• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman Pengunjung Terhadap Keberadaan Taman Ahmad Yani Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemahaman Pengunjung Terhadap Keberadaan Taman Ahmad Yani Kota Medan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN

HUTAN KOTA TAMAN AHMAD YANI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

JUSNIAR SAFRIDA

021201028/MANAJEMEN HUTAN

DEPARTEMEN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRACK

This research aim to determine for know about understanding of visitor to used the park towards available Ahmad Yani Park, Medan city. This research was done with give questionnaires distributed to the visitor.

This research was done in Ahmad Yani Park, Jati village, Maimun district, Medan city, North Sumatera Province. This research has done in Desember 2007 until January 2008.

This research use Stratified random sampling method. Users of park decide two part is user permanent and user inpermanent. Rank of understanding is user of the park decide become five class are very not understanding, not understanding, enough understanding, understanding and very understanding.

Analysis correlation coefficient Spearman’s rank use to know weakness and stronger relation between understanding each class user of park with economy social factor from visitor towards available Ahmad Yani Park.

(3)

ABSTRACK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pengunjung pengguna taman terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada para pengguna taman.

Penelitian ini dilakukan di Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Januari 2008.

Penelitian ini menggunakan metode Stratified random sampling. Para pengguna taman di kelompokkan menjadi dua strata yaitu strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Tingkat pemahaman para pengguna taman di bagi menjadi lima tingkat yaitu sangat tidak paham, tidak paham, cukup paham, paham dan sangat paham.

Analisis koefisien korelasi Spearman’s rank berguna untuk mengetahui lemah dan kuatnya hubungan antara pemahaman tiap strata pengguna taman dengan faktor sosial ekonomi pengunjung terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Aceh Tenggara pada tanggal 19 Mei 1982 dari ayahanda

Marangin Purba dan ibunda Hotma Pasaribu. Penulis merupakan putri ketiga dari dua

bersaudara.

Pendidikan formal penulis di mulai dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1993 di

SD Negeri No.4 Kutacane, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun

1999 di SMP Negeri No. 1 Kutacane dan Sekolah Menengah Umum diselesaikan pada

tahun 2001 di SMU Katolik Tri Sakti Medan.

Pada tahun 2002 diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

Penulis memilih Program Studi Manajemen Hutan Departemen Kehutanan Fakultas

Pertanian- USU.

Kegiatan praktek lapangan yang pernah diikuti penulis selama mengikuti

perkuliahan di Departemen Kehutanan adalah Praktek Umum Kehutanan (PUK) pada

tahun 2004 di Bandar Kalifah dan Lau Kawar Sinabung. Praktek Kerja Lapang (PKL)

penulis dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat Kabupaten Kerinci. Untuk

memenuhi syarat kelulusan dari Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU, penulis

melakukan penelitian di Taman Ahmad Yani Kota Medan dengan judul ” Pemahaman

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan anugerah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.tulisan ini

disusun berdasarkan hasil penelitian berjudul ”Pemahaman Pengunjung Terhadap

Keberadaan Taman Ahmad Yani Kota Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Kehutanan di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan baik

moral maupun materi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Ibu Ir. Ma’rifatin Zahra, M.Si dan Ibu Kansih Sri Hartini, S.Hut, MP yang dengan

sabar dan kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

sehingga terselesaikan skripsi ini.

2. Ayah, Ibu, dan abang Fredi tersayang atas doa dan dukungannya selama ini tiada kata

yang dapat mengungkapkan kata trimakasih.

3. Arif dan Nana yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan.

4. Anak-anak kehutanan lainnya yang dengan suka hati telah membantu penyelesaian

penulisan ini, terimakasih atas dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh

karena itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama ini. Akhir

kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya

Medan, Juni 2008

(6)

DAFTAR ISI

Pengertian Pemahaman, Taman Kota dan Keberadaan Taman 10

METODELOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden ... 20

Jenis Kelamin Responden ... 20

Tingkat Umur Responden ... 21

Tingkat Pendidikan Responden ... 22

Pekerjaan Responden ... 23

Tingkat Pendapatan Responden ... 24

(7)

Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Pemahaman Responden ... 25

Hubungan Umur dan Pemahaman Responden ... 27

Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden ... 29

Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden ... 31

Hubungan Pendapatan dan Pemahaman Responden ... 32

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 33

Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(8)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota ... 6

2. Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuknya ... 7

3. Jenis Kelamin Responden ... 20

4. Tingkat Umur Responden ... 21

5. Tingkat Pendidikan Responden ... 22

6. Jenis Pekerjaan Responden ... 23

7. Tingkat Pendapatan Responden ... 25

8. Tingkat Pemahaman Responden ... 26

9. Hubungan Umur dan Pemahaman Responden ... 27

10.Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden ... 29

11.Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden ... 31

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Karakteristik Responden Pengguna Tetap ... 39

2. Karakteristik Responden Pengguna Tidak Tetap ... 40

3. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Taman ... 41

4. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tetap ... 41

5. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tidak Tetap ... 41

6. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 42

7. Denah Taman Ahmad Yani... 43

8. Kuisioner Penelitian ... 44

(10)

ABSTRACK

This research aim to determine for know about understanding of visitor to used the park towards available Ahmad Yani Park, Medan city. This research was done with give questionnaires distributed to the visitor.

This research was done in Ahmad Yani Park, Jati village, Maimun district, Medan city, North Sumatera Province. This research has done in Desember 2007 until January 2008.

This research use Stratified random sampling method. Users of park decide two part is user permanent and user inpermanent. Rank of understanding is user of the park decide become five class are very not understanding, not understanding, enough understanding, understanding and very understanding.

Analysis correlation coefficient Spearman’s rank use to know weakness and stronger relation between understanding each class user of park with economy social factor from visitor towards available Ahmad Yani Park.

(11)

ABSTRACK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pengunjung pengguna taman terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada para pengguna taman.

Penelitian ini dilakukan di Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Januari 2008.

Penelitian ini menggunakan metode Stratified random sampling. Para pengguna taman di kelompokkan menjadi dua strata yaitu strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Tingkat pemahaman para pengguna taman di bagi menjadi lima tingkat yaitu sangat tidak paham, tidak paham, cukup paham, paham dan sangat paham.

Analisis koefisien korelasi Spearman’s rank berguna untuk mengetahui lemah dan kuatnya hubungan antara pemahaman tiap strata pengguna taman dengan faktor sosial ekonomi pengunjung terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani.

(12)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kota merupakan daerah yang memiliki tingkat peradaban aktivitas relatif

lebih maju dibandingkan dengan daerah pedesaan. Aktivitas masyarakat seperti

ekonomi, politik, sosial dan budaya ditempatkan di kota sebagai pusat pengaturan

kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan demikian kota menjadi daerah yang sangat

dinamis baik dari segi kualitas maupun kuantitas masyarakatnya. Berbagai

permasalahan lingkungan hidup kini melanda perkotaan dan masyarakat kota.

Pencemaran udara, timbulnya efek rumah kaca, makin panasnya udara kota,

banjir, kekeringan dan lain-lain membuat kota makin tidak nyaman bagi

penghuninya. Hal ini sangat ironis dimana kota sangat diandalkan sebagai lahan

subur meraup penghasilan bagi sebagian masyarakat asli maupun pendatang

(Thoha, 2001).

Oleh karena itu penataan lingkungan perkotaan kini mulai dibenahi di

beberapa kota besar dalam rangka menuju produktivitas kerja dan meminimalkan

gangguan dan ancaman akibat kerusakan lingkungan. Salah satu program untuk

meningkatkan mutu lingkungan adalah pengembangan hutan kota atau kadangkala

disebut Penghijauan Kota (Thoha, 2001).

Menurut Zoer’aini (1994) dalam Iwan ( 2005) hutan kota adalah

komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau

sekitarnya berbentuk jalur, menyebar atau bergerombolan (menumpuk),

strukturnya meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang

memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat,

(13)

Kota Medan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah

penduduk 1.909.700 jiwa dengan luas wilayah 26.500 ha. Dalam menuju kota

Medan yang BESTARI ( Bersih, Tertib, Aman, Rapi dan Indah) maka Dinas

Pertamanan Kota Medan lebih memfokuskan pada faktor-faktor Ruang Terbuka

Hijau atau Taman Kota, baik yang berada di tengah-tengah kota, sepanjang jalan

maupun tempat pemakaman (Dinas Pertamanan, 2002).

Taman kota dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata

sedemikian rupa, baik sebagian maupun seluruhnya hasil rekayasa manusia, untuk

mendapatkan komposisi tertentu yang indah, dimana setiap tanaman mempunyai

karakteristik tersendiri baik menurut bentuk, warna dan teksturnya (Thoha, 2001).

Taman kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau. Jenis ruang terbuka hijau

lainnya adalah jalur hijau di tengah jalan, taman segitiga pengarah jalan (taman

ratonde), jalur hijau pada tegangan tinggi SUTT, jalur hijau sempadan sungai, dan

areal pemakaman atau pekuburan (Ginting dan Utami, 2003).

Masyarakat Medan termasuk masyarakat industri, kehidupan perkotaan

memacu untuk bekerja keras dan akibat kerja keras dalam pembangunan menuntut

waktu luang untuk bersantai, berolah raga, dan menikmati keindahan alam.

Kebutuhan masyarakat kota akan lingkungan bersih, indah, dan nyaman serta

terbebas dari polusi sangat mendesak (Yustika, 2002).

Kecenderungan penduduk kota yang mendambakan suasana alami dari

tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin

banyak orang kota yang pergi keluar kota untuk mencari dan menikmati

keindahan alam terbuka baik di waktu libur maupun diwaktu senggang (Yustika,

(14)

Hutan kota menurut Iwan (2005), dapat memberikan kenyamanan dan

kenikmatan kepada penduduk kota jika dapat mengembangkan dan membangun

hutan kota yang berstrata dengan keanekaragaman jenis dan jumlah yang banyak

serta ditata dengan baik. Lingkungan di dalam hutan kota lebih nyaman

dibandingkan di luar hutan kota.

Berdasarkan fenomena di atas ternyata diketahui bahwa lingkungan taman

kota lebih nyaman dibandingkan di luar taman. Taman kota dimanfaatkan oleh

berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai tujuan. Melihat berbagai manfaat

taman kota maka penulis ingin melihat tingkat pemahaman mereka terhadap

keberadan taman khususnya Taman Ahmad Yani , kota Medan, Provinsi Sumatera

Utara.

Perumusan Masalah

Hutan kota dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat sebagai tempat

rekreasi, berolah raga, berkumpul para muda-mudi dan berjualan bagi pedagang.

Banyaknya jumlah pengunjung dari hari ke hari menimbulkan berbagai masalah

baru seperti masalah sampah dan masalah keamanan. Agar kondisi taman tetap

terjaga, diperlukan peran serta dari pengunjung antara lain tidak merusak tanaman

yang ada, dan membuang sampah pada tempatnya. Untuk itu diperlukan

kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kondisi lingkungan taman kota.

Masyarakat pengguna taman memiliki kesadaran dan pemahaman yang

berbeda-beda terhadap lingkungan taman. Pengguna taman yang datang ke taman

kota berasal dari semua tingkat sosial ekonomi masyarakat. Adanya perbedaan

(15)

individu masyarakat. Sosial ekonomi masyarakat meliputi umur, pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganantara faktor

sosial ekonomi pengunjung dengan pemahaman Hutan Kota Taman Ahmad Yani

di Kota Medan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi Dinas

Pertamanan dan masyarakat akan pentingnya keberadaan Taman Ahmad Yani di

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hutan Kota

Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan

adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam

hayati yang didominasi dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan

lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan kota menurut Nazaruddin (1993) dalam Thoha (2001), adalah suatu

kawasan yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh

secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan

besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

Hutan kota (Urban forest) Fakuara (1987) dalam Thoha (2001),

didefinisikan sebagai tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang

memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan–

kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya.

Menurut hasil rumusan Rapat Teknis Kehutanan di Jakarta pada bulan

Februari 1991 dalam Dahlan (1992), hutan kota didefinisikan suatu lahan yang

bertumbuh pohon-pohon di dalam suatu wilayah perkotaan di dalam tanah negara

maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal

pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan

dengan luas yang solid merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohon, serta areal

tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota

Hutan kota meliputi lahan minimal seluas 50- 100 hektar, jarak lokasi

(17)

padat, jarak yang sama ditempuh dari titik akhir jaringan transportasi umum atau

setara waktu yang diperlukan pejalan kaki apabila ia bersepeda dan harus terbuka

bagi umum (Grey dan Deneke 1987 dalam Iwan 2005).

Bentuk dan Desain Hutan Kota

Grey dan Deneke 1978 dalam Yustika (2002), mengemukakan bahwa

hutan kota meliputi vegetasi sepanjang jalan, danau, empang, sepanjang sungai,

dan di padang pengembalaan. Kewasan hutan kota minimum 0,4 ha, jika

berbentuk jalur minimum 30 m lebarnya.Hutan kota meliputi taman, tepi jalan,

jalan tol, jalan kereta api, lahan terbuka, kawasan padang rumput, kawasan luar

kota, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan kawasan industri.

Kriteria dan Bentuk Hutan Kota disajikan pada Tabel 1, sedangkan

Karakteristik Hutan Kota menurut Bentuknya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota

Kriteria Bentuk Taman Kebun/

pekarangan

Jalur hijau Hutan Sasaran Kawasan industri,

pemukiman, dan pusat kegiatan

Pemukiman daerah subur Jalan dan kawasan

Produksi O2 dan tujuan ekonomi, emeliorasi Vegetasi Tanaman hias Buah-buahan, tanaman

hias, pohon lainnya

Perorangan Umum Umum Pengelola Dinas

Pertamanan/ perorangan

Perorangan Dinas pertamanan

(18)

Tabel 2. Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuk

Sumber : ( Fakultas kehutanan IPB, 1987 dalam Yustika, 2002).

Menurut Iwan (2005), bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga

bentuk yaitu:

1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota dengan komunitas vegetasinya

terkonsentrasi pada suatu areal dengan jalan vegetasinya minimal 100 pohon

dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.

2. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan

komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumput

atau gerombolan-gerombolan kecil.

3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk

jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentuk sungai, jalan, dan pantai.

Bentuk Karakteristik

Hutan Kota Bukan Hutan Kota Taman Vegetasi utama di dominasi oleh

tumbuhan berkayu yang memiliki kemampuan menghasilkan oksigen tinggi dan meredam polusi.

Jenis tanaman didominasi oleh tanaman, hias yang memiliki nilai keindahan yang tinggi.

Kebun/ pekarangan

Vegetasi utama pohon-pohon yang memiliki kemampuan penghasil oksigen dan meredam polusi

Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi

Jalur hijau Vegetasi terdiri dari semua strata perdu, semak, pohon

Khususnya jenis peneduh yang tahan terhadap gangguan

Hutan Terletak di areal konservasi perkotaan, jenis tanaman memiliki perakaran yang intensif, daur fisiologi tinggi (selama mungkin) kemampuan menghasilkan oksigen.

(19)

Karakteristik Hutan Kota

Hutan kota secara fisik dapat dilihat di wilayah perkotaan apapun bentuknya.

Hutan kota dapat dikenali dari bagian lantai hutannya, yang umumnya lebih terpelihara

seperti dengan adanya jalan setapak yang ditata dengan batu, juga rumputnya yang lebih

teratur tanpa banyak serasah walupun seringkali belum di potong rapi ( Puryono, 1995).

Dahlan (1992) menyebutkan ada dua pendekatan yang dipakai dalam

pembangunan hutan kota; pendekatan pertama yaitu hutan kota dibangun pada

lokasi-lokasi tertentu saja. Pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu kota.

Penentuan luasanya pun berdasarkan: (1) persentase yaitu luasan hutan kota ditentukan

dengan perhitungan dari luasan kota, (2) perhitungan per kapita ditentukan berdasarkan

jumlah penduduknya dan (3) berdasarkan isu utama yang muncul. Pendekatan kedua

yaitu semua area yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah area untuk hutan kota.

Negara Indonesia menggunakan pendekatan pertama. Dimana hutan kota (urban

forest) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan

manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam proteksi, estetika, rekreasi dan kegiatan

khusus lainnya (Dahlan, 1992).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002 tentang hutan kota dimana

tujuan dari penyelenggaraan hutan kota adalah:

1. Menekan/ mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan

2. Menekan/ mengurangi pencemaran udara/ kadar karbonmonoksida, ozon,

karbondioksida, oksigen, nitrogen, belerang dan debu

(20)

4. Mencagah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intruksi air laut,

meningkatkan kadar logam berat dalam air.

Sesuai tujuan pembangunan hutan kota lebih ditekankan pada fungsi yaitu

menjaga dan memperbaiki iklim mikro, meresap air, nilai estetika dan menciptakan

keseimbangan titik kota serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati (Dinas

Pertamanan, 2002).

Fungsi dan Manfaat Hutan Kota

Menurut Yustika (2002), ada beberapa fungsi dan manfaat hutan kota:

a. Konservasi tanah dan air

Di kota–kota besar semakin banyak tanah yang tidak tertutup vegetasi dan semakin

banyak tanah yang tertutup gedung-gedung dan aspal, sehingga tidak mampu

merembeskan air ke dalam tanah. Untuk mencegah bahaya-bahaya yang mungkin timbul

maka dibangun hutan kota pada daerah tertentu, karena pohon-pohon dapat

meningkatkan peresapan dan penyimpanan air di dalam tanah, kemudian digunakan lagi,

sehingga siklus hidrologi tetap berlangsung.

b. Sarana kesehatan dan olah raga

Proses pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sempurna khususnya

dari kendaraan bermotor, akan mengeluarkan gas karbonmonoksida yang sangat

berbahaya bagi manusia, karena mengurangi ketersediaan oksigen di udara yang sangat

dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Pohon dapat mengamankan bahaya

karbonmonoksida melalui fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai salah satu

(21)

Hutan kota akan lebih menarik warga kota untuk melaksanakan olah raga di

dalamnya, karena lingkungan mikro yang diciptakan hutan kota segar, sehingga hutan

kota cocok dikembangkan di lingkungan rumah sakit, perkantoran, maupun pemukiman.

c. Wadah rekreasi dan wisata

Di kota–kota besar kebutuhan rekreasi sudah merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat modern, karyawan pabrik, pegawai kantor, mahasiswa, pelajar bahkan ibu

rumah tangga sangat memerlukan adanya rekreasi. Adanya hutan kota memungkinkan

kebutuhan penduduk kota terhadap rekreasi akan lebih cepat terpenuhi.

d. Kesegaran dan keindahan

Lingkungan perkotaan yang indah dan nyaman akan lebih menyenangkan

penghuninya. Keadaan di bawah tegakan pohon pada siang hari suhunya lebih rendah

daripada di luar tegakan disamping akan menambah kesegaran, pohon-pohon yang

mempunyai sifat tertentu (dalam hal bentuk, warna, maupun strukturnya), juga

mempunyai nilai kecocokan dengan bentuk, warna, dan tekstur benda-benda buatan

seperti gedung-gedung, jalan, dan lain-lain, akan menambah keindahan pemandangan di

perkotaan.

e. Sarana pendidikan dan penyuluhan

Adanya hutan di pusat-pusat pemukiman akan membangkitkan rasa cinta terhadap

alam dan merupakan sarana yang baik untuk mendidik masyarakat sekitarnya. Dengan

banyaknya pengunjung ke hutan kota, maka akan mudah memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pentingnya vegetasi berkayu, khususnya pohon bagi kehidupan

(22)

f. Pengendali pencemaran

1. Pengendali air limbah ; Pohon-pohon sangat memegang peran penting dalam

pengendalian air limbah dengan konsep filter biologis. Melalui proses transpirasi,

air limbah dapat diuapkan ke udara sehingga terjadi daur air limbah tersebut.

2. Penangkal kebisingan; Tanaman dapat mengurangi suara melalui stabilisasi suhu,

modifikasi kecepatan angin, dan faktor lainnya. Keefektifan tanaman

mengendalikan kebisingan ditentukan oleh faktor suara itu sendiri, sifat pohon dan

iklim.

Menurut Ramlan dan Iskandar 1987 dalam Yustika (2002), bahwa hutan kota

mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Memperbaiki lingkungan yang rusak karena faktor iklim faktor yang dipengaruhi oleh

vegetasi adalah penyinaran matahari, suhu udara, dan kelembaban. Dengan adanya

hutan kota lingkungan menjadi lebih sejuk dan nyaman.

2. Kegunaan dalam berbagai keperluan rekayasa lingkungan antara lain:

a. Dedaunan dapat meredam suara

b. Dedaunan terutama yang berbulu dapat menahan dan menjebak butir-butir debu

c. Tumbuhan dapat mengeluarkan bau harum yang akan meredam bau busuk

d. Ranting dan daun dapat mengurangi kecepatan angin dan percikan air hujan

e. Penyebaran akar akan mengikat butiran air

f. Dedaunan dapat mengurangi dan menyaring cahaya matahari yang berlebihan

3. Keperluan kesehatan. Tanaman sebagai penghasil oksigen yang sangat diperlukan oleh

(23)

4. Sebagai habitat satwa liar. Tanaman dapat menghasilkan pucuk menghasilkan pucuk

yang dapat dimanfaatkan oleh ulat.

g. Habitat Satwa

Satwa terutama burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari

makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Pembangunan hutan kota perlu

memperhatikan pemilihan jenis yang disenangi oleh burung-burung yang membutuhkan

bunga, buah, maupun biji sebagai makanannya.

Pengertian Pemahaman Taman kota dan Keberadaan Taman Kota

Menurut Salim dan Salim (1995) bahwa kata ”paham” memiliki beberapa arti (1)

pengetahuan, (2) pengertian, (3) tahu benar, (4) pikiran, (5) pendapat. Kata pemahaman

merupakan (1) proses perbuatan, dan (2) cara memahami. Kota adalah daerah pemusatan

penduduk dengan kepadatan tinggi dan sebagian besar penduduk bekerja di luar pertanian

dan dinding/tembok mengelilingi tempat tinggalnya.

Pemahaman relatif dapat dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan cara

mendengar, seperti yang dikemukakan oleh Nugraha dan Murtijo (2005), yaitu dengan

mengamati aktifitas budaya masyarakat dan melakukan dialog wawancara dengan

masyarakat.

Menurut Nazaruddin (1991) dalam Thoha (2001), bahwa taman pada umumnya dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Taman berada di lokasi strategis yang banyak

dilalui orang dan dijumpai beberapa pohon besar yang rindang, semak atau perdu dan

tanaman hias dan didominasi oleh pepohonan besar. Kehadiran taman kota yang lebih

(24)

Menurut Ginting (2000), bahwa taman kota merupakan sebagian tempat yang

secara resmi digunakan penduduk kota untuk tempat beristirahat, melepas lelah, melepas

pandang melihat taman, menghirup udara segar, berolahraga terbatas. Taman kota pada

saat tertentu digunakan oleh pemerintah daerah untuk kegiatan resmi pemerintah, yang

kadang-kadang dapat juga menjadi objek rekreasi dan memberi hiburan bagi masyarakat

(25)

METODELOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Hutan Kota Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati,

Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum penelitian

dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan mulai tanggal 23-30

Desember 2007, sedangkan pengambilan data penelitian mulai tanggal 14 -28 Januari

2008.

Metode Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Random Sampling yaitu metode

pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok yang homogen

disebut strata. Pemilihan sampel diambil secara acak dari tiap strata (Daniel, 2002).

Sampel dibagi menjadi dua strata yaitu strata pengguna tidak tetap dan strata pengguna

tetap. Untuk menentukan apakah sampel termasuk strata tetap dan tidak tetap dapat

dilihat dengan intensitas kunjungan yang dilakukan para pengunjung taman.

Pengambilan Sampel Populasi

Populasi penelitian adalah masyarakat yang menikmati langsung keberadaan atas

Taman Ahmad Yani. Untuk menentukan populasi jumlah pengunjung taman dilakukan

survei pendahuluan selama satu minggu. Dari hasil pengamatan diperoleh rata-rata

(26)

Sampel

Sampel yang diambil sebesar 25% dari rata-rata jumlah pengunjung yang datang

ke Taman Ahmad Yani Medan setiap hari adalah 44 sampel. Sampel tersebut dibagi

menjadi dua strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Strata pengguna taman

masing-masing sebanyak 22 orang.

Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan

penyebaran kuesioner kepada para responden di Taman Ahmad Yani. Data sekunder

diperoleh melalui studi pustaka seperti data kondisi umum, luas dan letak Taman Ahmad

Yani.

Analisis Data

Untuk menganalisis data digunakan korelasi Spearman’s rank. Analisis korelasi

Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang

datanya berbentuk ordinal (data bertingkat). Korelasi Spearman’s rank mengabaikan

nilai-nilai atau angka-angka kasar dan hanya berdasarkan perhitungan pada

jenjang-jenjang kedudukan (Hasan,2002).

Data yang di analisis dengan korelasi Spearman’s rank adalah variabel umur,

pendidikan, pekerjaan dan pendapatan tiap strata pengguna taman. Korelasi Spearman’s

rank disimbolkan dengan rs dan dirumuskan (Hasan, 2002).

(27)

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi Spearman’s rank

n = Jumlah sampel

d = Selisih antara nilai rank

Untuk menentukan kriteria nilai koefisien korelasi Spearman’s rank dapat dilihat

patokan nilai Koefisien Korelasi (KK) sebagai berikut (Supangat, 2007).

• 0 sampai dengan 0,55 (hubungan tidak kuat)

• 0,56 sampai dengan 0,65 (Hubungan cukup berarti)

• 0,66 sampai dengan 0,75 (Hubungan Kuat)

• 0,76 sampai dengan 0,99 (Hubungan sangat kuat)

• 1 memiliki hubungan yang sempurna

Untuk menilai pemahaman dilakukan dengan cara skoring. Skoring adalah

menempatkan pertanyaan sesuai urutan. Skoring berguna untuk memperoleh informasi

yang akurat (Subagyo, 2006).

Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah 12 pertanyaan. Responden

memilih salah satu jawaban atau lebih, bila responden hanya menjawab satu jawaban

maka skornya 1. Jika responden menjawab dua maka skornya 2 dan seterusnya.

Kemudian skor tiap-tiap responden ditotalkan, total dari skor tersebut dibagi menjadi

(28)

KONDISI UMUM PENELITIAN

Letak dan Luas Taman Kota Ahmad Yani Medan

Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga setelah kota Jakarta dan

Surabaya. Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara dengan letak wilayah

pada posisi 03º30’ LU - 03º48' LU dan 98º36' BT- 98º39' BT dengan ketinggian tempat 3

meter- 30 meter di atas permukaan laut. Kota Medan pada pagi hari suhu udaranya

berkisar 21,1 º C - 23,7 º C dan siang hari berkisar antara 29,2 º C- 32,9º C, dan pada

malam hari berkisar 26 º C- 30,8 º C. Kelembaban udara berkisar antara 68 % sampai 93

% (Sembiring dan Erdowati, 2005).

Kota Medan memiliki 21 kecamatan salah satunya kecamatan Medan Maimun. Di

Kecamatan Medan Maimun terdapat Taman Ahmad Yani yang berada di pusat kota

Medan dengan batas sbb:

Sebelah Utara : Jalan Sudirman

Sebelah Barat : Jalan Slamet Riyadi

Sebelah Timur : Jalan Imam Bonjol

Sebelah Selatan : Jalan Misbah dan Rumah Sakit Santa Elisabeth

Taman Ahmad Yani memiliki luas 15.200 m2, berada di pusat kota Medan dan

dilingkupi oleh jalan-jalan protokol terutama Jalan Sudirman. Taman Ahmad Yani

terletak di sekitar area pemukiman, rumah sakit, perkantoran, sekolah umum dan gereja.

Taman Ahmad Yani mudah dijangkau karena dilalui banyak angkutan umum dari

berbagai tujuan serta keadaan taman cukup asri karena terdiri dari berbagai macam jenis

(29)

Fasilitas Taman

Menurut Sembiring dan Erdowati (2005), fasilitas yang terdapat di area Taman

Ahmad Yani cukup beragam yaitu soft dan hard material yang memiliki fungsi sebagai

pelengkap taman yang bermanfaat bagi pengguna dan pengembangan kota.

Jenis vegetasi

Jenis vegetasi yang terdapat di area taman cukup beragam mulai dari jenis

tanaman pohon, perdu, semak dan tanaman border yang peletakan disesuaikan dengan

fungsi masing-masing dalam taman dan memiliki nilai estetika yang cukup bagi taman

serta nilai ekonomis yang menguntungkan bagi pengembangan kota

Site Furniture

Jenis site furniture yang terdapat di Taman Ahmad Yani adalah:

1. Bangku taman sebagai tempat duduk pengunjung

2. Pot tanaman tempat tanaman tumbuh

3. Lampu taman sebagai penerang pada malam hari

4. Jenis permainan anak yang terdiri dari:

• Ayunan

• Enjot-enjotan

• Gantungan besi

• Perosotan

5. Pos jaga sebagai tempat kerja petugas menjaga taman

6. Patung sebagai salah satu ornamen

(30)

8. Tong sampah tempat pembuangan sampah sementara

9. Pagar besi yang berada digerbang utama sebelah selatan

Pekerasan

Jenis pekerasan yang dipakai di area taman berupa conblock berbentuk persegi

berwarna merah tua yang berada di sekeliling taman yang dimanfaatkan sebagai area olah

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden penelitian ini dibagi ke dalam dua strata yaitu strata pengguna tetap

dan pengguna tidak tetap. Setiap strata responden memiliki karakteristik jenis kelamin,

umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Data karakteristik pengunjung penelitian

dapat diuraikan sebagai berikut:

Jenis Kelamin

Dari hasil survei selama satu minggu dapat ditentukan sampel sebanyak 44 orang.

Sampel terdiri dari perempuan dan laki-laki yang memiliki kriteria umur diatas 17

tahun, sehat jasmani dan rohani yang berkunjung ke Taman Ahmad Yani. Untuk melihat

penyebaran sampel dapat dilihat pada Tabel 3 .

Tabel 3. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah penggunan tetap

(Orang)

Persentase (%) Jumlah pengguna tidak tetap

Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden pengunjung Taman Ahmad Yani dari

strata pengguna tidak tetap perempuan sebanyak 12 orang dan laki-laki sebanyak 10

orang. Strata pengguna tetap perempuan sebanyak 8 orang dan laki-laki sebanyak 14

orang.

Pengguna tidak tetap perempuan lebih banyak dibandingkan dengan perempuan

pengguna tetap. Para perempuan pengguna tidak tetap datang ke taman saat sore hari

secara berkelompok (lebih dari satu orang) dengan tujuan untuk berekreasi, sekali-kali

(32)

pengguna tetap datang ke taman pagi hari sampai sore hari secara perorangan. Umumnya

pengguna tetap perempuan datang untuk berdagang, berolahraga dan berekreasi dll.

Untuk jenis kelamin laki-laki yang banyak adalah dari pengguna tetap dibandingkan

pengguna tidak tetap. Pengguna tetap laki-laki terbanyak datang saat pagi sampai sore

hari. Para pengguna tetap laki-laki umumnya datang ke taman dengan tujuan untuk

berolah raga, beristirahat, berekreasi dan berdagang.

Tingkat Umur Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh tingkat umur pengunjung dari umur

diatas 17 tahun sampai dengan umur lebih dari 52 tahun. Untuk tingkat umur

pengunjung dibagi menjadi lima kelas. Untuk mengetahui penyebaran masing-masing

umur pengunjung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Umur Responden

Tingkat Umur Pengguna Tetap (Orang)

Persentase (%) Pengguna Tidak Tetap (Orang)

Tabel 4 menunjukkan bahwa yang paling dominan berkunjung ke Taman Ahmad

Yani Medan adalah pengguna tetap dari tingkat umur 17- 25 tahun sebanyak 10 orang.

Pengguna tidak tetap yang datang ke taman pada kelas umur 17-25 tahun sebanyak 5

orang. Di posisi kedua pengguna tetap di tingkat umur 35-43 tahun sebanyak 6 orang

lebih kecil dibandingkan pengguna tidak tetap sebanyak 7 orang.

Banyaknya pengunjung yang datang ke taman pada tingkat umur 17- 25 dan 35-

43 tahun disebabkan tidak ada pembatasan umur untuk masuk ke taman. Taman Ahmad

(33)

taman. Pada tingkat umur 17-25 tahun termasuk kaum muda mudi yang rata-rata

memiliki waktu luang lebih banyak. Pada tingkat umur 17-25 tahun meliputi pekerjaan

seperti pelajar dan mahasiswa yang mayoritas berkunjung ke taman. Para muda-mudi

datang ke taman dengan cara berkelompok atau sendiri. Tujuan para muda-mudi untuk

datang berkunjung ke taman untuk menghabiskan waktu luang bersama teman dekat dan

pacar. Untuk tingkat umur 35-43 tahun meliputi pekerjaan seperti pedagang, guru, tukang

parkir, ibu rumah tangga dll. Pada tingkat umur 35-43 tahun datang ke taman dengan

tujuan untuk berjualan, berekreasi dan berolahraga. Namun pada umur 35-43 tahun

umumnya datang berkunjung ke taman bersama anggota keluarga dan kerabat dekat.

Tingkat Pendidikan Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh tingkat pendidikan

pengunjung pengguna taman dari pendidikan yang terkecil sampai terbesar. Untuk

mengetahui penyebaran tingkat pendidikan pengunjung Taman Ahmad Yani

masing-masing strata dapat dilihat pada Tabel 5 .

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Pengguna Tetap

Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengunjung pengguna tetap di Taman Ahmad Yani

yang terbanyak dari pendidikan SLTA/ Sederajat sebanyak 12 orang dan di posisi kedua

pendidikan SLTP sebanyak 5 orang. Pengguna tidak tetap pengunjung terbanyak dari

(34)

Banyaknya jumlah pengguna tetap adalah pendidikan SLTA/sederajat

disebabkan salah satu alasannya lokasi taman berada di dekat Sekolah Harapan dan

pemukiman penduduk. Pendidikan SLTA/sederajat tidak hanya berasal dari pelajar

Sekolah Harapan tetapi dari SLTA/sederajat yang ada di Kota Medan.

Para pengguna tetap yang berpendidikan SLTA/sederajat sudah mengenal bahwa

Taman Ahmad Yani sebagai salah satu tempat berkumpul semua kalangan masyarakat.

Untuk masuk ke Taman Ahmad Yani tidak dikenakan pungutan seperti karcis jadi semua

tingkat pendidikan bebas keluar masuk dengan bebas. Selain itu taman dimanfaatkan

Pemko Medan sebagai tempat melangsungkan suatu kegiatan seperti Expo Tanaman

Hias, Futsal dan pameran fotografi.

Banyaknya pengguna tidak tetap berasal dari pendidikan perguruan tinggi

disebabkan oleh para mahasiswa memanfaatkan Taman Ahmad Yani sebagai salah satu

tempat penelitian. Para mahasiswa berpendapat bahwa taman memiliki fungsi dan

manfaat secara langsung maupun tidak langsung pada masyarakat luas. Hal tersebut

disebabkan adanya vegetasi berkayu dan tanaman hias yang memiliki fungsi

masing-masing seperti mahoni memiliki fungsi meredam polusi suara dari kendaraan bermotor,

dan tanjung berfungsi untuk mengurangi bau dari sampah.

Pekerjaan Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh pekerjaan

masing-masing pengunjung Taman Ahmad Yani. Pengunjung taman dibagi menjadi dua strata

yaitu pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Untuk mengetahui penyebaran pekerjaan

(35)

Tabel 6. Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Pengguna Tetap

(Guru, PNS, Ibu RT, Karyawan Swasta)

5 22,73 10 45,45

Total 22 100 22 100

Tabel 6 dapat dilihat bahwa pengunjung Taman Ahmad Yani dibagi menjadi dua

strata yaitu pengguna tetap dan tidak tetap. Pengguna tetap yang terbanyak dari

pekerjaan pedagang/wiraswasta sebanyak 7 orang dan di posisi kedua dari pekerjaan

pelajar sebanyak 6 orang. Untuk pengguna tidak tetap yang terbanyak datang dari

pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang dan di posisi kedua dari pekerjaan

pedagang/wiraswasta sebanyak 7 orang.

Banyaknya pekerjaan dari pedagang/wiraswasta yang ada di sekitar taman disebabkan oleh tidak adanya larangan dari Pemko Medan berjualan di dalam dan luar

taman. Taman Ahmad Yani merupakan salah satu fasilitas umum yang mana berarti

setiap orang berhak berjualan di dalam dan luar taman. Menurut Markus (1992) dalam

Ginting (2000) memiliki pandangan baru terhadap keberadaan pedagang di taman. Para

pedagang dapat meningkatkan pengunjung taman, membuat kawasan menjadi lebih hidup

dan karena menambah ramai bahkan membuat tempat menjadi aman. Para pedagang

dikendalikan peraturan misalnya tentang lokasi, ukuran dan desain gerobak/tenda, jenis

mata dagangan yang dijual, dan uang perijinan (permit fees).

Banyaknya pengguna tidak tetap datang ke taman dari jenis pekerjaan lain-lain

(36)

taman baik di waktu pagi, siang, sore dan malam hari untuk menikmati suasana nyaman,

keamanan dan kebebasan beraktifitas (freedom of Action) di dalam taman. Para

pengunjung taman datang ke taman dengan berbagai tujuan private/pribadi seperti untuk

berekreasi, berolah raga dan melepaskan kejenuhan dari aktivitas sehari.

Tingkat Pendapatan Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh tingkat pendapatan

pengguna tetap dan tidak tetap dari pendapatan terkecil sampai terbesar. Untuk

mengetahui penyebaran pengunjung taman yang memiliki tingkat pendapatan terkecil

sampai terbesar dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pendapatan Responden

Tingkat Pendapatan (Per Bulan)

Pengguna Tetap (Orang)

Persentase (%) Pengguna Tidak Tetap (Orang)

Tabel 7 dilihat bahwa pengunjung Taman Ahmad Yani dari pengguna tetap yang

datang ke taman dari tingkat pendapatan yang kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 13

orang dan di posisi kedua tingkat pendapatan per bulan Rp.500.000 - Rp.1.000.000

sebanyak 4 orang. Untuk pengguna tidak tetap yang datang berkunjung ke taman dari

tingkat pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000 adalah sebanyak 8 orang dan tingkat

pendapatan Rp. 500.000- Rp. 1.000.000 adalah sebanyak 5 orang.

Untuk pengguna tetap dari tingkat pendapatan kurang dari Rp. 500.000 umumnya

berasal dari para pedagang dan pelajar. Para pedagang yang datang ke taman untuk

(37)

datang berkunjung ke taman sebatas tempat untuk berkumpul, bersepeda, olah raga dan

bermain-main.

Pengguna tidak tetap dari tingkat pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000 datang ke

taman untuk berekreasi, hiburan dan berolahraga bersama anggota keluarga. Alasan

mereka menggunakan taman sebagai tempat berekreasi karena di taman memiliki

beranekaragam tanaman sehingga kondisi taman tampak asri dan nyaman dibandingkan

di luar taman. Di dalam taman terdapat sarana fasilitas permainan untuk anak-anak

seperti ayunan, enjot-enjotan, gantungan besi dan perosotan. Selain itu taman memiliki

area yang luas dan aman bagi anak-anak untuk bermain. Sedangkan untuk berolah raga

sangat cocok di taman karena kondisi udara di taman mendukung dan faktor keselamatan

lebih terjamin bila dibandingkan di luar taman.

Tingkat Pemahaman Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh tingkat pemahaman pengunjung

pengguna taman setiap strata yang datang berkunjung ke Taman Ahmad Yani. Untuk

mengetahui penyebaran tingkat pemahaman pengunjung setiap strata pengguna taman

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Pemahaman Responden

Skor Pemahaman Tingkat Pemahaman Pengguna Tetap (Orang)

Tabel 8 dilihat bahwa tingkat pemahaman pengunjung Taman Ahmad Yani

(38)

memiliki tingkat pemahaman yang sangat paham disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan akan keberadaan taman dan kurangnya kesadaran dalam diri setiap individu

terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani.

Pengguna tetap memiliki tingkat pemahaman yang tidak paham sebanyak 10

orang. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan pengenalan lingkungan di

sekolah dan rumah. Pengguna tidak tetap memiliki tingkat pemahaman yang cukup

paham sebanyak 9 orang. Para pengguna tidak tetap memiliki tingkat pemahaman

tersebut karena didukung oleh pengetahuan yang dimiliki baik yang diperoleh di sekolah,

rumah dan media informasi lain seperti koran, televisi, majalah dan internet. Para

pengguna tidak tetap paham dan mengerti konsekuensi bila lingkungan taman kota tidak

dijaga dan dirawat. Para pengguna tidak tetap berasumsi bahwa tugas memelihara

kondisi lingkungan taman bukan hanya dari instansi pertamanan saja tetapi oleh semua

lapisan masyarakat.

Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Pemahaman Responden

Faktor sosial ekonomi responden di Taman Kota Ahmad Yani Kota Medan

meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor sosial ekonomi tersebut

dianalisis bertujuan untuk mengetahui ada tidak hubungan yang erat antara pemahaman

tiap strata pengunjung terhadap keberadaan taman. Untuk mengetahui ada tidak

hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi terhadap pemahaman strata dapat

diuraikan berikut:

Hubungan Umur dan Pemahaman Responden

Dalam mencari hubungan antara umur dan pemahaman responden pertama-tama

(39)

tidak tetap dengan pemahaman masing-masing. Kemudian setiap strata pengguna taman

dipisahkan untuk mendapatkan pemahaman masing-masing strata dengan berbagai

tingkat umur. Adapun rumusan statistik yang digunakan adalah peringkat Spearman

(Spearman’s rank). Untuk melihat hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Koefisien Korelasi Spearman’s Rank Umur dan Pemahaman

Umur

Keterangan: ** Correlation is signifikan at 0.01

Pada Tabel hubungan umur dan pemahaman para responden berdasarkan

koefisien korelasi peringkat Spearman (Spearman’s rank) bahwa nilai koefisien korelasi

sebesar 0,357 yang menunjukkan hubungan yang tidak kuat. Nilai koefisien korelasi

antara umur strata pengguna tetap dan pemahaman peringkat Spearman sebesar 0,463*.

Nilai koefisien korelasi tersebut mempunyai makna menunjukkan bahwa ada hubungan

yang tidak kuat antara umur dan pemahaman para strata pengguna tetap. Untuk nilai

koefisien korelasi antara umur dan pemahaman strata pengguna tidak tetap sebesar 0,128

yang berarti ada hubungan yang tidak kuat antara umur dan pemahaman.

Nilai koefisien korelasi Spearman’s rank antara umur dan pemahaman responden

(strata pengguna tetap dan tidak tetap) adalah bertanda positif. Menurut Sulaiman (2002)

apabila nilai koefisien korelasi positif berarti adanya hubungan searah sedangkan yang

bertanda negatif berarti adanya hubungan yang berlawanan arah. Jadi berarti apabila

umur semakin bertambah maka pemahaman para pengunjung akan bertambah juga,

(40)

Hubungan yang tidak kuat antara umur dan pemahaman pengguna tetap dan tidak

tetap disebabkan adanya perbedaan pengetahuan setiap individu strata pengguna tetap

dalam menangapi keberadaan lingkungan taman. Contoh pengguna tetap ibu Tengku

Achfa yang berusia 53 tahun memiliki tingkat pemahaman sangat paham sedangkan

Nandra yang berumur 17 tahun memiliki tingkat pemahaman yang tidak paham. Contoh

pengguna tidak tetap, Rosadi yang berumur 22 tahun memiliki tingkat pemahaman yang

tidak paham, sedangkan Ibu Ratih yang berumur 37 tahun memiliki tingkat pemahaman

yang cukup paham.

Namun hasil yang diperoleh dilapangan ternyata ada yang berumur 18 tahun

memiliki tingkat pemahaman yang ’paham’ dan yang berumur 35 tahun memiliki tingkat

pemahaman ’tidak paham’ terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani karena zaman

sekarang kemajuan teknologi membantu pengetahuan seseorang dan adanya perbedaan

generasi.

Generasi zaman dulu berbeda dengan sekarang. Zaman dulu untuk memperoleh

pengetahuan lebih luas melalui pendidikan formal seperti sekolah dan minimnya sarana

media informatika saat itu. Namun zaman sekarang selain pengetahuan di peroleh dari

sekolah juga dari media informatika seperti majalah, televisi, koran dan teknologi

internet. Anak-anak sekarang yang berusia 7 tahun sudah mampu menggunakan internet

berbeda dibandingkan dengan waktu dulu.

Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden

Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pemahaman masing-masing strata

dibagi atas korelasi antara pendidikan dan pemahaman pengguna taman. Untuk koefisien

(41)

tetap, dan koefisien korelasi antara pendidikan pengguna tidak tetap dan pemahaman.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Koefisien Korelasi Spearmans Rank Pendidikan dan Pemahaman

Pendidikan

Keterangan: ** Correlation is signifikan at 0.05

Tabel diatas memperlihatkan koefisien korelasi peringkat Spearman antara

pendidikan dan pemahaman pengunjung Taman Ahmad Yani sebesar 0,030 yang

memiliki arti hubungan yang tidak kuat. Nilai koefisien korelasi peringkat Spearman

hubungan pendidikan dan pemahaman pengguna tetap sebesar 0,509* yang berarti ada

korelasi yang tidak kuat antara pendidikan dan pemahaman pengguna tetap. Untuk nilai

koefisien korelasi pendidikan pengguna tidak tetap dan pemahaman yaitu 0,310 yang

berarti korelasi yang tidak kuat.

Nilai koefisien korelasi Spearman’s rank (rs) pada strata pengguna tidak tetap

bertanda positif menujukkan hubungan searah. Apabila semakin tinggi pendidikan

seseorang maka pemahaman seseorang pun akan tinggi dan bila pendidikan rendah maka

pemahaman akan rendah juga. Sedangkan pengguna tetap bertanda negatif yang berarti

adanya berlawanan arah antara pendidikan dengan pemahaman. Contoh pengguna taman

Ibu Ratih yang tamatan Sekolah Dasar (SD) memiliki tingkat pemahaman yang cukup

paham berbeda dengan Bapak Surbakti tamatan perguruan tinggi (sarjana S1) memiliki

(42)

Korelasi pendidikan dan pemahaman pengguna tetap lebih baik dibandingkan

pengguna tidak tetap. Hal tersebut karena pengguna tetap selain memperoleh pendidikan

formal juga memperoleh pendidikan informal. Pengguna tetap mengetahui jika taman

kota terganggu atau rusak maka dampaknya sangat besar mempengaruhi secara langsung

bagi kehidupan sehari-hari. Para pengguna tetap meliputi pekerjaan seperti pedagang,

mahasiswa, tukang parkir, pelajar dll.

Hubungan yang tidak kuat antara pendidikan pengguna tidak tetap dan

pemahaman disebabkan ada pandangan yang berbeda antara tiap individu pengguna

tidak tetap. Pengguna tidak tetap memiliki intensitas kunjungan ke taman lebih sedikit

dari pengguna tetap sehingga mempengaruhi analisis pemahaman. Contoh M. Jaka yang

berpendidikan perguruan tinggi (S1) memiliki pemahaman sangat paham berbeda dengan

Nandra yang berpendidikan SLTA/sederajat memiliki pemahaman yang tidak paham.

Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan bahwa yang berpendidikan

SLTA/sederajat memanfaatkan taman sebatas tempat berkumpul dan bermain berbeda

dengan mahasiswa perguruan tinggi yang memanfaatkan taman sebagai tempat

penelitian.

Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden

Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dan pemahaman masing-masing

strata di bagi atas korelasi antara pekerjaan dan pemahaman keseluruhan strata pengguna

taman. Serta koefisien korelasi Spearman antara pekerjaan pengguna tetap dan

pemahaman pengguna tetap, dan koefisien korelasi antara pekerjaan pengguna tidak

(43)

Tabel 11. Koefisien Korelasi Spearmansrank Pekerjaan dan Pemahaman

Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa korelasi peringkat Spearman pekerjaan

dan pemahaman pengunjung menunjukkan hubungan yang tidak kuat yaitu sebesar

0,164. Untuk pengguna tetap hubungan pekerjaan dan pemahaman menunjukkan

hubungan yang tidak kuat yaitu 0,218. Hubungan antara pekerjaan dan pemahaman

pengguna tidak tetap menunjukkan hubungan yang tidak kuat yaitu -0,001.

Pengguna tetap memiliki koefisien korelasi bertanda positif berarti ada hubungan

searah antara pekerjaan dan pemahaman. Bila pekerjaan bagus maka pemahaman pun

akan bagus. Hubungan antara pekerjaan dan pemahaman pengguna tetap yang tidak kuat

berarti disebabkan oleh adanya hubungan langsung antara pekerjaan dan lamanya

berkunjung ke dalam taman Ahmad Yani Kota Medan. Pengguna tetap seperti

pedagang/wiraswasta, pelajar, petugas taman dan mahasiswa yang datang ke taman

dengan berbagai tujuan. Misal pedagang datang ke taman untuk berjualan makanan dan

minuman, para pelajar datang untuk bermain-main, bertemu teman, para mahasiswa

datang untuk bertemu teman dan mengadakan penelitian.

Para pengguna tidak tetap memiliki analisis Spearman’s rank antara hubungan

faktor sosial ekonomi masyarakat terutama pekerjaan dengan pemahaman pengguna

tetap memiliki korelasi yang sangat lemah. Koefisien korelasi pemahaman pengguna

(44)

pekerjaan terhadap pemahaman individu. Bila pekerjaan bagus belum tentu tingkat

pemahaman seseorang akan bagus juga.

Rendahnya korelasi pekerjaan dengan pemahaman pengguna tidak tetap

disebabkan oleh intensitas kunjungan lebih kecil dibandingkan dengan pengguna tetap.

Pengguna tidak tetap datang ke taman dengan perencanaan terlebih dahulu misal

pekerjaan kantor dan tugas kuliah banyak maka otomatis tidak akan datang ke taman.

Pengguna tidak tetap datang ke taman bila pekerjaan di kantor dan kuliah tidak banyak

maka pada umumnya ke taman saat sore hari dan hari libur.

Hubungan Pendapatan dan Pemahaman Responden

Untuk mengetahui hubungan pemahaman pengunjung dengan pendapatan di bagi

atas korelasi pendapatan dan pemahaman, korelasi pendapatan pengguna tetap dan

pengguna tidak tetap dan tingkat pemahamannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12.Koefisien Korelasi Spearmans rank Pendapatan dan Pemahaman

Pendapatan

Pada Tabel hubungan pendapatan dan pemahaman pengunjung Taman Ahmad

Yani berdasarkan peringkat Spearman koefisien korelasi sebesar 0,404 yang berarti ada

hubungan yang tidak kuat antara pendapatan dengan pemahaman. Nilai koefisien korelasi

Spearman (rs) antara pendapatan pengguna tetap dan pemahamannya adalah 0,162 yang

berarti ada hubungan tidak kuat antara pendapatan dan pemahaman. Untuk nilai

(45)

sebesar 0,411 yang memiliki arti bahwa ada hubungan tidak kuat antara pendapatan dan

pemahaman.

Tidak kuatnya hubungan antara pendapatan strata pengguna tetap dan pengguna

tidak tetap dibuktikan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi pemahaman pengguna

tetap terhadap lingkungan taman kota. Kondisi sosial ekonomi pengguna taman

berbeda-beda dari setiap strata pengguna tetap dan tidak tetap. Dari segi pendapatan lebih

bervariasi berkisar antara kecil dari Rp. 500.000 sampai diatas Rp. 2.000.000.

Pengguna tetap yang pekerjaan seperti pedagang, pelajar, parkir, petugas taman

dan mahasiswa yang berpendapatan berkisar dibawah Rp. 500.000 dan Rp.1.000.000.

Para pengguna tetap yang pendapatan tersebut memiliki intensitas kunjungan lebih

banyak dan setiap hari berintraksi dengan alam lingkungan taman. Para pengguna tetap

yang pekerjaan seperti pedagang/wiraswasta menjaga kebersihan taman apabila taman

kotor akan mengurangi minat pengunjung taman dan berimbas mengurangi secara

langsung pendapatan. Oleh sebab itu pengguna tetap taman memiliki kesadaran dan

pemahaman memelihara lingkungan taman kota yang memiliki fungsi dan manfaat hutan

kota seperti untuk rekreasi dan olahraga.

Pengguna tidak tetap meliputi pekerjaan seperti ibu rumah tangga, mahasiswa,

pegawai negri, dan wiraswasta dll yang intensitas kunjungan ke taman sedikit. Misal

pegawai negri yang memiliki waktu kerja dari senin sampai jumat yang berarti hari sabtu

dimanfaatkan berlibur. Strata pengguna tidak tetap akan banyak datang ke taman kota

bila ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemko Medan. Salah satu kegiatan yang

diselengarakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan berkerjasama dengan instansi

(46)

Hal yang melatar belakangi pengguna tidak tetap berkunjung ke taman

disebabkan taman merupakan fasilitas umum dan lokasi taman yang sangat strategis.

Untuk masuk ke taman tidak dikenai biaya seperti tiket oleh karena itu semua strata

pengguna tidak tetap yang berpendapatan kurang dari Rp.500.000 sampai diatas Rp.

2.000.000 bebas ke luar masuk taman. Pengguna tidak tetap yang berpendapatan kurang

dari Rp.500.000 sebatas mengetahui fungsi dan manfaat taman kota hanya untuk

berolahraga dan berekreasi bersama kerabat atau anggota keluarga. Hal tersebut

diungkapkan karena melihat banyaknya orang datang untuk olahraga dan berekreasi

didukung oleh kondisi lingkungan taman yang teduh tidak secara langsung sinar matahari

masuk ke taman. Untuk yang berpendapatan besar dari Rp. 2.000.000 datang ke taman

dengan tujuan untuk rekreasi bersama kerabat dekat dan keluarga, olahraga, habitat

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Analisis Spearman’s rank digunakan untuk mengetahui hubungan faktor sosial

ekonomi (umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) masyakat pada

pemahaman para strata pengguna Taman Ahmad Yani.

2. Analisis Spearman’s rank untuk sosial ekonomi masyakat pada pengguna tetap

terhadap hubungan pendidikan dan pemahaman memiliki hubungan/korelasi

cukup berarti.

3. Analisis Spearman’s rank untuk sosial ekonomi masyakat terhadap pemahaman

pengguna tetap dan pengguna tidak tetap pada hubungan pendapatan dan

pemahaman pengguna tetap memiliki hubungan/korelasi cukup berarti.

4. Tingkat pemahaman pengguna tidak tetap lebih baik dari pengguna tetap terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani

5. Karakteristik pengguna taman (meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan )di Taman Ahmad Yani mencakup semua lapisan masyarakat

Saran

Perlunya kerjasama yang baik antara Dinas Pertamanan, Dinas Keamanan dan

Dinas Kebersihan terhadap kebersihan taman dalam menangulangi masalah sampah serta

masalah gepeng yang memanfaatkan taman sebagai tempat tinggal mereka. Hal tersebut

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta, Jakarta

Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara, Jakarta

Dinas Pertamanan Kota Medan. 2002. Profil Pertamanan Kota Medan 2002, Medan

Ginting, S.W. 2000. Taman Kota di Surabaya: Tempat di Tengah Kota yang Berfungsi Sebagai Ruang Publik. Program Arsitektur, Surabaya

Ginting, S.W. dan Utami, W. 2003. Pengaruh Keberadaan Pedagang Kaki Lima Terhadap Jumlah Pengunjung Taman Kota. Program Arsitektur, Surabaya

Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Bumi Aksara, Jakarta

Iwan, Z,D. 2005. Mencermati Kehadiran Hutan Kota. Kehutanan Indonesia, Jakarta

Nugraha dan Murtijo. 2005. Antropologi Kehutanan. Wana Aksara, Tangerang

Puryono. 1005. Mencermati Kehadiran Hutan Kota. Kehutanan Indonesia, edisis No.4 Tahun 1995/1996, Jakarta

Salim dan Salim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer. Jakarta

Sembiring dan Erdowati. 2005. Analisis Tentang Fungsi Ruang Terbuka Hijau. Universitas Sumatera Utara, Medan

Sentosa. 1997. Statistika Non Parametrik. Bumi Akasara, Jakarta

Sulaiman., W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Andi, Medan

Thoha, A.S. 2001. Peranan Hutan Kota dalam Modifikasi Iklim Daerah Perkotaan. Universitas Sumatera Utara, Medan

(49)

Lampiran 1. Karakteristik Responden Pengguna Tetap

No Nama

Responden

(50)
(51)

Lampiran 3. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Taman

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed

Lampiran 4. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tetap

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Spearman's rho Pemahaman Correlation Coefficient

* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Lampiran 5. Analisis Pemahaman Responden PenggunaTidak Tetap

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Spearman's rho Pemahaman Correlation Coefficient

*Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Sperman’s rho Pemahaman Correlation Coefficient

0,357** 0,030 0,164 0,404** Sig. (1-tailed) 0,009 0,422 0,143 0,003

(52)

Lampiran 6. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN TAMAN AHMAD

YANI , KELURAHAN JATI, KECAMATAN MEDAN MAIMUN, KOTA MEDAN,

PROVINSI SUMATERA UTARA.

Penelitian untuk Skripsi Sarjana (S-1)

Program Studi Manajemen Hutan, Departemen Kehutanan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Tanggal Wawancara :

Kuisioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data dari setiap masyarakat

pengunjung Taman Ahmad Yani, kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota

Medan, Sumatera Utara.

Disamping berguna untuk penyelesaian studi penelitian, data dari kuisioner ini

juga berguna sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan

dan pegembangan taman kota, khususnya untuk Taman Ahmad Yani dan sebagai bahan

informasi bagi rencana maupun perencanaan pengembangan lingkungan Taman Kota

Ahmad Yani. Oleh karena itu, kiranya kuisioner ini diisi dengan teliti dan lengkap,

sehingga dapat menggambarkan data yang objektif.

Terimakasih atas segala perhatian dan partifasinya.

Medan, Februari 2008

(53)

KUISIONER PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN TAMAN KOTA AHMAD YANI, KELURAHAN JATI, KECAMATAN MEDAN

MAIMUN, KOTA MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh

Jusniar Safrida

Manajemen Hutan

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Umur :

17-25 26-34 35-43 44-52 > 52

3. Pendidikan :

SD SLTP SMU Diploma PT

4. Pekerjaan :

Pelajar Mahasiswa Pedagang/

Wiraswasta

Petugas

taman

Dll

5. Pendapatan :

< 500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-1.500.000 1.500.000-2.000.000 > 2.000.000

6. Intensitas Kunjungan :

(54)

B.Pemahaman Responden

1. Apakah Anda Tahu yang disebut dengan Taman Kota

a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, Bagaimana Anda bisa mengetahuinya

a. Televisi

b. Radio

c. Majalah

d. Teman/ Keluarga

3. Apakah Anda juga Tahu kalau Taman kota bagian dari hutan kota

a. Ya b. Tidak

4. Jika Ya, Apakah yang dimaksud dengan Taman Kota

a. Taman kota merupakan vegetasi utama didominasi oleh tumbuhan berkayu yang

memiliki kemampuan menghasilkan oksigen dan mampu meredam polusi.

b. Taman kota merupakan tanaman yang terdiri dari semua strata perdu, pohon, dan

semak

c. Tanaman kota merupakan taman yang didominasi oleh tanaman hias yang

memiliki keindahan tinggi.

d. ...

5. Fasilitas apa saja yang Anda ketahui yang ada di dalam Taman

a. Lampu

b. Bangku

c. Permainan anak-anak

(55)

6. Menurut Anda jenis tanaman apa yang sesuai di taman kota

a. Tanaman yang mampu menyerap debu

b. Tanaman yang mampu meredam kebisingan

c. Tanaman yang mampu mengurangi bau

d. ...

7. Manfaat dan fungsi hutan kota yang Anda ketahui

a. Rekreasi dan olahraga

b. Konservasi tanah air

c. Habitat satwa

d. ...

8. Menurut Anda permasalahan lingkungan yang timbul diperkotaan jika taman kota

rusak atau dialih fungsikan

a. Banjir

b. Kekeringan

c. Efek rumah kaca

d. ...

9. Bagaimana peran serta Anda dalam menjaga lingkungan Taman Ahmad Yani agar

tetap terjaga

a. Tidak membuang sampah sembarangan di dalam taman

b. Tidak merusak tanaman di taman

c. Tidak merusak fasilitas taman

d. ...

(56)

a. Pemukiman penduduk

b. Rumah sakit

c. Pemakaman umum

d. ...

11. Bila Anda memiliki waktu libur kemana tujuan Anda

a. Taman kota

b. Ke luar kota

c. Mol

...

12. Menurut Anda siapa yang berkewajiban yang menjaga Taman kota di kota Medan

a. Petugas taman

b. Masyarakat

Gambar

Tabel 1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota           Kriteria                                                                 Bentuk
Tabel 2.  Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuk
Tabel 4. Tingkat Umur Responden Tingkat Umur Pengguna Tetap
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Pengguna
+7

Referensi

Dokumen terkait

PJ tidak mendapat persetujuan perubahan data dalam jangka waktu 3 bulan sejak pemblokiran terkait DATA EKSISTENSI-RESPONSIBILITI &amp; DATA AHLI KEPABEANAN. PJ belum

Dalam penelitian ini, yang menjadi fase (A1) atau baseline yaitu adalah kemampuan awal anak kesulitan belajar X dalam kemampuan mengenal konsep angka sebelum menggunakan

h) Keterampilan kelompok kecil dan perorangan... Penelitian Terdahulu ... Pengaruh Supervisi Kolaboratif terhadap Kemampuan Mengajar Guru Pada SDN Di KecamatanSukasari Bandung

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat disain antarmuka,

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran yang telah dilakukan Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya untuk Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Jaringan

Begitu juga dengan istilah lain dari Nilai Kontrak merupakan hasil pemenangan sebuah tender baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta, bisa juga dinamakan

Iptek singkatan dari ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni telah banyak diberikan oleh para filsof, ilmuwan dan

[r]