• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Beberapa Tingkat Kemiringan Lahan Hutan Harapan Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Beberapa Tingkat Kemiringan Lahan Hutan Harapan Jambi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1  Klasifikasi kelas kemiringan lereng
Tabel 2  Data curah hujan dan jumlah hari hujan wilayah Hutan Harapan Jambi
Gambar 2  Lolosan intensitas cahaya            Gambar 3  Lolosan intensitas cahaya

Referensi

Dokumen terkait

Unsur P yang terkandung dalam abu vulkanik gunung Sinabung dapat membantu dalam proses pertumbuhan vegetatif bagi pertambahan tinggi bibit tanaman kelapa sawit

yaitu 28,9 o C dan intensitas cahaya paling rendah yaitu 10,8 µmol/m 2 /detik. Tutup berbahan plastik wrap bersifat porous, memungkinkan terjadinya sirkulasi udara

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah pelepah daun bibit kelapa sawit yang diberi kompos TKKS dengan lama pengomposan 6 minggu berbeda nyata dengan lama pengomposan

yaitu 28,9 o C dan intensitas cahaya paling rendah yaitu 10,8 µmol/m 2 /detik. Tutup berbahan plastik wrap bersifat porous, memungkinkan terjadinya sirkulasi udara

Pengamatan lama waktu proses pembuatan bokhasi limbah pelepah dan daun kelapa sawit secara fisik telah matang dan menjadi pupuk kompos dengan ditandai suhu dan pH

Tabel 3 menunjukkan bahwa pertambahan diameter bonggol bibit kelapa sawit yang diberi abu janjang kosong kelapa sawit berbeda tidak nyata dengan pemberian abu serbuk

Tidak terjadi pengaruh interaksi antara pupuk organik pelepah kelapa sawit dengan pupuk majemuk NPK terhadap bobot basah akar dan bobot kering akar.. Aplikasi pupuk

Tidak terjadi pengaruh interaksi antara pupuk organik pelepah kelapa sawit dengan pupuk majemuk NPK terhadap bobot basah akar dan bobot kering akar.. Aplikasi pupuk