• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN LATIHAN TENDANGAN LAMBUNG ANTARA SASARAN URUT DAN VARIASI (KOMANDO) TERHADAP KETEPATAN MENENDANG LAMBUNG DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) CAMAR MAS JAYA TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN LATIHAN TENDANGAN LAMBUNG ANTARA SASARAN URUT DAN VARIASI (KOMANDO) TERHADAP KETEPATAN MENENDANG LAMBUNG DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) CAMAR MAS JAYA TAHUN 2013"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN LATIHAN TENDANGAN LAMBUNG ANTARA SASARAN

URUT DAN VARIASI (KOMANDO) TERHADAP KETEPATAN

MENENDANG LAMBUNG DALAM SEPAKBOLA PADA

SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB)

CAMAR MAS JAYA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaikan studistrata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ALBERTUS PRADANA SETIAWAN 6301409043

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

Albertus Pradana Setiawan, 2013.“Perbedaan Latihan Tendangan Lambung Antara Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) Terhadap Ketepatan Menendang Lambung Dalam Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya Tahun 2013” Skripsi. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Kumbul Slamet Budiyanto, S.Pd., M.Kes., Tri Aji, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci :Latihan menendang lambung urut, variasi (komando) dan Ketepatan tendangan lambung.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan antara pengaruh latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando)?danManakah yang lebih baik antara kedua cara tersebut ?.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pengaruh latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) dan untuk mengetahui mana yang lebih baik dari kedua cara tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah sepakbola Camar Mas Jaya Tahun 2013 yang berjumlah 107 siswa.Dari kelompok umur 10-16 yang masih aktif.Untuk menentukan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa (SSB) Camar Mas Jaya kelompok umur 14-16 tahun 2013 dengan jumlah sebanyak 28 siswa. Kelompok eksperimen I diberi latihan tendangan lambung sasaran variasi (komando), Sedangkan kelompok eksperimen II diberi latihan tendangan lambung sasaran urut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Matching by Subject Design atau pola M-S, sedangkan Teknik analisis data menggunakan rumus t-test short method. Instrument yang digunakan adalah tes ketepatan tendangan lambung.

Dari perhitungan statistik diperoleh nilai t sebesar 3,141 dengan taraf signifikasi 5% derajat kebebasan (n-1) = 13, menunjukan angka dalam table sebesar: 2,160. Mean awal dari tendangan lambung sasaran urut eksperimen II = 2,5 dan mean awal tendangan lambung sasaran variasi eksperimen I = 2,5, berarti mean awal = 0. Setelah diberikan latihan, diadakan post test dan hasilnya mean ahkir tendangan lambung sasaran urut eksperimen II = 5,07 dan mean ahkir tendangan lambung sasaran variasi (komando) eksperimen I = 6,57.Dari hasil perhitungan tersebut ada peningkatan yang signifikan antara dua kelompok.Dengan demikian hasil latihan tendangan lambung dengan sasaran variasi atau komando lebih baik daripada latihan tendangan lambung dengan sasaran urut.Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang berarti antara latihan tendangan lambung sasaan urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam permainan sepakbola.

(3)

iii

Telah disetujui untuk diajukan ke panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.,

Nama : Albertus Pradana Setiawan NIM : 6301409043

Judul : Perbedaan Latihan Tendangan Lambung Antara Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) Terhadap Ketepatan Menendang Lambung Dalam Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya Tahun 2013. Pada Hari : Selasa

Tanggal : 9 Juli 2013

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Kumbul Slamet Budiyanto, S.Pd., M.Kes. Tri Aji, S.Pd., M.Pd. NIP. 197109091998021001 NIP.198011032006041010

Menyetujuhi, Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

(4)

iv

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,

Nama : Albertus Pradana Setiawan

NIM : 6301409043

Judul : Perbedaan Latihan Tendangan Lambung Antara Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) Terhadap Ketepatan Menendang Lambung Dalam Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya Tahun 2013.

Pada Hari : Jumat

Tanggal : 02 Agustus 2013

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr. H. Harry Pramono, M.Si Drs. Hermawan, M.Pd.

NIP. 195910191985031001 NIP. 19590401988031002

Dewan Penguji

1. Drs. Wahadi, M.Pd (Ketua)

NIP. 196101141986011001

2. Kumbul Slamet Budiyanto, S.Pd., M.Kes (Anggota) NIP. 197109091998021001

(5)

v

PERNYATAAN

“Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi ini hasil karya sendiri dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia menerima sangsi akademik dari Unnes dan sangsi hukum yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia”.

Semarang,Juli2013

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Jadilahkamu garam dan terang dunia”

(Injil matius, 5:ayat 13-14)

Artinya : Bahwa Seseorang manusia dalam kehidupan di dunia hendaknya menjadi orang yang berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

PERSEMBAHAN

(7)

vii

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa penulis panjatkan atas segala limpah rahmat, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Latihan Tendangan Lambung Antara Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) Terhadap Ketepatan Menendang Lambung Dalam Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya Tahun 2013”, tanpa halangan berarti.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini karena adanya bimbingan, bantuan, saran, dan kerjasama dari berbagi pihak. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan diiringi doa semoga Tuhan selalu meyertai, membimbing, memberikan rahmat karunia dan kasihNya atas segala bantuan yang telah diberikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaa, FIK UNNES, yang telah memberikan bimbingan serta dorongan selama penulis mengikuti kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK UNNES, yang telah memberikan motivasi serta dorongan selama penulis mengikuti perkuliahan dalam Jurusan Kepelatiahn Olahraga, FIK UNNES.

4. Kumbul Slamet Budiyanto, S.Pd., M.Kes., dosen pembimbing I dan Tri Aji, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II, yang telah memberikan banyak dorongan, petunjuk, pengarahan, saran dan bimbingan sehingga terwujudnya skripsi ini.

(8)

viii memberikn izin penelitian.

7. Siswa (SSB) Camar Mas Jaya, yang telah banya membantu dalam pelaksanaan penelitian dan kesediannya sebagai sampel.

8. Semua rekan Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2009 yang ikut membantu dalam penelitian ini.

9. Bapak, dan Ibu serta kakak-kakak, adik, keponakan, dan kekasih yang telah memberi dorongan materiil, semangat yang besar dan doa.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam persiapan, pelaksanaan penelitian maupun penulisan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan karunia yang melimpah atas semua kebaikan yang telah diberikan selama ini.Dan semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada perkembangan sepakbola.

Semarang, Juli 2013

(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL i

SARI ii

PERSETUJUAN iii

PENGESAHAN iv

PERNYATAAN v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Perumusan Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Penegasan Istilah 9

1.5 Manfaat Penelitian 12

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 13

2.1 Landasan Teori 13

2.1.1 Metode Latihan 13

2.1.2 Prinsip Dasar Latihan 14

2.1.3 Jenis Serabut Otot Yang Digunakan Dalam Unjuk Kerja 14 2.1.4 Sistem Energi Utama Dalam Unjuk Kerja 16

2.1.5 Program Latihan 19

2.1.6 Tinjauan Dasar Permainan Sepakbola 22 2.1.7 Prinsip Teknik Menendang Bola 24

(10)

x

2.1.10 KegunaanMenendang Lambung Dengan Kura-kura Kaki

Bagian Dalam 30

2.1.11 Tendangan Lambung Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam Dengan Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) 31 2.1.12 Kelebihan Dan Kelemahan Tendangan Lambung Dengan

Sasaran Urut Dan Variasi (Komando) 33

2.2 Hipotesi 34

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1 Populasi 37

3.2 Sampel Dan Teknik Sampling 38

3.3 Variabel Penelitian 38

3.4 Instrumen 39

3.5 Variabel-variabel Yang Dikendalikan 44

3.6 Metode Analisi Data 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48

4.1 Hasil Penelitian 48

4.2 Pembahasan 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 51

5.1 Simpulan 51

5.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 53

(11)

xi

1. Perbandingan Sifat Otot Lambat Dan Cepat 16

2. Frekuensi Pelaksanaan Latihan 43

3. Waktu dan Kegiatan dalam Penelitian 43

4. Persiapan Perhitungan Statistik 46

5. Lampiran-lampiran 54

6. Daftar Sampel Siswa Sekolah Sepakbola Camar Mas Jaya 55

7. Laporan Pelaksanaan Tes Awal 56

8. Rangking Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung 58

9. Rangking Test Awal Dari Sampel Yang Dimatchkan 60

10.Hasil Tes Awal Kelompok Eksperimen I Dan Kelompok eksperimen II Yang Menunjukan Mean Dari Kedua Kelompok 62

11.Hasil Tes Ahkir Ketepatan Tendangan Lambung Kelompok Eksperimen I 63 12.Hasil Tes Ahkir Ketepatan Tendangan Lambung Kelompok Eksperimen II 64 13.Perhitungan Statistik 65

14.Perhitungan Jenjang Reliabilitas Secara Mengulang 68

15.Nilai-nilai t 70

16.Daftar Nama-nama Pembantu Penelitian 71

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perkenaan Kaki Tendang 27

2. Tendangan Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam 29

3. Tenik Tendangan Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam 30

4. Tendangan Bola Ke Arah Sasaran 31

5. Lapangan Tes Ketepatan Tendangan Lambung 40

6. Sampel Yang Digunakan 82

7. Sampel Sedang Pemanasan 82

8. Sampel Melakukan Tes Awal Atau Pre Test 83

9. Pelaksanaan Tes Awal Atau Pre Test 85

10.Sampel melakukan Tes Ahkir Atau Post Test Kelompok Eksperimen II 86 11.Pelaksanaan Tes Ahkir Atau Post Tes Kelompok Eksperimen II 87

12. Sampel Melakukan Tes Ahkir Atau Post Test Kelompok Eksperimen I 88 13.Pelaksanaan Tes Ahkir Atau Post Tes Kelompok Eksperimen I 89

14.Pelaksanaan Treatment 90

(13)

xiii

Lampiran Halaman

1. Daftar Sampel Siswa Sekolah Sepakbola Camar Mas Jaya ………… 55

2. Laporan Pelaksanaan Tes Awal ……….. 56

3. Rangking Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung ………. 58

4. Rangking Test Awal Dari Sampel Yang Dimatchkan ……… 60

5. Hasil Tes Awal Kelompok Eksperimen I Dan Kelompok Eksperimen II Yang Menunjukan Mean Dari Kedua Kelompok 62

6. Hasil Tes Ahkir Ketepatan Tendangan Lambung Kelompok Eksperimen I 63 7. Hasil Tes Ahkir Ketepatan Tendangan Lambung Kelompok Eksperimen II 64 8. Perhitungan Statistik ……… 65

9. Perhitungan Jenjang Reliabilitas Secara Mengulang ……….. 68

10.Nilai-nilai t ……….. 70

11.Daftar Nama-nama Pembantu Penelitian ……… 71

12.Program Latihan Penelitian ………. 72

13.Surat usulan Penetapan Pembimbing ………. 77

14.Surat Penetapan Dosen Pembimbing……….. 78

15.Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian……… 79

16.Surat Keterangan Dari (SSB) Camar Mas Jaya……….. 80

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer dandigemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya masyarkat yang mengenal dan memainkan permainan ini. Oleh karena itu banyak diantaranya yang memainkan permainan sepakbola untuk menuju suatu prestasi. Namun demikian perkembangan dan prestasi sepakbola nasional belum seperti yang diharapkan.

Kita ketahui untuk mencapai prestasi yang tinggi harus melalui proses yang tidak sederhana. Banyak faktor yang berperan dan perlu diperhitungkan ialah faktor eksternal dan internal pemain, faktor eksternal yang disoroti adalah pelatih. Seorang pelatih dinilai berhasil jika tim yang dilatih memenangkan setiap pertandingan, tetapi sebaliknya akan dikatakan gagal bila mengalami kekalahan dalam pertandingan. Sedangkan faktor internal pemain yang disoroti adalah penguasaan teknik sepakbola, salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi sepakbola adalah penguasan teknik dasar sepakbola oleh pemain (Djawad, 1981:1).

(15)

menendang bola dengan baik tidak akan menjadi pemain yang baik. Kesebelasan yang baik adalah kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat goal kedalam gawang lawan” (Sukatamsi, 1984:44).

Tendangan dalam sepakbola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki. Pada dasarnya tendangan dalam sepakbola ada dua macam, yaitu tendangan lambung dan tendangan pendek, pada tendangan pendek ada keterbatasan dalam melakukannya sedangkan untuk mendapatkan tendangan agar menjadi lebih keras dan jauh sangat dibutuhkan kekuatan disamping ketepatan dan timing.

Teknik menendang bola banyak macam, cara dan pengunaannya. Bila ingin mencapai jarak lambungan yang jauh dan tepat sebaiknya menggunakan kura-kura bagian dalam.

Tendangan lambung merupakan jenis tendangan yang sering terlihat dalam permainan sepakbola. Tendangan lambung adalah tendangan bola yang tinggi dan jauh disertai dengan ketepatan kepada seseorang dalam suatu tim. Tendangan lambung ini dapat dilakukan oleh setiap pemain sepakbola di segala posisi, dari penyerang, pemain tengah, maupun belakang, bahkan penjaga gawang sering melakukan tendangan lambung tersebut.

(16)

menendang bola diperlukan frekuensi gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin sehingga menjadi terampil, selanjutnya ketrampilan yang dilatih akan menjadikan gerakan otomatis.

Untuk memiliki ketepatan menendang bola bukanlah pekerjaan yang mudah, upaya awal dari ketrampilan ialah menumbuhkan kepercayaan diri bahwa setiap pemain mampu melakukan dengan baik sehingga timbul keinginan yang kuat, dan mau berlatih dengan tekun.

Untuk menendang bola yang baik, pemain harus tahu menempatkan kaki tumpu dengan tepat. Tentu saja ujung kaki menghadap ke arah bola, pergelangan kaki penendang diangkat sedikit sehingga bebas untuk dipakai ke segala arah, lutut tempat bertumpu sedikit dibengkokkan, agar badan jangan kaku. Dengan mengerahkan seluruh tenaga, kita mengayunkan kaki menendang bola (Chusairi, 1989:28).

Kegunaan atau fungsi dari tendangan adalah untuk memberikan operan bola kepada teman, untuk menembak bola ke gawang, untuk menghalau bola yang datang kearah gawang, untuk melakukan tendangan hukuman. Dan atas dasar tinggi rendahnya bola adalah tendangan bola rendah, melambung sedang dan melambung tinggi (Sukatamsi, 1984:48).

(17)

sebagai pemenang dalam pertandingan. Ini berarti bahwa latihan menendang bola menjadi salah satu latihan inti dalam program sepakbola.

Latihan-latihan dalam masa persiapan awal para pemain biasanya belum berada dalam teknik dasar yang baik, oleh karena belum memiliki teknik dasar yang baik, maka dengan sendirinya mereka belum bisa dilatih secara intensif dan untuk waktu yang lama, maka para pemain dalam persiapan awal harus dipersiapkan tekniknya untuk menghadapi latihan-latihan dalam masa-masa latihan berikutnya. Latihan ini dapat mencapai hasil yang positif dan efektif dan hasil tersebut dapat bermanfaat dalam musim latihan berikutnya.

Terdapat banyak jenis program latihan teknik menendang bola yang diterapkan pada pemain sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya untuk meningkatkan teknik menendang lambung seperti latihan menendangan lambung berpasangan dengan jarak yang berbeda dan dengan sasaran teman yang berbeda. Untuk sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya latihan dilaksanakan setiap hari rabu, jumat, minggu. Menendang bola dapat dilatih melalui hal-hal yang dapat kita laksanakan sehari-hari dengan mudah, seperti menendang bola dengan bantuan tembok dengan jarak yang bisa diseusaikan.

(18)

latar belakang diatas, didapatkan informasi tentang teknik pemain sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

Untuk meningkatkan ketrampilan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam, peneliti tertarik untuk meneliti ketepatan tendangan lambung dengan kura-kura bagian dalam, yang menurut (Sukatamsi, 1984:119) bahwa bentuk-bentuk latihan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: 1) Latihan menendang bola pada tembok dan dinding yang diberi tanda sasaran. Pemain berdiri dengan jarak 8 sampai 17 meter di depan tembok, 2) Dua orang pemain saling berhadap-hadapan, ditengah-tengahnya terdapat gawang, jarak masing-masing pemain dengan gawang 17 meter, 3) Dua pemain saling berhadap-hadapan dengan jarak 20 meter.

Latihan menendang bola menggunakan urut seperti pendapat yang dikatakan oleh (Chusairi, 1989:53) bahwa mengarahkan bola dengan cermat dapat dilakukan dengan membuat tanda atau bujur sangkar 4 x 4 meter untuk dijadikan sasaran tendangan. Tendanglah kearah sasaran ini berulang-ulang setelah ketrampilan bertambah baru melakukan ke sasaran lain.

Sedangkan latihan menendang bola sasaran variasi (komando) seperti (Pendapat Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia, 1993:22) bahwa supaya dapat menendang bola dengan tepat perlu dikembangkan dan diimbuhkan setiap latihan menendang bola harus menggunakan sasaran berubah.

(19)

bola ke sasaran yang berbeda setelah ulangan menendang bola sudah memenuhi ketentuan aturan. Sedangkan untuk sasaran berubah variasi (komando) adalah melakukan menendang bola kearah sasaran berbeda tidak menunggu sampai selesai pengulangan menendang bola sudah memenuhi aturan, melainkan pada saat itu juga menendang bola ke arah sasaran sesuai instruksi pelatih.

(20)

umur 13-14 tahun berjumlah 29 siswa, dan kelompok umur 15-16 tahun berjumlah 44 siswa. Jadi siswa yg masih aktif dari kelompok umur 10-16 tahun sebanyak 107 siswa. (SSB) Camar Mas Jaya termasuk SSB yang sudah dikenal di Kabupaten Semarang, sebagai bukti dalam turnament dan uji coba yang melibatkan banyak tim, (SSB) Camar Mas Jaya selalu menjadi tamu undangan. Prestasi yang pernah diraih antara lain tidak begitu buruk, pernah mencapai tahap semifinal Danon Cup (SSB) Se-Jawa Tengah pada tahun 2000.

Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah sisawa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya, karena jumlah siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya yang cukup banyak sehingga memenuhi syarat untuk digunakan sampel dalam penelitian ini

Adapun alasan penulis tertarik (SSB) Camar Mas Jaya adalah 1) Sebagai pembinaan usia dini pemain sepakbola ke jenjang sepakbola yang lebih senior. 2) Dengan sekolah sepakbola (SSB) bakat anak usia dini dapat dikembangkan teknik dasar sepakbola khususnya tendangan lambung.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai tendangan lambung pada permainan sepakbola dengan judul : Perbedaan latihan tendangan lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

(21)

dengan variasi banyak permasalahan yang muncul, tetapi peneliti hanya akan meneliti masalah latihan tendangan lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola, 3) Latihan menendang lambung ini sering dilakukan pada waktu latihan siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya tapi belum pernah dilakukan penelitian tentang perbedaan menendang lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB).

1.2 Perumusan Masalah

Dalam mempertinggi kecakapan bermain sepakbola, maka teknik dasar harus dikuasai terlebih dahulu. Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang menetukan kemenangan sebuah kesebelasan. Salah satu teknik dasar itu adalah menendang bola, oleh karena itu menendang bola termasuk unsur teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola.

Adapun permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apakah ada perbedaan yang berarti antara tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang bola lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya?

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah memperoleh gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang menggunakannya.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti antara latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

1.3.2 Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

1.4 Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan, maka perlu diadakan penegasan istilah dari judul penelitian ini meliputi:

1.4.1 Perbedaan

(23)

baik dari cara latihan, yaitu latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam permainan sepakbola. 1.4.2 Latihan

Latihan berasal dari kata berlatih, pelatihan pendidikan untuk memperoleh kemahiran dan kecakapan (KBBI, 2005 : 643). Pengertian latihan dalam penelitian ini adalah suatu bentuk perlakuan terhadap anak coba dengan menendang bola antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang bola.

1.4.3 Tendangan lambung

Berasal dari kata tendang yang berarti menyepak (KBBI, 2005 : 1171). Dalam penelitian ini menendang lambung adalah menendang bola yang tinggi dan jauh serta tepat dengan kura-kura kaki bagian dalam.

1.4.4 Sasaran

Sasaran artinya tempat berlatih, gelanggang (KBBI, 2005 : 1001). Yang dimaksud sasaran dalam penelitian ini adalah tempat berlatih tendangan yang dilakukan dengan sasaran urut dan variasi (komando).

1.4.5 Urut

(24)

1.4.6 Variasi

Variasi adalah tindakan, keadaan atau hasil perubahan dari keadaan semula (KBBI, 2005 : 1259). Yang dimaksud variasi dalam penelitian ini adalah siswa menendang bola ke arah sasaran bujur sangkar 4 x 4 meter dengan variasi 1,2,3,4;2,3,4,1;4,2,3,1 dan sebagainya.

1.4.7 Komando

Artinya aba-aba, perintah (KBBI, 2005 : 582). Pada penelitian ini aba-aba, perintah melakukan tendangan secara acak sesuai instruksi pelatih, yaitu 1,2,3,4;2,3,4,1;4,2,3,1 dan sebagainya.

1.4.8 Ketepatan

Artinya adalah kepandaian atau kemahiran untuk mengarahkan pada sasaran (KBBI, 2005 : 1178). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketepatan menendang kearah sasaran bujur sangkar 4 x 4 meter.

1.4.9 Menendang bola

Menendang bola adalah menyepak bola (KBBI, 2005 : 1171).

Menendang bola merupakan teknik dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola (Sukatamsi, 1984: 44).

1.4.10 Siswa SSB Camar Mas Jaya

(25)

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap hasil penelitian dapat disumbangkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi terutama bagi disiplin ilmu yang dijadikan obyek dan variabel penelitian tersebut.

Kegunaan penelitian ini adalah:

1.5.1 Dengan mengetahui hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis berharap semoga hasil tersebut dapat memberi sumbangan positif bagi guru olahraga dan Pembina sepakbola dalam membina anak latih menggunakan latihan yang tepat.

1.5.2 Dengan dikemukakannya hasil latihan dan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut

(26)

13

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Metode Latihan

Metode diartikan cara memberikan latihan dengan perencanaan yang telah disusun secara sistematis (teratur), agar pelatih dan anak didik mudah dalam melakukannya, artinya penyajian bahan latihan diberikan secara metodis, dimulai dari yang sederhana (mudah) kemudian meningkat pada kompleks (sukar) (Sukatamsi, 1984 : 26)

Permulaan latihan mengutamakan dasar-dasar bermain sepakbola, yaitu teknik dasar bermain dan ketrampilan bermain sepakbola. Baru kemudian dilatih dengan perinsip bermain, taktik serta tujuan peningkatan prestasi.

(27)

latihan. Didalam melatih sudah diprogramkan adanya pembebanan atau intensitas (Sukatamsi, 1984 : 26).

2.1.2 Perinsip Dasar Latihan

Latihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan (KBBI, 2005 : 643). Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya (Harsono, 1988 : 101).

Untuk menghasilkan tendangan lambung dengan tepat pada teman satu tim selain diperlukan latihan yang berulang-ulang juga harus memperhatikan bentuk-bentuk latihan yang sesuai. Perinsip dasar latihan harus dipahami oleh pelatih dan pemain, karena itu program latihan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan dan prestasi setiap pemain.

2.1.3 Jenis Serabut Otot Yang Digunakan Dalam Unjuk Kerja

Jenis serabut otot yang mengerakan anggota tubuh dikelompokan menjadi dua golongan besar, yaitu serabut otot cepat (fast twitch fibres = FT fibres) dan serabut otot lambat (slow twitch fibres = ST fibres). Kedua jenis otot tersebut berbeda dalam kecepatan kontraksi (Mc. Ardel, et.ALL.,1981 : 243-247; Lamb, 1984: 185).

(28)

untuk bekerja secara anaerobik disebut tipe II atau serabut otot putih atau serabut otot cepat. Pembagian jenis serabut otot menjadi beberapa macam tipe berdasarkan pada karakteristik metabolikdan kecepatan kontraksi (Mc. Ardel, et.ALL.,1981 : 243-247).

Serabut otot tipe I mempunyai lebih banyak mithokondria dengan enzim-enzim yang diperlukan untuk memecah lemak dan karbrohidrat secara sempurna menjadi karbondioksida (C2O) dan air (H2O). Penyediaan energi melalui proses

atau metabolisme aerobik berlangsung lama dan tidak cepat menimbulkan kelelahan. Serabut otot I juga banyak mengandung mioglobin, sehingga disebut juga otot merah (Guyton, 1986 : 180).

Serabut otot cepat (tipe II) mempunyai jumlah reticulum sarkoplasma lebih banyank dibandingkan dengan serabut otot lambat (tipe I). keadaan tersebut menyebabkan proses pelepasan (re-uptake) ion kalsium berlangsung dengan cepat sehingga proses kontraksi yang dihasilkan dapat berlangsung secara cepat. Dalam serabut otot cepat proses penyedian energi berlangsung melalui metabolisme anaerobik. Kapasitas anaerobik jumlahnya terbatas atau sedikit, sehingga akan cepat habis dan menimbulkan kelelahan. Serabut otot putih memiliki ciri utama yaitu cepat dalam menjawab rangsangan dan puncak kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari otot merah (Fox, 1983 : 97). (Soekarman, 1987 : 29) membedakan sifat kedua jenis otot tersebut seperti terlihat dalam table 1.

(29)

Namun jika otot merah dilatih maka efek atau pengaruh dari latihan yang diberikan tidak banyak berpengaruh pada serabut otot putih, sebaliknya latihan tersebut ditunjukan pada serabut otot putih maka serabut otot merah ikut terlatih (Fox, 1983 : 97).

Table 1: Perbandingan Sifat Otot Lambat Dan Otot Cepat

Sifat Otot Lambat Otot Cepat

Kadar myoglobin Cadangan lemak Cadangan glikogen Kepadatan mithokondria Enzim oksidasi Jumlah kapilaria Jaringan PC Enzim glikatison Kepayahan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi (Soekarman, 1987 : 29)

Memahami tentang jenis dan sifat serabut otot yang digunakan dalam aktivitas daya ledak, maka dapat di jelaskan bahwa jenis serabut otot yang digunakan untuk kerja daya ledak adalah serabut otot cepat (tipe II), karena jenis serabut otot cepat (tipe II) ini dapat menampilkan kontraksi otot dengan cepat dan kuat.

2.1.4 Sistem Energi Utama Dalam Unjuk Kerja

(30)

kehidupan berasal dari matahari. Melalui proses fotosintesi yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, energi matahari tersebut di ubah menjadi energi kimia. Energi yang dihasilkan tumbuhan terutama berbentuk glukosa, selulosa, protein dan lemak. Untuk mendapatkan energi tersebut, manusia makan tumbuh-tumbuhan dan hewan (Soekarman, 1987 : 12).

Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan makanan tidak dapat digunakan secara langsung untuk kontraksi otot, tetapi terlebih dahulu energi ini membentuk senyawa kimia berenergi tinggi yaitu Adenosin triphosphate (ATP). Selanjutnya ATP yang terbentuk diangkut oleh darah keseluruh bagian sel yang memperlukan energi (Fox, 1983 : 97).

Otot merupakan salah satualat tubuh yang menggunakan ATP sebagai sumber energi dalam melakukan kontraksi, sehingga menimbulkan gerakan-gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4-6 mili mol/kg berat badan. ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik, sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan pembentukan ATP kembali (resintesis ATP).

(31)

juga tergantung pada sistem penyediaan energi anaerobik. Adapun penyediaan energi secara anaerobik meliputi sistem ATP-PC (phosphagen System) dan sistem glikolisis anaerobik (Lactid Acid System). Karena PC merupakan senyawa yang mengandung fosfat dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka sistem ini disebut juga sistem fosfagen.

Reaksi pemecahan ATP-PC berlangsung secara cepat dalam terjadi di dalam sel. Pada saat ATP digunakan, maka PC akan segera terurai dan membebaskan energi, sehingga terjadi resintesis ATP. ATP dipecah pada saat kontraksi otot berlangsung, kemudian dibentuk kembali dari Adenosin Diphosphate dan pirufat (ADP + Pi) oleh adanya energi berasal dari simpanan PC. Penyediaan energi dengan sistem tersebut hanya dapat dipergunakan atau dipakai 3-8 detik (Soekarman, 1987 : 11). Adapun persamaan reaksi peristiwa sistem ATP-PC adalah sebagai berikut :

PC Pi + C + Energi

Energi + ADP + Pi ATP (Fox, 1983 : 15)

Lebih lanjut (Fox, 1983 :185) menyatakan kebaikan dari sistem ATP-PC adalah : 1) tidak tergantung pada reaksi kimia yang panjang, 2) tidak membutuhkan oksigen dan 3) ATP-PC tertimbun dalam mekanisme kontraksi otot.

(32)

memerlukan 12 macam reaksi yang berlangsung secara berurutan, sehingga pembentukan energi berlangsung lebih lambat.

Proses pembentukan glikolsis anaerobik terjadi setelah cadangan ATP yang telah dipakai selama 3-8 detik habis dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh sistem phosphagen. ATP dapat dibentuk kembali melalui pemecahan glikogen tanpa oksigen dengan sistem glikolsis (asam laktat). Adapun ciri dari glikolsis anaerobik adalah : 1) terbentuknya asam laktat, 2) tidak membutuhkan oksigen, 3) hanya menggunakan karbrohidrat, dan 4) memberikan energi untuk resintesis beberapa molekul ATP.

Aktivitas yabg memerlukan kecepatan, pertama-tama akan menggunakan sistem ATP-PC kemudian sistem glikolisis anaerobik. Sistem glikolisis anaerobik sangat penting dalam olahraga karena dapat memberikan atau menyediakan kembali (resintesis) ATP dengan cepat. Untuk aktivitas yang berlangsung 1-3 menit, energi yang digunakan terutama dari proses glikolsis anaerobik (Soekarman, 1987 : 8).

2.1.5 Program Latihan

Menurut (Russel R. Pate, 1993 : 326) dijelaskan bahwa dalam penyusunan program latihan harus menentukan cara, frekuensi, lama, waktu dan intensitas latihan.

2.1.5.1 Cara Latihan

(33)

disesuaikan dengan cabang olahraganya. Seperti dalam penelitian ini yang diteliti adalah perbedaan menendang lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola.

2.1.5.2 Frekuensi Latihan

Frekuensi latihan adalah jumlah ulangan latihan yang dilakukan dalam jangka satu minggu. Mengenai masalah frekuensi latihan tiap minggunya, program dari Lorme dan Watkin adalah 4 kali per minggu untuk menjalankan program latihan.Sedangkan menurut (M. Sajoto, 1995 : 35) ditegaskan bahwa para pelatih setuju untuk menjalankan program latihan tiga kali perminggu agar tidak terjadi kelelahan.Namun demikian disarankan agar dalam menentukan frekuensi latihan, benar-benar memperhatikan batas kemampuan seorang tersebut, karena bagaimanapun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya apabila frekuensi latihan diberikan berlebihan akibatnya bukan percepatan kenaikan kapasitas endurancenya yang dicapai tetapi dapat mengakibatkan sakit yang berkepanjangan (M. Sajoto, 1995: 138).Dari pernyataan-pernyataan tersebut frekuensi yang digunakan adalah tiga kali dalam seminggu.

2.1.5.3 Lama Latihan

(34)

2.1.5.4 Waktu Dan Volume Latihan

Yang dimaksud waktu latihan adalah lama suatu latihan yang dialakukan oleh seorang atlet setiap kali latihan.

Volume latihan adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pembebanan latihan di dalam satu session. Volume latihan yang disusun harus berisikan tiga pokok kegiatan yaitu : 1) Latihan dasar, 2) Latihan untuk meningkatkan bentuk-bentuk motor skills (teknik), 3) Latihan kemampuan fisik yang menjurus kearah spesialisasi.

Aktivitas volume latihan dan aktivitas intensitas latihan, selalu berlawanan. Bila volume latihan dinaikkan, maka kualitas atau intensitas latihan kualitas atau volume latihannya harus diturunkan.

2.1.5.5 Intensitas Latihan

(35)

puas akan pelajaran atau latihan yang diberikan sehingga dengan demikian hari latihan berikutnya dinantikan dengan penuh harapan.

Apabila waktu latihan berlangsung terlalu lama dan terlalu melelahkan, berbahaya karena pemain akan memandang setiap latiahan suatu siksaan. Habis latihan, puas hubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan latihan tadi. Hari-hari latihan berikutnya, dilihat dengan perasaan enggan dan jenuh. Dan kalau hal ini terjadi, sebagai pelatih sebenarnya telah gagal dalam memberikan rangsangan kepada pemain dalam menumbuhkan keinginannya untuk berlatih. Oleh karena itu, belum tentu seorang pemain pergi ke lapangan disebabkan oleh karena dia malas.

2.1.5.6 Set Dan Repetisi

Repetisi adalah jumlah ulangan yang dilakukan pada waktu menendang bola, sedangkan Set merupakan rangkaian kegiatan dari suatu repetisi.

2.1.6 Tinjauan Dasar Permaianan Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu masing-masing regu terdiri dari 11 pemain dan salah satunya berfungsi sebagai penjaga gawang. Seluruh pemain sepakbola bermain menggunakan kaki, kepala dan bahu kecuali penjaga gawang.

(36)

menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan mungkin menjadi pemain yang baik. Menendang merupakan teknik dasar yang penting, karna hampir setiap kesebelasan selalu mendapatkan kemenangan dengan tendangan yang tepat kearah gawang lawan. Untuk mendapatkan tendangan agar menjadi keras dan jauh sangat di butuhkan kekuatan disamping ketepatan dan timing. Untuk mendapatkan kemenangan diperlukan tendangan yang keras kea rah gawang. Tendangan tersebut dapat dilakukan dengan cara bola didrible terlebih dahulu atau lebih dikenal dengan istilah shotting, tetapi kemenangan juga bisa berasal dari bola mati atau kick king. Misalnya free kick atau finalty kick.

Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan dimana semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, cepat, cermat dan tepat pada sasaran. Sasaran teman maupun gawang lawan. Untuk dapat bermain dengan cepat, pemain harus menguasai semua gerakan bagian dari teknik dasar dan dapat memainkan bola dalam segala situasi dan posisi. Pada waktu dapat bola segera dapat menjemput bola, dan ketika menerima bola segera dikontrol, setelah itu sentuhan bola segera diberikan kepada teman atau segera ditembak ke gawang.

(37)

oleh teman. Cermat berarti juga kesanggupan seseorang pemain mengontrol bola pada tempat yang sempit dan kesanggupan mengontrol bola hanya dengan sentuhan yang cepat untuk dapat dikuasai seperti yang dikehendaki.

Untuk meningkatkan teknik menendang bola yang baik dengan cepat, cermat dan tepat pada sasaran, diperlukan latihan yang berulang-ulang disamping pembinaan pemain sejak usia dini (anak-anak). Dewasa ini di Indonesia sudah banyak berdiri perkumpulan sepakbola yang khusus membina atau melatih usia dini, atau yang lebih dikenal dengan nama sekolah sepakbola (SSB). Dari anak-anak inilah dilatih cara menendang bola yang benar, cara kontrol bola, passing bola, heading bola dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan kualitas hasil latihan setiap tahun selalu di adakan kompetisi antar kelompok umur.

Tujuan dari sekolah itu sendiri adalah memberika pengetahuan latihan teknik dasar bermain sepakbola dengan baik dan benar. Dan dari siswa sekolah inilah diharapkan muncul pemain-pemain berbakat dengan teknik yang baik, sehingga setelah senior menjadi pemain yang hebat dan dapat mengangkat prestasi sepakbola nasional.

2.1.7 Prinsip Teknik Menendang Bola

2.1.7.1 Kaki Tumpu

(38)

tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut di luruskan. Gerakan ini dari lutut ditekuk kemudian di luruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan (Sukatamsi, 1984 : 45-46).

2.1.7.2 Kaki Yang Menendang

Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. pergelangan kaki yang menendang bola dikuatkan atau ditegakkan, tidak boleh bergerak. Tungkai kaki yang menendang di angkat kebelakang kemudian di teruskan dengan gerakan lanjutan ke depan dan seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi (Sukatamsi, 1984 : 46).

2.1.7.3 Bagian Bola Yang Ditendang

Bagian bola yang ditendang akan menentukan arah dan jalannya bola disamping itu akan menentukan tinggi rendangnya lambungan bola yang meliputi: 1) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai lutut maka perkenaan kaki di bagian atas bola, 2) Tendangan bola melambung sedang yaitu bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala maka perkenaan kaki tepat di bagian tengah bola, 3) Tendangan bola melambung tinggi yaitu bola melambung paling rendah setinggi kepala, maka perkenaan kaki di bagian bawah bola.

2.1.7.4 Sikap Badan

(39)

Posisi kaki berada disamping belakang bola badan di atas belakang, maka hasil tendangan bola melambung tinggi (Sukatamsi, 1984 : 46).

2.1.7.5 Pandangan Mata

Pandangan mata terutama mengamati situasi atau keadaan permainan, akan tetapi pada saat akan menendang bola, mata harus melihat pada bola dan kearah mana bola akan di tendang (Sukatamsi, 1984 : 46).

2.1.8 Tendangan Dalam Sepakbola

Tendangan dalam sepakbola merupakan usaha untuk memindahkan bola dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelindingmaupun melayang di udara. Dalam penelitian ini bola dalam keadaan diam. Perinsip menendang bola dalam keadaan diam dalam penelitian ini adalah bola ditempatkan pada satu titik dan ditendang dengan menggunakan kura-kura kaki bagian dalam.

2.1.8.1 Macam-macam Tendangan Menurut Perkenaan Kaki

Menurut perkenaan kaki, tendangan dalam sepakbola dapat dibedakan menjadi beberapa macam : 1) Dengan kaki bagian dalam, 2) Dengan kura-kura kaki bagian dalam, 3) Dengan kura-kura kaki penuh, 4) Dengan ujung jari, 5) Dengan kura-kura kaki bagian luar, 6) Dengan tumit (Sukatamsi, 1984 : 47).

(40)
[image:40.595.135.485.110.267.2]

Gambar 1.

Perkenaan Kaki Tendang Yang Telah Dimodifikasi. (Sukatamsi, 1984 : 47)

Dengan demikian bagian manapun dari kaki dapat dipergunakan untuk menendang bola, disesuaikan dengan tujuan dari menendang bola.

2.1.8.2 Macam-macam Tendangan Menurut Kegunaan Atau Fungsi

Menurut kegunaan atau fungsi, tendangan dalam sepakbola ada beberapa macam yaitu : 1) Untuk memberi bola kepada teman, 2) Untuk menembak bola kearah gawang, 3) Untuk membersihkan atau menyapu bola dari daerah pertahanan, 4) Untuk melaksanakan bermacam-macam tendangan khusus yaitu untuk tendangan bebas, untuk tendangan sudut, tendangan hukuman penalti. 2.1.8.3 Macam-macam Tendangan Menurut Tinggi Rendahnya Bola

(41)

Dari macam-macam tendangan di atas, maka penulis tertarik dengan tendangan yang menggunakan kura-kura kaki bagian dalam.

2.1.9 Tendangan Lambung Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam

Untuk menendang bola melambung dengan hasil yang jauh dengan tepat dan keras di samping membutuhkan kekuatan dan timing juga memerlukan penguasaan teknik menendang bola yang baik.

Perlu diperhatikan pula bahwa teknik-teknik tertentu dapat memberikan hasil yang diharapkan. Sedangkan untuk menghasilkan tendangan melambung dengan tepat pada kawan satu tim, akan lebih tepat bila menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Adapun teknik melakukan tendangan dengan kura-kura kaki bagian dalam dapat di jelaskan sebagai berikut:

2.1.9.1 Letak Kaki Tumpu

Kaki tumpu diletakan dibelakang samping bola 25-30 cm. arah kaki tumpu membuat sudut 40 derajat dengan garis lurus bola (garis di belakang bola).

2.1.9.2 Kaki Yang Menendang Bola

Kaki yang menendang diangkat kebelakang, kemudian diayunkan ke depan kearah sasaran. Hingga kura-kura kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah di bawah bola. gerakan kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak lanjutan kedepan).

2.1.9.3 Sikap Badan

(42)

samping belakang bola, sikap badan condong ke belakang. Kedua tangan terbuka untuk menjaga keseimbangan.

2.1.9.4 Pandangan Mata

Pada waktu menendang bola, sebelum dan pada saat perkenaan kaki dengan bola arah pandangan berturut-turut pada arah sasaran, bola, kemudian laju bola pada saat gerakan lanjutan (follow through).

2.1.9.5 Bagian Bola Yang Ditendang

[image:42.595.141.485.391.577.2]

Tepat ditengah-tengah bawah bola, maka bola akan melambung tinggi (Sukatamsi, 1984 : 118).Sedangkan teknik menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam dapat digambar sebagai berikut:

Gambar 2.

Tendangan Kura-kura kaki Bagian Dalam Yang Telah Dimodifikasi. (Sukatamsi. 1984 : 47)

Keterangan :

1. Kaki tendang mengayun ke belakang.

2. Kaki kura-kura bagian dalam tepat mengenai bagian tengah-tengah bola 3. Gerakan lanjutan kaki yang menendang bola.

2

(43)
[image:43.595.124.493.207.448.2]

Teknik pelaksanaan ditendang dengan kura-kura kaki bagian dalam adalah sebagi berikut : kaki tumpu diletakan disamping belakang bola, kemudian lutut sedikit dibengkokkan. Kaki tendang diayun dari belakang. Tangan direntangkan untuk keseimbangan. Pandangan mata pada bola dan gerak lanjutan (Follow Strough) dari kaki tendang (Remmy Mochtar, 1992 : 12).

Gambar 3.

Teknik Tendangan Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam (Sukatamsi, 1984 : 118-119 )

2.1.10 Kegunaan Menendang Lambung Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam

Menurut kegunaan menendang lambung dengan kura-kura kaki bagian dalam sepakbola ada beberapa macam yaitu :

2.1.10.1 Untuk memberikan bola jarak pendek melambung. 2.1.10.2 Untuk memberikan bola jarak jauh melambung. 2.1.10.3 Untuk memberikan bola bawah (rendah). 2.1.10.4 Untuk memasukan bola tepat ke mulut gawang. 2.1.10.5 Untuk tendangan melengkung (spint).

(44)

2.1.10.6 Untuk dikombinasikan untuk gerakan lain. (Sukatamsi, 1984 : 118).

2.1.11 Tendangan Lambung Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam Dengan Sasaran Urut Dan Variasi (Komando)

[image:44.595.151.471.500.697.2]

Setelah mengetahui prinsip-prinsip menendang bola dan macam tendangan serta kegunaannya, maka penulis tertarik pada salah satu tendangan adalah dengan kura kaki bagian dalam. Bentuk lain ketepatan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam dapat memilih bentuk-bentuk latihan pada tembok (dinding) atau sasaran bujur sangkar 4 x 4 meter. Salah satu bentuk latihan adalah sebagai berikut: 1) Bola dalam keadaan diam, 2) Sikap berdiri 3-5 langkah di belakang bola, 4) Menendang bola kearah sasaran, 5) Latihan untuk kelompok kontrol dengan urut (1,2,3,4), 6) Latihan untuk kelompok eksperimen dengan komando ke sasaran secara acak (4,3,2,1)(2,3,4,1)(1,2,3,4) dan seterusnya.

Gambar 4.

(45)

Latihan tersebut untuk melatih ketepatan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam kearah sasaran berjarak 18-20 meter untuk kelompok umur 14-18 tahun dengan dilandasi teori sebagai berikut: 1) Ciri-ciri latihan ketepatan : 1) Harus ada sasaran sebagai target, 2) Kecermatan atau ketelitian dalam melakukan, 3) Adanya suatu penelitian dalam latihan target, 4) Waktunya tertentu sesuai dengan peraturan (Suharno HP, 1986 : 58); 2) Merespon terhadap lebih dari satu rangsang atau rangsang rumit serta berubah-ubah lebih memerlukan konsentrasi dari pada rangsang tunggal; 3) Kemampuan berkonsentrasi sangat penting dalam pelaksanaan ketrampilan memerlukan keseriusan, kecermatan dan pengerahan daya yang dimiliki.

Perhatian pada dasarnya merupakan kesiapan menerima informasi atau kesiapan untuk berbuat sesuatu agar perhatian bisa dioptimalkan. Sebelum menyampaikan informasi atau komando untuk berbuat sesuatu, perlu aba-aba atau komando, agar anak lebih siap untuk berbuat sesuatu atau tendangan kearah sasaran. Komando atau perintah pada latihan untuk kelompok eksperimen adalah perintah menendang bola kearah sasaran secara acak (4,2,3,1) (2,3,4,1) (1,2,3,4) dan sesuai dengan intruksi pelatih sehingga merupakan stimulus yang mendadak untuk mendapatkan respon dengan cepat.

(46)

Untuk lebih meningkatkan ketepatan tendangan lambung dengan sasaran urut dan variasi (komando), maka perlu memperhatikan latihan ketepatan sebagai berikut: 1) Frekuensi latihan atau gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin agar menjadi otomatis, 2) Jarak sasaran dari dekat ke makin jauh, 3) Gerakan dari lambat ke cepat, 4) Setiap gerakan harus ada kecermatan/ketelitian, 5) Sering diadakan pertandingan sebagai penilaian.(Suharno HP, 1986 : 58).

2.1.12 Kelebihan Dan Kelemahan Tendangan Lambung Dengan Sasaran Urut Dan Variasi (Komando)

2.1.12.1 Kelebihan Tendangan Lambung Dengan Sasaran Urut

Adapun kelebihan tendangan lambung dengan sasaran urut adalah: 1) Stimulus di mengerti atau di terima lebih dahulu sehingga perseptual terhadap stimulus lebih cepat, 2) Sasaran secara urut, sehingga mudah mengarahkan ke sasaran karena ada presepsi lebih awal, 3) Tidak dibatasi waktu konsentrasi cukup, sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil (Suharno HP, 1985 : 371). 2.1.12.2 Kelemahan Tendangan Lambung Dengan Sasaran Urut

(47)

2.1.12.3 Kelebihan Tendangan Lambung Dengan Sasaran Variasi (Komando) Adapun kelebihan tendangan lambung dengan sasaran variasi (komando) adalah:1) Stimulus perintah yang mendadak, melatih proses preseptual gerakan rumit dengan cepat, 2) Sasaran tidak urut atau acak melatih konsentrasi, 3) Ada komando, menyiapkan konsentrasi anak untuk berbuat sesuai perintah, 4) Segera setelah ada komando, cepat memahami perintah atau stimulus dan merespon (Suharno HP, 1985 : 372).

2.1.12.4 Kelemahan Tendangan Lambung Dengan Sasaran Variasi (Komando) Adapun kelemahan tendangan lambung dengan sasaran variasi (komando) adalah: 1) Satu macam kegiatan yang dilakukan berulang-ulang akan mengakibatkan jemu dan menurunya tingkat perhatian selama mengikuti latihan, 2) Sasaran tidak urut (acak) akan menyulitkan anak dalam mengarahkan ke bidang sasaran.

2.2 Hipotesis

(48)
(49)

36

Metodelogi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan obyek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Salah satu tugas penting dalam penelitian ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab-akibat itu.

Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metodelogi penelitian. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodelogi penelitiannya. Metodelogi penelitian sebagai mana kita kenal sekarang memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian dapat mencapai karya ilmiah yang setinggi-tingginya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, yaitu dengan sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya (Suharsimi Arikunto, 2010 : 9). Salah satu tugas yang penting dalam suatu research ilmiah adalah penetapan ada atau tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan hukum-hukum tentang sebab akibat tersebut. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang tepat untuk menyelidiki sebab akibat itu (Suharsimi Arikunto, 2010 : 9).

(50)

penggunaan metode eksperimen adala kegiatan uji coba yang diawali dengan latihan atau perlakuan terhadap subyek. Menurut (Sutrisno Hadi, 2004 : 484) eksperimen yang menggunakan pola M-S pada perinsipnya ada tiga cara, yaitu nominal pairing, ordinal pairing, combinasi nominal. Dalam penelitian ini matching dilakukan terhadap subyek demi subyek ke dalam kelompok berdasarkan pada hasil tes awal yang telah diseimbangkan guna mendapatkan sampel yang setara tingkat kemampuanya, dengan cara ordinal pairing dengan rumus a-b-b-a berdasarkan pada kriterium ordinal. Dalam penelitian ini yang menjadi kriterium ordinalnya adalah kemampuan setingkat yang dipasang-pasangkan, kemudian kemudian anggota tiap pasang di pisah yang satu ke kelompok eksperimen I dan yang satu ke kelompok eksperimen II sehingga kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang hampir seimbang dan bahkan sama sebelum diberikan latihan atau perlakuan.Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodelogi penelitian sebagai berikut:

3.1 Populasi

(51)

tahun berjumlah 29 siswa, dan kelompok umur 15-16 tahun berjumlah 44 siswa. Jadi siswa yg masih aktif dari kelompok umur 10-16 tahun sebanyak 107 siswa.

3.2 Sampel Dan Teknik Sampel

Menurut (Sutrisno Hadi, 2004 : 182) sampel adalah sebagian dari populasi. Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto, 2010 : 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil atau sebagian populasi yang yang hendak diselidiki dan mempunyai satu sifat yang sama.Teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah pemain SSB Camar Mas Jaya kelompok umur 14 - 16 tahundengan jumlah sampel sebanyak 28 pemain.

3.3 Variabel

Variabel adalah aspek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto, 2010 : 159). Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:

3.3.1 Variabel Bebas

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel.Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah:

(52)

3.3.2 Variabel Terikat

Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel bergantung, variabel terkait atau dependent variabel.Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah ketepatan tendangan lambung dalam sepakbola.

3.4 Instrument

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes ketepatan tendangan lambung (Sukatamsi, 1984 : 255). Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan rumus rxy = 0,90 yang termasuk dalam acuan normal tinggi, seperti dalam lampiran 9 tabel 13.

Bahwa suatu alat ukur dikatakan reliabel (terkendalakan), bila alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya (S. Sukardjo, 1992 : 21). Jika alat ukurnya terkendala maka pengukuran yang dilaksanakan berkali-kali dengan menggunakan alat ukur yang baik harus tinggi derajat reliabilitasnya. Instrument tes memiliki validitas logis. Dalam buku dasar-dasar penelitian disebutkan bahwa suatu instrument dikatakan logis, bila instrument itu disususn dengan usaha yang cermat melalui cara dan isi yang benar, sehingga menurut logika akan di capai tingkat yang dikehendaki.

(53)

adalah merupakan alat atau instrument untuk melakukan penelitian dalam olahraga sepakbola.

Dalam penelitian ini digunakan instrument tes ketepatan tendangan lambung dengan kura-kura kaki bagian dalam. Tes ketepatan tendangan lambung dengan kura-kura bagian dalam dapat diuraikan sebagi berikut:

Siswa melakukan tendangan lambung ke dalam lapangan tes dari bola yang berada di garis tepi.Untuk mengetahui hasil tendangan di mulai dari batas bola ditendang dengan jarak 20 meter dari bujur sangkar 4 x 4 meter. Dalam tes ketepatan tendangan lambung ini siswa diberikan kesempatan sepuluh kali kaki kanan. Setiap tendangan yang masuk bidang sasaran mendapat nilai satu dan tendangan yang tidak masuk ke sasaran mendapat nilai nol. Kemudian hasil tendangan sepuluh kali kaki kanan dijumlahkan sebanyak hasil atau nilai keseluruhan.

[image:53.595.161.466.524.699.2]

Tes ini digunakan dengan tujuan mengetahui dan mengukur kemampuan melakukan ketepatan tendangan lambung pada sepak bola.

Gambar 5.

Lapangan Tes Ketepatan Tendangan Lambung Yang Telah Dimodifikasi. (Sukatamsi, 1984 : 225)

1 4

2 3

18 - 20 M

4 M

4 M

(54)

3.4.1 Tes Awal Dan Tes Ahkir

Tes awal dan tes ahkir dalam penelitian ini menggunakan alat tes dengan bentuk sama, yaitu tes menendang lambung ke dalam bujur sangkar 4 x 4 meter. 3.4.2 Alat Dan Perlengkapan

Agar pelaksanaan tes berjalan lancar, maka dibutuhkan alat dan perlengkapan sebagai berikut: 1) Meteran 30 meter, 2) Bola sepak sebanyak 10 buah, 3) Bendera-bendera kecil sebagai tanda, 4) Kapur putih / tali rafia untuk garis-garis, 5) Daftar absensi siswa, 6) Lembar hasil tes.

3.4.3 Tenaga Pembantu

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan tenaga pembantu untuk memperlancar jalannya penelitian. (untuk lebih jelas lihat lampiran 11 tabel 15). 3.4.4 Pelaksaaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian meliputi: 3.4.4.1 Tes Awal

Tes awal dilaksanakan pada tanggal 28 April 2013 dimulai pukul 08.00 wib sampai dengan selesai. Materi yang diberikan adalah tes ketepatan tendangan lambung ke dalam bujur sangkar 4 x 4 meter.

(55)

Selanjutnya hasil ahkir dari tes ketepatan tendangan lambung ke dalam bujur sangkar 4 x 4 meter disusun berdasarkan rangking yang telah di macthkan, sehingga diperoleh dua kelompok yang sama atau seimbang.

3.4.4.2 Pelaksanaan Latihan

Setelah mendapatkan dua kelompok seimbang diadakan undianlatihan tendangan lambung dengan sasaran urut sebagai kelompok eksperimen II dan variasi (komando) sebagai kelompok eksperimen I.

Kedua latihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan prestasai ketepatan menendang lambung dalam permainan sepakbola.Adapun latihan dalam penelitian ini meliputi tiga bagian yang pokok yaitu:

3.4.4.2.1 Pemanasan

Pemanasan dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya cidera pada saat melakukan aktivitas dalam latihan sehingga proses latihan dapat berjalan dengan lancar yaitu: 1)Stretching atau peregangan ringan dilanjutkan lari satu lapangan sepak bola, 2) Senam dan kelenturan pada otot kaki atau tungkai, otot leher, otot punggung, dan otot perut.

Oleh karena itu, tujuan dari pemanasan lebih banyak menyangkut kejiwaan dari pada segi fisiologi. Aspek-aspek fisiologis ditujukan untuk menyesuaikan faktor-faktor organik, syaraf otot, konsentrasi bio-kimia atau metabolisme.

3.4.4.2.2 Latiahan Inti

(56)

sasaran dengan dikomando secara acak oleh pelatih, dengan pola (4,3,2,1), (3,2,4,1), (1,2,3,4), sehingga stimulus diterima mendadak dapat cepat meresponya. Sedang latihan kelompok eksperimen II latihannya urut (1,2,3,4).

3.4.4.2.3 Penenangan

[image:56.595.138.497.416.492.2]

Penenangan dimaksudkan untuk mengembalikan pada kondisi anak coba sesudah latihan atau melakukan latihan, sehingga keadaan pulih kembali semula sebelum melakukan kegiatan. Penenangan diberikan pada masing-masing kelompok dengan istirahat aktif dan memberi evaluasi koreksi secara menyeluruh pada latihan yang telah dilakukan.

Table 2.: Frekuensi Pelaksanaan Latihan

No Hari Tanggal

1 2 3

1 2 3 Rabu Jum’at Minggu

01, 08, 15, 22, 29 Mei 2013 03, 10, 17, 24 Mei 2013 05, 12, 19 Mei 2013

Setiap kali latihan waktu yang digunakan adalah 90 menit dengan perincian sebagai berikut:

Table 3.: Waktu dan Kegiatan dalam Penelitian

No Jenis Kegiatan Waktu

1 2 3

1. 2. 3. 4. Persiapan Pemanasan Latihan inti

- Latihan tendangan lambung dengan kura-kura kaki bagian dalam dengan sasaran urut dan variasi (komando).

Penenangan

10 menit 15 menit 60 menit

[image:56.595.140.500.572.714.2]
(57)

3.4.4.3 Tes Ahkir

Tes ahkir dilaksanakan pada hari jum,at tanggal 31 Mei 2013 dimulai pukul 15.00 wib sampai dengan selesai. Materi yang diberikan adalah tes ketepatan tendangan lambung ke dalam bujur sangkar 4 x 4 meter.Langkah-langkah pelaksanaan tes ahkir adalah sebagai berikut:1) Pertama-tama siswa diberi penjelasan tentang pelaksanaan tes ahkir, kemudian dilakukan pemanasan, 2) Setelah pemanasan selesai siswa dipanggil menurut nomer tes untuk melakukan tes ketepatan tendangan lambung ke dalam bujur sangkar 4 x 4 meter. Siswa diberi kesempatan sepuluh kali kaki kanan. Kemudian hasil 10 kali tendangan dijumlahkan sebagai hasil/nilai keseluruhan dari masing-masing siswa.

3.5 Variabel-variabel Yang Dikendalikan

Variabel-variabel yang dikendalikan meliputi beberapa faktor sebagai berikut:

3.5.1 Faktor Pemberian Materi Latihan

(58)

3.5.2 Faktor Kesungguhan Hati Dalam Latihan

Kesungguhan hati dari masing-masing anak dalam latihan tidak sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil latihan. Untuk mengatasi hal ini masing-masing subyek bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan, cara yang ditempuh peneliti mengawasi dan mengontrol subyek dalam melakukan latihan. 3.5.3 Faktor Kemampuan Anak

Daya tangkap yang dimiliki masing-masing anak itu berbeda dalam menangkap penjelasan dan demonstrasi, sehingga kemungkinan kesalahan dalam latihan masih ada. Untuk mengatasi hal ini perlu diadakan koreksi baik secara individual maupun klasikal setelah anak melakukan.

3.5.4 Faktor Kebosanan

Dalam penelitian ini dalam mengatasi kebosanan, maka penyusunan latihan harus tepat, yaitu diberikan permainan sesungguhnya setelah melakukan latihan.

3.5.5 Faktor Kegiatan Di Luar Penelitian

Pengawasan kegiatan anak coba di luar penelitian ini sangat sulit, untuk mengatasi hal tersebut peneliti memberi pengertian kepada subyek untuk tidak melakukan kegiatan yang sama di luar lapangan. Hal ini menghindari porsi latihan yang berbeda pada anak coba.

3.5.6 Faktor Alat

(59)

3.5.7 Faktor Psikologi

Biasanya faktor kejiwaan membawa pengaruh terhadap aktivitas fisik seseorang. Untuk mengurangi dan menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi psikis subyek maka perlu diciptakan suasana latihan yang menyenangkan, santai, dan serius pada setiap latihan.

3.5.8 Faktor Cuaca

Karena latihan diselenggarakan di lapangan terbuka, maka cuaca khususnya hujan dapat menggangu jalannya latihan. maka penelitian berlangsung berjalan sore hari untuk menghindari hujan dan panas saat melakukan latihan.

3.6 Metode Analisi Data

Data yang diperoleh dari kegiatan tes awal dan tes ahkir akan dianalisa dengan teknik statistik. Analisa terhadap hasil eksperimen yang didasarkan atau subyek matching selalu menggunakan rumus t-test (long method) dan rumus (short method).

[image:59.595.122.509.637.748.2]

Dalam penelitian ini penulis memilih rumus pendek(short method)untuk mengolah data, sebab lebih efisien penggunaannya. Untuk menjabarkan data tes dalam rumus diperlukan table persiapan seperti di bawah ini:

Tabel 4.: Tabel Persiapan Perhitungan Statistik No Pasangan

Subyek

XE XK D

(XE - XK)

d (D-DM)

d2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 2 3

N ∑ XE ∑ XK ∑D ∑d ∑d2

(60)

Keteranagan table:

1. Kolom 1 nomor pasangan.

2. Kolom 2 nomor pasangan subyek.

3. Kolom 3 nomor kelompok eksperimen I diberi simbol Xe. 4. Kolom 4 nomor kelompok eksperimen II diberi simbol Xk.

5. Kolom 5 nomor perbedaan tiap-tiap pasangan diberi simbol D (Xe-Xk). 6. Kolom 6 nomor deviasi perbedaan dari tiap-tiap pasangan diberi symbol d

(D-MD).

7. Kolom 7 nomor kwadrat dari deviasi masing-masing pasangan.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus t-test dengan pola M-S. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalaha rumus pendek (short

method). Seperti dikatakan Sutrisno Hadi bawa “rumus kedua”, rumus pendek

adalah rumus yang lebih singkat dan efisien (Sutrisno Hadi, 2004 : 227). Analisi data dalam penelitian ini menggunakan rumus t-test, yaitu:

t =

�2 ( −1 )

nilai dari MD dapat di cari dengan menggunakan rumus:

MD =

Keterangan:

MD = mean dari kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II d2 = jumlah deviasi dari mean perbedaan

N = jumlah dari sabyek

Kriteria yang digunakan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Jika t hitung < t tabel pada < 5% dengan db = N-1, maka Ha ditolak dan Ho

diterima.

(61)

48

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Setelah hasil diketahui dari tiap-tiap kelompok kontrol dan eksperimen, selanjutnya hasil tersebut dimasukkan dan dianalisa dalam tabel persiapan perhitungan statistik (lampiran 8 tabel 12).

4.1.2 Analisis Data

Dari tes ahkir kelompok eksperimen II dan kelompok eksperimen I setelah dihitung statistik dengan pola M-S dapat diketahui nilai t hitung sebesar 3,141, sedangkan nilai t dalam table dengan taraf signifikasi 5% atau pada db 13 adalah 2,160. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis antar nilai t statistik dengan nilai dalam table, selanjutnya dari hasil uji hipotesis tesebut analisa data yang didapat = 3,141 > 2,160, sehingga hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang berarti latihan ketepatan tendangan lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadapan ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya diterima.

Dari perhitungan statistik diperoleh mean ahkir kelompok eksprimen I

(

X

E) adalah adalah 6,57 dan mean ahkir kelompok eksperimen II (

X

K

)

adalah

5,07.

(62)

perbandingan mean ahkir antara kelompok eksperimen I lebih besar dari kelompok eksperimen II yaitu 6,57 > 5,07. Latihan ketepatan tendangan lambung dengan sasaran variasi (komando) lebih baik daripada latihan ketepatan tendangan lambung dengan sasaran urut diterima.

Dari hasil tes tendangan lambung dengan perhitungan statistik, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara tendangan lambung sasaran urut dan tendangan lambung sasaran variasi (komando).

Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang berarti antara latihan tendangan lambung antara sasaran urut dan variasi (komando) terhadapt ketepatan menendang lambung permainan sepakbola.

4.2 Pembahasan

Dalam pelakasanaan latihan tendangan lambung yang menggunakan kura-kura bagian dalam dilakukan dengan dua macam sasaran yaitu sasaran urut dan sasaran variasi (komando). Dengan dimatchkan dalam kelompok perlakuan maka ada nada keseimbangan antaran kelompok tersebut. Sasaran urut termasuk ke dalam kelompok eksperimen II dan sasaran variasi (komando) termasuk pada kelompok eksperimen I.

Dari hasil perhitungan statistik, diperoleh mean awal tendangan lambung

sasaran urut (

X

K) sebesar 2,5 dan mean awal tendangan lambung sasaran variasi

(

X

E) 2,5, berarti mean awal adalah 0. Setelah diadakan latihan terprogram maka
(63)

sasaran urut 5,07, mean latih tendangan lambung dengan sararan variasi (komando) sebesar 6,57.

Dari hasil mean latihan tendangan lambung tersebut terlihat bahwa hasil yang ditunjukan oleh latihan tendangn lambung dengan sasaran variasi ternyata lebih baik dibandingkan dengan latihan tendangan lambung dengan sasaran urut.

Dari hasil mean penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara latihan tendangan lambung sasaran urut dan sasaran variasi (komando) terhadap hasil tendangan lambung tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,141 yang lebih besar dari t table sebesar 2,160.

Selain itu perbedaan juga terlihat pada saat kedua kelompok melakukan tendangan lambung. Pada kelompok eksperimen II diberi latihan tendangan lambung dengan sasaran urut, sedangkan pada kelompok eksperimen I yang diberikan latihan tendangan lambung sasaran variasi (komando) yang mempunyai feeling yang kuat. Komponen yang harus dimiliki kedua kelompok tersebut adalah kekuatan tendangan, ketepatan, teknik, konsentrasi sasaran, dan frekuensi latihan yang diulang-ulang.

(64)

51

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan statistik, maka dapat diambil kesimpulan:

5.1.1 Ada perbedaan yang berarti antara latihan tendangan lambung sasaran urut dan variasi (komando) terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

5.1.2 Latihan tendangan dengan sasaran variasi (komando) lebih baik daripada latihan tendangan lambung dengan sasaran urut terhadap ketepatan menendang lambung dalam sepakbola pada siswa sekolah sepakbola (SSB) Camar Mas Jaya.

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 5.2.1 Untuk para pelatih sepakbola, dalam

Gambar

Table 1: Perbandingan Sifat Otot Lambat Dan Otot Cepat
Gambar 1. Perkenaan Kaki Tendang Yang Telah Dimodifikasi.
Gambar 2. Tendangan Kura-kura kaki Bagian Dalam Yang Telah Dimodifikasi.
Gambar 3. Teknik Tendangan Dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada pernyataan yang menarik dari Whitehead, beliau seorang ahli Matematika, logika, dan filsafat, beliau menyatakan, “The essence of education is that it should

29 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta.. sedang melakukan kunjungan wisata seperti studi banding. Didalamnya terdapat cuplikan

Berdasarkan hasil dari penelitian uji beda sampel data berpasangan Paired Sample Test yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dengan adanya Modal Pinjaman yang diberikan

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

Adapun soal yang berkiatan dengan tujuan pembelajaran keempat adalah soal nomor 14 dan 15.Hal ini dapat dikarena pada kelas eksperimen yang yang menggunakan

Berkaitan itu, Winarno Surakhmad (2000:2) menambahkan bahwa dalam konteks reformasi pendidikan di Indonesia, “ Pendidikan berbasis sekolah tersebut lebih tepat dilihat

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas anugerah, penyertaan, dan berkat-Nya membuat penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi dengan

Pedoman wawancara merupakan instrumen non tes yang berupa serangkaian pertanyaan yang dipakai sebagai acuan untuk mendapatkan data/informasi tertentu tentang keadaan