ANALISA TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL DI TRANS7
TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK
(Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam
Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan
Sarjana (S-1)
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
AGHI AYU HADI PURWITA SARI
060904067
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Aghi Ayu Hadi Purwita Sari
NIM : 060904067
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Analisa Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap
Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif Tayangan
Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Dra. Lusiana A. Lubis,M.A
NIP.196704051990032002 NIP.195102191987011001
Drs. Amir Purba, MA
Dekan FISIP USU
ABSTRAKSI
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.
Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya yang berlimpah kepada
peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Tayangan
Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif
Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah)”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir perkuliahan peneliti sebagai syarat pendidikan
sarjana (S-1). Peneliti berharap ke depannya skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi
mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Tentunya skripsi ini masih sangat jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan gagasan baru, kritik,
serta saran yang membangun demi perbaikan ke depan.
Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada orangtua peneliti yakni Ayahanda Ismet Rizal Pulungan dan Ibunda
Yusmawita Siregar yang selalu ada di rumah untuk membimbing dan memberikan
semangat, cinta, dan kasih sayangnya. Untuk adik-adik saya Irfan, dan Rakha
terimakasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan yang selalu
berharap bahwa peneliti nantinya akan menjadi manusia yang berguna di masa yang
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti tidak hanya mengandalkan
kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberi kontribusi, baik berupa
materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena itu melalui kata
pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA dan Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si selaku Ketua
dan juga sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus peneliti anggap
sebagai orangtua kedua yang begitu baik memperlakukan peneliti selama
proses pengerjaan skripsi.
3. Ibu Dra. Lusiana A. Lubis,M.A selaku dosen pembimbing peneliti yang
memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal yang membuat
peneliti termotivasi untuk membuat suatu penelitian yang cukup menantang,
dan memiliki kesabaran, ketekunan dalam memberikan masukan-masukan
bagi skripsi ini.
4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan contoh,
masukan serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti berupa semangat
untuk terus belajar dan meraih cita-cita.
5. Kak Ross, Kak Icut, Kak Maya, dan Kak Rotua untuk semua dorongannya
agar peneliti segera menyelesaikan studi, serta semua dukungan dan
pengertiannya.
6. Suami, Bobby Ferdian, dan anak peneliti Kayla Aisyahattaya Ferdian yang
selalu mendoakan yang terbaik bagi peneliti. Para Om dan Tante,
7. Soya Soraya selaku sahabat peneliti untuk cerita-ceritanya yang menginspirasi
dari ide awal penulisan sampai penelitian ini selesai. Juga untuk
obrolan-obrolan panjang dan menggelikan yang selalu menghasilkan ide-ide atau
motivasi bagi satu sama lain dan hal-hal lainnya yang tidak pernah terpikir
sebelumnya. Terima kasih ya, Oya.
8. Keria, Bebu, Bihok, Berik, Bayong, sahabat-sahabat peneliti, yang selalu
memotivasi peneliti dalam berbagai cara dan segala macam perbuatan tingkah
laku kalian, baik yang pantas dan tidak pantas, yang selalu menyemarakkan
hari-hari peneliti. Untuk persahabatan merangkap persaudaraan yang tidak bisa
diterima akal sehat manapun awal mula ceritanya. Sebenarnya tidak bisa
dengan pemakaian bahasa yang baik dan benar untuk menggambarkan mereka,
karena artiannya jadi menyimpang terlalu jauh. Tapi demi kesopanan, maka
penulis cukupkan sampai di sini mengenai mereka.
9. Para adik stambuk 2007 dan 2008 yang peneliti kenal dan sering berinteraksi.
Para senior dari yang 2002 sampai 2005 yang juga turut men – support penulis
dari awal waktu perkuliahan hingga sekarang.
10.Kepada Murid – murid SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang
lucu, bijak, baik, dan pintar, terima kasih sudah sangat membantu dalam
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat membuka khazanah
berpikir kita mengenai media komunikasi internasional.
Medan, September 2010
Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I: PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1
I.2 Perumusan Masalah... 7
I.3 Pembatasan Masalah... 8
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……….. 8
I.5 Kerangka Teori………. 9
I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa……….. 10
I.5.2. Televisi S-O-R……….12
I.5.3. Televisi Sebagai Media Massa…….……….. 14
I.5.4. Perilaku………... 15
I.5.4.1 Anak……….... 17
I.7 Kerangka Konsep………. 18
I.8 Model Teoritis………. 19
I.9 Konsep Operasional………... 20
BAB II: URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi....…... 26
II.1.1. Pengertian Komunikasi……….... 26
II.1.2. Jenis Komunikasi………. 32
II.2 Komunikasi Massa………….……….….... 34
II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa……….. 34
II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa……… 37
II.2.3. Komponen Komunikasi Massa………. 39
II.2.4. Efek Komunikasi Massa……….... 41
II.3 Teori S-O-R………….……….……. 45
II.4 Televisi Sebagai Media Massa……….... 48
II.4.1. Pengertian Televisi……….. 48
II.4.2. Fungsi Televisi……….... 51
II.4.3. Karakteristik Televisi……….…………... 52
II.5. Teori Perilaku……….… 53
II.5.1. Pengertian Perilaku……….… 53
II.5.2. Proses dan Karakteristik Perilaku……...……….…... 55
II.5.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku……….…… 56
II.5.4. Anak………..……. 61
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 65
III.1.1.Tentang YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 63
III.1.2. Sistem Pendidikan... 66
III.1.3. Visi, Misi YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 69
III.1.4. Struktur Organisasi YP. Shafiyyatul Amaliyyah... 75
III.2 Deskripsi Tayangan Laptop Si Unyil……..………... 77
III.3 Metode Penelitian ……….... 78
III.4 Lokasi Penelitian………... 78
III.5 Populasi dan Sampel ... 79
III.6 Teknik Penarikan Sampel ... 81
III.7 Teknik Pengumpulan Data……….... 82
III.8 Teknik Analisa Data ... 83
BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...….. 84
IV.1.1. Tahap Awal ... 85
IV.1.2. Pengumpulan Data ... 85
IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 86
IV.3 Analisa Tabel Tunggal ... 87
IV.3.1. Karakteristik Responden ... 87
IV.3.2. Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7………..…... 93
BAB V: PENUTUP
V.1. Kesimpulan ... 122
V.2. Saran ...123
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Daftar Tabel
Tabel 1 Variabel Operasional ……… 20
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden ……….… 87
Tabel 3 Umur Responden……….….. 88
Tabel 4 Saluran Televisi ………...……….. 89
Tabel 5 Materi Acara ……….. 90
Tabel 6 Lama Menonton ….………... 91
Tabel 7 Sumber Media Pengetahuan ……… 92
Tabel 8 Frekuensi Menonton Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 …………. 93
Tabel 9 Waktu Penayangan Laptop Si Unyil ……...………. 94
Tabel 10 Frekuensi Penayangan Laptop Si Unyil ……… 95
Tabel 11 Kesesuaian Jam Tayang ….……….. 96
Tabel 12 Durasi Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 97
Tabel 13 Host Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 98
Tabel 14 Teknik Berkomunikasi ………..… 99
Tabel 15 Bahasa yang Digunakan …….………. 100
Tabel 16 Penguasaan Materi ………...………... 101
Tabel 17 Kemampuan Host Membawakan Tayangan ………. 102
Tabel 18 Ilustrasi dalam Tayangan Laptop Si Unyil ………... 103
Tabel 19 Tema ………...………. 104
Tabel 20 Materi Acara ……….……… 105
Tabel 21 Pemahaman terhadap Isi ………... 106
Tabel 22 Motif Menonton ………...……. 107
Tabel 23 Penambahan Tingkat Pengetahuan ……….. 108
Tabel 24 Keseluruhan Tayangan ………...………. 109
Tabel 25 Pengaruh Materi terhadap Pembentukan Perilaku Anak ………. 110
Tabel 26 Pengaruh Ilustrasi terhadap Pembentukan Perilaku Anak …………... 111
Tabel 27 Tayangan Laptop Si Unyil menjadi Inspirasi dalam Pembentukan Perilaku Anak ………..……….. 112
Daftar Gambar
Gambar 1 Model S-O-R ………. 12
Gambar 2 Model Teoritis ………... 19
Gambar 3 Model S-O-R ………. 47
Daftar Lampiran
1. Kuesioner
2. Fotron Cobol
3. Surat Izin Penelitian USU
4. Lembar Bimbingan Skripsi
ABSTRAKSI
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.
Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan informasi sekarang ini, menuntut para media massa untuk
selalu mengakses informasi terbaru secara terus-menerus. Baik dari media cetak, media
elektronik, industri buku dan lain sebagainya. Apalagi sejalan dengan lahirnya era
reformasi, banyak hal baru berkembang yang dengan pesat diakibatkan timbulnya
keberanian dalam mengungkapkan hal-hal yang ingin disampaikan untuk pemenuhan
kebutuhan informasi tersebut. Televisi sebagai media audiovisual mempunyai daya tarik
tersendiri dengan gambar bergeraknya (moving picture). Televisi merupakan salah satu
media massa yang efektif untuk penyampaian pesan kepada penontonnya. Oleh karena
itu khalayak cenderung menggunakan televisi sebagai sarana hiburan, informasi
maupun pengetahuan, sehingga membuat informasi yang disampaikan lebih menarik
dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya. Berbicara tentang isi dari
televisi, beragam acara pun mulai dihadirkan oleh televisi ke tengah keluarga.
Televisi sebagai produk teknologi maju, berkembang pesat sejalan dengan
perkembangan jaman. Siaran-siaran yang ditampilkan menyebabkan banyak perubahan
dalam masyarakat, karena televisi memiliki sifat medium, yaitu pesan-pesan yang
disampaikan mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Menurut McLuhan, media
massa adalah perpanjangan alat indra kita.
Televisi merupakan salah satu media massa yang menjadi jendela kecil untuk
menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indra kita dan film yang
Televisi mempunyai fungsi sebagai alat informatif, persuasif, motivatif, yang
mudah dan dapat dipahami bahkan televisi digunakan sebagai media edukasi untuk
pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building ( Ardianto,
2004:136) melalui program-program acara yang diproduksi dari banyaknya saluran
televisi.
Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya
televisi-televisi swasta di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi swasta itu adalah RCTI, SCTV,
TPI, TV One, Trans TV, Metro TV, Global TV, ANTV, Indosiar, serta stasiun televisi lokal,
seperti, Space Toon, Deli TV, dan lain-lain. Televisi-televisi swasta tersebut berlomba-lomba
untuk menarik perhatian penonton, dengan cara menyajikan siaran-siaran yang menarik
perhatian penonton. Bahkan sejak disahkannya Undang-Undang Penyiaran, TVRI sebagai
televisi pemerintah juga harus berebut penonton, sebab dalam dunia broadcasting berlaku
hukum, jumlah pemirsa berbanding lurus dengan tingkat pendapatan.
Ketatnya kompetisi memperebutkan pemirsa, memaksa para pekerja bisnis siaran harus
bekerja ekstra keras. Akibat positifnya tayangan di televisi pun menjadi sangat beragam, mulai
dari program acara berita, film, sinetron, talk show, kuis bahkan gosip pun dikemas menjadi
suatu program hiburan. Keberhasilan suatu program dalam penyampaian pesan kepada
penontonnya juga mencerminkan keberhasilan dari sejumlah pekerja di belakang layar tersebut.
Kemampuan para pekerja dalam pekerjaan mereka sangatlah tergantung pada kelengkapan dari
unsur-unsur adaptasi teknologi dan seni. Kombinasi keduanya berpeluang menghasilkan
program yang berkualitas dan mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya.
Bahkan program acara dapat dipusatkan untuk anak-anak. Namun, program anak bukan
hanya film kartun yang hanya bersifat menghibur. Akan tetapi banyak program anak yang
pengetahuan, anak-anak tidak hanya terpatok di lingkungan sekolah. Dora the explorer, sesame
street, Si Bolang, Laptop si Unyil dan lain sebagainya merupakan beberapa dari banyaknya
program acara anak yang diproduksi di stasiun televisi.
Program acara anak ini di bentuk sedemikian rupa yang menggunakan kreativitas tinggi
untuk membuat anak-anak tertarik melihatnya. Jika mereka tertarik, maka pesan dalam program
acara tersebut dapat dengan mudah mereka dapatkan.
Salah satu program anak yang sekarang masih populer adalah Laptop Si Unyil.
Unyil merupakan tokoh anak yang sudah dikenal cukup lama. Si Unyil adalah film seri
televisi
Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan da
Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari
lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!"
sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah. Film ini pernah dicoba diangkat
lagi oleh PPFN dengan bantua
atribut lama dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha
itu gagal. Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama
digawangi ole
beberapa yang diperbaharui seiring zaman (www.Wikipedia.com). Laptop Si Unyil,
judul itu sengaja dipilih sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi yang sudah
Masih dengan tokoh–tokoh yang sama yaitu Unyil dengan karakternya yang
pintar dan baik, Pak Raden yang galak, Pak Ogah yang pemalas, pengganggu dan
kocak, Laptop Si Unyil alternatif yang mendidik khususnya bagi anak–anak. dapat
dijadikan tontonan memberikan pendidikan kepada anak-anak tidak hanya melalui
sekolah formal, melalui program Laptop Si Unyil hal-hal yang sebenarnya sulit
dipahami dapat disampaikan dengan penjelasan yang sederhana, menarik dan lugas
sehingga lebih mudah dipahami bahkan pertanyaan anak yang terkadang sulit dijawab
oleh orang tua. Program ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur
untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan
daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah, bahkan dapat menjadi pembentukan perilaku
anak (
Abraham Maslow (Koswara, 1991:25) menyatakan bahwa perialku anak
sebenarnya terbentuk dan berkembang melalui proses komunikasi. Namun, komunikasi
tersebut bukan hanya melalui komunikasi antara orang tua dengan anak. Banyak media
yang dapat membentuk perilaku anak, salah satunya dari media massa. Lingkungan di
luar keluarga akan turut andil dalam pembentukan karakter anak. Anak-anak mudah
sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan mereka dengar
termasuk melalui acara Laptop Si Unyil. Dimana terdapat banyak pesan yang
disampaikan. Pembentukan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukannya
senantiasa berlangsung selain dari interaksi manusia ternyata dapat berlangsung melalui
hasil dari buah budaya seperti televisi, radio, dan lainnya.
Untuk itu, peneliti tertarik mengambil sampel pelajar SMP kelas VII dan VIII
dalam golongan remaja awal. Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran
sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan
tidak bergantung dengan orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebanyanya
(Agustiani, 2006:29 ). Selain itu, pengetahuannya yang bertambah luas menyebabkan
timbulnya cita-cita dan angan-angan yang menjulang tinggi. Sikap kritis dan
mempertanyakan kebenaran dari apa yang dihadapi akan mendorong atau mendesak
fantasi agar tercapai pikiran yang realistis ( Gunarsa, 2000:22 ).
Dalam pemilihan sekolah, Shafiyyatul Amaliyyah dikenal sebagai sekolah high
class. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah sekolah kelas atas ini dalam
membentuk perilaku mereka masih melihat dari tayangan seperti Laptop Si Unyil.
Walaupun dari judul tayangan sudah mengikuti perkembangan zaman, namun
penyajian dari peran Unyil tersebut masih tradisional jika dibandingkan dengan kondisi
gaya hidup mereka yang sudah semakin maju.
Walaupun isi dari tayangan Laptop Si Unyil sangat bermanfaat dan mendidik,
tetapi apabila disejajarkan dengan perkembangan teknologi sekarang, pelajar seperti
mereka ini kemungkinan besar lebih memilih hasil buah budaya baru.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimanakah tanggapan Pelajar SMP Yayasan Shafiyyatul Amaliyyah kelas
VII dan VIII terhadap tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 dalam pembentukan perilaku
1.3.Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Penelitian bersifat deskriptif, yang mana hanya memaparkan suatu situasi
atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan,
tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
b. Penelitian hanya terbatas pada tayangan Laptop Si Unyil yang ditayangkan
di Trans7 setiap hari pukul 13.00 WIB.
c. Penelitian hanya terbatas pada tanggapan penonton terhadap tayangan
Laptop Si Unyil.
d. Objek penelitian terbatas pada pelajar SMP Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengungkap persepsi masyarakat tentang tayangan Laptop Si Unyil yang
ditayangkan di televisi swasta Trans7.
b. Menelaah pesan edukatif yang terdapat dalam setiap episode Laptop Si
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat kepada pembacanya
yang ingin mengetahui penerapan konsep komunikasi massa melalui
pesan-pesan yang disampaikan pada film kartun di berbagai media televisi.
b. Secara Akademis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat bagi para
akademisi lain yang ingin melakukan kajian lanjutan tentang sebuah
tayangan, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dalam setiap tayangan
memberi sumbangan berarti bagi pembentukan perlaku penontonnya.
1.5.Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai
fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan,
teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam
memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti
(Nawawi,2001:39).
1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa
latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare
yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah
istilah yang paling sering dipakai sebagai asal – usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata – kata latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,
suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41).
Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication
muncul istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang
sitematis untuk merumuskan dengan cara setepat – tepatnya asas – asas pentransmisian
informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk membertihau atau merubah sikap, pendapat atau
perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.
Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana
efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita
menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.
Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya, yaitu
komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2006:10). Dalam buku
Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum defenisi – defenisi komunikasi massa,
komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai
pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.
(media cetak dan media elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa, antara
lain: televisi, radio, majalah, koran, buku, dan film (Nurudin, 2003:2)
Menurut Wright (1959), dalam Severin dan Tankard (2007:4), perubahan
teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang memiliki
ciri:
a. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar,
heterogen, dan anonim.
b. Pesan – pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya
sementara.
c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
1.5.2. Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semua
berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku,
kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme.
Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism),
response stimulus
Gambar 1 Model S-O-R
Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima
atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti stimulus tersebut
tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari
organisme.
Jika stimulus diterima oleh organisme berarti adanya komunikasi dan perhatian
dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif dan ada reaksi. Langkah selanjutnya
adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, kemampuan dari
organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya
adalah organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat
terjadi kesediaan dalam mengubah sikap.
Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika
rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa
stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif
dapat merubah sikap.
Organism : - Perhatian
- Pengertian
Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses
belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang
proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan
(Effendy,2003:255).
1.5.3. Televisi
Everet M. Roger, dalam bukunya Diffusion of Innovation menyatakan bahwa
tekhnologi dirancang untuk “instrumental action” (gerak peralatan) guna mengurangi
ketidak pastian dalam hubungan sebab akibat, termasuk di dalamnya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam bukunya yang lain (Communication Technology: The
new media in society), Roger menulis bahwa tekhnologi biasanya memiliki dua aspek,
yaitu aspek perangkat keras dan aspek perangkat lunak. Aspek perangkat keras bersifat
objek materi, sedangkan aspek perangkat lunak adalah dasar informasi untuk perangkat
keras.
Menurut J.B Wahyudi, pada dasarnya perkembangan tekhnologi tidak dapa
lepas dari proses berfikir ilmiah manusia itu sendiri. Maka perkembangan teknologi
abad 20 bukanlah monopoli perorangan atau ahli saja, tetapi merupakan karya dari
banyak ahli yang berkesinambungan.
Dalam teknologi informasi, media saluran televisi menempati posisi terdepan
dalam hal popularitas dan pengaruh. Kemampuan media massa televisi memadukan
informasi dalam bentuk audio dan visual membuatnya begitu dipuja.
Kemampuan itu pula yang membuat daya tembusnya dalam pikiran pemirsa,
bisa begitu dalam yang pada akhirnya meninggalkan bekas mendalam. Fungsi televisi
sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Fungsi menghibur lebih
dominant pada media televisi.
Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan pada umumnya tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk
memperoleh informasi (Ardianto, 2004 : 128).
Media massa televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan
media massa lainnya yaitu :
a. Audiovisual
b. Berpikir dalam gambar
c. Pengoperasian lebih kompleks
1.5.4. Perilaku
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang
berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Sekalipun pengamatan dari
luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh
manusia. perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai
dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena
mereka mempunyai aktifitas masing – masing.
Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan
atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat
luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia)
adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114).
Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap
yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini
berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari
setiap orang.
Faktor – factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan
sebagainya.
b. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai
Awal dari teori ini adalah teori belajar social kognitif. Penelitian awalnya
berfokus pada pembelajaran pengamatan-pembelajaran yang terjadi melalui pengamatan
terhadap apa yang dilakukan orang lain. Dalam pembelajaran pengamatan, orang secara
kognitif mewakili perilaku orang lain dan kemudian terkadang menerima oerilaku ini
untuk mereka sendiri.
Teori social kognitif menrupakan teori tentang perilaku yang memper
imbangkan pikiran seseorang. Teori ini menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan
orang/kognisi merupakan factor penting dalam perkembangan. Orang/kognisi mengacu
pada karakteristik pribadi ( contohnya introvert dan extrovert dan percaya bahwa
seseorang dapat mengendalikan pengalaman dari secara efektif ) dan pada proses
kognitif yang menengahi hubungan antara lingkungan dan perilaku.
1.6. Kerangka Konsep
Menurut kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Bungin mengartika konsep sebagai generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan semua fenomena
yang sama (Krisyantono, 2006:17).
Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang
dirumuskan melalui generalisasi dari jumlah karkteristik peristiwa atau keadaan fenomena sosial
tertentu yang ditarik dari intisari melalui ide-ide dan gambar fenomena sosial (Silalahi,
2009:112).
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan
mengubahnya menjadi variable. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
1.7. Model Teoritis
Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan apabila telah dikaitkan dengan variabel
lainnya, maka terbentuklah model teoritis sebagai berikut:
Gambar 2
1.8. Operasional Konsep
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka
untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait yaitu sebagai
berikut:
Tayangan Laptop Si Unyil Pembentukan Perilaku Anak
Tabel 1
Konsep Operasional
Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep
Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7
a. Frekuensi Penayangan
b. Waktu Penayangan
c. Durasi Penayangan
d. Host
e. Penyajian/dramatisasi
f. Kejalasan Isi Pesan
g. Format Acara
h. Materi Acara
Tanggapan Pelajar SMP Yayasan
Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah
terhadap Pembentukan Perilaku Anak
a. Perhatian
b. Pengetahuan
c. Penerimaan
d. frekuensi menonton
e. Motif menonton
f. Manfaat yang diterima
Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin
1.9. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya
untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional merupakan defenisi yang
menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang
harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (Silalahi,
2009:120). Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefenisikan sebagai
berikut:
1. Tayangan Laptop Si Unyil, terdiri dari:
a. Frekuensi penayangan, merupakan penjelasan seberapa sering suatu acara
ditayangkan dalam waktu satu minggu. Tayangan Laptop Si Unyil ditayangkan
setiap hari.
b. Waktu Penayangan, merupakan penjelasan jadwal penayangan suatu acara
di suatu hari tertentu. Waktu penayangan tayangan Laptop Si Unyil yakni
setiap hari pukul 13.00 WIB.
c. Durasi penayangan, merupakan penjelasan tentang berapa lama
penayangan suatu acara dalam satuan menit. Durasi penayangan tayangan
Laptop Si Unyil adalah sepanjang 30 menit.
d. Host, merupakan salah satu elemen penting karena sebagai acara, seorang
host harus mampu menarik perhatian penonton.
e. Penyajian / dramatisasi, penyajian dari tayangan Laptop Si Unyil di
Trans7 melalui cerita-cerita pengantar yang diikuti cerita selanjutnya.
f. Kejelasan isi pesan, merupakan penjelasan tentang jelas atau tidaknya
Jelas atau tidaknya pesan tayangan Laptop Si Unyil sehingga dapat
dipahami/dimengerti oleh responden.
g. Format acara, merupakan penjelasan tentang bentuk dan format yang
digunakan dalam penayangan suatu acara, bisa dalam bentuk
segmen-segmen.
h. Materi acara, menjelaskan tentang tema acara yang ditayangkan dalam
setiap episodenya.
2. Tanggapan Pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah terhadap
pembentukan karakter anak, terdiri dari:
a. Perhatian
- Minat menonoton, yaitu adanya keinginan untuk menonton tayangan Laptop Si
Unyil.
- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk menonton tayangan Laptop Si
Unyil.
b. Pengertian
- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi dari tayangan tersebut
- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami jalan cerita dari
tayangan Laptop Si Unyil tersebut.
c. Penerimaan, merupakan respon dari responden apakah mereka menerima atau
tidak menerima tayangan Laptop Si Unyil sebagai pembentuk perilaku anak.
d. Motif menonton yaitu alasan komunikan menyaksikan suatu tayangan
televisi. Dalam hal ini adalah motif pelajar SMP Yayasan Pendidikan
e. Manfaat yang diterima yaitu manfaat yang dirasakan komunikan setelah
menyaksikan suatu tayangan televisi. Dalam hal ini adalah manfaat yang
diterima pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah setelah
menonton tayangan Laptop Si Unyil di Trans7.
3. Karakteristik Responden, terdiri dari:
a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.
b. Usia, yaitu usia responden
1.10. Sistematika Penulisan
Sebagai suatu karya ilmiah, tulisan ini disusun secara sistematis, logis, dan
konsisten. Secara eksplisit, skripsi ini dikembangkan penulisannya atas 5 bab, dan detail
masing-masing bab dibahas pada sub bab. Akhir pada tulisan ini dilengkapi daftar
pustaka sebagai bahan pendukung yang memperkuat teori-teori yang dimajukan serta
turut dilampirkan beberapa lampiran yang mendukung.
Selengkapnya susunan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I, diberi judul PENDAHULUAN, penjelasan bab ini dirinci atas sub bab : Latar
Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Model Teoritis, Variabel
Operasional, Defenisi Variabel Operasional, dan Sistematika Penulisan.
Bab II, diberi judul URAIAN TEORITIS, isi bab ini adalah penjelasan dan konsep di
sekitar Analisa Tayangan Laptop Si Unyil. Perluasan dan pedalaman uraian dirinci
dengan sub bab : pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori S-O-R, Teori
Televisi, dan Teori
Bab III, diberi judul METODOLOGI PENELITIAN, uraian bab ini terdiri dari sub
Penarikan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data
Bab IV, memaparkan tentang HASIL DAN PEMBAHASAN, yang terdiri dari sub bab
: Analisa Tabel Tunggal
Bab V, merupakan bab PENUTUP yang berisikan Kesimpulan dan Saran dari hasil
penelitian yang dilakukan.
Setelah BAB V, Sistematika Penulisan dilanjutkan dengan DAFTAR PUSTAKA dan
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.l. Komunikasi
II.1.1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Commnication berasal dari kata
latin Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama di sini
maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006 : 9).
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain,
mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu, jelas
bahwa percakapan dua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-keduanya,
selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan.
Everet M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Defïnisi kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama
D. Lawrence Kincaid, sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan
Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk
memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama
dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya”.
(Cutlip, 2007:225)
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek
studi Ilmu Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang
dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.
Bahkan dalam defïnisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain
(communication is the process to modify the behaviour ofother individuals).
Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect ? (Effendy, 2006 :10). Paradigma Lasswell di atas
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan itu, yakni:
a. Komunikator (Comunicator, source, sender
b. Pesan (Message)
c. Media (Media, Channel
d. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipiënt)
Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang
saling bergantung satu sama lain, yaitu : pertama sumber (source), sering disebut juga
pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara
(speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,
organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari
sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah
dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah
ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada
dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah
perasaan ataupikirantersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian
(encoding).
Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir,dan
perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut. Setiap orang
dapat saja merasa bahwa ia mencintai seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga
orang yang anda cintai itu menafsirkan rasa cinta anda berdasarkan perilaku verbal dan
atau non verbal anda.
Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai
tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan
dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan
(percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan
kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal,
seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh. (acungan jempol, anggukan
kepala,senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung,
tarian, dan sebagainya.
Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada
bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran
nonverbal. Pada dasarnya ada dua saluran komunikasi manusia, yakni cahaya dan suara
meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari
orang lain. Anda dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi anda yang liar
ketika anda berdekatan dengan seorang wanita yang tidak anda kenal di sebuah kafe,
mencicipi ketupat lebaran yang disuguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat
yang baru lulus sarjana.Jabatan tangan yang erat (sentuhan) dapat juga menyampaikan
lebih banyak pesan daripada kata-kata. Saluran juga merujuk pada cara penyajian
pesan; apakah langsung (tatapmuka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau
media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead
projector(OHP),sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dapat dikategorikan
sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih
saluran-saluranitu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima
pesan yang dihadapi. Kita mungkin membaca artikel ilmiah di suratkabar,
Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita
gunakan, meskipun ada salah satu yang dominan. Misalnya, dalam komunikasi
langsung, bahasa (verbal dan nonverbal) adalah saluran yang menonjol meskipun
pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran
komunikasi tatap-muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui
surat kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kita baca,
meskipun terdapat juga saluran lain yang juga berperan seperti telepon, faksimil,
komputer, mesin cetak, kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat
kabar tersebut kepada pembaca, dan sebagainya.
Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran atau tujuan
(destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau
khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang
yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan,
nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut
penyandian-balik (decoding).
Kelima, efek, yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu),
terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,
perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi
bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu
Singkat kata, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of Success in
Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu
pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
II.1.2. Jenis Komunikasi
Karena terdapat berbagai jenis komunikasi, maka dalam penerapannya harus
dipilih jenis yang paling cocok untuk dipergunakan, demikian pula apabila memerlukan
media, harus dipilih yang benar-benar sesuai, sebab pada dasarnya komunikasi dapat
a. Komunikasi yang tidak memerlukan media
Komunikasi yang tidak menggunakan media berupa inter Communication yang
berati komunikasi dengan dirinya sendiri dan dapat pula bersifat Intra
Communication atau yang lebih dikenal dengan komunikasi tatap muka, artinya
komunikator dengan komunikan berhadapan secara langsung.
b. Komunikasi dengan meggunakan media
Komunikasi dengan menggunakan media dapat dilakukan dengan menggunakan
media nonmassa, seperti surat, telepon, dan lain-lain. Untuk media massa sendiri
ada dua pengertian, pertama media massa tradisional dan media massa modern.
Media massa tradisional misalnya wayang, ludruk, dan lain sebagainya. Sedangkan
media massa modern seperti media cetak, film, radio, dan televisi.
Oleh karena itu, mereka yang akan melaksanakan proses komunikasi harus
mampu memilih jenis komunikasi yang dirasakan paling tepat, dalam pemilihan ini
tentu saja harus disesuaikan dengan kepentingan serta tujuan yang ingin dicapai.
II.2. Komunikasi Massa
II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa
Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai "Komunikasi yang berlangsung
dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak teijadi kontak secara
langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran
media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000 : 3).
Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
beriandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas
komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi.
Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus
dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.
Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus
oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa
akan banyak dilakukan masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4).
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan
definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan
gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa.
Bahkan secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui
pula karakteristiknya yaitu :
1. Komunikator terlembagakan
2. Pesan bersifat umum
3. Komunikannya anonim dan heterogen
4. Media massa menimbulkan keserempakan
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
6. Komunikasi massa bersifat satu arah
7. Stimuli alat indra terbatas
8. Umpan balik tertunda (delayed)
Dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa
1. Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi
massa menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi
massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks.
2. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh
karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.
Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan
komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting
atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.
3. Komunikannya anonim dan heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),
karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping itu,
komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adaiah
jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak
terbatas. Komunikan yang banyak itu secara serempak pada waktu yang bersamaan
itu adaiah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada
komunikasi massa, yang penting adaiah unsur isi. Pesan harus disusun sedemikian rupa
berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang
digunakan.
6. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa menggunakan atau melalui media. Karena melalui media
massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun
diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.
7. Stimuli alat indra terbatas
Stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan
majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak
hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra
penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan balik tertunda (delayed)
Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan
oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa,
biasanya dinamakan umpaH balik tertunda (delayed feddback) karena sampainya
II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa tidak jauh berbeda dengan fungsi komunikasi pada
umumnya. Joseph R. Dominick memberikan penjeiasan mengenai fungsi komunikasi
massa, yaitu (Ardianto, 2004 : 15) :
a. Pengawasan
Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan
pengawasan. Orang-orang media, yakni para wartawan surat kabar dan majalah,
reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan Iain-lain berada dimana di
seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh Fungsi
pengawasan dibagi dalam dua jenis, yaitu :
- Pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang
ancaman taufan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi yang
meningkatkan inflasi, atau serangan militer.
- Pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi
yangmemiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
Berita tentang film yang dipertunjukan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di
pasar. produk-produk baru, dan sebagainya.
b. Penafsiran
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga memberikan
informasi dan interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh nyata dapat dilihat
pada halaman tajuk rencana surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini
yang ditujukan kepada pembaca, serta dilengkapi perspektif terhadap berita yang
c. Pertalian
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan oleh saluran perseorangan. Media massa dapat
menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian
berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
d. Penyebaran nilai-nilai (Sosialisasi)
Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca,
mendengarkan dan menonton, maka sesorang mempelajari bagaimana khalayak
berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
e. Hiburan
Meskipun fungsi utama media massa adalah informasi dalam bentuk
pemberitaan, rubrik atau acara-acara hiburan selalu ada seperti cerita pendek, film,
drama dan sebagainya.
II.2.3. Komponen Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah,
artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada
komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu
arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan
lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak
sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih
kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai
a. Komunikator
Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung
seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa
partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa.
b. Pesan
Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum,
maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada
sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya.
c. Media
Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang
memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak
secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous).
d. Khalayak
Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar
khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan
heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.
e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa
Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya
ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen
ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan
di – filter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.
Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada
penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa
seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari
sumber kepada penerima.
II.2.4. Efek Komunikasi Massa
Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004:49) efek media massa dapat
dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang
berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat
jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa
perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai
perubahan kognitif, afektif, dan behavioral:
a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau
media itu sendiri.
1.Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan
berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.
2.Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial
sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya
kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya.
3.Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor
4.Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya
dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk
menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.
5.Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak
nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu.
Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap
media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media
massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media
massa tersebut.
b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri
khalayak
a) Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media
massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media
massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang
belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh
- Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan
manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan
kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka
televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif.
b) Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,
sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan
emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
1. Suasana Emosional
Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan
dipengaruhi oleh situasi emosional individu.
2. Skema Kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu
yang menjelaskan alur peristiwa.
3. Suasana Terpaan
Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan
informasi dari media massa.
4. Predisposisi Individual
Predisposisi individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu
orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka
cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada
orang yang melankolis.
5. Faktor Identifikasi
Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca,
pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh.
c) Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk tindakan atau kegiatan. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul
pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan
kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi
beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan
menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan,
kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh
adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas
akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai
media tersebut tidak mempunyai efek yang sama. Radio, televisi atau film di
berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan
telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran
II.3. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)
Teori S-O-R semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori
komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen:
sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan kognasi.
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah (Effendi, 1993 :
254-255) :
a. Pesan (Stimulus, S), stimulus atau pesan yang dimaksud di sini adalah tayangan anak
Laptop Si Unyil yang ditayangkan oleh Trans7. Stimulus atau pesan yang disampaikan
kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,
maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap atau opini.
b. Komunikan (Organism, O), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Pelajar
SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah.
c. Efek {Response, R), yaitu terbentuknya perilaku anak sebagai response yang