• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS III SEMESTER I DI MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS III SEMESTER I DI MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME

(

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

) PADA SISWA

KELAS III SEMESTER I DI

MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

AWALINA RIZQI KHASANI NIM: - -

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME

(

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

) PADA SISWA

KELAS III SEMESTER I DI

MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

AWALINA RIZQI KHASANI NIM: - -

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

MOTTO

























“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati

menjadi tenteram”

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Kebahagiaan atas hasil karyaku dan kesabaranku ini tak ingin kurasakan sendiri,

ingin ku persembahkan kepada:

. Bapak Sueb dan Ibuk Sofiyah yang selalu mendoakan dan memberikan

semangat dengan kasih sayangnya. Terimakasih Bapak... Terimakasih Ibu...

. Adikku Adnin Aghniatul Ilmi yang telah memberikan warna dalam hidupku.

. Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi.

. Bapak dan Ibu Guru Madrasah Nurul Huda yang sudah mendukung, memberi

motivasi serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.

. Sahabat-sahabatku Mbak Asiah, Mbak Ida, Dania, Avex, Mbak Nukha, Mbok

Ida, Bunga dan Trio Cagur (Kafi, Ulil, Khabeb) yang telah memberikan

motivasi, dukungan dan semangat dalam mengerjakan skripsi.

. Teman-teman lainya yang sudah mendukung dan membantu dalam

mengerjakan skripsi dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

(9)

viii

KATA PENGANTAR









Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)

Pada Siswa Kelas III Semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajuran . Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagaian prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu tentang keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita di dunia dan akhirat.

Penulis skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuanya, khususnya kepada:

. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga.

. Bapak Jaka Siswanta,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

(10)

ix

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan

skripsi ini.

. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga.

. Bapak Budiyanta, S.Pd selaku kepala MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepada penulisuntuk

melakukan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin.

. Ibu Aneke Mubassyiroh, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran matematika kelas

III di MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

. Bapak/Ibu Guru dan karyawan MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian di madrasah tersebut.

. Siswa kelas IIIMI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarangyang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan

penelitian.

. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta dukungan kepada penulis.

. Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi.

. Teman seperjuangan PGMI yang selama ini berjuang bersama.

. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(11)

x

Penulis berdoa semoga amal baik tersebut mendapat balasan dari Allah

SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para

pmbaca. Dan tak lupa penulis mengharapkann saran dan kritik demi kebaikan

skripsi ini.

Salatiga, September Peneliti

Awalina Rizqi Khasani

(12)

xi

ABSTRAK

Khasani, Awalina Rizqi. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) Pada Siswa Kelas III Semester I diMI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruaan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika danPendekatan RME (Realistic Mathematics Education)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IIIsemester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran . Subjek penelitian ini guru mata pelajaran Matematika dan siswa kelas IIIMI Asysyafi’iyyah Jatirejo terdiri dari siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan selama bulan mulai Mei sampai Agustus . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Keruntasan Klasikal.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran Matematika adalah , sebelum menggunakanPendekatan RME (Realistic Mathematics Education)hanya ada % ( siswa) yang tuntas, sedangkan % ( siswa) belum memenuhi standar KKM. Setelah menggunakan Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)dalam pembelajaran Matematika pada siklus I diperoleh data % ( siswa) tuntas dan

% ( siswa) tidak tuntas. Jika dilihat peningkatannya sebesar %. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu

(13)

xii D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasional... G. Metode Penelitian... H. Sistematika Penulisan...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(14)

xiii

. Prinsip-prinsip Belajar ... . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... B. Pembelajaran Matematika ... . Pengertian Matematika... . Tujuan Pembelajaran Matematika... . Ruang Lingkup Matematika ... . Karakteristik Matematika ... . Standar Kompetrensi Mata Pelajaran Matematika ... . Materi Operasi Hitung Perkalian ... C. Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) ... . Pengertian Pendekatan Realistic Mathematics Education ... . Karakteristik Realistic Mathematics Education ... . Peinsip-prinsip PembelajaranRealistic Mathematics Education ... . Kelebihan dan Kelemahan Realistic Mathematics Education ... . Langkah-langkah Realistic Mathematics Education ...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Diskripsi Awal (Pra Siklus) ... . Perolehan Nilai Ulangan Harian ... . Data Keadaan Siswa ... . Pelaksanaan Penelitian ... B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

(16)

xv

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang menjadi dasar dari

ilmu lainnya, sehingga matematika dengan ilmu yang lain itu saling

berkaitan. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek

kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan yang diselesaikan dengan

menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dan

lain-lain. Sebagai ilmu universal matematika mendasari perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi modern, memajukan daya pikir serta analisa

manusia. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyaknya

informasi yang disampaikan orang dalam bahasa matematika seperti, tabel,

grafik, diagram, persamaan dan lain-lain.Dengan demikian, pendidikan

matematika mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas yang ditandai memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,

dan memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Oleh

karena itu, mata pelajaran matematika sangat perlu diajarkan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar.

Pada usia siswa sekolah dasar ( - tahun hingga - tahun), menurut teori kognitif piaget termasuk pada tahap operasional konkret.

Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar

(20)

bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah

untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Heruman,

). Sehingga perlu pendekatan realistik dalam pembelajaranya. Pada kelas III MI beban mata pelajaran matematika dalam satu

minggu adalah jam, pada jam-jam tersebut siswa melaksanakan

pembelajaran secara berkesinambungan. Apabila siswa dalam mengikuti

pembelajaran tidak secara utuh ataupun penuh akan menyebabkan

kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah satu

tujuan pembelajaran matematika adalah menumbuhkan kemampuan siswa

dalam memahami konsep. Mata pelajaran matematika yang memuat materi

bilangan dan berbagai operasi hitung, membutuhkan cara untuk

memahami materi pelajaran sehingga dapat menerapkan masalah-masalah

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara yang tepat

digunakan agar siswa mampu memahami konsep materi pelajaran

matematika adalah melalui pembelajaran yang menyenangkan dan

bermakna bagi peserta didik.

Dalam pembelajaran matematika, menghitung perkalian merupakan

pembelajaran yang mendasar serta berhubungan dalam kehidupan

sehari-hari. Di dalam materi tersebut, siswa diharapkan dapat mengerjakan

soal-soal dengan hasil melebihi KKM yang ditentukan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, seorang guru harus mempunyai kompetensi yang profesinal yaitu

dengan mengolah materi sedemikian rupa, sehingga proses pembelajaran

(21)

matematika lebih menekankan pada kognitif dimana proses pembelajaran

hanya menekankan pada pemberian informasi sehingga akan membentuk

budaya siswa yang menerima informasi bukan mencari informasi.

Sedangkan dari proses pembelajarannya guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa pasif dan kurangnya

antusiasnya siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti di MI

Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, pada hari Senin tanggal Mei , melalui wawancara dengan guru kelas III Ibu Aneke Mubassyiroh S.Pd.I ditemukan beberapa permasalahan dalam

pembelajaran matematika diantaranya, kurang pahamnya siswa tentang

materi yang diajarkan oleh gurusehingga hasil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika belum maksimal. Hal tersebut dibuktikan dengan

data hasil ulangan harian yang kurang memuaskan pada mata pelajaran

matematika menunjukkan dari siswa kelas III di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan nilai standar KKM

hanya ( siswa) yang memenuhi standar KKM sedangkan %( siswa) yang mendapat nilai dibawah KKM pada ulangan harian.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu

Aneke Mubassyiroh S.Pd.I selaku guru kelas III, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya adalah siswa

kurangnya memperhatikan saat pembelajaran, mengobrol sendiri dengan

(22)

pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi

yang diajarkan oleh guru.

Selain faktor yang dikemukakan di atas adapun faktor lain yang

mempengaruhi rendahnya hasil belajar dibawah KKM yaitu kurangnya

kreatifitas guru dalam mengajarkan matematika sehingga pembelajaran

menjadi pasif. Hendaknya dalam pembelajaran, materi dikonsep menjadi

pembelajaran yang menyenangkan dan membuat aktif siswa sehingga

dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Dari faktor-faktor di atas yang mempengaruhi rendahnya hasil

belajar siswa, kemudian peneliti berdiskusi dengan guru mengenai

pendekatan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Karena dengan

pendekatan yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui

diskusi yang dilakukan penulis dengan guru, maka penulis memutuskan

untuk menggunakan pendekatan PendekatanRealistic Mathematics

Educationsebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut

di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pendekatan Realistic Mathematics Educationini dalam proses

pembelajaran siswa diharapkan terangsang motivasinya untuk belajar,

tertarik serta aktif dalam pembelajaran.Tujuan utama diterapkan

pendekatanRealistic Mathematics Educationdalam pembelajaran adalah

agar siswa dapat menggunakan situasi dunia nyata atau suatu konteks

yang real dan pengalaman sebagai titik tolak belajar matematika

(23)

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan dengan

kehidupan nyata. Dalam pembelajaran pun siswa bisa menenemukan

sendiri jawaban dalam permasalahan yang terjadi dengan bantuan atau

arahan dari guru.

Dalam pembelajaran matematika kelas III yang termasuk siswa

kelas rendah serta memiliki karakteristik yang bermacam-macam,

penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Educationmateri perkalian

membantu meyeragamkan penyampain materi kearah pembelajaran yang

lebih jelas dan menarik. Karena peserta didik akan melihat secara

langsung, melakukan percobaan sendiri sehingga memudahkan peserta

didik untuk mengingat apa yang telah dilakukan, karena mereka berperan

secara aktif.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada Siswa Kelas III Semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran .

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini apakah Pendekatan Realistic

Mathematics Educationdapat meningkatkan hasil belajar matematika

(24)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

matematika materi perkalian melalui pendekatan Realistic Mathematics

Educationpada siswa kelas III semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun ajaran .

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang

paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti

(Basrowi dan Suwandi, ). Dalam penelitan tindakan kelas ini

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Bahwa Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi perkalian pada siswa kelas III semester I di MI

Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran

.

Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education ini dikatakan

efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun Indikator

keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu:

. Adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik setelah mengikuti

pelajaran.

(25)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis.

. Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses pembelajaran

yang menarik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran

dalam mengoptimalisasikan penggunaan pendekatan pembelajaran

dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah khususnya mata

pelajaran matematika.

. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

) Guru dapat mengetahui ketercapainya tujuan pembelajaran.

) Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan

permasalah berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.

b. Bagi Siswa

) Meningkatakan minat serta pemahaman siswa terhadap materi

perkalian.

) Memotivasi belajar siswa agar hasil belajar matematika dapat lebih

meningkat.

) Hasil pembelajaran dapat mencapai Kritria Ketuntasan Minimal.

c. Bagi Sekolah

(26)

) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya mata

pelajaran matematika di sekolah.

) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil

belajar siswa dan kinerja guru.

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

PendekatanRealistic Mathematics Educationuntuk meningkatkan hasil

belajar matematika materi perkalian yang cocok untuk siswa sehingga

mampu menciptakan keaktifan siswa serta memperoleh hasil belajar

yang baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan

maksud utama peneliti dalam penggunaan kata dalam judul dalam

penelitian ini, maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum di

dalamnya, yaitu:

. Peningkatkan Hasil Belajar

Peningkatan adalah perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan atau

sebagainya (http://kbbi.web.id/). Belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan (Suprijono, : ). Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Sriyanti, : ).

(27)

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Dalam hal ini hasil belajar siswa dilihat dari hasil

belajar siswa atau nilai siswa.

Menurut Depdikbud dalam (Trianto, ) penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang

dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman

pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta didik

berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya

dukung setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai

dengan KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran matematika

materi perkalian di sekolah MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah dan ketuntasan secara klasikal

. Jadi setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila

(ketuntasan individu) jika proposi jawaban benar siswa ≥ dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam

kelas tersebut terdapat ≥ siswa yang tuntas belajarnya. . Matematika

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

(28)

Menurut Depdiknas dalam Susanto ( ) disebutkan standar kompetensi matematika di sekolah dasar yang harus dimiliki siswa

setelah melakukan kegiatan pembelajaran bukanlah penguasaan

matematika, namun yang diperlukan ialah dapat memahami dunia

sekitar, mampu bersaing, dan berhasil dalam kehidupan. Standar

kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum ini mencakup

pemahaman konsep matematika, komunikasi matematis, koneksi

matematis, penalaran dan pemecahan masalah, serta sikap dan minat

yang positif terhadap matematika.

. Operasi Hitung Perkalian

Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan

dengan bilangan lain. Operasi ini salah satu dari empat operasi dasar di

dalam aritmatika dasar (penjumlahan, pengurangan, dan pembagian).

Perkalian merupakan penjumlahan berulang, maka hasil perkalian dapat

ditentukan dengan penjumlahan berulang (Sugiaro,

).Misalnya, x (dibaca empat kali tiga) dapat dihitung

dengan menjumlahkan “tiga” sebanyak “empat” kali

Jadi x =

(29)

Sifat operasi hitung perkalian dibagi menjadi , yaitu:

a. Sifat pertukaran

x = x =

Jadi, x = x hasilnya sama yaitu

b. Sifat pengelompokan

Menurtut sifat pengelompokan pada perkalian, maka hasil perkalian

akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja.

Contoh:

( x ) x = x ( x )

x = x =

Jadi, ( x ) x = x ( x ) hasilnya sama

Dalam menghitung perkalian, dapat juga menggunakan cara bersusun

panjang seperti:

x

( x ) = (satuan x satuan )

( x ) = (satuan x puluhan) x

Jadi, x =

Dalam menghitung perkalian, dapat juga menggunakan cara bersusun

(30)

x

ditulis dan menyimpan

+ =

Dikehidupan sehari-hari terdapat berbagai permasalahan yang

melibatkan perkalian dalam penyelesaiannya (Triratnawati dan Fajriah,

: - ). Berikut merupakan contoh perkalian dalam kehidupan sehari-hari:

Contoh Soal: Ayah memiliki keranjang buah. Tiap-tiap keranjang

berisi buah apel sebanyak buah. Berapakah jumlah apel seluruhnya?

Jawab : x = + + + + + + =

Jadi, jumlah apel seluruhnya ada buah.

. Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)

Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) adalah

pendekatan peengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi

siswa. Teori ini menekankan ketrampilan proses (Of Doing

Mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan

teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (Student

Inventing) sebagi kebalikan dari guru member (Teacher Telling) dan

pada akhirnya murid menggunakan matimatika itu uuntuk

menyelesaikan masalah baik secara individual maupun kelompok

(31)

Kelebihan Pendekatan RME (Realistic Mathematics

Education)ini adalah pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

G. Metode Penelitian

. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil

belajar siswa dapat ditingkatkan ( Daryanto, ).

Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini, dilakukan secara kolaboratif

dan partisipatif oleh peneliti dalam praktik pembelajaranya. Alasan

peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui

penelitian ini peneliti dapat berkolaborasi dan berpartisipasi dalam

merancang, melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran guna

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui

Pendekatan RME. Prosedur penelitian hendaknya dirinci mulai dari

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, hingga analisis dan

refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus tindakan. Adapun siklus

(32)

. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun . Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian dengan harapan dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran serta pembelajaran dapat

mencapai tujuan yang optimal.

(33)

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan Mei-Agustus

di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

c. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru

matematika kelas III dan siswa kelas III MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun dengan jumlah siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas III di MI Asysyafi’iyyah adalah sebagai berikut:

Tabel Daftar Nama Siswa Kelas III MI Asysyafi’iyyah Jatirejo

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

. Agi Sulistiyo

. Agis Andini

. Ahmad Salfin

. Aisyah Azzahwa B

. Amelia Susanti

. Desi Ayu Rahmawati

. Dita Resti Cahayati

(34)

. Langkah-langkah Penelitian

Tahap-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar

mengajar dengan penerapan Pendekatan RME (Realistic

Mathematics Education). . Ihsan Maulana

. Irfan Septianto

. Millatina Rahma A

. M Khoirul Rizki

. M Nabil

. M Naofal Asyda

. M Ruhmal Hakim

. Nadia Fuada

. Nailul Qomariyah

. Nilnal Khoirot N A

. Norma Dwi Antika

(35)

) Mempersiapkan fasilitas, sarana pendukung yang diperlukan saat

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

pendekatan RME (Realistic Mathematics Education).

) Menyiapkan materi ajar tentang operasi hitung perkalian.

) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk

mengetahui ketrampilan guru dan siswa dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan RME (Realistic

Mathematics Education).

) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa

berupa lembar tes.

) Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolabolator untuk

melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan RME

(Realistic Mathematics Education).

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, menerapkan apa yang telah direncanakan,

tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan rencana. Penerapan

pembelajaran harus sesuai dengan skenario pembelajaran yang

ditulis pada RPP dalam tahap perencanaan.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

tindakan kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk menggali data yang

dilakukan dengan mengamati guru pada saat proses pembelajaran

(36)

memperoleh hasil belajar siswa setelah dilakukan Pendekatan RME

(Realistic Mathematics Education) dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi

tersebut guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah

dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu, peneliti akan

mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

tindakan ini adalah:

a. Lembar tes mata pelajaran matematika materi perkalian bagi siswa,

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Lembar Observasi bagi guru, di gunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang

berlangsung oleh pengamat atau rekan guru.

c. Lembar Observasi bagi siswa, di gunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang

(37)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa

aspek yang diamati diantaranya:

Tabel Lembar Pengamatan Kinerja Guru No.

Aspek-aspek yang Diamati

. Persiapan Guru dalam Mengajar

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

matematika dengan pendekatan RME (Realistic

Mathematics Education)

b. Menyiapkan silabus pembelajaran matematika.

c. Menyiapkan absensi

d. Penguasaan terhadap materi dengan penerapan pendekatan

RME (Realistic Mathematics Education)

. Menguasai Kelas

a. Membuat siswa aktif

b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

c. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi

pertanyaan siswa.

. Ketepatan Guru dalam MenggunakanPendekatan RME (Realistic Mathematics Education) dalam Pembelajaran

a. Guru mengembangkan pemikiran siswa dengan

(38)

Education) dalam pembelajaran matematika materi

perkalian

b. Guru mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics

Education) dalam pembelajaran matematika materi

perkaliaan

c. Guru mengajak siswa untuk dapat menerapkan materi

perkalian dalam kehidupan sehari-hari

d. Kemampuan guru dalam mengolah kelas sehingga siswa

ingin tahunya tinggi

e. Guru mengelompokkan siswa ke dalam

kelompok-kelompak sehingga terjadi masyarakat belajar.

f. Ketepatan atau kesesuaian penggunaan modeldengan materi

yang disampaikan

g. Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model

pembelajaran

h. Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan

pembelajaran

i. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan atau indikator

yang telah ditetapkan.

. Evaluasi Pembelajaran

a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

(39)

psikomotor)

c. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP.

. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan

c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

. Tindak Lanjut atau Folllow up

a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu

maupun kelompok

b. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan

dipelajari berikutnya

. Menutup Pelajaran

a. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar

b. Salam Penutup

KETERANGAN

SKOR PREDIKAT GURU

Sangat Baik : Baik : Cukup : Kurang :

– = Kurang

– = Sedang

(40)

Tabel Lembar Observasi Belajar Afektif No.

Aspek yang Diamati

Siklus

. Antusiasme siswa saat menerima

pembelajaran matematika dengan

Pendekatan RME dari guru

. Antusiasme siswa terhadap apa yang

disampaikan guru

. Keaktifan siswa dalam mengaitkan materi

dalam kegiatan pembelajaran menggunakan

pendekatan RME.

. Keterlibatan dan kontribusi siswa saat

pembelajaran berlangsung dengan

pendekatan RME.

. Bertanya dan mengemukakan pendapat

. Kemampuan siswa dalam mengaitkan materi

dengan dunia nyata.

. Kemauan berdiskusi dengan teman

kelompok.

. Interaksi siswa dalam kelompok

. Kerjasama dalam kelompok

. Keceriaan dalam menggerjakan tugas belajar

. Durasi keterlibatan dalam mengerjakan tugas dengan ceria

(41)

Tabel Lembar Observasi Belajar Psikomotor No.

Aspek yang diamati

Siklus

. Berdoa sebelum pembelajaran dimulai

. Menyiapkan buku pelajaran

. Mengikuti pelajaran dengan baik

. Mencatat hal-hal penting dalam

pembelajaran

. Mengangkat tangan ketika ingin bertanya

. Dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan

baik dengan teman sejawat

. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan

teman yang lain.

d. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian yang berupa

gambar atau foto yang diambil dari kamera merupakan sumber data

(42)

diambil meupakan aktivitas-aktivitas dalm proses pembelajaran

berlangsung antara guru bersama siswa dalam proses pembelajaran

dengan PendekatanRealistic Mathematics Education.

. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data)

untuk memotret seberapa jauh tindakan mencapai sasaran. Kegiatan

ini yang diobservasi secara langsung adalah kegiatan guru dalam

pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang

bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya

peningkatan hasil belajar Matematika dengan Pendekatan RME

(Realistic Mathematics Education).

Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi.

Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan

siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus

berikutnya.

b. Tes Tertulis

Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi perkalian yang telah diajarkan

guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah pembelajaran

menggunakan pendekatan pendekatan RME (Realistic Mathematics

(43)

c. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu tekhnik

memperolehan data yang berupa foto. Dokumentasi dilakukan saat

proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran dapat terekam dalam bentuk foto.

. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai

tiap siklus dengan KKMyang telah ditentukan yaitu (sesuai KKM

yang berlaku di MI Asysyafi’iyyah) Oleh karena itu, setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh siswa ≥ . Sebaiknya jika siswa belum mencapai nilai KKM nya < dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM yang ditetapkan.

Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus

digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto,

).

Penelitian ini menggunakan analisa data dengan rumus sebagai

berikut:

a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas

M=

𝑿

(44)

Keterangan :

M : Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: Jumlah siswa (Djamarah, - )

b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto, : ): P =

χ

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam

mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis

paparkan sistematika penulisan yang teridiri dari tiga bagian yaitu bagian

awal, bagian inti, bagian akhir laporan. Dari bagian-bagian tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

. Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, logo, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman

pernyataan keaslian tulisan, halaman motto dan persembahan, kata

pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar

lampiran.

. Bagian Inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:

BAB IPendahuluan: yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator

keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode

(45)

rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian,

langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, tekhnik pengumpulan data dan

analisis data.

BAB IIKajian Pustaka: yang mencakup belajar siswa meliputi definisi belajar, unsur-unsur belajar, hasil belajar, ciri-ciri belajar, tujuan

belajar, prinsip-prinsip belajar,faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar. Pembelajaran matematika di MI meliputi pengertian

Matematika, tujuan pembelajaran matematika di SD/MI, ruang lingkup

matematika, karakteristik matematika, standar kompetensi mata

pelajaran matematika kelas III SD/MI, materi perkalian. Pendekatan

RMEmeliputi definisi pendekatan RMEdalam pembelajaran.

BAB III Pelaksanaan Penelitian: mencakupdeskripsi awal (pra siklus), deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IVHasil Penelitian dan Pembahasan:mencakup deskripsi tahap pendahuluan (Pra Siklus), hasil penelitian tiap siklus, pembahasan hasil

siklus I, II, dan III.

(46)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkunganya sehingga mereka dapat berinteraksi

dengan lingkunganya (Burton dalam Hosnan, ). Kata kunci

pendapat Burton adalah “interaksi” Interaksi ini memiliki makna sebuah sebagai sebuahproses. Seseorang yang sedang melakukan

kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu, maka

orang tersebut dikatakan sedang belajar. Menurut (Sriyanti, ) belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan

individu. Menurut (Hamalik, ) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan

lingkungan. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto,

: ). Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan pada surat Al-Mujadalah ayat sebagai berikut:

(47)

























































Artinya:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan” dalam surat Al- Mujadilah ayat (Depag, ). Dalam ayat diatas menjelaskan keutamaan orang yang beriman

dan orang berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah

SWT. Orang yang beriman tanpa berilmu dia akan lemah, sedangkan

orang yang berilmu tanpa beriman dia akan tersesat.

Berdasarkan penjelasan belajar diatas dapat dipahami bahwa

dalam belajar terjadi perubahan kegiatan mencakup pengetahuan,

kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan

(pengalaman) bukan perubahan yang terjadi dengan sendirinya. Selain

terjadi perubahan-perubahan kegiatan dalam belajar, terdapat beberapa

unsur-unsur dalam belajar. Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor

yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Cronbach

(48)

a. Tujuan

Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan

belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada

tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.

b. Kesiapan

Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak

perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun

kesiapan yang berupa kematagan untuk melakukan sesuatu yang

terkait dengan pengalaman belajar.

c. Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang

dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat

dan bahan yang dipelajari guru, kepala sekolah, pegawai

administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.

d. Interpretasi

Disini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di antara

komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan

tersebut dan menghubungkanya dengan kemungkinan pencapaian

tujuan.

(49)

Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam

mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini

dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa

usaha coba-coba (trial and eror).

f. Konsekuensi

Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif

(kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

g. Reaksi terhadap kegagalan

Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil

usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan

siswa karena dia mau belajar dari kegagalanya.

Hasil belajar menurutSuprijono ( : ) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, penrgertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

ketrampilan. Menurut (Sam’s, ) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses

pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat

penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Selain itu, hasil

belajar menurut (Susanto, : ) yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

dan psikomotor, sebagai hasil dari kegiatan belajar.Macam-macam hasil

(50)

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman konsep

(aspek kognitif), keterampilan proses (aspek kognitif), dan sikap siswa

(aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan

untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami atau yang ia

rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

lakukan.

b. Keterampilan Proses

Usman dan Setiawan mengemukakan bahwa ketrampilan proses

merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil

tertentu, termasuk kreativitasnya.

Indrawati merumuskan bahwa ketrampilan proses merupakan

keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun

(51)

atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, ketrampilan ini digunakan

sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan

teori.

c. Sikap

Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga

komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif

dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif yaitu

perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif

merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan

sikap yang dimiliki seseorang.

Sementara menurut Sardiman, sikap merupakan kecenderungan

untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik

tertentu terhadap dunia sekitar baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,

perilaku, atau tindakan seseorang.Dalam hubunganya dengan hasil

belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman

konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat

berperan adalah domain kognitif.

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar

(52)

selesai penyajian suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini

untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai

tujuaninstruksional khusus yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini

adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka

memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program

remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu proses

belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan

tersebut. Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah

hal-hal sebagai berikut (http://blogeulum.blogspot.co.id/ /

keberhasilan-belajar-siswa .html:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yaong digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional

khusus telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individu maupun

kelompok.

MenurutDepdikbud dalam Trianto ( : ) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh

masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan

minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu:

kemampuan setiap siswa berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah

berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Maka dalam

(53)

Semarang bahwa KKM mata pelajaran Matematika adalah dan ketuntasan secara klasikal . Jadi setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban

benar siswa ≥ % dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ siswa yang tuntas belajarnya.

. Ciri-ciri Belajar

Baharuddin dan Wahyuni ( : ), mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar ada lima, diantranya:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (changrer

behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati

dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa

mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan

tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku

tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial.

(54)

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk

mengubah tingkah laku.

. Tujuan Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta

didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sadar dan perubahan tersebut relatif menetap serta

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila tujuan pembelajaran suatu

program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar maka akan

muncul tiga ranah atau aspek, yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik (Hosnan, - ): a. Tujuan pembelajaran ranah kognitif

Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam

katagori. Keenam katagori itu mencakup ketrampilan intelektual dari

tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi, keenam kategori

tersebut tersusun secara hierarkis yang berarti tujuan pada tingkat

diatasnya dapat dicapai apabila tujuan pada tingkat bawahnya telah

dikuasai. Keenam kategori tersebut adalah:

) Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan: Kemampuan untuk

(55)

) Kemampuan kognitif tingkat pemahaman: Kemampuan mental

untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa

atau ungkapanya sendiri.

) Kemampuan kognitif tingkat penerapan: kemampuan untuk

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui ke

dalam situasi atau konteks baru.

) Kemampuan kognitif tingkat analisis: kemampuan menguraikan

suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, dan semacamnya atas

elemen-elemenya, sehingga dapat menentukan hubungan

masing-masing elemen.

) Kemampuan kognitif tingkat sintesis: kemampuan

mengkombinasikan elemen-elemen ke dalam kesatuan atau

struktur.

) Kemampuan kognitif tingkat evaluasi: kemampuan menilai suatu

pendapat, gagasan, produk, metode, dan semacamnya dengan

suatu kriteria tertentu.

b. Tujuan pembelajaran ranah afektif

Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai atau

sikap. Tujuan ini menggambarkan proses seseorang dalam

mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi

pedoman dalam bertingkah laku.

(56)

Hal ini ditandai dengan menunjukkan kesadaran, kemauan,

perhatian individual untuk menerima dan memperhatikan

berbagai stimulus dari lingkungannya.

) Pemberian Respon (Responding)

Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan adanya

rasa kebutuhan individu dalam hal mematuhi dan ikut serta

terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai.

) Penghargaan Terhadap Nilai (Valuing)

Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan

menyukai, menghargai dari seseorang individu terhadap sesuatu

gagasan, pendapatatau sistem nilai.

) Pengorganisasian (Organization)

Kategori jenis perilaku ranah afektif yang mennjukkan kemauan

membentuk sistem nilai dari berbagai nilai yang dipilih.

) Pemeranan (Characterization)

Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan

kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam

suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan.

c. Tujuan pembelajaran ranah psikomotor

Tujuan pembelajaran ranah psikomotor secara hierarkis kedalam

(57)

) Peniruan (Imitation)

Kemampauan melakkan perilaku meniru apa yang dilihat atau

didengar. Pada tingkat meniru, perilaku yang ditampilkan belum

bersifat otomatis, bahkan mungkin masih salah, tidak sesuai

dengan yang ditiru.

) Manipulasi (Manipulation)

Kemampuan meniru perilaku tanpa contoh atau bantuan visual,

tetapi dengan petunjuk tulisan secara verbal.

) Ketetapan Gerakan (Precision)

Kemampauan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat

dan akurat tanpa contoh dan petunjuk tertulis.

) Artikulasi (Articulation)

Ketrampilan menunjukkan perilaku serangkaian gerakan dengan

akurat, urutan benar, cepat dan tepat.

) Naturalisasi (Naturalization)

Ketrampilan menunjukkan perilaku gerakan tertentu secara

automatically”, artinya cara melakukan gerakan secara wajar dan efisien.

. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Gage dan Berliner dalam Hosnan ( - ), prinsip-prinsip belajar siswa yang dapat dipakai oleh guru dalam meningkatkan

(58)

proses belajar mengajar, antara lain meliputi prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Perhatian dan motivasi siswa

Dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

seorang guru dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan

motivasi belajar siswa. Prinsip ini teramat penting, karena tanpa

diimbangi dengan perhatian dan motivasi belajar yang tinggi dimiliki

siswa, proses belajar murid cenderung mengarah pada hasil yang

kurang memadai.

b. Keaktifan

Memandang siswa merupakan makhluk yang aktif yang

mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan

dan aspirasinya sendiri, siswa memiliki sifat aktif, konstruktif, dan

mampu merencanakan sesuatu untuk mencari, menemukan, dan

menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Atas dasar itu,

proses pembelajaran yang dilaksanakan haruslah terhindar dari

dominasi guru yang cenderung menimbulkan sikap pasif anak didik.

c. Keterlibatan langsung

Dalam prinsip ini, seorang guru perlu mengupayakan agar siswa

dapat terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran, baik

individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah

(problem solving) maupun lainya.

(59)

Menekankan pentingnya pengulangan untuk melatih berbagai

daya yang ada pada diri siswa, yakni daya mengamati, menanggapi,

mengingat, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Belajar dinilai

sebagai pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan

pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman akan memperbesar

peluang timbulnya respon.

e. Tantangan

Prinsipnya, guru perlu berupaya memberikan bahan belajar atau

materi pelajaran yang dapat menantang dan menimbulkan gairah

belajar siswa. Bahan belajar yang diolah secara tuntas oleh guru

mengakibatkan kurang menarik bagi siswa.

f. Umpan balik dan penguatan

Melalui prinsip umpan balik dan penguatan harus diupayakan

siswa belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang

baik dalam ulangan, dan nilai baik itu akan mendorong anak untuk

belajar lebih giat lagi.

g. Perbedaan individual

Siswa harus dipandang sebagai individual yang unik dan

berbeda satu sama lain. Perbedaan itu dengan sendirinya

berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa, sehingga proses

pembelajaran yang bersifat klasikal perlu memperhatikan perbedaan

(60)

. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan

atas dua kategori, yaitu faktor internal faktor eksternal. Kedua faktor

tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin dan Wahyuni,

).

a. Faktor Internal

Faktort internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

Faktor-faktor internal ini meliputi Faktor-faktor fisiologis dan psikologis.

) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini

dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.

Keadan tonus jasmni pada umumnya sangat mempengaruhi

aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh

karena kedaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses

belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

(61)

a) Menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi

yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangn gizi atau

nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan

mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.

b) Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat.

c) Istirahat yang cukup dan sehat.

Kedua, keadaan fungsi jasmani atau fisiologis. Selama proses

belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia

sangat mempengaruhi hasil belajar, tertutama panca indra.

Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah

aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,

pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang

diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat

mengenal dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar

dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu,

baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik.

) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

(62)

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,

kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,

tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan

dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang

penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu

sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari

hampir seluruh aktivitas manusia.

b) Motivasi

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di

dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,

dan menjaga perilaku setiap saat. Dari sudut sumbernya,

motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intriksik adalah semua faktor

yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan

dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah semua faktor yang berasal dari luar diri

individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu

c) Minat

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

(63)

karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena

jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan

tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Untuk

membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang

bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi

yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak

membosankan, baik dari bentuk materi, desain pembelajaran

yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang

dipelajari, melibatkan seluruh domin belajar siswa (kognitif,

afektif, pikomotor) sehingga siswa menjadi aktif, maupun

performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,

pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah

baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh

siswa dengan minatnya.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara

yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

e) Bakat

Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

(64)

mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki

seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah

kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen

yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.

b. Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor endogen,

faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

Faktor ekstenal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkon

menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan nonsosial.

) Lingkungan Sosial

a) Lingkungan Sosial Sekolah, seperti guru, administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar

seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya

dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di

sekolah.

b) Lingkungan Sosial Masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar

siswa.

c) Lingkungan Sosial Keluarga. Lingkungan ini sangat

memengaruhi kegiatan belajar. Hubungan antara anggota

keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan

Gambar

Gambar     Siklus Penelitian
Tabel     Daftar Nama Siswa Kelas III MI Asysyafi’iyyah Jatirejo
Tabel     Lembar Pengamatan Kinerja Guru
Tabel     Lembar Observasi Belajar Afektif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah media pembelajaran pengenalan warna, bentuk, angka, huruf dan tangga nada berbasis multimedia interaktif

Demikian Pengumuman Penyedia ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai.

Rasio ini merupakan rasio yang sangat berpengaruh terhadap harga saham, karena para investor percaya bahwa nilai suatu saham akan tergantung pada kemampuan perusahaan

Penunjang Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) Industri Kecil APBD Kabupaten Musi Banyuasin TA 2014 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi

In contrast to the optimistic models of the traditional economic approach, a complex adaptive systems view is presented below in which the scale of economic activity, resilience of

Jadi diharapkan guru dapat dengan kreatif membuat media pembelajaran di kelas agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut, terutama guru sekolah dasar

a.. 1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan