FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NISAM
KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2013
NOERMA SYAHPUTRI 125102093
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
ABSTRAK
Noerma Syahputri
Latar belakang: permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat. Di tingkat daerah, memang sudah ada Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita. Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal. Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu. Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau.Sarana pendukung posyandu masih sangat minim.
Tujuan penelitian: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.
Metodologi: desain pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaanaan Posyandu dengan jumlah sampel adalah 32 Posyandu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dengan check list lembar observasi dan wawancara dan pengolahan data diproses melalui editing, coding, dan tabulating. Kemudian analisa data dilakukan dengan persentase dikategorikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diisi sendiri.
Hasil: hasil penelitian di dapatkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan poyandu berdasarkan keaktifan kader dan tenaga kesehatan berada pada kategori baik (96%), ketersediaan dana berada pada kategori kurang (78%), sarana dan prasarana berada pada kategori cukup (78%).
Kesimpulan: dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada kader, ketersediaan dana, dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan agar kegiatan pelayanan kesehatan berjalan secara efektif.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-faktor Pelaksanaan Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013” yang
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya
Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.kep, Ns, M.kep. selaku Ketua Program D IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S. Kp. MNS. selaku pembimbing yang telah
mamberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
4. Erniyati, S.Kp, MNS. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan
dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Evi Karota. SKp. MNs. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
6. Yanti Herawati, SKM, selaku kepala Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara
yang telah memberi izin kepada penulis untuk meneliti di Posyandu wilayah
kerja Nisam.
7. Lutfhiani, S.Kep, NS. Mkes, selaku dosen penguji content validity yang telah
memberikan saran perbaikan daftar observasi.
8. Seluruh staf dan dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
9. Ayahanda dan Ibunda yang penulis sayangi, dengan segenap kasih dan
sayangnya telah memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis
baik moril maupun materil serta doa restu yang selalu menguatkan penulis
selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah penulis
berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2013
DAFTAR ISI
1. 6 Tingkat Perkembangan Posyandu ... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu ... 17
2.1 Kader ... 17
2.2 Ketersediaan dana ... 18
2.3 Sarana dan Prasarana ... 19
2. Defenisi Operasional ... 21
3. Metode Pengukuran Variabel ... 21
BAB IV METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ... 23
2. Populasi dan sampel ... 23
1.1Populasi ... 23
1.2Sampel ... 23
3. Tempat dan waktu penelitian ... 23
4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 24
5. Instrumen Penelitian ... 24
6. Uji Validitas ... 25
7. Uji Reabilitas ... 25
8. Pengumpulan data ... 25
9. Analisa Data ... 26
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian ... 28
2. Pembahasan ... 30
BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan ... 33
2. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 21
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013 ... 28
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader dalam Pelaksanaan Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
... 29
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Dana Pelaksanaan Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013 ... 29
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana dalam Pelaksanaan
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh
DAFTAR SKEMA
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
2. Lembar Observasi
3. Master data Penelitian
4. Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
5. Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara
6. Jadwal Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
ABSTRAK
Noerma Syahputri
Latar belakang: permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat. Di tingkat daerah, memang sudah ada Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita. Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal. Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu. Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau.Sarana pendukung posyandu masih sangat minim.
Tujuan penelitian: untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam kabupaten Aceh Utara Tahun 2013.
Metodologi: desain pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaanaan Posyandu dengan jumlah sampel adalah 32 Posyandu. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik total sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer, metode pengambilan data dengan check list lembar observasi dan wawancara dan pengolahan data diproses melalui editing, coding, dan tabulating. Kemudian analisa data dilakukan dengan persentase dikategorikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diisi sendiri.
Hasil: hasil penelitian di dapatkan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan poyandu berdasarkan keaktifan kader dan tenaga kesehatan berada pada kategori baik (96%), ketersediaan dana berada pada kategori kurang (78%), sarana dan prasarana berada pada kategori cukup (78%).
Kesimpulan: dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada kader, ketersediaan dana, dan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan agar kegiatan pelayanan kesehatan berjalan secara efektif.
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu
masyarakat yang di bantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja
Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, balai
kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh
masyarakat (Sulistyorini, 2010).
Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata, apabila sistim pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau
semua sasara yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan ibu nifas (Depkes RI, 2011).
Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah
banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil
diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah
meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003),
maka pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) mengalami penurunan yaitu masing-masing adalah 228/100.000
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi, banyak
usaha telah dilakukan pemerintah dan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga
kesehatan yang ada belum mampu mengatasi permasalahan-permasalahan
kesehatan yang ada. Peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan
sebenarnya merupakan kunci penyelesaian masalah-masalah kesehatan.
Bidan sebagai petugas kesehatan diharapkan mampu menjangkau
pelayanannya sampai ke masyarakat. Untuk efektifitas peningkatan pelayanan
kesehatan, bidan bekerja sama dengan masyarakat mengembangkan wahana
yang ada di masyarakat untuk berperan aktif dalam bidang kesehatan
(Meilani, 2009).
Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 70,5
tahun pada tahun 2007 menjadi 72 tahun pada tahun 2014 (RPJMN
2010-2014). Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat
menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3- 4 Posyandu.
Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat
sebanyak 25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi
266.827 Posyandu dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun
bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai.
Jumlah posyandu saat ini mencapai 242.124 unit, tetapi diperkirakan
hanya 40 persen yang melaksanakan fungsi dengan baik. Pemberdayaan
posyandu harus didukung dana pemerintah, terutama untuk insentif kader,
agar kader lebih berkomitmen menjalankan tugasnya.
Permasalahan gizi buruk di Indonesia tak lepas dari peran serta
yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan balita.
Sayangnya, belakangan fungsinya ini kurang berjalan dengan optimal (Dipo,
2012)
Terjadi penurunan persentasi balita yang datang ke posyandu. Sampai
saat ini hanya sekitar 60-70% partisipasi balita yang datang ke Posyandu. Jadi
bisa dibayangkan bahwa sekitar 30 - 40 % balita tidak datang ke Posyandu.
Jika ada outbreak gizi buruk itu bisa saja terjadi karena tidak terpantau. Sarana pendukung posyandu masih sangat minim (Dipo, 2012).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat
dengan masyarakat itu sendiri. Departemen Kesehatan membuat program
pelatihan untuk kader kesehatan agar kader-kader kesehata di desa siaga
nantinya mempunyai pengetahuan yang lebih. Harapannya kader dapat
menggerakkan dan memperdayakan masyarakat agar terciptanya masyarakat
yang mandiri untuk hidup sehat terutama pada Kesehatan Ibu dan Anak guna
mencapai penurunan AKI dan AKB (Karwati et al, 2011)
Tempat penyelenggaraan posyandu bisa di mana saja karena jarang
yang memiliki tempat permanen. Akibatnya, acara kunjungan ke posyandu
menjadi tidak nyaman. Jadi, tingkat partisipasi semakin turun. Media
penyuluhan gizi seperti poster dan brosur jarang ditemukan, yang lebih
memprihatinkan kartu menuju sehat (KMS) yang menjadi sumber informasi
tumbuh kembang anak ternyata tidak mencukupi jumlahnya (Khatamso,
2012).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Puja (2007) dalam Ardani (2010)
telah diketahui bahwa keaktifan Posyandu dipengaruhi oleh banyak faktor.
Posyandu. Faktor dari dalam Posyandu berupa kader, dana dan sarana
prasarana. Sedangkan faktor dari luar Posyandu berupa tingkat pendidikan
dan sosial ekonomi masyarakat serta jumlah balita.
Pada Laporan Tahunan Puskesmas Nisam Tahun 2010, Puskesmas
Nisam memiliki 50 posyandu yang terdiri dari: 16 Posyandu Pratama (32%),
28 Posyandu Madya (56%), 3 Posyandu Purnama (6%), 3 Posyandu
Mandiri(6%). Pada tahun 2011 Puskesmas Nisam memiliki 33 posyandu
yang terdiri dari: 5 Posyandu Pratama (15,2%), 27 Posyandu Madya (81,8%),
1 Posyandu Purnama (3%), dan pada Tahun 2011 tidak ditemukan lagi
Posyandu Mandiri.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
Posyandu di wilayah kerja Nisam Kabupaten Aceh Utara?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh
Utara.
4. Manfaat Penelitian
4.1.Pendidikan Kebidanan
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi di institusi
4.2.Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dan Pimpinan Puskesmas
Nisam dalam rangka perencanaan kegiatan dan perencanaan pengambilan
kebijaksanaan untuk meningkatkan pelaksanaan Posyandu.
4.3.Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan informasi apabila
akan mengadakan penelitian dengan tema yang serupa agar hasilnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Posyandu
1.1.Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia
sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu
upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat
meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan
anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk
dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
Menurut Hartono (2009), Posyandu merupakan unit pelayanan
kesehatan di lapangan yang di selenggarakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan dukungan teknis Puskesmas, Departemen Agama,
Departemen Pertanian dan BKKBN. Posyandu melaksanakan lima
program kesehatan dasar yakni: keluarga berencana, kesehatan ibu, dan
anak, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran utama yaitu
menurunkan angka kematian bayi dan ibu memperbaiki status kesehatan
dan gizi balita, serta ibu hamil dan menyusui.
1.2.Tujuan Posyandu
Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok
rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu
pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga berencana.
Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan
kesehatan (Depkes, 2009).
Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu
adalah sebagai berikut: a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB
masih cukup tinggi meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan,
b) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera),
c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana (KB) serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera, d) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi
Keluarga Sejahtera, e) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan
serta secara aktif meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan
keluarga serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan
balita
1.3.Manfaat Posyandu 1.3.1. Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat
posyandu bagi masyarakat adalah: 1) Memperoleh kemudahan
untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak
balita dan ibu, 2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak
menderita gizi kurang atau gizi buruk, 3) Bayi dan balita
mendapatkan kapsul vitamin A, 4) Ibu hamil terpantau berat
badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi
tetanus toxoid (TT), 5) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan
tablet tambah darah, 6) memperoleh penyuluhan kesehatan yang
berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak, 7) apabila mendapat
kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusuidapat
segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas, 8) dapat berbagi
pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.
1.3.2. Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi
manfaat Posyandu bagi kader antara lain: 1) Mendapatkan berbagai
informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap, 2) Ikut
berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak
sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan, 4) Menjadi
panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.
1.3.3. Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009)
manfaat posyandu bagi puskesmas adalah: 1) Optimalisasi fungsi
Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama, 2) dapat lebih spesifik membantu
masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat, 3) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana
melalui pemberian pelayanan terpadu.
1.3.4. Bagi Sektor lain
Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009) manfaat
posyandu bagi sector lain adalah:
a.Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.
b.Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
sektor.
1.4.Kegiatan Posyandu
Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan
1.4.1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1)Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2)Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu
atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu
Hamil antara lain sebagai berikut: a) Penyuluhan: tanda bahaya
pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB
dan gizi, b) Perawatan payudara dan pemberian ASI, c) peragaan
pola makan ibu hamil, d) Peragaan perawatan bayi baru lahir, dan
d) senam hamil.
1.4.2. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup: a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca
persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan
gizi, b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
pemberian kapsul pertama), c) Perawatan payudara, d) Dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas
pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan
pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
1.4.3. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan
KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan
yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implant (Depkes RI, 2011).
1.4.4. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program terhadap bayi dan ibu hamil (Depkes RI, 2011).
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2009), survey
epidemiologi untuk menemukan kasus penyakit menular sedini
mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada
kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi
penularan penyakit seperti TBC, tetanus, dufteri, batuk rejan
(pertusis), folio nyelitis, campak dan hepatitis B
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat
badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan
konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal,
suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya
tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah
(BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau
Poskesdes.
1.4.6. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare
di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila
diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh
petugas kesehatan.
Menurut Meilani, (2011), pada saat dikenal beberapa kegiatan tambahan
Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain: 1) Bina Keluarga Balita
(BKB), 2) Kelompok peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), 3)
Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, difteri,
pertusis, tetanus neonatorum, 4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), 5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), 6) Penyediaan air bersih
dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAP-PLP), 7) Program diversifikasi
tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), 8) desa siaga, 9) Pos Malaria desa (Polmades), 10) Kegiatan
usaha simpan pinjam, 11) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan
Masyarakat (Tabumas).
1.5.Pelaksanaan Posyandu
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2011),
penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan,
berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan
bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Posyandu
direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama KKL LKMD
(Kelompok Kerja LKMD di tingkat kedukuhan) dengan bimbangan tim
LKMD tingkat kecamatan.
Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi
oleh masyarakat ditentukan oleh masyarakat sendiri, dengan demikian
kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada,
rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RW atau tempat
khusus yang dibangun masyarakat (Syarifuddid, Theresia, dan Jomima,
2011).
Menurut Syarifuddin, Theresia dan Jomima (2011)
penyelenggaraan dilakukan dengan “ sistem lima meja” yang dapat
diajabarkan sebagai berikut:
a. Meja I : Meja pendaftaran + penyuluhan kelompok: 1) Mendaftar
balita, ibu hamil, ibu menyusui, 2) Setiap pengunjung yang datang ke
Posyandu didaftarkan oleh kader sendiri, 3) Para pegunjung secara
berkelompok lebih kurang 10-15 pengunjung diberikan penjelasan
secara bertahap, tidak perlu menunggu berkumpulnya seluruh
secara tepat dan benar dengan bimbingan petugas Puskesmas, 6)
Sewaktu-waktu penyuluhan juga oleh petugas kesehatan dan petuhas
lintas sektor (misal dari pertanian, BKKBN, Dikmas, dan lain-lain), 7)
Materi penyuluhan: tentang “Yandu” dan Topik yang sangat relevan
pada waktu itu, 8) Disesuaikan dengan alat peraga, 7) Pada waktu
menunggu dilanjutkan kreatifitas dan inisiatif kader untuk
menyelenggarakan/ menyediakan alat permainan edukati (APE) dan
lebih baik lagi kalau buatan kader sendiri misalnya balok-balok
mainan dari tanah liat dan sebagainya, 8) APE berguna untuk
meningkatkan keterampilan alat-alat permainan secara sederhana,
misalnya ayunan dari ban bekas dan lain-lain. Hal ini menarik anak
agar senang datang ke Posyandu, begitu pula orang tuanya.
b. Meja II: Meja penimbangan terdiri dari: 1) Menimbang balita, 2)
Penimbangan dilakukan oleh kader, 3) Penimbangan dilakukan bagi
bayi dan balita dilaksanakan sebulan sekali, 4) Ada juga posyandu
yang menambah kegiatan di meja II: penimbangan untuk ibu hamil, 5)
Alat timbangan diusahakan oleh kader sendiri atau berupa bantuan, 6)
Alat timbangan yang perlu ditingkatkan adalah: tempat duduk
timbangan yang nyaman dan cukup untuk memenuhi syarat etis dan
sebagainya, 7) Hasil penimbangan dicatat dan dibawa ke meja III.
c. Meja III: meja pencatatan terdiri dari: 1) Mencatat hasil penimbangan,
2) Pencatatan oleh kader : dengan bimbingan petugas Puskesmas, 3)
Semua hasil penimbangan, hasil imunisasi penyakit yang diderita,
KMS (Kartu Menuju Sehat), 4) Selain itu ada : buku-buku bantu (buku
register, dan lain-lain buku catatan).
d. Meja IV: meja penyuluhan dan penerangan terdiri dari: 1) Menyuluh
ibu berdasar hasil penimbangan anaknya, 2) Memberikan pelayanan
gizi kepada ibu balita, serta ibu hamil, 4) Penyuluhan yang dilakukan
kader, tergantung dari jenis kasus individu: 1) Mengenai balita
berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik, diikuti
dengan pemberian makanan tambahan (PMT), oralit, dan vitamin A
dosis tinggi, 2) Terhadap ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil
resiko tinggi dirujuk kepada petugas Puskesmas, 3) Terhadap
Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB lestari diikut i
dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet biasa.
e. Meja V : meja pelayanan terdiri dari: 1) Pelayanan oleh tenaga
profesional, meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi, dan pengobatan
pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan, 2) Di meja V diberikan
pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak dapat dilakukan kader,
3) Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja V tersebut, 4) Intertie IUD
diberikan bila tempatnya memenuhi syarat.
1.6.Tingkat Perkembangan Posyandu
Menurut Depkes RI (2011), perkembangan masing-masing
Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan
untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan
perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian
perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat
sebagai berikut:
1.6.1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan
Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat
pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
1.6.2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan
utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan
cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.
1.6.3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja
Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat antara lain: a) Sosialisasi program dana sehat yang
bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang
dana sehat, b) pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat
tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari
50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama
pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan
Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.
1.6.4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahu, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang ataulebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehatyang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk
pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin
kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi
memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan posyandu
Menurut Suwandono (2006 dalam Maqbul, 2007), faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakaktifan Posyandu ada faktor dari dalam maupun dari
luar Posyandu. Faktor yang berasal dari luar posyandu antaranya tingkat
pendidikan masyarakat sekitar, keadaan sosial, dan ekonomi masyarakat
sekitar serta jumlah balita di daerah sekitar. Sedangkan faktor yang berasal
dari dalam Posyandu itu sendiri diantaranya kader, dana, dan sarana prasara.
2.1. Kader
Kendala-kendala yang dapat menganggu pelaksanaan Posyandu
karena faktor kader adalah: a) kurangnya kader, b) banyak terjadi angka
putus (drop-out) kader, c) Kepasifan dari pengurus Posyandu karena belum adanya pembentukan atau resuffle pengurus baru dari kegiatan
tersebut, d) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), e)
sistem pencatatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap, f)
kader Posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan pelatihan atau
training sehingga kemampuan teknis gizi para kader yang aktif tidak
memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan pertumbuhan
balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya pencegahan
timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang efektif, g)
Kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan konseling dan
penyuluhan gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya
ditimbang, dicatat/dituliskan hasil penimbangannya di KMS atau buku
KIA tanpa dimaknakan kemudian mengambil jatah PMT dan pulang.
datang lagi ke Posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat
apa-apa.
2.2. Ketersediaan Dana
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat
melalui gotong royong dengan kegiatan himpitan beras dan hasil potensi
desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpin melalui kegiatan dana sehat (Depkes, 2011).
Menurut Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati (2010),
Ketersediaan dana yang dapat menjadi kendala pelaksanaan Posyandu
adalah: 1) Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan
anggraan rutin, 2) Dana operasional sangat menurun, sehingga posyandu
menjadi tersendat kondisi ini terkait dengan:
a. Otonomi tidak selalu menjamin Posyandu sebagai hal yang penting
dalam pembangunan kesehatan sehingga tidak dijadikan perioritas,
baik dari segi danan maupun pengembangannya.
b. Pemerintah Kabupaten / Kota tidak memiliki dana yang cikup untuk
mengembangkan dana dan melestarikan Posyandu
c. Kemampuan ekonomi masyarakat semakin menurun sejak terjadinya
krisis ekonomi tahun 1997, sehingga kemandirian masyarakat dalam
mempertahankan dan melestarikan Posyandu menjadi sangat kurang
Dana yang digunakan Puskesmas untuk kegiatan posyandu sangat
minim sekali dari informasi kepala Puskesmas sebagaian besar
mengatakan bahwa satu-satunya dana yang ada di Puskesmas untuk
kegiatan Posyandu berasal dari dana PKPS BBM. Puskesmas tidak
Anggaran yang diberikan untuk masalah kesehatan seharusnya
memadai buka hanya untuk mengadakan tenaga kesehatan di
Puskesmas tetapi juga untuk program-program kesehatan.
2.3. Sarana dan prasarana
Sarana prasarana merupakan alat yang digunakan untuk menunjang
kegiatan Posyandu. Sehingga sarana dan prasarana merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan Posyandu.
Kendala-kendalanya adalah: a) Tempat pelaksanaan Posyandu kurang
representatif (dikantor kelurahan, polindes, atau gedung PKK), sehingga
tidak memungkinkan menyediakan tempat bermain bagi balita, b)
ketepatan jam buka posyandu, c) kebersihan tempat pelaksanaan
posyandu, d) kurang kelengakapan untuk pelaksanaan KIE seperti
buku-buku yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan, poster-poster, leaflet,
lembar balik, modul, dan lain-lain, e) kurangnya kelengkapan alat ukur
dan timbangan, f) sarana dan peralatan yang ada dipuskesmas dan
Posyandu masih kurang (Sulistyorini, Pebriyanti, dan Proverawati,
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konsep
Peneliti akan meneliti tentang faktor-faktor pelaksanaan Posyandu di
Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara. Hal ini dapat dilihat dari kerangka
konsep peneliti dibawah ini:
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Pelaksanaan Posyandu Faktor-faktor :
1. Keaktifan kader 2. Ketersediaan dana 3. Sarana dan prasarana
Faktor luar:
1. Tingkat perkembangan Posyandu
2. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional N
o
Variabel Defenisi Operasional
1. Faktor-faktor Pelaksanaan
Aspek-aspek yang terkait dalam tercapainya pelaksanaan Posyandu yang efektif dan dapat berjalan secara baik serta
berkesinambungan
Observasi dan wawancara
Checklist Ordinal Baik Cukup Kurang
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yaitu faktor-faktor pelaksanaan Posyandu terdiri
dari keaktifan kader, ketersediaan dana, dan sarana dan prasarana dilakukan
dalam bentuk dichotomous choice, yaitu pada pertanyaan ini hanya disediakan 2 jawaban alternatif, dan responden hanya memilih salah satu diantaranya
(Notoatmodjo, 2005). Skor penilaian untuk masing-masing pertanyaan
observasi tersebut adalah:
1) Apabila responden kategori pernyataan ya, maka akan memperoleh skor:1
2) Apabila responden kategori pernyataan tidak, maka akan memperoleh
skor:0
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor
jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100%
dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan seperti
Keterangan :
N = Nilai observasi dan wawancara.
Sp = Skor yang didapat.
Sm = Skor tertinggi maksimum.
Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat
kualitatif dengan acuan sebagai berikut seperti dikemukakan oleh
Nursalam (2003):
a. Baik, bila responden menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pertanyaan yang diberikan.
b. Cukup, bila responden menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan yang diberikan.
c. Kurang, bila responden menjawab dengan benar ≤ 56% dari seluruh
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu untuk
mengetahui distribusi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara.
2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Posyandu yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara yang memenuhi
kriteria inklusi yaitu Posyandu yang telah berjalan selama 6 bulan dan
kriteria eksklusinya adalah pihak yang berwewenang di Posyandu menolak
diadakan penelitian.
2. Sampel
Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik total
sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel berjumlah 32
responden.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Nisam Kabupaten
4. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan di
Universitas Sumatera Utara, dan izin dari kepala Puskesmas Nisam Kabupaten
Aceh Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberpa hal yang berkaitan dengan
prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden
tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur
pelaksanaan penelitian.
Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian diberikan
kepada responden dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Apabila calon
responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk
menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama
proses pegumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data
responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada
instrument, tetapi menggunakan inisial.
Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan untuk perkembangan
ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah
responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka
responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi sebagai alat pengumpulan data dan kuesioner, yaitu dengan cara
melakukan pengamatan terhadap lengkapnya sarana dan prasarana, keaktifan
kader dan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang termasuk dalam
variabel penelitian.
6. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konten,
melibatkan 2 orang ahli dibidang terkait penelitian ini yaitu 1 orang berasal
dari Fakultas Keperawatan dan 1 orang berasal dari Puskesmas. Instrument
selanjutnya akan diperbaiki berdasarkan saran-saran ahli tersebut.
7. Uji Reabilitas
Setelah uji validitas di perbaiki berdasarkan saran dari ahli uji reabilitas
melibatkan 10 orang jumlah sampel penelitian dengan karakteristik yang sama.
Penelitian ini menggunakan interrater reability melibatkan 10 Posyandu. Instrument akan di uji cobakan oleh 2 orang rater observer, kemudian hasil
pengamatan kedua rater akan dinilai koefesien korelasinya, dimana apabila
ditemukan koefisien ≥0,6 maka instrument observasi akan dilakukan oleh
peneliti. Analisa menggunakan analisa statistic komputer.
8. Pengumpulan Data
Penelitiana telah dilakukan pada bulan April 2013. Setela mendapatkan
pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai
sampel penelitian, setalah calon responden bersedia maka diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed consent), kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti mengumpulkan data
hasil observasi dengan mewawancarai responden dan observasi keadaan
posyandu dengan menggunakan kuesioner.
9. Analisa Data
9.1 Pengolahan data
Menurut Narbuko dan Achmadi (2007) kegiatan–kegiatan dalam
pengolahan data meliput i:
a. Pemeriksaan data (editing)
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar
pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai dilakukan terhadap:
kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban,
kesesuaian jawaban, relevansi jawaban, dan keseragaman satuan data.
b. Pemberian kode (coding)
Pemberian kode (coding) adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori.
Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban.
Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel.
Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban
kemudian dimasukkan dalam tabel.
9.2Analisa Data
Menurut Notoatmodjo (2005) dalam tahap ini data diolah dan
dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Analisis data dalam penelitian ini
meliputi:
Dalam penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
distribusi faktor-faktor pelaksanaan Posyandu. Distribusi frekuensi
dihitung menurut Budiarto (2002). Rumus yang digunakan adalah:
P
=
��
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi observasi
BAB V
HASIL DAN PEMBAHSAN
5.1Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 12 April sampai
dengan 17 Mei 2013 mengenai faktor-faktor pelaksanaan Posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara di dapat hasil sebagai berikut:
TABEL 5. 1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
Karakteristik Responden f %
Dari tabel 5.1 hasil anlisa menunjukan sebagian besar responden dalam
penelitian ini berada pada jarak posyandu sedang (1,5-2 Km) ke puskesmas
Nisam sebanyak 50%. Mayoritas tingkatan Posyandu adalah pratama yaitu
1. Keaktifan Kader dan Tenaga Kesehatan
TABEL 5. 2
Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader dan Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Kategori f %
Pada tabel 5. 2 dapat dilihat keaktifan kader dan tenaga kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Nisam mayoritasnya baik yaitu 31 Posyandu
(96%) sedangkan yang kategori kurang tidak ada.
2. Ketersediaan Dana
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Ketersediaan Dana Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas NisamKabupaten Aceh Utara
Tahun 2013
Pada tabel 5. 3 didapat dilihat bahwa ketersediaan dana dalam
pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam adalah mayoritas
3. Sarana dan Prasarana
TABEL 5. 4
Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana dalam pelaksnaan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Nisam
Kabupaten Aceh Utara 2013
Pada tabel 5. 4 menunjukan bahwa sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posyandu mayoritasnya berada dalam kategori cukup 25 Posyandu
(78%), dan minoritas berada pada kategori kurang 2 Posyandu (6%)
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Posyandu di wilayah
Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara di dapatkan mayoritas jarak
Posyandu dari Puskesma berjarak sedang 1,5-2km (50%), tingkatan Posyandu
persentase tertinggi adalah pratama yaitu 72%. Sebagian besar posyandu
memiliki kader 5 orang yaitu 81%.
Penelitian ini menunjukkan keaktifan kader dalam pelaksanaan posyandu
didapatkan mayoritasnya baik yaitu 96%. Keaktifan kader mendukung
pelaksanaan Posyandu. Dengan adanya pengkaderan yang baik maka SDM
kader jadi lebih baik dan kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan baik,
pengkaderan terhadap pelaksanaan Posyandu yang besar, dan kegiatan
Posyandu berjalan hal ini dikarenakan kepedulian warga yang cukup tinggi.
Menurut Martimah (2008) dalam Isaura (2011) peranan kader sangat
penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan
menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita (Bawah Lima
Tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung
akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam
pemantauan tumbuh kembang balita.
Menurut Jaladri (2009) Kebutuhan kader ternyata bukan semata bayaran
atau pekerjaan, walau hal itu juga diperlukan. Lebih dari itu, kader mempunyai
kebutuhan berupa aktualisasi diri di tengah masyarakat dan pemerintahnya.
Selain itu kader mempunyai kebutuhan akan kepuasaan pekerjaan. Mereka
akan merasa nyaman dalam bekerja jika apa yang dikerjakann mempunyai
kontribusi terhadap kemajuan masyarakat disekelilingnya.
Hasil penelitian menunjukan ketersediaan dana untuk pelaksanaan
posyandu di wilayah kerja Nisam adalah kurang (78%). Ketersediaan dana
yang dapat menjadi kendala pelaksanaan Posyandu adalah pelaksanaan
kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggraan rutindan dana operasional
sangat menurun, sehingga kondisi posyandu menjadi tersendat (Sulistyorini,
Pebryanti, dan Proverawati, 2010).
Menurut Evy (2006), ketersediaan dana Posyandu mendukung terhadap
pelakanaan Posyandu. Dengan kurangnya pendanaan maka program pokok
Posyandu (KIA, KB, Gizi, Imunisasi, penanggulangan diare dan
berkesinambungan. Penelitian sebelumnya Maqbul (2007), keadaan di
lapangan menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab tidak aktifnya
posyandu adalah kurangnya pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
Posyandu.
Hasil penelitian yang telah dilakukan faktor pelaksanaan Posyandu salah
satunya sarana prasarana didapatkan mayoritasnya cukup (78%) untuk sarana
prasarana sendiri dikatakan baik jika jenis sarana >6 jenis, jumlah sarana >15
buah, alat yang berfungsi >80% dari jumlah sarana yang ada dan status
kepemilikan sarana prasarana adalah milik sendiri. Diketahui bahwa sarana
prasarana mendukung terhadap pelaksanaan Posyandu, dengan adanya sarana
prasarana yang baik maka kegiatan Posyandu dapat berjalan dengan baik dan
BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada 32 Posyandu yang ada di Wilayah
kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara, maka dapat disimpulkan
mengenai faktor-faktor pelaksanaan Posyandu dengan rincian sebagai berikut:
1.1.Faktor pelaksanaan Posyandu dilihat dari keaktifan kader dan tenaga
kesehatan berada pada kategori baik (96%)
1.2.Faktor pelaksanaan Posyandu dilihat dari ketersediaan dana berada pada
kategori kurang (78%).
1.3.Faktor Pelaksanaan Posyandu dilihat dari sarana dan prasarana berada
pada kategori cukup (78%).
2. Saran
1.1.Pendidikan Kebidanan
Agar meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap faktor-faktor
pelaksanaan Posyandu, sehingga kegiatan Posyandu dapat berjalan
dengan efektif.
1.2.Pelayanan Kesehatan
Untuk Posyandu yang berada berada di Wilayah Kerja Puskesmas
Nisam Petugas kesehatan memberikan dukungan dan pelatihan kepada
kader, meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, dan
ketersediaan dana sehingga proses kegiatan pelayanan kesehatan dapat
1.3.Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang
penggunaan sampel yang lebih besar, dan faktor-faktor pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Ardani. Y, (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan keberhasilan Posyandu Model. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Depkes RI (2009). Perkembangan dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta.
(2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
Dipo. D, (2012, 29 Oktober). UNICEF: 40 Persen Anak Indonesia Alami Tumbuh Pendek Gangguan Perkembangan pada Balita Terjadi, karena Tidak Sempurnanya Asupan Nutrisi dalam Seribu Hari Pertama
Kehidupannya. Retrieved from
Evy. S (2006) Penyaluran Dana Operasional Posyandu Masih Tersendat.
Retrievied fro
Karwati, Pujiati. D, Mujiawati. S, (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: CV Trans Info Media.
Khomsan. A, (2012, November 12). Gizi Buruk Sebagai Aib. Retrieved from
Maqbul. P. L (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan Posyandu. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Diponegoro. Semarang.
Meilani. N, Setiyawati.N, Estiwadani. D, Sumarah, (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
Narbuko, C. & Achmadi, A. (2007) Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Notoatmodjo, S. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Syarifuddin, Theresia, Jomima (2011) Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: CV Trans Info Media.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2008) Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke III. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam
Kabupaten Aceh Utara
Nama peneliti : Noerma Syahputri
Nim : 125102093
Saya adalah mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
Posyandu. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir di program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas, informasi yang posyandu
yang saya observasi hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Dengan demikian saya mengharapkan kerja sama dan dukungan dari ketua
pelaksana Posyandu, serta memberi kesempatan untuk saya melakukan penelitian
menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah
ini sebagai bukti ibu menyetujui menjadi penelitian ini. Atas perhatian ibu saya
ucapkan terima kasih
Tanda tangan
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NISAM
KABUPATEN ACEH UTARA
No Responden :
Tanggal :
Nama Posyandu :
A. Keadaan Posyandu Secara Umum
1. Jarak Posyandu ke Puskesmas :
2. Lama Posyandu Berjalan :
3. Tingkat Perkembangan Posyandu :
a. Posyandu Pratama
b. Posyandu Madya
c. Posyandu Purnama
d. Posyandu Mandiri
4. Jumlah kader :
5. Jumlah kunjungan peserta posyandu rata setiap bulan:
B. Keaktifan Kader dan tenaga kesehatan
No. Pernyataan Ya Tidak
Pelaksanaan Posyandu Meja I
1. Kader melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu balita dan ibu hamil.
2. Kader mencatat nama ibu dan balita yang berkunjung ke Posyandu
Meja II
4. Kader melakukan pencatatan hasil penimbangan balita dan ibu hamil dengan benar
Meja III
5. Kader mencatat hasil penimbangan di dalam kartu KMS
6. Kader mencatat hasil imunisasi di dalam kartu KMS
7. Kader mencatat pemberian kapsul vitamin A di dalam kartu KMS
Meja IV
8. Kader memberikan penyuluhan berdasarkan hasil penimbangan berat badannya naik/tidak naik
9. Kader melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan bila menemukan balita sudah 3 (tiga) kali berturut-turut BBnya tidak naik.
10. Pemberian makanan tambahan (PMT)/ oralit/ vitamin A oleh Kader 11. Kader memberikan pelayanan gizi
kepada ibu hamil
12. Kader memberikan tablet besi kepada ibu hamil
13. Memberikan penyuluhan Pada pasangan usia subur (PUS) agar menjadi peserta KB
14. Kader memberikan kondom dan pil KB pada pasangan Usia Subur (PUS)
Meja V
15. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KIA
16. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan KB
17. Tenaga kesehatan profesional (bidan) memberikan pelayanan imunisasi
C. Ketersediaan dana
No Pernyataan Ya Tidak
1 Pelaksanaan Posyandu didukung dengan anggran rutin
2 Ketersediaan dana didapatkan dari masyarakat 3 Ketersediaan dana di dapatkan dari swasta 4 Ketersediaan dana di dapatkan dari Pemerintah 5 Ketersediaan dana di dapatkan dari hasil usaha
(Kerajinan/Taman Obat Keluarga (Toga)
Jumlah dana yang diperoleh :
D. Sarana dan prasarana
No Pernyataan Ya Tidak
1 Posyandu di buka tepat waktu yaitu pukul 08.00-12.00 WIB
2 Tempat pelaksanaan Posyandu nyaman dan bersih
3. Lokasi Posyandu terletak strategis dekat dengan rumah masyarakat
4. Posyandu memiliki alat ukur dan timbangan 5. Posyandu memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) 6. Posyandu memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak)
7. Menyediakan paket pertolongan gizi vitamin A 8 Menyediakan paket pertolongan gizi tablet Fe 9. Menyediakan vaksin untuk imunisasi
10. Menyediakan alat kontrasepsi: pil, suntik 11. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku
pegangan kader
12. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki buku leaflet
13. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki poster-poster kesehatan
14. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki papan flip chart.
15. Sarana pelayanan penyuluhan memiliki APE (Alat Permainan edukasi) untuk anak-anak.
16. Tempat Pelayanan memiliki meja, kursi, tikar, dll 17. Tempat pelayanan memiliki papan nama
Posyandu
RIWAYAT HIDUP A. Identitas Pribadi
Nama : Noerma Syahputri
Nim : 125102093
Tempat/Tanggal Lahir : Tambon Tunong, 13 Desember 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
Agama : Islam
Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon
Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara
B. Riwayat Keluarga
Nama Ayah : H. Usman Muhammad
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama Ibu : Rasyidah Rasyidin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Taruna No. 24 Dusun III Desa Tambon
Tunong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara
C. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995 - 1996 : TK PT. Pupuk Iskandar Muda
2. Tahun 1996-2002 : SD Negeri Tambon Tunong
3. Tahun 2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Dewantara
4. Tahun 2005 - 2008 : SMA Negeri 1 Dewantara
5. Tahun 2008 - 2011 : D-III Akademi Kebidanan Akkes Pemda
Aceh Utara
6. Tahun 2012 - 2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas