Apa-Siapa Mesias dan Dampaknya Kepada Dunia?
by: Yesaya Daniel Purba Rambe, S.E., M.A (Cand)
Dunia Yahudi Orthodox terus-menerus mengalami kegemparan mengenai status ke-Mesiasan Yesus. Di satu sisi mereka tau mereka bukan Tuhan atau Mesias, tapi di satu sisi mereka merasa tafsiran mereka adalah tafsiran yang paling benar. Untuk mengetahui rahasia Tuhan tidak cukup hanya membaca Firman Tuhan sebagaimana yang dikatakan oleh Rabbi Tovia Singer, tidak cukup juga hanya menafsir tanpa sering membaca Firman Tuhan. Selain membaca Firman, kita juga harus sering berdoa, dan yang paling penting adalah mendengar suara Tuhan. Saya yakin walau para Rabbi itu sering membaca Perjanjian Lama (Tanakh), tetapi mereka tidak pernah sekalipun mendengar suara Tuhan.
Satu pondasi yang penting untuk mereka pahami adalah tafsiran. Satu kalimat yang sama mungkin bisa ditafsirkan dengan beberapa hasil yang berbeda. Salah satunya adalah pengertian mengenai Mesias. Kalangan Yahudi sekarang berpandangan bahwa Mesias itu hanyalah orang biasa yang mempunyai keluarga. Apakah benar seperti itu? Jika para Rabbi tersebut ingin kita kembali kepada Firman, maka tentu kita harus memakai Firman untuk menentukan kualifikasi mengenai Mesias tersebut.
Dalam alkitab terdapat dua macam bentuk Mesias. Pertama, Mesias yang lemah lembut (Zakaria 9 : 9) dimana terang, kebenaran, dan kelegaan keluar dari sayap-Nya. Kedua, Mesias sebagai Sang Raja Agung, pemimpin umat Israel (Yesaya 9 : 5). Untuk membuktikan ini, maka kita harus menelusuri hingga kepercayaan kuno Yahudi terhadap kualifikasi Mesias.
Info menarik ditemukan oleh Prof. Israel Knohl, seorang Guru Besar Yahudi, lulusan Hebrew University. Beliau menemukan sebuah inskripsi Gabriel di sekitar Laut Mati
(http://www.haaretz.com/weekend/week-s-end/in-three-days-you-shall-live-1.218552) yang menulis sebuah kepercayaan Yahudi kuno terhadap ke-Mesiasan. Di dalam inskripsi tersebut tertulis “Avdi David bakesh min lifnei Efraim, …….. Leshloshet yamin hayeh, ani Gavriel, gozer alekha” yang mempunyai arti “hamba-Ku Daud, tanyalah Efraim, …… dalam tiga hari kamu akan hidup”.
Jika kita jeli kita akan menangkap bahwa Mesias memang harus mati lalu akan bangkit pada hari ketiga. Lalu kita akan menemukan bahwa dalam
kalimat di atas Daud sejajar umurnya dengan Efraim, salah satu anak Yakub. Rabbi Joshua bar Levy, seorang Rabbi yang hidup sezaman dengan Yesus
berpendapat bahwa terdapat dua bentuk, bukan dua Mesias, yaitu Mesias Anak Yakub dan Mesias Anak Daud. Hal ini tertulis di dalam Talmud.
dipahami/ditunggu oleh orang Yahudi kuno. Selanjutnya, jika Mesias itu
manusia biasa, bagaimana bisa satu orang berasal dari dua keturunan? Harus konsisten. Mesias lahir dari garis Daud atau dari Yakub.
Jadi dua bentuk Mesias ini sebenarnya bersifat alegori atau kiasan. Pengertian Mesias Anak Yakub adalah seorang Mesias yang mempunyai tugas memberitakan kebenaran, terang, kesembuhan, mengusir setan,
membangkitkan orang mati, intinya Mesias anak Yakub harus mendatangkan kerajaan Surga di bumi (Lukas 11 : 20). Kerajaan Surga apa yang dimaksud? Kerajaan surga dalam bahasa Ibrani adalah Shammayim. Terminologi
Shammayim sendiri sangat luas. Namun, poin penting dapat kita lihat pada perkataan Yohanes Pembabtis yang berseru “Bertobatlah, sebab kerajaan Surga sudah dekat”.
Disini Yohanes Pembabtis sebenarnya ingin menyatakan kedatangan Sang Mesias. Mesias itu adalah Surga itu sendiri. Dalam pelajaran khabbalah, Sephiroth terendah adalah Malcuth yang mempunyai pengertian Kerajaan. Sehingga dapat dikatakan surga itu adalah Mesias itu sendiri. Mengapa
demikian? Karena kerajaan surga berbicara mengenai kedamaian. Saat Mesias datang, maka sesungguhnya kedamaian itu ada. Oleh karena itu, Daud bersaksi bahwa dia tidak takut berjalan dalam lembah kematian/kekelaman kalau Tuhan beserta dia”. Ini berarti saat Tuhan ada, surga itu ada, sehingga Daud tidak takut akan lembah kekelaman.
Namun, Mesias anak Yakub ini tidak disukai oleh dunia (Mazmur 2 : 2) sehingga bermufakat melawan orang yang diurapi-Nya. Sedangkan Daniel menulis “….melawan Raja Segala Raja (Daniel 8 : 24-25). Sehingga, orang dunia membunuh Mesias tersebut. Namun, sebenarnya sebuah kekelaman/titik kehancuran bagi dunia, karena YHWH Elohim menjanjikan bahwa Mesias akan bangkit pada hari ketiga (Hosea 6 : 6). Namun, itu semua berdasarkan
persetujuan/kehendak Mesias itu sendiri mengenai waktu yang tepat untuk Ia mati.
Dasar Mesias mati dan bangkit pada hari ketiga menurut kitab Antioch Syrian akan memberi dampak baik bagi orang lain. Kita tahu bahwa dengan mati dan bangkitnya Mesias, injil tersebar ke seluruh dunia bahwa setiap orang yang percaya kepada Tuhannya Israel akan diselamatkan.