HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DENGAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH TOTAL PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
NELLY SD SITUMEANG NIM. 091000188
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DENGAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH TOTAL PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NELLY SD SITUMEANG NIM. 091000188
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul :
HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DENGAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH TOTAL PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DINAS KESEHATAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2011
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : NELLY SD SITUMEANG
NIM. 091000188
Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 11 Agustus 2011 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji :
Ketua Penguji Penguji I
Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si Ernawati Nasution, SKM, M.Kes NIP. 19680616 199303 2 003 NIP. 19700212 199501 2 001
Penguji II Penguji III
Dra. Jumirah, Apt, MKes Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si NIP. 19580315 198811 2 001 NIP. 19670613 199303 1 004
Medan, Agustus 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
ABSTRAK
Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih dianggap sebagai sinyal awal dan munculnya penyakit degeneratif seperti PJK. Upaya penangulangan dan pencegahan PJK yaitu dengan pengaturan pola konsumsi pangan terutama mengendalikan asupan lemak dari makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Desain penelitian ini adalah cross-sectional.
Dara primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari : konsumsi pangan PNS, karakteristik PNS, pengukuran kolesterol darah total. Data sekunder yaitu gambaran umum Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol dianalisa dengan deskriptif dengan uji statistik Exact-fisher dengan α 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar PNS mengkonsumsi sumber makanan hewani yang sering (1-3 kali per minggu) yaitu telur, daging ayam, daging kuda, daging babi dan makanan lain yang mengandung lemak yaitu makanan gorengan dan makanan bersantan. Rata-rata kolesterol darah total 230,5 mg/dl, konsumsi energi PNS sebagian besar adalah baik (64,7%) tidak ada hubungan nyata antara konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,302). Konsumsi energi lemak yang paling banyak adalah baik (82,4%) ada hubungan bermakna antara konsumsi energi lemak dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001), tidak ada hubungan bermakna antara asupan ALJ dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,137). Ada hubungan bermakna antara asupan ALTJ dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,003)
Disarankan kepada PNS sebaiknya megatur pola konsumsi pangan yaitu dengan mengurangi konsumsi lemak dan mengatur frekuensi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol .
ABSTRACT
Indonesia is currently experiencing double nutrition problems of malnutrition and over nutrition. Nutrition is regarded as the starting signal of appearance of degenerativ diseases such as Coronary Heart Disease (CHD). in the response to and prevention of CHD is by setting the pattern of food consumption, especially controlling the intake of fat and cholesterol.
This study aims to determine the relationship of food consumption patterns with total blood cholesterol levels in the Civil Servants in The Health Office Humbang Hasundutan Regency. The The study design was cross-sectional study with a sample of over 30 years of age.
Primary Data collected using a questionnaire consisting of: food consumption of civil servants, civil servants characteristics, measurement of total blood cholesterol. Secondary data is an overview of The Health Office Humbang Hasundutan Regency. The relationship between food consumption patterns with cholesterol levels were analyzed by descriptive statistics with Exact-fisher test with
α 0.05.
Results showed the majority of civil servants consume animal food sources that often (1-3 times per week), ie eggs, chicken meat, horse meat, pork and other foods that contain fat that is fried foods and foods to coconud milk. The average total blood cholesterol 230.5 mg/dl, the energy consumption of most civil servants are good (64.7%) there was no apparent relationship between energy consumption with total blood cholesterol levels (p = 0.302). Energy consumption of most fats are good (82.4%) there is a significant relationship between energy consumption of fat to total blood cholesterol levels (p=0,302), there was no significant relationship between intake of Saturated Fatty Acid with total blood cholesterol levels (p=0,137). There is significant relationship between intake of Unsaturated Fatty Acids with total blood cholesterol levels (p=0,003).
Civil servants should be advised to run our own food consumption patterns by reducing consumption of fat and set the frequency of foods containing fat and cholesterol.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nelly SD Situmeang
Tempat/tanggal lahir : Lumban Hariara/ 5 Desember 1980
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat Rumah : Jl. Raja Nai Pos-Pos No.73 Sipoholon Tapanuli Utara Alamat Kantor : Jl. Siborong-borong Ujung Komplek Perkantoran Tano
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1987 – 1993 : SD HKBP Sipoholon 2. Tahun 1993 – 1996 : SMP Negeri 1 Sipoholon 3. Tahun 1996 – 1999 : SPK Negeri Tarutung
4. Tahun 1999 – 2002 : Akademi Perawatan Darmo Medan 5. Tahun 2009 – 2011 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
RIWAYAT PEKERJAAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “ Hubungan Pola Konsumsi pangan dengan Tingkat Kolesterol Darah Total pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si dan Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripisi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya dengan rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Drs.Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr.Ir.Albiner Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Ir.Albiner Siagian, M.Si dan Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes selaku penguji skripsi.
5. Seluruh dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 6. Bapak Marihot Samosir, ST, selaku Pegawai di Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.
7. Bapak dr.Budiman Simajuntak, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian.
8. PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan yang telah mau saya wawancarai dalam penelitian ini.
9. Temanku Juni Erna Uli Tambunan, Lely Sitinjak, Melissa Manullang, Beda Christian Sitepu, Rustama Sihite dan Restu Mulia .
10.Teman-temanku satu peminatan Gizi Masyarakat
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Semoga Tuhan Yesus yang selalu melimpahkan kasih dan berkatnya kepada kita semua.
Medan, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK……….. ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. ... iii
KATA PENGANTAR………...……… ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan ... 6
1.3.1.Tujuan Umum ... 6
1.3.2.Tujuan Khusus ... 6
1.4.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Komsumsi Makanan ... 8
2.1.1. Konsumsi Makanan Beraneka Ragam ... 10
2.1.2. Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan Tubuh ... 11
2.1.3. Konsumsi Lemak dan Minyak ... 11
2.1.4. Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium ... 12
2.1.5. Alkohol ... 13
2.1.6. Serat ... 13
2.2. Kolesterol ... 14
2.3. Konsumsi Pangan yang Memengaruhi Kolesterol ... 18
2.3.1. Hubungan Karbohidrat dengan Kolesterol Darah ... 19
2.3.2. Hubungan Lemak dengan Kolesterol Darah ... 20
2.3.3. Hubungan Protein dengan Kolesterol Darah ... 21
2.4. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan ... 21
2.6.Kerangka Konsep ... .25
2.7. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 27
3.2.Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……….. ... 27
3.2.1. Lokasi Penelitian………. .. 28
3.2.2. Waktu Penelitian. ... 28
3.3.Populasi dan sampel.. ... 28
3.3.1. Populasi.. ... 28
3.3.2. Sampel. ... 28
3.4.Metode Pengambilan Data.. ... 28
3.4.1. Data Primer. ... 28
3.4.2. Data Sekunder.. ... 29
3.5.Instrumen Penelitian.. ... 29
3.6.Variabel dan Defenisi Operasional. ... 29
3.6.1. Variabel Penelitian. ... 29
3.6.2. Defenisi Operasional. ... 30
3.7.Aspek Pengukuran. ... 30
3.8.Metode Pengolahan dan Analisa Data. ... 32
3.8.1. Metode Pengolahan. ... 32
3.8.2. Analisa Data. ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kab Humbang Haundutan ... 34
4.2.Karakteristik Responden ... 35
4.3.Pola Konsumsi Pangan Responden ... 36
4.3.1. Jenis dan Frekuensi Makanan. ... 36
4.4.Konsumsi Energi dan Lemak. ... 39
4.5.Asupan Lemak ... 40
4.7.Hubungan Konsumsi Energi dengan Tingkat Kolesterol darah Total pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ... 42
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Pada PNS Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ... 45 5.2. Jenis dan Frekuensi Makan Pada PNS Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ... 46 5.3. Konsumsi Energi dan Lemak dengan Tingkat Kolesterol Darah
Total Pada PNS Di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2011 ... 48 5.4. Tingkat Kolesterol Darah Total Pada PNS Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ... 50 5.5. Hubungan Konsumsi Energi dan Lemak Dengan Tingkat
Kolesterol Darah Total Pada PNS Di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan ... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ... 55 62. Saran ... 56
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Beberapa Bahan Makanan Yang Mengandung Kolesterol ... 15 Tabel 2.2 Kadar Kolesterol Darah Total ... 18 Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata yang dianjurkan (per
orang per hari) pada Kelompok umur 30-64 Tahun………. ... 22 Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada PNS di
Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 ... 35 Tabel 4.2 Distrbusi Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makanan Pada
PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
HasundutanTahun 2011 ... 37 Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Konsumsi Energi Pada PNS di Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011... 39 Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Asupan Lemak Pada PNS di Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011……. ... 40 Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Kolesterol Darah Total Pada PNS di Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011... 40 Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Kolesterol Darah Total Berdasarkan Jenis
Kelamin Pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2011 ... 41 Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Kolesterol Darah Total Berdasarkan Tingkat
Umur Pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2011 ... 42 Tabel 4.8. Hubungan Konsumsi Energi Dan Lemak Dengan Tingkat
Kolesterol Darah Total Pada PNS di Dinas Kesehatan
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Master Data
2. Kuesioner Penelitian 3. Formulir food recall 24 jam 4. Formulir Food freguency
5. Distribusi Frekuensi penelitian dan Analisa Data 6. Surat Keterangan Izin Penelitian
ABSTRAK
Indonesia saat ini mengalami masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi lebih dianggap sebagai sinyal awal dan munculnya penyakit degeneratif seperti PJK. Upaya penangulangan dan pencegahan PJK yaitu dengan pengaturan pola konsumsi pangan terutama mengendalikan asupan lemak dari makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Desain penelitian ini adalah cross-sectional.
Dara primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari : konsumsi pangan PNS, karakteristik PNS, pengukuran kolesterol darah total. Data sekunder yaitu gambaran umum Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Hubungan antara pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol dianalisa dengan deskriptif dengan uji statistik Exact-fisher dengan α 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar PNS mengkonsumsi sumber makanan hewani yang sering (1-3 kali per minggu) yaitu telur, daging ayam, daging kuda, daging babi dan makanan lain yang mengandung lemak yaitu makanan gorengan dan makanan bersantan. Rata-rata kolesterol darah total 230,5 mg/dl, konsumsi energi PNS sebagian besar adalah baik (64,7%) tidak ada hubungan nyata antara konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,302). Konsumsi energi lemak yang paling banyak adalah baik (82,4%) ada hubungan bermakna antara konsumsi energi lemak dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,001), tidak ada hubungan bermakna antara asupan ALJ dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,137). Ada hubungan bermakna antara asupan ALTJ dengan tingkat kolesterol darah total (p=0,003)
Disarankan kepada PNS sebaiknya megatur pola konsumsi pangan yaitu dengan mengurangi konsumsi lemak dan mengatur frekuensi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol .
ABSTRACT
Indonesia is currently experiencing double nutrition problems of malnutrition and over nutrition. Nutrition is regarded as the starting signal of appearance of degenerativ diseases such as Coronary Heart Disease (CHD). in the response to and prevention of CHD is by setting the pattern of food consumption, especially controlling the intake of fat and cholesterol.
This study aims to determine the relationship of food consumption patterns with total blood cholesterol levels in the Civil Servants in The Health Office Humbang Hasundutan Regency. The The study design was cross-sectional study with a sample of over 30 years of age.
Primary Data collected using a questionnaire consisting of: food consumption of civil servants, civil servants characteristics, measurement of total blood cholesterol. Secondary data is an overview of The Health Office Humbang Hasundutan Regency. The relationship between food consumption patterns with cholesterol levels were analyzed by descriptive statistics with Exact-fisher test with
α 0.05.
Results showed the majority of civil servants consume animal food sources that often (1-3 times per week), ie eggs, chicken meat, horse meat, pork and other foods that contain fat that is fried foods and foods to coconud milk. The average total blood cholesterol 230.5 mg/dl, the energy consumption of most civil servants are good (64.7%) there was no apparent relationship between energy consumption with total blood cholesterol levels (p = 0.302). Energy consumption of most fats are good (82.4%) there is a significant relationship between energy consumption of fat to total blood cholesterol levels (p=0,302), there was no significant relationship between intake of Saturated Fatty Acid with total blood cholesterol levels (p=0,137). There is significant relationship between intake of Unsaturated Fatty Acids with total blood cholesterol levels (p=0,003).
Civil servants should be advised to run our own food consumption patterns by reducing consumption of fat and set the frequency of foods containing fat and cholesterol.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia saat ini mengalami permasalahan beban ganda dalam menghadapi
masalah gizi. Dimana ketika permasalahan gizi kurang belum teratasi, muncul
permasalahan baru yaitu permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan
dengan penyakit-penyakit infeksi, sedangkan gizi lebih sering dianggap sebagai
sinyal awal dan munculnya keluhan penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang
sekarang ini banyak terjadi di Indonesia. Tingginya prevalensi penyakit degeneratif
menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hanan, 2005).
Penyakit degeneratif disebut juga penyakit kronik yaitu penyakit jantung
koroner (PJK), diabetes militus, hipertensi dan kanker. Di Indonesia, penyakit jantung
juga cenderung meningkat sebagai penyebab kematian. Data Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini
meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian. Tahun 1975 kematian
akibat penyakit jantung hanya 5,9%, tahun 1981 meningkat sampai dengan 9,1%,
tahun 1986 melonjak menjadi 16% dan tahun 1995 meningkat menjadi 19%. Sensus
nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian karena penyakit kardiovaskuler
termasuk penyakit jantung koroner adalah sebesar 26,4% (Depkes, 2001) dan sampai
dengan saat ini PJK juga merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar 40%
Menurut WHO PJK adalah ketidaksanggupan jantung, akut maupun kronik
yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan
proses penyakit pada sistem nadi koroner, dan menurut American Heart
Association (AHA), PJK merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah disertai
adanya plak yang akan mengganggu aliran darah ke otot jantung. Kemudian terjadi
kerusakan otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi jantung yaitu yang
memberi pasokan zat makanan dan oksigen ke otot-otot jantung terutama bilik kiri
yang memompa darah ke seluruh tubuh, jika hal ini terjadi maka akan menyebabkan
kelumpuhan atau kematian (Fahmi, 2004).
Faktor risiko pada PJK dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu : Faktor
risiko yang dapat dikendalikan (dislipidemia, merokok, hipertensi, diabetes militus,
kegemukan dan stres) dan yang tidak dapat dikendalikan (jenis kelamin, umur dan
keturunan). Dari faktor-faktor di atas upaya penanggulangan dan pencegahan utama
PJK yaitu dengan pengaturan pola konsumsi pangan sesuai dengan kebutuhan
terutama mengendalikan energi lemak dan kolesterol, memperbanyak konsumsi serat
yang bersumber dari sayur dan buah-buahan. Oleh karena itu semakin banyak
konsumsi makanan berlemak maka, akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan
kadar kolesterol dalam darah (Soeharto, 2004).
Kolesterol adalah jenis lemak, tubuh memperoleh kolesterol dari dua
sumber yaitu, dibentuk di dalam tubuh oleh hati dan dari luar tubuh yang bersumber
dari makanan. Kolesterol yang berasal dari makanan dapat meningkatkan kolesterol
proses patologis sehingga mengakibatkan PJK. Oleh karena itu kadar kolesterol
dalam darah menentukan seseorang menderita PJK. Kolesterol darah tersebut adalah
kolesterol darah total, HDL, LDL dan trigliserida. Secara klinis kolesterol darah total
digunakan sebagai tolak ukur yang menghubungkan propillipid dengan risiko PJK.
Kriteria hasil pengukuran kolesterol darah total adalah : (1) Diinginkan (<200 mg/dl)
dan diharapkan masih aman, (2) Diwaspadai (>200-239 mg/dl) kadar yang sudah
mulai meningkat dan mulai sudah diwaspadai untuk dikendalikan dan (3) Berbahaya
(≥240 mg/dl) kadar yang tertinggi dan merupakan salah satu kriteria dislipidemia
yang menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan aterosklerosis dan menjadi
faktor risiko pada PJK. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian, setiap penurunan
kadar kolesterol sebesar 1% akan menurunkan risiko PJK sebesar 2% (Anwar, 2004).
Penelitian kolesterol darah total <160 mg/dl dipertengahan umur dewasa memberi
kontribusi yang rendah terhadap risiko PJK (Semiardji, 2003).
Banyak hal yang diduga berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah
diantaranya konsumsi pangan mengandung asam lemak jenuh, karbohidrat, kebiasaan
olahraga, obesitas, kebiasaan minum alkohol, pemakaian kontrasepsi, merokok, dan
diabetes militus. Adapun pengaruh konsumsi pangan terhadap kadar kolesterol darah
telah diteliti oleh Mensink dan Katan (1988), Mensink dkk (1989), Grundy dkk
(1988), Groff & Hunt (1995) dan Kriss-Etherton dkk (1999). Penelitian-penelitian
tersebut membandingkan pengaruh pemberian diet tinggi asam lemak tak jenuh
tunggal (15%-27%) dari kalori total dibandingkan dengan diet rendah asam lemak
tersebut menyimpulkan dengan asupan asam lemak <15% dari kalori total dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Penelitian Tala (2001) di Kecamatan Mampang Prapatan mendapatkan
sekitar 24% subjek penelitian laki-laki, usia di atas 35 tahun, mempunyai kadar
kolesterol darah total >240 mg/dl dan asupan lemak jenuh 3,3-9% dari kalori total.
Penelitian Hatma (2001) mendapatkan adanya korelasi positif yang bermakna antara
asupan asam lemak dengan kadar kolesterol total pada etnis Minangkabau.
Saat ini di masyarakat ada keyakinan bahwa, diet rendah lemak dapat
mengurangi risiko PJK, tanpa melihat jenis lemaknya sehingga, asupan lemak dapat
menjadi kurang dari kebutuhan kalori dan hal tersebut dapat menyebabkan penurunan
kadar kolesterol dalam darah (Supari, 2001). Keadaan ini merupakan pendorong
untuk dilakukannya penelitian hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat
kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Kabupaten
Humbang Hasundutan.
Berdasarkan hasil general chek-up yang dilaksanakan oleh PT Asuransi
Kesehatan (Askes) pada PNS dengan kriteria; berusia diatas 30 tahun dan bekerja
pada Kantor Pemerintahan Kabupaten Humbang Hasundutan. Tahun 2009 diperoleh
hasil yaitu, dari 545 orang PNS sebanyak 64% PNS dengan kolesterol darah total
>200 mg/dl (Laboratorium Prodia). Pada tahun 2010, dari 608 orang PNS sebanyak
76% dengan kolesterol darah total >200 mg/dl (Laboratorium Thamrin). Jika dilihat
data diatas bahwa, terjadi peningkatan kolesterol darah total sebesar 12%. Dari data
PNS yang mengikuti pemeriksaan pada tahun 2009 dan 2010, bila dibandingkan
Hasundutan, PNS di Dinas Kesehatan dengan jumlah 34 orang mengikuti secara rutin
general cek-up. Dari 34 orang PNS sebanyak 71% kolesterol darah total >200 mg/dl. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada PNS di Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, sekitar 80% PNS menggunakan sarana
kantin dan warung yang berada disekitar lingkungan kantor untuk memenuhi
kebutuhan energi pada waktu sarapan pagi, makan siang dan sebagian makan malam.
Gambaran konsumsi pangan pada saat bekerja di kantor dari jenis makanan seperti
nasi, daging dan ikan goreng atau berkuah santan. Rendahnya konsumsi serat yang
diperoleh dari buah-buahan dan sayuran. Berdasarkan jenis makanan pokok nasi yang
dikonsumsi dengan frekuensi 3x1/hari dan jumlah konsumsi energi rata-rata yang
dianjurkan sehari dapat diduga melebihi dari kebutuhan. Disamping itu adanya
kebiasaan minum kopi atau teh setiap hari yang disediakan kantor untuk PNS dan ini
dicurigai menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi energi dan lemak yang
mengakibatkan peningkatan kolesterol darah total pada PNS di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan. Sementara pencegahan utama untuk PJK adalah
pengaturan pola konsumsi pangan yang baik.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut
sejauh mana hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total
pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat
kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi makanan yang di konsumsi pada
pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Untuk mengetahui konsumsi energi dan lemak pada pegawai negeri sipil
di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
3. Untuk mengetahui tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil
di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
4. Untuk mengetahui hubungan konsumsi energi dan lemak dengan tingkat
kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan
1.4. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan untuk program perencanaan
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pegawai negeri sipil untuk memperhatikan konsumsi pangan sebagai salah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Konsumsi Pangan
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari
oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat
tertentu (Santoso, 2004).
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Di masyarakat
dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana
seseorang anak hidup.
Keadaan kesehatan tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi
ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan
adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan
perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukan jumlah
masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi
kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan
mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan
kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat. Bila konsumsi baik
kuantitasnya dan dalam jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh dinamakan konsumsi
Gizi lebih disebabkan karena konsumsi pangan yang melebihi kebutuhan
normal tubuh manusia. Gizi lebih yang sering kali diikuti dengan timbulnya penyakit
kronis diantaranya PJK, hipertensi, diabetes militus, kanker. Menurut Soekirman
(1991) dalam buku pangan dan gizi menyatakan dengan meningkatnya pendapatan
dan adanya perubahan gaya hidup sebagian penduduk akibat keberhasilan ekonomi
berpengaruh terhadap budaya global. Maka masalah gizi lebih mengancam kehidupan
penduduk golongan menengah ke atas serta kelompok usia produktif. Yang
dikhwatirkan produktifitas kerja menurun dan banyak meninggal pada usia muda
(Muchtadi, 2000). Hasil yang diperkuat oleh SKRT menunjukan bahwa PJK
menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia dan prevalensinya
meningkat dari tahun ke tahun (Muchtadi, 2000).
Boediharmojo (1993) dalam buku kumpulan orasi ilmiah guru besar
teknologi pangan dan gizi mengatakan, naiknya prevalensi PJK bukan hanya
disebabkan karena bertambahnya usia manusia, tetapi lebih disebabkan oleh gaya
hidup yang salah atau disebut juga disease of life style.
Meskipun gizi lebih bukan penyebab satu-satunya timbulnya PJK tetapi
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempercepat timbunya penyakit.
Sehingga, dapat timbul lebih dini. Yang dimaksud untuk dikemukakan adalah lemak
yang meningkatkan kadar kolesterol darah. Upaya pencegahan timbulnya PJK dalam
gizi adalah peranan pola makan sehat dan gizi seimbang sangat penting. Pengaturan
pola makan bagi pengendalian penderita PJK dapat dilakukan dengan mengikuti
2.1.1. Komsumsi Makanan Beraneka Ragam
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena
tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur. Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi,
menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang
berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan
yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan
sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makananini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi
minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut
terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah).
Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber makanan berserat
cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang kacangan, sayur dan buah-buahan
2.1.2. Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan Tubuh
Makanlah Makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi
yang melebihi mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan
dalam bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan
menyebabkan obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit
hipertensi, penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan
energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan
merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi dan kesehatan karena
itu lakukan penimbangan berat badan secara teratur.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian,ubi, jagung, singkong, sagu, dll.
Batasi sumber karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdm/hari,
karena konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang
berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu
lama mengakibatkan obesitas.
2.1.3. Konsumsi Lemak dan Minyak
Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon,
hidrogen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti benzene dan eter
(Lubis, 2009). Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolesterol, fosfolipid
dan terbanyak terdapat dalam bentuk trigliserida.
Berdasarkan ikatan lemaknya dan kemudahan proses pencernaan, lemak
paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang
mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal
umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber
asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani
secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan PJK.
Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita PJK, karena
lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan
mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.
Berdasarkan jumlah atom karbon, asam lemak digolongkan menjadi asam
lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang.
Berdasarkan posisi atom hidrogen yang berada pada ikatan rangkap, asam lemak tak
jenuh dibagi menjadi cis dan trans. Kebutuhan lemak yang dianjurkan dalam sehari
adalah 10-25 % dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit
seperti dislipidemia membutuhkan modifikasi kebutuhan lemak tergantung dari berat
dan ringannya kondisi penyakit (Almatsier, 2005).
2.1.4. Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram
(1 sendok teh) per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari
garam dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan
dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama
di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium.
Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan
intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah. lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut
kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan
garam ke dalamnya menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga
cenderung menaikkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio
konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik
adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan
pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio.
2.1.5. Alkohol
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung
zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses
penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
yang penting bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita
kurang gizi. Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf
otak dan jaringan di dalam tubuh .
2.1.6. Serat
Banyak bukti yang menunjukan bahwa serat makanan memegang peranan
spesifik dalam menurunkan kadar kolesterol serum darah. Penelitian
bahwa beberapa komponen serat makanan menurunkan kadar kolestrol darah. Dan
teori Leveille (1977) yang paling banyak diterima adalah beberapa komponen serat
makanan mampu mengikat asam/garam empedu dan dengan demikian akan
mencegah penyerapannya kembali dari usus dan meningkatkan ekskresi melalui feces
sehingga akan meningkatkan konversi kolesterol dan serum darah menjadi
asam/garam empedu.
2.2. Kolesterol
Lemak tidak dapat dipisahkan dari kolestrol. Kolesterol diperlukan oleh
tubuh antara lain untuk (a) Sintesis asam/garam empedu, yang diperlukan untuk
proses pencernaan lemak/ minyak (b) Sintesis hormon steroid, (c) Sintesis vitamin D
dan (d) Sebagai komponen membran sel. Apabila seseorang tidak mengkonsumsi
kolesterol maka hati akan mensistesisnya dari asam lemak. Demikian hati akan
memproduksi kolesterol. Meskipun, kolesterol masuk melalui makanan sangat
banyak. Akibat hal ini, meningkatkan kadar kolesterol dalam darah
(Muchtadi, 2000).
Kolesterol tidak dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk dijadikan sebagai
sumber energi. Oleh karena itu satu-satunya cara untuk menurunkan kadar kolesterol
dalam darah adalah dengan memperbesar jumlah ekskresi asam empedu/garam
empedu. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi serat makanan dan
Tabel 2.1. Daftar Beberapa Bahan Makanan yang Mengandung Kolesterol No Bahan Pangan Hewan Kadar Kolesterol (mg/100 g)
1. Susu cair 13,5
2. Susu skim 1,6
3. Mentega 218,6
4. Keju 106,1
5. Daging ayam 84,7
6. Daging sapi 102,4
7. Otak 2000,0
8. Hati (sapi, kambing, babi) 435,3
9. Jantung (sapi) 270,6
10 Ginjal 800,0
11. Telur 274,0
12. Udang 152,9
13. Kepiting 100.0
Sumber : Guthrie, 1986 dalam buku Pangan dan Gizi
Kolesterol adalah salah satu sterol yang termasuk dalam kelompok lemak
yang terdapat dari luar tubuh berupa bahan makan (cholesterol eksogen) dan dibentuk
di dalam tubuh (cholesterol endogen). Pada tubuh manusia kolesterol banyak
dijumpai dalam darah, empedu, bagian luar kelenjar adrenal, dan jaringan saraf.
(Lubis, 2009). Sedangkan pada bahan makanan yang mengandung tinggi kolesterol
adalah kuning telur, daging merah, otak dan hati. Kolesterol tidak disintesis oleh
tumbuhan, sayur dan buah-buahan (Manurung, 2004)
Fungsi utama kolesterol adalah membentuk membran sel, yang berguna
untuk mengatur penyerapan zat yang larut dalam air dan kulit, melindungi otak,
pembentukan cairan empedu yang befungsi sebagai pencerna lemak, membentuk
hormon tubuh, unsur penting dalam proses pertumbuhan dan membantu dalam proses
pencernaan makanan, membentuk vitamin D dan penting bagi pembentukan hormon
[image:32.595.118.511.142.341.2]Kolesterol memiliki rumus struktur sebagai berikut :
Gambar 2.1. Struktur Molekul Kolesterol
(Sumber : Almatsier, 2009)
Menurut Muchtadi et al., (1993), kolesterol diangkut oleh darah dalam
bentuk terikat dalam lipoprotein plasma. Lipoprotein adalah gabungan molekul lemak
(lipid) dan protein yang disintesis di dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam
ukuran, densitas dan mengangkut berbagai jenis lemak dalam jumlah yang berbeda
pula (Almatsier, 2009).
Partikel-partikel lipoprotein memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses
pembentukan arterosklerosis, tubuh membentuk 4 (empat) jenis lipoprotein meliputi :
1. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna yang berasal dari makanan ke seluruh tubuh. Lemak yang diangkut terutama
sintesis limfe untuk kemudian masuk dalam vena besar dan seterusnya masuk ke
aliran darah
2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Very low density lipoprotein disintesis di hati, berfungsi untuk transport lemak. Di dalam darah VLDL mengalami lipolisis sehingga berubah menjadi
remnant yang kaya akan kolesterol. VLDL disebut juga kolesterol jahat karena
dalam pembuluh darah akan membentuk plak pada dinding arteri. Plak akan
bercampur dengan protein dan kalsium dan hal ini yang menyebabkan
aterosklerosis yang dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap serangan jantung. 3. High Density Lipoprotein (HDL)
HDL disintesis di dalam hati dan usus, setelah HDL disekresikan ke dalam
darah, akan mengalami perubahan akibat berinteraksi dengan kilomikron dan
VLDL. Fungsi utama HDL adalah membawa kolesterol dari jaringan perifer ke
hati. Proses penggangkutan kolesterol dari ekstra hepatik ke hati diduga
merupakan mekanisme utama HDL untuk melindungi tubuh terhadap proses
terjadinya aterosklerosis. HDL adalah kolesterol yang menguntungkan dan
melindungi dan disebut juga kolesterol baik. Dalam tubuh berperan sebagai
pelindung.
4. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL membawa kolesterol ke jaringan perifer, sebagai komponen struktur
membran sel dan pembentukan hormon steroid. LDL masuk ke dalam sel dan
mengakibatkan peningkatan kolesterol di dalam sel. Peningkatan LDL di dalam
selanjutnya diserap oleh makroflag dan kemudian membentuk sel busa ini yang menyebabkan pembentukan plak aterosklerosis (Manurung, 2004).
Tabel 2.2. Kadar Kolesterol Darah dalam mg/dl
No Jenis Kolesterol Diinginkan Diwaspadai Berbahaya
1 Kolesterol Total < 200 200-239 > 240
2 Kolesterol LDL < 130 130-159 160
3 Kolesterol HDL > 45 36-44 < 35
4 Trigliserida < 200 200-399 > 400
Sumber : Depkes, 2007
2.3. Konsumsi Pangan yang Mempengaruhi Peningkatan Kolesterol Darah
Konsumsi pangan yang sehat memegang peranan penting dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit, apa yang kita makan dapat memengaruhi
kesehatan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa konsumsi pangan dengan tinggi
kalori dan lemak berkaitan dengan peningkatan kadar kolesterol darah. Keadaan ini
akan berbanding lurus dengan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan oleh
sebab itu upaya yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit jantung
koroner melalui pengaturan pola makan dalam tubuh lebih umum dikenal intake
makanan (Soekidjo, 2007). Asupan makanan yang berlebih terutama kalori tinggi dan
lemak tinggi akan mengakibatkan peningkatan kolesterol dalam darah. Keadan ini
akan mempercepat terjadinya aterosklerosis.
Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah adalah penyempitan atau
penyumbatan pada pembuluh darah jantung berbentuk luka goresan (plak). Proses
terjadinya plak ini tenjadi oleh karena penumpukan lemak. Pada mulanya berbentuk
endapan lunak, dengan proses yang lama mengakibatkan endapan tersebut menjadi
koroner. Obesitas dapat juga menyebabkan kolesterol total dan LDL tinggi yang
mengakibatkan penyakit jantung koroner.
Konsumsi pangan yang berlebih yang berhubungan dengan peningkatan
kolesterol dalam darah menghasilkan kadar lipid dalam darah. Komposisi makanan
seimbang yang menghasilkan kalori terdiri atas sumber karbohidrat 60-70 %, protein
10-15 % dan lemak tidak lebih dari 25 %. Jumlah kalori yang dibutuhkan setiap hari
disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Berikut hubungan Pola konsumsi
makanan dengan kolestrol darah total :
2.3.1. Hubungan Karbohidrat dengan Kolesterol Darah
Karbohidrat dalam makanan pada umunya dibedakan menjadi karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat merupakan sumber energi utama.
Sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan yaitu padi-padian, atau serealia,
umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula.
Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini
terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat
menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. Karbohidrat menyediakan energi bagi
tubuh. 1(satu) gram karbohidrat menghasilkan 4 (empat) kalori. Sebagian karbohidrat
di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi
segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di
dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah
berlebihan akan menjadi gemuk hal ini akan meningkatkan kolesterol darah total
Menurut Grundy (1998) dalam buku gizi dan pangan, konsumsi tinggi
karbohidrat cenderung meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan kadar
kolesterol HDL. Efek karbohidrat tersebut dipengaruhi jenisnya, karbohidrat
sederhana lebih besar untuk meningkatkan kadar trigliserida dibandingkan dengan
yang kompleks.
2.3.2. Hubungan Lemak dengan Kolesterol Darah
Lemak pada makanan membuat rasa lebih gurih dan enak. Lemak terbagi
atas lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Akan tetapi asupan lemak memberi
sumbangan yang besar terhadap peningkatan kolesterol dalam darah. Sumber utama
lemak dan lipida adalah minyak dan tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa,
minyak kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, mentega, margarin dan
lemak hewan. Fungsi lemak sebagai sumber energi merupakan sumber energi yang
paling padat. Dalam 1 (satu) gram menghasilkan 9 (sembilan) kalori, yaitu dua
setegah kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah
yang sama. Sebagai simpanan lemak, merupakan cadangan energi tubuh paling besar.
Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat
energi. Pengaruh lemak terhadap kesehatan bahwa, akan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah apabila berlebih dan tidak dapat dikeluarkan dari tubuh
melalui feces, urine dan kelenjar. Kondisi ini tidak baik untuk jantung dan pembuluh
darah.
Hasil penelitian Jonnalagadda dkk (1996) konsumsi tinggi asam lemak
jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol plasma, diperkirakan setiap penambahan
1,9 mg/dl. Menurut National Cholesterol Education Program (NCEP) menganjurkan untuk membatasi konsumsi asam lemak jenuh <10% total kalori dan jika kadar
kolesterol masih tinggi dianjurkan untuk mengurangi sampai 7% dari total kalori
(Manurung, 2004)
2.3.3. Hubungan Protein dengan Kolesterol Darah
Bahan makanan sumber protein terdiri dari bahan makanan protein hewani
dan nabati. Berbagai penelitian memperlihatkan konsumsi protein hewani yang lebih
cenderung meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal tersebut disebabkan bahan
makanan sumber protein nabati dapat mencegah dislipidemia karena kandungan serat
dan asam lemak tak jenuhnya (Manurung, 2004)
Kelebihan kalori yang disebabkan konsumsi protein yang berlebihan juga
dapat meningkatkan sintesis asam lemak sehingga dapat menyebabkan dislipidemia.
Dalam hal ini, sumber karbonya membentuk asetil menjadi asetoasetil selanjutnya
membentuk kolesterol.
2.4. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh
setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan
atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan.
Kebutuhan akan energi dan zat gizi tergantung pada beberapa faktor seperti
umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, genetika dan keadan fisiologis seperti ibu
hamil dan menyususi. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah banyaknya
masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua
orang sehat untuk mencegah defesiensi zat gizi. Nilai angka kecukupan gizi untuk
semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi daripada kecukupan
rata-rata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi.
Oleh karena itu asupan di bawah nilai angka kecukupan gizi tidak selalu berarti tidak
cukup, tetapi makin jauh di bawah nilai tersebut risiko yang kurang maupun lebih
dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada terganggunya kesehatan.
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat
badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik.
Angka Kecukupan Gizi (energi) rata-rata yang dianjurkan untuk orang dewasa
kelompok umur 30-64 tahun.
Tabel 2.3. Angka Kecukupan Gizi (Energi) Rata-Rata Yang Dianjurkan (per orang per hari ) Pada Kelompok Umur 30-64 Tahun
No Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi
1 Pria :
30-49 tahun 50-64 tahun
62 62
165 165
2350 2250 2 Wanita
30-49 tahun 50-64 tahun
55 55
156 156
1800 1750
Sumber : Almatsier, 2009
2.5. Metode Penilaian Konsumsi Pangan
Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi
seseorang. untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian
[image:39.595.110.498.479.577.2]mengetahui kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek (Gibson, 1990)
Menurut Gibson metode penilaian komsumsi pangan individu dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1) Metode konsumsi harian
kuantitatif dan (2) Metode riwayat makanan dan frekuensi konsumsi pangan. Kedua
metode ini memperoleh informasi retrospektif pola konsumsi pangan pada periode
yang lama di masa lalu. Metode ini lazim digunakan untuk menilai asupan kebiasaan
pangan atau kelompok pangan spesifik. Dengan modifikasi, metode ini dapat
menyediakan data asupan kebiasaan zat gizi.
Metode yang dipakai dalam penentuan asupan kebiasaan pangan tingkat
individu dapat dibedakan atas 6 metode yaitu (1) Metode ingatan 24 jam
(24-hours recall method) (2) Metode pengulangan ingatan 24 jam (repeated 24-hours recall method) (3) Metode pencatatan makanan (food record method) (4) Metode
penimbangan pangan (weighedfood method) (5) Metode frekuensi konsumsi pangan
(food frequency method) (6) Metode riwayat makanan (dietary history). (siagian, 2010).
Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus
digali dari subjek penelitian, metode konsumsi pangan yang dipakai adalah metode
ingatan 24 jam (24-hour food recall) dan metode frekuensi konsumsi pangan (food
frequensi) (Basuki, 2000).
1. Metode ingatan 24 jam (24-hours recall method)
Dalam metode ingatan 24 jam digunakan untuk megetahui kuantitas
recall 24 jam. Pada metode ini responden disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu, dimulai dari sejak dia bangun
tidur pagi sampai tidur malam harinya. Untuk membantu mengingat dan
menentukan jumlah yang dimakan, biasanya menggunakan alat bantu food model.
Ketetapan model ini tergantung daya ingat responden dan kemampuan/keahlian
pewawancara untuk membantu responden mengingat jenis dan banyaknya
makanan dan minuman yang dikonsumsi . Metode ingatan 24 jam jika dilakukan
satu hari tidak dapat menggabarkan informasi rata-rata konsumsi. Sebaiknya
dilakukan minimal 2x24 dengan selang watu 2 hari.
Frekuensi pengukuran yang diperlukan tergantung pada tingkat keakuratan
hasil yang diinginkan. Dalam menggunakan metode ini harus memperhitungkan
pengaruh akhir minggu, musim dan liburan karena akan berpengaruh pada asupan
pangan. Untuk mensiasati dapat menyediakan perkiraan asupan pangan nasional.
2. Metode frekuensi konsumsi pangan (food frequency method)
Metode food frequency pangan adalah metode untuk mengatahui kebiasaan
konsumsi pangan dari individu dalam jangka waktu tertentu. Prinsip pendekatan
frekuensi makanan dalam kaitan antara asupan pangan dengan timbunya penyakit
adalah bahwa rata-rata asupan jangka panjang yaitu, minggu, bulan atau tahun.
Merupakan paparan yang lebih bermakna dibandingkan asupan pada beberapa
hari. Dalam menggunakan metode food frequency perlu diperhatikan faktor-faktor
seperti daftar bahan makanan yang akan ditanyakan, lamanya periode yang
2.6. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Pola konsumsi pangan PNS dapat dilihat dari jenis makanan, frekuensi
makanan, konsumsi energi dan lemak. Hal ini diduga menyebabkan terjadinya
peningkatan kolesterol darah total. Jika peningkatan kolesterol darah total terus
terjadi keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner, tetapi
dalam penelitian ini terjadinya penyakit jantung koroner tidak diteliti.
Pola Konsumsi Pangan PNS Umur 30 tahun keatas :
1. Jenis Makanan 2. Frekuensi Makanan
3. Konsumsi Energi dan Lemak
Kolesterol Darah
Total
2.7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka
maka dapat dibuat hipotesa penelitian sebagai berikut :
1. Ha : Ada hubungan konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total
Ho : Tidak ada hubungan konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total
2. Ha : Ada hubungan konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total
Ho : Tidak hubungan konsumsi energi dengan tingkat kolesterol darah total
3. Ha : Ada hubungan asupan asam lemak jenuh (ALJ) dengan tingkat kolesterol
darah total
Ho : Tidak ada hubungan asupan asam lemak jenuh (ALJ) dengan tingkat
kolesterol darah total.
4. Ha : Ada hubungan asupan asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dengan tingkat
kolesterol darah total
Ho : Tidak ada hubungan asupan asam lemak tidak jenuh (ALTJ) dengan tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian deskriptif dengan
rancangan penelitian pengamatan sesaat (cross sectional), yaitu dengan
menggambarkan hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah
total pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
Hasundutan.
3.2. Lokasi penelitian dan waktu penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang
Hasundutan di Jalan Siborong-borong Ujung Komplek Perkantoran Tano Tubu
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Alasan pemilihan lokasi
penelitian dengan dasar pertimbangan tingginya kejadian peningkatan kolesterol
darah total pada pemeriksaan kolesterol yang dilakukan pada tahun 2009 dan tahun
2010 dari 34 orang PNS yang berusia 30 tahun ke atas sebanyak 26 orang (71%)
dengan kolesterol darah total >200 mg/dl pada PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten
Humbang Hasundutan dan penelitian hubungan antarapola konsumsi pangan dengan
tingkat kolesterol ini belum pernah dilakukan sehingga peneliti ingin mengetahui
hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2010 sampai dengan
bulan Agustus 2011.
3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua PNS di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan dengan usia 30 tahun ke atas yang berjumlah 34
orang. Pemilihan usia 30 tahun ke atas dengan pertimbangan berdasarkan
pemeriksaan kolesterol yang dilakukan sebelumya pada PNS di Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah usia 30 tahun ke atas dan dianggap pada usia ini risiko terjadinya
peningkatan kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling), yaitu
sebanyak 34 orang.
3.4. Metode Pengambilan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data
sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer meliputi data responden yang diperoleh secara langsung di
Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, yaitu :
2. Data konsumsi pangan didasarkan pada metode food recall 24 jam, sedangkan frekuensi makanan dan jenis makanan diperoleh melalui wawancara dengan
menggunakan formulir food frequency;
3. Data kolesterol darah total diperoleh melalui pengukuran langsung dengan
menggunakan Benechede Monitoring.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data jumlah pegawai negeri sipil diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan data gambaran umum
Kabupaten Humbang Hasundutan diperoleh dari Profil Humbang Hasundutan Dalam
Angka .
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Kuesioner, yang berisi data identitas diri responden
2. Formulir food recall
3. Formulir food frequency
4. Monitoring Benechede (merk Nesco) untuk mengukur kolesterol darah
total
5. Food model
6. DKBM
3.6. Variabel dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi pangan
dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kolesterol darah total dan merupakan
variabel pendukung yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner.
3.6.2. Defenisi Operasional
1. Responden adalah pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Umur adalah ulang tahun terakhir responden pada saat penelitian
dilakukan.
3. Pola konsumsi pangan adalah suatu keadaan yang menggambarkan jenis,
frekuensi dan jumlah energi yang dikonsumsi oleh responden.
4. Jenis makanan adalah berbagai macam bahan makanan yang dikonsumsi
pegawai negeri sipil dalam sehari
5. Frekuensi makanan adalah keacapan mengonsumsi makanan oleh pegawai
negeri sipil
6. Konsumsi energi adalah jumlah energi (kalori) yang diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi oleh pegawai negeri sipil dalam sehari.
7. Kolesterol darah total adalah jumlah kolesterol darah total dalam darah
yang diperiksa setelah puasa minimal 10 jam.
3.7. Aspek Pengukuran
1. Pola Konsumsi Pangan
Pengukuran pola konsumsi pangan dilakukan dengan wawancara
menggunakan formulir food recall 24 jam selama 2 hari dengan selang
a. Jenis makanan terdiri dari; makanan pokok, sayuran, lauk pauk,
buah-buahan serta makanan lain yang dikonsumsi termasuk makanan ringan
dan minuman.
b. Frekuensi makanan yang terdiri dari; nasi, sayuran, lauk pauk,
buah-buahan dengan melihat hasil formulir frekuensi makanan
Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :
- 1x/hari
- 2-3x/hari
- 1-3x/minggu
- 1-2 x/bulan
- Tidak pernah
c. Konsumsi energi dan lemak diperoleh melalui food recall 2 kali 24
jam dan hasil analisis bahan makanan dihitung rata-rata konsumsi
energi, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan
lemak. Tingkat kecukupan energi dan lemak dengan menggunakan
rumus (Supriasa dkk, 2001) :
Jumlah konsumsi
Tingkat kecukupan energi = --- x 100% Kecukupan yang dianjurkan
Dikategorikan menjadi :
- Defisit : < 70 %
- Kurang : 70 - 80 % AKG
- cukup : 80 – 99 % AKG
d. Asupan Lemak yang dianjurkan dengan konposisi (WHO, 1990) :
- ALJ (Asam lemak jenuh) : 10% dari kalori total
- ALTJ (Asam lemak tidak jenuh) : 7% dari kalori total
2. Tingkat kolesterol darah total
Diperoleh dengan pengukuran langsung menggunakan monitoring
Benechede oleh analis kesehatan pegawai kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Kolesterol darah total di kategorikan
menjadi (Depkes, 2007) :
- Diinginkan : < 200 mg/dl
- Diwaspadai : 200-239 mg/dl
- Berbahaya : ≥ 240 mg/dl
3.8. Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1. Metode Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Data yang dikumpulkan segera diperiksa dan diperbaiki dengan cara
memeriksa jawaban yang kurang.
2. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan
kesimpulan maka data ditabulating dalam bentuk tabel distribusi
3.8.2. Metode Analisa Data
Data yang sudah terkumpul, diolah dan kemudian dianalisa secara
deskriptif. Sedangkan untuk menguji hipotesis variabel penelitian dianalisis dengan
menggunakan uji chi-square atau exact fisher pada taraf kepercayaan 95% sehingga
diketahui ada hubungan antar variabel penelitian. Apabila probabilitas (p) lebih kecil
dari α (p<0,05) maka ada hubungan yang signifikan antara variabel-variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan beralamat di
Jalan Siborong-borong Ujung Komplek Perkantoran Tano Tubu Kecamatan
Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Wilayah kerja administrasi Dinas
Kesehatan terdiri dari : 10 Kecamatan, 12 Puskesmas, 143 Desa dan 1 Kelurahan.
Visi Dinas Kesehatan adalah sebagai penggerak pembangunan kesehatan
menuju terwujudnya Humbang Hasundutan sehat, adapun misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah untuk memantapkan manajemen kesehatan
yang dinamis dan akuntabel, meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan,
memberdayakan masyarakat dan daerah, melaksanakan pembangunan kesehatan yang
berskala nasional.
Jumlah pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas Kesehatan berjumlah
47 orang, dan terdapat 34 orang yang berusia 30 tahun keatas. Aktivitas pekerjaan
sehari-hari PNS melakukan pekerjaan lebih banyak beraktivitas di dalam gedung
kantor dari pada luar gedung kantor. Jam kerja yang diperkenankan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab PNS dimulai dari jam 08.00 sampai jam
4.2. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden dalam penelitian ini
berjumlah 34 orang. Adapun karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin
[image:52.595.110.511.260.487.2]dan tingkat pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada PNS Di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011 No Karakteristik Responden n %
1. Umur Responden
- 30-39 19 59,9
- 40-49 14 41,2
- >50 1 2,9
Jumlah 34 100,0
2. Jenis Kelamin
- Laki-laki 16 47,1
- Perempuan 18 52,9
Jumlah 34 100,0
3. Tingkat Pendidikan
- SMU 4 11,8
- Akademi (SMU) 9 26,4
- S1 17 50,0
- S2 4 11,8
Jumlah 34 100,0
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa karakteristik responden menurut
umur, yang lebih banyak pada kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebanyak 19 orang
(59,9%) dibandingkan kelompok umur responden yang lain. Kelompok umur yang
paling sedikit pada umur >50 tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,9%). Umur responden
antara umur 30 tahun sampai dengan 52 tahun.
Karakteristik responden menurut jenis kelamin lebih banyak pada jenis
kelamin perempuan sebanyak 18 orang (52,9%) sedangkan jenis kelamin laki-laki
Untuk karakteristik responden menurut tingkat pendidikan lebih banyak
pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 17 orang (50%) dan yang paling sedikit dengan
tingkat pendidikan SMA sebanyak 4 orang (11,8%).
4.3. Pola Konsumsi Pangan Responden
Pola konsumsi pangan responden meliputi jenis dan frekuensi makanan
yang diperoleh melalui alat ukur formulir food frequency dan jumlah makan yang
diperoleh dengan menggunakan alat ukur metode food recall 24 jam.
4.3.1. Jenis dan Frekuensi Makanan
Jenis bahan makanan yang dikonsumsi terdiri dari bahan makanan pokok,
lauk pauk, sayur, buah dan jenis-jenis lain. Jenis dan frekuensi makanan yang
dikonsumsi oleh PNS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan dapat
Tabel 4.2. Distribusi Jenis Bahan Makanan Dan Frekuensi Makanan Pada PNS Di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011.
JENIS BAHAN MAKANAN
FREKUENSI MAKANAN
JUMLAH
1x/hr 2-3x/hr 1-3x/mgg 1-2x/bln Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % Makanan Pokok :
- Nasi - Mie - Singkong - Roti
5 4 1 8 14,7 11,8 2,9 23,5 29 0 0 2 85,3 0,0 0,0 5,9 0 18 7 15 00, 52,9 20,6 44,1 0 9 8 8 0,0 26,5 23,5 23,5 0 3 18 1 0,0 8,8 52,9 2,9 34 34 34 34 100,0 100,0 100,0 100,0 Lauk Pauk :
- Ayam - Daging babi - Daging kuda - Telur Ayam - Ikan asin - Ikan segar
- Udang/cumi/kepiting - Hati/ampela - Tahu/tempe
2 0 1 2 10 14 0 1 1 5,9 0,0 2,9 5,9 29,4 41,2 0,0 2,9 2,9 0 0 0 0 0 9 1 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 26,5 2,9 0,0 0,0 19 16 9 25 14 10 3 5 25 55,9 47,1 26,5 73,5 41,2 29,4 8,8 14,7 73,5 11 13 14 4 9 1 28 11 5 32,4 38,2 41,2 11,8 26,5 2,9 82,4 32,4 14,7 2 5 10 3 1 0 2 17 3 5,9 14,7 29,4 8,8 2,9 0,0 5,9 50,0 8,8 34 34 34 34 34 34 34 34 34 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sayur : - Daun ubi - Bayam - Kangkung - Sawi - Buncis
- Kacang panjang - Wortel
- Nangka muda - Tomat - Kol - Timun
4 4 3 19 0 0 4 1 12 1 2 11,8 11,8 8,8 55,9 0,0 0,0 11,8 2,9 35,9 2,9 5,9 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0 5,9 0,0 0,0 2,9 0,0 0,0 0,0 0,0 22 21 22 11 22 26 19 7 21 13 21 64,7 61,8 64,7 32,4 64,7 76,5 55,9 20,6 61,8 38,2 61,8 6 9 8 2 7 8 10 8 1 14 7 17,6 26,5 23,5 5,9 20,6 23,5 29,4 23,5 2,9 41,2 20,6 2 0 1 0 5 0 0 18 0 6 4 5,9 0,0 2,9 0,0 14,7 0,0 0,0 52,9 0,0 17,6 11,8 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Buah :
- Pisang - Jeruk - Pepaya - Nenas - Alpukat
13 6 4 1 0 38,2 17,6 11,8 2,9 0,0 4 1 0 0 0 11,8 2,9 0,0 0,0 0,0 16 21 15 9 8 47,1 61,8 44,1 26,5 23,5 0 6 13 12 17 0,0 17,6 38,2 35,3 50,0 1 0 2 12 19 2,9 0,0 5,9 35,3 26,5 34 34 34 34 34 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Lain-Lain : A.Minuman : - Susu Skim - Susu Ful cream - Susu kedelai - Teh manis - Kopi
- Minuman bersantan - es cream
B. Makanan - Gore