• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SDN NOMOR : 030424 LAE IKAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT TP.2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SDN NOMOR : 030424 LAE IKAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT TP.2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Hamdan Bancin NIM 114522314018 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Model Contextual Teaching Learning (CTL) pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SDN Nomor : 030424 Lae Ikan Kabupaten Pakpak Bharat TP.2015/2016.

Masalah yang diambil dalam Penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPA Model Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan salah satu upaya yang dilakuka untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Nomor : 030424 Lae Ikan sebab model Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan strategi belajar orang menuntut keaktipan berpikir siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran yang memperbaiki suatu jawaban yang beryujuan untuk memotivasi siswa belajar yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA (Sains) pokok bahasan energi panas dan energi bunyi menggunankan model Contextual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas IV SDN Nomor : 030424 Lae Ikan dengan jumlah 18 orang siswa, 8 Laki-laki dan 10 Perempuan.

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data adalah melakukan percobaan dengan benad lilin, korek api, dan juga observasi dan essay tes pada setiap siklus berlangsung penelitian ini dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan.

Sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu melakukan tes awal berdasarkan hasil tes menunjukan dari 18 siswa 2 siswa yang tuntas dalam belajar. Dan dalam siklus satu terdapat 9 orang dari 18 siswa (50%) yang tuntas dalam belajar dan pada siklus dua diproleh tingkat ketuntasan hasil belajar sebanyak 15 siswa (83,33 %) dari 18 siswa.

Jika dibandingkan dengan siklus satu, ketuntasan belajar pada siklus dua semakin meningkat dengan persentase pada siklus dua siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sehingga tidak perlu melakukan siklus berutnya.

(5)

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpah dan rahmat karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas perkuliahan S1 bagi guru dalam jabatan dengan judul : Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada Mata Pelajaran IPA pokok bahasan. Energi Panas Dan Energi Bunyi Menggunakan Model Contextual Teaching Learning (CTL) di kelas IV SDN No. 030424 Lae Ikan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun Pelajaran 2015/ 2016.

Dalam penelitian dan penulisan ini, penulis memproleh bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberi petunjuk pada selesainya laporan ini.

Sehubungan dengan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Bapak Dr. Nasrun MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED

3. Bapak Prof Dr. Bornok Sinaga M.Pd selaku ketua PSKGJ Universitas Negeri Medan

4. Bapak DR. Abil Mansyur MSI selaku Koordinator wilayah Pakpak Bharat

5. Bapak Syamsul Gultom, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang dalam hal ini memberikan sinar untuk membentuk kerangka laporan ini tidak akan jadi tanpa memiliki kerangka.

6. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd Selaku Ketua Jurusan PGSD FIP Unimed

7. Bapak Ramigo Yolando Berutu, MBA Selaku Bupati Pakpak Bharat yang telah mengupayakan adanya PSKGJ di Pakpak Bharat

8. Ibu Polina Manik selaku pembimbing dalam laporan ini yang telah banyak

mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan ini, sekaligus sebagai pimpinan Kepala Sekolah SDN No. 030424 Lae Ikan yang telah meluangkan waktu dan tempat, guna penyelesaian laporan ini

9. Bapa, Ibu Guru SDN No. 030424 Lae Ikan yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan laporan ini.

(6)

ii

11. Dan tak lupa kepada istri tercinta yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam memfasilitasi penyusun skripsi ini.

Semua itu tidak dapat saya balas baik berupa moril maupun materil, hanya saya mengharapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, semoga amal perbuatan baik mereka tersebut di balas dengan berlipat ganda.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekuarangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bermamfaat guna mendukung penulis untuk menyempurnakan laporan ini.

Pakpak Bharat, Februari 2016 Penulis

(7)

i

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

(8)

ii

b. Observasi ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

a. . Reduksi Data ... 32

b.. Paparan Data ... 33

c. . Verfikasi ... 33

d.. Menarik Kesimpulan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Deskripsi hasil penelitian ... 35

B.Temuan penelitian ... 53

C.Pembahsana ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A.KESIMPULAN ... 56

B.SARAN ... 57

DAFTAR PUSTKA... 58 LAMPIRAN

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria tingkat keberhasilan kreativitasi siswa ... 32 Tabel 4.1 Pencapaian Indikator Kemampuan melakukan kegiatan... 35 Tabel 4.2 Persentase kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran dalam

berfikir kreatif siswa tahap Awal... ... 36 Tabel 4.3 Prolehan Indikator kemampuan melakukan kegiatan pembelajar

dalam berpikir kreatif siswa tahap awal ... 37 Tabel 4.4 Prolehan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada

siklus I ... 41 Tabel 4.5 Persentase kemampuan meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa pada siklus I... 42 Tabel 4.6 Pengamatan penerapan model metode Contextual Teaching

Learning (CTL) pada siklus I ... 43 Tabel 4.7 Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran

tahap awal dan siklus I ... 46 Tabel 4.8 Prolehan kemampuan pembelajaran melakukan berpikir kreatif

siswa pada siklus II... 49 Tabel 4.9 Persentase kemampuan melakukan dan meningkatkan berpikir

kreatif siswa pada siklus II ... 50 Tabel 4.10 Pengamatan penerapan metode Contextual Teaching Learning

(CTL) bagi guru pada siklus II... 51 Tabel 4.11 Perbandingan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran

(10)

iv

DAFTAR GAMBAR

(11)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin melakukan penilitian dari PSKGJ UNIMED MEDAN Lampiran 2. Surat Ijin penelitian dari Kepala Sekolah SDN No. 030424 Lae Ikan Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(12)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria tingkat keberhasilan kreativitasi siswa ... 32 Tabel 4.1 Pencapaian Indikator Kemampuan melakukan kegiatan... 35 Tabel 4.2 Persentase kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran dalam

berfikir kreatif siswa tahap Awal... ... 36 Tabel 4.3 Prolehan Indikator kemampuan melakukan kegiatan pembelajar

dalam berpikir kreatif siswa tahap awal ... 37 Tabel 4.4 Prolehan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada

siklus I ... 41 Tabel 4.5 Persentase kemampuan meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa pada siklus I... 42 Tabel 4.6 Pengamatan penerapan model metode Contextual Teaching

Learning (CTL) pada siklus I ... 43 Tabel 4.7 Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran

tahap awal dan siklus I ... 46 Tabel 4.8 Prolehan kemampuan pembelajaran melakukan berpikir kreatif

siswa pada siklus II... 49 Tabel 4.9 Persentase kemampuan melakukan dan meningkatkan berpikir

kreatif siswa pada siklus II ... 50 Tabel 4.10 Pengamatan penerapan metode Contextual Teaching Learning

(CTL) bagi guru pada siklus II... 51 Tabel 4.11 Perbandingan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran

(13)

i

DAFTAR GAMBAR

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum di kelas IV SD bidang study IPA atau Sains dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional khususnya lembaga pendidikan sekolah dasar. Hal ini merupakan tuntutan dalam hidup seiring perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Yang membawa perubahan gaya hidup manusia dalam dunia persaingan hidup. Dalam hal ini guru dituntut menemukan metode dan peralatan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan juga kurikulum sekolah dasar.

Dalam upaya peningkatan kemampuan berfikir kreatif pada mata pelajaran sains di sekolah, guru berkewajiban untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu membangun kognitif, afektif, dan Psikomotorik bagi para siswa agar tercapai kemampuan berfikir yang optimal. Oleh karena itu dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang optimal diperlukan kecermatan guru dalam memilih teori dan menyusun metode pembelajaran yang akan diterapkan, karena tidak semua teori dan strategi pembelajaran cocok untuk semua mata pelajaran sebab, setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

(15)

menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar. Oleh karena itu peningkatan kemampuan berfikir kreatif di sekolah dasar memerlukan penjelasan yang konkrit dan dapat dibuktikan oleh anak sehingga pemahaman siswa terhadap pembelajaran didapatkan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Melainkan merupakan suatu proses penemuan karena dilakukan secara kemampuan berfikir yang kreatif dengan percobaan untuk mengetahui kebenaran dari suatu pertanyaan. Sains dalam kemampuan melakukan berfikirkreatif diharapkan dapat menjadi wahana baru bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapan didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk pengembangan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Kenyataannya dalam proses belajar mengajar guru masih banyak yang tidak mampu menggunakan variasi media pembelajaran, enggan mengubah metode dalam mengajarkan sains yang cenderung menggunakan metode ceramah, disamping itu guru hampir tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran sains. Sehingga peserta didik tidak memiliki keterampilan untuk melakukan suatu kegiatan yang dapat menggugah emosi dan mendapatkan suatu jawaban atau kebenaran dari suatu pertanyaan.

(16)

Pakpak Bharat terungkap bahwa proses pembelajaran Sains dalam kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran sangat tidak memuaskan. Tercermin dari apa yang kita lihat secara langsung pembelajaran belum tuntas, banyak siswa yang kurang paham dan belum mengerti akan pelajaran yang disampaikan. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar guru hanya menyampaikan pesan atau isi dari pelajaran hanya dengan kata-kata semata (Verbalisme), Apalagi kata-kata yang digunakan banyak terasa asing atau diluar pengetahuan siswa.Sifat pengalaman, tingkat kemahiran dan kosa kata penyampaian isi pelajaran yang bersifat verbalisme membuat siswa tidak kreatif, terutama siswa SD akan mengalami kesulitan untuk memahami makna dan pesan tersebut. Karena siswa SD dalam menyerap sesuatu pesan harus disajikan dalam bentuk nyata. Dalam hal ini metode pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih metode pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu yang sangat kompliks dan melibatkan berbagai aspek saling berkaitan satu dengan yang lain. Kenyataannya selama ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa belum dilaksanakan secara optimal masih banyak kendala yang dihadapi.

(17)

pengalaman siswa. Dari pengamatan tersebut siswa dapat menguji kebenaran tentang jawaban dari sebuah pertanyan dan mendorong siswa untuk berkreasi atau melakukansuatu keterampilan dengan berfikir kreatif.Kemudian siswa termotivasi untuk selalu berbuat dan mengeluarkan pendapatnya karena mereka sudah dapat membuktikan sesuatu kebenaran atau menjawab pertanyaan dari guru. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dalam kemam melakukan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa harus ditunjang dengan media dan alat peraga. Pihak sekolah harus menyediakan fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran agar tercapai tujuan yang diharapkan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini diberi judul ‘’

upaya meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi menggunakan model contextual teaching learning kelas IV SD Negeri 030424 Lae Ikan Desa Tanjung Mulia Kabupaten Pakpak Bharat Tahun Ajaran 2015 / 2016.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran sains kelas IV SD Negeri No 030424 Lae Ikan.

(18)

3. Penggunaan metode atau pendekatan pembelajaran kurang tepat dan tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran akan mengakibatkan siswa tidak memahami apa yang diajarkan oleh guru.

4. Metode yang digunakan kurang menarik, maka perhatian siswa juga akan kurang fokus terhadap pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Melihat identifikasi masalah yang dikemukakan diatas dan mengingat keterbatasan penulis baik dari segi dana, tenaga yang dibutuhkan, serta untuk memperoleh peningkatan pembelajaran yang lebih baik maka penulis membatasi masalah: meningkatkan kemampuan berfikir yang kreatif dengan penerapan metode Contextual Teacing Learning (CTL) pada pelajaran sains pokok bahasan energi panas dan energi bunyi dikelas IV SD Negeri No 030424 Lae Ikan Tahun pelajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:”Bagaimanakah kemampuan berfikir kreatif siswa kelas IV SD Negeri No 030424 Lae ikan Kabupaten Pakpak Bharat” dengan penerapan model Contextual Teaching

Learning. ?

E. Tujuan Penelitian

(19)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi kepala sekolah sebagai bahan maksud untuk pengembangan sekolah dalam penerapan metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

b. Bagi Guru

Sebagai masukan kepada guru untuk mengunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran yang lain.

c. Bagi siswa

penelitian ini bermanfaat langsung meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa serta memberikan suasana belajar yang baru bagi siswa.

G. Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefenisikan hal-hal sebagai berikut.

a. Metode Contextual Teacing Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkanya dengan situasi dunianyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan sehari hari. b. Kemampuan melakukan berfikir kreatif adalah agar dalam belajar itu tidak

(20)
(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pembahasan dan temuan penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan penerapan Metode Contextual Teaching Learning (CTL) pada kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran dengan kemampuan berfikir kreatif bagi siswa kelas IV SD Negeri 030424 lae Ikan dapat meningkat.

2. Pada tahap observasi/ pengamatan siklus I yang dilakukan peneliti bahwa kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran secara berfikir kreatif bagi siswa masih rendah, hal ini ditunjukkan dari persentase kemampuan siswa dimana jumlah siswa yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran dalam kemampuan berfikir secara kreatif sebanyak 9 orang (50%) dari 18 0rang. Dan setelah diberikan tindakan yang lebih optimal pada siklus II persentase kemampuan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan kemampuan berfikir kreatif meningkat yaitu 15 orang (83,33%) dari 18 orang.

(22)

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang dipaparkan peneliti, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berkenaan dengan penerapan Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pelajaran kemampuan berfikir kreatif adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru pelajaran sains, agar menerapkan langkah-langkah Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif pada materi energi panas dan energi bunyi yaitu dengan melakukan percobaan ataupun kegiatan yang dapat memancing siswa aktif dan mengeluarkan pendapatnya.

2. Bagi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching Learning (CTL) diharapkan siswa aktif dan fokus terhadap kegiatan dan pelajaran yg diberikan oleh guru dan berani mengungkapkan dan member gagasan.

3. Kepada peneliti yang hendak meneliti dengan menggunakan metode yang sama disarankan agar setiap langkah-langkah yang ada pada Metode Contextual Teaching Learning (CTL) hendaknya dilaksanakan dengan baik dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga aspek kognitif dan psikomotorik siswa dapat ditingkatkan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikonto, S, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Aly Abdullah, Rahma.2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Nusantara Muhammad Hasan Sidik.2008.http://www.pdf

reference.com/penerapan-metode-pembelajaran-Contextual Teaching Learning(CTL).Diakses 15 Januari 2016

Muhfida.2011. http://blog.muhfida.com Contextual Teaching Learning(CTL)-dalam-pembelajaran.Diakses 04 Januari 2016

Manheim,Mukasurat.1999. http:/www.pdfreference berfikir kreatif Sebagai Penyiasatan.com. Diakses04 Januari 2016

Nasution.2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Rusiman.2010.Metode-metode pembelajaran:Mengembangkan propesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pers

Robins. 2000Kemampuan adalah kesanggupan bawaan lahir

Rummel dan Ballaine-research and methodology. http:/www.pdf.com Diakses 06 Januari 2016

Sulaeman.2007.Saya Ingin Pintar Ilmu Pengetahuan Alam.Bandung : Grafindo. Subadrah Nair, Malar a/p Muthiah.2005.Penggunaan Metode Contextual

Teaching Learning(CTL) Lima Fasa Needham Dalam Pembelajaran Sejarah.http://web.usm.my/education/publication/JPPSubadrah%20%28 21-42%29B.pdf. Diakses17 Januari 2016

Wina Sanjaya.2009. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Zainal Aqib,dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

1) Pemilihan purging gas antara gas argon (Ar) dan nitrogen (N2) pada pengelasan pipa austenitic stainless steel tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda terhadap kadar vitamin C cabai

Ada baiknya dimasa yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan yang

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik minat belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas

The PhET sims are designed to allow students to construct their own conceptual understanding of physics through exploration.. This makes the sims useful learning tools for