• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Di Kota Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Di Kota Batam"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN JALUR HIJAU JALAN

DI KOTA BATAM

VIVI FITRIYANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di Kota Batam adalah benar karya saya denganarahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

VIVI FITRIYANTI. Pengelolaan Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di Kota Batam. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.

Sebagai salah satu jenis dari ruang terbuka hijau, jalur hijau jalan memiliki peran yang penting dalam menampilkan kualitas lanskap dari suatu kota. BP Batam memiliki kewenangan untuk menjalankan pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam. Studi ini telah dilakukan melalui kegiatan magang di BP Batam dari bulan Februari hingga Juni tahun 2014. Untuk menjaga kualitas jalur hijau jalan, BP Batam melakukan pemeliharaan rutin yang dilaksanakan melalui sistem swakelola. Dengan menggunakan pendekatan pengamatan lapangan dan analisis gap, hasil studi menunjukkan bahwa pemeliharaan di Kota Batam masih perlu ditingkatkan. Ada enam aspek pemeliharaan yang diketahui memiliki gap terbesar dan tiga di antaranya menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara pihak manajerial dan pekerja lapangan. Luaran dari studi ini adalah rekomendasi pemeliharaan rutin yang ideal untuk jalur hijau jalan di Kota Batam.

Kata kunci:Batam, BP Batam, analisis gap, pemeliharaan lanskap, jalur hijau jalan

ABSTRACT

VIVI FITRIYANTI. Maintenance Management of Roadside Greenbelt in Batam. Supervised by NIZAR NASRULLAH

As one of green open spaces, roadside greenbelt in a city have important roles in presenting landscape quality of the city itself. BP Batam has been holding the authority to run the roadside greenbelt maintenance in Batam City. This study has been carried out through an internship in BP Batam from February to June 2014. To maintain roadside greenbelt qualities, BP Batam runs routine maintainance that is executed through swakelola system. Using the field observation approach and Gap Analysis, the result showed that roadside greenbelt maintenance and management in Batam City still need to be improved. At least six aspects were found to have the highest gap and three of them showed that there are different perceptions between managerial’s perception and field workers’ perception. The output of this study is recommendation for ideal routine maintenance of roadside greenbelt in Batam City.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN JALUR HIJAU JALAN

DI KOTA BATAM

VIVI FITRIYANTI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi yang merupakan hasil dari kegiatan magang yang telah dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini berjudul Pengelolaan Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di Kota Batam dan merupakan syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian dalam mayor Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah sudi berkontribusi dan membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, yaitu :

1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan, masukan, kritik, saran dan berbagai pengetahuan.

2. Ir. Qodarian Pramukanto, M. Si selaku dosen pembimbing akademik atas semua saran dan masukannya.

3. Pihak-pihak BP Batam dari Ketua Subdirektorat, Kepala Seksi, hingga staff Seksi P3R (Bu Linda, Bang Iyan, Bang Deni, Bang Dade, Mbah No, Pak Ayub), Pak Faizin dan pekerja pemeliharaan BP Batam yang sudi direpotkan dengan kehadiran saya di lapangan.

4. Tim dosen penguji skripsi, Dr. Ir. Tati Budiarti, MS dan Rezky Khrisrachmansyah, SP, MT atas masukan, kritik, saran untuk perbaikan skripsi ini.

5. Segenap keluarga besar, Mama, Papa, Rifa, Salsa, dan Tante Fia atas seluruh dukungan, doa, dan pelajaran yang diberikan.

6. Alvianti, Dyah PS, Nur Fatmasari, Afrini, Hasdevi, Dibyanti, Meta Wulandari, Rian Adetiya, Imaniar, Shaibatul, Morita, Hania, Ni Putu Ria, Dian PS, Annisa Hersyafira, Syima, Novy Gitani, Agusman, Yoni Elviandri, Arief Pambudi, dan semua teman-teman yang sudah memberikan masukan dan motivasi selama proses magang dan penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

7. Teman-teman satu angkatan, ARL 47, atas segala bentuk dukungan dan keceriaan, dan kenangan yang dilewati bersama.

Semoga skripsi hasil kegiatan magang ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi awal yang baik bagi kegiatan–kegiatan ilmiah selanjutnya.

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA

PELIMPAHAN HAK CIPTA ... iii

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Kerangka Pikir Magang ... 2

Tujuan Magang ... 3

Manfaat Magang ... 3

Ruang Lingkup Magang ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 3

Lanskap Jalan dan Jalur Hijau Jalan ... 4

Pemeliharaan Lanskap Jalur Hijau Jalan ... 6

Pengelolaan Lanskap Jalur Hijau Jalan ... 7

METODE ... 8

Lokasi dan Waktu Magang ... 8

Bahan ... 8

Alat ... 8

Batasan Magang ... 9

Metode Magang ... 9

Tahapan Magang ... 11

HASIL ... 12

Kondisi Umum Lokasi Magang ... 12

Pemeliharaan Ideal ROW dan Buffer Zone ... 21

Pemeliharaan Fisik ROW dan Buffer Zone ... 26

(10)

Pemeliharaan Ideal ROW dan Buffer Zone ... 34

Pemeliharaan Fisik ROW dan Buffer Zone ... 36

Pengelolaan Pemeliharaan ... 43

Analisis Gap ... 48

Usulan Rencana Pemeliharaan ROW dan Buffer Zone Kota Batam ... 55

SIMPULAN DAN SARAN... 64

Simpulan ... 64

Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 65

RIWAYAT HIDUP ... 80

DAFTAR TABEL

1 Jenis-Jenis Data yang Dibutuhkan ... 11

2 Data Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Bulanan Kota Batam Tahun 2013 ... 15

3 Data Suhu Bulanan di Kota Batam ... 15

4 Data Kelembaban Udara Bulanan di Kota Batam ... 16

5 Kelas ROW dan Ukuran Atribut Jalan ... 18

6 Daftar Nama Jenis Tanaman pada Jalan Arteri di Kota Batam ... 19

7 BoQ Pekerjaan Softscapes Bundaran BP Batam ... 25

8 Rangkuman Kegiatan Pemeliharaan Harian Jalur Hijau Jalan di Kota Batam ... 32

9 Kebutuhan penyiraman tanaman ... 41

10 Perbandingan frekuensi jadwal pemeliharaan ideal dan aktual ... 43

11 Jenis, Jumlah, Kondisi, dan Masa Efektif Peralatan Pemeliharaan ... 44

12 Data Ketenagakerjaan Seksi P3R BP Batam ... 45

13 Alokasi Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di BP Batam ... 46

14 Perbandingan Kapasitas Kerja Pemeliharaan ... 46

15 Klasifikasi Gap Menurut Pekerja Lapangan ... 49

16 Klasifikasi Gap Menurut Pihak Manajerial ... 51

17 Perbandingan 6 Gap Terbesar ... 53

18 Gap Rata-Rata dan Simpulan ... 54

19 Inventarisasi tanaman pada Jalan Ahmad Yani ... 55

20 Rekomendasi jadwal pemeliharaan pada Jalan Ahmad Yani ... 56

21 HOK pemeliharaan selama setahun pada Jalan Ahmad Yani ... 57

22 Rekomendasi peralatan pemeliharaan Jalan Ahmad Yani ... 59

23 Rekomendasi bahan pemeliharaan Jalan Ahmad Yani... 59

24 Anggaran biaya untuk upah tenaga kerja ... 60

25 Anggaran biaya rekomendasi tambahan peralatan pemeliharaan Jalan Ahmad Yani ... 60

26 Anggaran biaya rekomendasi bahan pemeliharaan Jalan Ahmad Yani ... 61

(11)

28 Rekomendasi Standar Operasional Pemeliharaan ... 62

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pikir Magang ... 2

2 Sketsa Sederhana Daerah Jalan ... 5

3 Peta Lokasi Magang ... 8

4 Skema Analisis Gap ... 10

5 Skema Tahapan Magang ... 12

6 Struktur Organisasi Seksi Penghijauan, Pertamanan, dan Penataan Reklame BP Batam Tahun 2014 ... 13

7 Gambaran Umum Lanskap Jalan di Kota Batam ... 17

8 Gambar Potongan Jalan sesuai ROW pada Masing-Masing Wilayah Kerja Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di Kota Batam ... 20

9 Skema Penerbitan Izin Penggunaan Sementara Lahan ROW dan Buffer Zone oleh BP Batam ... 22

10 Siteplan Bundaran BP Batam ... 24

11 Planting Plan Bundaran BP Batam...25

12 Proses Konstruksi Desain Ulang Bundaran BP Batam ... 26

13 Lingkup Spasial Kegiatan Pemeliharaan Fisik ROW dan Buffer Zone Kota Batam secara Swakelola ... 26

14 Kegiatan Pemotongan Rumput oleh BP Batam ... 27

15 Lebar Piringan di Sekeliling Batang Pohon yang Didangir ... 28

16 Aplikasi Kegiatan Pendangiran Semak dan Groundcover ... 28

17 Aplikasi Kegiatan Pemupukan dengan Sistem Broadcast ... 29

18 Kendala-Kendala dalam Pemangkasan Pohon ... 30

19 Teknis Pelaksanaan Pemangkasan ... 31

20 Kegiatan Penyiraman Taman ... 31

21 Kondisi Kebun Pembibitan I BP Batam... 33

22 Kondisi Kebun Pembibitan II BP Batam ... 33

23 Fasilitas-fasilitas di Kebun Pembibitan BP Batam ... 34

24 Hasil Pemangkasan Semak yang Tidak Rata...39

25 Grafik Nilai Analisis Gap Menurut Pekerja Lapangan ... 48

26 Grafik Analisis Gap Menurut Pihak Manajerial ... 50

27 Grafik Hasil Pengolahan Analisis Gap ... 52

DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh SPJ Peminjaman Sementara Lahan ROW dan Buffer Zone ... 67

2 Daftar Jenis Tanaman di Kebun Pembibitan I ... 72

3 Daftar Jenis Tanaman di Kebun Pembibitan II ... 74

4 Rincian Anggaran Biaya Pemeliharaan Swakelola Tahun 2014 ... 76

5 Kuesioner Analisis Gap ... 77

6 Perhitungan Analisis Gap ... 78

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ruang Terbuka Hijau (green open space) merupakan suatu daerah atau tempat terbuka yang bervegetasi. Tempat terbuka disini bukan sekedar bermakna ruangan luar (exterior) yang merupakan lawan kata dari ruangan dalam (interior), melainkan sengaja dirancang untuk mewadahi berbagai aktivitas manusia. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) didefinisikan sebagai area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dengan adanya tanaman, RTH dapat menjadi suatu kawasan atau lahan yang dapat menjalankan fungsi–fungsi ekologis, seperti pengendali pencemaran udara, ameliorasi iklim, pengendali tata air, dan sebagainya. Artinya, RTH memegang peranan yang esensial dalam menciptakan kota yang sehat yang diharapkan dapat pula menyehatkan penghuninya secara jasmani dan rohani. Pengembangan dan pembangunan RTH harus diarahkan sebagai infrastruktur hijau yang mampu menyeimbangkan ekosistem kota.

Jalur hijau jalan sebagai salah satu jenis RTH yang berbentuk linear merupakan sebuah sistem yang cukup kompleks sehingga membutuhkan jaminan keberlangsungan/pelestarian yang kuat. Jalur hijau jalan sebagai sarana transportasi juga memegang peranan penting dalam merepresentasikan citra suatu kota karena secara dominan memberikan karakter lanskap kota. Selain itu, jalur hijau jalan juga memiliki peranan penting dari segi ekologis serta menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Dalam hal ini aspek–aspek pengelolaan pemeliharaan jalur hijau jalan harus didefinisikan dengan jelas dan dilaksanakan secara benar dan terus–menerus untuk menjaga agar jalur hijau jalan dapat terus menjalankan fungsinya secara optimal, baik dari segi fungsional maupun estetika.

Kota Batam berkedudukan sebagai National Single Window dalam perannya sebagai kota industri dan dagang internasional. Letaknya yang strategis karena dekat dengan Malaysia dan Singapura turut menjadi faktor pendorong keberhasilan pengembangan Kota Batam baik dari sektor bisnis, perdagangan, hingga pariwisata. Selain itu, Batam juga menjadi gerbang internasional yang diminati banyak investor asing dan komunitas–komunitas internasional. Oleh karena itu, utilitas dan fasilitas di Kota Batam selayaknya memiliki standar internasional. Sebagai faktor pendukung, jalur hijau jalan di Kota Batam juga seharusnya dapat mendukung kualitas utilitas dan fasilitas tersebut. Oleh karena itu, pemeliharaan jalur hijau jalan Kota Batam menjadi hal yang sangat menarik untuk dipelajari.

(14)

2

disesuaikan dengan perkembangan lingkungan terkini sehingga fungsi–fungsi jalur hijau jalan di lingkungan kota dapat selalu terjaga.

Kerangka Pikir Magang

Jalan merupakan sarana transportasi dengan intensitas penggunaan yang tinggi, sehingga jalur hijau jalan memegang peranan yang penting untuk menciptakan image/citra yang baik suatu kota. Namun, saat ini di kota-kota besar di Indonesia masih banyak permasalahan-permasalahan jalur hijau jalan, baik dari sisi tata guna maupun estetika. Permasalahan-permasalan tersebut dapat diatasi dengan menyelenggarakan pengelolaan dan pemeliharaan baik pemeliharaan ideal maupun pemeliharaan fisik. Kunci dari keberlanjutan jalur hijau jalan adalah dengan melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap jalur hijau jalan yang sesuai.

Bagi Kota Batam yang merupakan pintu gerbang antara Indonesia dan Singapura, penampilan jalur hijau jalan tentu sangat penting. Pengelolaan dan pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam ditinjau melalui analisis dekriptif dan analisis gap. Hasil analisis kemudian dirumuskan untuk menjadi rekomendasi pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam untuk kedepannya.

(15)

3

Tujuan Magang

Tujuan umum kegiatan magang pada bidang pemeliharaan RTH kota adalah memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja mahasiswa di bidang arsitektur lanskap, terutama yang berkaitan dengan aspek teknik pemeliharaan bagi jalur hijau jalan di lingkungan kota, serta memahami dan mengambil langkah solutif bagi permasalahan lapangan yang nyata pada lingkungan kota.

Tujuan khusus magang adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari teknis pemeliharaan rutin pada RTH linear kota, yaitu ROW dan buffer zone jalan di Kota Batam;

2. mengidentifikasi aspek–aspek teknis yang berpengaruh dalam ketercapaian pemeliharaan ROW dan buffer zone jalan di Kota Batam; 3. memahami sistem manajemen dan organisasi kelembagaan yang

menangani pemeliharaan RTH di tempat magang terkait;

4. menyusun rekomendasi pemeliharaan rutin untuk ROW dan bufferzone jalan di Kota Batam sebagai acuan kegiatan pemeliharaan kedepannya.

Manfaat Magang

Kegiatan magang ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan teoritis dan aplikatif di bidang pemeliharaan jalur hijau jalan kota, menambah pengalaman dan memperkuat relasi antara mahasiswa dan karyawan perusahaan/anggota organisasi, dan menyumbangkan ide–ide/solusi bagi isu–isu yang terkait dengan pengelolaan pemeliharaan jalur hijau jalan.

Ruang Lingkup Magang

Batasan kegiatan magang ini adalah mengikuti proses pelaksanaan pekerjaan lanskap yang sedang berlangsung di BP Batam dalam rentang waktu kegiatan magang, yaitu bulan Februari hingga Juni 2014. Kegiatan magang ini mengambil fokus pada kegiatan pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam terutama pada aspek teknis pemeliharaannya secara fisik. Lingkup spasial yang diamati meliputi ROW dan buffer zone jalur hijau jalan di Kota Batam. Meskipun demikian, kegiatan–kegiatan lain di studio dan di lapangan juga tetap diikuti sebagai bagian dari kegiatan magang secara keseluruhan untuk memperoleh kemampuan keprofesian yang aplikatif dan komperhensif.

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

(16)

4

RTH dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek. Berdasarkan bobot kealamiannya, RTH terbagi menjadi bentuk RTH alami dan bentuk RTH non alami atau RTH binaan. Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya, RTH dapat dibedakan menjadi bentuk RTH kawasan dan bentuk RTH jalur (linear). Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya, RTH terbagi menjadi RTH kawasan perdagangan, RTH kawasan perindustrian, RTH kawasan permukiman, RTH kawasan pertanian, dan RTH kawasan–kawasan khusus, seperti kawasan pemakaman, olahraga, dan pertahanan dan keamanan (hankam). Berdasarkan status kepemilikannya, dikenal dua macam RTH, yaitu RTH publik dan RTH privat.

Jenis–jenis RTH berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan ada 26, yaitu : taman kota; taman wisata alam; taman rekreasi; taman lingkungan perumahan dan permukiman; taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial; taman hutan raya; hutan kota; hutan lindung; bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah; cagar alam; kebun raya; kebun binatang; pemakaman umum; lapangan olahraga; lapangan upacara; parkir terbuka; lahan pertanian pekotaan; jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET); sempadan sungai, pantai, bangunan, situ, dan rawa; jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas, pedestrian; kawasan dan jalur hijau; daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan taman atap (roof garden).

Lanskap Jalan dan Jalur Hijau Jalan

(17)

5 Lanskap jalan atau streetscape juga termasuk salah satu jenis ruang terbuka hijau. Berdasarkan modul Tata Cara Pemeliharaan Lansekap Jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, lanskap jalan ialah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk dari lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, dan dapat pula terbentuk elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya.

Dalam suatu lanskap jalan, dikenal beberapa istilah, diantaranya Damija (Daerah Milik Jalan) atau Rumija (Ruang Milik Jalan) dan Damaja (Daerah Manfaat Jalan) atau Rumaja (Ruang Manfaat Jalan). Damija adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan perundang– undangan yang berlaku; Rumija diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan dan pelaksanaan jalan maupun penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari serta kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan, dan Rumaja merupakan ruang sepanjang yang dibatasi oleh lebar tinggi dan kedalaman ruang batas tertentu. Ruang tersebut diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong–gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Gambar 2 Sketsa Sederhana Daerah Jalan (Sumber : Departemen Pekerjaan Umum)

Selain kedua istilah tersebut, ada juga istilah ROW atau Rights of Way. Berdasarkan situs resmi pemerintahan Inggris (https://www.gov.uk), ROW terbagi kedalam empat jenis, yaitu footpaths (hanya diperbolehkan berjalan kaki), bridleways (diperbolehkan bagi pejalan kaki, pesepeda, atau berkuda), restricted byways (hanya diperuntukkan bagi kendaraan tidak bermotor), dan byways open to all traffic (diperuntukkan bagi semua bentuk mode transportasi, walaupun umumnya digunakan oleh pejalan kaki dan berkuda). ROW terbuka bagi semua orang. ROW dapat berbentuk jalan, jalur, track, dan dapat pula melintasi satu kota dan kota lainnya. Beberapa ROW juga dapat dipergunakan oleh pengendara sepeda dan sepeda motor.

(18)

6

juga perlu diperhatikan sejak awal untuk memberikan keselamatan, kenyamanan bagi pengguna jalan, serta untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan visual sekitar jalan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, tanaman memiliki peran yang sangat penting. Fungsi tanaman pada jalan adalah untuk mengisi ruang yang membatasi antara jalan dengan bagian lain yang ditempatkan mengikuti alur jalan dan merupakan bagian dalam sistem jaringan jalan, sehingga tanaman menjadi pagar alami pada jalan (Harris dan Dines, 1988).

Pemeliharaan Lanskap Jalur Hijau Jalan

Pemeliharaan lanskap merupakan suatu upaya menjaga taman baik dari segi fungsi atau tujuan dibuatnya taman dan menjaga elemen taman seperti keadaan awalnya atau mendekati aslinya. Pemeliharaan rutin yaitu kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan terhadap semua tanaman yang berada di median dan jalur tepi di dalam Daerah Milik Jalan (DAMIJA) dengan mengikuti tahapan dan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi daerah setempat (PU, 1995).

Pemeliharaan lanskap ada dua jenis, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Oleh karenanya, pada periode waktu tertentu perlu dilakukan evaluasi. Menurut Eliza dalam Vitasari (2004), evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan atau dilakukan untuk menelaah atau menduga hal-hal yang sudah diputuskan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan keputusan tersebut untuk selanjutnya ditentukan langkah-langkah alternatif perbaikannya bagi kelemahan tersebut. Sementara pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan dan keamanan taman. Menurut Sternloff dan Warren (1984) agar pemeliharaan suatu lanskap dapat mencapai efektivitas yang diinginkan, ada beberapa prinsip pemeliharaan yang perlu diperhatikan, yaitu :

1 Penetapan tujuan dan standar pengelolaan.

2 Pemeliharaan dilaksanakan dengan waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan–bahan yang efisien.

3 Operasional pemeliharaan dilakukan berdasarkan rencana pemeliharaan yang tertulis dan logis.

4 Jadwal pemeliharaan taman harus didasarkan kepada kebijaksanaan dan prioritas yang benar.

5 Semua bagian pengelolaan harus mengutamakan pengelolaan preventif. 6 Pengorganisasian pengelola taman harus dilakukan dengan baik.

7 Adanya sumber dana yang cukup untuk mendukung program-program pemeliharaan yang dilakukan.

8 Memiliki tenaga kerja yang cukup untuk menjalankan fungsi–fungsi pemeliharaan.

9 Program pengelolaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.

10 Pemeliharaan harus memperhatikan keselamatan tenaga kerja dan pengunjung.

(19)

7 12 Para tenaga kerja pemeliharaan bertanggung jawab dalam menjaga

nama baik agensi.

Lebih lanjut lagi menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga tipe organisasi pemeliharaan, yaitu:

1. Sistem pemeliharaan Unit (Unit Maintenance) yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada unit-unit taman yang ada, sehingga setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan sendiri.

2. Sistem Tim Pemeliharaan Khusus (Specialized Maintenance Crew), yaitu pemeliharaan didasarkan pada keahlian tertentu dari pegawainya, seperti pegawai khusus potong rumput atau pekerja khusus lainnya, pegawai berdasarkan jadwal pindah dari unit satu ke unit lainnya. 3. Sistem Pemeliharaan secara Kontrak (Maintenance by Contract), yaitu

pemeliharaan diserahkan pada kontraktor, sehingga seluruh pekerjaan pemeliharaan dikerjakan oleh kontraktor.

Pertimbangan-pertimbangan penting untuk meminimalisasi permasalahan pemeliharaan jangka panjang dapat dilakukan dengan pemisahan elemen yang tidak berhubungan dan perancangan yang berbasis pertimbangan pengendalian hama terpadu. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya berhubungan dengan kedekatan (tapak) dengan aktivitas mekanis, penempatan tanaman, keragaman tanaman, resistensi tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, jarak antar tanaman, dan biaya pemeliharaan jangka panjang (Harris dan Dines, 1988).

Pengelolaan Lanskap Jalur Hijau Jalan

Pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Berdasarkan definisi tersebut, pengelolaan mencakup pekerjaan yang rutin dan dilakukan berulang–ulang, pekerjaan memperbaiki (elemen mayor dan elemen minor), dan pekerjaan konstruksi minor (Sternloff dan Warren, 1984). Pengelolaan dan pelestarian lingkungan harus menjadi pertimbangan utama dalam perancanaan, perancangan, konstruksi, dan pengunaan fasilitas, tidak terkecuali pada jalur hijau jalan. Jalur hijau dan sistem infrastruktur hijau memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap utilitas koridor, jalan, dan berbagai bentuk infrastruktur perkerasan lainnya (Hellmund dan Smith, 2006).

(20)

8

(toolkit) yang meliputi Standar Operating Procedure (SOP), beserta indikator dan kriteria standar (Arifin et al. 2008).

METODE

Lokasi dan Waktu Magang

Gambar 3 Peta Lokasi Magang : (a) Peta Pulau Batam, (b) Lokasi Kantor Pusat BP Batam, (c) Wilayah Kerja Pemeliharaan

(Sumber : (a) www.batam-center.web.id, (b)https://maps.google.com (c) Dokumen Swakelola Pemeliharaan BP Batam)

Lokasi kegiatan magang ini dilaksanakan di Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Jl. Engku Putri No. 1 Batam Center, Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dari bulan Februari sampai Juni 2014.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan magang ini berkaitan dengan kegiatan administratif, kegiatan lapang, dan kebutuhan analisis. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan administrasi adalah kertas HVS A4. Untuk kegiatan lapang, digunakan peta dasar sebagai acuan lokasi pemeliharaan.

Alat

(21)

9 administrasi, peralatan yang digunakan adalah laptop, dan printer. Untuk kegiatan lapangan alat yang digunakan adalah GPSmap 60csx, meteran, dan kamera.

Dalam pelaksanaan kegiatan magang, beberapa software yang digunakan adalah Microsoft Word, Microsoft Excel, Adobe Photoshop CS5, Sketch Up Pro, AutoCad 2007, MapSource, dan PolyTrans 3.2.3.

Batasan Magang

Batasan kegiatan magang adalah mengikuti proses pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan lanskap pada proyek yang sedang berlangsung di BP Batam dalam rentang waktu kegiatan magang berlangsung. Kegiatan magang mengambil fokus pada kegiatan pemeliharaan ROW dan buffer zone jalan di Kota Batam, baik pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal.

Metode Magang

Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah partisipasi aktif, yaitu terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan lapang, proses pengumpulan data, dan studi pustaka. Metode partisipasi aktif yang dilakukan selama magangmeliputi dua kelompok kegiatan besar, yaitu :

1. Kegiatan Administrasi

a. mempelajari aspek kelembagaan, struktur organisasi perusahaan, pengelolaan dan manajemen kegiatan pemeliharaan;

b. pastisipasi aktif dalam pembuatan dokumen pelaksanaan pekerjaan softscape dan pembuatan surat perjanjian peminjaman lahan ROW dan buffer zone jalan di Kota Batam.

2. Kegiatan Lapang

a. pengamatan langsung terhadap proses pemeliharaan yang sedang berjalan;

b. partisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan softscapes;

Untuk metode penyusunan skripsi, tahapan-tahapan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Inventarisasi

Berupa pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi yang diambil secara langsung melalui kegiatan di lapangan, maupun data-data administrasi dari lembaga tempat magang.

2. Analisis

a. Deskriptif, dilakukan dengan menguraikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di lapangan dengan memperhatikan teori-teori ideal untuk mengidentifikasi pelaksanaan pemeliharaan secara teknis.

(22)

10

2004) yaitu pihak manajerial dan pekerja lapangan. Aspek yang dinilai dalam analisis gap mencakup lima aspek pengelolaan, yaitu jadwal pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan pemeliharaan, ketersediaan dan kompetensi tenaga kerja, organisasi pemeliharaan, dan anggaran biaya pemeliharaan. Lebih spesifik lagi, dilakukan penilaian terhadap pemeliharaan fisik yang saat ini dilakukan oleh BP Batam yang mencakup pemangkasan rumput, pendangiran, pemupukan, pemangkasan, dan penyiraman (kuesioner terlampir). Adapun keempat belas pertanyaan pada yang digunakan dalam analisis gap adalah sebagai berikut:

1. Jadwal pemangkasan rumput 2. Jadwal pemupukan

3. Jadwal pendangiran 4. Jadwal pemangkasan 5. Jadwal penyiraman

6. Alat dan bahan pemangkasan rumput 7. Alat dan bahan pemupukan

8. Alat dan bahan pendangiran 9. Alat dan bahan pemangkasan 10.Alat dan bahan penyiraman 11.Ketersediaan tenaga kerja 12.Kompetensi tenaga kerja 13.Organisasi pemeliharaan 14.Anggaran biaya pemeliharaan

Responden dari pihak manajerial berjumlah lima orang yang dipilih karena konsistensinya dalam mengelola pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam dan responden dari pihak pekerja lapangan berjumlah 14 orang. Kedua pihak tersebut kemudian menilai aspek-aspek pemeliharaan dari skala 1-9. Skema pelaksanaan analisis gap dapat dilihat pada gambar berikut.

(23)

11 c. Penyusunan Rekomendasi

Penyusunan rekomendasi dibuat berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis gap. Untuk dapat menyusun rekomendasi pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam, dibutuhkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data–data yang diperoleh dengan cara observasi langsung hasil inventarisasi lapang dan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak yang lebih berpengalaman. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur atau studi yang telah dilakukan sebelumnya. Daftar jenis data, cara pengambilan data, bentuk data, dan kegunaan data–data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis-Jenis Data yang Dibutuhkan

No. Jenis Data Cara a. Profil BP Batam Studi pustaka

dan wawancara

Deskriptif

b. Keadaan umum lokasi Survey lapangan dan studi pustaka

(24)

12

penyusunan usulan tabel rencana pemeliharaan ROW dan buffer zone jalan di Kota Batam (Gambar 5).

Gambar 5 Skema Tahapan Magang

HASIL

Kondisi Umum Lokasi Magang

Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) merupakan suatu badan organisasi legal yang memiliki hak pengelolaan atas tanah yang menjadi kewenangan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam di Kota Batam. Kantor pusat BP Batam terletak di Jalan Engku Putri No. 1, Batam Center, Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Akses menuju kantor pusat sangat terjangkau karena terletak di tengah kota dan dilalui oleh berbagai transportasi publik seperti angkutan kota dan Trans Batam. Pada kegiatan magang ini, mahasiswa melakukan kegiatan magang di Seksi Penghijauan, Pertamanan, dan Penataan Reklame yang berada di bawah Sub Direktorat Pengelolaan Pemukiman, Direktorat Pemukiman, Lingkungan, dan Agribisnis BP Batam.

Kelembagaan Tempat Magang

Sejarah Singkat BP Batam

(25)

13 asing untuk berinvestasi di Batam. BP Batam mempunyai Visi dan Misi yang jelas untuk mengembangkan Batam kedepannya.

BP Batam merupakan Lembaga Pemerintah yang memiliki hak pengelolaan lahan di pulau Batam.Dalam mengimplementasikan tata ruang pulau Batam yang tertuang pada RTRW kota Batam, menggunakan perangkat Fatwa Planologi (setara dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan/RTBL) sebagai acuan perencanaan tapak/site plan.

Adapun visi dari BP Batam adalah menjadi pengelola kawasan tujuan investasi terbaik di Asia Pasifik. Sedangkan misi dari BP Batam ada 3, yaitu : (1) Menyediakan jasa kepelabuhan kelas dunia, (2) menjadikan kawasan investasi yang berdaya saing internasional, dan (3) menyediakan sumber daya organisasi yang professional.

Struktur Organisasi

Seksi Penghijauan, Pertamanan, dan Penataan Reklame (P3R) berada di bawah naungan Subdirektorat Pengelolaan Pemukiman, Direktorat Pemukiman, Lingkungan dan Agribisnis, sejajar dengan Seksi Monitoring, Infrastruktur, dan Pemukiman. Seksi P3R dipimpin oleh seorang kepala seksi atau Kasi. Untuk membatasi dan memperjelas ruang kerja, seksi P3R membagi pekerjaan ke dalam beberapa bagian, yaitu bagian reklame, buffer zone, taman asset dekorasi, taman asset BP Batam, kendaraan, kebun pembibitan 1, kebun pembibitan 2, pemeliharaan taman, pemangkasan dan penyiraman.

(26)

14

Seksi Penghijauan, Pertamanan, dan Penataan Reklame melakukan koordinasi dengan Internal Instansi dan juga Eksternal Instansi. Untuk Internal Instansi, bagian ini berkoordinasi dengan Biro Umum, Biro Kepegawaian, Direktorat Pengamanan, Biro Sekertariat dan Protokol, Direktorat Pengendalian Keuangan, Biro Humas & PTSP, Direktorat Perencanaan dan Pembangunan, Biro Keuangan, dan Direktorat Pengendalian Pembangunan. Sedangkan untuk koordinasi dengan Eksternal Instansi, bagian ini bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Dinas Tata Kota Pemko Batam, Dinas UKM Pemko Batam, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemko Batam, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Tugas dan Fungsi Jabatan

Tugas pokok Subdirektorat Pengelolaan Pemukiman adalah melaksanakan monitoring infrastruktur dan pemukiman, penghijauan dan pemeliharaan taman kota, lingkungan hijau dan penataan reklame. Khususnya Seksi Penghijauan, Pertamanan dan Penataan Reklame bertugas melaksanakan penghijauan, pemeliharaan taman kota, dan penataan reklame untuk mewujudkan taman kota yang asri dan lingkungan yang memperhatikan estetika kota. Untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pokok Seksi Penghijauan, Pertamanan dan Penataan reklame menyelenggarakan fungsi :

a) Pelaksanaan dan penataan penghijauan taman kota sesuai rencana tata kota.

b) Penentuan tata letak dan estetika melalui pemberian izin penempatan reklame.

Adapun pelayanan-pelayanan yang ada di seksi Penghijauan, Pertamanan dan Penataan Reklame adalah sebagai berikut:

a) Pelayanan Izin Penempatan Reklame.

b) Pelayanan penyediaan bibit pohon penghijauan.

c) Pelayanan izin pemangkasan pohon penghijauan dan izin penggalian lokasi taman dan land clearing.

d) Pelayanan jasa mini garden dan dekorasi.

e) Pelayanan izin penggunaan sementara bagian ROW/Buffer zone.

Iklim

(27)

15 Tabel 2 Data Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Bulanan Kota Batam Tahun

2013

No. Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (hari)

1 Januari 116.6 15

2 Februari 265.8 17

3 Maret 33.6 6

4 April 248.6 23

5 Mei 210.4 21

6 Juni 102.9 16

7 Juli 269.7 19

8 Agustus 103.7 20

9 September 190.4 18

10 Oktober 86.8 17

11 November 386.3 22

12 Desember 315.9 21

Jumlah 2330.7 215

Rata-rata 194.2 17.9

Suhu rata-rata Kota Batam sepanjang tahun adalah 27.2 ºC dengan suhu maksimum rata-rata 32.5 ºC dan suhu udara minimum rata-rata 23.2 ºC. Suhu maksimum terjadi pada bulan April dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus. Data suhu bulanan di Kota Batam dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Suhu Bulanan di Kota Batam

No. Bulan Suhu (⁰C)

Maksimum Minimum Rata-rata

1 Januari 33.9 22.5 26.7

2 Februari 31.7 21.8 26.4

3 Maret 33.3 24.4 28.6

4 April 34.2 22.8 27.4

5 Mei 33.8 22.4 27.7

6 Juni 34.8 23.2 27.3

7 Juli 33.0 22.6 27.2

8 Agustus 32.5 21.4 27.3

9 September 30.8 24.5 27.2

10 Oktober 31.7 24.2 27.5

11 November 31.1 23.8 27.0

12 Desember 29.8 24.4 26.6

Rata-rata 32.5 23.2 27.2

(28)

16

Tabel 4 Data Kelembaban Udara Bulanan di Kota Batam

No. Bulan Kelembaban Relatif (%)

Maksimum Minimum Rata-rata

1 Januari 97 47 84

2 Februari 99 61 84

3 Maret 96 55 79

4 April 100 53 86

5 Mei 96 65 84

6 Juni 96 62 82

7 Juli 96 66 84

8 Agustus 95 65 82

9 September 95 66 84

10 Oktober 95 61 81

11 November 97 66 85

12 Desember 94 71 84

Jumlah 1154 737 999

Rata-rata 96 61 83

Geografi dan Tanah

Berdasarkan data dari CRITC-COREMAP Batam tahun 2013, kondisi topografi Kota Batam yang relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau memiliki ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 mdpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru.

Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0–3 % tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3–10 % tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagaian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan.

Lereng antara 10–20 % sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah tersebar dibagian tengah pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20–40 % sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang bukit Dangas Pancur dan bukit Senyum.

Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40 % berada di sepanjang bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temiyang 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.

Kondisi Eksisting Jalur Hijau Jalan Kota Batam

(29)

17 pemeliharaan terdiri dari jalan arteri dan jalan kolektor yang terbagi ke dalam delapan wilayah kerja. Wilayah kerja I sampai V merupakan jalan arteri sedangkan wilayah kerja VI sampai VIII merupakan jalan kolektor. Meskipun demikian, perbedaan kelas jalan tidak menyebabkan adanya perbedaan jenis kegiatan pemeliharaan yang dilakukan.

Gambar 7 Gambaran Umum Lanskap Jalan di Kota Batam

Salah satu upaya pengelolaan pemeliharaan jalur hijau jalan di Kota Batam dilakukan dengan mengklasifikasikan jalan-jalan ke dalam beberapa ROW. Terdapat beberapa kelas ROW, dari mulai ROW 10, ROW 30, ROW 50, ROW 100, hingga ROW 200. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya pembangunan struktur atau perluasan jalan dan bagian-bagian jalan (Gambar 8).

(30)

18

(31)

19 Tabel 6 Daftar Nama Jenis Tanaman pada Jalan Arteri di Kota Batam

No .

Nama Latin Nama Lokal Famili

Pohon

1 Acacia auriculiformis A.Cunn. ex. Benth Akasia Fabaceae 2 Adenanthera pavonina Linn Saga Fabaceae 3 Bismarckia nobilis Hildebr. & Wendl. Palm bismarck Aracaeae

4 Cassia glauca Linn. Cassia Fabaceae

5 Casuarina equisetifolia L. Cemara laut Casuarinaceae 6 Callistemon citrinusL. Sikat botol Myrtaceae 7 Cerbera odollam Gaertn Bintaro Apocynaceae 8 Crystostachis renda Blume Palem merah Aracaeae 9 Dypsis lutescens (H.Wendl.)Beentie & J.Dransf Palem kuning Aracaeae

10 Ficus benjamina L. Beringin Moraceae

11 Hura crepitans Linn. Roda-roda Euphorbiaceae 12 Lagerstroemia speciosa L. Bungur Lythraceae 13 Polyalthia longifolia var. Pendula (Sonn) Glodogan tiang Annonaceae 14 Pterocarpus indicusWilld Angsana Fabaceae 15 Roystonea regia (Kunth) Palm raja Aracaeae 16 Samanea saman (Jacq) Ki hujan Fabaceae 17 Swietenia mahogani (L.) Jacq. Mahoni Meliaceae 18 Syzygium oleina (Roxb.) Pucuk merah Myrtaceae 19 Thuja orientalis L. Cemara kipas Cupressaceae 20 Wodyetia bifurcata A.K. Irvine Foxtail palm Aracaeae

Semak

1 Acalypha macrophylla Kunth. Teh-tehan Euphorbiaceae 2 Aerva sanguinolenta L. (Blume) Bayam merah Amaranthaceae 3 Allamanda cathartica L. Alamanda Apocynaceae 4 Bougainvillea glabra Heimlr Bunga kertas/ bugenfil Nyctaginaceae

5 Canna indica L. Kana Cannaceae

6 Codiaeum variegatum L. Puring Euphorbiaceae 7 Cordyline terminalis 'Red Edge' L. Hanjuang Asparagaceae 8 Duranta erecta L. Pangkas kuning Verbenaceae 9 Hymenocallis speciosa L. Bunga bakung Amaryllidaceae 10 Ixoracoccinea. L. Soka daun besar Rubiaceae 11 Ixora javanica. L. Soka daun kecil Rubiaceae 12 Jatropha pandurifolia Andr. Batavia/ Jatropa Euphorbiaceae 13 Pedilanthus tithymaloides L. Patah tulang Euphorbiaceae 14 Ruellia malacosperma Greenm Ruellia Acanthaceae 15 Tabernaemontana corymbosa Roxb.ex Wallich Melati kosta Apocynaceae

Ground cover

(32)

20

(33)

21

Pemeliharaan Ideal ROW dan Buffer Zone

Pemeliharaan ideal merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi dan tujuan awal dibangunnya suatu taman/lanskap. Dalam kaitannya dengan jalur hijau jalan, pemeliharaan ideal juga diperlukan untuk menjaga agar bagian-bagian jalan tetap bisa dipertahankan kondisi fisiknya sesuai dengan tujuan awal sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Pemeliharaan ideal membutuhkan evaluasi agar kondisi suatu taman/lanskap dapat selalu sesuai dengan desain dan tujuan awalnya (Arifin dan Arifin, 2005).

Penyusunan Dokumen Swakelola Pemeliharaan ROW dan Buffer Zone Pemeliharaan ROW dan buffer zone Kota Batam yang dilakukan oleh BP Batam dilakukan dengan sistem swakelola dengan status tenaga kerja kontrak harian. Berdasarkan Petunjuk Praktis Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin Jalan yang dikeluarkan oleh Dinas PU bulan Agustus 1992, swakelola merupakan cara yang terbaik untuk pelaksanaan pemeliharaan rutin, karena hal ini memudahkan dalam pemanfaatan peralatan, pengerahan tenaga kerja, penyediaan bahan dan penjadwalan waktu.

Pemeliharaan secara swakelola merupakan salah satu teknik penggunaan alokasi dana pemeliharaan yang diterapkan dalam pengelolaan pemeliharaan ROW dan buffer zone Kota Batam. Adapun lingkup pengelolaan pemeliharaan yang dilakukan pada jalur hijau jalan mencakup pengelolaan tenaga kerja, jadwal pemeliharaan, penyediaan alat dan bahan pemeliharaan, dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di lapangan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemotongan rumput, pemupukan, pendangiran, pemangkasan pohon dan semak, dan penyiraman.

Selanjutnya, pihak BP Batam dan penanggung jawab swakelola pemeliharaan secara bersama-sama merumuskan perjanjian pemeliharaan yang didokumentasikan dalam sebuah Dokumen Swakelola. Dokumen Swakelola Pemeliharaan merupakan buku acuan pemeliharaan yang memuat Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana Pemeliharaan, dan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan. Kerangka Acuan Kerja memuat latar belakang, strategi pencapaian, waktu pencapaian kegiatan, biaya yang diperlukan, dan gambar pelaksanaan kegiatan.

Dalam Dokumen Swakelola bagian Rencana Pemeliharaan yang disusun oleh perwakilan Tim Swakelola dijelaskan mengenai teknis pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari pemotongan rumput, pendangiran, pemupukan, pemangkasan ranting dan bunga, serta penyiraman. Pada masing-masing kegiatan juga dijelaskan mengenai lingkup spasial dimana kegiatan pemeliharaan tersebut dilakukan. Selain itu, dalam dokumen ini juga disusun rencana jadwal pemeliharaan rutin setiap harinya untuk acuan pelaksanaan pemeliharaan.

(34)

22

Penggunaan Sementara Lahan ROW dan Buffer Zone

Berdasarkan Berita Acara antara Pemerintah Kota Batam dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam tentang Pembagian Kawasan Kerja Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau No. 12/PN&PS/2/2010 dan No. 143/DKP-BTM/11/2010, lingkup spasial pemeliharaan yang harus dilakukan oleh BP Batam sangat luas, yaitu 396 846 m². Luasnya cakupan area pemeliharaan tersebut tidak seimbang dengan ketersediaan tenaga kerja pemeliharaan sehingga dikhawatirkan ROW dan buffer zone tidak dapat terkelola dengan optimal. Hal tersebut kemudian melatarbelakangi diadakannya sistem penggunaan sementara lahan ROW dan buffer zone di Kota Batam.

Penggunaan sementara ini merupakan salah satu dari pelayanan yang diberikan oleh seksi P3R BP Batam. Pada sistem ini, BP Batam memberikan kesempatan kepada masyarakat dan swasta untuk membuka usaha warung bunga atau membangun taman secara selektif di area-area ROW dan buffer zone yang dikelola oleh BP Batam. Jangka waktu yang diberikan adalah selama satu tahun dan memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan. Untuk dapat memperoleh izin penggunaan sementara lahan BP Batam, pemohon harus melalui beberapa tahapan seperti skema berikut.

(35)

23 Dalam kegiatan magang kali ini mahasiswa membantu BP Batam dalam proses penerbitan izin penggunaan sementara lahan ROW dan buffer zone dari proses survei ke lapangan hingga pembuatan surat-surat perjanjian. Surat-surat perjanjian berisi tentang poin-poin kesepakatan yang terikat secara hukum antara pihak peminjam dan pihak BP Batam, lokasi lahan, luas lahan yang dipinjam, pemanfaatan lahan, dan identitas peminjam (contoh surat perjanjian terlampir). Pemanfaatan yang diizinkan diantaranya adalah untuk mendirikan kios bunga (nursery), lahan penghijauan dan taman, dan usaha kuliner.

Pemanfaatan lahan pada Jalan Sudirman (Simpang Bandara s/d Simpang Nagoya Gate) hanya diizinkan untuk dibuat kios bunga. Hal ini dikarenakan pemanfaatan komersil yang lain, seperti misalnya usaha kuliner, dikhawatirkan akan menimbulkan kesan kumuh dan mengganggu lalu lintas jalan utama tersebut. Pemanfaatan untuk kios bunga juga banyak dilakukan di daerah Temiang, dekat dengan kebun pembibitan BP Batam. Pemanfaatan untuk penghijauan biasanya dilakukan sekaligus dengan usaha kios bunga. Pemanfaatan untuk usaha kuliner sendiri umumnya berada tidak jauh dari pusat kota, dekat tempat rekreasi, atau pada lokasi-lokasi yang dekat dengan permukiman penduduk, seperti di daerah Batam Center, Baloi, Tiban dan Bengkong.

Desain Ulang Taman Bundaran BP Batam

Bundaran jalan merupakan salah satu contoh pulau jalan atau traffic island yang terbentuk oleh geometris jalan. Menurut Garber dan Hoel (2005), jenis dari pulau jalan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu channelized islands (pulau penyalur), divisional islands (pulau pembagi), dan refuge islands (pulau pengaman). Channelized islands biasa digunakan untuk mengatur lalu lintas langsung. Divisional islands biasa digunakan untuk membagi arus lalu lintas yang searah maupun yang berlawanan arah. Refuge islands biasa dibangun untuk memberikan kemudahan atau perlindungan bagi para pejalan kaki.

Taman Bundaran BP Batam yang terletak tepat di depan Gedung BIDA BP Batam merupakan bundaran yang menjadi sentral di Batam Center. Fungsi utama dari bundaran ini adalah sebagai divisional island atau pembagi lalu lintas. Selain itu, bundaran ini juga merupakan salah satu bentuk RTH kota yang memiliki nilai historis yang sangat penting bagi sejarah awal berkembangnya Kota Batam. Dalam bundaran tersebut, terdapat tiga pohon beringin (Ficus benjamina) yang ditanam langsung oleh perwakilan dari tiga negara, Soeharto (Indonesia), Lee Kuan Yeuw (Singapura), dan Mahathir Mohamad (Malaysia) pada tanggal 29 November 1987. Bundaran ini dibangun sebagai simbol perdamaian, yang kemudian dinamakan Bundaran Perdamaian. Namun seiring berjalannya waktu, bundaran ini lebih dikenal dengan sebutan Bundaran Otorita Batam atau Bundaran BP Batam.

(36)

24

Proses desain ulang diawali dengan briefing, tahap inventarisasi, analisis, penyusunan konsep desain, pembuatan desain, revisi, hingga implementasi yang terselesaikan dalam waktu satu bulan penuh. Proses inventarisasi sampai proses persiapan dan desain sendiri dilaksanakan dalam waktu dua minggu. Konsep dari desain ulang bundaran ini lebih menitikberatkan kepada penegasan vocal point yaitu tiga pohon beringin bersejarah dengan dibantu oleh permainan dinamika elemen air yang mengelilingi pohon tersebut. Untuk mendukung konsep tersebut, tanaman yang dipilih adalah tanaman-tanaman semak dan penutup tanah. Selain itu, penataan tanaman dan elemen lainnya dibuat simetris untuk memberikan kesan formal.

Gambar 10 Siteplan Bundaran BP Batam : (a) Sebelum Redesign, (b) Setelah Redesign

a

(37)

25

Gambar 11 Planting Plan Bundaran BP Batam

Dalam kegiatan magang, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mengawasi jalannya proses konstruksi desain ulang bundaran dari mulai pembongkaran tanaman, pembangunan kolam, peremajaan paving block, hingga penanaman tanaman (Gambar 10). Berikut BoQ (Bill of Quantity) dari pekerjaan softscapes pada desain ulang Bundaran BP Batam.

Tabel 7 BoQ Pekerjaan Softscapes Bundaran BP Batam

No. Nama Tanaman / Bahan Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp)

1 Bayam merah (Aerva sanguinolenta) 2 172 polybag 2 500 5 430 000 2 Pangkas kuning (Duranta erecta) 4 550 polybag 2 500 11 375 000 3 Taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia) 1 200 polybag 2 500 3 000 000 4 Krokot merah (Alternanthera

ficoides)

2 670 polybag 2 500 6 675 000

5 Teh-tehan (Acalypha macrophylla) 1 650 polybag 2 500 4 125 000 6 Puring (Codiaeum variegatum) 300 polybag 10 000 3 000 000 7 Kana (Canna sp.) 300 polybag 10 000 3 000 000 8 Melati Kosta Variegata

(Tabernaemontana corymbosa)

92 polybag 10 000 920 000

9 Terang bulan (Aegopodium podagraria veriegatum)

1 200 polybag 2 500 3 000 000

10 Rumput gajah (Axonopus compressus)

300 m² 15 000 4 500 000

11 Tanah hitam 8 lori 650 000 5 200 000 12 Pupuk kandang 100 pack 25 000 2 500 000 13 Pupuk NPK 100 kg 10 000 1 000 000 14 Jasa penanaman 2 000 000

(38)

26

Gambar 12 Proses Konstruksi Desain Ulang Bundaran BP Batam

Pemeliharaan Fisik ROW dan Buffer Zone

Pemeliharaan fisik merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan dan keamanan suatu taman/lanskap. Pemeliharaan ROW dan buffer zone di Kota Batam, dilakukan secara sinergis oleh BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Pembagian lingkup spasial pemeliharaan tersebut disahkan melalui Berita Acara antara Pemerintah Kota Batam (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam) dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (Direktorat Pemukiman, Tenaga Kerja dan Pengembangan Sosial) tentang Pembagian Kawasan Kerja Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau di Pulau Batam. Pemeliharaan ROW dan buffer zone yang dilakukan meliputi kegiatan pemotongan rumput, pendangiran, pemupukan, pemangkasan (pohon dan semak), dan penyiraman. Total luas jalur hijau jalan yang dipelihara oleh BP Batam adalah 420 846 m² dengan lingkup spasial meliputi delapan area ROW dan buffer zone, dari Wilayah Kerja I-VIII seperti gambar berikut.

(39)

27

Pemangkasan Rumput

Pemangkasan rumput dilakukan untuk menjaga rumput pada jalur hijau jalan pada ketinggian yang ideal sehingga terlihat rapi. Menurut standar yang dikeluarkan oleh Departemen PU, rumput hendaknya dipangkas dengan ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. Ketinggian rumput perlu dipelihara dengan baik, terutama untuk menjaga kualitas visual jalur hijau jalan sehingga dapat menciptakan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Pekerjaan pemangkasan rumput dilakukan secara mekanis dengan dengan menggunakan mesin pemotong rumput gendong tipe SUM 328SE berkapasitas 1.2 l bensin campur oli 2tak dengan perbandingan 25:1. Teknis pengerjaan pemangkasan rumput adalah dengan membagi tenaga pemangkas rumput menjadi 2 grup yang akan mengerjakan dua wilayah kerja yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Masing-masing grup terdiri dari 2 hingga 6 pekerja, bergantung kepada luas area yang dipelihara. Pemangkasan rumput dilakukan pada rumput yang ada pada median jalan dan bahu jalan.

Berdasarkan Dokumen Rencana Swakelola Pemeliharaan Taman Jalan Arteri di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, pemangkasan rumput dijadwalkan untuk dilakukan setiap dua minggu sekali pada setiap wilayah kerja. Namun dikarenakan terkendala cuaca, terkadang pemangkasan rumput tidak dilakukan sesuai jadwal, melainkan dilakukan dengan melihat skala prioritas atau berdasarkan pengaduan dari pengawas lapangan.

Gambar 14 Kegiatan Pemotongan Rumput oleh BP Batam

Jenis rumput yang banyak ditanam pada jalur hijau jalan di Batam adalah rumput gajah (Axonopus compressus) yang pertumbuhannya cukup cepat, terutama pada musim hujan. Hal ini cukup menjadi kendala dalam pemeliharaan fisik rumput karena meskipun pemangkasan rumput dijadwalkan dua kali dalam sebulan, namun pelaksanaan di lapangan sering tidak sesuai karena pekerjaan terkendala hujan. Frekuensi hujan yang tinggi menyebabkan efisiensi pekerjaan menurun dan cakupan area pemotongan rumput yang seharusnya diselesaikan menjadi berkurang. Sementara itu, rumput di wilayah kerja yang lain sudah tinggi.

Pendangiran

(40)

28

Pendangiran pada jalur hijau jalan di Kota Batam dilakukan dengan cara merapikan tepian tanaman secara manual. Untuk pendangiran rumput dan tanaman penutup tanah, pendangiran dilakukan dengan cara memangkas bagian terluar dari rumput atau tanaman penutup tanah sehingga batas antara tanaman dan tanah terlihat rapi sedangkan untuk pendangiran pohon dilakukan dengan cara membuat piringan sekitar 20 sampai 40 cm disekeliling pohon. Pekerjaan ini dilakukan oleh dua hingga empat orang pada setiap wilayah kerja.

Gambar 15 Lebar Piringan di Sekeliling Batang Pohon yang Didangir Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah cangkul. Selain itu, pekerja juga menggunakan sarung tangan wol untuk melindungi tangan mereka ketika mendangir tanaman yang memiliki tepian daun yang tajam, seperti Pandanus pygmaeus. Namun alat tersebut masih belum mampu melindungi pekerja dari tepian daun yang tajam. Hal ini juga merupakan salah satu kendala teknis dalam kegiatanpendangiran, terlebih lagi karena pendangiran dilakukan bersamaan dengan pencabutan gulma. Kendala lainnya adalah kurangnya tenaga kerja pada pendangiran pada wilayah kerja yang luas, terutama wilayah kerja I.

Gambar 16 Aplikasi Kegiatan Pendangiran Semak dan Groundcover Kegiatan ini tidak dilakukan pada semua area, melainkan hanya area–area tertentu saja dimana kegiatan ini memang dibutuhkan, yaitu pada wilayah kerja I, V, VI, VII, dan VIII. Area–area selain kelima area tersebut tidak memerlukan kegiatan pendangiran dikarenakan hanya ada rumput dan pohon besar sehingga tidak ada tanaman yang perlu dilakukan pendangiran.

Pemupukan

(41)

29 di dalamnya. Oleh karena itu, pemupukan juga dilakukan untuk menambahkan bahan organik yang berfungsi sebagai lapisan penyangga dari zat-zat yang berbahaya bagi tumbuhan, meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi, dan menyediakan lingkungan tumbuh yang baik bagi mikroorganisme dalam tanah.

Pemupukan di jalur hijau jalan di Kota Batam dilakukan secara manual oleh satu orang pekerja dengan sistem broadcast atau ditebar langsung di atas permukaan tanah. Untuk pemupukan groundcover, pemupukan dilakukan dengan secara langsung menebar pupuk di atas massa tanaman. Alat bantu yang digunakan adalah ember. Pemupukan hanya dilakukan pada tanaman-tanaman ornamental seperti semak dan pohon dari kelompok palmae. Formulasi pemupukan yang dilakukan BP Batam adalah pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 50 gram untuk setiap pohon, dan 30 gram/m² untuk semak.

Pemupukan dilakukan secara bergilir dari satu wilayah kerja ke wilayah kerja yang lain. Pemupukan dimulai sekitar pukul 8.00 pagi hingga pukul 16.00. Dalam satu hari kerja, biasanya satu orang pekerja pemupukan dapat menyelesaikan pemupukan pada satu wilayah kerja. Namun untuk wilayah kerja I (Simpang Bandara sampai dengan Simpang Nagoya Gate), pemupukan tidak dapat diselesaikan dalam satu hari kerja karena cakupan area pemupukannya sangat luas dan banyak tanaman yang harus dipupuk.

Gambar 17 Aplikasi Kegiatan Pemupukan dengan Sistem Broadcast Secara spasial, pemupukan dilakukan tidak pada semua area, melainkan hanya pada wilayah kerja I, V, VI, VII, dan VIII. Area-area selain kelima area tersebut dianggap tidak memerlukan pemupukan dikarenakan vegetasi eksisting tidak terlalu membutuhkan pemupukan sehingga pemupukan akan lebih difokuskan pada area-area yang lebih membutuhkan.

Pemangkasan

Pemangkasan pohon pada jalur hijau jalan di Kota Batam dilakukan terutama untuk memenuhi fungsi keamanan, yaitu agar cabang pohon tidak menghalangi kendaraan besar yang melintas atau menyentuh kabel utilitas di udara. Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang yang rusak, terutama yang menjulur ke arah badan jalan.

(42)

30

dengan mesin gergaji mesin. Percabangan yang dipangkas adalah cabang-cabang bagian bawah, bagian atas yang menjulur ke jalan, dan percabangan yang mati/rusak.

Pemangkasan pohon dilakukan oleh enam sampai tujuh pekerja. Untuk pemangkasan pohon, pekerja yang memangkas pohon hanya tiga orang, satu hingga dua orang pekerja yang lain melakukan perencekan (memotong batang hasil pangkasan menjadi lebih kecil) dan yang lainnya mengangkut batang hasil pangkasan ke dalam truk. Dalam kegiatan pemangkasan, mahasiswa membantu mandor untuk menunjukkan percabangan mana yang perlu dipotong. Selain itu, alat yang digunakan adalah tali untuk membantu mengarahkan cabang yang dipotong dan traffic cone atau kerucut segitiga untuk mengendalikan lalu lintas kendaraan agar pengguna jalan tidak terkena pangkasan pohon.

Pemangkasan pohon-pohon besar mengalami beberapa kendala, diantaranya kondisi gergaji mesin yang sering rusak, tidak adanya mobil crane ataupun tangga, dan kurangnya tenaga kerja pemangkas yang terampil. Keterbatasan alat bantu pemangkasan mengakibatkan inefisiensi waktu pengerjaan pemangkasan. Selain itu berdasarkan pengamatan juga diketahui teknik pemangkasan pohon masih belum benar. Hal tersebut mengakibatkan hasil pangkasan tidak rata sehingga dapat menjadi tempat masuk penyakit tanaman dan menurunkan nilai estetika pohon.

Gambar 18 Kendala-Kendala dalam Pemangkasan Pohon : (a) Gergaji mesin yang sering rusak; (b) Pekerja memanjat pohon karena tidak adanya alat bantu; (c) Hasil pemangkasan yang buruk karena kurangnya keterampilan pekerja.

Pemangkasan semak dan groundcover bertujuan untuk memenuhi fungsi estetika tanaman. Pemangkasan semak dan groundcover dilakukan oleh dua hingga tiga pekerja pada setiap wilayah kerja. Di beberapa titik persimpangan jalan, pemangkasan dilakukan pada topiari. Pemangkasan dilakukan dengan hair cut technique, yaitu dengan cara memotong ujung-ujung tajuk. Pemangkasan dilakukan secara manual dengan menggunakan gunting pangkas. Namun pada semak yang ditanam secara massal pada jalur hijau jalan, pemangkasan dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong rumput (brush cutter). Berdasarkan wawancara dengan pekerja, hal ini dikarenakan kondisi gunting pemotong yang tidak nyaman digunakan dan pemangkasan lebih cepat selesai jika dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong rumput. Hal ini mengakibatkan hasil pangkasan yang tidak rapi. Selain itu, hal tersebut juga membahayakan pekerja operasional karena semak yang dipangkas cukup tinggi, yaitu sekitar 80-100 cm.

(43)

31

Gambar 19 Teknis Pelaksanaan Pemangkasan : (a) Pemangkasan dengan menggunakan gunting pangkas; (b) Pemangkasan dengan menggunakan mesin pemotong rumput (brush cutter)

Penyiraman

Penyiraman oleh BP Batam dilakukan secara mekanis dengan menggunakan truk penyiram berkapasitas 5000 l. Namun jika kendaraan bermasalah, penyiraman dilakukan dengan menggunakan truk biasa dan air dibawa di dalam drum dengan kapasitas 200 l/drum. Dalam sekali penyiraman truk tersebut membawa 6 hingga 8 drum. Penyiraman diutamakan dilakukan pada pohon dan semak. Sumber air penyiraman diambil dari sumber air massal seperti sungai dan waduk-waduk di sekitar Kota Batam.

Penyiraman hanya dilakukan saat musim kemarau. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan penggunaan input-input pemeliharaan. Selain itu, air hujan yang turun pada musim hujan dianggap sudah cukup untuk menjaga ketahanan tanaman sehinggatidak dilakukan penyiraman selama musim hujan.

Secara spasial, lingkup area yang akan disiram mencakup enam area kecuali area Jalur Lambat depan Kepri Mall sampai dengan Kantor Mako Ditpam Baloi dan Jalur Lambat depan Imperium sampai dengan Simpang Plamo Garden. Hal ini dikarenakan pada kedua area tersebut, vegetasi eksisting hanya berupa rerumputan dan pohon–pohon besar yang relatif tahan cekaman kekeringan air sehingga diasumsikan kebutuhan penyiraman pada area–area tersebut dapat terpenuhi dari air hujan.

Gambar 20 Kegiatan Penyiraman Taman

Untuk meringkas kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada jalur hijau jalan di Kota Batam, kebutuhan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 8.

(44)

32

Tabel 8 Rangkuman Kegiatan Pemeliharaan Harian Jalur Hijau Jalan di Kota Batam No

Sumber : Pengamatan lapangan (2014)

Kebun Pembibitan (Nursery) BP Batam

Kebun Pembibitan atau nursery yang dimiliki oleh BP Batam terletak di Sei Temiang. Kebun pembibitan ini terbagi menjadi Kebun Pembibitan I dan II. Kebun Pembibitan ini dibangun pada tahun1985. Saat ini, Kebun Pembibitan I dan II masing-masing dikelola oleh 5 orang pekerja dan dipimpin oleh seorang mandor. Berdasarkan hasil wawancara dengan pekerja, luas dari Kebun Pembibitan I dan II masing-masing adalah 10 hektar.

(45)

33 Pembibitan I ini juga sempat menjadi salah satu objek wisata edukatif di Kota Batam. Berdasarkan wawancara dengan para pekerja, semasa masih bernama Otorita Batam, Kebun Pembibitan I sering dikunjungi oleh para pelajar di Kota Batam sebagai tempat study tour. Namun dikarenakan tingkat pemeliharaan yang menurun, kegiatan tersebut sudah tidak pernah dilakukan lagi.

Gambar 21 Kondisi Kebun Pembibitan I BP Batam

Berbeda dengan Kebun Pembibitan I, kondisi Kebun Pembibitan II kurang terawat dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya ilalang dan rumput liar yang tumbuh di antara pohon-pohon penghijauan. Selain itu, beberapa fasilitas juga dalam kondisi yang tidak optimal. Hal ini dikarenakan tanaman yang dikembangkan di Kebun Pembibitan II ini adalah pohon-pohon besar yang tingkat pemeliharaannya tidak terlalu intensif seperti tanaman hias pada Kebun Pembibitan I. Tanaman yang dikembangkan adalah pohon-pohon untuk penghijauan (daftar jenis tanaman terlampir). Tanaman-tanaman disini digunakan untuk kebutuhan penghijauan RTH dan jalur hijau jalan.

Gambar 22 Kondisi Kebun Pembibitan II BP Batam

(46)

34

Gambar 23 Fasilitas-fasilitas di Kebun Pembibitan BP Batam : (a) Net house; (b) Perbanyakan tanaman dengan menggunakan polibag; (c) Tempat istirahat pekerja; (d) Kantor Pengelola Kebun Pembibitan BP Batam

PEMBAHASAN

Pemeliharaan Ideal ROW dan Buffer Zone

Penyusunan Dokumen Swakelola Pemeliharaan ROW dan Buffer Zone

Sesuai dengan Peraturan Presiden No.70 tahun 2012 pasal 22 ayat 3, Dokumen Swakelola Pemeliharaan merupakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang menjadi pedoman yang sangat penting bagi penyelenggaraan pemeliharaan secara swakelola. Lebih lanjut lagi disebutkan bahwa KAK harus terdiri dari :

a) Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan; b) waktu pelaksanaan yang diperlukan;

c) spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan d) besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.

Isi dari Dokumen Swakelola Pemeliharaan antara BP Batam sudah mencakup empat aspek tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan pemeliharaan jalur hijau jalan secara swakelola dilakukan dengan tetap memperhatikan Undang-Undang yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Presiden No.70 tahun 2012, selaku Pejabat Pembuat Keputusan (PPK), Kepala Subdirektorat Pengelolaan Pemukiman BP Batam memiliki tugas pokok dan kewenangan untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada pengguna anggaran (Direktur Pemukiman, Lingkungan dan Agribisnis) setiap triwulan. Dalam hal ini, Dokumen Swakelola merupakan acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan pemeliharaan. Untuk mempermudah teknis pelaporan sendiri, kurva S dapat

a b

(47)

35 dijadikan salah satu alternatif penyajian informasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan.

Mengacu pada kurangnya jumlah tenaga kerja dan luasnya area pemeliharaan, pelaksanaan pemeliharaan jalur hijau jalan secara swakelola dengan tambahan tenaga kerja harian kontrak seharusnya sudah cukup ideal. Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi pemeliharaan. Berdasarkan Sternloff dan Warren (1984), kelengkapan inventarisasi fasilitas dan peralatan taman yang akan dipelihara merupakan salah satu cara untuk menyusun program pemeliharaan yang baik. Sementara itu, sejauh ini belum ada data inventarisasi tanaman yang cukup lengkap. Tanaman sendiri termasuk elemen softscapes yang perlu diidentifikasi secara kuantitas karena hal ini berpengaruh dalam penentuan anggaran biaya, terutama dalam hal penyediaan bahan pemeliharaan. Selain itu, perlu juga ditetapkan standar pemeliharaan ideal sebagai acuan pelaksanaan pemeliharaan dan sekaligus untuk mempermudah pengawas lapangan dalam melakukan penilaian pencapaian pemeliharaan.

Penggunaan Sementara Lahan ROW dan Buffer Zone

Selain dipelihara secara swakelola, lahan ROW dan buffer zone di Kota Batam juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat melalui sistem penggunaan sementara lahan ROW dan buffer zone. Kelebihan sistem ini adalah dapat membantu BP Batam dalam mengelola dan memelihara lahan ROW dan buffer zone. Masyarakat selaku pemohon izin dapat mengajukan permohonan izin penggunaan lahan sementara tersebut sesuai keinginan mereka secara bertanggung jawab. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan masyarakat untuk membuka usaha sehingga dapat menjadi salah satu sumber lowongan pekerjaan. Meskipun demikian, sistem ini memerlukan kontrol yang kuat dari pihak BP Batam agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Beberapa masalah yang timbul dari sistem ini diantaranya adalah pembangunan kios yang bersifat permanen. Dalam beberapa kasus, lambat laun lahan tempat didirikannya kios permanen tersebut akhirnya seolah menjadi hak milik dari pemohon izin.

Dalam penerapan sistem penggunaan lahan sementara ini, BP Batam cukup selektif dalam memberikan izin kepada pemohon/masyarakat. Lokasi-lokasi yang berpotensi menurunkan nilai estetika jika dikembangkan akan tetap dipertahankan sebagai bahu jalan dan tidak diizinkan untuk dikelola oleh masyarakat. Selain itu, BP Batam juga aktif melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain yang terkait jika terjadi permasalahan dalam sistem ini. Beberapa pihak-pihak yang diikutsertakan dalam pertimbangan persetujuan pemberian izin penggunaan lahan sementara ini diantaranya adalah Direktorat Perencanaan Pembangunan, Dinas Tata Kota, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Batam, Dinas Perhubungan, serta aparat keamanan.

Desain UlangTaman Bundaran BP Batam

Gambar

Tabel 5  Kelas ROW dan Ukuran Atribut Jalan
Tabel 6  Daftar Nama Jenis Tanaman pada Jalan Arteri di Kota Batam
Gambar 8  Gambar Potongan Jalan sesuai ROW pada Masing-Masing Wilayah Kerja Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan di Kota Batam
Gambar 9  Skema Penerbitan Izin Penggunaan Sementara Lahan ROW dan  Buffer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk

Based on the analysis of fi bre length mean values for the Obrenovac site, presented in Table 3, it can be concluded that the fi bre length mean value of 0.459 mm in the

Menurut Agus Harianto (2018) salah satu mantan security Mall Kings Bandung telah bekerja selama 6 tahun, tepat pada hari Senin 23 Juni 2014 kira-kira 23.00 WIB

Pengelompokan turbin angin berdasarkan prinsip aerodinamik pada rotor yang dimaksud yaitu apakah rotor turbin angin mengekstrak energi angin memanfaatkan gaya drag

Penelitian yang dilakukan dengan pengujian regresi logistik menghasilkan bahwa variabel opini audit memiliki pengaruh dalam artian opini audit mampu menerima ketepatan

Kepada Pihak Bank BRI di Gedung plaza BRI Surabaya yang telah memberikan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan judul “ Sistem Informasi

- 2 orang bertugas membaca wirid sebelum iqamah salat Subuh (jadwal petugas dibuat oleh bagian Ibadah dari OPPM) dan santriwati yang lainnya wajib melaksanakan salat sunah