• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera : Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pengalengan dan Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera : Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pengalengan dan Bogor, Jawa Barat"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR

Andrallus spinidens (HEMIPTERA: PENTATOMIDAE) DI

DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR,

JAWA BARAT

SADAT TAHER

A44102033

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ABSTRAK

SADAT TAHER. Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera; Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pangalengan dan Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.

Andrallusspinidens (Hemiptera; Pentatomidae) merupakan kepik predator yang sangat potensial sebagai musuh alami, akan tetapi informasi yang komprehensif mengenai persebarannya masih sangat sedikit di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan tingkat populasi A. spinidens di Jawa Barat yang diwakili empat daerah (Bogor, Garut, Pangalengan, dan Cianjur). Penelitian dilakukan di lapangan dengan pengamatan langsung untuk menentukan keberadaan kepik predator ini dan menghitung tingkat populasinya. Pengamatan persebaran dilakukan dengan melihat langsung keberadaan kepik ini pada lahan pertanaman di tiap lokasi pengamatan. Setiap individu yang telihat diambil dengan menggunakan jaring untuk menentukan populasi kepik pada daerah tersebut. Untuk menghitung ordinat dan ketinggian dari tempat sampel yang diambil menggunakan GPS (global position system) dan dipetakan ke dalam perangkat komputer dengan menggunakan program Map Source.

(3)

PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR

Andrallus spinidens (HEMIPTERA: PENTATOMIDAE) DI

DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR,

JAWA BARAT

skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh: SADAT TAHER

A44102033

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

Judul : PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR Andrallus spinidens (HEMIPTERA : PENTATOMIDAE) DI DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR, JAWA BARAT

Nama : Sadat Taher NRP : A44102033

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Dadan Hindayana NIP 132010247

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr NIP 130422698

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat, pada tanggal 2 Februari 1985 sebagai putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Andrita Taher (alm) dan Ibu Mike Rahmaya. Penulis menyelesaikan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan II Bogor, Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 6 di Bogor.

(6)

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera: Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pangalengan dan Bogor, Jawa Barat.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada Allah S.W.T, ibu tercinta dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan dorongan moral dan materil atas selesainya skripsi ini, Dr. Ir. Dadan Hindayana yang telah bersedia menerima penulis sebagai mahasiswa bimbingannya, seluruh staf pengajar di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor yang telah memberikan pengetahuan selama menuntut ilmu di IPB, Angela Maharani Rahardjo yang telah mengisi kehidupan penulis selama di IPB, Bapak Wawan dan Mas Agung, anggota Mafia HPT (Yudha ”Ucuy”, Dhona ”Unskil”, Teraz ”CrenZ”), Bendot ”Hendi” Rafael, Dragon, Bude Lusie, Kaka, Adit, HPT’ers 39 untuk persahabatanya, teman – teman KKP Tugu Bandung, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, terutama di bidang pengendalian hama tumbuhan.

Bogor, September 2006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Serangga Predator 3

Bioekologi Andrallus spinidens 4

BAHAN DAN METODE 6

Waktu dan Tempat 6

Metode 6

Penentuan lokasi 6

Penentuan petak 7

Penentuan sampling 7

Analisis data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Persebaran dan kelimpahan kepik predator Andrallus spinidens 9

KESIMPULAN DAN SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Lokasi survei, (a) Komoditas wortel (b) Komoditas padi 6

Gambar 2 Program Map Source 7

Gambar 3 Pengambilan individu sampel 8 Gambar 4 Peta persebaran A. spinidens dipetakan dengan program

Map Source 11

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR

Andrallus spinidens (HEMIPTERA: PENTATOMIDAE) DI

DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR,

JAWA BARAT

SADAT TAHER

A44102033

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ABSTRAK

SADAT TAHER. Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera; Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pangalengan dan Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.

Andrallusspinidens (Hemiptera; Pentatomidae) merupakan kepik predator yang sangat potensial sebagai musuh alami, akan tetapi informasi yang komprehensif mengenai persebarannya masih sangat sedikit di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan tingkat populasi A. spinidens di Jawa Barat yang diwakili empat daerah (Bogor, Garut, Pangalengan, dan Cianjur). Penelitian dilakukan di lapangan dengan pengamatan langsung untuk menentukan keberadaan kepik predator ini dan menghitung tingkat populasinya. Pengamatan persebaran dilakukan dengan melihat langsung keberadaan kepik ini pada lahan pertanaman di tiap lokasi pengamatan. Setiap individu yang telihat diambil dengan menggunakan jaring untuk menentukan populasi kepik pada daerah tersebut. Untuk menghitung ordinat dan ketinggian dari tempat sampel yang diambil menggunakan GPS (global position system) dan dipetakan ke dalam perangkat komputer dengan menggunakan program Map Source.

(13)

PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR

Andrallus spinidens (HEMIPTERA: PENTATOMIDAE) DI

DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR,

JAWA BARAT

skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh: SADAT TAHER

A44102033

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(14)

Judul : PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN KEPIK PREDATOR Andrallus spinidens (HEMIPTERA : PENTATOMIDAE) DI DAERAH CIANJUR, GARUT, PANGALENGAN DAN BOGOR, JAWA BARAT

Nama : Sadat Taher NRP : A44102033

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Dadan Hindayana NIP 132010247

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, MAgr NIP 130422698

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat, pada tanggal 2 Februari 1985 sebagai putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Andrita Taher (alm) dan Ibu Mike Rahmaya. Penulis menyelesaikan sekolah di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan II Bogor, Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 6 di Bogor.

(16)

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persebaran dan Kelimpahan Kepik Predator Andrallus spinidens (Hemiptera: Pentatomidae) di Daerah Cianjur, Garut, Pangalengan dan Bogor, Jawa Barat.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada Allah S.W.T, ibu tercinta dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan dorongan moral dan materil atas selesainya skripsi ini, Dr. Ir. Dadan Hindayana yang telah bersedia menerima penulis sebagai mahasiswa bimbingannya, seluruh staf pengajar di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor yang telah memberikan pengetahuan selama menuntut ilmu di IPB, Angela Maharani Rahardjo yang telah mengisi kehidupan penulis selama di IPB, Bapak Wawan dan Mas Agung, anggota Mafia HPT (Yudha ”Ucuy”, Dhona ”Unskil”, Teraz ”CrenZ”), Bendot ”Hendi” Rafael, Dragon, Bude Lusie, Kaka, Adit, HPT’ers 39 untuk persahabatanya, teman – teman KKP Tugu Bandung, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, terutama di bidang pengendalian hama tumbuhan.

Bogor, September 2006

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Serangga Predator 3

Bioekologi Andrallus spinidens 4

BAHAN DAN METODE 6

Waktu dan Tempat 6

Metode 6

Penentuan lokasi 6

Penentuan petak 7

Penentuan sampling 7

Analisis data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Persebaran dan kelimpahan kepik predator Andrallus spinidens 9

KESIMPULAN DAN SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

(18)

DAFTAR TABEL

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Lokasi survei, (a) Komoditas wortel (b) Komoditas padi 6

Gambar 2 Program Map Source 7

Gambar 3 Pengambilan individu sampel 8 Gambar 4 Peta persebaran A. spinidens dipetakan dengan program

Map Source 11

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Andrallus spinidens (Hemiptera: Pentatomidae) merupakan salah satu jenis predator yang mempunyai peran penting dalam mengatur dinamika populasi serangga hama pada pertanaman dan banyak ditemui di berbagai agroekosistem di Indonesia. Kepik tersebut dapat hidup pada berbagai ekosistem, baik pada agroekosistem tanaman pangan, sayuran maupun perkebunan (Kalshoven 1981). Andrallus spinidens (Hemiptera: Pentatomidae) memiliki kisaran mangsa yang luas, terutama dari ordo Lepidoptera (Kalshoven 1981). Kepik predator ini banyak ditemukan di wilayah Asia dan Amerika latin (CPC 2005) Di India, pradewasa

dan dewasa A. spinidens di temukan menyerang fase larva pada hama tanaman padi (Pawar 1976). Kepik tersebut juga diketahui sebagai predator hama tanaman kacang kedelai, Rivula sp. (Lepidoptera: Noctuidae) (Singh & Singh 1988). Di Malaysia A. spinidens ditemukan dalam jumlah besar bersamaan dengan peledakan populasi hama Melanitis leda (L.) (Lepidoptera: Nymphalidae). Di Indonesia Andrallus sp. ditemukan pada saat out break walang sangit pada pertanaman padi (Kalshoven 1981).

Di laboratorium, A. spinidens dapat memangsa Plutella xylostella (Lepidoptera: Yponomeutidae), Erionata thrax (Lepidoptera: Hesperidae), Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) dan Crocidolomia pavonana (Lepidoptera: Pyralidae) (Azmaniar et al. 2000). Wardhana (2004) juga melaporkan bahwa A. spinidens dapat memangsa S. litura (Lepidoptera: Noctuidae), Corcyra cephalonica (Lepidoptera: Pyralidae), dan C. pavonana (Lepidoptera: Pyralidae).

(22)

2

dilakukan. Untuk tahap awal ini, penelitian tersebut dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat.

Tujuan

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Serangga Predator

Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Serangga Predator hidup bebas dan memangsa secara berulang-ulang (Natawigena 1990; Jumar 2000; Thacker 2002). Ciri-ciri serangga predator antara lain dapat memangsa semua tingkat perkembangan mangsanya (telur, larva, nimfa, imago); memerlukan dan memakan banyak mangsa selama hidupnya; membunuh mangsa untuk dirinya sendiri dengan cara memakan atau mengisap mangsanya dengan cepat; umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada mangsanya; pradewasa dan

dewasa (imago) biasanya memiliki habitat yang sama, dan sama-sama predator. Perilaku predator ada yang menusuk mangsanya dengan alat mulutnya yang berbentuk seperti jarum kemudian mengisap cairan tubuh mangsanya dan ada predator yang mengunyah semua bagian tubuh mangsanya. Mangsa predator ada yang relatif spesifik (mempunyai preferensi yang tinggi pada jenis mangsa tertentu), tetapi pada umumnya sebagian predator bersifat generalis (makan berbagai jenis mangsa), serta ada yang jenisnya monofag, oligofag, polifag, dan omnivor sebagai pemakan bagian tertentu dari tanaman (Price 1984 dalam Jumar 2000). Serangga predator hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain apabila sumber makanan di tempat awalnya berkurang atau habis.

(24)

4

kepik predator yang telah dilaporkan memangsa serangga hama pangan, palawija, dan sayuran meliputi famili Miridae, Pentatomidae, Anthocoridae, Geocoreidae, Reduviidae, Berytidae, Nabidae, dan Phymatidae (Hagen et al. 1999). Berbagai jenis kepik tersebut telah digunakan sebagai agen pengendali hama kecuali famili Reduviidae.

Bioekologi A.spinidens

Tipe perkembangan A. spinidens adalah paurometabola yang diawali dari fase telur, nimfa (pradewasa) sampai imago. A. spinidens meletakan telur dalam kelompok dan diletakkan pada permukaan tanaman, sama dengan jenis kepik predator famili Pentatomidae lainnya (Esselbaugh 1949 dalam Hagen et al. 1999, Wardhana 2004). Imago betina dapat meletakkan telur hingga 264 selama

hidupnya (Wardhana 2004). Telur yang baru menetas akan berada di dekat bekas kulitnya sampai fase ganti kulit yang pertama. Ganti kulit merupakan suatu proses perubahan fase hidup yang dilewati oleh serangga. Pada saat ganti kulit, nimfa dari serangga terlihat diam dan menghentikan seluruh aktivitasnya (Wardhana 2004). Kepik predator ini memiliki lima fase instar nimfa dan masing-masing berbeda warnanya (Hagen et al. 1999). Nimfa berwarna merah cerah dengan pronotum dan bakal sayap berwarna hijau gelap dan hidup berkelompok. Imago berukuran 12-16 mm, berwarna coklat dengan strip putih pada sisi depan sayap depan dan bercak putih pada ujung skutelum (Wardhana 2004). Kepik predator ini umumnya mempunyai habitat di persawahan atau di semak–semak (Kalshoven 1981).

(25)

5

polyhedrosis virus (NPV) pada larva S. litura sehingga memiliki keuntungan ganda.

A. spinidens memiliki siklus hidup yang pendek dan kebiasaannya

memangsa dalam jumlah banyak secara terus menerus. Oleh karena itu A. spinidens akan sangat bermanfaat dalam area dengan jumlah mangsa yang

banyak, akan tetapi akan terbatas manfaatnya jika dalam area dengan jumlah mangsa yang sedikit (Manley 1982). Berdasarkan penelitian Wardhana (2004) rata–rata lama siklus hidup A. spinidens adalah 40 hari. Dan mempunyai lama hidup imago sampai 24,12 hari.

(26)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Survei lapang dilakukan pada empat daerah di Jawa Barat (Bogor, Garut, Pangalengan, dan Cianjur) dengan interval pengamatan sebulan sekali selama delapan bulan, mulai Agustus 2005 sampai Maret 2006. Pengolahan dilakukan di Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Metode Penentuan Lokasi

Survei lokasi dilakukan untuk menentukan areal pertanaman yang akan digunakan untuk mengamati persebaran dan tingkat populasi A. spinidens. Pemilihan lokasi pengamatan berdasarkan pada ketinggian yang berbeda, yaitu di daerah Cianjur dilakukan di Pasir Sarongge 1116 m di atas permukaan laut (dpl) dan Cibodas 1262 m dpl, di daerah Garut mengambil lokasi di Kecamatan Kadungora 835 m dpl dan Kecamatan Cikajang 1370 m dpl, di daerah Pangalengan dilakukan di Desa Suka Manah I 1534 m dpl dan Desa Suka Manah II 1557 m dpl, di daerah Bogor di Pertanian Organik 1057 m dpl, Jogjogan Cisarua 834 m dpl, dan Situ Gede 194 m dpl.

Komoditas pertanaman yang dipilih adalah komoditas wortel (Gambar 1a) dan padi (Gambar 1b), mengingat komoditas ini selalu ada di setiap lokasi pengamatan.

(a) (b)

(27)

7

Pengamatan pada komoditas padi dilakukan di daerah Situ Gede, Kadungora, dan Desa Jogjogan. Sedangkan pada komoditas wortel di daerah Pasir Sarongge, Cibodas, Cikajang, Desa Suka Manah I, Desa Suka Manah II, dan Pertanian Organik.

Untuk mengetahui ordinat dan ketinggian tempat dari lokasi lahan

pertanaman, menggunakan alat yang disebut GPS (global positioning system). Data atau nilai yang diperoleh dari alat tersebut dapat dipetakan kedalam komputer dengan menggunakan program Map Source.

Gambar 2 Program Map Source

Penentuan petak

Petak contoh untuk setiap lokasi dan ketinggian dilakukan berdasarkan stadia tanaman yang masih mungkin diamati. Umumnya jumlah petak yang diamati pada setiap lokasi berkisar antara 4-5 petak. Masing–masing petak berukuran 2000-3000 m2. Pada masing–masing petak, pengamatan dilakukan sistematis pada seluruh tanaman yang ada pada petak pengamatan. Dengan demikian populasi kepik predator yang ditemukan merupakan populasi absolut.

Penentuan sampling

(28)

8

disiapkan. Dalam pengambilan individu serangga, dilakukan pengamatan pada setiap tanaman.

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persebaran dan kelimpahan kepik predator A. spinidens

A. spinidens dapat ditemukan di seluruh lokasi pengamatan dengan berbagai ketinggian (Tabel 1). Dengan menggunakan program Map Source, dihasilkan peta persebaran A. spinidens (Gambar 4). Namun demikian tingkat populasi A. spinidens sangat beragam pada setiap lokasi (Tabel 2).

Tabel 1 Persebaran A. spinidens pada lokasi survei

Lokasi Ketinggian Komoditas Keterangan

Cianjur

(30)

10

Tabel 2 Populasi A. spinidens pada lokasi survei

Pengamatan ke-

Di Garut, A. spinidens ditemukan pada tanaman wortel dan tanaman padi (Tabel 1). Pada Kecamatan Kadungora yang lahannya didominasi oleh pertanaman padi sawah, pada pengamatan ke dua dan ke empat tingkat populasi kepik predator ini mencapai 5 ekor (Tabel 2). Sedangkan di Kecamatan Cikajang yang merupakan daerah dataran tinggi dan lahan pertanamannya didominasi oleh tanaman wortel, populasi A. spinidens sangat rendah. Bahkan pada beberapa kali pengamatan kepik ini tidak ditemukan (Tabel 2).

(31)

11

Di Bogor, A. spinidens ditemukan di semua tempat pengamatan, baik di pertanaman padi sawah di Situ Gede dan di Desa Jogjogan, maupun di pertanaman wortel di Pertanian Organik (Tabel 1). Tingkat populasi pada semua lokasi hampir merata.

Gambar 4 Peta persebaran A. spinidens dipetakan dengan program Map Source (A, Desa Sukamanah I; B, Desa Sukamanah II; C, Kadungora; D, Cikajang; , Pasir Sarongge; , Cibodas; , Desa Jogjogan; , Pertanian Organik; , Situ Gede)

Secara umum beberapa faktor yang mempengaruhi populasi predator di

lapang antara lain ketinggian tempat, iklim, teknik budidaya, penggunaan insektisida, ketersediaan mangsa, serta faktor regulasi biotik lainnya seperti parasitisasi, predasi, dan kompetisi. Pada penelitian ini A. spinidens dapat ditemukan di berbagai ketinggian. Sehingga faktor ketinggian tidak terlalu berpengaruh. Populasi kepik predator ini sama rendah pada lahan organik dan konvensional. Hal itu dapat menunjukan bahwa pestisida juga tidak terlalu berpengaruh. Dengan hal demikian, diduga faktor lokasi, teknik budidaya, ketersediaan mangsa, dan biotik lainnya menjadi faktor yang dapat mempengaruhi.

(32)

12

pada bulan Januari dan Februari relatif tinggi. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan penurunan tingkat populasi kepik predator tersebut. Pada lingkungan yang kurang mendukung akan terjadi penurunan persentase jumlah telur A. spinidens yang menetas (Daniel 2005). Purwatiningsih (2001) melaporkan curah hujan dapat menurunkan populasi L. huidobrensis dari 174 ekor tiap

perangkap menjadi 89 ekor tiap perangkap pada minggu ke lima setelah tanam. Pada musim dingin di Afrika selatan, parasitoid telur Patasson nitens (G.) kurang efektif dalam mengendalikan hama tanaman herbal, yaitu kumbang Gonipterus scutellatus (Messenger et al. 1989 dalam Hagen et al. 1989).

Pada umumnya tingkat populasi A. spinidens mengalami peningkatan di minggu akhir pengamatan. Hal ini mungkin dikarenakan pada minggu akhir pengamatan daerah Jawa Barat sudah memasuki musim kemarau. Sehingga pada saat pengamatan tidak terganggu dengan datangnya hujan. Waktu yang cocok untuk mengambil sampel adalah pagi hari atau sore hari dimana sinar matahari belum begitu terik dan tidak turun hujan. Karena pada siang hari atau keadaan hujan, A. spinidens akan turun ke permukaan tanah atau di bawah daun untuk menghindari hujan dan terik sinar matahari.

Teknik budidaya yang monokultur serta penggunaan insektisida yang intensif dapat mempengaruhi kelimpahan musuh alami. Menurut Johnson & Tabashnik (1999) penggunaan pestisida dapat berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kematian musuh alami. Dampak langsung adalah apabila terjadi kontak langsung antara musuh alami dengan insektisida, sedangkan dampak tidak langsung adalah melalui perantara inang atau mangsa. Penggunaan insektisida pada pertanaman di Kadungora Garut, Desa Jogjogan, dan Situ Gede Bogor intensitasnya lebih rendah yaitu dua kali dalam semusim dengan menggunakan lamda sihalotrin (Matador 25 CS). Apabila dibandingkan dengan daerah lainnya, penyemprotan dilakukan secara berjadwal dengan menggunakan

deltametrin (Decis 2,5 EC), sedangkan di pertanian organik dan Desa Suka Manah II tanpa insektisida.

(33)

13

predator ini relatif lebih rendah. Di Suka Manah II dengan lahan pertanaman yang tidak terawat dan banyak terdapat gulma, serta tidak diaplikasikan insektisida memungkinkan musuh alami, khususnya A. spinidens, dapat berkembang biak dengan baik. Namun demikian di daerah Pasir Sarongge, yang lahan pertanamannya cukup terawat, tingkat populasi kepik predator ini cukup baik.

Faktor lain yang mempengaruhi keberadaan musuh alami adalah ketersediaan mangsa. Pada umumnya semakin tinggi populasi mangsa maka tingkat populasi musuh alami juga meningkat. Ketersediaan mangsa bagi A. spinidens pada lahan pertanaman sangat beraneka ragam. Di pertanaman wortel

hampir selalu ditemukan ulat jengkal (Chrysodeixis sp., Lepidoptera: Noctuidae) yang merupakan salah satu mangsa A. spinidens. Sedangkan di pertanaman padi sawah, ditemukan ulat penggulung daun (Pelopidas sp., Lepidoptera: Hesperidae). Tingginya populasi A. spinidens pada beberapa pengamatan dikarenakan pada saat pengambilan individu sampel kepik predator yang ditangkap lebih banyak pada saat kepik ini sedang dalam fase nimfa. Menurut Esselbaugh (1949 dalam Hagen et al. 1999) A. spinidens meletakan telurnya secara berkelompok dan sama dengan jenis kepik predator lainnya, telur diletakan pada permukaan tanaman. Telur tersebut berbentuk tabung yang disusun memanjang secara vertikal. Nimfa yang baru menetas menetap disekitar bekas telurnya hingga fase ganti kulit pertama. Nimfa terdiri dari lima instar dan memiliki perbedaan warna pada tiap instarnya (Hagen et al. 1999, Wardhana 2004).

Meskipun populasinya rendah, kepik predator ini diperkirakan cukup mampu untuk mengendalikan populasi serangga hama di areal pertanaman. Menurut Singh & Singh (1989 dalam De Clercq 2000) selama perkembangan nimfa, seekor kepik diperkirakan dapat memangsa 40 larva Rivula sp. (Lepidoptera: Noctuidae) dan betina yang sedang bertelur rata–rata dapat membunuh 4–7 larva/hari. Di laboratorium, A. spinidens dapat memangsa larva S. litura, C. pavonana, atau C. cephalonica rata–rata 6,89 ekor per hari sebelum

(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

A. spinidens dapat ditemukan di berbagai ketinggian tempat, baik pada pertanaman wortel maupun pertanaman padi sawah dengan populasi yang berfluktuasi. Namun demikian populasinya rendah di Jawa Barat.

Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Azmaniar, Bhakti D, Indriatno I. 2000. Biologi Andrallus spinidens (F.) (Hemiptera: Pentatomidae), sejenis pemangsa ulat grayak Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) pada tanaman kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian (Indonesia) 19(1): 21-30.

[CPC] Crop Protection Compendium. 2005. Crop Protection Compendium Global Module, 2002 ed. Wallingford, University of Kentucky; CAB International.

Daniel I. 2005. Penyimpanan telur Andrallus spinidens (Fabricus) (Hemiptera: Pentatomidae) pada suhu rendah: pengaruhnya terhadap persentase dan lama penetasan [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan.

De Clercq P. 2000. Predaceous stinkbugs (Pentatomidae: Asopinae). Di dalam: Schaefer WA, Panizzi AR. Heteroptera of Economic Importance. New York: CRC Press. Hlm 767-768

Debach P. 1974. Biological Control by Natural Enemies. London. Cambridge Unuversity Press.

Hagen KS, Bombosch S, McMurtry JA. 1989. Biologi dan dampak predator. Di dalam: Mangoendiharjo S, penerjemah; Huffaker CB, Messenger PS, editor. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Theory and Practice of Biological Control.

Hagen KS, Mills NJ, Gordh G, Mcmurtry JA. 1999. Terrestrial Arthropod Predators of Insect and Mite Pests. Di dalam: Bellows TS, Fisher TW, editor. Handbook of Biological Control: Principles and Applications of Biological Control. Academic Press.

Johnson MW, Tabashnik BE. 1999. Enhanced biological control through pesticide selectivity. Di dalam: Bellows TS et al., editor. Handbook of Biological Control: Principle and Applications of Biological Control. Vol 1. California, USA: Academic Press.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesia.

Manley GV. 1982. Biology and life history of the rice field predator Andrallus spinidens F. (Hemiptera: Pentatomidae). Entomological News 93(1): 19-24. Natawigena H. 1990. Entomologi Pertanian. Bandung: Orba Shakti.

(36)

16

Pawar AD. 1976. Andrallus spinidens (Fabricius) (Anisopinae: Pentatomidae: emiptera) as a predator of insect pest of rice in Himachal Pradesh, India. Rice Entomology Newsletter . 4: 23-24.

Purwatiningsih. 2001. Kehadiran Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) pada tanaman kentang (Solanum tuberosum Var. Granola) selama dua musim tanam. Jurnal ILMU DASAR. 2(2): 87-95.

http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/vol2,no2/kehadiran%20Liriomyza [15 Agustus 2006].

Shinta A. 2005. Perilaku pemangsaan dan efisiensi konsumsi kepik predator Andrallus spinidens (F) asal tanaman kedelai terhadap larva Helicoverpa armigera (Hbn) [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Singh KJ, Singh OP. 1988. Natural enemies of the soybean grey semilooper, Rivula sp. (Lepidoptera: Noctuidae) in Madhya Pradesh. Journal of Biological Control 2(2): 128.

Tacker JRM. 2002. An Introduction to Anthropod Pest Control. Cambridge University Press.

Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

(37)

17

(38)

18

Lampiran 1 Curah Hujan Daerah Jawa Barat

Lokasi

Bogor Cianjur Pangalengan Garut

Curah

Gambar

Gambar 1  Lokasi survei (a) komoditas wortel (b) komoditas padi
Gambar 2  Program Map Source
Gambar 3  Pengambilan individu sampel
Tabel 1  Persebaran A. spinidens pada lokasi survei
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, petunjuk dan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala berkat, rahmat, dan kasih karunia-Nya, akhirnya penulis dapat diberikan

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis memperoleh kekuatan, tenaga, dan pikiran, sehingga dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Aplikasi Persebaran Penyakit

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah, Swt., karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Kajian Psikologi Sastra

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala Rahmat, Hidayah dan Ridho -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Strata

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Antara