PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD NEGERI 064016 BILAL UJUNG
T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
SAIMA PUTRI HASIBUAN
NIM. 1113311043
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama : Saima Putri Hasibuan
2. Tempat/ Tanggal Lahir :Bolatan, 28 agustus 1992
3. Agama : Islam
4. Status : Belum Menikah
5. Anak ke- : 6 dari 8 Bersaudara
6. No Telp : 081375875994
7. Alamat : Desa Bolatan, Kec. Halongonan, kab
Padang Lawas Utara, Sumatera Utara
8. Kode Pos : 22753
9. Nama Orang Tua
Ayah : H. Burhan Hasibuan
Ibu : HJ. Hotnah Siregar
10. Alamat Orang Tua : Desa Bolatan, Kec. Halongonan, kab
Padang Lawas Utara, Sumatera Utara
11. Kode Pos : 22753
II. Riwayat Pendidikan
PENDIDIKAN TAHUN
ABSTRAK
Saima Putri Hsb, 1113311043 “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Model Think Pair And Share Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN 064016 Bilal Ujung, Kec. Medan Timur T.A 2014/2015”, Skripsi, Fakultas IlmuPendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.
Adapun masalah yang diteliti di sekolah ini adalah kurangnya minat siswa dalam menulis cerita pendek, dikarenakan gurunya masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan sewaktu belajar. Sehingga peneliti memberikan solusi untuk menerapkan model think pair share untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa di kelas V SDN 064016 bilal ujung semester 2 T.A 2014/2015.
Penelitian ini dilakukan di SDN 064016 bilal ujung, yang beralamat di JL. Bilal Ujung kec. Medan Timur Penelitian ini dilakukan di kelas v pada tahun pelajaran 2014/2015 pada semester genap. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang bejumlah 32 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum dilakukan tindakan, peneliti memberi pre-tes (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui gambaran-gambaran kesulitan yang dialami siswa. Kemudian dilakukan siklus I dan siklus II dengan pemberian post tes pada akhir siklus yaitu diminta agar siswa menuliskan cerita pendek dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Think Pair and Share khususnya pada materi cerita pendek datar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V SDN 064016 bilal ujung T.A 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada kondisi awal atau sebelum diberi tindakan hanya terdapat 4 siswa (12.50%) yang tuntas dan 28 (87,50%) siswa tidak tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 47.81 . Pada siklus I terdapat 14 siswa (43,75%) yang tuntas dan sebanyak 18 siswa (56,25%) yang tidak tuntas dan nilai rata-rata kelas adalah 63.13 Selain itu diperoleh nilai aktivitas guru pada siklus I sebesar 82,5 dengan predikat baik dan nilai aktivitas siswa pada siklus I sebesar 82,5 dengan predikat baik. Pada siklus II terjadi peningkatan, terdapat 27 siswa (84,38%) yang tuntas dan 5 siswa (15, 63%) yang tidak tuntas. Selanjutnya diperoleh nilai aktivitas guru pada siklus II sebesar 97, 22 dengan predikat baik sekali dan nilai aktivitas siswa pada siklus IIsebesar 95 dengan predikat baik sekali
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 10
2.1.2 Pengertian Menulis ... 12
2.1.3 Pengertian Cerita Pendek... 15
2.1.4 Pengertian Model TPS ... 19
2.2 Kerangka Konseptual ... 22
2.3 Hipotesis Tindakan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 24
3.4 Operasional Variabel Penelitian... ... 25
3.5 Desain Penelitian... ... 25
3.6 Prosedur Penelitian... ... 26
3.7 Teknik Pengumpulan Data... ... 30
3.8 Teknik Analisis Data... 32
3.9 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... .... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 35
4.1 Hasil Penelitian. ... 35
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian. ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 65
5.1 Kesimpulan... 65
5.2 Saran. ... 66
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 34
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada Pre- Test ... 38
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 46
Tabel 4.3 Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 49
Tabel 4.4 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 51
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 58
Tabel 4.6 Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 60
Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 SDN 064016 Bilal Ujung ... 36
Gambar 4.2 Siswa Kelas V Mengerjakan Pre tes ... 38
Gambar 4.3 Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa ... 42
Gambar 4.4 Guru menjelaskan materi pelajaran ... 43
Gambar 4.5 siswa membacakan hasil pekerjaan di depan kelas ... 44
Gambar 4.6 Peneliti menjelaskan kembali materi tentang cerita pendek ... 54
Gambar 4.7 Peneliti membantu siswa yang kesulitan dalam menulis cerita pendek ... 56
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan
sadar dan dengan cara yang sistematis diberikan kepada anak didik oleh pendidik,
dengan maksud menumbuh kembangkan perilaku yang diinginkan melalui
kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua
satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun. Agar Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih efektif perlu perencanaan,
pengorganisasian, pengolahan, dan penggunaan sumber. Guru yang baik dan guru
yang profesional akan mengetahui kebutuhan dan kemampuan murid-muridnya,
dalam menentukan tujuan untuk mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia
anak didiknya.
Dalam aktivitasnya, dipastikan setiap siswa akan aktif belajar sesuai dengan
gayanya masing – masing. Dalam satu kelas akan terjadi aneka kreativitas siswa
dalam belajar yang melibatkan proses komunikasi, aksi, dan diskusi yang hidup
dalam kegaduhan yang menyenangkan. Inilah pembelajaran yang sebenanarnya.
Di dalamnya siswa mengembangkan kemampuan belajarnya sesuai dengan gaya
belajarnya masing – masing, dan tugas guru di sini lebih pada pencipta kondisi
yang membuat siswa belajar dengan penuh motivasi tinggi.
Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan hakikat belajar sebenarnya
sebagai kegiatan untuk menguasai atau memperoleh suatu informasi atau
2
penyimpanan, memori dan organisasi kognitif melalui perhatian aktif sadar dan
bertindak menurut peristiwa – peristiwa di luar dan di dalam organisme yang
harus relative baik. Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir,
dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya terjadi melalui persepsi,
penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa
dalam membangun makna atau pemahaman. Di samping itu juga harus
melibatkan berbagai bentuk latihan, misalnya latihan yang ditopang dengan
imbalan dan hukuman sehingga terjadi perubahan dalam perilaku siswa.
Dalam menulis cerita pendek, alur belajar siswa akan mengalami berbagai
tahapan, yaitu pengondisian siswa dalam belajar dengan kegiatan penjelasan
materi yang kreatif akan membuat siswa menguasai dan memperoleh konsep –
konsep informasi dan keterampilan tentang menulis sebuah cerita. Namun kosa
kata menjadi dasar yang penting bagi siswa untuk menulis cerita dalam
menghubungkan kata demi kata.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi
di Indonesia. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia
mempunyai tiga fungsi, yaitu : sebagai alat pemersatu suku bangsa di Indonesia,
sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, dan sebagai alat
perhubungan antar budaya dan antar daerah. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi dan kepentingan kenegaraan, alat perhubungan pada tingkat
nasional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga- lembaga
pendidikan di Indonesia, dan sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu dan
3
SLTA, bahkan sampai di perguruan tinggi. Belajar bahasa Indonesia adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Hakikat belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Kurikulum
Berbasis Kompetensi (2001) juga menekankan bahwa belajar bahasa adalah
belajar berkomunikasi sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar
siswa terampil berkomunikasi. Dengan kata lain, agar siswa mempunyai
kompetensi bahasa atau language competence yang baik. Sehingga diharapkan
siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan benar, baik secara
lisan dan tertulis. Siswa diharapkan dapat menjadi penyimak dan pembicara yang
baik, menjadi pembaca yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam
kehidupan sehari - hari.
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang membutuhkan
kemampuan lebih salah satunya adalah penggunaan bahasa yang baik dalam
menyusun kalimat-kalimat. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
disebutkan adanya empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan atau
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Pembelajaran Bahasa Indonesia
diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, kebudayaan, dan
budaya orang lain, untuk memberikan suatu gagasan, perasaan dan berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia, dengan menemukan dan
menggunakan keterampilan yang terdapat dalam dirinya.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
4
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang keterampilan siswa dalam
merangkai kata. Akan tetapi dalam penerapannya masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan untuk membiasakan dirinya belajar menulis. Penyebabnya
adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang bersifat kaku sehingga menimbulkan
kesan bahwa menulis itu sulit.
Cerita pendek merupakan salah satu karya kreatif yang dimiliki seseorang
yang mempunyai kemampuan dalam keterampilan menulis. Dunia anak adalah
dunia bermain, perkembangan fisik, sosial, moral, intelektual anak didapatkan dan
didayagunakan dalam permainan-permainan yang menyenangkan, yaitu
permainanan yang di dalamnya anak mendapatkan hiburan dan pengetahuan.
Oleh karena itu, menulis cerita pendek bagi anak adalah mengungkapkan
pengalaman – pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan yang pernah
di alaminya melalui cerita.
Cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang dipadukan dengan peristiwa
lain, sehingga menjalin kisah cerita. Dalam peristiwa itulah terdapat tokoh, latar,
alur, bahasa dan pesan.Untuk mencapai tujuan tersebut, peran guru dalam
pembelajaran keterampilan menulis sangatlah diperlukan. Maka dalam
pembelajaran siswa perlu dihadapkan pada berbagai jenis teks tertulis. Inilah
sebabnya mengapa penulis menggunakan model think pair and share dalam
pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek siswa. Agar dapat
mempertajam keterampilan penggunaan bahasa, siswa diberi peluang untuk
menyusun dan merangkai kalimat dalam berbagai keperluan komunikasi baik
5
pengalaman yang baik untuk tugas menulis cerita pendek yang ditugaskan oleh
guru.
Dalam menyuguhkan materi pelajaran Bahasa Indonesia beberapa guru
masih menggunakan cara yang kurang tepat dan menarik. Maka dari itu, wajar
jika murid akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pelajaran
menulis(mengarang) terutama dalam menulis sebuah cerita pendek. Dalam
pembelajaran keterampilan menulis cerita perlu juga media dalam pembelajaran,
karena media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk
mencapai proses pembelajaran yang efektif.
Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara
lain: tujuan, bahan, model, media, dan unsur evaluasi. Unsur media tersebut
merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi
sebagai alat atau sarana untuk mengantarkan bahan pelajaran agar dapat
dimengerti oleh siswa.
Cerita pendek merupakan salah satu karya kreatif. Oleh karena itu
menulisnya pun harus dilakukan dengan kreativitas tinggi. Menulis cerita pendek
(cerpen) berarti mengolah imajinasi dan pengalaman siswa lalu menuangkannya
dalam bentuk tulisan.Pada awalnya peserta didik diberikan contoh cerita dalam
bentuk tulisan dan peserta didik ditugaskan untuk menulis kembali cerita lalu
menyimak setiap kata dan kalimat yang dibacanya.
Memang tidak mudah untuk mengajarkan hal tersebut kepada siswa dengan
usia yang masih dini, tetapi jika sering dilatih maka peserta didik juga akan
merasa terbiasa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas
6
orang siswa terdapat 28 orang siswa yang kurang menguasai cara menulis cerita,
sedangakan 4 orang siswa sudah terampil dalam menulis cerita yang dialaminya.
Untuk memacu keterampilan siswa dalam belajar menulis dengan memberikan
pengajaran dan model yang dapat membuat siswa tertarik untuk belajar pokok
bahasan yang sedang di ajarkan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran cara mengajar guru juga mempengaruhi
situasi belajar siswa di kelas. Cara mengajar yang bersifat konvensional masih
mendominasi dan melekat pada diri guru yang diterapkan kepada siswa padahal
tidak semua materi pelajaran dapat diajarkan dengan cara yang sama.
Dalam keterampilan menulis, siswa harus mampu berpikir kreatif dalam
menuliskan cerita sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Kemudian peserta didik ditugaskan
untuk menuliskan cerita pengalamannya ketika sedang berlibur dengan
keluarganya dan tentang persahabatannya.Tentu saja dari kisah hidupnya bisa
menyangkut kisah pengalamannya. Selain menggunakan kisah pribadi dapat juga
memanfaatkan dari hasil pengamatan mengenai hal – hal yang terjadi disekitar.
Disinilah guru dituntut lebih kreatif Sehubungan dengan hal tersebut maka
perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar siswa bisa terampilan dalam menulis
cerita pendek melalui model Think Pair And Share. Seperti namanya “Thinking”,
pembelajaran ini diawali dengan guru yang menyampaikan inti materi dan
kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian peserta didik diminta untuk berfikir
tentang materi yang akan disampaikan guru. Selanjutnya “Pairing” pada tahap ini
peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan
7
Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah
dipikirkannya melalui pasangannya tahap ini dikenal dengan “Sharing”, namun
berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pokok permasalahan dan
menambahkan materi yang belum diungkapkan para peserta didik dan
memberikan kesimpulan dan siswa juga menulisnya. Kemampuan menulis dengan
baik sangat diperlukan oleh peserta didik. Karena berguna untuk peserta didik
dikemudian hari ketika dia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian
dengan judul : “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui
Model Think Pair And Share Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Di kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung, kecamatan medan timur T.A 2014/2015”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas maka identifikasi
masalah adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya minat menulis siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
khusunya pada materi menulis cerita pendek.
2. Model yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa dalam belajar
khusnya dalam menulis cerita pendek
3. Siswa masih banyak yang pasif saat pembelajaran dan kurang
memperhatikan guru sewaktu menerangkan pelajaran.
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang ada, maka penulis perlu
8
“Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek MelaluiModel Think
Pair And Share pada mata pelajaran Bahasa IndonesiaDi Kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung. Kecamatan Medan Timur T.A 2014/2015”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model Think
Pair And Share dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek siswa
di kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung. Kec. Medan Timur T.A 2014/2015?”
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka secara
umum tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan keterampilan menulis
cerita pendek melalui model Think Pair And Share pada mata pelajaran Bahasa
Indonesiadi kelas V SD Negeri 064016 Bilal Ujung T.A 2014 / 2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan manfaat anatara lain
adalah :
a) Bagi siswa
Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tulisan yang baik.
b) Bagi guru
Guru menjadi lebih kreatif didalam kelas saatproses pembelajaran agar
9
c) Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah untuk kemajuan dan perkembangan
pendidikan di sekolah dengan menggunakanmodel tink pair and share
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya menulis cerita pendek.
d) Bagi peneliti
Menjadi bahan masukan bagi peneliti, dan menambah wawasan peneliti
bisa menerapkan model think pair and and share kepada siswanya setelah
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pada
saat pretes dari 32 orang siswa sebanyak 4 orang siswa 12.50% mendapat nilai tuntas dengan
nilai KKM 70, dan sebanyak 28 orang siswa 87,50% mendapat nilai belum tuntas dengan
nilai rata – rata 47,81. Pada siklus I terdapat sebanyak 14 orang siswa 43.75% mendapat nilai
tuntas, dan sebanyak 18 orang siswa 56,25 mendapat nilai belum tuntas dengan rata-rata nilai
rata-rata 63,13.
Pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan klasikal sebanyak 27 orang siswa 84,38 %
yang mendapat nilai tuntas, dan sebanyak 5 orang siswa 15,63% yang tuntas dengan nilai
rata-rata 79,38. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
model think pair and share dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan
tugas evaluasi pada mata pelajaran bahasa indonesia khusunya materi menulis cerita pendek.
pada siswa kelas V SD Negeri 064016 bilal ujung. . dan dengan model think pair and share
dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif dan mampu menyelesaikan permasalahan yang
66
5.2
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa, guru dapat
menggunakan model Think Pair and Share sebagai alternatif yang tepat untuk memudahkan
siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Bagi sekolah melatih guru dalam meningkatkan keterampilan mengajarnya.
Sebaiknya guru menggunakan think pair and share dalam meningkatkan keterampilan
menulis cerita pendek.
Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses pembelajaran agar diperoleh
hasil belajar yang lebih baik. Dapat dijadikan perbandingan dalam mengkaji variable-variabel
yang lebih luas tentang think pair and share.
Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis cerita pendek dengan menggunakan model think pair and share dapat
67
DAFTAR PUSTAKA
Husnul, Ade.2010. Belajar Menulis Cerpen. Bogor : Regina Eka Utama
Aqib, Zainal.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Dalman. 2014.keterampilan menulsi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed
Hamzah B. Uno.2012. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta : Bum Aksara
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Guntur, Hendri. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa Bandung
Ishak, Saidulkarnain. 2014. Cara Menulis Mudah. Jakarta : Elex Media Komputindo
Istarani.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada
Jingga. 2012.yuk menulis yuk. Yogyakarta : Araska
Kurniawan, Heru.2014.Pembelajaran Menulis Kreatif.. Bandung : Remaja Rosdakarya