• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDN 064016 BILAL UJUNG, KEC. MEDAN TIMUR T.A2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDN 064016 BILAL UJUNG, KEC. MEDAN TIMUR T.A2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 064016 BILAL UJUNG

T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SAIMA PUTRI HASIBUAN

NIM. 1113311043

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

1. Nama : Saima Putri Hasibuan

2. Tempat/ Tanggal Lahir :Bolatan, 28 agustus 1992

3. Agama : Islam

4. Status : Belum Menikah

5. Anak ke- : 6 dari 8 Bersaudara

6. No Telp : 081375875994

7. Alamat : Desa Bolatan, Kec. Halongonan, kab

Padang Lawas Utara, Sumatera Utara

8. Kode Pos : 22753

9. Nama Orang Tua

Ayah : H. Burhan Hasibuan

Ibu : HJ. Hotnah Siregar

10. Alamat Orang Tua : Desa Bolatan, Kec. Halongonan, kab

Padang Lawas Utara, Sumatera Utara

11. Kode Pos : 22753

II. Riwayat Pendidikan

PENDIDIKAN TAHUN

(6)

ABSTRAK

Saima Putri Hsb, 1113311043 “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Model Think Pair And Share Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN 064016 Bilal Ujung, Kec. Medan Timur T.A 2014/2015”, Skripsi, Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.

Adapun masalah yang diteliti di sekolah ini adalah kurangnya minat siswa dalam menulis cerita pendek, dikarenakan gurunya masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan sewaktu belajar. Sehingga peneliti memberikan solusi untuk menerapkan model think pair share untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa di kelas V SDN 064016 bilal ujung semester 2 T.A 2014/2015.

Penelitian ini dilakukan di SDN 064016 bilal ujung, yang beralamat di JL. Bilal Ujung kec. Medan Timur Penelitian ini dilakukan di kelas v pada tahun pelajaran 2014/2015 pada semester genap. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang bejumlah 32 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum dilakukan tindakan, peneliti memberi pre-tes (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui gambaran-gambaran kesulitan yang dialami siswa. Kemudian dilakukan siklus I dan siklus II dengan pemberian post tes pada akhir siklus yaitu diminta agar siswa menuliskan cerita pendek dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Think Pair and Share khususnya pada materi cerita pendek datar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V SDN 064016 bilal ujung T.A 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada kondisi awal atau sebelum diberi tindakan hanya terdapat 4 siswa (12.50%) yang tuntas dan 28 (87,50%) siswa tidak tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 47.81 . Pada siklus I terdapat 14 siswa (43,75%) yang tuntas dan sebanyak 18 siswa (56,25%) yang tidak tuntas dan nilai rata-rata kelas adalah 63.13 Selain itu diperoleh nilai aktivitas guru pada siklus I sebesar 82,5 dengan predikat baik dan nilai aktivitas siswa pada siklus I sebesar 82,5 dengan predikat baik. Pada siklus II terjadi peningkatan, terdapat 27 siswa (84,38%) yang tuntas dan 5 siswa (15, 63%) yang tidak tuntas. Selanjutnya diperoleh nilai aktivitas guru pada siklus II sebesar 97, 22 dengan predikat baik sekali dan nilai aktivitas siswa pada siklus IIsebesar 95 dengan predikat baik sekali

(7)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 10

2.1.2 Pengertian Menulis ... 12

2.1.3 Pengertian Cerita Pendek... 15

2.1.4 Pengertian Model TPS ... 19

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

2.3 Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

(8)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 24

3.4 Operasional Variabel Penelitian... ... 25

3.5 Desain Penelitian... ... 25

3.6 Prosedur Penelitian... ... 26

3.7 Teknik Pengumpulan Data... ... 30

3.8 Teknik Analisis Data... 32

3.9 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... .... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 35

4.1 Hasil Penelitian. ... 35

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian. ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran. ... 66

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada Pre- Test ... 38

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 46

Tabel 4.3 Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 49

Tabel 4.4 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 51

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 58

Tabel 4.6 Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 60

Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 61

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 SDN 064016 Bilal Ujung ... 36

Gambar 4.2 Siswa Kelas V Mengerjakan Pre tes ... 38

Gambar 4.3 Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa ... 42

Gambar 4.4 Guru menjelaskan materi pelajaran ... 43

Gambar 4.5 siswa membacakan hasil pekerjaan di depan kelas ... 44

Gambar 4.6 Peneliti menjelaskan kembali materi tentang cerita pendek ... 54

Gambar 4.7 Peneliti membantu siswa yang kesulitan dalam menulis cerita pendek ... 56

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan

sadar dan dengan cara yang sistematis diberikan kepada anak didik oleh pendidik,

dengan maksud menumbuh kembangkan perilaku yang diinginkan melalui

kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua

satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9

tahun. Agar Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih efektif perlu perencanaan,

pengorganisasian, pengolahan, dan penggunaan sumber. Guru yang baik dan guru

yang profesional akan mengetahui kebutuhan dan kemampuan murid-muridnya,

dalam menentukan tujuan untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia

anak didiknya.

Dalam aktivitasnya, dipastikan setiap siswa akan aktif belajar sesuai dengan

gayanya masing – masing. Dalam satu kelas akan terjadi aneka kreativitas siswa

dalam belajar yang melibatkan proses komunikasi, aksi, dan diskusi yang hidup

dalam kegaduhan yang menyenangkan. Inilah pembelajaran yang sebenanarnya.

Di dalamnya siswa mengembangkan kemampuan belajarnya sesuai dengan gaya

belajarnya masing – masing, dan tugas guru di sini lebih pada pencipta kondisi

yang membuat siswa belajar dengan penuh motivasi tinggi.

Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan hakikat belajar sebenarnya

sebagai kegiatan untuk menguasai atau memperoleh suatu informasi atau

(12)

2

penyimpanan, memori dan organisasi kognitif melalui perhatian aktif sadar dan

bertindak menurut peristiwa – peristiwa di luar dan di dalam organisme yang

harus relative baik. Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir,

dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya terjadi melalui persepsi,

penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk

memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa

dalam membangun makna atau pemahaman. Di samping itu juga harus

melibatkan berbagai bentuk latihan, misalnya latihan yang ditopang dengan

imbalan dan hukuman sehingga terjadi perubahan dalam perilaku siswa.

Dalam menulis cerita pendek, alur belajar siswa akan mengalami berbagai

tahapan, yaitu pengondisian siswa dalam belajar dengan kegiatan penjelasan

materi yang kreatif akan membuat siswa menguasai dan memperoleh konsep –

konsep informasi dan keterampilan tentang menulis sebuah cerita. Namun kosa

kata menjadi dasar yang penting bagi siswa untuk menulis cerita dalam

menghubungkan kata demi kata.

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi

di Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia

mempunyai tiga fungsi, yaitu : sebagai alat pemersatu suku bangsa di Indonesia,

sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, dan sebagai alat

perhubungan antar budaya dan antar daerah. Dalam kedudukannya sebagai

bahasa resmi dan kepentingan kenegaraan, alat perhubungan pada tingkat

nasional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga- lembaga

pendidikan di Indonesia, dan sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu dan

(13)

3

SLTA, bahkan sampai di perguruan tinggi. Belajar bahasa Indonesia adalah suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.

Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Hakikat belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Kurikulum

Berbasis Kompetensi (2001) juga menekankan bahwa belajar bahasa adalah

belajar berkomunikasi sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar

siswa terampil berkomunikasi. Dengan kata lain, agar siswa mempunyai

kompetensi bahasa atau language competence yang baik. Sehingga diharapkan

siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan benar, baik secara

lisan dan tertulis. Siswa diharapkan dapat menjadi penyimak dan pembicara yang

baik, menjadi pembaca yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam

kehidupan sehari - hari.

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang membutuhkan

kemampuan lebih salah satunya adalah penggunaan bahasa yang baik dalam

menyusun kalimat-kalimat. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

disebutkan adanya empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan atau

menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Pembelajaran Bahasa Indonesia

diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, kebudayaan, dan

budaya orang lain, untuk memberikan suatu gagasan, perasaan dan berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia, dengan menemukan dan

menggunakan keterampilan yang terdapat dalam dirinya.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

(14)

4

aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang keterampilan siswa dalam

merangkai kata. Akan tetapi dalam penerapannya masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan untuk membiasakan dirinya belajar menulis. Penyebabnya

adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang bersifat kaku sehingga menimbulkan

kesan bahwa menulis itu sulit.

Cerita pendek merupakan salah satu karya kreatif yang dimiliki seseorang

yang mempunyai kemampuan dalam keterampilan menulis. Dunia anak adalah

dunia bermain, perkembangan fisik, sosial, moral, intelektual anak didapatkan dan

didayagunakan dalam permainan-permainan yang menyenangkan, yaitu

permainanan yang di dalamnya anak mendapatkan hiburan dan pengetahuan.

Oleh karena itu, menulis cerita pendek bagi anak adalah mengungkapkan

pengalaman – pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan yang pernah

di alaminya melalui cerita.

Cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang dipadukan dengan peristiwa

lain, sehingga menjalin kisah cerita. Dalam peristiwa itulah terdapat tokoh, latar,

alur, bahasa dan pesan.Untuk mencapai tujuan tersebut, peran guru dalam

pembelajaran keterampilan menulis sangatlah diperlukan. Maka dalam

pembelajaran siswa perlu dihadapkan pada berbagai jenis teks tertulis. Inilah

sebabnya mengapa penulis menggunakan model think pair and share dalam

pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek siswa. Agar dapat

mempertajam keterampilan penggunaan bahasa, siswa diberi peluang untuk

menyusun dan merangkai kalimat dalam berbagai keperluan komunikasi baik

(15)

5

pengalaman yang baik untuk tugas menulis cerita pendek yang ditugaskan oleh

guru.

Dalam menyuguhkan materi pelajaran Bahasa Indonesia beberapa guru

masih menggunakan cara yang kurang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar

jika murid akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran

menulis(mengarang) terutama dalam menulis sebuah cerita pendek. Dalam

pembelajaran keterampilan menulis cerita perlu juga media dalam pembelajaran,

karena media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk

mencapai proses pembelajaran yang efektif.

Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara

lain: tujuan, bahan, model, media, dan unsur evaluasi. Unsur media tersebut

merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi

sebagai alat atau sarana untuk mengantarkan bahan pelajaran agar dapat

dimengerti oleh siswa.

Cerita pendek merupakan salah satu karya kreatif. Oleh karena itu

menulisnya pun harus dilakukan dengan kreativitas tinggi. Menulis cerita pendek

(cerpen) berarti mengolah imajinasi dan pengalaman siswa lalu menuangkannya

dalam bentuk tulisan.Pada awalnya peserta didik diberikan contoh cerita dalam

bentuk tulisan dan peserta didik ditugaskan untuk menulis kembali cerita lalu

menyimak setiap kata dan kalimat yang dibacanya.

Memang tidak mudah untuk mengajarkan hal tersebut kepada siswa dengan

usia yang masih dini, tetapi jika sering dilatih maka peserta didik juga akan

merasa terbiasa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas

(16)

6

orang siswa terdapat 28 orang siswa yang kurang menguasai cara menulis cerita,

sedangakan 4 orang siswa sudah terampil dalam menulis cerita yang dialaminya.

Untuk memacu keterampilan siswa dalam belajar menulis dengan memberikan

pengajaran dan model yang dapat membuat siswa tertarik untuk belajar pokok

bahasan yang sedang di ajarkan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran cara mengajar guru juga mempengaruhi

situasi belajar siswa di kelas. Cara mengajar yang bersifat konvensional masih

mendominasi dan melekat pada diri guru yang diterapkan kepada siswa padahal

tidak semua materi pelajaran dapat diajarkan dengan cara yang sama.

Dalam keterampilan menulis, siswa harus mampu berpikir kreatif dalam

menuliskan cerita sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang sesuai

dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Kemudian peserta didik ditugaskan

untuk menuliskan cerita pengalamannya ketika sedang berlibur dengan

keluarganya dan tentang persahabatannya.Tentu saja dari kisah hidupnya bisa

menyangkut kisah pengalamannya. Selain menggunakan kisah pribadi dapat juga

memanfaatkan dari hasil pengamatan mengenai hal – hal yang terjadi disekitar.

Disinilah guru dituntut lebih kreatif Sehubungan dengan hal tersebut maka

perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar siswa bisa terampilan dalam menulis

cerita pendek melalui model Think Pair And Share. Seperti namanya “Thinking”,

pembelajaran ini diawali dengan guru yang menyampaikan inti materi dan

kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian peserta didik diminta untuk berfikir

tentang materi yang akan disampaikan guru. Selanjutnya “Pairing” pada tahap ini

peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan

(17)

7

Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah

dipikirkannya melalui pasangannya tahap ini dikenal dengan “Sharing”, namun

berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pokok permasalahan dan

menambahkan materi yang belum diungkapkan para peserta didik dan

memberikan kesimpulan dan siswa juga menulisnya. Kemampuan menulis dengan

baik sangat diperlukan oleh peserta didik. Karena berguna untuk peserta didik

dikemudian hari ketika dia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian

dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui

Model Think Pair And Share Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Di kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung, kecamatan medan timur T.A 2014/2015”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas maka identifikasi

masalah adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya minat menulis siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

khusunya pada materi menulis cerita pendek.

2. Model yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa dalam belajar

khusnya dalam menulis cerita pendek

3. Siswa masih banyak yang pasif saat pembelajaran dan kurang

memperhatikan guru sewaktu menerangkan pelajaran.

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang ada, maka penulis perlu

(18)

8

“Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek MelaluiModel Think

Pair And Share pada mata pelajaran Bahasa IndonesiaDi Kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung. Kecamatan Medan Timur T.A 2014/2015”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model Think

Pair And Share dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek siswa

di kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung. Kec. Medan Timur T.A 2014/2015?”

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka secara

umum tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan keterampilan menulis

cerita pendek melalui model Think Pair And Share pada mata pelajaran Bahasa

Indonesiadi kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung T.A 2014 / 2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat anatara lain

adalah :

a) Bagi siswa

Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tulisan yang baik.

b) Bagi guru

Guru menjadi lebih kreatif didalam kelas saatproses pembelajaran agar

(19)

9

c) Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah untuk kemajuan dan perkembangan

pendidikan di sekolah dengan menggunakanmodel tink pair and share

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya menulis cerita pendek.

d) Bagi peneliti

Menjadi bahan masukan bagi peneliti, dan menambah wawasan peneliti

bisa menerapkan model think pair and and share kepada siswanya setelah

(20)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pada

saat pretes dari 32 orang siswa sebanyak 4 orang siswa 12.50% mendapat nilai tuntas dengan

nilai KKM 70, dan sebanyak 28 orang siswa 87,50% mendapat nilai belum tuntas dengan

nilai rata – rata 47,81. Pada siklus I terdapat sebanyak 14 orang siswa 43.75% mendapat nilai

tuntas, dan sebanyak 18 orang siswa 56,25 mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai

rata-rata 63,13.

Pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan klasikal sebanyak 27 orang siswa 84,38 %

yang mendapat nilai tuntas, dan sebanyak 5 orang siswa 15,63% yang tuntas dengan nilai

rata-rata 79,38. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

model think pair and share dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan

tugas evaluasi pada mata pelajaran bahasa indonesia khusunya materi menulis cerita pendek.

pada siswa kelas V SD Negeri 064016 bilal ujung. . dan dengan model think pair and share

dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif dan mampu menyelesaikan permasalahan yang

(21)

66

5.2

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

Untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa, guru dapat

menggunakan model Think Pair and Share sebagai alternatif yang tepat untuk memudahkan

siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Bagi sekolah melatih guru dalam meningkatkan keterampilan mengajarnya.

Sebaiknya guru menggunakan think pair and share dalam meningkatkan keterampilan

menulis cerita pendek.

Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar diperoleh

hasil belajar yang lebih baik. Dapat dijadikan perbandingan dalam mengkaji variable-variabel

yang lebih luas tentang think pair and share.

Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan

keterampilan menulis cerita pendek dengan menggunakan model think pair and share dapat

(22)

67

DAFTAR PUSTAKA

Husnul, Ade.2010. Belajar Menulis Cerpen. Bogor : Regina Eka Utama

Aqib, Zainal.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Dalman. 2014.keterampilan menulsi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed

Hamzah B. Uno.2012. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta : Bum Aksara

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Guntur, Hendri. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa Bandung

Ishak, Saidulkarnain. 2014. Cara Menulis Mudah. Jakarta : Elex Media Komputindo

Istarani.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Jingga. 2012.yuk menulis yuk. Yogyakarta : Araska

Kurniawan, Heru.2014.Pembelajaran Menulis Kreatif.. Bandung : Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................
Gambar 4.1 SDN 064016 Bilal Ujung  ............................................

Referensi

Dokumen terkait

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata

Dari penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa identifikasi etnis orang tua akan mempengaruhi pula kecenderungan orang tua untuk melakukan sosialisasi etnis pada

Sedangkan hasil uji anova beda rata-rata konsumsi garam individu pada setiap wilayah tidak menunjukkan beda yang signifikan baik antara wilayah I dengan II dan III maupun antara

Pada sistem interaksi, pengindera Leap Motion [8] digunakan sebagai masukan interaksi dengan membaca fitur tangan pengguna yang ada dalam jarak efektif Leap Motion

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan). RS

Perlu  lebih  banyak  sosiaslisasi  dengan  melibatkan  pemangku  kepentingan Perlu  pendampingan  dengan  melibatkan  pemangku kepentingan. Prinsip  efisiensi 

The Engineering Report describes and evaluates options for integrating OWS Context documents in requests for information based on the National Information Exchange Model