• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN

PANTAI TIKU DI NAGARI TIKU SELATAN KECAMATAN

TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM

Oleh:

Ida Mawarni*, Dasrizal**, Elvi Zuriyani,**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah,menganalisis dan membahas tentang Perilaku Masyarakat Dalam Melestarikan lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dilihat dari: 1) Pengetahuan, 2) Budaya, dan 3) Sikap.

Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada dilingkungan pantai tiku nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara kabupaten agam. Sampel responden di ambil dengan teknik propotional random sampling dengan sampel berjumlah 80 orang masyarakat yang paling banyak berhubungan dengan pantai. Teknik analisa data menggunakan analisis yaitu dengan rumus persentase dan selanjutnya menggunakan skala likers Teknik penggumpulan data dengan menggunakan angket atau instrument.

Hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) Pengetahuan masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara kabupaten agam dengan skor rata-ratanya 3,92 dengan tingkat pencapaian responden 78,53% berada pada kriteria baik, 2) Budaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara kabupaten agam dengan skor rata ratanya 3,60 dengan tingkat pencapaian responden 71,99% berada pada kriteria baik, 3) Sikap masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara kabupaten agam dengan skor rata-ratanya 3,99 dengan tingkat pencapaian responden 79,78% berada pada kriteria baik

(3)

BEHAVIOR SOCIETY IN PRESERVING THE ENVIRONMENT IN TIKU BEACH AT SOUTH TIKU VILLAGE TANJUNG MUTIARA DISTRICTS

AGAM REGENCY By:

Ida Mawarni*, Dasrizal **, Elvi Zuriyani,*** *)Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra **) Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRAK

This study aims to get the data, process, analyze and discuss the behavior society in preserving the environment in tiku beach at south tiku village, tanjung mutiara districts, agam regency, that it can be viewed by: 1) knowledge, 2) Culture, and 3) Attitude. The type of this research is descriptive research. The population of this research is all of the society in tiku beach at south tiku village, tanjung mutiara districts, agam regency. The sample of respondents was taken by proportional random sampling technique which the amount of the sample were 80 people who the most associated with the beach. Technique of data analysis use the percentage formula and then the researcher uses Likert scale. Meanwhile, technique of collecting the data uses a questionnaire or instrument. The finding of this research were: 1) Knowledge behavior society in preserving the environment in tiku beach at south tiku village, tanjung mutira districts, agam regency with the average score were 3.92 with the level of respondents’ achievement were 78.53% which include of good criteria, 2) Culturals’ society in preserving in preserving the environment in tiku beach at south tiku village, tanjung mutiara districts, agam regency, with the average score were 3.60 with a level of respondents’ achievement were 71.99% which include of good criteria, 3) The attitude of society in preserving of the environment in tiku beach at south tiku village, tanjung mutiara districts, agam regency, with the average score were 3.99 with the level of respondents'achievement were 79.78% which include of good criteria.

(4)

PENDAHULUAN

Pantai merupakan salah satu perairan yang di jadikan masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas untuk mencari nafkah, tempat olah raga, areal tambak garam, tempat budi daya rumput laut, tempat budi daya hutan mangrove serta memiliki komponen biotic dan abiotik sehingga sangat diperlukan pelestarikan lingkungan pantai oleh setiap masyarakat dan pemerintah daerah setempat .

Menurut Beroya (2000), mendefinisikan lingkungan sebagai segala sesuatu yang melingkupi organisme yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat yang sama juga dapat mempengaruhi lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita termasuk lingkungan pantai sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Bukan hutan saja yang perlu di lestarikan tetapi sama halnya dengan pantai sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.

Dalam pelestarian lingkungan sangat mutlak dibutuhkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara melestarikan lingkungan pantai agar tetap terjaga, bukan hal itu saja tetapi budaya dan sikap juga mempengaruhi masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai. Sehingga ada rasa memiliki serta pemahaman tentang kegunaan dan pelestarian lingkungan pantai oleh masyarakat setempat. Jika sudah lebih banyak masyakarat yang sadar bahwa memelihara dan melestarikan lingkungan pantai, sedikit banyak tentu akan berdampak positif pada pengurangan pemanasan global.

Budaya masyarakat untuk melestarikan lingkungan pantai dapat di lihat dari kebiasaan masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman di sekitar tepi pantai. Salah satunya seperti cemara laut berguna mengamankan pantai dari berbagai ancaman bencana alam sangat tinggi, apabila

tanaman tumbuh besar, maka tumbuhan ini akan memiliki fungsi strategis bagi pengamanan kawasan pantai. Tanaman ini akan menjadi benteng pertahanan jika suatu waktu terjadi bencana alam gempa bumi yang diikuti tsunami. Pohon cemara laut akan berperan penting untuk menahan air laut sehingga dapat mengurangi dampak buruk tsunami, pemecah ombak, menahan aktivitas abrasi pantai serta akan berperan mempercantik kawasan pantai.

Begitu juga dengan sikap masyarakat yang berperan penting dalam melestarikan lingkungan pantai baik sikap yang bersifat positif maupun sikap yang bersifat negative. Menurut Fitriyah dan Juhar (2014:244) menjelaskan bahwa sikap merupakan keadaan diri dalam manusia yang mengerakan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dengan menanggapi objek situasi atau kondisi di lingkungan sekitar. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon sifat positif atau negative terhadap objek atau situasi.

Pantai Tiku yang terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara. Secara geografis Kecamatan Tanjung Mutiara terletak pada 00 03’ Lintang Utara – 100°22’ Bujur Timur dengan ketingian 1-2 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Tanjung Mutiara memiliki luas wilayah 3.586 kilometer persegi, 10,97 % dari luas Kabupaten Agam.

Pelestarian pantai sangat mutlak di butuhkan kesadaran masyarakat. Terutama di wilayah pantai Tiku yang merupakan wilayah yang sangat komplek, dan juga sebagian besar merupakan tempat untuk melakukan kegiatan sehari-harinya seperti aktifitas nelayan yang dilakukan setiap harinya yang di mulai dari pagi hari sampai sore hari serta tempat untuk melakukan jual beli ikan, dengan kesibukan tersebut masyarakat kurang memperhatikan kelestarian lingkungan pantai Tiku.

Kesadaran masyarakat pantai Tiku tentang pelestarian lingkungan pantai masih rendah, tercermin dari kegiatan sehari-hari yaitu masih membuang sampah sembarangan di tepi pantai, sampah yang terbawa oleh air laut ke tepi pantai masih terlihat berserakkan, anggapan membakar sampah adalah cara membuang sampah yang paling praktis dan cepat, penebangan dan

(5)

perusakan pohon- pohon di tepi pantai tanpa penanaman kembali, tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan pantai.

Berdasarkan observasi penulis Pantai Tiku dalam pelestarian lingkungan pantai masih kurang berjalan dengan baik, terlihat dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara melestarikan lingkungan pantai, Budaya masyarakat masih kurang baik yang terlihat dari kebiasaan masyarakat untuk melestarikan lingkungan pantai serta kurangnya sikap masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai. Dengan demikian Pantai Tiku harus mendapat perhatian yang serius dari masyarakat setempat dalam melestarikan lingkungan pantai.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perilaku

Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan jenis penelitian yang bersifat Deskriptif yaitu menelitian yang bertujuan untuk melihat, menjelaskan, mengambarkan tentang Perilaku Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjuang Mutiara Kabupaten Agam. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2012:64) Menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terkait yang terjadi pada saat sekarang.

Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) di Nagari Tiku Selatan yang berjumlah 2609 yang tersebar pada 7 jorong. Mengingat besarnya populasi penelitian yang bersumber di kenagarian Tiku Selatan yaitu sebesar 2609 Kepala Keluarga (KK), maka di ambilah sampel wilayah yakni 4 jorong yang tersebar di kenagarian Tiku Selatan dengan alasan 4 jorong tersebut adalah yang paling banyak berhubungan dengan pantai. Berdasarkan populasi tersebut pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode proposional random sampling dengan

proporsi 5% sehingga sampel responden berjumlah 80 KK untuk wilayah sampel.

Sesuai dengan jenis data yang hendak di cari dalam penelitian ini, maka instrumen pengumpulan data primer adalah dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan pengukuran skala (Likert). Penyusunan angket dilakukan dengan berpedoman pada skala likert untuk menyatakan persetujuan responden terhadap pernyataan yang diberikan.

Teknik analisa data yang digunaka dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus formula persentase untuk melihat kecendrungan masing-masing variabel, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

P = Keterangan :

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

n = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/ banyaknya individu) P = Angka persentase

(Sudjono, 2010:43)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Nagari Tiku Selatan merupakan salah satu nagari yang berada di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Secara astronomis Nagari Tiku Selatan terletak pada 99°54’0”- 99°59’0” BT dan 0°21’0”- 0°26’0” LS.

Nagari Tiku Selatan memiliki Luas secara keseluruhan 35,86 Km2, dengan ketinggian dari atas permukaan laut 0 sampai 2 meter. Adapun batas-batas Wilayah Nagari, adalah :

Sebelah Barat : Nagari Tiku V Jorong SebelahTimur : Nagari Gasan Gadang pariaman

SebelahSelatan : Samudera Indonesia Sebelah Utara : Nagari Tiku Utara

Pembahasan

Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian tentang Perilaku Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.

(6)

Pertama, Pengetahuan Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Dilihat dari hafalan, pemahaman dan aplikasi dalam melestarikan lingkungan pantai masyarakat mengetahui cara serta dampak tidak melestarikan lingkungan pantai.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap 80 responden dengan skor rata-ratanya 3,92 dengan tingkat pencapaian responden 78,53% terlihat bahwa pengetahuan masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara agam tergolong pada kriteria Baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sidi Gazalba dalam Bakhtiar (2011:85) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.

Sedangkan menurut Lubis (2014:63) menjelaskan bahwa pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.

Menurut Praja dalam Sukmi (2012:17) mengemukakan pengetahuan yang kian hari kian bertambah, pada dasarnya bersumber pada tiga macam sumber yaitu sebagai berikut: Pengetahuan yang langsung di peroleh, Hasil dari suatu konklusi dan Pengetahuan yang di peroleh dari kesaksian dan otoritas.

Kedua, Budaya Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Di lihat dari adat istiadat, kebiasaan dan pandangan masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tidak di pengaruhi oleh tindakan yang lain maupun masyarakat luar.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap 80 responden dengan skor rata-ratanya 3,60 dengan tingkat pencapaian responden 71,99% terlihat bahwa budaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara agam tergolong pada kriteria Baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Pidarta (2013:2) bahwa Budaya adalah segala hasil pikiran, perasaan, kemauan, dan

karya manusia secara individual atau kelompok untuk meningkatkan hidup dan kehidupan manusia atau singkat secara singkat adalah cara hidup yang telah di kembangkan oleh masyarakat.

Selanjutnya menurut widagdho (2012:21) menjelaskan bahwa kebudayaan keseluruhan system gagasan, tindakan adan hasil karya manusia untuk memenuhi ckehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Ketiga, Sikap Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Di lihat dari pengelolaan sampah, pemanfaatan sumber daya alam di kawasan pantai serta pemanfaatan sarana dan prasarana dalam melestarikan lingkungan pantai dimana masyarakat telah menyediakan tempat sampah dan sampah yang ada tersebut berasal dari laut yang dibawa ketepi pantai, memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan serta memanfaatkan sarana dan prasaran yang ada saja dan belum dilakukan secara maksimal untuk kegiatan melestariakan lingkungan pantai.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap 80 responden dengan skor rata-ratanya 3,99 dengan tingkat pencapaian responden 79,78% terlihat bahwa sikap masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai tiku di nagari tiku selatan kecamatan tanjung mutiara agam tergolong pada kriteria Baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi (2002:164) menjelaskan bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intesitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. Sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.

Selanjutnya menurut Ali dan Muhammad asroni (2011:142) mennjelaskan bahwa sikap merupakan salah sastu aspek psikologis individu yang sangat penting karena sikap merupakan kecendrungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai perilaku seseorang. Sikap setiap orang berbeda atau bervariasi, baik kualitas

(7)

maupun jenisnya sehingga perilaku individu menjadi bervariasi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Melestarikan Lingkungan Pantai Tiku Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam sebagai berikut:

1. Pengetahuan masyarakat dengan skor rata-rata adalah 3,92 dengan tingkat pencapaian responden 78,53% yang berada pada kriteria baik. Hal ini memperlihatkan bahwa pengetahuan masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai termasuk baik sehinggan hal ini perlu untuk di tingkatkan. 2. Budaya masyarakat dengan skor

rata-rata adalah 3,60 dengan tingkat pencapaian responden 71,99% yang berada pada kriteria baik. Hal ini memperlihatkan bahwa budaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai termasuk baik sehingga hal ini perlu untuk dijaga dan dipertahankan.

3. Sikap masyarakat dengan skor rata-rata adalah 3,99 dengan tingkat pencapaian responden 79,78% yang berada pada kriteria baik. Hal ini memperliatkan bahwa sikap masyarakat dalam melestarikan lingkungan pantai termasuk baik sehingga hal ini perlu untuk lebih di tingkatkan.

Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada masyarakat agar menjaga dan merawat lingkungan pantai demi tindakan melestarikan lingkungan pantai agar menjadi sangat baik untuk masa yang akan datang.

2. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan tindakan dalam melestarikan lingkungan pantai sesuai dengan aturan yang telah dibuat agar menjadi sangat baik untuk di masa yang akan datang.

3. Diharapkan kepada pihak yang berwenang untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat terhadap pentingnya melestarikan lingkungan pantai untuk kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang agar menjadi sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. 2006. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembanggan Peserta Didik. 2011. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. 2002. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. 2011. Jakarta: Rajawali Pers.

Fitriyah, Lailatul dan Mohammad Jauhar. 2014. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Lubis, Akhyar Yusuf. 2014. Filsafat Ilmu

Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmi, Liani. (2012). Factor-faktor yang mempengaruh kebiasaa

masyarakat memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS) batang tebo di kecamatan limbur lubuk mengkuang kabupaten muaro bungo jambi. (Skripsi). STKIP PGRI SUMBAR

Sudjono, Anas. 2010. Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2012. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Pidarta, Made. 2013. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Widaghono, Djoko. 2012. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Aja maneh pati durung tau weruh, prandene ngaruh-aruhi, wong bodho nora wruh ngelmu, pangrasane sasar sisip, kang akeh janma momoyok.. Ing Ngayogya Surakarta myang

Berdasarkan rumusan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan aparatur pemerintah daerah tentang anggaran terhadap

b) Safety Helmet yang dipilih harus memberikan perlindungan yang optimal serta nyaman dipakai dan tidak menimbulkan masalah keselamatan yang lain. c) Cidera kepala

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Pekerjaan Pengadaan Pakaian Olah Raga Nomor : 333/Pan_PBJ/APBD/VIII/2012 Tanggal 27 Agustus 2012 oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan.. Sedangkan asam amino non essential adalah asam amino yang

sorgum khusunya Kabupaten Grobogan, Ibu kota Purwodadi memiliki lahan panen sorgum seluas 160 ha yang menghasilkan produktifitas rata-rata sebesar 12.800 ton/tahun dengan

Honorarium PPK,Honor Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa,ATK,Jasa Tenaga Ahli/Instruktur /Narasumber,Penggandaan,Makan minum,Uang Transportasi Non PNS. 29 DINAS SOSIAL, TENAGA

Kota Pekanbaru. Hal ini yang menjadi si anak tidak dapat mengenyam pendidikan secara formal, ketidak berdayaan orang tua yang tergolong miskin membuat anak