PEMAHAMAN PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN
HUTAN KOTA TAMAN AHMAD YANI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Oleh:
JUSNIAR SAFRIDA
021201028/MANAJEMEN HUTAN
DEPARTEMEN HUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRACK
This research aim to determine for know about understanding of visitor to used the park towards available Ahmad Yani Park, Medan city. This research was done with give questionnaires distributed to the visitor.
This research was done in Ahmad Yani Park, Jati village, Maimun district, Medan city, North Sumatera Province. This research has done in Desember 2007 until January 2008.
This research use Stratified random sampling method. Users of park decide two part is user permanent and user inpermanent. Rank of understanding is user of the park decide become five class are very not understanding, not understanding, enough understanding, understanding and very understanding.
Analysis correlation coefficient Spearman’s rank use to know weakness and stronger relation between understanding each class user of park with economy social factor from visitor towards available Ahmad Yani Park.
ABSTRACK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pengunjung pengguna taman terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada para pengguna taman.
Penelitian ini dilakukan di Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Januari 2008.
Penelitian ini menggunakan metode Stratified random sampling. Para pengguna taman di kelompokkan menjadi dua strata yaitu strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Tingkat pemahaman para pengguna taman di bagi menjadi lima tingkat yaitu sangat tidak paham, tidak paham, cukup paham, paham dan sangat paham.
Analisis koefisien korelasi Spearman’s rank berguna untuk mengetahui lemah dan kuatnya hubungan antara pemahaman tiap strata pengguna taman dengan faktor sosial ekonomi pengunjung terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Tenggara pada tanggal 19 Mei 1982 dari ayahanda
Marangin Purba dan ibunda Hotma Pasaribu. Penulis merupakan putri ketiga dari dua
bersaudara.
Pendidikan formal penulis di mulai dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1993 di
SD Negeri No.4 Kutacane, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun
1999 di SMP Negeri No. 1 Kutacane dan Sekolah Menengah Umum diselesaikan pada
tahun 2001 di SMU Katolik Tri Sakti Medan.
Pada tahun 2002 diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.
Penulis memilih Program Studi Manajemen Hutan Departemen Kehutanan Fakultas
Pertanian- USU.
Kegiatan praktek lapangan yang pernah diikuti penulis selama mengikuti
perkuliahan di Departemen Kehutanan adalah Praktek Umum Kehutanan (PUK) pada
tahun 2004 di Bandar Kalifah dan Lau Kawar Sinabung. Praktek Kerja Lapang (PKL)
penulis dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat Kabupaten Kerinci. Untuk
memenuhi syarat kelulusan dari Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU, penulis
melakukan penelitian di Taman Ahmad Yani Kota Medan dengan judul ” Pemahaman
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.tulisan ini
disusun berdasarkan hasil penelitian berjudul ”Pemahaman Pengunjung Terhadap
Keberadaan Taman Ahmad Yani Kota Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana Kehutanan di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan baik
moral maupun materi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Ibu Ir. Ma’rifatin Zahra, M.Si dan Ibu Kansih Sri Hartini, S.Hut, MP yang dengan
sabar dan kebaikan hati dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
sehingga terselesaikan skripsi ini.
2. Ayah, Ibu, dan abang Fredi tersayang atas doa dan dukungannya selama ini tiada kata
yang dapat mengungkapkan kata trimakasih.
3. Arif dan Nana yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan.
4. Anak-anak kehutanan lainnya yang dengan suka hati telah membantu penyelesaian
penulisan ini, terimakasih atas dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan selama ini. Akhir
kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya
Medan, Juni 2008
DAFTAR ISI
Pengertian Pemahaman, Taman Kota dan Keberadaan Taman 10
METODELOGI
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden ... 20
Jenis Kelamin Responden ... 20
Tingkat Umur Responden ... 21
Tingkat Pendidikan Responden ... 22
Pekerjaan Responden ... 23
Tingkat Pendapatan Responden ... 24
Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Pemahaman Responden ... 25
Hubungan Umur dan Pemahaman Responden ... 27
Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden ... 29
Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden ... 31
Hubungan Pendapatan dan Pemahaman Responden ... 32
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 33
Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
DAFTAR TABEL
Hal
1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota ... 6
2. Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuknya ... 7
3. Jenis Kelamin Responden ... 20
4. Tingkat Umur Responden ... 21
5. Tingkat Pendidikan Responden ... 22
6. Jenis Pekerjaan Responden ... 23
7. Tingkat Pendapatan Responden ... 25
8. Tingkat Pemahaman Responden ... 26
9. Hubungan Umur dan Pemahaman Responden ... 27
10.Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden ... 29
11.Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Karakteristik Responden Pengguna Tetap ... 39
2. Karakteristik Responden Pengguna Tidak Tetap ... 40
3. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Taman ... 41
4. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tetap ... 41
5. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tidak Tetap ... 41
6. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan ... 42
7. Denah Taman Ahmad Yani... 43
8. Kuisioner Penelitian ... 44
ABSTRACK
This research aim to determine for know about understanding of visitor to used the park towards available Ahmad Yani Park, Medan city. This research was done with give questionnaires distributed to the visitor.
This research was done in Ahmad Yani Park, Jati village, Maimun district, Medan city, North Sumatera Province. This research has done in Desember 2007 until January 2008.
This research use Stratified random sampling method. Users of park decide two part is user permanent and user inpermanent. Rank of understanding is user of the park decide become five class are very not understanding, not understanding, enough understanding, understanding and very understanding.
Analysis correlation coefficient Spearman’s rank use to know weakness and stronger relation between understanding each class user of park with economy social factor from visitor towards available Ahmad Yani Park.
ABSTRACK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pengunjung pengguna taman terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani, Kota Medan. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada para pengguna taman.
Penelitian ini dilakukan di Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Januari 2008.
Penelitian ini menggunakan metode Stratified random sampling. Para pengguna taman di kelompokkan menjadi dua strata yaitu strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Tingkat pemahaman para pengguna taman di bagi menjadi lima tingkat yaitu sangat tidak paham, tidak paham, cukup paham, paham dan sangat paham.
Analisis koefisien korelasi Spearman’s rank berguna untuk mengetahui lemah dan kuatnya hubungan antara pemahaman tiap strata pengguna taman dengan faktor sosial ekonomi pengunjung terhadap keberadaan Taman Ahmad Yani.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kota merupakan daerah yang memiliki tingkat peradaban aktivitas relatif
lebih maju dibandingkan dengan daerah pedesaan. Aktivitas masyarakat seperti
ekonomi, politik, sosial dan budaya ditempatkan di kota sebagai pusat pengaturan
kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan demikian kota menjadi daerah yang sangat
dinamis baik dari segi kualitas maupun kuantitas masyarakatnya. Berbagai
permasalahan lingkungan hidup kini melanda perkotaan dan masyarakat kota.
Pencemaran udara, timbulnya efek rumah kaca, makin panasnya udara kota,
banjir, kekeringan dan lain-lain membuat kota makin tidak nyaman bagi
penghuninya. Hal ini sangat ironis dimana kota sangat diandalkan sebagai lahan
subur meraup penghasilan bagi sebagian masyarakat asli maupun pendatang
(Thoha, 2001).
Oleh karena itu penataan lingkungan perkotaan kini mulai dibenahi di
beberapa kota besar dalam rangka menuju produktivitas kerja dan meminimalkan
gangguan dan ancaman akibat kerusakan lingkungan. Salah satu program untuk
meningkatkan mutu lingkungan adalah pengembangan hutan kota atau kadangkala
disebut Penghijauan Kota (Thoha, 2001).
Menurut Zoer’aini (1994) dalam Iwan ( 2005) hutan kota adalah
komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau
sekitarnya berbentuk jalur, menyebar atau bergerombolan (menumpuk),
strukturnya meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang
memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat,
Kota Medan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah
penduduk 1.909.700 jiwa dengan luas wilayah 26.500 ha. Dalam menuju kota
Medan yang BESTARI ( Bersih, Tertib, Aman, Rapi dan Indah) maka Dinas
Pertamanan Kota Medan lebih memfokuskan pada faktor-faktor Ruang Terbuka
Hijau atau Taman Kota, baik yang berada di tengah-tengah kota, sepanjang jalan
maupun tempat pemakaman (Dinas Pertamanan, 2002).
Taman kota dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata
sedemikian rupa, baik sebagian maupun seluruhnya hasil rekayasa manusia, untuk
mendapatkan komposisi tertentu yang indah, dimana setiap tanaman mempunyai
karakteristik tersendiri baik menurut bentuk, warna dan teksturnya (Thoha, 2001).
Taman kota merupakan bagian dari ruang terbuka hijau. Jenis ruang terbuka hijau
lainnya adalah jalur hijau di tengah jalan, taman segitiga pengarah jalan (taman
ratonde), jalur hijau pada tegangan tinggi SUTT, jalur hijau sempadan sungai, dan
areal pemakaman atau pekuburan (Ginting dan Utami, 2003).
Masyarakat Medan termasuk masyarakat industri, kehidupan perkotaan
memacu untuk bekerja keras dan akibat kerja keras dalam pembangunan menuntut
waktu luang untuk bersantai, berolah raga, dan menikmati keindahan alam.
Kebutuhan masyarakat kota akan lingkungan bersih, indah, dan nyaman serta
terbebas dari polusi sangat mendesak (Yustika, 2002).
Kecenderungan penduduk kota yang mendambakan suasana alami dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin
banyak orang kota yang pergi keluar kota untuk mencari dan menikmati
keindahan alam terbuka baik di waktu libur maupun diwaktu senggang (Yustika,
Hutan kota menurut Iwan (2005), dapat memberikan kenyamanan dan
kenikmatan kepada penduduk kota jika dapat mengembangkan dan membangun
hutan kota yang berstrata dengan keanekaragaman jenis dan jumlah yang banyak
serta ditata dengan baik. Lingkungan di dalam hutan kota lebih nyaman
dibandingkan di luar hutan kota.
Berdasarkan fenomena di atas ternyata diketahui bahwa lingkungan taman
kota lebih nyaman dibandingkan di luar taman. Taman kota dimanfaatkan oleh
berbagai lapisan masyarakat dengan berbagai tujuan. Melihat berbagai manfaat
taman kota maka penulis ingin melihat tingkat pemahaman mereka terhadap
keberadan taman khususnya Taman Ahmad Yani , kota Medan, Provinsi Sumatera
Utara.
Perumusan Masalah
Hutan kota dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat sebagai tempat
rekreasi, berolah raga, berkumpul para muda-mudi dan berjualan bagi pedagang.
Banyaknya jumlah pengunjung dari hari ke hari menimbulkan berbagai masalah
baru seperti masalah sampah dan masalah keamanan. Agar kondisi taman tetap
terjaga, diperlukan peran serta dari pengunjung antara lain tidak merusak tanaman
yang ada, dan membuang sampah pada tempatnya. Untuk itu diperlukan
kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kondisi lingkungan taman kota.
Masyarakat pengguna taman memiliki kesadaran dan pemahaman yang
berbeda-beda terhadap lingkungan taman. Pengguna taman yang datang ke taman
kota berasal dari semua tingkat sosial ekonomi masyarakat. Adanya perbedaan
individu masyarakat. Sosial ekonomi masyarakat meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganantara faktor
sosial ekonomi pengunjung dengan pemahaman Hutan Kota Taman Ahmad Yani
di Kota Medan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi Dinas
Pertamanan dan masyarakat akan pentingnya keberadaan Taman Ahmad Yani di
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hutan Kota
Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan kota menurut Nazaruddin (1993) dalam Thoha (2001), adalah suatu
kawasan yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh
secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan
besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.
Hutan kota (Urban forest) Fakuara (1987) dalam Thoha (2001),
didefinisikan sebagai tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang
memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan–
kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya.
Menurut hasil rumusan Rapat Teknis Kehutanan di Jakarta pada bulan
Februari 1991 dalam Dahlan (1992), hutan kota didefinisikan suatu lahan yang
bertumbuh pohon-pohon di dalam suatu wilayah perkotaan di dalam tanah negara
maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal
pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan
dengan luas yang solid merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohon, serta areal
tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota
Hutan kota meliputi lahan minimal seluas 50- 100 hektar, jarak lokasi
padat, jarak yang sama ditempuh dari titik akhir jaringan transportasi umum atau
setara waktu yang diperlukan pejalan kaki apabila ia bersepeda dan harus terbuka
bagi umum (Grey dan Deneke 1987 dalam Iwan 2005).
Bentuk dan Desain Hutan Kota
Grey dan Deneke 1978 dalam Yustika (2002), mengemukakan bahwa
hutan kota meliputi vegetasi sepanjang jalan, danau, empang, sepanjang sungai,
dan di padang pengembalaan. Kewasan hutan kota minimum 0,4 ha, jika
berbentuk jalur minimum 30 m lebarnya.Hutan kota meliputi taman, tepi jalan,
jalan tol, jalan kereta api, lahan terbuka, kawasan padang rumput, kawasan luar
kota, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan kawasan industri.
Kriteria dan Bentuk Hutan Kota disajikan pada Tabel 1, sedangkan
Karakteristik Hutan Kota menurut Bentuknya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota
Kriteria Bentuk Taman Kebun/
pekarangan
Jalur hijau Hutan Sasaran Kawasan industri,
pemukiman, dan pusat kegiatan
Pemukiman daerah subur Jalan dan kawasan
Produksi O2 dan tujuan ekonomi, emeliorasi Vegetasi Tanaman hias Buah-buahan, tanaman
hias, pohon lainnya
Perorangan Umum Umum Pengelola Dinas
Pertamanan/ perorangan
Perorangan Dinas pertamanan
Tabel 2. Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuk
Sumber : ( Fakultas kehutanan IPB, 1987 dalam Yustika, 2002).
Menurut Iwan (2005), bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga
bentuk yaitu:
1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota dengan komunitas vegetasinya
terkonsentrasi pada suatu areal dengan jalan vegetasinya minimal 100 pohon
dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.
2. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan
komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumput
atau gerombolan-gerombolan kecil.
3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk
jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentuk sungai, jalan, dan pantai.
Bentuk Karakteristik
Hutan Kota Bukan Hutan Kota Taman Vegetasi utama di dominasi oleh
tumbuhan berkayu yang memiliki kemampuan menghasilkan oksigen tinggi dan meredam polusi.
Jenis tanaman didominasi oleh tanaman, hias yang memiliki nilai keindahan yang tinggi.
Kebun/ pekarangan
Vegetasi utama pohon-pohon yang memiliki kemampuan penghasil oksigen dan meredam polusi
Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi
Jalur hijau Vegetasi terdiri dari semua strata perdu, semak, pohon
Khususnya jenis peneduh yang tahan terhadap gangguan
Hutan Terletak di areal konservasi perkotaan, jenis tanaman memiliki perakaran yang intensif, daur fisiologi tinggi (selama mungkin) kemampuan menghasilkan oksigen.
Karakteristik Hutan Kota
Hutan kota secara fisik dapat dilihat di wilayah perkotaan apapun bentuknya.
Hutan kota dapat dikenali dari bagian lantai hutannya, yang umumnya lebih terpelihara
seperti dengan adanya jalan setapak yang ditata dengan batu, juga rumputnya yang lebih
teratur tanpa banyak serasah walupun seringkali belum di potong rapi ( Puryono, 1995).
Dahlan (1992) menyebutkan ada dua pendekatan yang dipakai dalam
pembangunan hutan kota; pendekatan pertama yaitu hutan kota dibangun pada
lokasi-lokasi tertentu saja. Pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu kota.
Penentuan luasanya pun berdasarkan: (1) persentase yaitu luasan hutan kota ditentukan
dengan perhitungan dari luasan kota, (2) perhitungan per kapita ditentukan berdasarkan
jumlah penduduknya dan (3) berdasarkan isu utama yang muncul. Pendekatan kedua
yaitu semua area yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah area untuk hutan kota.
Negara Indonesia menggunakan pendekatan pertama. Dimana hutan kota (urban
forest) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan
manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam proteksi, estetika, rekreasi dan kegiatan
khusus lainnya (Dahlan, 1992).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002 tentang hutan kota dimana
tujuan dari penyelenggaraan hutan kota adalah:
1. Menekan/ mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan
2. Menekan/ mengurangi pencemaran udara/ kadar karbonmonoksida, ozon,
karbondioksida, oksigen, nitrogen, belerang dan debu
4. Mencagah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intruksi air laut,
meningkatkan kadar logam berat dalam air.
Sesuai tujuan pembangunan hutan kota lebih ditekankan pada fungsi yaitu
menjaga dan memperbaiki iklim mikro, meresap air, nilai estetika dan menciptakan
keseimbangan titik kota serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati (Dinas
Pertamanan, 2002).
Fungsi dan Manfaat Hutan Kota
Menurut Yustika (2002), ada beberapa fungsi dan manfaat hutan kota:
a. Konservasi tanah dan air
Di kota–kota besar semakin banyak tanah yang tidak tertutup vegetasi dan semakin
banyak tanah yang tertutup gedung-gedung dan aspal, sehingga tidak mampu
merembeskan air ke dalam tanah. Untuk mencegah bahaya-bahaya yang mungkin timbul
maka dibangun hutan kota pada daerah tertentu, karena pohon-pohon dapat
meningkatkan peresapan dan penyimpanan air di dalam tanah, kemudian digunakan lagi,
sehingga siklus hidrologi tetap berlangsung.
b. Sarana kesehatan dan olah raga
Proses pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sempurna khususnya
dari kendaraan bermotor, akan mengeluarkan gas karbonmonoksida yang sangat
berbahaya bagi manusia, karena mengurangi ketersediaan oksigen di udara yang sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Pohon dapat mengamankan bahaya
karbonmonoksida melalui fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai salah satu
Hutan kota akan lebih menarik warga kota untuk melaksanakan olah raga di
dalamnya, karena lingkungan mikro yang diciptakan hutan kota segar, sehingga hutan
kota cocok dikembangkan di lingkungan rumah sakit, perkantoran, maupun pemukiman.
c. Wadah rekreasi dan wisata
Di kota–kota besar kebutuhan rekreasi sudah merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat modern, karyawan pabrik, pegawai kantor, mahasiswa, pelajar bahkan ibu
rumah tangga sangat memerlukan adanya rekreasi. Adanya hutan kota memungkinkan
kebutuhan penduduk kota terhadap rekreasi akan lebih cepat terpenuhi.
d. Kesegaran dan keindahan
Lingkungan perkotaan yang indah dan nyaman akan lebih menyenangkan
penghuninya. Keadaan di bawah tegakan pohon pada siang hari suhunya lebih rendah
daripada di luar tegakan disamping akan menambah kesegaran, pohon-pohon yang
mempunyai sifat tertentu (dalam hal bentuk, warna, maupun strukturnya), juga
mempunyai nilai kecocokan dengan bentuk, warna, dan tekstur benda-benda buatan
seperti gedung-gedung, jalan, dan lain-lain, akan menambah keindahan pemandangan di
perkotaan.
e. Sarana pendidikan dan penyuluhan
Adanya hutan di pusat-pusat pemukiman akan membangkitkan rasa cinta terhadap
alam dan merupakan sarana yang baik untuk mendidik masyarakat sekitarnya. Dengan
banyaknya pengunjung ke hutan kota, maka akan mudah memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pentingnya vegetasi berkayu, khususnya pohon bagi kehidupan
f. Pengendali pencemaran
1. Pengendali air limbah ; Pohon-pohon sangat memegang peran penting dalam
pengendalian air limbah dengan konsep filter biologis. Melalui proses transpirasi,
air limbah dapat diuapkan ke udara sehingga terjadi daur air limbah tersebut.
2. Penangkal kebisingan; Tanaman dapat mengurangi suara melalui stabilisasi suhu,
modifikasi kecepatan angin, dan faktor lainnya. Keefektifan tanaman
mengendalikan kebisingan ditentukan oleh faktor suara itu sendiri, sifat pohon dan
iklim.
Menurut Ramlan dan Iskandar 1987 dalam Yustika (2002), bahwa hutan kota
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memperbaiki lingkungan yang rusak karena faktor iklim faktor yang dipengaruhi oleh
vegetasi adalah penyinaran matahari, suhu udara, dan kelembaban. Dengan adanya
hutan kota lingkungan menjadi lebih sejuk dan nyaman.
2. Kegunaan dalam berbagai keperluan rekayasa lingkungan antara lain:
a. Dedaunan dapat meredam suara
b. Dedaunan terutama yang berbulu dapat menahan dan menjebak butir-butir debu
c. Tumbuhan dapat mengeluarkan bau harum yang akan meredam bau busuk
d. Ranting dan daun dapat mengurangi kecepatan angin dan percikan air hujan
e. Penyebaran akar akan mengikat butiran air
f. Dedaunan dapat mengurangi dan menyaring cahaya matahari yang berlebihan
3. Keperluan kesehatan. Tanaman sebagai penghasil oksigen yang sangat diperlukan oleh
4. Sebagai habitat satwa liar. Tanaman dapat menghasilkan pucuk menghasilkan pucuk
yang dapat dimanfaatkan oleh ulat.
g. Habitat Satwa
Satwa terutama burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari
makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Pembangunan hutan kota perlu
memperhatikan pemilihan jenis yang disenangi oleh burung-burung yang membutuhkan
bunga, buah, maupun biji sebagai makanannya.
Pengertian Pemahaman Taman kota dan Keberadaan Taman Kota
Menurut Salim dan Salim (1995) bahwa kata ”paham” memiliki beberapa arti (1)
pengetahuan, (2) pengertian, (3) tahu benar, (4) pikiran, (5) pendapat. Kata pemahaman
merupakan (1) proses perbuatan, dan (2) cara memahami. Kota adalah daerah pemusatan
penduduk dengan kepadatan tinggi dan sebagian besar penduduk bekerja di luar pertanian
dan dinding/tembok mengelilingi tempat tinggalnya.
Pemahaman relatif dapat dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan cara
mendengar, seperti yang dikemukakan oleh Nugraha dan Murtijo (2005), yaitu dengan
mengamati aktifitas budaya masyarakat dan melakukan dialog wawancara dengan
masyarakat.
Menurut Nazaruddin (1991) dalam Thoha (2001), bahwa taman pada umumnya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Taman berada di lokasi strategis yang banyak
dilalui orang dan dijumpai beberapa pohon besar yang rindang, semak atau perdu dan
tanaman hias dan didominasi oleh pepohonan besar. Kehadiran taman kota yang lebih
Menurut Ginting (2000), bahwa taman kota merupakan sebagian tempat yang
secara resmi digunakan penduduk kota untuk tempat beristirahat, melepas lelah, melepas
pandang melihat taman, menghirup udara segar, berolahraga terbatas. Taman kota pada
saat tertentu digunakan oleh pemerintah daerah untuk kegiatan resmi pemerintah, yang
kadang-kadang dapat juga menjadi objek rekreasi dan memberi hiburan bagi masyarakat
METODELOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Hutan Kota Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati,
Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum penelitian
dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan mulai tanggal 23-30
Desember 2007, sedangkan pengambilan data penelitian mulai tanggal 14 -28 Januari
2008.
Metode Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Random Sampling yaitu metode
pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok yang homogen
disebut strata. Pemilihan sampel diambil secara acak dari tiap strata (Daniel, 2002).
Sampel dibagi menjadi dua strata yaitu strata pengguna tidak tetap dan strata pengguna
tetap. Untuk menentukan apakah sampel termasuk strata tetap dan tidak tetap dapat
dilihat dengan intensitas kunjungan yang dilakukan para pengunjung taman.
Pengambilan Sampel Populasi
Populasi penelitian adalah masyarakat yang menikmati langsung keberadaan atas
Taman Ahmad Yani. Untuk menentukan populasi jumlah pengunjung taman dilakukan
survei pendahuluan selama satu minggu. Dari hasil pengamatan diperoleh rata-rata
Sampel
Sampel yang diambil sebesar 25% dari rata-rata jumlah pengunjung yang datang
ke Taman Ahmad Yani Medan setiap hari adalah 44 sampel. Sampel tersebut dibagi
menjadi dua strata pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Strata pengguna taman
masing-masing sebanyak 22 orang.
Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara dan
penyebaran kuesioner kepada para responden di Taman Ahmad Yani. Data sekunder
diperoleh melalui studi pustaka seperti data kondisi umum, luas dan letak Taman Ahmad
Yani.
Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan korelasi Spearman’s rank. Analisis korelasi
Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang
datanya berbentuk ordinal (data bertingkat). Korelasi Spearman’s rank mengabaikan
nilai-nilai atau angka-angka kasar dan hanya berdasarkan perhitungan pada
jenjang-jenjang kedudukan (Hasan,2002).
Data yang di analisis dengan korelasi Spearman’s rank adalah variabel umur,
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan tiap strata pengguna taman. Korelasi Spearman’s
rank disimbolkan dengan rs dan dirumuskan (Hasan, 2002).
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi Spearman’s rank
n = Jumlah sampel
d = Selisih antara nilai rank
Untuk menentukan kriteria nilai koefisien korelasi Spearman’s rank dapat dilihat
patokan nilai Koefisien Korelasi (KK) sebagai berikut (Supangat, 2007).
• 0 sampai dengan 0,55 (hubungan tidak kuat)
• 0,56 sampai dengan 0,65 (Hubungan cukup berarti)
• 0,66 sampai dengan 0,75 (Hubungan Kuat)
• 0,76 sampai dengan 0,99 (Hubungan sangat kuat)
• 1 memiliki hubungan yang sempurna
Untuk menilai pemahaman dilakukan dengan cara skoring. Skoring adalah
menempatkan pertanyaan sesuai urutan. Skoring berguna untuk memperoleh informasi
yang akurat (Subagyo, 2006).
Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah 12 pertanyaan. Responden
memilih salah satu jawaban atau lebih, bila responden hanya menjawab satu jawaban
maka skornya 1. Jika responden menjawab dua maka skornya 2 dan seterusnya.
Kemudian skor tiap-tiap responden ditotalkan, total dari skor tersebut dibagi menjadi
KONDISI UMUM PENELITIAN
Letak dan Luas Taman Kota Ahmad Yani Medan
Kota Medan merupakan kota terbesar nomor tiga setelah kota Jakarta dan
Surabaya. Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara dengan letak wilayah
pada posisi 03º30’ LU - 03º48' LU dan 98º36' BT- 98º39' BT dengan ketinggian tempat 3
meter- 30 meter di atas permukaan laut. Kota Medan pada pagi hari suhu udaranya
berkisar 21,1 º C - 23,7 º C dan siang hari berkisar antara 29,2 º C- 32,9º C, dan pada
malam hari berkisar 26 º C- 30,8 º C. Kelembaban udara berkisar antara 68 % sampai 93
% (Sembiring dan Erdowati, 2005).
Kota Medan memiliki 21 kecamatan salah satunya kecamatan Medan Maimun. Di
Kecamatan Medan Maimun terdapat Taman Ahmad Yani yang berada di pusat kota
Medan dengan batas sbb:
Sebelah Utara : Jalan Sudirman
Sebelah Barat : Jalan Slamet Riyadi
Sebelah Timur : Jalan Imam Bonjol
Sebelah Selatan : Jalan Misbah dan Rumah Sakit Santa Elisabeth
Taman Ahmad Yani memiliki luas 15.200 m2, berada di pusat kota Medan dan
dilingkupi oleh jalan-jalan protokol terutama Jalan Sudirman. Taman Ahmad Yani
terletak di sekitar area pemukiman, rumah sakit, perkantoran, sekolah umum dan gereja.
Taman Ahmad Yani mudah dijangkau karena dilalui banyak angkutan umum dari
berbagai tujuan serta keadaan taman cukup asri karena terdiri dari berbagai macam jenis
Fasilitas Taman
Menurut Sembiring dan Erdowati (2005), fasilitas yang terdapat di area Taman
Ahmad Yani cukup beragam yaitu soft dan hard material yang memiliki fungsi sebagai
pelengkap taman yang bermanfaat bagi pengguna dan pengembangan kota.
Jenis vegetasi
Jenis vegetasi yang terdapat di area taman cukup beragam mulai dari jenis
tanaman pohon, perdu, semak dan tanaman border yang peletakan disesuaikan dengan
fungsi masing-masing dalam taman dan memiliki nilai estetika yang cukup bagi taman
serta nilai ekonomis yang menguntungkan bagi pengembangan kota
Site Furniture
Jenis site furniture yang terdapat di Taman Ahmad Yani adalah:
1. Bangku taman sebagai tempat duduk pengunjung
2. Pot tanaman tempat tanaman tumbuh
3. Lampu taman sebagai penerang pada malam hari
4. Jenis permainan anak yang terdiri dari:
• Ayunan
• Enjot-enjotan
• Gantungan besi
• Perosotan
5. Pos jaga sebagai tempat kerja petugas menjaga taman
6. Patung sebagai salah satu ornamen
8. Tong sampah tempat pembuangan sampah sementara
9. Pagar besi yang berada digerbang utama sebelah selatan
Pekerasan
Jenis pekerasan yang dipakai di area taman berupa conblock berbentuk persegi
berwarna merah tua yang berada di sekeliling taman yang dimanfaatkan sebagai area olah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden penelitian ini dibagi ke dalam dua strata yaitu strata pengguna tetap
dan pengguna tidak tetap. Setiap strata responden memiliki karakteristik jenis kelamin,
umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Data karakteristik pengunjung penelitian
dapat diuraikan sebagai berikut:
Jenis Kelamin
Dari hasil survei selama satu minggu dapat ditentukan sampel sebanyak 44 orang.
Sampel terdiri dari perempuan dan laki-laki yang memiliki kriteria umur diatas 17
tahun, sehat jasmani dan rohani yang berkunjung ke Taman Ahmad Yani. Untuk melihat
penyebaran sampel dapat dilihat pada Tabel 3 .
Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah penggunan tetap
(Orang)
Persentase (%) Jumlah pengguna tidak tetap
Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden pengunjung Taman Ahmad Yani dari
strata pengguna tidak tetap perempuan sebanyak 12 orang dan laki-laki sebanyak 10
orang. Strata pengguna tetap perempuan sebanyak 8 orang dan laki-laki sebanyak 14
orang.
Pengguna tidak tetap perempuan lebih banyak dibandingkan dengan perempuan
pengguna tetap. Para perempuan pengguna tidak tetap datang ke taman saat sore hari
secara berkelompok (lebih dari satu orang) dengan tujuan untuk berekreasi, sekali-kali
pengguna tetap datang ke taman pagi hari sampai sore hari secara perorangan. Umumnya
pengguna tetap perempuan datang untuk berdagang, berolahraga dan berekreasi dll.
Untuk jenis kelamin laki-laki yang banyak adalah dari pengguna tetap dibandingkan
pengguna tidak tetap. Pengguna tetap laki-laki terbanyak datang saat pagi sampai sore
hari. Para pengguna tetap laki-laki umumnya datang ke taman dengan tujuan untuk
berolah raga, beristirahat, berekreasi dan berdagang.
Tingkat Umur Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh tingkat umur pengunjung dari umur
diatas 17 tahun sampai dengan umur lebih dari 52 tahun. Untuk tingkat umur
pengunjung dibagi menjadi lima kelas. Untuk mengetahui penyebaran masing-masing
umur pengunjung dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Umur Responden
Tingkat Umur Pengguna Tetap (Orang)
Persentase (%) Pengguna Tidak Tetap (Orang)
Tabel 4 menunjukkan bahwa yang paling dominan berkunjung ke Taman Ahmad
Yani Medan adalah pengguna tetap dari tingkat umur 17- 25 tahun sebanyak 10 orang.
Pengguna tidak tetap yang datang ke taman pada kelas umur 17-25 tahun sebanyak 5
orang. Di posisi kedua pengguna tetap di tingkat umur 35-43 tahun sebanyak 6 orang
lebih kecil dibandingkan pengguna tidak tetap sebanyak 7 orang.
Banyaknya pengunjung yang datang ke taman pada tingkat umur 17- 25 dan 35-
43 tahun disebabkan tidak ada pembatasan umur untuk masuk ke taman. Taman Ahmad
taman. Pada tingkat umur 17-25 tahun termasuk kaum muda mudi yang rata-rata
memiliki waktu luang lebih banyak. Pada tingkat umur 17-25 tahun meliputi pekerjaan
seperti pelajar dan mahasiswa yang mayoritas berkunjung ke taman. Para muda-mudi
datang ke taman dengan cara berkelompok atau sendiri. Tujuan para muda-mudi untuk
datang berkunjung ke taman untuk menghabiskan waktu luang bersama teman dekat dan
pacar. Untuk tingkat umur 35-43 tahun meliputi pekerjaan seperti pedagang, guru, tukang
parkir, ibu rumah tangga dll. Pada tingkat umur 35-43 tahun datang ke taman dengan
tujuan untuk berjualan, berekreasi dan berolahraga. Namun pada umur 35-43 tahun
umumnya datang berkunjung ke taman bersama anggota keluarga dan kerabat dekat.
Tingkat Pendidikan Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh tingkat pendidikan
pengunjung pengguna taman dari pendidikan yang terkecil sampai terbesar. Untuk
mengetahui penyebaran tingkat pendidikan pengunjung Taman Ahmad Yani
masing-masing strata dapat dilihat pada Tabel 5 .
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Pengguna Tetap
Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengunjung pengguna tetap di Taman Ahmad Yani
yang terbanyak dari pendidikan SLTA/ Sederajat sebanyak 12 orang dan di posisi kedua
pendidikan SLTP sebanyak 5 orang. Pengguna tidak tetap pengunjung terbanyak dari
Banyaknya jumlah pengguna tetap adalah pendidikan SLTA/sederajat
disebabkan salah satu alasannya lokasi taman berada di dekat Sekolah Harapan dan
pemukiman penduduk. Pendidikan SLTA/sederajat tidak hanya berasal dari pelajar
Sekolah Harapan tetapi dari SLTA/sederajat yang ada di Kota Medan.
Para pengguna tetap yang berpendidikan SLTA/sederajat sudah mengenal bahwa
Taman Ahmad Yani sebagai salah satu tempat berkumpul semua kalangan masyarakat.
Untuk masuk ke Taman Ahmad Yani tidak dikenakan pungutan seperti karcis jadi semua
tingkat pendidikan bebas keluar masuk dengan bebas. Selain itu taman dimanfaatkan
Pemko Medan sebagai tempat melangsungkan suatu kegiatan seperti Expo Tanaman
Hias, Futsal dan pameran fotografi.
Banyaknya pengguna tidak tetap berasal dari pendidikan perguruan tinggi
disebabkan oleh para mahasiswa memanfaatkan Taman Ahmad Yani sebagai salah satu
tempat penelitian. Para mahasiswa berpendapat bahwa taman memiliki fungsi dan
manfaat secara langsung maupun tidak langsung pada masyarakat luas. Hal tersebut
disebabkan adanya vegetasi berkayu dan tanaman hias yang memiliki fungsi
masing-masing seperti mahoni memiliki fungsi meredam polusi suara dari kendaraan bermotor,
dan tanjung berfungsi untuk mengurangi bau dari sampah.
Pekerjaan Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh pekerjaan
masing-masing pengunjung Taman Ahmad Yani. Pengunjung taman dibagi menjadi dua strata
yaitu pengguna tetap dan pengguna tidak tetap. Untuk mengetahui penyebaran pekerjaan
Tabel 6. Jenis Pekerjaan Responden
Jenis Pekerjaan Pengguna Tetap
(Guru, PNS, Ibu RT, Karyawan Swasta)
5 22,73 10 45,45
Total 22 100 22 100
Tabel 6 dapat dilihat bahwa pengunjung Taman Ahmad Yani dibagi menjadi dua
strata yaitu pengguna tetap dan tidak tetap. Pengguna tetap yang terbanyak dari
pekerjaan pedagang/wiraswasta sebanyak 7 orang dan di posisi kedua dari pekerjaan
pelajar sebanyak 6 orang. Untuk pengguna tidak tetap yang terbanyak datang dari
pekerjaan lain-lain sebanyak 10 orang dan di posisi kedua dari pekerjaan
pedagang/wiraswasta sebanyak 7 orang.
Banyaknya pekerjaan dari pedagang/wiraswasta yang ada di sekitar taman disebabkan oleh tidak adanya larangan dari Pemko Medan berjualan di dalam dan luar
taman. Taman Ahmad Yani merupakan salah satu fasilitas umum yang mana berarti
setiap orang berhak berjualan di dalam dan luar taman. Menurut Markus (1992) dalam
Ginting (2000) memiliki pandangan baru terhadap keberadaan pedagang di taman. Para
pedagang dapat meningkatkan pengunjung taman, membuat kawasan menjadi lebih hidup
dan karena menambah ramai bahkan membuat tempat menjadi aman. Para pedagang
dikendalikan peraturan misalnya tentang lokasi, ukuran dan desain gerobak/tenda, jenis
mata dagangan yang dijual, dan uang perijinan (permit fees).
Banyaknya pengguna tidak tetap datang ke taman dari jenis pekerjaan lain-lain
taman baik di waktu pagi, siang, sore dan malam hari untuk menikmati suasana nyaman,
keamanan dan kebebasan beraktifitas (freedom of Action) di dalam taman. Para
pengunjung taman datang ke taman dengan berbagai tujuan private/pribadi seperti untuk
berekreasi, berolah raga dan melepaskan kejenuhan dari aktivitas sehari.
Tingkat Pendapatan Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh tingkat pendapatan
pengguna tetap dan tidak tetap dari pendapatan terkecil sampai terbesar. Untuk
mengetahui penyebaran pengunjung taman yang memiliki tingkat pendapatan terkecil
sampai terbesar dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat Pendapatan (Per Bulan)
Pengguna Tetap (Orang)
Persentase (%) Pengguna Tidak Tetap (Orang)
Tabel 7 dilihat bahwa pengunjung Taman Ahmad Yani dari pengguna tetap yang
datang ke taman dari tingkat pendapatan yang kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 13
orang dan di posisi kedua tingkat pendapatan per bulan Rp.500.000 - Rp.1.000.000
sebanyak 4 orang. Untuk pengguna tidak tetap yang datang berkunjung ke taman dari
tingkat pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000 adalah sebanyak 8 orang dan tingkat
pendapatan Rp. 500.000- Rp. 1.000.000 adalah sebanyak 5 orang.
Untuk pengguna tetap dari tingkat pendapatan kurang dari Rp. 500.000 umumnya
berasal dari para pedagang dan pelajar. Para pedagang yang datang ke taman untuk
datang berkunjung ke taman sebatas tempat untuk berkumpul, bersepeda, olah raga dan
bermain-main.
Pengguna tidak tetap dari tingkat pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000 datang ke
taman untuk berekreasi, hiburan dan berolahraga bersama anggota keluarga. Alasan
mereka menggunakan taman sebagai tempat berekreasi karena di taman memiliki
beranekaragam tanaman sehingga kondisi taman tampak asri dan nyaman dibandingkan
di luar taman. Di dalam taman terdapat sarana fasilitas permainan untuk anak-anak
seperti ayunan, enjot-enjotan, gantungan besi dan perosotan. Selain itu taman memiliki
area yang luas dan aman bagi anak-anak untuk bermain. Sedangkan untuk berolah raga
sangat cocok di taman karena kondisi udara di taman mendukung dan faktor keselamatan
lebih terjamin bila dibandingkan di luar taman.
Tingkat Pemahaman Responden
Dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh tingkat pemahaman pengunjung
pengguna taman setiap strata yang datang berkunjung ke Taman Ahmad Yani. Untuk
mengetahui penyebaran tingkat pemahaman pengunjung setiap strata pengguna taman
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Pemahaman Responden
Skor Pemahaman Tingkat Pemahaman Pengguna Tetap (Orang)
Tabel 8 dilihat bahwa tingkat pemahaman pengunjung Taman Ahmad Yani
memiliki tingkat pemahaman yang sangat paham disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan akan keberadaan taman dan kurangnya kesadaran dalam diri setiap individu
terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani.
Pengguna tetap memiliki tingkat pemahaman yang tidak paham sebanyak 10
orang. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan pengenalan lingkungan di
sekolah dan rumah. Pengguna tidak tetap memiliki tingkat pemahaman yang cukup
paham sebanyak 9 orang. Para pengguna tidak tetap memiliki tingkat pemahaman
tersebut karena didukung oleh pengetahuan yang dimiliki baik yang diperoleh di sekolah,
rumah dan media informasi lain seperti koran, televisi, majalah dan internet. Para
pengguna tidak tetap paham dan mengerti konsekuensi bila lingkungan taman kota tidak
dijaga dan dirawat. Para pengguna tidak tetap berasumsi bahwa tugas memelihara
kondisi lingkungan taman bukan hanya dari instansi pertamanan saja tetapi oleh semua
lapisan masyarakat.
Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Pemahaman Responden
Faktor sosial ekonomi responden di Taman Kota Ahmad Yani Kota Medan
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor sosial ekonomi tersebut
dianalisis bertujuan untuk mengetahui ada tidak hubungan yang erat antara pemahaman
tiap strata pengunjung terhadap keberadaan taman. Untuk mengetahui ada tidak
hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi terhadap pemahaman strata dapat
diuraikan berikut:
Hubungan Umur dan Pemahaman Responden
Dalam mencari hubungan antara umur dan pemahaman responden pertama-tama
tidak tetap dengan pemahaman masing-masing. Kemudian setiap strata pengguna taman
dipisahkan untuk mendapatkan pemahaman masing-masing strata dengan berbagai
tingkat umur. Adapun rumusan statistik yang digunakan adalah peringkat Spearman
(Spearman’s rank). Untuk melihat hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Koefisien Korelasi Spearman’s Rank Umur dan Pemahaman
Umur
Keterangan: ** Correlation is signifikan at 0.01
Pada Tabel hubungan umur dan pemahaman para responden berdasarkan
koefisien korelasi peringkat Spearman (Spearman’s rank) bahwa nilai koefisien korelasi
sebesar 0,357 yang menunjukkan hubungan yang tidak kuat. Nilai koefisien korelasi
antara umur strata pengguna tetap dan pemahaman peringkat Spearman sebesar 0,463*.
Nilai koefisien korelasi tersebut mempunyai makna menunjukkan bahwa ada hubungan
yang tidak kuat antara umur dan pemahaman para strata pengguna tetap. Untuk nilai
koefisien korelasi antara umur dan pemahaman strata pengguna tidak tetap sebesar 0,128
yang berarti ada hubungan yang tidak kuat antara umur dan pemahaman.
Nilai koefisien korelasi Spearman’s rank antara umur dan pemahaman responden
(strata pengguna tetap dan tidak tetap) adalah bertanda positif. Menurut Sulaiman (2002)
apabila nilai koefisien korelasi positif berarti adanya hubungan searah sedangkan yang
bertanda negatif berarti adanya hubungan yang berlawanan arah. Jadi berarti apabila
umur semakin bertambah maka pemahaman para pengunjung akan bertambah juga,
Hubungan yang tidak kuat antara umur dan pemahaman pengguna tetap dan tidak
tetap disebabkan adanya perbedaan pengetahuan setiap individu strata pengguna tetap
dalam menangapi keberadaan lingkungan taman. Contoh pengguna tetap ibu Tengku
Achfa yang berusia 53 tahun memiliki tingkat pemahaman sangat paham sedangkan
Nandra yang berumur 17 tahun memiliki tingkat pemahaman yang tidak paham. Contoh
pengguna tidak tetap, Rosadi yang berumur 22 tahun memiliki tingkat pemahaman yang
tidak paham, sedangkan Ibu Ratih yang berumur 37 tahun memiliki tingkat pemahaman
yang cukup paham.
Namun hasil yang diperoleh dilapangan ternyata ada yang berumur 18 tahun
memiliki tingkat pemahaman yang ’paham’ dan yang berumur 35 tahun memiliki tingkat
pemahaman ’tidak paham’ terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani karena zaman
sekarang kemajuan teknologi membantu pengetahuan seseorang dan adanya perbedaan
generasi.
Generasi zaman dulu berbeda dengan sekarang. Zaman dulu untuk memperoleh
pengetahuan lebih luas melalui pendidikan formal seperti sekolah dan minimnya sarana
media informatika saat itu. Namun zaman sekarang selain pengetahuan di peroleh dari
sekolah juga dari media informatika seperti majalah, televisi, koran dan teknologi
internet. Anak-anak sekarang yang berusia 7 tahun sudah mampu menggunakan internet
berbeda dibandingkan dengan waktu dulu.
Hubungan Pendidikan dan Pemahaman Responden
Untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pemahaman masing-masing strata
dibagi atas korelasi antara pendidikan dan pemahaman pengguna taman. Untuk koefisien
tetap, dan koefisien korelasi antara pendidikan pengguna tidak tetap dan pemahaman.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Koefisien Korelasi Spearman’s Rank Pendidikan dan Pemahaman
Pendidikan
Keterangan: ** Correlation is signifikan at 0.05
Tabel diatas memperlihatkan koefisien korelasi peringkat Spearman antara
pendidikan dan pemahaman pengunjung Taman Ahmad Yani sebesar 0,030 yang
memiliki arti hubungan yang tidak kuat. Nilai koefisien korelasi peringkat Spearman
hubungan pendidikan dan pemahaman pengguna tetap sebesar 0,509* yang berarti ada
korelasi yang tidak kuat antara pendidikan dan pemahaman pengguna tetap. Untuk nilai
koefisien korelasi pendidikan pengguna tidak tetap dan pemahaman yaitu 0,310 yang
berarti korelasi yang tidak kuat.
Nilai koefisien korelasi Spearman’s rank (rs) pada strata pengguna tidak tetap
bertanda positif menujukkan hubungan searah. Apabila semakin tinggi pendidikan
seseorang maka pemahaman seseorang pun akan tinggi dan bila pendidikan rendah maka
pemahaman akan rendah juga. Sedangkan pengguna tetap bertanda negatif yang berarti
adanya berlawanan arah antara pendidikan dengan pemahaman. Contoh pengguna taman
Ibu Ratih yang tamatan Sekolah Dasar (SD) memiliki tingkat pemahaman yang cukup
paham berbeda dengan Bapak Surbakti tamatan perguruan tinggi (sarjana S1) memiliki
Korelasi pendidikan dan pemahaman pengguna tetap lebih baik dibandingkan
pengguna tidak tetap. Hal tersebut karena pengguna tetap selain memperoleh pendidikan
formal juga memperoleh pendidikan informal. Pengguna tetap mengetahui jika taman
kota terganggu atau rusak maka dampaknya sangat besar mempengaruhi secara langsung
bagi kehidupan sehari-hari. Para pengguna tetap meliputi pekerjaan seperti pedagang,
mahasiswa, tukang parkir, pelajar dll.
Hubungan yang tidak kuat antara pendidikan pengguna tidak tetap dan
pemahaman disebabkan ada pandangan yang berbeda antara tiap individu pengguna
tidak tetap. Pengguna tidak tetap memiliki intensitas kunjungan ke taman lebih sedikit
dari pengguna tetap sehingga mempengaruhi analisis pemahaman. Contoh M. Jaka yang
berpendidikan perguruan tinggi (S1) memiliki pemahaman sangat paham berbeda dengan
Nandra yang berpendidikan SLTA/sederajat memiliki pemahaman yang tidak paham.
Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan bahwa yang berpendidikan
SLTA/sederajat memanfaatkan taman sebatas tempat berkumpul dan bermain berbeda
dengan mahasiswa perguruan tinggi yang memanfaatkan taman sebagai tempat
penelitian.
Hubungan Pekerjaan dan Pemahaman Responden
Untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dan pemahaman masing-masing
strata di bagi atas korelasi antara pekerjaan dan pemahaman keseluruhan strata pengguna
taman. Serta koefisien korelasi Spearman antara pekerjaan pengguna tetap dan
pemahaman pengguna tetap, dan koefisien korelasi antara pekerjaan pengguna tidak
Tabel 11. Koefisien Korelasi Spearman’srank Pekerjaan dan Pemahaman
Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa korelasi peringkat Spearman pekerjaan
dan pemahaman pengunjung menunjukkan hubungan yang tidak kuat yaitu sebesar
0,164. Untuk pengguna tetap hubungan pekerjaan dan pemahaman menunjukkan
hubungan yang tidak kuat yaitu 0,218. Hubungan antara pekerjaan dan pemahaman
pengguna tidak tetap menunjukkan hubungan yang tidak kuat yaitu -0,001.
Pengguna tetap memiliki koefisien korelasi bertanda positif berarti ada hubungan
searah antara pekerjaan dan pemahaman. Bila pekerjaan bagus maka pemahaman pun
akan bagus. Hubungan antara pekerjaan dan pemahaman pengguna tetap yang tidak kuat
berarti disebabkan oleh adanya hubungan langsung antara pekerjaan dan lamanya
berkunjung ke dalam taman Ahmad Yani Kota Medan. Pengguna tetap seperti
pedagang/wiraswasta, pelajar, petugas taman dan mahasiswa yang datang ke taman
dengan berbagai tujuan. Misal pedagang datang ke taman untuk berjualan makanan dan
minuman, para pelajar datang untuk bermain-main, bertemu teman, para mahasiswa
datang untuk bertemu teman dan mengadakan penelitian.
Para pengguna tidak tetap memiliki analisis Spearman’s rank antara hubungan
faktor sosial ekonomi masyarakat terutama pekerjaan dengan pemahaman pengguna
tetap memiliki korelasi yang sangat lemah. Koefisien korelasi pemahaman pengguna
pekerjaan terhadap pemahaman individu. Bila pekerjaan bagus belum tentu tingkat
pemahaman seseorang akan bagus juga.
Rendahnya korelasi pekerjaan dengan pemahaman pengguna tidak tetap
disebabkan oleh intensitas kunjungan lebih kecil dibandingkan dengan pengguna tetap.
Pengguna tidak tetap datang ke taman dengan perencanaan terlebih dahulu misal
pekerjaan kantor dan tugas kuliah banyak maka otomatis tidak akan datang ke taman.
Pengguna tidak tetap datang ke taman bila pekerjaan di kantor dan kuliah tidak banyak
maka pada umumnya ke taman saat sore hari dan hari libur.
Hubungan Pendapatan dan Pemahaman Responden
Untuk mengetahui hubungan pemahaman pengunjung dengan pendapatan di bagi
atas korelasi pendapatan dan pemahaman, korelasi pendapatan pengguna tetap dan
pengguna tidak tetap dan tingkat pemahamannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12.Koefisien Korelasi Spearman’s rank Pendapatan dan Pemahaman
Pendapatan
Pada Tabel hubungan pendapatan dan pemahaman pengunjung Taman Ahmad
Yani berdasarkan peringkat Spearman koefisien korelasi sebesar 0,404 yang berarti ada
hubungan yang tidak kuat antara pendapatan dengan pemahaman. Nilai koefisien korelasi
Spearman (rs) antara pendapatan pengguna tetap dan pemahamannya adalah 0,162 yang
berarti ada hubungan tidak kuat antara pendapatan dan pemahaman. Untuk nilai
sebesar 0,411 yang memiliki arti bahwa ada hubungan tidak kuat antara pendapatan dan
pemahaman.
Tidak kuatnya hubungan antara pendapatan strata pengguna tetap dan pengguna
tidak tetap dibuktikan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi pemahaman pengguna
tetap terhadap lingkungan taman kota. Kondisi sosial ekonomi pengguna taman
berbeda-beda dari setiap strata pengguna tetap dan tidak tetap. Dari segi pendapatan lebih
bervariasi berkisar antara kecil dari Rp. 500.000 sampai diatas Rp. 2.000.000.
Pengguna tetap yang pekerjaan seperti pedagang, pelajar, parkir, petugas taman
dan mahasiswa yang berpendapatan berkisar dibawah Rp. 500.000 dan Rp.1.000.000.
Para pengguna tetap yang pendapatan tersebut memiliki intensitas kunjungan lebih
banyak dan setiap hari berintraksi dengan alam lingkungan taman. Para pengguna tetap
yang pekerjaan seperti pedagang/wiraswasta menjaga kebersihan taman apabila taman
kotor akan mengurangi minat pengunjung taman dan berimbas mengurangi secara
langsung pendapatan. Oleh sebab itu pengguna tetap taman memiliki kesadaran dan
pemahaman memelihara lingkungan taman kota yang memiliki fungsi dan manfaat hutan
kota seperti untuk rekreasi dan olahraga.
Pengguna tidak tetap meliputi pekerjaan seperti ibu rumah tangga, mahasiswa,
pegawai negri, dan wiraswasta dll yang intensitas kunjungan ke taman sedikit. Misal
pegawai negri yang memiliki waktu kerja dari senin sampai jumat yang berarti hari sabtu
dimanfaatkan berlibur. Strata pengguna tidak tetap akan banyak datang ke taman kota
bila ada kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemko Medan. Salah satu kegiatan yang
diselengarakan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan berkerjasama dengan instansi
Hal yang melatar belakangi pengguna tidak tetap berkunjung ke taman
disebabkan taman merupakan fasilitas umum dan lokasi taman yang sangat strategis.
Untuk masuk ke taman tidak dikenai biaya seperti tiket oleh karena itu semua strata
pengguna tidak tetap yang berpendapatan kurang dari Rp.500.000 sampai diatas Rp.
2.000.000 bebas ke luar masuk taman. Pengguna tidak tetap yang berpendapatan kurang
dari Rp.500.000 sebatas mengetahui fungsi dan manfaat taman kota hanya untuk
berolahraga dan berekreasi bersama kerabat atau anggota keluarga. Hal tersebut
diungkapkan karena melihat banyaknya orang datang untuk olahraga dan berekreasi
didukung oleh kondisi lingkungan taman yang teduh tidak secara langsung sinar matahari
masuk ke taman. Untuk yang berpendapatan besar dari Rp. 2.000.000 datang ke taman
dengan tujuan untuk rekreasi bersama kerabat dekat dan keluarga, olahraga, habitat
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Analisis Spearman’s rank digunakan untuk mengetahui hubungan faktor sosial
ekonomi (umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) masyakat pada
pemahaman para strata pengguna Taman Ahmad Yani.
2. Analisis Spearman’s rank untuk sosial ekonomi masyakat pada pengguna tetap
terhadap hubungan pendidikan dan pemahaman memiliki hubungan/korelasi
cukup berarti.
3. Analisis Spearman’s rank untuk sosial ekonomi masyakat terhadap pemahaman
pengguna tetap dan pengguna tidak tetap pada hubungan pendapatan dan
pemahaman pengguna tetap memiliki hubungan/korelasi cukup berarti.
4. Tingkat pemahaman pengguna tidak tetap lebih baik dari pengguna tetap terhadap lingkungan Taman Ahmad Yani
5. Karakteristik pengguna taman (meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan )di Taman Ahmad Yani mencakup semua lapisan masyarakat
Saran
Perlunya kerjasama yang baik antara Dinas Pertamanan, Dinas Keamanan dan
Dinas Kebersihan terhadap kebersihan taman dalam menangulangi masalah sampah serta
masalah gepeng yang memanfaatkan taman sebagai tempat tinggal mereka. Hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta, Jakarta
Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara, Jakarta
Dinas Pertamanan Kota Medan. 2002. Profil Pertamanan Kota Medan 2002, Medan
Ginting, S.W. 2000. Taman Kota di Surabaya: Tempat di Tengah Kota yang Berfungsi Sebagai Ruang Publik. Program Arsitektur, Surabaya
Ginting, S.W. dan Utami, W. 2003. Pengaruh Keberadaan Pedagang Kaki Lima Terhadap Jumlah Pengunjung Taman Kota. Program Arsitektur, Surabaya
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Bumi Aksara, Jakarta
Iwan, Z,D. 2005. Mencermati Kehadiran Hutan Kota. Kehutanan Indonesia, Jakarta
Nugraha dan Murtijo. 2005. Antropologi Kehutanan. Wana Aksara, Tangerang
Puryono. 1005. Mencermati Kehadiran Hutan Kota. Kehutanan Indonesia, edisis No.4 Tahun 1995/1996, Jakarta
Salim dan Salim. 1995. Kamus Bahasa Indonesia Kontenporer. Jakarta
Sembiring dan Erdowati. 2005. Analisis Tentang Fungsi Ruang Terbuka Hijau. Universitas Sumatera Utara, Medan
Sentosa. 1997. Statistika Non Parametrik. Bumi Akasara, Jakarta
Sulaiman., W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Andi, Medan
Thoha, A.S. 2001. Peranan Hutan Kota dalam Modifikasi Iklim Daerah Perkotaan. Universitas Sumatera Utara, Medan
Lampiran 1. Karakteristik Responden Pengguna Tetap
No Nama
Responden
Lampiran 3. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Taman
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed
Lampiran 4. Analisis Pemahaman Responden Pengguna Tetap
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Spearman's rho Pemahaman Correlation Coefficient
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Lampiran 5. Analisis Pemahaman Responden PenggunaTidak Tetap
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Spearman's rho Pemahaman Correlation Coefficient
*Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Sperman’s rho Pemahaman Correlation Coefficient
0,357** 0,030 0,164 0,404** Sig. (1-tailed) 0,009 0,422 0,143 0,003
Lampiran 6. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN TAMAN AHMAD
YANI , KELURAHAN JATI, KECAMATAN MEDAN MAIMUN, KOTA MEDAN,
PROVINSI SUMATERA UTARA.
Penelitian untuk Skripsi Sarjana (S-1)
Program Studi Manajemen Hutan, Departemen Kehutanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Tanggal Wawancara :
Kuisioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data dari setiap masyarakat
pengunjung Taman Ahmad Yani, kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun, Kota
Medan, Sumatera Utara.
Disamping berguna untuk penyelesaian studi penelitian, data dari kuisioner ini
juga berguna sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan
dan pegembangan taman kota, khususnya untuk Taman Ahmad Yani dan sebagai bahan
informasi bagi rencana maupun perencanaan pengembangan lingkungan Taman Kota
Ahmad Yani. Oleh karena itu, kiranya kuisioner ini diisi dengan teliti dan lengkap,
sehingga dapat menggambarkan data yang objektif.
Terimakasih atas segala perhatian dan partifasinya.
Medan, Februari 2008
KUISIONER PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN TAMAN KOTA AHMAD YANI, KELURAHAN JATI, KECAMATAN MEDAN
MAIMUN, KOTA MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh
Jusniar Safrida
Manajemen Hutan
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
17-25 26-34 35-43 44-52 > 52
3. Pendidikan :
SD SLTP SMU Diploma PT
4. Pekerjaan :
Pelajar Mahasiswa Pedagang/
Wiraswasta
Petugas
taman
Dll
5. Pendapatan :
< 500.000 500.000-1.000.000 1.000.000-1.500.000 1.500.000-2.000.000 > 2.000.000
6. Intensitas Kunjungan :
B.Pemahaman Responden
1. Apakah Anda Tahu yang disebut dengan Taman Kota
a. Ya b. Tidak
2. Jika Ya, Bagaimana Anda bisa mengetahuinya
a. Televisi
b. Radio
c. Majalah
d. Teman/ Keluarga
3. Apakah Anda juga Tahu kalau Taman kota bagian dari hutan kota
a. Ya b. Tidak
4. Jika Ya, Apakah yang dimaksud dengan Taman Kota
a. Taman kota merupakan vegetasi utama didominasi oleh tumbuhan berkayu yang
memiliki kemampuan menghasilkan oksigen dan mampu meredam polusi.
b. Taman kota merupakan tanaman yang terdiri dari semua strata perdu, pohon, dan
semak
c. Tanaman kota merupakan taman yang didominasi oleh tanaman hias yang
memiliki keindahan tinggi.
d. ...
5. Fasilitas apa saja yang Anda ketahui yang ada di dalam Taman
a. Lampu
b. Bangku
c. Permainan anak-anak
6. Menurut Anda jenis tanaman apa yang sesuai di taman kota
a. Tanaman yang mampu menyerap debu
b. Tanaman yang mampu meredam kebisingan
c. Tanaman yang mampu mengurangi bau
d. ...
7. Manfaat dan fungsi hutan kota yang Anda ketahui
a. Rekreasi dan olahraga
b. Konservasi tanah air
c. Habitat satwa
d. ...
8. Menurut Anda permasalahan lingkungan yang timbul diperkotaan jika taman kota
rusak atau dialih fungsikan
a. Banjir
b. Kekeringan
c. Efek rumah kaca
d. ...
9. Bagaimana peran serta Anda dalam menjaga lingkungan Taman Ahmad Yani agar
tetap terjaga
a. Tidak membuang sampah sembarangan di dalam taman
b. Tidak merusak tanaman di taman
c. Tidak merusak fasilitas taman
d. ...
a. Pemukiman penduduk
b. Rumah sakit
c. Pemakaman umum
d. ...
11. Bila Anda memiliki waktu libur kemana tujuan Anda
a. Taman kota
b. Ke luar kota
c. Mol
...
12. Menurut Anda siapa yang berkewajiban yang menjaga Taman kota di kota Medan
a. Petugas taman
b. Masyarakat