• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

SKRIPSI

SURLINA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

RINGKASAN

Surlina. D14201037. 2006. Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi. Pembimbing Anggota : Ir. B. N. Polii, SU

Krim tangan dan badan merupakan produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit tetap terlihat sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Pelapisan yang diberikan oleh krim kosmetik berfungsi menjaga penguapan air dan menjaga keseimbangan air kulit.

Salah satu komponen yang digunakan dalam krim tangan dan badan adalah gliserin yang berfungsi sebagai humektan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunakan gliserin dalam krim tangan dan badan menimbulkan kesan lengket dan memberikan kesan hangat, sehingga menyebabkan tidak nyaman ketika krim digunakan. Penambahan madu dalam krim tangan dan badan sebagai pengganti gliserin karena sifat higroskopisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai humektan. Madu merupakan produk alami yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Keasaman yang tinggi dari madu diharapkan dapat menurunkan pH krim tangan dan badan.

Penggunaan malam lebah dalam krim tangan dan badan diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik seperti stabilitas emulsi. Malam lebah juga merupakan produk yang aman dan tidak menimbulkan iritasi kulit.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik fisik dan organoleptik krim tangan dan badan yang menggunakan formulasi campuran madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah serta membandingkannya dengan krim tangan dan badan yang berformulasi gliserin. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari penambahan madu 10% dan malam lebah dengan konsentrasi 0,5% 1%, 1,5% dan 2%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Pengaruh peningkatan konsentrasi malam lebah dianalisis dengan sidik keragaman polinomial. Karakteristik krim dengan penambahan madu dan malam lebah akan dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dengan menggunakan analisis kontras. Peubah yang diamati meliputi: pH, stabilitas emulsi, berat jenis, dan viskositas.

Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak (Larmord, 1977) dengan menggunakan 20 panelis agak terlatih. Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Tukey. Sifat organoleptik yang diukur antar lain: warna, homogenitas, kesan lengket dan kesan hangat.

(3)

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan madu dan malam lebah dalam formulasi krim tidak berpengaruh nyata terhadap homogenitas dan kesan hangat, akan tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) meningkatkan warna dan kesan lengket.

Penambahan madu dan malam lebah dengan konsentrasi 2% menghasilkan krim tangan dan badan dengan kualitas fisik yaitu: pH, stabilitas emulsi, dan homogenitas lebih baik bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula glierin) serta krim dengan penambahan madu dan malam lebah konsentrasi 0,5%; 1% dan 1,5.

(4)

ABSTRACT

Study of Honey Mixed by Any Given Concentration level of Beeswax Used in Hand and Body Cream Formulation

Surlina, H. C. H. Siregar, and B. N. Polii

Hand and body cream is a cosmetic product that can be used to maintain skin healthiness and prevent wrinkles. Honey could subtitute glycerin because of it’s hygroscopic characteristic that can be used as humectant. Honey is a natural product that is saver to use and contain many components which are useful i.e. sugar, some mineral, protein and antibacterial. Honey with it’s low pH could reduce hand and body cream pH. On the other hand beeswax will improve physical characteristics such as emulsion stability. Beeswax is also safety product and would not cause skin irritation. The purpose of this research was to study physical and organoleptic charateristic of hand and body cream which contained 10% honey and various levels of beeswax then compared with hand and body cream which contained glyserin. The observed variables were pH, emulsion stability, specific weight, Viscocity, and organoleptic characteristic. This research used completely randomized design with four levels of beeswax as a treatment and four replicates. The effect of beeswax levels were analysed by polynomial orthogonal test and the treatment creams were compared the control cream (which contain glyserin) with contras orthogonal test. The levels of beeswax had no significant effect on pH, specific weight and viscosity, while the increasing of beeswax significantly increased emulsion stability. Compared with control cream, the treatment creams had the same specific weight but significantly lower pH and viscocity and significantly higher emulsion stability. The honey and beeswax adition gave no significant effect on homogenity and warm sense but the creams were darker and sticker.

(5)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

SURLINA D14201037

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

(6)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

Oleh

SURLINA

D14201037

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 09 Agustus 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi Ir. B. N. Polii, SU

NIP. 131 881 141 NIP. 130 816 350

Mengetahui

Dekan Fakultas Peternakan

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 April 1983 di Karang Sari, Lampung Selatan. Penulis adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan bapak Wagimin dan Ibu Mujinah.

Jenjang pendidikan formal Penulis diawali dari pendidikan Sekolah Dasar di SDN II Karang Sari pada tahun 1989-1995, dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Penengahan pada tahun 1995-1998. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN I Kalianda sampai tahun 2001. Penulis diterima sebagai mahasiswa Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2001.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan

Badan”, insya Allah dengan tanpa hambatan yang memberatkan.

Krim tangan dan badan merupakan produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit tetap terlihat sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Pelapisan yang diberikan oleh krim kosmetik berfungsi menjaga penguapan air dan menjaga keseimbangan air kulit.

Salah satu komponen yang digunakan dalam krim tangan dan badan adalah gliserin yang dimanfaatkan sebagai humektan. Akan tetapi penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penambahan gliserin dapat meningkatkan kesan lengket dan memberikan kesan hangat. Pemanfaatan madu dalam krim tangan dan badan sebagai pengganti gliserin karena sifat higroskopisnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai humektan. Madu merupakan produk alami yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Madu juga digunakan sebagai penurun pH krim. Malam lebah dimanfaatkan dalam krim tangan dan badan untuk memperbaiki sifat fisik seperti stabilitas emulsi, selain itu malam merupakan produk yang aman dan tidak menimbulkan iritasi kulit.

Skripsi ini diharapkan dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat luas dan memberikan kontribusi terhadap peternakan terutama peternakan lebah madu. Selama menjalani proses penyelesaian tugas akhir, Penulis berinteraksi dengan banyak pihak. Pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana baik di lingkungan IPB maupun diluar IPB senantiasa Penulis lakukan dengan harapan dapat menghasilkan sebuah karya yang baik.

Bogor, Agustus 2006

(9)

DAFTAR ISI

Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Pencucian Malam Lebah ... 18

(10)

Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan ... 19

pH ... 20

Stabilitas Emulsi ... 20

Berat Jenis ... 22

Viskositas ... 22

Total Cemaran Mikroba ... 22

Sifat Organoleptik ... 24

Warna ... 24

Homogenitas ... 25

Kesan Hangat ... 26

Kesan Lengket ... 26

Penentuan Formula Krim Tangan dan Badan Terbaik ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

Kesimpulan ... 28

Saran ... 28

UCAPAN TERIMAKASIH ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya ... 9 2. Formula Krim Tangan dan Badan ... 15 3. Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan

Berbagai Konsentrasi Malam Lebah ... 19 4. Total Cemaran Mikroba Krim Tangan dan Badan ... 23

5. Nilai Organoleptik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu

dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah ... 24 6. Pengaruh Positif dan Negatif Sifat Fisik dan Organoleptik Krim

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Struktur Gliserin ... 4 2. Diagram Alir Proses Pencucian Malam Lebah ... 14 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan Kontrol ... 16 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Bahan

Campuran Madu dan Malam Lebah ... 17 5. Malam Lebah Kuning Hasil Pencucian ... 18 6. Stabilitas Emulsi Krim pada Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah .. 21 7. Warna Krim Tangan dan Badan ... 25

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Format Uji Perbandingan Jamak Krim Tangan dan Badan ... 33 2. Hasil Sidik Ragam Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan

Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. ... . 35 3. Hasil Sidik Ragam dan Polinomial Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim

Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah:

0,5%, 1%, 1,5%, 2%... 35 4. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan

Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah 0,5%, 1%, 1,5%, 2% ... 35 5. Hasil Sidik Ragam Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan

Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah 0,5%, 1%, 1,5%, 2% . ... 36 6. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Nilai pH Krim Tangan

dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 36 7. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim

Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 37 8. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 37 9. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Viskositas Krim Tangan

dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 37 10. Hasil Sidik Ragam Warna Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 38 11. Hasil Uji Lanjut Tukey Warna Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah ... 38 12. Hasil Sidik Ragam Homogenitas Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah …... 38 13. Hasil Sidik Ragam Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah………..… 39 14. Hasil Sidik Ragam Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan

Penambahan Madu dan Malam Lebah... 39 15. Hasil Uji Lanjut Tukey Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Krim tangan dan badan adalah produk kecantikan yang digunakan oleh konsumen untuk melindungi kulit dari bahaya lingkungan yang tidak menguntungkan seperti debu, kotoran dan radiasi ultraviolet. Produk ini dimanfaatkan agar kulit tetap sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Krim kosmetik tersusun atas zat berlemak, air, pengemulsi, demulsen atau humektan. Penambahan humektan untuk memperbaiki penampilan produk dan meningkatkan kelembutan. Contoh humektan polihidrik yang sering ditambahkan dalam kosmetik adalah gliserin.

Gliserin merupakan cairan kental tidak berwarna, berasa manis, menimbulkan rasa panas yang tidak menyenangkan ketika dioleskan pada kulit. Penggunaan gliserin dalam krim tangan dan badan dapat meningkatkan kesan lengket dan hangat yang menyebabkan rasa tidak nyaman ketika krim dioleskan ke kulit. Pemilihan madu sebagai pengganti gliserin diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik dan organoleptik krim kosmetik yang dihasilkan. Madu dipilih sebagai pengganti gliserin karena sifat humektan madu yang hampir sama dengan gliserin dan madu sebagai bahan alami memiliki kelebihan yaitu mengandung zat anti bakteri, gula, beberapa asam dan mineral. Derajat keasaman yang terdapat dalam madu juga diharapkan dapat menurunkan pH krim tangan dan badan.

(15)

Tujuan

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Madu

Madu dihasilkan oleh lebah madu dengan jalan inverse enzimatis nektar bunga atau cairan manis hasil sekresi cairan floem tanaman lain selain bunga (Winarno, 1982). Menurut Sihombing (1997) madu mengandung: air 17,2 %, energi 304 kal/100g, Protein 0,3 %, karbohidrat 82,3 %,lemak 0,0 % dan abu 0,2 %.

Madu dengan rasa spesifik tidak terhitung banyaknya, variasi penyebab rasa tersebut disebabkan oleh berbagai glukosida dan alkaloid yang khas bagi tumbuhan sumber nektar. Banyak senyawa pembentuk aroma madu antara lain; formaldehida, asetaldehida, aseton, isobutiraldehida, dan diasetil. Zat pewarna madu sebagian besar belum diketahui, namun ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut lemak. Madu yang berwarna cerah, warna zat larut air lebih sedikit dari pada yang larut lemak. Ada juga yang menduga oleh senyawa polipenol, terutama pada madu berwarna pekat. Oksidasi yang berlangsung pada zat-zat ini akan semakin menimbulkan warna (Sihombing, 1997).

Kadar Air Madu

Madu yang telah matang dan tua, mengandung kadar air 17,4 % atau lebih rendah, pada kadar air tersebut madu aman terhadap serangan ragi dan terjadinya fermentasi (Winarno, 1982). Kadar air madu sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi dan fermentasi. Madu berkadar air diatas 20 % akan rentan terhadap fermentasi (White, 1992). Air yang rendah akan menjaga madu dari kerusakan untuk jangka waktu yang relatif lama (Sihombing, 1997).

Kadar Gula Madu

(17)

pada konsentrasi 30% - 70% tergantung dari suhu, sementara fruktosa hanya akan mengkristal bila konsentrasi mencapai antara 78% - 95% (Gojmerac, 1983).

Asam dalam Madu

Keasaman madu ditentukan oleh disosiasi ion hidrogen dalam larutan air, namun sebagian besar juga oleh kandungan berbagai mineral (antara lain: Ca, Na, K) dan madu yang kaya akan mineral, pH-nya akan tinggi (Sihombing, 1997). Madu dapat digolongkan sebagai makanan asam karena mempunyai pH rendah yaitu antara 3,1-4,2 (Winarno, 1982). Keasaman dan tekanan osmosis madu yang tinggi, serta kadar air yang rendah berperan untuk pertahanan terhadap serangan mikroba (Molan, 2001).

Sifat Anti Bakteri

Hasil penelitian Wootton et al. (1978) dalam Winarno (1982) menyebutkan bahwa daya anti bakteri madu tidak ada kaitannya dengan kadar gula dan kadar air, tetapi oleh adanya suatu senyawa sejenis lysozime yang memiliki daya anti bakteri. Senyawa tersebut kini telah dikenal sebagai inhibine. Semakin tinggi bilangan

inhibine semakin kuat daya anti biotiknya. Jumlah bilangan inhibine tergantung jenis, umur, kondisi madu tersebut.

Gliserin

Gliserin disebut juga dengan gliserol atau propana-1,2,3-triol merupakan jenis alkohol umum. Semua alkohol bersifat toksik (racun). Gugus hidroksil pada alkohol mengakibatkannya bersifat polar. Struktur gliserin dapat dilihat pada Gambar 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol, 2006).

(18)

tidak larut dalam eter dan kloroform (Tano, 1999). Gliserin diperoleh dari proses saponifikasi trigliserida dan sorbitol, suatu alkohol heksa (Schmitt,1996)

Gliserin merupakan humektan yang mampu mengikat udara. Humektan adalah zat yang ditambahkan untuk mencegah penguapan air dari sel kulit karena mampu mengikat air dari udara dan dalam kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Rahayu (2004) menyebutkan bahwa penggantian dan penurunan konsentrasi gliserin disarankan untuk mengurangi kesan lengket dan meningkatkan kesan dingin ditangan. Mulyana (2004) juga menyebutkan penggunaan madu sebagai pengganti gliserin karena sifat madu yang demulsen seperti gliserin. Gliserin memiliki sifat higroskopis, berasa manis, namun ada rasa panas yang tidak menyenangkan bila dioleskan pada kulit.

Malam Lebah Kuning (Cera flava)

Malam adalah lilin yang paling baik dan dihasilkan oleh lebah pekerja dari empat pasang kelenjar yang terdapatdi bagian samping bawah perut. Puncak sekresi malam adalah saat lebah pekerja berumur dua minggu. Kegunaan terbanyak malam adalah untuk kosmetik, pembuatan lilin dan industri perlebahan. Namun, juga sebagai formula untuk krim, salep, lotion, pomade, lipstik dan pelapis pil (Sihombing, 1997).

Sihombing (1997) juga menyebutkan, titik lebur malam murni berkisar antara 61-69 ºC (142-156 ºF), indeks refraksinya 1,44; tahanan dielektris 2,9 dan padat jenis pada 20 ºC adalah 0,96; lebih ringan dari air. Malam lebah tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol dingin. Benzene chloroform, karbon disulfida, eter dan beberapa minyak terbang melarutkan malam komplit. Bau dan rasanya khas redam dan terbakar dengan nyala kuning bersih dan mengeluarkan aroma unik. Warna malam dikarenakan oleh pigmen yang terkandung dalam polen dan propolis atau mungkin dari besi oksida yang kontak dengan metal besi.

Sifat alami malam lebah dapat dikatakan hampir konstan. Beberapa kontaminasi malam lebah dapat terjadi antara lain disebabkan oleh polen (tepung sari bunga), propolis (perekat) dan madu yang dapat meningkatkan densitas dan warna malam lebah (Gojmerac, 1980).

(19)

digunakan dalam krim tangan dan badan adalah malam lebah kuning karena pengolahan malam lebah dengan cara bleaching memiliki kelemahan yaitu akan merusak komponen aromatik dan juga komponen lain yang berjumlah sedikit (Krell,1996).

Malam Lebah Putih (Cera alba)

Malam lebah putih merupakan malam lebah yang diperoleh dengan cara memutihkan malam lebah kuning. Malam lebah putih dalam bentuk lempengan atau potongan berwarna putih atau putih kekuningan, tipis bening dengan butiran halus, tidak mengkilat, menjadi lunak dan liat bila digenggam, bau lemah khas madu, tidak tengik, tidak mempunyai rasa dan tidak melekat pada gigi. Larut dalam minyak atsiri dan minyak lemak, agak sukar larut dalam etanol (90%) dan eter, tidak larut dalam air (Departemen Kesehatan RI,1993).

Rantung (2003) menyebutkan bahwa pemucatan dengan arang aktif menghasilkan malam lebah dengan derajat putih paling tinggi dibandingkan dengan bentonit, tetapi nilai rendemen dan bilangan penyabunan yang dipucatkan dengan bentonit merupakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang aktif. Semakin tinggi konsentrasi bahan pemucat maka semakin rendah nilai rendemen dan pH, tetapi semakin tinggi konsentrasi yang digunakan nilai derajat putih semakin tinggi pula.

(20)

Madu dan Malam Lebah dalam Kosmetik

Bangsa Mesir purba biasanya menggunakan madu untuk pembalseman (Sihombing, 1997). Dibidang kecantikan, madu digunakan sebagi lulur muka. Lulur muka akan lebih efektif dari penggunaan krim atau minyak-minyak lain karena disamping dapat melembabkan kulit dapat pula memberikan gizi pada kulit. Madu mempunyai sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap air dari udara, karena itu dapat digunakan sebagai humektan. Sifat madu yang sangat higroskopis menyebabkan madu dapat menyerap sekresi lemak dari kulit, disamping mengandung senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan (Winarno,1982)

Mulyana (2003) menyatakan bahwa berdasarkan sifat-sifatnya, madu dalam formulasi sediaan krim dapat berfungsi sebagai pengganti gliserin. Sifat madu yang demulsen seperti gliserin memiliki kelebihan yaitu mengandung zat anti bakteri, gula invert, protein dan beberapa asam (diantaranya asam pentotenat), sehingga madu dapat digunakan untuk menggantikan gliserin dalam formulasi sediaan krim.

Alasan penting mengapa malam lebah digunakan dalam kosmetik adalah malam lebah tidak akan berubah tengik. Alasan yang tidak kalah penting adalah bahwa malam lebah bukan bahan yang iritan atau sensitif ketika kontak dengan kulit (Coggshall dan Morse, 1984).

Penelitian Rahayu (2004) menyebutkan bahwa penambahan malam lebah kuning dalam krim tangan dan badan dapat meningkatkan viskositas dan kestabilan emulsi. Uji hedoniknya menyebutkan bahwa panelis memberikan respon agak suka sampai suka terhadap produk krim tangan dan badan yang dihasilkan. Peningkatan konsentrasi malam lebah yang ditambahkan cenderung menurunkan kesukaan panelis terhadap homogenitas dan warna krim, tetapi tidak mengubah kesukaan panelis terhadap bau, kesan lengket dan kesan dingin di tangan. Noerono (1990) menyatakan bahwa stabilitas emulsi adalah sifat yang mempertahankan distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi dalam jangka waktu yang lama pada pengemulsian yang diakibatkan oleh gaya mekanis.

Krim Tangan dan Badan

(21)

diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur dan fungsi kulit tersebut, misalnya; udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh dan lain sebagainya (Wasitaatmadja, 1997).

Wasitaatmadja (1997) juga menyatakan bahwa karena faktor-faktor tersebut, kulit dapat menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan yang tidak kita rasakan (insensible water loss perspiration). Secara alami kulit telah berusaha melindungi diri dari kehilangan air yang berlebihan, yaitu dengan adanya tabir lemak diatas kulit (skin surface lipids) yang dihasilkan dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah (natural moisturizing factor/ NMF) tersebut tidak mencukupi, karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan yaitu dengan pemberian pelembab kulit.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes No. 445 Tahun 1998 dalam Tranggono 2003, kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

(22)

Tabel 1. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya (SNI 16-4399-1996)

Kriteria Uji Satuan Persyaratan

Penampakan - Homogen

pH - 4,5-8,0

Bobot jenis 20 oC - 0,95-1,05

Viskositas 25 oC cP 2000-50000

Cemaran mikroba Koloni / gram Maks 102

Sumber : Dewan Standarisasi Nasional 1996

Proses produksi krim kosmetik adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan yang digunakan dalam krim kosmetik memiliki fungsi yang berbeda-beda antar lain:

1. Setil alkohol adalah alkohol lemak yang berbentuk lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil, banyak digunakan sebagai pengental, pembentuk konsistensi, dan penstabil emulsi pada produk emulsi seperti krim dan lotion (Mitsui, 1997). Memiliki titik leleh 45-52 oC. Setil alkohol yang umum digunakan berkisar antara 1-3% pada formulasi produk. Semakin besar konsentrasi setil alkohol yang digunakan dalam formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin tebal dan padat dan kemungkinan akan terjadi granulasi (Wilkinson dan Moore, 1982).

2. Metil paraben berbentuk serbuk halus dengan warna putih merupakan bahan pengawet yang efektif terhadap jamur dan mikroba. Efektif pada rentang pH 4-8 (Mitsui,1997).

3. Trietanolamin

Trietanolamin berupa cairan tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis, mudah larut dalam etanol dan juga berfungsi sebagai emulsifier dan pengatur pH (Departemen Kesehatan RI,1993). Trietanolamin merupakan jenis emulsi yang umum digunakan (Suryani et al.,2000).

4. White oil merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai pelembut atau

(23)

5. Asam stearat

(24)

METODE

Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari bulan September sampai bulan Desember 2005. Pelaksanaannya dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan serta Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu dan malam lebah kuning yang dapat diperoleh dari Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang, Bogor. Bahan lain yang digunakan dalam formulasi krim tangan dan badan adalah asam stearat (CH3(CH2)16COOH), white oil, setil alkohol (C15H33OH), trietanolamin ((HOC2H4)3N), metil paraben dan akuades.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: magnetic stirrer,

beaker glass, termometer, stopwatch, timbangan, kain saring, panci aluminium, kompor listrik, tabung Erlenmeyer, pemanas air, pipet, viscometer, oven, timbangan analitik, pH meter, cawan petri, wadah plastik, dan peralatan uji organoleptik.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan perlakuan empat konsentrasi malam lebah (0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%) dan empat kali ulangan. Model matematik yang digunakan adalah menurut Steel dan Torrie (1995), yaitu:

Yij = μ + αi + εij Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada ulangan ke-j dari konsentrasi malam lebah ke-i μ = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh penambahan lebah pada konsentrasi ke-i

εij = Galat percobaan pada ulangan ke-j dari perlakuan ke-i

i = Konsentrasi malam lebah (i = 4 yaitu: (1). 0,5%; (2). 1%; (3). 1,5% dan (4). 2%)

(25)

Pengaruh peningkatan konsentrasi malam lebah terhadap peubah, dianalisis dengan sidik ragam polinomial. Karakteristik krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah akan dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dengan menggunakan analisis kontras ortogonal.

Analisis sifat organoleptik dilakukan dengan uji perbandingan jamak. Uji perbandingan jamak dilakukan untuk membandingkan krim kontrol dengan krim perlakuan. Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey (Larmond, 1977).

Peubah yang diamati

Nilai pH (AOAC, 1995). Mula-mula dilakukan standarisasi dengan cara elektroda pH meter dicelupkan ke dalam pH standar 6,86 dan dicuci dengan akuades. Kemudian satu gram contoh diencerkan dengan akuades (1:10). Bagian elektroda pH meter dimasukkan ke dalam contoh yang telah diencerkan dan angka yang terlihat pada layar adalah nilai pH-nya.

Stabilitas Emulsi (AOAC, 1995). Sekitar lima gram bahan emulsi ditimbang di

dalam cawan petri. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan ke oven dengan suhu 45ºC selama satu jam lalu dimasukkan ke pendingin bersuhu dibawah 0 ºC selama satu jam. Selanjutnya cawan berisi contoh dimasukkan lagi ke dalam oven bersuhu 45 ºC selama satu jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Air yang terpisah diserap dengan kertas saring. Kestabilannya dihitung berdasarkan persentase fase terpisah terhadap emulsi keseluruhan.

Berat total bahan emulsi = berat bahan emulsi + cawan – berat cawan

Viskositas (AOAC, 1995). Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer.

(26)

6 rpm. Nilai viskositas adalah nilai pada layar dikalikan angka pengali pada kecepatan putar.

Berat Jenis. Berat jenis diukur dengan menggunakan mangkuk besi yang memiliki ukuran volume. Sampel dimasukkan dalam mangkuk, kemudian total berat dikurangi dengan berat cawan adalah berat sampel. Berat sampel per volume sampel merupakan nilai berat jenis krim tersebut.

Total Cemaran Mikroba (Dewan Standarisasi Nasional, 1992). Contoh

diencerkan dengan pengencer steril hingga 10-3 kemudian dihomogenkan. Satu ml dari masing-masing pengenceran contoh dipipet ke dalam cawan petri steril secara duplo lalu dituangkan 12-15 ml media Plate Count Agar (PCA) cair. Cawan Petri digoyangkan secara perlahan hingga contoh tercampur rata. Campuran tersebut dibiarkan memadat, kemudian dimasukkan ke inkubator (35±1 ºC) dengan posisi terbalik selama 48 jam. Jumlah koloni mikroba dalam satu gram atau satu ml contoh dihitung dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengencer yang digunakan.

Sifat Organoleptik

Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak (Larmond, 1977). Uji ini dilakukan untuk membandingkan krim kontrol dengan krim perlakuan. Sifat organoleptik yang diamati antara lain: kesan lengket, kesan hangat, homogenitas dan warna. Panelis yang digunakan adalah panelis agak terlatih berjumlah 20 orang. Pemilihan panelis agak terlatih dilakukan dengan beberapa tahap:

1. Panelis adalah orang yang telah berpengalaman melakukan uji organoleptik 2. Panelis yang digunakan adalah wanita, dengan pertimbangan mengetahui

produk kosmetik seperti krim atau lotion dan berpengalaman dalam penggunaannya.

(27)

4. Panelis juga dilatih dengan memberikan penjelasan terhadap sifat organoleptik yang akan diamati yaitu: warna, homogenitas, kesan hangat dan kesan lengket.

Penilaian awal dilakukan oleh panelis untuk menentukan kesan lebih, sama atau kurang terhadap sifat organoleptik yang diamati. Selanjutnya panelis menilai seberapa besar perbedaan tersebut; apakah sedikit, cukup, banyak atau sangat banyak. Skala yang digunakan dalam tabulasi penilaian ini adalah sebagai berikut: 1. Amat sangat kurang ,2. Sangat kurang, 3. Kurang, 4. Sedikit kurang, 5. Sama dengan contoh, 6. Sedikit lebih, 7. Lebih, 8. Sangat lebih, 9. Amat sangat lebih.

Prosedur

Pencucian Malam Lebah

Proses pencucian malam lebah dilakukan mengacu pada FAO (1996). Malam lebah kuning ditimbang, kemudian dilelehkan dalam air panas (malam : air = 1 : 5) pada suhu 65 oC disertai dengan pengadukan selama 15 menit sampai malam mencair semua. Malam kemudian disaring dengan kain saring, ditampung pada bak penampung berlapis aluminium dan dibiarkan pada suhu ruang sampai mengeras. Malam lebah yang mengeras diangkat dari air dan dibersihkan dari kotoran yang masih menempel. Pembersihan kotoran yang menempel pada bagian bawah malam lebah dilakukan dengan cara dikikis menggunakan pisau. Diagram alir proses pencucian malam lebah dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pencucian Malam Lebah Malam lebah

Pelelehan serta pengadukan (T = 65 ºC, malam : air = 1 : 5, 15 menit)

Penyaringan dengan kain saring pada wadah berlapis aluminium

Pendinginan pada suhu ruang

Pemisahan malam dengan air dan pemisahan dari kotoran yang menempel

(28)

Formulasi Krim Tangan dan Badan

Formula krim tangan dan badan mengacu pada formula dalam penelitian Mulyana (2003) dan Rahayu (2004). Krim tangan dan badan dibuat dengan menggunakan 10 gram madu sebagai pengganti gliserin dan malam lebah pada konsentrasi yang berbeda-beda (0,5%; 1%; 1,5%; 2%), sedangkan krim kontrol dibuat dengan menggunakan formula gliserin. Tiap perlakuan terdiri dari empat kali ulangan. Formula krim tangan dan badan dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Formula Krim Tangan dan Badan

Nama Bahan Formula

Keterangan: 1. Formula dimodifikasi berdasarkan Mulyana (2003) dan Rahayu (2004)

2. F 0,5; 1; 1,5; 2 = formula krim dengan penambahan malam lebah berturut-turut : 0,5%; 1%; 1,5% dan 2% dari berat adonan.

Perbedaan formulasi F0,5; F1; F1,5 dan F2 hanya pada konsentrasi malam lebah yaitu berturut-turut: 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% sedangkan komponen lain yang digunakan tetap.

Proses Pembuatan Krim Kontrol

(29)

Gliserin dan air dipanaskan hingga suhu 80 oC dalam wadah yang berbeda. Lalu dilakukan pendinginan hingga suhu 65 oC (Adonan 2). Adonan 1 dan 2 dicampur sambil terus diaduk dengan magnetic stirrer pada putaran penuh. Pengadukan dilakukan sampai terbentuk emulsi krim yang halus. Pengadukan dilanjutkan secara manual terus dilakukan sampai adonan mengembang (Adonan 3). Adonan 3 dibiarkan hingga suhu turun menjadi 40 oC. Metil paraben ditambahkan sambil terus dilakukan pengadukan sampai terbentuk krim yang halus. Setelah dingin krim dimasukkan dalam kemasan botol plastik. Diagram alir proses pembuatan krim kontrol dapat dilihat dalam Gambar 3.

Asam stearat, white oil, setil alkohol Akuades + gliserin

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan Kontrol (Tano, 1999)

Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah

(30)

malam lebah dalam beker gelas pada suhu 75 oC sampai mencair, kemudian didinginkan sampai suhu 65 oC (Adonan 1). Pada kondisi tersebut trietanolamin ditambahkan perlahan-lahan dan diaduk dengan magnetic stirrer. Adonan 2 terdiri dari madu yang ditambahkan dengan akuades. Adonan 2 tersebut hanya dipanaskan hingga suhu 40 oC, hal ini untuk mencegah terjadinya perubahan komponen dalam madu. Campuran madu dan akuades ditambahkan kedalam fase minyak pada suhu 30-35 oC. Adonan 1 dan adonan 2 dicampur sambil terus diaduk sampai adonan mengembang (Adonan 3). Metil paraben ditambahkan dan pengadukan terus dilakukan hingga terbentuk krim yang halus. Diagram alir proses pembuatan krim tangan dan badan dapat dilihat pada Gambar 4.

Asam stearat, white oil, setil alkohol

malam lebah (0,5%, 1%, 1,5%, 2%) Akuades + Madu

Pengadukan dan pemanasan Pengadukan dan pemanasan (75 ºC) (40 ºC)

Pengadukan dan pendinginan Pengadukan dan pendinginan (65 ºC) + trietanolamin (35 ºC)

Pengadukan dan pendinginan (30-35 OC

Adonan1 Adonan 3 Adonan 2

Pengadukan sampai terbentuk krim yang halus

Metil parabens Pengadukan manual ( 30-35 ºC)

Krim tangan dan badan Dengan madu dan malam lebah

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencucian Malam Lebah

Pencucian malam lebah dilakukan dengan dua proses yaitu pemanasan dan penyaringan. Malam lebah dipanaskan pada suhu 65 oC sehingga dapat mencairkan seluruh malam lebah dan dapat mempermudah proses penyaringan. Proses penyaringan bertujuan untuk menyaring kotoran agar tidak ikut dalam malam lebah yang akan dimanfaatkan pada krim tangan dan badan. Pembersihan juga dilakukan dengan mengikis bagian bawah lempengan malam lebah yang berwarna lebih gelap, sehingga malam lebah yang dihasilkan berwarna lebih cerah. Malam lebah kuning hasil pencucian dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Malam Lebah Kuning Hasil Pencucian

Proses pemanasan berpengaruh terhadap warna, aroma, dan tekstur. Pemanasan menyebabkan terputusnya beberapa ikatan kimia malam lebah dan menguapkan beberapa senyawa aromatik. Hal ini menyebabkan malam lebah hasil pencucian berwarna lebih cerah, tekstur malam menjadi lebih rapuh dan aroma khas malam yang semakin berkurang. Pemanasan malam lebah juga berperan mengurangi mikroba yang mengkontaminasi. Menurut FAO (1996), suhu pemanasan yang semakin tinggi dapat menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan aroma malam lebah.

Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan

(32)

stearat, dan setil alkohol dilakukan pada suhu 75 oC karena suhu tersebut mampu mencairkan adonan secara sempurna. Pemanasan diatas 80 oC, tidak dianjurkan karena dapat merusak komponen malam lebah. Adonan 2 yang terdiri dari akuades dan madu hanya dipanaskan pada suhu 40 oC, hal ini untuk menghindari rusaknya komponen dalam madu seperti gula.

Pencampuran Adonan 2 ke dalam adonan 1 sehingga menghasilkan adonan 3, dilakukan pada suhu 30-35 oC. Pencampuran adonan 2 ke dalam adonan 1, dapat menyempurnakan proses penuangan. Pengadukan dengan magnetic stirrer pada adonan 3 dilakukan dengan kecepatan penuh untuk membentuk emulsi krim yang halus. Pengadukan manual setelah terbentuk emulsi krim dilakukan untuk menyempurnakan pencampuran metil paraben.

Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan

Analisis sifat fisik dilakukan untuk mengetahui karakteristik krim tangan dan badan yang dihasilkan. Standarisasi produk krim tangan dan badan mengacu pada Standarisasi Nasional Indonesia (SNI:16.4399.1996) mengenai mutu sediaan tabir surya. Pemilihan tabir surya didasarkan pada sifat tekstur yang sama, yang berbeda hanya formula yang digunakan. Sifat fisik krim yang dianalisis adalah: pH, stabilitas emulsi, berat jenis, dan viskositas dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah Keterangan: F 0,5; 1; 1,5; 2 = Hasil rataan analisis krim tangan dan badan dengan formulasi madu

(33)

Bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin), penambahan madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan, dapat meningkatkan nilai rataan stabilitas emulsi dan menurunkan nilai rataan pH serta viskositas. Nilai rataan pH dan viskositas masih berada dalam kisaran SNI, sedangkan rataan nilai berat jenis sedikit dibawah kisaran SNI.

Nilai pH

Derajat keasaman suatu produk ditunjukkan oleh nilai pH produk tersebut. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH krim tangan dan badan (Lampiran 2). Rataan umum nilai pH krim dengan perlakuan penambahan madu dan malam lebah adalah 7,256 (Tabel 3). Nilai pH ini masih berada dalam kisaran SNI yaitu 4,5-8,0.

Bila dibandingkan dengan kontrol dalam uji kontras ortogonal tampak bahwa penambahan madu dan malam lebah yaitu pada F1, F1,5 dan F2 berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH krim yang dihasilkan. Pengaruh nyata tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3 yang menunjukkan peningkatan konsentrasi malam lebah akan semakin menurunkan nilai pH krim yang dihasilkan. Hal ini berarti penurunan nilai pH lebih dipengaruhi oleh penambahan malam lebah, ditunjukkan pada F0,5 yang tidak berbeda nyata. Nilai pH malam lebah adalah 6,0.

Penambahan campuran madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan dapat dikatakan memberikan efek positif, karena semakin mendekati pH kulit. Nilai pH kulit berkisar antar 5,0-6,5. Apabila pH sediaan kosmetik jauh berbeda dengan pH kulit, maka produk tersebut cenderung mengiritasi kulit.

Stabilitas Emulsi

Stabilitas emulsi sangat menentukan daya terima konsumen terhadap produk. Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan bahan penyusun suatu larutan dimana pertikel-pertikel yang terdispersi tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan pertikel lainnya. Rataan umum nilai stabilitas krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah adalah 74,75 (Tabel 3).

(34)

dan 78,370±1,79%. Stabilitas emulsi krim tangan dan badan yang dihasilkan disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan pada Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah.

Hasil analisis polinomial orthogonal menunjukkan bahwa konsentrasi malam lebah mempengaruhi stabilitas emulsi krim secara kubik Y = 0,4358x3-4,7765x2+ 18,147x+54,314 (R2=1). Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahan malam lebah dari 0,5%-1% sangat meningkatkan stabilitas emulsi, sedangkan penambahan pada konsentrasi selanjutnya tidak terlalu meningkatkan stabilitas emulsi krim yang dihasilkan. Peningkatan stabilitas yang tinggi pada krim dengan konsentrasi malam lebah 0,5%-1% diduga karena pengaruh malam lebah yang berfungsi sebagai penstabil. Peningkatan konsentrasi malam lebah diatas 1% tidak terlalu meningkatkan stabilitas emulsi karena ukuran komponen lain yang masih tetap.

(35)

Berat Jenis

Berat jenis krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berkisar antara 0,908±0,008-0,917±0,03. Nilai berat jenis ini berada sedikit dibawah kisaran SNI. Meskipun lebih rendah dari SNI, hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi malam tidak berpengaruh nyata terhadap berat jenis krim. Nilai berat jenis krim tangan dan badan yang lebih rendah dari SNI, diduga mengandung resiko terhadap pemisahan air dengan komponen lain yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air.

Uji kontras orthogonal menunjukkan bahwa krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah (F0,5; F1; F1,5; F2) tidak berbeda secara nyata bila dibandingkan dengan krim kontrol. Hal ini terjadi karena berat jenis madu hampir sama dengan berat jenis gliserin, dan berat jenis malam lebah hampir sama dengan berat jenis komponen yang lainnya.

Viskositas

Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan. Viskositas krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah berkisar antara 21188±5178- 26125±6993 cP (centi Pouse). Nilai tersebut masih dalam kisaran SNI yaitu: 2000 – 50000 cP (DSN, 1996). Hasil sidik ragam menunjukan bahwa penambahan malam lebah dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% tidak berpengaruh nyata terhadap viskositas krim.

Bila dibandingkan dengan kontrol dalam uji kontras ortogonal tampak bahwa penambahan madu dan malam lebah berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap viskositas krim yang dihasilkan. Penambahan campuran madu dan malam lebah dapat menurunkan viskositas krim yang dihasilkan. Penurunan viskositas ini diduga karena kandungan air dalam madu. Madu yang digunakan mengandung kadar air 21-22%.

Total Cemaran Mikroba

(36)

Tabel 4. Total Cemaran Mikroba Krim Tangan dan Badan

Formula Pengenceran Rata-rata (Koloni/gram)

F Kontrol 10 -1

Keterangan: F 0,5; 1; 1,5; 2 = Hasil rataan analisis krim tangan dan badan dengan formulasi madu 10% dan malam lebah berturut-turut: 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%.

Hasil analisa total cemaran mikroba hingga pengenceran 10-3 masih berada dibawah 10 koloni/gram. Hal ini menunjukan bahwa krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah aman untuk digunakan. Penggunaan alat dan bahan krim kosmetik yang steril serta penambahan metil paraben 0,1% dapat mencegah tumbuhnya cemaran mikroba. Pencegahan mikroba pada tahap berikutnya dapat dilakukan dengan memperhatikan proses penyimpanan.

Nilai berat jenis yang berada dibawah kisaran SNI No. 16-4399-1996, berpeluang menyebabkan lapisan terpisah antara air dengan komponen lain yang memiliki berat jenis lebih rendah selama proses penyimpanan. Pemisahan ini diduga mengandung resiko tumbuhnya bakteri pada krim tangan dan badan tersebut.

(37)

kontaminasi mikroba pada krim tangan dan badan. Hal ini disebabkan malam lebah yang digunakan tidak disterilkan karena dapat menyebabkan kerusakan sifat fisik dan kimia malam lebah.

Sifat Organoleptik

Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak. Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai organoleptik panelis terhadap warna, homogenitas, kesan hangat dan kesan lengket krim dengan penambahan campuran madu dan malam dibandingkan dengan krim kontrol. Hasil uji perbandingan jamak disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Organoleptik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah

Sifat

Keterangan: - F0,5; F1; F2; F3 = Formulasi krim tangan dan badan dengan penambahan madu dengan malam lebah konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%.

- Skala organoleptik:

1. Amat sangat kurang; 2. Sangat kurang; 3. Kurang; 4. Sedikit kurang; 5. Sama dengan contoh; 6. Sedikit lebih; 7. Lebih; 8. Sangat lebih; 9. Amat sangat lebih. - a / b = Superskrip yang berbeda menunjukkan warna dan kesan lengket yang berbeda

nyata

Bila dibandingkan dengan krim formula gliserin, penambahan madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah, mampu mempengaruhi warna, homogenitas dan kesan lengket, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai kesan hangat. Peningkatan konsentrasi malam lebah, berpengaruh meningkatkan nilai organoleptik warna dan kesan lengket krim tangan dan badan yang dihasilkan.

Warna

(38)

Gambar 7. Warna Krim Tangan dan Badan

Bila dibandingkan dengan krim kontrol, warna krim perlakuan berada pada skala 6,15-7,1. Hal ini berarti bahwa krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berwarna lebih krem dari pada krim kontrol. Perubahan warna ini disebabkan oleh penambahan madu yang berwarna coklat dan malam lebah kuning.

Peningkatan konsentrasi malam lebah juga memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap warna krim tangan dan badan yang dihasilkan, yaitu pada F2. Hal ini karena malam lebah yang digunakan adalah malam lebah kuning, sehingga peningkatan konsentrasi malam lebah akan semakin meningkatkan warna krem pada krim tangan dan badan yang dihasilkan.

Homogenitas

Homogenitas merupakan salah satu parameter penting dalam penilaian produk kosmetik. Hasil uji organoleptik krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berkisar antara 5,4-5,65. Nilai ini menunjukkan bahwa krim hasil perlakuan sedikit lebih homogen dibandingkan dengan krim kontrol. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap homogenitas krim tangan dan badan.

(39)

Kesan Hangat

Rataan analisis organoleptik krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah berkisar antar 4,55-4,9. Nilai ini menunjukkan krim perlakuan memiliki kesan hangat yang sama dengan krim kontrol. Hasil sidik ragam juga menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kesan hangat krim tangan dan badan yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa campuran madu dan malam lebah pada konsentrasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kesan hangat pada krim tangan dan badan. Kesan Lengket

Hasil uji organoleptik terhadap kesan lengket berkisar antara: 4,5-5,6. Nilai ini menunjukkan bahwa krim tangan dan badan perlakuan memiliki kesan lengket yang sama dengan krim kontrol dan ada juga yang sedikit lebih lengket dari krim kontrol.

Diantara krim perlakuan terdapat perbedaan nilai kesan lengket yaitu: nilai kesan lengket terrendah pada F0,5 sedangkan kesan lengket tertinggi pada F1,5. Peningkatan konsentrasi malam lebah seharusnya dapat meningkatkan kesan lengket, karena diduga dalam malam lebah masih terdapat propolis yang mengkontaminasi. Akan tetapi, nilai kesan lengket juga dipengaruhi oleh faktor panelis, seperti: kepekaan panelis terhadap rasa lengket, ketebalan pengolesan krim pada permukaan kulit tangan dan kekuatan penekanan saat merasakan.

Penentuan Formula Krim Tangan dan Badan Terbaik

(40)

Tabel 6. Pengaruh Positif dan Negatif Sifat Fisik dan Organoleptik Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Campuran Madu dan Malam Lebah

Keterangan: 1. F0,5; F1; F2; F3 = Formulasi krim tangan dan badan dengan penambahan madu dengan malam lebah konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%.

2. + atau – adalah pengaruh positif atau negatif krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan berbagai konsentrasi malam lebah

Pengaruh positif yang ditunjukkan pada Tabel 6 diperoleh dari analisis sifat fisik pada Tabel 3 dan sifat organoleptik pada Tabel 4. Tanda positif pada Tabel 6, menunjukkan pengaruh positif yang diharapkan, sedangkan tanda negatif menunjukkan pengaruh yang tidak diharapkan dari penambahan campuran madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan.

(41)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penambahan madu dan malam lebah dengan konsentrasi 2% menghasilkan krim tangan dan badan dengan kualitas pH, stabilitas emulsi, serta homogenitas lebih baik bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dan krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah konsentrasi 0,5%; 1% dan 1,5%.

Saran

(42)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kemurahan rahmat dan nikmat yang begitu banyak sehingga Penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan, untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta atas keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang yang tidak dapat penulis balas.

2. Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi. dan Ir. B. N. Polii, SU. selaku dosen pembimbing skripsi atas arahan, bimbingan dan kebesaran hatinya dalam membimbing Penulis serta Dr. Ir. Asep Sudarman, MRur. Sc. dan Ir. Suhut Simamora, MSc. selaku dosen penguji, atas saran dan kritik yang diberikan. 3. Ir. Hj. Komariah, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas arahan dan

bimbingan yang diberikan selama Penulis menuntut ilmu di IPB dan seluruh staf pengajar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

4. Teknisi Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan serta Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

5. Keluarga kecil ’Cipro’ atas ukhuwah yang tidak pernah padam. Semoga Allah SWT mengekalkannya.

6. Teman-teman Penulis di Crew-D dan FAMM Al-An’aam atas semangat juang, kekompakan dan amal jama’i.

7. Teman-teman THT 38 atas cinta dan kebersamaan yang telah dibina, juga seluruh teman-teman A’38 Fakultas Peternakan IPB.

8. Serta kepada segenap pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya dan bagi peternakan Indonesia pada umumnya.

Bogor, Agustus 2006

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Association of Official Analitycal Chemists (AOAC). 1995. Official Methods of Analisys Chemist. Vol. 1A. AOAC, Inc., Washington.

Chester, J.F.L. 1971. The Function Cosmetic Component. Soap, Perfumery and Cosmetic Magazine. XLVI (4) : 205-209. United Trade Press., Ltd, England. Coggshall, W.L and R.A. Morse. 1984. Beeswax: Production, Harvesting, Processing

and Product. Wicwas Press, New York.

Departemen Kesehatan R.I. 1978. Formularium Indonesia. Edisi II, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonseia. 1993. Kodeks Kosmetik Indonesia. Vol 1. Direktorat Jendral POM, Jakarta.

Dewan Standarisasi Nasional. 1992. SNI.16.2897.1992. Cara Uji Cemaran Mikroba. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Dewan Standarisasi Nasional. 1996. SNI.16.4399.1996. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Food of Agricultural Organization. 1986. Tropical and Subtropical Apiculture. FAO of The United Nation, Roma.

Food of Agricultural Organization. 1996. Tropical and Subtropical Apiculture. FAO of The United Nation, Roma.

Gojmerac, W.L 1980. Bees, Beekeeping Honey and Pollination. AVI Published Inc. Wesport, Connecticut.

Gojmerac, W.L. 1983. Bees, Beekeeping, Honey and Pollination. The AVI Publishing Co. Inc., Westport, Connecticut.

http://www.Indonet work.co.id. (April 2006)

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_stearat. (Mei 2006) http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol (Mei 2006)

Jacobi, O.K. 1972. Humectant versus moisturizer. Soap, Perfumery and Cosmetics Magazine. XLV (2) : 111-112.

Krell. 1996. Value-added Products from Beekeeping. Food and Agricultur Organization of the United Nations.

Larmond, E. 1977. Laboratory Methods for Sensory Evaluation of Food. Foor Research Institute. Canada Depertement of Agriculture, Ottawa.

Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier, Tokyo.

Molan, P. C. 2001. Honey as an Antimikrobial Agent. Waikato Honey Reserch Unit, Waikato University.

(44)

Noerono. 1990. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjahmada University Press, Yogyakarta.

Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang dan Fakultas MIPA. 1991. Analisis Kimia Produk Lebah Madu, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rahayu, Y.W. 2004. Aplikasi malam lebah (Beeswax) pada produk krim tangan dan badan. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rantung, D.E. F. 2003. Pemucatan malam lebah menggunakan arang aktif dan bentonit. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rieger, M. 1996. Use of natural gats and oils in cosmetics. Dalam: Y.H. Hui (Editor). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products: Industrial and Consumer Nonedible Products From Oils and Fats. Vol. 5. John Wiley and Sons Inc., New York.

Sapnianti, A. C Erungan, P. Suptijah dan E. Hambali. 2002. Pemanfaatan khitosan pada pembuatan skin cream. Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Schmitt, W. H. 1996. Skin care products. In: Williams, D.F. and W.H. Schmitt (Ed.). 1996. Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academic and Profesional, London.

Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta.

Soelarto, S.A. 1994. Pengaruh pemakaian madu sebagai pensubtitusi gliserin dalam formulasi beberapa jenis krim terhadap kestabilan fisiknya. Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Padjajaran, Bandung.

Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan : B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suryani, A., I. Sailah, dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tano, E.1999. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit UI Press, Jakarta.

White, J.W. 1992. Honey. Dalam: Graham, M.J. (Ed). The Hive and the Honey Bee. Dadant and Sons, Hamilton, Illinois.

Winarno, F.G. 1982. Madu: Teknologi Khasiat dan Analisa. Ghalia Indonesia, Jakarta.

(45)
(46)

Lampiran 1. Format Uji Perbandingan Jamak Krim Tangan dan Badan Uji Perbandingan Jamak

Nama panelis : Tanggal:……… NRP :

Jenis Produk : Krim Tangan dan Badan

Intruksi : Bandingkan contoh-contoh yang disajikan dengan contoh pembanding. Berilah tanda

dengan pernyataan anda. A. Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan

817 281 469 753

Lebih lengket

Sama dengan contoh

Kurang lengket

Banyaknya perbedaan (Jika lebih lengket/kurang lengket) :

871 281 469 753

B. Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan

817 281 469 753

Lebih hangat

Sama dengan contoh

Kurang hangat

Banyaknya perbedaan (Jika lebih hangat/kurang hangat) :

(47)

C. Homogenitas Krim Tangan dan Badan

817 281 469 753

Lebih homogen

Sama dengan contoh

Kurang homogen

Banyaknya perbedaan (Jika lebih homogen/kurang homogen) :

871 281 469 753

Sedikit

Cukup

Banyak

Sangat banyak

Berikan komentar anda:……….. ………

D. Warna Krim Tangan dan Badan

817 281 469 753

Lebih coklat

Sama dengan contoh

Kurang coklat

Banyaknya perbedaan (Jika lebih coklat/kurang coklat) :

871 281 469 753

Sedikit

Cukup

Banyak

Sangat banyak

(48)

Lampiran 2. Hasil Sidik Ragam Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan

Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam dan Polinomial Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%.

Lampiran 4. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK db JK KT F P>F Perlakuan 3 0,000167 0,000056 0,06 0,978tn

Galat 12 0,010616 0,000885

Total 15 0,010783

R-Sq = 1.55% KK = 3,26%

Keterangan: tn = tidak nyata

(49)

Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK db JK KT F P>F

Perlakuan 3 70338867 23446289 0,81 0,513tn

Galat 12 347777344 28981445

Total 15 418116211

R-Sq = 16.82% KK = 22,7%

Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK db JK KT F Pr>F

Perlakuan 4 0,21545500 0,05386375 3,23 0,0424* Fkontrol vs F0,5 1 0,07125313 0,07125313 4,27 0,0565tn Fkontrol vs F1 1 0,07605000 0,07605000 4,56 0,0497* Fkontrol vs F1,5 1 0,11761250 0,11761250 7,05 0,0180* Fkontrol vs F2 1 0,19531250 0,19531250 11,70 0,0038**

Galat 15 0,25031875 0,016687916

Total 19 0,46577375

R-Sq = 46.26% KK = 1,79%

Keterangan: tn = tidak nyata

(50)

Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK db JK KT F Pr>F

Perlakuan 4 259,44237000 64,8605925 3,98 0,0215* Fkontrol vs F0,5 1 87,25205000 87,25205000 5,35 0,0353* Fkontrol vs F1 1 0,13781250 0,13781250 0,01 0,9280tn Fkontrol vs F1,5 1 15,76411250 15,76411250 0,97 0,3411tn Fkontrol vs F2 1 26,57205000 26,57205000 1,63 0,2212tn

Galat 15 244,62785000 16,30852333

Total 19 504,07022000

R-Sq = 51.47% KK = 5,4%

Lampiran 8. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK db JK KT F Pr>F

Perlakuan 4 0,000197 0,000049 0,07 0,991tn

Galat 15 0,011168 0,000745

Total 19 0,011365

R-Sq = 1.73% KK = 3%

Lampiran 9. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK db JK KT F Pr>F

Perlakuan 4 1151707812 287926953 11,56 0,0002** Fkontrol vs F0,5 1 7975001953,13 7975001953,13 32,03 0,0001** Fkontrol vs F1 1 510001953,13 510001953,13 20,48 0,0004** Fkontrol vs F1,5 1 5566945312,50 5566945312,50 22,37 0,0003** Fkontrol vs F2 1 874142578,13 874142578,13 35,11 0,0001**

Galat 15 373507812 24900520,8

Total 19 1525215625

R-Sq = 75.51% KK = 18,22%

Keterangan: tn = tidak nyata

(51)

Lampiran 10. Hasil Sidik Ragam Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Sampel 3 10,05 3,35 11,17** 2,78 4,15

Panelis 19 124,95 6,58 21,93

Galat 57 16,95 0,3

Total 79 151,95

R-sq = 6,61% KK = 21%

Lampiran 11. Hasil Uji Lanjut Tukey Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

Formula Rataan perbandingan Beda Nyata Terkecil

F2 – F0,5 0,95* 0,46

F2 – F1 0,75* 0,46

F2 – F1,5 0,6* 0,46

F1,5 – F1 0,35 0,46

F1,5– F0,5 0,15 0,46

F1 – F0,5 0,2 0,46

Lampiran 12. Hasil Sidik Ragam Homogenitas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Sampel 3 0,85 0,28 0,28tn 2,78 4,15

Panelis 19 96,45 5,08 5,13

Galat 57 56,65 0,99

Total 79 153,95

R-sq = 0,55% KK = 25,78%

Keterangan: tn = tidak nyata

(52)

Lampiran 13. Hasil Sidik Ragam Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Sampel 3 1,54 0,51 0,25tn 2,78 4,15

Panelis 19 127,14 6,69 3,33

Galat 57 114,71 2,01

Total 79 243,39

R-sq = 0,63% KK = 32,42%

Lampiran 14. Hasil Sidik Ragam Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah.

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Sampel 3 17,44 5,81 4,24** 2,78 4,15

Panelis 19 60,64 3,19 2,33

Galat 57 78,31 1,37

Total 79 156,39

R-sq = 11,15% KK = 26,5%

Lampiran 15. Hasil Uji Lanjut Tukey Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. Formula Rataan perbandingan Beda Nyata Terkecil

F1,5 – F0,5 1,05* 0,975

F1,5 – F2 0,9 0,975

F1,5 – F1 0,1 0,975

F1 – F0,5 0,95 0,975

F1 – F2 0,8 0,975

F2 – F0,5 0,15 0,975

Keterangan: tn = tidak nyata

(53)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

SKRIPSI

SURLINA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

(54)

RINGKASAN

Surlina. D14201037. 2006. Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi. Pembimbing Anggota : Ir. B. N. Polii, SU

Krim tangan dan badan merupakan produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit tetap terlihat sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Pelapisan yang diberikan oleh krim kosmetik berfungsi menjaga penguapan air dan menjaga keseimbangan air kulit.

Salah satu komponen yang digunakan dalam krim tangan dan badan adalah gliserin yang berfungsi sebagai humektan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunakan gliserin dalam krim tangan dan badan menimbulkan kesan lengket dan memberikan kesan hangat, sehingga menyebabkan tidak nyaman ketika krim digunakan. Penambahan madu dalam krim tangan dan badan sebagai pengganti gliserin karena sifat higroskopisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai humektan. Madu merupakan produk alami yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Keasaman yang tinggi dari madu diharapkan dapat menurunkan pH krim tangan dan badan.

Penggunaan malam lebah dalam krim tangan dan badan diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik seperti stabilitas emulsi. Malam lebah juga merupakan produk yang aman dan tidak menimbulkan iritasi kulit.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik fisik dan organoleptik krim tangan dan badan yang menggunakan formulasi campuran madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah serta membandingkannya dengan krim tangan dan badan yang berformulasi gliserin. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari penambahan madu 10% dan malam lebah dengan konsentrasi 0,5% 1%, 1,5% dan 2%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Pengaruh peningkatan konsentrasi malam lebah dianalisis dengan sidik keragaman polinomial. Karakteristik krim dengan penambahan madu dan malam lebah akan dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dengan menggunakan analisis kontras. Peubah yang diamati meliputi: pH, stabilitas emulsi, berat jenis, dan viskositas.

Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak (Larmord, 1977) dengan menggunakan 20 panelis agak terlatih. Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Tukey. Sifat organoleptik yang diukur antar lain: warna, homogenitas, kesan lengket dan kesan hangat.

(55)

Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan madu dan malam lebah dalam formulasi krim tidak berpengaruh nyata terhadap homogenitas dan kesan hangat, akan tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) meningkatkan warna dan kesan lengket.

Penambahan madu dan malam lebah dengan konsentrasi 2% menghasilkan krim tangan dan badan dengan kualitas fisik yaitu: pH, stabilitas emulsi, dan homogenitas lebih baik bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula glierin) serta krim dengan penambahan madu dan malam lebah konsentrasi 0,5%; 1% dan 1,5.

(56)

ABSTRACT

Study of Honey Mixed by Any Given Concentration level of Beeswax Used in Hand and Body Cream Formulation

Surlina, H. C. H. Siregar, and B. N. Polii

Hand and body cream is a cosmetic product that can be used to maintain skin healthiness and prevent wrinkles. Honey could subtitute glycerin because of it’s hygroscopic characteristic that can be used as humectant. Honey is a natural product that is saver to use and contain many components which are useful i.e. sugar, some mineral, protein and antibacterial. Honey with it’s low pH could reduce hand and body cream pH. On the other hand beeswax will improve physical characteristics such as emulsion stability. Beeswax is also safety product and would not cause skin irritation. The purpose of this research was to study physical and organoleptic charateristic of hand and body cream which contained 10% honey and various levels of beeswax then compared with hand and body cream which contained glyserin. The observed variables were pH, emulsion stability, specific weight, Viscocity, and organoleptic characteristic. This research used completely randomized design with four levels of beeswax as a treatment and four replicates. The effect of beeswax levels were analysed by polynomial orthogonal test and the treatment creams were compared the control cream (which contain glyserin) with contras orthogonal test. The levels of beeswax had no significant effect on pH, specific weight and viscosity, while the increasing of beeswax significantly increased emulsion stability. Compared with control cream, the treatment creams had the same specific weight but significantly lower pH and viscocity and significantly higher emulsion stability. The honey and beeswax adition gave no significant effect on homogenity and warm sense but the creams were darker and sticker.

(57)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

SURLINA D14201037

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

(58)

KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN

BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH

(BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM

TANGAN DAN BADAN

Oleh

SURLINA

D14201037

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 09 Agustus 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi Ir. B. N. Polii, SU

NIP. 131 881 141 NIP. 130 816 350

Mengetahui

Dekan Fakultas Peternakan

(59)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 April 1983 di Karang Sari, Lampung Selatan. Penulis adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan bapak Wagimin dan Ibu Mujinah.

Jenjang pendidikan formal Penulis diawali dari pendidikan Sekolah Dasar di SDN II Karang Sari pada tahun 1989-1995, dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Penengahan pada tahun 1995-1998. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN I Kalianda sampai tahun 2001. Penulis diterima sebagai mahasiswa Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2001.

Gambar

Gambar 1. Struktur Gliserin
Tabel 1.  Standar Mutu Sediaan Tabir Surya (SNI 16-4399-1996)
Gambar 2.  Diagram Alir Proses Pencucian Malam Lebah
Tabel 2.  Formula  Krim Tangan dan Badan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari penelitian sebelumnya penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dan tergolong baru, karena program dana desa ini baru berjalan sekitar satu tahun lebih dan belum

Kondisi kelas yang kondusif berkaitan dengan kondisi peserta didik saat proses pembelajaraan sedang dilakukan. Kondisi kelas yang baik menuntut terjadinya interaksi antara guru

Penelitian mengenai pengaruh pergerakan user/mobile station terhadap kualitas sinyal suara pada jaringan WiMAX IEEE 802.16e ini dilakukan dengan cara membuat

Dari 50 aksesi plasma nutfah ubi jalar yang diuji ketahanannya terhadap hama lanas, terdapat satu aksesi yang tahan, yaitu varietas Yoban (2%), sembilan aksesi agak tahan (18%),

By utilizing a phenomenographic approach to capture the participation, perception and understanding of party leaders and members, this paper focuses on three research

Dengan pikiran terbuka guru juga jadi mudah untuk menyerap ilmu dari siapa saja tanpa mesti katakan “aah saya sudah tahu” atau “ah saya sudah pernah menerapkan”

Seorang dosen pembimbing lapangan (DPL) PLT diambil dari dosen jurusan yaitu Nurkhamid, Ph.D.,.. gambaran pengetahuan dan pengalaman mengenai tugas-tugas seorang guru

3 Faktor pendukung pembentukan karakter religius siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Malang yaitu sikap anak yang mudah dibentuk, dukungan dari paguyuban walimurid,