• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Hasil Studi dan Intensitas Tinggal Penghuni Asrama TPB IPB Tahun 2011 Menggunakan Analisis Korespondensi dan Regresi Logistik Biner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Hasil Studi dan Intensitas Tinggal Penghuni Asrama TPB IPB Tahun 2011 Menggunakan Analisis Korespondensi dan Regresi Logistik Biner"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUN

ASR

FAKU

NGAN HAS

RAMA TPB

KORESP

ULTAS MA

SIL STUDI

B-IPB TAH

PONDENSI

ITA

DEPAR

ATEMATI

INSTITU

I DAN INT

HUN 2011 M

I DAN REG

A NITA AM

RTEMEN S

IKA DAN I

UT PERTA

BOGO

2013

TENSITAS

MENGGU

GESI LOG

MALIYA

STATISTIK

ILMU PEN

ANIAN BOG

OR

3

S TINGGAL

UNAKAN A

GISTIK BIN

KA

NGETAHU

GOR

L PENGHU

ANALISIS

NER

UAN ALAM

UNI

(2)

ii  

ABSTRAK

ITA NITA AMALIYA. Hubungan Hasil Studi dan Intensitas Tinggal Penghuni Asrama TPB-IPBTahun 2011 Menggunakan Analisis Korespondensi dan Regesi Logistik Biner. Dibimbing oleh AGUS MOHAMAD SOLEH dan LA ODE ABDUL RAHMAN.

Asrama TPB IPB merupakan salah satu program wajib untuk mahasiswa tingkat pertama di IPB. Pada penelitian ini ditetapkan empat kriteria intensitas tinggal penghuni yaitu(1) selalu tinggal, (2)semester satu saja, (3) dua pekan di awal, dan (4) pulang setiap akhir pekan. Beragamnya intensitas tinggal ini berhubungan dengan faktor ketidaknyamanan penghuni terkait fasilitas asrama, interaksi sosial antar sesama penghuni dan banyaknya kegiatan. Hasil analisis korespondensi ditetapkan tiga kelompok yang memiiki kedekatan hubungan. Kelompok pertama (penghuni yang hanya tinggal semester 1 saja,dua pekan awal, asal Bogor) dicirikan oleh nilai IPK 2.50 < IPK ≤ 3.00, kelompok kedua (penghuni yang selalu tinggal di asrama berasal dari daerah Non Jabodetabek, jalur masuk SNMPTN undangan) dicirikan oleh memiliki IPK kategori 3.00 < IPK ≤ 3.50 dan IPK ≥ 3.50 dan kelompok ketiga (penghuni yang pulang akhir pekan berasal dari daerah Jadetabek, jalur masuk SNMPTN Tulis) dicirikan oleh kategori nilai IPK ≤ 2.50. Hasil analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa intensitas tinggal berpengaruh terhadap nilai IPK dengan 18% keragaman nilai IPK dijelaskan oleh intensitas tinggal penghuninya dan 82% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

HUBUNGAN HASIL STUDI DAN INTENSITAS TINGGAL PENGHUNI

ASRAMA TPB-IPB TAHUN 2011 MENGGUNAKAN ANALISIS

KORESPONDENSI DAN REGESI LOGISTIK BINER

ITA NITA AMALIYA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

iv  

Judul Skripsi : Hubungan Hasil Studi dan Intensitas Tinggal Penghuni Asrama TPB IPB Tahun 2011 Menggunakan Analisis Korespondensi dan Regresi Logistik Biner Nama : Ita Nita Amaliya

NIM : G14080072

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Agus Mohamad Soleh, S.Si, MT La Ode Abdul Rahman, S.Si, M.Si NIP.197503151999031004

Diketahui

Ketua Departemen Statistika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si. NIP. 196504211990021001

(5)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Hubungan Hasil Studi dan Intensitas Tinggal Penghuni Asrama TPB IPB Tahun 2011 Menggunakan Analisis Korespondensi dan Regresi Logistik Biner”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Agus M Soleh, S.Si, MT. dan Bapak La Ode Abdul Rahman S.Si, M.Si. selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta masukan selama proses penulisan karya ilmiah ini.Rekan-rekan Senior Resident dan adik-adik asrama TPB angkatan 48 yang telah membantu penulis untuk mengumpulkan data serta dukungan, semangat, do’a dan kebersamaannya selama dua tahun terakhir ini. Bapak Dr. Ir. Irmansyah, M.Si selaku kepala Badan Pengelola Asrama dan Bapak Dr. Ibnul Qoyyim selaku Direktur TPB yang telah memberikan izin menggunakan data untuk penelitian. Ayah, ibu,kakak dan adik atas doa,dorongan, semangat, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Bogor, Februari 2013

(6)

vi  

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ita Nita Amaliya, dilahirkan di Majalengka pada tanggal 20 Juni 1990, anak dari pasangan Nono Saptono dan Omoh Salamah. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara.

Tahun 2002 penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Baturuyuk. Penulis melanjutkan studi di SMPN 3Majalengka dan lulus pada tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 1 Majalengka dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih mayor Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Asrama TPB IPB ... 1

Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB) ... 1

Penarikan Contoh Acak Berlapis ... 2

Analisis Korespondensi ... 2

Regresi Logistik Biner ... 3

Pengujian Parameter ... 3

Interpretasi Koefisien ... 4

Ketepatan dan kesalahan klasifikasi ... 4

METODOLOGI ... 4

Data ... 4

Metode ... 4

Metode Pengambilan Contoh ... 4

Metode Analisis Data ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Eksplorasi Data ... 5

Karakteristik Penghuni terhadap Tujuan Asrama ... 5

Karakteristik Kegiatan Penghuni Asrama TPB IPB ... 6

Karakteristik Interaksi Sosial Penghuni Asrama TPB IPB ... 7

Analisis Korespondensi ... 8

Regresi Logistik Biner ... 9

Interpretasi Koefisien ... 9

Evaluasi Kebaikan Model ... 10

Validasi Model Regresi Logstik Biner ... 10

Analisis Prestasi Akademik pada Kriteria Intensitas Tinggal Kedua ... 10

SIMPULAN DAN SARAN ... 10

Simpulan ... 10

Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(8)

viii  

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabulasi silang aktivitas penghuni dengan jenis kelamin ... 6

2. Sebaran jumlah hubungan antara nilai IPK, intensitas tinggal, asal daerah dan jalur masuk ... 9

3. Pendugaan parameter, uji Wald, uji signifikansi ... 9

4. Penduga rasio Odds pada SK 95%... 10

5. Ketepatan klasifikasi model regresi logistik biner ... 10

6. Ketepatan klasifikasi model validasi ... 10

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Persentasi persepsi responden terhadap manfaat adanya asrama ... 5

2. Persentase faktor ketidaknyamanan berdasrakan kriteria lapisan contoh ... 6

3. Persentase pandangan penghuni terhadap SR ... 7

4. Persentase alasan menghubungi SR berdasarkan jenis kelamin ... 7

5. Persentase manfaat adanya SR berdasarkan jenis kelamin ... 8

6. Plot korespondensi berganda intensitas tinggal, nilai IPK, jalur masuk dan asal daerah 8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Kuesioner penelitian ... 12

2. Tabulasi silang intensitas tinggal dan jenis kelamin ... 15

3. Tabulasi silang kategori nilai IPK dan jenis kelamin ... 15

4. Hasil lengkap regresi logistik biner ... 15

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mahasiswa tingkat pertama di Institut Pertanian Bogor diwajibkan untuk mengikuti Program Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dengan tinggal di asrama selama satu tahun.Hal ini sudah menjadi ketetapan yang dikeluarkan IPB untuk setiap mahasiswa baru.

Pada kenyataannya, masih ada mahasiswa TPB yang tidak tinggal di asrama.Informasi dari Badan Pengelola Asrama menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang tidak tinggal atau jarang menginap di asrama adalah mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek. Selain asal daerah mahasiswa, faktor lain yang melatarbelakangi hal tersebut diantaranya adalah masalah fasilitas dan pelayanan, hubungan dengan teman sekamar dan interaksi dengan penghuni asrama serta banyaknya kegiatan. Hal ini mempengaruhi partisipasi kehadiran penghuni dalam kegiatan asrama.

Mahasiswa baru tidak hanya tinggal di asrama tetapi harus mengikuti program asrama yang diberi nama Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Program ini bertujuan menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan intelektual, kepribadian, minat-bakat dan solidaritas mahasiswa (IPB, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Safaat et al (2008) meyebutkan bahwa program yang ada di asrama terlalu banyak, terkadang mahasiswa merasa terpaksa menjalani program yang ada dikarenakan wajib dan bukan karena keinginan sendiri.

Mengevaluasi hal tersebut maka perlu dikaji mengenai karakteristik penghuni asrama TPB IPB, intensitas tinggal di asrama terhadaphasil studi penghuni dalam hal ini adalah nilai IPK dan partisipasi terhadap program PPAMB dengan menggunakan analisis korespondensi dimana peubah respondan peubah penjelasnya bersifat kategorik.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Badan Pengelola Asrama (BPA) TPB khususnya dan Institusi pada umumnya dalam mewujudkan tujuan asrama sebagai tempat pembinaan mahasiswa dengan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan intelektual dan kepribadian.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengkaji karakteristik mahasiswa TPB berdasarkan intensitas tinggal di asrama dan partisipasi terhadap program PPAMB

2. Mengkaji hubungan antara partisipasi mahasiswa dalam program asrama dan intensitas tinggal di asrama terhadap prestasi akademik.

TINJAUAN PUSTAKA

Asrama TPB IPB

Asrama TPB IPB merupakan tempat tinggal bagi mahasiswa tingkat pertama yang berlokasi di kampus IPB Darmaga Bogor.Asrama TPB IPB merupakan salah satu program IPB untuk mewujudkanlima pilar pendidikan yaitu profesionalisme, kepekaan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, jiwa kewirausahaan, dan moral. Kelima hal tersebut dijabarkan menjadi misi asrama TPB.

Tujuan lain dari asrama TPB IPB adalah membimbing mahasiswa IPB sejak dini agar mendapatkan pembinaan bidang akademik dan kemahasiswaan yang terarah dan terprogram dengan baik, terutama pada tahun pertama proses perkuliahan yang dilakukan di TPB IPB.Asrama memberikan pemahaman nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari dengan karakteristik mahasiswa, misalnya jenis kelamin, jalur masuk, nilai IPK asal daerah dan lainnya. Mahasiswa yang berasal dari luar jawa tampaknya lebih merasakan kebersamaan tinggal di asrama sebagai tempat bersatunya mahasiswa-mahasiswa dari berbagai daerah (Sukmawati, 2003).

Asrama TPB IPB berjumlah 9 gedung yang terdiri atas 5 gedung putri yaitu A1, A2, A3, A4 rusunawa dan A5 sylvasariserta 4 gedung putra yaitu C1, C2, C3 dan C4 sylvalestari. Setiap kamar di tiap gedungnya dihuni oleh 4 orang kecuali untuk A5 dan C4 rata-rata satu kamar berdua, serta didampingi oleh kakak asrama atau yang biasa disebut Senior Resident (SR). Penyelenggaraan asrama ini tidak terlepas dari kepuasan mahasiswa terkait fasilitas umum, peraturan asrama, badan pengelola asrama, kebersihan dan keamanan asrama (Safaat et al, 2008)

Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB)

(10)

2  

seperti program jam malam, apel pagi, sosial

gathering, pembinaan rohani atau yang biasa

dikenal dengan pengajian lorong (Harbi, 2009).

Pelaksanaan program PPAMB dipimpin oleh kepala BPA TPB IPB dengan dibantu manajer bidang pembinaan dan SR. Manajer bidang pembinaan adalah dosen IPB sedangkan SR (kakak asrama) adalah mahasiswa tingkat dua ke atas yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Keberadaan SR dibutuhkan untuk membantu penyesuaian diri di asrama serta peduli terhadap masalah yang dihadapi para mahasiswa (Safaat et al, 2008)

Kegiatan pembinaan PPAMB ini ada yang bersifat wajib dan pilihan.Dilakukan kepada individual, kelompok dan dilakukan secara massal.Kegiatan wajib mengharuskan seluruh mahasiswa TPB IPB untuk mengikutinya.Sedangkan kegiatan opsional memberikan keleluasaan bagi mahasiswa TPB IPB memilih sesuai minat dan bakat.Implementasi PPAMB secara periodisasi terbagi dari harian, pekanan, bulanan dan insidental.Kegiatan insidental adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan event tertentu dan melibatkan seluruh penghuni asrama TPB dan bersifat massal (IPB, 2011).

Penarikan Contoh Acak Berlapis Metode penarikan contoh acak berlapis dilakukan dengan membagi N populasi ke dalam sub populasi masing masing N1, N2,...NL. Sub populasi ini tidak boleh tumpang tindih dan bila seluruh sub populasi di jumlahkan maka diperoleh N1 +N2+...+NL=N. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelapisan, nilai Nh harus diketahui (Cochran, 1991).

Dalam penarikan contoh acak berlapis V(yst) diminimumkan untuk total ukuran sampel n yang tetap jika , nh = n alokasi ini disebut dengan alokasi Neyman sehingga jumlah total sampel n didapatkan dengan

rumus :

Besarnya alokasi sampel terbaikpada setiap lapisan memperhatikan tiga hal berikut:

1. Besarnya anggota dalam setiap lapisan 2. Keragaman peneitian antar setiap

lapisan

3. Besarnya biaya yang diperlukan dari setiap lapisan.

Menggunakan penarikan contoh acak berlapis, akan memastikan bahwa contoh yang kita dapatkan terdiri atas berbagai kelompok, mengurangi biaya survey serta dimungkinkan untuk melakukan pendugaan parameter di setiap sub-populasi, yaitu di setiap lapisan (Scheaffer, 1991).

Analisis Korespondensi

Analisis korespondensi merupakan metode komposisi yang berdasarkan kategori dari suatu tabel kontingensi untuk memetakan persepsi. Tiga elemen dasar dari setiap proses pemetaan persepsi adalah mendefinisikan objek, mendefinisikan ukuran kesamaan dan membangun dimensi perbandingan.Analisis korespondensiini juga merupakan teknik saling ketergantungan yang semakin populer untuk pengurangan dimensi dan pemetaan persepsi. Hal ini dikenal sebagai skala optimal atau penilaian, rata-rata timbal balik atau analisis homogenitas.

Analisiskorespondensi menggunakan salah satu konsep statistik dasarkhi-kuadrat yang digunakan untuk membakukan nilai-nilai frekuensi sel dari tabel kontingensi dan membentuk dasar untuk hubungan atau kesamaan. Khi-kuadratmerupakan sebuah nilai ukuran hubungan antara baris dan kolom kategori (Anderson et al, 2009)

Dalam analisis korespondesi ketiga konsep yaitu titik, berat dan jarak yang berturut-turut disebut profil, massa dan jarak khi-kuadrat (Greenacre, 2010)

Keuntungan dari analisis korespondensi diantaranya :

1. Analisis korespondensi dapat direpresentasikan dalam ruang persepsi

2. Analisis korespondensi tidak hanya hubungan antara baris dan kolom, tetapi juga hubungan antara kategori baik baris atau kolom

3. Analisis korespondensi dapat memberikan tampilan gabungan dari baris dan kolom kategori dalam dimensi yang sama

Analisis korespondensi ini memiliki kekurangan yakni sangat sensitif terhadap

outlier, tidak cocok untuk pengujian hipotesis karena analisis ini merupakan analisis eksplorasi data (Anderson et al.2009).Misalnya X dan Y adalah peubah kategorik dengan masing-masing peubah mempunyai a dan b kategori. Hasil pengamatan disajikan dalam tabel kontingensi a x b dengan menyatakan frekuensi dari sel ke (i,j) .

(11)

tabel kontingensi yang berukuran axb ) ( ) ( n n

pij ij

axb = =

P dimana n =

∑∑

i j ij

n

merupakan total frekuensi dari matrik X. Dalam analisis korespondensi ,banyaknya a baris dari matriks yang dibentuk dari dua kolom pertama F dan b baris dari matriks yang dibentuk dari dua kolom pertama G secara umum ditampilkan dalam satu grafik. Dalam plotjarak antar titik berhubungan dengan profil-profil baris atau antar titik berhubungan profil-profil kolom merupakan pendekatan terhadap jarak khi-kuadrat antar masing-masing profil yang mencerminkan kemiripan antar produk (Rusgiyono, 2010)

Pendekatan jarak yang digunakan adalah jarakkhi-kuadrat, yang didefinisikan sebagai

∑∑

= = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = a i b

j i j

j i ij n n n n n n n

1 1 ..

2 . . 2 χ =

∑ ∑

(

)

= = − a i b

j i j

j i ij p p p p p n

1 1 . .

2 .

.

= n tr(E)

= m i i

n

1 2

λ

dimana :

E = Dr-1(P – rc’)Dc-1 (P – rc’)’

2 1

λ ≥ … ≥ 2

m

λ adalah akar ciri tak nol dari E m = rank(E) = rank(P - rc’) = rank(P)-rank(rc’) = min(a, b) – 1. Total inertia merupakan rata-rata pembobot dari jarak kuadrat khi-kuadrat antara profil baris-profil baris dengan rata-ratanya

= χ2/n, setara dengan ragam=

i

i id

p 2

.

Langkah selanjutnya adalah menentukan dua atau tiga sub ruang Euclid dan memproyeksikan semua profil baris kedalam subruang tersebut dengan menggunakan peruduksian dimensi dengan GSVD (General Single Value Decomposition)

Hal pertama yang dilakukan pada analisis korespondensi berganda adalah membentuk matrik indikator untuk semua peubah dalam sebuah tabel Burt atau matrik Burtdengan total kolom L adalah banyaknya kategori peubah yang diamati. Analisis matriks L berdasarkan tabel Burt dengan menggunakan perkalian dalam B= L’L dan analisis tabel Burt menggunakan metode SVD (Single Value Decomposition)(Akturk et al.2007).

Regresi Logistik Biner

Regresi logistik merupakan suatu metode regresi yangmenggambarkan hubungan antara suatu peubah respon(dependent) dan satu atau lebih peubah prediktor(independent). Perbedaan antara model regresi logistik

dengan model regresi linear adalah peubahrespon dari regresilogistik bersifat dikotomus. Agresti (2007) menyebutkan bahwa untuk peubah respon Y duakategori, perlu diingat bahwa π(x) merupakan peluang nilaisukses dari peubah prediktor X. Peluang ini merupakanparameter dari distribusi binomial.

Bentuk model regresilogistik dengan peubahpenjelas x adalah sebagai berikut.

Dengan menggunakan transformasi logit dari

π(x) ,maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagaiberikut :

Bentuk logit g(x) ini merupakan model logit, fungsilinear dalam parameterparameternya, dan berada dalam jarakantara

-∞ sampai +∞ tergantung dari variabel X (Hosmer & Lemeshow, 2000)

Pengujian Parameter

Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan memeriksa peranan peubah-peubah penjelas dalam model. Pengujian dilakukan terhadap parameter model (β). Pengujian secara simultan (melibatkan seluruh peubah penjelas) dilakukan dengan menggunakan uji nisbah kemungkinan (likelihood ratio test) atau uji-G. Uji-G digunakan untuk pengujian parameter β1 dengan hipotesis :

Ho : β1=β2=... =βp=0 H1 :

Statistik uji yang digunakan adalah statistik G:

Statistik uji-G ini secara teoritis mengikuti sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas k. Kriteria keputusan yang diambil adalah menolak Hojika nilai G > , (Hosmer & Lameshow2000). Apabila pada uji G keputusan H0 ditolak maka dilanjutkan dengan uji-Wald untuk menguji parameter βi secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : βi = 0

(12)

4  

Secara teori, statistik W ini mengikuti sebaran normal baku. Dengan kriteria keputusan adalah menolak H0 jika |W| ≥ Z α / 2 atau nilai p ≤α. Pengujian terhadap parameter-parameter model dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial.

Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya (Hosmer & Lameshow2000). Parameter βimenyatakan perubahan dalam fungsi logitg(x) untuk perubahan satu unit peubah penjelas xi = a dan xi = b yang disebut log odds dan dinotasikan sebagai ln[ψ(a,b)] dimana :

ln[ψ(a,b)] = g(xi = a) - g (xi = b) = β(a-b)

Penduga untuk rasio odds dinyatakan sebagai ψ (a,b) = exp β(a-b). Apabila dimisalkan (a-b) =1 maka dperoleh ψ(a,b) = exp β yang dapat diinterpretasikan bahwa peluang untuk y=1 pada x=1 adalah ψ kali dibandingkan pada x=0.

Nilai rasio odds (ψ) merupakan rasio dari odds untuk x=1 dengan x=0 yang dinotasikan sebagai :

ψ / – / = g(1) – g(0) = β1

Jika β1 adalah beda logit maka exp (β1) adalah nilai rasio odds (Hosmer & Lameshow 2000). Selang kepercayaan (1-α)100% untuk nilai rasio odds adalah exp[βi ± z1-α/2 SE (βi)]

Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Ukuran kebaikan model dalam regresi logistik adalahapabila model mempunyai peluang salah klasifikasi minimal (Hosmer & Lameshow 2000). Ketepatan klasifikasi terhadap amatan harus ditentukan terlebih dahulu nilai cutpoint (c). Nilai c yang biasa digunakan adalah 0.5, jika nilai peluang dugaan π (x) ≥ c, maka nilai dugaan termasuk pada respon y=1 dan sebaliknya jika nilai peluang dugaan π (x) < c termasuk pada respon y=0.

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner terhadap penghuni Asrama TPB IPB tahun 2011 dengan menggunkan teknik penarikan contohacak berlapis dari ukuran populasi 3390 dengan

empat lapisan yang terdiri atas (1) laki-laki tinggal, (2) laki-laki tidak tinggal, (3) perempuan tinggal, (4) perempuan tidak tinggal. Besarnya ukuran contoh yang didapatkan dari perhitungan adalah 171 tetapi data yang diambil untuk kepentingan penelitian adalah 209. Kegiatan pengambilan data ini dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2012.

Peubah yang diamati mengenai karakteristik perilaku penghuni yaitu pandangan penghuni mengenai tujuan, kegiatan, interaksi sosial diantara penghuni, persepsi tentang fasilitas dan pelayanan asrama.Data sekunder asal daerah, jalur masuk ke IPB, nilai IPK diperoleh dari Direktorat TPB dan data kehadiran penghuni dalam kegiatan asramadiperoleh dari Badan Pengelola Asrama TPB IPB.

Metode

Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh yang digunakan yaitustratified random sampling

dengan menggunakan alokasi sampel Neyman

pada setiap lapisannya. Jumlah optimum contoh yang didapatkan sebesar 171 contoh. Setiap lapisannya berturut-turut menurut perhitungan didapatkan n1,n2,n3dan n4 adalah 63, 7, 91 dan 10.

Jumlah contoh yang diambil untuk kepentingan penelitian adalah 209 dengan menambahkan banyaknya contoh n2dan n4 menjadi 25 dan 30. Nilai α yang digunakan adalah 0.05 dengan bound of error sebesar 2.5%

Metode Analisis Data

Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu :

1. Melakukan eksplorasi data untuk mengetahui gambaran umum responden. 2. Melakukan analisis korespondensi untuk

melihat hubungan antara intensitas tinggal responden dengan nilai IPK, jalur masuk dan asal daerah serta menyajikannya dalam bentuk grafis.

Peubah intensitas tinggal dibagi menjadi empat kategori :

T1 : Selalu tinggal T2 : Semester 1 saja

T3 : Dua pekan di awal masuk T4 : Pulang setiap akhir pekan

Peubah nilai IPK dibagi menjadi empat kategori :

P1 : ≤ 2.50

(13)

P4 : ≥ 3.50

Peubah asal daerah dibagi menjadi tiga kategori :

D1 : Bogor D2 : Jadetabek D3 : Non Jabodetabek

3. Melakukan analisis regresi logistik biner dengan peubah respon IPK < 3.00 dan IPK > 3.00 untuk mengetahui fakor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai IPK.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Data

Mahasiswa baru di Institut Pertanian Bogor diwajibkan mengikuti program satu tahun wajib tinggal di asrama,laki-laki ataupun perempuan dari jalur masuk apapun dan berasal dari daerah manapun. Responden pada penelitian ini terdiri dari 42.11% laki-laki dan 57.89% perempuan. Sebagian besar responden (75.6%) diterima melalui jalur SNMPTN Undangan dan 24.4% diterima melalui jalur selain SNMPTN undangan (SNMPTN Tulis, UTM, dan BUD). Asal daerah responden contoh terdiri dari 45% Jabodetabek dan 55% berasal dari luar Jabodetabek dengan 28.7% responden berasal dari Bogor. Hal ini tentu berhubungan dengan intensitas tinggal responden di asrama.

Persentase laki-laki pulang setiap akhir pekan dan tinggal semester satu saja lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Dua kriteria lainnya yaitu selalu tinggal dan tinggal pada dua pekan di awal masuk saja persentase perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (Lampiran 1).

Perbandingan persentase nilai IPK (Lampiran 2) menunjukkan bahwa pada laki-laki nilai 2.50 < IPK ≤ 3.00 lebih besar persentasinya dibandingkan dengan perempuan sedangkan persentase perempuan untuk nilai 3.00 < IPK ≤ 3.50 lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran nilai IPK perempuan lebih tinggi daripada IPK laki-laki.

Karakteristik Penghuni Terhadap Tujuan Asrama

Tujuan adanya program asrama adalah membimbing mahasiswa agar mendapatkan pembinaan bidang akademik dan kemahasiswaan yang terarah serta memberikan pemahaman nilai-nilai kebersamaan. Hal ini dilakukan dengan melihat pandangan penghuni terhadap manfaat dan kenyamanan di asrama.

Gambar 1 menunjukkan dua manfaat tinggal di asrama yang persentasenya berdekatan yakni menumbuhkan rasa kebersamaan dan mendapatkan banyak teman. Manfaat adanya pembinaan akademik dan wawasan dan melatih kepekaan sosial pada laki-laki lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan perempuan.

Persentase manfaat adanya asrama sebagai tempat bertukar budaya dan mendapatkan banyak teman memiliki persentase hampir sama. Manfaat lainnya yang dirasakan oleh penghuni adalah melatih kemandirian dan kedewasaan, rasa toleransi dan tempat yang baik untuk menangkal pengaruh buruk.

Persentase manfaat tinggal di asrama yang memiliki persentase rendahadalah mendapatkan pembinaan akademik dan kemahasiswaan. Hal ini disebabkan sebagian besar penghuni yang menganggap adanya program yang mewajibkan tinggal di asrama sebatas sebagai tempat yang kondusif untuk kegiatan akademiknya (Gambar 1). Sebanyak 67.6% responden menganggap bahwa asrama menjadi tempat yang kondusif untuk kegiatan akademiknya dengan berbagai alasan.Alasanya adalah kemudahan untuk saling bertukar pikiran, belajar bersama, bisa saling bertukar pikiran dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Gambar 1 Persentase persepsi responden terhadap manfaat adanya asrama

Menurut hasil penelitian Safaat (2008) penyelenggaraan asrama ini tidak terlepas dari kepuasan mahasiswa terkait fasilitas umum, peraturan, badan pengelola, kebersihan dan keamanan asrama. Fasilitas asrama yang memadai membuat para penghuni nyaman untuk tinggal di asrama. Hal ini ditunjukkan pula pada hasil penelitian ini (Gambar 2).

(14)

6  

Gambar 2 Persentase faktor ketidaknyamanan berdasarkan kriteria lapisan contoh

Secara umum 40.9% faktor ketidaknyamanan penghuni adalah fasilitas asrama yang belum memuaskan penghuni seperti air, listrik, dan wifi. Faktor fasilitas kurang memiliki persentase paling tinggi kemudian faktor tidak cocok dengan teman satu kamar urutan kedua.

Faktor tidak cocok dengan teman satu kamar pada kriteria perempuan tinggal selain fasilitas memiliki persentase paling tinggi yakni 30.4% dibandingkan dengan kriteria lainnya lainnya. Persentase ketidaknyamanan karena terlalu banyak kegiatan paling tinggi dimiliki oleh kriteria laki-laki tidak tinggal yakni sebesar 19.2%.

Kedua hal diatas dapat disimpulkan bahwa faktor ketidaknyamanan selain dari fasilitas, yang membuat penghuni memilih untuk tinggal atau tidak tinggal di asrama pada perempuan lebih berkaitan dengan perasaan seperti ketidakcocokan dengan teman satu kamar, sedangkan untuk laki-laki berkaitan dengan kebebasannya untuk melakukan aktivitas.

Karakteristik Kegiatan Penghuni Asrama TPB IPB

Asrama TPB tidak akan pernah lepas dari Program PPAMB yang harus diikuti oleh seluruh penghuninya. Kategori kegiatan PPAMB ini dibagi menjadi beberapa kategori yakni kegiatan wajib rutin, wajib insidental, pilihan rutin, pilihan insidental. Persentase keikutsertaan penghuni pada kegiatan wajib insidental memiliki jumlahpaling tinggi yakni sebesar 60.4%, kemudian 26.3% kegiatan wajib rutin, 9.5% pilihan insidental dan

sisanya sebesar 3.8% kegiatan pilihan rutin yang diikuti oleh penghuni asrama.

Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan penghuni lebih besar terhadap kegiatan wajib insidental yang bersifat

eventual seperti farewell party, welcome party,

Lets Fight Againts Drug (LFAD), jelajah

kampus, dormitory fair, food fair. Selain itu ditunjang dengan sifatnya yang wajib dan mendapatkan absen.

Kegiatan kepenghunian terdapat aktivitas khusus seperti menjadi pengelola lorong atau RT, pengelola gedung atau lurah, pengelola mushola, gugus disiplin asrama dan juga aktivitas untuk meningkatkan minat bakat mahasiswa seperti club. Beberapa penghuni yang tidak memiliki aktivitas khusus di asrama mengikuti aktivitas di lembaga kemahasiswaa serta ada penghuni yang aktif dalam keduanya. Tabel 1 menunjukkan penghuni asrama berjenis kelamin laki-laki memiliki aktivitas khusus di asrama lebih besar (53.1%) dibandingkan perempuan (46.9%).

Tabel 1 Tabulasi silang aktivitas penghuni dengan jenis kelamin

Aktivitas*JK n JK (%) Total (%) L P Tidak ikut 44 31.8 68.2 100

Aktvtas khusus 64 53.1 46.9 100

LK 34 35.3 64.7 100

keduanya 67 41.8 58.2 100

Total 209 42.1 57.9 100

Persentase penghuni perempuan yang aktif keduanya yakni dalam kegiatan keasramaan serta lembaga kemahasiswaan seperti UKM, BEM, OMDA ataupun kegiatan kepanitiannya 21.1% 18.0% 42.2% 18.8% 15.4% 19.2% 53.8% 11.5% 30.4% 17.7% 37.3%

14.6% 17.4% 17.4%

43.5% 21.7% Tidak cocok dengan teman sekamar Terlalu banyak kegiatan Fasilitas kurang Lingkungan kotor Tidak cocok dengan teman sekamar Terlalu banyak kegiatan Fasilitas kurang Lingkungan kotor

Tinggal Tidak Tinggal

(15)

tidak jauh berbeda yakni sebesar 58.2% dibandingkan dengan penghuni laki-laki (41.8%). Jumlah paling rendah terkait aktivitas penghuni baik laki-laki ataupun perempuan adalah mengikuti kegiatan lembaga kemahasiswaan di luar asrama

Asrama sebagai tempat untuk mengembangkan minat bakat mahasiswa tentu memberikan pembinaan dalam hal ini. Ditunjang juga dengan jumlah klub yang lumayan banyak sehingga 31.4% responden memiliki aktivitas di klub asrama. Aktivitas lembaga kemahasiswaan UKM yang diikuti adalah IAAS, BEM TPB dan Century.

Kegiatan PPAMB yang dilaksanakan oleh asrama memiliki dampak untuk penghuninya. Dampak kegiatan yang dirasakan oleh penghuni adalah mendapatkan pengetahuan baru (35.4%), mendapatkan teman baru (33.9%), meningkatkan minat dan bakat mahasiswa (16.8%) serta 13.8% merasakan adanya pembinaan intensif. Persentase pembinaan intensif memiliki persentase yang paling rendah diantara dampak kegiatan PPAMB lainnya. Hal ini bisa dihubungkan dengan persentase partsipasi penghuni terhadap kegiatan insidental dan kegiatan rutin.

Karakteristik Interaksi Sosial Penghuni Asrama TPB IPB

Interaksi sosial yang terjadi antara penghuni pada penelitian ini meliputi kenyamanan dengan teman sekamar, kegiatan bersama yang biasa dilakukan, hubungan dengan SR. Hasil menunjukkan 84.2% penghuni menyatakan nyaman dengan teman sekamar mereka sedangkan 15.8% lainnya merasa tidak nyaman. Alasan ketidaknyamanan ini berhubungan dengan masalah kebersihan di kamar dan sikap cuek teman satu kamar.

Kegiatan bersama yang dilakukan oleh penghuni bersama teman sekamarnya adalah makan bersama (25.6%),membersihkan kamar (21.8%), belajar bersama (20.3%), Nonton (14.5%), jalan-jalan (13.6%) dan lainnya menyebutkan kegiatan bersama yang biasa dilakukan adalah ngobrol bersama, cerita pengalaman bersama.

Interaksi sosial SR di asrama TPB diantaranya adalah sebagai pembina, pengarah dan pelaksana program PPAMB asrama. Satu orang SR bertanggung jawab terhadap dua lorong atau sekitar 96 orang penghuni.

Senior Resident dalam pandangan penghuni dikatakan sebagai seorang yang sabar (35,6%), dekat dengan penghuni

(25.1%), sigap menyelesaikan permasalahan yang ada (17,5%), selalu berkunjung ke kamar (12,0%) dan mudah ditemui (9.8%). Seorang SR juga merupakan mahasiswa aktif dan mempunyai aktivtas akademik sehingga persentase seorang SR berkunjung ke kamar dan mudah ditemui itu memiliki persentase rendah (Gambar 3).

Gambar 3 Persentase pandangan penghuni terhadap SR

Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum penghuni menghubungi SR untuk meminta izin tidak mengikuti kegiatan asrama memiliki persentase sebesar 34.7%. Gambar 4 memberikan informasi bahwa penghuni laki-laki memiliki peresntase paling tinggi menghubungi SR untuk alasan izin datang melebihi jam malam sedangkan untuk penghuni perempuan persentase paling tinggi berkaitan dengan izin tidak mengikuti kegiatan asrama. Interaksi antara penghuni laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan interaksi terhadap SR.

Gambar 4 Persentase alasan menghubungi SR berdasarkan jenis kelamin

Penghuni perempuan lebih banyak menghubungi SR untuk meminta izin tidak ikut kegiatan asrama yaitu 36.4% dan untuk konsultasi sebesar 26.7%. Penghuni laki-laki

12.0 35.6 25.1 9.8 17.5 Selalu berkunjung ke kamar

Sabar Dekat dg penghuni Mudah ditemui Sigap Pandang an peng

huni terhadap SR

(%) 33.5 12.3 14.8 7.1 32.3 14.3 16.1 26.7 6.5 36.4 Izin jam malam Izin tidak menginap

(16)

8  

lebih banyak meminta izin untuk pulang lebih dari jam malam yaitu sebanyak 33.5% , izin tidak ikut kegiatan sebanyak 32.3%.

Persentase paling sedikit yaitu meminta surat keterangan baik itu surat keterangan sakit ataupun surat keterangan melanggar jam malam. Persentase perempuan lebih sedikit daripada laki-laki pada hal ini.

Gambar 5 Persentase manfaat adanya SR berdasarkan jenis kelamin

Penghuni perempuan maupun laki-laki memiliki persentase yang sama dalam hal mendapatkan pembinaan dari seorang SR. Manfaat adanya SR lainnya menurut persentasi kedua terbanyak pada penghuni laki-laki maupun perempuan adalah sebagai sumber informasi.Menggantikan peran orang tua (24.7%) lebih dirasakan oleh penghuni perempuan dibandingkan laki-laki(Gambar 5) Peran ini tentunya harus dibangun dengan keterlibatan emosi dalam setiap interaksi yang dilakukan serta pandangan penghuni terhadap seorang SR. Interaksi sosial lainnya yang berhubungan dengan penghuni adalah Badan Pengelola Asrama itu sendiri.

Penghuni asrama memiliki beberapa kepentingan ke kantor BPA untuk mengambil kiriman paket walaupun tempat khusus pengambilan paket sudah ada (28.3%), registrasi laptop (24.7%), melaporkan berita kehilangan (8.3%), mengalami masalah akademik (12.21%) dan lainnya belum pernah ke BPA, meminta stempel untuk menempel publikasi di asrama.

Analisis Korespondensi

Analisis korespondensi merupakan metode komposisi yang berdasarkan kategori dari suatu tabel kontingensi untuk memetakan persepsi.Tiga elemen dasar dari setiap proses pemetaan persepsi adalah mendefinisikan objek, mendefinisikan ukuran kesamaan dan membangun dimensi perbandingan.

Analisis korespondensi ini digunakan untuk mengetahui posisi pola hubungan hubungan antara nilai IPK, intensitas tinggal, jalur masuk dan asal daerah.Hasil data yang diperoleh diklasifikasikan sehingga dapat menghasilkan tabel kontingensi dua arah yang dapat diringkas dalam satu tabel Burt.

Intensitas contoh penghuni selalu tinggal (T1), asal daerah non-Jabodetabek (D3) dan IPK 3.00 < IPK ≤ 3.50 (P3) memiliki jumlah paling banyak sebesar 114, 115 dan 69. Asal daerah pada penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori (Tabel 2). Nilai IPK dibedakan menjadi empat kategori. Intensitas tinggal T1 yang memiliki jumlah paling banyak pada P3 dan P4 pada urutan keduanya.Pada T2 dan T3 berada pada kategori P2, untuk T4 sebaran kategori IPK berada pada P1,P2, dan P3.

Asal daerah dengan kategori IPK menunjukkan bahwa 33.3% D1 memiliki kategori P2, pada D2 dan D3 persentase palng tinggi terdapat pada P3. Jika T1 dan T4 dimasukan kedalam kriteria penghuni tinggal , T2 dan T3 dimasukkan kedalam kriteria penghuni tidak tinggal.Maka dari hasil-hasil diatas dapat disimpulkan penghuni tinggal memiliki sebaran IPK pada kategori diatas 3.00.

Gambar 6 Plot korespondensi berganda intensitas tinggal, nilai IPK, jalur masuk dan asal daerah

Pada Gambar 6 dengan memasukkan seluruh peubah kategori intensitas tinggal, IPK dan asal daerah didapatkan hasil kedekatan hubungan antar setiap kategori peubahnya.Plot korespondensi menunjukkan ada tiga kelompok yang terbentuk dari peubah kategori intensitas tinggal, IPK dan asal daerah. 41.6 16.3 34.3 7.8 35.1 24.7 34.3 6.0 Sumber informasi

Peran Ortu Mendapat pembinaan

Lainnya

Manf

aat adanya SR

(%) laki-laki Perempuan 2 1 0 -1 -2 2 1 0 -1 -2

Component 1

(17)

Tabel 2 Sebaran jumlah hubungan antara nilai IPK, intensitas tinggal, asal daerah dan jalur masuk

T1 T2 T3 T4 D1 D2 D3 P1 P2 P3 P4 J1 J2 J3 J4 T1 114 0 0 0 11 15 88 11 21 47 35 96 14 3 1

T2 0 37 0 0 20 3 14 9 15 9 4 23 6 5 3

T3 0 0 12 0 9 1 2 4 5 1 2 6 4 2 0

T4 0 0 0 46 20 15 11 14 13 12 7 33 12 0 1

D1 11 20 9 20 60 0 0 14 20 16 10 40 9 7 4

D2 15 3 1 15 0 34 0 8 7 14 5 20 7 1 0

D3 88 14 2 11 0 0 115 16 27 39 33 92 20 2 1 P1 11 9 4 14 14 8 16 38 0 0 0 26 8 3 1 P2 21 15 5 13 20 7 27 0 54 0 0 37 11 3 3 P3 47 9 1 12 16 14 39 0 0 69 0 54 10 4 1 P4 35 4 2 7 10 5 33 0 0 0 48 41 7 0 0 J1 96 23 6 33 40 26 92 26 37 54 44 158 0 0 0

J2 14 6 4 12 9 7 20 8 11 10 7 0 36 0 0

J3 3 5 2 0 7 1 2 3 3 4 0 0 0 10 0

J4 1 3 0 1 4 0 1 1 3 1 0 0 0 0 5

Keterangan :

T1 : Selalu tinggal P1 : ≤ 2.50 D1 : Bogor J1: UND

T2 : Semester 1 saja P2 : 2.50 < IPK ≤ 3.00 D2 : Jadetabek J2 : TLS T3 : Dua pekan di awal masuk P3 : 3.00 < IPK ≤ 3.50 D3 : Non-Jabodetabek J3 : UTM

T4 : Pulang setiap akhir pekan P4 : ≥3.50 J4 : BUD

Kelompok pertama menunjukkan bahwa penghuni yang tinggal hanya semester 1 dan dua pekan diawal. asal daerah Bogor memiliki nilai IPK kriteria P2 (2.50 < IPK ≤ 3.00).Kelompok kedua menunjukkan bahwa penghuni yang selalu tinggal di asrama berasal dari daerah non-Jabodetabek memiliki IPK kategori P3 (3.00 < IPK ≤ 3.50) dan P4(IPK ≥ 3.50), jalur masuk SNMPTN undangan dan kelompok ketiga penghuni yang pulang akhir pekan berasal dari daerah Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi) memiliki kategori nilai P1 (IPK ≤ 2.50) jalur masuk SNMPTN Tulis.

Regresi Logistik Biner

Pendugaan model regresi logistik biner dengan menggunakan tiga peubah penjelas yaitu jenis kelamin, asal daerah dan intensitas tinggal, menghasilkan nilai statistik uji-G sebesar 24.025 dengan nilai-p 0.000 maka H0 ditolak artinya sedikitnya ada satu peubah penjelas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai IPK pada taraf nyata 5% dengan 18% keragaman nilai IPK dijelaskan oleh peubah bebas jenis kelamin, asal daerah dan intensitas tinggal dan 82% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. (Lampiran 3)

Tabel 3 Pendugaan parameter, Uji Wald, uji signifikansi

B SE Wald nilai-p JK(1) -0.51 0.346 2.179 0.14 T1 1.018 0.417 5.956 0.015* T2 -0.59 0.53 1.236 0.266 T3 -0.91 0.769 1.4 0.237 D1 -0.39 0.391 1.024 0.312 D2 -0.09 0.467 0.037 0.847 Konstan 0.248 0.419 0.351 0.553 *peubah berpengaruh pada taraf nyata =0.05

Uji parsial menggunakan Uji-Wald menunjukkan peubah penjelas yang berpengaruh pada taraf nyata 5% yaituintensitas tinggal (T1). Hasil uji-Wald di atas menunjukkan bahwa model logit yang dapat dibentuk adalah

= 0.248 -0.51 JK1 +1.018T1 -0.59T2 – 0.91T3 – 0.39 D1 - 0.09 D2

Berdasarkan pendugaan parameter pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa faktor intensitas tinggal memiliki pengaruh terhadap nilai prestasi akademik penghuni.

Interpretasi Koefisien

(18)

10  

rasio odds nya pada selang kepercayaan 95%. Hasil ini terlihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4 Penduga rasio Odds pada SK 95%

Peubah Penduga rasio Odds

SK 95% bagi rasio Odds lower Upper JK (1) 0.6 0.31 1.18 Intens(1) 2.77 1.22 6.27 Intens(2) 0.56 0.19 1.57 Intens(3) 0.41 0.09 1.82

Asal(1) 0.67 0.31 1.45

Asal (2) 0.92 0.37 2.23

Intensitas tinggal T1 (selalu tinggal) memiliki dugaan odds 2.77 kali lebih tinggi untuk mendapatkan IPK > 3 dengan selang keperncayaan antara 1.22 sampai 6.27. Intensitas tinggal T2(semester 1 saja) memiliki nilai dugaan odds 0.56 kali untuk mendapatkan IPK > 3 dibandingkan dengan penghuni yang selalu pulang setiap akhir pekan pada selang kepercayaan 95% antara 0.19 sampai 1.57 (Tabel 4).

Intenstas tinggal T3(dua pekan awal masuk) memiliki nilai dugaan odds sebesar 0.41 kali lebih rendah pada selang kepercayaan 95% antara 0.09 sampai 1.82 dibandingkan dengan penghuni yang pulang setiap akhir pekan. Intensitas tinggal 1 memiliki hubungan lebih tinggi untuk mendapatakan nilai IPK > 3 dibandingkan dengan kategori intensitas tinggal lainnya

Evaluasi Kebaikan Model

Model regresi logistik biner mampu memprediksi model dengan benar sebesar 68.5%. Terdapat 46 penghuni yang diklasifikasikan secara tepat memiliki IPK < 3.00 atau 64.8%.

Penghuni yang tepat diklasifikasikan memiliki IPK > 3 (Tabel 5) berjumlah 73 orang pada model sebesar 76.8%. secara keseluruhan model yang terbentuk memiliki persentase ketepatan klasifikasi sebesar 68.3%.

Tabel 5 Ketepatan klasifikasi model regresi logistik biner

Aktual Prediksi %

benar IPK ≤ 3 IPK > 3

IPK ≤ 3 41 31 56.9 IPK > 3 22 73 76.8

% Keseluruhan 68.3

Validasi Model Regresi Logistik Biner Kelayakan suatu model regresi logistik bisa dilihat pada Tabel 6 melalui hasil uji dengan membandingkan ketepatan klasifikasi dari model validasi dengan menggunakan 20% data ke dalam model regresi logistik biner yang terbentuk

Tabel 6 Ketepatan klasifikasi model validasi

Aktual Prediksi %

benar IPK ≤ 3 IPK > 3

IPK ≤ 3 11 9 57.89 IPK > 3 9 16 72.73

% Keseluruhan 64.28

Kedua nilai ketepatan klasifikasi diatas yakni 68.5% dan 64.28% memiliki perbedaan nilai sehingga model regresi logistik belum bisa dikatakan valid.

Analisis Prestasi Akademik pada Kriteria Intensitas Tinggal pada Semester 1 Saja Hasil analisis korespondensi dan regresi logistik menunjukkan bahwa intensitas tinggal memiliki hubungan dengan prestasi akademik dan nilai IPK. Untuk melihat pengaruh tinggal di asrama terhadap nilai IP pada penghuni yang hanya tinggal semester satu saja menggunakan uji-t berpasangan.

Hipotesis pada uji t ini adalah :

H0 : rata-rata nilai IP ketika tinggal dan tidak tinggal tidak berbeda nyata H1 : rata-rata nilai IP ketika tinggal dan

tidak tinggal berbeda nyata

Pengambilan keputusan pada uji ini adalah tolak H0 jika t hitung > t tabel, t hitung yang didapatkan adalah -2.457 dan t-tabel sebesar 2.339. Maka keputusan yang diambil adalah tolak H0 artinya bahwa rata-rata IP berbeda nyata. Berdasarkan nilai signifikansinya didapatkan nilai uji sebesar 0.019 < 0.05 maka H0 ditolak (Lampiran 4). Hasil dengan menggunakan nilai t dan nilai signifikansinya didapatkan hasil yang sama. Maka dapat disimpulkan bahwa tinggal dan tidak tinggal di asrama berpengaruh terhadap nilai IP.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(19)

penghuni terkait fasilitas asrama, interaksi sosial antar sesama penghuni dan banyaknya kegiatan.

Plot korespondensi menunjukkan bahwa penghuni dengan kriteria selalu tinggal memiliki kedekatan dengan kategori nilai IPK > 3.00. Intensitas tinggal dengan asal daerah menunjukkan bahwa penghuni asal Bogor hanya tinggal pada semester satu saja dan mahasiswa Jadetabek memiliki kedekatan hubungan dengan intensitas tinggal pulang setiap akhir pekan. Hasil analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa intensitas tinggal berpengaruh terhadap nilai IPK dengan 18% keragaman nilai IPK dijelaskan oleh intensitas tinggal penghuninya dan 82% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran

Tinggal di asrama menjadi salah satu ketentuan yang diberikan oleh IPB untuk mahasiswa tingkat pertama. Untuk menunjang tujuan yang ingin dicapai perlu perbaikan terutama dari segi sarana dan fasilitas.

Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan menambahkan peubah kategori partisipasi program terhadap prestasi akademik dan menjadikan intensitas tinggal sebagai peubah respon sehingga didapatkan informasi bahwa peubah-peubah seperti jumlah penghuni dalam satu kamar, faktor kenyamanan. program yang diberikan mempengaruhi intensitas tinggal.

DAFTAR PUSTAKA

Agresti, A. 2007. An Introduction to

Categorical Data Analysis. Wiley and

Sons, Inc

Akturk D, Gun S, Kumuk T. 2007. Multiple Correspondence Analysis Technique Used to Analyzing the Categorical Data in Social Science. J App Science. 7:585-588.

doi:10.3923/ias.2007.585.588.[SCIALER T]. diunduh 2010 Oktober 5. Tersedia pada:http://scialert.net/abstract/?doi=jas.2 007.585.588

Anderson RE, Black WC, Babin BJ, 2009.Multivariate Data Analysis Seventh Edition.Prentice Hall, Inc.

Cochran WG.1963. Sampling Techniques

Second Edition.John Wiley and Sons,

Inc.

Greenacre, M. 2010. Correspondence Analysis Biplot. Di dalam : Greenacre, Michael, editor. Biplot Practice. Fundacion BBVA. Chapter 8

Harbi, J.2009. Sistem Asrama Pada Program Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPBSebagai Alternatif Upaya Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa [PKM-GT].Bogor. Institut Pertanian Bogor

Hosmer, DW, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression. Wiley&Sons, Inc IPB. 2011. Life Guide Kiat Sukses Tinggal di

Asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB. Bogor: IPB.

Johnson RA, Wichern DW. 2007. Applied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition.Pearson Education, Inc.

Lebart L, Moreneau A, Warwick M. 1984.Multivariate Descriptive Statistic Analysis Correspondence Analysis and Related Tecniques for Large Matrices.John Wiley and Sons, Inc.

Rusgiyono, A. 2010. Analisis Korespondensi untuk Pemetaan Persepsi. Media Statistika. 3(2):117-123

Safaat A, Pranadji DK, Simanjuntak M. 2008. Analisis dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaraan Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. JIKK.

1(2):70-80

Scheaffer LR, Mendenhall W, Ott L. 1990.

Elementary Survey Sampling Fourt

Edition.PWS Kent Publishng Company,

Boston.

(20)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

L A M P I R A N

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(21)

 

KUISIONER PENELITIAN  

KARAKTERISTIK INTENSITAS TINGGAL PENGHUNI ASRAMA TPB‐IPB TERHADAP PRESTASI 

AKADEMIK DAN PARTISIPASI KEGIATAN ASRAMA

Responden yang terhormat,

Saya, Ita Nita Amaliya mahasiswa Statistika Institut Pertanian Bogor ingin mengumpulkan informasi mengenai persepsi mahasiswa TPB angkatan 48 sebagai penghuni terkait tujuan asrama, kegiatan asrama, interaksi sosial diantara penghuni asrama sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk optimalisasi pengelolaan asrama selanjutnya. Untuk itu, saya mengharapkan partisipasi Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini dengan benar dan jujur. Data –data yang Anda berikan hanya untuk keperluan penelitian semata tidak berdampak pada apapun.Atas partisipasi Anda, saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang [x] pada pilihan jawaban anda

I. INFORMASI UMUM [No : …...]

1. Nama : ...

2. NRP :………...

3. Gedung/Kamar : ……….. 4. No. Hp/Telepon : ...

5. Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2] Perempuan II. TUJUAN ASRAMA

1. Menurut Anda, apa saja manfaat tinggal di asrama TPB? (jawaban boleh lebih dari satu) 

[1] Menumbuhkan rasa kebersamaan 

[2] Meningkatkan kepedulian sosial lingkungan 

[3] Mendapatkan pembinaan bidang akademik dan kemahasiswaan  [4] Mendapatkan banyak teman 

[5] Sebagai tempat untuk bertukar budaya 

[6] lainnya (sebutkan):………  2. Apakah asrama menjadi tempat yang kondusif untuk kegiatan akademik Anda? 

[1] Ya  [2] Tidak  

Berikan alasan jawaban anda : ...………  ……….... 

3. Bagaimanakah intensitas tinggal (menginap) Anda selama satu tahun di asrama ?  [1] Selalu tinggal di asrama 

[2] Semester 1 saja 

[3] Selama 2 minggu di awal masuk saja  [4] Pulang setiap akhir pekan 

[4] Lainnya sebutkan ....……….. 

4. Hal apakah yang bisa membuat penghuni tidak nyaman di asrama? Jawaban boleh lebih  dari satu 

[1] Tidak cocok dengan teman satu kamar  [2] Terlalu banyak kegiatan  

[3] Fasilitas yang kurang memadai 

[4] lainnya sebutkan ..……...……… 

(22)

 

III. KEGIATAN PENGHUNI ASRAMA

1. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan‐kegiatan di bawah ini ? (berikan tanda silang   dan jawaban boleh lebih dari satu) 

[1] Pembinaan Rohani       [8] Mahasiswa Lungsur Desa (MLD)    [15] Leadership Training  [2] Social Gathering (Soga)      [9] Dormitory Fair          [16] Klub asrama 

[3] Apel Pagi    [10] Farewell Party     [17] Tutor Sebaya 

[4] Be New Familiy    [11] Mahasiswa Cinta Pertanian  [18] Mapres Asrama 

[5] Welcome Party    [12] Jalan Pagi Sehat         [19]EED 

[6] Food Fair    [13] Jelajah Kampus 

[7] LFAD      [14] Mahasiswa Cinta Perpustakaan 

Kegiatan apakah yang menurut anda kurang relevan untuk  dilaksanakan?... 

2. Diantara sekian banyak kegiatan asrama yang anda ikuti, bentuk kegiatan seperti apa yang  menarik menurut anda ? 

[1] Seminar     [2] Kompetisi antar gedung   [3] Kegiatan bersama lorong    [4] Turun  langsung ke masyarakat [5] lainnya :………  

3. pakah anda menjadi penghuni asrama yang memiliki aktivitas khusus ?   [1] Ya   [2] Tidak 

4. Jika jawaban anda ya, apakah aktivitas khusus yang anda ikuti ? 

[1] Pengurus Klub (sebutkan nama klub nya)………..…...  [2] Dewan Gedung (Pengurus/RT/Lurah) sebutkan ...………  [3] Dewan Mushola  

[4] GDA (Gugus Disiplin Asrama) 

[5] Kepanitiaan kegiatan asrama (sebutkan)………...…  5. Apakah anda mengikuti kegiatan kemahasiswaan di luar asrama ?  

[1] Ya   [2] Tidak 

Jika Ya sebutkan apa yang anda ikuti : ………. 

6. Apakah dampak yang anda rasakan dari kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan oleh  asrama? Jawaban boleh lebih dari satu 

[1] Mendapatkan pengetahuan baru 

[2] Meningkatkan minat dan bakat mahasiswa  [3] Mendapatkan teman baru 

[4] Mendapatkan pembinaan intensif 

[5] lainnya : ………... 

IV. INTERAKSI SOSIAL ANTARA PENGHUNI

1. Apakah anda merasa nyaman dengan teman satu kamar anda ?  [1] Ya  [2] Tidak  

berikan alasan jawaban Anda……….... 

2. Kegiatan apakah yang  biasa anda lakukan bersama teman satu kamar? Jawaban boleh  lebih dari satu 

[1] Belajar bersama  [2] Makan bersama  [3] Jalan‐jalan  [4] Nonton 

[5] Membersihkan kamar bersama 

(23)

3. Bagaimana kondisi lorong  tempat Anda tinggal di asrama ?   [1] Ramai ketika ada kegiatan  

[2] Banyak aktivitas di lorong 

[3] Setiap penghuni lorong selalu berada di kamar  [5] lainnya 

4. Apakah pandangan Anda terkait SR lorong Anda? Jawaban boleh lebih dari satu 

[1] Selalu berkunjung ke Kamar 

[2] Sabar     [3] Dekat dengan semua penghuni lorong  

[4] Mudah ditemui 

[5]Sigap dalam menyelesaikan permasalahan penghuni  [6] lainnya sebutkan:……… ……… 

5. Dalam hal apakah anda biasanya menghubungi SR ? jawaban boleh lebih dari satu 

[1] izin jam malam 

[2] izin tidak menginap di asrama  [3] Konsultasi 

[4] Meminta surat keterangan sakit  [5] izin tidak mengikuti kegiatan asrama.  

lainnya :……… ……… 

6. Manfaat apakah yang anda rasakan selama menjadi penghuni asrama dengan adanya SR? 

jawaban boleh lebih dari satu 

[1] Sebagai sumber informasi  [2] Menggantikan peran orang tua   [3] Mendapatkan pembinaan  

[4] lainnya :……… 

7. Untuk kepentingan apa sajakah anda pergi ke kantor BPA ? jawaban boleh lebih dari satu 

[1] Mengurus surat keterangan sakit  [2] Registrasi laptop 

[3] Melaporkan berita kehilangan   [4] Mengambil kiriman paket  [5] Mengalami masalah akademik  [6] lainnya  

(24)

 

Lampiran 2 Peubah respon dan penjelas

Deskripsi

Jenis Peubah Notasi Nilai IPK (Peubah Respon)

Biner

P

1 : IPK ≤ 3.00 P1

2 : IPK > 3.00 P2

Jenis Kelamin

Biner JK 0 = laki-laki, 1= perempuan

Intensitas tinggal

Kategori

T

1 = Selalu tinggal T1

2 = Semester 1 saja T2

3 = Dua pekan di awal masuk T3 4 = Pulang setiap akhir pekan T4 Asal daerah

Kategori

D

1= Bogor D1

2= Jakarta, depok, tangerang D2

3= Non-Jabodetabek D3

Jalur Masuk

SNMPTN UNDANGAN Kategori J1

SNMPTN TULIS J2

UTM J3

BUD J4

Lampiran 3 Tabulasi silang intensitas tinggal dan jenis kelamin

Tabulasi silang Intensitas * JK JK Total Laki-laki Perempuan

Intensitas

Selalu tingal di

asrama Jumlah 46 68 114

% JK 52.3% 56.2% 54.5%

Semester 1 saja Jumlah 17 20 37

% JK 19.3% 16.5% 17.7%

Dua pekan di

awal masuk Jumlah 4 8 12

% JK 4.5% 6.6% 5.7%

Pulang setiap

akhir pekan Jumlah 21 25 46

% JK 23.9% 20.7% 22.0%

Total Jumlah 88 121 209

% within JK 100.0% 100.0% 100.0%

Lampiran 4 Tabulasi silang kategori nilai IPK dan jenis kelamin

IPK * JK Crosstabulation JK Total

Laki-laki Perempuan

IPK IPK ≥ 2.50 Jumlah 18 20 38

% JK 20.5% 16.5% 18.2%

2.50 < IPK ≤ 3.00 Jumlah 30 24 54

(25)

3.00 < IPK ≤ 3.50 Jumlah 21 48 69

% JK 23.9% 39.7% 33.0%

IPK ≥ 3.50 Jumlah 19 29 48

% JK 21.6% 24.0% 23.0%

Total Jumlah 88 121 209

% JK 100.0% 100.0% 100.0%

Lampiran 5 Hasil lengkap regresi logistik biner

Ringkasan model

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 204.309a 0.134 0.18

Persamaan Model B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

SK 95% Batas bawah

Batas Atas

Step 1a Jenis_Kelamin(1)

-0.511 0.346 2.179 1 0.14 0.6 0.304 1.182

Intensitas_tinggal 18.111 3 0

Intensitas_tinggal(1) 1.018 0.417 5.956 1 0.015 2.768 1.222 6.27 Intensitas_tinggal(2) -0.589 0.53 1.236 1 0.266 0.555 0.197 1.567 Intensitas_tinggal(3) -0.91 0.769 1.4 1 0.237 0.403 0.089 1.817

Asal_Daerah 1.039 2 0.595

Asal_Daerah(1) -0.396 0.391 1.024 1 0.312 0.673 0.313 -0.396 Asal_Daerah(2) -0.09 0.467 0.037 1 0.847 0.914 0.366 -0.09 Constant 0.248 0.419 0.351 1 0.553 1.282 0.248 a. Variable(s) entered on step 1: Jenis_Kelamin. Intensitas_tinggal. Asal_Daerah.

Lampiran 6 Uji-t berpasangan

Rata-rata N Standar deviasi Std. Error Mean

Pair 1 IP1 2.803 37 0.606 0.099

IP2 2.988 37 0.471 0.077

Rata-rata

Standar deviasi

Std. Error Mean

Batas bawah

Batas

Gambar

tabel kontingensi
Gambar  1   Persentase   persepsi   responden                     terhadap manfaat adanya asrama
Tabel 1 Tabulasi silang aktivitas penghuni dengan jenis kelamin  JK (%)
Gambar  3   Persentase pandangan penghuni                     terhadap SR
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Globalisasi ekonomi, perdagangan bebas dunia, masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), program tol laut, perubahan perilaku konsumen, menyebabkan penting bagi PT.PELINDO IV

Benar, Karena memang untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis multipel integensi, maka guru harus dapat memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat

TINDAK TUTUR PERFORMATIVE DALAM TERJEMAHAN DOKUMEN HUKUM BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS. I

Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk merealisasikan Visi dan Misi Pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman dalam melaksanakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendekatan RME ( Realistic Mathematics Education )dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian

Pada data yang telah terkunci dengan Folder Lock 5.1.2, maka data tersebut tidak akan bisa diakses, dihapus, diganti nama, atau dipindahkan oleh orang lain tanpa memasukan password