• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Sebagai Repellent Terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektifitas Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Sebagai Repellent Terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS SERBUK DAUN SPEARMINT (Mentha spicata)

SEBAGAI REPELLENT TERHADAP KECOA RUMAH

(Periplaneta americana)

Oleh :

Mandasari Br Ginting NIM. 091000168

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

EFEKTIFITAS SERBUK DAUN SPEARMINT (Mentha spicata)

SEBAGAI REPELLENT TERHADAP KECOA RUMAH

(Periplaneta americana)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

(3)

ABSTRAK

Kecoa rumah (Periplaneta americana) merupakan vektor mekanik yang dapat membawa agen penyakit. Di dalam tubuh kecoa pernah ditemukan 40 mikroorganisme penyebab penyakit sehingga kecoa dapat mengontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai penyakit yang menyebabkan penyakit pencernaan bahkan kecoa rumah dapat menyebabkan alergi. Upaya pengendalian kecoa rumah yang umum dilakukan yaitu pengendalian kimiawi dengan menggunakan zat-zat kimia sebagai repelen ataupun insektisida yang bersifat persisten di lingkungan jika digunakan secara terus-menerus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah(Periplaneta americana)

Jenis penelitian ini adalah bersifat eksperimen semu untuk melihat efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu berat serbuk 0 gram (sebagai kontrol), 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada waktu pengamatan setelah 5 menit dengan nilai p= 0,048 dan tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada waktu pengamatan setelah 10 dan 15 menit dengan nilai p= 0,064 dan p= 0,059. Setelah menghitung daya proteksi diketahui bahwa tidak terdapat rata-rata daya proteksi yang mencapai 90%.

Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah tidak ada rata-rata daya proteksi yang mencapai 90% sehingga serbuk daun spearmint (Mentha spicata) ternyata tidak efektif digunakan sebagai repellent terhadap kecoa rumah

(Periplaneta americana).

Kata Kunci: repellent, kecoa rumah (Periplaneta americana), spearmint

(4)

ABSTRACT

American cockroach (Periplaneta americana) is mechanical vector which can bring agent of diseases. In Cockroach had ever been found about 40 microorganism so that can contaminate human food and cause some intestinal diseases even the allergic for human.Usually, People control the American cockroach by using chemical substances which persistent in environment if we use it continuously.

The aim of this research was to analyze the effectivity of spearmint (Mentha spicata) leaves powder as a repellent to the american cockroach (Periplaneta americana).

The design of this research was the quasi-experimental with the Completely Randomized Design (CRD) using five treatments which were 0 gram (as a control), 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram in four replication.

The result of the study showed that there was differences average of the quantity of American cockroach which can pass spearmint leaves powder at observation after five minutes with p =0,048. There wasn’t differences average of the quantity of American cockroach at observation after ten minutes and fifteen minutes with p= 0,064 and p= 0,059. The calculation of average protection power of spearmint (Mentha spicata) leaves powder as a repellent to the american cockroach (Periplaneta americana) showed that there wasn’t average protection power over than 90%.

The conclusion of this study showed that there there wasn’t average protection power over than 90%. So that spearmint (Mentha spicata) leaves powder wasn’t effective to used as repellent to the american cockroach (Periplaneta americana).

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MANDASARI BR GINTING

Tempat/ Tanggal Lahir : Kabanjahe, 14 Januari 1992 Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah Anak : Ke-1 dari 3 bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Pendidikan, Desa Jaranguda, Berastagi Riwayat Pendidikan :

1. 1997 – 2003 : SD Negeri No. 044825 Berastagi 2. 2003 – 2006 : SLTP Negeri 1 Berastagi

3. 2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Berastagi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Sebagai Repellent

Terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana).”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

2. Arfah Mardiana Lubis, S.Psi, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU. 3. Ir. Evi Naria, M. Kes selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan dan

juga merupakan Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. dr. Surya Dharma, MPH selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan saran serta masukan yang sangat bermanfaat kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan staf pegawai FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Kak Dian, selaku asisten Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM USU

(7)

7. Teristimewa untuk orangtua terkasih, Ayahanda Josua Ginting dan Ibunda

Marheiny Br Sinukaban, yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang dan juga yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, nasehat dan doa pada penulis setiap saat, serta adik-adik penulis yang terkasih (Yogi Pranata Ginting dan Wenta Prasetya Ginting) yang juga mendukung penulis senantiasa dalam doa.

8. Sahabat-Sahabatku sejak kecil (Sardiana Br Bangun, Aprilianti Br Tarigan, dan Inka Elisabeth Br Purba) yang senantiasa memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

9. Kelompok Kecil Inner Being ( Kak Puji, Indri, Sondang, Adri dan Marta). Bersyukur memiliki kalian yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

10. Sahabat- Sahabatku di kampus yaitu “ZV” (Indri, Henny, Tina, Bian, Sondang, Nita, Lastri, Wati, Martha, Mory, Adri, Mince). Bersyukur mengenal kalian dengan segala perbedaan karakter antara satu dengan lainnya namun senantiasa saling mengasihi dan saling mendukung dalam penulisan skripsi kita masing-masing.

11. Teman-teman Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM USU ( Ettha, Sailent, Delvi, Windi, Putri, Rahma, Sulina, Devi, Sarah, dan semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu per satu) yang mau membantu dan memberi saran terhadap penulis dalam penulisan skripsi ini.

(8)

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan………...i

Abstrak ... ii

Abstract ... .iii

Daftar Riwayat Hidup ... .iv

Kata Pengantar ... .v

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Grafik ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.3. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Vektor Penular Penyakit ... 7

2.1.1. Sistem Vektor Penyakit ... 8

2.1.1.1 Arthropoda Sebagai Vektor Penular ... 8

2.1.1.2 Arthropoda Sebagai Intermediate Host ... 9

2.1.2. Pengendalian Vektor ... 9

2.2. Gambaran Umum Mengenai Kecoa ... 10

2.3. Kecoa Rumah (Periplaneta americana) ... 12

2.4. Dampak Kecoa Bagi Kesehatan ... 17

2.5. Cara Pengendalian Kecoa ... 18

2.6. Gambaran Umum Mengenai Daun Mint (Mentha sp) ... 21

2.7 Spearmint (Mentha spicata) ... 23

2.7.1 Klasifikasi ... 23

2.7.2 Minyak Spearmint (Spearmint oil)... 24

2.8 Insektisida Minyak Mint ... 25

2.9 Repellent ... 27

2.10 Kerangka Konsep ... 28

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 29

3.1.1 Jenis Penelitian ... 29

3.1.2 Rancangan Penelitian ... 29

3.2 Objek Penelitian ... 30

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3.1. Lokasi Penelitian ... 30

3.3.2. Waktu Penelitian ... 30

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5. Instrument Penelitian ... 30

3.5.1. Alat Penelitian ... 30

3.5.2. Bahan Penelitian... 31

3.6. Cara Kerja Penelitian ... 32

3.6.1. Cara Memperoleh Kecoa Rumah (Periplaneta americana) ... 32

3.6.2. Cara Memperoleh Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) ... 32

3.6.3. Pelaksanaan Penelitian ... 32

3.7. Defenisi Operasional ... 33

3.8. Analisa Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban ... 36

4.1.1. Pengukuran Suhu Udara ... 36

4.1.2. Pengukuran Kelembaban Udara ... 36

4.2. Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang menolak Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) ... 36

4.2.1 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang menolak Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Pengamatan Setelah 5 Menit ... 38

4.2.2 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang menolak Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Pengamatan Setelah 10 Menit ... 39

4.2.3 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang menolak Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Pengamatan Setelah 15 Menit ... 40

4.3. Analisa Statistik ... 41

(11)

Pengamatan setelah 15 Menit ... 43

4.3.4 Uji Lanjutan Dengan Uji LSD ... 44

4.4 Daya Proteksi Masing-Masing Berat Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Tiap-Tiap Ulangan ... 45

BAB V PEMBAHASAN ... 47

5.1. Suhu dan Kelembaban ... .47

5.1.1. Suhu ... 47

5.1.2. Kelembaban ... 47

5.2. Daya Tolak Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) ... 48

5.3 Daya Proteksi Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Sebagai Repellent terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) ... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta

americana) dengan Perlakuan Menggunakan Serbuk Daun

Spearmint (Mentha spicata) Setiap 5 Menit Selama 15 Menit ... 37

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) dengan Perlakuan Menggunakan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Setelah 5 Menit pada tiap-tiap

ulangan ... 38 Tabel 4.3. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta

americana) dengan Perlakuan Menggunakan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Setelah 10 Menit pada tiap-tiap

ulangan ... 39 Tabel 4.4. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta

americana) dengan Perlakuan Menggunakan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Setelah 15 Menit pada tiap-tiap

ulangan ... 40 Tabel 4.5. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) Yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Waktu Pengamatan Setelah

5 Menit ... 41 Tabel 4.6. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) Yang Melewati Serbuk Daun

Spearmint Pada Waktu Pengamatan Setelah 10 Menit ... 42 Tabel 4.7. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Pada Waktu Pengamatan

Setelah 15 Menit ... 43 Tabel 4.8. Hasil Uji LSD Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana)

yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata)

pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit ... 44 Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Daya Proteksi Masing-Masing Berat

Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Pengamatan

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Tabel 4.1. Grafik Batang Rata-Rata Daya Proteksi Masing-Masing Berat

Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Tiap-Tiap

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Mint Oil Composition

Lampiran 2 : Comparative Percentage of the Oil Obtained from Fresh, Shade Dried and Sun-Dried Mentha spicata Leaves

Lampiran 3 : Gambar Kotak Perlakuan dan Kotak Pemeliharaan Lampiran 4 : Hasil Uji Statistik

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

(16)

ABSTRAK

Kecoa rumah (Periplaneta americana) merupakan vektor mekanik yang dapat membawa agen penyakit. Di dalam tubuh kecoa pernah ditemukan 40 mikroorganisme penyebab penyakit sehingga kecoa dapat mengontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai penyakit yang menyebabkan penyakit pencernaan bahkan kecoa rumah dapat menyebabkan alergi. Upaya pengendalian kecoa rumah yang umum dilakukan yaitu pengendalian kimiawi dengan menggunakan zat-zat kimia sebagai repelen ataupun insektisida yang bersifat persisten di lingkungan jika digunakan secara terus-menerus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah(Periplaneta americana)

Jenis penelitian ini adalah bersifat eksperimen semu untuk melihat efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu berat serbuk 0 gram (sebagai kontrol), 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada waktu pengamatan setelah 5 menit dengan nilai p= 0,048 dan tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada waktu pengamatan setelah 10 dan 15 menit dengan nilai p= 0,064 dan p= 0,059. Setelah menghitung daya proteksi diketahui bahwa tidak terdapat rata-rata daya proteksi yang mencapai 90%.

Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah tidak ada rata-rata daya proteksi yang mencapai 90% sehingga serbuk daun spearmint (Mentha spicata) ternyata tidak efektif digunakan sebagai repellent terhadap kecoa rumah

(Periplaneta americana).

Kata Kunci: repellent, kecoa rumah (Periplaneta americana), spearmint

(17)

ABSTRACT

American cockroach (Periplaneta americana) is mechanical vector which can bring agent of diseases. In Cockroach had ever been found about 40 microorganism so that can contaminate human food and cause some intestinal diseases even the allergic for human.Usually, People control the American cockroach by using chemical substances which persistent in environment if we use it continuously.

The aim of this research was to analyze the effectivity of spearmint (Mentha spicata) leaves powder as a repellent to the american cockroach (Periplaneta americana).

The design of this research was the quasi-experimental with the Completely Randomized Design (CRD) using five treatments which were 0 gram (as a control), 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram in four replication.

The result of the study showed that there was differences average of the quantity of American cockroach which can pass spearmint leaves powder at observation after five minutes with p =0,048. There wasn’t differences average of the quantity of American cockroach at observation after ten minutes and fifteen minutes with p= 0,064 and p= 0,059. The calculation of average protection power of spearmint (Mentha spicata) leaves powder as a repellent to the american cockroach (Periplaneta americana) showed that there wasn’t average protection power over than 90%.

The conclusion of this study showed that there there wasn’t average protection power over than 90%. So that spearmint (Mentha spicata) leaves powder wasn’t effective to used as repellent to the american cockroach (Periplaneta americana).

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk hidup, kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada lingkungan. Manusia membutuhkan suplai udara, makanan, minuman, tempat untuk tinggal, tempat kerja, tempat aktivitas lainnya, dan tempat untuk membuang limbahnya, bahkan sebagai tempat untuk peristirahatan terakhirnya. Manusia mamandang interaksi dengan alam bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, namun jika sumber daya alam tidak mendukung kesehatan manusia maka akan terjadi penyakit terhadap manusia (Slamet, 2010). Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia, telah lama disadari. Bahkan telah lama pula disinyalir, bahwa peran lingkungan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sangat besar. Sebaliknya, kondisi kesehatan masyarakat yang buruk, termasuk timbulnya penyakit menular

mennunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki andil yang sangat besar. (Anies, 2006).

(19)

Kecoa merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor penyakit yang banyak ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk di dalam restoran ataupun rumah makan. Kecoa dapat mengontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti diare, demam typoid ,disentri, virus hepatitis A, polio dan kolera. Bahkan dalam beberapa kasus, beberapa orang dapat mengalami alergi terhadap kecoa dikarenakan pajanan yang terjadi terus menerus (Rozendaal, 1997).

Dalam tubuh kecoa pernah ditemukan lebih dari 40 mikroorganisme, seperti Pastreulla pestis, Shigella dysentriae, Microbacterium tuberculosis, Salmonella typhosa dan lain sebagainya. Di tubuh kecoa juga terdapat beberapa telur cacing nematoda seperti Ascaris lumbricoides. Kecoa juga diduga dapat berperan sebagai hospes perantara dari Hymenolepis nana dan Monniliformis monilacormis. Menurut penelitian di laboratorium, dalam tubuh kecoa juga pernah ditemukan jenis virus seperti virus polio. Pada tinja kecoa juga terdapat zat-zat karsinogenik seperti kynurenic, xanturenic, dan 8-hydroxyquinaldicacids

sehingga jika makanan manusia terkontaminasi dengan tinja kecoa maka dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang mengkonsumsinya (Mullins dan Cochran dalam Oktariani, 2002).

(20)

upaya pengendalian vektor dengan memanfaatkan tumbuhan bersifat lebih ramah lingkungan sehingga tidak akan memberi efek negatif terhadap lingkungan.

Paling sedikit 600 sampai 800 spesies tumbuhan dari 100 famili mengandung bahan toksik yang dapat menolak serangga. Salah satunya merupakan daun spearmint (Mentha spicata). Mentha spicata merupakan salah satu spesies daun spearmint yang dikenal juga dengan nama Morroccan greenmint dan merupakan salah satu jenis tumbuhan yang mengandung minyak essensial sekitar 1,2-1,5% (Gardiner, 2000). Kandungan kimia tanaman tersebut, antara lain myrcene, L-Limonene, cis-Dihydrocarvone dan L-carvone. Bagian tanaman yang mengandung zat-zat tersebut yang cukup tinggi yaitu pada bagian daun (Lawrence, 2007).

Di Indonesia, berbagai spesies daun mint seperti Mentha spicata, Mentha arvensis, Mentha piperita, Mentha carnadensis, Mentha cardifolia, Mentha

crispi dan Mentha viridis telah dibudidayakan di Jawa Barat dan Jawa Timur sejak zaman kolonial untuk diambil minyak mintnya (Hadipoentyanti dkk, 1993). Di Sumatera Utara, daun spearmint (Mentha spicata) dapat ditemukan banyak tumbuh liar di Kabupaten Karo. Di Kabupaten Karo, Mentha spicata tersebut belum dibudidayakan oleh masyarakat karena belum mengetahui manfaat dari tumbuhan tersebut.

Sebelumnya telah terdapat beberapa penelitian mengenai efek repelensi suatu jenis tumbuhan. Di Singapura pernah dilakukan penelitian mengenai efek repelensi ekstrak berbagai komponen daun pandan terhadap nimfa kecoa jenis

(21)

pada komponen bumbu pandan sintesis dengan konsentrasi sekitar 0,5 mg/l ( Li dan Ho, 2003).

Di Thailand juga pernah diadakan penelitian mengenai ekstrak akar

Boesenbergia rotunda L, daun Citrus hystrix DC, akar Curcuma longa, biji

Litsea

cubeba, biji Piper nigrum L, daun Psidium guajava L, dan akar Zingiber officinale R terhadap tiga jenis kecoa yaitu Periplaneta americana, Blatella germanica, dan Neostylopyga rhombifolia. Efek repelensi tertinggi yaitu ekstrak daun Citrus hystrix DC dan daun Psidium guajava L sebesar 100% pada kecoa jenis Periplaneta americana dan Blatella germanica ( Thavara dkk, 2007).

Di Indonesia, Lesmana (2003) telah melakukan uji efektifitas repelensi

ekstrak sepuluh tanaman tehadap kecoa jenis Blatella germanica. Kesepuluh tanaman tersebut antara lain jeringau, kapulaga, serai dapur, F.vulgare, lawang,

Lantana camara L, pandan, sirih, nilam dan akar wangi pada konsentrasi 0 %, 1 %, 3 % dan 5 % yang semuanya bersifat repellent terhadap Blatella germanica.

Selain Lesmana (2003), peneliti lain yaitu Oktariani (2002) juga pernah melakukan penelitian mengenai efektifitas serbuk biji lada hitam (Piper nigrum)

sebagai repellent terhadap kecoa jenis Periplaneta americana. Dosis yang

digunakan yaitu dosis 1 gr, 2 gr, 3 gr, dan 4 gr dengan 4 kali pengulangan. Dosis

yang paling efektif sebagai repellent yaitu dosis 3 gr yang mampu menolak

Periplaneta americana hingga 85%.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Kecoa rumah (Periplaneta americana) merupakan salah satu vektor mekanik yang dapat menularkan agent penyakit terhadap manusia yang sering ditemukan dalam rumah/gedung maupun rumah makan. Hal tersebut beresiko untuk mengontaminasi makanan oleh berbagai agent penyakit yang dibawa oleh kecoa rumah (Periplaneta americana) ini. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian terhadap vektor tersebut. Saat ini, upaya pengendaliannya cenderung dilakukan menggunakan repellent kimia, namun zat tersebut dapat bersifat persisten dan merusak lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan repellent

nabati sebagai solusi yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan serbuk daun spearmint (Mentha spicata).

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah kecoa rumah

(Periplaneta americana) yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada perlakuan dengan berat serbuk 0 gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram pada pengamatan setelah 5 menit.

2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah kecoa rumah

(23)

3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata jumlah kecoa rumah

(Periplaneta americana) yang melewati serbuk serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada perlakuan dengan berat serbuk 0 gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram pada pengamatan setelah 15 menit.

4. Untuk mengetahui efektifitas serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap anggota rumah tangga ataupun pemilik rumah makan/restoran serta tempattempat umum lainnya dalam upaya pengendalian

terhadap serangga ataupun binatang pengganggu khususnya terhadap kecoa rumah

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vektor Penular Penyakit

Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak antara mikroorganisme dengan manusia. Sering terjadi, mikroorganisme yang tinggal di tubuh inang kemudian berpindah ke manusia karena manusia tidak mampu menjaga kebersihan lingkungannya (Anies, 2006).

Perpindahan mikroorganisme (agent) suatu penyakit dari lingkungan ke manusia dapat diperantarai oleh vektor. Vektor merupakan arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infeksius agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (host). Semua vektor termasuk dalam filum arthropoda, namun tidak semua arthropoda berperan sebagai vektor. Arthropoda yang termasuk kedalam vektor antara lain nyamuk, lalat, kecoa, pinjal dan lain sebagainya (Slamet, 2011).

Selain vektor, terdapat juga penular penyakit yang disebut dengan vehicle.

(25)

2.1.1 Sistem Vektor Penyakit

Arthropoda sebagai vektor yang mampu menularkan penyakit dapat berperan sebagai vektor penular dan sebagai intermediate host (Slamet, 2011). 2.1.1.1 Arthropoda Sebagai Vektor Penular

Arthropoda sebagai penular berarti arthropoda sebagai media yang membawa agent penyakit dan menularkannya kepada inang (host). Vektor dikategorikan atas 2 yaitu :

a. Vektor Mekanik

Vektor mekanik merupakan vektor yang membawa agent penyakit dan menularkannya kepada inang melalui kaki-kakinya ataupun seluruh bagian luar tubuhnya dimana agent penyakitnya tidak mengalami perubahan bentuk maupun jumlah dalam tubuh vektor. Arthropoda yang termasuk ke dalam vektor mekanik antara lain kecoa dan lalat.

b. Vektor Biologi

Vektor biologi merupakan vektor yang membawa agent penyakit dimana

agent penyakitnya mengalami perubahan bentuk dan jumlah dalam tubuh vektor. Vektor Biologi terbagi atas 3 berdasarkan perubahan agent dalam tubuh vektor, yaitu :

- Cyclo Propagative

Cyclo propagative yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan bentuk dan pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh host. Misalnya, plasmodium dalam tubuh nyamuk anopheles betina.

(26)

Cyclo development yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan bentuk namun tidak terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh host. Misalnya, microfilaria

dalam tubuh manusia. - Propagative

Propagative yaitu dimana infeksius agent tidak mengalami perubahan bentuk namun terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh host. Misalnya, Pasteurella pestis

dalam tubuh xenopsila cheopis.

2.1.1.2 Arthropoda Sebagai Intemediate Host

Arthropoda sebagai intermediate host artinya arthropoda berperan hanya sebagai tuan rumah ataupun tempat perantara agent infeksius tanpa memindahkan ataupun menularkan agent infeksius tersebut ke tubuh inang (host).

2.1.2 Pengendalian Vektor

Vektor merupakan makhluk hidup yang perlu untuk dikendalikan. Dalam Permenkes RI no 374/MENKES/PER/III/2010 mengenai pengendalian vektor terdapat 3 metode pengendalian vektor yaitu:

- Pengendalian secara fisik dan mekanik

(27)

penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier), pemasangan kawat.

- Pengendalian secara biologi

Pengendalian secara biologi yitu pemanfaatan predator yang menjadi musuh vektor dan bioteknologi sebagai alat untuk mengendalikan vektor. Misalnya, predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dan lain sebagainya), pemanfaatan bakteri, virus, fungi, manipulasi gen ( penggunaan vektor jantan mandul dan lain sebagainya)

- Pengendalian secara kimia

Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor dengan menggunakan pestisida kimia. Misalnya, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida dan lain sebagainya

2.2 Gambaran Umum Mengenai Kecoa

Kecoa adalah salah satu vektor mekanik dan merupakan serangga tertua dari beberapa serangga tertua di dunia. Hal tersebut dibuktikan melalui penemuan fosil kecoa yang diperkirakan berasal dari 200 juta tahun yang lalu. Kemampuan kecoa untuk bertahan dalam berbagai lingkungan dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa kecoa merupakan serangga yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap tempat tinggal dan kondisi kehidupannya (Ramsay dan Thomasson, 2009).

(28)

membedakan satu dengan yang lainnya. Kecoa menyukai tempat-tempat sempit dimana tubuhnya dapat menyentuh permukaan atas dan bawah tempat tersebut. Setelah masuk ke dalam gedung, kecoa dapat ditemukan sembunyi di celah-celah, dan mudah bergerak di antara lantai, kamar, dinding berongga, lubang akses listrik, pipa, dan saluran air. Dalam ruang makan, biasanya kecoa dapat ditemukan di bawah rak piring, meja, dan pada tempat-tempat terkumpulnya sisa-sisa makanan, seperti di bagian bawah dan belakang kulkas, kompor serta peralatan-peralatan lain (Rozendaal, 1997).

Kecoa sangat tertarik terhadap makanan dan air. Meskipun, mereka dapat bertahan dalam waktu yang lama tanpa makanan, tapi mereka tetap membutuhkan air untuk dapat tetap bertahan hidup. Kecoa yang baru menetas akan mati dalam tiga hari tanpa air, sedangkan kecoa dewasa dapat bertahan hingga 20-30 hari tanpa air meskipun selama waktu tersebut mereka tidak dapat bereproduksi. Oleh karena ketahanan kecoa hidup tanpa makanan, maka kecoa tidak akan menyerah dan keluar dari gedung dikarenakan kelaparan, namun sanitasi yang baik dan lingkungan yang bersih akan mencegah populasi kecoa meningkat (Rozendaal, 1997).

2.3 Kecoa rumah (Periplaneta americana)

2.3.1 Klasifikasi

Menurut Gupta (2002), kecoa rumah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Arthropoda

(29)

Divisi : Exopterygota Ordo : Orthoptera Genus : Periplaneta

Spesies : (Periplaneta americana)

2.3.2 Morfologi

Secara umum, kecoa rumah adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum yang dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua (Robby, 2012).

Kecoa memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu kepala (caput), thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada segmen thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini digunakan untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan mengunyah (Gupta, 2002).

Kecoa rumah (Periplaneta americana) memiliki panjang sekitar 3,81 cm, berwarna coklat kemerahan, memiliki tanda di dada, dam memiliki sayap sempurna. Meskipun jarang menggunakan sayapnya, kecoa rumah (Periplaneta americana) yang ditemukan di daerah selatan lebih suka beterbangan. Kecoa rumah dewasa ternyata mampu terbang dengan jarak yang lebih panjang. Pronotum pada jenis kecoa ini dikelilingi oleh berbagai pola berwarna gelap dan memusat yang teratur (Ramsay dan Thomasson, 2009).

(30)

membawa sebuah kapsul telur sekitar sehari lalu kemudian disimpan di tempat yang aman. Masa inkubasi berlangsung selama 1-2 bulan. Nimfa kecoa rumah

(Periplaneta americana) dengan nimfa kecoa oriental (Blatella orientalis) sulit dibedakan. Namun nimfa kecoa rumah Kecoa rumah (Periplaneta americana) lebih kecil dari kecoa dewasa, coklat keabu-abuan dan belum memiliki sayap sempurna (Ramsay dan Thomasson, 2009).

Gambar 2.1. (Periplaneta americana) (Beckman, 1996)

2.3.3 Perilaku

(31)

serta banyak lagi yang lainnya. Kecoa rumah juga menyukai tempat-tempat yang gelap (Ramsay dan Thomasson, 2009).

Kecoa rumah (Periplaneta americana) memakan banyak jenis makanan termasuk segala makanan yang biasanya dikonsumsi oleh manusia. Namun, mereka lebih suka makanan yang mengandung gula. Menurut Amalia dan Harahap (2010), kecoa rumah (Periplaneta americana) suka memakan susu, keju, daging, selai kacang, kelapa bakar dan coklat yang manis. Jenis makanan yang paling disukai oleh kecoa rumah (Periplaneta americana) yaitu selai kacang dan kelapa bakar.

2.3.4 Biologi

2.3.4.1 Sistem Reproduksi

Dalam buku Public Health Pest Control (Ramsay dan Thomasson, 2009), kecoa rumah (Periplaneta americana) adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadium (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Kecoa rumah betina biasanya mampu bertahan hidup selama 200 hari.

(32)

Telur kecoa rumah (Periplaneta americana) dilindungi oleh kapsul yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai “Ootheca”. Kapsul telur tersebut tipis dan berwarna coklat kekuningan. Kapsul telur tersebut terbentuk dalam 48 jam. Kecoa rumah betina selalu membawa kapsul telur tersebut ke tempat-tempat yang aman, dan tersembunyi.

Telur Kecoa rumah akan menetas setelah 28 hari pada suhu kamar. Nimfa dapat menetas bahkan ketika kapsul telur masih melekat pada kecoa rumah betina. Perkembangan nimfa menjadi kecoa dewasa tergantung pada suhu dan kelembaban. Nimfa melewati tujuh tahap instar sebelum menjadi dewasa. Proses ini dapat terjadi dalam waktu 1 bulan sampai dengan 6 bulan. Kecoa rumah dewasa telah memiliki sayap utuh dan hanya kecoa rumah betina yang mengeluarkan pheromone yaitu sejenis zat untuk menarik perhatian kecoa rumah jantan.

2.3.4.2 Penciuman

(33)

2.3.4.3 Grooming

Grooming diartikan sebagai tingkah laku kecoa rumah (Periplaneta americana) untuk membersihkan diri sendiri dengan menjilatinya,

sehingga sifat tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempemudah masuknya racun kedalam tubuh kecoa rumah (Periplaneta americana).

2.3.4.4 Habitat

Habitat kecoa (resting and breeding place) adalah temapat-tempat yang lembab, hangat, dan gelap. Tempat-tempat tersebut dapat berupa celah-celah disekitar tempat pembuangan air di dapur, tempat pembuangan sampah, gudang makanan, lemari makanan, toilet, dan septic tank.

Kecoa rumah (Periplaneta americana) menghendaki tempat-tempat yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi seperti di dapur, di dalam bangunan,

basement, saluran air, dan pipa-pipa. 2.4 Dampak Kecoa Bagi Kesehatan

(34)

bangkai ataupun feses hewan lain. Kecoa juga suka makan ataupun merusak benda-benda lain seperti benda berbahan kulit, lem kertas, buku, kain, karya seni, dokumen penting, dan perangko. Kecoa juga tertarik terhadap peralatan elektrik, saluran ke luar dan detector asap dimana cairan tubuhnya dapat merusak peralatan tersebut (Rozendaal, 1997).

Makanan manusia yang dilewati oleh kecoa, yang dijatuhi oleh bagian tubuhnya ataupun terdapat kecoa mati dapat terkontaminasi oleh agen penyakit yang dibawa kecoa melalui tubuhnya. Kotoran kecoa dan aroma-kelenjar sekresi, merusak palatabilitas dari makanan manusia. Kecoa lebih tertarik pada tempat-tempat makanan yang menyebabkan pewarnaan tambahan dan kontaminasi, paket makanan, dapur dan celah-celah dimana kecoa berkumpul (Rozendaal, 1997). 2.5 Cara Pengendalian Kecoa

Menurut Depkes RI (2002), cara pengendalian kecoa dapat ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa yaitu:

1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :

Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan membakar/dihancurkan.

2. Pemberantasan kecoa

Secara fisik atau mekanis dengan :

a. Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan. b. Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.

(35)

Secara Kimiawi :

Pemberantasan kecoa secara kimiawwi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray

(pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan). Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan intervensi kimiawi (insektisida,

repellent, attractan).

Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002) : 1. Pencegahan

Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan, serta menutup semua celah-celah, lubang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.

2. Sanitasi

Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor,

(36)

Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor. 3. Trapping

Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air. 4. Pengendalian dengan insektisida

Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan

Runnel. Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil. Disamping itu bisa juga diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali.

Celah-celah atau lubang-lubang dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lubang-lubang yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti

Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan

(37)

kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan fumigasi.

Selain insektisida kimia, terdapat juga insektisida nabati yang dikenal juga dengan insektisida botani yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, dan zat kimia sekunder lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif lain dalam pengendalian serangga khususnya serangga yang termasuk vektor (Sarjan, 2007).

Insektisida nabati merupakan bahan alami, bersifat mudah terurai di alam (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia maupun ternak karena residunya mudah hilang. Oleh sebab itu, insektisida nabati diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang dipertimbangkan dalam upaya pengendalian vektor di masa yang akan datang (Naria, 2005).

2.6 Gambaran Umum Mengenai Daun Mint (Mentha spp)

Pada beberapa tahun terakhir ini, minyak essensial dan ekstrak herbal menarik banyak minat peneliti dikarenakan potensi mereka sebagai sumber senyawa antioksidan alami dan biologis aktif. Minyak essensial dan ekstrak herbal banyak memiliki kandungan pitosteron, asam fenolat, triterpenes, flanovoid, antosianin, saponin dan karotenoid (Gardiner, 2000).

(38)

dalam daun mint sering disebut dengan minyak mint. Daun mint telah dimanfaatkan oleh manusia selama lebih dari 2000 tahun. Beberapa jenis daun mint seperti Mentha piperita L, Mentha arvensis L, dan Menta spicata (spearmint) sering dibudidayakan untuk menghasilkan minyak essensial yang digunakan untuk tujuan pembuatan minuman keras dan penganan industri, bumbu, produksi parfum, serta pengobatan. Selain sangat bermanfaat bagi tujuan tersebut, daun mint juga dapat dimanfaatkan sebagai repellent ataupun penolak terhadap serangga karena mengandung minyak atsiri yang merupakan zat yang tidak disukai oleh serangga. Famili daun mint terdiri dari sekitar 4000 spesies, yang tersebar hampir diseluruh dunia. Kebanyakan daun mint mengandung minyak aromatik terbanyak pada batang dan daunnya.

Naidu dkk (2012) telah melakukan penelitian mengenai kandungan kimia dan aktivitas antioksidan dari Mentha spicata yang merupakan salah satu spesies dari daun mint (Mentha spp). Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa ekstrak Menta spicata yang mengandung flavonoid dan asam lemak metil ester

dapat menjadi faktor yang berkontribusi bagi scavenging potential. Oleh karena itu sangat penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut karakterisasi dan pemurnian ekstrak spearmint (Mentha spicata) untuk memahami mekanisme yang mendasari potensi antioksidan yang mengurangi radikal bebas.

Minyak Mentha spicata kaya akan carvone yang berbau khas spearmint. Tanaman tersebut dalam bentuk segar ataupun kering beserta dengan minyaknya umum digunakan dalam makanan, kosmetik, penganan, permen karet, pasta gigi dan pada industri obat-obatan (Lawrence, 2007). Daun, bunga dan batang dari

(39)

campuran rempah-rempah komersial yang digunakan dalam makanan sebagai penguat aroma dan rasa (Moreno dkk, 2002). Minyak essensial dari spesies mentha juga baik sebagai antimikroba dan antioksidan (Dafefera dkk, 2003). Tanaman ini dimanfaatkan sebagai stimulan, karminatif, antispasmodic, obat perut, dan diuretik serta digunakan dalam pengobatan rematik, sakit gigi, dan nyeri otot. Mint memiliki sifat antioksidan karena adanya konstituen aktif seperti menton, mentol, Rosmarinic acid dan carvone(Padmini dkk, 2010).

2.7 Spearmint (Mentha spicata)

2.7.1 Klasifikasi Spearmint ( Mentha spicata) Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Family : Lamiaceae Genus : Mentha

Species: Mentha spicata

Spearmint (Mentha spicata) merupakan salah satu spesies dari daun mint (Mentha spp). Di China, spearmint juga dikenal dengan nama greent mint. Spearmint pertama kali diperkenalkan di China pada tahun 1950an yang dibawa oleh Jepang dari Eropa ( Liu dan Lawrence dalam Lawrence, 2007).

(40)

melindungi dan menyatakan cintanya, Pluto mengubah wanita tersebut menjadi gunung, yang dinamakan dengan Gunung Minthe (Kokkini dalam Lawrence, 2007).

Spearmint dibawa ke Amerika oleh orang Inggris sebagai tanaman hias. Pada awal abad ke-17 spearmint kemudian dimanfaatkan sebagai obat-obatan di Massachusetts, lebih dari 100 tahun. Seperti daun peppermint, spearmint pun menyebar ke New York, Ohio, Michigan, Indiana dan Wisconsin ( Lawrence, 2007 ).

Mentha spicata tumbuh tegak dengan tinggi 30-90 cm, bentuk daunnya lanset dan melebar serta pinggirnya bergerigi tajam. Bunganya berwarna merah sampai ungu. Namun di Indonesia, tumbuhan ini tidak berbunga dan tumbuh menjalar (Hadipoentyanti dkk, 1993)

Gambar 2.3. Spearmint ( Mentha spicata ) ( Chirinka, 2012 )

2.7.2 Minyak Spearmint ( Spearmint oil )

(41)

menton (10-30%), mentil asetat (10%), dan derivat monoterpen lain seperti pulegon, piperiton, dan mentafuran (Hindriyani,2007).

Pada umumnya, komposisi dari minyak mint antara lain Limonene, L-Menthone, D-Menthofuran, D-Isomenthone, L-Menthyl acetate, L-Menthol,

Germacrene D, Dementholized oil, Myrcene, cis-Dihydrocarvone, L-Carvone,

3-Octanol, D-Pulegone, dan Piperitenone, L-Linalool. Tidak semua spesies memiliki seluruh komposisi tersebut. Demikian juga dengan kandungan minyak mint yang berbeda-beda antara satu spesies dengan spesies yang lainnya (Lawrence, 2007).

2.8 Insektisida Minyak Mint

Dalam buku Lawrence 2007, telah banyak dilakukan survei mengenai manfaat minyak mint. Dan sebagai tambahannya, minyak mint telah diteliti aktivitas insektisidanya meskipun minyak mint bukanlah satu-satunya minyak essensial yang bersifat insektisida (Saxena dan Koul, 1978; Ahmed dan Eapen, 1986; Garg dan Banerjee, 1997; Regnault-Roger, 1997). Minyak mint memang jarang dikomersialisasikan sebagai insektisida namun terdapat beberapa penelitian mengenai efek toksisitas minyak mint tersebut terhadap hewan non mamalia sebagai studi komparatif.

(42)

bahwa nilai LC50 untuk kumbang dewasa setelah pemaparan 24 jam dan 48 jam adalah masing-masing 3.04 ml dan 3.21 ml per 100 cc. Tingkat toksisitas sebesar 90% diperoleh untuk larva instar pertama ketika mereka terkena 4,0 cc = 100 ml, meskipun telurnya tidak terpengaruh.

Tripathi dkk (2000) juga meneliti toksisitas minyak dari spesies Mentha dan beberapa konstituen mereka sebagai fumigan terhadap T. castaneum dan juga terhadap kumbang pulsa, Callosobruchus maculatus. Minyak mintnya diperoleh dari M.canadensis,M. aquatica var. citrata, M. piperita, dan M. spicata dengan pengujian fraksi tinggi pada menton, mentol, linalool, asetat linalyl, menthofuran, limonene, dan carvone. Didapatkan hasil bahwa C. Maculatus lebih sensitif terhadap minyak mint dan komponen lain bila digunakan sebagai fumigan daripada T.castaneum yang lebih efektif dengan menthol sebagai fumigan. M. canadensis dan M. piperita, minyak menton, asetat linalyl, dan menthofuran juga merupakan Fumigan efektif. Mentha spicata adalah larvasida yang paling efektif namun juga bersifat toksik terhadap kumbang dewasa sementara carvone

merupakan zat paling toksik terhadap kumbang dewasa.

Nath dkk (1986) menyatakan bahwa minyak spearmint merupakan penolak terbaik kedua setelah minyak kulit kayu manis, dengan konsentrasi paparan dari 45-180 cc /ppm. Minyak Mentha spicata ditemukan mutagenik. Nilai LD50 untuk (konsentrasi mematikan untuk 50% dari spesies uji) M. pulegium oil

(43)

acetylcholinesterase (Miyazawa dkk, 1997), yang dapat dikaitkan dengan aktivitas insektisida mereka.

Hori (1999) menemukan bahwa minyak spearmint, peppermint, lavender, menghambat pergerakan stimulasi aktivitas yang menetap yang disebabkan oleh daya tolak mereka. Namun, perlu dicatat bahwa minyak spearmint atau peppermint

tidak beracun untuk kutu, tetapi hanya sebagai penolak.

Pathak dkk (2000) menemukan bahwa minyak Mentha spicata paling beracun

untuk nyamuk anopheles jantan dewasa. Namun demikian, penulis merekomendasikan bahwa kombinasi lavender (Lavandula xintermedia Emeric ex Loisel), Rosemary (Rosmarinus officinalis L.), dan Mentha spicata dapat digunakan baik untuk mengusir dan mengendalikan gangguan yang disebabkan oleh serangga.

2.9 Repellent

Repellent merupakan bahan-bahan yang mempunyai kemampuan menolak atau menjauhkan serangga dari manusia sehingga dapat dihindari gangguan-gangguan dari serangga terhadap manusia. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh repellent seperti tidak mengganggu pemakai dan orang sekitarnya, tidak menimbulkan iritasi dan tidak beracun (Kardinan, 1999).

Repellent dikategorikan baik adalah apabila ;

(44)

b. Tidak menimbulkan keracunan, gatal-gatal ataupun alergi terhadap kulit

pengguna

c. Tidak berbau kurang sedap

d. Tidak membahayakan atau merusak pakaian maupun perlengkapan individu seperti tali, jam tangan, dan lain sebagainya.

e. Efektif terhadap berbagai macam bentuk gangguan hama arthropoda f. Stabil bila terpapar oleh matahari. Repellent yang dilekatkan pada kulit

juga haru tidak mudah luntur atau hilang oleh keringat, terkena hujan atau tercuci.

2.10 Kerangka Konsep

2.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :

Ha : Terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa rumah (Periplaneta americana) yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata). Berat serbuk daun

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelititan ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan melakukan pengamatan terhadap efektifitas berbagai berat serbuk daun spearmint (Mentha spicata) sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana).

3.1.2 Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian ini dilakukan 5 perlakuan dengan berat serbuk daun spearmint (Mentha spicata) 0 gram (kontrol), 1 gram, 2 gram, 3 gram, dan 4 gram dengan pengulangan 4 kali setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan persamaan Hanafiah (2008) :

(t-1) (r-1) ≥ 15

Dimana : T = Berat Perlakuan

(46)

Maka,

(t-1) (r-1) ≥ 15 (5-1) (4-1) ≥ 15

(4)(3) ≥ 15

3.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yaitu kecoa rumah (Periplaneta americana) stadium dewasa berukuran 3-4 cm.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Jl. Jamin Ginting, Gg. Kamboja no 51, Padang Bulan, Medan.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian Dilakukan pada Bulan Januari - Juli 2013. 3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yaitu menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil penelitian.

3.5 Instrument Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan antara lain ;

a. Kotak kasa yang berukuran 60 x 20 x 20 cm yang dibagi menjadi dua

(47)

b. Kotak kasa yang berukuran 60 x 20 x 20 tanpa sekat sebagai kotak

pemeliharaan sebanyak 2 buah. (Gambar dapat dilihat pada lampiran) c. Blender

d. Gelas ukur e. Timbangan f. Alat tulis

g. Stopwatch

h. Hygrometer

i. Termometer

j. Senter

k. Kapas 3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan antara lain :

a. Serbuk daun spearmint (Mentha spicata) yang telah dihaluskan dengan berat 0 gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram dan 8 gram

b. Kecoa rumah (Periplaneta americana) stadium dewasa sebanyak 50

ekor.

c. Kelapa bakar sebagai umpan sebanyak 750 gram.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Cara Memperoleh Kecoa Rumah (Periplaneta americana)

a. Letakkan kelapa bakar sebagai umpan pada tempat-tempat yang gelap dan

pada sudut-sudut dapur yang disukai oleh kecoa rumah (Periplaneta americana) agar kecoa rumah (Periplaneta americana)

(48)

b. Setelah beberapa waktu, arahkan senter secara tiba-tiba ke arah umpan

(kelapa bakar) tersebut sehingga aktivitas kecoa rumah (Periplaneta americana) akan terhenti karena cahaya senter yang tiba-tiba.

c. Tangkap kecoa rumah (Periplaneta americana) dan masukkan ke dalam kotak pemeliharaan yang dindingnya terbuat dari kasa nyamuk.

3.6.2 Cara Memperoleh Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) a. Ambil daun spearmint (Mentha spicata) lalu dikeringkan. b. Tumbuk daun spearmint (Mentha spicata) tersebut hingga halus

3.6.3 Pelaksanaan Penelitian

a. Ukur suhu dan kelembaban udara ruangan menggunakan termometer dan

hygrometer.

b. Kecoa rumah (Periplaneta americana) yang sudah ditangkap dipelihara selama 2 hari dalam kotak pemeliharaan dengan memberikan kelapa bakar sebagai makanan yang nantinya akan digunakan sebagai umpan lalu kemudian kecoa rumah (Periplaneta americana) tersebut dipuasakan selama 1 hari sebelum dilakukan penelitian.

c. Masukkan kecoa rumah (Periplaneta americana) sebanyak 10 ekor ke kotak Bagian I. Tutup/sumpal lubang pada penyekat dan biarkan selama 30 menit agar kecoa rumah (Periplaneta americana) terbiasa dengan lingkungannya.

d. Setelah 30 menit, letakkan umpan kelapa bakar pada kotak bagian II.

(49)

e. Setelah serbuk daun spearmint (Mentha spicata) ditaburkan disekitar

lubang penyekat pada kotak bagian II, tutup/sumpal pada penyekat dibuka. f. Hitung jumlah kecoa rumah (Periplaneta americana) yang keluar melalui

lubang sekat menuju ke bagian II dari kotak setiap 5 menit selama 15 menit.

g. Seluruh kotak ditempatkan sejajar agar mudah dalam perhitungan yang

akan dilakukan

h. Data hasil dari pengamatan tersebut kemudian dicatat dan disajikan dalam

bentuk tabel.

i. Langkah-langkah tersebut dilakukan setiap kali pengulangan dan pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali.

3.7 Definisi Operasional

a. Serbuk daun spearmint (Mentha spicata)

Serbuk daun spearmint (Mentha spicata) adalah daun dari spearmint (Mentha spicata) yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan sehingga menjadi bentuk serbuk dengan berat 0 gram, 2 gram, 4 gram, 6 gram, dan

8 gram yang akan digunakan sebagai repellent terhadap kecoa rumah (Periplaneta americana)

b. Kecoa rumah ( Periplaneta americana )

Kecoa rumah (Periplaneta americana) merupakan kecoa rumah yang ditangkap disekitar pemukiman penduduk dengan menggunakan umpan yang akan digunakan dalam penelitian.

(50)

Efek repelensi terhadap kecoa rumah merupakan efek yang diakibatkan oleh serbuk daun spearmint yang ditaburkan di sekitar lubang penyekat sehingga kecoa tidak berpindah dari kotak bagian I menuju ke kotak bagian II.

d. Berat serbuk yang paling efektif

Berat serbuk yang paling efektif adalah berat serbuk yang ditaburkan pada sekat kotak bagian II yang digunakan dalam perlakuan yang menyebabkan kecoa paling sedikit berpindah dari kotak bagian I menuju ke kotak bagian II.

e. Suhu Ruangan

Suhu ruangan yaitu suhu disekitar ruangan yang diukur menggunakan termometer sebelum melakukan penelitian

f. Kelembaban

Kelembaban yaitu kelembaban udara dalam ruangan yang diukur menggunakan hygrometer sebelum melakukan penelitian.

3.8 Analisa Data

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu uji analisis varians satu arah (Anova one way) dikarenakan variabel bebas dalam penelitian ini berskala nominal dan lebih dari dua kelompok sedangkan variabel terikat/efek berskala numerik ( Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Analisis hasil dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi komputer. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terlebih dahulu

(51)

kolmogorov-smirnov, jika data berdistribusi tidak normal maka diuji menggunakan Kruskal Wallis namun jika data berdistribusi normal dilanjutkan dengan menguji kesamaan variannya dan jika variansnya homogen dapat diuji menggunakan uji Anova One Way untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata pada masing-masing perlakuan dengan berat serbuk sebagai penolak kecoa rumah (Periplaneta americana). . Ho ditolak jika p < α (0,05). Jika terdapat perbedaan dari masing-masing berat serbuk terhadap penolak kecoa rumah (Periplaneta americana) maka untuk mengetahui pasangan berat serbuk yang berbeda dilanjutkan dengan menggunakan uji LSD.

Uji Daya Proteksi

Daya proteksi = x 100%

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Pengukuran Suhu dan Kelembaban

4.1.1 Pengukuran Suhu

Suhu merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi penelitian. Oleh sebab itu, suhu perlu diukur selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini, suhu diukur menggunakan termometer dan di dapatkan hasil yaitu suhu pada pengulangan I sebesar 32°C, pada pengulangan II sebesar 30°C, pada pengulangan III sebesar 33°C dan pada pengulangan IV sebesar 30°C, maka rata-rata suhu ruangan penelitian tersebut yaitu sekitar 31,25°C

4.1.2 Pengukuran Kelembaban

Kelembaban merupakan salah satu variabel yang dihitung dalam penelitian ini. Kelembaban diukur menggunakan hygrometer dan didapatkan hasil yaitu kelembaban pada pengulangan I sebesar 82%, pada pengulangan II sebesar 78%, pada pengulangan III sebesar 82% dan pada pengulangan IV sebesar 77%, maka rata-rata kelembaban ruangan penelitian tersebut yaitu sekitar 79,75%.

4.2 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata)

Penelitian mengenai daya tolak serbuk daun spearmint (Mentha spicata)

(53)

Tabel.4.1. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) dengan Perlakuan menggunakan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) Setiap 5 Menit Selama 15 Menit

Perlakuan

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa persentase jumlah kecoa yang melewati daun spearmint (Mentha spicata) pada masing-masing perlakuan terlihat semakin meningkat setelah 10 menit dan 15 menit.

4.2.1 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit

(54)

serbuk 0 gram, 2 gram, 4 gram, dan 8 gram pada pengamatan setelah 5 menit pada tiap-tiap pengulangan adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit pada tiap-tiap ulangan

Perlakuan Jumlah Kecoa (ekor) yang melewati serbuk daun

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada perlakuan dengan berat serbuk 2 gram hanya 5% dan merupakan persentase terkecil diantara perlakuan lainnya. Artinya pada perlakuan dengan berat serbuk 2 gram jumlah kecoa paling sedikit yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata).

4.2.2 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 10 Menit

(55)

Tabel. 4.3. Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 10 Menit pada tiap-tiap ulangan

Perlakuan Jumlah Kecoa (ekor) yang melewati serbuk daun spearmint

(Mentha spicata) pada Ulangan-

Rata

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada perlakuan dengan berat serbuk 2 gram dan 8 gram memiliki persentase yang sama yaitu 10%. Artinya, tidak terdapat perbedaan jumlah kecoa rumah yang melewati serbuk daun spearmint pada berat serbuk 2 gram dan 8 gram.

4.2.3 Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 15 Menit

(56)

Tabel. 4.4. Hasil Pengamatan terhadap Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 15 Menit pada tiap-tiap ulangan

Perlakuan Jumlah Kecoa (ekor) yang melewati serbuk daun

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa persentase jumlah kecoa terkecil yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada pengamatan setelah 15 menit yaitu pada berat serbuk 2 gram dan meningkat pada perlakuan dengan berat serbuk 4 gram dan 6 gram namun menurun kembali pada perlakuan dengan berat serbuk 8 gram.

4.3 Analisis Statistik

Data hasil Perhitungan jumlah total kecoa rumah (Periplaneta americana)

yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada pengamatan setelah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit ditransformasi terlebih dahulu untuk menghilangkan angka 0 lalu kemudian diuji normalitasnya menggunakan uji

(57)

4.3.1 Hasil Uji Anova One Way terhadap Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint

(Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit

Data jumlah kecoa rumah (Periplaneta americana) yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada pengamatan setelah 5 menit ditransformasi

terlebih dahulu menggunakan rumus : . Kemudian diuji dengan uji anova one way dan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel. 4.5. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit

Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dari hasil uji anova one way masih lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) diantara 5 kombinasi perlakuan (paling sedikit ada dua rata-rata yang berbeda). Untuk mengetahui pasangan rata-rata yang mana saja berbeda dilanjutkan dengan uji LSD.

4.3.2 Hasil Uji Anova One Way terhadap Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint

(Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 10 Menit

(58)

terlebih dahulu menggunakan rumus . Kemudian diuji dengan menggunakan uji anova one way dan di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel. 4.6. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 10 Menit

Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

Between Groups

3.076 4 .769 2.796 .064

Within Groups 4.125 15 .275

Total 7.201 19

Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dari hasil uji anova one way lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) diantara 5 kombinasi perlakuan (paling sedikit ada dua rata-rata yang berbeda).

4.3.3 Hasil Uji Anova One Way terhadap Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint

(Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 15 Menit

Data jumlah kecoa rumah (Periplaneta americana) yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) pada waktu setelah 15 menit ditransformasi

(59)

Tabel. 4.7. Hasil Uji Anova One Way Jumlah Kecoa Rumah

(Periplaneta americana) yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 15 Menit

Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.814 4 .704 2.890 .059

Within Groups 3.651 15 .243

Total 6.465 19

Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dari hasil uji anova one way lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah kecoa yang melewati serbuk daun spearmint (Mentha spicata) diantara 5 kombinasi perlakuan (paling sedikit ada dua rata-rata yang berbeda).

4.3.4 Uji Lanjutan Dengan Uji LSD

(60)

Tabel 4.8. Hasil Uji LSD Jumlah Kecoa Rumah (Periplaneta americana)

yang Melewati Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Waktu Pengamatan Setelah 5 Menit

Berat serbuk Berat Serbuk

(61)

4.4 Daya Proteksi Masing-Masing Perlakuan Menggunakan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Tiap-Tiap Pengulangan.

Tabel.4.9. Hasil Perhitungan Daya Proteksi Masing-Masing Berat Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Pengamatan Selama 15 Menit Tiap-Tiap Ulangan

Perlakuan Daya Proteksi

Pada Ulangan-

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rata-rata daya proteksi pada masing-masing perlakuan lebih besar dari 50% namun belum ada yang mencapai 90%. Grafik 4.1. Grafik Batang Rata-Rata Daya Proteksi Masing-Masing

Perlakuan Serbuk Daun Spearmint (Mentha spicata) pada Tiap-Tiap Ulangan

(62)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Suhu dan Kelembaban

5.1.1 Suhu

Pengukuran suhu ruangan dilakukan pada awal penelitian pada tiap-tiap pengulangan. Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan penelitian agar kondisi lingkungan dapat diketahui. Pada penelitian ini suhu tertinggi yaitu sekitar 33⁰C dan suhu terendah yaitu 30⁰C, maka rata-rata suhu

ruangan tersebut yaitu sekitar 31,25⁰C. Menurut Amalia dan Harahap (2010),

kecoa banyak ditemukan pada suhu 26⁰C-27⁰C. Pada suhu yang lebih tinggi yaitu

pada suhu 28⁰C-38⁰C menyebabkan kecoa semakin aktif untuk bergerak dan

berkembangbiak. Namun pada suhu dibawah 20⁰C, kecoa akan pasif dan lamban.

Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa suhu pada penelitian ini masih mendukung kecoa untuk dapat tetap aktif bergerak dan berkembangbiak.

5.1.2 Kelembaban

Gambar

Gambar 2.3. Spearmint ( Mentha spicata ) ( Chirinka, 2012 )
Tabel.4.1.   Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta
Tabel. 4.2.  Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta
Tabel. 4.3.  Hasil Pengamatan terhadap Kecoa Rumah (Periplaneta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhannya, antara jenis kesalahan bahasa yang telah dikesan ialah penggunaan loghat setempat iaitu dialek Terengganu yang mempunyai penekanan terhadap huruf ‘G’ dan

Hasil kajian yang diperolehi akan dijadikan asas kepada proses menghasilkan peraturan-peraturan kualiti udara khususnya pencemaran bau di Malaysia yang berkaitan dengan

Dari analisis yang dilakukan Hyman dan Sheatsley dalam Venus (2009:130) terhadap kegagalan kampanye tersebut disimpulkan bahwa:.. 1) Pada kenyataanya memang selalu ada

Motivasi Mahasiswa dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Komprehensif Metode OSCA Pada Mahasiswa Semester VI di Akademi Kebidanan Stikes U’Bidiyah Banda

jangka panjang, pelaksanaannya sertapengorganisasiannya. Melakukan pengawasan yang ditugaskan Ketua untuk mengamatipelaksanaan tugas penyelenggaraan administrasi

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, dan memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi

Bagaimana hasil peramalan jumlah tamu hotel di Kabupaten Demak untuk 12 bulan ke depan (September 2014 sampai dengan Agustus 2015) menggunakan metode Support Vector

Dengan mempraktekan PAIDA LAJIN, kita mengetahui bahwa pd Dengan mempraktekan PAIDA LAJIN, kita mengetahui bahwa pd semua penderita diabetes, sha (sampah racun)