• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK PENAMBAHAN CASSABIO DALAM RANSUM

TERHADAP PERFORMA ANAK DOMBA LOKAL

RICKY RINALDI THAHER

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Penambahan Cassabiodalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokaladalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RICKY RINALDI THAHER. Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal.Dibimbing olehAHMAD DAROBIN LUBISdanDIDID DIAPARI.

Onggok merupakan limbah industri tapioka yang berbahan dasar singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Kualitas onggok relatif rendah sehingga dibutuhkan strategi untuk meningkatkan kualitasnya yaitu melalui proses fermentasi menggunakan Aspergillus nigerdengan penambahan zeolit, urea, dan ammonium sulfat untuk dihasilkan produk bernama cassabio.Penelitian tentang cassabio pada ayam broiler memberikan hasil yang baik, namun pada ruminansia belum pernah dilakukan.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan cassabio terhadap performa anak domba lokal.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pada penelitian ini berdasarkan penambahan cassabio dalam konsentrat dengan taraf 0% (P0), 20% (P1),40% (P2), dan 60% (P3). Penggunaan konsentrat 60% dengan penambahan rumput gajah sebanyak 40% dari total pemberian pakan. Peubahyang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB), dan efisiensi pakan.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan akan di uji lanjut dengan uji Duncandengan menggunakan program SPSS 16.0.Hasil penelitian pengaruh level cassabio berturut-turut P0,P1, P2, dan P3untuk PBB adalah 76.19; 81.43; 84.29; dan 96.90 gekor-1hari-1; untuk konsumsi pakan adalah 444.34; 463.13; 483.03; dan 493.52 g ekor-1hari-1; serta nilai efisiensi pakan adalah 0.17; 0.18; 0.17; dan 0.20. Penggunaan cassabio hingga taraf 60% pada konsentrat tidak pengaruh terhadap PBB, konsumsi pakan, dan efisiensi pakan sehingga penggunaan cassabio hingga 60% dari konsentrat memberikan hasil yang baik dan aman dikonsumsi pada domba lokal.

Kata Kunci: cassabio, domba lokal, konsumsi, onggok, pertambahan bobot badan

ABSTRACT

RICKY RINALDI THAHER. The Effect of Cassabio Addition in Feed on Performance of Local Lamb.Supervised by AHMAD DAROBIN LUBIS andDIDID DIAPARI.

Cassava pulp isone of the tapioca industry by-product that can be used as animal feed. However, the quality of cassava pulp is relatively low due to its low protein and high crude fiber content. Cassava pulp with addition of zeolite, urea, ammonium sulphate, that fermented by Aspergillus niger produced the product that called cassabio. The experiment of using cassabio on broiler have been done. However, there is no experiment of using cassabio on performance of ruminants. The objective of this research is to evaluate the effect of levels cassabio in concentrate on performance of local lamb. The experiments design was randomized block design with four treatments and three replications, and local lambs were used as replications. The treatments were addition levels of cassabio into concentrate at levels of 0% (P0), 20% (P1), 40% (P2), and 60% (P3). Variables that measured were feed consumption, average body weight gain, and feed efficiency. Data were analysed by analysis of variance (ANOVA)and differences among treatments were determined by Duncan test. The result showed that the cassabio levels P0, P1, P2, dan P3 for BWG was76.19; 81.43; 84.29; and 96.90 g head-1 day-1respectively; for intake was 444.34; 463.13; 483.03 and 493.52 g head-1 day-1respectively; feed efficiency was 0.17; 0.18; 0.17; and 0.20 respectively. The conclusion of the research was using cassabio up to 60% (P3) in concentrate produced the good results without negative effect on local lamb performance.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

EFEK PENAMBAHAN CASSABIO DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA ANAK DOMBA LOKAL

RICKY RINALDI THAHER

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi :Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal

Nama : Ricky Rinaldi Thaher NIM : D24070176

Disetujui oleh

Dr Ir A. Darobin Lubis, MSc. Pembimbing I

Dr Ir Didid Diapari, MSi. Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul Efek Penambahan Cassabiodalam Ransumterhadap Performa Anak Domba Lokal dan disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012.

Skripsi ini memuat informasi tentang peningkatan kualitas nutrisi bahan pakan yang berasal dari limbah agroindustri ubi kayu (onggok) dan pemanfaatannya sebagai pakan alternatif ternak ruminansia pada berbagai taraf. Peningkatan kualitas nutrisi dengan proses fermentasi menggunakan starter kapang Aspergillus nigerdengan penambahan urea, zeolit, dan ammonium sulfat (cassabio). Proses fermentasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein dan kecernaan bahan pakan serta menurunkan kandungan serat kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh taraf pemberian cassabio ke dalam konsentrat terhadap performa anak domba lokal.

Penulis memahami bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan tulisan ini. Penulis berharap karya kecil ini dapat menjadi salah satu karya terbaik yang dapat penulis persembahkan untuk ayah dan ibunda tercinta. Demikian pengantar ini penulis sampaikan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan 1

METODE

Waktu dan Lokasi 2

Materi 2

Alat 2

Bahan 2

Ternak percobaan 2

Prosedur 2

Pembuatan cassabio 2

Penyusunan ransum 3

Penyediaanpakan 5

Persiapan kandang 5

Tahap adaptasi ternak 6

Pemeliharaan 6

Rancangan percobaan dan analisis data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Penelitian 8

Konsumsi Pakan 8

Pertambahan Bobot Badan 10

Efisiensi Pakan 11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 11

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 15

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1 Kandungan zat makanan onggok dan cassabio 3

2 Kandungan zat makanan ransum penelitian 4

3 Komposisi bahan pakan di dalam konsentrat penelitian 5 4 Rataan konsumsi pakan anak domba penelitian 9 5 Rataan pertambahan bobot badan (PBB) anak domba penelitian 10 6 Rataan efisiensi pakan anak domba penelitian 11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1a Fermentasi cassabio 3

1b Penjemuran cassabio 3

2a Ransum perlakuan 4

2b Pakan hijauan 4

3a Kandang individu 6

3b Kondisi kandang penelitian 6

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot

badan 14

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketersediaan pakan nasional saat ini sebagian besar masih bergantung pada bahan baku impor. Peningkatan kualitas bahan baku pakan lokal dan penyediaan pakan alternatif terutama dari pemanfaatan limbah pertanian dan agroindustri dapat mengurangi ketergantungan bahan baku pakan impor. Bahan baku pakan alternatif yang melimpah adalah limbah dari industri pengolahan singkong.Singkong(Manihot esculenta) merupakan salah satu sumber karbohidrat yang penting dalam makanan. Produksi singkong di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 24 juta ton (BPS 2012).Produk pengolahan singkong yang paling banyak adalah tepung tapioka. Hasil proses pembuatan tepung tapioka menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Onggok merupakan limbah padat pengolahan tapioka dengan produksi 10 sampai 15% dari singkong yang diolah (Sriroth et al. 2000), sehingga total produksi onggok pada tahun 2012 adalah sekitar 2.5 juta ton. Onggok merupakan limbah pertanian yang sering menimbulkan masalah lingkungan, karena berpotensi sebagai polutan di daerah sekitar pabrik.

Onggok merupakan sumber energi dengan kandungan karbohidrat mudah larut (BETA-N) yang cukup tinggi, namun kandungan protein onggok masih sangat rendah dengan kadar serat kasar yang cukup tinggi (Rasyid 1995). Hingga saat ini penggunaan onggok sebagai bahan pakan masih belum optimal sehingga diperlukan suatu teknologi alternatif untuk mengolah onggok menjadi produk yang berkualitas, yaitu melalui proses fermentasi. Fermentasi onggok dapat meningkatkan kandungan protein dan menurunkan kandungan serat kasar.

Fermentasi onggok yang ditambah dengan zeolit, urea, dan ammonium sulfat menghasilkan produk yang disebut Cassabio dan mempunyai kualitas yang baik yaitu memiliki kandungan proteinmencapai 13% (Purwanti 2012).Cassabio dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber energi dan sebagai substitusi bahan pakan lain serta sebagai pelengkap pada ransum ternak. Menurut Fajrinalar (2011), pemberian cassabio hingga taraf 40% dari ransum ternak ayam broiler dapat memberikan hasil yang baik pada ternak unggas tanpa menyebabkan penurunan performa dan kondisi fisiologis.Namun uji coba penggunaan cassabio pada ternak ruminansia seperti pada domba lokal belum pernah dilakukan.

Tujuan Penelitian

(15)

2

METODE

Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulanAgustus 2012. Lokasi penelitian di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak dan Laboratorium Lapang Ternak Sapi Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sekop, timbangan digital, timbangan gantung, peralatan kandang (baki plastik, ember, selang air, sikat, dan sapu lidi), dan peralatan fermentasi.Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu dengan atap kandang berupa asbes.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum), onggok, pollard, bungkil kelapa, bungkil kedelai, premix, molases, cassabio (fermentasi dari onggok, urea 3% BK onggok, zeolit sebesar 2.5% BK onggok, amonium sulfat 1.5% BK onggok, kapang Aspergillus niger 0.2% BK onggok, dan aquades), dan ransum komplit.

Ternak Percobaan

Ternak yang digunakan adalah ternak domba ekor tipis (DET) jantan umur 6 sampai 8 bulan sebanyak 12 ekor dengan bobot badan 13 sampai 16 kg yang terbagi ke dalam empat perlakuan dan tiga ulangan.Ternak domba dikandangkan secara individu dengan ukuran kandang 1x1.5 m.

Prosedur Pembuatan Cassabio

(16)

3 selama enam hari (Gambar 1a). Selanjutnya proses pemanenan dilakukan dengan menghentikan aktifitas kapang dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 sampai 3 hari (Gambar 1b).Komposisi kimia onggok dibandingkan dengan cassabio diperlihatkan pada Tabel 1.

(a) (b)

Gambar 1Proses pembuatan cassabio. (a) adalah fermentasi cassabio; (b) adalah penjemuran cassabio

Tabel 1 Kandungan Zat Makanan Onggok dan Cassabio (%BK)

Variabel

Kandungan Nutrien (%)*

Onggok Cassabio

Bahan Kering 98.40 96.76

Abu 1.44 2.80

Protein Kasar 3.43 11.60

Serat Kasar 5.12 2.80

Lemak Kasar 0.92 0.30

BETN 89.09 82.50

TDN** 77.01 68.10

Protein Murni 3.31 10.69

Keterangan:*Hasil analisa laboratorium PPSHB IPB (2012); **Hasilperhitungan berdasarkan rumus Harris et al.(1972).

Penyusunan Ransum

(17)

4

penurunan kualitas pada ransum sehingga ternak mengkonsumsi pakan yang memiliki kualitas relatif sama.

Pakan diberikan dalam bentuk ransum dengan pencampuran antara cassabio dan bahan pakan lain yaitu onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, pollard, molases, dan premix (Gambar 2a). Ransum yang digunakan dibuat dengan cara mencampur bahan pakan secara manual di area kandang pemeliharaan. Pencampuran bahan pakan tidak dilakukan dalam satu tahap akan tetapi sesuai dengan taraf pada masing-masing perlakuan, sehingga ransum dibedakan berdasarkan taraf pemberian cassabio dalam konsentrat yang digunakan yaitu 0%, 20%, 40%, dan 60%. Hijauan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah Pennisetum purpureumyang diberikan dalam bentuk segar dan dipotong dalam ukuran kecil sekitar 5cm (Gambar 2b). Adapun komposisi konsentrat dan kandungan nutrisi ransum yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

(a) (b)

Gambar 2 Pakan yang diberikan ke ternak. (a) adalah ransum perlakuan; (b) adalahhijaun pakan

Tabel 2 Komposisi Konsentrat Penelitian (%BK)

Bahan Pakan Perlakuan (%)

P0 P1 P2 P3

Pollard 48.0 31.5 10.0 3.0

Onggok 14.6 0.0 0.0 0.0

Bungkil Kelapa 16.8 30.0 28.5 8.5

Bungkil Kedelai 13.0 11.0 14.0 21.0

Molases 7.1 7.0 7.0 7.0

Premix 0.5 0.5 0.5 0.5

Cassabio 0.0 20.0 40.0 60.0

Total 100.0 100.0 100.0 100.0

(18)

5 Tabel 3 Kandungan Zat Makanan Pakan Penelitian (%BK)*

Nutrien Perlakuan

Keterangan: *Hasil analisa laboratorium PPSHB IPB (2012);**Perhitungan berdasarkan Harriset al. (1972);***Hasil analisa laboratorium ITP FAPET IPB (2012);P0 = 0%cassabio dalam konsentrat + rumput; P1=20% cassabio dalam konsentrat + rumput; P2 = 40% cassabiodalam konsentrat + rumput; P3= 60% cassabio dalam konsentrat + rumput.

Penyediaan Pakan

Pakan diberikan kepada domba sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi hari pukul 06.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-16.00 WIB. Pakan yang diberikan sudah dalam bentuk ransum dengan campuran antara cassabio dan bahan pakan lain yaitu onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa, pollard, molasses, dan premix. Hijauan juga diberikan kepada ternak domba, hijauan jenis rumput gajah Pennisetum purpureum diberikan setelah pemberian konsentrat.

Jumlah ransum yang diberikan yaitu sebanyak 3 sampai 5% bahan kering dari bobot badan sedangkan perbandingan hijauan dengan konsentrat adalah 40:60.Pakan yang diberikan berdasarkan dengan taraf pemberian cassabio dalam konsentrat yang digunakan yaitu P0(mengandung 0% cassabio dalam konsentrat),

P1 (mengandung 20% cassabio dalam konsentrat), P2 (mengandung 40% cassabio

dalam konsentrat), dan P3 (mengandung 60% cassabio dalam konsentrat),

sedangkan air minum diberikan pada ternak secara ad libitum. Kondisi fisiologis ternak yang baik dan stabil akan menciptakan performa ternak tetap optimal maka kebersihan tempat pakan dan minum harus selalu terjaga. Kebersihan ternak, peralatan kandang, dan lingkungan kandang selalu terjaga, dimana kandang setiap hari dibersihkan pada saat pagi hari sebelum pakan diberikan kepada ternak.

Persiapan Kandang

(19)

6

Tahap Adaptasi Ternak

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan setelah masa adaptasi, dimana anak domba harus menyesuaikan lingkungan kandang, pakan perlakuan, dan mengembalikan kondisi fisiologis menjadi normal. Proses adaptasi pakan pada anak domba dilakukan selama dua minggu. Adaptasi pakan dilakukan secara bertahap dengan mensubstitusi pakan baru mulai dari 25%, 50%, 75%, hingga 100% domba dapat mengkonsumsi pakan baru.Setelah domba dapat mengkonsumsi pakan baru sebanyak 100% maka sudah termasuk waktu pengambilan data.

Pemeliharaan

Ternak domba dipelihara dalam kandang individu (Gambar 4a) selama 2 minggu untuk masa adaptasi dan 10 minggu pengukuran parameter. Pada saat domba datang dilakukan penimbangan terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal domba karena selama pemeliharaan, domba akan ditimbang setiap 14 hari sekali untuk mengetahui perubahan bobot badannya sehingga diketahui pertumbuhan domba selama pemeliharaan. Selama pemeliharaan pakan diberikan pada saat pagi dan sore hari.Pakan yang diberikan berdasarkan jumlah kebutuhan nutrisi domba.Pemberian pakan sebesar 3% bahan kering dari bobot badan (BB), akan tetapi seiring bertambahnya BB maka konsumsi pakan dinaikkan sampai 5% dari BB ataupun hingga memenuhi kebutuhan nutrisi.Setiap hari dilakukan pencatatan pakan yang diberikan dan sisa pakan, adapun pencatatan sisa pakandengan menimbang dari ransum yang tersisa dalam tempat pakan dan tercecer di kandang.Hal ini digunakan untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan yaitu dengan cara menghitung selisih antara pakan yang diberikan dengan sisa pakan. Selama pemeliharaan kebersihan kandang tetap terjaga dimana sebelum diberikan pakan pada saat pagi hari, tempat pakan dan minum juga kotoran ternak dibersihkan (Gambar 4b).Hal ini diperlukan untuk menjaga kesehatan ternak selalu dalam performa yang baik.

(a) (b)

(20)

7

Rancangan Percobaan dan Analisa Data Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :

P0 : Ransum yang mengandung 0% cassabio dalam konsentrat + rumput.

P1 : Ransum yang mengandung 20% cassabio dalam konsentrat + rumput.

P2 : Ransum yang mengandung 40% cassabio dalam konsentrat + rumput.

P3 : Ransum yang mengandung 60% cassabio dalam konsentrat + rumput.

Rancangan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK)berdasarkan bobot badan dengan empat perlakuan taraf penambahan cassabioyaitu 0%, 20%,40%, dan 60% dalam konsentrat dan setiap perlakuan mempunyai tiga kali ulangan, setiap ulangan terdiri atas 1 ekor. Kelompok ternak pada penelitian ini antara lain kecil(13.87, 14.65, 13.75 14.45), sedang(15.25, 14.85, 15.45, 15.5), dan besar(16.75, 16.4, 15.3, 17.1).Model matematika dari rancangan percobaan ini adalah :

Yij= µ + τi + βj+ εij

Keterangan :

Yij: Respon percobaan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

µ : Rataan umum percobaan

τi : Efek perlakuan ke-i (i = 0,1,2,3)

βj : Efek kelompok ke-j

εij : Eror perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance, ANOVA) dan bila adaperbedaan diantara perlakuan diuji lanjut dengan uji Duncan dengan menggunakan program SPSS 16.0.

Peubah yang Diamati

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB), efisiensi pakan, dan nilai ekonomi pakan.

Konsumsi Pakan

Pakan sebelum diberikan ke ternak ditimbang terlebih dahulu berdasarkan persentase bobot badan, yaitu 4% dari bobot badan.Pakan diberikan pada pagi dan sore hari.Sisa pakan yang diberikan ditimbang pada keesokan harinya.Penimbangan pakan yang diberikan dan sisa pakan dilakukan setiap hari untuk mengetahui rataan konsumsi setiap ternak.Konsumsi pakan dihitung dari pemberian pakan dikurangi sisa pakan yang diberikan.

Konsumsi pakan = Pemberian (g) – sisa (g) Konsumsi pakan per hari = Konsumsi pakan (g ekor-1)

70 hari

(21)

8

Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pengukuran pertambahan bobot badan (PBB) dilakukan dengan penimbangan ternak setiap 2 minggu sekali selama pemeliharaan.Penimbangan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan dengan menggunakan timbangan digital.Pertambahan bobot badan selama penelitian ini dihitung berdasarkan bobot akhir pemeliharaan yaitu bobot badan selama 70 hari dikurangi dengan bobot awal setelah preliminary.

PBB (g ekor-1hari-1) = Bobot badan akhir (g) – bobot awal perlakuan (g)

Lama Pemeliharaan (70 hari)

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan dihitung dari pertambahan bobot badan selama penelitian (g)dibagi dengan konsumsi pakan selama penelitian.

Efisiensi pakan = Pertambahan Bobot Badan (g)

Konsumsi Pakan (g)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Penelitian

Domba dipelihara menggunakan kandang individu dan pakan selama pemeliharaan diberikan sebanyak 4% bahan kering dari bobot badan domba, dimana persentase pemberian pakan dalam jumlah tersebut sudah mencukupi kebutuhan domba.Setelah masa adaptasi, diperoleh rataan bobot badan domba pada masing-masing perlakuan sebagai berikut P0 (13.90 ± 0.21), P1 (14.78 ±

0.42), P2 (15.42 ± 0.10), dan P3 (16.75 ± 0.35).Suhu dan kelembaban udara selama

pemeliharaan berkisar antara 24 sampai 33oC dan 80 sampai 92%.Kondisi suhu dan kelembaban selama pemeliharaan tidak mempengaruhi performa ternak dan masih dapat beradaptasi dengan lingkungan, sehingga selama pemeliharaan kondisi fisiologis ternak secara umum sehat.Suhu dan kelembaban udara merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status fisiologis ternak.Menurut Kartasudjana (2001), suhu optimal untuk domba yang berada di daerah tropis berkisar antara 24 sampai 26oC, sedangkan kelembaban udara untuk domba berada di bawah 75%. Keadaan lingkungan yang kurang nyaman akibat suhu dan kelembaban udara yang tinggi dapat mempengaruhi performa ternak serta domba yang dipelihara di wilayah lembab cenderung mudah terkena penyakit (Tomazweska et al. 1993).

Konsumsi Pakan

(22)

9 Penggunaan cassabio ke dalam konsentrat dengan taraf yang berbeda pada tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi bahan kering.(Tabel 4). Konsumsi bahan kering yang diperoleh berkisar antara 444.34 sampai 493.52 g ekor-1 hari-1, yaitu sekitar 2.8% dari bobot badan. Haryanto dan Djajanegara (1992) yang mengutarakan bahwa kebutuhan bahan kering per ekor per hari untuk domba Indonesia dengan bobot 10 sampai 20kg adalah 3.1 sampai 4.7% dari bobot badan.

Konsumsi merupakan tolak ukur dalam penilaian palatabilitas suatu bahan pakan yang diberikan pada ternak. Menurut Mulyono (2005), palatabilitas dicerminkan dari organoleptik seperti bau, rasa, dan tekstur. Hal ini yang menjadi faktor dalam meningkatkan rangsangan bagi ternak untuk mengkonsumsi pakan.Penggunaan cassabio dalam ransum pada penelitian ini tidak menyebabkan gangguan palatabilitas pakan bagi ternak.Jumlah konsumsi bahan kering pakan pada tiap perlakuan masih dalam kondisi normalyaitu P0= 444.34 g ekor-1 hari-1,

P1= 463.13 g ekor-1 hari-1,P2= 483.03 g ekor-1 hari-1,dan P3=493.52g ekor-1 hari-1.

Penambahan cassabio pada ransum dengan taraf (0%, 20%, 40%, 60%) yang semakin tinggi berbanding lurus dengan konsumsi bahan kering oleh ternak. Hal ini menandakan bahwa penambahan cassabio dengan konsumsi bahan kering cenderung memiliki pengaruh meskipun tidak secara signifikan, terlihat pada konsumsi bahan kering pada penggunaan cassabio taraf 60% (P3) sebesar 493.52 g

ekor-1 hari-1 merupakan yang tertinggi dan terendah pada taraf 0% (P0) sebesar

444.34 g ekor-1 hari-1. Konsumsi bahan kering pada penelitian ini belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi bahan kering, dimana NRC (2006) menyatakan bahwa domba dengan bobot badan 10 sampai 20kg membutuhkan bahan kering sebesar 500 sampai 1000 g ekor-1 hari-1 atau 4 sampai 5% dari bobot badan. Konsumsi bahan kering yang belum memenuhi kebutuhan konsumsi menjadi salah satu penyebab pertambahan bobot badan harian anak domba pada penelitian ini tidak dapat mencapai 100g ekor-1 hari-1.Penambahan cassabio ke dalam konsentrat tidak mempunyai pengaruh yang nyata, karena kandungan zat makanan pada cassabio tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi ternak.Kandungan protein kasar dalam ransum menjadi peranan penting dalam menentukan jumlah konsumsi bahan kering.Menurut Okmal (1993), kandungan protein kasar dalam ransum dapat mempengaruhi nilai konsumsi bahan kering. Semakin tinggi kandungan protein kasar dalam ransum maka konsumsi bahan kering akan semakin meningkat.

Tabel4 Rataan konsumsi pakanpada domba lokal jantan yang mendapat ransum dengan penambahan taraf cassabio yang berbeda dalam konsentrat

(23)

10

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan (PBB) merupakan salah satu kriteria untuk mengukur pertumbuhan dengan mengevaluasi kualitas pakan ternak. Pertumbuhan yang diperoleh merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat-zat nutrisi dalam pakan untuk diubah menjadi daging. Kecepatan pertumbuhan dapat diketahui dengan melakukan penimbangan berulang setiap hari, minggu atau bulan (Tillmann et al. 1991). Kelebihan makanan yang berasal dari kebutuhan hidup pokok akan digunakan untuk meningkatkan bobot badan (Nurjannah 2006). Rataan pertambahan bobot badan (PBB) pada anak domba lokal yang diberikan penambahan cassabio pada ransum tidak terdapat pengaruh yang nyata (Tabel 5).Parakkasi (1999) menyatakan bahwa konsumsi dan kecernaan pakan merupakan faktor yang menentukan ada ataupun tidak adanya pengaruh nyata pada PBB, jika konsumsi tidak berpengaruh nyata maka PBB juga tidak berpengaruh nyata.

PBB dari keempat perlakuan yang diberikan penambahan cassabio dalam ransum dengan taraf berbeda memiliki nilai rataan yang hampir sama yaitu diperoleh PBB yang relatif sama dan konsumsi BK yang lebih rendah dibanding penelitian Haryanto dan Djajanegara (1992) tersebut, sehingga pakan yang digunakan dalam penelitian ini lebih efisien. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding hasil penelitian Prawoto et al. (2001) yang memberikan pakan ampas tahu kering sebagai bahan pakan campuran pada domba ekor tipis, dan mendapatkan PBB sebesar 43.25 sampai 78.57g. Lebih tingginya PBB yang dihasilkan pada penelitian ini, karena pakan penelitian ini memiliki kandungan nutrisi dan konsumsi pakan yang lebih baik. Konsumsi BK penelitian ini berkisar 444.34 sampai 493.52 g ekor-1 hari-1, sedangkan rata-rata konsumsi BK penelitian Prawoto et al. (2001) adalah 599.70g ekor-1 hari-1. Peningkatan dan penurunan konsumsi pakan dan zat makanan biasanya diikuti dengan peningkatan dan penurunan bobot badan setiap minggunya.Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan berkorelasi positif dengan konsumsi pakan dan zat makanan.

(24)

11 Keterangan: P0= 0% cassabio dalam konsentrat + rumput, P1= 20% cassabio dalam konsentrat +

rumput, P2= 40% cassabio dalam konsentrat + rumput, P3= 60% cassabio dalam konsentrat + rumput.

Efisiensi Pakan

Rataan efisiensi pakan juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik (Tabel 6).Efisiensi pakan yang didapat berkisar antara 0.17 sampai 0.20. Nilai efisiensi pakan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Mulyaningsih (2006) dengan perlakuan 100% konsentrat, 75% konsentrat 25% rumput gajah, 50% konsentrat 50% rumput gajah, dan 25% konsentrat 75% rumput gajah yang menghasilkan efisiensi pakan sebesar 0.17, 0.10, 0.09, dan 0.04.Pond et al. (1995) menyatakan bahwa efisiensi pakan dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi, bobot badan, gerak atau aktivitas tubuh, musim dan suhu dalam kandang.Penelitian Elia (2005) yang menyimpulkan bahwa domba di UP3 Jonggol yang dikandangkan dengan pakan kombinasi rumput Brachiaria humidicola dapat mencapai angka efisiensi pakan sebesar 0.03 hingga 0.04.Rendahnya efisiensi pakan dalam penelitian tersebut disebabkan rendahnya konsumsi bahan kering dan protein kasar, sehingga menyebabkan rendahnya nilai efisiensi pakan domba.Orskov (2001) menjelaskan bahwa kandungan zat makanan dalam ransum yang dikonsumsi mempengaruhi kecernaan zat makanan untuk diubah menjadi produk ternak.

Kualitas pakan juga berpengaruh terhadap rendahnya efisiensi pakan, semakin baik kualitas pakan yang dikonsumsi, maka akan diikuti dengan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dan semakin efisien penggunaan pakannya. Hal ini ditegaskan Haryanto (1992) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi kualitas pakan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan zat-zat makanan meskipun belum tentu efisien secara ekonomis.

Tabel 6 Rataan efisiensipakan pada anak domba lokal yang mendapat ransumdengan penambahan taraf cassabio yang berbeda dalam konsentrat

Keterangan: P0= 0% cassabio dalam konsentrat + rumput, P1= 20% cassabio dalam konsentrat + rumput, P2= 40% cassabio dalam konsentrat + rumput, P3= 60% cassabio dalam konsentrat + rumput.

SIMPULAN DAN SARAN

(25)

12

(26)

13

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan taraf cassabio 60% pada jenis domba yang lain dan waktu yang lebih lama serta jumlah ulangan yang lebih banyak sehingga terlihat pengaruh yang signifikan dan diketahui batas maksimum penggunaan pada ternak domba jenis lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aregheore EM. 2000. Crop residues and agroindustrial byproduct in four Pasific Island countries: availability, utilization and potensial value in ruminant nutrition. Asian-Aust. J. Anim. Sci.13 : 266-269.

[BPS]Badan Pusat Statistik. 2012. Production of secondary food crops in Indonesia. [Internet]. [diunduh 2012 Mei 12]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/statbysection/agri/pangan/table2/html.

Elia I. 2005.Penampilan domba yang dikandangkan dengan pakan kombinasi macam rumput (Brachiaria humidicola, Brachiaria decumbens, dan rumput alam) di UP3 Jonggol[Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Fajrinnalar D. 2011. Performa ayam broiler yang diberi ransum dengan penambahan cassabio[

Skripsi].Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Haryanto B, Djajanegara A. 1992. Energy and Protein Requirements for Small Ruminants in The Humid Tropic. In New Technologies for Small Ruminants Production in Indonesia. P. Ludgate and S. Scholz (eds.).Morrilton, Arkansas (US) : Winrock International Institute of Agriculture Development. Kartasudjana R. 2001. Teknik Budidaya Ternak. Proyek Pengembangan Sistem

Standar Pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Peternakan. Jakarta [ID] : Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyono S. 2005. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba.Jakarta [ID] :Penebar Swadaya.

[NRC]National Research Council.2006. Nutrient Requirement of Sheep. 6th Ed. Washington DC[US] :National Academy Press.

Nurjannah. 2006. Evaluasi nutrisi hijauan lahan gambut Kalimantan Tengah pada kambing kacang[Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Okmal. 1993. Manfaat Leguminosa Pohon Sebagai Suplemen Protein dan Minyak Kelapa sebagai Agensia Defaunasi Dalam Ransum Pertumbuhan Domba[Laporan]. Padang (ID) :Program Pascasarjana KPK IPB-UNAND. Orskov ER. 2001. The Feeding of Ruminants. Aberdeen. (UK) : Rowett Research

Institute.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia Press.

Pond WG,Church DC, Pond KR. 1995.Basic Animal Nutrition and Feeding.4th edition. New York (US):John Wiley and Ponds Press.

(27)

14

Purwanti FB. 2012. Kualitas Nutrien Onggok yang Difermentasi Aspergillus niger dengan penambahan level Urea dan Zeolit yang Berbeda[Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Rasyid G, Sudarmadji AB, Sriyana. 1995. Pembuatan dan Pemanfaatan Onggok sebagai Pakan Ternak. Karangploso Malang (ID) :Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Sriroth K, Chollakup R, Chotineeranat S, Piyachomkwan K, Oates CG. 2000 Processing of cassava waste for improved biomass utilization.Biotech.71: 63-69.

Tabrani H, Kusumanti E, Surono, Setiatin ET, Waluyo B, Prasetyono HE. 2002. Pemanfaatan limbah onggok dengan biofermentasi dalam meningkatkan daya gunanya sebagai pakan ternak. Semarang (ID) :Puslit Bangtek/LPN Undip. www. undip. ac. id/riset/riset-put-bangtek. [14 Januari 2013].

Tillman AD,Hartadi H, Reksohadiprojo S, Prawirokusumo S,Lebdosoekotjo S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke- V. Yogyakarta (ID) :Gadjah Mada University Press.

(28)

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot badan (PBB)

SK JK db KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi 1681.658 5 336.332 3.875 .065 Intercept 86097.550 1 86097.550 992.059 .000

Perlakuan 696.689 3 232.230 2.676 .141

Kelompok 984.969 2 492.484 5.675 .041

Galat 520.720 6 86.787

Total 88299.929 12

Total Terkoreksi 2202.378 11

Keterangan: SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah.

Lampiran 2. Hasil Analisis Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan

SK JK db KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi .015 5 .003 .156 .970

Intercept 9.952 1 9.952 515.464 .000

Perlakuan .010 3 .003 .173 .911

Kelompok .005 2 .002 .129 .881

Galat .116 6 .019

Total 10.083 12

Total Terkoreksi .131 11

Keterangan: SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah.

Lampiran 3. Hasil Analisis Pengaruh Perlakuan terhadap Efisiensi Pakan

SK JK db KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi .002 5 .000 1.593 .292

Intercept .105 1 .105 539.674 .000

Perlakuan .001 3 .000 .926 .483

Kelompok .001 2 .001 2.594 .154

Galat .001 6 .000

Total .108 12

Total Terkoreksi .003 11

(29)

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10Juni 1989 diJakarta. Penulis adalahanak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Herry Thaher dan Ibu Haryani.Pendidikan taman kanak-kanak penulis selesaikan pada tahun 1995 di TK Tiara Bunda Tebet Barat, pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan padatahun 2001 di SD Negeri 08 Tebet Barat, pendidikan Sekola Menengah Pertamadiselesaikan pada tahun 2004 di SLTP 73 Tebet Timur dan pendidikan Sekolah Menengah

Atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMAN 3 Jakarta.Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Kemudian diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan pada tahun 2008.

Selama mengikuti pendidikan penulis aktif dalam organisasi, diantaranya Himpunan Pengurus Mushala 2007-2008 saat di Tingkat Persiapan Bersama (TPB).Setelah masuk departemen, penulis aktif dalam kepengurusanBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas sebagai staf divisi POLKASTRA periode 2008-2009. Penulis juga aktif dalam organisasi lingkungan luar kampus, antara lain organisasi berbasis lingkungan PAPPY LISNA periode 2008-2009 sebagai anggota dalam kepengurusan, periode 2009-2010 penulis diangkat sebagai ketua organisasi. Kemudian penulis berkesempatan untuk sekolah komunikasi non formal di KAHFI Communication School Bintaro Jakarta Selatan tahun 2008-2009.Penulis juga pernah menjadi asisten untuk mata kuliah Kebijakan dan Pengawasan Mutu Pakan pada tahun ajaran 2010-2011 dan mata kuliah formulasi ransum pada tahun ajaran 2011-2012.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirobbil’alamiin, ucapan syukur senantiasa penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan ridho Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Efek Penambahan Cassabio dalam Ransum terhadap Performa Anak Domba Lokal.”

(30)

Gambar

Gambar 1Proses pembuatan cassabio. (a) adalah fermentasi cassabio; (b) adalah
Gambar 2 Pakan yang diberikan ke ternak. (a) adalah ransum perlakuan; (b)
Tabel 3 Kandungan Zat Makanan Pakan Penelitian (%BK)*
Gambar 3Kondisi kandang penelitian.(a) adalahkandang individu; (b) adalah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dilakukannya observasi ini diharapkan mahasiswa lebih bisa mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan dari segi metode, pengelolaan kelas dan lain

Menggunakan Activity Based Costing (ABC), perhitungan kos overhead menjadi lebih akurat karena sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dilekatkan ke jasa

Pada pengujian frekuensi natural dengan urutan pengencangan baut dari yang Besar ke Kecil (2,0 kgfm – 1,2 kgfm – 0,2 kgfm) dan pengencangan baut dari Kecil ke Besar,

Keadaan demikian merupakan salah satu karakteristik problema perkotaan yang berdampak luas, tidak terkecuali dampak pada segi kualitas lingkungan hidup, yaitu perubahan

Konsep lima perilaku kunci ( key behavior ) pembelajaran efektif sebagaimana yang diuraikan Salkind mulai dari kejelasan dan variasi pengajaran, orientasi tugas guru,

Sedangkan nilai maksimum untuk variabel independen Debt to Equity Ratio (DER) dari sampel data perusahaan yang tidak mengalami financial distress sebesar

dibagikan sebagai dividen. Ini berarti Current Ratio tidak memberikan pengaruh dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur sektor barang

Deskripsi : Ular berukuran sedang dengan bentuk tubuh yang ramping, tubuhnya berwarna merah atau merah kecoklatan dengan bintik-bintik hitam pada bagian dorsal, kepala