ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP)
KOTA SURAKARTA
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta
)Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
DANAN BIWOROTOMO B200 120 207
PROGAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP)
KOTA SURAKARTA
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
DANAN BIWOROTOMO B200 120 207
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP)
KOTA SURAKARTA
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta)
OLEH
DANAN BIWOROTOMO B200 120 207
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 30 Juli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Zulfikar, SE, M.Si. ( ) Ketua Dewan Penguji
2. Drs. Agus Endro Suwarno, M.Si. ( ) Anggota Dewan Penguji
3. Dr. Noer Sasongko, SE, M.Si. ( ) Anggota Dewan Penguji
Dekan,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 30 Juli 2016
Penulis
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) KOTA SURAKARTA
(Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) Kota Surakarta. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling yang menjadi kriteriannya adalah kasubag keuangan dan staff keuangan. Alat analisis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Sampel penelitian ini adalah 41 pegawai yang bekerja pada SKPD Kota Surakarta sebagai Kasubag keuangan dan staff keuangan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda melalui program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan akuntansi akrual, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, kompetensi aparatur daerah dan ketaatan pada peraturan perundangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta, sedangkan penganggran berbasis kinerja dan pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP).
Kata Kunci: penerapan akuntansi akrual, penganggran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, kompetensi aparatur daerah, ketaatan pada peraturan perundangan, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP).
ABSTRACTION
This present study aims to examine and analyze the factors that affect performance accountability of government agencies (AKIP) Surakarta. The sampel was determined using purposive sampling technique, The criteria of sampel is Head of finance and financial staff. The analysis tool in this research is Multiple Linear Regression Analysis.
Samples were 41 employees working at SKPD Surakarta as Head of finance and financial staff. Data were collected using a questionnaire and analyzed using multiple regression analysis by SPSS.
The results of study showed that the implementation of accrual accounting, budget goal clarity, reporting system, competence of the officers and adherence to the rule of laws contributed performance accountability of government agencies Surakarta, while based budget performance and accounting controls do not affect the performance accountability of government agencies (AKIP).
Keywords: implementation of accrual accounting, budget based performance, budget goal clarity, accounting controls, reporting systems, the competence of the officers, adherence to the rule of law, accountability of the performance of government agencies (AKIP).
1. PENDAHULUAN
Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
1999, yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, membuat
pemerintah Kabupaten dan Kota memiliki hak yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan dalam melakukan pengelolaan daerah masing-masing.
Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang
atau badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau wewenang untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (BPKP,
2011). Menurut Undang-undang KIP (Keterbukaan Informasi Publik) No 14 Tahun
2008 meyatakan bahwa Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan atau diterima oleh suatu Badan Publik yang
berkaitan penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai
dengan Undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan
public.
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan
penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan
penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan
upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, hal ini sesuai dengan konsep (New
Public Management).
Namun dengan diterbitkan penetapan PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan maka pemerintah daerah harus menyusun dan menyajikan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) menggunakan basis akrual paling
lambat tahun 2015. LKPD hanya dapat dihasilkan melalui sistem akuntansi yang
dapat menghasilkan Laporan Keuangan berbasis akrual dan Laporan Keuangan
berbasis kas. Saat ini secara bertahap pemerintah berpindah meninggalkan sistem
akuntansi single entry menjadi double entry karena penggunaan single entry tidak
dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya.
Dalam menghasilkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah perlu
adanya ketaatan pada peraturan perundangan. Diharapkan laporan akuntabilitas
pemerintah pusat dan kebutuhan informasi publik. Tetapi kurangnya ketaatan dan
kepedulian atas penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang sesuai dengan
peraturan yang masih berlaku masih banyak terjadi di daerah-daerah yang terdapat
di Indonesia. Oleh karena itu guna mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah diperlukan ketaatan atas peraturan perundangan yang telah berlaku.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini berjudul:
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Surakarta (Studi Kasus pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kota Surakarta)”.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kantitatif. Jenis data yang digunakan
adalah data primer dengan penyebaran kuesioner langsung kepada responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada SKPD kota
surakarata. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik ,
uji kualitas data dan uji hipotesis.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1HASIL
Tabel Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model B Std Error thitung Sig Sumber : Data primer diolah penulis, 2016
Dari hasil regresi berganda diatas dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 1,469 menunjukkan bahwa penerapan akuntan
akrual, penganggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran,
kataatan pada peraturan perundangan naik maka akuntabilitas kinerja
instansi pemerintahan akan meningkat.
2) Secara statistik koefisien regresi penerapan akuntansi akrual menunjukkan
nilai Beta yang positif sebesar 0,260. Hal ini dapat diartikan jika terjadi
peningkatan penerapan akuntansi berbasis akrual maka akan berdampak
pada meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, demikian juga
apabila variabel penerapan akuntansi berbasis akrual menurun maka
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akan ikut menurun.
3) Secara statistik koefisien regresi penganggaran berbasis kinerja
menunjukkan nilai Beta yang positif sebesar 0,022. Hal ini dapat diartikan
jika terjadi peningkatan penganggaran berbasis kinerja maka akan
berdampak pada meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
demikian juga apabila variabel penganggaran berbasis kinerja menurun maka
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akan ikut menurun.
4) Secara statistik koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran menunjukkan
nilai Beta yang positif sebesar 0,306. Hal ini dapat diartikan jika terjadi
peningkatan terhadap kejelasaan sasaran anggaran maka akan berdampak
pada meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, demikian juga
apabila kejelasan sasaran anggaran menurun maka akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah akan ikut menurun.
5) Secara statistik koefisien regresi pengendalian akuntansi menunjukkan nilai
Beta negatif sebesar -0,203. Hal ini dapat diartikan jika terjadi peningkatan
terhadap pengendalian akuntansi maka akan berdampak pada menurunnya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sebaliknya apabila pengendalian
akuntansi menurun maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akan
meningkat.
6) Secara statistik koefisien regresi sistem pelaporan menunjukkan nilai Beta
yang positif sebesar 0,193. Hal ini dapat diartikan jika terjadi peningkatan
terhadap sistem pelaporan maka akan berdampak pada meningkatnya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, demikian juga apabila variabel
sistem pelaporan menurun maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
7) Secara statistik koefisien regresi kompetensi aparatur daerah menunjukkan
nilai Beta yang positif sebesar 0,153. Hal ini dapat diartikan jika terjadi
peningkatan terhadap kompetensi aparatur daerah maka akan berdampak
pada meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, demikian juga
apabila variabel kompetensi aparatur daerah menurun maka akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah akan ikut menurun.
8) Secara statistik koefisien regresi ketaatan pada peraturan perundangan
menunjukkan nilai Beta yang positif sebesar 0,400. Hal ini dapa diartikan
jika terjadi peningkatan terhadap ketaatan pada peraturan perundangan maka
akan berdampak pada meningkatnya akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, demikian juga apabila variabel ketaatan pada peraturan
perundangan menurun maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah akan
ikut menurun.
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Penerapan Akuntansi Akrual Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa nilai thitung 2.741 > ttabel 2.021
dan nilai p-value 0.010 < 0.05. berarti bahwa penerapan Akuntansi
akrual mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan
3.2.2 Penganggaran Berbasis Kinerja Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta.
Dari hasil uji Hipotesis diketahui bahwa nilai thitung 0.451 < ttabel
2.021 dan nilaip-value 0.655 > 0.05. hal ini berarti bahwa penganggaran
berbasis kinerja tidak mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintahan
3.2.3 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta
Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa besarnya nilai thitung 2.206
>2.021 ttabel dan nilai p-value 0.034 < 0.05. hal ini berarti bahwa
kejelasansasaran anggaran mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
3.2.4 Pengendalian Akuntansi Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kota Surakarta
Darihasil uji hiptesis didapatkan hasil thitung -2.018 < ttabel 2.021 dan
nilai p-value0.052 > 0.05. hal ini berarti bahwa pengendalian akuntansi
tidak mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan.
3.2.5 Sistem Pelaporan berpengaruh Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kota Surakarta
Dari hasil uji hipotesis didapatkan hasil thitung 2.140 > ttabel 2.021 dan
nilai p-value 0.040 < 0.05. hal ini berarti system pelaporan mempunyai
pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan.
3.2.6 Kompetensi Aparatur Daerah Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta
Dari hasil uji hipotesis didapatkan hasil thitung 2.103 > ttabel 2.021 dan
nlai p-value 0.043 < 0.05. hal ini berarti bahwa kompetensi aparatur
daerah mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintahan.
3.2.7 Ketaatan Pada Perundangan Berpengaruh Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kota Surakarta.
Dari hasil uji hipotesis didapatkan hasil thitung > ttabel dan nilai p-value
< 0.05. hal ini berarti bahwa ketaatan pada peraturan perundangan
mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
4. PENUTUP 4.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Penerapan akuntansi akrual mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.1.2 Penganggaran berbasis kinerja tidak mempunyai pengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.1.3 Kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
4.1.4 Pengendalian akuntansi tidak mempunyai pengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.1.5 Sistem pelaporan mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.1.6 Kompetensi aparatur daerah mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.1.7 Ketaatan pada Peraturan Perundangan mempunyai pengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Surakarta.
4.2Saran
4.2.1 Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan memperluas objek penelitian,
sehingga hasil penelitian lebih bisa mewakili secara keseluruhan atau
dapat tergeneralisasi.
4.2.2 Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan supaya dalam
mengumpulkan data tidak hanya menggunakan metode kuesioner,
namun juga bisa dengan menggunakan observasi langsung, sehingga bisa
memperkecil adanya bias data.
4.2.3 Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya menambah variabel yang
mempengaruhi akuntabilitas kinerja yaitu tidak hanya penerapan
akuntansi akrual, penganggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran
anggaran, pengendalian akuntansi, sistem pelaporan, kompetensi apratur
daerah dan ketaatan pada peraturan perundangan.
DAFTAR PUSTAKA
---, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
---, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
---, Undang-undang RI No. 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Intruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Undang-undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
Abdullah, Hilmi. 2005. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (StudiEmpiris pada kabupaten dan kota di daerah istimewa
Yogyakarta).KOMPAK. No13, Januari-april 2005 hal:36-27
Aini, Erinaldi, Julita. 2014. Pengaruh Unsur-Unsur Internal Control System Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pada Satuan Kerja Perangkat daerahKabupaten Palalawan. JOM FEKON VOL. 1 NO. 22 Oktober.
Angreini, Pinatik. 2014. Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas Pendapatan Daerah Dan Badan Pengelolaan
Keuangan Dan Barang Milik Daereh.Jurnal EMBA Volume. 2 No. 2 : 800-808.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Anjarwati.2012. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Accounting Analysis Journal Volume 1 No. 2. Universitas Negeri Semarang.
Arens, A.A, Elder, J.R, dan Beasley, S. M., 2008., Auditing dan jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi, Jilid I, Edisi Keduabelas. Erlangga Jakarta.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), 2011, “Akuntabilitas Instansi
Pemerintah”. Bogor.
Bahri, Syambudi Prasetia 2012, Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintaha (Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cirebon), Universitas Pasundan,
Bandung.
Bahri, Syambudi Prasetia 2012, Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cirebon), Universitas Pasundan,
Bandung.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Darma, E. S.2004. “Pengaruh Kejelasan Sasaran dan Sistem Pengendalian Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi sebaga i Variabel Pemoderasi pada Pemerintah Daerah”.Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM
Gendro, Wiyono. 2011. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0 : Percetakan STIM YKPM. Yogyakarta.
Ghozali, I. 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan. Peneribit Universitas Diponegoro, Semarang.
Govindrajan and Anthony, 2005.Management Control System.Edisi Terjemahan Salemba Empat Jakarta.
Komang, Adiputra, Darmawan. 2014. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(Studi Kasus pada Dinas Kehutanan UPT KPH Bali Tengah Kota Singaraja. e-Jurnal S1 Akuntansi volume 2 No. 1. Universitas Pendidikan Ganesha.
Kusumaningrum, I. 2010. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Prodi Magister Akuntansi Program Pasca Sarjana Universitas Dipenogoro : Semarang.
Lesmana, Desy. 2011. Pengaruh Penganggaran Partisipasif, Sistem Pengukuran Kinerja dan Kompensasi Insentif Terhadap Kinerja Manajerial Perguruan Tinggi Swasta di Pelembung. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol 1. NO.3
Mahsun, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Ed 1. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Empat. Yogyakarta: Andi Mardiasmo.2002. Akuntansi Sektor public Ed IV. Yogyakarta: Andi Offset
Mentari, Emrinaldi, Mudrika. 2014. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Penerapan Akuntansi Sektor Publik Dan Ketaatan Pada Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.Jurnal JOM FEKON Volume 1. No 2. Universitas Riau Pekanbaru.
Mulyadi.2005. Akuntansi Manajemen.Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit STIE
Netty. 2011. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi.
Oktiandra S. 2010. Pengaruh Komptensi Aparatur Pmerintah Daerah, Penerapan Akuntabilitas Keuangan, dan Ketaatan pada Peraturan Perundangan pada Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Skripsi. Universitas Riau, Pekanbaru.
Reni Yulianti, Hardi, Rusli. 2014. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Kesulitan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi Dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Pada Satuan Kinerja
Perangkat Daerah Kabupaten Pelalawan. Jurnal JOM FEKON Volume.1 No.2.
Universitas Riau.
Wahyudi, Kumorotomo dan Erwan Agus Purwantoro, 2005.Anggaran Berbasis
Kinerja, Konsep dan Aplikasinya, Magister Administrasi Publik UGM,