• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA

PERUM PEGADAIAN KANWIL I MEDAN

OLEH :

MARINA ADELINA

080521139

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semangat kerja dan disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan, jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dengan populasi sebanyak 41 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukuranya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 For Windows. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji identifikasi determinan (R2), Uji F dan Uji T.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel semangat kerja dan disiplin kerja terhadap variabel prestasi kerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan sebesar 65,9%. Hal ini di tunjukkan dari hasil pengujian identifikasi determinan (R2) sebesar 0,659 atau 65,9% sedangkan sisanya sebesar 34,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Work Morale and Discipline Against Employee Performance In Perum Pegadaian Kanwil I Medan. This study aims to determine whether the morale and discipline of work has an influence on work performance of employees at the Perum Pegadaian Kanwil I Medan, the type of data used are primary data and secondary data.

Sampling method used is the method of sample saturated with a population of as many as 41 people and the entire population sampled in the study . Analysis method used is descriptive and quantitative methods. Primary data in this study were obtained by spreading the questionnaire / list of statements, using a Likert scale and processed statistically using SPSS for windows version 17:00. Testing hypotheses used in this research that the determinant identification test (R2), F Test and Test T.

The results show that there is a positive and significant influence between the variables of work morale and discipline of employee work performance variables in Medan Pawnshop Regional Office I of 65.9%. It is on show from the test results identifying the determinant (R2) of 0.659 or 65.9% while the remaining amount of 34.1% influenced by other factors not examined in this study.

(4)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Semangat Kerja ... 7

2.2 Disiplin Kerja ... 10

2.2.1 Pengertian Disiplin... 10

2.2.2 Tujuan Disiplin Kerja ... 11

2.2.3 Jenis-jenis DisiplinKerja ... 12

2.2.4 Faktor-faktor Mempengaruhi Kedisiplinan ... 13

2.2.5 Tindakan dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja ... 15

2.3 Prestasi Kerja... 17

2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja ... 17

2.3.2 Penilaian Prestasi Kerja ... 17

2.3.3 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ... 18

2.3.4 Metode Penilaian Prestasi Kerja ... 19

2.4 Penelitian Terdahulu ... 21

3.5Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6Populasi dan Sampel ... 28

3.7Metode Pengumpulan Data ... 29

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

3.9Teknik Analisis... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

(5)

4.1.3 Motto Perum Pegadaian ... 40

4.1.4 Struktur Organisasi ... 40

4.1.5 Fungsi dan Tugas Masing-masing Bagian ... 41

4.1.6 Deskripsi dan Aktivitas Kerja Perusahaan ... 49

4.2Analisis Deskriptif ... 51

4.3Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

4.3.1 Uji Validitas ... 52

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 56

4.4 Teknik Analisis... 56

4.4.1 Distribusi Penilaian Jawaban Responden ... 56

4.4.2 Metode Regresi Linier Berganda ... 62

4.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 63

4.4.4 Pengujian Hipotesis ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(6)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Absensi Karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan

Bulan Januari – Desember 2010 ... 3

1.2 Keterangan Absensi Karyawan ... 4

1.3 Target dan Realisasi Perum Pegadaian Kanwil I Medan Tahun 2008 – 2010 ... 5

3.1 Operasional Variabel ... 27

3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

4.1 Crosstab Jenis Kelamin, Pendidikan dan Umur ... 51

4.2 Pengujian Validitas Tahap Pertama... 53

4.3 Pengujian Validitas Tahap Kedua ... 54

4.4 Pengujian Validitas Tahap Ketiga ... 55

4.5 Reliability Statistics ... 56

4.6 Distribusi Penilaian Jawaban Responden Variabel Semangat Kerja ... 57

4.7 Distribusi Penilaian Jawaban Responden Variabel Disiplin Kerja ... 59

4.8 Distribusi Penilaian Jawaban Responden Variabel Prestasi Kerja ... 61

4.9 Analisis Regresi Linier Berganda... 62

4.10 Uji Multikolinearitas... 66

4.11 Identifikasi Determinan ... 66

4.12 Hubungan Antar Variabel ... 67

4.13 Hasil Uji F hitung ... 68

(7)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 64

4.3 Grafik Scatter Plot Uji Normalitas ... 64

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian Sebelum Uji Validitas ... 83

2 Kuesioner Penelitian Sesudah Uji Validitas ... 86

3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89

4 Analisis Frekuensi Jawaban Responden ... 94

5 Crosstab Data Responden... 98

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semangat kerja dan disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan, jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh dengan populasi sebanyak 41 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukuranya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 For Windows. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji identifikasi determinan (R2), Uji F dan Uji T.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel semangat kerja dan disiplin kerja terhadap variabel prestasi kerja karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan sebesar 65,9%. Hal ini di tunjukkan dari hasil pengujian identifikasi determinan (R2) sebesar 0,659 atau 65,9% sedangkan sisanya sebesar 34,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(10)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Work Morale and Discipline Against Employee Performance In Perum Pegadaian Kanwil I Medan. This study aims to determine whether the morale and discipline of work has an influence on work performance of employees at the Perum Pegadaian Kanwil I Medan, the type of data used are primary data and secondary data.

Sampling method used is the method of sample saturated with a population of as many as 41 people and the entire population sampled in the study . Analysis method used is descriptive and quantitative methods. Primary data in this study were obtained by spreading the questionnaire / list of statements, using a Likert scale and processed statistically using SPSS for windows version 17:00. Testing hypotheses used in this research that the determinant identification test (R2), F Test and Test T.

The results show that there is a positive and significant influence between the variables of work morale and discipline of employee work performance variables in Medan Pawnshop Regional Office I of 65.9%. It is on show from the test results identifying the determinant (R2) of 0.659 or 65.9% while the remaining amount of 34.1% influenced by other factors not examined in this study.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karyawan dan perusahaan merupakan 2 (dua) hal yang tidak dapat

dipisahkan, karyawan memegang peranan penting dalam menjalankan kegiatan

perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

perusahaan tersebut dengan program peningkatan kinerja para karyawan. Untuk

memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka

perusahaan perlu menggerakkan serta memantau karyawannya agar dapat

mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki

Peran sumber daya manusia sangat penting dalam suatu perusahaan, baik

perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Sumber daya manusia yang

dimaksud adalah orang – orang yang memberikan tenaga, pikiran, bakat,

kreativitas dan usahanya didalam menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh karena

itu setiap perusahaan selalu berupaya untuk mendapatkan karyawan yang

memiliki kinerja serta prestasi yang baik didalam menjalankan kegiatan

perusahaan.

Menurut Hasibuan (2005:95), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didadasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesanggupan serta waktu.

(12)

perlu dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengadakan perbandingan antara apa

yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan

perusahaan tersebut maka karyawan dituntut untuk mampu mengendalikan diri

dalam menghadapi timbulnya ketegangan yang terjadi dalam menjalankan setiap

pekerjaan atau kegiatan di perusahaan tersebut. Karena apabila karyawan tidak

dapat mengatasi hal tersebut maka dapat berdampak terhadap penurunan

semangat kerja.

Semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan

yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan

individu (Panggabean,2002:21).

Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti

kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan

dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah

suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan

perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Hasibuan,2005:193).

Disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan

sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di

dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan

yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan,

serta keadaan-keadaan baik lainya. Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu

(13)

sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan efektif dan efisien

sehingga para karyawan dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi.

Perum Pegadaian merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam

bidang keuangan yang memberikan pelayanan jasa berupa pinjaman uang yang

memiliki jaminan serta bunga yang rendah. Semangat kerja karyawan yang ada

pada Perum Pegadaian dicerminkan dari hubungan yang harmonis antara rekan

kerja dan pimpinan, kecakapan dalam menangani nasabah, loyalitas karyawan

terhadap perusahaan dan menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja.

Sedangkan disiplin kerja karyawan pada Perum Pegadaian dapat dilihat dari

kehadiran, ketepatan jam kerja, penggunaan seragam berpakaian dan ketaatan

terhadap peraturan yang berlaku. Tabel 1.1 merupakan data absensi karyawan

pegadaian kanwil I medan dari bulan Januari – Desember 2010.

Tabel 1.1 Absensi Karyawan

Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan Bulan Januari – Desember 2010

(14)

Tabel 1.2

Keterangan Absensi Karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan

Bulan januari – Desember 2010

No Bulan

Sumber : Perum Pegadaian Kanwil I medan (Data diolah)

Keterangan Tabel 1.2 :

TK = Tanpa Keterangan JK = Jenis Kelamin L = Laki – laki P = Perempuan

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat kehadiran terendah terjadi pada

bulan Agustus yaitu sebesar 65,71% sedangkan tingkat kehadiran tertinggi terjadi

pada bulan Maret yaitu sebesar 94,29% . Data ini menunjukkan ketidakhadiran

karyawan tersebut dikarenakan sakit yang rata-rata perbulanya sebesar 11,43%

dan tidak hadir tanpa keterangan dengan rata-rata sebesar 8,57%. Salah satu

bentuk tindakan pendisiplinan yang dilakukan pegadaian terhadap karyawan yang

tidak hadir tanpa keterangan yaitu dengan memberikan sanksi potongan gaji

(15)

Prestasi kerja karyawan dapat diukur dari kemampuan karyawan dalam

melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Tabel 1.3 akan

menjelaskan target dan realisasi Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan.

Tabel 1.3

Target dan Realisasi Perum Pegadaian Kanwil I Medan Bulan Januari – Desember 2010

No Tahun Target Realisasi Persentase

1 2008 1.500.855.308.000 1.616.397.129.000 107,70% 2 2009 2.701.695.929.000 2.453.875.930.500 90,83% 3 2010 3.548.711.784.000 3.202.123.992.000 90,23%

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Perum

Pegadaian Kanwil I Medan berhasil mencapai target dengan persentase sebesar

107,70% sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan yaitu sebesar 90,83% dan

tahun 2010 sebesar 90,23%.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin

Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan Perum Pegadaian Kanwil I

Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah semangat kerja

dan disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh semangat kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja

karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan kepada Perum Pegadaian

untuk mengambil langkah – langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan

prestasi kerja melalui semangat kerja dan disiplin kerja yang berguna bagi

karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori – teori yang penulis dapatkan dari bangku perkuliahan, memperdalam

pengetahuan serta menambah wawasan di bidang manajemen Sumber Daya

Manusia khususnya yang menyangkut semangat kerja, disiplin kerja dan

prestasi kerja karyawan.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semangat Kerja

2.1.1 Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para

karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah, bahagia, optimis

maka kondisi tersebut menggambarkan bahwa karyawan tersebut mempunyai

semangat kerja yang tinggi tetapi apabila karyawan suka membantah, menyakiti

hati, kelihatan tidak tenang maka karyawan tersebut mempunyai semangat kerja

yang rendah.

Semangat kerja atau moral kerja merupakan sikap kesediaan perasaan

yang memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih

banyak dan tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan karyawan dengan

antusias ikut serta dalam kegiatan – kegiatan dan usaha – usaha kelompok

sekerjanya, dan membuat karyawan tidak mudah terkena pengaruh dari luar,

terutama dari orang – orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas anggapan

bahwa satu – satunya kepentingan pemimpin perusahaan itu terhadap dirinya

untuk memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya darinya dan memberi

sedikit mungkin.

Menurut Siswanto (2000:35), semangat kerja sebagai keadaan psikologis

(18)

untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

oleh perusahaan. Sedangkan menurut Nitisemito (2002:56), semangat kerja adalah

kondisi seseorang yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat

dan lebih baik di dalam sebuah perusahaan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang

dimaksud dengan semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap

individu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan

disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaanya

untuk mencapai tujuan organisasi.

Tinggi rendahnya semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat

diketahui melalui presensi, kerjasama, kegairahan kerja dan hubungan yang

harmonis. Untuk memahami pengertianya maka akan diuraikan penjelasanya

sebagai berikut :

1. Presensi

Presensi merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan

kewajibanya. Pada umumnya suatu instansi/organisasi selalu mengharapkan

kehadiran karyawannya tepat waktu dalam setiap jam kerja sehingga

pekerjaannya akan mempengaruhi kinerja karyawan, sehingga suatu organisasi

tidak akan mencapai tujuanya secara optimal. Presensi/kehadiran karyawan

dapat diukur melalui :

a. Kehadiran Karyawan ditempat kerja

(19)

c. Kehadiran karyawan apabila mendapat undangan mengikuti kegiatan/acara

dalam suatu organisasi.

2. Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu

atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara

menyeluruh. Kerjasama dapat menimbulkan dampak positif apabila dilakukan

dengan niat baik, tujuan baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula.

Kerjasama ini sangat bermanfaat dan digunakan untuk memecahkan berbagai

masalah dengan berorganisasi sedangkan bekerjasama yang negatif yaitu

kerjasama yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang tidak baik untuk

mendapatkan kepentingan pribadi dengan cara yang dapat merugikan orang

lain. Untuk mengukur adanya kerjasama dalam kantor digunakan kriteria

sebagai berikut:

a. Kesediaan karyawan untuk bekerjasama baik dengan teman sejawat maupun

pimpinan berdasarkan kesadaran untuk mencapai tujuan.

b. Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan pekerjaan.

c. Adanya kemauan untuk memberi kritik atau menerima kritik dan saran

sehingga diperoleh cara yang baik.

d. Cara mengatasi kesulitan didalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Kegairahan Kerja

(20)

kerja yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis, sifat dan volume

pekerjaannya sesuai dengan minat dan perhatian yang akan menimbulkan rasa

senang dan bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan tertekan dalam

bekerja.

4. Hubungan yang Harmonis

Pergaulan antara pimpinan dan karyawan yang dipimpin sangat besar

pengaruhnya terhadap semangat kerja. Pimpinan yang memperlakukan

karyawan secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling

menghargai, saling mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik

selama melakukan pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan rasa

senang yang dapat meningkatkan semangat kerja.

2.2 Disiplin Kerja

2.2.1 Pengertian Disiplin

Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti

“latihan atau pendidikan kesopanan dan keroharian serta pengembangan tabiat”.

Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap

yang layak terhadap pekerjaanya. Disiplin merupakan suatu kekuatan yang

berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat

menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan,

peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku (Asmiarsih

(21)

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:291) disiplin kerja dapat didefinisikan

sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap

peraturan–peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta

sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi–sanksi

apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini

merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan

sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau

mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan

kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai

dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis

(Hasibuan,2005:193-194).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan

ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah

ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik tertulis maupun tidak tertulis

sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien.

2.2.2 Tujuan Disiplin Kerja

Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah

demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi

(22)

Menurut Sastrohadiwiryo (2003:292) secara khusus tujuan disiplin kerja para

pegawai, antara lain :

1. Agar para karyawan menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan

maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun

tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.

2. Karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

3. Karyawan dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang

dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.

4. Para karyawan dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma

yang berlaku pada organisasi.

5. Karyawan mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan

harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.2.3 Jenis – jenis Disiplin Kerja

Handoko (2004:208) membagi 3 (tiga) disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin Preventif yaitu : kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para

karyawan agar mengikuti berbagai standard an aturan, sehingga

penyelewengan dapat dicegah.

b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

(23)

pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk

hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan.

c. Disiplin Progresif yaitu : kegiatan memberikan hukuman – hukuman yang

lebih berat terhadap pelanggaran – pelanggaran yang berulang. Tujuan dari

disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan – tindakan

korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan

Menurut Hasibuan (2005:194-198) faktor-faktor yang mempengaruhi

kedisiplinan adalah sebagai berikut :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang

dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan

bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh.

2. Teladan Pimpinan

Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik .

3. Balas Jasa

Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan

karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap

perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan,

(24)

karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang relative

besar.

4. Keadilan

Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau

hukuman akan terciptanya kedisiplinan yang baik. Manajer yang baik dalam

memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan

keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

5. Waskat (Pengawasan melekat)

Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan

kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif

dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja

bawahanya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut

melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman

yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan

karyawan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan, pemimpin harus berani dan tegas bertindak

(25)

sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan

karyawan perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus

berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik

diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila

hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

2.2.5 Tindakan dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja

Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para tenaga kerja yang

melanggar norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik para

tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin. Tingkat dan sanksi disiplin

kerja yang dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo (2003:293-294) terdiri atas sansi

disiplin berat, sanksi disiplin sedang, sanksi disiplin ringan.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya :

a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga

kerja biasa bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga

(26)

d. Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat sebagai tenaga kerja di

organisasi atau perusahaan.

2. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi disiplin sedang misalnya :

a. penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah direncanakan

sebagaimana tenaga kerja lainya.

b. Penurunan upah atau gaji sebesar satu kali upah atau gaji yang biasanya

diberikan harian,mingguan, atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada

jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi disiplin ringan misalnya :

a. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

Perusahaan dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan

kepada karyawan yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat,

teliti, dan seksama bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal

dengan tindakan dan prilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin

tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada karyawan yang pernah

diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi kasus yang sama, perlu dijatuhi

sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan

(27)

2.3 Prestasi Kerja

2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja

Mangkunegara (2001:67) mendefinikan prestasi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Soeprihanto (2001:7) prestasi kerja dalah hasil kerja seseorang

karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan

misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah disepakati bersama.

2.3.2 Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Panggabean (2004:72) penilaian prestasi kerja adalah suatu

proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja karyawan

dibandingkan dengan tingkat kinerja karyawan lainnya atau dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan.

Menurut Soeprihanto (2001:7) penilaian prestasi kerja adalah suatu sistem

yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaannya masing – masing secara keseluruhan.

Berdasarkan definisi terdahulu dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi

kerja karyawan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengevaluasi

kemampuan kerja para karyawan dengan cara yang subjektif serta menggunakan

(28)

2.3.3 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja karyawan berguna untuk perusahaan serta

bermanfaat bagi karyawan. Menurut Hasibuan (2005:89-90) tujuan penilaian

prestasi kerja karyawan sebagai berikut :

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,

demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

b. Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses

dalam pekerjaannya.

c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam

perusahaan.

d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja.

e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan

yang berada di dalam organisasi.

f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai

tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

g. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk

mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan –

kebutuhan bawahanya.

h. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan – kelemahan di

masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

(29)

j. Sebagai alat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan

demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam

program latihan kerja tambahan.

k. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.

l. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan.

2.3.4 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Handoko (2004:142) metode dalam penilaian prestasi kerja karyawan,

yaitu :

a. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

1. Rating Scale

Pada metode ini evaluasi dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja

karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya

didasarkan pada pendapat penilai, yang membandingkan hasil pekerjaan

karyawan dengan faktor – faktor (kriteria) yang dianggap penting bagi

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2. Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa penilai. Penilai

tinggal memilih kalimat – kalimat atau kata – kata yang menggambarkan

prestasi kerja dan karakteristik – karakteristik karyawan. Metode ini dapat

memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar

(30)

3. Metode Peristiwa Kritis

Merupakan metode penilaian yang berdasarkan pada catatan – catatan

penilaian yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat

jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja.

4. Peninjauan Lapangan

Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, banyak perusahaan

menggunakan metode peninjauan lapangan. Dengan metode ini wakil ahli

departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia

dalam penilaian mereka.

5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Bila jumlah pekerja terbatas penilaian prestasi kerja bisa dilakukan pada tes

pengetahuan dan ketrampilan.

6. Metode Evaluasi Kelompok

Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan

upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasi karena dapat

menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.

b.Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

1. Penilaian Diri

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan edvaluasi adalah untuk melanjutkan

pengembangan diri.

2. Penilaian Psikologis

Penilaian ini terdiri dari wawancara mendalam, tes – tes psikologi, diskusi

(31)

menilai potensi karyawan di waktu yang akan dating. Evaluasi terhadap

intelektual, emosi, motivasi karyawan dan karakteristik lainnya diharapkan

bisa membantu untuk memperkirakan prestasi kerja diwaktu yang akan

datang.

3. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah setiap karyawan dan penyelia secara bersama

menetapkan tujuan – tujuan atau sasaran – sasaran pelaksanaan kerja

diwaktu yang akan datang.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian Ginting (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau”. Penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Cabang Medan Putri

Hijau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis regresi linier sederhana di peroleh nilai Fhitung> Ftabel

(8,626 > 1,980), yang berarti variabel bebas yang terdiri disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT.

PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Pengujian

Koefisien Determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.710, berarti

(32)

Bangun (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Disiplin,

penghargaan dan pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan pada PT

Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara”. Hasil penelitian ini

memperhatikan bahwa terdapat hubungan antara disiplin dan penghargaan

terhadap prestasi kerja karyawan PT Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara

sebesar 22,4% dan sisanya 77,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan diteliti (Sugiyono,2006:47). Semangat kerja yang tinggi akan

tampak berupa kesediaan bekerja keras dengan sungguh – sungguh, tekun dan

bergairah, bekerja dengan senang dan bertanggung jawab terhadap tugas, adanya

hubungan yang harmonis dan bekerjasama dalam bekerja yang didukung dengan

kondisi lingkungan kerja yang baik dan kesempatan mengembangkan diri.

(Sunarto,2006:26).

Disiplin kerja merupakan sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk

menaati dan mematuhi segala norma-norma, peraturan yang berlaku di sekitarnya

(Saydam,2005:284). Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin

kerja adalah sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan

(33)

2. Sikap yaitu peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam

melaksanakan pekerjaan.

3. Norma yaitu peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan dan sebagai acuan

dalam bersikap.

Prestasi kerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2001:67).

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa semangat kerja dan disiplin kerja

akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan teori pendukung tersebut, kerangka konseptual pada penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut :

Semangat Kerja (X1)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Sunarto (2006:26), Saydam (2005:284), Mangkunegara (2001:67) diolah

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalah penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka konseptual di

atas maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Semangat Kerja dan

Disiplin Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Prestasi Prestasi Kerja Karyawan (Y)

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yaitu suatu

penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel

atau lebih. Dalam penelitian ini variabel semangat kerja (X1) dan variabel disiplin

kerja (X2) yang berpengaruh terhadap variabel prestasi kerja (Y).

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan yang

beralamat di Jalan Pegadaian No.112 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan oleh

penulis dari Mei 2011 sampai juni 2011.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang

siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah

maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel independen : Semangat Kerja (X1) dan Disiplin Kerja (X2).

(35)

3.4Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari

suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Definisi operasional

merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik

buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi

objek penelitian adalah Semangat Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Prestasi

Kerja (Y) variabel – variabel tersebut akan didefinisikan sebagai berikut :

a. Semangat Kerja : variabel X1

Semangat kerja merupakan Kemampuan sekelompok orang untuk

bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan bersama. Tinggi

rendahnya semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat diketahui

melalui :

1. Presensi

Presensi merupakan kehadiran karyawan yang berkenaan dengan tugas dan

kewajibanya.

2. Kerjasama

Kerjasama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu

atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara

menyeluruh. Karena beban kerja, jenis, sifat dan volume pekerjaannya sesuai

dengan minat dan perhatian yang akan menimbulkan rasa senang dan bergairah

(36)

3. Kegairahan Kerja

Setiap karyawan yang memiliki kesenangan yang mendalam (minat) terhadap

pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, pada umumnya memiliki semangat

kerja yang positif atau tinggi. Karena beban kerja, jenis, sifat dan volume

pekerjaannya sesuai dengan minat dan perhatian yang akan menimbulkan rasa

senang dan bergairah dalam arti tidak merasa terpaksa dan tertekan dalam

bekerja.

4. Hubungan yang Harmonis

Pergaulan antara pimpinan dan karyawan yang dipimpin sangat besar

pengaruhnya terhadap semangat kerja. Pimpinan yang memperlakukan

karyawan secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling

menghargai, saling mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik

selama melakukan pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan rasa

senang yang dapat meningkatkan semangat kerja.

b.Disiplin Kerja : variabel X2

Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan prilaku yang dilakukan secara sukarela

dengan penuh kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-peraturan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan atau atasan, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja adalah sebagai

berikut :

1. Tanggung Jawab yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan

(37)

2. Sikap yaitu peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam

melaksanakan pekerjaan.

3. Norma yaitu peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan dan sebagai acuan

dalam bersikap.

c. Prestasi Kerja : variabel Y

prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Sumber : Sunarto (2006:26), Saydam (2005:284), Mangkunegara (2001:67) diolah

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Semangat Kerja

(X1)

Kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan bersama.

- Presensi - Kerjasama - Kegairahan Kerja - Hubungan Yang

Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan prilaku yang dilakukan secara sukarela dengan penuh kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau atasan, baik tertulis maupun tidak tertulis.

(38)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah Skala Likert sebagai

alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok

orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Untuk keperluan analisis

kuantitatif penelitian ini, maka setiap pernyataan akan diberikan lima alternatif

jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2008 : 133)

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:115). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan Perum Pegadaian Kanwil I Medan yang

berjumlah 41orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(39)

sehingga penelitian merupakan penelitian populasi (Arikunto,2000:122).

Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, dengan demikian sampel yang diambil

adalah keseluruhan dari jumlah karyawan yaitu 41 karyawan Perum Pegadaian

Kanwil I Medan.

3.7Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan pihak perusahaan bagian Sumber Daya

Manusia yang berwenang memberikan informasi mengenai masalah yang

diteliti.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar

pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada responden.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari data dari buku – buku dan internet yang

berkaitan dengan penelitian.

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

(40)

yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian

instrument dilakukan terhadap 30 orang responden di kantor pegadaian cabang

Padang Bulan Medan. Pengujian validitas instrument ini dibantu

menggunakan program SPSS 17.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut

:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan nuntuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

menunjukkan akurasi dan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.

pernyataan yang telah dikatakan valid dalam uji validitas, akan ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika ralpha > rtabel, maka pernyataan reliabel

2. Jika ralpha < rtabel, maka pernyataan tidak reliabel

3.9Teknik Analisis

Tehnik analisis yang digunakan penulis untuk menganalisis data yang

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Analisis Deskriptif

Suatu metode analisis dimana data – data yang dikumpulkan, diklasifikasikan,

dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi

(41)

b.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan

pengaruh variabel bebas (semangat kerja dan disiplin Kerja) terhadap variabel

terikat (prestasi kerja karyawan). Dalam melakukan analisis penulis menggunakan

bantuan program SPSS 17.00 for windows. Maka model regresi berganda yang

digunakan :

Y = a + b1X1+ b2X2 + e

Dimana :

Y = Prestasi Kerja Karyawan

X1 = Disiplin kerja

X2 = Kompensasi langsung

a = Konstanta

b1,2 = Koefisien regresi

e = Standar error

c. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan grafik dilihat dari titik-titik

yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Alat untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik.

(42)

titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas

serta tersebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.

d.Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Identifikasi Determinan (R2)

Identifikasi determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Dengan variabel bebas yang diteliti yaitu

semangat kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan sebagai

variabel terikatnya. Jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati satu maka,

variabel bebas (semangat kerja dan disiplin kerja) terhadap variabel terikat

(prestasi kerja karyawan) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau

mendekati nol maka, variabel bebas (semangat kerja dan disiplin kerja) terhadap

variabel terikat (prestasi kerja karyawan) semakin kecil.

2. Signifikan simultan (uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menguji secara bersama – sama apakah ada pengaruh

positif dan signifikan dari variabel bebas semangat kerja (X1) dan disiplin kerja

(X2) terhadap prestasi kerja (Y). kriteria pengujianya adalah sebagai berikut :

a. Ho : b1=b2= 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (semangat kerja dan disiplin kerja)

(43)

b. Ha : b1≠b2≠ 0 artinya, secara serentak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas (semangat kerja dan disiplin kerja)

terhadap variabel terikat (prestasi kerja karyawan).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

3. Uji signifikan parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (semangat

kerja dan disiplin kerja) terhadap variabel terikat (prestasi kerja karyawan) secara

parsial (individual). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Ho : b1= 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : b1≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

(44)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lahirnya Perum Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank

Van Lening pada masa VOC pada tahun 1746. Lembaga ini mempunyai tugas

memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sampai

sekarang Pegadaian telah mengalami 5 zaman pemerintahan yaitu :

1. Pegadaian pada masa VOC (1746 – 1811)

2. Pegadaian pada masa penjajahan Inggris (1811 – 1816)

3. Pegadaian pada masa penjajahan Belanda (1816 – 1942)

4. Pegadaian pada masa penjajahan Jepang (1942 – 1945)

5. Pegadaian pada masa kemerdekaan (1945 – sekarang)

1. Pegadaian Pada Masa VOC (1746 – 1811)

Pegadaian sewaktu Indonesia di bawah kekuasaan Vereenidge Qest

Indische Compagnie (VOC), Bank Van Lening ikut dibawa ke Indonesia. Dengan

surat keputusan Gubernur Jendral Van Imhoff tertanggal 20 Agustus 1746 dengan

resmi didirikan suatu Bank Van Lening yang pertama di Indonesia yaitu di Jakarta

(Batavia). Bank ini didirikan dalam bentuk kerjasama antara VOC dengan swasta

(45)

menjalankan usaha pemberian kredit berdasarkan gadai juga memberikan jasa

Bank Wesel.

2. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Inggris (1811 – 1816)

Pada masa penjajahan Inggris (1811 – 1816) Bank Van Lening ini

dihapuskan. Hal ini menurut keputusan Reffles yang berpendapat bahwa tidak

wajar bagi suatu bank diusahakan oleh pemerintah. Sebagai gantinya diadakan

suatu ketentuan bahwa setiap orang boleh mendirikan pegadaian swasta asal

mendapat izin (Licentie) daerah penguasa daerah setempat. Licentie ini

diperkirakan akan menguntungkan pemerintah, namun yang akan terjadi

sebaliknya dan pemegang licentie menggunakan kesempatan ini mengadakan

praktik riba yang sangat merugikan rakyat. Karena dari usahanya tersebut ingin

memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dengan kata lain licentie ini justru

malah menghidupkan usaha-usaha lintah darat. Kemudian pada tahun 1814

Licentielsel tersebut diganti dengan Pachstelsel, yaitu hak mendirikan pegadaian

diberikan kepada umum dengan penawaran yang paling tinggi (Openbar

Verpacht), yaitu bahwa setiap orang boleh menerima gadai asal saja sanggup

membayar sejumlah uang tertentu kepada pemerintah.

3. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Belanda (1816 – 1942)

Kemudian Pachstelsel tersebut diatas (1843) telah dijalankan di seluruh

Indonesia kecuali di daerahPriangan dan Verstenladen (Surakarta dan

Yogyakarta). Pada tahun 1949 rente-terief (tariff bunga) ditetapkan pemerintah

(46)

ini tercantum dalam KUHP (Weetbook Vanstratfrecht) pada pasal 509 yang

berbunyi : “Barang siapa yang tidak berhak meminjamkan uang atau barang yang

jumlahnya atau harganya tidak lebih dari seratus rupiah dengan menerima gadai

atau dalam bentuk jual beli dengan hak membeli atau dengan bentuk persetujuan

komisi, dipidana dengan kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda

sebanyak-banyaknya lima belas ribu rupiah.”

Setelah mendapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil uang pinjaman dari

pegadaian menunjukkan hal-hal yang menguntungkan maka disarankan bahwa

untuk membasmi lintah darat tersebut, harus dilakukan perintah (Staatblad

No.131 tanggal 12 Maret 1910) maka mulai tanggal 1 April 1901 dibukalah

pegadaian negara yang pertama di Indonesia yaitu di Sukabumi.

Demikianlah sejarah timbulnya Pegadaian di Indonesia setelah di

Sukabumi diikuti pada tahun 1902 dibuka pegadaian negara kedua di Cianjur,

kemudian pada tahun 1903 dibuka pegadaian negara di Purworejo, Bogor,

Tasikmalaya, Cikaka (Bandung) dan Cimahi. Dengan Staatblad tahun 1930

No.266 Jawatan Pegadaian dijadikan perusahaan negara dalam arti pasal 2 IBW

(Indonesce Bedrijivenwet) Staatblad. Tahun 1927 No.419 sehingga dengan

demikian bahwa kekayaan negara yang tertanam di dalam usaha jawatan

pegadaian di administrasikan terpisah dari bagian kekayaan lainnya.

4. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka

pada pertengahan tahun 1942 Kantor Jawatan Pegadaian dari Jl. Kramat No.162

(47)

Barang-barang yang digadaikan pada saat itu adalah barang-barang emas dan

permata kepunyaan rakyat yang harus dijual kepada tentara atau Nippon.

Sedangkan lelang barang-barang emas dan permata dihapuskan pada tahun 1943

barang logam juga dilelang. Akibatnya rakyat semakin melarat dan tidak

mempunyai barang-barang berharga lagi, sehingga pegadaian pada masa itu

praktis tidak berfungsi lagi. Pada waktu itu pemerintah Jepang mengeluarkan uang

sehingga uang yang beredar adalah uang Jepang.

5. Pegadaian Pada Masa Kemerdekaan (1945 – sekarang)

Pegadaian pada masa kemerdekaan dapat dibagi sebagai berikut :

a. Jawatan Pegadaian pada zaman Republik Indonesia (perjuangan) tanggal

17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 (penyerahan

kedaulatan).

b. Jawatan Pegadaian pada zaman RIS tanggal 27 Desember 1949 sampai

dengan 17 Agustus 1950.

c. Jawatan Pegadaian dalam Negara Kesatuan RI 17 Agustus 1950 sampai

sekarang.

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia tahun 1961 No. 178

tanggal 3 Mei 1961 (Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 1961 No.209),

status sebagai jawatan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara Pegadaian.

Status sebagai Perusahaan Negara, Pegadaian ini hanya bertahan sampai tahun

1969. Pada tahun tersebut keluar Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1969

(48)

No.2904. Undang-Undang ini mengatur bentu-bentuk usaha negara menjadi 3

bentuk yaitu : PERJAN, PERUM, PERSERO.

Sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang tersebut maka status

pegadaian melalui Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1969 menjadi Perusahaan

Jawatan (PERJAN) Pegadaian. Dengan Penyesuaian bentuk usaha tersebut maka

kekayaan Perusahaan Negara Pegadaian beralih kepada Perjan Pegadaian. Pada

tahun 1990 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990 tanggal 1 April

yang mengatur perubahan bentuk perjan, Pegadaian menjadi Perusahaan Umum

(PERUN) Pegadaian (Lembaran Negara Tahun 1990 No.14).

Untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian

dengan Peraturan Pemerintah, maka ditertibkan Peraturan Pemerintah No.103

tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian.

Dan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yang

berlokasi di Jl.Pegadaian No.112 Medan dan telah beroperasi selama 43 tahun

sampai dengan sekarang.

4.12 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

1. Visi Perum Pegadaian

Visi yang memiliki makna antara lain sarana pokok yang ingin dicapai

perusahaan, yang merupakan target keinginan para stakeholder agar mendapatkan

nilai tambah yang diberikan perusahaan, serta karakteristik pasar yang dilayani

maupun bisnis yang dilakukan. Visi ini masih sejalan dengan tujuan perusahaan,

(49)

yaitu : “Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis,

dan inovatif dengan usaha utama jasa gadai.”

Visi Perum Pegadaian ini akan tercapai dengan rangkaian tahapan-tahapan

yang telah disusun dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) 2011-2020. Dan sebagai

langkah awal, saat ini seluruh kantor-kantor pelayanan Pegadaian sudah

komputerisasi serta jaringan internet.

2. Misi Perum Pegadaian

Sebelum menentukan arah perusahaan, sasaran perusahaan dan strategi

pokok maka perlu ditentukan dahulu misi Perum Pegadaian pada suatu tahapan

Rencana Jangka Panjang (RJP) yang sudah ditentukan. Misi Perusahaan

menerangkan untuk apa tujuan perusahaan dalam periode 2011-2020, maka

dirumuskan misi perusahaan sesuai yang ditetapkan pemerintah pada PP No.103

tahun 2000, yaitu : “Ikut membangun program pemerintah dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menegah ke bawah melalui

kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang

menguntungkan”.

3. Tujuan Perum Pegadaian

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat menengah

kebawah, melalui penyediaan atas dasar hukum gadai juga menjadi penyedia jasa

dibidang keuangan lainya, berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku serta menghindari masyarakat dari gadai gelap, praktik riba dan pinjaman

(50)

4.1.3 Motto Perum Pegadaian

Motto yang ditampilkan “ MENGATASI MASALAH TANPA

MASALAH”, yang bermakna bahwa Perum Pegadaian sebagau salah satu

perusahaan dibidang jasa yang mampu mengatasi masalah keuangan dengan cara

yang mudah dan relatif singkat. Cara pelayanannya yang sederhana dan target

operationalnya yang melayani nasabah dari berbagai kalangan masyarakat,

menjadikan Perum Pegadaian sebagai alternatif terpilih dalam mengatasi masalah

keuangan tanpa mengalami masalah. Dengan menyatakan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) maka setiap nasabah yang berkeinginan akan memperoleh pembiayaan

dalam waktu yang realtif singkat. Atas dasar itulah Perum Pegadaian dapat

menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian.

Sebagai rasa kerja yang kuat Perum Pegadaian juga mempunyai

etos/budaya yang menanggulangi setiap bentuk pelayanan kepada masyarakat

sehingga sanggup mengatasi setiap permasalahan keuangan yang timbul.

4.1.4 Stuktur Organisasi

Struktur menggambarkan susunan atau komposisi dengan meletakkan

dasar hubungannya dengan bagian-bagian satu sama lain dalam bentuk (susunan).

Struktur dituangkan berbentuk organisasi sebagai wadahnya. Perum Pegadaian

sebagai suatu perusahaan memiliki struktur organisasi dalam operasionalnya.

Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap bagian/seksi dapat

menempatkan diri dengan baik sesuai spesialisasi pekerjaan, tanggung jawab, dan

(51)

4.1.5 Fungsi dan Tugas Masing-masing Bagian

1. Pimpinan Wilayah

a) Fungsinya:

Mengkoordinasi Kegiatan perusahaan diwilayah terutama dalam bidang

operasional serta membantu fungsi- fungsi kantor pusat sesuai dengan

kewenangan yang dilimpahkan direkasi. Sedangkan fungsi lainnya adalah

membantu dalam menetapkan sewa modal, promosi produk yan ditawarkan dan

juga mewakili pusat dalam hal masalah hukum apabila jasa yang ditawarkan

mendapatkan masalah

b) Tugasnya :

1)Rencana jangka panjang yaitu pembukuan kantor cabang dan juga promosi

jasa baru seperti kreasi dan kresida serta rencana anggaran kantor wilayah.

2) Berusaha untuk mengembangkan usaha inti (jasa gadai) dan jasa lain

(kreasi, krasida dan jasa titipan).

3) Mengamankan kekayaan perusahaan yang ada dikantor wilayah dan kantor

cabang dan laporan dari Inspektur Wilayah yang mengawasi ke kantor

cabang daerah setiap harinya.

4) Strategi bisnis dikantor cabang yang menjadi acuan bagi para manajer

cabang dengan cara promosi yang luas kepada masyarakat baik dengan

papan reklame, menggurangi suku bunga/sewa modal.

5) Mengembangkan serta mengendalikan kegiatan evaluasi berkala terhadap

(52)

bahwa setiap bulan Juni dan Desember pimpinan wilayah menetapkan

laporan dari kantor cabang.

2. Inspektur Wilayah

a) Fungsinya :

Penilaian atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaan seluruh kegiatan

perusahaan, memberikan saran-saran dan mengatasi kantor wilayah dan kantor

cabang dan menjalankan usahanya.

b) Tugasnya :

1) Mengawasi cabang-cabang serta memiliki jadwal rahasia dalam

melakukan pemeriksaan ke kantor cabang.

2) Menyusun laporan dan memberikan saran / rekomendasi hasil

pemeriksaan kepada atasan.

3. Bagian Operasional /Pemasaran (OPP)

a) Fungsinya :

Merencanakan, mengkoordinasi, menyelenggarakan dan mengendalikan

pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan usaha inti, usaha lain dan

usaha syariah serta melakukan pemasarannya. Setiap cabang memberiakan

laporan setiap bulannya baik dari omzet setiap produk yang ada di pegadaian

sehingga bagian pengembangan dapat membandingkan perkembangan di setiap

(53)

b) Tugasnya :

1) Mengawasi kegiatan pembinaan operasional usaha inti dan usaha lain serta

usaha syariah dengan cara mengawasi setiap produk yang ditawarkan baik

itu promosi, omzet dan lain-lain.

2) Menyelesaikan semua masalah yang terjadi apabila ada kesalahan laporan

dari cabang misalnya ada omzet yang kurang.

4. Asisten Manajer Usaha Inti

a) Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasi, dan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan operasional usaha inti serta melakukan pemasaranya serta mengatur

semua kegiatan operasional dan pengembanganya.

b) Tugasnya:

Dalam menjalankan tugasnya, manajer harus bekerja sama dengan staf pegawai

dan juga bekerja di cabang untuk pengembangan setiap produk yang ada

ditawarkan agar lebih lancer. Contoh : Setiap satu bulan sekali manajer

memberikan laporan kepada Pimpinan Wilayah lalu ke bagian OPP.

5. Asisten Manajer Usaha Lain-lain

a) Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengatasi pelaksanaan kegiatan operasional

usaha lain serta melakukan pemasaran dan kerja sama dengan staf operasional

pengembangan dan menjalankan usaha lain dan berusaha untuk melakukan

(54)

b) Tugasnya:

Kegiatan promosi usaha lain, melakukan promosi dalam bentuk papan reklame,

surat kabar, dan brosur.

6. Manajer Keuangan

a) Fungsinya:

Pembendaharaan serta akuntansi kantor wilayah. Manajer keuangan yang

menentukan biaya yang keluar dengan persetujuan Pimpinan Wilayah.

b) Tugasnya:

1. Rencana kerja dan anggaran bagian keuangan dan meneliti laporan dari

cabang mengenai keuangan dan menentukan anggaran untuk setiap kantor

cabang yang di dapat dari laporan setiap satu bulan sekali atau tiga bulan

sekali.

2. Menyusun rencana jangka panjang dan rencana kerja serta anggaran kantor

wilayah, mengalokasikan anggaran serta mengevaluasi realisasi anggaran

dan pelaporan agar penggunaan keuangan dapat terkendali secara efektif

dan efisien. Setiap kantor wilayah dan cabang harus memberikan laporan

sehingga penggunaan uang atas biaya-biaya yang dikeluarkan dapat

terkendali dengan baik.

7. Asisten Manajer Perbendaharaan

a) Fungsinya:

Merencanakan, mengkoordinasi, melaksanakan dan mengawasi pengurusan

perbendaharaan, penagihan, dan perpajakan, menyusun rencana kerja dan

(55)

para staff keuangan dalam menjalankan fungsinya baik masalah pajak, listrik,

telepon, dan lain-lain.

b) Tugasnya:

1. Mengurus dan menyelesaikan piutang/hutang kantor wilayah dan kantor

cabang dan menyelesaikannya sehingga tidak ada masalah dikemudian hari.

2. Mengurus perpajakan, asuransi, dan iuran-iuran lainya menjadi beban kantor

cabang.

8. Manajer Sumber Daya Manusia

a) Fungsinya :

Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan

administrasi dan pengembangan kesejahteraan SDM dan bekerjasama dengan

staff pegawai dalam melakukan beberapa hal diantaranya pelatihan, diklat

rekrutmen, promosi, mutasi, pensiun pegawai, pengangkatan kepangkatan, dan

kenaikan gaji berkala, pemberian penghargaan dan hukuman.

b) Tugasnya :

1) Merencanakan, menyelenggarakan urusan diklat, promosi serta mengawasi

proses rekrutmen dan pensiunan pegawai.

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi usulan

izin perkawinan dan perceraian serta penindakan/sanksi disiplin dan

sebelum itu asisten harus mengetahui pegawainya sudah menikah atau

belum.

(56)

Merencanakan, mengkoordinasikan, malaksanakan, dan mengawasi proses

pembuatan daftar gaji dan tunjangan, asuransi pegawai, cuti, bantuan pembinaan

jasmani dan rohani, rekreasi, surat perintah perjalanan sinas serta bantuan lainya

untuk pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.

b) Tugasnya :

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi urusan

asuransi pegawai, bantuan sosial, perjalanan dinas, uang pesangon,

persiapan pensiun pegawai, pembinaan jasmani rohani dan rekreasi serta

bantuan lainya dan bekerjasama dengan staf baik dalam akses.

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi urusan

cuti, dispensasi, jam kerja dan lembur.

10.Manajer Logistik

a) Fungsinya :

Merencanakan, mengkoordinasi, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan

dan perlengkapan rumah tangga dan pengolahan bangunan kantor pusat dan

kantor cabang serta menjaga fasilitas yang dimiliki maupun perawatan

pembangunanya agar perlengkapan rumah tangga dapat dirawat.

b) Tujuanya :

Agar perlengkapan rumah tangga dan pengolahan bahan banguanan kantor pusat

dan kantor cabang memiliki perawatan yang baik.

11.Asisten Manajer Perlengkapan Rumah Tangga

Gambar

Tabel 1.1 Absensi Karyawan
Tabel 1.2 Keterangan Absensi Karyawan
Tabel 1.3 Target dan Realisasi Perum Pegadaian Kanwil I Medan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Sunarto (2006:26), Saydam (2005:284), Mangkunegara (2001:67) diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBELAJARAN SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU KIMIA DALAM MERANCANG PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI MELALUI PELATIHAN GURU TIPE SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Universitas

Groundwater computation was based on meteorological data, water conditions, topography, vegetation, and surface water ÁRZSDWWHUQVLQWKHFDWFKPHQWDUHD&lt;DQJ[LDR &amp; Wenpeng,

b) Peningkatan upaya kesehatan berbasis masyarakat. 6) Strategi Pengembangan manajemen pendidikan berbasis prestasi. Kebijakan yang ditempuh untuk penerapan strategi ini, yaitu:.

Yang dimaksud dengan &#34;urusan wajib yang disusun dan diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan&#34; adalah urusan wajib sebagaimana diatur dalam Pasal 13

[r]

Pada pelaksanaannya, usaha yang dilakukan untuk memperoleh penjelasan dan pemahaman mengenai genikng sebagai komunikasi dalam masyarakat Dayak Rentenuukng adalah menggunakan