• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tayangan Laptop Si Unyil Di Trans7 Terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Tayangan Laptop Si Unyil Di Trans7 Terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TAYANGAN LAPTOP SI UNYIL DI TRANS7

TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK

(Studi Deskriptif tentang Tayangan Laptop Si Unyil dalam

Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Amaliyyah)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan

Sarjana (S-1)

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

AGHI AYU HADI PURWITA SARI

060904067

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Aghi Ayu Hadi Purwita Sari

NIM : 060904067

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Analisa Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap

Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif Tayangan

Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak

Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Lusiana A. Lubis,M.A

NIP.196704051990032002 NIP.195102191987011001

Drs. Amir Purba, MA

Dekan FISIP USU

(3)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.

Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur kepada

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya yang berlimpah kepada

peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Tayangan

Laptop Si Unyil di Trans7 terhadap Pembentukan Perilaku Anak (Studi Deskrptif

Tayangan Laptop Si Unyil dalam Pembentukan Perilaku Anak Yayasan Pendidikan

Shafiyyatul Amaliyyah)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir perkuliahan peneliti sebagai syarat pendidikan

sarjana (S-1). Peneliti berharap ke depannya skripsi ini dapat menjadi inspirasi bagi

mahasiswa dalam mengembangkan penelitian. Tentunya skripsi ini masih sangat jauh

dari sempurna, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan gagasan baru, kritik,

serta saran yang membangun demi perbaikan ke depan.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada orangtua peneliti yakni Ayahanda Ismet Rizal Pulungan dan Ibunda

Yusmawita Siregar yang selalu ada di rumah untuk membimbing dan memberikan

semangat, cinta, dan kasih sayangnya. Untuk adik-adik saya Irfan, dan Rakha

terimakasih telah selalu mendoakan peneliti dalam setiap kesempatan dan yang selalu

berharap bahwa peneliti nantinya akan menjadi manusia yang berguna di masa yang

(5)

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti tidak hanya mengandalkan

kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberi kontribusi, baik berupa

materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena itu melalui kata

pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA dan Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si selaku Ketua

dan juga sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus peneliti anggap

sebagai orangtua kedua yang begitu baik memperlakukan peneliti selama

proses pengerjaan skripsi.

3. Ibu Dra. Lusiana A. Lubis,M.A selaku dosen pembimbing peneliti yang

memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai hal yang membuat

peneliti termotivasi untuk membuat suatu penelitian yang cukup menantang,

dan memiliki kesabaran, ketekunan dalam memberikan masukan-masukan

bagi skripsi ini.

4. Para dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan contoh,

masukan serta teladan yang patut untuk ditiru oleh peneliti berupa semangat

untuk terus belajar dan meraih cita-cita.

5. Kak Ross, Kak Icut, Kak Maya, dan Kak Rotua untuk semua dorongannya

agar peneliti segera menyelesaikan studi, serta semua dukungan dan

pengertiannya.

6. Suami, Bobby Ferdian, dan anak peneliti Kayla Aisyahattaya Ferdian yang

selalu mendoakan yang terbaik bagi peneliti. Para Om dan Tante,

(6)

7. Soya Soraya selaku sahabat peneliti untuk cerita-ceritanya yang menginspirasi

dari ide awal penulisan sampai penelitian ini selesai. Juga untuk

obrolan-obrolan panjang dan menggelikan yang selalu menghasilkan ide-ide atau

motivasi bagi satu sama lain dan hal-hal lainnya yang tidak pernah terpikir

sebelumnya. Terima kasih ya, Oya.

8. Keria, Bebu, Bihok, Berik, Bayong, sahabat-sahabat peneliti, yang selalu

memotivasi peneliti dalam berbagai cara dan segala macam perbuatan tingkah

laku kalian, baik yang pantas dan tidak pantas, yang selalu menyemarakkan

hari-hari peneliti. Untuk persahabatan merangkap persaudaraan yang tidak bisa

diterima akal sehat manapun awal mula ceritanya. Sebenarnya tidak bisa

dengan pemakaian bahasa yang baik dan benar untuk menggambarkan mereka,

karena artiannya jadi menyimpang terlalu jauh. Tapi demi kesopanan, maka

penulis cukupkan sampai di sini mengenai mereka.

9. Para adik stambuk 2007 dan 2008 yang peneliti kenal dan sering berinteraksi.

Para senior dari yang 2002 sampai 2005 yang juga turut men – support penulis

dari awal waktu perkuliahan hingga sekarang.

10.Kepada Murid – murid SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang

lucu, bijak, baik, dan pintar, terima kasih sudah sangat membantu dalam

(7)

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat membuka khazanah

berpikir kita mengenai media komunikasi internasional.

Medan, September 2010

Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I: PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1

I.2 Perumusan Masalah... 7

I.3 Pembatasan Masalah... 8

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……….. 8

I.5 Kerangka Teori………. 9

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa……….. 10

I.5.2. Televisi S-O-R……….12

I.5.3. Televisi Sebagai Media Massa…….……….. 14

I.5.4. Perilaku………... 15

I.5.4.1 Anak……….... 17

I.7 Kerangka Konsep………. 18

I.8 Model Teoritis………. 19

I.9 Konsep Operasional………... 20

(9)

BAB II: URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi....…... 26

II.1.1. Pengertian Komunikasi……….... 26

II.1.2. Jenis Komunikasi………. 32

II.2 Komunikasi Massa………….……….….... 34

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa……….. 34

II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa……… 37

II.2.3. Komponen Komunikasi Massa………. 39

II.2.4. Efek Komunikasi Massa……….... 41

II.3 Teori S-O-R………….……….……. 45

II.4 Televisi Sebagai Media Massa……….... 48

II.4.1. Pengertian Televisi……….. 48

II.4.2. Fungsi Televisi……….... 51

II.4.3. Karakteristik Televisi……….…………... 52

II.5. Teori Perilaku……….… 53

II.5.1. Pengertian Perilaku……….… 53

II.5.2. Proses dan Karakteristik Perilaku……...……….…... 55

II.5.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku……….…… 56

II.5.4. Anak………..……. 61

(10)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 65

III.1.1.Tentang YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 63

III.1.2. Sistem Pendidikan... 66

III.1.3. Visi, Misi YP. Shafiyyatul Amaliyyah ... 69

III.1.4. Struktur Organisasi YP. Shafiyyatul Amaliyyah... 75

III.2 Deskripsi Tayangan Laptop Si Unyil……..………... 77

III.3 Metode Penelitian ……….... 78

III.4 Lokasi Penelitian………... 78

III.5 Populasi dan Sampel ... 79

III.6 Teknik Penarikan Sampel ... 81

III.7 Teknik Pengumpulan Data……….... 82

III.8 Teknik Analisa Data ... 83

BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...….. 84

IV.1.1. Tahap Awal ... 85

IV.1.2. Pengumpulan Data ... 85

IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 86

IV.3 Analisa Tabel Tunggal ... 87

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 87

IV.3.2. Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7………..…... 93

(11)

BAB V: PENUTUP

V.1. Kesimpulan ... 122

V.2. Saran ...123

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1 Variabel Operasional ……… 20

Tabel 2 Jenis Kelamin Responden ……….… 87

Tabel 3 Umur Responden……….….. 88

Tabel 4 Saluran Televisi ………...……….. 89

Tabel 5 Materi Acara ……….. 90

Tabel 6 Lama Menonton ….………... 91

Tabel 7 Sumber Media Pengetahuan ……… 92

Tabel 8 Frekuensi Menonton Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 …………. 93

Tabel 9 Waktu Penayangan Laptop Si Unyil ……...………. 94

Tabel 10 Frekuensi Penayangan Laptop Si Unyil ……… 95

Tabel 11 Kesesuaian Jam Tayang ….……….. 96

Tabel 12 Durasi Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 97

Tabel 13 Host Tayangan Laptop Si Unyil ………..………. 98

Tabel 14 Teknik Berkomunikasi ………..… 99

Tabel 15 Bahasa yang Digunakan …….………. 100

Tabel 16 Penguasaan Materi ………...………... 101

Tabel 17 Kemampuan Host Membawakan Tayangan ………. 102

Tabel 18 Ilustrasi dalam Tayangan Laptop Si Unyil ………... 103

Tabel 19 Tema ………...………. 104

Tabel 20 Materi Acara ……….……… 105

Tabel 21 Pemahaman terhadap Isi ………... 106

Tabel 22 Motif Menonton ………...……. 107

Tabel 23 Penambahan Tingkat Pengetahuan ……….. 108

Tabel 24 Keseluruhan Tayangan ………...………. 109

Tabel 25 Pengaruh Materi terhadap Pembentukan Perilaku Anak ………. 110

Tabel 26 Pengaruh Ilustrasi terhadap Pembentukan Perilaku Anak …………... 111

Tabel 27 Tayangan Laptop Si Unyil menjadi Inspirasi dalam Pembentukan Perilaku Anak ………..……….. 112

(13)

Daftar Gambar

Gambar 1 Model S-O-R ………. 12

Gambar 2 Model Teoritis ………... 19

Gambar 3 Model S-O-R ………. 47

(14)

Daftar Lampiran

1. Kuesioner

2. Fotron Cobol

3. Surat Izin Penelitian USU

4. Lembar Bimbingan Skripsi

(15)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tayangan Laptop Si Unyil terhadap pembentukan perilaku anak. Laptop Si Unyil merupakan tayangan dalam menambah ilmu pengetahuan dan membentuk perilaku anak. Dimana, peran Unyil sebagai pembawa acara, sebelum memperkenalkan suatu ilmu baru, terlebih dahulu disajikan cerita pengantar yang dapat membentuk perilaku anak tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang mana hanya menggambarkan suatu situasi atau peristiwa penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Televisi, Teori S-O-R, dan teori Perilaku. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16.

Objek penelitian ini adalah siswa SMP. Hal ini dikarenakan siswa SMP yang merupakan remaja awal masih sangat kuat rasa keingintahuannya. Baik dalam menambah pentahuannya maupun dalam membentuk perilakunya. Karena umumnya pada remaja awal ini, siswa SMP masih mengikuti atau dapat terpengaruh dari lingkungannya. Lingkungan di dapat dari keluarga, media massa, sekolah, dan lainnya. Apa yang akan terjadi akan dapat mempengaruhi pembentukan perilakunya. Responden yang dipilih adalah siswa SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas VII dan VIII tahun ajaran 2009 – 2010 yang mmasih aktif, dengan jumlah populasi sebanyak 245 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut, maka digunakan Arikunto dengan persentase yang ditentukan sebesar 25%. Dengan demikian jumlah sampel adalah 61 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, dan Propotional Random Sampling.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan informasi sekarang ini, menuntut para media massa untuk

selalu mengakses informasi terbaru secara terus-menerus. Baik dari media cetak, media

elektronik, industri buku dan lain sebagainya. Apalagi sejalan dengan lahirnya era

reformasi, banyak hal baru berkembang yang dengan pesat diakibatkan timbulnya

keberanian dalam mengungkapkan hal-hal yang ingin disampaikan untuk pemenuhan

kebutuhan informasi tersebut. Televisi sebagai media audiovisual mempunyai daya tarik

tersendiri dengan gambar bergeraknya (moving picture). Televisi merupakan salah satu

media massa yang efektif untuk penyampaian pesan kepada penontonnya. Oleh karena

itu khalayak cenderung menggunakan televisi sebagai sarana hiburan, informasi

maupun pengetahuan, sehingga membuat informasi yang disampaikan lebih menarik

dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya. Berbicara tentang isi dari

televisi, beragam acara pun mulai dihadirkan oleh televisi ke tengah keluarga.

Televisi sebagai produk teknologi maju, berkembang pesat sejalan dengan

perkembangan jaman. Siaran-siaran yang ditampilkan menyebabkan banyak perubahan

dalam masyarakat, karena televisi memiliki sifat medium, yaitu pesan-pesan yang

disampaikan mempunyai daya rangsang yang cukup tinggi. Menurut McLuhan, media

massa adalah perpanjangan alat indra kita.

Televisi merupakan salah satu media massa yang menjadi jendela kecil untuk

menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indra kita dan film yang

(17)

Televisi mempunyai fungsi sebagai alat informatif, persuasif, motivatif, yang

mudah dan dapat dipahami bahkan televisi digunakan sebagai media edukasi untuk

pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building ( Ardianto,

2004:136) melalui program-program acara yang diproduksi dari banyaknya saluran

televisi.

Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya

televisi-televisi swasta di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi swasta itu adalah RCTI, SCTV,

TPI, TV One, Trans TV, Metro TV, Global TV, ANTV, Indosiar, serta stasiun televisi lokal,

seperti, Space Toon, Deli TV, dan lain-lain. Televisi-televisi swasta tersebut berlomba-lomba

untuk menarik perhatian penonton, dengan cara menyajikan siaran-siaran yang menarik

perhatian penonton. Bahkan sejak disahkannya Undang-Undang Penyiaran, TVRI sebagai

televisi pemerintah juga harus berebut penonton, sebab dalam dunia broadcasting berlaku

hukum, jumlah pemirsa berbanding lurus dengan tingkat pendapatan.

Ketatnya kompetisi memperebutkan pemirsa, memaksa para pekerja bisnis siaran harus

bekerja ekstra keras. Akibat positifnya tayangan di televisi pun menjadi sangat beragam, mulai

dari program acara berita, film, sinetron, talk show, kuis bahkan gosip pun dikemas menjadi

suatu program hiburan. Keberhasilan suatu program dalam penyampaian pesan kepada

penontonnya juga mencerminkan keberhasilan dari sejumlah pekerja di belakang layar tersebut.

Kemampuan para pekerja dalam pekerjaan mereka sangatlah tergantung pada kelengkapan dari

unsur-unsur adaptasi teknologi dan seni. Kombinasi keduanya berpeluang menghasilkan

program yang berkualitas dan mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya.

Bahkan program acara dapat dipusatkan untuk anak-anak. Namun, program anak bukan

hanya film kartun yang hanya bersifat menghibur. Akan tetapi banyak program anak yang

(18)

pengetahuan, anak-anak tidak hanya terpatok di lingkungan sekolah. Dora the explorer, sesame

street, Si Bolang, Laptop si Unyil dan lain sebagainya merupakan beberapa dari banyaknya

program acara anak yang diproduksi di stasiun televisi.

Program acara anak ini di bentuk sedemikian rupa yang menggunakan kreativitas tinggi

untuk membuat anak-anak tertarik melihatnya. Jika mereka tertarik, maka pesan dalam program

acara tersebut dapat dengan mudah mereka dapatkan.

Salah satu program anak yang sekarang masih populer adalah Laptop Si Unyil.

Unyil merupakan tokoh anak yang sudah dikenal cukup lama. Si Unyil adalah film seri

televisi

Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan da

Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari

lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!"

sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah. Film ini pernah dicoba diangkat

lagi oleh PPFN dengan bantua

atribut lama dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha

itu gagal. Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama

digawangi ole

beberapa yang diperbaharui seiring zaman (www.Wikipedia.com). Laptop Si Unyil,

judul itu sengaja dipilih sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi yang sudah

(19)

Masih dengan tokoh–tokoh yang sama yaitu Unyil dengan karakternya yang

pintar dan baik, Pak Raden yang galak, Pak Ogah yang pemalas, pengganggu dan

kocak, Laptop Si Unyil alternatif yang mendidik khususnya bagi anak–anak. dapat

dijadikan tontonan memberikan pendidikan kepada anak-anak tidak hanya melalui

sekolah formal, melalui program Laptop Si Unyil hal-hal yang sebenarnya sulit

dipahami dapat disampaikan dengan penjelasan yang sederhana, menarik dan lugas

sehingga lebih mudah dipahami bahkan pertanyaan anak yang terkadang sulit dijawab

oleh orang tua. Program ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur

untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan

daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah, bahkan dapat menjadi pembentukan perilaku

anak (

Abraham Maslow (Koswara, 1991:25) menyatakan bahwa perialku anak

sebenarnya terbentuk dan berkembang melalui proses komunikasi. Namun, komunikasi

tersebut bukan hanya melalui komunikasi antara orang tua dengan anak. Banyak media

yang dapat membentuk perilaku anak, salah satunya dari media massa. Lingkungan di

luar keluarga akan turut andil dalam pembentukan karakter anak. Anak-anak mudah

sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan mereka dengar

termasuk melalui acara Laptop Si Unyil. Dimana terdapat banyak pesan yang

disampaikan. Pembentukan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukannya

senantiasa berlangsung selain dari interaksi manusia ternyata dapat berlangsung melalui

hasil dari buah budaya seperti televisi, radio, dan lainnya.

Untuk itu, peneliti tertarik mengambil sampel pelajar SMP kelas VII dan VIII

(20)

dalam golongan remaja awal. Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran

sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan

tidak bergantung dengan orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap

bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebanyanya

(Agustiani, 2006:29 ). Selain itu, pengetahuannya yang bertambah luas menyebabkan

timbulnya cita-cita dan angan-angan yang menjulang tinggi. Sikap kritis dan

mempertanyakan kebenaran dari apa yang dihadapi akan mendorong atau mendesak

fantasi agar tercapai pikiran yang realistis ( Gunarsa, 2000:22 ).

Dalam pemilihan sekolah, Shafiyyatul Amaliyyah dikenal sebagai sekolah high

class. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah sekolah kelas atas ini dalam

membentuk perilaku mereka masih melihat dari tayangan seperti Laptop Si Unyil.

Walaupun dari judul tayangan sudah mengikuti perkembangan zaman, namun

penyajian dari peran Unyil tersebut masih tradisional jika dibandingkan dengan kondisi

gaya hidup mereka yang sudah semakin maju.

Walaupun isi dari tayangan Laptop Si Unyil sangat bermanfaat dan mendidik,

tetapi apabila disejajarkan dengan perkembangan teknologi sekarang, pelajar seperti

mereka ini kemungkinan besar lebih memilih hasil buah budaya baru.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimanakah tanggapan Pelajar SMP Yayasan Shafiyyatul Amaliyyah kelas

VII dan VIII terhadap tayangan Laptop Si Unyil di Trans7 dalam pembentukan perilaku

(21)

1.3.Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian bersifat deskriptif, yang mana hanya memaparkan suatu situasi

atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan,

tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

b. Penelitian hanya terbatas pada tayangan Laptop Si Unyil yang ditayangkan

di Trans7 setiap hari pukul 13.00 WIB.

c. Penelitian hanya terbatas pada tanggapan penonton terhadap tayangan

Laptop Si Unyil.

d. Objek penelitian terbatas pada pelajar SMP Yayasan Pendidikan

Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengungkap persepsi masyarakat tentang tayangan Laptop Si Unyil yang

ditayangkan di televisi swasta Trans7.

b. Menelaah pesan edukatif yang terdapat dalam setiap episode Laptop Si

(22)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat kepada pembacanya

yang ingin mengetahui penerapan konsep komunikasi massa melalui

pesan-pesan yang disampaikan pada film kartun di berbagai media televisi.

b. Secara Akademis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat bagi para

akademisi lain yang ingin melakukan kajian lanjutan tentang sebuah

tayangan, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dalam setiap tayangan

memberi sumbangan berarti bagi pembentukan perlaku penontonnya.

1.5.Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar menjelaskan berbagai

fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger menyebutkan,

teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan

pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk

menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam

memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti

(Nawawi,2001:39).

(23)

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa

latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah

istilah yang paling sering dipakai sebagai asal – usul kata komunikasi, yang merupakan

akar dari kata – kata latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,

suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41).

Menurut Carl Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication

muncul istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang

sitematis untuk merumuskan dengan cara setepat – tepatnya asas – asas pentransmisian

informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003:13).

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk membertihau atau merubah sikap, pendapat atau

perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana

efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita

menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur di dalamnya, yaitu

komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2006:10). Dalam buku

Ardianto (2004:7), Rakhmat merangkum defenisi – defenisi komunikasi massa,

komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak maupun elektronik sebagai

pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.

(24)

(media cetak dan media elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa, antara

lain: televisi, radio, majalah, koran, buku, dan film (Nurudin, 2003:2)

Menurut Wright (1959), dalam Severin dan Tankard (2007:4), perubahan

teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang memiliki

ciri:

a. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar,

heterogen, dan anonim.

b. Pesan – pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa

mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya

sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang

kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

1.5.2. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response, ini semua

berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan komunikasi adalah sama

yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku,

kognisi, afeksi, konasi. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya

perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang

berkomunikasi dengan organisme.

Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organism),

(25)

response stimulus

Gambar 1 Model S-O-R

Proses diatas mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses

yang terjadi pada individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima

atau dapat ditolak. Jika pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti stimulus tersebut

tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari

organisme.

Jika stimulus diterima oleh organisme berarti adanya komunikasi dan perhatian

dari organisme, dalam hal ini stimulus efektif dan ada reaksi. Langkah selanjutnya

adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, kemampuan dari

organisme inilah yang dapat melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya

adalah organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat

terjadi kesediaan dalam mengubah sikap.

Dalam perubahan sikap dapat dilihat bahwa sikap dapat berubah hanya jika

rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan semula. Perubahan berarti bahwa

stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan akhirnya secara efektif

dapat merubah sikap.

Organism : - Perhatian

- Pengertian

(26)

Hovland beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses

belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang

proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan

(Effendy,2003:255).

1.5.3. Televisi

Everet M. Roger, dalam bukunya Diffusion of Innovation menyatakan bahwa

tekhnologi dirancang untuk “instrumental action” (gerak peralatan) guna mengurangi

ketidak pastian dalam hubungan sebab akibat, termasuk di dalamnya untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Dalam bukunya yang lain (Communication Technology: The

new media in society), Roger menulis bahwa tekhnologi biasanya memiliki dua aspek,

yaitu aspek perangkat keras dan aspek perangkat lunak. Aspek perangkat keras bersifat

objek materi, sedangkan aspek perangkat lunak adalah dasar informasi untuk perangkat

keras.

Menurut J.B Wahyudi, pada dasarnya perkembangan tekhnologi tidak dapa

lepas dari proses berfikir ilmiah manusia itu sendiri. Maka perkembangan teknologi

abad 20 bukanlah monopoli perorangan atau ahli saja, tetapi merupakan karya dari

banyak ahli yang berkesinambungan.

Dalam teknologi informasi, media saluran televisi menempati posisi terdepan

dalam hal popularitas dan pengaruh. Kemampuan media massa televisi memadukan

informasi dalam bentuk audio dan visual membuatnya begitu dipuja.

Kemampuan itu pula yang membuat daya tembusnya dalam pikiran pemirsa,

bisa begitu dalam yang pada akhirnya meninggalkan bekas mendalam. Fungsi televisi

(27)

sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Fungsi menghibur lebih

dominant pada media televisi.

Sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa

Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan pada umumnya tujuan utama

khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk

memperoleh informasi (Ardianto, 2004 : 128).

Media massa televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan

media massa lainnya yaitu :

a. Audiovisual

b. Berpikir dalam gambar

c. Pengoperasian lebih kompleks

1.5.4. Perilaku

Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang

berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Sekalipun pengamatan dari

luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh

manusia. perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai

dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena

mereka mempunyai aktifitas masing – masing.

Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan

atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat

luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan

(28)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia)

adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun

yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114).

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap

yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini

berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari

setiap orang.

Faktor – factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan

perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau

bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan

sebagainya.

b. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai

(29)

Awal dari teori ini adalah teori belajar social kognitif. Penelitian awalnya

berfokus pada pembelajaran pengamatan-pembelajaran yang terjadi melalui pengamatan

terhadap apa yang dilakukan orang lain. Dalam pembelajaran pengamatan, orang secara

kognitif mewakili perilaku orang lain dan kemudian terkadang menerima oerilaku ini

untuk mereka sendiri.

Teori social kognitif menrupakan teori tentang perilaku yang memper

imbangkan pikiran seseorang. Teori ini menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan

orang/kognisi merupakan factor penting dalam perkembangan. Orang/kognisi mengacu

pada karakteristik pribadi ( contohnya introvert dan extrovert dan percaya bahwa

seseorang dapat mengendalikan pengalaman dari secara efektif ) dan pada proses

kognitif yang menengahi hubungan antara lingkungan dan perilaku.

1.6. Kerangka Konsep

Menurut kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan

hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Bungin mengartika konsep sebagai generalisasi dari

sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan semua fenomena

yang sama (Krisyantono, 2006:17).

Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan

hal-hal khusus (Rakhmat, 2004:12). Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang

dirumuskan melalui generalisasi dari jumlah karkteristik peristiwa atau keadaan fenomena sosial

tertentu yang ditarik dari intisari melalui ide-ide dan gambar fenomena sosial (Silalahi,

2009:112).

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan

mengubahnya menjadi variable. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

(30)

1.7. Model Teoritis

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan apabila telah dikaitkan dengan variabel

lainnya, maka terbentuklah model teoritis sebagai berikut:

Gambar 2

1.8. Operasional Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka

untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait yaitu sebagai

berikut:

Tayangan Laptop Si Unyil Pembentukan Perilaku Anak

(31)

Tabel 1

Konsep Operasional

Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep

Tayangan Laptop Si Unyil di Trans7

a. Frekuensi Penayangan

b. Waktu Penayangan

c. Durasi Penayangan

d. Host

e. Penyajian/dramatisasi

f. Kejalasan Isi Pesan

g. Format Acara

h. Materi Acara

Tanggapan Pelajar SMP Yayasan

Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah

terhadap Pembentukan Perilaku Anak

a. Perhatian

b. Pengetahuan

c. Penerimaan

d. frekuensi menonton

e. Motif menonton

f. Manfaat yang diterima

Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin

(32)

1.9. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya

untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional merupakan defenisi yang

menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang

harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (Silalahi,

2009:120). Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefenisikan sebagai

berikut:

1. Tayangan Laptop Si Unyil, terdiri dari:

a. Frekuensi penayangan, merupakan penjelasan seberapa sering suatu acara

ditayangkan dalam waktu satu minggu. Tayangan Laptop Si Unyil ditayangkan

setiap hari.

b. Waktu Penayangan, merupakan penjelasan jadwal penayangan suatu acara

di suatu hari tertentu. Waktu penayangan tayangan Laptop Si Unyil yakni

setiap hari pukul 13.00 WIB.

c. Durasi penayangan, merupakan penjelasan tentang berapa lama

penayangan suatu acara dalam satuan menit. Durasi penayangan tayangan

Laptop Si Unyil adalah sepanjang 30 menit.

d. Host, merupakan salah satu elemen penting karena sebagai acara, seorang

host harus mampu menarik perhatian penonton.

e. Penyajian / dramatisasi, penyajian dari tayangan Laptop Si Unyil di

Trans7 melalui cerita-cerita pengantar yang diikuti cerita selanjutnya.

f. Kejelasan isi pesan, merupakan penjelasan tentang jelas atau tidaknya

(33)

Jelas atau tidaknya pesan tayangan Laptop Si Unyil sehingga dapat

dipahami/dimengerti oleh responden.

g. Format acara, merupakan penjelasan tentang bentuk dan format yang

digunakan dalam penayangan suatu acara, bisa dalam bentuk

segmen-segmen.

h. Materi acara, menjelaskan tentang tema acara yang ditayangkan dalam

setiap episodenya.

2. Tanggapan Pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah terhadap

pembentukan karakter anak, terdiri dari:

a. Perhatian

- Minat menonoton, yaitu adanya keinginan untuk menonton tayangan Laptop Si

Unyil.

- Rasa suka, adanya rasa suka atau tertarik untuk menonton tayangan Laptop Si

Unyil.

b. Pengertian

- Pengetahuan, yaitu responden mengetahui isi dari tayangan tersebut

- Pemahaman, yaitu responden mengerti dan memahami jalan cerita dari

tayangan Laptop Si Unyil tersebut.

c. Penerimaan, merupakan respon dari responden apakah mereka menerima atau

tidak menerima tayangan Laptop Si Unyil sebagai pembentuk perilaku anak.

d. Motif menonton yaitu alasan komunikan menyaksikan suatu tayangan

televisi. Dalam hal ini adalah motif pelajar SMP Yayasan Pendidikan

(34)

e. Manfaat yang diterima yaitu manfaat yang dirasakan komunikan setelah

menyaksikan suatu tayangan televisi. Dalam hal ini adalah manfaat yang

diterima pelajar SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah setelah

menonton tayangan Laptop Si Unyil di Trans7.

3. Karakteristik Responden, terdiri dari:

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

b. Usia, yaitu usia responden

1.10. Sistematika Penulisan

Sebagai suatu karya ilmiah, tulisan ini disusun secara sistematis, logis, dan

konsisten. Secara eksplisit, skripsi ini dikembangkan penulisannya atas 5 bab, dan detail

masing-masing bab dibahas pada sub bab. Akhir pada tulisan ini dilengkapi daftar

pustaka sebagai bahan pendukung yang memperkuat teori-teori yang dimajukan serta

turut dilampirkan beberapa lampiran yang mendukung.

Selengkapnya susunan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I, diberi judul PENDAHULUAN, penjelasan bab ini dirinci atas sub bab : Latar

Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Model Teoritis, Variabel

Operasional, Defenisi Variabel Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II, diberi judul URAIAN TEORITIS, isi bab ini adalah penjelasan dan konsep di

sekitar Analisa Tayangan Laptop Si Unyil. Perluasan dan pedalaman uraian dirinci

dengan sub bab : pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori S-O-R, Teori

Televisi, dan Teori

Bab III, diberi judul METODOLOGI PENELITIAN, uraian bab ini terdiri dari sub

(35)

Penarikan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data

Bab IV, memaparkan tentang HASIL DAN PEMBAHASAN, yang terdiri dari sub bab

: Analisa Tabel Tunggal

Bab V, merupakan bab PENUTUP yang berisikan Kesimpulan dan Saran dari hasil

penelitian yang dilakukan.

Setelah BAB V, Sistematika Penulisan dilanjutkan dengan DAFTAR PUSTAKA dan

(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.l. Komunikasi

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Commnication berasal dari kata

latin Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama di sini

maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006 : 9).

Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam

percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain,

mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu, jelas

bahwa percakapan dua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-keduanya,

selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang

dipercakapkan.

Everet M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses dimana

suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka. Defïnisi kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama

D. Lawrence Kincaid, sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan bahwa

komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan

(37)

Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk

memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama

dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya”.

(Cutlip, 2007:225)

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek

studi Ilmu Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga

pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang

dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting.

Bahkan dalam defïnisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland

mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain

(communication is the process to modify the behaviour ofother individuals).

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect ? (Effendy, 2006 :10). Paradigma Lasswell di atas

menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan

yang diajukan itu, yakni:

a. Komunikator (Comunicator, source, sender

b. Pesan (Message)

c. Media (Media, Channel

d. Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipiënt)

(38)

Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang

saling bergantung satu sama lain, yaitu : pertama sumber (source), sering disebut juga

pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara

(speaker), atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai

kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,

organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari

sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah

dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah

ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada

dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah

perasaan ataupikirantersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal

yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian

(encoding).

Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir,dan

perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut. Setiap orang

dapat saja merasa bahwa ia mencintai seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga

orang yang anda cintai itu menafsirkan rasa cinta anda berdasarkan perilaku verbal dan

atau non verbal anda.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai

tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan

(39)

dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan

(percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya). Kata-kata memungkinkan

kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal,

seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh. (acungan jempol, anggukan

kepala,senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung,

tarian, dan sebagainya.

Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber

untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada

bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran

nonverbal. Pada dasarnya ada dua saluran komunikasi manusia, yakni cahaya dan suara

meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari

orang lain. Anda dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi anda yang liar

ketika anda berdekatan dengan seorang wanita yang tidak anda kenal di sebuah kafe,

mencicipi ketupat lebaran yang disuguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat

yang baru lulus sarjana.Jabatan tangan yang erat (sentuhan) dapat juga menyampaikan

lebih banyak pesan daripada kata-kata. Saluran juga merujuk pada cara penyajian

pesan; apakah langsung (tatapmuka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau

media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead

projector(OHP),sistem suara (sound system) multimedia, semua itu dapat dikategorikan

sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih

saluran-saluranitu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima

pesan yang dihadapi. Kita mungkin membaca artikel ilmiah di suratkabar,

(40)

Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita

gunakan, meskipun ada salah satu yang dominan. Misalnya, dalam komunikasi

langsung, bahasa (verbal dan nonverbal) adalah saluran yang menonjol meskipun

pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran

komunikasi tatap-muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui

surat kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kita baca,

meskipun terdapat juga saluran lain yang juga berperan seperti telepon, faksimil,

komputer, mesin cetak, kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat

kabar tersebut kepada pembaca, dan sebagainya.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran atau tujuan

(destination), komunikate (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau

khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang

yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan,

nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini

menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal

yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut

penyandian-balik (decoding).

Kelima, efek, yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima

pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu),

terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan,

perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi

bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu

(41)

Singkat kata, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu.

Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of Success in

Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu

pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat

menarik perhatian komunikan.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang

sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan

beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang

layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan

untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

II.1.2. Jenis Komunikasi

Karena terdapat berbagai jenis komunikasi, maka dalam penerapannya harus

dipilih jenis yang paling cocok untuk dipergunakan, demikian pula apabila memerlukan

media, harus dipilih yang benar-benar sesuai, sebab pada dasarnya komunikasi dapat

(42)

a. Komunikasi yang tidak memerlukan media

Komunikasi yang tidak menggunakan media berupa inter Communication yang

berati komunikasi dengan dirinya sendiri dan dapat pula bersifat Intra

Communication atau yang lebih dikenal dengan komunikasi tatap muka, artinya

komunikator dengan komunikan berhadapan secara langsung.

b. Komunikasi dengan meggunakan media

Komunikasi dengan menggunakan media dapat dilakukan dengan menggunakan

media nonmassa, seperti surat, telepon, dan lain-lain. Untuk media massa sendiri

ada dua pengertian, pertama media massa tradisional dan media massa modern.

Media massa tradisional misalnya wayang, ludruk, dan lain sebagainya. Sedangkan

media massa modern seperti media cetak, film, radio, dan televisi.

Oleh karena itu, mereka yang akan melaksanakan proses komunikasi harus

mampu memilih jenis komunikasi yang dirasakan paling tepat, dalam pemilihan ini

tentu saja harus disesuaikan dengan kepentingan serta tujuan yang ingin dicapai.

II.2. Komunikasi Massa

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai "Komunikasi yang berlangsung

dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak teijadi kontak secara

langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran

media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000 : 3).

Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

beriandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas

(43)

komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi.

Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus

dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan.

Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus

oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa

akan banyak dilakukan masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4).

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli

komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan

definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan

gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa.

Bahkan secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui

pula karakteristiknya yaitu :

1. Komunikator terlembagakan

2. Pesan bersifat umum

3. Komunikannya anonim dan heterogen

4. Media massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

6. Komunikasi massa bersifat satu arah

7. Stimuli alat indra terbatas

8. Umpan balik tertunda (delayed)

Dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa

(44)

1. Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi

massa menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi

massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang

kompleks.

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan

untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh

karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan

komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting

atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya anonim dan heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),

karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping itu,

komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan

masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adaiah

jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak

terbatas. Komunikan yang banyak itu secara serempak pada waktu yang bersamaan

(45)

itu adaiah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang

jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Pada

komunikasi massa, yang penting adaiah unsur isi. Pesan harus disusun sedemikian rupa

berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang

digunakan.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah

Komunikasi massa menggunakan atau melalui media. Karena melalui media

massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun

diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli alat indra terbatas

Stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan

majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak

hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra

penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan balik tertunda (delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan

oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa,

biasanya dinamakan umpaH balik tertunda (delayed feddback) karena sampainya

(46)

II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa tidak jauh berbeda dengan fungsi komunikasi pada

umumnya. Joseph R. Dominick memberikan penjeiasan mengenai fungsi komunikasi

massa, yaitu (Ardianto, 2004 : 15) :

a. Pengawasan

Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan

pengawasan. Orang-orang media, yakni para wartawan surat kabar dan majalah,

reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan Iain-lain berada dimana di

seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh Fungsi

pengawasan dibagi dalam dua jenis, yaitu :

- Pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang

ancaman taufan, letusan gunung berapi, kondisi ekonomi yang

meningkatkan inflasi, atau serangan militer.

- Pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi

yangmemiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

Berita tentang film yang dipertunjukan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di

pasar. produk-produk baru, dan sebagainya.

b. Penafsiran

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga memberikan

informasi dan interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh nyata dapat dilihat

pada halaman tajuk rencana surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini

yang ditujukan kepada pembaca, serta dilengkapi perspektif terhadap berita yang

(47)

c. Pertalian

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam

masyarakat yang tidak bisa dilakukan oleh saluran perseorangan. Media massa dapat

menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian

berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Penyebaran nilai-nilai (Sosialisasi)

Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai

kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca,

mendengarkan dan menonton, maka sesorang mempelajari bagaimana khalayak

berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

e. Hiburan

Meskipun fungsi utama media massa adalah informasi dalam bentuk

pemberitaan, rubrik atau acara-acara hiburan selalu ada seperti cerita pendek, film,

drama dan sebagainya.

II.2.3. Komponen Komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah,

artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada

komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu

arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan

lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak

sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih

kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai

(48)

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung

seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa

partisipan, diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum,

maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada

sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang

memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak

secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar

khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan

heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.

e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya

ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen

ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial,

ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan

di – filter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.

(49)

Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada

penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa

seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari

sumber kepada penerima.

II.2.4. Efek Komunikasi Massa

Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004:49) efek media massa dapat

dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang

berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat

jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa

perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai

perubahan kognitif, afektif, dan behavioral:

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau

media itu sendiri.

1.Efek Ekonomi

Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan

berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2.Efek Sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial

sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya

kehadiran televisi dapat meningkatkan status dari pemiliknya.

3.Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor

(50)

4.Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya

dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk

menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.

5.Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak

nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu.

Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap

media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media

massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media

massa tersebut.

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri

khalayak

a) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media

massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang

bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media

massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang

belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh

(51)

- Efek Proposional Kognitif

Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan

manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan

kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka

televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif.

b) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi

lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,

sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan

emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :

1. Suasana Emosional

Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan

dipengaruhi oleh situasi emosional individu.

2. Skema Kognitif

Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu

yang menjelaskan alur peristiwa.

3. Suasana Terpaan

Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan

informasi dari media massa.

4. Predisposisi Individual

Predisposisi individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu

(52)

orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka

cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada

orang yang melankolis.

5. Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang

ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca,

pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh.

c) Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

bentuk tindakan atau kegiatan. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul

pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan

kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi

beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan

menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan,

kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasar yang mencontoh

adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas

akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai

media tersebut tidak mempunyai efek yang sama. Radio, televisi atau film di

berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporan

telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran

(53)

II.3. Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response)

Teori S-O-R semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori

komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen:

sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan kognasi.

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus

khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara

pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah (Effendi, 1993 :

254-255) :

a. Pesan (Stimulus, S), stimulus atau pesan yang dimaksud di sini adalah tayangan anak

Laptop Si Unyil yang ditayangkan oleh Trans7. Stimulus atau pesan yang disampaikan

kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang

melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,

maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap atau opini.

b. Komunikan (Organism, O), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Pelajar

SMP Yayasan Pendidikan Safiyyatul Amaliyyah.

c. Efek {Response, R), yaitu terbentuknya perilaku anak sebagai response yang

Gambar

Gambar 2
Tabel 1   Konsep Operasional
Gambar 3. Model S-O-R
Gambar 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan alternatif pendekatan terhadap bimbingan pengembangan karakter Islami, sehingga masyarakat terutama yang terlibat dalam dunia

Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba

12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik dan ( UU No.. Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, Lembaran Negara Republik

pL^$ (i drlD troEbDP$r (co,.ns.r: ddd diFr

The M OPH do not define curricula for training of district or village-level health sector staff for disaster response and recovery, and disaster preparedness, but there

Negara terbentuk melalui perjanjian masyarakat yang dalam perjanjian tersebut menunjuk seorang penguasa (disebut raja) yang diserahi untuk menyelenggarakan perdamaian

Reiteration is the most appearing function in this TV program because the speaker uses code switching when he wants to emphasize the idea of his utterances so the audience

Dari hasil pengamatan mikroskopis dengan menggunakan mikroskop cahaya menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol terlihat adanya penumpukan darah (hiperemi) di dalam