• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan:Kasus Nelayan Kecil di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Provinsi DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan:Kasus Nelayan Kecil di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Provinsi DKI Jakarta"

Copied!
580
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN:

KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN

IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

WILDANI PINGKAN SURIPURNA HAMZENS

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN: KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN

MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juni 2007

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens NRP 061020111

(3)

ABSTRACT

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens, 2007: FISHERMAN RESOURCE QUALITY ENHANCEMENT: CASE SMALL FISHERMAN AT MUARA ANGKE FISHERY PORT PROVINCE DKI JAKARTA. (Under a Team of Advisors with Sumardjo as Chairman; Margono Slamet, Prabowo Tjitropranoto, as members).

From generation to generation fisherman has been making a live for himself and family mainly by fishing from the sea. However, development has yet been able to make a significant change in their life. Fisherman resource quality is still low, which is reflected on low generated income of fishing from the sea. As the consequences, they ability to suffice their own and family needs also low.

The objectives of this research are: (1) to analyze several fisherman characteristic and environmental factors; to see how is it related with competence, as well as to find out which factors that determine fisherman competence formation; (2) to explain and analyze, condition of fisherman resources based on competence, ability to fulfill consumer’s need, income, and ability to suffice their own and their family need and (3) to formulized effective fisherman resource quality enhancement strategy.

Research finding has shown that: (1) feature of fisherman is characterized by: (a) individual characteristic(low education, new comer fisherman, low intrinsic motivation toward development, even though they appreciate their own profession); (b) effort characteristic that are: client-patron pattern (owner-worker-investor serve as main customer as weell), various capture equipment, various sharing return, most of them has more than 10 years experience as fisherman, and the main reason to become a fisherman is coming from fisherman family; Low environmental support toward formation of fisherman competence; Internal related factor towards competence formation are: (a) age; (b) number of dependant; (c) monthly expense and (d) experience as a fisherman. Experience is the most influential factor on fisherman competence formation. External factor that related to fisherman competence formation is fisherman institution; (2) Low qualiy of fisherman resource, reflected on: low competence, low ability to fulfill needs, low income, low ability to suffice their own and their family needs for living; (3) Fisherman resource quality enhancement strategy divided on: (a) internal strategy, by applying social inovation through continuous non formal education (extension) and (b) external strategy by increasing environment supports for fisherman effort according to their need.

Key words: Fisherman Resource Quality Enhancement, Competence, Social Inovation, Continuous non Formal Education (extension).

(4)

RINGKASAN

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens, 2007. PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN: KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA. Komisi Pembimbing: Sumardjo (Ketua), Margono Slamet dan Prabowo Tjitropranoto (Anggota).

Pembangunan belum mampu mengubah secara nyata kehidupan nelayan yang secara turun temurun telah menjadikan usaha menangkap ikan di laut sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Mutu sumber daya manusia nelayan masih rendah, ini dapat dilihat dari masih rendahnya penghasilan yang diperoleh dari hasil usaha menangkap ikan di laut, sehingga rendah juga kemampuan nelayan memenuhi berbagai kebutuhan hidup, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis karakteristik individu nelayan dan faktor-faktor lingkungan, untuk melihat bagaimana hubungannya dengan kompetensi, serta untuk mengetahui faktor-faktor mana yang paling menentukan dalam membentuk kompetensi nelayan; (2) menguraikan dan menganalisis bagaimana kondisi mutu SDM nelayan berdasarkan: kompetensi, kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen, penghasilan, dan kemampuan memenuhi kebutuhan diri dan keluarga (kebutuhan hidup) dan (3) merumuskan strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan yang efektif.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik nelayan dicirikan dengan: (a) karakteristik individu: pendidikan rendah, nelayan pendatang, motivasi intrinsik untuk maju rendah, namun demikian, nelayan menghargai profesinya; (b) karakteristik usaha, yaitu: pola patron-klien (pemilik-pekerja-pemodal merangkap konsumen utama), alat tangkap bervariasi, pola bagi hasil bervariasi, sebagian besar berpengalaman sebagai nelayan > 10 tahun, dan alasan utama menjadi nelayan karena berasal dari keluarga nelayan; Dukungan lingkungan terhadap terbentuknya kompetensi nelayan rendah; Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan terbentuknya kompetensi adalah: (a) usia; (b) jumlah tanggungan; (c) pegeluaran setiap bulan dan (d) pengalaman sebagai nelayan, dan yang paling mempengaruhi terbentuknya kompetensi nelayan adalah pengalaman. Faktor eksternal yang berhubungan dengan terbentuknya kompetensi nelayan adalah kelembagaan nelayan; (2) mutu sumber daya manusia nelayan masih rendah, diperlihatkan dengan: rendahnya kompetensi, rendahnya kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen, rendahnya penghasilan, dan rendahnya kemampuan memenuhi kebutuhan diri dan keluarga (kebutuhan hidup) dan (3) strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan dibagi atas: (a) strategi internal, dilakukan dengan cara penerapan inovasi sosial melalui kegiatan pendidikan non formal (penyuluhan) secara berkelanjutan dan (b) strategi eksternal dengan cara meningkatkan berbagai dukungan lingkungan pada usaha nelayan, sesuai kebutuhan.

Kata kunci: Pengembangan Mutu SDM Nelayan, Kompetensi, Inovasi Sosial, Penyuluhan yang Berkelanjutan.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2007

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, dan mikrofilm, dan sebagainya

(6)

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN:

KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN

IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

WILDANI PINGKAN S. HAMZENS

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

(7)

Judul Disertasi : Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan:

Kasus Nelayan Kecil di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Provinsi DKI Jakarta

Nama : Wildani Pingkan Suripurna Hamzens NRP : P 061020111

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo, M.S Ketua

Prof. Dr. H. R. Margono Slamet, M.Sc Dr. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc. Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dr. Ir. Amri Jahi M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Tanggal Ujian: 22 Mei 2007 Tanggal Lulus: 27 Juni 2007

(8)

Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Siti Amanah

(9)

PRAKATA

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Seru Sekalian Alam, karena hanya dengan ijinNya penelitian ini dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan. Penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat, Komisi Pembimbing Disertasi: (1) Dr. Ir. Sumardjo, M.S, sebagai Ketua Komisi Pembimbing Disertasi dan Anggota Komisi Akademik, yang telah dengan tekun, teliti serta penuh kesabaran membimbing penelitian ini; (2) Prof. Dr. H. R. Margono Slamet, M.Sc sebagai anggota Komisi Pembimbing Disertasi juga sebagai Ketua Komisi Akademik yang telah membimbing penulis sejak awal studi, dan (3) Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc, sebagai anggota Komisi Pembimbing Disertasi dan Anggota Komisi Pembimbing Akademik, yang telah membimbing minat penelitian sejak awal perkuliahan.

Terima kasih kepada Dr. Ir. Amri Jahi, M.Sc sebagai ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (P.S Ilmu PPN) dan juga anggota Komisi Pembimbing Akademik, atas bimbingan selama studi, juga atas saran yang diberikan pada Ujian Tetutup. Kepada Dr. Ir. Siti Amanah sebagai Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup, dan Dr. Ir. Titik Sumarti M.C. M.S, Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia, penulis mengucapkan terima kasih atas saran-saran pada saat Ujian Tertutup.

Kepada Prof. Dr. Pang S.Asngari, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan selama menjadi anggota Komisi Pembimbing Akademik, juga terima kasih atas masukan saat menjadi Penguji Luar Komisi di Ujian Terbuka. Kepada Dr. Sudirman Saad, SH. M.Hum, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, yang bertindak sebagai Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka, penulis menyampaikan terima kasih atas kesediaan menguji juga atas saran-saran yang diberikan. Terima kasih kepada Rektor IPB dan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, juga kepada Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah atas saran pada Ujian Terbuka. Kepada seluruh staf administrasi Sekolah Pascasarjana IPB, terima kasih atas berbagai dukungan sehingga seluruh kegiatan administrasi akademik di Sekolah Pascasarjana IPB dapat berjalan dengan baik. Kepada seluruh staf pengajar di P.S Ilmu PPN Sekolah Pascasarjana IPB terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Kepada

(10)

Rekan-rekan selama belajar di P.S Ilmu PPN, terima kasih atas kebersamaannya. Semoga perjuangan membentuk dan merubah pola perilaku manusia Indonesia menjadi manusia yang lebih berkualitas dapat kita wujudkan bersama-sama. Kepada staf administrasi P.S Ilmu PPN terima kasih atas berbagai dukungan sehingga kegiatan administrasi akademik di P.S Ilmu PPN berjalan dengan baik.

Kepada Rektor Universitas Tadulako, Sahabudin Mustafa, S.E, Msi; Dekan F.T Universitas Tadulako Ir. Muh. Ghalib Ishak, M.S; Ir. T.A.M. Tilaar, M.S, sebagai mantan Ketua Lembaga Penelitian Universitas Tadulako, saat ini Pembantu Rektor IV Universitas Tadulako; Rekan-rekan di Universitas Tadulako, dan Staf Administasi Universitas Tadulako, terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Kepada Ir. Maulidin Labalo, S.Sos, Msi sebagai Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Tengah; Pemda Provinsi DKI Jakarta; Rekan-rekan di Konsultan Perencanaan dan Desain serta Pusat Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Labdawara, penulis menyampaikan terima kasih atas kerjasama, serta kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan diri. Kepada Ayah, A. Fikri Hamzens, dan Ibu Elvire Sylvia, penulis menyampaikan terima kasih atas motivasi, kepercayaan, dan berbagai dukungan yang telah diberikan dengan sangat tulus. Terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada Ibu Hendro dan Keluarga di Bogor, serta adik-adikku dan keluarganya masing-masing.

Kepada saudara-saudara Nelayan di Muara Angke, dan Nelayan di berbagai tempat yang pernah dikunjungi, penulis menyampaikan terima kasih, karena tanpa bantuan dan penerimaan yang baik, penelitian ini tidak pernah ada. Kepada seluruh hadirin yang telah meluangkan waktunya mengikuti Ujian Terbuka, penulis juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan perhatian selama berlangsungnya ujian.

Terakhir, kepada semua yang telah mendukung penelitian ini namun belum disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Harapan penulis, semoga Allah SWT memberikan kemudahan mencapai kemajuan bagi nelayan Indonesia khususnya, dan bagi seluruh Bangsa Indonesia. Amiin. Saran dan masukan sangat diharapkan guna perbaikan, dan untuk semua saran yang diberikan, penulis menyampaikan terima kasih.

Bogor, Juni 2007

(11)

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN:

KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN

IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

WILDANI PINGKAN SURIPURNA HAMZENS

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN: KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN

MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juni 2007

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens NRP 061020111

(13)

ABSTRACT

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens, 2007: FISHERMAN RESOURCE QUALITY ENHANCEMENT: CASE SMALL FISHERMAN AT MUARA ANGKE FISHERY PORT PROVINCE DKI JAKARTA. (Under a Team of Advisors with Sumardjo as Chairman; Margono Slamet, Prabowo Tjitropranoto, as members).

From generation to generation fisherman has been making a live for himself and family mainly by fishing from the sea. However, development has yet been able to make a significant change in their life. Fisherman resource quality is still low, which is reflected on low generated income of fishing from the sea. As the consequences, they ability to suffice their own and family needs also low.

The objectives of this research are: (1) to analyze several fisherman characteristic and environmental factors; to see how is it related with competence, as well as to find out which factors that determine fisherman competence formation; (2) to explain and analyze, condition of fisherman resources based on competence, ability to fulfill consumer’s need, income, and ability to suffice their own and their family need and (3) to formulized effective fisherman resource quality enhancement strategy.

Research finding has shown that: (1) feature of fisherman is characterized by: (a) individual characteristic(low education, new comer fisherman, low intrinsic motivation toward development, even though they appreciate their own profession); (b) effort characteristic that are: client-patron pattern (owner-worker-investor serve as main customer as weell), various capture equipment, various sharing return, most of them has more than 10 years experience as fisherman, and the main reason to become a fisherman is coming from fisherman family; Low environmental support toward formation of fisherman competence; Internal related factor towards competence formation are: (a) age; (b) number of dependant; (c) monthly expense and (d) experience as a fisherman. Experience is the most influential factor on fisherman competence formation. External factor that related to fisherman competence formation is fisherman institution; (2) Low qualiy of fisherman resource, reflected on: low competence, low ability to fulfill needs, low income, low ability to suffice their own and their family needs for living; (3) Fisherman resource quality enhancement strategy divided on: (a) internal strategy, by applying social inovation through continuous non formal education (extension) and (b) external strategy by increasing environment supports for fisherman effort according to their need.

Key words: Fisherman Resource Quality Enhancement, Competence, Social Inovation, Continuous non Formal Education (extension).

(14)

RINGKASAN

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens, 2007. PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN: KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA. Komisi Pembimbing: Sumardjo (Ketua), Margono Slamet dan Prabowo Tjitropranoto (Anggota).

Pembangunan belum mampu mengubah secara nyata kehidupan nelayan yang secara turun temurun telah menjadikan usaha menangkap ikan di laut sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Mutu sumber daya manusia nelayan masih rendah, ini dapat dilihat dari masih rendahnya penghasilan yang diperoleh dari hasil usaha menangkap ikan di laut, sehingga rendah juga kemampuan nelayan memenuhi berbagai kebutuhan hidup, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis karakteristik individu nelayan dan faktor-faktor lingkungan, untuk melihat bagaimana hubungannya dengan kompetensi, serta untuk mengetahui faktor-faktor mana yang paling menentukan dalam membentuk kompetensi nelayan; (2) menguraikan dan menganalisis bagaimana kondisi mutu SDM nelayan berdasarkan: kompetensi, kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen, penghasilan, dan kemampuan memenuhi kebutuhan diri dan keluarga (kebutuhan hidup) dan (3) merumuskan strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan yang efektif.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik nelayan dicirikan dengan: (a) karakteristik individu: pendidikan rendah, nelayan pendatang, motivasi intrinsik untuk maju rendah, namun demikian, nelayan menghargai profesinya; (b) karakteristik usaha, yaitu: pola patron-klien (pemilik-pekerja-pemodal merangkap konsumen utama), alat tangkap bervariasi, pola bagi hasil bervariasi, sebagian besar berpengalaman sebagai nelayan > 10 tahun, dan alasan utama menjadi nelayan karena berasal dari keluarga nelayan; Dukungan lingkungan terhadap terbentuknya kompetensi nelayan rendah; Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan terbentuknya kompetensi adalah: (a) usia; (b) jumlah tanggungan; (c) pegeluaran setiap bulan dan (d) pengalaman sebagai nelayan, dan yang paling mempengaruhi terbentuknya kompetensi nelayan adalah pengalaman. Faktor eksternal yang berhubungan dengan terbentuknya kompetensi nelayan adalah kelembagaan nelayan; (2) mutu sumber daya manusia nelayan masih rendah, diperlihatkan dengan: rendahnya kompetensi, rendahnya kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen, rendahnya penghasilan, dan rendahnya kemampuan memenuhi kebutuhan diri dan keluarga (kebutuhan hidup) dan (3) strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan dibagi atas: (a) strategi internal, dilakukan dengan cara penerapan inovasi sosial melalui kegiatan pendidikan non formal (penyuluhan) secara berkelanjutan dan (b) strategi eksternal dengan cara meningkatkan berbagai dukungan lingkungan pada usaha nelayan, sesuai kebutuhan.

Kata kunci: Pengembangan Mutu SDM Nelayan, Kompetensi, Inovasi Sosial, Penyuluhan yang Berkelanjutan.

(15)

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2007

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, dan mikrofilm, dan sebagainya

(16)

PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA NELAYAN:

KASUS NELAYAN KECIL DI PANGKALAN PENDARATAN

IKAN MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

WILDANI PINGKAN S. HAMZENS

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

(17)

Judul Disertasi : Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan:

Kasus Nelayan Kecil di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke Provinsi DKI Jakarta

Nama : Wildani Pingkan Suripurna Hamzens NRP : P 061020111

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo, M.S Ketua

Prof. Dr. H. R. Margono Slamet, M.Sc Dr. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc. Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dr. Ir. Amri Jahi M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Tanggal Ujian: 22 Mei 2007 Tanggal Lulus: 27 Juni 2007

(18)

Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Siti Amanah

(19)

PRAKATA

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Seru Sekalian Alam, karena hanya dengan ijinNya penelitian ini dapat selesai sesuai waktu yang direncanakan. Penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat, Komisi Pembimbing Disertasi: (1) Dr. Ir. Sumardjo, M.S, sebagai Ketua Komisi Pembimbing Disertasi dan Anggota Komisi Akademik, yang telah dengan tekun, teliti serta penuh kesabaran membimbing penelitian ini; (2) Prof. Dr. H. R. Margono Slamet, M.Sc sebagai anggota Komisi Pembimbing Disertasi juga sebagai Ketua Komisi Akademik yang telah membimbing penulis sejak awal studi, dan (3) Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, M.Sc, sebagai anggota Komisi Pembimbing Disertasi dan Anggota Komisi Pembimbing Akademik, yang telah membimbing minat penelitian sejak awal perkuliahan.

Terima kasih kepada Dr. Ir. Amri Jahi, M.Sc sebagai ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan (P.S Ilmu PPN) dan juga anggota Komisi Pembimbing Akademik, atas bimbingan selama studi, juga atas saran yang diberikan pada Ujian Tetutup. Kepada Dr. Ir. Siti Amanah sebagai Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup, dan Dr. Ir. Titik Sumarti M.C. M.S, Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia, penulis mengucapkan terima kasih atas saran-saran pada saat Ujian Tertutup.

Kepada Prof. Dr. Pang S.Asngari, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan selama menjadi anggota Komisi Pembimbing Akademik, juga terima kasih atas masukan saat menjadi Penguji Luar Komisi di Ujian Terbuka. Kepada Dr. Sudirman Saad, SH. M.Hum, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, yang bertindak sebagai Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka, penulis menyampaikan terima kasih atas kesediaan menguji juga atas saran-saran yang diberikan. Terima kasih kepada Rektor IPB dan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, juga kepada Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah atas saran pada Ujian Terbuka. Kepada seluruh staf administrasi Sekolah Pascasarjana IPB, terima kasih atas berbagai dukungan sehingga seluruh kegiatan administrasi akademik di Sekolah Pascasarjana IPB dapat berjalan dengan baik. Kepada seluruh staf pengajar di P.S Ilmu PPN Sekolah Pascasarjana IPB terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Kepada

(20)

Rekan-rekan selama belajar di P.S Ilmu PPN, terima kasih atas kebersamaannya. Semoga perjuangan membentuk dan merubah pola perilaku manusia Indonesia menjadi manusia yang lebih berkualitas dapat kita wujudkan bersama-sama. Kepada staf administrasi P.S Ilmu PPN terima kasih atas berbagai dukungan sehingga kegiatan administrasi akademik di P.S Ilmu PPN berjalan dengan baik.

Kepada Rektor Universitas Tadulako, Sahabudin Mustafa, S.E, Msi; Dekan F.T Universitas Tadulako Ir. Muh. Ghalib Ishak, M.S; Ir. T.A.M. Tilaar, M.S, sebagai mantan Ketua Lembaga Penelitian Universitas Tadulako, saat ini Pembantu Rektor IV Universitas Tadulako; Rekan-rekan di Universitas Tadulako, dan Staf Administasi Universitas Tadulako, terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Kepada Ir. Maulidin Labalo, S.Sos, Msi sebagai Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Tengah; Pemda Provinsi DKI Jakarta; Rekan-rekan di Konsultan Perencanaan dan Desain serta Pusat Penelitian dan Perencanaan Pembangunan Labdawara, penulis menyampaikan terima kasih atas kerjasama, serta kesempatan dan kebebasan untuk mengembangkan diri. Kepada Ayah, A. Fikri Hamzens, dan Ibu Elvire Sylvia, penulis menyampaikan terima kasih atas motivasi, kepercayaan, dan berbagai dukungan yang telah diberikan dengan sangat tulus. Terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada Ibu Hendro dan Keluarga di Bogor, serta adik-adikku dan keluarganya masing-masing.

Kepada saudara-saudara Nelayan di Muara Angke, dan Nelayan di berbagai tempat yang pernah dikunjungi, penulis menyampaikan terima kasih, karena tanpa bantuan dan penerimaan yang baik, penelitian ini tidak pernah ada. Kepada seluruh hadirin yang telah meluangkan waktunya mengikuti Ujian Terbuka, penulis juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan perhatian selama berlangsungnya ujian.

Terakhir, kepada semua yang telah mendukung penelitian ini namun belum disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Harapan penulis, semoga Allah SWT memberikan kemudahan mencapai kemajuan bagi nelayan Indonesia khususnya, dan bagi seluruh Bangsa Indonesia. Amiin. Saran dan masukan sangat diharapkan guna perbaikan, dan untuk semua saran yang diberikan, penulis menyampaikan terima kasih.

Bogor, Juni 2007

(21)

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putri pertama dari empat bersaudara keluarga Bapak A. Fikri Hamzens dan Ibu Elvire Sylvia, lahir di Manado 19 Oktober 1967.

Riwayat pendidikan: TK di Manado, SD Negeri 3 Palu, SMP Negeri 1 Palu, dan SMA Negeri 3 Semarang. Penulis menempuh dan menyelesaikan S1 di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang, lulus sebagai Arsitek tahun 1993. S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus sebagai Perencana Kota dan Daerah tahun 1999. Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Sekolah Pascasarjana IPB, pada September 2002 dan mulai mengikuti kuliah sebagai mahasiswa PS Ilmu PPN IPB mulai Februari tahun 2003.

Selama pendidikan formal penulis mengikuti kegiatan kesiswaan yaitu OSIS, dan kegiatan kemahasiswaan seperti: Keluarga Mahasiswa, Senat Mahasiswa, dan Badan Perwakilan Mahasiswa. Setelah menyelesaikan S1, penulis mendirikan Konsultan Perencanaan dan Desain, yang menangani perencanaan gedung, lansekap, tata ruang, kawasan khusus, dan perencanaan pembangunan. Dilanjutkan dengan mendirikan Lembaga Riset, dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM), yang menangani penelitian dalam bidang pembangunan, melayani kebutuhan informasi rencana pembangunan, serta memberikan advokasi dan pelatihan SDM. Menjadi staf pengajar di Fakultas Teknik Universitas Tadulako sejak tahun 1994. Menyadari pentingnya meningkatkan mutu SDM di tanah air, mengantarkan penulis menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Sekolah Pascasarjana IPB.

Bogor, Juni 2007

(22)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ……….……….…i

ABSTRACT ………..….ii

RINGKASAN ...………..iii HALAMAN HAK CIPTA ...iv HALAMAN JUDUL ... v HALAMAN PENGESAHAN ...vi PRAKATA ...………...……….. .vii RIWAYAT HIDUP ………...ix DAFTAR TABEL ………..…..xiv DAFTAR GAMBAR ………...………xvi DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

PENDAHULUAN ...1 Latar Belakang ...1

Masalah Penelitian ... 4 Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4 Definisi Istilah ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 14 Nelayan ... 14

Nelayan dan Peluang yang Ada ... 14 Karakteristik Nelayan ... 14 Penggolongan Nelayan ... 14 Kemiskinan Nelayan ... 17 Akar Permasalahan Kemiskinan Nelayan ...19 Pengentasan Kemiskinan Nelayan melalui Pembangunan Perikanan ... 19 Posisi Nelayan dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan

di Beberapa Negara ... 21 Posisi Nelayan Jepang dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 21 Posisi Nelayan Kanada dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 23 Posisi Nelayan Norwegia dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 25 Posisi Nelayan Filipina dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 26 Posisi Nelayan Belanda dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 27 Posisi Nelayan Amerika Serikat dalam Pengelolaan Sumber Daya

Perikanan ... 28 Posisi Nelayan Indonesia dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ... 29

(23)

Konsep Mutu ... 31 Sejarah ... 31 Definisi Mutu ... 32 Membangun Sistem Mutu ... 32 Manajemen Mutu Terpadu (MMT)... 33 Manfaat Data dalam MMT ... 42 Sumber Daya Manusia Nelayan ……… 43 Pandangan tentang Sumber Daya Manusia ………..………. .. 45 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 45 Pengembangan Sumber Daya Manusia Nelayan ... 45 Peranan Ilmu Penyuluhan Pembangunan

dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Nelayan ... 47 Ilmu Penyuluhan Pembangunan dan Perubahan Perilaku ... 47 Mengubah Perilaku dan Membangun Kompetensi Nelayan ... 48 Motivasi ... 49 Sikap ... 52 Wirausaha ... 54 Tujuan Pendidikan ... 54 Pengalaman Belajar ... 55 Mutu dalam Penyuluhan Pembangunan ... 56

Jasa Penyuluhan Pembangunan ... 57 Sifat-sifat Pokok Mutu Jasa Penyuluhan Pembangunan ... 57 Ciri-ciri Mutu Pelayanan ... 57 Proses Penyuluhan... 58 Tantangan Pelaksanaan MMT di Lembaga Penyuluhan Pembangunan ... 58

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 59 Kerangka Berpikir ... 59 Mengubah Pola Perilaku Nelayan ... 59 Area Kerja Pengembangan Mutu SDM Nelayan ... 59 Pelanggan-pelanggan Nelayan dan Kebutuhannya ... 60 Paradigma Pola Perilaku Nelayan Bermutu ... 63 Kualitas Perilaku Ideal Nelayan Berdasarkan Jenis Pelanggannya ... 67 Hubungan Sebab Akibat Rendahnya Mutu SDM Nelayan ... 73 Alur Pikir Proses Penelitian, dan Hubungan antar Variabel ... 76 Hipotesis ... 80 Hipotesis 1 ... 80 Hipotesis 2 ... 80 Hipotesis 3 ... 81 Hipotesis 4 ... 81

(24)

Hipotesis 5 ... 81 Hipotesis 6 ... 82 Hipotesis 7 ... 82 Hipotesis 8 ... 82

METODE PENELITIAN ...83

Populasi dan Sampel ... 83 Populasi ... 83 Sampel ... 83 Rancangan Penelitian ... 84 Data dan Instrumentasi ... 85 Peubah dan Pengukuran... 88 Pengumpulan Data ... 96 Analisis Data ... 96

HASIL DAN PEMBAHASAN ………...98

Hasil ...98 Orientasi Wilayah Penelitian ... 98

Nelayan Kecil di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke,

Provinsi DKI Jakarta ... 98 Karakteristik Nelayan ... 100

Karakteristik Individu ...100 Karakteristik Usaha ...108 Kekondusifan Lingkungan ... 118

Kelembagaan Nelayan ... 118 Kesempatan ...127 Ketersediaan Informasi ...122 Penyuluhan ...123 Sarana Prasarana ...124 Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ... 124 Kompetensi Nelayan ... 124 Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen... 132

Penghasilan Nelayan ... 138 Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 142 Strategi Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ... 150

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Mutu SDM Nelayan …... 150 Strategi Internal: Inovasi Sosial untuk Pengembangan

Mutu SDM Nelayan...153 Strategi Eksternal: Memberikan Dukungan Lingkungan yang Kondusif

untuk Mencapai Kesejahteraan Nelayan ...172 Menciptakan Dukungan Lingkungan yang Kondusif untuk Mencapai

Kesejahteraan Nelayan ...191

(25)

Perpaduan Strategi Internal dan Strategi Eksternal:

Satu Strategi Internal + Dua Belas Strategi Eksternal = Strategi Inovasi

Sosial Pengembangan SDM Nelayan Secara Komprehensif ... 203 Pembahasan ... 206 Kondisi Umum... 206 Karakteristik Nelayan... 207

Karakteristik Individu ...207 Karakteristik Usaha ...210 Kekondusifan Lingkungan ... 213 Kelembagaan Nelayan ... 213 Kesempatan ...213 Ketersediaan Informasi ...214 Penyuluhan ...215 Sarana Prasarana ...216 Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ... 216 Kompetensi Nelayan ... 216

Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen... 222

Penghasilan Nelayan ... 228 Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 232 Strategi Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ... 236 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Mutu SDM Nelayan …... 237 Pemilihan Pola Dasar Intervensi Penyuluhan untuk Pengembangan

Mutu SDM Nelayan ... 239

KESIMPULAN DAN SARAN ...241 Kesimpulan ... 241 Saran ... 245

DAFTAR PUSTAKA ...247

LAMPIRAN ... 253

(26)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Sifat-sifat Pokok Mutu Jasa ... 35 2. Ukuran Mutu ...36 3. Pelanggan Internal Nelayan dan Kebutuhannya ... 61 4. Pelanggan Eksternal Nelayan dan Kebutuhannya ... 62 5. Arah Pergeseran Paradigma Menuju Nelayan Bermutu ... 64 6. Kualitas Perilaku Ideal Nelayan Berdasarkan Jenis Pelanggannya ... 67 7. Kisaran P Value Hasil Uji Korelasi antara Variabel Utama Penelitian ... 87 8. Karakteristik Individu Nelayan ...101 9. Sikap terhadap Profesi ... 107 10. Motivasi Intrinsik untuk Menjadi Nelayan Maju ... 108 11. Jenis Alat Tangkap dan Hasil Tangkapan ...109 12. Jenis Alat Tangkap dan Variasi Berat Tangkapan (Kg) ... 111 13. Jenis Alat Tangkap dan Pola Pembagian Hasil ... 114 14. Pengalaman Nelayan (Tahun) ...115 15. Alasan Menjadi Nelayan ...117 16. Kondisi Kekondusifan Lingkungan ...118 17. Kesempatan Pengembangan Usaha yang Diperoleh Nelayan ... 120 18. Dukungan Informasi Usaha yang Diperoleh Nelayan ... 122 19. Dukungan Penyuluhan bagi Nelayan ... 123 20. Dukungan Sarana Prasarana yang Diperoleh Nelayan ... 124 21. Kompetensi Nelayan ... 125 22. Hubungan Kompetensi Nelayan dengan Sub-sub Variabelnya ...131 23. Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...133 24. Nilai Hubungan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen

dengan Sub-sub Variabelnya ...134 25. Pola Bagi hasil, Jumlah Personil Melaut dan Penghasilan Rata-rata Perbulan ...136

(27)

26. Penghasilan Nelayan Perbulan (Rp) ...138 27. Pengeluaran Nelayan Perbulan (Rp) ...139 28. Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ...143 29. Pola Kebiasaan Makan Nelayan Setiap Hari ... 144 30. Pola Pemenuhan Kebutuhan Pakaian (Tahun) ...144 31. Kondisi Kesehatan Nelayan ... 145 32. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Pendidikan Formal ... 146 33 Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Listrik (Bulan) ... 146 34. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Air Bersih (Bulan) ………..…………147 35. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Rekreasi (Tahun) ………148 36. Tingkat Perasaan Dihargai ………148 37. Nilai Hubungan Variabel Penghasilan Nelayan dan Kemampuan

Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ...149 38. Nilai Hubungan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Diri

dan Keluarga (Kebutuhan Hidup) dengan Sub-Variabelnya ...150 39. Pola Penyelenggaraan Penyuluhan Bidang Perikanan dan Kelautan

Untuk Nelayan ...169 40. Jenis Jasa yang Diberikan oleh Lembaga Penyuluhan Bidang Perikanan

dan kelautan bagi Nelayan ...171 41. Rangkuman Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal

untuk Pengembangan Kompetensi Nelayan ...192 42. Rangkuman Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal

untuk Peningkatan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...196 43. Rangkuman Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal

untuk Peningkatan Penghasilan Nelayan dan untuk Peningkatan

Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 200

(28)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Proses Pemecahan Masalah ... 41 2. Tujuan Pendidikan pada Tiga Kawasan ... 55 3. Konsep Inovasi Sosial ...60 4. Hypothetical Model Diagram Ishikawa (Diagram Sebab- Akibat)

Rendahnya Mutu SDM Nelayan ...74 5.Alur Pikir dan Proses Penelitian Pengembangan

Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ... 77 6. Pola Hubungan antar Variabel dalam Penelitian

Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia Nelayan ...78 7. Model Hubungan pada Hipotesis 1 ... 80 8. Model Hubungan pada Hipotesis 2 ... 80 9. Model Hubungan pada Hipotesis 5 ... 81 10. Model Hubungan pada Hipotesis 7 ... 82 11. Pola Hubungan Karakteristik Nelayan dan Kekondusifan Lingkungan

(Kelembagaan Nelayan) dengan Kompetensi Nelayan ...132 12. Pola Hubungan Karakteristik Nelayan

dengan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...137 13. Pola Hubungan Kekondusifan Lingkungan

dengan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...138 14. Pola Hubungan Kompetensi dengan dengan Kemampuan Nelayan

Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...138 15. Pola Hubungan Karakteristik Nelayan dan Kekondusifan Lingkungan

dengan Penghasilan Nelayan ...140 16. Pola Hubungan Kompetensi dengan Penghasilan Nelayan ...141 17. Pola Hubungan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen

dengan Penghasilan Nelayan ...142 18. Hasil Analisis Jalur Faktor-faktor yang saling Mempengaruhi

Mutu SDM Nelayan (Gabungan NPm-NPk) ...151 19. Hasil Analisis Jalur Faktor-faktor yang saling Mempengaruhi

Mutu SDM pada Nelayan Pemilik (NPm) ...152

(29)

20. Hasil Analisis Jalur Faktor-faktor yang saling Mempengaruhi

Mutu SDM pada Nelayan Pekerja (NPk) ...153 21. Lingkaran Inovasi Sosial Strategi Pengembangan

Mutu SDM Nelayan ...154 22. Diagram Sebab-Akibat Rendahnya Kompetensi Nelayan ...156 23. Lingkaran Sheward: Proses Pemecahan Masalah Rendahnya

Kompetensi Nelayan ...165 24. Diagram Sebab Akibat Rendahnya Kemampuan Nelayan

Memenuhi Kebutuhan Hidup ...173 25. Diagram Hubungan Sebab-Akibat Rendahnya Mutu SDM

(Analisis Manusia) ... 175 26. Diagram Hubungan Sebab-Akibat Rendahnya Mutu SDM

(Analisis Materi) ...179 27. Diagram Hubungan Sebab-Akibat Rendahnya Mutu SDM

(Analisis Metode) ...182 28. Diagram Hubungan Sebab-Akibat Rendahnya Mutu SDM

(Analisis Perlengkapan ) ... 185 29. Diagram Hubungan Sebab-Akibat Rendahnya Mutu SDM

(Analisis Lingkungan) ... 188 30. Strategi Inovasi Sosial Pengembangan SDM Nelayan secara Komprehensif ...204

(30)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan dan Pengembangan

Kompetensi Nelayan ...254 2. Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan Kemampuan Nelayan

Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...255 3. Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan Penghasilan Nelayan

dan untuk Peningkatan Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Hidup ...256 4. Pelaksanaan Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan dan

Pengembangan Kompetensi Nelayan...257 5. Pelaksanaan Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan

Kemampuan Nelayan Memenuhi Kebutuhan Konsumen ...258 6. Pelaksanaan Strategi Dukungan Lingkungan Eksternal untuk Peningkatan

Penghasilan Nelayan dan untuk Peningkatan Kemampuan Nelayan Memenuhi

Kebutuhan Hidup ...259 7. Contoh Industri Tradisional yang ada di Asia Tenggara ...260 8. Negara Penghasil Terbesar pada Penangapan Perikanan Laut

dan Perikanan Darat ...261 9. Penyerapan Kredit Perbankan pada Usaha Perikanan Tahun 2005 ...261 10.Realisasi Pinjaman Tahun 2001-2004 Unit Simpan Pinjam

Swamitra Mina I ...262 11.Laporan Bulanan Per 30 September 2003 Kelompok Tani Nelayan

Rampus Jaya ...262 12.Realisasi Retribusi Lelang Ikan 2001-2004 Koperasi Perikanan Mina Jaya ...263 13.Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Perikanan

1997-2002 ...263 14.Pertumbuhan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2004 ...264 15.Potensi Perikanan Tangkap di Perairan Laut Indonesia ...265

(31)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian tentang pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan sangat

penting dilakukan. Penyelenggaraan pembangunan belum mampu mengubah secara

nyata kehidupan nelayan yang secara turun temurun telah menjadikan usaha

menangkap ikan di laut sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Mutu sumber daya manusia nelayan masih rendah. Hal ini diperkirakan dapat

dilihat dari rendahnya: (1) kompetensi; (2) kemampuan memenuhi kebutuhan

konsumen; (3) penghasilan dan (4) kemampuan memenuhi kebutuhan hidup.

Nelayan yang secara turun temurun telah menjadikan kegiatan menangkap ikan

di laut sebagai mata pencaharian utama, masih sulit mengembangkan diri untuk

menjadi nelayan yang lebih maju. Nelayan berpendidikan rendah, bahkan putus

sekolah. Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah diperkirakan masih kurang atau

tidak sesuai dengan kebutuhan usaha nelayan untuk berkembang menjadi nelayan

yang lebih maju. Waktu yang lebih banyak dihabiskan di laut, menyebabkan nelayan

mengalami kesulitan belajar secara normal seperti warga masyarakat lainnya yang

bekerja di darat. Akibatnya nelayan kehilangan banyak waktu untuk memikirkan dan

melakukan berbagai hal untuk meningkatkan mutu kehidupannya dan mutu

kehidupan keluarganya.

Indonesia adalah negeri maritim yang dikaruniai lautan yang luasnya kira-kira

dua per tiga wilayah Indonesia. Diibandingkan dengan potensi maritim Indonesia

yang besar, nelayan masih belum mampu secara optimal mengelola sumber daya laut

Indonesia dengan baik dan bertanggung jawab. Padahal, nelayan yang sudah secara

turun temurun menggantungkan hidupnya pada usaha menangkap ikan, selayaknya

merupakan stakeholder pertama yang memiliki peluang besar untuk meningkatkan dirinya menjadi nelayan yang maju. Mereka berhak untuk hidup lebih sejahtera

(32)

2

Untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi nelayan, dan agar nelayan dapat bangkit menjadi nelayan yang lebih maju, nelayan perlu meningkatkan mutu

sumber daya manusianya.

Ditinjau dari konsep mutu, semakin tinggi mutu sumber daya manusia yang

dimiliki nelayan, maka akan semakin besar kemampuan nelayan memenuhi

kebutuhan pelanggan-pelanggannya. Misalnya saja, untuk dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan internal nelayan, yaitu dirinya sendiri dan keluarganya, nelayan

membutuhkan penghasilan yang memadai.

Persaingan usaha di bidang perikanan tangkap di laut, menuntut nelayan kecil

harus mampu mengembangkan dirinya menjadi nelayan yang lebih mampu

menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan usahanya saat ini. Namun, melihat mutu

sumber daya manusia nelayan yang belum sepenuhnya adaptif dengan perubahan

lingkungan yang cepat, maka perubahan kondisi nelayan tradisional, atau nelayan

kecil menjadi nelayan yang lebih maju membutuhkan proses perubahan yang

terencana dengan baik.

Kebutuhan konsumen akan hasil-hasil perikanan kini tidak murni bergantung

pada nelayan tradisional atan nelayan kecil. Pengusaha-pengusaha perikanan telah

menjadi pesaing utama nelayan kecil dalam mengisi pasar hasil-hasil perikanan dan

kelautan. Dengan peralatan tangkap yang canggih, para pengusaha perikanan dapat

melaut hingga laut lepas, dan mencari area yang potensial sumber daya perikanannya

tanpa terlalu tergantung pada musim. Harga jual hasil tangkapan para pengusaha

perikanan juga tidak tergantung pada tengkulak ataupun perantara. Mereka dapat

menentukan harga pasar.

Pelanggan nelayan dibagi atas pelanggan internal, yaitu nelayan dan keluarganya

dan pelanggan eksternal, terutama konsumen yang membeli produk-produk hasil

tangkapan. Nelayan yang bermutu akan selalu berusaha memberikan produk yang

menyamai atau melebihi kebutuhan atau harapan para pelanggannya. Nelayan

mendapat imbalan yang dapat digunakan untuk dipertukarkan membeli berbagai

(33)

3

individu dan kesejahteraan keluarganya akan sangat tergantung dari kemampuan

nelayan memenuhi kebutuhan atau harapan konsumennya.

Terdapat kondisi yang telah berubah pada nelayan tradisional, nelayan kecil,

atau nelayan yang sejak turun temurun telah menjadikan kegiatan melaut sebagai

mata pencaharian utama. Saat ini pekerjaan melaut tidak lagi dilakukan sekedar

berorientasi memenuhi kebutuhan keluarga. Nelayan telah makin menyadari nilai

ekonomis yang tinggi dari sumber daya laut, khususnya sumber daya perikanan.

Namun, masih banyak hambatan yang dihadapi nelayan untuk maju dan

memanfaatkan peluang pasar perikanan, baik pada skala lokal maupun ekspor.

Nelayan tradisional perlu membenahi sistem usahanya, dan memiliki

kompetensi yang sesuai untuk dapat memanfaatkan peluang usaha yang terbuka.

Nelayan tradisional harus menjadi nelayan yang maju dalam menjalankan usahanya,

sehingga dapat memainkan peran aktif dan ikut menentukan dalam pasar perikanan,

baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan sistem usaha yang tepat dan

kesempatan yang terbuka luas serta kompetensi yang memadai, diharapkan nelayan

dapat menjalankan usahanya dengan baik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan

konsumennya.

Kompetensi nelayan yang selalu ditingkatkan dan dikembangkan diharapkan

dapat berakibat makin meningkatnya mutu sumber daya manusia nelayan. Namun,

meningkatnya kompetensi nelayan perlu didukung dengan kesempatan berusaha, dan

sistem usaha yang tepat bagi nelayan. Kondisi yang saling mendukung, akan

mempengaruhi peningkatan pendapatan nelayan. Selanjutnya, nelayan dapat lebih

baik lagi memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan keluarganya, dan akhirnya

nelayan dapat menjalankan kewajibannya yang lebih luas lagi sebagai warga negara

Indonesia, yaitu mampu membayar pajak penghasilan dengan baik pada negara.

Mengingat kondisi kehidupan nelayan tradisional atau nelayan kecil masih jauh

tertinggal dibanding peluang usaha perikanan yang terbuka luas, maka perlu

dilakukan berbagai perubahan yang bertujuan meningkatkan mutu sumber daya

(34)

4

Masalah Penelitian

Beberapa masalah penelitian yang perlu dijawab dalam penelitian ini, yaitu:

(1) Bagaimana karakteristik nelayan, faktor-faktor lingkungan, dan faktor mana

yang determinan dalam pembentukan kompetensi nelayan?

(2) Bagaimana mutu sumber daya nelayan, dilihat dari: kompetensi, kemampuan

memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (konsumen), penghasilan, dan

kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan internal (diri dan keluarga)?

(3) Bagaimana strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan

yang efektif?

Tujuan Penelitian

Masyarakat nelayan kecil adalah suatu sistem sosial yang perlu mendapat

perhatian agar makin meningkat mutu kehidupannya. Untuk mencapai mutu

kehidupan yang baik, nelayan perlu memiliki kompetensi yang berorientasi pada

keberhasilan usahanya, sehingga dapat mendukung peningkatan penghasilan dan

peningkatan kesejahteraannya.

Berdasarkan pertimbangan di atas dan terkait dengan masalah-masalah yang

perlu di jawab, maka tujuan penelitian ini adalah:

(1) Menganalisis karakteristik individu nelayan dan faktor-faktor lingkungan,

serta melihat faktor determinan dalam pembentukan kompetensi nelayan.

(2) Menguraikan dan menganalisis kondisi mutu sumber daya manusia, dilihat

dari: kompetensi, kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal

(konsumen), penghasilan, dan kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan

internalnya, dirinya dan keluarga (kebutuhan hidup).

(3) Merumuskan strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan

yang efektif.

Kegunaan Penelitian

Nelayan kecil diperkirakan belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan

(35)

5

pelanggan-pelanggannya, juga belum mampu secara cepat beradaptasi dengan

perubahan lingkungan yang cepat. Ketidakmampuan beradaptasi ini memperlihatkan

bahwa nelayan memiliki berbagai keterbatasan untuk menjadi nelayan yang maju

dalam usahanya, sehingga nelayan belum mampu hidup sejahtera sesuai jamannya.

Seperti dirumuskan dalam permasalahan dan tujuan, penelitian ini berusaha

mengungkap kondisi mutu sumber daya manusia nelayan, yaitu dengan cara

membuktikan apakah keterbatasan dalam hal: (a) kemampuan memenuhi kebutuhan

konsumen; (b) penghasilan dan (c) pemenuhan kebutuhan hidup, dipengaruhi oleh

karakteristik individu, karakteristik lingkungan, dan kompetensi.

Pola pikir ini mengantarkan penulis pada pemahaman perlunya penelitian

pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan dilakukan. Penelitian ini

memiliki beberapa kegunaan, baik dalam area teoritis maupun praktis, yaitu:

(1) Dalam area teoritis

(a) Pengidentifikasian karakteristik nelayan dan faktor-faktor lingkungan yang

dipilih. Hal ini akan memungkinkan hadirnya penjelasan yang memadai

tentang keterkaitan karakteristik individu dan faktor-faktor lingkungan,

dengan kompetensi nelayan. Hasil penelitian dapat menjadi dasar bagi

penelitian selanjutnya, terkait dengan pengembangan mutu sumber daya

manusia nelayan kecil, agar selalu memiliki kompetensi yang diperlukan.

(b) Penelitian ini tidak sekedar mengarahkan nelayan kecil pada satu kompetensi

khusus yang diperlukan secara situasional. Namun berupaya menghadirkan

strategi pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan yang efektif dan

dapat berlaku dalam jangka waktu yang lama.

(2) Dalam area praktis

(a) Bagi nelayan kecil di Indonesia.

Dalam rangka upaya penyadaran, yaitu: agar nelayan mengetahui mutu

sumber daya manusia yang dimilikinya, aggar nelayan memiliki keinginan

dan kemampuan untuk meningkatkan dan mengelola sumber dayanya, dan

(36)

6

kebutuhan konsumennya, memperoleh penghasilan yang layak, dan dapat

mencapai peningkatan kesejahteraan hidup.

(b) Bagi pemerintah

Sebagai panduan dalam menentukan program pengembangan mutu sumber

daya manusia nelayan.

(c) Bagi wakil rakyat.

Sebagai rekomendasi dalam penentuan kebijakan dan pengawasan

penyelenggaraan pembangunan perikanan, khususnya dalam pengembangan

mutu sumber daya manusia nelayan.

(d) Bagi lembaga penyuluhan.

Strategi yang ada dapat digunakan sebagai panduaan penyelenggaraan

kegiatan penyuluhan yang bertujuan memberikan penyadaran pada nelayan

akan pentingnya mutu, yaitu: agar nelayan mau mengubah perilakunya,

mengetahui, mau dan mampu memenuhi kebutuhan konsumennya secara

mandiri, dan agar nelayan selalu meningkatkan dan mengembangkan

kompetensinya agar usahanya dapat berkembang dengan baik.

(e) Bagi swasta

Agar dapat berpartisipasi dengan tepat sasaran, dan mampu menyesuaikan

program-program kemitraan yang sesuai kebutuhan nelayan kecil untuk maju,

dengan prinsip kerja sama yang benar-benar adil dan berkelanjutan.

Definisi Istilah

Untuk keperluan penelitian ini, digunakan beberapa istilah yang penting

diketahui maknanya. Dengan adanya definisi istilah yang jelas, diharapkan dapat

memperoleh data dan informasi yang tepat, sesuai kebutuhan penelitian.

(1) Nelayan menunjuk pada individu, yang mata pencaharian utamanya adalah

menangkap ikan di laut.

(2) Nelayan tradisional adalah nelayan yang secara turun temurun menjadikan

(37)

7

masih menggunakan armada, dan pola kebiasaan berusaha yang diwariskan dari

keluarga.

(3) Nelayan kecil menunjuk pada usaha nelayan tradisional.

(4) Nelayan pemilik (NPm), menunjuk pada individu, pemilik kapal tradisional/

perahu dan pemilik peralatan penangkapan ikan.

(5) Nelayan pekerja (NPk), menunjuk pada individu, yang bekerja pada nelayan

pemilik kapal/ perahu (NPm).

(6) Pemodal, menunjuk pada seseorang yang memberikan modal pada nelayan untuk

keperluan menangkap ikan.

(7) Perikanan tangkap adalah kegiatan yang berhubungan dengan penangkapan ikan

di laut.

(8) Karakteristik nelayan adalah faktor-faktor internal dan spesifik yang dimiliki

nelayan, terdiri dari: (a) karakteristik individu dan (b) karakteristik usaha.

(9) Kekondusifan lingkungan adalah faktor-faktor lingkungan yang spesifik di luar

diri nelayan.

(10) Mutu adalah paduan sifat-sifat barang dan jasa atau kombinasi keduanya yang

dihasilkan nelayan, yang menunjukkan kemampuan nelayan memenuhi

kebutuhan pelanggan-pelanggannya (pelanggan yang memberikan imbalan/

konsumen), baik kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.

(11) Mutu sumber daya manusia nelayan adalah kemampuan nelayan memenuhi

kebutuhan para pelanggannya, baik pelanggan internal maupun pelanggan

eksternal.

(12) Nelayan bermutu adalah nelayan yang dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan-pelanggannya, menyamai atau bahkan melebihi kebutuhan dan harapan

pelanggan-pelanggannya.

(13) Pelanggan nelayan adalah orang-orang atau pihak-pihak yang harus dipenuhi

kebutuhannya oleh nelayan.

(14) Pelanggan internal nelayan adalah nelayan dan keluarganya.

(15) Pelanggan eksternal nelayan adalah orang-orang atau pihak-pihak di luar diri

(38)

8

(16) Pelanggan eksternal primer nelayan adalah pihak-pihak yang harus dipenuhi

kebutuhannya oleh nelayan, dalam bentuk produk hasil tangkapan (ikan dan

sejenisnya), jasa yang terkait, atau kombinasi dari keduanya. Pelanggan eksternal

primer ini memberi bayaran pada nelayan sebagai imbalan dipenuhi kebutuhan

ikannya oleh nelayan.

(18) Pada penelitian ini, pelanggan eksternal primer disebut pelanggan eksternal saja

atau konsumen.

(19) Pelanggan eksternal sekunder dari nelayan adalah pemerintah, merupakan pihak

yang mengharapkan dapat dipenuhi kebutuhannya oleh nelayan dalam bentuk

setoran pajak pendapatan sebagai dukungan terhadap penyelenggaraan

pembangunan daerah dan pembangunan nasional.

(20) Pelanggan eksternal tersier dari nelayan adalah negara, merupakan pihak yang

mengharapkan dipenuhi kebutuhannya oleh nelayan dalam bentuk: terwujudnya

kesejahteraan nelayan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, pendapatan

negara yang berasal dari pajak pendapatan nelayan, dukungan terhadap kesehatan

masyarakat Indonesia dengan cara memenuhi kebutuhan gizi masyarakat

Indonesia yang berasal dari hasil laut Indonesia.

(21) Kebutuhan pelanggan adalah barang atau jasa yang dibutuhkan oleh pihak-pihak

yang harus dipenuhi kebutuhannya oleh nelayan.

(22) Kompetensi adalah kecakapan yang memadai yang harus dimiliki nelayan, yang

dibutuhkan nelayan untuk dapat bertindak melakukan tugas-tugasnya dengan baik

sesuai zamannya.

(23) Nelayan yang kompeten adalah nelayan yang memiliki kecakapan yang

dibutuhkan dengan tingkat yang memadai untuk dapat menjalankan pekerjaannya

dengan baik.

(24) Mutu sumber daya manusia nelayan adalah kemampuan nelayan memenuhi

kebutuhan dan harapan pelanggan-pelanggannya.

(25) Pengembangan mutu sumber daya manusia nelayan adalah upaya meningkatkan

kapasitas individu nelayan agar selalu adaptif sehingga dapat melakukan

(39)

9

(26) Kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal memperlihatkan

kecakapan nelayan dalam hal: (a) ketanggapan menyediakan produk; (b)

ketanggapan melayani konsumen; (c) produktivitas dan (d) keberlanjutan usaha.

(27) Penghasilan nelayan adalah besarnya uang yang diperoleh nelayan dalam menjual

hasil tangkap (dalam rupiah) selama satu bulan.

(28) Kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan pelanggan internal adalah tingkat

terpenuhinya kebutuhan hidup nelayan dan keluarganya, bagi nelayan yang telah

menikah, dan tingkat terpenuhinya kebutuhan dirinya sendiri, bagi yang belum

menikah.

Secara rinci definisi istilah masing-masing sub peubah dari keenam peubah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Karakteristik nelayan (X1) Karakteristik individu:

- Pendidikan (X1.1)

Adalah pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh nelayan hingga

saat penelitian.

- Usia (X1.2)

Adalah umur nelayan yang dihitung dari saat lahir sampai saat dilakukannya

penelitian, dan dibulatkan dalam jumlah tahun terdekat apabila terdapat

selisih bulan.

- Status diri (X1.3)

Adalah kedudukan individu nelayan di masyarakat, terkait dengan ikatan

pernikahan, yaitu: (a) Menikah dan (b) Tidak Menikah.

- Daerah asal (X1.4)

Adalah lokasi asal nelayan sebelum berusaha di Provinsi DKI Jakarta.

- Jumlah tanggungan (X1.5)

Adalah banyaknya orang yang kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh

(40)

10

- Status tempat tinggal (X1.6)

Adalah status kepemilikan hunian yang ditempati nelayan.

- Pengeluaran setiap bulan (X1.6)

Adalah jumlah dana dalam rupiah yang dibelanjakan nelayan setiap bulan

untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain yang menjadi

tanggungannya.

- Sikap terhadap profesi (X1.8)

Adalah respon nelayan terhadap pernyataan-pernyataan terkait dengan

pekerjaannya sebagai nelayan.

- Motivasi intrisik untuk maju (X1.9)

Adalah besarnya dorongan dari dalam diri nelayan untuk maju melalui

pekerjaannya sebagai nelayan.

Karakteristik usaha:

- Status nelayan (X1.10)

Adalah kedudukan nelayan dalam sistem usahanya pada saat penelitian yang

terkait dengan kepemilikan kapal dan alat tangkap, terdiri dari: (a) Nelayan

Pemilik (NPm) dan (b) Nelayan Pekerja (NPk).

- Jenis peralatan tangkap yang digunakan (X1.11)

Menunjuk pada macam alat tangkap/ teknologi yang digunakan nelayan

untuk menangkap ikan di laut.

- Pola pembagian hasil (X1.12)

Adalah sistem bagi hasil usaha antara pemilik dan pekerja.

- Pengalaman sebagai nelayan (X1.13)

Menunjuk pada lamanya responden menjadi nelayan (dalam tahun),

dihitung sejak pertama kali melaut hingga saat penelitian dilakukan.

- Alasan menjadi nelayan (X1.14)

Adalah sebab yang menjadi dasar responden memilih pekerjaan sebagai

(41)

11

(2) Kekondusifan lingkungan (X2) - Kelembagaan nelayan (X2.1)

Adalah besarnya dukungan kelompok nelayan dan koperasi nelayan untuk

kemajuan usaha nelayan.

- Kesempatan (X2.2)

Adalah peluang yang diberikan oleh pihak luar bagi nelayan untuk

berkembang menjadi nelayan yang memiliki usaha yang maju dan untuk

memperoleh hidup yang sejahtera.

- Ketersediaan informasi (X2.3)

Adalah tingkat kesiapan data yang dibutuhkan nelayan dalam berusaha.

- Penyuluhan (X2.4)

Adalah pendidikan non formal yang pernah diperoleh nelayan, yang

bertujuan merubah perilaku nelayan dalam berusaha, untuk dapat mengubah

dirinya dari nelayan tradisional menjadi nelayan maju.

- Sarana prasarana (X2.5)

Adalah besarnya dukungan faktor-faktor penentu terselenggaranya usaha

nelayan, seperti: (a) ketersediaan bahan bakar untuk melaut; (b) kemudahan

mendapatkan bahan bakar; (c) keterjangkauan harga bahan bakar dan (d)

dukungan pasar .

(3) Kompetensi nelayan (X3)

- Kemampuan merencanakan usaha (X3.1)

Adalah kehandalan nelayan dalam menyiapkan kegiatan usahanya.

- Kemampuan menyediakan modal (X3.2)

Adalah kehandalan nelayan mendapatkan dana yang diperlukan bagi

pengembangan usahanya.

- Kemampuan menangkap ikan (X3.3)

Adalah kehandalan nelayan mendapatkan ikan pada periode sekali melaut.

- Kemampuan menangani hasil tangkapan (X3.4)

Adalah kehandalan nelayan memperlakukan hasil tangkapan agar tetap

(42)

12

- Kemampuan memasarkan hasil tangkapan (X3.5) Adalah kehandalan nelayan menjual hasil tangkapnya.

- Kemampuan daya tawar harga jual ikan (X3.6)

Adalah kehandalan nelayan dalam menentukan harga jual hasil tangkapan,

dan kelayakan harga jual dengan pengeluaran.

- Kemampuan memecahkan masalah usaha (X3.7)

Adalah kehandalan nelayan keluar dari berbagai masalah usaha.

- Kemampuan memanfaatkan penghasilan (X3.8)

Adalah kehandalan nelayan dalam memanfaatkan penghasilan.

(4) Kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan konsumen (X4) - Ketanggapan menyediakan produk bermutu (Y1.1)

Adalah kesangupan nelayan menyediakan produk ikan yang sesuai dengan

harapan konsumen.

- Ketanggapan melayani pelanggan (Y1.2),

Adalah kesanggupan nelayan memberikan jasa sesuai kebutuhan

konsumen.

- Produktivitas

Adalah kesanggupan nelayan menyiapkan produk, dihitung dalam

kilogram (kg) pada periode satu kali melaut.

- Tingkat keberlanjutan usaha (Y1.4),

Adalah kesanggupan nelayan untuk mempertahankan usahanya dalam

kurun waktu tertentu.

(5) Penghasilan nelayan (Y2),

Adalah besarnya penghasilan nelayan yang diperoleh nelayan setiap bulan

yang dihitung dalam mata uang rupiah.

(6) Kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan hidup (diri dan keluarga) (Y3) - Pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari(Y3.1)

(43)

13

- Pemenuhan kebutuhan pakaian (Y3.2)

Adalah kesanggupan nelayan memenuhi kebutuhan pakaian untuk dirinya

dan keluarganya dalam hitungan tahun.

- Pemenuhan kebutuhan kesehatan (Y3.3)

Adalah kesanggupan nelayan dalam menjaga dan mempertahankan

kondisi fisiknya dan keluarganya, serta kesanggupan berobat apabila sakit.

- Pemenuhan kebutuhan pendidikan (Y3.4)

Adalah kesanggupan nelayan membiayai pendidikan formal.

- Pemenuhan kebutuhan listrik (Y3.5)

Adalah kesanggupan nelayan memenuhi kebutuhan listrik setiap bulan

yang dilihat dari ketepatan waktu membayar tagihan listrik.

- Pemenuhan kebutuhan air (Y3.6)

Adalah kesanggupan nelayan memenuhi kebutuhan air bersih setiap bulan.

- Pemenuhan kebutuhan rekreasi (Y3.7)

Adalah kesanggupan nelayan memanfaatkan waktu luang untuk bersantai,

dalam satu tahun.

- Pemenuhan kebutuhan dihargai (Y3.8)

Adalah kepuasan nelayan atas perlakuan keluarga dan lingkungannya

terhadap dirinya, dilihat dari: tingkat rasa dihargai nelayan oleh keluarga

(44)

14

TINJAUAN PUSTAKA

Nelayan

Nelayan dan Peluang yang Ada

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), nelayan didefinisikan sebagai

orang yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut.

Menurut Rokhmin Dahuri (2004), potensi kelautan dan perikanan di Indonesia

adalah yang terbesar di dunia. Dari perikanan tangkap saja dapat diperoleh 15,1

miliar dolar AS pertahun. Berdasarkan gambaran potensi ekonomi ini, maka nelayan

atau orang yang secara turun temurun telah menggantungkan pemenuhan kebutuhan

hidupnya melalui usaha menangkap ikan di laut, memiliki peluang besar untuk

mengelola ikan dan potensi sumber daya laut lainnya yang dapat dikonsumsi

manusia. Pintu kesejahteraan bagi nelayan Indonesia sebenarnya terbuka luas.

Karakteristik Nelayan

Menurut Arif Satria dkk (2002), masyarakat nelayan pesisir menghadapi sumber

daya yang hingga kini masih bersifat open access yang menyebabkan nelayan harus berpindah-pindah untuk memperoleh hasil maksimal. Dengan demikian, elemen

resiko menjadi sangat tinggi. Kondisi sumber daya yang beresiko tersebut

menyebabkan nelayan memiliki karakter: (1) keras, (2) tegas dan (3) terbuka.

Penggolongan Nelayan

Nelayan dibedakan dalam dua kelompok yaitu: (1) large scale (nelayan besar); dan (2) small fishermen (nelayan kecil). Perbedaan keduanya dijelaskan oleh Pollnac dalam Arif Satria dkk (2002). Ciri-ciri perikanan skala besar adalah: (1) diorganisasi

dengan cara-cara yang mirip dengan perusahaan agroindustri di negara-negara maju;

(2) relatif lebih padat modal; (3) memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada

perikanan sederhana bagi pemilik maupun awak perahu dan (4) menghasilkan produk

(45)

15

Nelayan skala besar dicirikan dengan besarnya kapasitas teknologi maupun

jumlah armada. Berorientasi pada keuntungan dan melibatkan buruh nelayan sebagai

anak buah kapal dengan organisasi kerja yang kompleks.

Menurut Pollnac dalam Arif Satria dkk (2002), perikanan skala kecil beroperasi

di daerah yang tumpang tindih dengan kegiatan budidaya dan bersifat padat karya.

Nelayan kecil juga dapat dilihat dari kapasitas teknologi (alat tangkap dan armada)

maupun budaya yang keduanya sangat terkait satu sama lain. Seorang nelayan yang

belum menggunakan alat tangkap maju biasanya lebih berorientasi pada subsistensi

atau pemenuhan kebutuhan sendiri sehingga sering disebut sebagai peasant-fisher. Alokasi hasil tangkapan yang dijual lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari (khususnya pangan) dan bukan diinvestasikan kembali untuk

pengembangan skala usaha.

Menurut Firth dalam Arif Satria dkk (2002), ciri-ciri komunitas masyarakat

nelayan pesisir yaitu: (1) sifat usahanya berskala kecil; (2) peralatan sederhana; dan

(3) organisasi pasar yang sederhana. Eksploitasi yang mereka lakukan sering

berkaitan dengan masalah kerjasama. Sebagian besar menyandarkan diri pada

produksi yang bersifat subsistensi. Komunitas nelayan sangat rentan secara ekonomi

terhadap timbulnya ketidakpastian yang berkaitan dengan musim-musim produksi.

Arif Satria dkk (2002) mengemukakan berkembangnya motorisasi perikanan

menjadikan nelayan berubah dari peasant-fisher menjadi post peasant-fisher yang dicirikan dengan penggunaan teknologi penangkapan lebih maju seperti motor tempel

atau kapal motor. Pengguasaan sarana perahu motor tersebut semakin membuka

peluang bagi nelayan untuk menangkap ikan di wilayah perairan lebih jauh, bahkan

hingga laut lepas dan memungkinkan mereka memperoleh surplus dari hasil

tangkapan itu karena mempunyai daya tangkap yang lebih besar.

Arif Satria dalam Arif Satria dkk (2002) mengatakan bahwa meskipun terjadi

perubahan armada yang selanjutnya mengubah status nelayan menjadi post-peasant, secara sosial nelayan masih memiliki karakter yang relatif sama. Karakteristik itu

dilihat antara lain: sistem pengetahuan, sistem kepercayaan, struktur sosial, dan posisi

(46)

16

Karakter sistem pengetahuan tentang teknik penangkapan ikan umumnya

didapatkan dari warisan orang tua atau pendahulu mereka berdasarkan pengalaman

empiris. Kuatnya pengetahuan lokal menjamin kelangsungan hidup mereka sebagai

nelayan. Pengetahuan lokal merupakan kekayaan intelektual mereka yang hingga kini

terus dipertahankan.

Pada karakter sistem kepercayaan, memperlihatkan nelayan masih percaya

bahwa laut memiliki kekuatan magis sehingga diperlukan pelakuan-perlakuan khusus

dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan agar keselamatan dan hasil tangkapan

semakin terjamin. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dengan

meningkatnya tingkat pendidikan atau intensitas pendalaman terhadap nilai-nilai

agama, upacara-upacara tersebut bagi sebagian kelompok nelayan hanyalah sebuah

ritualisme. Sebagai tradisi yang dilangsungkan hanya sebagai satu instrumen

stabilitas sosial dalam komunitas nelayan.

Karakter struktur sosial memperlihatkan kuatnya ikatan patron-klien sebagai

institusi jaminan sosial ekonomi. Hal ini terjadi karena hingga saat ini nelayan belum

menemukan alternatif institusi yang mampu menjamin kepentingan sosial ekonomi

mereka.

Karakter struktur sosial memperlihatkan kebanyakan nelayan memiliki status

yang relatif rendah. Sebagai contoh, nelayan di India seperti yang dikemukakan oleh

Pollnack dalam Arif Satria dkk (2002) pada umumnya nelayan berkasta rendah. Di

Jepang, menurut Arif Satria dalam Arif Satria dkk (2002) saat ini posisi nelayan

mengalami degradasi status, sehingga Jepang mengalami problem regenerasi nelayan

karena sedikitnya kalangan muda yang mau menjadi nelayan meskipun dijanjikan

akan memperoleh berbagai fasilitas subsidi dari pemerintah. Menurunnya jumlah

nelayan di Jepang diindikasikan juga oleh menurunnya minat wanita Jepang untuk

mendapat suami seorang nelayan.

Salah satu ciri nelayan kecil lainnya adalah ketidakmampuan nelayan memberi

pengaruh pada kebijakan publik karena nelayan ada dalam posisi dependen dan

marjinal. Dengan demikian, wujud ketertinggalan nelayan, tidak lain sebagai

Gambar

Tabel  1.  Sifat-sifat Pokok Mutu Jasa
Gambar 1. Proses Pemecahan Masalah (Lingkaran Sheward)
Gambar 2 memperlihatkan Tujuan Pendidikan pada Tiga Kawasan
Gambar 3. Konsep Inovasi Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif

Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan, yaitu dengan melakukan diskusi ringan kepada Keluarga Nenek Ni Nengah Saring mengenai program KKN

Menurut pengalaman saya, seringkali saya tidak cocok ( ciong ), berselisih, merasa tidak nyaman dalam relasi saya dengan individu lain yang biasanya memiliki

Pembangunan hukum merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan kesehatan yang memerlukan kebijakan yang harus dipayungi oleh hukum agar dapat berjalan

Proses pengelasan pada exhaust manifold yang dibentuk menjadi dua spesimen dilakukan dengan parameter pengelasan yang sama seperti yang tertera pada BAB 3,

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang

Pemeriksaan EKG 12 sadapan harus dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada atau keluhan yang dicurigai sindroma koroner akut.Pemeriksaan ini harus dilakukan segera dalam 10

keberadaan Harian Tribun Timur di tengah arus perkembangan media online setelah beberapa tahun terakhir menjadi koran nomor satu di kota Makassar, berdasarkan hasil