendak (the element of will).21 Maka teori hukum
perlindungan dan kepentingan bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai hukum
dan postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam.
Hukum pada hakikatnya adalah sesuatu yang abstrak, namun dalam
manifestasinya dapat berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum dapat dinilai
baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah kebaikan,
kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan.22
Ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama dari segala hukum.
Kebutuhan terhadap ketertiban ini syarat pokok (fundamental) bagi adanya
suatu masyarakat manusia yang teratur. Di samping ketertiban, tujuan lain dari
hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya
menurut masyarakat dan zamannya. Untuk mencapai ketertiban dalam
masyarakat ini diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia
dalam masyarakat.
Selain itu, teori yang menyatakan bahwa hukum sebagai sarana
pembangunan dapat diartikan, bahwa hukum sebagai penyalur arah kegiatan
manusia kearah yang dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan. Teori
20
Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 4-5.
21
George Whitecross Paton, A Text-Book of Jurisprudence, edisi kedua, (London: Oxford University Press, 1951), hal. 221.
22
ini dikemukakan oleh Roscoe Pound, yakni “Law as A Tool as Social
Engineering”23. Dimana hukum harus diusahakan bersifat antisipatif, sehingga
tidak menghambat laju perkembangan efisiensi ekonomi nasional, mewujudkan
iklim keimigrasian yang kondusif melalui pengaturan izin masuk bagi imigran
ke Indonesia.
Secara umum, semua orang adalah sama kedudukannya dalam hukum,
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak
perseorangan dilindungi oleh hukum. Hak perseorangan adalah relatif, sifat
perseorangan dalam hukum perjanjian menimbulkan gejala-gejala hukum
sebagai akibat hubungan hukum antara persoon dengan persoon lainnya.
Konsep hukum dan teori hukum dalam sistem mendekatkan hukum pada
permasalahan peran sekaligus fungsi hukum. Orang (termasuk dalam
pengertian kelembagaan) dapat melakukan sesuatu kehendak melalui
pemanfaatan hukum, Penegakan hukum serta pengawasan, dan lain-lain24
Oleh sebab itulah penelitian ini mengacu kepada teori yurisdiksi, karena setiap
orang baik WNI, WNA ataupun mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda yang
berada di wilayah hukum Indonesia harus tunduk kepada peraturan hukum di
Indonesia.
23
Roscoe Pound, “Social Control Through Law: Jural Postulets”, Cet.1, dikutip dalam Filsafat Hukum dari Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), hal. 578-579, dikutip dari Pound, Jurisprudence, Vol.3, hal.8-10, dikutip dari Stone, Human Law and Human Justice (1965), hal.280.
24
2. Konsepsi
Guna menghindarkan perbedaan pengertian tentang istilah-istilah yang
dipakai dalam penulisan ini, definisi operasional dari istilah-istilah tersebut
adalah sebagai berikut:
Illegal Migran ialah Migrasi yang terjadi diluar prosedur & aturan negara yang ada.
Atau juga perpindahan manusia lewat batas negara yang menyalahi aturan imigrasi
yang berlaku. 25
Pengungsi (refugee) adalah sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi
sebelum 1 Januari 1951 dan yang disebabkan oleh kecemasan yang sungguh-sungguh
berdasar akan persekusi karena alasan-alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan
pada kelompok sosial tertentu atau opini politik, berada di luar negara
kewarganegaraannya dan tidak dapat atau, karena kecemasan tersebut, tidak mau
memanfaatkan perlindungan negara itu; atau seseorang yang tidak mempunyai
kewarganegaraan dan berada di luar negara di mana ia sebelumnya biasanya
bertempat tinggal, sebagai akibat peristiwa-peristiwa termaksud, tidak dapat atau,
karena kecemasan tersebut, tidak mau kembali ke negara itu (Ps. 1 Konvensi Jenewa
Tahun 1951 tentang Pengungsi)
Definisi pengungsi diperluas cakupannya melalui Protokol Tambahan tahun
1967.26
25
INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION Ronnie Bala National
Program Officer Email address : hbala@iom.int hal. 8
26
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.27
Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.28
Menurut Black's Law Dictionary, "citizen is a person who, by either birth or
naturalization, is a member of a political community, giving allegiance to the
community and being entitled to enjoy all its civil rights and protections; a member of
the civil state, entitled to all its privileges.29
Bila dibicarakan mengenai hubungan warganegara dengan negara atau
keanggotaan dalam negara, maka hubungan tersebut dinyatakan dengan istilah
kewarganegaraan yang menyatakan hubungan atau ikatan hukum antara seorang
individu dengan suatu negara atau keanggotaan daripada suatu negara.
Dalam menyatakan hubungan atau ikatan hukum tersebut di masing-masing
negara tidak dinyatakan dalam istilah yang sama dalam arti dan isinya. Terkadang
digunakan istilah citizen, national atau subject yang penggunaannya sering
membingungkan.30
Kewarganegaraan (citizenship) adalah suatu status menurut hukum dari suatu
negara yang memberi keuntungan-keuntungan hukum tertentu dan membebankan
kewajiban-kewajiban tertentu kepada individu. Sedangkan kebangsaan (nationality)
27
UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, Pasal 1 ayat (1)
28 UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, Pasal 1 ayat (2) 29
Garner A. Bryan, Black’s Law Dictionary, Eighth Edition, Thomson West,USA,2004, hlm. 261.
30
sebagai istilah hukum internasional menunjuk kepada ikatan yaitu ikatan seorang
individu terhadap suatu negara yang memberi kepada suatu negara hak untuk
mengatur atau melindungi nationals-nya, meski di luar negeri sekalipun.31
Sudargo Gautama menyimpulkan bahwa pengertian pokok dari
kewarganegaraan ialah ikatan antara individu dengan negara, yaitu individu
merupakan anggota penuh secara politik dalam negara itu dan berkewajiban untuk
tetap setia kepada negara (permanence of allegiance), tetapi sebaliknya negara
berkewajiban melindungi individu tersebut di manapun ia berada.32
Pengertian kewarganegaraan sendiri menurut Kho Wan Sik dapat dibedakan
atas :
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis (juridische nationaliteit) dan sosiologis
(sociologische nationaliteitsbegrip)
Kewarganegaraan dalam arti yuridis adalah ikatan hukum (derechtsband)
antara negara dengan orang-orang pribadi (natuurlijke personen) yang
karena ikatan itu menimbulkan akibat, bahwa orang-orang tersebut jatuh di
bawah lingkungan kuasa pribadi dari negara yang bersangkutan atau dengan
kata lain warga dari negara itu (burgers van die Staat zijn).33
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis adalah kewarganegaraan yang tidak
31
Ibid, hlm. 46.
32
Sudargo Gautama, Warganegara dan Orang Asing, Cetakan 6, Alumni, Bandung, 1997, hlm. 21.
33
berdasarkan ikatan yuridis, tetapi sosial politik yang disebut natie.
Kewarganegaraan yang sosiologis adalah kewarganegaraan yang terikat
pada suatu negara oleh karena adanya perasaan kesatuan ikatan karena satu
keturunan, kebersamaan sejarah, daerah/tanah (wilayah) dan penguasa
berkembang dalam suatu persekutuan daerah atau negara tempat ia
tinggal.34
Dari sudut kewarganegaraan sosiologis dapat dilihat bahwa
kewarganegaraan yuridis mungkin tidak memiliki persyaratan
kewarganegaraan sosiologis, sedangkan dari sudut kewarganegaraan
sosiologis hanya satu persyaratan yang tidak dipenuhi yaitu persyaratan
yuridis yang merupakan ikatan formal dengan negara tersebut dalam bentuk
antara lain surat bukti. Terkadang kedua ikatan tersebut tidak bersamaan,
sehingga sangatlah ideal apabila kewarganegaraan yuridis dan
kewarganegaraan sosiologis itu manunggal dalam diri seorang warganegara.
Kewarganegaraan da
2. lam arti formal dan materil (formal en materiil
g mengenai
nationaliteitsbegrip)
Kewarganegaraan dalam arti formal (gatranya) adalah tempat
kewarganegaraan itu dalam sistematika hukum karena menyangkut salah
satu sendi dari negara, yaitu rakyat negara, maka kewarganegaraan itu
terletak di bidang hukum publik, sebab kaidah-kaidah yan
34
adanya negara semata-mata bersifat publik (publiekrechtelijk).
Kewarganegaraan dalam arti materiil (isinya) adalah akibat hukum dari
pengertian kewarganegaraan itu, yaitu apakah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang konkrit terhadap seseorang yang timbul dari pengertian
kewarganegaraan itu atau dengan kata lain, apakah perbedaan yang timbul
dari ikatan hukum antara kedudukan seorang warganegara dengan orang
ukum maupun suatu status (apabila dilihat dari sudut
alam Black's Law Dictionary juga disebutkan pengertian citizenship36
the quality of a person's conduct as a member of a community.
asing.
Kho Wan Sik, melukiskan sifat hukum dari pengertian kewarganegaraan
sebagai pertalian hukum antara negara dengan seorang (manusia) dengan
akibat hukum, bahwa orang itu menjadi warganegara dan jatuh di bawah
lingkungan kekuasaan pribadi (personengebeid atau personal jurisdiction)
negara tersebut. Menurutnya juga bahwa kewarganegaraan itu bersifat baik
suatu pertalian h
perseorangan).35
D
adalah:
1) the status of being a citizen;
35
Ibid, hlm. 2.
36
Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar
wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara
Republik Indonesia.37
Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat wilayah
Indonesia adalah seluruh wilayah Negara Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut, dan udara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.38
Surat Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk
melakukan perjalanan antar negara.39
Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah pelabuhan, bandar udara, atau
tempat-tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri sebagai tempat-tempat masuk atau ke luar wilayah
Indonesia.40
Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Republik Indonesia.41
Visa untuk Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah izin
tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada Perwakilan Republik
Indonesia atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
37
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 1
38
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 2
39
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 3
40
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 4
41
yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk masuk dan melakukan perjalanan ke
wilayah Indonesia.42
Izin Masuk adalah izin yang diterakan pada Visa atau Surat Perjalanan orang
asing untuk memasuki wilayah Indonesia yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi.43
Izin Masuk Kembali adalah izin yang diterakan pada Surat Perjalanan orang
asing yang mempunyai izin tinggal di Indonesia untuk masuk kembali ke wilayah
Indonesia.44
Tanda Bertolak adalah tanda tertentu yang diterakan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi dalam Surat Perjalanan setiap orang yang akan
meninggalkan wilayah Indonesia.45
Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau sarana transportasi lainnya
yang lazim dipergunakan untuk mengangkut orang.46
Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang orang
tertentu untuk ke luar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.47
42
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 7
43
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 8
44
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 9
45
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 10
46
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 11
47
Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang
tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.48
Tindakan Keimigrasian adalah tindakan administratif dalam bidang
keimigrasian di luar proses peradilan.49
Karantina Imigrasi adalah tempat penampungan sementara bagi orang asing
yang dikenakan proses pengusiran atau deportasi atau tindakan keimigrasian
lainnya.50
Penegakan adalah tindakan disiplin yang berdampak pada berjalannya
peraturan adalah seperangkat aturan yang mengatur tentang sebuah sistem
Illegal adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan / tidak sesuai dengan hukum yang berlaku
Pengusiran atau deportasi adalah tindakan mengeluarkan orang asing dari
wilayah Indonesia karena keberadaannya tidak dikehendaki.51
G. Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan dalam suatu penelitian ilmiah. Penelitian
ilmiah ialah penalaran yang mengikuti suatu alur berfikir atau logika yang
tertentu dan yang menggabungkan metode induksi (empiris), karena penelitian
48
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 13
49
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 14
50
UU RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 ayat 15
51
ilmiah selalu menuntut pengujian dan pembuktian empiris dan
hipotesis-hipotesis atau teori yang disusun secara deduktif.52 Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif
disebut juga sebagai penelitian doctrinal (doctrinal research) yaitu suatu
penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis didalam buku (law as it
is written in the book), maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui
proses pengadilan (law it is decided by the judge through judicial process)53
Penelitian hukum normatif berdasarkan data sekunder dan menekankan pada
langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif.54
Jadi disimpulkan bahwa metode yang digunakan adalah metode
penelitian normatif yang merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk
menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya.55 Logika keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif
dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif,
yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri. Penelitian hukum ini
dikatakan juga penelitian yang ingin menelaah sinkronisasi suatu peraturan
perundang-undangan, yang dilakukan secara vertikal dan horizontal. Ditelaah
secara vertikal berarti akan dilihat bagaimana hirarkisnya, sedangkan secara
52
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung : Rineka Cipta, 1994), hal. 105.
53
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Grafitti Press, 2006), hal. 118.
54
J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 3.
55
horizontal adalah sejauh mana peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelbagai bidang itu mempunyai hubungan fungsional secara konsisten.
1. Tipe atau Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriftif analitis. Tujuan penelitian deskriptif adalah
menggambarkan secara tepat, sifat individu, suatu gejala, keadaan atau
kelompok tertentu.56 Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini
menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum
dan pelaksanaanya, serta menganalisis fakta secara cermat tentang
Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah Masuknya Imigran
Ilegal Ke Indonesia.
2. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan
(statute approach). Penelitian ini menggunakan pendekatan tersebut karena
yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus
tema sentral suatu penelitian.57 Analisis hukum yang dihasilkan oleh suatu
penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan
perundang-undangan, akan menghasilkan suatu penelitian yang akurat. Pendekatan
tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang
56
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Prenada Media, 1997), hal. 42.
57
berhubungan dengan Penegakan Peraturan Keimigrasian Dalam Mencegah
Masuknya Imigran Ilegal Ke Indonesia.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber-sumber penelitian dapat dibedakan menjadi sumber-sumber
penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer, bahan-bahan hukum
sekunder, bahan hukum tersier , yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Bahan Hukum Primer terdiri dari:
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Terdiri dari
perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Badan hukum
primer yang otoritasnya di bawah undang-undang adalah peraturan
pemerintah, peraturan presiden atau peraturan suatu badan hukum
atau lembaga negara. Putusan pengadilan merupakan konkretitasi
dari perundang-undangan.
b. Bahan Hukum Sekunder:
Berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan
dokumen- dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi
buku-buku teks, kamus- kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan hukum sekunder terutama
dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana
yang mempunyai klasifikasi tinggi.58
c. Bahan hukum tersier:
Berupa bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum sekunder seperti kamus umum,
kamus hukum, kamus kesehatan, majalah dan jurnal ilmiah.59
Jadi penelitian ini menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan
tertier sebagai sumber penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode atau teknik menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat
dilihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, dokumen
dan lainnya.60
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan,
58
Petter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2006), hal 141.
59
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Grafindo, 2006), hal. 14.
60
literatur-literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum dan bahan kuliah yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun data yang digunakan dalam menyusun penulisan ini diperoleh
dari wawancara dengan informan (dari kantor Imigrasi Belawan) dan penelitian
kepustakaan (library research), sebagai suatu teknik pengumpulan data dengan
memanfaatkan berbagai literatur berupa peraturan perundang-undangan,
buku-buku, karya-karya ilmiah, bahan kuliah, wawancara, serta sumber data
sekunder lain yang dibahas oleh penulis. Digunakan pendekatan yuridis
normatif karena masalah yang diteliti berkisar mengenai keterkaitan peraturan
yang satu dengan yang lainnya.
5. Metode analisis Data
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif
dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaedah hukum dan
kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam
kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum
tersebut.61 Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berupa
peraturan perundang-undangan, dan studi wawancara dengan Kepala Kantor
Imigrasi Belawan di Medan, dan data juga diperoleh dari dokumen-dokumen
atau arsip-arsip dari Kantor Imigrasi Belawan tersebut serta hasil wawancara
diolah dan dianalisis berdasarkan metode kualitatif.
61
BAB II
SYARAT-SYARAT DAN PROSEDUR MENDAPATKAN IZIN MASUK SEBAGAI IMIGRAN DI INDONESIA
A. Imigran dan Imigran Illegal
Negara Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan terletak
dijalur perlintasan laut internasional menghubungkan dua samudera yaitu samudera
Pasifik dan samudera Indonesia serta di apit oleh dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia. Hal yang nyata bahwa Indonesia dengan kondisi geografisnya
yang demikian merupakan jalan silang bagi jalur perlintasan pelayaran dan
perdagangan Internasional.
Di samping letak geografis yang sangat menguntungkan dalam hal musim
jika negara lain mengenal empat musim sedangkan negara Indonesia hanya
mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, hal ini berpengaruh
besar terhadap kesuburan alamnya.62
Kekayaan sumber daya alam yang melimpah yang mempunyai nilai
ekonomi serta keindahan panoramanya menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap
orang, tidak mengherankan apabila Indonesia merupakan salahsatu titik sentral
perhatian negara-negara lain baik bidang politik maupun bidang lain seperti
sosial, ekonomi dan keamanan. Jalur ekonomi terutama menjadikan Indonesia
tempat persinggahan kapal-kapal asing baik hanya sekedar melewati jalur
62
perdagangan Intemasional maupun sekedar ingin mengambil hasil kekayaan
alamnya.63
Kenyataan ini semakin lebih mudah bagi orang asing untuk datang ke
Indonesia dengan diberikannya berbagai kemudahan prosedur terutama dengan
adanya opendoor policy yaitu politik pintu terbuka yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Hindia Belanda yaitu membuka pintu selebar-lebarnya kepada orang
asing untuk masuk ke Indonesia, sehingga berbondong-bondonglah orang asing
masuk ke Indonesia dengan berbagai macam tujuan, ada yang numpang hidup,
sekolah, bekerja, wisata bahkan tidak sedikit yang tinggal menetap.
Akibat banyak orang asing dari berbagai Ras yang diwariskan oleh
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang tinggal di Indonesia diantaranya adalah
bangsa China, India, Arab dan lain sebagainya. Semakin lama orang asing
tersebut berdiam di Indonesia akan membawa pengaruh terhadap bidang
politik, budaya, ekonomi, dan keamanan. Hal inilah yang perlu dipikirkan secara
serius sehingga tidak sampai menimbulkan dampak yang negatif.
Setelah Indonesia Merdeka, Indonesia tidak menerapkan kebijaksanaan
yang dulu yaitu kebijaksanaan "opendoor policy" yang dianggap sudah tidak
sesuai lagi. Oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan
kebijaksanaan baru yaitu selective policy bahwa masuknya orang asing hanya
dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan manfaat bagi
pembangunan Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.
63
Dibukanya perusahaan-perusahaan besar baik dengan modal asing maupun
gabungan dengan modal domestik membuka lapangan kerja baru baik untuk
bangsa Indonesia sendiri juga bagi tenaga kerja asing (TKA) terutama tenaga
ahli yang turut masuk ke Indonesia. Tetapi di lain pihak hal ini menimbulkan
kerawanan terutama di bidang ketahanan nasional. Kedatangan orang asing
tersebut sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan syarat-syarat sebagai warga
negara asing yang akan mengunjungi suatu negara lain baik sebagai diplomat,
pedagang maupun turis.64
Kenyataan bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan juga transportasi memudahkan orang untuk melakukan perjalanan dari suatu
negara ke negara lain. Keadaan ini harus dipandang sebagai hal yang wajar tanpa
menghilangkan kewaspadaan karena tanpa disadari pasti akan membawa dampak
permasalahan terutama pada lalu lintas antar negara.
Dapat dipastikan tidak semua orang asing yang masuk ke Indonesia
memberikan manfaat seperti yang diharapkan dalam kebijaksanaan pemerintah
Negara Indonesia. Dengan demikian tugas Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai
salah satu Unit Pelaksana Teknis Departemen Kehakiman yang berubah menjadi
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai peranan yang
sangat penting untuk mengatur lalu lintas orang asing antar negara dan
mengawasi kedatangan, keberadaan serta kegiatan orang asing sampai
meninggalkan wilayah Republik Indonesia, hal ini ditunjukan untuk menjaga
64