• Tidak ada hasil yang ditemukan

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk

DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR

31 DESEMBER 2003 DAN 2002

(2)

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Neraca Konsolidasi 3

Laporan Laba Rugi Konsolidasi

5

Laporan Perubahan Ekuitas (Defisiensi Modal) Konsolidasi 6

Laporan Arus Kas Konsolidasi 7

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi 8

(3)

Laporan Auditor Independen No. 020604 ACC SY SA

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi P.T. Apac Citra Centertex Tbk

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi P.T. Apac Citra Centertex Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi, perubahan ekuitas (defisiensi modal) dan arus kas konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT Pura Golden Lion, investasi Perusahaan yang disajikan dengan metode ekuitas. Jumlah penyertaan saham pada perusahaan asosiasi tersebut mencerminkan 0,88% dan 0,85% dari jumlah aktiva konsolidasi masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan jumlah bagian rugi

bersih dan laba bersih yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi masing-masing sebesar Rp 92.339.182 dan Rp 352.371.620 untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan

keuangan PT Pura Golden Lion diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk PT Pura Golden Lion, didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen lain tersebut.

Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf dibawah ini, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Seperti dijelaskan dalam Catatan 12 dan 17 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai pinjaman bank yang penyelesaiannya telah dialihkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Perusahaan dan anak perusahaan tidak mempunyai data lengkap mengenai jumlah pinjaman menurut BPPN yang dapat dibandingkan dengan jumlah pinjaman menurut catatan Perusahaan dan anak perusahaan. Kami mengirim konfirmasi ke BPPN, namun tidak memperoleh jawaban atas konfirmasi atas saldo hutang Perusahaan pada tahun 2002. Oleh karena adanya kemungkinan pengenaan denda bunga dan kemungkinan perbedaan tingkat bunga, kami tidak dapat memperoleh keyakinan memadai mengenai jumlah hutang kepada BPPN pada tanggal 31 Desember 2002, dan jumlah beban keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Pada tahun 2002, kami menerima jawaban konfirmasi atas hutang anak perusahaan dari BPPN, namun demikian anak perusahaan tidak dapat merekonsiliasi selisih antara saldo menurut pembukuan anak perusahaan dengan jawaban konfirmasi dari BPPN. Kami juga tidak dapat melakukan prosedur audit lainnya. Namun demikian, pada tahun 2003 Perusahaan dan anak perusahaan telah merestrukturisasi seluruh hutangnya kepada BPPN.

(4)

sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan P.T. Apac Citra Centertex Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 serta hasil usaha, perubahan ekuitas (defisiensi modal), dan arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Seperti dijelaskan dalam Catatan 35 atas laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan dan anak perusahaan, PT Apac Inti Corpora sedang dalam proses perkara hukum sebagai turut tergugat II dan I sehubungan dengan gugatan hukum dari pihak Robby Tjahjadi. Hasil akhir atas perkara hukum tersebut belum dapat ditentukan sampai saat ini, oleh karena itu didalam laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak dibuat penyisihan adanya kewajiban yang mungkin timbul sebagai akibat gugatan hukum tersebut.

Catatan 37 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi Indonesia terhadap Perusahaan dan anak perusahaan, serta tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat manajemen Perusahaan dan anak perusahaan untuk menghadapi kondisi tersebut. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan.

HANS TUANAKOTTA MUSTOFA & HALIM

Sonny Suryanto, SE Izin No. 00.1.0737 2 Juni 2004

(5)

Rp Rp AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2d,3 45,843,578,050 17,955,197,889

Piutang usaha - pihak ketiga 2f,4,12,14,17 177,578,710,124 220,785,775,201

Piutang lain-lain - pihak ketiga - bersih 5 19,389,606,827 15,107,360,863

Persediaan 2g,6,12,17 279,574,664,902 296,450,633,550

Uang muka 7 25,777,784,766 60,094,679,035

Pajak dibayar dimuka 8 21,283,001,224 35,982,063,062

Biaya dibayar dimuka 2h 17,664,196,348 17,132,026,472

Jumlah Aktiva Lancar 587,111,542,241 663,507,736,072

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan 2n,29 57,518,640,473 96,685,988,990

Investasi saham 2e,9 23,046,875,957 23,139,215,139

Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 42.939.593.039

tahun 2003 dan Rp 532.958.088.969 2i,2j,10,12,14

tahun 2002 17,18,19 1,874,506,201,333 1,851,617,045,871

Aktiva yang tidak digunakan dalam operasi 2i,10 35,644,971,775 20,428,771,775

Beban tangguhan 2k 3,614,846,858 8,708,241,992

Uang jaminan 2,517,043,467 2,632,014,595

Aktiva lain-lain 11 8,596,019,202 20,625,439,405

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 2,005,444,599,065 2,023,836,717,767

JUMLAH AKTIVA 2,592,556,141,306 2,687,344,453,839

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(6)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Lanjutan)

Catatan 2003 2002

Rp Rp

KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank 12 90,000,000,000 246,616,314,852

Hutang usaha - pihak ketiga 13 412,146,209,920 391,167,993,479

Hutang lain-lain - pihak ketiga 14 74,279,318,501 52,546,828,563

Hutang pajak 2n,15 1,628,092,242 1,503,056,488

Biaya masih harus dibayar 16 52,783,833,660 541,449,029,306

Uang muka pelanggan 14,673,710,524 23,318,568,147

Uang muka klaim asuransi 11 16,736,272,677 31,400,278,361

Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 17 12,307,534,380 827,047,363,242

Sewa guna usaha 2j,18 3,729,688,190 4,138,162,010

Pembelian mesin 19 42,684,680,957 35,643,271,587

Jumlah Kewajiban Lancar 720,969,341,051 2,154,830,866,035

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang kepada pihak hubungan istimewa 32 1,383,902,425 1,429,442,017

Kewajiban manfaat karyawan 2m,31 1,403,550,659 984,008,253

Hutang lain-lain jangka panjang - pihak ketiga 14 40,300,000,000

-Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 17 657,866,821,624 510,401,490,460

Sewa guna usaha 2j,18 - 79,790,376

Pembelian mesin 19 33,975,466,240 61,573,066,502

Obligasi konversi 30c 222,000,000,000

-Hutang bunga 17 125,358,904,117 87,090,394,297

Hutang bunga hasil restrukturisasi 20,30 111,845,171,625

-Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,194,133,816,690 661,558,191,905

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 21 349,012,505,082

-EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 2.040.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor - 534.666.577 saham 22 534,666,577,000 534,666,577,000

Modal disetor lainnya 22,30 233,000,000,000

-Agio saham 23 2,050,000,000 2,050,000,000

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 2b 14,044,148,135 14,044,148,135

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 24 335,282,787,500

-Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2c (87,049,228) (44,226,553)

Saldo laba (defisit)

Ditentukan penggunaannya 2,000,000,000 2,000,000,000

Tidak ditentukan penggunaannya (792,515,984,924) (681,761,102,683)

Jumlah Ekuitas (Defisiensi Modal) 328,440,478,483 (129,044,604,101)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) 2,592,556,141,306 2,687,344,453,839

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(7)

Catatan 2003 2002

Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 2l,25 1,912,467,607,406 1,955,030,580,091

BEBAN POKOK PENJUALAN 2l,26 1,810,114,338,242 1,780,942,735,934

LABA KOTOR 102,353,269,164 174,087,844,157

BEBAN USAHA 2l,27

Penjualan 123,611,956,948 116,592,917,166

Umum dan administrasi 41,120,483,059 44,906,384,981

Jumlah Beban Usaha 164,732,440,007 161,499,302,147

LABA (RUGI) USAHA (62,379,170,843) 12,588,542,010

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Beban bunga dan keuangan 28 (170,181,758,106) (233,762,083,878)

Rugi penurunan nilai aktiva 10 (76,468,491,959)

-Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 2c 10,060,611,662 33,836,678,685

Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi 2e,9 (92,339,182) 352,371,620

Penjualan barang sisa 3,128,272,831 17,833,051,458

Penghasilan bunga 871,711,537 1,365,386,096

Lain-lain - bersih 4,886,499,708 7,928,751,971

Beban Lain-lain - Bersih (227,795,493,509) (172,445,844,048)

RUGI SEBELUM PAJAK (290,174,664,352) (159,857,302,038)

PENGHASILAN PAJAK 2n,29 24,025,616,954 50,892,460,730

RUGI DARI AKTIVITAS NORMAL (266,149,047,398) (108,964,841,308)

POS LUAR BIASA - bersih setelah pajak 30 147,450,252,764

-RUGI SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN (118,698,794,634) (108,964,841,308)

HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 21 7,943,912,393 4,250,533,547

RUGI BERSIH (110,754,882,241) (104,714,307,761)

RUGI PER SAHAM DASAR 2p

Termasuk pos luar biasa (207) (196)

Tidak termasuk pos luar biasa (483) (196)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(8)

Selisih nilai transaksi

restrukturisasi Selisih transaksi Selisih kurs

Modal entitas perubahan ekuitas karena penjabaran Ditentukan Tidak ditentukan Jumlah ekuitas

Catatan Modal disetor disetor lainnya Agio saham sepengendali anak perusahaan laporan keuangan penggunaannya penggunaannya (defisiensi modal)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2002 534,666,577,000 - 2,050,000,000 14,044,148,135 - 85,107,665 2,000,000,000 (577,046,794,922) (24,200,962,122)

Selisih kurs 2c - - - (129,334,218) - - (129,334,218)

Rugi bersih - - - (104,714,307,761) (104,714,307,761)

Saldo per 31 Desember 2002 534,666,577,000 - 2,050,000,000 14,044,148,135 - (44,226,553) 2,000,000,000 (681,761,102,683) (129,044,604,101)

Konversi hutang 30 - 233,000,000,000 - - - 233,000,000,000

Selisih transaksi perubahan

ekuitas anak perusahaan 24 - - - - ############## - - - 335,282,787,500

Selisih kurs 2c - - - (42,822,675) - - (42,822,675)

Rugi bersih - - - (110,754,882,241) (110,754,882,241)

Saldo per 31 Desember 2003 534,666,577,000 233,000,000,000 2,050,000,000 14,044,148,135 ############## (87,049,228) 2,000,000,000 (792,515,984,924) 328,440,478,483

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

Rp Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 1,930,683,955,370 1,933,725,677,333

Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (1,867,902,894,784) (1,828,106,078,788)

Kas dihasilkan dari operasi 62,781,060,586 105,619,598,545

Pembayaran bunga (55,119,463,448) (58,920,840,720)

Pembayaran pajak penghasilan (1,668,340,248) (1,173,960,488)

Penerimaan lain-lain - bersih 12,867,617,920 25,029,728,085

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi 18,860,874,810 70,554,525,422

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan uang muka klaim asuransi 11 2,820,924,486 24,741,575,695

Pembayaran kepada pihak-pihak hubungan istimewa (45,539,592) (69,347,133)

Perolehan aktiva tetap 10 (19,350,731,331) (16,888,402,035)

Hasil penjualan aktiva tetap 350,000,000 65,000,000

Penerimaan bunga 871,711,537 1,365,386,096

Penambahan beban tangguhan - (7,437,189,508)

Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)

Aktivitas Investasi Aktivitas Investasi (15,353,634,900) 1,777,023,115

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan hutang bank 12 90,000,000,000 180,546,468

Pembayaran hutang bank (29,842,014,645) (5,567,206,622)

Pembayaran hutang bank jangka panjang (10,857,424,370) (28,382,953,030)

Pembayaran hutang sewa guna usaha (283,455,990) (822,555,873)

Pembayaran hutang pembelian mesin (24,164,774,351) (35,638,525,086)

Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)

Aktivitas Pendanaan 24,852,330,644 (70,230,694,143)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 28,359,570,554 2,100,854,394

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing (471,190,393) (1,213,589,960)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 17,955,197,889 17,067,933,455

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 45,843,578,050 17,955,197,889

Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas:

Normal

Reklasifikasi uang muka ke persediaan 20,770,439,538

-Reklasifikasi uang muka ke aktiva tetap 22,268,305,504 5,527,926,616

Penambahan aktiva tetap sehubungan dengan penilaian

kembali aktiva tetap 160,359,941,364

-Reklasifikasi aktiva dalam penyelesaian ke aktiva yang

tidak digunakan dalam operasi 15,216,200,000

-Reklasifikasi hutang lain-lain - pihak ketiga ke hutang lain-lain

jangka panjang - pihak ketiga 7,300,000,000

-Pelunasan piutang usaha melalui penyerahan aktiva tetap 12,063,613,526

-Penambahan aktiva tetap melalui hutang lain-lain 4,936,386,474

Konversi hutang lain-lain menjadi modal disetor lainnya 233,000,000,000

-Penambahan aktiva tetap melalui hutang sewa guna usaha - 371,600,001

Penambahan persediaan melalui hutang bank - 4,567,014,645

Pos luar biasa (Catatan 30)

Pengurangan pokok hutang dan beban bunga sehubungan

dengan restrukturisasi hutang 205,187,708,268

-Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(10)

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2001 DAN 2000

1999 (Disajikan kembali -2000 Catatan 2a)

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Rugi sebelum pajak (290,174,664,352) (159,857,302,038)

Penyesuaian untuk

Bagian rugi (laba) bersih perusahaan asosiasi (11,796,879,027)

Penyusutan 83,679,493,972 Amortisasi 4,241,501,402 Penyisihan piutang ragu-ragu dan persediaan 14,583,623,274 Penghasilan bunga (5,356,397,745)

Kerugian (keuntungan) bersih selisih kurs yang

belum direalisasi (89,346,933,939)

Beban bunga dan provisi 205,417,523,754 Keuntungan penjualan aktiva tetap (1,629,639,141)

Arus kas operasi sebelum perubahan modal kerja(290,174,664,352) 39,934,990,512 Perubahan modal kerja :

Piutang 10,326,342,422 Persediaan 44,949,771,209 Uang muka (30,518,943,191)

Pajak dibayar di muka (18,112,991,871)

Biaya dibayar di muka (7,886,245,066)

Hutang (94,671,915,012)

Hutang pajak 490,172,411 Biaya yang masih harus dibayar (1,195,283,559)

Kas dihasilkan dari operasi (290,174,664,352) (56,684,102,145)

Pembayaran pajak penghasilan (177,159,951)

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi(290,174,664,352) (56,861,262,096)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pencairan deposito berjangka

-Hasil penjualan aktiva tetap 4,289,188,488 Perolehan aktiva tetap (31,766,021,317)

Penambahan tanah yang tidak digunakan (846,145,000)

Penambahan uang muka pembelian aktiva tetap

-Penambahan beban tangguhan (10,308,510,539)

Penerimaan bunga 1,648,401,319 Penambahan setoran jaminan (537,433,431)

Penambahan piutang kepada pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 702,488,805 Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi 0 (36,818,031,675)

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(11)

1999 (Disajikan kembali -2000 Catatan 2a)

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan hutang bank 25,132,571,296 Penambahan hutang bank jangka panjang 41,233,595,809 Pembayaran hutang bank jangka panjang (35,797,980,451)

Pembayaran hutang sewa guna usaha (263,003,327)

Penambahan hutang pembelian mesin

-Pembayaran hutang pembelian mesin (6,443,272,282)

Penambahan modal saham dari pelaksanaan waran 7,886,000,000 Pembayaran bunga dan provisi (105,970,177,344)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan 0 (74,222,266,299)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS(290,174,664,352) (167,901,560,070)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 30,145,306,713 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing (2,410,566,650)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN (290,174,664,352) (140,166,820,007)

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan

yang tidak mempengaruhi kas : Kapitalisasi biaya pinjaman ke aktiva

dalam penyelesaian

Rugi (laba) kurs (24,112,048,546)

Bunga 10,969,610,716 Reklasifikasi hutang bank ke biaya

yang masih harus dibayar 11,585,664,505 Reklasifikasi uang muka pembelian

aktiva tetap ke aktiva tetap 2,887,857,026 Reklasifikasi uang muka pembelian

aktiva tetap ke aktiva tetap dalam

penyelesaian

-Kapitalisasi rugi kurs ke aktiva tetap -Penambahan aktiva sewa guna usaha

melalui hutang sewa guna usaha

-Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(12)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. Apac Citra Centertex Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 105 tanggal 10 Pebruari 1987 dari Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-7337.HT.01.01.TH-87 tanggal 17 Nopember 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 22 September 1987, Tambahan No. 2034. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta No. 46 tanggal 30 Desember 2003 dari Edi Priyono, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan jenis saham Perusahaan menjadi saham seri A dan B (Catatan 22). Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. C-06309 HT.01.04.TH.2004 tanggal 15 Maret 2004.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Tanjung Emas, Semarang. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Graha BIP, Lt. 6, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 23, Jakarta.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi industri tekstil dan pakaian jadi. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1987 dan saat ini kegiatan Perusahaan adalah pada industri pakaian jadi. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Australia. Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan rata-rata 14.402 karyawan untuk tahun 2003 dan 15.150 karyawan untuk tahun 2002.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) APAC. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Johanes Budisutrisno Kotjo Wakil Presiden Komisaris : Soerjadi

Komisaris : Ian Santoso Perdanakusuma

Ivo Sebastian Wongkaren Djoko Leksono Sugiarto Komisaris Independen : Soerjadi

Sintong Pandjaitan Presiden Direktur : Benny Soetrisno Wakil Presiden Direktur : Gautama Hartarto

Direktur : Anas Bahfen

Goenawan Setiono Loe Tjen Wie Arianto Syarief

Jumlah imbalan yang diberikan untuk komisaris dan direksi Perusahaan dan anak

perusahaan pada tahun 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp 10.619.915.750 dan Rp 10.611.023.692.

(13)

Perusahaan memiliki saham anak perusahaan berikut:

Tahun Jumlah Operasi Aktiva

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Komersial 31 Desember 2003

2003 2002 Rp

PT Apac Inti Corpora ("AIC") Jakarta Perajutan & Pemintalan 51% 94,12% 1995 2.594.595.794.237 - PT Apac Pavindo Lestari ("APL") Semarang Paving Blok 99,9% 99,9% 1997 2.565.269.857 - Javatex Inc. ("Javatex") New York Agen Pemasaran 100% 100% 1999 763.145.145

Persentase Pemilikan

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa AIC tanggal 30 Desember 2003 sebagaimana tercantum dalam akta No. 47 tanggal 30 Desember 2003 dari Edi Priyono, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham AIC menyetujui untuk:

− melepaskan hak Perusahaan untuk mengambil bagian saham baru yang dikeluarkan

− mengeluarkan saham baru sebanyak 7.150.000.000 saham (nominal Rp 100) yang akan diambil bagian oleh:

- Perusahaan, sebanyak 1.814.000.000 saham, sehubungan dengan konversi hutang AIC kepada Perusahaan (Catatan 30.e).

- Nation Soul Limited, sebanyak 5.336.000.000 saham, sehubungan dengan konversi hutang AIC kepada Nation Soul Limited akibat dari restrukturisasi hutang (Catatan 30.d).

Dengan demikian pemilikan Perusahaan atas AIC terdilusi menjadi 51%.

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 14 September 1989, Perusahaan mendapat ijin dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan penawaran umum atas 2.500.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 2 Juli 1990, Perusahaan mencatatkan saham pendiri (company listing) sebanyak 6.000.000 saham pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Pada tanggal 15 Agustus 1990, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Bapepam No. S-1197/PM/1990 perihal efektifnya pernyataan pendaftaran penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham sebanyak 8.500.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 23 Agustus 1990.

Pada tanggal 25 Juni 1996, Perusahaan memperoleh surat dari Ketua Bapepam No. S-1034/PM/1996 perihal pemberitahuan efektifnya pernyataan pendaftaran emisi

saham dalam rangka penawaran umum terbatas II Perusahaan kepada para pemegang saham sejumlah 408.000.000 saham disertai dengan waran lekat sebanyak 76.500.000 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 26 Juli 1996. Setiap pemegang satu waran berhak membeli satu saham Perusahaan dengan pelaksanaan sebesar Rp 1.000 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 16 Januari 1997 sampai dengan tanggal 14 Juli 2001. Bila waran tidak dilaksanakan sampai masa berlaku habis, maka waran tersebut menjadi kadaluwarsa. Pada tanggal 31 Desember 2003, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 534.666.577 lembar saham telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

(14)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Javatex Inc., diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

Pembukuan Javatex Inc., diselenggarakan dalam U.S. Dollar. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aktiva dan kewajiban Javatex Inc., pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

e. Investasi

Investasi pada perusahaan asosiasi

Investasi dengan pemilikan 20% sampai dengan 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurangi dengan bagian laba

(15)

atau rugi perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar persentase pemilikan dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Investasi lainnya

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan keuangan laba rugi tahun berjalan.

f. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.

h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aktiva Tetap - Pemilikan Langsung

Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada selisih penilaian kembali aktiva tetap dalam akun ekuitas.

Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

Aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik dari aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20 - 30

Renovasi bangunan sewa 10

Mesin dan perlengkapan 5 - 20

Peralatan kantor 4 - 5

Kendaraan 3 - 5

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat dan nilai realisasi bersih.

Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

(16)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

j. Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

3) Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa guna usaha biasa (operating lease).

Aktiva dan kewajiban sewa guna usaha dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi). Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aktiva tetap - pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aktiva tetap - pemilikan langsung).

Keuntungan atau kerugian yang terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan aktiva tetap dan sewa guna usaha kembali (sale and lease back) ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan penyusutan aktiva yang disewagunausaha.

k. Beban Tangguhan

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengembangan produk dan perolehan perangkat lunak ditangguhkan serta diamortisasi dengan metode garis lurus dalam jangka waktu tiga tahun.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping Point). Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

(17)

Perusahaan menyelenggarakan manfaat karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 pada tahun 2003 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/2000 sebelum tahun 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Kewajiban yang timbul atas jasa masa lalu karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan rata-rata sisa masa kerja.

Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah Projected Unit Credit Actuarial Cost Method.

Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya. Iuran yang ditanggung anak perusahaan diakui sebagai beban pada periode berjalan.

n. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.

o. Restrukturisasi Hutang Bermasalah

Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.

Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah, maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya.

Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru atau penyerahan saham Perusahaan (sebagai debitur) dicatat sebesar nilai wajar saham. Perbedaan antara nilai wajar saham yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan diakui sebagai keuntungan

(18)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

yang timbul sebagai akibat restrukturisasi hutang, sedangkan selisih antara nilai nominal dengan nilai wajar saham diakui sebagai agio saham.

Keuntungan atas restrukturisasi hutang setelah memperhitungkan beban restrukturisasi dan pajak penghasilan terkait, diakui pada periode terjadinya restrukturisasi dan disajikan sebagai pos luar biasa.

p. Rugi Per Saham

Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung rugi per saham dasar adalah 534.666.577 saham untuk tahun 2003 dan 2002.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

r. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

(19)

2003 2002

Rp Rp

Kas

Rupiah 40.385.464 47.356.691

Dollar Amerika Serikat 59.638.888 176.927.070

Jumlah 100.024.352 224.283.761

Bank Rupiah

Bank Mandiri 2.574.005.887 3.290.631.780

Bank Victoria 650.621.259 1.073.757.144

Bank Central Asia 312.459.360 2.232.350.655

Lain-lain (masing-masing dibawah

Rp 1 miliar) 393.092.995 932.937.508

Dollar Amerika Serikat

Bank Mandiri 11.534.609.789 1.526.097.103

Bank Artha Graha - Jakarta 1.694.121.782

-Bank Niaga 1.145.246.103 248.804.759

Bank Internasional Indonesia 825.509.084 1.301.304.343

Deutsche Bank - Jakarta 129.003.358 1.458.487.692

Lain-lain (masing-masing dibawah

Rp 1 miliar) 2.602.176.585 2.719.543.144 Euro Bank Mandiri 2.180.671.996 -Deposito berjangka Rupiah Bank Mandiri 370.000.000 1.500.000.000 Bank Victoria - 1.000.000.000

Deutsche Bank - Jakarta - 447.000.000

Dollar Amerika Serikat

Deutsche Bank - Jakarta 13.120.750.000

-Bank Mandiri 6.348.750.000

-Euro

Bank Mandiri 1.862.535.500

-Jumlah 45.743.553.698 17.730.914.128

Jumlah Kas dan Setara Kas 45.843.578.050 17.955.197.889

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Rupiah 5,75% - 11,5% 13% - 15%

Dollar Amerika Serikat 0,65% - 1,75%

-Euro 0,92% - 1,75%

(20)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

2003 2002

Rp Rp

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan langganan adalah sebagai berikut: Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 76.577.862.387 89.926.564.511

Pelanggan luar negeri 101.000.847.737 130.859.210.690

Jumlah 177.578.710.124 220.785.775.201

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo 130.333.234.327 135.627.451.153

Lewat jatuh tempo

1 s/d 30 hari 38.875.305.131 53.484.748.926

31 s/d 60 hari 4.362.996.812 21.858.723.926

61 s/d 90 hari 869.288.961 3.452.921.669

> 90 hari 3.137.884.893 6.361.929.527

Jumlah 177.578.710.124 220.785.775.201

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

U.S. Dollar 132.488.262.555 185.250.980.555

Rupiah 35.927.762.714 32.351.573.537

Euro 9.162.684.855 3.183.221.109

Jumlah 177.578.710.124 220.785.775.201

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa piutang kepada pihak ketiga tersebut dapat tertagih, sehingga penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan nihil.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari Bank Mandiri, Bank Artha Graha dan Pemegang Saham Bank Alfa pada tahun 2003 dan Bank Mandiri, BPPN dan Pemegang Saham Bank Alfa pada tahun 2002 (Catatan 12, 14 dan 17).

(21)

2003 2002

Rp Rp

PT Polysindo Eka Perkasa Tbk 16.000.000.000 16.000.000.000 Karyawan 922.611.319 1.239.809.954 Lain-lain 14.466.995.508 5.867.550.909 Jumlah 31.389.606.827 23.107.360.863 Penyisihan (12.000.000.000) (8.000.000.000) Bersih 19.389.606.827 15.107.360.863

AIC membeli surat hutang atas nama yang dikeluarkan oleh PT Polysindo Eka Perkasa Tbk

melalui PT Tridaya Sekuritas sebesar Rp 16.000.000.000 dengan nilai nominal sebesar Rp 32.363.013.699. Surat hutang ini telah jatuh tempo antara tanggal 10 Januari 1999 sampai

dengan 10 Januari 2000. AIC telah menetapkan penyisihan atas surat hutang ini sebesar Rp 4.000.000.000 setiap tahun sejak tahun 2001.

6. PERSEDIAAN

2003 2002

Rp Rp

Barang jadi 87.790.690.590 101.937.100.776 Barang dalam proses 46.051.726.006 59.244.953.079 Bahan baku dan pembantu 62.292.060.736 76.640.364.604 Suku cadang 49.577.356.521 26.381.770.140 Bahan baku dalam perjalanan 31.565.075.594 28.477.567.372 Lain-lain 2.297.755.455 3.768.877.579 Jumlah 279.574.664.902 296.450.633.550

Persediaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Mandiri pada tahun 2003 dan Bank Mandiri serta BPPN pada tahun 2002 (Catatan 12 dan 17).

Pada akhir tahun 2001, persediaan bahan baku AIC mengalami kebakaran (Catatan 11). Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, persediaan telah diasuransikan dengan jumlah

pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7.500.000.000 dan US$ 32.226.737, dan Rp 12.142.000.000 dan US$ 35.412.147 terhadap segala risiko kebakaran, kehilangan dan

kerusakan kepada PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Central Asia, dan PT Tugu Pratama Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi.

7. UANG MUKA 2003 2002 Rp Rp Bahan baku 5.522.302.042 8.213.743.793 Bahan pembantu 16.348.593.451 15.298.820.234 Suku cadang 2.761.328.293 21.954.583.430 Lain-lain 1.145.560.980 14.627.531.578 Jumlah 25.777.784.766 60.094.679.035

(22)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

2003 2002

Rp Rp

Pajak Penghasilan

Pasal 22 2.973.298.708 9.919.609.160

Pasal 23 182.067.803 6.786.268

Pajak Pertambahan Nilai 18.127.634.713 26.055.667.634

Jumlah 21.283.001.224 35.982.063.062 9. INVESTASI SAHAM Tempat Persentase kedudukan kepemilikan 2003 2002 % Rp Rp Metode ekuitas

PT Pura Golden Lion Jakarta 40 22.866.875.957 22.959.215.139 Metode biaya

PT Indotex Bangun Bersama Jakarta 10 180.000.000 180.000.000 Jumlah 23.046.875.957 23.139.215.139

Mutasi investasi dengan metode ekuitas:

2003 2002

Rp Rp

PT Pura Golden Lion

Saldo awal 22.959.215.139 22.606.843.519

Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi (92.339.182) 352.371.620

Saldo akhir 22.866.875.957 22.959.215.139

10. AKTIVA TETAP

1 Januari 2003 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2003

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 67.037.698.550 19.330.641.953 - - 86.368.340.503

Bangunan dan prasarana 138.660.803.577 238.700.020.000 162.394.835.294 27.393.973.445 242.359.961.728

Renovasi bangunan sewa 5.275.152.390 - - - 5.275.152.390

Mesin dan perlengkapan 1.788.992.146.722 1.550.419.876.721 2.048.786.046.648 242.303.039.327 1.532.929.016.122

Peralatan kantor 15.586.281.707 4.005.129.645 - - 19.591.411.352

Kendaraan 7.330.943.275 407.695.000 701.815.350 371.600.000 7.408.422.925

Aktiva dalam penyelesaian

Bangunan 29.935.752.157 18.337.481.992 - (27.393.973.445) 20.879.260.704

Mesin 328.750.527.814 5.237.203.472 91.684.691.959 (242.303.039.327) -Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan 1.046.600.000 - - (371.600.000) 675.000.000

Mesin dan perlengkapan 1.959.228.648 - - - 1.959.228.648

(23)

1 Januari 2003 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2003

Rp Rp Rp Rp Rp

Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 25.435.634.293 5.567.657.561 29.338.953.575 - 1.664.338.279

Renovasi bangunan sewa 4.604.970.460 97.722.735 - - 4.702.693.195

Mesin dan perlengkapan 487.691.896.599 94.302.738.524 564.382.857.783 - 17.611.777.340

Peralatan kantor 8.627.150.282 2.770.273.616 - - 11.397.423.898

Kendaraan 5.010.004.210 975.829.853 416.149.721 105.120.000 5.674.804.342

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan 233.300.000 209.320.000 - (105.120.000) 337.500.000

Mesin dan perlengkapan 1.355.133.125 195.922.860 - - 1.551.055.985

Jumlah 532.958.088.969 104.119.465.149 594.137.961.079 - 42.939.593.039

Jumlah Tercatat 1.851.617.045.871 1.874.506.201.333

1 Januari 2002 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2002

Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya perolehan: Pemilikan langsung

Tanah 67.037.698.550 - - - 67.037.698.550

Bangunan dan prasarana 138.660.803.577 - - - 138.660.803.577

Renovasi bangunan sewa 5.275.152.390 - - - 5.275.152.390

Mesin dan perlengkapan 1.786.902.292.773 2.089.853.949 - - 1.788.992.146.722

Peralatan kantor 9.984.486.955 5.601.794.752 - - 15.586.281.707

Kendaraan 4.273.012.575 161.000.000 42.200.000 2.939.130.700 7.330.943.275

Aktiva dalam penyelesaian

Bangunan 25.977.603.715 3.958.148.442 - - 29.935.752.157

Mesin 318.144.996.306 10.605.531.508 - - 328.750.527.814

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan 3.614.130.699 371.600.001 - (2.939.130.700) 1.046.600.000

Mesin dan perlengkapan 1.959.228.648 - - - 1.959.228.648

Jumlah 2.361.829.406.188 22.787.928.652 42.200.000 - 2.384.575.134.840

Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 20.835.684.042 4.599.950.251 - - 25.435.634.293

Renovasi bangunan sewa 4.506.425.689 98.544.771 - - 4.604.970.460

Mesin dan perlengkapan 394.949.169.668 92.742.726.931 - - 487.691.896.599

Peralatan kantor 6.205.232.450 2.421.917.832 - - 8.627.150.282

Kendaraan 2.977.469.389 534.604.222 42.200.000 1.540.130.599 5.010.004.210

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan 1.037.042.251 736.388.348 - (1.540.130.599) 233.300.000

Mesin dan perlengkapan 1.159.210.265 195.922.860 - - 1.355.133.125

Jumlah 431.670.233.754 101.330.055.215 42.200.000 - 532.958.088.969

Jumlah Tercatat 1.930.159.172.434 1.851.617.045.871

AIC melakukan penilaian kembali sebagian aktiva tetapnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 486/KMK.03/2002 tanggal 28 Nopember 2003. Aktiva tetap AIC yang dinilai kembali adalah aktiva per tanggal 30 Nopember 2003 yang didasarkan pada laporan penilai dari PT Piesta Penilai tanggal 18 Desember 2003. Dasar yang digunakan dalam penilaian kembali aktiva mencakup metode perbandingan data pasar untuk penilaian tanah dan metode kalkulasi biaya untuk penilaian aktiva tetap lainnya. Pada tanggal 10 Pebruari 2004, AIC telah memperoleh persetujuan dari Kantor Pelayanan Pajak dalam Surat Keputusannya No. KEP-01/WPJ.19/BD.03/2004. Selisih penilaian kembali aktiva tetap sebesar Rp 160.359.941.364 dicatat sebagai bagian dari ekuitas (Catatan 24).

(24)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

Rp

Tanah 19.330.641.953

Bangunan dan prasarana 105.644.138.281 Mesin dan peralatan 35.385.161.130

Jumlah 160.359.941.364

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2003 2002

Rp Rp

Pemilikan langsung:

Biaya pabrikasi 101.889.829.679 98.718.672.869 Beban usaha 1.824.392.610 1.679.071.138 Aktiva sewa guna usaha:

Biaya pabrikasi 195.922.860 195.922.860 Beban usaha 209.320.000 736.388.348 Jumlah 104.119.465.149 101.330.055.215

Aktiva dalam penyelesaian merupakan bangunan yang sedang dibangun oleh pihak ketiga yang diperkirakan akan selesai tahun 2004.

AIC memiliki beberapa bidang tanah seluas 695.545 m2 yang terletak di Bawen, Semarang dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2027. AIC juga memiliki sebidang tanah seluas 90.221 m2 atas nama pihak ketiga dengan Sertifikat Hak Milik. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Mesin dan tanah digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan hutang kepada Bank Mandiri, Pemegang Saham Bank Alfa, Tomen Corporation dan Mitsubishi Corporation pada tahun 2003 dan Bank Mandiri, BPPN, Pemegang Saham Bank Alfa, Tomen Corporation dan Mitsubishi Corporation pada tahun 2002 (Catatan 12, 14, 17 dan 19).

Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, seluruh aktiva tetap kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Indo Tamporok, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Jaya Proteksi dan PT Tugu Pratama Indonesia terhadap segala risiko kebakaran, kehilangan dan kerusakan dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 7.485.000.000 dan US$ 217.500.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.

Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasi merupakan tanah di Bawen, Semarang diperoleh AIC dengan status kepemilikan sebagai berikut:

• Tanah seluas 57.788 m2 atas nama pihak ketiga dengan Sertifikat Hak Milik.

• Tanah seluas 168.747 m2 atas nama pihak ketiga dengan status Tanah Girik.

Pada tahun 2003, AIC mereklasifikasi aktiva tetapnya berupa CIP mesin yang tidak digunakan dalam operasi sebesar Rp 15.216.200.000 ke aktiva yang tidak digunakan dalam operasi. Pada tahun 2003, AIC menurunkan nilai aktiva tetapnya sesuai dengan perkiraan nilai pasarnya sebesar Rp 76.468.491.959 yang dicatat sebagai rugi penurunan nilai aktiva.

(25)

Akun ini merupakan 51 mesin weaving dan persediaan bahan baku AIC yang terbakar pada akhir tahun 2001 dengan rincian sebagai berikut:

2003 2002

Rp Rp

Nilai buku 51 mesin weaving 8.596.019.202 8.596.019.202 Nilai persediaan - 12.029.420.203 Jumlah 8.596.019.202 20.625.439.405

Pada tanggal 23 Oktober 2003, jumlah ganti rugi persediaan yang disetujui adalah sebesar US$ 1.965.593 (ekuivalen Rp 17.484.930.170), sedangkan ganti rugi mesin sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi belum disepakati.

Rincian keuntungan hasil klaim asuransi adalah sebagai berikut:

2003 Rp Klaim asuransi yang diterima 17.484.930.170 Nilai persediaan yang terbakar (12.029.420.203) Keuntungan hasil klaim asuransi sebelum pajak (Catatan 30) 5.455.509.967 Pajak tangguhan 30% (1.636.652.990) Keuntungan hasil klaim asuransi setelah pajak 3.818.856.977

Saldo uang muka klaim asuransi yang telah diterima AIC adalah sebesar Rp 16.736.272.677 dan Rp 31.400.278.361 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002.

12. HUTANG BANK

2003 2002

Rp Rp

Bank Artha Graha

Kredit modal kerja 90.000.000.000 -Bank Mandiri (BPPN-Ex. BPI)

Kredit modal kerja - 180.838.132.803 Bank Mandiri (Ex. Bank Exim)

Kredit modal kerja - 22.275.000.000 BPPN (Ex. Bank Lippo)

Kredit modal kerja

Rupiah - 9.500.000.000

U.S. Dollar (US$ 1.076.842) - 9.626.967.480 Pinjaman rekening koran - 11.769.984.313 Hutang "letter of credit" (L/C) (USD 563.671) - 5.039.215.611 Bank Mandiri (Ex. BBD)

Hutang "letters of credit" (L/C) - 3.000.000.000 Bank Mandiri

Hutang "letters of credit" (L/C) - 4.567.014.645 Jumlah 90.000.000.000 246.616.314.852 Tingkat bunga per tahun

Rupiah 20% 18% - 19%

Dollar Amerika Serikat - 10%

(26)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

a. Bank Mandiri (Ex. Bank Exim dan Ex. BBD) berupa fasilitas kredit modal kerja dan L/C

dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 22.275.000.000 dan Rp 3.000.000.000. Pada tahun 2003, kedua fasilitas hutang tersebut sebesar Rp 25.275.000.000 telah dilunasi melalui restrukturisasi hutang AIC (Catatan 17.I).

b. BPPN (Ex. Bank Lippo) berupa fasilitas kredit modal kerja, pinjaman rekening koran dan kredit ekspor impor. Pada tahun 2003, hutang ini telah direstrukturisasi (Catatan 30). Anak perusahaan, AIC, memperoleh fasilitas kredit yang terdiri dari:

a. Bank Artha Graha berupa fasilitas kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 90.000.000.000 dan dikenakan bunga sebesar 20% per tahun. Hutang ini dijamin

dengan jaminan pribadi dari seorang komisaris dan direksi Perusahaan, tanah girik seluas + 198.162 m2, APHT atas SHM seluas 6.155 m2 di Jawa Tengah atas nama seorang

direksi Perusahaan dan cessie piutang ekspor senilai USD 10.000.000.

b. Bank Mandiri (BPPN - Ex. BPI) berupa fasilitas kredit modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 180.838.132.803.

Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Hak Atas Piutang tanggal 31 Maret 1999 yang dilegalisasi oleh Ny. Asmara Noer S.H., PT Bank Pembangunan Indonesia (BPI) telah mengalihkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) semua hak atas piutang terhadap nasabah bank.

Pinjaman ini dijamin dengan aktiva tetap, persediaan, piutang, gadai saham-saham AIC dan jaminan perusahaan dari PT Apac Century Corporation, pihak hubungan istimewa (Catatan 32), yang dikaitkan dengan jaminan hutang jangka panjang dari bank yang bersangkutan (Catatan 17).

Pada tahun 2003, hutang ini telah direstrukturisasi (Catatan 30).

c. Bank Mandiri berupa Letter of Credit (L/C) dengan jumlah maksimum US$ 58.000.000 pada tahun 2003 dan US$ 39.500.000 pada tahun 2002.

13. HUTANG USAHA – PIHAK KETIGA

2003 2002

Rp Rp

a. Jumlah hutang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:

Pemasok dalam negeri 141.696.522.707 176.366.407.952 Pemasok luar negeri 270.449.687.213 214.801.585.527 Jumlah 412.146.209.920 391.167.993.479 b. Jumlah hutang usaha berdasarkan

mata uang adalah sebagai berikut:

U.S. Dollar 363.366.860.519 360.668.141.584 Rupiah 36.034.133.229 29.338.621.970 EUR 8.861.857.593 -CHF 2.241.343.993 737.388.320 YEN 1.192.857.593 -SGD 449.156.993 423.841.605 Jumlah 412.146.209.920 391.167.993.479

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 14 sampai 180 hari.

(27)

14. HUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan hutang lain-lain kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:

2003 2002

Rp Rp

Promezza International Ltd. 23.780.475.036

-PT Kanindo Primaperkasa 12.068.018.611 34.063.072.902 Kontraktor 8.536.386.474

-PT Nuansa Alam Raya 8.524.775.520

-Pemegang Saham Bank Alfa 5.121.803.008 6.009.917.977 PT Bintang Inti Permata 2.500.000.000

-PT Bintang Inti Pusaka 2.185.000.000 -PT Multisindo Gemilang 2.000.000.000

-Dividen 1.952.857.314 1.952.857.314 Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) - 7.300.000.000 Lain-lain 7.610.002.538 3.220.980.370 Jumlah 74.279.318.501 52.546.828.563

Hutang kepada Promezza International Ltd., PT Nuansa Alam Raya, PT Bintang Inti Permata, PT Bintang Inti Pusaka dan PT Multisindo Gemilang merupakan hutang yang dijamin dengan

Surat Pengakuan Hutang oleh AIC tertanggal antara tanggal 27 Oktober 2003 sampai dengan 30 Desember 2003 dan akan jatuh tempo dalam waktu sembilan bulan sejak tanggal surat

tersebut. Hutang ini tidak dikenakan bunga.

Hutang kepada Pemegang Saham Bank Alfa merupakan hutang Perusahaan kepada BPPN, ex. Bank Alfa (pokok, hutang bunga dan denda) yang telah dijual dan diserahkan kepada pemegang saham Bank Alfa. Hutang ini dikenakan bunga sebesar 18% per tahun dan dijamin dengan piutang Perusahaan dan tanah seluas 29.887 m2 milik AIC.

Akun hutang lain-lain jangka panjang kepada pihak ketiga sebesar Rp 40.300.000.000 merupakan hutang kepada Nation Soul Limited (NSL) yang timbul dari restrukturisasi hutang di AIC sebesar Rp 33.000.000.000 (Catatan 30) dan sisanya sebesar Rp 7.300.000.000 merupakan pengalihan hutang BPPN. Hutang kepada BPPN merupakan hutang atas pembelian

mesin spindle milik PT Ekadharma Garmentama sesuai dengan akta perjanjian No. 19 tanggal 21 Desember 2001 dari Notaris Raharti Sudjardjati S.H., notaris di Jakarta. Pada tahun 2003,

hutang kepada BPPN telah dialihkan kepada Nation Soul Limited dengan tidak dikenakan bunga, tanpa jaminan dan tanpa jadual pengembalian yang pasti.

15. HUTANG PAJAK 2003 2002 Rp Rp Pajak Penghasilan Pasal 21 860.606.337 922.619.552 Pasal 23 763.913.421 572.571.328 Pasal 25 75.000 200.000 Pasal 26 3.497.484 7.665.608 Jumlah 1.628.092.242 1.503.056.488

(28)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

2003 2002

Rp Rp

Bunga dan provisi 16.088.695.192 520.390.905.177 Pengangkutan 15.244.721.090 8.794.034.003 Gaji, upah dan tunjangan 5.440.114.305 7.599.434.038 Tenaga ahli 5.189.500.000 -Listrik 3.306.563.440 2.398.949.441 Sewa 2.283.911.515 1.362.499.762 Beban pensiun 792.694.928 689.647.258 Lain-lain 4.437.633.190 213.559.627 Jumlah 52.783.833.660 541.449.029.306

Beban bunga dan provisi masih harus dibayar sebesar Rp 45.899.420.626 untuk Perusahaan dan sebesar Rp 521.304.088.727 untuk AIC telah direstrukturisasi (Catatan 30).

17. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini merupakan hutang AIC dengan rincian sebagai berikut:

2003 2002

Rp Rp

Bank Mandiri

Kredit Investasi I 175.830.292.168 -Kredit Investasi II 245.485.000.000 -Kredit Investasi III 28.353.252.638 -Kredit Jangka Panjang Opsi Saham 220.505.811.198 -Bank Mandiri (Ex. BBD)

Kredit Investasi - 182.300.000.000 Kredit Jangka Panjang Opsi Saham I - 112.900.000.000 Kredit Jangka Panjang Opsi Saham II - 197.557.214.848 Bunga Yang Ditangguhkan - 49.958.684.848 Bank Mandiri (BPPN - Ex. BPI)

Kredit Investasi - 359.109.417.432 Kredit Modal Kerja - 261.346.109.042 Hutang "letters of credit" (L/C) - 19.803.000.961 Bank Tiara Asia Tbk (BPPN)

Kredit Angsuran Tetap - 154.474.426.571 Jumlah 670.174.356.004 1.337.448.853.702 Dikurangi bagian jatuh tempo

dalam waktu satu tahun 12.307.534.380 827.047.363.242 Bagian Jangka Panjang 657.866.821.624 510.401.490.460 Tingkat bunga per tahun

Pinjaman Rupiah 4,5% 12% - 18% Pinjaman Dollar Amerika Serikat 6,25% - 8%

-Berikut ini adalah penjelasan pokok fasilitas kredit: I. Bank Mandiri

Berdasarkan surat Bank Mandiri No. DNW.COP/COD.251/SPPK/2003 tanggal 24 Desember 2003, telah disetujui penambahan fasilitas dan restrukturisasi hutang yang sudah ada dengan ketentuan sebagai berikut:

(29)

Kredit Investasi I (KI I) sebesar US$ 20.771.446 dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun (tingkat bunga mengambang).

Fasilitas ini merupakan hak tagih BPPN kepada AIC yang telah dialihkan ke Phoenix Sea Ventures Limited (Phoenix) (Catatan 30). Berdasarkan akta pengalihan piutang (cessie) No. 32 tanggal 28 Agustus 2003 dari Ny. Machrani Moertolo S. S.H., notaris di Jakarta, Phoenix Sea Ventures Limited menjual hutang AIC kepada Bank Mandiri sebesar US$ 20.771.446.

Pembayaran hutang pokok dilakukan secara triwulan dengan jadual sebagai berikut:

• Tahun 2004, US$ 363.483 setiap triwulan

• Tahun 2005, US$ 571.230 setiap triwulan

• Tahun 2006, US$ 1.428.075 setiap triwulan

• Tahun 2007, US$ 1.557.900 setiap triwulan

• Tahun 2008, US$ 1.272.173,5 setiap triwulan 2. Restrukturisasi fasilitas kredit yang telah ada sebelumnya

a. Fasilitas Kredit Investasi II (KI II)

KI II sebesar US$ 29.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun (tingkat bunga mengambang).

Pembayaran hutang pokok dilakukan secara triwulan dengan jadual sebagai berikut:

• Tahun 2005, US$ 106.575 setiap triwulan

• Tahun 2006, US$ 176.900 setiap triwulan

• Tahun 2007, US$ 354.525 setiap triwulan

• Tahun 2008, US$ 991.800 setiap triwulan

• Tahun 2009, US$ 2.586.075 setiap triwulan

• Tahun 2010, US$ 3.034.125 setiap triwulan

Berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. DNW.COP/COD.001/ADD/2004 tanggal 5 Januari 2004, suku bunga kredit diturunkan menjadi 6,25% setahun sejak tanggal

29 Desember 2003 sampai dengan 14 Juni 2004, setelah itu akan direview kembali.

b. Fasilitas Kredit Investasi III (KI III)

KI III sebesar US$ 3.349.468 dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun (tingkat bunga mengambang).

Pembayaran hutang pokok dilakukan secara triwulan dengan jadual sebagai berikut:

• Tahun 2005, US$ 12.309 setiap triwulan

• Tahun 2006, US$ 20.432 setiap triwulan

• Tahun 2007, US$ 40.947 setiap triwulan

• Tahun 2008, US$ 114.552 setiap triwulan

• Tahun 2009, US$ 298.689 setiap triwulan

• Tahun 2010, US$ 350.438 setiap triwulan

c. Fasilitas Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham (KJPOS)

Fasilitas ini merupakan fasilitas kredit investasi dengan opsi saham sebesar Rp 220.505.811.198 dan jatuh tempo sekaligus pada tanggal 31 Desember 2012. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 4,50% per tahun (tingkat bunga tetap) yang dibayarkan setiap triwulan.

(30)

31 DESEMBER 2003 DAN 2002 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)

Bank Mandiri berhak untuk melakukan konversi atas sebagian/seluruh jumlah kewajiban terhutang atas KJPOS, termasuk pokok, bunga dan denda menjadi saham/penyertaan Bank Mandiri pada AIC apabila:

1. AIC dinyatakan lalai dengan tidak atau terlambat melaksanakan kewajiban berdasarkan perjanjian restrukturisasi kredit dan/atau perjanjian-perjanjian lain yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian restrukturisasi kredit selama 3 (tiga) kali berturut-turut; atau

2. AIC melakukan Initial Public Offering (IPO).

Apabila Bank Mandiri melaksanakan hak opsi saham, maka:

1. Para pemegang saham AIC melepaskan haknya untuk memesan/membeli terlebih dahulu atas saham-saham dalam portofolio yang akan dikeluarkan oleh anak perusahaan sehubungan dengan konversi atas sebagian atau seluruh jumlah terhutang menjadi saham Bank Mandiri pada AIC.

2. AIC membebaskan Bank Mandiri dari segala kewajiban yang berlaku/secara umum diberlakukan kepada pemegang saham, termasuk tetapi tidak terbatas pada kewajiban untuk:

• Menutup defisit cashflow AIC.

• Melunasi kewajiban-kewajiban AIC kepada pihak ketiga.

3. Bank Mandiri tetap memperoleh hak-haknya selaku pemegang saham, termasuk hak atas dividen dan bagian keuntungan lainnya.

3. Bunga Yang Ditangguhkan

Berdasarkan surat Bank Mandiri tersebut di atas, saldo bunga yang ditangguhkan sebesar Rp 45.115.803.001 (jumlah pada saat restrukturisasi) (Catatan17.II.d) diberikan keringanan berupa penghapusan sebesar 90% dari jumlah hutang atau sebesar Rp 40.604.222.701 apabila AIC melakukan pembayaran sebesar 10% dari jumlah hutang atau sebesar Rp 4.511.580.300 yang dilunasi selambat-lambatnya tanggal 30 Nopember 2003. AIC telah melakukan pembayaran tersebut di atas.

4. Hutang Bunga

Hutang ini merupakan kewajiban IRR yang ditangguhkan atas KJPOS I dan II serta bunga atas Bunga Yang Ditangguhkan (Catatan 17.II.e). Atas saldo hutang bunga sebesar Rp 125.358.904.117 pada tanggal 24 Desember 2003 akan diberikan keringanan berupa penghapusan sebesar 90% dari jumlah hutang atau sebesar Rp 112.823.013.705 apabila AIC melakukan pembayaran sebesar 10% dari jumlah hutang atau sebesar Rp 12.535.890.412 yang akan dilunasi selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret 2004.

Pada tanggal 31 Maret 2004, AIC telah melakukan pembayaran sebesar Rp 12.535.890.412. Pada tanggal 31 Desember 2003, hutang tersebut dicatat sebagai

hutang bunga pada neraca.

Dengan memperhitungkan pembayaran bunga masa depan untuk fasilitas KI II, KI III dan KJPOS serta mempertimbangkan kemungkinan perhitungan ulang restrukturisasi jika AIC

dinyatakan lalai/default sebagaimana dijelaskan dalam point d di bawah maka keuntungan atas penghapusan hutang di atas sebesar Rp 40.604.222.701 (butir 3) tidak

dapat diakui sebagai keuntungan restrukturisasi karena jumlah pembayaran kas masa depannya lebih besar dari nilai tercatat (Catatan 20).

(31)

Dalam surat pemberitahuan persetujuan restrukturisasi tersebut di atas disebutkan antara lain bahwa:

a. AIC wajib melunasi kewajiban pokok kredit atas nama Perusahaan sebesar Rp 25.275.000.000 yang merupakan syarat efektif perjanjian restrukturisasi kredit AIC.

b. AIC wajib melakukan konversi atas sebagian unsustainable loan eks. BPPN menjadi modal selambat-lambatnya bulan Januari 2004.

c. Bank Mandiri merupakan Senior Lender terhadap AIC, dimana pelunasan hutang maupun obligasi konversi kepada pihak ketiga dan kreditur lainnya hanya dapat dilakukan setelah seluruh fasilitas kredit AIC di Bank Mandiri dinyatakan lunas.

d. Apabila di kemudian hari AIC dinyatakan lalai/default oleh Bank Mandiri, maka Bank Mandiri dapat membatalkan Perjanjian Restrukturisasi Kredit dan dengan demikian seluruh kewajiban kredit kembali ke posisi sebelum dilakukannya restrukturisasi dengan memperhitungkan pembayaran-pembayaran yang telah diterima oleh Bank Mandiri. e. Cash Management (Cash Monitoring & Control) dilakukan dengan pembentukan Escrow

Acccount, Reserve Account dan Mandatory Principal Repayment Account, yang akan dilaksanakan oleh Bank Mandiri dengan mengacu pada Escrow Agreement/Cash Management Agreement yang harus ditandatangani oleh AIC dan Bank Mandiri.

f. Setiap kelebihan kas diprioritaskan untuk melunasi KJPOS. Perjanjian dengan Bank Mandiri ini dijamin dengan:

a. Tanah dengan Hak Guna Bangunan No. 5, 6, 7, 9, 10, 11, 00045, 00046, 00047 yang terletak di Desa Harjosari dan No. 00088 dan 00094 yang terletak di Desa Doplang, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah, atas nama AIC. b. Bangunan Spinning 1, Spinning 2, Spinning 3, gudang raw material dan kantor. c. Mesin dan peralatan milik AIC.

d. Piutang milik AIC.

e. Persediaan bahan baku, barang jadi dan barang setengah jadi milik AIC.

f. Seluruh dana yang tersimpan dalam Escrow Account atas nama AIC yang ada pada Bank Mandiri.

g. Polis asuransi atas agunan dengan Banker’s Clause atas nama dan untuk kepentingan Bank Mandiri.

h. Akta personal guarantee dari Gautama Hartarto yang menjamin seluruh kewajiban yang timbul sehubungan dengan penyelesaian dan pelunasan fasilitas KI I.

II. Bank Mandiri (Ex. BBD)

Pada tanggal 4 Juli 2001, AIC telah menandatangani Perjanjian Kredit untuk restrukturisasi seluruh hutang AIC kepada Bank Mandiri (Ex. BBD). Hasil restrukturisasi adalah sebagai berikut:

a. Kredit Investasi (KI) Jangka Panjang sebesar Rp 182.300.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 18% per tahun (tingkat bunga mengambang). Pembayaran hutang pokok dilakukan secara triwulanan mulai dari tahun 2004 sampai dengan 2009.

b. Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham I (KJPOS I) sebesar Rp 112.900.000.000 jatuh tempo tanggal 31 Desember 2009. Fasilitas ini dibebani premi dengan tingkat Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15% per tahun dimana sebesar 2% pertahun dengan tingkat bunga tetap dibayar setiap bulannya dan sisanya ditangguhkan pembayarannya sampai tanggal 31 Desember 2009.

c. Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham II (KJPOS II) sebesar Rp 197.557.214.848 jatuh tempo tanggal 31 Desember 2009. Fasilitas ini dibebani premi dengan tingkat IRR sebesar 12% per tahun dimana sebesar 2% pertahun dengan tingkat bunga tetap dibayar setiap bulannya dan sisanya ditangguhkan pembayarannya sampai tanggal 31 Desember 2009.

d. Bunga yang Ditangguhkan dengan jumlah Rp 49.958.684.848. Atas bunga dari Bunga yang Ditangguhkan ini AIC harus menerbitkan saham bonus pada setiap awal tahun 2001 sampai dengan 2005 yang jumlahnya didasarkan pada perhitungan suku bunga

Referensi

Dokumen terkait

Anggota kelompok yang mempunyai pengalaman rata-rata paling lama dalam membudidayakan ikan konsumsi air tawar adalah anggota Pokdakan Tambak Emas yang da di

lainnya dengan warna kuning ialah O. Spesies padi liar dengan karakteristik jumlah anakan dan gabah total per malai banyak, bentuk gabah dan malai panjang serta diameter batang

Sensor arus mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk menunjukkan arus yang mengalir pada sumber dan luaran buck boost converter .Tegangan luaran yang telah stabil sebesar

berjudul "Hubungan Pengetahuan lbu Dalam Perawatan Bayi (Kebersihan dan Pola Pemberian Makanan) Dengan Kejadian Diare" ini disusun sebagai salah satu persyaratan

- kalau tenggang waktu aanmaning terlampaui ternyata tereksekusi tidak melaksanakan amar putusan secara sukarela, memerintahkan panitera mempersiapkan penetapan eksekusi BAS

Dari hasil pemetaan geologi permukaan daerah ini diperoleh data bahwa endapan batubara terkandung pada dua satuan batuan (belum ditingkatkan statusnya sebagai formasi) yaitu

Penelitian ini bertujuan sebagai bahan kajian potensi ekonomi daerah di Kota Pagar Alam guna pengembangan wilayah kawasan strategis. Alat analisis yang digunakan berupa

APLIKASI BEBERAPA STRAIN Beauveria bassiana TERHADAP Helopeltis antonii Sign PADA BIBIT JAMBU METE.. Warsi Rahmat Atmaja 1) , Tri Eko Wahyono 1) , dan Azmi