ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk
MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)
Oleh:
KARLINA CHAERUNISA
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
ABSTRACT
Corporate Social Responsibility is a corporate commitment which concern internal or external welfare interest, social and enviroment issues in villages around the corporate with sustainable development program. For the implemantation of CSR program, corporate must communicate with every stakeholders. One of the CSR program benefit is a positive corporate image building. The aim of this research are to see Implementation CSR of PT Indocement, to analyze the correlation of implementation program with image proccess, and the last goal is to analyze the correlation of image proccess with image building. Quantative approach used in this research is census method. Respondents of this research are 30 person, they are community deputy at Desa Bantarjati. The result showed that PT Indocement doing the CSR program with internal driven. The factors which has significants correlation with image process is fasilitator ability and benefit of CSR program. Image proccess and image buiding has significant correlation as well.
RINGKASAN
KARLINA CHAERUNISA. Analisis Pembentukan Citra PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Reponsibility: Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. (Di bawah bimbingan YATRI INDAH KUSUMASTUTI)
Perusahaan saat ini dituntut untuk dapat mengelola dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan operasinya bagi kehidupan sosial, ekonomi, maupun kelestarian lingkungan. Usaha yang dilakukan untuk mengelola dampak tersebut disebut sebagai tanggung jawab perusahaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab, perlu adanya kerjasama mulitipihak baik dari internal perusahaan, pemerintah, maupun masyarakat yang berpotensi terkena dampak perusahaan. Sebelum melakukan kerjasama multipihak, harus dijalin sebuah komunikasi yang baik. Pengelolaan komunikasi perusahaan secara khusus dilalukan oleh bagian Hubungan Masyarakat, yang akan menjembatani proses komunikasi, baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR). Pelaksanan CSR dimaknai sebagai tanggung jawab perusahaan pada pemangku kepentingan yang mencakup tiga aspek kehidupan, sosial, ekonomi, dan lingkungan (triple bottom line). Konsep CSR menjadi kegiatan baru bagi Humas perusahaan, karena CSR menjadi salah satu program yang dapat membangun citra yang positif.
PT Indocement merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia, yang memiliki pertambangan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya, Indocement memiliki departemen khusus sebagai pengelola CSR. Terbagi menjadi dua divisi program yaitu program lima pilar dan Sustainable Development Program. Kegiatan CSR PT Indocement dilaksanakan di desa binaan yang berlokasi dekat dengan lokasi operasi perusahaan. Program CSR PT Indocement merupakan hasil komunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat desa binaan, yang diharapkan dapat menghasilkan kesamaan kebutuhan antara kedua belah pihak.
Prakasa. Selain itu, juga bertujuan untuk mengetahui hubungan implementasi program CSR dengan proses pencitraan. Terakhir, tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara proses pencitraan dengan citra perusahaan yang terbentuk.
Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada pihak dari CSR PT Indocement, aparat desa binaan, dan juga responden. Sementara, pendekatan kuantitatif dilakukan dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diisi dengan melakukan wawancara kepada responden. Kuesioner yang digunakan terdiri dari kumpulan pertanyaan mengenai variabel penelitian yang akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan rataan skor. Keseluruhan variabel yang diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini merupakan variabel berskala ordinal. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik deskriptif melalui Uji Korelasi Spearman
dengan mengunakan software SPSS for Windows Versi 16.0 dan Microsoft Exel 2007.
ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA Tbk
MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)
Oleh:
KARLINA CHAERUNISA I34070110
SKRIPSI
Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama : Karlina Chaerunisa
NRP : I34070110
Judul : Analisis Pembentukan Citra
PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si. NIP. 19660714 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA TBK MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, STUDI KASUS: DESA BANTARJATI, KECAMATAN
KLAPANUNGGAL, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT” BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.
Bogor, Juli 2011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1990 di Bekasi. Penulis adalah anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Ibu Siti Aminah dan Bapak Chalimi. Semenjak kecil, sekolah dan sampai saat ini penulis tinggal di kawasan Bekasi-Jawa Barat. Penulis menamatkan pendidikan di TK Al-Mawadah pada tahun 1995, SDN Kayuringin Jaya V Bekasi tahun 2001, SMPN 7 Bekasi tahun 2004, SMA 3 Bekasi tahun 2007. Setelah itu penulis di terima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama mengikuti pendidikan formal, penulis pernah mengikuti berbagai macam organisasi, kepanitiaan, dan seminar. Adapun organisasi yang penulis ikuti di masa sekolah adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) sebagai anggota divisi ketahanan negara dan ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Pada masa kuliah, kegiatan yang diikuti oleh penulis yaitu menjadi penyiar dan staf
marketing di Agri FM tahun 2008, peserta program Go Field IPB tahun 2009 di desa binaan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, divisi Public Relatian
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Pembentukan Citra PT Indocement tunggal prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat” ini diharapkan mampu memberikan.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kemajuan pelaksanaan CSR di Indonesia dan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bogor, Juli 2011
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing studi pustaka dan skripsi yang selalu sabar memberikan bimbingan, waktu, tenaga, dan pikiran demi kesempurnaan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Ir. Sarwititi S. Agung MSi., selaku penguji utama dan Ibu Dr. Ir. Ana Fatchiya,MSi., selaku penguji perwakilan Departemen SKPM yang telah memberi masukan dan saran yang baik demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS., selaku dosen penguji petik yang telah membimbing dan menjadi korektor yang baik dan teliti.
4. Bapak Satyawan Sunito, selaku pembimbing akademik selama penulis menjadi mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. 5. Karyawan Departemen CSR PT Indocement Bu fia, Pak Sani, Pak Arel,
Pak Fajar, Pak Ayi, Pak Bambang, Bu Lia, Pak Aji, Pak Romi, dan Keluarga besar PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, atas kesempatan dan bantuan dalam melakukan penelitian ini.
6. Mba Icha dan Mba Maria yang selalu memberikan pelayanan yang luar biasa dan menjadikan sekret SKPM sebagai sekretariat departemen terbaik.
7. Ayahanda tersayang, (Alm) Chalimi di surga, atas didikan dan amanahmu untuk penulis terus bersemangat menutut ilmu setinggi langit.
8. Ibunda tercinta, Siti Aminah, atas lantunan doa yang tak pernah putus, kasih sayang, tetesan keringat dan perjuangan ibunda untuk mencukupi kebutuhan penulis.
10.Keluarga besar KH. Muhammad, atas doa yang selalu tercurah dan kasih sayang yang tak pernah putus bagi penulis.
11.Teman satu bimbingan Oci, Akira, dan dini unuk dukungan dan saran bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
12.Dinda, Ripna, Laras, Karin, Mabu, Anggi, Wawa, Marcha, dan seluruh sahabat penulis yang setia dan selalu ada dalam suka dan duka
13.Mba sadek, Ulfa, Fia, Echa, Kak Sarah, Bu Wiwin, Pak Maman, Keluarga besar Puri Fikryah atas perhatian, motivasi, bantuan, dan semua keceriaan. 14.Budi Purwanto, untuk segala motivasi, saran, dan memberi arti hidup baru
bagi penulis.
15.Seluruh keluarga besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyrakat angkatan 43, 44, 45 atas kebersamaan, persahabatan, dan cinta yang mewarnai hari-hari penulis.
16.Semua pihak yang telah memberikan doa, semangat, bantuan, dan kerjasama selama pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Bogor, Juli 2011
DAFTAR ISI
2. PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Citra dan Citra Perusahaan... 6
2.1.1 Pengertian Citra... 6
2.1.2 Jenis-Jenis Citra... 7
2.1.3 Proses Terbentuknya Citra... 9
2.2 Public Relation (PR)... 10
2.2.1 Pengertian PR... 10
2.2.2 Fungsi PR... 11
2.2.3 Kegiatan-Kegiatan PR... 12
2.2.4 Peran PR dalam Corporate Social Responsibility... 12
2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)... 13
2.3.1 Pengertian dan Perkembangan CSR... 13
2.3.2 Implementasi CSR... 15
2.3.3 Tujuan CSR... 16
2.3.4 Manfaat CSR... 16
2.3.5 Pandangan Perusahaan terhadap CSR... 17
2.3.6 Model CSR... 18
2.4 Kerangka Pemikiran... 18
2.5 Hipotesis Penelitian... 20
2.6 Definisi Operasional... 20
3. PENDEKATAN LAPANG 3.1 Pendekatan Penelitian... 25
3.2 Jenis dan Sumber Data... 25
3.3 Teknik Penentuan Responden... 25
3.4 Pengolahan dan Analisis Data... 26
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 28
4. PROFIL DAN IMLEMENTASI CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk 4.1 Sejarah dan Prestasi PT Indocement... 28
4.2 Visi, Misi, dan Motto PT Indocement... 32
4.3 Struktur Organisasi... 33
Halaman 4.5 Implementasi Program CSR PT Indocement Tunggal Prakasa,
Tbk... 35
4.5.1 Pendekatan Implementasi CSR PT. Indocement... 35
4.5.2 Pandangan PT. Indocement terhadap CSR... 38
4.5.3 Model Program CSR PT. Indocement... 39
4.5.4 Pengelolaan Implementasi CSR PT. Indocement... 43
5. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa Bantarjati... 45
5.2 Keadaan Umum Penduduk Desa Bantarjati... 47
5.3 Kelembagaan... 50
5.4 Sarana dan Prasarana... 51
5.5 Aspek Sosial Budaya... 53
6. PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden... 54
6.2 Penilaian Implementasi Program CSR di Desa Bantarjati... 56
6.2.1 Penilaian Responden terhadap Jenis Kegiatan CSR PT. Indocement... 56
6.2.2 Penilaian Responden terhadap Frekuensi Kegiatan CSR PT. Indocement... 58
6.2.3 Penilaian Responden terhadap Kemampuan Fasilitator... 59
6.2.4 Penilaian Responden terhadap Manfaat Program CSR PT. Indocement... 60
6.3 Hubungan Penilaian Implementasi Program CSR dengan Proses Pencitraan... 62
6.3.1 Hubungan Antara Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan... 62
6.3.2 Hubungan Antara Frekuensi Kegiatan dengan Proses Pencitraan... 64
6.3.3 Hubungan Antara Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan... 65
6.3.4 Hubungan Antara Manfaat Progam dengan Proses Pencitraan... 66
7. PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN 7.1 Proses Pencitraan... 68
7.1.1 Tingkat Perhatian Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 69
7.1.2 Tingkat Pengertian Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 71
7.1.3 Tingkat Penerimaan Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 72
7.2 Citra Perusahaan... 73
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jabatan responden dan jumlah responden penelitian di Desa
Bantarjati, Tahun 2011... 26 Tabel 2. Luas dan Presentase Berdasarkan Tataguna Lahan, di Desa
Bantarjati Tahun 2011... 46 Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Golongan Umur, di
Desa Bantarjati Tahun2011... 47 Tabel 4. Jumlah dan Presentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian,
di Desa Bantarjati Tahun 2011... 49 Tabel 5. Jumlah dan Status Berdasarkan Prasarana Pendidikan, di Desa
Bantarjati Tahun 2011... 52 Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia, di Desa
Bantarjati Tahun 2011... 54 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan, di Desa Bantarjati Tahun 2011... 55 Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Penilaian Responden
Tentang Jenis Kegiatan Program CSR PT. Indocement... 57 Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Fekuensi Pelaksanaan
Program CSR PT. Indocement... 58 Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kemampuan
Fasilitator Program CSR PT. Indocement... 59 Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manfaat Program
CSR PT. Indocement... 60 Tabel 12. Hubungan Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan terhadap
Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 63 Tabel 13. Hubungan Frekuensi Kegiatan dengan Proses Pencitraan terhadap
Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 64 Tabel 14. Hubungan Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan
terhadap Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 66 Tabel 15. Hubungan manfaat program dengan Proses Pencitraan terhadap
program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 67 Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Proses Pencitraan
terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun
Halaman Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Perhatian
terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun
2011... 70 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pengertian
terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati tahun
2011... 71 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Penerimaan
terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun
2011... 72 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Citra
Perusahaan, di Desa Bantarjati Tahun 2011... 74 Tabel 21. Nama dan Umur Responden Menurut Pernyataan Negatif
Responden Terhadap Citra Indocement, di Desa Bantarjati Tahun
2011... 74 Tabel 22. Nama dan Umur Responden Menurut Pernyataan Positif
Responden Terhadap Citra Indocement, di Desa Bantarjati Tahun
2011... 75 Tabel 23. Hubungan Proses Pencitraaan Program CSR PT. Indocement
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan... 9
Gambar 2. Model Komunikasi dalam PR... 10
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility... 19
Gambar 4. Produk Semen PT. Indocement... 29
Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan... 33
Gambar 6. Struktur Organisasi Departemen CSR... 39
Gambar 7. Skema Penentuan CSR Program PT Indocement... 44
Gambar 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bantarjati, Tahun 2011... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman... 84
Lampiran 2. Daftar Nama Perangkat Desa Bantarjati... 86
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian... 88
Lampiran 4. Denah Wilayah Desa Bantarjati... 89
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang
berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri,
untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat. Hadirnya perusahaan di tengah komunitas masyarakat secara tidak
langsung akan memberikan dampak, baik positif maupun negatif bagi kehidupan
sosial, ekonomi maupun kelestarian lingkungan. Perusahaan saat ini dituntut
untuk memperhitungkan dampak tersebut yang disesuaikan dalam penetapan visi,
misi, dan tujuan perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menyusun strategi
bisnisnya, selain untuk pencapaian keuntungan, juga perlu merencanakan kegiatan
yang dapat meminilmalisasi dampak negatif. Upaya untuk meminimalisasi
dampak tersebut dapat diwujudkan dengan adanya perhatian perusahaan pada
aspek sosial dan kelestarian lingkungan disekitar mereka. Dalam pelaksanaan
tanggung jawab tersebut perlu adanya sinergi multipihak yang solid dan baik.
Dengan demikian, perencanaan perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan, baik
kebutuhan internal perusahaan maupun masyarakat sekitar perusahaan.
Hubungan yang baik antar kedua belah pihak melalui komunikasi
diharapkan dapat membentuk kemitraan antara masyarakat dengan perusahaan.
Hubungan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholder. Jalinan hubungan komunikasi tersebut dapat dikatakan sebagai proses komunikasi
yang dapat dijadikan alat untuk memperkecil timbulnya konflik. Proses
komunikasi ini dapat diterapkan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab perusahaan kepada para
pemangku kepentingan untuk berperilaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
Konsep CSR telah menjadi kegiatan baru dan menjadi tantangan bagi
pelaku public relation. Melalui kegiatan ini, public relation dapat mengimplementasikan program CSR untuk mencapai tujuan perusahaan. Ruslan
(2001) dalam Fitriani (2010) menjelaskan bahwa salah satu tujuan PR adalah
menciptakan kesan (image) yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan keluar atau external relations. Sehingga, program CSR dapat menjadi salah satu program yang dapat membangun citra positif perusahaan. Implementasi PRogram CSR
harus disinergikan dengan kepentingan masing-masing stakeholder, dari kepentingan perusahaan sendiri, investor dan kepentingan masyarakat sekitar
perusahaan.
Kegiatan perusahan yang dampaknya sangat terlihat dalam bentuk
kerusakan sumberdaya ialah perusahaan tambang. Salah satu perusahaan yang
melakukan kegatan pertambangan di Kabupaten Bogor adalah PT Indocement
Tunggal Prakasa, Tbk yang melakukan pertambangan batu kapur. PT Indocement
Tunggal Prakasa merupakan produsen semen terbesar di Indonesia yang
memproduksi berbagai jenis semen bermutu, dan menjadi satu-satunya produsen
penghasil semen putih. Saat ini Indocement mengoperasikan 12 pabrik terpadu di
tiga lokasi dan non-plant, dengan total kapasitas PRoduksi sebesar 17,1 juta ton semen pertahun.
Indocement memiliki komitmen, untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat sekitar pabrik dan wilayah operasi perusahaan dengan melaksanakan
kegiatan CSR di 35 desa binaan secara konsisten dan berkelanjutan. CSR menurut
Indocement merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan
nilai dan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholders). Keharmonisan antara masyarakat dengan perusahaan dibangun melalui komunikasi dua arah
dalam lima pilar program pembangunan bagi masyarakat desa binaan disekitar
wilayah operasi wilayah perusahaan.
Fokus CSR Indocement adalah pembangunan manusia, setelah kurang
lebih satu dekade telah dilalui untuk membangun sarana dan prasarana desa
Sustainable Development Program (SDP). Program lima pilar terdiri dari pilar pendidikan, pilar ekonomi, pilar kesehatan, pilar sosial-budaya-agama-olahraga,
dan pilar keamanan. Sedangkan SDP bertanggung jawab pada lingkup kegiatan
proyek tanaman jarak pagar, proyek pengelolaan sampah, proyek peternakan
terpadu, proyek bengkel terpadu, dan proyek konversi energi.
Program yang dijalankan oleh Indocement merupakan hasil dari
komunikasi dua arah antara perusahaan dan masyarakat, yang diharapkan dapat
menghasilkan kesamaan kebutuhan antar kedua belah pihak. Akan tetapi, dalam
melakukan kegiatan komunikasi, penting bagi perusahaan untuk menganalisa efect atau feed back, apakah berdampak baik terhadap citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang menguntungkan posisi perusahaan (Ruslan, 2005).
Menurut Kotler (1985) dalam Novianti (2010) citra adalah kumpulan kepercayaan, ide, pandangan, opini, dan impresi dari seseorang terhadap suatu
objek. Selanjutnya, Citra perusahaan menurut Jefkins (1992) adalah citra suatu
organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas suatu produk dan pelayananya.
Citra tersebut terbentuk oleh banyak hal, yang mana salah satunya adalah
kesediaan perusahaan untuk ikut berperan dalam tanggung jawab sosial. Maka
dari itu, sebuah citra perusahaan merupakan sebuah pandangan atau sebagai kesan
seseorang terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial.
Pembentuk citra perusahaan dapat dilihat melalui proses pembentukan
citra dari sisi masyarakat, khususnya sasaran penerima program CSR. Maka dari
itu, seluruh kegiatan perusahaan dapat dijamin keberlanjutannya. Keberlanjutan
perusahaan ditandai dengan adanya penerimaan masyarakat lokal sekitar wilayah
produksi perusahaan sebagai bentuk sharing profit dari perusahaan ke masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
I.2 Masalah Penelitian
1. Bagaimana bentuk pendekatan implementasi program CSR PT
Indocement?
2. Bagaimana hubungan antara penilaian implementasi program CSR PT
Indocement berhubungan dengan proses pencitraan?
3. Bagaimana hubungan antara proses pencitraan dengan citra yang
terbentuk?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk pendekatan implementasi program Corporate Social Responsibility PT Indocement
2. Mengetahui hubungan penilaian implementasi program CSR PT
Indocement dengan proses pencitraan
3. Mengetahui hubungan antara proses pencitraan dengan citra yang
terbentuk
I.4 Manfaat Penelitian
Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan proses belajar untuk lebih kritis dalam
melakukan penelitian mengenai implikasi tugas, fungsi serta peranan
PR melalui implementasi program CSR dalam mencapai tujuan
perusahaan serta berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman
bagi penulis.
2. Civitas Akademik dan Non-Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur penunjang bagi
civitas akademik dalam mengkaji proses pembentukan citra
perusahaan melalui pelaksanaan program CSR. Selanjutnya bagi
non-akademisi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai
3. Bagi Manajemen PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk
Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan program CSR
yang dapat mempengaruhi citra perusahaan dan juga sebagai bahan
BAB II
PENDEKATAN TEORITIS
2.1Citra dan Citra Perusahaan 2.1.1 Pengertian citra
Menurut Kotler (1985) dalam Suwandi, Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, opini dan impresi seseorang terhadap suatu obyek. Sutisna (2001)
mengungkapkan, “Citra adalah total presepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk
dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu”. Selanjutnya
menurut Ruslan (2003) dalam Muplihah (2005) citra adalah seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang
terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek tersebut yang
manampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan, 2003). Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Efek kognitif
sangat mempengaruhi proses pembentukan citra perusahaan.
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan citra atas produk dan pelayananya. Hal-hal positif yang dapat
meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup
perusahaan yang gemilang, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik,
reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesdiaan turut
memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya
(Jefkins,1996).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, citra menunjukkan kesan suatu
objek, yang berasal dari informasi yang terus diperbaharui dan bersumber dari
sumber terpercaya. Menurut Suwandi, Terdapat tiga hal penting dalam citra, yaitu:
kesan obyek, proses terbentuknya citra, dan sumber terpercaya. Obyek meliputi
individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang didalamnya.
Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang tidak menutup
kemungkinan terjadinya perubahan citra pada obyek terhadap sumber informasi
memberikan dasar penerimaan atau penolakan informasi. Sumber informasi dapat
berasal dari internal perusahaan atau pihak-pihak lain yang tidak secara langsung.
2.1.2 Jenis-Jenis Citra
Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi
untuk menutup-nutupi suatu fakta. Dalam menjaga reputasi atau citra lembaga
atau perusahaan yang diwakilinya, para anggota dituntut untuk mampu
menjadikan orang lain memahami suatu pesan. Menurut Jefkins (1992), terdapat
beberapa jenis citra (image), diantaranya ialah: 1. Citra Bayangan (mirror image)
Citra bayangan merupakan sebuah citra yang dianut oleh seseorang
dalam memaknai pandangan orang luar terhadap organisasi. Citra ini
sering tidak akurat dan dianggap sebagai sebuah ilusi, sebagai akibat dari
sedikitnya informasi, pengetahuan, ataupun pemahaman yang dimiliki
oleh kalangan dalam organisasi itu tentang pendapat ataupun pandangan
pihak luar. Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita
sering membayangkan hal yang hebat mengenai diri sendiri, dan kita
meyakini bahwa orang lain juga memiliki pendapat yang tidak kalah hebat
tentang diri kita.
2. Citra yang berlaku (current image)
Citra yang berlaku (current image) adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
Namun, citra ini pun memiliki ketidakakuratan yang sama dengan citra
bayangan, karena semata-mata terbentuk hanya dari pengalaman dan
pengetahuan orang luar yang biasanya tidak memadai. Biasanya, citra ini
cenderung negatif. Citra ini sangat ditentukan oleh banyak-sedikitnya
informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka yang mempercayainya.
3. Citra harapan (wish image)
Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra sebenarnya.
Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari citra yang sebenarnya. Citra
yang diharapkan itu biasanya dibentuk atau dirumuskan dan di
perjuangkan saat menyambut sesuatu yang baru, yakni ketika khalayak
belum memiliki banyak pengetahuan yang memadai.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra suatu organisasi secara keseluruhan,
jadi bukan citra atas suatu produk dan pelayananya. Citra tersebut
terbentuk oleh banyak hal, yang mana salah satunya adalah kesediaan
perusahaan untuk ikut berperan dalam tanggung jawab sosial. Maka dari
itu, sebuah citra perusahaan merupakan sebuah pandangan atau sebagai
kesan seseorang terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk dalam
pelaksanaan tanggung jawab sosial. Citra perusahaan dapat dibentuk
dengan cara mengidentifikasi keinginan masyarakat tentang citra
perusahaan.
5. Citra majemuk (multiple image)
Setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak karyawan,
mereka pasti memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki
perusahaan dapat dikatakan sebanyak jumlah pegawai yang dimilikinya.
Variasi citra perlu ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan
seutuhnya harus ditegakkan.
Dikutip dari Bangun (2010) Rangkaian kegiatan public relation suatu perusahaan bertujuan untuk mencapai sasaran utama yaitu citra positif perusahaan
dimana dapat menggunakan tolak ukur sebagai berikut:
1. Kepercayaan: Dalam perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan tidak
terlepas dari dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya,
2. Realitas: Realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat
dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang
matang dan sistematis bagi responden
3. Kerjasama saling menguntungkan: Suatu kegiatan dilaksanakan mendatangkan kesuksesan dan keuntungan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
4. Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan maupun terhadap perkembangan perusahaan.
2.1.3 Proses Terbentuknya Citra
Keberadaan citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya
komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu
atau kedua hal tersebut. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman
memberikan gambaran bahwa telah terjadi keterlibatan antara konsumen atau
masyarakat dengan perusahaan. Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam citra
perusahaan yang bersumber dari upaya komunikasi perusahaan. Proses
terbentuknya citra perusahaan menurut Hawkins et.all (2000) 1 ialah sebagai berikut:
Gambar.1 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
1
Suwandi, Iman Mulyani Dwi. 2009. Citra Perusahaan. (http://oeconomicus.files.wordPRess.com/2007/07/citra-perusahaan.pdf). [diakses 25 Februari 2011]
exposure attention
comPRehensiv
Berdasarkan gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung
pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar)
upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua,
memperhatikan upaya tersebut. Ketiga setelah adanya perhatian terhadap obyek
mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat,
terbentuknya citra perusahaan pada obyek yang pada kemudian tahap kelima citra
perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam
hubungannya dengan perusahaan.
Proses pembentukan citra akan menghasilkan sikap seseorang atau
masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan. sikap masyarakat terhadap suatu
perusahaan diketahui dengan melakukan suatu penelitian agar perusahaan
mengetahui dan dapat memenuhi keinginan masyarakat sebagai salah satu
publiknya (Hastin, 2010). Gambar 2 menunjukkan orientasi menunjukkan
orientasi dari public relation yaitu membangun citra (image building) yang dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam public relation.
Gambar 2. Model Komunikasi dalam Public Relation
2.2 Public Relation
2.2.1 Pengertian Public Relation
International Public Relations Association (IPRA) tahun 1960 dalam Rumanti (2002), publlic relation merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh
organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh
dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada. Perusahaa/
Hubungan yang diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik
mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan
ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk
memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan
yang terencana dan tersebar luas.
Selain itu J.C. Seidel dan W. Emerson Rech dalam Rumanti (2002)
menjelaskan bahwa PR adalah proses yang berkesinambungan, seni menanamkan
suatu rencana dan sebagainya. Definisi public relation menurut Jefkins (1992) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
keluar, antara suatu organisasi dengan semua khayalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian.
2.2.2 Fungsi Public Relations
Fungsi petugas public relations pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha. Terdapat empat fungsi utama yang dituntut dari petugas public relation Ruslan (2008) dalam Novianti (2010) yaitu sebagi berikut:
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, public relation berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik
komuikaasi antar personal (personal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun
persuasif.
2. Relationship
Kemampuan public relation membangaun hubungan positif anatara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal.
Ralationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan.
Selain itu, relationship juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama, dan toleransi anatara kedua belah
3. Backup management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen
lain dlaam perusahaan demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu
kernga tujuan pokok perusahaan.
4. Good image Marker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi,
reputasi, dan menjadi tujuan utama aktivitas public relation dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan.
2.2.3 Kegiatan-kegiatan Public Relation
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan public relation merupakan langkah penting dalam menjaga eksistensi perusahaan. kegiatan yang dilakukan seorang
public relation tersebut dapat berupa kegiatan internal dan eksternal perushaan. Suhandang (2004) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan public relation adalah kepentingan dan kepercayaan publiknya. Kegiatan public relation betujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan, dan
penghargaan dari publik khusunya serta masyarakat pada umumnya. Usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan bersikap simpatik, terbuka dalam menerima saran,
kritik, atau opini publik. Jika hal ini dapat dilakukan akan memberikan
keuntungan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Salah satu kegiatan eksternal public relation yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan adalah program CSR. CSR
merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada publiknya
terutama masyarakat.
2.2.4 Peran Public Relation dalam Corporate Social Responsibility
Seringkali praktisi public relation memainkan peran kunci dalam fungsi filantropi perusahaan, adakalanya menjadi pejabat yang bertanggung jawab atas
fungsi itu. Lazimnya peran hubungan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini:
1. Menggelar peristiwa-peristiwa yang sesuai untuk membantu kontribusi
yang menentukan, seperti kampanye dana kesejahtraan atau penciptaan
2. Membantu kampanye atau usaha kers amal dengan nasehat strategi
Komunikasi, menyiapkan materi cetak atau audiovisual dan mengiklankan
dukungan atau meningkatkan publisitas.
3. Memimpin proyek atau kampanye atau betindak sebagai wakil pejabat
senior perusahaan.
4. Memeriksa perkara-perkara komunitas yang bermacam-macam untuk
menentukan bagaimana dan dimana perusahaan dapat memberi bantuan
terbaik.
5. Membimbing bukan mengarahkan, pendekatan partisipatf yang melibatkan
unsur pokok komunitas dalam mengalokasikan kontribusi-kontribusi
perusahaan (Cutlip, 2000).
2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) 2.3.1 Pengertian dan perkembangan CSR
Konsep tanggung jawab sosial sangat beragam beberapa diantaranya
adalah yang dirumuskan oleh World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi
kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan
karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya. Selanjutnya, menurut Trinidads & Tobacco Bureauof Standard CSR adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi berasamaan dengan peningkatan
ekonomi bersama peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas2. Sedangkan Budimanta (2002)
memaknai CSR sebagai komitmen perusahaan untuk membangun kualitas
kehidupan yang lebih baik dengan pihak yang terkait, terutama masyarakat
disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada,
dilakukan secara terpadu dengan kegiatan berkelanjutan3. Dari ketiga definisi
2
Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility; Antara Teori dan kenyataan. MedPRess:
Yogyakarta.
3
Rudito, Bambang, dkk. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model
tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan sebuah komitmen perusahaan
untuk memperhatikan kesejahteraan baik bagi internal perusahaan maupun
eksternal perusahaan untuk meningkatkan perekonomian, serta perhatian terhadap
isu sosial dan lingkungan sekitar perusahaan dengan kegiatan berkelanjutan.
Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia secara yuridis
telah dinyatakan sebagaimana pada Undang-undang No.40 Tahun 2007, tentang
perseroan terbatas, BAB V, pasal 74. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa
tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan tanggung jawab perusahaan
atas eksistensinya dalam kegiatan bisnis. Selanjutnya, menurut Rudito (2009) dari
pasal tersebut, telah tersirat upaya yang harus dilakukan korporat maupun
pemerintah untuk melakukan pengembangan masyarakat, baik pada aspek sosial
dan ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Selain regulasi yang telah dibentuk
oleh pemerintah Indonesia, dunia Internasional juga memiliki panduan dan
standarisasi yang dibentuk pada tahun 2004 untuk memperjelas pelaksanaan
PRogram CSR yang diberi nama ISO 26000: guidance standard on social responsibility. ISO 26000 menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. Di dalam IS0 26000, CSR mencakup tujuh isu pokok, yaitu: (1)Pengembangan
masyarakat; (2)Konsumen; (3)Praktek kegiatan institusi yang sehat;
(4)lingkungan ketenagakerjaan; (6)Hak asasi manusia; dan (7)Organisasi
kepemerintahan.
Menurut Rudito (2004) walaupun banyaknya pemaknaan yang berbeda
antara korporat yang satu dengan yang lainya, ada bentuk-bentuk yang seragam
yang diambil dari kompetisi yang dilakukan untuk mendapatkan penghargaan.
Bentuk-bentuk keseragaman tersebut adalah bahwa korporat tidak lagi melakukan
pemisahaan antara dirinya sebagai suatu usaha dengan komunitas disekitarnya.
Selain itu, konsep CSR juga menawarkan sebuah kesamaan yaitu keseimbangan
antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial serta lingkungan. Konsep
tersebut merujuk pada konsep triple bottom line yang merupakan buah pemikiran dari John Elkington sebagai dasar pelaksanaannya. Sehingga perusahaan perlu
memiliki sebuah komitmen untuk berkonstribusi dalam pembangunan bangsa
untuk memberikan konstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
(Susiloadi, 2008).
2.3.2 Implementasi CSR
Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni, sosialisasi,
pelaksanaan, internalisasi. Tahap sosialisasi yang dimaksud adalah tahap
memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagi aspek yang
dilaksanakan dalam CSR. Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah agar program
CSR yang dilaksanakan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen
perusahaan. Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini yang dilakukan adalah
penyesuaian pelaksanaan dengan pedoman CSR yang telah disusun. Terkahir,
tahap internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi mencakup
upaya-upaya memperkenalkan CSR dalam seluruh proses bisnis perusahaan (Wibisono,
2007). Selanjutnya, Wibisono (2007) menjelaskan mekanisme pelaksanaan
program atau kegiatan Corporate Social Responsibility dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu (1)Bottom Up process: program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan; (2)Top Down process: program berdasar pada survey/pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries; (3) Partisipatif: program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.
Solihin (2008) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan program CSR
melibatkan beberapa pihak, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, serta calon penerima manfaat
CSR. Oleh sebab itu, implementasi program CSR memerlukan beberapa kondisi
yang dapat menjamin keberlangsungannya. Pertama, Implementasi program CSR
memperoleh persetujuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. Kedua, dalam
implementasi yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan adalah
ditetapkannya pola hubungan (relationship) diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program
CSR. Kondisi ketiga, adanya pengelolaan program yang baik, hal ini dapat
terwujud bila adanya kejelasan dari tujuan program dan kesepakatan mengenai
3.3 Tujuan CSR
Ambadar (2008) terdapat enam prakarsa utama dalam kegiatan CSR sesuai
dengan tujuan sosial perusahaan, antara lain:
1. Cause promotion, inisiatif perusahaan untuk mengalokasikan dana atau bantuan dalam bentuk barang dan sumber daya lain, untuk meningkatkan
kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial tertentu, atau dalam rangka
pendaftaran sukarelawan.
2. Cause Related Marketing, komitmen perusahaan untuk mendonasikan sejumlah presentase tertentu dari pendapatan tertentu untuk hal yang
berkaitan dengan penjualan produk.
3. Corporate Social Marketing, upaya perusahaan memberi dukungan pada pembangunan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk
mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka memperbaiki
kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan dan lainnya.
4. Corporate Philanthrophy, pemberian sumbangan sebagai kegiatan amal (Charity) dalam bentuk hibah tunai, donasi atau bentuk barang.
5. Community Valunteering, perwujudan dukungan dan dorongan perusahaan kepada karyawan, mitra pemasaran dan/atau anggota franchise untuk menyediakan dan mengabdikan waktu dan tenaga mereka untuk
membantu kegiatan sosial.
6. Socially Responsible Business Practics, berbagai investasi bisnis yang mendukung pemecahan masalah sosial tertentu.
2.3.4 Manfaat CSR
Manfaat implementasi CSR bagi perusahaan dikemukakan oleh Wibisono
(2007) adalah: 1) mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra
perusahaan, 2) mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan
untuk terus dapat beroperasi, 3) mereduksi risiko bisnis perusahaan melalui
adanya hubungan yang harmonis dengan para stakeholder perusahaan, 4) melebarkan akses terhadap sumberdaya, 5) membentangkan akses menuju pasart,
6) mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui daur ulang
memperbaiki hubungan dengan regulator, 9) meningkatkan semangat dan
produkstivitas karyawan, 10) peluang mendapatkan penghargaan.
2.3.5 Pandangan perusahaan terhadap CSR
Selanjutnya Wibisono (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga model cara
pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu:
1. Sekedar basa-basi dan keterpaksaan, yaitu pelaksanaan CSR karena faktor
eksternal (external driven). Pemenuhan tanggung jawab lebih karena keterpakasaan akibat tuntutan dibandingkan dengan rasa sukarela. CSR
diimplementasikan sebagai upaya dalam konteks public relation yang diliputi kemauan meraih kesempatan untuk melakukan publikasi postif dan
untuk meningkatkan citra perusahaan yang didasarkan bukan atas regulasi
CSR dari pemerintah;
2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance), didasarkan atas adanya regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Kewajiban
perusahaan melaksanakan CSR adalah karena adanya market driven (dorongan pasar/ masyarakat dan lingkungan setempat). Pandangan lain
yang sangggup memaksa perusahaan untuk mempraktekkan CSR adalah
adanya penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap institusi atau lembaga. Misalnya CSR Award baik yang regional maupun global;
3. Beyond complience atau compliance plus, yakni CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar
kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya,
2.3.6 Model CSR
Menurut Saidi dan Abidin (2004), terdapat empat model atau pola CSR
yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:
1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah
satu pejabat seniornya, seperti coporae secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan
mendidrikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model
ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan-perusahaan menyediakan dana
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi
kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelengggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga sosial/ organisasi non-pemerintah (Ornop),
instansi pemerinah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola
dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan
yang bersifat “hibah pembangunan”.
2.4 Kerangka Pemikiran
Perusahaan memiliki bagian khusus untuk bertanggung jawab dalam
mengelola proses komunikasi yaitu Hubungan Masyarakat (Humas) atau public relations (PR) yang menjembatani proses komunikasi baik ke dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Ruslan (2001) dalam Fitriani (2010) menjelaskan bahwa
relations) maupun hubungan keluar atau external relations. Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu langkah untuk menjalin hubungan yang baik ke luar perusahaan. Selain untuk
mendapatkan citra positif dari masyarakat, CSR juga telah diatur dalam
Undang-undang No.40 Tahun 2007, tentang perseroan terbatas, BAB V, pasal 74.
Keterangan:
: Mempengaruhi
: Hubungan yang tidak diuji
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini menggunakan model penelitian komunikasi yaitu model
jarum hipodermik, yang lebih dikenal dengan “bullet theory”. Bullet theory memiliki tiga variabel yaitu variabel komunikasi, variabel antara, dan variabel
efek (Jalaludin, 2009). Penelitian ini akan mengkur adalah variabel peniliaian Penilaian Implementasi
Program CSR:
• Jenis kegiatan (X1)
• Frekuensi kegiatan (X2)
• Kemampuan fasilitator (X3)
• Manfaat program (X4)
Citra Perusahaan (Y2):
• Positif
• Negatif
Proses Pencitraan (Y1):
• Tingkat perhatian terhadap program
• Tingkat pengertian terhadap program
• Tingkat penerimaan terhadap program Pendekatan
implementasi (jenis program, frekuensi program, kemampuan fasilitator dan
manfaat program), yang menjadi variabel bebas dengan variabel terikatnya poses
pembentukan citra (perhatian, pengertian, dan pemahaman). Selanjutnya variabel
bebas yakni tingkat pembentukan citra dengan variabel terikatnya yakni citra
perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat terlihat dalam Gambar.3 (Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR)).
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Semakin beragam jenis kegiatan, maka akan meningkatkan proses
pencitraan responden pada PRogram CSR PT Indocement
2. Semakin tinggi frekuensi program, maka akan meningkatkan
proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement
3. Semakin tinggi kemampuan fasilitator, maka akan meningkatkan
proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement
4. Semakin tinggi manfaat program, maka akan meningkatkan
proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement
5. Ada hubungan positif antara proses pencitraan dengan citra
perusahaan yang terbentuk
2.6 Definisi Operasional
1. Jenis Kegiatan adalah pengetahuan responden terhadap ragam dari
rangkaian keseluruhan kegiatan berdasarkan lima pilar pembangunan
yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori: • Tidak beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden kurang
dari 9 kegiatan
• Kurang beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden sebanyak antara 9 hingga 16 kegiatan
• Beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden sebanyak 17
2. Frekuensi program adalah total rangkaian corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh PT Indocement selama satu tahun. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi tiga kategori:
• Rendah, jika respoden hanya mengetahui pelaksanaan program kurang dari 3 kali dalam satu tahun
• Sedang , jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak
3 hingga 7 kali dalam satu tahun
• Tinggi, jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak
8 hinggga 12 kali dalam satu tahun
3. Kemampuan Fasilitator adalah penilaian responden bagi koordinator
desa PT Indocement dalam setiap pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi tiga kategori:
- Bagus : 3
- Kurang Bagus : 2
- Tidak Bagus : 1
Pengukuran kemampuan fasilitator menurut responden, sebagai berikut:
Max= 9 Min= 5 ∑k= 3
N Max- minn 9-5 4
∑k 3 3
Sehingga skor kemampuan fasilitator menurut responden dibagi
menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:
- Rendah : ≤5
- Sedang : 6 ≥ x ≥ 7
- Tinggi : 8 ≤ x ≤ 9
4. Manfaat program adalah sejauhmana responden menganggap bahwa
program CSR PT Indocement berguna bagi masyarakat Desa
Bantarjati.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi tiga kategori:
Setuju : 3
Kurang Setuju : 2
Tidak Setuju : 1
Pengukuran manfaat program menurut responden, sebagai
berikut:
Max= 9 Min= 4 ∑k= 3
Max- min 9-4 5
∑k 3 3
Sehingga skor manfaat program menurut responden dibagi menjadi
tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:
Tidak Bermanfaat : ≤5
Kurang Bermanfaat : 6 ≥ x ≥ 7
Bermanfaat : 8 ≤ x ≤ 9
5. Proses Pencitraan adalah sejauhmana sasaran program memaknai
program diawali dari adanya perhatian individu, dilanjutkan dengan
pengertian terhadap program, dan pemahaman pada program.
• Tingkat Perhatian adalah sejauh mana sasaran program menyadari adanya implementasi program CSR.
• Tingkat Pengertian adalah sejauh mana individu sasaran PRogram memahami implementasi program CSR.
• Tingkat Penerimaan adalah sejauh mana individu sasaran
program menyetahui gagasan dari implementasi PRogram
CSR.
Berdasarkan uraian di atas, maka masing-masing unsur tahap
pembentukan citra akan diukur berdasarkan pengukuran dengan skala
ordinal dikelompokkam menjadi empat kategori:
- Sangat setuju : 4
- Setuju : 3
- Kurang Setuju : 2
- Tidak Setuju : 1
Pengukuran proses pencitraan menurut responden, sebagai berikut:
Max= 53 Min= 31 ∑k= 3
Max- min 53-31 22
∑k 3 3
Sehingga skor proses pencitraan menurut responden dibagi menjadi tiga
ketegori, dengan skor sebagai berikut:
- Baik : ≤ 37
- Kurang Baik : 38 ≥ x ≥ 45
- Buruk : 46 ≤ x ≤ 5
6. Tingkat citra perusahaan adalah sejauhmana sasaran program
memandangan perusahaan.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi empat kategori:
Sangat Setuju : 4
Setuju : 3
Kurang Setuju : 2
Tidak Setuju : 1
Pengukuran tingkat citra perusahaan menurut responden, sebagai
berikut:
Max= 37 Min= 26 ∑k= 3
Max- min 37-26 11
∑k 3 3
N= = = = 3,67≈4
Sehingga skor citra perusahaan menurut responden dibagi menjadi tiga
ketegori, dengan skor sebagai berikut:
Rendah : ≤25
Sedang : 26 ≥ x ≥ 30
BAB III
PENDEKATAN LAPANG
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan
melalui pelaksanaan program CSR. Penelitian ini merupakan penelitian Sensus,
dimana kesulurahan populasi akan dijadikan responden penelitian. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung
oleh beberapa data kualitatif, seperti kalimat hasil konsultasi atau wawancara
antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif digunakan untuk
mengidentifikasi implementasi program CSR yang dilakukan PT Indocement
Tunggal Prakasa, Tbk.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapatkan melalui wawancara,
pengamatan langsung dalam kegiatan CSR, kuesioner, dan juga data yang
dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang terkait dengan data-data bentuk
kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakasa.
Selanjutnya, data sekunder didapatkan dari studi literatur yang berkaitan dengan
tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis, dan karya ilmiah, serta data
PT Indocement yang telah terpublikasi.
3.3 Teknik Penentuan Responden
Penelitian memiliki dua subjek penelitian, yang terdiri dari informan dan
responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan
informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari PT Indocement Tunggal Prakasa yang
menjalankan program CSR, aparat desa binaan, dan juga responden. Teknik ini
dengan masalah yang akan diteliti atau kerangka sampling. Jumlah informan tidak
dibatasi untuk menambah gambaran yang lebih mendalam.
Responden dalam penelitian ini adalah perangkat desa di salah satu desa
binaan PT Indocement Tunggal Prakasa yaitu Desa Bantarjati. Perangkat desa
merupakan media penghubung antara perusahaan dengan masyarakat untuk
mengaspirasikan keseluruhan program yang dijalankan perusahaan dan diinginkan
oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan cara
menjadikan seluruh perangkat desa menjadi respoden. Responden penelitian
terdiri dari ketua rukun tetangga, rukun warga, kepala dusun, anggota LPM, dan
anggota BPD dengan jumlah total 30 orang responden. Rincian jumlah responden,
tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jabatan Responden dan Jumlah Responden Penelitian di Desa Bantarjati, Tahun 2011
No. Jabatan Responden Jumlah (orang)
1. Ketua Rukun Tetangga 16
2. Ketua Rukun Warga 5
3. Kepala Dusun 3
4. Pengurus inti LPM 3
5. Pengurus Inti BPD 3
Total 30
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil
wawancara dengan CSR Departement Head sebagai informan kunci. Informan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pandang
perusahaan terhadap aktivitas CSR yang tertuang dalam kebijakan perusahaan
serta strategi yang diplih oleh perusahaan untuk mengimplementasikan
program-program CSR. Selain dengan melakukan wawancara, peneliti juga melakukan
pengamatan langsung pada beberapa kegiatan CSR perusahaan.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Data kuantittatif didapatkan dari hasil penyerahan kuesioner kepada
responden yang terlebih dahulu dilakukan pengkodean data. Kemudian dihitung
Pengolahan data dilakukan dengan software computer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Selanjutnya, untuk menguji hubungan antara dua variabel data yang telah diperoleh akan dianalisis korelasinya menggunakan
Spearman Rank Order Correlation untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka akan semakin
tinggi kategorinya. Selanjutnya data dikategorikan dengan menggunakan teknik
scoring secara normatif yang dikategorikan berdasarkan interval kelas (Sarwono, 2006):
ܰ ൌெ௫ିெΣ
Keterangan:
N = batas selang
Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min = nilai minimum yang diperoleh dari skor
Σ݇ = jumlah kategori
Pengelompokkan kategori, sebagai berikut:
Rendah atau kurang : x< skor min + interval kelas
Sedang : skor min + interval kelas ≤ x’ ≤ skor min + 2 interval
kelas
Tinggi atau baik : x’’ ≥ skor minimum + 2 interval kelas
Setelah skoring, kemudian dilakukan Spearman Rank Order Correlation untuk melihat hubungan atau korelasi antara penilaian implementasi program
CSR, yaitu frekuensi program, kemampuan fasilitator, manfaat program, dan jenis
program dengan proses pencitraan dan antara proses pencitraan dengan citra
perusahaan yang terbentuk. Untuk melihat hubungan tersebut dalam Sarwono
(2006) digunakan rumus sebagai berikut:
6∑ D2
Keterangan:
rh0xy = Koefisien Korelasi
D = Difference (perbedaan antar rank) N = Jumlah Responden
Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam Uji
Korelasi Rank Spearman adalah dengan signifikansi/ probabilitas/ α digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Siginifikasi
yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar α (0,1) maka artinya hasil
penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan 90% dan
tingkat kesalahan sebesar 10%. Dasar pengambilan keputusan, melalui:
a. Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0,1 maka Ho ditolak. Jadi,
hubungan kedua variabel signifikan; dan
b. Jika angka signikansi hasil penelitian > 0,1 maka Ho diterima. Jadi,
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu desa binaan program CSR
PT Indocement Tunggal Prakasa yaitu di Desa Bantar Jati, Kecamatan
Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yang berada dekat dengan
lokasi PRoduksi PT Indocement Tunggal Prakasa. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Maret hingga April 2011. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (puposive) dengan dua pertimbangan. Pertama, PT Indocement memiliki kegiatan CSR yang telah memenangkan Penghargaan Terbaik 1 “Indonesian CSR
Awards 2008” kategori Sosial-lingkungan dan Peringkat Emas PROPER 2009.
Kedua, Desa Bantarjati dijadikan tempat penelitian karena PT Indocement
mendirikan infrastruktur dan memanfaatkan sumberdaya alam dari desa
Bantarjati, sehingga masyarakat desa Bantarjati berhak untuk mendapatkan
BAB IV
PROFIL DAN IMPLEMENTASI CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk
4.1 Sejarah dan Prestasi PT Indocement
PT Indocement Tunggal Praksa, Tbk adalah salah satu produsen semen
terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk
produk semen khusus. Indocement didirikan pada tahun 1985 dan operasikan
secara terpadu dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 17,1 juta ton
semen per tahun. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik, sembilan
diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan,
Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sejak tahun 2005, Indocement telah melakukan diversifikasi produk
dengan meluncurkan Semen Komposit Portland (Portland Composite Cement/ PCC). Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen
Ordinary Portland Tipe I, Tipe II, dan Tipe V, serta Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih. Sampai saat ini, Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Sumber: PT Indocement Tunggal Prakasa
Produk-produk Indocement tersebut dipasarkan dengan merek dagang
‘Tiga Roda’. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen
semen terkemuka di dunia berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara,
menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Sejak itu, Indocement bertekad
untuk memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis
keuangan di Asia. Usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, dengan
dukungan HeidelbergCement Group, Indocement kembali memfokuskan
kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, beton siap-pakai, dan
agregat. Sejak 2006 hingga saat ini, Indocement telah berhasil mencapai kondisi
keuangan yang sehat.
Indocement menyelesaikan proyek modifikasi pabrik ke delapan di
Citeureup pada tahun 2007, yang memberikan tambahan kapasitas PRoduksi
terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan
Indocement meningkatkan volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk
memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Selain mengalami peningkatan
pasar, Indocement sebagai perusahaan tambang yang bersinggungan langsung
dengan warga, juga memiliki kerasadaran akan tanggung jawab sosial dengan
melaksanakan program CSR. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial
perusahaan, Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar
perkebunan jarak (Jatropha curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. Indocement juga berhasil memPRakarsai proyek pengolahan sampah rumah
tangga dalam skala kecil untuk masyarakat di sekitar Pabrik Citeureup dan
Cirebon. Sampah yang diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa
yang menghasilkan energi pada proses produksi, dan juga menghasilkan kompos.
Saham PT Indocement tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nilai
kapitalisasi sebesar Rp16.934 miliar pada akhir tahun 2008. Per tanggal 31
Desember 2008, jumlah karyawan PT Indocement adalah 6.179 orang. PT
Indocement mengalami beberapa kali tahap perubahan dari tahun ke tahun di
dalam pengelolaan, maupun kepemilikan perusahaan. Perubahan ini membentuk
PT Indocement sebagai perusahaan semen yang semakin baik, sehingga
1. Tanggal 12 Juni 2008, PT Indocement menerima IMAC Award
(Indonesia’s Most Admired Companies) untuk ketiga kalinya, sebagai “The Best Performance Company Image” untuk kategori industri semen di
Indonesia dari Frontier Consulting Group dan majalah Business Week;
2. Tanggal 31 Juli 2008, (PROPER) untuk periode 2006-2007, dengan
meraih peringkat Hijau untuk Pabrik Citeureup dan Biru untuk Pabrik
Cirebon;
3. Tanggal 4 Agustus 2008, PT Indocement menerima Penghargaan sebagai
“Seven Best Managed Companies in Indonesia 2008”, dari majalah
Finance Asia, Hongkong;
4. Tanggal 23 Februari 2009, PT Indocement berhasil meraih tiga
penghargaan pada “Indonesia CSR Award 2008” yaitu: Penghargaan Emas
dan Penghargaan Terbaik Pertama untuk sktor industri dan manufaktur
dalam ketegori bidang sosial dan lingkunngan; dan
5. Tanggal 15 Oktober 2009, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk meraih
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER) kurun waktu 2008-2009 yang dilakukan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH). PT Indocement dengan pabrik yang berlokasi
di Citeureup, Bogor, Jawa Barat menjadi satu-satunya yang berperingkat
Emas dari 627 perusahaan yang dinilai PROPER oleh KLH.
6. 6 Desember 2010 - Indocement ditetapkan sebagai satu dari tiga nominator
Metro TV MDG Awards 2010 untuk kategori Tujuan ke-7: Melestarikan
Lingkungan, yang diumumkan pada 3 Desember 2010 di Hotel Four
Seasons Jakarta. Penghargaan ini diselenggarakan oleh United Nation
Millenium Campaign bersama Utusan Khusus Presiden Republik
Indonesia untuk MDG, Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah, bekerja
sama dengan MetroTV.
7. 19 Agustus 2010 - Semen “TIGA RODA” PRoduksi PT Indocement
Tunggal PRakarsa Tbk. (”Indocement”) kembali dianugerahi ”Top Brand
Award 2010”, untuk kategori Semen oleh Majalah Marketing bekerjasama