• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Genetik Tanaman Kentang cv. Atlantik Dengan Mengintroduksikan Gen Hordothionin untuk Mendapatkan Ketahanan terhadap Penyakit Bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transformasi Genetik Tanaman Kentang cv. Atlantik Dengan Mengintroduksikan Gen Hordothionin untuk Mendapatkan Ketahanan terhadap Penyakit Bakteri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

,

q

Bul. Agron. (31) (2) 63

-

67 (2003)

1

Transformasi Genetik Tanaman Kentang cv. Atlantik Dengan Mengintroduksikan Gen Hordothionin

untuk Mendapatkan Ketahanan terhadap Penyakit Bakteri

Genetic Transformation of Potato cv. Atlantic by Introducing

Hordothionin Gene for Engineering Bacterial Disease Resistance

~urhasanah'), G . A. wattimena1), Agus ~urwito'), Ni Made Armini ~ i e n d i ' ) , suharsono2)

ABSTRACT

Hordothionins are small anti-bacteria proteins present in barley endosperm. To reveal the potential of this proteins for engineering bacterial disease resistance into potato, a semi-synthetic hordothionin gene construct was

introduced in potato cv. Atlantic via Anrobacterium tumefaciens strain LBA 4404, under the control of a caul~jlower

mosaic virus (CaMV) 35s promotor. The in vitro grown stem (internodus) was used in this research. Afer 6 weeks in regeneration medium and 2 weeks in rooting medium there were 22 regenerated plants that were screened in kanamycine containing medium. PCR analysis using spesrfic primer from CaMV 35Spromotor showed the presence of ampl19ed T-DNA in 4 transgenic lines from 22 putative transgenic plants were tested. The in vitro toxicity against Ralstonia solanacearum tested from transgenic lines showed variation in resistance level. There were only 2 of the transgenic lines were tolerant, while one of them was moderate tolerant even one of them was susceptible.

Key w o r h : Potato, Hordothionin gene, Disease resistance

PENDAHULUAN faktor pembatas untuk budidaya tanaman kentang

(During et al., 1993; During, 1996; Hayward, 1991;

Latar Belakang Montanelli et al., 1995; Mahmud, 1990).

Kentang adalah salah satu tanaman pangan yang paling produktif dan ditanam secara luas di dunia. Kentang memproduksi kalori kurang lebih dua kali lebih banyak dibandingkan padi dan jagung. Kentang juga bergizi tinggi, sebab mengandung konsentrasi vitamin C yang cukup tinggi dan asam amino essensial yang baik untuk nutrisi manusia (Poehlman dan Sleper,

1996).

Kendala utama dalam budidaya tanaman kentang adalah tingginya tingkat serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi tanaman kentang (Mahmud, 1990). Salah satu penyakit yang penting dan banyak menyebabkan kemsakan pada tanarnan kentang adalah penyakit-penyakit bakteri.

Penyakit bakteri mempakan penyakit yang secara ekonomi sangat penting untuk daerah tropik, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan kelembaban dan temperatur yang cukup tinggi, sehingga sangat disukai untuk pertumbuhan bakteri dan kondisi ini mempakan

Menurut Mahmud (1990), secara umum penyakit bakteri lebih sukar dikendalikan dibanding penyakit lain, dan tidak ada bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengontrol penyakit-penyakit tersebut. Cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penggunaan kultivar yang resisten atau toleran terhadap penyakit tersebut, sertifikasi benih dan rotasi tanaman.

Untuk mendapatkan kultivar bam yang memiliki resistensi tinggi terhadap serangan penyakit dan sesuai untuk kebutuhan konsurnen perlu dilakukan program pemuliaan tanaman yang dapat diterapkan melalui persilangan konvensional dan teknik rekayasa genetika tanaman.

Pemuliaan tanaman secara konvensional untuk mendapatkan kultivar kentang yang resisten terhadap bakteri menghadapi berbagai kendala. Kendala itu disebabkan gen resisten terdapat pada spesies kentang yang diploid atau gen-gen anti mikroba yang terdapat pada organisme lain (Rich, 1983; During, 1996). Oleh

1) Laboratorium Bioteknologi Jurusan Budidaya Pertanian IPB JI. Meranti Kampus IPB Darmaga. TelpFax (0251) 629353

(2)

"";

Bul. Agron. (31) (2) 63

-

67 (2003) :;~~~~~"";; .il~"

k~ena itu penerapan te~ rekayasa genetika dapat BAHAN DAN METODE

-

dlgunakan untuk mengatasl permasalahan

tersebut.

,

Teknik r ka

tika

d

: -'c..'c: d'lakukane rasa gene p.a a tanaman kentang dapat Konstruk..\"i Gen Hordothionin dan Penyiapan Bakteri

I ;;;~;; I dengan berbagat cara antara lain dengan . .

~~~ bantuanAgrobacterium tumefaciens (Stiekema, 1988). Gen hordothiomn yang terdapat pada plasmid

;~~

Beberapa gen-gen penyandi peptida anti mikroba p~INPLUSth (pDFI030) (koleksi Dr. Willem J. t~z~ yang digunakan dalarn rekayasa genetika untuk Sttek~ma da~ CPRO-DLO ~elanda) terdiri daTi tiga :t:~~; ~en~pa~an ketahanan terhadap penyakit bakteri telah domain,. !attu, sekuen .SI~nal peptida, sekuen I ,;.;; dlapl1kasikan pada tanarnan solanaceae, khususnya hor~othlomn daD sekuen acIdIc peptida yang berasal

:.. tanarnan tembakau yang umunya dipakai sebagai model

~

pCPO5 (Florack et al., 1994) dan diklonkan pada

: dalarn sistem. transformasi. Beberapa basil penelitian sItus .Ec~R!/~~mHl p~da pBINPLUS (Garnbar I).

yan~ t~~ah dll~ memberikan basil yang cukup Plasffild 1m di.mtroduksikan kedalarn Eschericia coli menjanjikan dl masa mendatang untuk mendapatkan DH5~ . (kolek.sl Dr. Suharsono, Lab. Genetika Pusat tanam.an yan~ mempunyai resistensi terhadap bakteri, Penel1ttan Bloteknologi lPB) sebagai inang untuk sepertl cecropm, attacin, tachyplesin I dan thionin. memperbanyak dan selanjutnya dintroduksikan ke Hordothionin, yaitu thionin yang terdapat pada dal~ Agro~~cterium tumefaciens LBA 4404 (koleksi endosperma tanarnan barley adalah snatu protein anti Balat Penel1ttan Perkebunan Karet Taman Kencana bakteri yang dapat meningkatkan resistensi tanaman Bogor) dengan metoda konjugasi tiga tetna (triparental terhadap serangan bakteri berdasarkan penelitian mating) dengan bantuan bakteri penolong E. coli HE 10 I Florack. e~ al. (1994), yang menggunakan gen (p~ ~013~ (koleksi Dr. Antonius Suwanto, Lab hordothiomn yang ditransformasikan pada tanaman MikroblOlogI Pusat Penelitian Bioteknologi lPB). te~bakau dan menunjukkan adanya toksisitas invitro B.akteri basil triparental mating ini selanjutnya I d~ tanarnan tembakau terhadap beberapa penyakit dlgunakan untuk mentransformasi tanaman kentang.

, akibat serangan bakteri pada tanaman solanaceae.

!

Penelitian

ini bertujuan

untuk mendapatkan

tanarnan

! kenta~g transgenik yang resisteD terhadap penyakit ..

bakten. i

C.j: ,

,

.

:,

'

, ,

;

~

"Of s Signal peptida Hordothionin Acidic polipeptida

~

r Hordothionin p ~

expr~~;~~3~ector nos :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::1111::11~~~::::::::::::::: ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::~~:~1::::1:::~:::::: ~~

\

10kb NPTII ~ ;

on pBR G E N

g4

~ LB

I

Garnbar I. Peta

pla.s~d

pBINPL~~th (pDFIO~O). G~n hor~othionin dengan tiga domain yaitu: signal peptida, gen

: hordothlonm dan aCIdic polypepttda dnnsersikan pada plasmid pBINPLUS menghasilkan plasmid

i pBINPLUSth (pDFI030).

Persiapan. Eksplan, Transformasi, Kokultivasi dan penambahan antibiotika kanarnisin 100 mg/l daD

Regenerasl ti . .

ce otaxime 500 mgil. Subkultur dllakukan dengan Eksplan mas batang (internodus) dari tanarnan pemi~dahan ke medium yang sarna 2minggu sekali atau kentang in vitro kultivar atlantik (koleksi Prof. Dr. G. A. ses~ kebutuhan dan eksplan yang bertunas Wattimena, Lab Bioteknologi Tanaman Jurusan dlpmdahkan ke medium pengakaran dengan penam-! B.u~idaya Pertanian lPB) yang berornur 4 minggu bahan kanamysin 100 mg/l daD cefotaxime 250 mg/l.

dlslapkan dalarn cawan petri, dan ditransformasi . .

"

dengan kultur bakteri LBA 4404 (pDF 1030) selarna 15 AnahslS Tanaman Transgenik

menit. ~elanjutnya eksplan di~okultivasi sel~ma 2 hari Tanaman yang mampu bertahan tumbuh dalam daD dltanarn dalarn medIa regenerasl dengan medium seleksi kanamisin selanjutnya diuji keberadaan

,

64 Nurhasanah, G. A. Wattimena, Agus Purwito, Ni Made Annini Wiendi, Suharsono

(3)

'ci!'o~~~;,,:,,--- Bul. Agron. (31) (2) 63

-

67 (2003)

1:;:',,[

c .:

I

! gennya dengan analisa PCR dengan menggunakan Eksplan tanaman kentang kultivar atlantik yang

I

primer dari promotor CaMv 35S, yaitu 5'-

telah ditransformasi

dengan LBA 4404 (pDF1030)

CTGCA TGCTTCACGGTGCAAGC-3 (forward setelah enam minggu dalam media regenerasi yang

primer) daD 3 '-CAAGCGAGGAGGTGCGACTTC-5 mengandung kanamisin, mulai beregenerasi membentuk

t

(reverse primer). Kondisi PCR dilakukan pada tunas yang didahului dengan pembentukan kalus pada

.

denaturasi awal 94°C 2 men it, denaturasi 94 °C 1 menit, eksplan (Gambar 2). Tanaman atlantik yang

I

annealing

56 °C 1 menit, extension

72°C 2 menit (35

ditransformasi dengan Agrobacterium LBA 4404

t

siklus). kosong (tanpa plasmid pDF1030) yang digunakan

,

Analisa toksisitas

in vitro pada tanaman

transgenik

sebagai

kontrol mulai daTi minggu pertama

setelah

juga dilakukan untuk menguji ketahanannya terhadap dipindahkan ke medium regenerasi mulai menguning Ralstonia solanacearum. Tanaman transgenik yang daD mati. Hal ini menunjukkan ketidak mampuan berumur 4 minggu diinokulasi secara in vitro dengan tanaman atlantik normal untuk tumbuh di dalam inokulum yang berasal dari kentang pada konsentrasi medium yang mengandung kanamisin.

1.2 X 109 Colony Forming Unit (CFU) per ml bakteri. Sebagian besar ku1tur dari eksplan yang lnokulasi dilakukan dengan menggunting daun ditransformasi yang tidak mampu membentuk tunas kedua/ketiga dari pucuk dengan menggunakan glinting selanjutnya mulai menguning dan mati. Kematian kultur yang dicelup dengan inokulum bakteri setiap kali yang ditransformasi ini dapat diakibatkan oleh infeksi. Tanaman yang telah diinokulasi diinkubasi pada kegagalan transformasi eksplan sehingga tidak mampu suhu 20-25°C daD dilakukan pengamatan terhadap bertahan dalam medium yang mengandung kanamicin. periode inkubasi daD kejadian penyakit. Barret et al. (1997), menyatakan bahwa kerugian transformasi genetik tanaman dengan menggunakan Agrobacterium dikarenakan banyaknya terjadi kematian

HASIL DAN PEMBAHASAN kultur yang dapat diakibatkan oleh kontaminasi bakteri

Agrobacterium yang tidak terbunuh oleh antibiotik Gen hordothionin dalam plasmid pDF 1030 telah cefotaxime karena sulitnya untuk mengeliminasi berhasil diintroduksikan ke dalam E. coli DH5a yang pertumbuhan Agrobacterium sehingga mengganggu digunakan sebagai inang untuk memperbanyak plasmid. pertumbuhan kultur daD mengakibatkan kematian Metoda triparental mating yang dilakukan juga telah karena tingginya konsentrasi antibiotik pembunuh berhasil memindahkan plasmid pDF 1030 ke dalam Agrobacterium yang ditambahkan kedalam media Agrobacterium strain LBA 4404. Koloni LBA 4404 regenerasi.

(pDF 1030) ini selanjutnya digunakan untuk mentrans-formasi tanaman kentang.

~c

-+

...

Gambar 2. Perkembangan eksplan pada media regenerasi : a. Eksplan bertunas b. eksplan menguning daD mati

. Kultur yang bertunas setelah dipindahkan ke dalam yang mampu tumbuh dengan baik menjadi plantlet di medlu~ pengakaran yang mengandung kanamisin dan dalam medium seleksi kanamisin. Selanjutnya kultur ini cefotaxlme mampu membentuk akar setelah 1-2 minggu diperbanyak dengan stek satu nodus di dalam medium di dalam medium pengakaran. Dari 500 eksplan yang kultur yang ditambah kanamisin untuk dilakukan ditransformasi diperoleh 22 kultur dugaan transgenik pengujian lanjutan.

Transfromasi Genetik Tanaman Kentang CV. Atlantik... 65

[image:3.625.221.426.496.661.2]
(4)

,:-",,~i~~~C

; Bur. Agron. (31) (2) 63

-

67 (2003) , i{

:j.r .

~

, ,

i

:

!

11 Dari basil analisis PCR dengan menggunakan tanaman ken tang. Sedangkan tanaman-tanaman lainnya

, primer dari promotor 35S CaMV yang dilakukan pada yang tahan terhadap media kanamisin (lolos dari media

22 tanaman dugaan transgenik didapatkan 4 tanaman seleksi kanamisin) tetapi tidak memberikan basil positif

yang positif dapat teramplifikasi (Gambar 3) yang daTi uji PCR mungkin merupakan tanaman yang tumbuh

ditunjukkan dengan munculnya pita pada ukuran dari bagian sel eksplan yang tidak bersentuhan dengan

:t400bp. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang medium kanarnisin.

diintroduksikan berhasil masuk ke dalam genom

g

-. " "., " ., , . ',Co " , ,: ~

"-"")-\"11.o1""41:11-01'8'138!i ";,,2"...,2__2'_4,02"-._"-"";0,,

~~ "C'-' , ".-,j"~ t-" !'!,

., ~ ~ 2 ;]; ~ ~ ~

~ '"

~ ~

~

Garnbar 3. Hasil analisis PCR pada 22 tanarnan kandidat transgenik (tahan medium seleksi kanamisin), Terlihat adanya band pada ukuran :t 400 bp. Marker DNA A. 500 bp.

Hasil pengujian toksisitas in vitro terhadap rentan. Tingkat resistensi yang bervariasi ini Ralstonia solanacearum menunjukkan tingkat resistensi dipengaruhi oleh ekspresi dan gen hordothionin yang yang bervariasi daTi kultur transgenik (Tabel 1). Dimana diintroduksikan, yaitu oleh jumlah protein hordothionin dari keempat kultur transgenik tersebut hanya 2 kultur yang dihasilkan (Florack et al., 1994) tetapi hal ini sui it yang toleran terhadap Ralstonia solanacearum dibuktikan karena dalam penelitian ini tidak dilakukan sedangkan 1 diantaranya moderat tolerant clan 1 lagi isolasi protein hordothionin dari tanaman transgenik.

,

~

} Tabell. Pengujian toksisitas invitro terhadap Ralstonia solanacearum

Nomor tanaman

tr

.k

P . deno e m

. rob .

asl

K . d

eJa Ian penya It ' k

.

T. k

mg at reslstensl

.

.

rransgemK

~

. ~

-12A (Transgenik +) 15 15 Toleran

12B (Transgenik +) 6 100 Rentan

13A (Transgenik +) 9 35 Moderat toleran

28 (Transgenik +) 14 15 Toleran

Atlantik 7 100 Rentan

Berdasarkan basil penelitian ini dapat disimpulkan UCAPAN TERIMA KASIH

bahwa :

1. Transformasi genetik tanaman kentang dengan Proyek RUT VIII atas nama Agus Purwito dengan menggunakan Agrobacterium tumefaciens yang judul "Metoda Transgenik clan Fusi Protoplas untuk dilakukan mampu meregenerasikan :t5% dari Merakit Klon Kentang Tahan Penyakit Busuk Lunak eksplan menjadi kultur yang dapat tumbuh dalam clan Layu Bakteri" yang mendanai penelitian ini.

!1ledium seleksi.

2. Didapatkan 4 kultur transgenik daTi basil introduksi

gen hordothionin kedalam genom tanaman ken tang DAFfAR PUSTAKA

berdasarkan basil analisis PCR.

3. Hasil pengujian toksisitas invitro terhadap Ralstonia Barret, C., E. Cobb, R. McNicol, G. Lyon. 1997. A risk solanacearum, menghasilkan 2 tanaman transgenik assessm~nt study of plant genetic transformation yang toleran, 1 kultur moderat toleran clan 1 kultur using agrobacterium and implications for analysis

rentan terhadap penyakit ihi. of transgenic plants. Plant Cell Tissue and Organ

Culture 47: 135-144.

(5)

-Bul. Agron. (31) (2) 63 - 67 (2003)

During, K., M. Fladung, H. L6rz. 1993. Antibacterial Mahmud, M. 1990. Penyakit bakteri tanaman pangan resistance of transgenic potato plants producing T4 dan hortikultura di Indonesia Da/am Perlindungan

,

lysozyme do/am Fritig, Bomard dan Michel Tanaman (eds). Prawiroesoemardjo, S., D.

-" Legrand. Mechanisms of plant defense responses. Sudarmadji, Harsono, I. S. Basuki. PT. Agricon.

t

Kluwer Academic Publishers. p. 437-440. Hal 233-251.

During, K. 1996. Genetic engineering for resistance to Montanelli, .C., A. Chiari, T. ~hiari, F. St~fanini, G. bacteria in transgenic plants by introduction of Nascarl. 1995. EvaluatIon of resIstance to foreign genes. Molecular Breeding. 2: 297-305. Pseudomonas so/anacearum in potato under

controlled conditions. Euphytica. 81: 35-43. Florack, D. E. A., W. G. Dirkse, B. Visser, F.

Heidekamp, W. J. Stiekema. 1994. Expression of Poehlman, J. M., D. A. Sleper. 1996. Breeding Field biologically active hordothionins in tobacco. Crops 4rd. Iowa State University Press. 494 halo Effects of pre- and pro-sequences at the amino and

carboxyl termini of the hordothionin precursor on Rich, A. E. 1983. Potato Disease. Academic Press. 238 mature protein expression and sorting. Plant halo

Molecular Biology. 24: 83-96.

Stiekema, W. J., F. Heidekamp, J. D. Louwerse, H. A. Hayward, A. C. 1991. Biology and epidemiology of Verhoeven, P. Djikhuis. 1988. Introducing of bacterial wilt caused by Pseudomonas foreign genes into potato cultivars Bintje and so/anacearum. Ann. Rev. Phytopathol. 29: 65-87. Desiree using an Agrobacterium tumefaciens

binary vector. Plant Cells Report. 7: 47-50.

,.

1

,

,

::::~~:~:t~

,

;,.

-~

! ',"~~'~":;;

30:;

~

i ~: ~ , - ~'"

"'" ~7. ,

~,..

~.'.

Transfromasi Genetik Tanaman Kentang CV. Atlantik,.. 67

ti c

(6)

,

q

Bul. Agron. (31) (2) 63

-

67 (2003)

1

Transformasi Genetik Tanaman Kentang cv. Atlantik Dengan Mengintroduksikan Gen Hordothionin

untuk Mendapatkan Ketahanan terhadap Penyakit Bakteri

Genetic Transformation of Potato cv. Atlantic by Introducing

Hordothionin Gene for Engineering Bacterial Disease Resistance

~urhasanah'), G . A. wattimena1), Agus ~urwito'), Ni Made Armini ~ i e n d i ' ) , suharsono2)

ABSTRACT

Hordothionins are small anti-bacteria proteins present in barley endosperm. To reveal the potential of this proteins for engineering bacterial disease resistance into potato, a semi-synthetic hordothionin gene construct was

introduced in potato cv. Atlantic via Anrobacterium tumefaciens strain LBA 4404, under the control of a caul~jlower

mosaic virus (CaMV) 35s promotor. The in vitro grown stem (internodus) was used in this research. Afer 6 weeks in regeneration medium and 2 weeks in rooting medium there were 22 regenerated plants that were screened in kanamycine containing medium. PCR analysis using spesrfic primer from CaMV 35Spromotor showed the presence of ampl19ed T-DNA in 4 transgenic lines from 22 putative transgenic plants were tested. The in vitro toxicity against Ralstonia solanacearum tested from transgenic lines showed variation in resistance level. There were only 2 of the transgenic lines were tolerant, while one of them was moderate tolerant even one of them was susceptible.

Key w o r h : Potato, Hordothionin gene, Disease resistance

PENDAHULUAN faktor pembatas untuk budidaya tanaman kentang

(During et al., 1993; During, 1996; Hayward, 1991;

Latar Belakang Montanelli et al., 1995; Mahmud, 1990).

Kentang adalah salah satu tanaman pangan yang paling produktif dan ditanam secara luas di dunia. Kentang memproduksi kalori kurang lebih dua kali lebih banyak dibandingkan padi dan jagung. Kentang juga bergizi tinggi, sebab mengandung konsentrasi vitamin C yang cukup tinggi dan asam amino essensial yang baik untuk nutrisi manusia (Poehlman dan Sleper,

1996).

Kendala utama dalam budidaya tanaman kentang adalah tingginya tingkat serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi tanaman kentang (Mahmud, 1990). Salah satu penyakit yang penting dan banyak menyebabkan kemsakan pada tanarnan kentang adalah penyakit-penyakit bakteri.

Penyakit bakteri mempakan penyakit yang secara ekonomi sangat penting untuk daerah tropik, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan kelembaban dan temperatur yang cukup tinggi, sehingga sangat disukai untuk pertumbuhan bakteri dan kondisi ini mempakan

Menurut Mahmud (1990), secara umum penyakit bakteri lebih sukar dikendalikan dibanding penyakit lain, dan tidak ada bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengontrol penyakit-penyakit tersebut. Cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penggunaan kultivar yang resisten atau toleran terhadap penyakit tersebut, sertifikasi benih dan rotasi tanaman.

Untuk mendapatkan kultivar bam yang memiliki resistensi tinggi terhadap serangan penyakit dan sesuai untuk kebutuhan konsurnen perlu dilakukan program pemuliaan tanaman yang dapat diterapkan melalui persilangan konvensional dan teknik rekayasa genetika tanaman.

Pemuliaan tanaman secara konvensional untuk mendapatkan kultivar kentang yang resisten terhadap bakteri menghadapi berbagai kendala. Kendala itu disebabkan gen resisten terdapat pada spesies kentang yang diploid atau gen-gen anti mikroba yang terdapat pada organisme lain (Rich, 1983; During, 1996). Oleh

1) Laboratorium Bioteknologi Jurusan Budidaya Pertanian IPB JI. Meranti Kampus IPB Darmaga. TelpFax (0251) 629353

Gambar

Gambar 2. Perkembangan eksplan pada media regenerasi : a. Eksplan bertunas b. eksplan menguning daD mati

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai orang bersuku Padang yang tinggal di Kutai Kartanegara penata merasakan tentram dan damai tinggal di suatu daerah dengan berbagai macam suku-suku yang tidak ada

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem pakar sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi dan memberikan

Pada jenis tanah yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m.. Sementara pada jenis tanah dengan kadar

Menurut Halim (1999:85) “modal kerja adalah aktiva-aktiva jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari pada suatu perusahaan.” Menurut Dwi (2010:111) “modal kerja

Pada setiap siklus jumlah total yang diperoleh oleh kelompok pembudidaya udang vannamei dari ukuran 40-60/kg pada keseluruhan tambak adalah sebagai berikut: pada saat

Laksana Baru dapat mengetahui apakah bauran promosi yang dilakukan dapat berpengaruh terhadap intensitas pembelian pelanggannya dan mengetahui variabel yang paling

Dalam bab IV akan dijelaskan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan pokok permasalahan bauran pemasaran pada wisatawan Lembah Harau Kab.50 Kota. BAB V SIMPULAN

Aspek teknis : Upaya pengolahan limbah padat medis dengan menggunakan insinerator RSUD Ponorogo untuk melayani limbah padat medis dari RSUD Ponorogo dan