• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koridor Jalan Perniagaan Sebagai Tujuan Wisata Belanja Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Koridor Jalan Perniagaan Sebagai Tujuan Wisata Belanja Kota Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

KORIDOR JALAN PERNIAGAAN SEBAGAI TUJUAN WISATA BELANJA KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH

HILDA SYARIKA NST 100406039

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KORIDOR JALAN PERNIAGAAN SEBAGAI TUJUAN WISATA BELANJA KOTA MEDAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

HILDA SYARIKA NST 100406039

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERNYATAAN

KORIDOR JALAN PERNIAGAAN SEBAGAI TUJUAN WISATA BELANJA KOTA MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014

Penulis,

(4)

Judul Skripsi : Koridor Jalan Perniagaan Sebagai Tujuan Wisata Belanja Kota Medan

Nama Mahasiswa : Hilda Syarika Nst Nomor Pokok : 100406039 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Dr. Beny O Y Marpaung, ST, MT.)

Koordinator Skripsi,

Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, MT

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 14 Juli 2014

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Beny O Y Marpaung, ST, MT.

Anggota Komisi Penguji : 1. Andalucia, ST, MSc.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Koridor Jalan Perniagaan Sebagai Tujuan Wisata Belanja Kota Medan” dengan baik. Shalawat beserta salam juga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan, bantuan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu penullis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Dr. Beny O Y Marpaung, ST, MT. selaku pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Allah SWT yang selalu mencurahkan rizki-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Papa dan Mama yang senantiasa selalu memberikan dukungan yang sangat besar dan telah membantu baik materi maupun moril serta doanya.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur USU. 4. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc. dan Ir. Bauni Hamid, M.DesS.

selaku koordinator skripsi yang selalu memberikan arahan, informasi dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh staff pengajar, Bapak Ibu Dosen Jurusan Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.

6. Isa, Nurul dan seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan memberi motivasi penulis dalam berbagai hal.

7. Suami penulis, Arfian Amin Nst yang selalu membantu dan memberi semangat bagi penulis serta telah sabar menghadapi penulis selama menyelesaikan skripsi ini

8. Teta, Kak Dedek, Tya dan Indhi sebagai sahabat penulis yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada setiap saat untuk penulis.

9. Puding, Papan, Anka dan Reni yang selalu memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis kapanpun di manapun dalam suka maupun duka. 10.Teman teman stambuk 2010 yang telah menemani saya selama menempuh

(7)

11.Serta semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan pada kesempatan kali ini karena keterbatasan penulis namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis.

Seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2014 Penulis

(8)

ABSTRAK

KORIDOR JALAN PERNIAGAAN SEBAGAI TUJUAN WISATA BELANJA KOTA MEDAN

Kota Medan merupakan kota tersbesar ketiga setelah kota Jakarta dan Surabaya. Di kota ini sendiri memiliki beberapa tempat wisata salah satunya wisata belanja. Wisata belanja yang paling terkenal di kota Medan adalah koridor jalan Perniagaan. Wisatawan lokal, wisatawan mancanegara maupun penduduk lokal kota Medan sendiri cukup sering datang ke koridor jalan ini. Koridor jalan Pernigaan memiliki tingkat aktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini bisa disebabkan dikarenakan koridor jalan ini memiliki daya tarik tersendiri, dilihat dari segi aktivitas, daya tarik, aksesbilitas ataupun fasilitas yang terdapat di koridor jalan Perniagaan. Koridor jalan Perniagaan juga dapat mendukung pariwisata di kota Medan, jadi ini merupakan hal yang penting untuk membuat tempat ini menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Koridor Jalan, Aktivitas, Daya Tarik, Aksesbilitas, Fasilitas

ABSTRACT

Medan city is the third largest city after Jakarta and Surabaya. In the city itself

has several tourist attractions and one of them is shopping. The most famous shopping

tour in the city of Medan is Perniagaan Street Corridor. Local travelers, foreign tourists

and local residents of Medan city itself is quite often come to this street corridor.

Pernigaan Street Corridor has a high level of activity. This could be due to the street

corridor which has its own charm in terms of activity, attraction, accessbility or facilities

that located at Perniagaan Street Corridor.Perniagaan Street Corridor can be one of the

the main income for the tourist sector in Medan, so it is important thing to make it as a

better place in the future.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Berfikir... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Koridor ... 6

2.1.1 Koridor Komersil ... 7

2.1.1.1 Elemen-elemen Koridor Komersil ... 7

2.2 Wisata ... 9

2.2.1 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 12

(10)

2.2.3 Aksesbilitas ... 16

2.2.4 Pengembangan Pariwisata ... 17

2.3 Studi Banding ... 18

2.3.1 Malioboro Yogyakarta ... 18

2.4 Konsep Teori ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Variabel Penelitian ... 21

3.3 Populasi/Sampel ... 23

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4.1 Data Primer ... 25

3.4.2 Data Sekunder ... 27

3.5 Kawasan Penelitian ... 27

3.5.1 Koridor Jalan Perniagaan ... 27

3.5.2 Koridor Jalan Perniagaan dari Waktu ke Waktu ... 29

3.6 Metode Analisa Data ... 30

(11)

4.1 Koridor Jalan Perniagaan sebagai Koridor Berbelanja ... 32

4.1.1 Proporsi Bangunan di Koridor Jalan Perniagaan ... 32

4.1.2 Kesatuan Bangunan Koridor Jalan Perniagaan ... 33

4.2 Aktivitas di Koridor Jalan Perniagaan ... 35

4.2.1 Someting to buy ... 36

4.3Daya Tarik di Koridor Jalan Perniagaan ... 39

4.3.1 Fasad dan Ekspresi Bangunan Koridor Jalan Perniagaan ... 40

4.3.2 Landmark Koridor Jalan Perniagaan ... 42

4.3.3 Keindahan Lingkungan Koridor Jalan Perniagaan ... 42

4.3.4 Fungsi Koridor Jalan Perniagaan ... 43

4.4 Aksesbilitas di Koridor Jalan Perniagan ... 45

4.4.1 Fasilitas Parkir Koridor Jalan Perniagaan ... 46

4.4.2 Pedestrian di Koridor Jalan Perniagaan ... 49

4.4.3 Sirkulasi Pencapaian ... 50

4.5 Fasilitas di Koridor Jalan Perniagaan ... 54

4.5.1 Fasilitas Kuliner ... 56

(12)

4.5.3 Keamanan ... 59

4.6 Kesimpulan Analisa ... 61

BAB V KESIMPULAN ... 62

5.1 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

2.1 Pendapat dari Pakar tentang Pariwisata ... 9

2.2 Jenis Tempat Wisata Berdasarkan Jansen-Verbeke ... 13

2.3 Faktor-Faktor Daya Tarik Perkotaan (Hall, 2003) ... 14

2.4 Permasalah Aksesbilitas di Suatu Tempat Objek Wisata ... 17

3.1 Variabel Peneltian Berdasarkan Teori Gunawan (2007) Griffin (2012) dan Bromley dan Thomas (1999) ... 22

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1.1 Diagram kerangka berfikir penelitian koridor jalan Perniagaan ... 5

2.1 Jalan Maliobor yang Menjadi Wisata Belanja Khas Yogyakarta ... 18

2.2 Suasana Malioboro pada Siang dan Malam Hari ... 19

2.3 Diagram konsep teori ... 20

3.1 Gambar peta koridor jalan Perniagaan ... 27

3.2 Gambar ruko di Perniagaan ... 28

3.3 Gambar Parkiran di koridor Perniagaan ... 28

3.4 Gambar suasana di koridor Perniagaan ... 28

4.1 Proporsi Tinggi Bangunan dengan Lebar Jalan di Koridor Jalan Pernigaan .. 33

4.2 Bangunan Ruko Yang Didominasi dengan Dagangan Tekstil ... 33

4.3 Peta Bangunan Komersil di Koridor Jalan Perniagaan ... 34

4.4 Bangunan Permukimam Penduduk (Tjong Afie) yang Terletak di antara Bangunan Komersil ... 34

4.5 Aktivitas Berbelanja yang Mendominasi Koridor Jalan Perniagaan ... 35

(15)

4.7 Peta Perdagangan Satuan dan Grosir di Koridor Jalan Perniagaan ... 37

4.8 Grafik Motivasi Berbelanja Para Pengunjung... 38

4.9 Grafik Daerah Asal Pengunjung di Koridor Jalan Perniagaan ... 39

4.10 Fasad Bangunan di Sepanjang Jalan Koridor Jalan Perniagaan ... 40

4.11 Grafik Daya Tarik di Koridor Jalan Perniagaan ... 41

4.12 Lingkungan di Sekitar Koridor Jalan Perniagaan ... 43

4.13 Grafik Alasan Berbelanja Barang Dagangan Tekstil di Koridor Jalan Perniagaan ... 44

4.14 Grafik Transportasi yang Digunakan oleh Pengunjung Koridor Jalan Perniagaan ... 46

4.15 Keberadaan Parkir yang Hampir Memakan Setengah Jalan Perniagaan ... 47

4.16 Fasilitas Parkir yang Menutupi Etalase Pertokoan... 48

4.17Grafik Permasalahan Aksesbilitas yang Sering Terjadi di Koridor Jalan Perniagaan ... 48

4.18 Perabot Jalan yang Berada pada Pedestrian di Koridor Jalan Perniagaan .... 49

4.19Para Pedagang yang Berjualan di dalam Pedestrian ... 50

4.20 Kondisi Kemacetan di Jalan Palang Merah ... 51

(16)

4.22 Kondisi Jalan di Jalan Perniagaan ... 52

4.23 Kemacetan yang Sering Terjadi di Koridor Jalan Perniagaan ... 52

4.24 Grafik Persepsi Masyarakat Mengenai Aksesbilitas di Koridor Jalan Perniagaan ... 53

4.25 Grafik Fasilitas di Koridor Jalan Perniagaan ... 55

4.26 Fasilitas Kuliner yang Tersedia di Koridor Jalan Perniagaan ... 56

4.27Grafik Fasilitas yang Paling Sering Dikunjungi oleh Pengunjung di Koridor Jalan Perniagaan ... 57

4.28 Hotel Kesawan Melalui Jalan Perniagaan ... 58

4.29 Hotel Grand Aston Melalui Jalan Perniagaan ... 58

4.30Tukang Parkir yang Bertugas Mengatur dan Menjaga Kendaraan ... 59

(17)

ABSTRAK

KORIDOR JALAN PERNIAGAAN SEBAGAI TUJUAN WISATA BELANJA KOTA MEDAN

Kota Medan merupakan kota tersbesar ketiga setelah kota Jakarta dan Surabaya. Di kota ini sendiri memiliki beberapa tempat wisata salah satunya wisata belanja. Wisata belanja yang paling terkenal di kota Medan adalah koridor jalan Perniagaan. Wisatawan lokal, wisatawan mancanegara maupun penduduk lokal kota Medan sendiri cukup sering datang ke koridor jalan ini. Koridor jalan Pernigaan memiliki tingkat aktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini bisa disebabkan dikarenakan koridor jalan ini memiliki daya tarik tersendiri, dilihat dari segi aktivitas, daya tarik, aksesbilitas ataupun fasilitas yang terdapat di koridor jalan Perniagaan. Koridor jalan Perniagaan juga dapat mendukung pariwisata di kota Medan, jadi ini merupakan hal yang penting untuk membuat tempat ini menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Koridor Jalan, Aktivitas, Daya Tarik, Aksesbilitas, Fasilitas

ABSTRACT

Medan city is the third largest city after Jakarta and Surabaya. In the city itself

has several tourist attractions and one of them is shopping. The most famous shopping

tour in the city of Medan is Perniagaan Street Corridor. Local travelers, foreign tourists

and local residents of Medan city itself is quite often come to this street corridor.

Pernigaan Street Corridor has a high level of activity. This could be due to the street

corridor which has its own charm in terms of activity, attraction, accessbility or facilities

that located at Perniagaan Street Corridor.Perniagaan Street Corridor can be one of the

the main income for the tourist sector in Medan, so it is important thing to make it as a

better place in the future.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kota Medan adalah kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya, yang dahulunya kota ini disebut dengan Tanah Deli. Populasi kepundudukan kota Medan saat ini sudah mencapai 2 juta jiwa. Kota Medan sendiri memiliki berbagai macam ragam suku di dalamnya, diantaranya suku Batak, Jawa, Tiong hoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Aceh. Karo dan Tamil. Dengan perkembangan yang begitu cepat, kota Medan sedang dalam tahap sebagai kota metropolis, dengan gedung-gedung pencakar langit yang terdapat dimana-mana..

(19)

Koridor jalan Perniagaan ini merupakan tempat berbelanja barang-barang tekstil ataupun kuliner kota Medan yang sudah berdiri lebih 100 tahun tetapi masih digemari oleh masyarakat kota Medan maupun turis lokal dan mancanegara Koridor jalan Perniagaan ini sangat ramai dikunjungi saat menjelang lebaran. Letak koridor ini berada pada jantung kota Medan, atau hanya beberapa ratus meter di selatan Lapangan Merdeka. Lebih tepatnya lagi lokasinya berada di daerah kesawan yang merupakan kawasan bersejarah kota Medan. Dikalangan masyarakat kota Medan koridor jalan Perniagaan ini menyebutnya dengan nama Pasar Ikan. Nama Pasar ikan sendiri tidak mencerminkan dengan apa yang diperjual belikan di dalamnya, masyarakat awam akan menyangka bahwa apa yang diperjual belikan di pasar tersebut berupa bahan pangan ataupun hasil laut. Penamaan pasar ini sendiri rasanya sangat tidak sesuai dengan fungsi dari pasar tersebut.

Pasar ikan merupakan salah satu kejayaan pada masa lalu tetapi masih bertahan hingga sekarang. Perdagangan di tempat ini terdiri dari beragam etnik, sesuai dengan masyarakat kota Medan yang beretnik. Namun keturunan Arab juga cukup menonjol. Sedangkan pedagang Tionghoa umunya menjual tekstil dan bahan pakaian.

(20)

hal tersebut, maka memotivasi peneliti melakukan penelitian yang akan mengkaji beberapa teori tentang pariwisata perkotaan yang menyebabkan mengapa koridor jalan Perniagaan masih aktif hingga sekarang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan mengambil judul penelitian tentang “ Koridor Jalan Perniagaan Sebagai Tujuan Wisata Belanja Kota Medan”. 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

 Apakah yang menjadi daya tarik koridor jalan Perniagaan sehingg koridor

ini masih sering dikunjungi oleh pengunjung dan wisatawan? 1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

 Menemukan apa alasan pengunjung mengunjungi koridor jalan

Perniagaan

 Menemukan apa yang menjadi daya tarik pengunjung di korido jalan

Perniagaan

Batasan Penelitian ini adalah berada dalam koridor pengamatan dan interpretasi peneliti atas hasil observasi dan kuisioner dari kenyataan yang terdapat di koridor jalan Perniagaan yang ditemukan.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :

 Bagi Penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan

(21)

teori-teori dan ilmu yang dipelajari saat perkuliahan sekaligus sebagai bahan perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan

 Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan referensi ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengembangkan data yang ada.

 Bagi perusahaan ataupun Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

(22)

1.5Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan suatu proses berfikir peneliti dari awal penelitian hingga dapat memecahkan masalah penelitan dan mendapatkan penemuan dari yang diteliti, proses berfikir tersebut digambarkan dalam sebuah diagram (Gambar 1.1). Berikut adalah kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir LATAR BELAKANG

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya aktivitas di koridor jalan Perniagaan menjadi isu yang penting di

kota Medan untuk diteliti

TUJUAN PENELITIAN

 Mengetahui apa alasan pengunjung mengunjungi koridor jalan Perniagaan  Mengetahui apa yang menjadi

daya tarik koridor jalan ini  Mengetahui dan memahami

objek rancangan melalui informasi yang didapat  Memperoleh dasar-dasar teori

yang berkaitan dengan bjek rancangan METODOLOGI Mix Method (Kuantitatif dan Kualitatif) ANALISA Analisa Deskriptif KESIMPULAN AKHIR PENEMUAN TEORI Jacobs (1995)

Bromley dan Thomas (1999)

Yoeti (1996)

PERUMUSAN MASALAH

Mengapa koridor jalan Perniagaan masih sering dikunjungi oleh mayarakat lokal ataupun wisatawan?

Apakah faktor-faktor yang menyebabkan koridor jalan Perniagaan masih sangat aktif dan memiliki aktivitas yang tinggi?

PENGUMPULAN DATA

Kuisioner

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Koridor

Koridor adalah sebuah jalan yang diapit oleh dinding dari sebelah kiri maupun kanan yang merupakan ruang-ruang di sekitar jalan. Jalan dianggap sebagai area komunikasi yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya yang mempunyai fungsi saling terikat satu sama lain (Krier,Darmawan,2003). Sedangkan menurut Spreiregen (1965) , koridor adalah salah satu komponen dari urban yang berbentuk linear yang tertutup di kedua sisinya tetapi dipersatukan oleh dinding-dinding di sekitarnya.

Jacobs (1995) mengatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam perancangan koridor, yaitu sebagai berikut :

1. Adanya perbandingan proporsi antara tinggi bangunan dengan lebar jalan

2. Mempunyai fungsi yang jelas

3. Bangunan di sekitar koridor memiliki kesatuan yang saling melengkapi

(24)

Koridor jalan perniagaan adalah salah satu koridor yang berfungsi sebagai tempat komersil dan pariwisata di kota Medan. Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian dari koridor komersil dan koridor pariwisata.

2.1.1 Koridor Komersil

Koridor komersil adalah kumpulan dari toko ritel, yang melayani area perdagangan yang berada di sepanjang jalan tunggal (Philadelphia,2009). Koridor komersil adalah suatu tempat pengembangan ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi, yang digunakan untuk menarik pengunjung dan investor (Seidman,2001). Koridor komersil sering digunakan untuk menggambarkan kebangkitan aktivtas ritel yang dianggap kurang terbenahi (Sutto,2010).

Jalan utama biasanya sering juga digunakan sebagai koridor komersil. Menurut National Trust for Historic Preservation (2012) koridor komersil bertujuan untuk meremajakan kawasan perdesaan, aset dan kebutuhan pasar, pemulihan bangunan bersejarah yang kurang berkembang.

Mc Gee dan Yeung dalam Awaty (2007) bahwa suatu sektor perdangangan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di sekitar kawasan dimana para pedagang beraktivitas

Dari beberapa kutipan diatas maka dapat disimpulkan koridor komersil adalah koridor jalan yang berfungsi sebagai tempat perniagaan yang mempunyai dampak besar terhadap aspek ekonomi.

2.1.1.1 Elemen-Elemen Koridor Komersil

(25)

1. Kenyamanan dan identitas

a. Menciptakan budaya lokal dan identitas

b. Adanya elemen penanda sebagai informasi kepada pengunjung

c. Adanya ruang duduk untuk para pengunjug,lansekap, elemen pencahayaan yang baik, dan perabot jalan yang memberikan kemanan dan kenyamanan 2. Aksesbilitas

a. Kemudahan untuk menyebrang dan melintasi jalan

b. Mengakomodasi dan memberikan kenyamanan pada pejalan kaki c. Adanya transportasi publik

3. Fungsi dan aktivitas

a. Keragaman aktivitas seperti toko, tempat makan, dan lainnya b. Pengunjung betah berada di koridor ini

c. Aktifitas di koridor mengundang pengunjung lain berkunjung ke koridor ini

4. Mendukung fungsi sosial

a. Masyarakat dapat berkumpul di ruang koridor b. Adanya rasa memiliki terhadap koridor

c. Adanya wadah untuk melakukan kegiatan di kondisi apapun

(26)

2.2Wisata

Wisata menurut Holloway (1994) adalah sebuah kegiatan rekreasi untuk menghabiskan waktu luang.Sedangkan Cooper (1993) mengartikan pariwisata adalah sebagai berikut :

“tourits is temporary movement to destination outside the normal home

and workplace, the activities undertaken during the stay and the facilities created

to cater for the needs of touris” (Cooper, et al, 1993).

Dari kalimat di atas dapat diartikan bahwa, suatu kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang mempunyai jarak dan waktu yang tertentu juga aktifitas sehari-hari seperti bekerja, berbisnis, dan yang lainnya, tetapi aktivtas tersebut di luar kegiatan yang melibatkan banyak pihak terutama dalam penggunaan fasilitas yang berhubungan dengan kepariwisataan.

No Pendapat Pengertian Wisata

1 Yoeti (1997) Pariwisata adalah sebuah perjalanan yang dilakukan dalam waktu tertentu dan dilakukan secara berpindah-pindah dari suatu tempat menuju tempat lain, dengan tujuan untuk menikmati perjalanan tersebut guna rekreasi juga bertamsya. Unsur yang paling penting dalam teori ini adalah perjalanan, aktivitas, tempat, waktu dan pemenuhan kebutuhan.

2 Schulard dalam Yoeti (1996) Pariwisata merupakan rangkaian aktivitas yang berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi, seperti adanya alur masuk dan keluar orang-orang asing ke daerah, kota maupun Negara.

3 Karyono (1997) Pariwisata adalah rangkaian dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara individual maupun kelompok di Negara sendiri ataupun Negara lain.

(27)

Dari kutipan di atas oleh para pakar dan ahli yang menjelaskan definisi dari pariwisata maka dapat diambil kesimpulan bahwa wisata merupakan rangkaian dari beberapa aktivitas yang dilakukan oleh individu maupun sekolompok yang bertujuan untuk rekreasi dari suatu tempat menuju tempat lain. Selain itu dapat disimpulkan bahwa, pelaku yang melakukan wisata akan memerlukan barang dan jasa dari awal mula pergi hingga sampai di tujuan wisata tersebut dan kembali lahi ke tempat asalnya.

Menurut Richard P Bogozzi (2001) mengatakan bahwa ada beberapa alat informasi yang bisa digunakan dalam mempromosikan suatu tempat wisata yaitu dari orang ke orang, dari orang ke tayangan komersil seperti iklan di media elektronik, orang ke produk media massa seperti brosur dan lain sebagainya dan orang ke travel agency

Menurut Tuerac (2008) ada beberapa kriteria pariwisata berdasarkan bentuknya yaitu sebagai berikut :

1. Kriteria berdasarkan daerah asal dan daerah tujuan  Pariwisata lokal

 Pariwisata mancanegara

2. Kriteria berdasarkan jumlah wisatawan  Pariwisata individual

 Pariwisata kelompok

3. Kriteria berdasarkan perencanaan pariwisata  Pariwisata terencana

(28)

 Pariwisata tidak terencana

4. Kriteria berdasarkan musim wisata  Pariwisata terus-menerus

 Pariwisata terbatas

5. Kriteria berdasarkan waktu kunjungan

 Pariwisata dalam jangka waktu yang sangat lama

 Pariwisata dalam jangka waktu lama

 Pariwisata dalam jangka waktu singkat

6. Kriteria berdasarkan transportasi  Dengan kereta api

 Dengan kendaraan darat

 Dengan transportasi laut

 Dengan transportasi udara

 Transportasi lainnya (berjalan, bersepeda dan lain sebagainya)

7. Kriteria berdasarkan aspek sosial  Pariwisata privat

 Pariwisata sosial

8. Kriteria berdasarkan umur dan pekerjaan wisatawan  Pariwisata anak muda

 Spesifikasi untuk pariwisata dewasa

 Spesifikasi untuk pariwisata orang tua

(29)

 Pariwisata musiman

 Dan lain sebagainya

Dari beberapa kriteria diatas maka dapat kita lihat bahwa koridor jalan Perniagaan termasuk kedalam semua kriteria terkecuali berdasarkan umur dan pekerjaan wisatwan dikarenakan koridor jalan Perniagaan dapat dikunjungi oleh semua kalangan umur, mau tua ataupun muda.

2.2.1 Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik orang untuk berkunjung, dan dapat dibedakan menurut skala jangkauan tarikannya, menurut fungsi atau statusnya (primer atau sekunder) ataupun menurut kepimilikannya (Gunawan,2007).

Bromley dan Thomas (1999) mengatakan bahwa suatu objek wisata memiliki beberapa unsur yaitu adalah sebagai berikut :

1. Estetis, rekreatif, menarik dan prestisius

2. Adanya daya tarik campuran seperti fungsi, seni arsitektur dan kegiatan di ruang publik

3. Keberadaan landmark kawasan yang berbedan dengan tempat wisata lainnya

4. Fasad bangunan yang menarik 5. Ekspresi bangunan yang tepat

(30)

Ada juga yang mengatkan bahwa suatu tempat wisata memiliki elemen primer, elemen sekunder dan elemen tambahan. Teori tersebut juga dijelaskan dalam tabel berikut ini.

ELEMEN PRIMER ELEMEN SEKUNDER

1. TEMPAT AKTVITAS FASILITAS BUDAYA - Museum - Galeri Seni - Teater

FASILITAS HBURAN - Kasino - Festival - Klub Malam

2. TEMPAT REKREASI FISIKAL

- Bangunan Gereja - Bangunan

Bersejarah

- Taman dan Kawasan Hijau - Air, Saluran, Tepi

Sungai

CIRI SOSIAL BUDAYA - Cerita Rakyat - Bahasa

- Suasana Hidup - Adat Istiadat

- Hotel dan Fasilitas Tempat Makan

- Pasar

- Fasilitas Belanja

ELEMEN TAMBAHAN - Parkir

[image:30.595.110.515.166.512.2]

- Penanda Jalan - Peta Kawasan

Tabel 2.2 Jenis Tempat Wisata Berdasarkan Jansen-Verbeke (1995)

(31)

Berikut ini adalah beberapa faktor suatu tempat objek wisata dapat menarik pengunjung ataupun wisatwan :

Faktor Penarik Umum Faktor Penarik Khusus/Spesifik Unik dan Menarik Tempat yang memberikan pengalaman

yang menarik dan unik Daya tarik cultural dan sightseeing Landmark yang terkenal

Arsitektur yang menarik Catatan sejarah

Penduduk yang ramah

Perbedaan budaya dan tata cara kehidupan

Hiburan Kehidupan malam

Belanja

Musik hidup, teater dan seni Peristiwa yang menarik

[image:31.595.106.517.138.473.2]

Makanan dan Akomodasi Hotel bagus, restoran yang unik Makanan khusus

Tabel 2.3 Faktor-faktor Daya Tarik Perkotaan Page an Hall (2003) dalam Myra Gunawan (2007)

(32)

Beda halnya dengan Kotler (1993) dalam Gunawan (2007) yang menyebutkan bahwa suatu daya tarik objek wisata dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok, yaitu :

1. Keindahan alam 2. Sejarah

3. Tempat pasar budaya 4. Rekreasi dan hiburan 5. Tempat olahraga 6. Acara dan festival

7. Monumen, bangunan, patung dan lain sebagainya

Bisa dilihat dari beberapa kelompok di atas bahwa koridor jalan Perniagaan termasuk kedalam kelompok tempat pasar budaya, dikarenakan menjadi salah satu aktivitas tertinggi di koridor tersebut adalah berbelanja barang-barang tekstil ataupun kain khas dari kota Medan.

2.2.2 Fasilitas

Keberadaan fasilitas di suatu tempat objek wisata adalah salah satu pendukung untuk menarik para pengunjung dan wisatawan. Bromley dan Thomas (1999) mengatakan bahwa suatu fasilitas perdagangan memiliki dua hal yaitu :

1. Ketersediaan barang dan jasa yang memenuhi target pasarnya

(33)

2.2.3 Aksesbilitas

Akses di dalam pariwisata merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dikarenakan aktivitas di dalam pariwisata tergantung dari transportasi dan komunikasi karena waktu dan jarak adalah hal yang mempengaruhi keinginan wisatawan berkunjung ke tempat wisata. Unsur yang penting di aksesbilitas adalah transportasi seperti frekuensi penggunaannya, kecepatan tansportasi yang mengakibatkan jarak dari tempat asal menuju ke tempat wisata.

Selain transportas hal yang perlu diperhatikan di dalam aksesbilitas adalah prasarana seperti jalan, parkir, statsiun dan lain sebagainya. Kondisi prasarana yang baik akan mengakbatkan transportasi yang optimal. Bromley dan Thomas (1999) mengatakan bahwa suatu aksesbilitas yang baik adalah apabila kemudahan dalam pencapaian ke kawasan tersebut, tidak mengalami kesulitan yang dipengaruhi oleh kondisi jalan dan sirkulasi kendaraan (lancar tidaknya arus sirkulasi kendaraan).

Di dalam pariwisata ada beberapa permalsahan aksesbilitas yang biasanya di dapat di tempat objek wisata tersebut. Berikut ini adalah beberapa permasalah yang di dapat di suatu tempat objek wisata.

Masalah Data yang Dibutuhkan

Kemacetan lalu lintas pada jam tertentu Mencari jalur alternatif untuk mengurangi kemacetan tersebut Peran transportasi dalam budaya Adanya transportasi khas daerah untuk

menarika para pengunjung dan wisatawan

(34)

tempat wisata

Keamanan jalur wisata Masalah keamanan terkait dengan pejalan kaki dan kendaraan

Tabel 2.4 Permasalahan Aksesbilitas di Suatu Tempat Objek Wisata , Turnbull, Griffin (2012).

Dari beberapa permasalahan yang terdapat di tabel atas, maka kita dapat melihat bahwa kondisi di jalan Perniagaan memiliki beberapa permasalahan yang perlu dibahas. Apa sajakah yang menjadi permasalah aksesbilitas yang terdapat di koridor tersebut berdasarkan tabel di atas.

2.2.4 Pengembangan Pariwisata

Adapun pengembangan suatu tempat wisata agar dikunjungi oleh para pengunjung wisatawan menurut Yoeti (1996) adalah sebagai berikut ini :

1. Tenpat wisata tersebut mempunyai daya tarik seperti atraksi wisata yang berbeda dari tempat wisata lainnya atau bisa disebut dengan “something to

see”

2. Tempat wisata tersebut banyak melakukan aktivitas yang dapat dilihat dan disaksikan dengan disertai fasilitas yang memadai atau bisa disebut

something to do

3. Tempat wisata tersebut menyediakan barang-barang dagangan terutama kerajinan tangan rakyat ataupun souvenir dari tempat wisata tersebut, atau

bisa disebut juga dengan “something to buy

(35)

2.3 Studi Banding

2.3.1 Malioboro (Yogyakarta)

Jalan Malioboro merupakan salah satu kawasa jalan bersejarah dari tiga jalan di Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakrta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta (Gambar 2.1). Jalan ini merupakan salah satu wisata belanja yang terkenal di kota Yogyakarta.

Gambar 2.1 Jalan Maliobor yang Menjadi Wisata Belanja Khas Yogyakarta Terdapat banyak beberapa objek beresejatah di kawasan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vedeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

(36)

demikian paa pedagang tersebut tetap ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Jalan ini juga sebagai tempat berkumpulnya para seniman jogja yang sering mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, happening art, pantomime dan lain lain si sepanjang jalan.

Pedestian di jalan ini cukup sempit dikarenakan terdapat para pedagang kaki lima yang berjualan di pinggiran pedestrian tersebut. Sehingga ketika para pengunjung ramai,pedestrian tersebut cukup padat dengan pengunjung yang saling berdesakan.

Gambar 2.2 Suasana Malioboro pada Siang dan Malam Hari

Walapun demikian jalan Malioboro ini masih juga terdapa pertokoan yang seperti pertokoan di kota-kota lainnya yang menjual merk-merk besar maupun merk lokal. Jalan ini juga mempunyai tempat penukaran uang, bank maupun hotel melati ataupun hotel bintang lima. Terdapat pula becak khas jogja untuk para pengunjung maupun wisatawan yang ingin berkeliling kota Yogyakarta.

2.4 Konsep Teori

(37)

penelitian ini. Berikut ini akan dijelaskan sebuaha diagram konsep teori yang menjelaskan teori pariwisata perkotaan yang akan digunakan dalam penelitian ini.

AKTIVITAS Yoeti (1996) AKSES Bromley dan Thomas (1999) FASILITAS Bromley dan Thomas (1999) DAYA TARIK Bromley dan Thomas (1999) -Fasad Bangunan -Landmark -Fungsi -Lingkungan Something to buy

[image:37.595.137.485.152.622.2]

Tempat Makan Penginapan Keamanan Transportasi Sirkulasi Pencapaian Parkir Pedestrian

Gambar 2.3 Diagaram konsep teori KORIDOR

BERBELANJA

Jacobs (1995)

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian koridor jalan Perniagaan ini adalah penilitian deskriptif dengan menggunakan metode mix method yaitu pencampuran dua metodologi yaitu antara metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif . Teori yang menadasari penelitian ini adalah Gunawan (2007) tentang daya tarik suatu tempat wisata dan Griffin (2012) tentang permasalahan aksesbilitas di tempat wisata. Metodologi kuantitatif adalah suatu metode yang sistematis ataupun terukur terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan. Sedangkan metodologi kualitatif adalah suatu metode yang cenderung menggunakan analisa dengan berlandaskan teori yang berkaitan lalu dihubungkan dengan keadaan di lapangan.

Dalam penelitian ini, metode kuantitatif yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan wisatawan yang mengunjungi koridor jalan Perniagaan. Adapun metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengobservasi atau berinterpretasi suatu faka-fakta yang ada di lapangan lalu dianalisa kembali dengan teori Gunawan (2007) dan Griffin (2012).

3.2 Variabel Penelitian

(39)
[image:39.595.106.548.214.713.2]

komponen yang dimiliki oleh suatu tempat wisata dan teori Griffin (2012) mengenai permasalahan aksesbilitas di tempat wisata.

Tabel 3.1 Variabel Peneltian Berdasarkan Teori Yoeti (1996),Jacobs (1995) dan Bromley dan Thomas (1999)

TEORI INTERPRETASI VARIABEL

DATA YANG DIPERLUKAN

METODOLOGI

Yoeti (1996), Jacobs (1995) dan Bromley dan Thomas

(1999) Koridor Berbelanja Sutau perancangan koridor memiliki beberapa syarat yaitu adanya proporsi bangunan, adanya fungsi dan kesatuan bangunan -Proporsi Bangunan -Kesatuan Bangunan Mengidentifikasi persayaratan perancangan suatu koridor dengan meilhat teori yang terkait

Kuantitatif -Observasi lapangan dengan melihat apakah koridor jalan Perniagaan telah memenuhi persayaratan perancangan suatu koridor Aktivitas Di suatu tempat

wisata memiliki rangkaian aktivitas untuk menunjang perkembangan pariwisata di tempat wisata tersebut -Something to buy Mengidentifikasi aktivitas yang terjadi di sepanjang koridor jalan Perniagaan dengan cara mengobservasi lapangan dan menyebarkan kuisioner Kualitatif dan Kuantitatif -Observasi lapangan dengan melihat aktivitas

apa saja yang terjadi di koridor

jalan Perniagaan -Menyebarkan kuisioner dengan pengunjung dan wisatawan tentang aktivitas yang dilakukan di

koridor jalan Perniagaan Daya tarik Adanya atraksi

alam ataupun

-Fasad Bangunan

Mengidentifikasi apa saja daya

(40)

daya tarik di dalam sebuah tempat wisata yang berbeda dari tempat lain

-Landmark -Fungsi

-Lingkungan

tarik dari koridor jalan perniagaan dengan menyebarkan kuisioner -Menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan wisatawan tentang daya tarik

koridor jalan Perniagaan Aksesbilitas Akses dan

transportasi merupakan salah

satu hal penting untuk mendukung suatu tempat wisata Transportasi -Sirkulasi Pencapaian -Parkir -Pejalan Kaki

Mendata apa saja akses terdekat dan

transportas yang tersedia Kuantitatif dan Kualitatif -Menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan wisatawan berkenaan dengan aksesbiitas di koridor jalan Periagaan Fasilitas Terdapatnya

fasilitas rumah makan dan penginapan untuk mendukung suatu tempat wisata -Fasiitas Penginapan -Fasilitas Tempat makan -Keamanan Mendata fasilitas kuliner dan tempat penginapan terdekat dari koridor jalan Perniagaan dengan cara observasi lapangan dan menyebarkan kuisioner Kualitatif dan Kuantitatif -Observasi lapangan dengan menganalisa fasilitas yang tersedia di koridor

jalan Perniagaan -Menyebarkan kusioner kepada pengunjung dan wisatawan tentang fasilitas yang mereka dapat di koridor jalan Perniagaan

3.3 Populasi/Sampel

(41)

Pengambilan sampel yang akan di ambil menggunakan random sampling,

sehingga banyak peluang yang menjadi anggota sampel dikarenakan juga ketersediaan waktu yang ada. Untuk jumlah sampelnya sendiri mengambil teori Frankel Wallen (1993) yang mengatakan bahwa suatu peneltian deskriptif yang jumlah populasinya tidak diketahui maka minimal sampel sebanyak 100 sampel. Adapun dalam penyebaran kuisioner, kriteria dalam menentukan populasi/sampel adalah sebagai berikut :

1. Orang tersebut pengunjung koridor jalan Perniagaan 2. Orang tersebut wisatawan baik lokal maupun mancanegara

Berikutnya dalam melaksanakan metode observasi koridor jalan Perniagaan, dimana observasi tersebut merupakan interpretasi peneliti dalam melihat fakta-fakta yang ada di lapangan. Adapun diobservasi yang akan dilihat di koridor jalan Perniagaan adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan perancangan koridor jalan Perniagaan

2. Aktivitas yang dilakukan di koridor jalan Perniagaan

3. Fasilitas yang tersedia di sepanjang koridor jalan Perniagaan

4. Fungsi dan Daya Tarik dari koridor jalan Perniagaan

(42)

3.4 Metoda Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dan cara memperoleh data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

3.4.1Data Primer

Data primer yang di dapat dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner dan data hasil dari pengamatan lapangan. Adapun isi pertanyaan kuisioner yang akan disebarkan adalah sebagai berikut:

Atraksi (Daya Tarik)

1. Menurut Anda, apakah yang menjadi daya tarik di koridor jalan Perniagaan?

2. Menurut Anda, apakah keunikan yang terdapat di koridor jalan Perniagaan sehingga Anda ingin berkunjung

3. Menurut Anda, apa yang bisa diingat dari ke khasan wisata belanja di koridor jalan Perniagaan?

4. Menurut Anda, Apakah yang membuat koridor jalan Perniagaan layak dijadikan wisata belanja kota Medan?

Aksesbilitas

(43)

2. Permasalahan akses apa yang menggangu Anda ketika mengunjungi koridor jalan Perniagaan?

3. Menurut Anda, apakah akesebilitas di koridor jalan Perniagaan telah memadai?

Fasilitas

1. Apakah Anda berkunjung ke koridor jalan Pernigaan dikarenakan fasilitasnya?

2. Fasilitas apa yang sering Anda gunakan di koridor jalan Perniagaan? 3. Menurut Anda, apakah fasilitas yang tersedia di koridor jalan Perniagaan

ini telah memadai? Menurut Anda, apakah keamanan di koridor jalan Perniagaan tekah memadai?

Aktivitas

1. Kegiatan apa yang sering Anda lakukan di koridor jalan Perniagaan? 2. Apakah tujuan berbelanja Anda ke koridor jalan Perniagaan?

3. Apakah kenyamanan untuk beraktivitas di koridor jalan Perniagaan telah memadai?

Selanjutnya dalam melakukan observasi, data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data jenis aktivitas yang dilakukan di koridor jalan Perniagaan

(44)

3. Data dari permasalahan aksesbilitas yang ada

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang didapat dari penelitian ini adalah peta kawasan dan studi literatur.

Di dalam penelitian ini, untuk memperoleh data peta kawasan penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Peneliti mendata karakteristik pengunjung ataupun wisatawan

2. Peneliti mendata peta koridor jalan Perniagaan

3.5Kawasan Penelitian

3.5.1Koridor Jalan Perniagaan

(45)
[image:45.595.237.392.85.319.2]

Gambar 3.1Peta Koridor Jalan Perniagaan

Koridor jalan Perniagaan ini juga lebih dikenal di masyarakat kota Medan dengan sebutan pasar ikan (Gambar 3.4). Nama pasar ikan sendiri sangat berbeda dari barang dagangan yang diperjual belikan di dalamnya. Itu dikarenakan koridor jalan Perniagaan ini sudah berdiri dari 100 tahun yang lalu tetapi masih sangat digemari oleh wisatwan terutama masyarakat kota Medan sendiri.Berikut merupakan beberapa gambaran suasan koridor jalan Perniagaan.

Gambar 3.2 Ruko di Perniagaan

Gambar 3.3 Parkiran di koridor Perniagaan

(46)

3.5.2 Koridor Jalan Perniagan dari Waktu ke Waktu

Koridor jalan Perniagaan meruakan pasar yang bersejarah di kota Medan. Koridor jalan ini telah berdiri dari tahun 1890 hingga sekarang. Dahulunya koridor ini merupakan salah satu pasar di kota Medan yang dibangun oleh Tjong Afie bersaudara atas permintaan dari Pemerintah Belanda. Tjong Afie bersaudara menyebarkan pasar ke berbagai daerah di kota Medan dan salah satunya berada di koridor jalan Perniagaan.

Koridor jalan Perniagaan ini dahulunya menjua barang dagangan hasil laut dari Belawan yang diangkut dengan tongkang melalui Sungai Deli. Bukan hanya hasil laut saja yang di jual pada saat itu, tetapi sayur mayur dan barang pangan lainnya juga di jual di pasar ini.

(47)

Perniagaan. Semenjak saat itu tidak ada lagi yang berdangang barang tekstil di jalan Cirebon. Hingga akirnya, barang dagangan di jalan koridor Perniagaan ini lama kelamaan menjadi berubah menjadi barang tekstil (Sumber : BWS Badan Warisan Sumatera)

3.6 Metoda Analisa Data

Adapun metode analisa yang dipakai untuk metoda kuantitaif adalah analisa deksriptif. Dimana analisa tersebut didasarkan pada pendekatan statistik. l. Dalam penelitian ini juga akan menganalisis hubungan atau tidak berhubungannya antara variabel dengan teori yang berkaitan. Berikut adalah analisa-analisa yang akan dilakukan di dalam penelitian ini:

1. Ananlisa Koridor : Analisa ini akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengobservasi koridor jalan Perniagaan telah memenuhi suatu persyaratan perancangan koridor. Hasil dari analisa berupa data hasil observasi.

2. Analisa Aktivitas : Analisa ini akan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menyebarkan kuisioner dan mengobservasi koridor jalan Pernigaan. Hasil dari analisa ini berupa diagram hasil kuisioner dan data hasil observasi.

(48)

4. Analisa Daya Tarik Koridor Jalan Perniagaan : : Analisa ini akan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menyebarkan kuisioner dan mengobservasi koridor jalan Pernigaan. Hasil dari analisa ini berupa diagram hasil kuisioner dan data hasil observasi.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Koridor Jalan Perniagaan sebagai Koridor Berbelanja

Koridor jalan Perniagaan merupakan salah satu koridor komersil di kota Medan yang sering dikunjungi oleh wisawatan lokal, wisatawan mancanegara maupun penduduk lokal kota Medan sendiri. Koridor ini memiliki aktivitas dan pengunjung yang tinggi dari waktu ke waktu.

Adapun kriteria suatu perancangan koridor menurut Jacobs (1997) adalah adanya proporsi tinggi bangunan dengan lebar jalan, adanya fungsi yang jelas dan adanya kesatuan bangunan yang saling melengkapi. Dari beberapa kriteria persyaratan tersebut akan dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini.

4.1.1 Proporsi Bangunan di Koridor Jalan Perniagaan

(50)

Gambar 4.1 Proporsi Tinggi Bangunan dengan Lebar Jalan di Koridor Jalan Pernigaan

4.1.2 Kesatuan Bangunan Koridor Jalan Perniagaan

Koridor jalan Perniagaan telah memiliki kesatuan bangunan yang saling melengkapi. Hal tersebut dapat dilihat dengan bangunan-bangunan yang didominasi dengan bangunan ruko. Adapun barang dagangan diperdagangkan adalah barang tekstil Gambar 4.2).

(51)
[image:51.595.120.386.235.444.2]

Hal tersebut dapat dilihat pada peta (Gambar 4.3) yang menunjukkan bahwa hampir seluruh bangunan di koridor jalan Perniagaan adalah bangunan komersil, namun masih ada juga terdapat bangunan permukiman yang merupakan bangunan belakang dari Tjong Afie (Gambar 4.4) yang letaknya di antara bangunan-bangunan komersil yang ada.

Gambar 4.3 Peta Bangunan Komersil di Koridor Jalan Perniagaan

Gambar 4.4 Bangunan Permukimam Penduduk (Tjong Afie) yang Terletak di antara Bangunan Komersil

[image:51.595.254.368.507.660.2]
(52)

Jadi dapat diartikan bahwa koridor jalan Perniagaan telah memenuhi kriteria persyaratan perancangan. Koridor jalan Perniagaan telah memiliki proporsi tinggi bangunan dan lebar jalan yang cukup, fungsi yang jelas yaitu sebagai koridor komersi dan memiliki kesatuan bangunan yang didominasi oleh bangunan ruko.

4.2 Aktivitas di Koridor Jalan Perniagaan

Menurut Mc Gee dan Yeung dalam Awaty (2007) mengatakan bahwa suatu sektor perdangangan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di sekitar kawasan dimana para pedagang beraktivitas. Koridor jalan Perniagan merupakan salah satu sektor perdagangan di kota Medan yang bisa dilihat memiliki tingkat pengunjung dan aktivitas yang cukup tinggi terutama di hari libur dan menjelang lebaran. Sektor perdangan sangat erat hubungannya dengan perniagaan atau jual beli. Aktivitas perniagaan yang paling sering dilihat di koridor jalan Perniagaan adalah berbelanja (Gambar 4.5). Berbelanja merupakan aktivitas yang sangat dominan apabila berada di koridor jalan Perniagaan.

[image:52.595.212.412.527.699.2]

G Ga

(53)

Hal ini juga dapat dilihat dari hasil kuisioner (Gambar 4.6) yang menyatakan bahwa motivasi utama para pengunjung di koridor jalan Perniagaan didominasi dengan kegiatan berbelanja (69%). Sedangkan responden lain memilih untuk menemani teman berbelanja (10%), hanya melihat-lihat suasana (14%), dan wisata kuliner(7%).

Gambar 4.6 Diagram Motivasi Utama Pengunjung di Koridor Jalan Perniagaan

Jadi bisa dikatakan bahwa motivasi utama pengunjung yang didominasi dengan berbelanja merupakan salah satu aspek penting di koridor jalan Perniagaan sehingga koridor ini tetap memiliki aktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu

4.2.1 Something to Buy

(54)
[image:54.595.128.466.342.617.2]

Adapun barang-barang yang diperjual belikan adalah barang dagangan tekstil yang hampir rata-rata diperjual belikan. Barang dagangan tekstil di tempat ini juga dapat dibeli melalui satuan maupun secara grosir. Banyak pedagang lain datang ke koridor jalan ini untuk urusan bisnis maupun perkerjaan mereka. Jika dilihat dari satu jalan Perniagaan, dimulai dari masuk jalan Palang Merah hingga Lapangan Merdeka, rata-rata bangunan ruko menjual barang dagangan tekstil dengan harga satuan. Sedangkan jalan-jalan kecil atau gang-gang yang menuju jalan Kereta Api maupun jalan Ahmad Yani, rata-rata bangunan ruko tersebut menjual barang dagangan tekstil secara grosiran (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Peta Perdagangan Satuan dan Grosir di Koridor Jalan Perniagaan

Bisa dilihat bahwa, kebanyakan ruko di koridor jalan Perniagaan menjual barang dagangan tekstil secara satuan. Jadi bisa diartikan bahwa banyak

Dagangan Tekstil Satuan

(55)
[image:55.595.219.407.230.370.2]

pengunjung yang datang ke koridor jalan Perniagaan lebih kepada keperluan pribadi. Hal tersebut juga terlihat dar hasil kuisioner (Gambar 4.8) yang didapat bahwa pengunjung berbelanja ke koridor jalan Perniagaan dikarenakan adanya keperluan pribadi (73%). Sedangkan selebihnya adalah keperluan bisnis (18%) dan oleh-oleh dari kota Medan (9%).

Gambar 4.8 Grafik Motivasi Berbelanja Para Pengunjung

Pengunjung di Koridor jalan Perniagaan juga memiliki daerah asal pengunjung yang variatif. Dimulai dari penduduk kota Medannya sendiri, lalu penduduk luar kota seperti binjai, tanjung pura, langkat, dan lain sebagainya. Ada juga wisatawan asing yang sering berkunjung ke koridor jalan Perniagaan terutama wisatawan yang berasal dari Malaysia. Bisa dilihat bahwa hampir setiap hari terdapat wisatawan Malaysia yang berada di koridor jalan Perniagaan.

(56)

Gambar 4.9 Grafik Daerah Asal Pengunjung di Koridor Jalan Perniagaan

Penduduk lokal kota Medan sendiri sudah sangat tidak asing dengan koridor jalan Perniagaan. Koridor ini bisa dikatakan telah berdiri sejak lama sehingga telah menjadi kebiasaan ataupun budaya berbelanja tekstil di kota Medan. Hal tersebut bisa menyebabkan mengapa penduduk lokal kota Medan sendiri lebih mendominasi dibandingkan wisatawan lainnya. Terutama penduduk kota Medan paling sering berbelanja barang tekstil yang disebabkan adanya keperluan pesta ataupun acara lainnya.

Seperti yang dikatakan oleh Sulaeman dalam Awaty (2007) bahwa perilaku konsumtif atau berbelanja juga dipengaruhi oleh faktor budaya yang diciptakan oleh manusia untuk penenti ke generasi selanjutnya. Maka bisa disebabkan perilaku konsumtif penduduk kota Medan sudah menjadi budaya dari generasi sebelumya yang saat itu koridor jalan Perniagaan telah menjadi salah satu sektor perdagangan barang-barang tekstil di kota Medan.

4.3 Daya Tarik di Koridor Jalan Perniagaan

(57)

dengan teori Bromley dan Thomas (1999) yang menyatak terdapat beberapa faktor daya tarik di suatu tempat wisata yaitu lingkungan estetis dan rekreatif, adanya fungsi campuran, terdapat landmark yang berbeda dari tempat lain,fasad dan ekspresi bangunan yang menarik. Dari beberapa faktor diatas maka faktor tersebut akan dijadikan indikator dalam penelitian ini.

4.3.1 Fasad dan Ekpresi Bangunan Koridor Jalan Perniagaan

Koridor jalan Perniagaan telah berdiri lebih dari seratus tahun lamanya. Jadi bisa dilihat bahwa bangunan-bangunan ruko di sepanjang koridor ini merupakan bangunan zaman dahulu disaat Belanda masih menjajah. Pada masa itu bangunan-bangunan sangat kental dengan era kolonial seperti kesawan. Tetapi jika dilihat di koridor jalan Perniagaan, tidak terdapat ciri-ciri dari bangunan peninggalan kolonial (Gambar 4.10). Ruko-ruko di koridor jalan Perniagaan ini lebih cenderung kepada ruko pecinan yang tidak terlalu diatur kembali.

Gambar 4.10 Fasad Bangunan di Sepanjang Jalan Koridor Jalan Perniagaan

(58)

berantakan dilihat dari keseragaman bentuk jendela maupun warna ruko yang kurang menarik untuk dilihat oleh para pengunjung. Bentuk bangunan yang berbeda-beda dan kurang rapi memberikan kesan yang tidak teratur. Bisa dilihat bahwa ruko di Jalan Perniagaan kurang dilestarikan dan dijaga oleh para pengguna maupun organisasi yang mengolah tempat ini.

Bromley dan Thomas (1999) mengatakan fasad yang menarik adalah satu faktor penarik para pengunjung dan wisatawan. Tetapi jika dilhat kondisi fasad koridor jalan Perniagaan bukan menjadi sala satu faktor penarik bagi para pengunjung datang ke koridor jalan Perniagaan. Dikarenakan fasaa bangunan di koridor ini tidak estetis, rekreatif maupun menarik. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil kuisioner yang didapat (Gambar 4.11) bahwa fasad banguna bukan menjadi daya tarik bagi para pengunjung dan wisatawan di koridor jalan Perniagaan.

0 20 40 60 80 100

Barang tekstil yang … Suasana lingkungan

[image:58.595.197.383.465.559.2]

Sejarah koridor Bangunan ruko Lainnya

Gambar 4.11 Grafik Daya Tarik di Koridor Jalan Perniagaan

(59)

4.3.2 Landmark Koridor Jalan Perniagaan

Menurut Bromley dan Thomas (1999) bahwa suatu tempat wisata harus memiliki landmark yang berbeda dari tempat lain sehingga landmark tersebut menjadi simbol ciri khas tempat tersebut. Tetapi jika kita lihat ke koridor jalan Perniagaan, koridor ini tidak memiliki landmark ataupun monumen tersendiri. Secara fisik. Koridor jalan Perniagaan hanya terdiri dari bangunan ruko-ruko dan pedagang yang berjualan di sepanjang jalan. Hal tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk memberikan landmark tersendiri sehingga koridor ini memiliki ciri khas bagi para wisatawan lokal maupun manca negara ketika berkunjung ke kota Medan.

4.3.3 Keindahan Lingkungan Koridor Jalan Perniagaan

(60)
[image:60.595.116.505.84.229.2]

Gambar 4.12 Lingkungan di Sekitar Koridor Jalan Perniagaan

Lingkungan sekitar koridor jalan Perniagaan juga bukan salah satu faktor daya tarik bagi para pengunjung dan wisatawan. Dikarenakan bisa dilihat bahwa lingkungan di sekitar koridor tidak terawat maupun menarik. Penghijaun sendiri juga belum memenuhi sehinggapara pengunjung merasa tidak nyaman dan kepanasan apabila berlama-lama di koridor jalan Perniagaan ini. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil kuisioner seperti yang dilihat pada grafik sebelumnya (Gambar 4.11) bahwa lingungan sekitar koridor juga merupakan salah satu daya tarik di koridor jalan Perniagaan (11%).

4.3.4 Fungsi Koridor Jalan Perniagaan

(61)
[image:61.595.182.443.341.500.2]

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan barang-barang dagangan tekstil disini menjadi pilihan berbelanja bagi wisatawan lokal, wisatawan mancanegara maupun penduduk lokalnya sendir adalah harga yang lebih murah dibanding tempat lain di kota Medan, variasi tekstil yang lebih banyak, kefektifan berbelanja dikarenakan barang tekstil yang tersedia sudah lengkap dan minimalnya pilihan berbelanja tekstil di kota Medan. Dari beberapa faktor barang dagangan tekstil diatas berdasarkan hasil kuisioner (Gambar 4.13) bahwa barang dagangan tekstil yang paling variatif merupakan alasan utama pengunjung datang ke koridor jalan Perniagaan (53%).

Gambar 4.13 Grafik Alasan Berbelanja Barang Dagangan Tekstil di Koridor Jalan Perniagaan

(62)

variatif bukan dikarenakan barang yang lebih murah. Teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan di koridor jalan Perniagaan.

Setelah dilakukan pengamatan bahwa fungsi komersil di koridor jalan Perniagaan merupakan faktor daya tarik sesuai dengan teori Bromley dan Thomas (1999) yang mengatakan fungsi dan kegiatan di dalam suatu tempat wisata merupakan salah satu faktor daya tarik bagi para pengunjung ataupun wisatawan. Karena bisa dilihat aktivitas sektor perniagaan terlihat sangat jelas yaitu berbelanja yang sangat dominan ketika berada di koridor jalan Perniagaan. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil kuisioner (Gambar 4.11) sebelumnya bahwa berbelanja barang dagangan tekstil adalah daya tarik bagi para pengunjung maupun wisatawan (83%).

4.4 Aksesbilitas di Koridor Jalan Perniagaan

Aksesbilitas di koridor jalan Perniagaan ini membahas mengenai transportasi pengunjung, pencapaiannya, fasilitas parkir yang tersedia, permasalahan aksesbilitas yang ada hingga pedestriannya. Pembahasan tersebut akan menjadi indikator dalam penelitian ini.

(63)
[image:63.595.207.420.83.220.2]

Gambar 4.14 Grafik Transportasi yang Digunakan oleh Pengunjung Koridor Jalan Perniagaan

Menurut Bromley dan Thomas (1999) bahwa suatu aksesbilitas yang baik adalah apabila kemudahan dalam pencapaian ke kawasan tersebut, tidak mengalami kesulitan yang dipengaruhi oleh kondisi jalan dan sirkulasi kendaraan (lancar tidaknya arus sirkulasi kendaraan). Maka dari itu aksesbilitas ini akan membahas mengenai kemudahan pengunjung dalam mencapai jalan Perniagaan.

4.4.1 Fasilitas Parkir Koridor Jalan Perniagaan

(64)

jalan Perniagaan. Pengunjung yang ingin menyebrang jalan sangat susah diakibatkan parkir tersebut.

[image:64.595.188.436.298.483.2]

Fasilitas parkir di koridor jalan Perniagaan juga pada waktu tertentu masih belum bisa memadai keseluruhan pengunjung. Terutama pada waktu libur dan menjelang lebaran ketika para pengunjung cukup ramai datang ke koridor jalan Perniagaan. Sehingga masih banyak pengunjung yang harus parkir di luar dari jalan Perniagaan dan harus berjalan kaki sedikit untuk menuju jalan ini.

Gambar 4.15 Keberadaan Parkir yang Hampir Memakan Setengah Jalan Perniagaan

(65)
[image:65.595.211.408.82.230.2]

Gambar 4.16 Fasilitas Parkir yang Menutupi Etalase Pertokoan

Sesuai dengan perkatan Griffin (2012) yang mengatakan bahwa permasalahan yang sering timbul di tempat wisata adalah permasalahan kemacetan, permasalahan transportasi umum, permasalahan keamanan dan permasalahan transportasi khusus di tempat wisata tersebut. Dari beberapa permasalahan tersebut permasalahan kemacetan yang diakibatkan parkir merupakan masalah utama yang harus segera diperbaiki. Hal tersebut diperkuat dari hasil kuisioner (Gambar 4.17) yang mengatakan bahwa permasalah parkir merupakan permasalahan yang sering terjadi bagi para pengunjung maupun wisatawan (43%).

[image:65.595.181.446.550.656.2]
(66)

4.4.2 Pedestrian di Koridor Jalan Perniagaan

Jalur pejalan kaki atau pedestrian merupakan salah satu hal penting dalam koridor komersil. Seperti yang dikatakan oleh PPS (Place for Public Space) bahwa kenyamanan pejalan kaki merupakan elemen dari koridor komersil. Koridor jalan Perniagaan sendiri memiliki pedestrian yang lebarnya sebesar dua meter. Pedestrian ini dapat dilalui oleh satu sampai dua individu.

[image:66.595.133.489.418.571.2]

Terdapat banyak permasalahan pedestrian yang terjadi di koridor jalan Perniagaan, salah satunya adalah banyaknya perabot jalan yang diletakkan di dalam pedestrian tersebut (Gambar 4.18). Perabot jalan tersebut sangat menggangu pejalan kaki yang lewat. Sebaiknya perabot jalan tersebut lebih ditata ulang dengan rapi sehingga pejalan kaki lebih nyaman berada di dalamnya.

Gambar 4.18 Perabot Jalan yang Berada pada Pedestrian di Koridor Jalan Perniagaan

(67)
[image:67.595.242.384.202.398.2]

pedestrian menjadi area berjualan bagi mereka sehingga pejalan kaki sangat tidak nyaman ketika berada di pedestrian ini. Seharusnya para pedagang diberikan area khusus untuk berjualan agar pedestrian dapat dimanfaatkan sebagai trotoar pejalan kaki dengan baik dan nyaman.

Gambar 4.19 Para Pedagang yang Berjualan di dalam Pedestrian

4.4.3 Sirkulasi Pencapaian

(68)
[image:68.595.204.420.84.248.2]

Gambar 4.20 Kondisi Kemacetan di Jalan Palang Merah

Koridor jalan Perniagaan ini juga berada di antara jalan Ahmad Yani dan jalan Kereta Api, tetapi untuk dapat mencapai kedua jalan ini hanya dapat di lalui jika melewati koridor jalan Perniagaan dengan arah kendaraan satu arah menuju kedua jalan tersebut (Gambar 4.21).

Gambar 4.21 Sirkulasi Kendaraan Mencapai Koridor Jalan Perniagaan Jalan Ahmad Yani

[image:68.595.164.499.426.679.2]
(69)
[image:69.595.201.423.204.371.2]

Kondisi jalan di jalan Perniagaan bisa dikatakan baik dengan lebar jalan delapan meter (Gambar 4.22). Seharusnya jalan tersebut dapat dilalui oleh dua kendaraan tetapi dikarenakan adanya parkir yang hampir memakan setengah jalan, menyebabkan sering terjadinya kemacetan (Gambar 4.23).

Gambar 4.22 Kondisi Jalan di Jalan Perniagaan

Gambar 4.23 Kemacetan yang Sering Terjadi di Koridor Jalan Perniagaan

[image:69.595.199.432.431.593.2]
(70)
[image:70.595.189.435.344.473.2]

sirkulasi kendaraan (lancar tidaknya arus sirkulasi kendaraan). Jika dilihat ke koridor jalan Perniaaan, masih sering terjadi kemacetan atau tidak lancarnya sirkulasi menuju jalan Perniagaan. Hal itu disebabkan oleh kendaraan yang parkir hampir mengambil setengah jalan sehingga jalan Perniagaan yang satu arah tersebut hanya dapat dilalui oleh satu kendaraan. Bila dilihat dari teori tersebut maka bisa disimpulkan bahwa aksesbilitas di koridor jalan Perniagaan belum dikatakan baik. Pernyataan tersebut juga diperkuat dari hasil kuisioner yang didapat (Gambar 4.24) bahwa aksesbilitas di koridor jalan Perniagaan masih dikatakan kurang memadai (68%).

Gambar 4.24 Grafik Persepsi Masyarakat Mengenai Aksesbilitas di Koridor Jalan Perniagaan

(71)

Medan sehingga koridor jalan Perniagaan masih menjadi pilihan utama berbelanja barang dagangan tekstil di kota Medan.

Berbelanja barang dagangan tekstil di koridor jalan Perniagaan telah menjadi budaya bagi peduduk kota Medan. Hal tersebut dikatakan oleh Robbins (2001) bahwa persepsi masyarakat terhadap memilih ataupun mengunjungi suatu tempat dikarenakan adanya inisiatif, kesadaran lingkungan, proses komunikasi dan minimalisasi pilihan. Jadi dapat diartika bahwa berbelanja di koridor jalan Perniagaan telah menjadi budaya penduduk kota Medan yang dikarenakan minimnya pilihan berbelanja barang dagangan tesktil di kota Medan.

4.5 Fasilitas di Koridor Jalan Perniagaan

Koridor jalan Perniagaan memilik beberapa fasilitas yaitu fasilitas tempat makan, fasilitas penginapan terdekat. Suatu tempat wisata sangat erat hubungannya dengan fasilitas yang tersedia di dalamnya. Menurut Bromley dan Thomas (1999) mengatakan di suatu tempat harus memiliki dua hal, yang pertama adalah tersedianya barang dan jasa memenuhi target pasarnya dan yang kedua adalah adanya sarana penunjang seperti toilet, tempat makan dan lain sebagainya.

(72)
[image:72.595.229.432.176.311.2]

yang didapat (Gambar 4.25) juga menyatakan bahwa fasilitas di koridor jalan Perniagaan kurang memadai (71%). Jawaban tersebut hampir lebih dari setengah responden yang memilih jawaban tersebut.

Gambar 4.25 Grafik Fasilitas di Koridor Jalan Perniagaan

Meskipun dari kebutuhan target pasar telah terpenuhi tetapi untuk fasilitas penunjang belum cukup terpenuhi dengan baik. Keberadaan fasilitas di jalan Perniagaan bukan menjadi alasan pengunjung untuk datang ke koridor jalan Perniagaan tetapi lebih kepada jasa yang terpenuhi. Walaupun demikian koridor jalan ini masih sering dikunjungi oleh pengunjung maupun wisatawan.

(73)

4.5.1 Fasilitas Kuliner

Fasilitas kuliner sangat erat hubungannya dengan sektor perdagangan terutama tempat perbelanjaan. Seperti yang diungkapkan oleh Gunawan (2007) bahwa faktor penarik suatu tempat dikarenakan adanya tempat perbelanjaan dan fasilitas makanan khusus. Jadi bisa dilihat mengapa suatu tempat makan memiliki keterikatan dengan suatu tempat perbelanjaan.

[image:73.595.113.512.419.518.2]

Koridor jalan Perniagaan sendiri memiliki beberapa fasilitas kuliner khusus yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung (Gambar 4.26). Fasilitas kuliner tersebut adalah martabak, rujak, sate padang, es tebu, mie ayam akong acim, es campur dan lain sebagainya. Ketika berada di koridor jalan Perniagaan tempat fasilitas kuliner ini pasti paling banyak dikunjungi.

Gambar 4.26 Fasilitas Kuliner yang Tersedia di Koridor Jalan Perniagaan

(74)
[image:74.595.185.441.85.211.2]

Gambar 4.27 Grafik Fasilitas yang Paling Sering Dikunjungi oleh Pengunjung di Koridor Jalan Perniagaan

4.5.2 Fasilitas Penginapan

Fasilitas penginapan juga merupakan salah satu fasilitas penting di suatu tempat wisata. Koridor jalan Perniagaan sendiri tidak memiliki fasilitas penginapan yang tersedia di dalamnya. Tetapi di jalan Ahmad Yani yang terletak di sebelah jalan Perniagaan terdapat sebuah hotel yaitu hotel kesawan (Gambar 4.28). Hotel tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki apabila kita berada di jalan Perniagaan. Jika dengan kendaraan hanya dapat dicapai dengan waktu 2-3 menit saja .

(75)
[image:75.595.107.441.83.365.2]

Gambar 4.28 Hotel Kesawan Melalui Jalan Perniagaan

Gambar 4.29 Hotel Grand Aston Melalui Jalan Perniagaan Grand Aston

[image:75.595.97.478.422.669.2]
(76)

4.5.3 Keamanan

[image:76.595.245.379.324.507.2]

Koridor jalan Perniagaan tidak memiliki sistem keamanan tersendiri. Sistem keamanan di koridor ini hanya terdapat tukang parkir yang tidak terlalu mempengaruhi sistem keamanan yang ada. Tukang parkir di koridor jalan ini bertugas untuk menjaga kendaraan maupun mengatur kendaraan yang parkir (Gambar 4.30). Walaupun demikian sistem keamanan di koridor jalan Perniagaan masih harus diperbaiki dengan menambahkan petugas satpam yang menjaga pengunjung apabila berada di koridor jalan Perniagaan.

Gambar 4.30Tukang Parkir yang Bertugas Mengatur dan Menjaga Kendaraan

(77)
(78)

BAB V

KESIMPULAN

Koridor jalan Perniagaan adalah suatu koridor komersil di kota Medan yang menjadi salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal ataupun wisatawan mancanegara. Koridor jalan Perniagaan ini memiliki aktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu. Koridor jalan Perniagaan ini juga telah memenuhi kriteria perancangan yaitu memiiki proporsi tinggi bangunan dengan lebar jalan yang cukup memadai, adanya fungsi yang jelas yaitu koridor komersil dan kesatuan bangunan ruko yang mendominasi jalan tersebut.

Dari segi aspek aktivitas menurut Mc Gee dan Yeung dalam Arifianto (2006) bahwa suatu sektor perdangangan sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di sekitar kawasan dimana para pedagang beraktivitas. Koridor jalan Perniagaan sendiri dipengaruhi oleh aktivitas di sekitar koridor yaitu aktivitas berbelanja yang menyebabkan koridor ini memilki tingkat pengunjung yang cukup tinggi. Pelaku aktivitas tersebut yaitu penjual dan pengunjung di koridor jalan Perniagaan.

(79)

koridor jalan Perniagaan memiliki aspek fungsi dan kegiatan. Fungsi koridor ini sendiri sebagai fungsi kom

Gambar

Tabel 2.2 Jenis Tempat Wisata Berdasarkan Jansen-Verbeke (1995)
Tabel 2.3 Faktor-faktor Daya Tarik Perkotaan Page an Hall (2003) dalam Myra
Gambar 2.3 Diagaram konsep teori
Tabel 3.1 Variabel Peneltian Berdasarkan Teori Yoeti (1996),Jacobs (1995)  dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB II KRITERIA PERENCANAAN 40 Sedangkan aliran pada saluran irigasi adalah tetap untuk periode yang panjang, aliran dalam sungai selama banjir dengan perbedaan debit yang besar

ƒ Berdasar hasil karakterisasi katalis metode XPS ternyata konsisten dengan hasil kinerja katalitiknya, sehingga sangat kuat diduga bahwa inti aktif katalis untuk

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data, yaitu pengaruh sumber belajar (guru, buku paket, lingkungan, dan internet) terhadap motivasi belajar

Pengusaha yang memiliki nilai-nilai pribadi kewirausahaan dan menerapkan strategi proaktif dalam bisnisnya tidak serta merta memiliki kinerja perusahaan yang lebih tinggi

Secara umum efektivitas sekolah mencakup tujuh dimensi yaitu: (1) Tujuan dinyatakan dengan jelas, (2) Kepemimpinan pendidikan yang kuat, (3) Ekspektasi

Dalam upaya meningkatkan kunjungan tamu hotel untuk peningkatan volume penjualan,hotel dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang telah ada saat

Hal ini menunjukan adanya anomali yang terbaca dengan baik disekitar elektroda – elektroda tersebut, jika dibandingkan dengan beda tegangan yang lain akan sangat

Pada Tabel 20 item angket 20 diperoleh bahwa 48,57% siswa atau hampir setengahnya siswa sangat setuju tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar adalah untuk dapat