• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Dina Wahida NIM 4123331007

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN PETA KONSEP

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI REDOKS

DINA WAHIDA (NIM 4123331007)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing menggunakan media peta konsep lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media peta konsep, apakah ada korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa di kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pretest-postest control group design. Pengambilan sampel digunakan dengan cara tekhnik random sampling cluster dengan mengambil 2 kelas. Sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Penelitian ini menggunakan instrument test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil belajar siswa menunjukkan kedua kelompok sampel diuji homogen dan berdistribusi normal. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 47,50 postest 85,97 dan gain 0,73. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pretest 44,31 postest 73,06 dan gain 0,49. Uji hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji satu pihak (pihak kanan) dan diperoleh thitung = 5,11; ttabel = 1,6697 untuk α = 0,05. Dengan demikian thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep. Uji hipotesis kedua dengan menggunakan uji korelasi dan diperoleh koefisien korelasi = 0,49 yang berarti ada korelasi yang cukup tinggi antara aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep pada pokok materi redoks.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah direncanakan. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Bermediakan Peta Konsep Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Redoks”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Alm. Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, dan Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si ; Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si ; dan Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran - saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Ir Nurfajriani, M.Si, selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Pegawai, Guru Kimia (Drs. Binahar Situmorang), dan siswa/i kelas X -7 dan X-9 SMA N 1 Aek Natas yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

memberikan dukungan/ motivasi dan semangat yang luar biasa.

Terimakasih juga kepada sahabat satu lingkaran (group becak) : Rahmi Ananda Samosir, Rizka Amanda, Nurkumalasari dan Melinda Siregar yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Dan tidak lupa kepada M. Sidik Dalimunthe yang selalu menemanin baik suka dan duka. Dan tidak lupa lagi kepada teman - teman seperjuangan Alfitri Yatmis, Ucia Mahya Dewi, Asmianur, dan Ronaldyo A. Sirait serta Nurmeni Br Sinuraya. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada adik-adik satu kost (Gita, Sukma, Nikmah, Ronda, sapta, nini)

serta teman PPL yang telah banyak memberikan doa, motivasi. Ucapan terima

kasih kepada teman - teman seperjuangan Kimia Ekstensi B 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016 Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat hidup ii

Abstrak iii

kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 9

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 10

1.6. Manfaat Penelitian 10

1.7. Definisi Operasional 10

BAB II.Tinjauan Pustaka

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Pengertian Belajar 12

2.1.2. Hasil Belajar 13

2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran 15

2.1.3.1. Model Pembelajaran PBL 16

2.1.3.2. Karakteristik Pembelajaran PBL 18

2.1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan PBL 19

2.1.3.4. Sintaks Model Pembelajaran PBL 20

(7)

2.1.3.7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 24 2.1.3.8. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 25 2.1.3.9. Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing 26

2.1.4 Media Pembelajaran 28

2.1.4.1 Media Peta Konsep 30

2.1.5. Aktivitas Belajar 31

2.2. Materi Redoks 32

2.3. Penelitian yang Relevan 38

2.4. Kerangan Berpikir 41

2.5. Hipotesis Penelitian 42

BAB III. Metode Penelitian

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 44

3.2. Populasi dan Sampel 44

3.2.1. Populasi 44

3.2.2. Sampel 44

3.3. Variabel Penelitian 44

3.3.1. Variabel Bebas 44

3.3.2. Variabel Terikat 45

3.3.3. Variabel Kontrol 45

3.4. Instrumen Penelitian 45

3.4.1. Instrumen Tes 45

3.4.2. Instrumen Non Tes 50

3.5. Rancangan Penelitian 50

3.6. Teknik Pengumpulan Data 52

3.6.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian 52

3.7. Teknik Analisis Data 53

3.7.1.Pedoman Penilaian Instrumen Tes 53

3.7.2.Pedoman Penilaian Instrumen Non-Tes 55

(8)

viii

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian 57

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 57

4.1.1.1. Analisis Data Instrumen Tes 57

4.1.1.2. Analisis Data Instrumen Non-Tes 60

4.1.2. Data Hasil Penelitian 60

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 61

4.2.1. Hasil Belajar Siswa 61

4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar (gain) 62

4.2.3. Aktivitas Belajar Siswa 63

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 65

4.3.1. Uji Normalitas 65

4.3.1.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 65 4.3.1.2. Uji Normalitas Aktivitas Belajar Siswa 66

4.3.2. Uji Homogenitas 67

4.3.2.1. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 67 4.3.2.2. Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Siswa 67

4.3.3. Uji Hipotesis 68

4.3.3.1. Pengujian Hipotesis I 68

4.3.3.2. Pengujian Hipotesis II 69

4.4. Pembahasan 70

BAB V. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 74

DAFTAR PUSTAKA 76

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 51

Gambar 4.1. Lokasi Penelitian 57

Gambar 4.2. Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest Kelas 62 Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen 63 dan Kelas Kontrol

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aliran Behavioristik dan Kognitif 13 Tabel 2.2. Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Bloom 14 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 21 Tabel 2.4. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 26 Tabel 2.5. Sintaks Model PBL Terintegrasi dengan Inkuiri Terbimbing 27 Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi 46

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 50

Tabel 3.3. Koefisien Korelasi 56

Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 61 Tabel 4.2. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 62 Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Aktivitas Belajar Siswa 64 Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 65 Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa 66 Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 67 Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar Siswa 67 Tabel 4.8. Data Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa 68 Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Aktivitas Belajar Siswa 69

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 82

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I 87 Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II 96 Lampiran 2c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan III 104 Lampiran 3a Lembar Analisis Masalah Pertemuan I 114 Lampiran 3b Lembar Analisis Masalah Pertemuan II 118 Lampiran 3c Lembar Analisis Masalah Pertemuan III 122

Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa I 126

Lampiran 4b Lembar Kerja Siswa II 127

Lampiran 4c Lembar Kerja Siswa III 128

Lampiran 5 Peta Konsep 129

Lampiran 6 Skor Validator Ahli 130

Lampiran 7 Lembar Validasi Instrumen Test 132

Lampiran 8 Lembar Validasi Angket Aktivitas 147 Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Test Sebelum Validasi 150 Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Test Sesudah Validasi 161 Lampiran 11 Kisi-kisi Angket Aktivitas Sebelum Validasi 167 Lampiran 12 Kisi-kisi Angket Aktivitas Sesudah Validasi 170

Lampiran 13 Perhitungan Validasi Tes 173

Lampiran 14 Tabel Validitas Instrumen Tes 175

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 176

Lampiran 16 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 178

Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 179

Lampiran 18 Tabel Uji Daya Beda 182

Lampiran 19 Perhitungan Distruktor Instrumen Tes 183

Lampiran 20 Tabel Distruktor 184

Lampiran 21 Perhitungan Reliabilitas Tes 186

(12)

xii

Lampiran 23 Perhitungan Rataan Hasil Belajar Siswa 188

Lampiran 24 Tabel Data Hasil Belajar Siswa 190

Lampiran 25 Perhitungan Rataan Gain Hasil Belajar Siswa 191 Lampiran 26 Tabel Data Peningkatan (Gain) Hasil Belajar Siswa 193 Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 195 Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa 201 Lampiran 29 Pengujian Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar Siswa 204 Lampiran 30 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 206 Lampiran 31 Perhitungan Rataan Aktivitas Belajar Siswa 204 Lampiran 32 Tabel Data Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 208 Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Data Aktivitas Siswa 209 Lampiran 34 Perhitungan Uji Homogenitas Data Aktivitas Siswa 211

Lampiran 35 Perhitungan Uji Korelasi 213

Lampiran 36 Tabel Uji Korelasi 215

Lampiran 37 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 216 Lampiran 38 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 217 Lampiran 39 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 218 Lampiran 40 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t 219

Lampiran 41 Jadwal Kegiatan Penelitian 220

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).

Selain itu, pada proses belajar mengajar dijumpai berbagai permasalahan yang tidak hanya berasal dari guru dan siswa tetapi juga masalah sarana dan prasarana pendukung dalam proses belajar, permasalahan dari siswa terletak pada kecenderungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan permasalahan dari guru diantaranya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat verbalistik, proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar (teacher centered learning) dan dalam penyajian materi yang monoton sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa (Yuniyanti, 2012).

(14)

2

masalah (PBL) yaitu kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logisuntuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

Penelitian laintentang model pembelajaran berbasis masalah ini diantaranya adalah menurut Nurhayati, dkk (2013) menyatakan bahwa penerapan model PBL mampu meningkatkan prestasi siswa dan kreativitas siswa, dengan faktor yang mempengaruhinya dimana model PBL merupakan model yang memusatkan pembelajaran pada pemahaman melalui permasalahan yang harus diselesaikan siswa, sehingga siswa menjadi merasa tertantang dan tidak merasa bosan. Kemudian, Pandu (2013) menyatakan bahwa PBL dapat merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang lebih kritis dan aktif sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Penelitian Sahala dan Samad(2010) menyatakan bahwa penerapan Model PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data untuk memecahkan masalah, sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya, Adawiyah (2011) menyatakan bahwa penerapan modelpembelajaran PBL secara efektif akan membantu meningkatkan aktivitas belajar siswa karena mengharuskan siswa untuk aktif dalam tahapan diskusi kelompok. Kemudian menurut Dewi, dkk (2013) Dengan menggunakan PBL, dapat meningkatkan interaksi sosial siswa dan pencapaian hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif atau pembelajaran individualistik.

(15)

siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan mencari sumber belajar dari manapun (Nasution, 2014).

Penelitian lain tentang lain tentang model pembelajaran Inkuiri terbimbing ini diantaranya adalah menurut Sandi (2015) menyatakan bahwa Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Selain itu, dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar siswa dapat menemukan suatu konsep melalui kreatifitas secara langsung.Selanjutnya, menurut Argandi (2013), menyatakan bahwa dengan inquiry terbimbing dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik serta peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian Riana (2011) menyatakan bahwa dengan inkuiri terbimbing siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri yang dia butuhkan untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan keterampilan intelektual dan daya pikir kritis sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Kemudian menurut Adawiyah, dkk (2014) menyatakan bahwa Model pembelajaran Inquiry terbimbing melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Hal ini akan meningkatkan keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar yang meliputi kegiatan mental, intelektual dan sosial emosional. Selain itu juga dapat mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(16)

4

terhadap masalah yang dihadapi, hipotesis ini didasarkan atas pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya (Suseno, 2009).

Sedangkan Sinaga (2013) melaporkan hasil penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar kimia dan nilai karakter yang terkembang antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah terintegrasi inkuiri terbimbing dengan media komputer dengan model pembelajaran langsung dan metode pembelajaran berbasis masalah terintegrasi inkuiri terbimbing.

Penggunaan media belajar juga akan sangat membantu kegiatan pembelajaran terutama dalam mata pelajaran kimia. Ada beberapa media belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia, salah satunya media peta kosep. Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa (Fauziah, 2013).Berkenaan dengan itu Trianto (2010) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.

Menurut Pohan (2013) menyatakan bahwa dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran, maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang satu dengan konsep yang lain. Bagi siswa hal ini dapat menjadi suatu pembelajaran yang bermakna karena lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami.Sedangkan menurut Rohana (2009) Pembelajaran yang disertai penyusunan peta konsep memungkinkan peserta didik terlibat aktif dalam proses berpikir mengaitkan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki dengan informasi baru yang sedang dipelajari. Hal ini juga membuat peserta didik terlatih dalam mengaitkan konsep-konsep yang dimilikinya sehingga dapat membantu dalam memecahkan soal-soal dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa konsep saling terkait .

(17)

baru dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif. Sedangkan menurut Rahayu (2011) menyatakan bahwa Pemahaman yang memadai dalam menentukan hubungan atau keterkaitan antar satu konsep dengan konsep yang saling berhubungan melalui media peta konsep akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran sains, termasuk di antaranya untuk mengatasi miskonsepsi dan peningkatan hasil belajar.

Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam mempelajari gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Argandi, 2013). Sejalan dengan itu, Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. (Nasution, 2014).Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya (Magdalena, 2014). Namun, sampai saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi kimia merupakan materi yang sulit dipelajari (Malihah, 2011).

Materi redoks merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang syarat dengan konsep-konsep yang abstrak di antaranya konsep reaksi redoks berdasarkan transfer elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron yang tidak bisa dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa dibayangkan. Keabstrakan materi ini dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya atau bahkan siswa dapat mengalami kesalahan konsep (Nurjannah, 2014).Sejalan dengan itu, Reaksi reduksi oksidasi menggunakan hitungan matematis logis, memerlukan hafalan simbolik, pemahaman, terapan dan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Sirait, 2015).

(18)

6

pengikatan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.Faktor subtansial inilah yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep abstrak berupa defenisi, ciri-ciri, dan kesulitan dalam soal hitungan (Pradita, 2014).Siswa dalam belajar materi reaksi redoks membutuhkan kemampuan analisis karena materi ini mencakup informasi, data dan fakta yang harus dianalisis untuk menghasilkan suatu kesimpulan, misalnya dalam menentukan reduktor dan oksidator dari suatu reaksi (Purnamawati, 2014).

Salah satu contoh masalah yang membingungkan pada materi reaksi redoks, misalnya permasalahan yang berkaitan dengan konsep reaksi redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. Guru menyajikan beberapa persamaan reaksi redoks yang dapat dijelaskan menggunakan konsep tersebut, misalnya reaksi pembakaran arang yang melibatkan oksigen. Namun disisi lain, guru juga menyajikan reaksi redoks tetapi tidak bisa dijelaskan dengan konsep pengikatan pelepasan oksigen, misalnya reaksi pembentukan senyawa NaClyang di dalam reaksi tersebut tidak melibatkkan oksigen. Pada kondisi tersebut, permasalahan yang diberikan akan membuat peserta didik bingung menentukkan konsep reaksi redoks yang paling tepat, sehingga dapatmenjelaskan semua jenis reaksi redoks (Pratiwi, 2014).

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan PPLT di sekolah SMK N 1 Talawi selama 3 bulan diperoleh data hasil ujian tengah semester kimia siswa setiap formatif masih banyak siswa yang mempunyai nilai dibawah standar ketuntasan minimal (nilai ≥ 75). Pengalaman peneliti selama PPLT, guru masih menggunakan model pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.

(19)

pada informasi yang disampaikan oleh guru. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Semakin aktif siswa pada saat pembelajaran maka semakin baik hasil belajarnya (Maryati, 2015).Pembelajaran yang efektif menitikberatkan adanya aktivitas belajar yang didesain pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Ristanto, 2010).

Beberapa penelitian tentang penerapan model problem based learning diteliti oleh Pratiwi (2014) menunjukkan pembelajaran berbasis masalah efektif diterapkan pada materi reaksi redoks kelas X SMA yang dilihat dari ketercapaian pembelajaran yaitu 76,25% peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25% peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,63% peserta didik memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,29% peserta didik memiliki sikap baik melalui penilaian observasi.Sedangkan penelitian Sastradewi (2015), bahwa model pembelajaran PBL yang dikembangkan dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia siswa siswa pada materi redoks.Hasil penelitian menunjukkan nilai pemahaman konsep siswa didapatkan nilai gain skor ternormalisasi sebesar 0,78.

(20)

8

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Harahap (2015), bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi redoks.Pada kelas eksperimen dengan penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta Konsep dan di kelas kontrol dengan model pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Nilai rata-rata pada kelas eksperimen 70,78sedangkan pada kelas control 65,94.Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Gultom (2015) bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media peta konsep dapat meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X SMA pada materi reaksi reduksi dengan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen adalah 76,61% sedangkan pada kelas control adalah 67,88 %.

Sejalan dengan itu, hasil penelitian Siregar (2014) menunjukkan bahwa hasil belajar dan nilai karakter siswa yang dibelajarkan denganmodel problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan media komputer lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diberikan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing tanpa media komputer danpembelajaran dengan model direct intruction yaitu dengan nilai gain rata – rata 0,83 pada kelas eksperimen 1, 0,63 pada kelas eksperimen 2, dan 0,60 pada kelas eksperimen 3.

Dengan adanya penelitian sebelumnya, maka peneliti berusaha untuk mengkombinasikan antara model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dengan menggunakan media Peta konsep.Diharapkan penelitian ini memperoleh aktivitas danhasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.

(21)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup permasalahan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran melalui pengintegrasian model PBL dengan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Penggunaan media peta konsep pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa. 3. Persentase hasil belajar kimia siswa pada materi redoks melalui

pengintegrasian model problem based learning dan inkuiri terbimbing dengan media peta konsep akanlebih maksimal.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan inkuri terbimbing. 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media peta

konsep.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Aek Natas pada pokok bahasan redoks.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model problem based learning terintegrasi dengan inkuiri terbimbing menggunakan media peta konsep lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model inkuiri terbimbing menggunakan media peta konsep?

(22)

10

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model problem based learning terintegrasi dengan inkuiri terbimbing menggunakan media peta konseplebih tinggi daripeningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model inkuiri terbimbingmenggunakan media peta konsep.

2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi dengan hasil belajarnya

1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai model dan media pembelajaran alternatif pada proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning terintegrasi dengan inkuiri terbimbing bermediakanpeta konsep, proses pembelajaran kimia akan lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.

1.7Definisi Operasional

Variabel – variabel penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

(23)

2. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran penemuan oleh siswa untuk mendapatkan pengalaman dan penemuan konsep melalui bimbingan guru (Sandi, 2015).

3. Media peta konsepmerupakan mediayang digunakan untuk ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama (Trianto, 2010).

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Ariyanti, 2015).

(24)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep.

2. Ada korelasi yang cukup tinggi antara aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta

konsep.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal - hal berikut

1. Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan peta konsep

sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran kimia.

2. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dan diharapkan menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil belajar yang lebih signifikan dan juga dengan media yang berbeda. 3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian

(25)
(26)

76

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, A., Triasianingrum., dan Suhardi, E., (2014), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Dengan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VII Di SMPN 2 Cibinong, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan.

Adawiyah, R., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Argandi, R., Martini, K.S., dan Saputro A.N.C., (2013), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual Pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(2) : 44-49.

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(3) : 1 – 9.

Arsyad, A., (2009), Media pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, jurnal pendidikan kimia, 3(3) : 89-97.

Brady, J.E., (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta.

Devi, A., Mulyani S., dan Haryono., (2014), Perbedaan Implementasi Pembelajaran Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X Mia SMA Negeri Di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(4) : 126-135.

(27)

Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Sma N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, 2(1) : 15-20.

Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi Dengan Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam Basa dan Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(3) : 158 – 165.

Fauziah, N., Masykuri, M., dan Nugroho, A., (2013), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (Stad) Menggunakan Peta Pikiran (Mind Mapping) Dan Peta Konsep (Concept Mapping) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2(2) : 132-139.

Gultom, R., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Media Peta Konsep Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Handayani, T.D.A., karyasa, W., dan Suardana, N., (2015), Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5 : 1-12.

Harahap, J., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Peta Konsep Terhadap Motivasi, Kreativitas, dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Redoks, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(28)

78

Malihah, M., (2011), Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, FT UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Maryati, S., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Menggunakan Flash Card Sebagai Media Chemo-Edutainment Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini., (2015), Psikologi Pendidikan, PPs Unimed, Medan.

Mudalara, P.I., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianyar Ditinjau Dari Sikap Ilmiah, Tesis, Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.

Nasution, N., (2014), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Jurnal Pendidikan Kimia UNIMED, Medan.

Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki., (2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2(4) : 151 – 158.

Nurjannah., (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Swasta Panca Budi Medan Pada Materi Reaksi Redoks, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Pandu, B.L., (2013), Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil BelajarSiswa pada Pelajaran Komputer (KK6) Di SMK Negeri 2 Wonosari, Skripsi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Negeri Yogyakarta.

Pohan, L.A., (2013), Penggunaan Strategi Peta Konsep (Concept Mapping) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Penelitian, 1(1) : 67-72.

(29)

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 (3) : 40 – 48.

Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Media Kartu dan Ular Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(4) : 100 -108.

Rahayu, A.A., (2011), Pengunaan Peta Konsep Untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Jaringan Tumbuhan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, FITKUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Riana., (2011), Pembelajaran Kimia dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Tesis Program Studi Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Ristanto, R.H., (2010), Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Rohana., Hartono Y., dan Purwoko., (2009), Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pgri Palembang, Jurnal Matematika, 3(2) : 93-102.

Sahala, S., dan Samad, A., (2010), Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang, Jurnal Matematika dan IPA, 1(2) : 12-25.

Sandi, T., (2015), Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Jurnal Nalar Pendidikan, 3(1) : 293-300.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, kencana Preneda Media Group, Jakarta.

(30)

80

Sadiman, S.A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (2010), Media Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.

Sari, N.F., (2009), Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007, JPE, 2(1) : 53-73.

Sastradewi, P.F., Sadia, I.W., dan Karyasa, I.W., (2015), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5 : 1-12.

Sari, S., Sriyono., dan Desy, S., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Konvensional, Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Radiasi, 3(2) : 150-153.

Silaban,R., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Bermediakan Komputer Terhadap Hasil Belajar dan Karakter Siswa SMA, Jurnal Pendidikan Kimia 7(2) : 1-12.

Silalahi, E.K., Silaban, R., dan Silalahi, A., (2014), Pengembangan Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Nilai Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed 6(2) : 1-17.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Simanjuntak, T., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dengan Menggunakan Media Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Oksidasi Reduksi Di Kelas X SMA Swasta Teladan Medan, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Sinaga, G.E., Jahro, I.S., dan Mahmud., (2013), Pengembangan Kombinasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Kimia Larutan Di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

(31)

Siregar, S.H., (2014), Efektivitas Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Dengan Media Komputer Untuk Menignkatkan Hasil Belajar dan Nilai Karakter Siswa Pada Pelajaran Kimia Larutan di SMA Kelas XI, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito Bandung, Bandung.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia,Unimed Press, Medan.

Suseno, B., (2009), Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Minat dan Kreativitas Siswa., Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Susilana, R., dan Riyana,C., (2009), Media Pembelajaran, Cv. Wacana Prima, Bandung.

Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

Wardhani, A.I., Masykuri, M., dan Utami, B., (2014), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) Menggunakan Strategi Peta Konsep dan Peta Pikiran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Ikatan Kimia Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(2) : 36-44.

(32)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Supriyanto,SP.M.Mpd Eddy Fadilah Safardan, Sp Neneng Yanti ,

Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: Membaca nyaring kata, frasa dan atau kalimat, mengidentifikasi tema wacana, memperoleh informasi umum,

Meningkatkan kreativitas pada pelajaran matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Mranggen Kecamatan Jatinom dengan menggunakan strategi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kampung Samin Klopoduwur dimana terdapat Komunitas Wong Sikep yang memilki budaya unik berpotensi menjadi wisata unggulan di

Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan di Indonesia telah. dikembangkan sejak tahun 1992, sejalan dengan diberlakukannya UU

Apabila melihat kegunaan dari beton berpori sebagai beton multifungsi, pengaplikasian beton berpori diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pembangunan prasarana

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran