PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME
(
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
) PADA SISWA
KELAS III SEMESTER I DI
MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
AWALINA RIZQI KHASANI NIM: - -
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERIPERKALIAN MELALUI PENDEKATAN RME
(
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
) PADA SISWA
KELAS III SEMESTER I DI
MI ASYSYAFI’IYYAH JATIREJO
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
AWALINA RIZQI KHASANI NIM: - -
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vi
MOTTO
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram”
vii
PERSEMBAHAN
Kebahagiaan atas hasil karyaku dan kesabaranku ini tak ingin kurasakan sendiri,
ingin ku persembahkan kepada:
. Bapak Sueb dan Ibuk Sofiyah yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat dengan kasih sayangnya. Terimakasih Bapak... Terimakasih Ibu...
. Adikku Adnin Aghniatul Ilmi yang telah memberikan warna dalam hidupku.
. Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi.
. Bapak dan Ibu Guru Madrasah Nurul Huda yang sudah mendukung, memberi
motivasi serta arahan dalam penyusunan skripsi ini.
. Sahabat-sahabatku Mbak Asiah, Mbak Ida, Dania, Avex, Mbak Nukha, Mbok
Ida, Bunga dan Trio Cagur (Kafi, Ulil, Khabeb) yang telah memberikan
motivasi, dukungan dan semangat dalam mengerjakan skripsi.
. Teman-teman lainya yang sudah mendukung dan membantu dalam
mengerjakan skripsi dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
Pada Siswa Kelas III Semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajuran . Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagaian prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu tentang keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat.
Penulis skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuanya, khususnya kepada:
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga.
. Bapak Jaka Siswanta,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
ix
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan
skripsi ini.
. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga.
. Bapak Budiyanta, S.Pd selaku kepala MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin kepada penulisuntuk
melakukan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin.
. Ibu Aneke Mubassyiroh, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran matematika kelas
III di MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
. Bapak/Ibu Guru dan karyawan MI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis selama melakukan
penelitian di madrasah tersebut.
. Siswa kelas IIIMI Asysyafi’iyyah JatirejoKecamatan Suruh Kabupaten Semarangyang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan do’a, motivasi serta dukungan kepada penulis.
. Keluarga besar yang telah mendukung dan memberikan motivasi.
. Teman seperjuangan PGMI yang selama ini berjuang bersama.
. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
x
Penulis berdoa semoga amal baik tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para
pmbaca. Dan tak lupa penulis mengharapkann saran dan kritik demi kebaikan
skripsi ini.
Salatiga, September Peneliti
Awalina Rizqi Khasani
xi
ABSTRAK
Khasani, Awalina Rizqi. . Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) Pada Siswa Kelas III Semester I diMI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruaan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika danPendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas IIIsemester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran . Subjek penelitian ini guru mata pelajaran Matematika dan siswa kelas IIIMI Asysyafi’iyyah Jatirejo terdiri dari siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan selama bulan mulai Mei sampai Agustus . Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Keruntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran Matematika adalah , sebelum menggunakanPendekatan RME (Realistic Mathematics Education)hanya ada % ( siswa) yang tuntas, sedangkan % ( siswa) belum memenuhi standar KKM. Setelah menggunakan Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)dalam pembelajaran Matematika pada siklus I diperoleh data % ( siswa) tuntas dan
% ( siswa) tidak tuntas. Jika dilihat peningkatannya sebesar %. Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu
xii D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasional... G. Metode Penelitian... H. Sistematika Penulisan...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
xiii
. Prinsip-prinsip Belajar ... . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... B. Pembelajaran Matematika ... . Pengertian Matematika... . Tujuan Pembelajaran Matematika... . Ruang Lingkup Matematika ... . Karakteristik Matematika ... . Standar Kompetrensi Mata Pelajaran Matematika ... . Materi Operasi Hitung Perkalian ... C. Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) ... . Pengertian Pendekatan Realistic Mathematics Education ... . Karakteristik Realistic Mathematics Education ... . Peinsip-prinsip PembelajaranRealistic Mathematics Education ... . Kelebihan dan Kelemahan Realistic Mathematics Education ... . Langkah-langkah Realistic Mathematics Education ...
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Awal (Pra Siklus) ... . Perolehan Nilai Ulangan Harian ... . Data Keadaan Siswa ... . Pelaksanaan Penelitian ... B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang menjadi dasar dari
ilmu lainnya, sehingga matematika dengan ilmu yang lain itu saling
berkaitan. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek
kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan yang diselesaikan dengan
menggunakan ilmu matematika seperti menghitung, mengukur, dan
lain-lain. Sebagai ilmu universal matematika mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi modern, memajukan daya pikir serta analisa
manusia. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyaknya
informasi yang disampaikan orang dalam bahasa matematika seperti, tabel,
grafik, diagram, persamaan dan lain-lain.Dengan demikian, pendidikan
matematika mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas yang ditandai memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Oleh
karena itu, mata pelajaran matematika sangat perlu diajarkan kepada
semua peserta didik mulai dari sekolah dasar.
Pada usia siswa sekolah dasar ( - tahun hingga - tahun), menurut teori kognitif piaget termasuk pada tahap operasional konkret.
Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar
bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah
untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya (Heruman,
). Sehingga perlu pendekatan realistik dalam pembelajaranya. Pada kelas III MI beban mata pelajaran matematika dalam satu
minggu adalah jam, pada jam-jam tersebut siswa melaksanakan
pembelajaran secara berkesinambungan. Apabila siswa dalam mengikuti
pembelajaran tidak secara utuh ataupun penuh akan menyebabkan
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah satu
tujuan pembelajaran matematika adalah menumbuhkan kemampuan siswa
dalam memahami konsep. Mata pelajaran matematika yang memuat materi
bilangan dan berbagai operasi hitung, membutuhkan cara untuk
memahami materi pelajaran sehingga dapat menerapkan masalah-masalah
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara yang tepat
digunakan agar siswa mampu memahami konsep materi pelajaran
matematika adalah melalui pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran matematika, menghitung perkalian merupakan
pembelajaran yang mendasar serta berhubungan dalam kehidupan
sehari-hari. Di dalam materi tersebut, siswa diharapkan dapat mengerjakan
soal-soal dengan hasil melebihi KKM yang ditentukan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, seorang guru harus mempunyai kompetensi yang profesinal yaitu
dengan mengolah materi sedemikian rupa, sehingga proses pembelajaran
matematika lebih menekankan pada kognitif dimana proses pembelajaran
hanya menekankan pada pemberian informasi sehingga akan membentuk
budaya siswa yang menerima informasi bukan mencari informasi.
Sedangkan dari proses pembelajarannya guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa pasif dan kurangnya
antusiasnya siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti di MI
Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, pada hari Senin tanggal Mei , melalui wawancara dengan guru kelas III Ibu Aneke Mubassyiroh S.Pd.I ditemukan beberapa permasalahan dalam
pembelajaran matematika diantaranya, kurang pahamnya siswa tentang
materi yang diajarkan oleh gurusehingga hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika belum maksimal. Hal tersebut dibuktikan dengan
data hasil ulangan harian yang kurang memuaskan pada mata pelajaran
matematika menunjukkan dari siswa kelas III di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan nilai standar KKM
hanya ( siswa) yang memenuhi standar KKM sedangkan %( siswa) yang mendapat nilai dibawah KKM pada ulangan harian.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu
Aneke Mubassyiroh S.Pd.I selaku guru kelas III, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, diantaranya adalah siswa
kurangnya memperhatikan saat pembelajaran, mengobrol sendiri dengan
pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi
yang diajarkan oleh guru.
Selain faktor yang dikemukakan di atas adapun faktor lain yang
mempengaruhi rendahnya hasil belajar dibawah KKM yaitu kurangnya
kreatifitas guru dalam mengajarkan matematika sehingga pembelajaran
menjadi pasif. Hendaknya dalam pembelajaran, materi dikonsep menjadi
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat aktif siswa sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Dari faktor-faktor di atas yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa, kemudian peneliti berdiskusi dengan guru mengenai
pendekatan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Karena dengan
pendekatan yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui
diskusi yang dilakukan penulis dengan guru, maka penulis memutuskan
untuk menggunakan pendekatan PendekatanRealistic Mathematics
Educationsebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut
di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pendekatan Realistic Mathematics Educationini dalam proses
pembelajaran siswa diharapkan terangsang motivasinya untuk belajar,
tertarik serta aktif dalam pembelajaran.Tujuan utama diterapkan
pendekatanRealistic Mathematics Educationdalam pembelajaran adalah
agar siswa dapat menggunakan situasi dunia nyata atau suatu konteks
yang real dan pengalaman sebagai titik tolak belajar matematika
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan dengan
kehidupan nyata. Dalam pembelajaran pun siswa bisa menenemukan
sendiri jawaban dalam permasalahan yang terjadi dengan bantuan atau
arahan dari guru.
Dalam pembelajaran matematika kelas III yang termasuk siswa
kelas rendah serta memiliki karakteristik yang bermacam-macam,
penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Educationmateri perkalian
membantu meyeragamkan penyampain materi kearah pembelajaran yang
lebih jelas dan menarik. Karena peserta didik akan melihat secara
langsung, melakukan percobaan sendiri sehingga memudahkan peserta
didik untuk mengingat apa yang telah dilakukan, karena mereka berperan
secara aktif.
Dari latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Melalui Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) pada Siswa Kelas III Semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini apakah Pendekatan Realistic
Mathematics Educationdapat meningkatkan hasil belajar matematika
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika materi perkalian melalui pendekatan Realistic Mathematics
Educationpada siswa kelas III semester I di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun ajaran .
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti
(Basrowi dan Suwandi, ). Dalam penelitan tindakan kelas ini
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Bahwa Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi perkalian pada siswa kelas III semester I di MI
Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
.
Penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education ini dikatakan
efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun Indikator
keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu:
. Adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik setelah mengikuti
pelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkaya pengetahuan lapangan tentang proses pembelajaran
yang menarik.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran
dalam mengoptimalisasikan penggunaan pendekatan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah khususnya mata
pelajaran matematika.
. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
) Guru dapat mengetahui ketercapainya tujuan pembelajaran.
) Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
permasalah berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.
b. Bagi Siswa
) Meningkatakan minat serta pemahaman siswa terhadap materi
perkalian.
) Memotivasi belajar siswa agar hasil belajar matematika dapat lebih
meningkat.
) Hasil pembelajaran dapat mencapai Kritria Ketuntasan Minimal.
c. Bagi Sekolah
) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya mata
pelajaran matematika di sekolah.
) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil
belajar siswa dan kinerja guru.
d. Bagi peneliti
Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
PendekatanRealistic Mathematics Educationuntuk meningkatkan hasil
belajar matematika materi perkalian yang cocok untuk siswa sehingga
mampu menciptakan keaktifan siswa serta memperoleh hasil belajar
yang baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan
maksud utama peneliti dalam penggunaan kata dalam judul dalam
penelitian ini, maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum di
dalamnya, yaitu:
. Peningkatkan Hasil Belajar
Peningkatan adalah perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan atau
sebagainya (http://kbbi.web.id/). Belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan (Suprijono, : ). Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Sriyanti, : ).
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Dalam hal ini hasil belajar siswa dilihat dari hasil
belajar siswa atau nilai siswa.
Menurut Depdikbud dalam (Trianto, ) penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang
dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman
pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta didik
berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya
dukung setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai
dengan KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran matematika
materi perkalian di sekolah MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang adalah dan ketuntasan secara klasikal
. Jadi setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila
(ketuntasan individu) jika proposi jawaban benar siswa ≥ dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam
kelas tersebut terdapat ≥ siswa yang tuntas belajarnya. . Matematika
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
Menurut Depdiknas dalam Susanto ( ) disebutkan standar kompetensi matematika di sekolah dasar yang harus dimiliki siswa
setelah melakukan kegiatan pembelajaran bukanlah penguasaan
matematika, namun yang diperlukan ialah dapat memahami dunia
sekitar, mampu bersaing, dan berhasil dalam kehidupan. Standar
kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum ini mencakup
pemahaman konsep matematika, komunikasi matematis, koneksi
matematis, penalaran dan pemecahan masalah, serta sikap dan minat
yang positif terhadap matematika.
. Operasi Hitung Perkalian
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Operasi ini salah satu dari empat operasi dasar di
dalam aritmatika dasar (penjumlahan, pengurangan, dan pembagian).
Perkalian merupakan penjumlahan berulang, maka hasil perkalian dapat
ditentukan dengan penjumlahan berulang (Sugiaro,
).Misalnya, x (dibaca empat kali tiga) dapat dihitung
dengan menjumlahkan “tiga” sebanyak “empat” kali
Jadi x =
Sifat operasi hitung perkalian dibagi menjadi , yaitu:
a. Sifat pertukaran
x = x =
Jadi, x = x hasilnya sama yaitu
b. Sifat pengelompokan
Menurtut sifat pengelompokan pada perkalian, maka hasil perkalian
akan tetap sama jika dikerjakan dari mana saja.
Contoh:
( x ) x = x ( x )
x = x =
Jadi, ( x ) x = x ( x ) hasilnya sama
Dalam menghitung perkalian, dapat juga menggunakan cara bersusun
panjang seperti:
x
( x ) = (satuan x satuan )
( x ) = (satuan x puluhan) x
Jadi, x =
Dalam menghitung perkalian, dapat juga menggunakan cara bersusun
x
ditulis dan menyimpan
+ =
Dikehidupan sehari-hari terdapat berbagai permasalahan yang
melibatkan perkalian dalam penyelesaiannya (Triratnawati dan Fajriah,
: - ). Berikut merupakan contoh perkalian dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh Soal: Ayah memiliki keranjang buah. Tiap-tiap keranjang
berisi buah apel sebanyak buah. Berapakah jumlah apel seluruhnya?
Jawab : x = + + + + + + =
Jadi, jumlah apel seluruhnya ada buah.
. Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education)
Pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) adalah
pendekatan peengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi
siswa. Teori ini menekankan ketrampilan proses (Of Doing
Mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan
teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (Student
Inventing) sebagi kebalikan dari guru member (Teacher Telling) dan
pada akhirnya murid menggunakan matimatika itu uuntuk
menyelesaikan masalah baik secara individual maupun kelompok
Kelebihan Pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education)ini adalah pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.
Artinya, siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
G. Metode Penelitian
. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan ( Daryanto, ).
Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini, dilakukan secara kolaboratif
dan partisipatif oleh peneliti dalam praktik pembelajaranya. Alasan
peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui
penelitian ini peneliti dapat berkolaborasi dan berpartisipasi dalam
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran guna
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas melalui
Pendekatan RME. Prosedur penelitian hendaknya dirinci mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, hingga analisis dan
refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus tindakan. Adapun siklus
. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun . Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian dengan harapan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran serta pembelajaran dapat
mencapai tujuan yang optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan Mei-Agustus
di MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
c. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
matematika kelas III dan siswa kelas III MI Asysyafi’iyyah Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun dengan jumlah siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas III di MI Asysyafi’iyyah adalah sebagai berikut:
Tabel Daftar Nama Siswa Kelas III MI Asysyafi’iyyah Jatirejo
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
. Agi Sulistiyo
. Agis Andini
. Ahmad Salfin
. Aisyah Azzahwa B
. Amelia Susanti
. Desi Ayu Rahmawati
. Dita Resti Cahayati
. Langkah-langkah Penelitian
Tahap-tahapan dalam melaksanakan PTK adalah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan Pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education). . Ihsan Maulana
. Irfan Septianto
. Millatina Rahma A
. M Khoirul Rizki
. M Nabil
. M Naofal Asyda
. M Ruhmal Hakim
. Nadia Fuada
. Nailul Qomariyah
. Nilnal Khoirot N A
. Norma Dwi Antika
) Mempersiapkan fasilitas, sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
pendekatan RME (Realistic Mathematics Education).
) Menyiapkan materi ajar tentang operasi hitung perkalian.
) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk
mengetahui ketrampilan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education).
) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
) Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolabolator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan RME
(Realistic Mathematics Education).
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, menerapkan apa yang telah direncanakan,
tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan rencana. Penerapan
pembelajaran harus sesuai dengan skenario pembelajaran yang
ditulis pada RPP dalam tahap perencanaan.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
tindakan kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk menggali data yang
dilakukan dengan mengamati guru pada saat proses pembelajaran
memperoleh hasil belajar siswa setelah dilakukan Pendekatan RME
(Realistic Mathematics Education) dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi
tersebut guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah
dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu, peneliti akan
mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah:
a. Lembar tes mata pelajaran matematika materi perkalian bagi siswa,
digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran yang berlangsung.
b. Lembar Observasi bagi guru, di gunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang
berlangsung oleh pengamat atau rekan guru.
c. Lembar Observasi bagi siswa, di gunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa
aspek yang diamati diantaranya:
Tabel Lembar Pengamatan Kinerja Guru No.
Aspek-aspek yang Diamati
. Persiapan Guru dalam Mengajar
a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
matematika dengan pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education)
b. Menyiapkan silabus pembelajaran matematika.
c. Menyiapkan absensi
d. Penguasaan terhadap materi dengan penerapan pendekatan
RME (Realistic Mathematics Education)
. Menguasai Kelas
a. Membuat siswa aktif
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
c. Memiliki keterampilan dalam merespon dan menanggapi
pertanyaan siswa.
. Ketepatan Guru dalam MenggunakanPendekatan RME (Realistic Mathematics Education) dalam Pembelajaran
a. Guru mengembangkan pemikiran siswa dengan
Education) dalam pembelajaran matematika materi
perkalian
b. Guru mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
penerapan pendekatan RME (Realistic Mathematics
Education) dalam pembelajaran matematika materi
perkaliaan
c. Guru mengajak siswa untuk dapat menerapkan materi
perkalian dalam kehidupan sehari-hari
d. Kemampuan guru dalam mengolah kelas sehingga siswa
ingin tahunya tinggi
e. Guru mengelompokkan siswa ke dalam
kelompok-kelompak sehingga terjadi masyarakat belajar.
f. Ketepatan atau kesesuaian penggunaan modeldengan materi
yang disampaikan
g. Memiliki ketrampilan dalam penggunaan model
pembelajaran
h. Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan
pembelajaran
i. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan atau indikator
yang telah ditetapkan.
. Evaluasi Pembelajaran
a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
psikomotor)
c. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP.
. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
. Tindak Lanjut atau Folllow up
a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu
maupun kelompok
b. Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
. Menutup Pelajaran
a. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
b. Salam Penutup
KETERANGAN
SKOR PREDIKAT GURU
Sangat Baik : Baik : Cukup : Kurang :
– = Kurang
– = Sedang
Tabel Lembar Observasi Belajar Afektif No.
Aspek yang Diamati
Siklus
. Antusiasme siswa saat menerima
pembelajaran matematika dengan
Pendekatan RME dari guru
. Antusiasme siswa terhadap apa yang
disampaikan guru
. Keaktifan siswa dalam mengaitkan materi
dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan RME.
. Keterlibatan dan kontribusi siswa saat
pembelajaran berlangsung dengan
pendekatan RME.
. Bertanya dan mengemukakan pendapat
. Kemampuan siswa dalam mengaitkan materi
dengan dunia nyata.
. Kemauan berdiskusi dengan teman
kelompok.
. Interaksi siswa dalam kelompok
. Kerjasama dalam kelompok
. Keceriaan dalam menggerjakan tugas belajar
. Durasi keterlibatan dalam mengerjakan tugas dengan ceria
Tabel Lembar Observasi Belajar Psikomotor No.
Aspek yang diamati
Siklus
. Berdoa sebelum pembelajaran dimulai
. Menyiapkan buku pelajaran
. Mengikuti pelajaran dengan baik
. Mencatat hal-hal penting dalam
pembelajaran
. Mengangkat tangan ketika ingin bertanya
. Dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan
baik dengan teman sejawat
. Dapat berkomunikasi dengan baik dengan
teman yang lain.
d. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian yang berupa
gambar atau foto yang diambil dari kamera merupakan sumber data
diambil meupakan aktivitas-aktivitas dalm proses pembelajaran
berlangsung antara guru bersama siswa dalam proses pembelajaran
dengan PendekatanRealistic Mathematics Education.
. Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh tindakan mencapai sasaran. Kegiatan
ini yang diobservasi secara langsung adalah kegiatan guru dalam
pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang
bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya
peningkatan hasil belajar Matematika dengan Pendekatan RME
(Realistic Mathematics Education).
Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi.
Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan
siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus
berikutnya.
b. Tes Tertulis
Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi perkalian yang telah diajarkan
guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah pembelajaran
menggunakan pendekatan pendekatan RME (Realistic Mathematics
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu tekhnik
memperolehan data yang berupa foto. Dokumentasi dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran dapat terekam dalam bentuk foto.
. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap siklus dengan KKMyang telah ditentukan yaitu (sesuai KKM
yang berlaku di MI Asysyafi’iyyah) Oleh karena itu, setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh siswa ≥ . Sebaiknya jika siswa belum mencapai nilai KKM nya < dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM yang ditetapkan.
Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus
digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto,
).
Penelitian ini menggunakan analisa data dengan rumus sebagai
berikut:
a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas
M=
𝑿
Keterangan :
M : Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: Jumlah siswa (Djamarah, - )
b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto, : ): P =
χ
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis
paparkan sistematika penulisan yang teridiri dari tiga bagian yaitu bagian
awal, bagian inti, bagian akhir laporan. Dari bagian-bagian tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
. Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, logo, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman
pernyataan keaslian tulisan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
. Bagian Inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu:
BAB IPendahuluan: yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator
keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode
rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, tekhnik pengumpulan data dan
analisis data.
BAB IIKajian Pustaka: yang mencakup belajar siswa meliputi definisi belajar, unsur-unsur belajar, hasil belajar, ciri-ciri belajar, tujuan
belajar, prinsip-prinsip belajar,faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Pembelajaran matematika di MI meliputi pengertian
Matematika, tujuan pembelajaran matematika di SD/MI, ruang lingkup
matematika, karakteristik matematika, standar kompetensi mata
pelajaran matematika kelas III SD/MI, materi perkalian. Pendekatan
RMEmeliputi definisi pendekatan RMEdalam pembelajaran.
BAB III Pelaksanaan Penelitian: mencakupdeskripsi awal (pra siklus), deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.
BAB IVHasil Penelitian dan Pembahasan:mencakup deskripsi tahap pendahuluan (Pra Siklus), hasil penelitian tiap siklus, pembahasan hasil
siklus I, II, dan III.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar
. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkunganya sehingga mereka dapat berinteraksi
dengan lingkunganya (Burton dalam Hosnan, ). Kata kunci
pendapat Burton adalah “interaksi” Interaksi ini memiliki makna sebuah sebagai sebuahproses. Seseorang yang sedang melakukan
kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu, maka
orang tersebut dikatakan sedang belajar. Menurut (Sriyanti, ) belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan
individu. Menurut (Hamalik, ) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto,
: ). Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan pada surat Al-Mujadalah ayat sebagai berikut:
Artinya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan” dalam surat Al- Mujadilah ayat (Depag, ). Dalam ayat diatas menjelaskan keutamaan orang yang beriman
dan orang berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah
SWT. Orang yang beriman tanpa berilmu dia akan lemah, sedangkan
orang yang berilmu tanpa beriman dia akan tersesat.
Berdasarkan penjelasan belajar diatas dapat dipahami bahwa
dalam belajar terjadi perubahan kegiatan mencakup pengetahuan,
kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan
(pengalaman) bukan perubahan yang terjadi dengan sendirinya. Selain
terjadi perubahan-perubahan kegiatan dalam belajar, terdapat beberapa
unsur-unsur dalam belajar. Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor
yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Cronbach
a. Tujuan
Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan
belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada
tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.
b. Kesiapan
Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak
perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun
kesiapan yang berupa kematagan untuk melakukan sesuatu yang
terkait dengan pengalaman belajar.
c. Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang
dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat
dan bahan yang dipelajari guru, kepala sekolah, pegawai
administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.
d. Interpretasi
Disini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di antara
komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan
tersebut dan menghubungkanya dengan kemungkinan pencapaian
tujuan.
Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam
mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini
dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa
usaha coba-coba (trial and eror).
f. Konsekuensi
Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif
(kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
g. Reaksi terhadap kegagalan
Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil
usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan
siswa karena dia mau belajar dari kegagalanya.
Hasil belajar menurutSuprijono ( : ) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, penrgertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
ketrampilan. Menurut (Sam’s, ) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat
penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Selain itu, hasil
belajar menurut (Susanto, : ) yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotor, sebagai hasil dari kegiatan belajar.Macam-macam hasil
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman konsep
(aspek kognitif), keterampilan proses (aspek kognitif), dan sikap siswa
(aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
b. Keterampilan Proses
Usman dan Setiawan mengemukakan bahwa ketrampilan proses
merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitasnya.
Indrawati merumuskan bahwa ketrampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, ketrampilan ini digunakan
sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan
teori.
c. Sikap
Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif
dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang
dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif yaitu
perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif
merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki seseorang.
Sementara menurut Sardiman, sikap merupakan kecenderungan
untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik
tertentu terhadap dunia sekitar baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan,
perilaku, atau tindakan seseorang.Dalam hubunganya dengan hasil
belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat
berperan adalah domain kognitif.
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
selesai penyajian suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
tujuaninstruksional khusus yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini
adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan
tersebut. Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah
hal-hal sebagai berikut (http://blogeulum.blogspot.co.id/ /
keberhasilan-belajar-siswa .html:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yaong digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional
khusus telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individu maupun
kelompok.
MenurutDepdikbud dalam Trianto ( : ) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh
masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan
minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu:
kemampuan setiap siswa berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah
berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Maka dalam
Semarang bahwa KKM mata pelajaran Matematika adalah dan ketuntasan secara klasikal . Jadi setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ % dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ siswa yang tuntas belajarnya.
. Ciri-ciri Belajar
Baharuddin dan Wahyuni ( : ), mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar ada lima, diantranya:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (changrer
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati
dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku
tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
. Tujuan Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta
didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sadar dan perubahan tersebut relatif menetap serta
membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila tujuan pembelajaran suatu
program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar maka akan
muncul tiga ranah atau aspek, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik (Hosnan, - ): a. Tujuan pembelajaran ranah kognitif
Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam
katagori. Keenam katagori itu mencakup ketrampilan intelektual dari
tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi, keenam kategori
tersebut tersusun secara hierarkis yang berarti tujuan pada tingkat
diatasnya dapat dicapai apabila tujuan pada tingkat bawahnya telah
dikuasai. Keenam kategori tersebut adalah:
) Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan: Kemampuan untuk
) Kemampuan kognitif tingkat pemahaman: Kemampuan mental
untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa
atau ungkapanya sendiri.
) Kemampuan kognitif tingkat penerapan: kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah diketahui ke
dalam situasi atau konteks baru.
) Kemampuan kognitif tingkat analisis: kemampuan menguraikan
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, dan semacamnya atas
elemen-elemenya, sehingga dapat menentukan hubungan
masing-masing elemen.
) Kemampuan kognitif tingkat sintesis: kemampuan
mengkombinasikan elemen-elemen ke dalam kesatuan atau
struktur.
) Kemampuan kognitif tingkat evaluasi: kemampuan menilai suatu
pendapat, gagasan, produk, metode, dan semacamnya dengan
suatu kriteria tertentu.
b. Tujuan pembelajaran ranah afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai atau
sikap. Tujuan ini menggambarkan proses seseorang dalam
mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi
pedoman dalam bertingkah laku.
Hal ini ditandai dengan menunjukkan kesadaran, kemauan,
perhatian individual untuk menerima dan memperhatikan
berbagai stimulus dari lingkungannya.
) Pemberian Respon (Responding)
Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan adanya
rasa kebutuhan individu dalam hal mematuhi dan ikut serta
terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai.
) Penghargaan Terhadap Nilai (Valuing)
Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan
menyukai, menghargai dari seseorang individu terhadap sesuatu
gagasan, pendapatatau sistem nilai.
) Pengorganisasian (Organization)
Kategori jenis perilaku ranah afektif yang mennjukkan kemauan
membentuk sistem nilai dari berbagai nilai yang dipilih.
) Pemeranan (Characterization)
Kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan
kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam
suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan.
c. Tujuan pembelajaran ranah psikomotor
Tujuan pembelajaran ranah psikomotor secara hierarkis kedalam
) Peniruan (Imitation)
Kemampauan melakkan perilaku meniru apa yang dilihat atau
didengar. Pada tingkat meniru, perilaku yang ditampilkan belum
bersifat otomatis, bahkan mungkin masih salah, tidak sesuai
dengan yang ditiru.
) Manipulasi (Manipulation)
Kemampuan meniru perilaku tanpa contoh atau bantuan visual,
tetapi dengan petunjuk tulisan secara verbal.
) Ketetapan Gerakan (Precision)
Kemampauan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat
dan akurat tanpa contoh dan petunjuk tertulis.
) Artikulasi (Articulation)
Ketrampilan menunjukkan perilaku serangkaian gerakan dengan
akurat, urutan benar, cepat dan tepat.
) Naturalisasi (Naturalization)
Ketrampilan menunjukkan perilaku gerakan tertentu secara
”automatically”, artinya cara melakukan gerakan secara wajar dan efisien.
. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Gage dan Berliner dalam Hosnan ( - ), prinsip-prinsip belajar siswa yang dapat dipakai oleh guru dalam meningkatkan
proses belajar mengajar, antara lain meliputi prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Perhatian dan motivasi siswa
Dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
seorang guru dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan
motivasi belajar siswa. Prinsip ini teramat penting, karena tanpa
diimbangi dengan perhatian dan motivasi belajar yang tinggi dimiliki
siswa, proses belajar murid cenderung mengarah pada hasil yang
kurang memadai.
b. Keaktifan
Memandang siswa merupakan makhluk yang aktif yang
mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinya sendiri, siswa memiliki sifat aktif, konstruktif, dan
mampu merencanakan sesuatu untuk mencari, menemukan, dan
menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Atas dasar itu,
proses pembelajaran yang dilaksanakan haruslah terhindar dari
dominasi guru yang cenderung menimbulkan sikap pasif anak didik.
c. Keterlibatan langsung
Dalam prinsip ini, seorang guru perlu mengupayakan agar siswa
dapat terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran, baik
individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah
(problem solving) maupun lainya.
Menekankan pentingnya pengulangan untuk melatih berbagai
daya yang ada pada diri siswa, yakni daya mengamati, menanggapi,
mengingat, merasakan, berfikir, dan sebagainya. Belajar dinilai
sebagai pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman akan memperbesar
peluang timbulnya respon.
e. Tantangan
Prinsipnya, guru perlu berupaya memberikan bahan belajar atau
materi pelajaran yang dapat menantang dan menimbulkan gairah
belajar siswa. Bahan belajar yang diolah secara tuntas oleh guru
mengakibatkan kurang menarik bagi siswa.
f. Umpan balik dan penguatan
Melalui prinsip umpan balik dan penguatan harus diupayakan
siswa belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang
baik dalam ulangan, dan nilai baik itu akan mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi.
g. Perbedaan individual
Siswa harus dipandang sebagai individual yang unik dan
berbeda satu sama lain. Perbedaan itu dengan sendirinya
berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa, sehingga proses
pembelajaran yang bersifat klasikal perlu memperhatikan perbedaan
. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu faktor internal faktor eksternal. Kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin dan Wahyuni,
).
a. Faktor Internal
Faktort internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
Faktor-faktor internal ini meliputi Faktor-faktor fisiologis dan psikologis.
) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadan tonus jasmni pada umumnya sangat mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh
karena kedaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses
belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
a) Menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangn gizi atau
nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan
mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
b) Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat.
c) Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani atau fisiologis. Selama proses
belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia
sangat mempengaruhi hasil belajar, tertutama panca indra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang
diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat
mengenal dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar
dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu,
baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik.
) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja,
tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan
dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang
penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu
sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seluruh aktivitas manusia.
b) Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,
dan menjaga perilaku setiap saat. Dari sudut sumbernya,
motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intriksik adalah semua faktor
yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah semua faktor yang berasal dari luar diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu
c) Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena
jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan
tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Untuk
membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang
bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi
yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk materi, desain pembelajaran
yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang
dipelajari, melibatkan seluruh domin belajar siswa (kognitif,
afektif, pikomotor) sehingga siswa menjadi aktif, maupun
performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua,
pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah
baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh
siswa dengan minatnya.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
e) Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki
seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.
b. Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor endogen,
faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Faktor ekstenal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkon
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
) Lingkungan Sosial
a) Lingkungan Sosial Sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah.
b) Lingkungan Sosial Masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa.
c) Lingkungan Sosial Keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Hubungan antara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan