• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Penghitung Jumlah Orang Dalam Suatu Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler At89s52

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Alat Penghitung Jumlah Orang Dalam Suatu Ruangan Dengan Menggunakan Sensor Infra Merah Berbasis Mikrokontroler At89s52"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH ORANG

DALAM SUATU RUANGAN

DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Oleh :

02 5203 023

M. HAFIZ ILHAM

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semakin hari semakin cepat, begitu juga dengan

kebutuhan manusia terhadap suatu peralatan yang canggih semakin meningkat.

Peralatan yang canggih dan dapat mempermudah pekerjaan manusia sangat

dibutuhkan.

Diantara beberapa peralatan yang sangat dibutuhkan manusia belakangan ini

salah satunya adalah suatu peralatan yang dapat membuat suatu ruangan yang

peralatan listriknya aktif secara otomatis. Peralatan ini juga dapat menghitung jumlah

manusia dalam suatu ruangan secara otomatis. Selain fungsi yang tersebut diatas,

peralatan lain yang juga dibutuhkan adalah peralatan pengaman ruangan. Pada

peralatan ini juga dipasang sebuah buzzer yang berfungsi sebagai alarm yang akan

aktif ketika ada orang yang memasuki ruangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin merancang sebuah peralatan

yang dapat membuat peralatan listrik bekerja secara otomatis dalam suatu ruangan

dan pengaman ruangan tersebut. Untuk itu penulis menyusun sebuah Karya Akhir

yang berjudul “RANCANG BANGUN PENGHITUNG JUMLAH ORANG

DALAM SUATU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini, yang

merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan pada Program

Diploma IV Teknologi Instrumentasi Industeri Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara. Tak lupa selawat beriring salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW.

Karya akhir ini ditulis berdasarkan penelitian dan percobaan langsung

terhadap rangkaian yang telah diteliti dan dipelajari dari buku dan internet. Pada

Karya Akhir ini penulis membahas masalah proses pembuatan sebuah alat yang dapat

mengukur intensitas cahaya. Karya akhir ini penulis beri judul ”RANCANG

BANGUN PENGHITUNG JUMLAH ORANG DALAM SUATU RUANGAN

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”.

Selama berlangsungnya penulisan Karya Akhir ini hingga menyelesaikannya,

penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan serta masukan dalam penulisan

Karya Akhir. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Papa penulis Alm. Ilhamuddin , Mama penulis Nazira, Adik penulis Azmi,

Hasbi.

2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Program Diploma IV Teknologi

(4)
(5)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semakin hari semakin cepat, begitu juga dengan

kebutuhan manusia terhadap suatu peralatan yang canggih semakin meningkat.

Peralatan yang canggih dan dapat mempermudah pekerjaan manusia sangat

dibutuhkan.

Diantara beberapa peralatan yang sangat dibutuhkan manusia belakangan ini

salah satunya adalah suatu peralatan yang dapat membuat suatu ruangan yang

peralatan listriknya aktif secara otomatis. Peralatan ini juga dapat menghitung jumlah

manusia dalam suatu ruangan secara otomatis. Selain fungsi yang tersebut diatas,

peralatan lain yang juga dibutuhkan adalah peralatan pengaman ruangan. Pada

peralatan ini juga dipasang sebuah buzzer yang berfungsi sebagai alarm yang akan

aktif ketika ada orang yang memasuki ruangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin merancang sebuah peralatan

yang dapat membuat peralatan listrik bekerja secara otomatis dalam suatu ruangan

dan pengaman ruangan tersebut. Untuk itu penulis menyusun sebuah Karya Akhir

yang berjudul “RANCANG BANGUN PENGHITUNG JUMLAH ORANG

DALAM SUATU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini dibutuhkan suatu peralatan yang dapat

mempermudah pekerjaan manusia dan bekerja secara otomatis. Untuk merancang

suatu peralatan yang cerdas dan otomatis tersebut, dibutuhkan suatu peralatan atau

komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Kemampuan ini dimiliki oleh sebuah komputer (PC), namun tidaklah efisien jika

harus mengunakan komputer hanya untuk keperluan diatas. Untuk itu komputer

dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.

Mikrokontroler merupakan sebuah chip atau IC (Integrated Circuit) yang

di dalamnya terdapat sebuah prosessor dan sebuah flash memori yang dapat

dibaca atau ditulis sampai 1000 kali, sehingga biaya pengembangan lebih murah

karena dapat dihapus kemudian diisi kembali dengan program lain sesuai dengan

kebutuhan.

Salah satu peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis yang

dibutuhkan manusia sekarang ini adalah ruangan otomatis yang dapat mengetahui

jumlah manusia didalamnya dan mengolah datanya sesuai kebutuhan. Dengan

mengetahui jumlah manusia dalam suatu ruangan dapat diambil pilihan untuk

menyalakan lampu atau memutar kipas. Pemikiran inilah yang melatarbelakangi

(7)

1.2.Tujuan Karya Akhir

Adapun tujuan dalam penulisan Karya Akhir ini adalah:

Untuk merancang suatu alat yang dapat menghitung jumlah orang dalam

suatu ruangan secara otomatis dengan menggunakan sensor infra merah berbasis

mikrokontroler AT89S52.

1.3.Rumusan Masalah

- Bagaimana cara kerja mikrokontroler yang berfungsi sebagai pusat

pengolahan data.

- Bagaimana cara membuat suatu perangkat yang dapat menghitung

jumlah orang dalam suatu ruangan secara otomatis mulai dari

perancangan rangkaian hingga alat selesai dibuat.

1.4.Batasan Masalah

Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai Karya Akhir ini

mempunyai ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah

Karya Akhir ini hanya pada :

- Hanya memaparkan cara kerja mikrokontroler sebagai pusat pengolahan

data.

- Hanya membahas prinsip kerja alat dan hubungan masing-masing alat.

- Hanya membahas proses pembuatan alat.

1.5.Tinjauan Pustaka

Mikrokontroler AT89S52, sebagai suatu terobosan teknologi

(8)

need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor

dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan

ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga

harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor).

Perbandingan sederhana antara mikrokontroler dengan mikroprosesor

adalah di dalam mikrokontroler telah terdapat prosesor dan flash memori sehingga

tidak dibutuhkan lagi memori eksternal, sedangkan mikroprosesor didalamnya

hanya terdapat prosesor saja sehingga diperlukanlah memori eksternal

(tambahan). Perbandingan lain antara mikrokontroler dengan mikroprosesor

adalah jumlah input/outputnya (I/O). Pada mikrokontroler AT89S52 terdapat 4

buah port yakni dari port 0 sampai port 3. Masing - masing port terdiri dari 8 buah

I/O, jadi jumlah keseluruhan I/O dari mikrokontroler AT89S51 ada 32 buah. Pada

mikroprosesor terdapat banyak I/O, misalkan mikroprosesor intel pentium 4 yang

memiliki 478 pin. Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah I/O

mikroprosesor lebih banyak dari jumlah I/O mikrokontroler.

Pada perancangan ruangan otomatis ini digunakan empat buah rangkaian

sensor infra merah. Keempat sensor ini digunakan untuk mengetahui jumlah

manusia dalam suatu ruangan. Keempat sensor ini diletakkan berdekatan pada

pintu masuk dan keluar ruangan yang masing-masing pintu ada dua buah sensor.

Prinsip kerjanya secara umum adalah dua buah sensor A dan B diletakan

bersampingan. Ketika sensor A terpotong terlebih dahulu barulah kemudian

sensor B terpotong, kondisi ini menandakan adanya manusia/orang yang

(9)

terpotong dan kemudian sensor A, kondisi ini berarti menandakan adanya orang

yang keluar ruangan.

Selain menggunakan sensor infra merah, peralatan ini juga menggunakan

rangkaian display yang berfungsi untuk mengetahui jumlah manusia yang ada

dalam ruangan. Rangakain display ini berupa tiga buah seven segment dengan

jumlah maksimum 255. Prinsipnya adalah ketika sensor A terlebih dahulu

terpotong maka akan ditambahkan harga 1 pada seven segment yang menandakan

adanya manusia dalam ruangan. Kebalikannya, ketika sensor B terlebih dahulu

terpotong maka akan dikurangi harga satu pada seven segment.

Untuk mengaktifkan lampu digunakan indikator sebuah LED (Light

Emitting Diode) dan sebagai penetralisir suhu ruangan digunakan kipas kecil (fan)

sebagai indikator dari kipas angin. Prinsipnya adalah ketika ada 1 orang saja

dalam ruangan maka LED akan langsung menyala dan satu buah kipas akan

langsung berputar. Ketika jumlah orang yang ada dalam ruangan lebih dari 10

maka kipas kedua akan aktif dan berputar. Ketika semua orang telah keluar

ruangan maka LED dan kipas akan padam dan berhenti secara otomatis.

Selain itu, sebagai pengaman ruangan diberikan sebuah rangkaian buzzer

sebagai tanda adanya orang yang masuk dan keluar ruangan, jadi ketika ada yang

masuk dan keluar ruangan buzzer secara otomatis akan berbunyi.

1.6.Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Karya akhir ini antara

(10)

1. Dengan melakukan riset terlebih dahulu (try and error) dan mencari

rangkaian yang setara di internet dan buku-buku yang mendukung.

2. Merancang alat mulai dari perancangan PCB dengan mengunakan

software Eagle 4.13, mentransfer gambar dengan menggunakan kertas

transfer paper ke pcb polos, kemudian dilarutkan dan selanjutnya

mengebor dan mensolder komponen ke PCB.

3. Mempelajari cara pemrograman dari buku-buku yang mendukung dan

percobaan pemrograman juga dengan try and error.

1.7.Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan Karya Akhir ini, maka

penulis membuat suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini

merupakan urutan bab demi bab termasuk isi dari sub-sub babnya. Adapun

sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan

penulisan Karya Akhir dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori dasar serta pembahasan

komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan alat

yang akan dibuat.

(11)

Bab ini berisikan bagaimana langkah-langkah perancangan alat,

dimulai dari perancangan blok diagram rangkaian sampai dengan

pembuatan alatnya.

BAB IV : PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

Bab ini berisikan pengujian alat yang telah dibuat serta

pembahasan rangkaiannya dari segi prinsip kerja rangkaiannya

dan pembahasan program yang telah dibuat dan dimasukkan ke

dalam mikrokontroler.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil penulis

(12)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PERANGKAT KERAS

Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat

dan mengambil pilihan. Mikrokontroler merupakan salah satu jawabannya.

Vendor dari mikrokontroler ini ada beberapa macam, diantaranya yang paling

terkenal adalah Atmel, Motorola dan Siemens.

2.1.1. Mikrokontroler AT89S52

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan

dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga

bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang

mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu

teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna

disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka

(13)

mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program

kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat

penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada

mikrokontroler yang bersangkutan.

Gambar 2.1. Blok Diagram Fungsional AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor,

(14)

resistor 8k2 Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya

rangkaian reset ini AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu

daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 11,0592 MHz dan kapasitor 30

piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang

menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read

Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya.

Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-52 memori penyimpanan

program ini dinamakan sebagai memori program.

RAM (Random Access Memory) isinya akan sirna begitu IC kehilangan

catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang

dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang

sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada

saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu

mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau

Programable-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak

dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian

dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih

murah.

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash

(15)

lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM

Programmer.

Memori data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte,

meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 128

byte sudah cukup. Sarana Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan

bervariasi. AT89S52 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel

dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

AT89S52 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver /

Transmitter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk

komunikasi data serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan

P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja

menurut fungsi waktu, clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari

oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1

berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai

untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 terpakai.

AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya

adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini

berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur

input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal

interupsi. Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya

merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan

di Special Function Register (SFR).

Berikut ini merupakan spesifikasi dari IC AT89S52 :

(16)

4 Kbyte In-System Reprogammable Flash Memory.

• Daya tahan 1000 kali baca/tulis.

Fully Static Operation : 0 Hz sampai 24 MHz. • Tiga level kunci memori program.

• 128 x 8 bit RAM internal.

• 32 jalur I/O.

Tiga 16 bit Timer/Counter.

Enam sumber interupt.

• Jalur serial dengan UART.

(17)

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 :

VCC (Pin 40)

Suplai tegangan 5 Volt.

GND (Pin 20)

Ground.

Port 0 (Pin 39 – Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data

ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai

I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau

dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada

fungsinya sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai

internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up,

terutama pada saat verifikasi program.

Port 1 (Pin 1 – Pin 8)

Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mosi,

Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke

komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh

ISP Programmer.

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses

memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal

pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output,

(18)

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Nama Pin Fungsi

P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial)

P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial)

P3.2 (Pin 12) INTO (Interrupt 0 Eksternal)

P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal)

P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0)

P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (untuk menulis eksternal data memori)

P3.7 (Pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program

(PROG) selama memprogram Flash.

PSEN (pin 29)

(19)

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset.

Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada

pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat

tegangan 12 Volt.

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator.

2.1.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan

listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan

oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya

udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu

kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif

terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir

menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke

ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-konduktif.

Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung-

ujung kakinya. Di alam bebas fenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya

(20)

dielektrik

Elektroda Elektroda

Gambar 2.3. Skema kapasitor.

2.1.3. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah

terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan

dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling

digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama.

Dengan cara penggabungan seperti ini dapat diperoleh dua buah dioda sehingga

menghasilkan transistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P

adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :

1. Transistor germanium PNP

2. Transistor silikon NPN

3. Transistor silikon PNP

4. Transistor germanium NPN

(21)

2.1.4. Resistor

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan

tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat

kecil. Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga

dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material

seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran

elektron dan disebut sebagai insulator.

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan

namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe

resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga di

kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna

untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya

dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang

dikeluarkan oleh ELA (Electronic Industries Association).

Gambar 2.5. Resistor karbon

WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG IV

Hitam 0 0 1 -

Coklat 1 1 10 -

(22)

Jingga 3 3 1000 -

Tabel 2.2. Gelang Resistor

Resitansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang

toleransi berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini

berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih

menonjol, sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan

demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor

tersebut.

Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang

(tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%

(toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang

pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang

(23)

2.2. PERANGKAT LUNAK

Dalam merancang suatu program mikrokontroler dibutuhkan suatu

software yang dapat menulis program dan mengubahnya menjadi bilangan

heksadesimal. Untuk menulis program dapat digunakan Software 8051 Editor,

Assembler, Simulator (IDE). Untuk men-download program heksadesimal ke

dalam mikrokontroler dapat digunakan Software Downloader (ISP – Flash

Programmer 3.0a). untuk mendesain skematik dan layout PCB dapat digunakan

Software EAGLE 4.13.

2.2.1. Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly dituliskan pada

sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya

seperti gambar 2.6. di bawah ini.

(24)

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan setelah itu di-Assemble

(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika

masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan

perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih

dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita

tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat

peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke

mikrokontroler.

Apabila program yang telah di-compile di lihat dengan mengunakan

software notepad, maka akan jelas terlihat bilangan heksadesimal di dalamnya.

2.2.2. Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a)

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler

digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat di download dari

internet. Tampilannya seperti gambar 2.7. di bawah ini :

(25)

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk

mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write

untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler. Untuk mengecek

apakah mikrokontroler bisa ditulisi atau tidak dapat diketahui dengan dua cara,

yaitu dengan cara meng-klik Signature dan Read. Untuk mengamankan agar

program pada mikrokontroler tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak diinginkan,

dapat digunakan Lock Bit-1, Lock Bit-2 dan Lock Bit-3 yang masing-masingnya

memiliki tingkat keamanan yang berbeda. Makin tinggi tingkatan Lock Bitnya

maka makin sulit membongkar programnya. Tetapi apabila telah di lock (dikunci)

maka mikrokontroler tidak dapat lagi ditulisi.

2.2.3. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.13

Untuk mendesain PCB dapat digunakan software EAGLE 4.13r yang

dapat di-download di internet secara gratis. Cara menggunakan software ini

terlebih dahulu yang dikerjakan adalah mendesain skematik rangkaian, setelah itu

memindahkannya ke dalam bentuk board dan mendesain tata letak komponen

sesuai keinginan tetapi harus sesuai jalur rangkaiannya agar rangkaian dapat

berfungsi sesuai dengan skematiknya.

Setelah selesai di desain layout PCBnya, barulah siap print dan

di-transfer ke PCB. Pada proses pendi-transferan layout PCB ke PCB dapat digunakan

(26)

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1. Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok rangkaian dari sensor penghitung jumlah

orang dalanm ruangan berbasis mikrokontroler AT89S52 dapat ditunjukkan pada

gambar 3.1. di bawah ini :

Gambar 3.1. Blok Diagram Alat Penghitung Jumlah Orang Dalam Ruangan

Pada diagram blok di atas jelas terlihat keterhubungan masing-masing perangkat

dari peralatan penghitung jumlah orang dalam suatu ruangan. Dimulai dari 4 buah

sensor infra merah yang terpasang pada pintu masuk dan pintu keluar.

Masing-masing pintu terdapat dua buah sensor infra merah. Data yang didapat dari sensor

infra merah dikirim ke mikrokontroler. Jumlah orang yang terdapat dalam ruangan

dapat diketahui dengan menambah atau mengurangi jumlah orang yang melewati

(27)

seven segment. LED, kipas pertama dan kipas kedua dapat diaktifkan sesuai data

yang didapat oleh mikrokontroler.

Dari diagram blok jelas dikatakan penjelasan keterhubungan

masing-masing alat secara umum. Selain itu, pada Bab ini dapat dijelaskan juga

bagaimana merancang sebuah peralatan mulai dari merangkai rangkaian pada

Project Board hingga mengisi program ke mikrokontroler. Langkah-langkah yang

dapat diambil adalah sebagai berikut :

• Merangkai rangkaian setara (yang didapat dari buku atau internet) pada

Project Board (papan percobaan).

Jika alat berhasil bekerja, membuat rangkaian skematik dan layout PCB

(Printed Project Board) dengan menggunakan software Eagle 4.13r.

Layout PCB yang telah berhasil dibuat, di-print pada kertas transfer

(transfer paper) dengan menggunakan printer laser.

Sebelum layout PCB digosokkan dengan menggunakan strika pada kondisi

paling panas, PCB terlebih dahulu digosok dengan kertas pasir agar

permukaan PCB sedikit kasar sehingga proses pemindahan layout PCB

dan pensolderan timah ke PCB lebih mudah dikerjakan.

PCB yang diatasnya telah terdapat layout rangkaian dilarutkan dengan

menggunakan larutan klorida. Proses penglarutan ini berguna untuk

menghilangkan tembaga yang tidak terkena layout rangkaian, sehingga

yang tertinggal hanyalah layout rangkaian.

Layout rangkaian yang tertinggal di PCB dibersihkan dengan

menggunakan air. Tinta yang masih tertinggal pada PCB dapat

(28)

• Setelah dibersihkan, PCB dapat dilubangi dengan menggunakan mata bor

0,8 mm, 1,0 mm dan 3,0 mm.

• Pada kondisi ini PCB telah siap dipasangi dengan komponen. Tetapi

sebelum PCB dipasangi komponen, PCB di cat dengan cat semprot agar

PCB kelihatan lebih bagus penampilannya.

• Setelah selesai di cat, barulah PCB dirangkai bersama komponen

diatasnya. Setelah seluruh rangkaian selesai disolder, rangkaian disusun

diatas achrilic agar kelihatan lebih rapi.

• Berikutnya adalah mengkoneksikan seluruh rangkaian dengan

menggunakan kabel (pada perancangan ini digunakan kabel pelangi)

sesuai dengan urutan yang benar.

Finishing-nya adalah pemrograman. Pemrograman mikrokontroler

AT89S52 menggunakan bahasa assembly.

• Setelah program selesai dibuat dengan menggunakan Software 8051

Editor, Assembler, Simulator (IDE), program dapat di-assemble yang

berfungsi agar program yang ditulis berubah menjadi bilangan

heksadesimal.

• Pengiriman program ini kedalam mikrokontroler dapat menggunakan

Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a) dan hardware-nya

bernama ISP Programmer yang dihubungkan ke komputer melalui port

paralel.

DB25 dari ISP Programmer di hubungkan ke port paralel yang ada di

(29)

Setelah terhubung, barulah program dapat di write (ditulis) ke dalam

mikrokontroler.

• Apabila program dibuat dengan benar dan sesuai harapan, maka peralatan

akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan .

Selesai.

3.2. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum mikrokontroler

AT89S52 dapat dilihat pada gambar 3.2. dan gambar 3.3. di bawah ini:

Gambar 3.2. Rangkaian Skematik Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 11,0592 MHz dan dua buah

kapasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler

AT89S52 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan

(30)

mikrokontroler ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus

I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat

rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal.

Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan dengan resistor array.

Jika mikrokontroler tidak menggunakan memori eksternal, maka penggunaan

resistor array tidak begitu penting. Selain digunakan untuk fungsi diatas resistor

array digunakan sebagai pull up.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso,

Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45

sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP

Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak

pada kaki 6, 7, 8, 9, 40 dan 20. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke

ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

(31)

3.3. Rangkaian Sensor Infra Merah

Rangkaian skematik dan layout PCB Rangkaian Sensor Infra Merah dapat

dilihat pada gambar 3.3. dan gambar 3.4. dibawah ini:

Gambar 3.3. Rangkaian Skematik Sensor Infra Merah

(32)

Dari rangkaian dapat dijelaskan bahwa pada sensor infra merah ini

terdapat infra merah sebagai sumber sinar infra merah dan fotodioda sebagai

penerima sinar infra merah. Pada kondisi default (biasa) fotodioda akan menerima

sinar infra merah sehingga tegangan mengalir dari Vcc melewati fotodioda. Dari

titik positif fotodioda disambungkan ke transistor C945 yang merupakan transistor

jenis NPN (aktif high), ketika sinar infra merah diterima oleh fotodioda, tegangan

pada kaki positif fotodioda akan bertegangan sekitar 4,8 volt. Transistor C945

hanya membutuhkan tegangan sekitar 0,7 volt untuk aktif, jadi ketika mendapat

tegangan 4,8 volt maka transistor C945 akan aktif, sehingga kolektor dan emitor

transistor C945 akan terhubung (short). Pada titik antara kolektor dengan Vcc

dipasang resistor 10k sebagai pembatas, sehingga pada titik antara kolektor

dengan resistor ketika transistor aktif akan berharga 0 volt karena terhubung ke

ground.

Dari titik ini dihubungkan ke basis transistor A733 yang merupakan

transistor berjenis PNP yang aktif low. Transistor A733 akan aktif ketika basis

mendapat tegangan dibawah 0,7 volt. Pada kondisi ini transistor A733 akan aktif

sehingga kolektor dan emitor A733 terhubung. Antara kolektor dan ground

dipasang resistor sebagai pembatas. Sehingga pada saat transistor A733 aktif

maka pada titik kolektor dan resistor akan berharga 5 volt.

Titik inilah yang akan dihubungkan langsung ke I/O mikrokontroler

AT89S52 sebagai input. Dari titik ini juga dihubungkan ke resistor 330 Ohm dan

satu buah LED sebagai indikator aktif atau tidaknya sensor infra merah yang

(33)

3.4 Rangkaian Output (Buzzer & Kipas)

Rangkaian skematik dan layout PCB Rangkaian Output (Buzzer & Kipas)

dapat dilihat pada gambar 3.5. dan gambar 3.6. dibawah ini:

Gambar 3.5. Rangkaian Skematik Output Buzzer dan Kipas

Gambar 3.6. Layout PCB Rangkaian Output Buzzer dan Kipas

Rangkaian output buzzer dan kipas digunakan untuk mengaktifkan buzzer

dan kipas sesuai perintah dari program yang diisikan ke dalam mikrokontroler.

Rangkaian output ini hanya terdiri dari satu buah resistor 4k7 Ohm dan satu buah

transistor C945 NPN. Tegangan supply untuk rangkaian ini dipakai tegangan

sebesar 12 volt DC agar putaran kipas lebih kencang.

Buzzer berfungsi sebagai alarm ketika ada orang yang melewati sensor

pada saat ruangan ditutup, jadi alarm ini dapat dipasang pada malam hari,

sedangkan kipas digunakan untuk mendinginkan ruangan. Alat penghitung jumlah

orang ini selain berfungsi sebagai penghitung juga dapat berfungsi untuk

(34)

3.5. Rangkaian Power Supply

Rangkaian skematik dan layout PCB power supply dapat dilihat pada

gambar 3.7. dan gambar 3.8. di bawah ini:

Gambar 3.7. Rangkaian Skematik Power Supply

Gambar 3.8. Layout PCB Rangkaian Power Supply

Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan

ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua

keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan

seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupplay

rangkaian kipas pertama dan kipas kedua.

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt

(35)

menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh

kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar

keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor

PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan

arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas

ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung

diambil dari keluaran jembatan dioda.

3.6. Rangkaian Display (Seven Segment)

Rangkaian skematik dan layout PCB Display (Seven Segment) dapat

dilihat pada gambar 3.9. dibawah ini:

Gambar 3.9. Rangkaian Skematik Display (Seven Segment)

Jumlah orang yang terdapat dalam ruangan akan ditampilkan pada 3-digit

(36)

Display ini menggunakan 3 buah seven segment yang dihubungkan ke IC

HEF 4094BP yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data

serial yang masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan

dengan P3.0 dan P3.1 AT89S52. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data

serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S52. Sedangkan P3.1 merupakan

sinyal clock untuk pengiriman data serial.

Pada rangkaian display ini digunakan tiga buah dioda yang berfungsi

untuk menurunkan tegangan supply untuk seven segment. Satu buah dioda 5392

dc dapat menurunkan tegangan sekitar 0,6 volt. Jadi, apabila dioda yang

digunakan tiga buah maka tegangan yang dapat diturunkannya 1,8 volt. Tegangan

ini diturunkan agar umur seven segment lebih tahan lama dan karena tegangan

maksimum seven segment adalah 3,7 volt..

3.7. Rangkaian Indikator Lampu (LED)

Rangkaian skematik dan layout PCB Indikator Lampu (LED) dapat dilihat

pada gambar 3.10. dan gambar 3.11. di bawah ini:

(37)

Gambar 3.11. Layout PCB Indikator Lampu (LED)

Rangkaian Indikator Lampu (LED) berfungsi sebagai indikator dari lampu

ruangan. Rangkaian ini terdiri dari dua buah resistor yakni resistor 4k7 Ohm dan

resistor 330 Ohm, satu buah transistor C945 dansatu buah LED. Rangkaian ini

(38)

BAB IV

PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1. Rangkaian Penghitung Jumlah Orang Secara Keseluruhan

Rangkaian penghitung jumlah orang dalam suatu ruangan dengan

menggunakan sensor infra merah secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar

4.1.

Dari rangkaian jelas terlihat keterhubungan masing-masing peralatan

penghitung jumlah orang secara otomatis. Langkah-langkah kerja dari peralatan

penghitung jumlah orang dalam suatu ruangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sensor infra merah yang terdiri dari 4 buah sensor terletak pada pintu

masuk dan pintu keluar. Masing-masing pintu terdapat 2 buah sensor

yang dapat mengenali masuk atau keluarnya seseorang.

2. Pada pintu masuk terdapat sensor infra merah 1 dan infra merah 2. Pada

kondisi biasa, fotodioda akan menerima sinar infra merah yang akan

menyebabkan mikrokontroler membaca sinyal high (1). Ketika fotodioda

tidak lagi menerima sinar infra merah (hal ini disebabkan adanya

seseorang yang melewati sensor) sehingga mikrokontroler akan

mendapatkan sinyal low (0).

3. Pada kondisi mikrokontroler membaca infra merah 1 bernilai 0 belum

terjadi penambahan pada seven segment (hal ini dibuat agar ketika

seseorang tidak jadi memasuki ruangan, tidak akan terjadi penambahan

(39)

bernilai 0 sesaat setelah infra merah 1 bernilai 0 barulah terjadi

penambahan pada seven segment.

(40)

4. Begitu juga dengan pintu keluar yang terdapat dua buah sensor infra

merah disana. Jika sensor hanya infra merah 3 bernilai low maka tidak

akan terjadi pengurangan pada sevent segment. Jika sensor infra merah 4

bernilai low sesaat setelah sensor infra merah 3 bernilai low barulah

terjadi pengurangan pada seven segment.

5. Pada kondisi tampilan seven segment 000 atau tidak ada orang dalam

ruangan maka lampu (LED) dan kipas 1 tidak akan aktif. Tetapi jika ada

1 orang saja dalam ruangan maka lampu dan kipas 1 akan langsung aktif.

Jika jumlah orang dalam ruangan sama dengan 10 dan diatas 10 maka

kipas 2 akan ikut aktif. Jika jumlah orang kembali dibawah 10 maka

kipas 2 akan non aktif dan seterusnya jika tidak ada lagi orang dalam

(41)

4.2. Diagram Alir

(42)

4.3 Pemrograman

Agar alat penghitung jumlah manusia dalam satu ruangan dapat bekerja

sesuai yang diharapkan, maka kedalam mikrokontroler AT89S52 diisikan

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Dengan menggunakan alat penghitung jumlah orang dalam suatu

ruangan kita dapat dengan mudah mengetahui jumlah manusia dalam

suatu ruangan.

2. Perpaduan antara infra merah dengan foto dioda dapat dijadikan sensor

untuk mengetahui orang yang masuk atau keluar gedung

5.2Saran

1. agar alat penghitung jumlah orang dalam suatu ruangan lebih akurat,

sebaiknya digunakan Pickmikro sebagai mikrikontroler, namun

hharganya sangat mahal dan susah untuk didapat, oleh karena itu pda

perancangan ini saya gunakan AT89S52, karena harganya lebih murah,

proses pembuatannya lebih mudah dan komponennya banyak terdapat di

(44)

Daftar Pustaka

1. Sulhan Setiawan, ST, Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontroler,

Penerbit :

Andi, Yogyakarta, 2004.

2. Barry G. Woollard, Elektronika Praktis, Penerbit: Pradnya Paramita, Jakarta

2000

3. Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi

Kedua,

Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004

5. Albert Paul Malvino, Ph. D, Prinsip-Prinsip Elektronika I, Edisi Ketiga, Jilid 1

Gambar

Gambar 2.1. Blok Diagram Fungsional AT89S52
Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52
Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52
Gambar 2.3. Skema kapasitor.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Nur Salim yaitu ketika seorang guru dengan tepat memilih media untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran maka siswa akan tertarik

Nama Paket : PENGADAAN JASA PEMELIHARAAN PERANGKAT KERAS MERK SUN ORACLE DAN SOFTWARE SUPPORT BESERTA PERANGKAT PENDUKUNG LAINNYA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA

Nama Paket : PENGADAAN JASA PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK DATABASE ORACLE BESERTA PERPANJANGAN ANNUAL TECHNICAL SUPPORT (ATS) DATABASE ORACLE DI LINGKUNGAN DIREKTORAT

Hasil yang positif dan signifikan menun- jukkan bahwa hasil penelitian ini tidak mendu- kung hipotesis yang diajukan, yang menyatakan bahwa tingkat kesesuaian antara

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui sampel air minum ada bakteri koliform atau tidak dan sampel air minum memenuhi syarat atau tidak. Dalam penulisan tugas akhir

Terungkap di dalam proses pembinaan etos kerja melalui kegiatan penyuluhan tidak digunakannya media belajar yang diambil dari lingkungan tempat kerja petani

Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan secara personal, penjualan langsung, dan informasi

andong terhadap Ascaridia galli dan mengetahui kandungan senyawa aktif dalam infusa daun andong yang terduga mempunyai daya antihelmintik. Data yang diperoleh