PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
KANKER PAYUDARA DI SMA N.1 SINGKOHOR
KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2012
Skripsi oleh
SURYANTI 111121097
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur kepada ALLAH SWT atas berkah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul ” Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Putri Tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012.
Dapat diselesaikan yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana
Keperawatan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan yang dihadapi penulis,
namun karena Rahmat Allah serta bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak
akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut. Berkenaan dengan hal itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, ibu Reni Asmara Ariga, Skp, MARS selaku Ketua Departemen
Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Ibu Farida Linda
Sari, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyusunan Skripsi penelitian ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak kepala SMA N.1 Singkohor yang
telah memberikan ijin untuk penelitian dan guru-guru yang telah meluangkan waktu dan
membantu saya dalam pengumpulan data.
Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta, Ayahanda Hamdani dan Ibunda
Ramidah atas segala do´a dan motivasinya. Terimakasih juga buat saudara-saudariku tercinta
juga buat teman-teman seperjuangan di S1 Keperawatan jalur B tahun 2011 khususnya
Prihatini, Sriwahyuni, Sharli Adetia, Mizra El Chavo, Tengku Muhammad Ikhwansyah, yang
selalu memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus maju serta teman-teman saya
dimanapun berada yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
pelayanan keperawatan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, februari 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ...i
PRAKATA ...ii
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.4.1 Tujuan Umum ... 5
1.4.2 Tujuan Khusus ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 6
2.1 Konsep Pengetahuan ... 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 6
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 6
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7
2.2 Konsep Sikap ... 8
2.2.1 Pengertian Sikap ... 8
2.2.2 Ciri-Ciri Sikap ... 9
2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Sikap ... 10
2.2.4 Tingkatan Sikap ... 11
2.2.5 Struktur Sikap ... 11
2.2.6 Sikap dapat dibentuk atau dirubah ... 12
2.3 Konsep Remaja ... 12
2.3.1 Pembagian Masa Remaja ... 13
2.3.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja ... 14
2.3.3 Konsep Diri Remaja ... 15
2.4 Konsep Kanker Payudara ... 15
2.4.1 Pengertian Kanker Payudara ... 15
2.4.2 Penyebab Kanker Payudara ... 16
2.4.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ... 18
2.4.4 Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara ... 20
2.4.5 Pencegahan Kanker Payudara ... 21
2.4.5 Pengobatan Kanker Payudara ... 23
3.1 Kerangka Konseptual ... 26
3.2 Definisi Operasional ... 27
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 29
4.1 Desain Penelitian ... 29
4.2 Populasi Dan Sampel ... 29
4.2.1 Populasi ... 29
4.2.2 Sampel... 29
4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 30
4.4 Pertimbangan Etik ... 31
4.5 Instrumen Penelitian ... 31
4.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 32
4.7 Pengumpulan Data ... 33
4.8 Analisa Data ... 33
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
5.1 Hasil penelitian ... 35
5.1.1 Karakteristik Responden ... 36
5.1.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara ... 37
5.1.3 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Kanker Payudara ... 37
5.2 Pembahasan ... 38
5.2.1 Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara ... 38
5.2.2 Sikap Remaja Putri Tentang Kanker Payudara ... 40
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
6.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 42
6.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Lembaran Persetujuan Responden
2. Instrument Penelitian
3. Hasil Analisa SPSS
4. Hasil Reabilitas
5. Jadwal Penelitian
6. Biaya Penelitian
8. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi hasil remaja putri tentang Kanker Payudara
Table 5.1.4 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri tentang Kanker Payudara
ABSTRAK
Nama : SURYANTI
Nim : 111121097
Judul : Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
Jurusan : S1 Keperwawatan Tahun Akademik : 2012-2013
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel payudara. Kanker payudara tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara, kanker payudara juga merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara yang meliputi pengetahuan dan sikap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel di lakukan secara acak, dengan jumlah responden 68. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kanker payudara mayoritas cukup sebanyak 42 responden 61,8%, sedangkan sikap remaja putri tentang kanker payudara berada pada kategori positif yaitu sebanyak 39 responden 57,4%. Sehingga disarankan bagi praktek maternitas diharapkan dapat memberikan penyuluhan bagi remaja putri dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara. Informasi yang diberikan akan menambah pengetahuan remaja putri agar terhindar dari kanker payudara dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kanker payudara.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kanker Payudara, Remaja Putri
ABSTRAK
Nama : SURYANTI
Nim : 111121097
Judul : Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
Jurusan : S1 Keperwawatan Tahun Akademik : 2012-2013
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel payudara. Kanker payudara tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara, kanker payudara juga merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara yang meliputi pengetahuan dan sikap. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel di lakukan secara acak, dengan jumlah responden 68. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kanker payudara mayoritas cukup sebanyak 42 responden 61,8%, sedangkan sikap remaja putri tentang kanker payudara berada pada kategori positif yaitu sebanyak 39 responden 57,4%. Sehingga disarankan bagi praktek maternitas diharapkan dapat memberikan penyuluhan bagi remaja putri dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara. Informasi yang diberikan akan menambah pengetahuan remaja putri agar terhindar dari kanker payudara dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kanker payudara.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kanker Payudara, Remaja Putri
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008).
Menurut WHO (2004) angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta
orang, dua kali lebih banyak dari angka kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS,
bahkan UICC (Union Internationale Contre Le Cancer), memperkirakan jumlah
penderita kanker dinegara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang.
Apalagi penyakit kanker biasanya menyerang siapa saja tidak mengenal kelas sosial
ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita. Angka kematian akibat penyakit kanker
diperkirakan juga akan terus menambah, karena kecenderungan pasien melalui
pengobatan ketika penyakit kankernya sudah pada stadium lanjut (Luwina, 2006).
Berdasarkan angka statistik, kanker payudara merupakan kanker dengan angka
kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di Indonesia dan
terdapat kecendrungan peningkatan angka kejadian kanker payudara dari tahun ke tahun.
Di Indonesia berdasarkan Pathological Based Registration atau berdasarkan pencatatan
pemeriksaan jaringan pada tahun 2005, kanker payudara di perkirakan di indonesia
mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50%
kasus baru ditemukan pada keadaan stadium lanjut, sebagai pertimbangan angka
Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun
hasil penelitian Simanjuntak dalam Hawari (2004) menyatakan bahwa ternyata banyak
faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yang di antaranya yakni
wanita yang berumur 25 tahun keatas, wanita tidak kawin dan wanita yang memiliki
anak pertama setelah usia 35 tahun.
Dampak kanker payudara dan pengobatan terhadap aspek
biopsikososial-spiritual yang telah di teliti, pada penderita kanker payudara di dua rumah sakit besar di
Jakarta menunjukkan bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidak
berdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan bentuk payudara, ketidak
bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang di terima oleh orang lain, merasa
terisolasi, berduka, berlama-lama ditempat tidur, ketidak mampuan fungsional, gagal
memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi
(Nurachmah, 2001).
Saat ini telah banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda,
bahwa tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor di payudaranya.
Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih awal.
Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren
gejala kanker payudara yang semakin tinggi di usia remaja (Lily, 2008).
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma,
nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut mengakibatkan peningkatan
kerentanan remaja terhadap berbagai macam penyakit (Agustiani, 2009).
Menurut Jane Wardle (Badan Penelitian Kanker Amal Inggris), sebagian besar
resiko mereka terserang kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari bahwa menyantap
makanan, minuman alkohol serta kurang berolah raga beresiko terserang kanker
payudara (Kollinko, 2007).
Janet E Olson dari Mayo Clinic College of Medicine di Rochester Minnesota
(AS) mengatakan bahwa resiko kanker payudara dimulai saat remaja wanita memutuskan
untuk merokok atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Olson juga menunjukkan
bahwa para wanita yang mulai merokok sebelum mengalami kehamilan pertama akan
memiliki resiko terkena kanker payudara setelah masa menopause. Olson menyatakan
bahwa target untuk menanggulangi terjadinya kanker payudara pada wanita bisa dicegah
saat masih remaja (Jaknews, 2005).
Dunia kedokteran dan kaum wanita semakin resah akibat laju perkembangan
dari angka kejadian penyakit kanker yang sangat cepat. Sampai saat ini belum ditemukan
penyebab timbulnya kanker payudara secara pasti. Namun, dari keberhasilan para ahli
klinik dalam bidang kanker menemukan beberapa prinsip untuk deteksi dini dan
pengobatan penyakit kanker payudara yang segera memberikan masa depan yang cerah
bagi penderita kanker payudara (Tjindarbumi, 2005).
Penemuan dini kanker payudara dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan yang mudah dan dapat dilakukan sendiri, yaitu pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) (Siswono, 2002).
Sadari merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menemukan
kanker payudara pada stadium dini. Masalah utama pada SADARI adalah ketidak
teraturan dan jarang sekali dilakukan dengan benar. Sehingga perlu adanya intervensi
Kesembuhan akan semakin tinggi jika kanker payudara (Ca Mammae)
ditemukan dalam stadium dini, yang biasanya masih berukuran kecil. Minimnya
informasi dan upaya publikasi deteksi dini kanker payudara menyebabkan penemuan dan
penanganan kanker belum bisa terkelola dengan baik. Salah satu upaya untuk
memberikan informasi tentang SADARI kepada wanita remaja adalah melalui
pendidikan kesehatan (Melda S, 2008).
Pendidikan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan prilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar
menyadari atau mengerti atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka, dan
kesehatan orang lain (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti
tentang “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di
SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu bagaimana “Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kanker
1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor kabupaten Aceh
Singkil Tahun 2012.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di
SMA N.1 Singkohor kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012.
2. Mengetahui Sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1
Singkohor kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan kajian dalam meningkatkan
kemampuan mahasiswa untuk mengetahui tentang kanker payudara yang
terjadi pada wanita.
2. Bagi praktek keperawatan, hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi
masukan untuk peningkatan asuhan keperawatan anak tentang pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran rasa dan raba. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Jadi dapt disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu pemikiran yang dihasilkan
dari penggunaan pancaindera yang kemudian dapat dibuktikan kebenarannya
(Notoatmodjo, 2007).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mencakup didalamnya domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah di pelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat
2. Memahami (Compreheasion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: latar
belakang pendidikan, sosial, budaya dan usia (Herawani, 2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam masyarakat yaitu:
1. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tigginya pengetahuan seseorang bila
ekonomi baik maka tingkat pendidikan akan tinggi dan pengetahuan tinggi pula.
2. Kultur (Budaya dan Agama)
Budaya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang
karena informasi-informasi yang didapat akan disaring terlebih dahulu apakah sesuai
atau tidak dengan budaya atau agama masyarakat tertentu
3. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan mudah menerima hal baru
dan akan mudah menyesuaikan hal baru tersebut.
4. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,
pendididkan yang tinggi maka pengalaman yang diperoleh juga akan lebih luas
sedangkan semakin tua seseorang maka pengalaman semakin banyak.
2.2 Konsep Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu
Salah seorang psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tententu. Sikap juga merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(Notoatmodjo,2010).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek, Allport (1995) dalam buku Notoadmodjo menjelaskan bahwa
sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana
keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian orang tersebut terhadap objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak, artinya sikap adalah merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau prilaku terbuka.
2.2.2 Ciri-Ciri Sikap
Menurut Purwanto (1998) Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-rubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap
d. Obyek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan
sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Purwanto (1998) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :
a. Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan sendiri, seperti selektivitas. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari
luar melalui persepsi, oleh karna itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana yang akan
kita dekati dan yang harus kita jauhi
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu faktor dari luar manusia meliputi :
a) Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap
b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
c) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
2.2.4. Tingkatan Sikap
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan
objek.
b. Menanggapi (Responding)
Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap
objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak
atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang
telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan
keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang
mencemooh atau adanya resiko lain.
2.2.5. Struktur Sikap
Menurut Azwar S (2009) struktur sikap dibagi menjadi 3 komponen yang
saling menunjang yaitu
a. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau
apa yang benar bagi objek sikap.
b. Komponen afektif manyangkut masalah emosional subyektif sesorang terhadap
c. Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecendrungan berprilaku yang ada
dalam diri seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
2.2.6 Sikap dapat dibentuk atau berubah
Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam yaitu :
a. Adopsi yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus
menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b. Diferensiasi yaitu dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,
sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya
c. Integrasi yaitu pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.
d. Trauma yaitu pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
2.3 Konsep Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO, batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program
pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang
berusia 10 sampai 19 tahun dan belum menikah. Sementara itu, menurut Direktorat Remaja
& Perlindungan Hak Reproduksi batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun
Remaja atau “adolescence” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti
tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksut adalah bukan hanya kematangan
fisik saja, tetapi juga kematangan sosial psikologis (Widyastuti, 2010).
Masa remaja adalah masa penghubung atau masa peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial
mengenai kemungkinan fungsi rohani dan jasmani, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995).
Menurut Mappiare (1982) masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun
adalah remaja awal, dan usia 17 atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah remaja
akhir.
1. Pembagian Masa Remaja
WHO membagi kurun usia remaja dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun (Sarwono, 2004). Menurut Bross, yang dikutip dari
Sarwono (2004), remaja mempunyai tahap-tahap perkembangan yaitu :
a. Remaja awal (10-14 tahun)
Pada tahap ini remaja merasa heran akan perubahan yang terjadi pada
tubuhnya dan dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik kepada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.
Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan kurangnya kendali terhadap ego sehingga
b Remaja akhir (15-20 tahun)
Tahap ini adalah masa konsilidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian lima hal yaitu :
a. Minat yang mantap dengan fungsi intelektual.
b. Terbentuk identitas yang tidak berubah lagi.
c. Egosentrisme (memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
kepentingan antara diri sendiri dengan orang lain.
d. Tumbuhnya kemampuan memahami diri sendiri dan dapat memisahkan diri
pribadinya dengan masyarakat umum.
e. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Menurut Ali (2004), pertumbuhan adalah perubahan fisiologis yang progresif
dan kontinu serta berlangsung selama periode tertentu. Perkembangan ialah perubahan psikis
yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan sifat-sifat yang baru.
Pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi menjadi :
a. Pertumbuhan fisik
b. Perkembangan intelektual (kognitif)
c. Perkembangan moral
d. Perkembangan emosi.
3 Konsep Diri Remaja
Konsep diri merupakan hasil interaksi seseorang dengan keluarga, teman atau
orang terdekat yang memberikan penilaian pada individu sehingga individu tersebut
Menurut Ghafani (2006), sebenarnya pencarian konsep diri telah bermula
sejak anak masih kecil, tetapi pada masa remaja mulai kelihatan menonjol karena remaja
mulai belajar berpikir dan menggunakan emosinya, hasil dari interaksi dengan dunia luar
yaitu ibu-ayah, teman sebaya dan lingkungan sekitarnya. Masa remaja sendiri penting bagi
perkembangan konsep diri karena pada masa inilah remaja mengalami proses pembentukan
konsep sekaligus mengalami perubahan. Bagi kebanyakan remaja, proses pembentukan
konsep diri berjalan lancar, tetapi mereka yang jauh menyimpang dari pembentukan itu,
pertumbuhan hidupnya akan mengalami masalah yaitu manusia yang berkepribadian buruk.
2.4 Konsep Kanker Payudara
2.4.1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan
berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, kanker
payudara tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara, kanker payudara juga merupakan suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchyma (Taufan, 2011).
Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan
payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh infiltratif dan
destruktif dan dapat bermetastase, tumor ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar
(Ramli, 2001).
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara, setiap benjolan
pertumbuhan selnya tidak sampai merembet kesekitar payudara atau organ lain seperti
paru-paru, jantung, hati, tulang otak dan lainnya (Gunarso, 2004).
Menurut Brunner & Suddarth, (2001), Kanker payudara adalah neoplasma
maligna yang paling sering dijumpai pada wanita, dan menempati tempat nomor dua setelah
karsinoma servik uterus, angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun secara keseluruhan
resiko perempuan seumur hidupnya untuk berkembang kanker payudara adalah 1 berbanding
8. Hal ini tidak memberikan kelonggaran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi resiko
individual untuk perempuan tertentu. Kanker payudara marupakan karsinoma spesifik tempat
yang terlajim pada wanita dan merupakan sebab utama kematian kanker dalam wanita berusia
40-44 tahun.
2.4.2 Penyebab Kanker payudara
Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun
Wenny (2011), menemukan beberapa faktor resiko yang mempunyai pengaruh terhadap
kanker payudara, diantaranya :
1. Faktor Reproduksi
Beberapa faktor reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya resiko
kanker payudara adalah nuliparitas (wanita yang belum melahirkan) dan kehamilan pertama
pada umur tua (kehamilan pertama di atas umur 30 tahun). Hal ini dikaitkan dengan fungsi
payudara yang berfungsi optimal, demikian juga hormon-hormon yang berperan pada kanker
payudara. Resiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan hanya
kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan yang terjadi
2. Riwayat kesehatan personal
Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah
satu payudaraya maka individu ini mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena kanker pada
payudara satunya.
3. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harard Scool of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara
yang bermakna pada para pengguna terapi sulih hormon pada wanita yang telah mengalami
mmenopause.
4. Penyakit fibrokistik (Tumor pada payudara)
Pada wanita yang pernah mengalami tumor pada payudara dengan diagnosis
adenosis, fibroadinoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker
payudara.
5. Obesitas (Kegemukan)
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup
wanita, khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Kemungkinan
terkena kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat menopause lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita tanpa kegemukan.
6. Radiasi
Terpapar unsur radiasi, apalagi dalam waktu lama selama atau sesudah
pubertas, meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan erat dengan dosis atau lama
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat
penderita. Untuk itu skrining untuk kanker payudara dilakukan. Terdapat peningkatan resiko
keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.
8. Periode menstruasi
Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum berumur 11
tahun) atau terlambat memasuki menopause (di usia 60 tahun) memiliki kemungkinan yang
lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita yang mengalami kondisi itu terpapar hormon
reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker juga
lebih besar.
2.4.3 Gejala Klinis Kanker Payudara
Menurut Taufan (2011) gejala klinis kanker payudara dapat berupa
1. Benjolan pada payudara, umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2. Erosi atau eksema puting susu
3. Kulit atau puting susu menjadi tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk
(peau d’orange) mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu
semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
5. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah
timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang
6. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker keseluruh tubuh.
Menurut Arif Mansjoer (2000) pembagian stadium kanker payudara dibagi menjadi 4
stadium yaitu
1. Stadium 1:
Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran <2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau
otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.
2. Stadium II:
Tumor dengan diameter <2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter
2-5 cmdengan/tanpa metastasis aksila.
3. Stadium III:
Stadium III dibagi dalam :
a. Stadium IIIa :
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya
dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor
dengan metastasis aksila yang melekat.
b. Stadim IIIb :
Tumor dengan metastasis intra atau supraklavikula atau tumor yang telah
menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.
4. Stadium 4 :
2.2.4 Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara
Menurut Danielle (1999) faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah
a. Usia diatas 40 tahun
b. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga
c. Menstruasi pada usia yang muda/usia dini
d. Menopause pada usia lanjut
e. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut
f. Pendidikan lebih tinggi atau status sosial yang lebih tinggi
g. Penggunaan estrogen eksogen jangka panjang dan progestin, terpajan pada radiasi,
pengionisasi berlebihan
h. Riwayat penyakit fibrokistik
i. Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.
2.2.5 Pencegahan kanker Payudara
Menurut Taufan (2011) pencegahan kanker payudara dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu :
1. Pencegahan primer
a. Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang “sehat” melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
b. Pencegahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga memperkecil faktor resiko
2. Pencegahan skunder
a. Pencegahan skunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid
normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.
b. Pencegahan skunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini, beberapa metode
deteksi dini terus mengalami perkembangan.
c. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita
kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita
yang sehat merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara.
d. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) dibandingkan yang tidak.
3. Pencegahan tersier
a. Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara.
b. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
c. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita.
d. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa
Wenny (2011) menyebutkan kemungkinan perkembangan kanker payudara
dapat dikurangi dengan langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh setiap
wanita yaitu :
a. Kesadaran akan payudara sendiri
b. Berikan ASI kepada bayi
c. Segera konsultasikan kepada docter jika anda menemukan benjolan di payudara
d. Cari tahu apakah ada riwayat kanker payudara atau kanker lain dalam keluarga
anda
e. Perhatikan konsumsi alkohol
f. Perhatikan berat badan
g. Olahraga secara teratur
h. Kurangi makanan berlemak
i. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur
j. Masukkan brokoli ke dalam menu harian anda
k. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian
l. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan
2.2.6 Pengobatan Kanker Payudara
Menuru Wenny (2011) ada beberapa pengobatan kanker payudara yang
penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit yaitu :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis masektomi
Modified Radical Mastectomy
Modified Radical Mastectomy yaitu pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan dsekitar ketiak.
Tujuannya untuk membersihkan seluruh sel kanker yang telah menyebar pada jaringan yang
disebutkan diatas untuk menghindari kekambuhan.
Total (Simple) Mastectomy
Total (Simple) Mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjer di ketiak. Tindakan ini dilakukan jika berdasarkan hasil pemeriksaan
sel kanker hanya berada di jaringan payudara saja.
Radical mastectomy
Radical Mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya di sebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung
sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Biasanya lupectomy di rekomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
Radiasi atau penyinaran adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma. Tujuannya adalah membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Pengobatan ini
menimbulkan beberapa efek pada tubuh, misalnya tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit (sel darah
putih) cenderung menurun akibat dari radiasi. Oleh karena itu, sebelum pengobatan dengan
radiasi dilakukan, kondisi tubuh pasien harus dipersiapkan sebaik mungkin, daya tahan
nutrisi yang seimbang dan bergizi, istirahat yang cukup, dan yang paling penting adalah
semangat untuk sembuh dari penyakit ini.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan antikanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atas melalui infus. Tujuannya adalah membunuh atau menekan
pertumbuhan sel-sel kanker yang ada didalam tubuh. Efek obat ini tidak hanya pada sel
kanker di payudara, tapi juga diseluruh tubuh (Denton, 1996). Karena obat kemoterapi ini
secara umum berpungsi menekan pertumbuhan sel-sel yang yang berproliferasi cepat
(pertumbuhannya cepat). Efek kemoterapi adalah pasien mengalami mual muntah serta
rambut rontok, kulit menjadi kering, perasaan lemah dan tidak nafsu makan. Namun
demikian, semua efek ini dapat dikalahkan dengan motivasi yang tinggi untuk sembuh dan
melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh tim kesehatan.
4. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai Therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya memblok
kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulasi perkembangan kanker pada
payudara.
5. Pengobatan Herceptin
Pengobatan Herceptin adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan
HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep dengan
konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2007).
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konseptual
dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah remaja dimana peneliti akan
mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja tentang kanker payudara.
Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka skema penelitian adalah :
- Pengetahuan remaja -Sikap remaja
1 Pengertian kanker payudara
2 Penyebab kanker payudara
3 Gejala klinis kanker payudara
4 Faktor-faktor resiko terjadinya kanker payudara
5 Pencegahan kanker payudara
3.2Defenisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala - penyebab kanker
payudara - Gejala klinis
- Penyebab kanker payudara
- Gejala klinis kanker payudara - Pencegahan
kanker payudara - Faktor-faktor
resiko terjadinya kanker payudara - Pengobatan
kanker payudara
2 : Setuju
1 : Tidak Setuju
BAB 4
METEDOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara di
SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012 .
4.2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti
(Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja Putri di SMA N.1
Singkohor Kabupaten Aceh SingkilTahun 2012 yang berjumlah 208 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Random Sampling, yang merupakan pengambilan sampel secara acak,
dimana setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi
sampel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Setiadi (2007) dalam menentukan besarnya sampel dimana
sampel lebih kecil dari 1000 dengan menggunakan rumus
jadi jumlah sampel sebanyak 68 responden di SMA N.1 Singkohor.
N : adalah jumlah populasi
n : besar sampel
d : 0,1 (tingkat kepercayaan yang diinginkan)
4.3 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh
Singkil pada tanggal 24 September Tahun 2012, penelitian ini dilakukan dengan
pertimbangan di SMA tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang kanker payudara. Karena remaja putri kurang memahami tentang
kanker payudara. Lokasi ini juga mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mempercepat
proses penelitian.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksana
penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk
menandatangani informed consent, tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data
berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden,
baik resiko fisik maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan
cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian dan peneliti akan
memusnahkan instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang
4.5 Instrumen Penelitian
Data responden yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi
data pengetahuan remaja putri dan sikap remaja putri. Kuesioner pengetahuan bertujuan
untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara. Baik jika menjawab
benar 7-10 pertanyaan, cukup jika menjawab 4-6 pertanyaan, dan kurang jika menjawab 1-3
pertanyaan. Kuesioner sikap bertujuan untuk mengidentifikasi sikap remaja putri tentang
kanker payudara yang terdiri dari 10 pernyataan yang diukur dengan skala likert,
masing-masing pernyataan dibuatkan skor 1-3. Apabila responden menjawab sangat setuju (SS)
diberi skor 3, setuju di beri skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 1.
4.6 Uji Validitas dan Uji Reabilitas 4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan uji validitas internal
yaitu mengungkap data dari variabel yang berupa butir-butir pertanyaan yang
merupakan indikator dari variabel yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Uji validitas
kuesioner ini dilakukan dengan cara content validity (ahli) kepada ibu Nur Afi Darti
SKp, M.Kp selaku staf pengajar maternitas Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
4.6.2 Uji Reabilitas
Peneliti telah melakukan uji reliabilitas terhadap instrumen, instrumen
yang reliable akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau benar sesuai
kenyataannya sehingga walaupun data diambil berulang-berulang hasilnya akan tetap
sama atau konsisten (Polit & hungler, 2001).
Dalam penelitian ini digunakan uji reabilitas internal yang diperoleh
dilakukan pada 10 orang responden di SMA N.1 Kota Baharu Kecamatan Kota
Baharu pada tanggal 10 September 2012. (Nursalam, 2001), kuesioner pengetahuan
diuji dengan menggunakan rumus KR-20 dan kuesioner sikap diuji dengan
menggunakan Cronbach Alpha. Hasil analisa reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan
diperoleh bahwa kuesioner ini reliabel karena nilai r hitung = 0,877 lebih besar dari
nilai r tabel = 0,632 dan untuk kuesioner sikap didapatkan nilai α=0,941, ini
menunjukkan bahwa kuesioner sikap reliabel karena nilai α>0,70 (Burns & Grove,
2001).
4.7 Pengumpulan data
Peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Institusi
Pendidikan Program Studi Keperawatan USU yang dilanjutkan dengan mengajukan
permohonan izin penelitian di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil. Setelah
mendapat izin dari kepala sekolah SMA N.1 Singkohor, pada tanggal 24 September 2012
peneliti datang ke SMA N.1 Singkohor untuk mengambil data penelitian pada saat jam
istirahat kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada responden dan meminta kepada
responden untuk mengisi lembaran kuesioner sesuai dengan pertanyaan yang ada dalam
kuesioner tersebut, selama pengisian kuesioner responden boleh bertanya tentang apa yang
tidak dimengerti dan bila sudah selesai responden diminta untuk mengembalikan kepada
peneliti.
4.8 Analisa data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui
beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian mengklarifikasi
data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan, tabulasi dilakukan dengan memberi
item-item yang tidak diberi skor dan mentabulasi data untuk memperoleh hasil dalam bentuk
angka. Dilakukan penyusunan data kedalam master tabel supaya mudah dijumlah, disusun
dan didata untuk disajikan dan dianalisa.
Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik
P=rentang atau banyak kelas (Hidayat, 2007). Dimana P adalah panjang kelas dengan rentang
nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Data dianalisa secara diskriptif serta disajikan dalam
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor kecamatan Singkohor
Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 september dengan
jumlah responden 68 orang siswi.
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dijabarkan mulai deskripsi karakteristik responden,
pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara dan sikap remaja putri terhadap kanker
payudara.
5.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup umur responden terbanyak berada pada
rentang 16 tahun yaitu sebanyak 25 responden (36,8%), beragama Islam 67 responden
(98,5%), memiliki suku Jawa 46 responden (67,6%), pernah mendapatkan informasi 61
responden (69,7%), dan informasi yang pernah di dapat dari TV 49 responden (72,1%). Hasil
5.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi Karakteristik Remaja Putri tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
Karakteristik frekuensi % Umur
- 15-16 33 48,6
- 17-18 35 51,5
Agama
- Islam 67 98,5
- Kristen 1 1,5
Suku
- Aceh 13 19,1
- Jawa 46 67,6
- Pak-pak 9 13,2
Pernah mendapatkan informasi tentang kanker payudara
- Ya 61 69,7
- Tidak 7 10,7
Didapat dari mana
- Tv 49 72,1
- Internet atau Koran 5 7,4
- Majalah 7 10,3
5.1.2 Pengetahuan Remaja Putri tentang Kanker Payudara
Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan responden tentang kanker
payudara mayoritas cukup yaitu sebanyak 42 responden (61,8%). Dapat dilihat pada tabel
5.1.2
Table 5.1.2 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja Putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
No Pengetahuan Remaja putri Frekuensi % tentang kanker payudara
1 Baik 10 14,7%
2 Cukup 42 61,8%
3 Kurang 16 23,5%
5.1.3 Sikap Remaja Putri tentang Kanker Payudara
Hasil penelitian ini menunjukkan sikap responden tentang kanker payudara
mayoritas memiliki sikap positif yaitu sebanyak 39 responden (57,4%). Dapat dilihat pada
tabel 5.1.3
Table 5.1.3 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
No Sikap Remaja Putri tentang Kanker Payuda
frekuensi %
1 Positif 39 57,4%
2 Negatif 29 42,6%
5.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian
yaitu menggambarkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA
N.1 Singkohor
5.2.1 Pengetahuan remaja putri tentang Kanker Payudara
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas remaja putri tentang
kanker payudara berpengetahuan cukup sebanyak 42 responden (61,8%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2009) di kelurahan Petisah Tengah
yang melaporkan bahwa pengetahuan wanita tentang kanker payudara mayoritas cukup
sebesar 73,4%.
Hal ini karena kebanyakan responden sering menonton TV (72,1%), membaca
internet atau koran (74%) dan dari majalah (7%), ini menunjukkan bahwa informasi sangat
penting dalam peningkatan pengetahuan seseorang sebagaimana yang dikemukakan oleh
Wiel Hary (1996), bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang, walaupun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu
akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan masih terdapat 16 responden (23,5%)
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2004) pada tenaga pengajar wanita SD di wilayah kecamatan pasar rebo Jakarta Timur,
dimana sebagian besar responden yaitu sebanyak 67 dari 110 (60,9%) masih memiliki
pengetahuan yang kurang tentang kanker payudara dan pendeteksian dininya.
Dilihat secara rinci dari masing-masing pertanyaan, beberapa pertanyaan tentang
responden (66,2%) yang menjawab salah, perkembangan kanker payudara dapat dikurangi
sebanyak 41 responden (60,3%) yang menjawab salah, dan yang merupakan faktor-faktor
resiko terjadinya kanker payudara sebanyak 41 responden (60,3%) yang menjawab salah.
Hal ini dikarenakan responden kurang memahami dengan benar kanker payudara, selain itu
adanya responden yang kurang memahami tanda dan gejala kanker payudara dan faktor
resiko terjadinya kanker payudara.
Menurut Nanda (2005), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan
kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari : kurang terpapar informasi, kurang
daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk
belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi.
5.2.2 Sikap remaja putri tentang Kanker Payudara
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas remaja putri
bersikap positif sebanyak 39 responden (57,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Marwati (2008) di Lingkungan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta, sebanyak 90 dari 168 responden (53,6%) memiliki sikap positif.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Agustina (2012) yang berjudul sikap sadari
mahasiswi di STIKES Persada Husada Indonesia Jakarta didapatkan responden yang
mempunyai sikap positif sebanyak 88 responden (54,7%). Menurut Purwanto (1998) sikap
positif merupakan kecendrungan tindakan untuk mendekati, menyenangi, dan mengharapkan
obyek tertentu.
Dari hasil penelitian didapat sebanyak 28 responden (41,2%) mengungkapkan
bahwa sadari (periksa payudara sendiri) perlu dilakukan oleh setiap wanita untuk mencegah
(41,2%). Hal ini didukung oleh pernyataan Marwati (2008) pemeriksaan payudara secara dini
merupakan salah satu langkah deteksi dini terhadap penyakit kanker payudara seharusnya
layak diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh setiap wanita, karena hal tersebut
merupakan ujung tombak dari proses penyembuhan kanker. Hasil penelitian juga didapatkan
27 responden (39,7%) mengungkapkan jika saya terkena penyakit kanker payudara saya
merasa penampilan saya tidak menarik lagi. Menurut Herawati (2005) bahwa wanita yang
mengalami kanker payudara akan mengalami gangguan body image dan ideal diri yang tidak
realitas yaitu merasa menjadi wanita yang kurang sempurna. Hal ini juga dikuatkan oleh
Taylor (1995) bahwa kehilangan payudara akan mengubah penampilan fisik penderita dan
dapat berpengaruh pada cara pandangnya terhadap gambaran tubuh. Wanita merasa minder,
BAB 6
KESIMPILAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012. Dalam penelitian ini memiliki 68 orang responden
dengan cara pengambilan sampel yaitu Random Sampling dan penelitian ini bersifat
deskriptif.
6.1 Kesimpulan Hasil Penelitian
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012 mayoritas cukup yaitu 42 responden (61,8%).
b. Sikap remaja putri tentang kanker payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh
Singkil Tahun 2012 mayoritas positif yaitu 39 responden (57,4%)
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Praktek Keperawatan
Dalam praktek keperawatan dikhususkan bagi praktek maternitas diharapkan
dapat memberikan penyuluhan bagi remaja putri dalam upaya meningkatkan
pengetahuan tentang kanker payudara. Informasi yang diberikan akan menambah
pengetahuan remaja putri agar terhindar dari kanker payudara dan memberikan
6.2.2 Untuk Pendidikan Keperawatan
Dalam pendidikan keperawatan perlu diberikan penekanan materi
mengenai kanker payudara, sehingga perawat dapat memberikan informasi yang lebih
banyak tentang kanker payudara dan upaya pencegahan kanker payudara.
6.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
tentang hubungan antara pengetahuan, sikap dan prilaku remaja tentang kanker
5.2.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan remaja putri tentang Kanker Payudara di SMA N.1 Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2012
No Pertanyaan Benar Salah
Frek % frek %
1 Kanker payudara merupakan?
48 70,6 20 29,4
2 Obesitas merupakan salah satu penyebab kanker payudara karena?
27 39,7 41 60,3
3 Penyebab kanker payudara yang paling utama adalah
34 50,0 34 50,0
4 Tanda kanker payudara dapat berupa?
32 47,1 36 52,9
5 Rasa sakit pada puyudara biasa timbul setelah?
31 45,6 37 54,4
6 Yang merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah kecuali?
27 39,7 41 60,3
7 Penangan yang tepat pada penderita kanker payudara dapat?
29 42,6 39 57,4
8 Perkembangan kanker payudara dapat dikurangi dengan cara kecuali?
25 36,8 43 63,2
9 Kesadaran akan payudara sendiri dapat memberi kemungkinan?
23 33,8 45 66,2
10 Operasi kanker payudara dilakukan untuk?
Table 5.1.5 Distribusi frekuensi sikap remaja putri tentang kanker payudara
1 Jika saya menderita penyakit kanker payudara saya akan menumpahkan kekesalan saya kepada orang lain dan benda disekitar saya
2 2.9 28 41,2 38 55,9
2 Jika saya terkena penyakit kanker payudara saya akan tetap beraktifitas seperti biasa
0 0 34 50,0 34 50,0
3 Jika saya terkena penyakit kanker payudara saya akan berusaha mencoba
melupakan penyakit ini
0 0 22 32,4 46 67,5
4 Jika saya terkena penyakit kanker payudara saya akan tetap merawat diri saya dengan baik
0 0 23 33,8 45 66,2
5 Jika saya terkena penyakit kanker payudara saya akan menjadi mudah marah dan tersinggung
1 1,5 26 38,2 41 60,3
6 Sadari (periksa payudara sendiri) perlu dilakukan oleh setiap wanita untuk mencegah terjadinya terkena resiko kanker payudara
28 41,2 19 27,9 21 30,9
7 Mengurangi makanan berlemak kemungkinan dapat memperlambat perkembangan kanker payudara
18 26,5 33 48,5 17 25,0
8 Jika saya terkena penyakit kanker payudara saya merasa penampilan saya tidak menarik lagi
No Pertanyaan Sangat setuju Setuju Tidak setuju
frek % frek % frek %
9
10
Seseorang pantes
menderita kanker payudara karena dosa-dosanya yang telah diperbuatnya
Saya merasa jijik jika saya berdekatan dengan
penderita kanker payudara 17
3
25,0 16
4,4 4
23,5
5,9
35
61
51,5
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, (2009), Pengertian Remaja, dikutip dari
2012
Ali, (2004), Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta ,Bumi Aksara
Mansjoer A, (2000),Kapita Selekta kedokteran, Ed 3, Media aesculapius, Jakarta
Arikunto (2006), prosedur Penelitian Pendekatan suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka cipta
Arikunto dan Suharsimi, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi, jakarta : Rineka cipta
Baradero, M. Dkk. (2007). Seri Asuhan Keperawatan Pada Klien Kanker. Jakarta: EGC
Brunner dan Suddart, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3 , Jakarta, Egc
Bruns, N Grove & Grove, S, (1993), The Practice Of Nursing Research: Conduct, Critique
& Utilization, Philadelphia: Wb, Sounders Co
Chandra (2009), Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini
Kanker Payudara Dikelurahan Petisah Tengah, Dikutip tanggal 11 Januari 2013
Demsey, P,A & Demsey, A,D, (2002), Riset Keperawatan 1 Buku Ajar & Latihan (edisi 4).
Jakarta. Egc
Gale, D & Carrette , J, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi (Oncology Nursing
Grafani, (2006), Kenakalan Remaja dari pada Perspektif Islam, dikuti
tanggal 18 Mei 2012
Hawari, D.H. (2004). Psikiater_Kanker Payudara, Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Herawati, (2005), Gambaran Bodi Image Pada Wanita Penderita Kanker Payudara Yang
Sudah Menjalani Operasi. Jurnal Keperawatan. Dikutip
dar
Herry Z P, (2010), Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, Kencana Pramadia Group,
jakarta
Hidayat, Aziz Alimul, (2007), Metode Pendekatan Penelitian keperawatan dan Tehnik
Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika
Jaknews, (2008), Kanker Payudara dikutip
da
Kartono K, (1995), Psikologi Anak, Bandung, Mandar Maju
Kollinko, (2007), Ketika Vonis Kanker Datang, dikutip
da
mei 2012
Luwia, (2003), Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dikutip
Luwina, N.S. (2006). Stres Meningkatkan Resiko Timbulnya Kanker Payudara dikutip
dari
tanggal 18 maret 2012
Mappiare, (1982), Pengertian Remaja, dikutip dari
2012
Melda S, (2008), Kanker Payudara Bukan Akhir Segalanya, dikutip
dari
Melono, Irmayanti, dkk, (2007). MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI
Notoadmotjo S, (1993), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan.
Yogyakarta, Penerbit Andi Ofset
Notoadmotjo S, (2002), Metodologi Pengantar Kesehatan, Jakarta PT Rhineka Cipta
Notoatmodjo S, (2003), Konsep Prilaku dikutip da
tanggal 18 Mei 2012
Notoatmodjo S, (2007), Kesehatan dan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo S, (2010), Ilmu Prilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Pollit & Hungler, (2001), Nursing Research: Principles and metode. Philidelphia Lippincot
Potter, A.P. (1993) Fundamentals Of nursing: Concepts, Prosses, and Practise.Mosby Year
Bock
Purwanto H, (1998), Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan, buku Kedokteran,
Ramli M, (et al), (2005), Deteksi Dini Kanker, Jakarta : FKUI
Sarwono, (2004), Psikologi Remaja, Edisi Revisi
Saryono, Dkk, (2009), Perawatan Payudara dilengkapi dengan Deteksi Dini Terhadap
Penyakit Kanker Payudara, Nuha Medika, Yogyakarta
Setiadi, (2007), Konsep dan penulisan Riset Keperawatan, Graha ilmu, Yogyakarta
Siswono, (2002), Kanker Payudara Bisa Dideteksi Sendiri, dikutip dari
:
mei 2012
Taufan N, (2011), Asi dan Tumor Payudara, nuha Medika; Yogyakarta
Taylor Shelley E, (1995), Health Psychology. United Of America. Com. Inc
Tjindarbumi, (2005), Deteksi Dini Kanker Payudara & Penanggulangannya dalam : Ramli,
H. Muchilis, ed. Deteksi Dini Kanker. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 32-50
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
KANKER PAYUDARA DI SMA N.1 SINGKOHOR
KABUPATEN ACEH SINGKIL
TAHUN 2012
Saya yang bernama Suryanti Nim 111121097 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya selaku
peneliti mengharapkan partisipasi saudari sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan
menjamin kerahasiaan identitas saudari. Informasi yang saya dapatkan dari saudari hanya
akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.
Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudari tidak
menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudari berhak menolak dan tidak
ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudari bersedia menjadi responden dalam penelitian
saya, maka saudari dipersilahkan menandatangani formulir dibawah ini.
Tanda Tangan :
Tanggal:
KUISIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
KANKER PAYUDARA DI SMA N.1 SINGKOHOR
KABUPATEN ACEH SINGKIL
TAHUN 2012
Kode :
Tanggal :
1. Karakreristik Responden
Umur :
Agama : : Islam : Kristen
Suku :
2. petunjuk pengisian
a. di harapkan kepada responden agar mengisi sesuai dengan jawaban
3. apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang kanker payudara?
: Ya : Tidak
4. Jika Ya diperoleh dari mana? a. TV