• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII MTS NEGERI BANDAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII MTS NEGERI BANDAR."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN

THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

KELAS VIII MTs NEGERI BANDAR

Oleh:

Saramika NIM 4112111016

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN

THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER

DUA VARIABEL KELAS VIII MTs NEGERI BANDAR

Saramika (NIM 4112111016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Negeri Bandar T.A 2014/2015 yang berjumlah 30 orang. Objek penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.

Penielitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 52,75 atau tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa termasuk dalam kriteria sangat rendah dengan 10 orang siswa dari keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan pada siklus 2 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah 80,75 atau tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa termasuk dalam kriteria tinggi dengan banyak siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 26 0rang siswa dari seluruh siswa.Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus 2 disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel dengan metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terlaksana dengan baik.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII MTs Negeri Bandar”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusanan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk

itu, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

Bapak Drs. H.Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran

mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih

juga kepada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor

Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA

UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA

UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku

Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan

Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah MTs Negeri Bandar, Bapak H.

Bakhtiar S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

(6)

Negeri Bandar beserta siswa kelas VIII-A yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta

Supriadi Prawirasuta dan Ibunda tercinta Astuti S.Pd yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, nasehat dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Adik-adikku tersayang Evinsya Finka dan Muhammad Hagi begitu banyak memberikan do’a dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan semangat yaitu “Gengjoku” Nadya Arwinda, Novida Riyanti dan Trisna Utami Putri, Sepupuku tersayang Mira Ayuning Tiyas

S.Pd, serta sahabat terbaik kost ku Elvira Sari,Santy Wulandari,dan Abang terbaik

Arif Putra, S.Pd, serta kawan PPL SMP Negeri 1 Bandar Esther Putri Octavia

Purba yang telah banyak memberikan bantuan,semangat dan motivasi dan

teman-teman seperjuangan Mat DIK B 2011, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu

persatu namanya yang senantiasa memberi semangat dan bantuan kepada penulis

dan teman-teman sesama mahasiswa/i jurusan matematika terutama stambuk

2011 DIK-A , DIK-C dan Ekstensi.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan,

Penulis,

SARAMIKA

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoritis 10

2.1.1.Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.1.1Pengertian Belajar 10

2.1.1.2Pengertian Pembelajaran 11

2.1.2.Masalah Matematika 13

2.1.3.Pemecahan Masalah Matematika 14

2.1.4.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15

2.1.5.Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 16

2.1.6. Pengertian Metode Pembelajaran 18

(8)

2.1.7.1 Desain Metode Think Aloud Pair Problem Solving

Dalam Pembelajaran Matematika 23

2.1.7.2 Teori yang mendukung TAPPS 29

2.1.8.Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 30

2.1.8.1 Definisi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

(SPLDV) 30

2.1.8.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 31

2.1.8.3 Meteode Penyelesaian Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel 32

2.2.Kerangka Berfikir 33

2.3. Hipotesisi Tindakan 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 36

3.1.1.Lokasi Penelitian 36

3.1.2.Waktu Penelitian 36

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 36

3.2.1.Subjek Penelitian 36

3.2.2.Objek Penelitian 36

3.3. Jenis Penelitian 36

3.4. Alat Pengumpul Data 36

3.4.1.Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 36

3.4.2.Observasi 37

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6. Teknik Analisis Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 46

4.1.1. Hasil Permasalahan Siklus I 46

(9)

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 47

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 48

4.1.1.4. Observasi I 50

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 50

4.1.1.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa I 50

4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi

Guru I 55

4.1.1.6. Refleksi I 56

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I 57

4.1.2.1. Permasalahan 57

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 57

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 58

4.1.2.4. Observasi II 59

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 59

4.1.2.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa II 59

4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi

Guru II 64

4.1.2.6. Refleksi II 64

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 70

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan

Hasil Tes Diagnostik Siswa 3

Tabel 2.1. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17

Tabel 2.2. Altenatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 18

Tabel 2.3. Tahap Pelaksanana Metode TAPPS 24

Tabel 2.4. Desain Pembelajaran Matematika dengan Metode Think Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS) Pada Materi Sistem Persamaan

Linier Dua Variabel Dengan Menggunakan Metode Grafik 26

Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 43

Tabel 3.2. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi 44

Tabel 4.1. Deskripsi Banyak Siswa Yang Tuntas Pada

Tes Diagnostik 46

Tabel 4.2. Presentase Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Tes Diagnostik 47

Tabel 4.3. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I 51

Tabel 4.4. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52

Tabel 4.5. Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52

Tabel 4.6. Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53

Tabel 4.7. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah II 60

Tabel 4.8. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61

(11)

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61

Tabel.4.10.Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62

Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Penelitian Pada Siklus I dan

Siklus II 65

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Setiap

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38

Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan

Masalah I 54

Gambar 4.2. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan

Masalah I 54

Gambar 4.3. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah I 55

Gambar 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan

Masalah II 63

Gambar 4.5. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan

Masalah I 63

Gambar 4.6. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah II 64

Gambar 4.7. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 73

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 81

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 87

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 93

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 99

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 109

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 115

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 121

Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Diagnostik 127

Lampiran 10. Tes Diagnostik 128

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 129

Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 130

Lampiran 13. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 131

Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematik I 132

Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik I 138

Lampiran 16. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 141

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 142

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematik II 143

Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik II 149

Lampiran 20. Pedoman Penskoran 152

Lampiran 21. Lembar Observasi Guru I Siklus I 153

Lampiran 22. Lembar Observasi Guru II Siklus I 155 Lampiran 23. Lembar Observasi Guru I Siklus II 157

Lampiran 24. Lembar Observasi Guru II Siklus II 159

Lampiran 25. Hasil Tes Diagnostik 161

Lampiran 26. Hasil Tes Kemampuan Masalah I 164

(14)

Lampiran 28. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 170

Lampiran 29. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II 172

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa

tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipisi aktif dalam dunia

pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang paling penting untuk kemajuan

dan perkembangan berkualitas suatu bangsa, karena dengan pendidikan manusia

dapat memaksimalkan kemampuan maupun potensi dirinya baik sebagai pribadi

maupun sebagai warga masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)

(dalam Prayitno, 2010:51) yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Matematikaa adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk

dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap

jenjang pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan

dunia yang semakin maju dan berkembang pesat. Cockrof (dalam Abdurrahman,

2009:253) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa selain

mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan,

matematika juga dapat menjadi modal atau alat untuk mempelajari mata pelajaran

(16)

matematika akan memberikan dasar pengetahuan untuk bidang-bidang yang

sangat penting, seperti penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Oleh karena itu peranan matematika sangat besar, seharusnya matematika

menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat

meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan

dan semangat yang meningkat ini akan dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses

pembelajaran matematika.

Akan tetapi, kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa

hasil belajar siswa pada bidang studi matematika masih rendah. Rendahnya

prestasi belajar pada matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya

adalah kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan

dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

rendah.

Salah satu penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru

dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa

lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan untuk belajar matematika.

Selama ini, metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam

pembelajaran adalah metode pengajaran konvensional yang terpusat pada guru

(teacher centered). Siswa hanya bisa mendengarkan dan memperhatikan

penjelasan guru tanpa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa diposisikan

sebagai obyek, dimana siswa dianggap tidak tahu apa-apa. Sementara guru

memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Hal ini tidaklah sesuai

dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis,

kritis, jujur, dan memecahkan masalah.

Tujuan siswa belajar matematika bukan sekedar untuk mendapatkan nilai

tinggi dalam ujian, namun tujuan yang paling utama adalah siswa mampu

memecahkan masalah matematika, sehingga nantinya mereka mampu berfikir

kritis, logis dan sitematis dalam memecahkan masalah kehidupan yang

(17)

Abdurrahman, 2009:225), yang mengemukakan agar kurikulum dalam pengajaran

matematika mencakup 10 keterampilan dasar yaitu :

1) pemecahan masalah; 2) penerapan matematikaa dalam situasi kehidupan sehari-hari; 3) ketajaman perhatian terhadap kelayakan hasil; 4) perkiraan; 5) keterampilan perhitungan yang sesuai; 6) geometri; 7) pengukuran; 8) membaca, menginterpretasikan, membuat tabel, chart dan grafik; 9) menggunakan matematikaa untuk meramalkan; dan 10) melek computer (computer literacy).

Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 Januari 2015 dengan

salah satu guru matematika MTs Negeri Bandar menyatakan bahwa “Siswa

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan

masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakan soal tersebut”. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.

Pemberian tes diagnostik kepada 30 siswa kelas VIII-A MTs Negeri

Bandar yang berhubungan dengan pemecahan masalah bentuk soal uraian. Dalam

menyelesaikan tes diagnostik, terdapat kesalahan siswa dalam mengerjakannya,

kesalahan yang banyak dilakukan siswa yaitu siswa tidak mampu dalam

menyelesaikan masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah dan

tidak mampu dalam memeriksa kembali penyelesaian atau dalam menyimpulkan

hasil jawaban. Berikut adalah hasil tes diagnostik siswa

Tabel. 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan

Hasil Tes Diagnostik siswa

Indikator kinerja Presentase kategori

memahami masalah 16,67 % Sangat Buruk

merencanakan masalah 10% Sangat Buruk

menyelesaikan masalah 10% Sangat Buruk

(18)

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa masih rendah padahal salah satu tujuan pembelajaran

matematika saat ini adalah meliputi kemampuan memahami masalah,

merencanakan masalah, melaksanakan masalah dan memeriksa kembali hasil

yang diperoleh.

Sebagai lanjutan wawancara peneliti dengan salah satu guru matematika,

yang mana peneliti juga menanyakan mengenai metode pembelajaran yang

digunakan di MTs Negeri Bandar, beliau mengatakan bahwa : “Metode

pembelajaran yang biasa kami gunakan adalah pengajaran langsung berupa

penyampaian materi lewat ceramah, latihan, dan memberikan tugas-tugas dan

metode pembelajaran ini terbiasa kami gunakan di sekolah”. Hal ini menunjukkan

bahwa guru masih kurang tepat memilih dan menggunakan metode pembelajaran

yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dilakukan masih

banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima

informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa kurang terlibat dalam

proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa metode

pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.

Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode

pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti yang dikemukakan oleh

Abdurrahman (2009:38) bahwa:

“Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemecahan peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konvensional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar”.

Dengan demikian, diperlukan metode pembelajaran yang efektif, membuat

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran

matematika seharusnya guru mengerti bagaimana memberikan stimulus kepada

siswa sehingga siswa mencintai belajar matematika dan lebih memahami materi

(19)

Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah

laku pembelajaran yang positif pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang telah direncanakan. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman,

penguasaan materi dan keaktifan belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman,

penguasaan materi dan keaktifan belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat

keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, prestasi belajar siswa

masih rendah. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa diharapkan

benar-benar aktif dalam belajar matematika, sehingga akan berdampak pada

ingatan siswa tentang materi pembelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk

dipahami dan diingat apabilah disajikan melalui langkah-langakah dan prosedur

yang tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien.

Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat,

jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu

memiliki metode pembelajaran yang tepat. Para guru terus berusaha menyusun

dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik

dan bersemangat dalam belajar matematika.

Agar pembelajaran berpusat pada siswa, guru perlu memilih suatu

metode pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga

dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, selama proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru

sebagai seorang sosok yang memberikan kontribusi yang penting dalam dunia

pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran dan

pencapaian ketuntasan belajar siswa, khususya dalam bidang studi matematika.

Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi pembelajaran

yang menyenangkan yang didasarkan pada struktur kognitif (pengetahuan) yang

dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengembangkan dan mengontrol

pengetahuaanya, dengan menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran

yang konkrit dan menarik, serta mudah dipahami siswa sehingga dapat

(20)

Sistem persamaan linier dua variabel adalah salah satu materi yang

dianggap sulit oleh siswa. Materi ini merupakan materi lanjutan dari materi sistem

persamaan linier satu variabel yang telah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi

masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari soal-soal khususnya

didalam pemecahan masalah pada materi SPLDV. Hal ini diakibatkan karena

dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan

keterampilan siswa dalam suatu situasi baru atau situasi berbeda. Sedangkan siswa

cenderung hanya menggunakan rumus-rumus yang ada tanpa memahami

konsepnya terlebih dahulu. Sehingga jika diberikan soal yang berbeda dari soal

yang sebelumnya siswa sulit mengerjakan soal tersebut. Soal-soal yang diberikan

pada materi SPLDV juga merupakan soal cerita yang dapat melatih kemampuan

pemecahan masalah siswa.

Salah satu pembelajaran yang sesuai digunakan adalah Metode

Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan suatu

pembaharuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa. Melalui Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS), peserta didik diarahkan oleh guru melalui pertanyaa-pertanyaan

pemecahan masalah yang menuntut siswa menggunakan struktur kognitifnya

secara optimal, sehingga siswa dapat menanyakan pada dirinya apa yang berkaitan

dengan materi serta soal-soal, dan memahami dimana letak kelebihan dan

kekurangan dirinya dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Barkley (2010:245) menjelaskan

bahwa:

(21)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh yuniawiatika dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Think Aloud Problem solving (TAPPS) pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/1011”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari hasil tes yang diberikan kepada siswa sebelum tindakan, diketahui

tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika rendah dengan rata-rata skor

kemampuan pemecahan masalah matematika adalah 62,8. Setelah pemberian

tindakan pada siklus I, rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa adalah 74,6 Selanjutnya pada siklus II, rata-rata skor kemampuan

pemecahan masalah matematika adalah 86,2 . Hasil pelaksanaan penelitian

menunjukkan bahwa penerapan Metode Think Aloud Problem solving (TAPPS)

dapat meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui apakah pembelajaran

dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada

materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel berhasil atau tidak diterapkan pada

sekolah tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

(22)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada

beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan

pemecahan masalah

3. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru

4. Metode mengajar yang digunakan guru masih konvensional

5. Kemampuan siswa dalam memecahkan soal-soal sistem persamaan linier dua

variabel masih rendah

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah di atas maka peneliti

membatasi masalah agar penelitian ini terarah. Batasan masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah : Penerapan Metode Pembelajaran Think

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : Apakah penerapan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dapat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas

VIII MTs Negeri Bandar?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain adalah: Untuk

mengetahui apakah Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

(23)

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan

akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan masukan kepada pengelola

sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode

pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah.

3. Bagi siswa, melalui Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematikaa.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi

peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-A MTs

Negeri Bnadar T.P 2014/2015 dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa secara klasikal sebesar 53,33% dari

33,33% pada siklus I menjadi 86,66% pada siklus II. Selain itu, pada siklus I

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam memenuhi kriteria tingkat

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebanyak 10 siswa sedangkan

pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa. Rata-rata nilai siswa pada siklus I

adalah 52,75 dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah

80,75.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam

proses belajar mengajar, dan menggunakan Metode Pembelajaran Think

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sebagai salah satu alternatif.

2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau

ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat

mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.

3. Kepada Kepala Sekolah MTs Negeri Bandar, agar dapat mengkoordinasikan

guru-guru untuk menerapkan Metode Pembelajran Think Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan

(25)

4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini

menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan

kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Barkley, E, (2012), Colaborative Learning Techniques, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Djamarah, S, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipt, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hamalik, O, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hudojo, H, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit UM Press, Malang.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

J.E,Stice,(1987),Teaching Think Aloud Pair Problem Solving, http://wwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html (diakses 20 Januari 2015)

Jihad, A, (2012), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Multi Presindo, Yogyakarta.

Kunandar, (2007), Guru Profesional Implemantasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajagrafindo Persanda, Jakarta.

Kunandar, (2009), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit Rajagrafindo Persanda, Jakarta.

Madfirdaus, (2009), Kemampauan Pemecahan Masalah Matematika,

(27)

Nur, H, Ruzyta, (2010) Pembelajaran Matematika Melalui Metode Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tipe Soal Analisis, skripsi, Pendidikan Matematika, UPI ( Tidak diterbitkan)

Nurkacana, W, (1986), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nusantara, Surabaya.

Pratiwi, Miranti, (2009), Think Aloud Pair Problem Solving, http://www.google.com/search?q=miranti+pratiwi+think+aloud+p air+problem+solving&ie:utf-&oe=utf-8/ (diakses 20 Januari 2015)

Purwanto, (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sagala, S, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo, Jakarta.

Sanjaya, W, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi S6andard Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media, Bandung.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Supriati, (2012), Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah matematik melalui metode Think aloud Pair Problem Solving (TAPPS) di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan, skripsi, Pendidikan Matematika, UIN, Jakarta ( Tidak diterbitkan)

Suryosubroto, B., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta.

(28)

Wahyudin, (2008), Pembelajaran dan Model-Model Pembelajran (Pelengkap Untuk Meningkatkan kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional), Penerbit Ipa Abong, Jakarta.

Yamin, M, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Penerbit Referensi (GP Press Group), Jakarta.

Gambar

Tabel.4.10.Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel. 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dibuatnya aplikasi multimedia player ini pemakai tidak perlu membutuhkan 2 player untuk menjalankan file audio dan file video dengan berbagai macam jenis file yang

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Sulistyo-Basuki (1993, 38) mengemukakan 6 (enam) ciri perpustakaan khusus sebagai berikut:.. a) Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang

Oleh karena adanya kemungkinan pengenaan denda bunga dan kemungkinan perbedaan tingkat bunga, kami tidak dapat memperoleh keyakinan memadai mengenai jumlah hutang

Proses percampuran turbulen di perairan pesisir timur Kalimantan, antara delta Mahakam dan Teluk Balikpapan, dipelajari melalui inversi densitas pada profil data

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. ©Anindya Widita

[r]

Menurut Kusumadewi (2003) menyatakan bahwa metode back propagation dapat digunakan untuk melakukan pendeteksian suatu jenis penyakit, gangguan, maupun kasus yang memiliki data