• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan tingkat stres dengan nilai UTS metode statistika (Studi kasus: mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah metode statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hubungan tingkat stres dengan nilai UTS metode statistika (Studi kasus: mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah metode statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI

UTS METODE STATISTIKA (Studi kasus: Mahasiswa IPB

yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

SEPTIAN DEWI HARTANTI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Tingkat Stres dengan Nilai UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

SEPTIAN DEWI HARTANTI. Analisis Hubungan Tingkat Stres dengan Nilai UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014). Dibimbing oleh MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE SUMERTAJAYA.

Keberhasilan seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajarnya yang biasanya dilihat dari nilai tes. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (fisik dan psikis). Keadaan psikis berkenaan dengan kondisi kejiwaan seseorang seperti stres. Stres dapat menyebabkan penurunan akademik. Terdapat beberapa faktor penyebab stres (stressor), baik bersumber dari dalam diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres. Penelitian ini mengambil studi kasus mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran umum stres pada mahasiswa serta faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika. Analisis lintas (path analysis) merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar peubah dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, dengan faktor-faktor penyebab stres sebagai peubah eksogen (penjelas) dan skor stres serta nilai UTS Metode Statistika sebagai peubah endogen (respon). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 114 dari 150 mahasiswa mengalami stres tingkat ringan sampai sangat berat. Tinggi rendahnya skor stres mahasiswa dipengaruhi paling besar oleh tingkat kesulitan beradaptasi, sedangkan nilai UTS Metode Statistika dipengaruhi paling besar oleh tingkat kesulitan memahami materi kuliah.

Kata kunci: analisis lintas, stres, stressor

ABSTRACT

SEPTIAN DEWI HARTANTI. Analysis of the Relationship Stress Score with Mid Test Term Score of Statistical Method (Case study: Students of Bogor Agriculture University Who Take Course Statistical Method on Even Semester 2013/2014). Supervised by MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE SUMERTAJAYA.

(5)

analysis is a method that can be used to analyze the causal relationship between variables in order to determine direct effect and indirect effect, with the factors that cause stress as exogenous variables (descriptors) and the stress score and Mid Test Term score of Statistical Method as variables endogenous (response). The results of this research indicate that there are 114 of the 150 students experience mild stress to very severe stress. High and low of the student stress score greatest influenced by difficult level of adaptability, while the Mid Test Term score of Statistical Method greatest influenced by difficult level of learn the lesson.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI

UTS METODE STATISTIKA (Studi kasus: Mahasiswa IPB

yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

SEPTIAN DEWI HARTANTI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah stres pada mahasiswa, dengan judul Analisis Hubungan Tingkat Stres dengan Nilai UTS Metode Statistika (Studi kasus: Mahasiswa IPB yang Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada koordinator mata kuliah Metode Statistika Departemen Agronomi dan Hortikultura serta Departemen Teknologi Hasil Perairan, staf Tata Usaha Departemen Statistika, dan teman-teman yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik, seluruh keluarga, serta sahabat atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Stres 2

Analisis Lintas (Path Analysis) 3

Diagram Lintas 3

Koefisien Lintas 3

METODE 4

Data 4

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Analisis Deskriptif 11

Analisis Lintas (Path Analysis) 13

Analisis Lintas Model Awal 13

Pemeriksaan dan Penanganan Data 14

Analisis Lintas Model Awal Terboboti 16

Analisis Lintas Model Modifikasi Terboboti 17

SIMPULAN DAN SARAN 19

Simpulan 19

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 22

(12)

DAFTAR TABEL

1 Ukuran contoh masing-masing lapisan 5

2 Kategori tingkat stres 6

3 Besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total terhadap skor stres dan nilai UTS Metode Statistika pada model

alternatif 18

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram lintas teori hubungan faktor-faktor penyebab stres dengan skor stres serta nilai UTS Metode Statistika (model awal) 6

2 Persentase tingkat stres mahasiswa 11

3 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres

pada tiap departemen 12

4 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres

pada tiap kelompok IPK 12

5 Diagram lintas model modifikasi terboboti 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 22

2 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner bagian C 25 3 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural satu dan persamaan sub

struktural dua data awal 26

4 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal 27

5 Plot antara Y2 dengan Y1 data asli 28

6 Plot antara Y2 dengan Y1 yang digunakan untuk membuat persamaan

regresi linier dugaan (Plot mY2 dengan mY1) 28

7 Plot antara sisaan dengan Y2 duga yang diperoleh dari persamaan

regresi linier 125 data 29

8 Plot antara Y2 yang telah diboboti (wY2) dengan Y1 29

9 Plot antara wY2 duga dengan sisaannya hasil dari regresi antara wY2

dengan Y1 30

10 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural dua dengan data Y2 yang

telah diboboti (wY2) 30

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberhasilan seseorang dalam menempuh jenjang pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya dilanjutkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh pengajar (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1997). Suryabrata (2004) mengemukakan prestasi belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh melalui tes/ujian. Keberhasilan studi mahasiswa IPB selama mengikuti pendidikan dilihat dari segi penilaian mata kuliah, penilaian semester, penilaian akhir tahun akademik, dan penilaian akhir program. Nilai setiap mata kuliah merupakan hasil kumulatif dari komponen nilai tugas terstruktur, nilai praktikum (bagi mata kuliah dengan praktikum), nilai ujian tengah semester (UTS), nilai ujian akhir semester (UAS), dan nilai ujian-ujian lainnya (IPB 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut, nilai setiap ujian pada tiap mata kuliah menjadi sangat penting bagi mahasiswa guna memperoleh hasil akhir studi yang maksimal. Nilai tersebut menjadi tolak ukur seorang mahasiswa dalam memahami mata kuliah yang diajarkan.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang dibagi menjadi dua yaitu faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu seperti faktor fisik dan psikis serta faktor eksternal yang bersumber dari luar individu seperti faktor keluarga dan lingkungan masyarakat (Suryabrata 2004). Faktor psikis merupakan faktor yang berkenaan dengan kondisi kejiwaan seseorang, diantaranya adalah stres. Greenberg (2002) menyatakan bahwa stres dapat terjadi pada siapa saja, bahkan sebagian besar mahasiswa mengalami stres. Stres didefinisikan sebagai tekanan, ketegangan, atau kekhawatiran akibat dari masalah yang terjadi dalam hidup seseorang (Oxington 2008).

Oxington (2008) berpendapat bahwa stres dapat mereduksi konsentrasi dan menyebabkan penurunan akademik. Penurunan akademik pada mahasiswa dapat berupa penurunan nilai ujian yang diperolehnya. Sarafino (1990) membagi faktor penyebab stres (stressor) menjadi dua macam yaitu faktor internal seperti sakit/cidera dan faktor eksternal seperti konflik dengan keluarga. Faktor penyebab stres yang sering terjadi pada mahasiswa antara lain sakit, perubahan gaya hidup, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, mata kuliah atau SKS yang diambil terlalu banyak, tugas kuliah maupun tugas praktikum yang diberikan terlalu banyak, kesibukan organisasi, hubungan dan komunikasi dengan keluarga yang tidak harmonis, memiliki konflik dengan dosen, memiliki konflik dengan pacar/teman/rekan organisasi, memiliki masalah keuangan, memiliki pekerjaan sampingan yang belum terselesaikan, sistem pembelajaran yang kurang tepat (Sarafino 1990, Greenberg 2002, Oxington 2008). Faktor penyebab stres ini akan mempengaruhi tingkat stres seseorang. Umumnya, semakin banyak faktor penyebab stres yang dirasakan mahasiswa maka semakin berat pula tingkat stres yang dialami.

(14)

2

produktivitas, menurunnya konsentrasi, mudah lupa dan menurunnya daya nalar, serta ketidakhadiran kuliah tinggi. Seseorang yang mengalami stres akan lebih sulit mengendalikan emosinya. Kondisi yang demikian akan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini mengambil studi kasus mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Metode Statistika (STK211) ialah salah satu mata kuliah yang berada di bawah naungan departemen Statistika IPB. Metode Statistika merupakan mata kuliah yang penting bagi mahasiswa IPB sebab Metode Statistika sangat diperlukan mahasiswa saat melakukan penelitian. Hampir semua departemen di IPB menjadikan mata kuliah ini sebagai mata kuliah interdepartemen. Nilai Metode Statistika yang diperoleh mahasiswa yang satu dengan lainnya bervariasi. Rata-rata nilai UTS Metode Statistika mahasiswa yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 adalah 54.40, sedangkan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 rata-ratanya 51.54. Nilai UTS Metode Statistika yang bervariasi ini dapat dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami mahasiswa serta faktor-faktor penyebab stres.

Analisis lintas (path analysis) dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara nilai UTS Metode Statistika, tingkat stres mahasiswa, dan faktor-faktor penyebab stres. Melalui analisis lintas, dapat diketahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total dari masing-masing peubah eksogen (peubah penyebab) terhadap peubah endogen (peubah akibat/respon).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh informasi mengenai gambaran umum stres pada mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor penyebab stres serta tingkat stres yang memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap nilai UTS mata kuliah Metode Statistika mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

TINJAUAN PUSTAKA

Stres

(15)

3 seseorang dengan lingkungan yang menyebabkan individu merasakan ketidaksesuaian, secara nyata maupun tidak, antara tuntutan dari suatu situasi dan sumber daya yang dimiliki seseorang baik dari segi biologis, psikologis, dan sistem sosial orang tersebut (Sarafino 1990). Beberapa tanda seseorang yang mengalami stres antara lain mudah marah, mudah kesal, mudah tersinggung, tidak tenang, merasa cemas/was-was, mudah gelisah, merasa sedih, susah tidur, tidak sabar, dan bertindak berlebihan terhadap sesuatu hal (Sarafino 1990, Lovibond dan Lovibond 1995).

Goldman (1997) dalam Oxington (2008) menyimpulkan bahwa stres membawa dampak negatif terhadap mahasiswa berdasarkan survei yang dilakukannya terhadap 167 mahasiswa. Hasil penelitian Hernawati (2006) terhadap mahasiswa TPB IPB tahun akademik 2005/2006 menunjukkan bahwa sebanyak 62.7% dari 2112 mahasiswa atau sebanyak 1325 mahasiswa mengalami stres tingkat tinggi. Hardiono (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat stres rendah, sedangkan mahasiswa yang tidak bekerja memiliki tingkat stres kategori sedang.

Analisis Lintas (Path Analysis)

Analisis lintas digunakan untuk menilai kontribusi langsung dan tidak langsung suatu peubah, dimana beberapa peubah sebagai penyebab terhadap peubah lain yang ditetapkan sebagai akibat (Dillon dan Goldstein 1984, Joreskog dan Sorbom 1993). Terdapat dua macam peubah dalam analisis lintas yaitu peubah yang tidak dipengaruhi oleh peubah lain dalam sistem (peubah penyebab) disebut peubah eksogen dan peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain (peubah akibat) disebut peubah endogen (Gall, Gall, dan Borg 2003). Beberapa asumsi dalam analisis lintas yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut (Duncan 1966, Dillon dan Goldstein 1984) :

1. Hubungan antar peubah pada analisis lintas adalah linier dan aditif. 2. Sisaan tidak berkorelasi satu sama lain.

3. Hanya terdapat aliran/hubungan kausal satu arah. 4. Peubah minimal diukur dalam skala interval.

5. Peubah yang diamati diasumsikan diukur dengan benar.

6. Model lintasan yang dibuat dispesifikasikan dengan tepat berdasarkan teori maupun pengetahuan ahli yang bersangkutan.

Diagram Lintas

Pola hubungan antar peubah ditampilkan dalam diagram lintas yang penggambarannya memiliki beberapa makna (Johnson dan Wichern 1998) : 1. Garis panah lurus satu arah menunjukkan pengaruh langsung dari peubah

penyebab ke peubah terikat.

2. Garis panah lurus satu arah menghubungkan sisaan dengan masing-masing peubah terikatnya.

(16)

4

METODE

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa IPK mahasiswa diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan IPB sedangkan data nilai UTS Metode Statistika diperoleh dari pengampu mata kuliah Metode Statistika masing-masing departemen. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa IPB yang mengambil mata kuliah Metode Statistika pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Ukuran contoh yang diambil sebanyak 150 mahasiswa dari 384 mahasiswa dengan tingkat kesalahan 5%. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2014 meliputi penyebaran kuesioner dan pengumpulan nilai UTS Metode Statistika. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat UTS Metode Statistika yakni minggu ke-dua bulan April 2014, sedangkan nilai UTS Metode Statistika diperoleh pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014.

Terdapat 15 peubah yang digunakan dalam penelitian ini yang semua peubahnya diukur dalam skala interval kecuali peubah SKS diukur dalam skala rasio. Peubah Y1 memiliki nilai 0-42, peubah Y2 memiliki nilai 0-100, peubah X1

memiliki nilai 0-10, peubah X2 merupakan jumlah SKS yang diambil oleh

responden, dan peubah X3 sampai dengan peubah X13 memiliki nilai 0-10.

Peubah-peubah yang digunakan sebagai berikut :

Y1 : skor stres mahasiswa, komponen penyusunnya dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Y2 : nilai UTS Metode Statistika

X1 : tingkat sakit

X2 : banyaknya SKS yang diambil

X3 : beban tugas kuliah/praktikum

X4 : masalah keuangan

X5 : tingkat kesulitan memahami materi kuliah

X6 : tingkat kesulitan beradaptasi

X7 : jarang komunikasi dengan keluarga

X8 : tingkat homesick

X9 : konflik keluarga

X10 : konflik dengan orang lain selain keluarga

X11 : kesibukan pekerjaan sampingan

X12 : kesibukan organisasi

X13 : tingkat ketidaknyaman lingkungan tempat tinggal

Prosedur Analisis Data

1. Tahapan penentuan data dalam penelitian ini yaitu : a. Menentukan populasi dan sampel.

(17)

5 lapisan. Ukuran sampel yang diambil mengikuti rumus (Scheaffer RL, Mendenhall W, Ott RL 1990) sebagai berikut :

departemen Agronomi dan Hortikultura, departemen Teknologi Hasil Perairan, departemen Geofisika dan Meteorologi).

D = B2/4 dengan B = 1.96.

Ukuran lapisan dan ukuran contoh masing-masing lapisan (departemen amatan) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Ukuran contoh masing-masing lapisan

Lapisan i Ukuran lapisan i Ukuran contoh lapisan i

Departemen Ilmu Tanah 71 23

Departemen Agronomi dan Hortikultura 166 61

Departemen Teknologi Hasil Perairan 69 37

Departemen Geofisika dan Meteorologi 78 29

b. Melakukan survei dengan cara membagikan kuesioner kepada 150 responden yang terpilih.

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor penyebab stres menggunakan line scale (skala garis) dengan panjang maksimum 10cm sedangkan kuesioner yang digunakan untuk mengukur skor stres responden menggunakan 14 pertanyaan dari kuesioner DASS-42 (Depression Anxiety and Stress Scale 42) yang dibuat oleh Lovibond dan Lovibond (1995). Besarnya skor stres responden merupakan total skor dari 14 pertanyaan kuesioner DASS-42. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

c. Melakukan uji reliabilitas dan uji validitas kuesioner.

(18)

6

kondisi responden kepada teman responden ataupun dosen. Kontrol ini sulit dilakukan karena teman responden ataupun dosen mungkin tidak mengatahui kondisi pribadi responden sehingga kontrol tidak dilaksanakan pada penelitian ini. Pertanyaan pada kuesioner penelitian ini dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar dari nilai rtabel product momentdengan N=150 (rtabel = 0.159) dan dikatakan memenuhi

syarat reliabilitas apabila nilai cronbach’s alpha ≥ 0.7. Lampiran 2 menunjukkan bahwa semua pernyataan pada kuesioner bagian C valid dan memiliki tingkat reliabilitas yang kuat karena semua nilai cronbach’s alpha yang dihasilkan lebih dari 0.8.

2. Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu :

a. Menghitung skor stres setiap responden kemudian mengkategorikan tingkat stresnya menurut kelompok tingkat stres yang dibuat oleh Lovibond dan Lovibond (1995) seperti yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2 Kategori tingkat stres

b. Melakukan analisis deskriptif mengenai stres pada mahasiswa dengan diagram lingkaran dan diagram batang.

c. Menentukan diagram lintas model dan persamaan struktural untuk model yang akan diuji.

Diagram lintas model dibuat berdasarkan teori yang ada serta pengetahuan ahli. Berdasarkan teori yang dikemukakan Sarafino (1990), Greenberg (2002), dan Oxington (2008), faktor-faktor penyebab stres akan mempengaruhi skor stres. Oxington (2008) mengemukakan bahwa stres dapat menyebabkan penurunan akademik. Penurunan akademik pada mahasiswa dapat berupa penurunan nilai ujian yang diperolehnya. Berdasarkan hal tersebut diagram lintas model yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 1. Persamaan model struktural secara umum sebagai berikut :

keterangan :

Yi* = nilai peubah endogen pada persamaan sub struktural ke-i yang telah

dibakukan.

Xj* = adalah nilai peubah eksogen ke-j yang telah dibakukan.

= sisaan pada persamaan sub struktural ke-i.

= koefisien lintas sisaan persamaan sub struktural ke-i.

Persamaan struktural dari diagram lintas model awal adalah sebagai berikut : Persamaan sub struktural 1:

Persamaan sub struktural 2:

(19)

7

Gambar 1 Diagram lintas teori hubungan faktor-faktor penyebab stres dengan skor stres serta nilai UTS Metode Statistika (model awal)

d. Melakukan pengujian asumsi linieritas untuk masing-masing persamaan sub struktural. Peubah yang tidak memenuhi asumsi linieritas akan dikeluarkan dari model lintasan dan tidak dilibatkan pada analisis lintas.

e. Membentuk matriks korelasi antar peubah penelitian berukuran axa (aCa)

dengan a adalah banyaknya peubah yang digunakan dalam analisis.

f. Melakukan pengujian untuk masing-masing persamaan sub struktural yang dibentuk (persamaan sub struktural 1 dan persamaan sub struktural 2). i. Membentuk matriks korelasi antar peubah penyebab berukuran kxk

(kCik) dengan k adalah banyaknya peubah penjelas pada persamaan sub

struktural ke-i dan i = 1, 2.

ii. Membentuk matriks invers korelasi antar peubah penyebab (Ci-1).

iii. Menghitung koefisien lintas persamaan sub struktural 1 dan persamaan sub struktural 2 dengan rumus (Kusnendi 2008) :

(20)

8

keterangan :

= koefisien lintas dari peubah eksogen Xj pada model Yi.

= matriks invers korelasi antar peubah penjelas pada persamaan sub struktural ke-i.

r = vektor berukuran kx1 yang elemennya merupakan korelasi antara peubah endogen Yi dengan peubah eksogen Xj ( ).

i = 1, 2.

j = 1, 2, ..., k dengan k adalah banyaknya peubah eksogen dalam persamaan sub struktural ke-i.

iv. Menghitung koefisien determinasi dan koefisien lintas peubah sisaan

dari masing-masing persamaan sub struktural dengan rumus (Dillon dan Goldstein 1984) :

keterangan :

= koefisien lintas dari peubah eksogen Xj pada model Yi.

= korelasi antara peubah endogen Yi dengan peubah eksogen Xj.

i = 1, 2.

j = 1, 2, ..., k dan k adalah banyaknya peubah eksogen dalam persamaan sub struktural ke-i.

v. Melakukan uji signifikansi koefisien lintas secara simultan dengan statistik uji F dengan hipotesis sebagai berikut (Kusnendi 2008) :

H0 : (Peubah eksogen X1, X2, ..., Xj tidak

berpengaruh terhadap peubah endogen ).

H1 : minimal ada satu peubah eksogen X1, X2, ..., Xj yang berpengaruh

terhadap peubah endogen Yi.

Statistik uji F :

keterangan :

n = banyaknya data.

k = banyaknya peubah eksogen dalam model Yi.

= koefisien determinasi model Yi.

Hipotesis nol ditolak apabila nilai Fhit ≥ b l (α; , -k-1) atau nilai p dari

statistik uji F < α yang ditentukan.

vi. Melakukan uji signifikansi untuk masing-masing koefisien lintas dengan statistik uji t dengan hipotesis sebagai berikut (Kusnendi 2008):

H0 : 0 (Peubah eksogen Xj tidak berpengaruh terhadap ).

H1 : 0 (Peubah eksogen Xj berpengaruh positif terhadap ).

H1 : 0 (Peubah eksogen Xj berpengaruh negatif terhadap ).

(21)

9

peubah eksogen dalam model Yi.

= koefisien determinasi model Yi.

0 l

≥ b l(α, 0

b l(α, 0 ≥ b l(α , 0

Apabila terdapat peubah eksogen Xj yang tidak berpengaruh terhadap Yi

maka model perlu diperbaiki yaitu dengan melepaskan lintasan yang tidak signifikan.

vii. Memeriksa asumsi sisaan saling bebas pada masing-masing persamaan sub struktural.

g. Memeriksa adanya pengaruh peubah skor stres (Y1) terhadap peubah nilai

UTS Metode Statistika (Y2).

Langkah pertama yang dilakukan untuk pemeriksaan data adalah membuat plot antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2) beserta dengan garis regresinya. Apabila garis regresi

linier yang dihasilkan dari regresi antara Y2 dengan Y1 condong ke kanan

atau ke kiri artinya terdapat pengaruh dari Y1 terhadap Y2, kemudian

analisis dilanjutkan ke langkah h. Sebaliknya apabila garis regresi linier yang dihasilkan hampir mendatar menunjukkan pengaruh yang sangat kecil dari Y1 terhadap Y2 sehingga pengaruhnya tidak terlihat. Agar data tetap

dapat digunakan untuk analisis, langkah-langkah penanganan data yang dapat dilakukan sebagai berikut :

i. Memisahkan data yang merupakan pencilan. Pencilan dapat dilihat dari plot antara Y1 dengan Y2 yang ditunjukkan oleh titik-titik yang letaknya

jauh dari kumpulan titik-titik yang lain.

ii. Membuat persamaan regresi antara Y1 dengan Y2 dari data yang tidak

mengandung pencilan.

iii. Menduga nilai Y2 dan nilai sisaannya dari semua data dengan persamaan

regresi yang dihasilkan dari langkah g.ii.

iv. Melihat keragaman sisaan yang dihasilkan dengan cara membuat plot antara Y2 duga dengan sisaannya.

(22)

10

Setelah dilakukan penanganan terhadap data maka analisis data diulangi lagi dari langkah d dengan data Y2 yang telah diboboti.

h. Menghitung nilai koefisien determinasi gabungan dari model hipotesis awal dengan rumus (Dillon dan Goldstein 1984):

Rm2 = 1 – (1-R12 ( -Rp2)

dengan p adalah banyaknya persamaan sub struktural pada diagram lintas dan p adalah koefisien determinasi persamaan sub struktural ke-p.

i. Membuat diagram lintas baru (model alternatif/model modifikasi).

j. Melakukan pendugaan dan pengujian koefisien lintas dari model modifikasi. k. Menghitung nilai koefisien determinasi gabungan dari model modifikasi

dengan rumus (Dillon dan Goldstein 1984):

M = 1 – (1-R12 ( -Rp2)

dengan p adalah banyaknya persamaan sub struktural pada diagram lintas dan p adalah koefisien determinasi persamaan sub struktural ke-p.

l. Melakukan uji kebaikan model dengan statistik uji Q dan atau statistik uji W. Uji kebaikan model bertujuan untuk menguji kesesuaian model yang telah dibuat dan memutuskan model yang sesuai antara model awal dan model modifikasi. Uji kebaikan model dapat menggunakan statistik uji Q dan atau statistik uji W (Dillon dan Goldstein 1984).

Statistik uji Q :

m ; g 0

Apabila nilai Q = 1 maka model hipotesis awal yang dibuat memadai, sedangkan jika nilai Q < 1 maka uji kebaikan model dilanjutkan dengan statistik uji W (Dillon dan Goldstein 1984, Kusnendi 2008). Hipotesis statistik uji W sebagai berikut (Dillon dan Goldstein 1984):

H0:`model alternatif (model modifikasi) memadai.

H1: model alternatif (model modifikasi) tidak memadai.

Statistik uji W : W = -(n-d) ln Q

dengan n adalah banyaknya pengamatan dan d adalah banyaknya koefisien lintas yang tidak signifikan pada model awal. Hipotesis nol ditolak jika nilai W lebih besar dari nilai chi-square ( ) tabel dengan derajat bebas d dan tingkat kesalahan (α u

m.Membuat diagram lintas secara lengkap dari model yang terpilih.

n. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total dari model yang sesuai/memadai (model yang terpilih pada langkah l).

Nilai koefisien lintas menunjukkan besarnya pengaruh langsung dari peubah eksogen Xj terhadap peubah endogen Yi. Besarnya pengaruh

(23)

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 150 mahasiswa ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres meliputi stres tingkat ringan sampai tingkat sangat berat pada saat UTS Metode Statistika. Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang tidak mengalami stres. Persentase tingkat stres mahasiswa yang menjadi responden dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebanyak 24% dari 150 responden atau sebanyak 36 mahasiswa tidak mengalami stres dan sisanya sebanyak 76% atau sebanyak 114 mahasiswa mengalami stres pada berbagai tingkat. Sebanyak 20% atau 30 mahasiswa mengalami stres tingkat ringan, sebanyak 41% atau 61 mahasiswa mengalami stres tingkat sedang, sebanyak 14% atau 21 mahasiswa mengalami stres tingkat berat, dan sisanya sebanyak 1% atau 2 mahasiswa mengalami stres tingkat sangat berat.

Gambar 2 Persentase tingkat stres mahasiswa

(24)

12

Gambar 3 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres pada tiap departemen

Gambar 4 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau tidak stres pada tiap kelompok IPK

Gambar 4 menunjukkan persentase banyaknya mahasiswa pada masing-masing kelompok IPK yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang tidak mengalami stres (normal). Terdapat 69% atau sebanyak 18 mahasiswa dari 26 mahasiswa yang menjadi responden pada kelompok IPK kurang dari 2.75 mengalami stres, sedangkan sisanya sebanyak 8 mahasiswa tidak mengalami stres. Pada kelompok IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50 terdapat 84% atau sebanyak 75 mahasiswa dari 89 mahasiswa yang menjadi responden mengalami stres, sisanya sebanyak 14 tidak mengalami stres. Banyaknya mahasiswa yang mengalami stres pada kelompok IPK di atas 3.50 sebanyak 60% atau sebanyak 21 mahasiswa dari 35 mahasiswa yang menjadi responden, sisanya

(25)

13 14 mahasiswa tidak mengalami stres. Mahasiswa yang mengalami stres paling banyak memiliki IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50 yaitu sebanyak 50% atau sebanyak 75 mahasiswa dari 150 mahasiswa yang menjadi responden. Adanya mahasiswa yang mengalami stres pada tiap departemen dan tiap kelompok IPK menunjukkan bahwa stres dapat dialami oleh semua orang, tidak terkecuali mahasiswa.

Tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa berbeda-beda, tergantung dari sikap mahasiswa tersebut dalam menghadapi masalah yang ada. Dengan masalah yang sama mungkin saja akan mengakibatkan tingkat stres yang berbeda pada mahasiswa yang satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor penyebab stres pada mahasiswa antara lain sakit, SKS yang diambil banyak, tugas praktikum dan kuliah terlalu banyak/berat, masalah keuangan, sulitnya memahami materi kuliah, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, kurangnya komunikasi dengan keluarga, homesick, konflik keluarga, konflik dengan selain keluarga (teman/pacar/rekan organisasi/dosen), kesibukan pekerjaaan sampingan, kesibukan organisasi, maupun lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman. Tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika yang diperolehnya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika digunakan analisis lintas.

Analisis Lintas (Path Analysis)

Analisis Lintas Model Awal

Sebelum melakukan analisis lintas, terlebih dahulu dilakukan uji linieritas pada setiap persamaan sub struktural. Terdapat dua persamaan sub struktural yang dibangun pada hipotesis awal dengan diagram lintas seperti yang tertera pada Gambar 1. Ringkasan uji linieritas pada kedua persamaan sub struktural dapat dilihat pada Lampiran 3. Uji linieritas pada persamaan sub struktural satu memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen kecuali peubah kesibukan organisasi (X12) memiliki hubungan linier dengan peubah endogen skor stres (Y1)

pada taraf nyata 5%, sehingga peubah kesibukan organisasi (X12) tidak dilibatkan

dalam analisis lintas pada persamaan sub struktural satu. Uji linieritas pada persamaan sub struktural dua memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen kecuali peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) memiliki hubungan linier

dengan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (Y2) pada taraf nyata 5%,

sehingga peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) tidak dilibatkan dalam

analisis lintas pada persamaan sub struktural dua.

Persamaan sub struktural satu melibatkan dua belas peubah eksogen berupa faktor-faktor penyebab stres pada mahasiswa dengan peubah endogen skor stres (Y1). Hasil analisis lintas yang dilakukan pada persamaan sub struktural satu

memberikan nilai statistik uji F sebesar 3.311 dan nilai p sebesar 0.000. Nilai p tersebut kurang dari α = 10%, sehingga H0 ditolak yang artinya bahwa minimal

terdapat satu peubah eksogen yang berpengaruh terhadap skor stres (Y1) pada

(26)

14

mahasiswa (Y1). Kelima peubah eksogen tersebut adalah banyaknya SKS yang

diambil (X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan

beradaptasi (X6), jarang komunikasi dengan keluarga (X7), dan konflik dengan

orang lain selain keluarga (X10). Keragaman data yang dapat dijelaskan oleh

model lintas skor stres sebesar 0.225 sedangkan sisanya tidak dapat dijelaskan oleh model. Nilai R2 tersebut tergolong kecil menunjukkan adanya titik-titik amatan yang tidak menempel pada garis linier. Koefisien lintas sisaan yang dihasilkan dari persamaan sub struktural satu sebesar 0.88.

Persamaan sub struktural dua melibatkan lima peubah eksogen dengan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (Y2). Analisis lintas pada persamaan

struktural dua memberikan nilai statistik uji F sebesar 2.052 dan nilai p sebesar 0.075, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak pada taraf nyata 10% yang

artinya minimal terdapat satu peubah eksogen yang mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika (Y2). Pengujian signifikansi untuk masing-masing koefisien

lintas memberikan hasil bahwa hanya terdapat satu peubah eksogen yang berpengaruh terhadap nilai UTS Metode Statistika pada taraf nyata 30%, yaitu tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Keragaman data yang dapat

dijelaskan oleh model lintas nilai UTS Metode Statistika sangat kecil yaitu hanya 6.70% sedangkan sisanya tidak dapat dijelaskan oleh model. Koefisien lintas sisaan model lintas nilai UTS Metode Statistika sebesar 0.97. Ringkasan hasil analisis lintas pada model awal dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis lintas memerlukan terpenuhinya asumsi sisaan saling bebas satu sama lain (tidak ada korelasi antar sisaan). Asumsi sisaan saling bebas dapat dilihat dari plot antara sisaan dengan urutan pengamatan. Plot antara sisaan dengan urutan pengamatan yang dihasilkan pada persamaan sub struktural satu maupun persamaan sub struktural dua menggambarkan tebaran titik-titik yang tidak berpola sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas.

Pada kasus penelitian ini analisis lintas tidak dapat dilanjutkan karena hasil analisis lintas pada model awal menunjukkan tidak ada pengaruh dari peubah skor stres (Y1) terhadap peubah nilai UTS Metode Statistika (Y2). Hasil yang diperoleh

tidak sesuai dengan teori Oxington (2008) yang menyatakan bahwa stres dapat menyebabkan penurunan akademik. Hal tersebut mungkin terjadi karena garis regresi linier yang dihasilkan dari peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2) hampir mendatar, sehingga perubahan dari skor stres (Y1)

tidak mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika (Y2). Oleh sebab itu perlu

dilakukan pemeriksaan terhadap data skor stres (Y1) dan nilai UTS Metode

Statistika (Y2).

Pemeriksaan dan Penanganan Data

Langkah pertama yang dilakukan untuk memeriksa data skor stres (Y1) dan

nilai UTS Metode Statistika (Y2) adalah dengan melakukan eksplorasi data

dengan cara melihat plot antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah nilai UTS

Metode Statistika (Y2). Selain itu dibuat juga garis regresi linier dari regresi antara

Y1 dengan Y2 untuk memeriksa adanya pengaruh dari skor stres (Y1) terhadap

nilai UTS Metode Statistika (Y2). Lampiran 5 menunjukkan garis regresi linier

yang diperoleh dari regresi antara skor stres (Y1) dengan nilai UTS Metode

Statistika (Y2) hampir mendatar. Hal tersebut mengindikasikan pengaruh yang

(27)

15 sehingga pengaruhnya tidak terlihat. Tebaran data pada plot antara skor stres (Y1)

dengan nilai UTS Metode Statistika (Y2) terlihat cukup lebar. Selain itu terlihat

ada titik-titik yang letaknya jauh dari kumpulan titik-titik lain. Hal tersebut mengindikasikan adanya pencilan pada data tersebut. Adanya titik-titik yang letaknya jauh tersebut dikhawatirkan data memiliki lebih dari satu model regresi. Untuk mengetahui pola data secara umum maka dibuatlah model regresi linier dari data yang dianggap mewakili sebagian besar pola titik-titik amatan yang tidak mengandung pencilan.

Terdapat 125 data dari keseluruhan data yang tidak mengandung pencilan. Data tersebut digunakan untuk menduga pola umum dari keseluruhan data dengan cara membuat model regresi linier antara peubah skor stres (Y1) dengan peubah

nilai UTS Metode Statistika (Y2) data yang tidak mengandung pencilan. Model

regresi linier yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada lampiran 6 menunjukkan garis regresi linier condong ke kiri, artinya ada hubungan linier negatif antara Y1 dengan Y2. Model regresi linier yang dihasilkan digunakan

untuk menduga nilai UTS Metode Statistika (Y2 duga) dari keseluruhan data yang

kemudian digunakan untuk menduga nilai sisaannya.

Keragaman sisaan keseluruhan data dapat dilihat dari plot antara Y2 duga

dengan sisaannya. Plot keragamaan sisaan yang dihasilkan pada Lampiran 7 menunjukkan lebar pita sisaan tidak sama yang mengindikasikan keragaman sisaan yang tidak homogen. Data yang tidak digunakan untuk membuat model (data yang mengandung pencilan) memiliki keragaman sisaan yang lebih besar dibandingkan dengan keragaman sisaan data yang digunakan untuk membuat model regresi linier (data yang tidak mengandung pencilan). Data yang mengandung pencilan sebanyak 25 data dan menghasilkan keragaman sisaan sebesar 595.36. Data yang tidak mengandung pencilan menghasilkan keragaman sisaan sebesar 153.

Agar semua data tetap dapat digunakan dalam analisis lintas ini maka dilakukan penanganan data yang mengandung pencilan dengan cara pembobotan. Data Y2 yang memiliki ragam sisaan lebih besar diberikan bobot yang lebih kecil

dibandingkan data lainnya. Nilai Y2 data yang digunakan untuk membuat model

regresi linier (125 data) diberikan bobot satu, sedangkan data yang mengandung pencilan (25 data) diberikan bobot 0.507. Angka 0.507 tersebut diperoleh dari perbandingan antara simpangan baku sisaan dari 125 data ( 1) dengan simpangan

baku sisaan dari 25 data ( 2). Simpangan baku sisaan merupakan akar dari ragam

sisaannya.

Setelah dilakukan penanganan terhadap data, dilakukan pemeriksaan lagi terhadap data Y1 dan Y2 yang telah diboboti (wY2). Lampiran 8 memperlihatkan

garis regresi linier yang dihasilkan dari regresi antara peubah Y1 dengan Y2 yang

telah diboboti (wY2) adalah linier negatif. Hal tersebut mengindikasikan adanya

pengaruh dari skor stres (Y1) terhadap nilai UTS Metode Statistika yang diboboti

(wY2) dan sudah sesuai teori yang dikemukakan Oxington (2008) bahwa stres

dapat menyebabkan penurunan akademik. Selain itu keragaman sisaan yang dihasilkan pun sudah homogen yang mengindikasikan tidak adanya pencilan. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak adanya pola yang terbentuk pada plot antara wY2

(28)

16

Analisis Lintas Model Awal Terboboti

Setelah melakukan penanganan data, dilakukan analisis ulang pada model lintas awal dengan data peubah nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti (wY2). Hasil pendugaan dan pengujian koefisien lintas pada persamaan sub

struktural satu model awal terboboti sama dengan model awal sebelum diboboti, sedangkan pada persamaan sub struktural dua dilakukan pendugaan dan pengujian koefisien lintas lagi karena melibatkan data Y2 yang telah diboboti (wY2).

Sebelum melakukan pendugaan dan pengujian koefisien lintas pada persamaan sub struktural dua, terlebih dahulu dilakukan uji linieritas pada peubah-peubah yang terlibat dalam persamaan tersebut. Uji linieritas pada persamaan sub struktural dua memberikan hasil bahwa semua peubah eksogen kecuali peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) memiliki hubungan linier dengan peubah

endogen nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti (wY2) pada taraf nyata

5% sehingga peubah banyaknya SKS yang diambil (X2) tidak dilibatkan dalam

analisis.

Persamaan sub struktural dua melibatkan lima peubah eksogen dengan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika yang telah diboboti (wY2). Analisis

lintas pada persamaan sub struktural dua menghasilkan nilai statistik uji F sebesar 6.471 dan nilai p dari statistik uji F sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak pada taraf nyata 10% yang artinya minimal terdapat satu peubah eksogen yang mempengaruhi nilai UTS Metode Statistika (wY2). Pengujian signifikansi

masing-masing koefisien lintas dengan statistik uji t memberikan hasil bahwa hanya terdapat dua peubah eksogen yang berpengaruh terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) pada taraf nyata 30%. Kedua peubah eksogen tersebut adalah

skor stres (Y1) dan tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Keragaman

data yang dapat dijelaskan oleh model lintas nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.183 dengan koefisien lintas sisaan sebesar 0.90. Ringkasan hasil analisis pada model awal terboboti dapat dilihat pada Lampiran 11.

Plot antara sisaan dengan urutan pengamatan yang dihasilkan pada persamaan sub struktural dua menggambarkan tebaran titik-titik yang tidak berpola, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi sisaan saling bebas terpenuhi. Model awal yang dihipotesiskan memiliki koefisien determinasi (R2) gabungan sebesar 0.367, artinya keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model awal sebesar 36.7%, sedangkan sisanya sebesar 63.3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Analisis lintas model dengan data Y2 yang

telah diboboti (wY2) memberikan nilai statistik uji F dan koefisien determinasi

(R2) yang lebih besar dibandingkan analisis lintas model dengan data Y2 sebelum

diboboti. Hal tersebut menunjukkan model yang dibangun pada saat penanganan data sudah cukup baik.

(29)

17 Analisis Lintas Model Modifikasi Terboboti

Model modifikasi yang terbentuk memiliki dua persamaan sub struktural. Persamaan sub struktural satu pada model modifikasi melibatkan peubah endogen skor stres (Y1) dengan lima peubah eksogen, sedangkan persamaan sub struktural

dua melibatkan peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (wY2) dengan dua

peubah eksogen. Statistik uji F pada persamaan sub struktural satu maupun persamaan sub struktural dua memberikan hasil bahwa minimal terdapat satu peubah eksogen yang berpengaruh terhadap peubah endogen skor stres (Y1) dan

peubah endogen nilai UTS Metode Statistika (wY2) pada taraf nyata 10%. Uji

signifikansi masing-masing koefisien lintas dengan statistik uji t pada persamaan sub struktural satu memberikan hasil terdapat satu peubah eksogen yang tidak berpengaruh terhadap nilai skor stres (Y1) pada taraf nyata 30% yaitu peubah

jarang komunikasi dengan keluarga (X7). Uji signifikansi masing-masing

koefisien lintas pada persamaan sub struktural dua dengan statistik uji t memberikan hasil semua peubah eksogen yang terlibat dalam persamaan sub struktural dua berpengaruh terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) pada taraf

nyata 10%.

Karena koefisien lintas peubah eksogen jarang komunikasi dengan keluarga (X7) tidak berpengaruh terhadap skor stres (Y1) maka dilakukan kembali analisis

pada persamaan sub struktural satu tanpa peubah jarang komunikasi dengan keluarga (X7). Analisis kembali pada persamaan sub struktural satu memberikan

hasil bahwa semua peubah eksogen yang terlibat dalam persamaan sub struktural satu tersebut berpengaruh terhadap skor stres (Y1) pada taraf nyata 20%.

Peubah-peubah eksogen tersebut adalah banyaknya SKS yang diambil (X2), tingkat

kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan beradaptasi (X6), dan

konflik dengan orang lain selain keluarga (X10). Koefisien determinasi persamaan

sub struktural satu dari model modifikasi terboboti sebesar 0.195 dengan koefisien lintas sisaan sebesar 0.89, sedangkan persamaan sub struktural dua dari model modifikasi terboboti memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0.175 dengan koefisien lintas sisaan sebesar 0.91. Ringkasan hasil analisis lintas pada model modifikasi terboboti dapat dilihat pada Lampiran 12.

Asumsi sisaan saling bebas dari persamaan sub struktural satu dan persamaan sub struktural dua dari model modifikasi terpenuhi karena tebaran plot sisaan dengan urutan pengamatannya tidak membentuk pola. Keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model modifikasi sebesar 0.336 artinya model modifikasi dapat menjelaskan keragaman data sebesar 33.6%, sisanya sebesar 66.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Untuk memutuskan model yang terbaik antara model awal terboboti dan model modifikasi terboboti dilakukan pengujian ketepatan model dengan menggunakan statistik uji Q. Nilai statistik uji Q yang diperoleh sebesar 0.95 bernilai kurang dari satu, sehingga pengujian ketepatan model dilanjutkan dengan statistik uji W. Nilai statistik uji W yang diperoleh sebesar 7.08 lebih kecil dari nilai 2tabel dengan derajat bebas 11 dan taraf nyata 10% yaitu 17.27, artinya model

(30)

18

Persamaan sub struktural 1: - 0 0 0 0 0 0

Persamaan sub struktural 2: -0 - 0 0

Gambar 5 Diagram lintas model modifikasi terboboti

Besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total antar peubah dihitung dari model terpilih (model modifikasi terboboti). Besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total terhadap masing-masing peubah endogen yaitu skor stres (Y1) dan nilai UTS Metode Statistika

(wY2) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total terhadap skor stres dan nilai UTS Metode Statistika pada model

Tinggi rendahnya skor stres (Y1) dipengaruhi langsung oleh banyaknya SKS

yang diambil (X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat

kesulitan beradaptasi (X6) dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10).

Peubah tingkat kesulitan beradaptasi (X6) memberikan pengaruh langsung paling

besar terhadap skor stres (Y1) yaitu sebesar 0.271, artinya jika peubah lain

(31)

19 sebesar 0.271 satuan simpangan baku Y1. Semakin sulit seseorang beradaptasi

dengan lingkungan baru akan meningkatkan skor stresnya. Konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) juga memberikan pengaruh langsung yang cukup besar

terhadap skor stres (Y1) yaitu sebesar 0.238, artinya jika peubah lain dianggap

tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada peubah konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) secara rata-rata akan meningkatkan skor

stres (Y1) sebesar 0.271 satuan simpangan baku Y1. Semakin berat konflik dengan

orang lain selain keluarga yang dialami mahasiswa akan meningkatkan skor stresnya. Tingkat kesulitan memahami materi kuliah memberikan pengaruh langsung terhadap skor stres sebesar 0.147, artinya jika peubah lain dianggap tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada peubah tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5) secara rata-rata akan meningkatkan skor

stres (Y1) sebesar 0.147 satuan simpangan baku Y1.

Tinggi rendahnya nilai UTS Metode Statistika dipengaruhi secara langsung oleh skor stres (Y1) dan tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5). Pengaruh

yang diberikan oleh kedua peubah eksogen tersebut menunjukkan nilai negatif artinya peningkatan kedua peubah eksogen tersebut akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2). Nilai UTS Metode Statistika (wY2) dipengaruhi secara

langsung paling besar oleh skor stres (Y1) sebesar -0.268, artinya jika peubah lain

dianggap tetap (konstan) maka setiap kenaikan satu simpangan baku pada skor stres (Y1) secara rata-rata akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.268 satuan simpangan baku wY2. Tingkat kesulitan memahami materi

kuliah (X5) memberikan pengaruh langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika

(wY2) sebesar -0.261, artinya jika peubah lain dianggap tetap (konstan) maka

setiap kenaikan satu simpangan baku pada tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5) secara rata-rata akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2)

sebesar 0.261 satuan simpangan baku wY2. Tinggi rendahnya nilai UTS Metode

Statistika (wY2) juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh banyaknya SKS

yang diambil (X2) sebesar 0.027, tingkat kesulitan beradaptasi (X6) sebesar -0.073,

dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) sebesar -0.064 melalui peubah

skor stres (Y1). Pengaruh peubah-peubah tersebut tergolong sangat kecil. Tingkat

kesulitan memahami materi kuliah (X5) selain memberikan pengaruh langsung

terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) juga memberikan pengaruh tidak

langsung terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) melalui skor stres (Y1)

sebesar -0.039. Pengaruh total yang diberikan oleh tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5) terhadap nilai UTS Metode Statistika (wY2) merupakan

penjumlahan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung peubah X5 terhadap

wY2 yaitu sebesar -0.300.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(32)

20

saat UTS Metode Statistika. Terdapat 114 mahasiswa yang menjadi responden mengalami stres sedangkan sisanya sebanyak 36 mahasiswa tidak mengalami stres. Banyaknya mahasiswa yang mengalami stres pada masing-masing departemen amatan lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengalami stres (normal). Persentase banyaknya mahasiswa pada masing-masing kelompok IPK yang mengalami stres lebih banyak dibandingkan mahasiswa yang tidak mengalami stres (normal). Mahasiswa yang mengalami stres paling banyak memiliki IPK antara 2.75 sampai dengan 3.50. Adanya mahasiswa yang mengalami stres pada tiap departemen dan tiap kelompok IPK tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terkena stres.

Tinggi rendahnya skor stres mahasiswa dipengaruhi langsung oleh banyaknya SKS yang diambil (X2) sebesar -0.102, tingkat kesulitan memahami

materi kuliah (X5) sebesar 0.147, tingkat kesulitan beradaptasi (X6) sebesar 0.271,

dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) sebesar 0.238. Faktor

penyebab stres yang memberikan pengaruh langsung paling besar terhadap skor stres adalah tingkat kesulitan beradaptasi (X6). Tinggi rendahnya nilai UTS

Metode Statistika dipengaruhi langsung oleh skor stres (Y1) sebesar -0.268 dan

tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5) sebesar -0.261. Peningkatan kedua

faktor tersebut akan menurunkan nilai UTS Metode Statistika (wY2). Nilai UTS

Metode Statistika (wY2) dipengaruhi langsung paling besar oleh skor stres (Y1).

Tinggi rendahnya nilai UTS Metode Statistika secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab stres yaitu banyaknya SKS yang diambil (X2), tingkat kesulitan memahami materi kuliah (X5), tingkat kesulitan beradaptasi

(X6), dan konflik dengan orang lain selain keluarga (X10) melalui peubah skor

stres (Y1) walaupun pengaruhnya sangat kecil. Model terpilih yang digunakan

adalah model alternatif dengan nilai koefisien determinasi (R2)gabungan sebesar 0.336, artinya keragaman yang dapat dijelaskan oleh model alternatif sebesar 33.6% sedangkan sisanya sebesar 66.4% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Saran

Penelitian disarankan untuk memperluas objek penelitian meliputi seluruh mata kuliah dari berbagai departemen dan berbagai tingkat mahasiswa sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai tingkat stres yang dialami mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. KBBI. Jakarta : Balai Pustaka. Dillon WR, Goldstein M. 1984. Multivariate Analysis Methods and Application.

New York (US): John Wiley&Sons Inc.

(33)

21 Gall MD, Gall JP, Borg WR. 2003. Educational Research An Introduction,

Seventh Edition.USA : Pearson Education, Inc.

Greenberg JS. 2002. Comprehensive Stress Management Seventh Edition. New York (US): McGraw-Hill.

Hardiono BT. 2008. Analisis Karakteristik Sosial-Ekonomi dan Psikologi serta Hubungannya dengan Perilaku Belajar dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa Bekerja (Studi kasus pada mahasiswa IPB yang Berbisnis Multi Level Marketing) [tesis]. Bogor (ID) : Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hernawati N. 2006. Tingkat Stres dan Strategi Koping Menghadapi Stres pada Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Tahun Akademik 2005/2006.J Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 11(2):43-49.

[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2010. Panduan Program Pendidikan Sarjana. Bogor (ID): IPB.

Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis, Fourth Edition. New Jersey (US) : Prentice Hall, Inc.

Joreskog KG, Sorbom D. 1993. Lisrel 8: Structural Equation Modeling with the SIMPLIS Command Language. USA : Scientific Software International, Inc. Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel

dengan LISREL. Bandung (ID) : Alfabeta.

Lovibond SH, Lovibond Pf. 1995. Psychometric Properties of Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) [internet]. [diunduh20 Des 2013]. Tersedia pada:http://www.psy.unsw.edu.au/groups/dass.

Oxington KV. 2008. Psychology of Stress. New York (US): Nova Science Publishers.

Sarafino EP. 1990. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. US : John Wiley & Sons.

Scheaffer RL, Mendelhall III W, Ott RL. 1990. Elementary Survey Sampling Fourth Edition. Boston (US): PWS-KENT Publishing Company.

Soewondo S. 2012. Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Jakarta (ID): LPSP3 Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung (ID): Alfabeta.

(34)

22

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN NILAI UTS MATA KULIAH METODE STATISTIKA (Studi Kasus : Mahasiswa IPB yang

Mengambil Mata Kuliah Metode Statistika pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

Tanggal : ... April 2014 No. Kuesioner: ... Saya, Septian Dewi Hartanti mahasiswi Statistika IPB angkatan 47, memohon kesediaan rekan-rekan untuk menjadi salah satu responden dalam penelitian saya dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini dengan benar dan jujur. Atas partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

A. PROFIL RESPONDEN

Petunjuk pengisian:Berilah tanda silang pada salah satu pilihan jawabandan isilah titik-titik pertanyaan 1, 2, 3, 4, 7, 9.

1. Nama : ...

2. NRP :

3. Departemen : ... 4. No. HP : ...

5. Jenis kelamin : [1] Laki-laki [2] Perempuan 6. Asal daerah : [1] Jabodetabek [3] Luar Pulau Jawa

[2] Pulau Jawa (Non Jabodetabek) 7. IPK terakhir : ...

8. Besar pendapatan/bulan (kiriman orangtua dan pendapatan pribadi apabila telah bekerja) :

[1] 500ribu [3] 1.000.001-2juta [2] 500ribu – 1juta [4] > 2juta

9. Apakah Anda memperoleh beasiswa semester ini?

[1] Ya, besarnya per bulan : Rp... [2] Tidak 10. Jumlah SKS yang Anda ambil pada semester ini : ... SKS

B. FAKTOR-FAKTOR

Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai dengan kondisi Anda dalam 1 minggu terakhir. 1. Apakah Anda sedang sakit atau mengalami cidera?

[1] Tidak [2] Ya

(35)

23 2. Apakah Anda merasa tugas yang diberikan dalam kuliah/praktikum terlalu

banyak dan berat?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa bahwa tugas yang diberikan dalam kuliah/praktikum terlalu banyak dan berat?

3. Apakah Anda sedang mengalami kesulitan ekonomi/masalah keuangan?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa mengalami kesulitan ekonomi/masalah keuangan?

4. Apakah Anda merasa kesulitan dalam memahami materi kuliah? [1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa kesulitan memahami materi kuliah?

5. Apakah Anda merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan baru?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan baru?

6. Apakah Anda kost/kontrak?

[1] Tidak [2] Ya

7. Apakah Anda jarang komunikasi dengan keluarga?

[1] Ya [2] Tidak

Jika Ya, pada level berapakah Anda jarang berkomunikasi dengan keluarga?

8. Apakah Anda sering merasa homesick (merasa ingin pulang/rindu rumah)?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, menurut Anda bagaimana tingkat homesick yang Anda rasakan?

9. Apakah Anda sedang memiliki konflik atau masalah dengan keluarga?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, menurut Anda bagaimana tingkat keseriusan konflik/masalah dengan keluarga yang sedang Anda hadapi?

10.Apakah Anda memiliki konflik atau masalah dengan teman/pacar/rekan organisasi/kepanitiaan/rekan kerja/Dosen Anda?

[1] Tidak [2] Ya

(36)

24

11.Apakah Anda bekerja part time (misal: mengajar bimbel/asprak/berjualan dll) semester ini?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah kesibukan untuk bekerja yang Anda jalani di semester ini?

12.Apakah saat ini Anda mengikuti organisasi kampus maupun nonkampus atau kepanitiaan?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah waktu yang Anda gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas organisasi/ kepanitiaan yang Anda ikuti?

13.Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan kosan/kontrakan Anda (kondisi lingkungan rumah bagi yang tidak kos/tidak kontrak)?

[1] Tidak [2] Ya

Jika Ya, pada level berapakah Anda merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan kosan/kontrakan Anda (kondisi lingkungan rumah bagi yang tidak kos/kontrak)?

C. Berilah tanda silang salah satu pilihan jawaban pada setiap pernyataan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan Anda dalam 1 minggu terakhir. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu dalam memilih jawaban untuk setiap pernyataan.

0 : Tidak pernah terjadi. 2 : Kadang-kadang terjadi. 1 : Jarang terjadi. 3 : Sering terjadi.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1 Saya menemukan diri saya menjadi

marah/kecewa karena hal-hal sepele. 0 1 2 3

2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap

suatu situasi. 0 1 2 3

3 Saya merasa sulit untuk bersantai. 0 1 2 3

4 Saya menemukan diri saya mudah merasa

kesal. 0 1 2 3

5 Saya merasa bahwa saya telah menghabiskan

banyak energi untuk cemas. 0 1 2 3

6 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan

(misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).

0 1 2 3

(37)

25 8 Saya merasa sulit untuk beristirahat/susah

tidur. 0 1 2 3

9 Saya merasa bahwa saya sangat mudah

marah. 0 1 2 3

10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah

sesuatu membuat saya kesal. 0 1 2 3

11 Saya merasa sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.

0 1 2 3

12 Saya berada dalam kecemasan/was-was 0 1 2 3 13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi saya untuk menyelesaikan sesuatu yang sedang saya lakukan.

0 1 2 3

14 Saya menemukan diri saya mudah gelisah. 0 1 2 3

Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner bagian C

Item Corrected Item-Total Correlation

Valid/ tidak valid

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Reliabel/ tidak reliabel

C1 0.488 valid 0.835 reliabel

C2 0.455 valid 0.837 reliabel

C3 0.290 valid 0.848 reliabel

C4 0.628 valid 0.826 reliabel

C5 0.497 valid 0.835 reliabel

C6 0.364 valid 0.843 reliabel

C7 0.590 valid 0.829 reliabel

C8 0.315 valid 0.847 reliabel

C9 0.642 valid 0.826 reliabel

C10 0.650 valid 0.825 reliabel

C11 0.643 valid 0.827 reliabel

C12 0.520 valid 0.833 reliabel

C13 0.260 valid 0.848 reliabel

(38)

26

Lampiran 3 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural satu dan persamaan sub struktural dua data awal

Peubah Nilai p uji linieritas

Y1*X1 0.420

Y1*X2 0.162

Y1*X3 0.078

Y1*X4 0.128

Y1*X5 0.466

Y1*X6 0.889

Y1*X7 0.652

Y1*X8 0.250

Y1*X9 0.232

Y1*X10 0.329

Y1*X11 0.653

Y1*X12 0.015a

Y1*X13 0.975

Y2*X1 0.649

Y2*X2 0.000a

Y2*X3 0.872

Y2*X5 0.678

Y2*X11 0.264

Y2*Y1 0.283

a

(39)

27 Lampiran 4 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal

Persamaan

sub struktural Model Koef. beta t hit Sig. t

1 X1 0.067 0.855 0.394

X

2 - 0.119 -1.398 0.164**

X

3 0.063 0.739 0.461

X

4 -0.011 -0.138 0.890

X

5 0.122 1.494 0.137**

X

6 0.254 3.156 0.002*

X

7 0.088 1.082 0.281**

X

8 0.061 0.721 0.472

X

9 -0.022 -0.277 0.782

X

10 0.238 3.033 0.003*

X

11 0.034 0.428 0.669

X

13 0.084 1.024 0.308

2 X1 0.069 0.854 0.395

X

3 0.011 0.130 0.896

X

5 -0.253 -2.963 0.004*

X

11 0.439 0.439 0.661

Y

1 0.043 0.511 0.610

(40)

28

Lampiran 5 Plot antara Y2 dengan Y1 data asli

Lampiran 6 Plot antara Y2 dengan Y1 yang digunakan untuk membuat persamaan

regresi linier dugaan (Plot mY2 dengan mY1)

Persamaan regresi linier dengan 125 data : mY2 = 58,9 - 0,403 mY1

(41)

29 Lampiran 7 Plot antara sisaan dengan Y2 duga yang diperoleh dari persamaan

(42)

30

Lampiran 9 Plot antara wY2 duga dengan sisaannya hasil dari regresi antara wY2

dengan Y1

Lampiran 10 Hasil uji linieritas persamaan sub struktural dua dengan data Y2

yang telah diboboti (wY2)

Peubah Signifikansi uji linieritas

wY2*X1 0.663

wY2*X2 0.013a

wY2*X3 0.089

wY2*X5 0.301

wY2*X11 0.693

wY2*Y1 0.308

a

tidak linier pada taraf nyata 5%

60 55

50 45

40 30

20

10

0

-10

-20

-30

wY2 duga

s

is

a

a

n

(43)

31 Lampiran 11 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model awal terboboti

Persamaan

*signifikan pada taraf nyata 10% **signifikan pada taraf nyata 30%

Lampiran 12 Hasil uji signifikansi koefisien lintas parsial model modifikasi terboboti

(44)

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati pada tanggal 5 September 1992. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari ayah bernama Himawan Wahyu Widodo dan ibu bernama Sri Sulastri. Tahun 2004 penulis lulus dari SD Negeri Pati Lor 03 dan tahun 2007 lulus dari SMP Negeri 2 Pati. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pati pada tahun 2010. Penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Gambar

Gambar 1 Diagram lintas teori hubungan faktor-faktor penyebab stres dengan
Gambar 2  Persentase tingkat stres mahasiswa
Gambar 3 Persentase banyaknya mahasiswa yang mengalami stres atau
Tabel 3 Besar pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total

Referensi

Dokumen terkait

Program bantuan pemagangan siswa MA di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) tahun anggaran 2011 merupakan kelanjutan dari program bantuan serupa yang telah mulai dilaksanakan pada

Selain itu juga mempertimbangkan tujuh poin yang akan dimunculkan dalam bahan ajar yaitu: (a) Menghadirkan konteks yang familiaf bagi siswa, (b) Konsep dalam setiap

Sedangkan penyebab tidak sustaibalelnya kondisi fiskal pada periode 1998-1999 dapat dilihat bahwa depresiasi nilai tukar rupiah masih jauh lebih besar daripada pertumbuhan

Надамо се помоћи од Савеза у набавци опреме (пре свега чизама) и још једном свесрдно захваљујемо на подршци у овој новој активности. Са

Seminar proposal harus dihadiri oleh satu dosen pembimbing, dua dosen penguji dan minimal 10 mahasiswa lain, untuk kehadiran ini diberi tenggat waktu tidak lebih 10

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Latin dianalisis dengan menggunakan gravity model dengan variabel independen berupa variabel nilai

Untuk pembuatan kipas, pada body pesawat menggunakan CV Curve 1 maka pada kipas menggunakan CV Curve 2 caranya adalah pilih pada Command Panel sebelah kanan

Proses metode binaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Qodir melalui beberapa binaan di mana proses antara satu dengan yang lain saling melengkapi yakni sebuah upaya