• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survey Pemetaan K- tersedia dan pH di Kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Survey Pemetaan K- tersedia dan pH di Kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang ."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEY PEMETAAN KALIUM TERSEDIA DAN pH KEBUN SUKALUWEI PT. NV PERIMEX KEC. BANGUN PURBA

KABABUPEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

(2)

Judul Penelitian : Survey Pemetaan K- tersedia dan pH di Kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang . Nama : Agus Samsudin S

N I M : 050303048

Dep/Prog. Studi : Ilmu Tanah/ Evaluasi dan Klasifikasi Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

( Ir. Supriadi, MS ) ( Ir. Hardy Guchi, MP) Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Departemen / Program Studi

(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP)

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memetakan status hara K- Tersedia dan pH

serta mengetahui korelasi pH dengan K- tersedia dilakukan di PT. NV. PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, yang

dilaksanakan mulai bulan Oktober 2008 – Mei 2010.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 status hara untuk K- tersedia yaitu hara rendah (240.08 Ha / 40.05 %) dan sedang (360.516 Ha / 59.94).sedangkan untuk pH tanah di ikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing yaitu Agak rendah (183.035 Ha / 30.04 %) dan rendah (418.341 Ha / 69.56%).

(4)

ABSTRACT

This research does for marking soil distributions base on status of hara with K- availabled and pH and to know corelation between pH and K-available in PT. NV. PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, and start at October 2008 till May 2010.

The result of research show be found 2 status of nutrient for K- availabled is low hara (240.08 Ha / 40.05 %) and medium (360.516 Ha / 59.94) but for soil pH was followed with wide and percentage of each rather (183.035 Ha / 30.04 %) and low region (418.341 Ha / 69.56%).

(5)

RIWAYAT HIDUP

AGUS SAMSUDIN SIAGIAN, dilahirkan pada tanggal 15 Agustus 1986 di

Medan, anak ke-1 dari 4 bersaudara dari Bapak T.Siagian dan Ibu L. br.Panjaitan

Riwayat Pendidikan:

1. Tahun 1993, menempuh pendidikan di SD BETANIA Medan.

2. Tahun 1999, menempuh pendidikan di SMP Tri Sakti 2 Medan.

3. Tahun 2002, menempuh pendidikan di SMA Negeri 8 Medan.

4. Tahun 2005, menempuh pendidikan di Departemen Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, melalui jalur SPMB dan

memilih minat Klasifikasi dan Evaluasi Tanah.

Aktifitas Selama Pendidikan:

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah sejak bulan Agustus 2005 hingga

sekarang.

2. Mengikuti Seminar dan Lokakarya Pengolahan dan Pembentukan Forum DAS

Wampu Sei Ular yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dan Balai Pengolahaan DAS Wampu Sei Ular pada tanggal

30 Oktober 2007.

3. Melaksanakan Penanaman Seribu Pohon Pakem di bantaran Sungai Bahorok

(6)

5. Mengikuti Kegiatan Safari Penyidikan Tanah yang diselenggarakan oleh

Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan pada Sabtu, 1 November 2008 di Kabupaten Deli Serdang.

6. Mengikuti Pelatihan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit dan

Karet yang diselenggarakan oleh PT. Tamiang Sari Desa Bandar Mariah

Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 23-24

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan rahmatNya yang senantiasa diberikan kepada penulis. Dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Supriadi, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing

2. Bapak Ir. Hardy Guchi, MP, selaku Anggota Komisi Pembimbing

3. Bapak Ir. Razali MP, selaku Penyaksi

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP, selaku Ketua Jurusan Ilmu Tanah

FP-USU

5. Ibu Ir. B. Sitorus, MP, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah FP-USU

6. Bapak S. Marpaung Selaku Adminitrasi Kebun Sukaluwe PT. NV. PERIMEX

7. Bapak R. Rajaguguk Selaku Assisten Kebun Sukaluwe PT. NV. PERIMEX

8. Staf beserta karyawan Kebun Sukaluwe PT. NV. PERIMEX

9. Bapak dan Ibu Dosen di FP USU Medan yang membekali penulis dengan ilmu

selama di bangku perkuliahan beserta pegawai yang membantu kelancaran

administrasi.

10.Bapakku T.Siagian dan Ibuku L.Panjaitan yang tercinta, doa, kasih sayang,

pengorbanan, kebahagian dan bimbingan dengan segala susah payah

(8)

12.Buat rekan-rekanku: Tony, Parlin,Niel, Tomy, Benly, Dedi, Frey,Sarman,

Pandy, Edwin, Tomy, Ocep, Antonius, Hana, Almina, Heny, Epong, yovi

,Defani dan teman-teman COSS05 terimalah ucapan terimakasihku atas

bantuan dan perhatian yang kalian berikan selama ini. Khusus buat yang

tersayangku Susanti O.Simanjuntak atas segala perhatian, kesabaran, motivasi

dan bantuan di dalam penyusunan skripsi ini kuucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya.

Saya tidak dapat membalas segala kebaikan saudara/I berikan, saya hanya

berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa tetap melimpahkan berkat dan kasihNya

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat meyelesaikan usulan penelitian ini

dengan baik.

Adapun judul usulan penelitian ini adalah, ‘ Survey dan Pemetaan

Tanah K-Tesedia dan pH di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, yang merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,

penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Nama Judul No

Tabel 2.1. Pembagian Agroklimat Menjadi Zone dan Subzone

Berdasarkan Bulan Basah dan Bulan Kering ……… 10

Tabel 4.1 . Data Statistik status hara K-tersedia….………. 15

Tabel 4.2. Data luas wilayah status K- tersedia……… 16

Tabel 4.2. Data Statistik status pH tanah ………. 16

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul No

Gambar 4.1 Peta Distribusi Titik Sampel Tanah………...…….………….. 14

Gambar 4.2 Peta K-tersedia tanah ………..…….…………. 18

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul No

Lampiran 1. Data Curah Hujan Stasiun Jaharum,

Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang

Periode: tahun 1998 – 2007……….. 21

Lampiran 2. Data Temperatur Udara Stasiun Jaharum, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang

Periode: tahun 1998 – 2007………. 22

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memetakan status hara K- Tersedia dan pH

serta mengetahui korelasi pH dengan K- tersedia dilakukan di PT. NV. PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, yang

dilaksanakan mulai bulan Oktober 2008 – Mei 2010.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 status hara untuk K- tersedia yaitu hara rendah (240.08 Ha / 40.05 %) dan sedang (360.516 Ha / 59.94).sedangkan untuk pH tanah di ikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing yaitu Agak rendah (183.035 Ha / 30.04 %) dan rendah (418.341 Ha / 69.56%).

(16)

ABSTRACT

This research does for marking soil distributions base on status of hara with K- availabled and pH and to know corelation between pH and K-available in PT. NV. PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, and start at October 2008 till May 2010.

The result of research show be found 2 status of nutrient for K- availabled is low hara (240.08 Ha / 40.05 %) and medium (360.516 Ha / 59.94) but for soil pH was followed with wide and percentage of each rather (183.035 Ha / 30.04 %) and low region (418.341 Ha / 69.56%).

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam pengelolaan suatu tanah untuk jadi areal budidaya komoditi yang

tepat guna, maka perlu ditinjau dari keberadaan hara tanahnya. Hal ini disebabkan

bahwa salah satu indikator tanah yang sesui untuk areal tanaman adalah unsur

hara.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam

dan potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survey. Macam-macam survey

sumber daya alam meliputi setiap kegiatan faktor lingkungan fisik seperti geologi,

bentuk wilayah, iklim, hidrologi, vegetasi, fauna, penyakit dan tanah. Survey

geologi adalah cabang dari survey sumber daya yang paling lama diantara

survey-survey daya lainnya. Dari cabang-cabang survey-survey sumber alam, survey-survey tanah yang

paling banyak dipakai dalam perencanaan pengembangan. Sebuah peta tanah

merupakan salah satu dokumen utama sebagai dasar dalam proyek-proyek

pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan

survey pada skala besar, akan memberi manfaat yang besar, tergantung dengan

tujuan pelaksanaan survey yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).

Kalium segera tersedia merupakan K yang terdapat di dalam larutan tanah

(18)

Sebenarnya kandungan hara Kalium di dalam tanah terdapat dalam jumlah

banyak, tetapi hanya sedikit dari K itu yang dapat dipergunakan untuk tanaman.

Kalium yang segera tersedia adalah K yang berada dalam larutan tanah (K- larut)

dan K yang berada pada komplek jerapan koloid tanah disebut K yang dapat

dipertukarkan (Hasibuan, 2004).

Keasaman tanah biasa terdapat di semua daerah dengan curah

hujan tinggi sehingga cukup banyak basa dapat tertukar, terlindi dari lapisan

permukaan tanah. Hal ini terjadi sangat luas dan pengaruhnya begitu nyata pada

tanaman, sehingga keasaman tanah merupakan salah satu sifat tanah yang harus

dibahas (Buckman and Brady, 1982).

Reaksi tanah (pH) tidak mudah diturunkan atau dinaikkan secara

mendadak, karena di dalam tanah ada sifat penyangga pH dengan adanya sifat

penyangga di dalam tanah, hal ini dapat menjaga pH yang drastis akibat ion H

oleh suatu proses biologis ataupun perlakuan pemupukan, olh karena itu sifat

sanggan tanah sangat penting artinya dalam menjaga kesatibilan reaksi tanah

(Hasibuan, 2004)

PT.NV PERIMEX yang bergerak dalam bidang perkebunan terletak di

Desa Sukaluwei Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang.

memiliki luas ± 6013,8 Ha, memiliki 3 Afdeling yakni Afdeling Sukaluwei,

Afdeling Baluwa dan Afdeling Tratak. Komoditi yang terdapat dikebun

Sukaluwei PT. NV PERIMEX, Kec. Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang

(19)

Kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX adalah salah satu kebun swasta

belum memiliki peta K-tersedia dan pH, dimana hal ini merupakan salah satu

untuk membantu dalam penentuaan kualitas dan kesesuain lahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis ingin membuat peta K- tersedia

dan pH di kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX di Kec. Bangun Purba Kab.Deli

Serdang untuk penggunaan lebih lanjut bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Tujuan Penelitian

- Untuk memetakan status hara K-tersedia dan pH di Kebun Sukaluwei

PT.NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang.

- Mengetahui korelasi antara K – tersedia dengan pH tanah.

Kegunaan Penelitian

- Peta status hara K-tersedia dan pH ini diharapkan berguna sebagai acuan

dalam pengelolaan lahan di kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX Kec. Bangun

Purba, Kab. Deli Serdang.

- Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei dan Pemetaan Tanah

Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan

memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

satuan peta tanah yang sama (Hardjowigeno, 2003), dan menurut Sutanto (2005)

laporan survey yang berisi keadaan fisik dan lingkungan lokasi survey, keadaan

tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan, serta saran/rekomendasi.

Menurut Rayes (2007) dalam survey tanah dikenal 3 macam metode

survey, yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), sistem

fisiografi dengan bantuan interprestasi foto udara (menggunakan prinsip

pendekatan analitik), dan grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari

kedua pendekatan.

Adapun tujuan survei tanah itu sendiri adalah untuk memberikan atau

menyediakan informasi bagi pengguna tanah, bentuk wilayah, dan keadaan lain

yang perlu diperhatikan, maka dengan mengetahui karakter dari suatu (sifatnya)

bisa dioptimalisasi fungsi dan penggunaanya (Hakim, dkk, 1986).

Kegiatan survei tanah adalah suatu proses penelitian dan pemetaan

permukaan bumi dimana istilah unitnya disebut tipe tanah. Proses sebenarnya

pemetaan atau survai terdiri dari berjalan di atas lahan dengan interval yang sama

(21)

dengan permukaan seperti tingkat kemiringan lereng, erosi yang terjadi,

penggunaan lahan, penutup vegetatif serta gambaran alami (Foth, 1998).

Survey tanah merupakan pelajaran pengumpulan data kimia, fisik, dan

biologi di lapangan maupun di laboratorium, dengan tujuan pendugaan

penggunaan lahan umum maupun khusus. Suatu survey tanah baru memiliki

kegunaan yang tinggi jika diteliti dalam memetakannya. Survey tanah menetapkan

jenis tanah, sifat-sifatnya, penyebarannya, luasnya, genesis dan tingkah laku

tanahnya (Abdullah, 1993).

Menurut Soil Taxonomy USDA, 2006 ( dalam Reliaman, 2009) jenis

tanahnya adalah Ultisol, merupakan tanah mineral memiliki kandungan liat, dan

reaksi agak masam sampai rendah. hal ini juga di dukung, oleh Soil Taxonomy

USDA (2010) menyatakan bahwa kenaikan kandungan liat dengan bertambahnya

kedalaman di bawah batas atas horizon argillik atau 180 cm dari permukaan tanah

serta kandungan basa – basa yang rendah yang diukur dengan kejenuhan basa

< 35 % dan tanah Entisol mineral yang memiliki struktur granular, memiliki

susunan horizon yang sedikit, masih sedikit mengalami pelapukan atau berasal

dari tanah sisa hasil erosi, kegiatan vulkanik menjadikan topografi berbukit-bukit

(22)

Unsur Hara Kalium (K)

Unsur kalium (K) merupakan unsur hara yang mudah mengadakan

persenyawaan dengan atau zat lain, misalnya Ca dan Mg. Unsur K merupakan

unsur penting, menyebabkan tandan bernas (kokoh), maka K mutlak penting,

misalnya dengan pupuk NPK maka K yang paling banyak. Sifat K yaitu mudah

larut dan terbawa hanyut dan mudah pula difiksasi dalam tanah. Sumber K adalah

beberapa jenis mineral, sisa tanaman, dan jasad renik, air irigasi, larutan tanah,

abu tanaman dan pupuk anorganik. (Sutedjo, 1991)

Kadar tukar tanah biasanya sekitar 0,5 – 0,6% dari total K tanah.

K-larutan tanah ditambah K-tukar merupakan K yang tersedia dalam tanah.

Ketersediaan K terkait dengan reaksi tanah dan status kejenuhan basa (KB). Pada

pH dan kejenuhan basa yang rendah berarti ketersediaan K juga rendah. Nilai

kritis K adalah 0,10 me/100 gr tanah (setara 3,9 mg/100 gr) atau sekitar 2-3%

jumlah basa tertukar (Hanafiah, 2005).

Kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan tersedia,

tetapi masih berubah menjadi bentuk yang lambat untuk diserap oleh tanaman

(slowly available). Hal ini di sebabkan oleh K- tersedia mengadakan

keseimbangan dengan K bentuk – bentuk lain, dalam kesuburan tanah imbangan

K dan unsur lain penting untuk diperhatikan, karena sifat fisiologis tanaman

sering memerlukan K yang berimbang dengan unsur lain (Rosmarkam, 2002).

Ketersediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena 3 hal yaitu

(23)

tanaman menyerap K lebih banyak diserap dari unsur lain kecuali nitrogen.

Kalium dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+ dan tidak ditemukan

dalam senyawa organik. Kalium bersifat mobil (mudah bergerak) sehingga siap

dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan (Novizan, 2002).

Kadar kalium tanah jauh lebih banyak daripada fosfor. Problem yang

dijumpai pada kalium ini adalah penyediaannya. Sebagian besar dari kalium tanah

adalah berada dalam mineral. Bentuk tersebut kurang tahan terhadap pengaruh air,

terutama air yang mengandung CO2. Kalium dalam tanah yang berasal dari

mineral dapat dibebaskan oleh pengaruh asam karbonat. Kalium yang dibebaskan

melalui reaksi tersebut diabsorbsi tanaman, hilang bersama air drainase atau

diabsorbsi oleh koloid liat. (Hakim, dkk 1986).

Kemasaman (pH)

Nilai pH tanah sesungguhnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang

kompleks sekali. Namun, yang menonjol antara lain : kejenuhan basa, sifat misel

(koloid) dan macam kation yang terjerap (Hakim, dkk, 1986).

Biasanya tanah – tanah masam umum dijumpai di daerah iklim basah,

dalam tanah – tanah tersebut konsentrasi ion H+ dan konsentrasi ion OH-, tanah –

tanah ini dapat mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar, tanah –

(24)

larutan tanah (Novizan, 2007). Reaksi tanah atau pH di lapangan itu dibagi dalam

tiga keadaan, yaitu reaksi tanah masam, reaksi tanah netral, dan reaksi tanah basa

atau alkalis (Sarief, 1986). Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin

masam tanah tersebut. Didalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lainnya ditemukan

pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan dengan banyaknya ion

H+. pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH-,

sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih banyak daripada ion H+

Ada dua faktor utama yang menyebabkan perubahan dalam pH tanah : (1)

yang menghasilkan peningkatan hidrogen yang diadsorbsi dan selanjutnya

Aluminium dan (2) yang meningkatkan kandungan basa yang di adsorbsi, seperti

faktor pembentukan asam an-organik seperti H2S0 (Hardjowigeno, 2003).

Kisaran pH tanah dapat dibatasi pada dua ekstrim. Kisaran pH tanah

mineral biasanya terdapat antara pH 3,5 – 10 atau lebih. Kemasaman tanah yang

sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan

pH yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur.

Sebelum pengapuran, pH tanah harus diketahui terlebih dahulu

(Novizan, 2002).

4 dan HNO3, merupakan asam

yang dapat memberikan banyak ion hidrogen dalam tanah. Kenyataanya asam ini

bersama dengan asam organik kuat lainya merupakan penyebab terbentuknya

keadaan keasaman tanah sedang hingga sangat masam. selain itu, kegiatan

mikroba pada bahan pupuk serta pelindiaan juga sangat mempengaruhi keasaman

(25)

terutama jika dikerjakan karena asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(Buckman and Brady, 1982).

Reaksi tanah atau pH tanah di lapangan itu dibagi ke dalam tiga keadaan,

yaitu reaksi tanah masam, reaksi tanah netral dan reaksi tanah basa atau alkali.

reaksi tanah ini secara umum dinyatakan dengan pH tanah, yaitu dari 0 – 14,

sedangkan untuk pertanian pH berkisar antara 4 – 9. pengetahuan mengenai reaksi

tanah (pH) ini penting sekali karena banyak dipertimbangkan dalam pemupukan,

pengapuran, dan perbaikan keadaan kimia dan fisik tanah Adapun pH tanah

adalah logaritma negatife dari konsentraion – ion H bebas dalam larutan tanah

atau –Log10 [H+] (Sarief, 1986).

Tabel 2 : 1. Pembagian Agroklimat Menjadi Zone dan Subzone Berdasarkan Bulan Basah dan Bulan Kering.

Zone Agroklimat Sub Zone

(26)

D4 3 - 4 6

E 3

E1 3 2

E2 3 2 – 3

E3 3 4 - 6

E4 3 6

Dalam buku Guslim (2007), Mohr menyatakan bahwa membagi iklim

sebagai berikut: Bulan Kering bila curah hujan < 60 mm/bulan, Bulan Lembab

bila curah hujan 60-100 mm/tahun dan Bulan Basah bila curah hujan > 100

mm/tahun. Atas dasar pembagian ini, Oldeman membagi iklim berdasarkan

(27)

BAHAN DAN METODA

Lokasi dan Waktu Studi

Penelitian ini dilakukan di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX,

Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah

± 601,387 Ha dengan ketinggian tempat + 150 m dpl. Analisa tanah dilakukan

Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai November 2009 sampai selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian:

dengan skala 1 : 20000, sampel tanah yang diambil dari daerah

penelitian, serta bahan – bahan kimia untuk analisis tanah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bor tanah, meteran,

cangkul, , GPS, kantong plastik, kertas label, alat tulis, karet gelang, dan goni

plastik, serta alat yang mendukung dalam penelitian ini.

Metode Penelitian

(28)

Pelaksanaan Penelitian

- Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan

konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan

peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja yang

berguna untuk mempermudah pekerjaan.

- Pelaksanaan.

Pekerjaan dimulai dengan survei pendahuluan, yaitu dengan mengadakan

Survei lapangan, dan kemudian pemboran (boring) dengan pelaksanaan

pengambilan contoh tanah secara detail (kerapatan pengamatan 1 sampel untuk 4

Ha).

Pemboran (boring) dilakukan pada daerah yang telah digridkan dengan

kedalaman 0 – 20 cm, 20 – 40 cm, 40 – 60 cm.

Mencatat titik koordinat boring dengan alat GPS.

− Analisis data sampel tanah di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

− Pengolahan Data dan pemetaan.

(29)
(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keadaan Umum Daerah Studi

Afdeling Sukaluwei Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba

terletak di Kabupaten Deli Serdang, dengan letak Geografis sebelah Utara: 3.3469 LU dan

98.8354 BT, Timur: 3.3371 LU dan 98.8433 BT, Selatan: 3.3294 LU dan 98.8225 BT, Barat:

3.3378 LU dan 98.8161 BT .

Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pertanian. Data

iklim tahun 1998 s/d 2007 yang dikumpulkan dari badan Meteorologi dan Geofisika Sampali,

Medan.

Curah hujan rata-rata di daerah survai adalah 1381,1 mm/tahun dengan rata – rata bulan

kering 3,8 dan bulan basah 5,6. menurut Oldeman daerah penelitian termasuk tipe iklim Zone C

dengan iklim sedang.

Topografi

Daerah penelitan terletak di Kecamatan Bangun Purba,Kabupaten Deli Serdang dengan

ketinggian tempat 90 – 150 mdpl. Kebun Sukaluwe mempunyai bentuk wilayah bervariasi dari

datar, landai, berombak, bergelombang dan berbukit.

Vegetasi

(31)

2.

K- Tersedia

Menurut hasil analisa kimia dari sampel tanah untuk unsur K – tersedia, (Lampiran 3)

terlihat bahwa nilai K – tersedia yang paling rendah terdapat pada sampel 61 ( 0.22 me/100 g)

dan yang paling tinggi terdapat pada sampel 16 sebesar (0.36 me/100 g.)

Tabel 4 : 1 Data Statistik Status K – Tersedia tanah

Parameter Nilai

Dari hasil data statistik pada Tabel 4.1. terlihat bahwa nilai K-tersedia terendah yakni 0,

22 me/ 100g tertinggi 0,36 me/100g dengan rataan K-tersedia sebesar 0,29me/100g dengan nilai

standar deviasi yakni sebesar 0.1004. nilai rataan K- tersedia menurut kriteria BPP Medan

(1982) tergolong sedang. Tinggi rendahnya K-tersedia tanah tersebut dikarenakan adanya faktor

lingkungan yang mempengaruhi kandungan K-tersedia tanah serta intensitas penggunaan pupuk.

Hal ini didukung dengan pernyataan Novizan (2002) yang menyatakan rendahnya K-tersedia

dapat berkurang dikarenakan oleh faktor antara lain pengambilan unsur kalium oleh tanaman,

(32)

Tabel 4:2 Data Luas Wilayah Status K-tersedia tanah

BT dan rendah dengan luasan 524.761 Ha pada titik koordinat 368.748,62 LU – 482.388,82 BT.

Distribusi status K- Tersedia tanah dapat dilihat pada gambar 4.2.

3. Derajat Kemasaman (pH) Tanah

Dari hasil analisis pH-Tanah, pada lampiran nilai pH yang terendah terdapat pada sampel

41 sebesar 3,07 dan nilai pH tanah yang tertinggi terdapat pada sampel 116 sebesar 5,78, yang

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4 : 3 Data Statistik pH tanah

Dari hasil analisis statistik di atas terlihat bahwa nilai pH terendah 3.07 dan yang

tertinggi 5.78 rataan pH sebesar 4,93 dan nilai standart deviasi yakni sebesar 0.85. Nilai pH

(33)

didukung dengan pernyataan Buckman and Brady (1982) yang menyatakan bahwa kegiatan

mikroba pada bahan pupuk serta pelindian juga sangat mempengaruhi keasaman tanah

disamping itu pH tanah mineral juga dapat menurun selama musim panas, terutama jika

dikerjakan, karena asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme.

Tabel 4:4 Data Luas Wilayah Status pH tanah Status Luas ( Ha )

Rendah 487. 593

Agak rendah 113. 794

Total 601. 387

Dari data luas wilayah pada Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai status pH tanah rendah

dengan luas 487.593 Ha pada titik koordinat UTM 369.470,98 LU - 481.845,02 BT dan agak

rendah 113. 794 Ha pada titik koordinat 369.856, 14 LU – 482.415, 63 BT. Distribusi status pH

(34)
(35)
(36)

Korelasi antara K-Tersedia dan pH Tanah

0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 0.40

K-Tersedia

pH

Ta

na

h

4.5Korelasi K- tersedia dan pH tanah

Gambar 4.5 Korelasi antara K- tersedia dan pH tanah.

Hasil analisis korelasi antara K-tersedia dan pH didapat persamaan regresi linear Y=

1,66X + 3,987 dan koefisien determinasi r2 = 0,011 atau koefisien korelasi 0,1. Menurut uji

korelasi, hubungan antara pH dengan K-tersedia berkorelasi tidak nyata, ini dikarenakan faktor

ketersedian kalium di dalam tanah tidak selalu tersedia setiap saat. Hal ini sesuai pernyataan

Rosmarkam (2002) yang menyatakan K-tersedia mengadakan keseimbangan dengan K

bentuk – bentuk lain sehingga kalium tidak selalu tetap,tergantung adanya faktor –faktor dari

(37)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. K –Tersedia di kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX di Kec. Bangun Purba

Kab.Deli Serdang dengan luas Sedang 76.626 Ha dan rendah 524.761 Ha dan parameter

rataan 0,29, maximal 0,36, minimal 0,22 dan stand.deviasi 0,1004.

2. pH di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX di Kec. Bangun Purba Kab.Deli Serdang

dengan luasan Rendah 487.593 Ha dan Agak rendah 113.794 Ha, rataan 4,93 maximal

5,78, minimal 3,07 dan stand.deviasi 0,22.

Saran

Melalui survey dan pemetaan yang dilaksanakan, setidaknya dapat digunakan sebagai

salah satu acuan dalam pengelolaan lahan di kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S., 1993. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. P. T. Gramedia, Jakarta.

Buckman, H. O and Brady, N. C., 1982. Ilmu Tanah. Edisi ke-6. Terjemahan: S. Adisoemarto. UGM-Press, Yogyakarta.

Foth, H. D. 1998. Dasar-dasar Ilmu tanah. Terjemahan S. Adisoemarto. Erlangga, Jakarta.

Guslim., 2007. Agroklimat. USU press, Medan.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong., M. R. Saul

dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, S.,2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.

Hasibuan, B. E.2004. Diktat Ilmu Tanah . Fakultas Pertanian. USU.

Hanafiah, K.A.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Tanggerang.

Rayes, M.L.2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penebit Andi. Yogyakarta.

Rosmarkam,.2002. Ilmu kesuburan Tanah. Konsep dan kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Sarief, E. S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Soil Survey staff.,2006 Keys to Soil Taxonomy, Tenth Editon, Agency for International Development, Soil Manajement Support Service, United State Departement of Agriculture.

Sutanto, R.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo, M.M dan A.G Kartasapoetra.1991. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Tan, K.H.1998. Dasar Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D.H Goenadi dan B.Radjagukguk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(39)

Lampiran 1. DATA IKLIM

DATA CURAH HUJAN STASIUN JAHARUM, KECAMATAN GALANG, KABUPATEN DELI SERDANG

PERIODE: TAHUN 1998 – 2007

(40)

Lampiran 2

DATA TEMPERATUR UDARA STASIUN JAHARUM, KECAMATAN GALANG, KABUPATEN DELI SERDANG

PERIODE: TAHUN 1998 – 2007

(41)

Lampiran 3. Hasil Analisis Tanah

Titik Pengamatan LU UTM BT UTM K-Tersedia pH- Tanah kriteria K kriteria pH

(42)
(43)

Gambar

Tabel 2 : 1. Pembagian Agroklimat Menjadi Zone dan Subzone Berdasarkan
Tabel 4 : 1 Data Statistik Status K – Tersedia tanah
Tabel 4:2 Data Luas Wilayah Status K-tersedia tanah
Tabel 4:4 Data Luas Wilayah Status pH tanah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid menurut Jenis Pendidikan di Distrik Jayapura Selatan / Number of Schools, Teachers, and Students by Education in South Jayapura District, 2011

Dari hasil normalisasi tersebut diatas, maka didapat jumlah masukan yang sama untuk seluruh pola wilayah kecamatan yang diberikan (tabel 1) dan jumlah masukan yang akan masuk

Pengelola Barang : khusus tanah &amp; bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurangnya sekali dalam 5 tahun. Jenis

Sikap yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah menurut Ibnu Taimiyah adalah pencatakan fulus harus didasarkan pada keseimbangan volume fulus dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpendapat siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Untuk mengetahui apakah rangkaian sensor yang telah dirangkai dapat bekerja sesuai yang diinginkan maka dilakukan pengujian rangkaian sensor yang dihubungkan

Sama halnya ketika anda menanam berbagai jenis tanaman lainnya seperti Cara Menanam Bunga Aster, anda juga harus melakukan penyiangan untuk menjaga kebersihan pada tanaman hias

produktivitasnya.Untuk dapat membuat produk atau jasa yang memiliki mutu dan kualitas yang baik, perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam melaksanakan