ANALISIS PERSEPSI P E W G K U KEPENTINGAN
DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR
NITA SARI TARIGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:
ANALISIS PERSEPSI P E W G K U KEPENTINGAN DAN
STRATEGS PENGEMBANGAN TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR
adalah benar merupakan hasil karya penulis dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telab dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Mei 2007
ABSTRAK
NITA SARI TARIGAN, Analisis Persepsi Pemangku Kepentingan dan Strategi Pengembangan Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor (Isang G o ~ ~ a r s y a h sebagai Ketua dan D. S. Priyarsono sebagai Anggota Komisi Pembimbing).
Sejak berdirinya pada tahun 2002 hingga kini operasional terminal dan pasar Laladon belumlah optimal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa persepsi peinangku kepentingan ~nengenai pendirian terminal dan pasar Laladon: alternatif pemanfaatan dan strategi pengembangannpa. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, proses hierarki analitis (PHA), dan SWOT. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa pemangku kepentingan secara umum setuju dengan pendirian terminal dan pasar Laladon. Tetapi mayoritas masyarakat tidak memahami isi dari konsep kebijakan penataan trayek angkutan melalui terminal dan pasar Laladon. Altematif pemanfaatan yang disepakati adalah pengoptimalan fungsi terminal dan pasar Laladon, dengan strategi utama penegakan peraturan penataan trayek angkutan dengan meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Kabuapaten Bogor dan Pemerintah Kota Bogor.
O Hak cipta milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi
ANAJLISIS PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN
DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
TERMINAL DAN PASAR LALADON
DI KABUPATEN BOGOR
NITA
SAW
TARIGAN
Tesis
Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu - I!mu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Penelitian : Analisis Persepsi Pemangku Kepentingan dan Strategi Pengembangan Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
Nama Mahasiswa : Nita Sari Tarigan
Nomor Pokok : A155040021
Program Studi : Ilmu - Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan
Perdesaan (PWD)
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Ir. Isang Gonarsvah, Ph. D
Ketua
Dr. I;. I). S. Priyarsono
Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu - - Ilmu Dekan Sekolah Pascasarjana
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan k m i a -
Nya sehingga penulisan tesis berjudul "Aiialisis Persepsi Pemangku Kepentingan
darz Strntegi Pertgembaitgun Terminal dan Pasar Laladoit di kabupaten Bogor"
dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini saya menyrunpaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar - besanlya kepada Prof. Ir. Isang Gonarsyah, Ph.D dan Dr.
Ir. D. S. Priyarsono telah bersedia menjadi komisi pemhimbing yang mencurahkan
waktu, pemikiran serta sabar memheri pengarahan dan masukkan bagi kelengkapan
penulisan. Dan juga terima kasih kepada Dr.
Ir.
Setia Hadi, MS sebagai penguji l u xkomisi yang memberi masukan bagi kelengkapan penulisan ini.
Terimakasih kepada Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Yayasan Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen yang telah memberi izin,
rekomendasi dan biaya selarna Penulis mengikuti pendidikan di Institut Pertanian
Bogor (IPB). Terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, DPRD Kabupaten
Bogor, Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, DLLAJ Kota Bogor, Bappeda
Kabupaten Bogor dan pihak lain yang telah beke jasama dalam penelitian ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Mohd. Azis Tarigan,
SH dan bunda Hj. Dahliana Marzuki dan semua keluarga (Tety M. Tarigan, S.H,
M.Kn, Noer Budi S Tarigan, SKM, Bd. Dina A Tarigan, T. SST, Indra M Tarigan,
Suralman Saragih T, S.Pd, Wina SE dan Fahmi Saragih T) atas dukungan moril dan
doanya yang tak terhatas. Semoga Allah senantiasa memberi kelimpahan ridho dan
keberkahan setiap langkah kira. Kepada saudaraku PWD 2004 ( m pipit, k rita, te2h
ied, m dona, eniRawan, ayah qosdus, p rizal, p ichan, aziz, paman basri, irl, aan, toni,
hatta) terimakasih atas semua kehersamaan dan goresan perjalanan episode hidup
yang pemah kita laiui, setiap kenangan canda tawa dan pernak pemik perkuliahan
akan selalu teringat dalam ingatan. Serta m elva, bang askar, bu utari, p yunus, b fadli,
Rina, albert, Penghuni Alyesha Cs, terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya
dan rekan - rekan PWD laimya. Sukses buat kita semua. I will miss u all..
..
Penulis menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis sehingga dalam
penelitian ini mungkin masih hanyak kekurangan. Semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Bogor, Mei 2007
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahir pada tanggal 18 Desember 1981 di Medan, propinsi Sumatera
Utara. Penulis adalah putri ke empat dari lima bersaudara dari keluarga Bapak I-I.
Mohd. Aziz Tarigan, SH dan Ibu Hj. Dahliana Marzuki. Penulis nlenyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri 064037 Medan pada tahun 1993, Sekolah
Menengah Pertama Negeri 25 Medan pada 1996, Sekolah Menegah Umum Negeri 3
Medan pada tahun 1999, dan menamatkan pendidikan s l di Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai Dosen Tetap
Yayasan Almuslim Peusangan pada Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Kabupaten Bireuen. Pada tahun 2004 juga penulis melanjutkan pendidikan di Progran
Studi Ilmu - Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Pascasarjana Institut
DAFTAR
IS1
Halaman
DAFTAR IS1
...
. ..
...
...
...
. ...
..
.
...
. ..
...
...
iDAFTAR TABEL
...
. .. .
...
...
...
...
...
...
iiiDAFTAR GAMBAR
. .. ... . ..
.
... ... ... ... ..
...
...
.. ....
...
viiDAFTAR ISTILAH
...
ixDAFTAR LAMPIRAN
...
xBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..
. .
.
. . .
.
. . . .
....
.
. . . .. . . .. . .
11.2. Pemmusan Masalah
. .
...
.
. .
..
...
.
. . .. .
..
. . . .. . ..
...
.
.. ... ...
31.3. Tujuan Penelltl an...
. .
. .. .. . ... . . .... .
...
. .. .. . .... . .. .
... . 67 1.4. Manfaat Penellt~an
... . .. .. . ... ... . . . .
...
.
...
.
...
BAB I1 TINJAUAN PUSTAKA...
8BAB I11 METODOLOGI PENELITIAN
. .
3.1 Kerangka Pemlhran
. . . ..
3.2 Metode Analisis... ... .. . . .. .
..
..
. ...
...
.
...
.
.. . ... ...
3.2.1 Lokasi dan Waktu Peneliti an...
. . . .. .. ... ... ...
3.2.2 Sumber dan Jenis Data
... ...
...
3.2.3 Metode Pengambilan Sarnpel... .. . . .. .. . ... . . .. ...
3.2.4 Model Analisis
3.2.4.1 Analisis Deskriptif
...
3.2.4.2 Proses Hierarki Analitis... ... ... ... ...
3.2.4.3 Analisis SWOT.
.. ..
...
...
.. . .. .... .. .. ... ....
3.2.5 Defenisi Operasional Variabel
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Ganbaran Umum Wilayah..
. . . . ...
.. . ... ... ... . . . ... .. . .. ... ..
....
4.1.1 Kondisi Fisik
. . . .
. . ..
.. . .
.. . .
. . .. . .
. ..
.. . .
4.1.2 Kondisi Ekonomi
.
... . .
. .
.
.
. . .
4.2 Kondisi dan Moda Transportasi..
.
.. . . .. . .
...
4.2.1 Pola Pergerakan Penurnpang..
. . .
4.2.2 Trip Rate Penduduk dan Komposisi Penggunaan Moda Kabupaten Bogor
. .. . . .
.
. .
.
. . .
. . .
. . . .. . . ..
4.2.3 Karateristik Pe jalanan4.2.4 Permasalahan Transportasi di Kabupaten Bogor..
. . . . ..
4.2.4.1 Pennasalahan Jaringan Jalan
. .
. . . .
. . .
4.2.4.2 Permasalahan Jaringan Pelayanan
.
. .
.
. . . .. . .
4.2.4.3 Permasalahan Pelayanan Operasional
Angkutan
. . .
.. . . .
.:
. . .
.
. . .
. . . .
. . ..
..BAB V 5.1 5.2 BAB VI 6.1 6.2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Penentuan Lokasi Terminal Penumpang
...
Perencanaan Penentuan Terminal Penumpang...
5.2.1 Dasar Hukum Penetapan Lokasi dan Kelas Terminal..
5.2.2 Konsep Perencanaan Lokasi Terminal Penumpang
....
5.2.3 Perencanaan Lokasi Temlinal Berdasarkan RTRW
...
Kabupaten Bogor
5.2.4 Perencanaan Lokasi Terminal Berdasarkan Kondisi
. .
Eksist~ng...
5.2.5 Perencanaan Lokasi dan Kelas Terminal
...
Persepsi Masyarakat Terhadap keberadaan Temiinal dan Pasar Laldon di Kabupaten Bogor
...
5.3.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Serdirinya Terminaldan Pasar Laldon di Kabupaten Bogor
...
5.3.2 Persepsi Masyarakat Terhadap Konsep Penataan Trayek Tenninal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Hirarki "Manfaat" dan "Biaya" Pemanfaatan Terminal Dan Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor...
5.4.1 Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal Dan Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor ... 5.4.2 Dampak Negatif "Biaya" Berdirinya Terminal Dan
...
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor
5.4.3 Altematif Pemanfaatan Terminal Dan Pasar Laladon Berdasarkan Rasio Manfaat "Dampak Positif' d m Biaya "Dampak Negatir' Berdirinya Terminal Dan
...
Pasar Laladon Di Kabupaten Bogor
Strategi dan Aralian Pemanfaatan Terminal dm Pasar
...
Laladon di Kabupaten Bogor
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabei 9
Tabel 11
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor ke Kota Bogor
...
Konsep penataan jumlah trayek antara terminal Laladon dan terminal Bubulak
...
Sebaran jumlah responden
...
Matriks perbandingan/komparasi berpasangan
...
Matriks perbandingan berpasangan
...
Formula matriks pendapatan individu
...
Diagram matrik SWOT
...
Matriks pendekatan studi
...
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor
...
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor
berdasarkan lapangan usaha
...
Persentase PAD terhadap PDRB Kabupaten BogorTrip rate wilayah Kabupaten Bogor tahun 2002
..
Komuter ailtar wilayah DKI - Bodetabek tahun 2000
Halaman
3
Regulasi pemerintah mengenai penetapan lokasi dan klas terminal
...
Karakteristik kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor
Rencana lokasi dan klas terminal menurut RTRW
Kabupaten Bogor sampai tahun 2009
...
Rencana lokasi dan klas terminal di Kabupaten Bogor
Hasil persepsi masyarakat terhadap persetujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Rogor
...
Ilasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adaiah untuk
[image:11.523.70.449.90.731.2]Tabel 24
Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Bogor
...
Hasil persepsi masparakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk
pengembangan wilayah Kabupaten
Bogor
...
Hasil persepsi masparakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah untuk
pertumbuhan ekonomi dan jasa di Kabupaten Bogor
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adalah tersedianya
fasilitas terminal dan pasar di Kabupaten
Bogor
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap manfaat
berdirinya terminal dan pasar adaleh untuk
mengurangi kemacetan di Kabupaten
Bogor
...
Hasil persepsi nlasyarzkat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belumtegaknya peraturan penataan trayek
angkutan
...
:...
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah lokasi yang tidak strategis
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah kurang partisipasinya masyarakat
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah susahnya mendapat angkutan yang menuju terminal dan pasar Laladon
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap pengenalan angkutan yang akan memasuki terminal dan pasar Laladon
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum lengkapnya produk di pasar Laladon...
Tabel 45
Pengetahuan kebijakan penataan trayek di terminai
...
Laladon
Hasil persepsi masyarakat terhadap diberlakukannya
kebijakan konsep penataan trayek
angkutan
...
Hasil persepsi masyarakat terhadap kinerja aparat pemerintah
...
Sun~ber infonnasi yang diperoleh masyarakat untuk mengetahui adanya kebijakan penataan trayek
...
angkutan di terminal Laladon
Cara pengecalan masyarakat terhadap angkutan yang
akan memasuki terminal
Laladon
...
Waktu masyarakat menggunakan terminal
Laladon
...
Rekapitulasi Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan dalam penentuan faktor yang berpengaruh terhadap "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap pemilihan kriteria yang paling berpengaruh dari faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap stakeholder yang bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap kriteria stakeholder 9emei.i~tah yang bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakanterhadap kriteria stakeholder swasta yang
bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya terminal dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap kriteria stakeholder masyarakat yang bertanggungjawab pada faktor "manfaat" berdirinya
...
terminal dan pasar Laladon
Rekapitulasi hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan dalam penentuan faktor yang berpengaruh terhadap "biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakzn terhadap pemilihan kriteria yang paling berpengaruh dari faktor "biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap stakeholder yang bertanggungjawab pada faktor " biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap kriteria stakeholder pemerintah yang bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya termina! dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakanterhadap kriterie stakeholder swasta yang
bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon
...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap kriteria stakeholder masyarakat yang bertanggungjawab pada faktor "biaya" berdirinya terminal dan pasar 1;aladon...
Hasil analisis pendapat gabungan perumus kebijakan terhadap alternatif pemanfaatan menurut stakeholder...
dari "biaya" berdirinya terminal dan pasar Laladon alternatif pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di
Kabupaten Bogor berdasarkan rasio manfaat
"dampak positif' dan biaya "dampak
negati f'...
...
EFAS dan IFAS pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Formulasi strategi pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Alternatif strategi dalam SWOT pemanfaatan
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6.
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11 Gambar 12. Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Peta lokasi industri, sekolahan di sekitar jalan dramaga 5
raya
...
Kerangka pemikiran secara urnum dalam analisis persepsi dalam pengembangan pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor...
Pendekatan operasional analisis persepsi masyarakat terhadap terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Letak lokasi penelitian, terminal dan pasar Laladon Kabupaten Bogor
...
Komposisi penggunaan moda di Kabupaten Bogor iahun 2002
...
Rekayasa lalulintas yang diharapkan dari berdirinya terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor ...Alur penyediaan sarana dan prasarana terminal
penumpang
...
Koneksitas antar kecamatan di Kabupaten
Bogor
...
Konsep perencanaan route dan lokasi penumpang di Kabupaten Bogor
...
Rer~cana lokzsi terminal mencrut RTRW Kabupten Bogor
sampai tahun 2009
...
Lokasi terminal eksisting di Kabupaten Bogor...
Penetapan terminal kelas di Kabupaten Bogor
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap persetujuan...
berdirinya terminal dan pasar Laladon
Grzfik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk meningkatkan pad Kabupaten Bogor
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk....
meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Bogor Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
pengembangan wilayah Kabupaten Bogor
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21.
Ganlbar 22
Gambar 23
Gambar 24
Gambar 25.
Gainbar 27
Gambar 28
Gambar 29
Gambar 30
Gambar 31
Gambar 33
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalab tersedianya fasilitas terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Grafii persentase persepsi masyarakat terhadap tujuan berdirinya terminal dan pasar Laladon adalah untuk menghindari kemacetan di Kabupaten Bogor
...
Grafik persenrase persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum tegaknya peraturan angkutan...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Lzladon adalah lokasi
...
yang tidak strategis
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah
...
kurangnya partisipasi masyarakat
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah susahnya mendapat angkutan yang menuju terminal Laladon
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap mengenal
...
angkutan yang akan memasuki terminal Laladon
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap penyebab belum optimalnya terminal dan pasar Laladon adalah belum
...
lengkapnya produk di pasar Laladon
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap perlu tidaknya mernpertahankan keberadaan terminal dan pasar Laladon
...
Grafik persenrase peisepsi masyarakat terhadap aiternatif
...
solusi keberadaan terminal dan pasar Laladon
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap
pengetabuan kebijakan penataan trayek di terminal Laladon
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap kebijakan konsep penataan trayek angkutan
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap kinerja aparat pemerintah
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap sumber informasi tentang kebijakan penataan trayek angkutan terminal Laladon
...
Grafik persentase persepsi masyarakat terhadap cara pengenalan angkutan yang akan memasuki terminal Laladon
DAFTAR ISTILAH
TPL
STL
SL
PTL
PL
PBL
PDL
M a y
Terminal dan Pasar Laladon
Sopir tidak terminal Laladon
Sopir Laladon
Penumpang tidak terminal Laladon
Penumpang Laladon
Pembeli pasar Laladon
Pedagang Laladon
DAFTAR LAMPiRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Garnbar Hierarki Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon Berdasarkan Dampak Positif "Manfaatt' Berdirinya Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
Garnbar Hierarki Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon
Berdasarkan Kerugian "Dampak NegaW Berdirinya
Terminal dan Pasar Lalzdon di Kabupaten Bogor ...
Lembaran Kuisioner Persepsi Masyamkat Terhadap
Berdiinya Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor.. ...
Lzmbaran Kuisioner Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Penataan Trayek di Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Lembaran Kuisioner PHA Persepsi Stakeholders Dalam
Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Lembaran Kuisioner PHA Persepsi Stahholders Dalam
Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" dari belum optimalnya Terminal dan Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
--...
Nilai Bobot PHA Aspek Yang Berpengaruh Dari Dampak Positif "Manfaat" Berdiinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor ...
Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Ekonomi Dari Positif Dampak Positif "Manfaat" Berdiinya Terminal & Pasar di Kabupaten Bogor
...
Nilai Bobot PHA Kriteria Asp& Ligkungan Dari Positif Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal & E'asar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Sosial dari Dampak Positif "Manfaat" B e r d i i y a Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Lampiran 11. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada Aspek Ekonomi Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" dari
Berdiiya Terminal & Pasar
di
Kabupaten Bogor....
Lampiran 12. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada Aspek Lingkungan Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" dari Berdirinya Terminal&Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
.;.
...
Lampiran 13. Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada Aspek Sosial Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" ddari Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.
..
Lampiran 14. Nilai Bobot PHA Stakeholder Pemerintah yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
.
Lampiran 15. Nilai Bobot PHA Stakeholder Eksekutif yang
Bertanggungjawab Pada Dampak Positif "Manfaat" dari
...
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
Lampiran16. Nilai Bobot PHA Stakeholder Swasta Yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
.
Lampiran 17. Nilai Bobot PHA Stakeholder Masyarakat Yang
Bertanggungjawab Terhadap Dampak Positif "Manfaat" dari
.
Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
Lampiran 18. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar Laladon Berdasarkan Kepentingan Pemerintah Dari Dampak Positif "Manfaat" Berdirinya Terminal & Pasar Laladon di
...
Kabupaten BogorLampiran 19. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar
Berdasarkan Kepentingan Swasta Dari Dampak Positif "Manfaat" Berdiiya Terminal & Pasar Laladon di
...
Kabupaten Bogor..Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Lampiran 3 1.
Nilai Bobot PHA Aspek Yang Berpengaruh Berdasarkan
Kerugian Dari Belum Beroperasinya Terminal & Pasar
Laladon di Kabupaten Bogor
...
Nilai Bobot PHA ;;riteria Aspek Ekonorni Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperasinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Lingkungan Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperaskya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor.. ...
Nilai Bobot PHA Kriteria Aspek Sosial Berdasarkan
Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperasinya
...
Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada Aspek Ekonomi Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari
Belum Beroperasinya Terminal & Fasar Laladon di
...
Kabupaten Bogor
Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungjawab Pada Aspek Lingkungan Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari Belum Beroperasinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
...
Nilai Bobot PHA Stakeholder yang Bertanggungiawab Pada Aspek Sosial Berdasarkan Dampak Negatif "Biaya" Dari
Bzlum Eeropsrasbya Terminai & Fasar La!adon di
Kabupaten Bogor.. ...
Nilai Bobot PHA Terhadap Stakeholder Pernerintah yang
Bertanggungiawab Dari Belun Beroperasinya Terminal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor
...
Nilai Bobot PHA Stakeholder Eksekutif yang
Bertanggungjawab Dari Belum Beroperasinya Terminal &
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
...
Nilai Bobot PHA Stakeholder Swasta yang
Bertanggungjawab Dari Bel-an Beroperasinya Tenninal &
...
Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
Nilai Bobot PHA Stakeholder Masyarakat yang
Bertanggungjawab Dari Belum Beroperasinya Tenninal &
...
Lampiran 32. Nilai Bobot PHA Altematif Pemanfaatan Terminal & Pasar 159 Laladon Berdmkan Kepentingan Pemerintah Dari Belum
Beroperasinya Terminal & Pasar Laladon di Kabupaten Bogor..
...
Lampiran 33. Nilai Bobot PHA Alternatif Pemanfaatan Terminal & Pasar 160
Laladon Berdasarkan Kepentingan Swasta Dari Belum
Beroperasinya T e d & Pasar Laladon di Kabupaten
Bogor..
...
Larnpizan 34. Nilai Bobot PHA Altematif Pernanfaatan Terminal & Pasv 101
Laladon Berdasarkan Kepentingan Masyarakat Dari Belum
Beroperasinya T e d & Pas= Laladon
di
KabupatenBogor
...
Lampiran 35. Nilai Ratio PHA Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar 162
Laladon Berdasarkan Dampak Positif "Manfaat" Dengan PI-FA Altematif Pemanfaatan Terminal dan Pasar Laladon Berclasarkau Dampak Negatif "Biaya" Berdirinya Terminal
...
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terminal sebagai salah satu titik simpul sistem jaringan transportasi sangat
berperan penting dalam pembangunan wilayah dan befingsi sebagai fasilitas
pelayanan mum, untuk tempat naik turunnya penumpang, pengendali lalu lintas
dan angkutan mum serta tempat perpindahan intra clan antara moda transportasi.
Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk pengembangan terminal
berlandaskan pada temjudnya sistem pengangkutan mum secara terpadu
dengan mengutamakan aspek pelayananan kepada masyarakat dan memberikan
kesempatan peran serta swasta. Sesusi dengan PP nomor 22 tahun 1990 bahwa
kewenangan penyelengaraan terminal sesuai fungsinya dilaksanaican olei:
Pemerintah Daerah
Tk
II
ditegaskan pula sesuai SK Menteri Perhubungan nomor31 tahun 1995 tentany terminal transportasi jalan dalam pasal 16 ayat 1
disebutkan bahwa pembangunan terminal penumpang dilaksanakan oleh
Bupati/Walikotarr.adya KDH Tk
II
kecuali untuk DKI Jakarta dan Kotamaydaadministratif Batam dilaksanakan oleh Gubemur KDH Tk I.
Ekstemalitas dari pengoperasian terminal yang tidak sesuai dengan
peraturannya adalah kemacetan. Hal ini juga terjadi di Kota Bogor. Melihat
keadaan ini, pada tahun 2002 Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan kebijakan
yang bertujuan mengurangi kemacetan di Kota Bogor yaitu memindahkan lokasi
terminal Merdeka yang berada di tengah Kota Bogor ke lokasi baru daerah
Kecamatan Bubulak yang berada di perbatasan dengan Kabupaten Bogor sehingga
berdiri terminal Bubulak.
Hasil kebijakan ini mampu mengurangi kemacetan di Kota Bogor, namun
menimbulkan kemacetan baru di daerah sekitar terminal Bubulak. Melihat kondisi
kemacetan tersebut berada diperbatasan antara Kota Bogor dengan Kabupaten
Bogor, maka pada tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Bogor meresmikan terminal
dan pasar Laladon yang bertujuan untuk memberi dukungan terhadap langkah -
kepada masyarakat Kabupaten Bogor wilayah Barat, mengumngi kemacetan,
sumber PAD, serta menjadi basis pengembangan wilayah dan sektor ekonomi
di Kabupaten Bogor wilayah Baiat. Keberadaan terminal dan pasar Laladon
diharapkan mendukung tumbuhnya pusat
-
pusat kegiatan sehingga terjadipergeseran ekonomi yang lebih cepat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan
memperluas cakupan, efisiensi, efektifitas dan pelayanan umum Kota Bogor
maupun Kabupaten Bogor (Anonym, 2003).
Peresmian tem~inal dan pasar Laladon telah bejalan selama tiga tahun,
namun pengoperasiannya belum optimal dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkzn pengamatan awal di lokasi penelitian didapati permasalahan -
pem~asalahan, seperti menurunnya pendapatan yang diterima para sopir dan
pedagang, meningkatnya kemacetan di Simpang Tiga Perumahan IPB I1 Sindang
Barang, polusi udara dll. Hal ini mengakibatkan besarnya kerugian ekonomi dan
sosial yang ditanggung oleh masyarakat.
Seiring dengan permasalahan di atas, didapati pula keinginan masyarakat
untuk menggantungkan mata pencaharian di terminal dan pasar Laladon serta
semakin meningkatnya kegiatan perjalanan yang terjadi di Kabupaten Bogor
wilayah Barat, sehingga menimbulkan keinginan untuk secepatnya beroperasinya
terminal dan pasar Laladon ini. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
keinginan tersebut dibarengi dengan adanya konflik pemanfaatan pada rnasing -
masing pihak berkepentingan karena mempunyai nlaksud, target dan rencana yang
berbeda untuk menggunakan terminal dan pasar Laladon ini.
Menyikapi konflik pemanfaatan terminal dan pasar Laladon, diperlukan
upaya evaluasi kebijakan sehingga didapat keputusan altematif kebijakan
pemanfaatan dan penentuan strategi yang terbaik untuk pengoperasian terminal
1.2 Perumusan Permasatahan
Peresmian terminal dan pasar Laladon oleh Bupati Kabupaten Bogor pada
awalnya dimaksudkan untuk mengambil manfaat secara optimal dan
berkelanjutan dan meningkat kesejahterarn masyarakat tanpa menimbulkan
terjadinya kerusakan lingkungan serta konflik pemanfaatan dan kewenangan.
Kenyataan menunjukkan bahwa lokasi terminal dan pasar Laladon milik
Kabupalen Bogor yang kurang 1 kilometer dari terminal Bubulak milik
pemerintah Kota Bogor telah menimbulkan permasalahan dalam penyaturan route
trayek angkutan yang akan memasuki kedua terminal sedangkan jumlah dan route
trayeknya sama. Adapun route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor wilayah
Barat ke Kota Bogor begitu juga sebaliknya dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1 Route trayek angkutan dari Kabupaten Bogor ke Kota Bogor
N Kode Route Travek Jumlah
o Trayek Kendaraan
T r a y e k Kabupaten Bogor
1. 05 Ciamoea - Dramaga
-
- Terminal Bubulak 415 2. 05 B Leuwiliang - Dramaga - Terminal Bubulak 440 3. 05 C Jasinga - Leuwiliang -Terminal Bubulak 520 4. 13 Gunung Malang - Situ Daun - Terminal Laladon 60 5. 15 Petir - Cibeureum - Dramapa-
- Terminal 174Laladon
6. 16 Nambo Kuripan - Ciherang -Terminal Laladon 150 7. 17 Cangkrang - Cangkorawok - Kampus IPB - 120
Dramaga - Terminal Laladon
8. 32 Cibinong - Terminal Laladon
-
Pagelaran 2009. 50 Tenjolaya - Terminal Laladon 34
T r a y e k Kota Bogor
7. 02 Sukasari -terminal Bubulak 585
8. 03 Baranangsiang
-
Terminal Bubulak 3829. i 5 ~ e r d e k ~ - ~ e r m i n a l Bubulak 101 Sumber : Dishub Kabupaten Bogor, 2006
Melihat permasalahan tersebut, maka Dinas Perhubungan Kabupaten
Bogor dan Kota Bogor melakukan nota kesepahaman kerjasama nomor
55 1.22/1447/DlSHUB - nomor 55 1.221709lDLLAJ tentang penataan trayek angkutan umum dari dan ke terminal Laladon Kahupaten Bogor dan terminal
Bubulak Kota Bogor sebagai solusi mengoptimalkan keberadaan terminal dan
meningkatkan kualitas pelayanan serta xnemberi manfaat kepada masyarakat
melalui pengaturan kembali trayek yang ada tanpa ada penambahan jumlah
alokasi kendaraan yang telah ditetapkan dan menghiidari pertemuan antara trayek
Kabupaten Bogor dengan trayek Kota Bogor di persimpangan perumahan IPB 11.
Adapun konsep kebijakan penataan trayek angkutan dapat di lihat pada Tabel 2
berikut ini:
Tabel 2 Konsep penataari jumlah trayek antara terminal Laladon dan
terminal Bubulak
No. Kode Terminal Terminal Jumlah
Trayek Laladon Bubulak
(Kendaraan) (Kendaraan)
Trayek Kabupaten Bogor
1. 05 50 365 415
2. 05 B 5 0 390 440
3. 05 C 50 470 520
4. 13 54 6 60
5. 15 157 17 174
6. 16 135 16 1 50
7. 17 108 12 120
8. 32 100 100 200
9. 50 3 0 4 34
Trayek Kota Bogor
1. 02 117 468 585
2. 03 76 306 382
"
J . 15 Melintas melalui terminal Laladon Kabuuaten
Bogor dan terminal Bubulak Kota ~ o g o r .
Jumlah 927 2.153 3080
Sumber: Dishub Kabupaten Bogor, 2006
Konsep ini telah disepakati pada tahun 2006, namun sampai sekarang
masyarakat belum merasakan kegunaan peraturan tersebut dalam
pengoperasian terminal dan pasar Laladon. Mengingat pengambilan
keputusan dilakukan secara terpusat sehingga dalam memberikan
pertimbangan banyak faktor - faktor terabaikan dan pada akhirnya
menimbulkan permasalahan baru. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan
1. Menurunnya disiplin pengguna transportasi dalam mematuhi
peraturan lalulintas.
2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
3 . Menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
4. Menurunnya pendapatan sopir dan pedagang di terminal dan pasar
Laladon.
5. Kemacetan di Simpang Tiga Perumahan IPB I1 Sindang Barang
hingga sepanjang jalan Raya Dramaga.
6 . Meningkatnya polusi baik yang disebabkan oleh polutan padat
maupun udara.
Kemacetan ini juga disebabkan jumlah angkutan tidak seimbang
dengan pertambahan luas badan jalan, mental pengguna jalan dan petugas
pemerintah yang mengatur arus transportasi yang tidak disiplin serta adanya
kegiatan industri, sekolahan dan pertokoan dipinggir jalan. Adapun skema
kegiatan tersebut di jalan Dramaga Raya adalah sebagai berikut:
SOY Hriuluiik#alysOl a 0 3
I,,' < 2 ~ S C , , ~ , . ~ * r C
-
_/-- --\.
..
[image:26.523.69.499.293.695.2].--- ~ --7.=.--.--=zL>.~zlyzI--Lr-;~---L~~~z----.---~-- ?---
Masalah yang timbul dari pemanfaatan terminal dan pasar Laladon
selama ini menunjukkan bahwa belum tercapainya tujuan pengelolaan seperti
yang diharapkan, diduga akibat adanya kepentingan pemanfaatan masing-
masing stakeholders yang terkait serta kurang terkoordinasinya pelaksanaan
kebijakan nota kesepahaman pada pihak terkait yang berwenang untuk
melaksanakannya. Hal ini menunjukkan bahwa keterpaduan dan koordinasi
dalam pengclolaan terminal dan pasar Laladon belum sepenuhnya terlaksana.
Melihat pengoperasian terminal dan pasar Laladon yang belum
maksimal dalam mencapai tujuan awal pembangunan fasilitas ini, maka salah
satu langkah awal untuk mengevaluasi kebijakan berdirinya terminal dan
pasar Laladon dapat dilakukan dengan mengetahui persepsi masyarakat dan
perumus kebijakan yang terkait, sehingga dalam pengambilan keputusan
kebijakan pemanfaatan apa yang terbaik serta strategi yang tepat untuk
terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang terjadi dan dirasakan dilapangan, maka
masalah yang dapat diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang berdirinya terminal dan pasar
Laladon?
2. Alternatif pemanfaatan apa yang terbaik terhadap kebijakan
pemanfaatan terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan
datang?
3 . Bagaimana fornlulasi strategi pemanfaatar, yang paling sesuai terhadap terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalab:
1. Mengetahui persepsi masyarakat pengguna terminal dan pasar Laladon
tentang berdirinya terminal dan pasar Laladon.
2. Mengetahui alternatif pemanfatan yang terbaik terhadap kebijakan
pemanfaatan terminal dan pasar Laladon pada masa yang akan datang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memperoleh persepsi masyarakat
tentang pentingnya pemanfaatan terminal dan pasar Laladon dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengemhangan wilayah
Kabupaten Bogor wilayah Barat dan juga menjadi bahan masukan kepada
pihak terkait dalam merumuskan strategi pengembangan pemanfaatan
I1 TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan kegiatan perekonomian serta meningkatnya kegiatan
perjalanan masyarakzt membutuhkan adanya jasa layanan terminal angkutan
yang lebih baik. Dinata (2006) dalam penelitiannya mengenai kajian rencana
pengembangan terminal AKAP Mayang Terurai di Kota Pekan Baru Propinsi
Riau menemukan bahwa kebutuhan akan tersedianya sarana dan prasarana
transportasi dirasakan sangat penting untuk mendukung pengembangan
sektor perdagangan dan industri. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut
pemerintah Kota Pekan Baru berupaya menggalakkan layanan yang maksimal
di sektor perhubungan terutama jasa terminal angkutan penumpang antar kota
antar propinsi (AKAP) yang dimiliki yaitu terminal Mayang Terurai.
Terminal Mayang Terurai merupakan terminal AKAP satu - satunya di Kota
Pekanbaru yang sangat potensial dalam memacu pembangunan daerah karena
di lokasi ini terdapat pula pasar tradisional, pertokoan dan supermarket.
Sehingga berdirinya terminal ini diharapkan memberikan konstribusi yang
cukup penting bagi perekonomian dengan memperlancar mobilitas orang dan
barang ke dalam dan ke luar daerah.
Selain sebagai sarana penataan lalu lintas dan angkutan, keberadaan
terminal menjadi potecsi penerimaan PAC bagi pemerintah daerah setempat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryanti (2003) tentang retribusi
terminal di Kota Magelang, menyatakan bahwa retribusi terminal dapat
ditingkatkan melalui pemungutan retribusi sesuai dengan jumlah kendaraan
yang beroperasi dan masuk melalui terminal. Kontribusi retribusi daerah
terhadap PAD merupakan komponen yang penting untuk mendanai
pelaksanaan pembangunan di Kota Magelang.
Pennasalahan dalarn sistem pengoperasian terminal juga sering tejadi.
Penelitian Hapsono (2005) mengemukakan bahwa permasalahan yang timbul di
bidang angkutan umum pada dasarnya merupakan penataan trayek angkutan kota
dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Dampak yang timbul adalah
rute trayek, berbedanya trayek yang dijalani dengan izin yang telah diberikan
berdasarkan SK Bupati Cilacap No. 9 tahun 1996, yaitu adanya trayek yang
tumpang - tindih dan tidak beroperasinya beberapa angkutan yang telah
ditetapkan rute dan jumlah armadanya, sehingga layanan jasa angkutan tidak
menyebar merata dan banyak angkutan umum tidak beroperasi secara optimal.
Penelitian Rahmani (2000) menemukan bahwa permasalahan
transportasi di Kota Bogor pada dasarnya adalah tidak seimbangnya ruas
jalan yang ada dibanding dengan jumlah kendaraan yang beroperasi, selain
tidak seimbangnya kendaraan umum kota dengan jumlah penduduk yang
dilayani. Di sisi lain arus kendaraan yang memasuki Kota Bogor melebihi
beban sarana transportasi dan juga mental pengguna sarana transportasi yang
lemah sehingga kemacetan menjadi fenomena sehari - hari Kota Bogor.
Kenlacetan lalulintas biasa terjadi di tempat - tempat kerumunan
orang, seperti pasar, pertokoan/mall, sekolah dan persimpangan jalan. Faktor
- faktor yang dianggap menjadi sumber terjadinya kemacetan di wilayah
Bogor adalah masalah disiplin pegemudi, jumlah kendaraan, dan penegakan
aturan. Sugiarto (2001), dalam evaluasinya terhadap layanan jasa angkutan
umum perkotaan di Kota Bogor, dengan studi kasus angkot nomor 02, 03, 07
dan 10, dengan menghitung volume, menemukan bahwa jumlah penumpang
yang diangkut tidak seirnbang dengan jumlah angkutan, sehingga frckuensi
kendaraan per jam pada jam sibuk menjadi tinggi, sehingga terjadi kemacetan
sedangkan pada jam-jam sepi terjadi kelebihan angkutan.
Penelitian Dinata (2006), menemukan bahwa hampir separuh dari
jumlah perusahaan - perusahan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan
baik AKAP maupun AKDP, tidak memanfaatkan terminal secara maksimal
sebagai tempat pemberangkatan dan kedatangan kendaraan, karena fasilitas
utama dan fasilitas penunjang terminal Mayang Terurai tidak lagi mendukung
operasional terminal. Perusahaan - perusahaan angkutan tersebut mendirikan
pool - pool bis tersendiri yang tersebar di sepanjang jalan dari dan menuju
terminal. Keberadaan pool - pool bis yang berada di luar terminal sangat
terminal. Berkurangnya pemasukan dari jasa retribusi karena bus - bus yang
berangkat maupun yang datang tidak lagi memasuki terminal tetapi langsung
memarkirkan kendaraan di pool - pool angkutan masing-masing.
Maryanta (2005), mengemukakan bahwa operator atau penyedia moda
bus angkutan umum menainpilkan kinerja yang buruk, ha1 ini dapat dilihat
melalui banyaknya bus yang tidak mau masuk terminal karena kemacetan dan
ketidakmampuan untuk inengoperasikan kendaraan dalam jumlah yang
dibutuhkan. Kemacetan lalulintas merupakan indikator utama
ketidakmampuan operator untuk memberikan tingkat pelayanan yang
diinginkan oleh pengguna mods angkutan umum. Selain kemacetan salah satu
penyebab rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh operator adalah
pengaturan pengoperasian bus yang dilakukan oleh pemerintah sedangkan
penyediaan sarana pelayanan diserahkan sepenuhnya kepada sektor swasta,
operator diwajibkan untuk melayani status trayek tertentu. Dipihak lain
operator harus menanggung rugi, tetapi tarif ditentukan oleh pemerintah.
Akibatnya operator merasa diberikan beban secara tidak adil sehingga tidak
dapat memberikan pelayanan yang disyaratkan.
Budiyatno (2002) menyatakan bahwa, partisipasi dalam pembuatan
keputusan adalah partisipasi dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya dalam menilai suatu rencana yang
diambil. Tujuan dasar dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah
untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara dan
masyarakat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan. Dengan melibatkan masyatakat yang
berpotensial terkena dampak kegiatan, para pengambil keputusan dapat
menangkap pandangan, kebutuhan dan pengharapan dari masyarakat dan
kelompok tersebut dan menuangkannya kedalam konsep. Pandangan dan reaksi
masyarakat itu sebaliknya menolong pengambil keputusan untuk menentukan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat diambil
kesimpuian bahwa permasalahan yang sering timbul dalam bidang jasa angkutan
ulnurn dapat diatasi melalui adanya partisipasi pengguna jasa layanan angkutan
tersebut dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kebijakan,
sehingga tercipta kelancaran dalam menggunakan jasa layanan angkutan yang
111 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Pembangunan perekonomian sering dijadikan barometer
pembangunan secara keseluruhan. Salah satu sektor pendukung
pembangunan bidang ekonomi adalah sektor transportasi yang diharapkan
memberi kontribusi terhadap kelancaran perekonomian suatu kawasan.
Permintaan (demand) transportasi merupakan permintaan turunan dari
keperluan aktivitas sosial dan ekonomi. Tersedianya jasa transportasi secara
memadai dapat meningkatkan nilai tambah pada sumber daya fisik, sumber
daya manusia dan waktu. Jasa transportasi juga memberikan nilai tambah
dalam bentuk nilai tempat (glace utility) dan nilai tambah waktu (time
utility). Maka sebagai penunjang aktivitas perekonomian, diperlnkan rencana
kebijakan transportasi yang baik untuk mendukung perekonomian dan
pengembangan wilayah.
Pengembangan wilayah sebagai salah satu sumber pertumbuhan harus
terstruktur dengan baik sehingga tercipta efisiensi yang dapat mendukung
pertumbuhan bagi suatu wilayah (Kanafani, 1983). Dalam kenyataan yang
sering ditemui adalah tnjuan ekonomi selalu menjadi pertimbangan dominan
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga mengabaikan aspek sosial dan
kelestarian lingkungan hidup yang dapat menimbulkan kendala dalam
pelaksanaan pembangunan. Secara umum faktor penyebab persoalan pada
faktor alam dan manusia sebaiknya diperhatikan dengan seksama di dalam
setiap kebijakan. Oleh karena itu, faktor alam dan manusia sebaiknya
diperhatikan dengan seksama dalam kebijakan pemanfaatan terminal dan
pasar Laladon agar dampak yang merugikan bagi lingkungan maupun
makhluk hidup yang ada didalamnya dapat diminimalkan.
Dengan penerapan UU no. 22 tahun 1999 yang kemudian direvisi
menjadi UU no. 32 tahun 2004 di Indonesia tentang pemerintahan daerah,
menjadi peluang pada tiap daerah di Indonesia untuk memanfaatkan potensi
Kabupaten Bogor mendirikan terminal dan pasar Laladon bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sumber PAD, memberikan pelayanan
internal kepada masyarakat Kabupaten Bogor wilayah Barat, mengurangi
kemacetan serta menjadi basis pengembangan wilayah di Kabupaten Bogor
wilayah Barat. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi
masyarakat Kabupaten Bogor untuk memanfaatkan terminal dan pasar
Laladon sesuai tujuan yang ditargetkan ole11 pemerintah.
Kebijakan berdirinya terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor
ini pada hakekatnya telah dirancang untuk mencapai tujuannya, namun
tindakan kebijakan yang telah dilakukan belum mampu untuk mewujudkzn
semua tujuan yang diinginkan. Letak lokasi terminal dan pasar Laladon
milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan terminal
Bubulak milik pemerintah Kota Bogor diduga disebabkan lemahnya
keterpaduan sektoral antara kedua pemerintahan ini daiam mengkoordiiasikan
program rencana pengembangan sarana dan prasarana transportasi. Sehingga
meskipun tujuan yang telah ditargetkan pemerintah dari rencana telah dilakukan
namun realisasi tujuan masih belum optimal dalam mencapai tujuan yang
direncanakan.
Melihat kondisi real di lapangan seperti itu, Pemerintah Kabupaten
Bogor dihadapkan kepada bagaimana cara pengelolaan pemanfaatan terminal
dan pasar Laladon yang tepat pada masa yang akan datang. Sampai saat ini,
fasilitas dan sarana yang telah dibangun belum berfungsi secara optimal,
hanya berfungsi sebagai tempat lewat angkutan saja namun aktifitas
pertukaran penumpang jarang sekali terjadi. Begitu juga pada kios yang ada
pada pasar Laladon. Hampir 90% kios yang ada telah terjual, namun sampai
sekarang masih sedikit kios - kios yang membuka dagangan. Ini disebabkan
sedikitnya pembeli yang datang serta lemahnya ketegasan dari pengelola
pssar dalam menegur pemilik kios untuk membuka dagangannya. Dengan
kondisi seperti ini pendapatan yang diterima oleh supir dan pedagang yang
menggantungkan mata pencahariaannya di terminal dan pasar Laladon
Laladon menyebabkan semakin memperparah kemacetan yang terjadi di
Simpang Tiga Perumahan IPB I1 Sindang Barang. Hal ini disebabkan karena
para supir dan penumpang melakukan pertukaran angkutan tidak di terminal
Laladon dan juga di terminal Bubulak sehingga menimbulkan terminal
bayangan pada lokasi tersebut. Implikasinya adalah meningkatnya polusi,
kemacetan yang akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat
pada umumnya dan menghambat kelancaran aktifitas perjalanan pengguna
jalan pada khususnya.
Kondisi diatas diduga disebabkan karena belum tegasnya pelaksanaan
peraturan tentang penataan trayek yang akan memasuki terminal Laladon
dan terminal Bubulak. Sehingga masyarakat khususnya penumpang
mengalami kesulitan ketika ingin memanfaatkan jasa angkutan yang
memasuki terminal dan pasar Laladon. Jika fenomena ini tetap berlangsung
tanpa adanya upaya perbaikan ke arah yang lebih baik, maka tidak mustahil
Kabupaten Bogor akan kehilangan salah satu aset daerah yang penting di
masa yang akan datang.
Berkaitan dengan pengembangan pemanfaatan terminal dan pasar
Laladon di Kabupaten Bogor, pemerintah seharusnya memperhatikan
kepentingan masyarakat di atas kepentingan golongan dalam badan
pemerintahan. Pemerintah harus lebih merangsang partisipasi masyarakat
dalam pemanfaatan terminal dan pasar Laladon. Hal ini perlu mendapat
perhatian serius dari perumus kebijakan yang terkait terhadap pengelolaan
pemanfaatan terminal dan pasar Laladon untuk masa yang akan datang.
Untuk itu perlu dilakukan kajian evaluasi tentang pemanfaatan
terminal dan pasar Laladon di Kabupaten Bogor selama ini sesuai dengan
potensi sumberdaya yang dimiliki, kemauan dan kepentingan semua
stakeholders, agar pembangunan terminal dan pasar Laladon ini dapat
berkelanjutan. Dibantu oleh kuatnya sistem koordinasi antar lembaga dan
instansi yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun
Adapun kerangka pemi!&n secara
umum
analisis persepsi pemangkukepentingan dan strategi pengembangan terminal dan pasar Laladon di
Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:
Modus Evaluatif
0
Pertumbuhan ekonomi Peningkatan sumber PAD
Menjadi pasar Laladon saja
Ditutup terminal dan pasar
Pcmanfaatan terminal dan pasar yang belurn optimal
Degradasi lingkungan:
[image:36.523.68.481.70.743.2]- Kemacetan
Gambar 2 Kerangka pemikiran secara urnum analisis persepsi pemangku
kepentingan dan strategi pengembangan terminal dan pasar
Kebijakan berdirinya terminal dan pasar Laladon menimbulkan
perubahan struktur pendapatan masyarakat yang selanjutnya menyebabkan
perubahan pola mata pencaharian. Masalah perubahan pola pencaharian ini
ternyata menjadi salah satu sumber ketegangan sosial di kawasan terminal
dan pasar Laladon. Rendahnya kualitas SDM dan masalah kerniskinan
memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat setempat, terutama
terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Oleh karena itu pendekatan kerangka pikir penelitian yang akan
dilakukan diarahkan pada analisis persepsi masyarakat pengguna langsung
jasa angkutan tentang berdirinya terminal dan pasar Laladon dan juga
pengetahuan mereka tentang kebijakan yang telah dilakukan pemerintah
selama ini untuk mengoptimalkan terminal dan pasar Laladon. Diharapkan
dapat diketahui sejauh mana tingkat pengetahuan, keinginan serta partisipasi
yang telah dimiliki mereka selama ini. Persepsi tersebut kemudian
dievaluasi, apakah dampak yang timbul dalam aspek tersebut masih dalam
batas-batas daya dukungnya. Hasil analisis ini akan mengidentifikasikan
apakah kebijakan yang telah dilaksanakan tersebut telah memenuhi kriteria
yang berarti kerugian lebih kecil dibanding keuntungan serta adanya
kewajaran dan keadilan ($irness/equily) terhadap distribusi antara kawasan
maupun kelompok masyarakat.
Pada dasarnya tujuan utama dalam pembanguan suatu kawasan adalah
untuk mencapai suatu pembanguanan kawasan yang berkelanjutan bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara sosial ekonomi dan budaya
konsep pembangunan berkelanjutan mensyaratkan, bahwa manfaat yang
diperoleh dari kegiatan pembangunan suatu wilayah serta sumberdaya harus
diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
kegiatan tersebut, terutama mereka yang termasuk ekonomi lemah, guna
Kepentingan masyarakat setempat terhadap terminal dan pasar
Laladon pada umumnya adalah memenuhi kebutuhan yang menyangkut
kelancaran kebutuhan dan sarana serta kenpamanan. Kondisi sosial ekonomi
ini selanjutnya diduga akan mempengaruhi persepsi dan respon masyarakat
setempat mengenai dampak dari kebijakan berdirinya terminal dan Pasar
Laladon di daerah tersebut. Dimana hasil persepsi masyarakat dapat
dijadikan salah satu indikator apakah kebijakan ini layak diterapkan
(enforceability) dan memberikan dorongan (incetive) bagi indvidu maupun
kelompok masyarakat untuk selalu berupaya melakukan hal-ha1 yang
inovatif baik pembangunan maupun bagi lingkungan.
Pencarian indikator sebagai ukuran-ukuran yang jelas pada dasarnya
sangat diperlukan bagi perumusan kebijakan yang konsisten dengan skenario
pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu cara yang dapat digunakan
adalah dengan menilai manfaat "dampak positif' aan biaya "dampak
negatir dari berbagai aspek yang sering disebut ekternalitas dalam ekonomi
konvensional, kedalam skenario pemhangunan berkelanjutan. Namun ha1 ini
sulit dilakukan terhadap hal-ha1 yang tidak terukur secara kuantitatif
terutama hal-ha1 yang menyangkut pada persepsi stakeholder, maka melalui
pendekatan PHA diharapkan dapat teratasi. Berdasarkan kerangka pemikiran
di atas maka dapat disusun pendekatan operasional dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.
Untuk alternatif kebijakan pemanfaatan terminal dan pasar Laladon di
analisis berdasarkan manfat "dampak positif' dan biaya "dampak negatif'
dari berdirinya terminal dan pasar Laladon. Alternatif kebijakan yang akan
diambil adalah kebijakan yang akan memberikan manfaat lebih besar dari
pada kerugiannya. Dengan metode penelitian ini diharapkan dapat
memahami kondisi potensi yang ada sehiugga keluaran hasil penelitian ini
adalah memperoleh altzrnatif pemanfaatan yang tepat untuk masa yang akan
Kondisi & Potensi Sumberdaya Alam & SDM
4
Kebijakan
Persepsi Stakeholders Persepsi Masyarakat
Manfaat dan Kerugian Persepsi Terhadap Berdirinya Berdirinya Tenninal dan Terminal dan Pasar Lalaclon.
Pasar Laladon Persepsi & Pemahaman
Masyarakat Terhadap Konsep Penataan Trayek
Analisis Kualitatif / PHA
Alternatif pemanfaatan Terminal & Pasa Laldon
Formulasi Strategi Pengoptimalan Terminal & Pasar Laladon
Pemanfaatan Terminal & Pasar Laladon Yang Berkelanjutan
Setelah diketahui alternatif pemanfaatan terminal dan pasar Laladon
berdasarkan manfaat "dampak positif' dan biaya "dampak negatif'
berdirinya terminal dan pasar Laladon bagi kawasan setempat, selanjutnya
merumuskan pendekatan menyusunan strategi kebijakan. Dengan kata lain
berdasarkan basil analisis diupayakan mencari pendekatan baru untuk
memperbaiki maupun mengantisipasi permasalahan dalam rangka
mengembangkan kegiatan terminal dan pasar Laladon dan pengembangan
wilayah Kabupaten Bogor pada umumnya.
Formulasi strategi yang sesuai terhadap terminal dan pasar Laladon
pada masa yang akan datang, bersumber dari aspirasi dan persepsi responden
yang terkait dalam pengambilan keputusan kebijakan pemanfaatan terminal
dan pasar Laladon dengan menggunakan analisis SWOT. Keluaran yang
diharapkan dari analisis ini diharapkan mampu dipahaminya kondisi real yang
terjadi dan bagaimana pendekatan kebijakan selanjutnya dapat digunakan untuk
meminimalkan masalah dalam mencapai tujuan - tujuan yang diinginkan.
3.2 Metode Analisis
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini direncanakan di sekitar terminal dan pasar
Laladon Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2006
- Januari 2007.
3.2.2 Sumber dan Jenis Data
Data yang dikumpulkan disusun sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan kebutuhan analisis. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan terdiri
dari data primer dan data sekunder.:
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengamatan dengan cara observasi dan
wawancara dengan menggunakan kuesioner, mencakup tentang persepsi
responden terh2dap berdirinya terminal dan pasar Laladon serta persepsi
responden terhadap konsep penataan trayek sebagai solusi pengoptimalan
terminal dan pasar Laladon. Sumber responden dibatasi hanya dari
masyarakat pengguna terminal dan pasar Laladon yaitu penumpang, sopir.
pedagang, pembeli dan masyarakat sekitarnya. Untuk mengetahui persepsi
alternatif pemanfaatan terminal dan pasar Laladon dari perumus kebijakan
dari instansi pemerintah atau lembaga terkait yang mengetahui permasalahan
secara detail mengenai terminal dan pasar Laladon, yaitu: (1) Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, (2) Bupati Kabupaten
Bogor (3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Bogor, (4) Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, (5) Dinas Perindustrian
Kabupaten Bogor, ( 6 ) Dinas Tata Ruang Kota Kabupaten Bogor, (7) Dinas
Bina Marga dan Perairan Kabupaten Bogor, (8) Dinas Cipta Karya
Kabupaten Bogor, (9) DLLAJ Kota Bogor, (10) Organda Kabupaten Bogor
(11) Organda Kota Bogor, (12) Developer, (13) Tokoh Masyarakat, (14)
Perguruan Tinggi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang terkait dalam penelitian ini diambil dari dokumen-
dokumen atau studi literatur yang diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti,
Bappeda Kabuaten Bogor, Dinas Perhubungan Kota dan Kabupaten Bogor,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, pengelola pasar Laladon, Organda Kota
3.2.3 Metode Pengambilau Sampel.
Pengambilan sampel dengan cara Disproportional StratiJied Sampling
yaitu penentuan sampel dengan membagi populasi dalam beberapa kelompok dan
penentuan sampel pada tiap-tiap kelompok responden ditentukan dengan sengaja
@urposive sampling). Tujuan Disproportional Stratijied Sampling adalah untuk
memastikan bahwa semua strata dalam batasan responden penelitian terwakili.
Adapun penataan jumlah sampel responden adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Sebaran jumlah responden
No Jenis Responden Jumlah (Orang
1. Penumpang Yang menggunakan terminal & pasar Laladon 30
Tidak menggunakan terminal & pasar Laladon 30
2. Sopir Yang menggunakan terminai & pasar Laladon 30
Tidak menggunakan terminal & pasar Laladon 30
3. Pedagang pasar Laladon 30
4. Pembeli pasar Laladon 30
5. Masyarakat sekitar terminal & pasar Laladon 30
6. Pemerintah Bupati Kabupaten Bogor 1
Bapeda Kabupaten Bogor 1
DLL.4J Ko?a Bogor 1
Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor 1
Dinas Bina Marga & Perairan Kabupaten Bogor 1
Dinas Cipta Karya Kabupaten Bogor 1
Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor 1
Dinas Perdagangan Kabupaten Bogor 1
8. DPRD Kabupaten Bogor 1
9. Organda Kota Bogor 1
10 Organda Kabupaten Bogor 1
11 Pengembang 1
12 Tokoh Masyarakat 1
13 Perguruan Tinggi 1
[image:42.523.71.512.261.742.2]3.2.4 Model Analisis
3.2.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang akan mendeskripsikan data- data hasil eksplorasi kasus. Hasil analisis memberikan gambaran secara umum
mengenai lokasi penelitian, persepsi reponden (penumpang, pembeli, pedagang,
sopir, masyarakat sekitar) terhadap berdiiinya terminal dan pasar Laladon dan
persepsi reponden (penumpang, pembeli, pedagang, sopir, masyarakat sekitar)
terhadap konscp penataan trayek sebagai solusi pengoptimalan terminal dan pasar
Laladon selama ini.
3.2.4.2 Proses Hierarki Analitis ( PHA )
Pendekatan proses hierarki analitis (PHA) digunakan dalam kerangka
manfaat "dampak positif' dan biaya "dampak negatif' dari berdirinya terminal
dan pasar Laladon. Proses hierarki analitis (PHA) bertujuan untuk mendapatkan
alternatif pemdaatan yang terbaik pada terminal dm pasar Laladon pada masa
yang akan datang. Adapun altematif yang dirancang adalah apakah lebih baik dijadiian terminal Laladon sajg apakah lebih baik dijadikan pasar Laladon saja,
apakah pengoptimalan terminal dan pasar Laladon dengan pelaksanaan kebijakan
konsep penataan trayek, apakah bersatunya lokasi terminal dan pasar Laladon
dengan terminal Bubulak atau apakah lebih baik terminal dan pasar Laladon
ditutup saja. Langkah - langkah yang digunakan dalam proses hierarki analitis
(PHA) adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi sistem.
Langkah ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa rujukan untuk
memperkaya ide dalam upaya mendapatkan semua konsep yang relevan dengan
permasalahan.
2. Penyusunan Hierarki.
Dalam penyusunan hierarki atau struktur keputusan dilakukan dengan
menggambarkan elemen sistem atau altematif keputusan dalam abstraksi sistem
3. Komparasi Berpasangan.
Dilakukan untuk penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hierarki
atau penelitian pendapat. Teknik ini dilakukan dengan wawancara langsung
dengan responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan
mengenal baik permasalahn yang diajukan. Untuk mengkuatitatifkan data
kualitatif pada materi wawancara digunakan nilai skala komparasi 1 - 9. dalam
penyusunan skala kepentingan digunakan patokan berdasarkan Saaty (1994),
seperti pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Matriks perbandmgan/kornparasi berpasangan
Tingkat
Kepentingan Definisi Penjetasan
Dua elemen mempunyai
1 Kedua elemen sama pentingnya pengaruh yang sama besar
terhadap tujuan.
Pengalaman dan penilaian
3 Elemen yang satu sediit lebii sangat h a t rnendukung sztu
penting daripada elemen lainnya elernen dibanding elemen yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian
5 Elemen yang satu lebii penting sangat h a t mendukung satu
daripada elemen yang lainnya elemen dibanding elemen
lainnva.
Satu elemen dengan kuat
7 Satu elemen jelas lebih penting didukung dan dominasi
daripada ~lemen lainnya
terlihat dalam praktek
Bukti yang mendukung
elemen yang satu terhadap
9 Satu elemen rnutlak lebih elemen yang lain memiliki
penting daripada eiernen lainnya
tingkat penegasan tertinggi yang mungkin rnenguatkan.
Nilai-nilai antara dua nilai Nilai diberikan bila ada dua 2'4y678 pertimbangan yang berdekatan kompromi diantara dua
gilihan.
4. Melakukan Perbandingan Berpasangan
Jika vektor pembobotan elemen
-
elemen kegiatan A,, AZ, A3 dinyatakansebagai vektor W, dengan W = (Wl, W2, W3), maka intensitas kepentingan elemen
[image:44.523.70.477.273.639.2]elemen A, kegiatan A2 terhadap A2, yaitu W I N Z = ,412 Matriks perbandingan
berpasangan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: (Saaty, 1994).
Tabel 5 Matriks perbandigan berpasangan
AI A2 Aj An
Nilai W / F , dengan i, j = 1, 2, 3
,
...
n didapat dari partisipasi yaitu para pengambil keputusan yang berkompeten dalam permasalahan yang dianalisis.Bila matriks ini dikalikan dengan vektor kolom W @'I, W2, W3
...
W,J makadiperoleh hubungan : A W = n W
Bila matriks A diketahui dan ingin diperoleh nilai W, maka dapat diselesaikan
melalui persamaan berikut : ( A - E I ) W = O
Dimana : I = matriks identitas
5. Matriks Pendapat Individu, Menghitung Akar Ciri, Vektor Ciri dan Menguji Konsisten
5.1. Matriks Pendapat Individu
Formula matriks pendapat individu dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6 Formula matriks pendapat individu
...
C