• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN,

PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN TERHADAP

JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

HELMI YANTI SEMBIRING 052407011

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN,

PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN, TERHADAP JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : HELMI YANTI SEMBIRING

Nomor Induk mahasiswa : 052407011

Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM(FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Mei 2008

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M. Sc. Drs. Rahmad Sitepu, M. Si.

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN, PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN TERHADAP

JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebitkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

(4)

PENGHARGAAN

Terpujilah Allah Bapa pencipta langit dan bumi. Terpujilah Yesus Kristus penyelamat

umat manusia. Tepujilah Roh Kudus penghibur dan pemelihara. Segala puji hormat

penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal karena berkat rahmat dan kasih sayangNya

akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang diberi judul

“Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap

Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara”.

Selama penulis kuliah di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam dan

menyusun Tugas Akhir ini penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan

bantuan secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itulah, pada

kesempatan yang berharga ini, dengan hait yang tulus penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M. Sc. selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M. Si. selaku Sekretaris Depatemen Metematika

(5)

4. Bapak Drs. Rahmad Sitepu, M. Si. selaku dosen pembimbing, yang sudah

meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan

kepada penulis.

5. Bapak dan ibu Dosen dan seluruh staf dan pegawai FMIPA USU yang telah

mengabdikan diri dalam mentranfer ilmu untuk membekali penulis selama masa

perkuliahan.

6. Bapak pimpinan Polda Sumatera Utara telah memberi ijin kepada penulis untuk

mengambil data, dan juga kepada staf Polda Sumatera Utara.

7. Penghargaan yang teramat tulus ditujukan kepada kedua orang tuaku yang tercinta

Ayahnda dan Ibunda, adik-adikku Joice Siltra Sembiring, Silvia Yuniard

Sembiring, Egidia Sembiring, Yabes Hamonangan Sembiring yang telah memberi

dorongan dan semangat serta doa-doa, juga telah banyak menunjukkan perhatian,

pengertian, kasih sayang serta melakukan hal-hal yang terbaik bagi penulis dari

kecil hingga dewasa. Semoga Tuhan memberkati.

8. Terima kasih kepada Bapak Minar beserta keluarga yang telah mendidik saya

selama kuliah dan yang telah banyak membantu dalam doa dan atas dorongannya

selama ini.

9. Terima kasih kepada Ua Dame & Ma. JQ yang.memberi dorongan dan doanya.

Yang membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

10.Teman kelempokku K`siska, K`leni, Edy, Eka, Helmi dan Antoni makasi atas

doa-doa dan bantuannya.

11.Teman kuliahku semuanya Stat`A makasi atas bantuannya, terutama buat Segel

(6)

12.Terima kasih kepada Bapak Klester dan keluarga yang membantu dalam

pengumpulan data dan atas dorongan serta doanya.

13.Terima Kasih buat semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Tugas

Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Doa dan harapan penulis,

kiranya Tuhan yang mencurahkan berkatNya kepada kita semua.

Medan, Mei 2008

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4 Maksud danTujuan 5

1.5. Metodologi Penelitian 6

1.6. Tinjauan Pustaka 8

1.7. Sistematika Penulisan 10

Bab 2 Landasan Teoritis 12

2.1. Pengertian Kejahatan 12

2.2. Akibat-Akibat Kejahatan 13

2.3. Pengertian Analisa Regresi 14

2.4. Regresi Linier Sederhana 16

2.4.1. Persamaan Regresi Estimasi Dengan Metode Kuadrat Terkecil 16

(8)

2.5.1. Uji Regresi Linier Berganda 21

2.6. Koefisien Determinasi 23

2.7. Koefisien Korelasi 23

2.7.1. Uji Koefisien Regresi Ganda 26

Bab 3 Gambaran Umum Tempat Riset 28

3.1. Polda Dalam Kilasan Sejarah 28

3.2. Visi Polda 31

3.3. Misi Polda 31

3.4. Sasaran 33

3.4.1. Filosofi 34

3.5. Polda 34

Bab 4 Pembahasan dan Hasil 36

4.1. Pengolahan Data 36

4.2. Penduga Produksi Tanaman Padi 38

4.3. Mencari Koefisien Determinasi 50

4.4. Koefisien Korelasi 51

4.4.1.Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan Xi 51

4.4.2. Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas 53

Bab 5 Implementasi Sistem 58

5.1. Sekilas Tentang SPSS 58

5.2. Mengaktifkan SPSS 59

5.3. Membuka Lembar Baru 60

5.4. Menamai Variabel 61

5.5. Pengisian Data 62

5.6. Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi 63

(9)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 68

6.1. Kesimpulan 68

6.2. Saran 69

Daftar Pustaka

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Daftar Data Hasil Observasi 8

Tabel 2.1. Pengamatan 1 variabel bebas 17

Tabel 2.2. Hasil Pengamatan dari n Responden dan k Variabel Bebas 20

Tabel 4.1. Data Jumlah Total Kejahatan, Pencurian, Penganiayaan,

Pemerasan, Dan Penipuan tahun 2006-2007 37

Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisien-

koefisien regresi 39

Tabel 4.3. Harga penyimpangan 44

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1. Mengatifkan SPSS 59

Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS 60

Gambar 5.3 Tampilan Dari Nama Variabel 62

Gambar 5.4 Tampilan Data View 62

Gambar 5.5 Tampilan Data Yang Telah Diisi 63

Gambar 5.6 Tampilan Cara Membuat Regresi Linier 64

Gambar 5.7 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 64

Gambar 5.8 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 65

Gambar 5.9 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 65

Gambar 5.10 Tampilan Cara Membuat Persamaan Korelasi 66

Gambar 5.11 Tampilan Sambungan Cara Membuat persamaan Korelasi 67

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah Indonesia terpuruk dalam bidang pembangunan (terutama bidang ekonomi,

sosial, dan politik) maka pembangunan yang selama ini menjadi kata sihir untuk

meninabobokan rakyat saat ini justru tidak memiliki tuah. Pada masa atau kondisi

demikian maka kehidupan menjadi sangat rawan. Munculnya berbagai

perbuatan-perbuatan jahat atau kejahatan tindak pidana yang ditandai dengan munculnya pola-pola

kriminalitas baru.

Masalah kejahatan adalah masalah manusia yang telah merupakan kenyataan

sosial yang masalah penyebabnya kurang dipahami karena studinya belum pada proporsi

tepat secara dimensial. Perkembangan atau peningkatan tindak kejahatan maupun

penurunan kualitas atau peningkatan tindak kejahatan maupun penurunan kualitas atau

kuantitas tindak kejahatan, baik yang berada di kota-kota besar maupun di desa-desa

(13)

Dipandang dari segi hukum kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh

undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan bertentangan dengan

undang-undang tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi, tegasnya kejahatan

disini adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau dirumuskan dalam suatu

peraturan misalnya:”penipuan”, menurut pasal 378 K.U.H.P.

Penyebab terjadinya kejahatan mempunyai hubungan timbal balik antara beberapa

faktor umum sosial ekonomi dan bangunan kebudayaan dengan jumlah kejahatan dalam

lingkungan kecil maupun besar.

Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Faktor Geografis Provinsi Sumatera Utara

Letak Provinsi Sumatera Utara yang dikelilingi oleh luasnya lautan Indonesia, yang

berdekatan dengan luar negri seperti negara Malaysia, melalui pelabuhan illegal.

Dari geografis tersebut dapat memungkinkan terjadinya tindak kejahatan.

2. Faktor Ekonomi

Sistem ekonomi dengan produksi besar-besaran, saingan bebas, menghidupkan

konsumsi dengan cara iklan, cara penjualan moderen, dan lain-lain, yaitu

menimbulkan keinginan untuk memiliki barang dan sekaligus mempersiapkan suatu

dasar kesempatan untuk melakukan penipuan dan melakukan tindak kejahatan.

(14)

Kurangnya pendidikan agama serta perhatian orangtua untuk memberikan

pendidikan agama kepada anaknya sejak dini menyebabkan anak berperilaku jahat

dan melakukan tindakan kejahatan karena kurangnya iman pada dirinya.

4. Faktor Fisik atau Keadaan

Yang didukung oleh jumlah masyarakat yang banyak, khususnya masyarakat di

Provinsi Sumatera Utara dan banyaknya masyarakat yang masih sering keluar

malam dan memberikan suatu gambaran dan keadaan yang memberi kesempatan

untuk melakukan suatu tindak kejahatan.

5. Faktor kondisi masyarakat

Masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam suku, bahasa dan adat istiadat

khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan beberapa negara asing yang datang ke

wilayah Indonesia khususnya Propinsi Sumatera Utara yang bekerja atau untuk

berwisata. Dengan kondisi masyarakat seperti itu menyebabkan terjadinya tindak

kejahatan.

Banyak tindak kejahatan yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara, beberapa

diantaranya, seperti pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuan dan lain sebagainya

yang sifatnya melanggar hukum. Pengertian dari masing–masing kejahatan adalah:

1. Tindak kejahatan pencurian adalah mengambil barang orang lain seperti untuk

(15)

2. Tindak kejahatan penganiayaan adalah perbuatan yang dengan sengaja

mengakibatkan rasa sakit dalam tubuh orang lain dengan sengaja merugikan

kesehatan orang lain.

3. Tindak kejahatan pemerasan adalah memaksa orang lain dengan kekerasan untuk

memberikan sesuatu.

4. Tindak kejahatan penipuan adalah membujuk orang lain dengan tipu muslihat

untuk mendapatkan sesuatu.

Dalam penyusunan tugas akhir ini yang akan dianalisa adalah jumlah total

kejahatan yang dipengaruhi oleh beberapa tindak kejahatan. Karena banyak jumlah total

kejahatan yang di pengaruhi oleh beberapa jenis tindak kejahatan maka pada penulisan

tugas akhir ini penulis memberikan judul :” Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuaan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Propinsi Sumatera Utara”.

1.2. Identifikasi Masalah

Masalah–masalah yang muncul dari penelitian ini adalah bagaimana menganalisis jumlah

total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara yang timbul dari tindak kejahatan pencurian,

penganiayaan, pemerasan, penipuaan, dan seberapa besar hubungan tersebut yang akan

dianalisis secara regresi linier berganda dan untuk mengetahui persentase dianalisis

(16)

Sebagai peubah terikat (dependent variable) dalam penulisan ini adalah jumlah

total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara dan yang menjadi peubah bebasnya

(independent variable) adalah dipilih dari beberapa jenis tindak kejahatan yaitu

pencurian, penganiayaan, pemerasan, dan penipuaan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka penelitian ini

dikhususkan hanya membahas keempat jenis tindak kejahatan yang telah dipilih saja agar

pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dari maksud dan tujuan, karena diluar

keempat jenis tindak kejahatan itu masih banyak lagi jenis tindak kejahatan yang lain

yang juga terjadi di Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Maksud dan Tujuan

Sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang hendak dicapai dari

penelitian ini adalah:

1) Untuk menganalisis tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan,

penipuaan terhadap jumlah kejahatan di Propinsi Sumatera Utara.

2) Untuk melihat persentase tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan,

penipuaan terhadap jumlah total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara.

3) Memenuhi salah satu persyaratan dalam penyalesaian Pendidikan Program D-3

(17)

Selain tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1) Memberi informasi yang dapat digunakan sebagai acuan Pemerintah dalam

menentukan kebijakan pengendalian tindak kejahatan.

2) Memberi bahan masukan serta bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dalam

objek yang sama.

1.5. Metode Penelitian

Setiap penelitian yang akan disusun harus mempergunakan cara yang sistematis sesuai

dengan urutan yang ditentukan sehingga hal tesebut akan memudahkan bagi penulis

maupun pembaca unuk memahami isi dari laporan tersebut.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan (library Research)

Yaitu penelitian yang diperoleh dengan membaca buku–buku serta refrensi yang

bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Tugas Akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Data dibagi menjadi dua yaitu:

a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

(18)

b) Data sekunder yaitu data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti tetapi dikumpulkan oleh pihak lain, misalnya BPS, majalah,

internet, keterangan atau publikasi lainnya.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera

Utara bagian Direktorat Reserse Kriminal.

3. Tehnik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisa dengan metode regresi linier berganda untuk melihat

persamaan regresi liniernya dan untuk melihat hubungan setiap variabel

digunakan korelasi. Data yang dikumpulkan diolah secara periodik dan dalam

kurun waktu yang sama yaitu antara Januari 2006 s/d Desember 2007. Adapun

langkah – langkah pengolahan data yang dilakukan adalah :

1) Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Jumlah kejahatan di Provinsi Sumatera Utara sebagai

variabel respons/dependent (Y) yang dipengaruhi oleh variabel

prediktor/independent yaitu:

X1= Tindak kejahatan pencurian

X2= Tindak kejahatan penganiayaan

X3= Tindak kejahatan pemerasan

X4= Tindak kejahatan penipuaan

2) Mencari persamaan regresi antara variabel X dan Y dengan

(19)

3) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel bebas X secara bersama-sama terhadap variabel terikatY.

4) Uji koefisien regresi ganda dilakukan untuk mengetahui tingkat nyata

koefisien – koefisien regresi yang di dapat.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dikantor Kepolisian Negara

Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara bagian Direktorat Reserse Kriminal

Jln. SM Raja No. 60 Km 10.5 Tanjung Morawa Medan.

1.6. Tinjauan Pustaka

1.6.1. Regresi Linier Berganda

Analisa regresi adalah metode statistika yang dipergunakan untuk menentukan

kemungkinan bentuk hubungan antara variabel–variabel dengan tujuan untuk melihat

nilai hubungan terhadap nilai variabel lain yang diketahui. Persamaan regresi linier

berganda memuat sejumlah k buah (k≥2)peubah bebas/independent yang dihubungkan

dengan Y linier atau berpangkat satu dalam semua peubah bebas.

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda Y atas X1,X2,X3,...,Xk adalah:

i k kX e

b X

b X b X b b

Yˆ = 0 + 1 1+ 2 2 + 3 3 +...+ + (1.1)

Dimana Y adalah peubah respon sedangkan Xi : I = 1,2,3,…,k adalah peubah prediktor

dimana j = 1,2,3,…,n. Xiadalah juga faktor yang menentukan ataupun mempengaruhi

n

Y . Dan e adalah galat dugaan (error). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 di

(20)

Tabel 1.1 Daftar Data Hasil Observasi NO RESPON

(Y)

VARIABEL

X1 X2 X3 X4 Xk

1 2 3 . . . n Y1 Y2 Y3 . . . Yn X11 X12 X13 . . . X1n X21 X22 X23 . . . X2n X31 X32 X33 . . . X3n X41 X42 X43 . . . X4n … … … … … … … Xk1 Xk2 Xk3 . . . Xkn

Metode yang digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier metode

berganda adalah Kuadrat Terkecil (Least Square). Regresi linier berganda yang diperoleh

adalah:

i k kX e

b X b X b X b b

Yˆ = 0 + 1 1+ 2 2 + 3 3 +...+ +

Dengan konstanta b0 dan koefisien-koefisienb1,b2,b3,...,bkdapat ditafsir

berdasarkan n buah dataX1,X2,X3,...,Xk,yang diperoleh dari hasil penelitian.

Harga-harga koefisien regresi dihitung dengan berdasarkan metode kuadrat terkecil dengan

syarat perlu agar

− 2

)

(Yi Y minimum maka perlu dilakukan turunan parsial dari

− 2 )

(Yi Y terhadap b1,b2,b3,...,bk.Untuk menguji apakah variable–variable bebas

(21)

1.6.2. Analisa korelasi

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Biasanya, analisis korelasi

digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis

regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Kemudian akan dilihat

bagaimana tingkat hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel

terikat. Dalam regresi sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut diakarkan

maka akan didapat koefisien korelasi ( r ) yang merupakan ukuran hubungan linier antar

dua variabel ( X dan Y ). Untuk regresi majemuk dapat dihitung beberapa koefisien

korelasi, yaitu korelasi antara Y dengan Xi.

Rumus korelasi antara Y dengan Xi adalah sebagai berikut:

− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 ,..., 2 , 1 . i i i i i i i i k y Y Y n X X n Y X Y X n

r (1.2)

Koefisien korelasi (r) dapat digunakan untuk:

1) Mengetahui keeratan hubungan atau korelasi linier antara dua variable atau lebih

2) Mengetahui arah hubungan antara dua variable atau lebih

(22)

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari

Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, tinjauan pustaka,

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini akan menerangkan tentang segala sesuatu yang mencangkup cara

penyelesaian masalah yang sesuai dengan judul.

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat riset.

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL

Bab ini akan diuraikan bagaimana penulisan membahas dan menganalisis

data tentang pengaruh beberapa jenis tindak kriminalitas terhadap jumlah

total kriminalitas dan mencari hasil dari data yang ada, dengan

menggunakan rumus yang telah ditentukan penulis.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang cara input data dalam SPSS(Statistical

Program for Service Solution) dan akan memperlihatkan hasil dari

pembahasan dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui

pengaruh dari variabel yang akan diuji dalam penulisan ini.

(23)

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari

pembahasan serta saran–saran penulis berdasarkan kesimpulan yang dapat

berguna bagi kita semua.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kejahatan

Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

(24)

Dipandang dari segi sosiologis, kejahatan adalah salah satu jenis gejala sosial,

yaitu suatu kelakuan yang asosial dan amoral yang tidak dikehendaki oleh kelompok

pergaulan dan secara sadar ditentang oleh pemerintah (Bonger, 1981).

2. Dipandang dari segi hukum

Dipandang dari segi hukum, kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh

undang–undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan bertentangan

dengan undang–undang tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi, tegasnya kejahatan disini

adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau dirumuskan dalam suatu peraturan

misalnya:”penipuan”, menurut pasal 378 K.U.H.P, yaitu:

“ Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat (hoedanigheid)

palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk

menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun

menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan penjara paling lama 4 tahun.

3. Dipandang dari segi kejiwaan

Dipandang dari segi kejiwaan ( psikologi) setiap perbuatan manusia adalah

dicerminkan oleh kejiwaan dari manusia bersangkutan, yang dalam tindakannya sampai

mana manusia tersebut dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang terdapat

dalam masyarakatnya. Jadi dapat dikatakan bahwa perbuatan jahat (kejahatan) adalah

satu tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai kesadaran hokum masyarakat tertentu

tersebut yang oleh karena itu pula perbuatan itu dapat dikatakan adalah tidak normal

(25)

2.2 Akibat-Akibat Kejahatan

Sudah jelas akibat dari kejahatan adalah negatif, sesuatu yang tidak dikehendaki

masyarakat, akibat dapat tertuju kepada:

1. Manusia

Perorangan (individu) sebagai korban yang dapat berupa kejiwaan, korban nama

baik, dan korban harta (vermogeen) yang menjadi milik manusia sebagai subjek

hokum (pendukung hak dan kewajiban).

2. Masyarakat

Diketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan dari individu-individu, sehingga

seseorang atau beberapa orang yang menjadi korban tindak kejahatan bukan tidak

mungkin masyarakat sekitarnya ikut-ikutan menjadi korban, paling sedikit

timbulnya keresahan.

3. Diri Si Pelaku Tindak Kejahatan

Si pelaku tindak kejahatan sendiri dapat menjadi korban dari perbuatannya sendiri,

yang jelas ia akan disingkirkan oleh masyarakat dan mungkin sekali dihukum pidana

untuk diambil nyawanya atas dirampas kemerdekaannya.

2.3 Pengertian Analisis Regresi

Istilah regresi diperkenalkan oleh Francis Galtom. Dalam satu makalah yang terkenal,

(26)

mempunyai anak yang tinggi dan bagi orang tua yang pendek mempunyai anak yang

pendek, distribusi tinggi suatu populasi tidak berubah secara menyolok (besar) dari

generasi ke generasi. Penjelasannya adalah bahwa ada kecendrungan bagi rata-rata tinggi

anak dengan orang tua yang mempuyai tinggi tertentu untuk bergerak atau mundur

(regress) kearah tinggi rata-rata seluruh populasi.

Hukum regresi semesta (low of universal regression) dari Galtom diperkuat oleh

temannya Karl Pearson, yang mengumpulkan lebih dari seribu catatan tinggi anggota

kelompok keluarga. Ia menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah

yang tinggi kurang daripada tinggi ayah mereka dan rata-rata tinggi anak laki-laki

kelompok ayah yang pendek lebih besar daripada tinggi ayah mereka, jadi

“mundurnya”(“regressing”) anak laki-laki yang tinggi maupun yang pendek serupa ke

arah rata-rata tinggi semua laki-laki. Dengan kata-kata Galton, ini adalah ”kemunduran

kearah sedang”.

Analisa regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

kemungkinan bentuk dari hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokok dalam

penggunaan metoda ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu

veriabel dalam hubungannya dengan variable yang lain yang diketahui.

Dalam analisis regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah

(27)

dengan X. variabel ini digunakan untuk meramal atau menerangkan nilai variabel yang

lain.

Variabel terikat (dependant variabel) adalah variabel yang nilai-nialinya

bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu

merupakan variabel yang diramalkan atau yang diterangkan nilainya. Jika variabel bebas

(variabel X) memiliki hubungan dengan variabel terikat (variabel Y) maka nilai-nilai

variabel X yang sudah diketahui dapat digunakan untuk menaksir atau memperkirakan

nilai-nilai Y. Untuk keperluan analisis, variabel bebas dinyatakan dengan X1, X2, X3, … ,

Xk,sedangkan variabel terikat akan dinyatakan dengan Y.

Regresi ini akan menentukan hubungan fungsional yang diharapkan berlaku untuk

populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan.

Hubungan fungsional ini akan dituliskan dalam bentuk persamaan matematik yamg akan

bergantung pada parameter-parameter. Model atau persamaan regresi untuk populasi

secara umum dapat dituliskan dalam bentuk:

) ,..., , ,..., ,

( 1 2 1 2

,..., ,

.x1x2 x k m

y k f X X X θ θ θ

µ = (2.1)

Dengan θ1,θ2,...,θmparameter-parameter yang ada dalam regresi itu.

2.4 Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan

(28)

variabel bebas (independent variabel). Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah

bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah terikat Y. Bentuk-bentuk model umum

regresi sederhana yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X

sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel tak bebas:

Y= a + bX (2.2)

Yang menunjukkan bahwa:

Y : variabel dependent

a : intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)

b : kemiringan (slope) kurva linier

X : variabel independent

2.4.1. Persamaan regresi estimasi dengan metode kuadrat terkecil

Parsamaan regresi estimasi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan

keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui (know

variabel) dengan satu variabel yang nilainnya belum diketahui (unknown variabel).

Metoda tangan bebas dapat dipakai untuk menolong menentukan dugaan bentuk

regresi apakah linier atau tidak. Metoda kuadrat terkecil untuk menentukan persamaan

linier estimasi berarti memilih kurva linier dengan yang mempunyai kesalahan (error)

(29)

Metoda ini berpangkal kepada kenyataan bahwa jumlah pangkat dua (kuadrat)

daripada jarak antara titik-titik dengan garis regresi yang sedang dicari harus sekecil

mungkin. Persamaan estimasi secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

bX a

Y = +

Untuk keperluan ini, sebaliknya data hasil pengamatan dicatat dalam bentuk

seperti 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1 Pengamatan 1 Variabel Bebas

Variabel

terikat

(Y)

Variabel

Bebes

(X)

Y1

Y2

.

.

.

Yn

X1

X2

.

.

.

(30)

Di sini didapat pasangan antara X dan Y dan n, seperti biasa menyatakan ukuran

sampel. Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier, ternyata dapat dihitung

dengan rumus: 2 2 2 ) ( ) )( ( ) )( (

− − = i i i i i i i X X n Y X X X Y

a (2.3)

− −

= 2 2

) ( ) )( ( i i i i i i X X n Y X Y X n

b (2.4)

Jika terlebih dahulu dihitung koefisien b, maka koefisien a dapat pula ditentukan oleh

rumus:

X b Y

a= − (2.5)

Dengan XdanYmasing-masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.

2.5 Regresi Linier Berganda

Dalam kasus ekonomi dan bisnis seringkali dijumpai perubahan suatu variabel

disebabkan oleh beberapa variabel lain. Misalnya, nilai penjualan suatu produk tidak

hanya dipengaruhi oleh beberapa promosi untuk produk tersebut, namun dapat juga

secara bersama-sama dipengaruhi oleh pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan

produk, dan fakor-faktor lainnya. Contohnya, jumlah total kejahatan (Y) bergantung pada

tindak kejahatan pencurian (X1), tindak kejahatan penganiayaan (X2), tindak kejahatan

(31)

Setelah membahas hubungan dan pertautan antara sebuah variabel bebas dengan

sebuah variabel terikat melalui regresi linier sederhana, diperluas pada hubungan dengan

pertautan antara sebuah variabel terikat dan sejumlah (lebih dari satu) variabel bebas.

Kalau dalam regresi sederhana hanya ada satu variabel bebas X yang dihubungkan

dengan satu variabel terikat Y linier (berpangkat 1) dalam X, sehingga berbentuk taksiran

Y = a + bX, maka dalam regresi linier berganda terdapat sejumlah (sebut k buah, k>2)

variabel bebas yang dihubungkan dengan Y linier dalam semua variabel bebas. Jika

variabel bebas itu X1, X2,X3, …, Xk dan variabel terikat Y, maka bentuk umum regresi

linier berganda Y atas X1, X2,X3, …, Xk untuk populasi ialah:

k k x

y, = 0 + 1 1+ 2 2÷...+ (2.6)

Dengan β012,...βkadalah koefisien atau parameter model.

Karena dalam penulisan ini menggunakan sampel, maka regresi linier berganda yang

ditaksir oleh:

i k kX e

b X

b X b X b b

Yˆ = 0 + 1 1+ 2 2 + 3 3 +...+ + (2.7)

dengan:

Y : Nilai penduga bagi variabel Y

b0 : Dugaan bagi parameter konstan

b1, b2, b3, …,bk : Dugaan bagi parameter koefisien regresi

e : Galat dugaan

dengan konstanta b0 dan koefisien-koefisien b1, b2, b3, …,bk dapat ditaksir berdasarkan n

(32)

k

b b

b1, 2,..., dapat ditaksir berdasarkan n buah pasang data (Χ12,...,Χk,Υ.) yang didapat

[image:32.612.91.505.174.521.2]

dari hasil pengamatan, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan dari n Responden dan k Variabel Bebas

Nomor Observasi Respon (Υ) Variabel Bebas 1

Χ Χ2 … Χk

1 2 . . . n 1 Υ 2 Υ . . . n Υ 11 Χ 12 Χ . . . n 1 Χ 21 Χ 22 Χ . . . n 2 Χ … … … … … … 1 k Χ 2 k Χ . . . kn Χ

Υn

Χ1i

Χ2i

Χ1i

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Υ1 berpasangan dengan Χ11, Χ21,… Χkn.

Untuk regresi linier berganda lima variabel bebas Χ1, Χ2, Χ3, Χ4ditaksir oleh:

4 4 3 3 2 2 1 1 0

ˆ =b +bΧ +b Χ +b Χ +b Χ

Y (2.8)

Untuk rumus diatas harus diselesaikan dengan lima persamaan dengan lima

(33)

Yi =b0n+b1

Χ1i +b2

Χ2i +b3

Χ3i +b4

Χ4i (2.9)

YiΧi =b

Χ i +b

Χ i +b2

Χ1iΧ2i +b3

Χ1iΧ3i +b4

Χ1iΧ4i 2

1 1 1 0

1 (2.10)

YiΧ i =b

Χ i +b

Χ iΧ i +b

Χ i +b3

Χ2iΧ3i +b4

Χ2iΧ4i 2 2 2 2 1 1 2 0

2 (2.11)

YiΧ i =b

Χ i +b

Χ iΧ i +b

Χ iΧ i +b

Χ i +b4

Χ3iΧ4i 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 0

3 (2.12)

Χ =

Χ +

Χ Χ +

Χ Χ +

Χ Χ +

Χ 2

4 4 4 3 3 4 2 2 4 1 1 4 0 4

1 i b i b i i b i i b i i b i

Y (2.13)

Dimana b b b b b0, ,1 2, 3, 4 merupakan koefisien yang ditentukan berdasarkan data

hasil pengamatan.

Untuk kekeliruan baku taksiran

(

)

1 ˆ 2 ... 12 . 2 − − − =

k n Y Y

s y k i (2.14)

Dimana (n-k-1) merupakan derajat kebebasan (dk)

2.5.1. Uji Regresi Linier Berganda

Uji Regresi Linier ganda perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara

keseluruhan atau pengujian persamaan regrasi menggunakan statistik F yang dirumuskan

(34)

) 1 /(

/

Re Re

− − =

k n JK

k JK F

s g

(2.15)

dengan:

F = Statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan

derajat bebas

Bebas V1 =k dan V2 =nk−1

g

JKRe = Jumlah Kuadrat Regresi

g

JKRe =b1

yix1i÷b2

yix2i ÷...÷bk

ykixki, dengan Derajat Kebebasan

(dk) = k

s

JKRe = Jumlah Kuadrat Residu (sisa)

s

JKRe =

(YiYˆ)2 dengan Derajat Kebebasan (dk)=(n-k-1)

Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji Hipotesis tentang

parameter koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intersep serta k buah variabel

penjelas sebagai berikut:

k k x

y =β ÷βΧ ÷β Χ ÷ ÷β Χ

µ , 0 1 1 2 2 ...

dengan persamaan penduganya adalah:

Υˆ =b0÷b1Χ1÷b2Χ2÷...÷bkΧk (2.16)

dengan:

0

b , b1,b2,...,bkadalah parameter penduga β012,...βk

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesa ini adalah:

(35)

1

H : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama

dengan nol

b) Pilih taraf nyata α yang diinginkan

c) Hitung Statistik FHit dengan menggunakan salah satu dari formula

diatas

d) Keputusan:

Tolak H0 jika FHit> FTabel ; k,n-k-1

Terima H0jika FHit< FTabel; k,n-k-1

2.6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda

yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui

proporsi keberagaman total dalam variabel terikat Y yang dapat dijelaskan atau

diterangkan oleh variabel–variabel bebas X yang ada di dalam model persamaan regresi

linier berganda secara bersama–sama. Maka R2 akan ditentukan oleh rumus :

= 2

2

i reg

y JK R

(2.17)

dengan :

Jkreg = Jumlah kuadrat regresi

n Y Y

yi i i

2 2

2

(

)

= − [image:35.612.100.481.81.366.2]
(36)

2.7. Koefisien Korelasi

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya

derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan antara

satu variabel dengan variabel yang lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan

belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat.

Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu varibel akan

diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah

yang berlawanan. Hubungan antar varibel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis

hubungan sebagai berikut :

1. Korelasi positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus).

Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan

peningkatan variabel yang lain.

2. Korelasi negatif

Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan

perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).

Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan

penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya.

(37)

Korelasi nihil terjadio apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya,

apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada

variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain.

Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r”. besarnya koefisien

korelasi berkisar antara -1 ≤ r ≤+1.

Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap Xi atau ry.1,2,…,k dapat dicari

dengan rumus :

− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 ,..., 2 , 1 . i i i i i i i i k y Y Y n X X n Y X Y X n

r (2.19)

Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan empat buah

variabel bebas adalah :

1. Korelasi antara Χ1dan Χ2

(

)

[

]

− = 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 12 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.20)

2. Korelasi antara Χ1dan Χ3

(

)

[

]

− = 2 3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 13 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.21)

(38)

(

)

[

]

− = 2 4 2 4 2 1 2 1 4 1 4 1 14 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.22)

4. Korelasi antara Χ2dan Χ3

(

)

[

]

− = 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 23 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.23)

5. Korelasi antara Χ2dan Χ4

(

)

[

]

− = 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 24 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.24)

6.Korelasi antara Χ3dan Χ4

(

)

[

]

− = 2 4 2 4 2 4 2 4 4 3 4 3 34 ) ( )( ) ( ) )( ( i i i i i i i i X X n X X n X X X X n

r (2.25)

Nilai koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≥ 1. Jika dua variabel berkorelasi negatif

maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkorelasi maka

koefisien korelasi akan mendekati 0; sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka

nilai koefisien korelasi akan mendekati +1.

Untuk lebih memudahkan mengetahui senerapa jauh derajat keeratan antara

variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut :

-1,00 ≤ r ≥ -0.80 berarti berkorelasi kuat secara negatif

-0,79 ≤ r ≥ -0,50 berarti berkorelasi sedang secara negatif

(39)

0.50 ≤ r ≥ 0.79 berarti berkorelasi sedang secara positif

0.80 ≤ r ≥ 1.00 berarti berkorelasi kuat secara positif

2.6 Uji Koefisien Regresi Ganda

Keberartian adanya variabel –variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk

menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Dan cara

yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji statistik t (t-student).

Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda sebagai berikut:

y,x= 0+ 1X1+ 2X2+ … + kXk (2.26)

yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk: Y =b0 +b1X1 +b2X2 +...+bkXk

^

.

Adanya kriteria bahwa variabel – variabel bebas tersebut memberikan pengaruh yang

berarti atau tidak terhadap variabel tak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis

tandingan H1 dalam bentuk :

H0= i = 0, i = 1,2,…,k.

H1= i≠ 0, i = 1,2,…,k.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran 2 ... 12 . k y

s . Jadi

untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien bi adalah :

Sbi =

( )(

)

i ij

k y

R x

s

2 2

... 12 . 2

1−

Σ

(2.27)

(40)

s2y.12…k =

(

)

1 ˆ 2

− −

− Σ

k n

Y

Yi i

x2ij = (Xij - Xij )

2

R2i =

i g

y JK

2 Re Σ

Perhitungan statistik t : ti =

bi i

s b

Dengan distribusi t-student serta dk = (n-k-1), ttabel = t( n-k-1, ) ,dimana kriteria pengujian

adalah : tolak H0 jika ti > ttabel, dan terima H0 jika ti < ttabel.

[image:40.612.159.453.288.533.2]

BAB III

(41)

Polda Dalam Kilasan Sejarah

Lahir, tumbuh dan berkembangnya polda tidak lepas dari sejarah perjuangan

kemerdekaan

dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan

ketertiban masyarakat di masa perang, polda juga terlibat langsung dalam pertempuran

melawan penjajah dan berbagai operasi ketenteraan bersama-sama satuan angkatan

bersenjata yang lain. Keadaan seperti ini dilakukan oleh polda karena polda lahir sebagai

satu-satunya persatuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.

Hanya empat hari setela

tegas pasukan polisi ini segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik

Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di

Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan

senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan

da

(42)

Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan

tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada

kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda menjajah kembali

Indonesia. Oleh karena itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi

dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal sebagai

"Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara

Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia.

Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam

sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu

karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa

dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat

perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar dalam menciptakan keamanan dan

ketertiban didalam negeri, Polri juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi

militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM dan G 30

S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.

Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan

global, polda bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan

tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun

(43)

pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi

kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).

Kemandirian polda diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999

sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara arif sebagai

tahapan untuk mewujudkan polda sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan

masyarakat, menuju perubahan tata kehidupan nasional kearah masyarakat madani yang

demokratis, aman, tertib, adil dan sejahtera.

Kemandirian polda dimaksud bukanlah untuk menjadikan institusi yang tertutup

dan berjalan serta bekerja sendiri, namun tetap dalam kerangka ketatanegaraan dan

pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh termasuk dalam

mengantisipasi otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang

Otonomi Daerah dan Undang-undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan

antara pusat dan daerah.

Pengembangan kemampuan dan kekuatan serta penggunaan kekuatan polda

dikelola sedemikian rupa agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

polda sebagai pengemban fungsi keamanan dalam negeri. Tugas dan tanggung jawab

tersebut adalah memberikan rasa aman kepada negara, masyarakat, harta benda dari

(44)

Upaya melaksanakan kemandirian polda dengan mengadakan

perubahan-perubahan melalui tiga aspek yaitu:

1. Aspek Struktural: Mencakup perubahan kelembagaan kepolisian dalam

ketatanegaraan, organisasi, susunan dan kedudukan.

2. Aspek Instrumental: Mencakup filosofi (visi, misi dan tujuan), doktrin,

kewenangan,kompetensi, kemampuan fungsi dan iptek.

3. Aspek kultural: Adalah muara dari perubahan aspek struktural dan instrumental,

karena semua harus terwujud dalam bentuk kualitas pelayanan polda kepada

masyarakat, perubahan meliputi perubahan manajerial, sistem rekrutmen, sistem

pendidikan, sistem material fasilitas dan jasa, sistem anggaran, sistem

operasional.

Berkenaan dengan uraian tugas tersebut, maka polda akan terus melakukan

perubahan dan penataan baik di bidang pembinaan maupun operasional serta

pembangunan kekuatan sejalan dengan upaya reformasi.

Visi Polda

Polda yang mampu menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang selalu

dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan

(45)

pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam

suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

Misi Polda

Berdasarkan uraian visi sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang jabaran

misi polda kedepan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat

(meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas dari

gangguan fisik maupun psykis.

2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif

yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum

masyarakat (Law abiding Citizenship).

3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung

tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian

hukum dan rasa keadilan.

4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan

norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah

(46)

5. Mengelola sumber daya manusia polda secara profesional dalam mencapai tujuan

polda yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong

meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

6. Meningkatkan upaya konsolidasi kedalam (internal Polri) sebagai upaya

menyamakan visi dan misi polda kedepan.

7. Memelihara soliditas institusi polda dari berbagai pengaruh external yang sangat

merugikan organisasi.

8. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna

menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang

berbhineka tunggal ika.

3.4. Sasaran

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Polri pada kurun waktu tahun 2000 - 2004

yang akan datang ditetapkan sasaran yang hendak dicapai adalah :

1. Bidang Kamtibmasi

.1. Tercapainya situasi Kamtibmas yang kondosif bagi penyelenggaraan

(47)

.2. Terciptanya suatu proses penegakan hukum yang konsisten dan berkeadilan,

bebas KKN dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

.3. Terwujudnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan kemampuan

profesional yang tinggi serta mampu bertindak tegas adil dan berwibawa.

.4. Kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat yang meningkat yang

terwujud dalam bentuk partisipasi aktif dan dinamis masyarakat terhadap upaya

Binkamtibmas yang semakin tinggi.

.5. Kinerja polda yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai demokrasi sehingga disegani dan mendapat dukungan kuat dari

masyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih aman dan

tertib.

2. Bidang Keamanan Dalam Negeri

Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial yang

intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan bangsa yang ber

Bhineka Tunggal Ika.

Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945.

(48)

Disimak dari kandungan nilai Pancasila dan Tribrata secara filosofi memuat

nilai-nilai kepolisian sebagai abdi utama, sebagai warga negara teladan dan wajib menjaga

ketertiban pribadi rakyat.

3.5. Polda

Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan pelaksana

utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan

tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda

dibantu oleh Wakil Kapolda (Wakapolda).

Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Wilayah (Polwil). Ada

tiga tipe Polda, yakni Tipe A, Tipe B dan Tipe C. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi

berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen), sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi

berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) dan Tipe C dipimpin oleh perwira menengah

berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang senior. Di bawahnya Polwil membawahi

Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) atau Kepolisian Negara Republik

Indonesia Resort Kota (Polresta). Polwil dipimpin oleh seorang perwira menengah

berpangkat Komisari Besar atau Kombes, demikian pula Poltabes juga dipimpin oleh

(49)

Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP. Lebih lanjut lagi, Polres membawahi Polsek,

sedang Polresta membawahi Polsekta. Baik Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh

seorang

Polda liannya, Polsek atau Polsekta dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun Komisaris

Polisi.

BAB 4

(50)

4.1. Pengolahan Data

Ketika kita berbicara mengenai statistika, pasti tidak akan lepas dengan istilah data. Data

berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap, meskipun belum tentu benar. Data dapat

digunakan untuk menggambarkan dan memperoleh tentang suatu keadaan atau persoalan.

Jadi, data merupakan bahan mentah dari informasi. Data yang telah diolah disebut

informasi.

Data yang baik adalah data yang bermanfaat. Keputusan yang baik dapat

dihasilkan jika pengambilan keputusan terssebut didasarkan atas data yang baik.

Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang jumlah total kejahatan

seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis menggumpulkan data yang

bnerhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Kepolisian

Republik Indonesia adalah data mengenai jumlah total kejahatan Di Propinsi Sumatera

Utara, serta pengaruh dari beberapa jenis jumlah tindak kejahatan tersebut diantaranya

[image:50.612.97.517.665.691.2]

pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan. Adapun datanya dapat dilihat pada

tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Jumlah Total Kejahatan, Pencurian,Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan tahun 2006-2007

(51)

Kejahatan

1 1496 702 153 61 124

2 1620 762 151 84 152

3 1634 664 190 84 167

4 1581 760 163 61 149

5 1521 674 152 57 153

6 1578 668 173 91 156

7 1607 699 229 78 152

8 1785 817 177 62 213

9 1604 767 153 53 184

10 1523 732 147 69 154

11 1661 813 138 65 147

12 1596 760 157 79 133

13 2578 881 433 44 145

14 2507 827 409 76 178

15 2621 846 486 59 191

16 2577 837 452 96 145

17 2691 851 430 66 230

18 2341 699 406 56 148

19 2400 764 428 45 143

20 2689 1099 381 57 127

21 2439 796 328 54 129

22 2117 678 352 31 134

23 2449 763 326 55 140

24 2062 661 317 52 101

(52)

Dari tabel diatas kita dapat mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu

kita menghitung koefesien-koefesien regresi ( b0, b1, b3, b4) dari variabel jumlah total

kejahatan (Y), tindak kejahatan pencurian (X1), tindak kejahatan penganiayaan (X2),

tindak kejahatan pemerasan (X3), dan tindak kejahatan penipuan(X4), dan mencari

penggandaan variabel yang satu dengan yang lain.

Dengan koefesien-koefesien yang didapat dari perhitungan yang ada, maka dapat

ditentukan persamaan untuk mencari regresi linier bergandanya. Adapun nilai dari

(53)
[image:53.612.93.467.123.656.2]

Tabel 4.2 Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefesien-koefesien regresi

Bulan Y X1 X2 X3 X4 Y2

1 1496 702 153 61 124 2238016

2 1620 762 151 84 152 2624400

3 1634 664 190 84 167 2669956

4 1581 760 163 61 149 2499561

5 1521 674 152 57 153 2313441

6 1578 668 173 91 156 2490084

7 1607 699 229 78 152 2582449

8 1785 817 177 62 213 3186225

9 1604 767 153 53 184 2572816

10 1523 732 147 69 154 2319529

11 1661 813 138 65 147 2758921

12 1596 760 157 79 133 2547216

13 2578 881 433 44 145 6646084

14 2507 827 409 76 178 6285049

15 2621 846 486 59 191 6869641

16 2577 837 452 96 145 6640929

17 2691 851 430 66 230 7241481

18 2341 699 406 56 148 5480281

19 2400 764 428 45 143 5760000

20 2689 1099 381 57 127 7230721

21 2439 796 328 54 129 5948721

22 2117 678 352 31 134 4481689

23 2449 763 326 55 140 5997601

(54)

Sambungan Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisien-koefisien regresi

Bulan 2

1

X X22

2 3

X X42 YX1 YX2 YX3

1 492804 23409 3721 15376 1050192 228888 91256

2 580644 22801 7056 23104 1234440 244620 136080

3 440896 36100 7056 27889 1084976 310460 137256

4 577600 26569 3721 22201 1201560 257703 96441

5 454276 23104 3249 23409 1025154 231192 86697

6 446224 29929 8281 24336 1054104 272994 143598

7 488601 52441 6084 23104 1123293 368003 125346

8 667489 31329 3844 45369 1458345 315945 110670

9 588289 23409 2809 33856 1230268 245412 85012

10 535824 21609 4761 23716 1114836 223881 105087

11 660969 19044 4225 21609 1350393 229218 107965

12 577600 24649 6241 17689 1212960 250572 126084

13 776161 187489 1936 21025 2271218 1116274 113432

14 683929 167281 5776 31684 2073289 1025363 190532

15 715716 236196 3481 36481 2217366 1273806 154639

16 700569 204304 9216 21025 2156949 1164804 247392

17 724201 184900 4356 52900 2290041 1157130 177606

18 488601 164836 3136 21904 1636359 950446 131096

19 583696 183184 2025 20449 1833600 1027200 108000

20 1207801 145161 3249 16129 2955211 1024509 153273

21 633616 107584 2916 16641 1941444 799992 131706

22 459684 123904 961 17956 1435326 745184 65627

(55)

24 436921 100489 2704 10201 1362982 653654 107224

Sambungan Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisien-koefisien regresi

Bulan YX4 X1X2 X1X3 X1X4 X2X3 X2X4 X3X4

1 185504 107406 42822 87048 9333 18972 7564

2 246240 115062 64008 115824 12684 22952 12768

3 272878 126160 55776 110888 15960 31730 14028

4 235569 123880 46360 113240 9943 24287 9089

5 232713 102448 38418 103122 8664 23256 8721

6 246168 115564 60788 104208 15743 26988 14196

7 244264 160071 54522 106248 17862 34808 11856

8 380205 144609 50654 174021 10974 37701 13206

9 295136 117351 40651 141128 8109 28152 9752

10 234542 107604 50508 112728 10143 22638 10626

11 244167 112194 52845 119511 8970 20286 9555

12 212268 119320 60040 101080 12403 20881 10507

13 373810 381473 38764 127745 19052 62785 6380

14 446246 338243 62852 147206 31084 72802 13528

15 500611 411156 49914 161586 28674 92826 11269

16 373665 378324 80352 121365 43392 65540 13920

17 618930 365930 56166 195730 28380 98900 15180

18 346468 283794 39144 103452 22736 60088 8288

19 343200 326992 34380 109252 19260 61204 6435

20 341503 418719 62643 139573 21717 48387 7239

(56)

22 283678 238656 21018 90852 10912 47168 4154

23 342860 248738 41965 106820 17930 45640 7700

24 208262 209537 34372 66761 16484 32017 5252

Dari tabel 4.2 di atas diproleh:

N =24

Yi =48677

X1i =18520

X2i =6731

X3i =1535

X4i =3695

2

Yi =103636655

2 1

X i =14504280

2 2

X i =2245997

2 3

X i =103829

2 4

X i =587653

i iX

Y 1

=38182893

i iX

Y 2

(57)

i iX Y 3

=3066714 i iX Y 4

=7523518 i iX

X1 2

=5314319

i iX

X1 3

=1181946

i iX

X1 4

=2862072

i iX

X2 3

=418121

i iX

X2 4

=1042320

i iX

X3 4

=238179

Dari data diatas didapat persamaan:

Yi =nb0 +b1 X1i +b2 X2i +b3 X3i +b4 X4i

YiΧ1i =b0

Χ1i +b1

Χ1i2 +b2

Χ1iΧ2i +b3

Χ1iΧ3i +b4

Χ1iΧ4i

YiΧ2i =b0

Χ2i +b1

Χ1iΧ2i +b2

Χ2i2 +b3

Χ2iΧ3i +b4

Χ2iΧ4i

YiΧ3i =b0

Χ3i +b1

Χ1iΧ3i +b2

Χ2iΧ3i +b3

Χ3i2 +b4

Χ3iΧ4i

Χ =

Χ +

Χ Χ +

Χ Χ +

Χ Χ +

Χ 2

4 4 4 3 3 4 2 2 4 1 1 4 0 4

1 i b i b i i b i i b i i b i

Y

Dapat dibubstitusikan ke dalam nilai – nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh:

4 3

2 1

0 18520 6731 1535 3695

24

48677= b + b + b + b + b

4 3

2 1

0 14504280 5314329 1181946 2862072

18520

38182893= b + b + b + b + b

4 3

2 1

0 5314319 2245997 418121 1042320

673

14915624= b + b + b + b + b

4 3

2 1

0 1181946 418121 103829 238197

1535

(58)

4 3

2 1

0 2862072 1042320 238179 587653

3695

7523518= b + b + b + b + b

Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperoleh koefisien-koefisien regrsi

linier beganda sebagai berikut:

0

b =330.003

1

b =1.146

2

b =3.112

3

b = −0.902

4

b =−0.007

Dengan demikian persamaan regresi linier berganda atas X1, X2, X3, dan X4

terhadap Y adalah sebagai berikut:

4 3

2

1 3.112 0.902 0.007 146

. 1 003 . 330

ˆ= + Χ + Χ Χ Χ

Y

Sedangkan untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga – harga

^

Yyang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk setiap nilai X1i, X2i, dan X3i yang

[image:58.612.90.366.607.706.2]

diketahui, dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3. Harga penyimpangan

Bulan Y Y

Y

Y ( )2

Y Y

1 1496 1554.741 -58.741 3450.505

2 1620 1596.335 23.665 560.0322

3 1634 1605.29 28.71 824.2641

(59)

6 1578 1550.733 27.267 743.4893

7 1607 1772.285 -165.285 27319.13

8 1785 1759.694 25.306 640.3936

9 1604 1636.027 -32.027 1025.729

10 1523 1563.023 -40.023 1601.841

11 1661 1631.498 29.502 870.368

12 1596 1617.358 -21.358 456.1642

13 2578 2646.422 -68.422 4681.57

14 2507 2480.755 26.245 688.8

15 2621 2757.396 -136.396 18603.87

16 2577 2608.222 -31.222 974.8133

17 2691 2582.267 108.733 11822.87

18 2341 2342.981 -1.981 3.924361

19 2400 2495.892 -95.892 9195.276

20 2689 2722.826 -33.826 1144.198

21 2439 2213.344 225.656 50920.63

22 2117 2173.515 -56.515 3193.945

23 2449 2168.323 280.677 78779.58

24 2062 2026.402 35.598 1267.218

Jumlah 48677 48680.43 -3.429 223835.3

Sehingga kesalahan bakunya dapat di hitung dengan rumus:

(

)

1 ˆ 2 ... 12 . 2 − − − =

k n Y Y

s y k i i

dengan:

2

) ˆ (YiYi

=223835.3 n= 24 k=4 Sehingga:

(

)

1 ˆ 2 ... 12 . 2 − − − =

k n Y Y

s <

Gambar

Tabel 2.1. Pengamatan 1 variabel bebas
Tabel 1.1 Daftar Data Hasil Observasi
Tabel 2.1 Pengamatan 1 Variabel Bebas
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan dari n Responden dan k Variabel Bebas
+7

Referensi

Dokumen terkait

adalah kewenangan Camat sesuai dengan Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 23 Tahun 2Ol4 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangem Bupati Mumng Raya Kepada Camat di wilayah

Hasil penelitian ini yang telah dijalankan demensia sendiri didapatkan Hasil penelitian menunjukan bahwa 30 responden motifasi keluarga kepatuhan kontrol berobat

[r]

Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa ketebalan lapis tambahan yang diperlukan berdasarkan program everseries nilainya lebih besar dari pada nilai kete- balan yang dihasilkan

3) Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah biji atau gabah 4) Dapat meningkatkan produksi biji-biji (Sutejo, 1990).. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan tanaman menjadi

Dengan alasan ada kekosongan hukum yakni bahwa tindak pidana terorisme tidak diatur dalam hukum pidana positif yang ada, berdasarkan Pasal 22 Undang- Undang Dasar

Penentuan kadar kalium (K) dalam pupuk NPK dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 766,5 nm telah dilakukan.. Dari

selesainya skripsi yang berjudul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA) ” yang merupakan