UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN
THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL
KELAS VIII MTs NEGERI BANDAR
Oleh:
Saramika NIM 4112111016
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN
THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER
DUA VARIABEL KELAS VIII MTs NEGERI BANDAR
Saramika (NIM 4112111016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Negeri Bandar T.A 2014/2015 yang berjumlah 30 orang. Objek penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel.
Penielitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada akhir siklus diberikan tes untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 52,75 atau tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa termasuk dalam kriteria sangat rendah dengan 10 orang siswa dari keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar dan pada siklus 2 nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa adalah 80,75 atau tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa termasuk dalam kriteria tinggi dengan banyak siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah 26 0rang siswa dari seluruh siswa.Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus 2 disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan, pembelajaran matematika pada materi pokok sistem persamaan linier dua variabel dengan metode pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terlaksana dengan baik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII MTs Negeri Bandar”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusanan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk
itu, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Drs. H.Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran
mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih
juga kepada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Terima kasih untuk Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor
Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua jurusan Matematika FMIPA
UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku
Ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan
Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah MTs Negeri Bandar, Bapak H.
Bakhtiar S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
Negeri Bandar beserta siswa kelas VIII-A yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta
Supriadi Prawirasuta dan Ibunda tercinta Astuti S.Pd yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, nasehat dan semangat, serta dukungan moral dan materi yang tak ternilai harganya. Serta kepada Adik-adikku tersayang Evinsya Finka dan Muhammad Hagi begitu banyak memberikan do’a dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan semangat yaitu “Gengjoku” Nadya Arwinda, Novida Riyanti dan Trisna Utami Putri, Sepupuku tersayang Mira Ayuning Tiyas
S.Pd, serta sahabat terbaik kost ku Elvira Sari,Santy Wulandari,dan Abang terbaik
Arif Putra, S.Pd, serta kawan PPL SMP Negeri 1 Bandar Esther Putri Octavia
Purba yang telah banyak memberikan bantuan,semangat dan motivasi dan
teman-teman seperjuangan Mat DIK B 2011, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu namanya yang senantiasa memberi semangat dan bantuan kepada penulis
dan teman-teman sesama mahasiswa/i jurusan matematika terutama stambuk
2011 DIK-A , DIK-C dan Ekstensi.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalaam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.
Medan,
Penulis,
SARAMIKA
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 8
1.3. Batasan Masalah 8
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis 10
2.1.1.Belajar dan Pembelajaran Matematika 10
2.1.1.1Pengertian Belajar 10
2.1.1.2Pengertian Pembelajaran 11
2.1.2.Masalah Matematika 13
2.1.3.Pemecahan Masalah Matematika 14
2.1.4.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15
2.1.5.Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 16
2.1.6. Pengertian Metode Pembelajaran 18
2.1.7.1 Desain Metode Think Aloud Pair Problem Solving
Dalam Pembelajaran Matematika 23
2.1.7.2 Teori yang mendukung TAPPS 29
2.1.8.Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 30
2.1.8.1 Definisi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
(SPLDV) 30
2.1.8.2 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 31
2.1.8.3 Meteode Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel 32
2.2.Kerangka Berfikir 33
2.3. Hipotesisi Tindakan 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 36
3.1.1.Lokasi Penelitian 36
3.1.2.Waktu Penelitian 36
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 36
3.2.1.Subjek Penelitian 36
3.2.2.Objek Penelitian 36
3.3. Jenis Penelitian 36
3.4. Alat Pengumpul Data 36
3.4.1.Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 36
3.4.2.Observasi 37
3.5. Prosedur Penelitian 37
3.6. Teknik Analisis Data 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 46
4.1.1. Hasil Permasalahan Siklus I 46
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 47
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 48
4.1.1.4. Observasi I 50
4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 50
4.1.1.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa I 50
4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi
Guru I 55
4.1.1.6. Refleksi I 56
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I 57
4.1.2.1. Permasalahan 57
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 57
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 58
4.1.2.4. Observasi II 59
4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 59
4.1.2.5.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa II 59
4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi
Guru II 64
4.1.2.6. Refleksi II 64
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 70
5.2. Saran 70
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan
Hasil Tes Diagnostik Siswa 3
Tabel 2.1. Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17
Tabel 2.2. Altenatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 18
Tabel 2.3. Tahap Pelaksanana Metode TAPPS 24
Tabel 2.4. Desain Pembelajaran Matematika dengan Metode Think Aloud
Pair Problem Solving (TAPPS) Pada Materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel Dengan Menggunakan Metode Grafik 26
Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 43
Tabel 3.2. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi 44
Tabel 4.1. Deskripsi Banyak Siswa Yang Tuntas Pada
Tes Diagnostik 46
Tabel 4.2. Presentase Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Diagnostik 47
Tabel 4.3. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah I 51
Tabel 4.4. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52
Tabel 4.5. Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52
Tabel 4.6. Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 53
Tabel 4.7. Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah II 60
Tabel 4.8. Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61
Tabel.4.10.Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62
Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Penelitian Pada Siklus I dan
Siklus II 65
Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Setiap
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38
Gambar 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan
Masalah I 54
Gambar 4.2. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan
Masalah I 54
Gambar 4.3. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I 55
Gambar 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan
Masalah II 63
Gambar 4.5. Banyak Siswa Yang Tuntas Pada Tiap Pemecahan
Masalah I 63
Gambar 4.6. Banyak Siswa Berdasarkan Tingkat Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II 64
Gambar 4.7. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 73
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 81
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 87
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 93
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 99
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 109
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 115
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 121
Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Diagnostik 127
Lampiran 10. Tes Diagnostik 128
Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 129
Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 130
Lampiran 13. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik I 131
Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik I 132
Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik I 138
Lampiran 16. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 141
Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik II 142
Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik II 143
Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik II 149
Lampiran 20. Pedoman Penskoran 152
Lampiran 21. Lembar Observasi Guru I Siklus I 153
Lampiran 22. Lembar Observasi Guru II Siklus I 155 Lampiran 23. Lembar Observasi Guru I Siklus II 157
Lampiran 24. Lembar Observasi Guru II Siklus II 159
Lampiran 25. Hasil Tes Diagnostik 161
Lampiran 26. Hasil Tes Kemampuan Masalah I 164
Lampiran 28. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 170
Lampiran 29. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II 172
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa
tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipisi aktif dalam dunia
pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang paling penting untuk kemajuan
dan perkembangan berkualitas suatu bangsa, karena dengan pendidikan manusia
dapat memaksimalkan kemampuan maupun potensi dirinya baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)
(dalam Prayitno, 2010:51) yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Matematikaa adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk
dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap
jenjang pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan
dunia yang semakin maju dan berkembang pesat. Cockrof (dalam Abdurrahman,
2009:253) mengemukakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa selain
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan,
matematika juga dapat menjadi modal atau alat untuk mempelajari mata pelajaran
matematika akan memberikan dasar pengetahuan untuk bidang-bidang yang
sangat penting, seperti penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Oleh karena itu peranan matematika sangat besar, seharusnya matematika
menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat
meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan
dan semangat yang meningkat ini akan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa dan berbagai aspek yang perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran matematika.
Akan tetapi, kenyataan yang sering ditemukan di lapangan adalah bahwa
hasil belajar siswa pada bidang studi matematika masih rendah. Rendahnya
prestasi belajar pada matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya
adalah kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan
dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
rendah.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru
dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga siswa
lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan untuk belajar matematika.
Selama ini, metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam
pembelajaran adalah metode pengajaran konvensional yang terpusat pada guru
(teacher centered). Siswa hanya bisa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru tanpa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa diposisikan
sebagai obyek, dimana siswa dianggap tidak tahu apa-apa. Sementara guru
memposisikan diri sebagai yang mempunyai pengetahuan. Hal ini tidaklah sesuai
dengan tujuan pendidikan matematika untuk mengembangkan pola pikir logis,
kritis, jujur, dan memecahkan masalah.
Tujuan siswa belajar matematika bukan sekedar untuk mendapatkan nilai
tinggi dalam ujian, namun tujuan yang paling utama adalah siswa mampu
memecahkan masalah matematika, sehingga nantinya mereka mampu berfikir
kritis, logis dan sitematis dalam memecahkan masalah kehidupan yang
Abdurrahman, 2009:225), yang mengemukakan agar kurikulum dalam pengajaran
matematika mencakup 10 keterampilan dasar yaitu :
1) pemecahan masalah; 2) penerapan matematikaa dalam situasi kehidupan sehari-hari; 3) ketajaman perhatian terhadap kelayakan hasil; 4) perkiraan; 5) keterampilan perhitungan yang sesuai; 6) geometri; 7) pengukuran; 8) membaca, menginterpretasikan, membuat tabel, chart dan grafik; 9) menggunakan matematikaa untuk meramalkan; dan 10) melek computer (computer literacy).
Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 Januari 2015 dengan
salah satu guru matematika MTs Negeri Bandar menyatakan bahwa “Siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan
masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakan soal tersebut”. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
Pemberian tes diagnostik kepada 30 siswa kelas VIII-A MTs Negeri
Bandar yang berhubungan dengan pemecahan masalah bentuk soal uraian. Dalam
menyelesaikan tes diagnostik, terdapat kesalahan siswa dalam mengerjakannya,
kesalahan yang banyak dilakukan siswa yaitu siswa tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah dan
tidak mampu dalam memeriksa kembali penyelesaian atau dalam menyimpulkan
hasil jawaban. Berikut adalah hasil tes diagnostik siswa
Tabel. 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan
Hasil Tes Diagnostik siswa
Indikator kinerja Presentase kategori
memahami masalah 16,67 % Sangat Buruk
merencanakan masalah 10% Sangat Buruk
menyelesaikan masalah 10% Sangat Buruk
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa masih rendah padahal salah satu tujuan pembelajaran
matematika saat ini adalah meliputi kemampuan memahami masalah,
merencanakan masalah, melaksanakan masalah dan memeriksa kembali hasil
yang diperoleh.
Sebagai lanjutan wawancara peneliti dengan salah satu guru matematika,
yang mana peneliti juga menanyakan mengenai metode pembelajaran yang
digunakan di MTs Negeri Bandar, beliau mengatakan bahwa : “Metode
pembelajaran yang biasa kami gunakan adalah pengajaran langsung berupa
penyampaian materi lewat ceramah, latihan, dan memberikan tugas-tugas dan
metode pembelajaran ini terbiasa kami gunakan di sekolah”. Hal ini menunjukkan
bahwa guru masih kurang tepat memilih dan menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai dalam menyampaikan materi pembelajaran yang dilakukan masih
banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima
informasi pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa kurang terlibat dalam
proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.
Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh metode
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Seperti yang dikemukakan oleh
Abdurrahman (2009:38) bahwa:
“Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemecahan peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konvensional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar”.
Dengan demikian, diperlukan metode pembelajaran yang efektif, membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
matematika seharusnya guru mengerti bagaimana memberikan stimulus kepada
siswa sehingga siswa mencintai belajar matematika dan lebih memahami materi
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah
laku pembelajaran yang positif pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman,
penguasaan materi dan keaktifan belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman,
penguasaan materi dan keaktifan belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, prestasi belajar siswa
masih rendah. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa diharapkan
benar-benar aktif dalam belajar matematika, sehingga akan berdampak pada
ingatan siswa tentang materi pembelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk
dipahami dan diingat apabilah disajikan melalui langkah-langakah dan prosedur
yang tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat,
jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu
memiliki metode pembelajaran yang tepat. Para guru terus berusaha menyusun
dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik
dan bersemangat dalam belajar matematika.
Agar pembelajaran berpusat pada siswa, guru perlu memilih suatu
metode pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga
dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, selama proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Guru
sebagai seorang sosok yang memberikan kontribusi yang penting dalam dunia
pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran dan
pencapaian ketuntasan belajar siswa, khususya dalam bidang studi matematika.
Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi pembelajaran
yang menyenangkan yang didasarkan pada struktur kognitif (pengetahuan) yang
dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengembangkan dan mengontrol
pengetahuaanya, dengan menggunakan pendekatan, metode, media pembelajaran
yang konkrit dan menarik, serta mudah dipahami siswa sehingga dapat
Sistem persamaan linier dua variabel adalah salah satu materi yang
dianggap sulit oleh siswa. Materi ini merupakan materi lanjutan dari materi sistem
persamaan linier satu variabel yang telah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi
masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari soal-soal khususnya
didalam pemecahan masalah pada materi SPLDV. Hal ini diakibatkan karena
dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan
keterampilan siswa dalam suatu situasi baru atau situasi berbeda. Sedangkan siswa
cenderung hanya menggunakan rumus-rumus yang ada tanpa memahami
konsepnya terlebih dahulu. Sehingga jika diberikan soal yang berbeda dari soal
yang sebelumnya siswa sulit mengerjakan soal tersebut. Soal-soal yang diberikan
pada materi SPLDV juga merupakan soal cerita yang dapat melatih kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Salah satu pembelajaran yang sesuai digunakan adalah Metode
Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan suatu
pembaharuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa. Melalui Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS), peserta didik diarahkan oleh guru melalui pertanyaa-pertanyaan
pemecahan masalah yang menuntut siswa menggunakan struktur kognitifnya
secara optimal, sehingga siswa dapat menanyakan pada dirinya apa yang berkaitan
dengan materi serta soal-soal, dan memahami dimana letak kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Barkley (2010:245) menjelaskan
bahwa:
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh yuniawiatika dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Think Aloud Problem solving (TAPPS) pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/1011”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari hasil tes yang diberikan kepada siswa sebelum tindakan, diketahui
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika rendah dengan rata-rata skor
kemampuan pemecahan masalah matematika adalah 62,8. Setelah pemberian
tindakan pada siklus I, rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa adalah 74,6 Selanjutnya pada siklus II, rata-rata skor kemampuan
pemecahan masalah matematika adalah 86,2 . Hasil pelaksanaan penelitian
menunjukkan bahwa penerapan Metode Think Aloud Problem solving (TAPPS)
dapat meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada
materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel berhasil atau tidak diterapkan pada
sekolah tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika
2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan
pemecahan masalah
3. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru
4. Metode mengajar yang digunakan guru masih konvensional
5. Kemampuan siswa dalam memecahkan soal-soal sistem persamaan linier dua
variabel masih rendah
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah di atas maka peneliti
membatasi masalah agar penelitian ini terarah. Batasan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah : Penerapan Metode Pembelajaran Think
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : Apakah penerapan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) dapat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas
VIII MTs Negeri Bandar?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain adalah: Untuk
mengetahui apakah Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
1.6. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan
akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan masukan kepada pengelola
sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode
pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah.
3. Bagi siswa, melalui Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematikaa.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan Metode Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII-A MTs
Negeri Bnadar T.P 2014/2015 dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa secara klasikal sebesar 53,33% dari
33,33% pada siklus I menjadi 86,66% pada siklus II. Selain itu, pada siklus I
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dalam memenuhi kriteria tingkat
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebanyak 10 siswa sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa. Rata-rata nilai siswa pada siklus I
adalah 52,75 dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata nilai siswa adalah
80,75.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar, dan menggunakan Metode Pembelajaran Think
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sebagai salah satu alternatif.
2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau
ide-ide, memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan dapat
mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala Sekolah MTs Negeri Bandar, agar dapat mengkoordinasikan
guru-guru untuk menerapkan Metode Pembelajran Think Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan
4. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan
kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Barkley, E, (2012), Colaborative Learning Techniques, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Djamarah, S, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipt, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed
Hamalik, O, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hudojo, H, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit UM Press, Malang.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
J.E,Stice,(1987),Teaching Think Aloud Pair Problem Solving, http://wwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html (diakses 20 Januari 2015)
Jihad, A, (2012), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Multi Presindo, Yogyakarta.
Kunandar, (2007), Guru Profesional Implemantasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Penerbit Rajagrafindo Persanda, Jakarta.
Kunandar, (2009), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit Rajagrafindo Persanda, Jakarta.
Madfirdaus, (2009), Kemampauan Pemecahan Masalah Matematika,
Nur, H, Ruzyta, (2010) Pembelajaran Matematika Melalui Metode Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tipe Soal Analisis, skripsi, Pendidikan Matematika, UPI ( Tidak diterbitkan)
Nurkacana, W, (1986), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nusantara, Surabaya.
Pratiwi, Miranti, (2009), Think Aloud Pair Problem Solving, http://www.google.com/search?q=miranti+pratiwi+think+aloud+p air+problem+solving&ie:utf-&oe=utf-8/ (diakses 20 Januari 2015)
Purwanto, (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sagala, S, (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo, Jakarta.
Sanjaya, W, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi S6andard Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media, Bandung.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Supriati, (2012), Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah matematik melalui metode Think aloud Pair Problem Solving (TAPPS) di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan, skripsi, Pendidikan Matematika, UIN, Jakarta ( Tidak diterbitkan)
Suryosubroto, B., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta.
Wahyudin, (2008), Pembelajaran dan Model-Model Pembelajran (Pelengkap Untuk Meningkatkan kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional), Penerbit Ipa Abong, Jakarta.
Yamin, M, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Penerbit Referensi (GP Press Group), Jakarta.