PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2011-2013
OLEH
NAMA : JAHRIANTO SITOMPUL
NIM : 130522113
DEPARTEMEN :AKUNTANSI S-1 (EKSTENSI)
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderasi; Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 06 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,
Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan bahwa Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara nilai Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total
Asset Turnover (TAT) dengan nilai perusahaan.Penelitian ini merupakan
penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausal. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat data panel dan diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi dari tahun 2009-2013. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda dan residual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai Return
On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial yang tinggi mampu memperkuat hubungan antara nilai Return On Asset (ROA),
Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Nilai Return On Asset (ROA), Leverage, Total Asset Turnover
(ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) the effect on the value of firm and to prove that management ownership affecting the relationship between the value of Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) the value of firm. This study is the associative explanation study which the variables are causal. The samples of this study are banking companies listed in BEI that chosen by purposive sampling method. The data used is panel data and obtained from the finanancial statement of banking companies at the year of 2009-2013. Hypothesis testing is undertaken by using the statistic method through the doubled regression and the residual. The result shows that the value Return On Asset
(ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) has the not significant and not effect on the value of firm. The high management ownership is able to strengthenthe relationship between the Return On Asset (ROA), Leverage, dan
Total Asset Turnover (TAT) and the value of firm.
Keywords : The Value of Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset
melimpahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi; Studi Empiris
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013”.Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana
ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan dan penyusunan
skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA dan Bapak Drs.
Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E.,
M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Idhar Yahya MBA, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
6. Kedua orangtua penulis, yaitu James Sitompul dan Herice Sinaga
mengucapkan terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah
diberikan. Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud pengabdian yang
tulus untuk , kedua saudara penulis: Sanggam Atur Sitompul,dan Tika Adalina
Sitompul. Kakak Melani yang memberikan semagat penulis mengucapkan
terima kasih atas dukungan, perhatian, dan doa yang telah diberikan.
7. Para sahabat, Gito Partohap Manalu,Mhd Rizky, Mhd Arfah, Mhd Fuadi
,Erwin Syaputra, Nanda, Baginda dan lainnya . Geng NBSP (Alif Judha, Rozi,
Andre Naldi, Ichwan, Noe, Doko, dan lainnya). Teman Grup Joker (Rio,
Semry, Usor, Chardo, Julius, dan Roma ) dan rekan-rekan mahasiswa Ekstensi
S1 Akuntansilainnya terimakasih atas kebersamaannya,semoga dapat
menyelesaikan studi dengan baik dan sukses di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, 06 Juli 2015 Penulis,
ABSTRACT ... iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1 Kinerja Keuangan ... 7
2.1.1 Definisi Laporan Keuangan ... 7
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 8
2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan... 10
2.1.4 Ukuran Kinerja Keuangan... 10
2.2 Nilai Perusahaan... 13
2.3 Corporate Governance... 14
2.3.1 Pengertian Corporate Governance ... 14
2.3.2 Tujuan Good Corporate Governance ... 15
2.3.3 Karakteristika Good Corporate Governance ... 16
2.3.4 Praktek Good Corporate Governance ... 17
2.3.4.1 Dewan Komisaris Independen ... 18
2.3.4.2 Kepemilikan Institusional ... 19
2.3.4.3 Kepemilikan Manajerial... 20
2.3.4.4 Kualitas Audit ... 21
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 24
2.5.1 Kerangka Konseptual ... 24
2.5.2 Pengembangan Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Rencana Penelitian ... 28
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.4.1 Variabel Independen ... 34
3.4.1.1 Pengungkapan Return On Asset (ROA) ... 34
3.4.1.2 Pengungkapan Leverage (DWR) ... 34
3.4.1.3 Pengungkapan Total Asset Turnover (TAT) ... 35
3.4.2 Variabel Dependen Nilai Perusahaan ... 35
3.4.3 Variabel Moderasi ... 37
3.4.3.1 Pengungkapan Good Corporate Governance ... 37
3.5 Metode Analisis Data ... 39
3.5.1 Statistik Deskriptif ... 39
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 39
3.5.3 Uji Normalitas ... 39
3.5.3.1 Uji Multikolinieritas ... 40
3.5.3.2 Uji Autokorelasi ... 41
3.5.3.3 Heteroskedastisitas ... 41
3.6 Pengujian Hipotesis ... 42
3.6.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 42
3.6.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 43
3.7 Uji Residual ... 43
3.8 Uji R² atau Koefisien Determinasi... 44
3.9 Uji Parsial (Uji-t) ... 44
3.10 Uji Simultan (Uji F) ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 46
4.1 Gambaran Umum... 46
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 47
4.2.1 Analisi Statistik Deskriptif... 47
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 49
4.3.1 Uji Normalitas... 49
4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 53
4.3.2 Uji Autokorelasi... 54
4.3.3 Uji Heterokedestisitas ... 55
4.4 Analisis Regresi ... 57
4.4.1 Persamaan Regresi ... 57
4.5 Uji R (Koefisien Determinasi) ... 62
4.6 Pengujian Hipotesis ... 63
4.6.1 Uji-t (t test)... 63
4.6.2 Uji Statistik F ... 66
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
4.7.1 Hasil Hipotesis 1 ... 67
4.7.2 Hasil Hipotesis 2 ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Keterbatan Penelitian ... 71
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 30
3.2 Peroses Pengambilan Sampel ... 33
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38
4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 47
4.2 Hasil One Sample Kolmogrov –Smilrnov Test... 52
4.3 Uji Multikolinieritas ... 53
4.4 Uji Autokorelasi ... 54
4.5 Persamaan Regresi 1 ... 57
4.6 Persamaan Regresi 2 ... 59
4.7 Persamaan Regresi 3 ... 61
4.8 Uji R Square ... 62
4.9 Uji t Hipotesis 1... 63
4.10 Uji t Hipotesis 1... 65
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24
4.1 Grafik Histogram... 50
4.2 Grafik Normalitas P-Plot ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1 Hasil Output Pengelolaan Statistik ... 75
Lampiran 2 Data Keuangan Perusahaan Sampel Sebelum Diolah ... 82
Lampiran 3 Distribusi Nilai t Tabel ... 83
Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan bahwa Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara nilai Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total
Asset Turnover (TAT) dengan nilai perusahaan.Penelitian ini merupakan
penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausal. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan bersifat data panel dan diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi dari tahun 2009-2013. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi berganda dan residual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai Return
On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial yang tinggi mampu memperkuat hubungan antara nilai Return On Asset (ROA),
Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Nilai Return On Asset (ROA), Leverage, Total Asset Turnover
(ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) the effect on the value of firm and to prove that management ownership affecting the relationship between the value of Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) the value of firm. This study is the associative explanation study which the variables are causal. The samples of this study are banking companies listed in BEI that chosen by purposive sampling method. The data used is panel data and obtained from the finanancial statement of banking companies at the year of 2009-2013. Hypothesis testing is undertaken by using the statistic method through the doubled regression and the residual. The result shows that the value Return On Asset
(ROA), Leverage, dan Total Asset Turnover (TAT) has the not significant and not effect on the value of firm. The high management ownership is able to strengthenthe relationship between the Return On Asset (ROA), Leverage, dan
Total Asset Turnover (TAT) and the value of firm.
Keywords : The Value of Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Asset
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan
tersebut digunakan oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-
tujuan lain salah satunya yaitu sebagai laporan kepada pihak yang berada diluar
perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tercermin pada laba yang terkandung
dalam laporan laba rugi. Menurut Statement of Financial Concept (SFAC) No.1
informasi laba merupakan perhatian yang utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentinagan di
perusahaan, selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain
dalam menaksir earnings power pada perusahaan yang akan dating.
Penelitian yang menilai faktor - faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan telah banyak dilakukan. Peneliti menemukan bahwa kinerja
perusahaan yang meningkat akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
dilakukan (Kartika, 2012) menyatakan bahwa nilai perusahaan di tunjukan oleh
harga saham perusahaan yang mencerminkan keputusan investasi, pembelanjaan
dan deviden. Semakin tinggi harga saham perusahaan, maka semakin tinggi pula
nilai perusahaan tersebut, sebaliknya semakin rendah harga saham, maka semakin
rendah pula nilai perusahaan tersebut.
Untuk mengukur tingkat pengembalian terhadap asset yang dikeluarkan
perusahaan dapat dilakukan dengan menghitung Return on assets (ROA).
Penelitian mengenai pengeruh kinerja keuangan dalam hal ini Return on assets
(ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukan hasil yang tidak konsisten,
Invesment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan
( Andri,2007).
Modigliani dan Miller 2007 (Utami, 2011) menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan. Hasil positif
menunjukan bahwa semakin tinggi earngis power manka semakin efisien
perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal
ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
(Kartika, 2012) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan . Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kinerja
keuangan, maka samakin baik nilai perusahaan tersebut. Oleh karena itu ROA
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Namun, hasil
yang berbeda diperoleh dari (Suranta, 2004) serta (Utami, 2010) dalam
perusahaan . Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi
hubungan ROA dengan nilai perusahaan.
Dalam penelitiannya (Rahayu, 2010) meneliti pengaruh ROA, ROE, EPS,
Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan DER terhadap Return saham
pada sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukan hanya variabel Total Asset Turnover, ROA,
ROE, Leverage, DER, dan EPS memberikan hubungan yang nyata terhadap
return saham. Namun, hasil yang berbeda pula yang ditemukan oleh (Wijaya,
2013) . Hasil yang diperoleh bahwa interaksi antara ROA dan ROE dengan PKM,
PKln, dan PKP tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh
karna itu peneliti memasukan pengungkapan Good Corporate Governance (GCG)
sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah
pengaruh tersebut.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program Good Corporate Governance (GCG) sebagian
dari strategi bisnisnya. Hal tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Masalah Corporate Governance muncul karena ada pemisahan
antara kepemilikan dan pengendali perusahaan. Pemisahaan ini muncul karena
adanya teori Agensi (Agency Toery) yang dalam hal ini manajemen cenderung
meningkatkan keuntungan pribadinya dibandingkan kepentingan perusahaan
(Jensen, 1976). Oleh sebab itu,perusahaan harus memiliki kinerja yang baik serta
menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan modalnya
dengan baik agar menarik investor.
Dalam penelitian ini indikator mekanisme corporate governance yang
digunakan adalah kepemilikan manajerial. Dalam penelitian ini semakin tinggi
kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan keuntungan perusahaan yang sejalan dengan
memaksimalkan kepentingan pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh karna
pihak manajemen juga akan memperoleh keuntungan bila perusahaan
memperoleh laba.
Pada penelitian ini penulis mengambil objek penelitian perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode 2011-2013. Peneliti lebih
tertarik memilih perusahaan perbankan dikarenakan perusahaan perbankan
merupakan suatu perusahaan sebagai penggerak perekonomian suatu negara .
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
dengan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Pemoderasi
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1.2 Batasan Penelitian
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis membuat batasan
penelitian sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah peruasahan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) .
2. Periode penelitian adalah tahun 2011-2013
3. Kinerja keuangan dinilai dengan menggunakan ROA, Leverage, dan
Total Assets Turnover (TAT)
4. Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang dilihat dibatasi
pada mekanisme internal, yaitu struktur kepemilikan ( dilihat dari
kepemilikan manajerial ) .
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah :
1. Apakah kinerja keuangan yang diproksi oleh ROA, Leverage, dan
Total Asset Turnover berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
2. Apakah pengungkapan Kepemilikan manajerial dapat memoderasi
hubungan terhadap hubungan kinerja keuangan ROA, Leverage, dan
Total Asset Turnover dengan nilai perusahaan ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Membuktikan secara emperis adanya pengaruh kineja keuangan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Membuktikan secara emperis adanya pengaruh struktur pengelolahan
dalam mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang dilihat
dari kepemilikan manajerial dalam hubungan kinerja keuangan
perusahaan dengan nilai perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diaharapkan dapat memberikan nilai tambah
berupa pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kinerja
keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan
good corporate governance (GCG) sebagai variabel pemoderasi
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan nilai
perusahaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi
kemajuan akademis dan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan
Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk penilaian kinerja keuangan
tergantung pada tahap perumusan strategi dalam suatu proses manajemen strategi
(dengan memperhatikan profibilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya dari
berbagai ukuran laiannya) harus benar-benar digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan selama masa implementasi strategi (Huger,2002) .Kinerja adalah
suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
perusahan dalam mewujudkan sarana, tujuan, misi, dan visi organisasi tergantung
dalam strategi planning suatu perusahaan, sedangkan kinerja keuangan adalah
prestasi kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
(Rahayu,2010:14)
2.1.1 Definisi Laporan Keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:2) menyatakan laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi
menggambarkan dampak keuangan dari mulai transaksi dan peristiwa
lainnya yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca , laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas , laporan
arus kas , dan catatan atas laporan keuangan. (Harahap, 2011:123)
menyatakan bahwa “laporan keuangan utama untuk perusahaan Perseroan
Terbatas (PT) adalah neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income
statement) , dan laporan perubahan modal (statement of owners equity)
serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan berisi informasi-
informasi tentang prestasi perusahan di masa lampau dan dapat
memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan
datang.
Laporan keuangan merupakan sarana berkomunikasi informasi
keuangan utama kepada pihak – pihak diluar korporasi. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahan yang dikualifikasikan dalam nilai
moneter. (Harahap, 2011:123) menyatakan “Laporan keuangan (financial
statemant) digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan perusahaan di masa depan untuk kelangsungan perusahaan”.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan berisi informasi tentang prestasi perusahaan di
masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan
informasi tersebut berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan
tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.
Laporan keuangan disusun untuk tujuan tertentu bagi pemenuhan
kebutuhan dan kepentingan stakeholders atas informasi yang disampaikan
oleh laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan untuk umum adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011:70).
Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4 (Harahap,
2011:70) laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:
1. Tujuan umum :
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
c. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP (General Accepted Accounting
2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna yang memiliki kepentingan terhadap laporan keunagan
adalah ( IAI, 2009 2-3):
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi pinjaman
4. Pemasok dan kreditur lainnya
5. Pelanggan (Nasaba)
6. Pemerintah
7. Masyarakat
2.1.4 Ukuran Kinerja Keuangan
Secara umum, ada banyak “teknik analisis dalam melakukan
penilaian investasi,tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang
bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio
keuangan” (Harahap, 2011:108).Analisis rasio keuangan dapat
dikelompok kan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu:
a) Rasio Likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka pendek. Oleh karna itu rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menjamin
utang- utang lancarnya. Rasio likuiditas terdiridari: Rasio lancar (current
b) Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang. Selain itu, rasio ini juga melihat sumber
pendanaan perusahaan. Rasio solvabilitas terdiri dari: Debt Ratio, debt to
Equity Ratio,Long Term Debt to equity Ratio, long Term Debt to
Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage,
Cash Flow Interest Coverage,Cash Flow to Net Income,Leverage, dan
Cash Return on Sales.
c) Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari: Total Asset Turnover,
Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover,
Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.
d) Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Keberhasilan suatu perusahaan bukan hanya
dilihat dari besarnya laba yang diperoleh atau yang dihasilkan perusahaan,
tetapi hal ini dihubungkan dengan modal yang digunakan untuk
memperoleh laba yang dimaksud. Dengan demikian yang harus
diperhatikan perusahaan adalah tidak hanya bagaimana memperbesar laba
Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio.
e) Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan
diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: Dividend
Yield, Dividend Per Share,Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio,
Earning Per Share, Book Value PerShare, dan Price to Book Value.
Dalam kelima rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan
kepentingan analisis kinerja perusahan adalah Return On Asset (ROA)
merupakan suatu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang
ditambahkan dari dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. Return On Asset (ROA) merupakan rasio terpenting
dalam rasio profitabilitas diperoleh dengan cara (laba bersih setelah pajak /
total aset x 100%) . Namun , peneliti juga menggunakan rasio lainnya
yaitu Total Assets Turnover (TAT) dan Laverage. Dalam pengukuran
analisis aktivitas dengan perwakilan rumus Total Assets Turnover (TAT)
= ( Pendapatan Oprasional / Total aktiva x 100%). Liverage adalah
kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktivitas atau dana yang
mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi
pemilik perusahaan. Debt to net worth ratio digunakan sebagai proksi
2.2 Nilai perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan.
Memaksimalkan nilai perusahaan mempunyai makna yang lebih luas, tidak hanya
sekedar memaksimalkan laba perusahaan (Weston dan Copeland,1995).
Pernyataan ini dapat diterima kebenarannya atas dasar beberapa alasan yaitu:
1. Memaksimalkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Dana yang diterima pada tahun ini bernilai lebih tinggi dari pada dana yang diterima sepuluh tahun yang akan datang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
3. Mutu dari arus kas dana diharapkan diterima di masa datang mungkin beragam.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar.
Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai
perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para
professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena
merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan, atau dapat
dikatakan nilai perusahaan merupakan harga yang dibayar oleh calon pembeli
2.3 Corporate Governance
Mekanisme Corporate Governance (CG) merupakan aturan main prosedur
dan hubungan yang jelas antara yang mengambil keputusan dengan pihak yang
melakukan control, pengawasan terhadap keputusan tersebut
Menurut (Rahayu, 2010) mekanisme Corporate Governance dibagi
menjadi dua, yaitu: internal mechanism (mekanisme internal) seperti komposisi
dewan komisaris/dereksi, kepemilikan manajerial, dan komposisi eksekutif.
Mekanisme kedua yaitu external mechanism (mekanisme eksternal) seperti
pengendalian oleh pasar dan level dept financing.
2.3.1 Pengartian Corporate Governance
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomer 8/4/PBI/2006 tentang,
Good Corporate governance adalah suatu tata kelola Bank yang
menerapkan prinsip- prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility) independensi
(independency) dan kewajaran (fairness).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate
governance suatu sistem tata kelola perusahaan agar menjadi lebih baik
dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan adanya landasan pada
lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu
keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan
serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
pelaksanaan pertanggunjawaban organ bank sehingga pengelolaannya
berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu
kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat,
independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara professional
tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness)
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan praturan perundang- undangan yang
berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas,
bank wajib berpedoman pada bagian ketentuan dan persyaratan minimum
serta pedoman yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate
governance.
2.3.2 Tujuan Good Corporate governance
Tujuan Good Corporate governance secara umum adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan, yaitu
secara global Good Corporate governance adalah menjadi isu yang sangat
penting di dunia.Organisasi mempunyai peran kunci untuk bermain dalam
perningkatan pengembangan ekonomi sosial. Good Corporate governance
adalah mesin pertumbuhan secara global, pertanggungjawaban penyediaan
kerja, pelayanan publik, pengadaan barang dan jasa serta infrasruktur.
Sekarang ini, Good Corporate governance telah menjadi agenda pokok
The Indonesian institute for corporate governance (IICG) merupakan
tujuan dari Good Corporate governance:
1. Meraih kembali kepercayaan investor dan kreditor nasional serta
internasional.
2. Memenuhi tuntutan standar global.
3. Meminimalkan biaya kerugian dan biaya pencegahan atas
penyalahgunaan wewenang pengelolaan.
4. Meminimalkan cost of capital dengan menekan rasio yang dihadapi
kreditur.
5. Meminimalkan saham perusahaan.
6. Mengangkat citra perusahaan di mata publik.
2.3.3 Karakteristik Good Corporate governance
Menurut pedoman umum Good Corporate governance komite
nasional kebijakan Good Corporate governance,2006 (Utami,2010)
karakteristik dari Good Corporate governance adalah:
1. Transparansi
Untuk menjadai objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pengaku kepentingan lainnya.
2. Kinerja
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas
Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai Good Corporate citizen.
4. Independensi
Untuk melancarkan pelaksanaan atas Good Corporate governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing- masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak diintervensi oleh pihak lain.
5. Kesetaraan dan kewajaran
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasan memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
2.3.4 Praktek Good Corporate governance
Good Corporate governance merupakan suatu sistem yang
mengukur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan pada pemegang saham.
Dalam hal ini peneliti mengangkat variabel moderasi yaitu kepemilikan
manajerial sebagai moderating. Dalam hal ini pihak manajemen yang
memiliki control di perusahaan adalah pihak yang memegang kendali
penuh yang ada didalam perusahaan. Oleh karna itu, bisa saja pihak
manajer dalam hal ini yang memiliki kendali di bidang manajemen
mengambil keputusan-keputusan yang menguntungkan dirinya dalam segi
financial dan dapat merugikan perusahaan yang dikelolanya. Dengan
demikian, penerapan Good Corporate governance dipercaya dapat
antara lain meliputi kebenaran kondisi independen, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kualitas audit.
2.3.4.1 Dewan Komisaris Independen
Komposisi dewan komisaris merupakan salah suatu
karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan
informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi
pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak
manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat
diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas.
Secara umum komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan anggota
dewan komisaris lainnya. Direksi dan/atau pemegang saham
pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen Peraturan Bank
Indonesia Nomer 8/4/PBI/2006.
Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi
tanggungjawab atas pengawasan kualitas informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting dalam
mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan
manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan
dalam memilih akses informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak
memiliki otoritas dalam perusahaan, maka dewan direksi
bertanggungjawab untuk menyampaikan informasi terkait dengan
perusahaan kepada dewan komisaris.
2.3.4.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan oleh institusi keuangan seperti peruahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan investment banking. Bila berhubungan
dengan fungsi monitoring, investor institusional diyakini memiliki
kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen yang lebih baik
dibandingkan secara individual.
Monitoring yang dilakukan pihak institusional tentu lebih
efektif dibandingkan oleh pihak individual karena institusi
memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih besar sehingga
mampu melakukan monitoring yang lebih kuat. Hal ini
menyebabkan dengan adanya kepemilikan institusional perusahaan
akan semakin terdorong untuk mengungkapkan informasi lebih
cepat, untuk menghindari berkurangnya relevansi dari informasi
2.3.4.3 Kepemilikan Manajerial
Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat
ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang
berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda,
seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang
saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Hal ini
sesuai dengan sistem pengelolaan perusahaan dalam dua kriteria:
(1) perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik (owner-
manager) dan (2) perusahaan dipimpin oleh manajer dan non
pemilik (non ower- manager). Dua kreteria ini yang mempengaruhi
kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi
pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat
dikatakan bahwa presentase kepemilikan saham oleh pihak
manajemen yang lebih besar cenderung mempengaruhi tindakan
manajemen laba (Boediono, 2005). Hasil penelitian ini
memberikan simpulan bahwa perusahaan yang dikelola oleh
manajer dan memiliki presentase tertentu saham perusahaan dapat
memenuhi tindakan manajemen laba. Indakator atau proksi yang
digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah
presentase jumlah saham yang dimiliki manajer dari seluruh
2.3.4.4 Kualitas Audit
Secara kualitatif, hal yang paling penting bagi anggota
komite audit dalam melaksanakan fungsi komite adalah sifat
independensinya. Independensi merupakan elemen krisis yang
akan menentukan terlaksananya keseluruhan peran komite audit
secara objektif serta pencapaian manajemen yang akuntabel bagi
para pemegang saham (Boediono,2005). Beberapa penelitian
sebelumnya, menentukan bahwa dengan tingkat independensi yang
tinggi akan memberikan dua manfaat penting, yaitu tingkat
pengawasan yang tinggi dan rendahnya tingkat kecurangan pada
laporan keuangan.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan Ilonna (2007) yang berjudul pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan rasio ROA,
ROE, dan EPS memiliki kesimpulan bahwa ROA dan EPS berpengaruh terhadap
nilai perusahaan sedangkan ROE memiliki tingkat signifikan 0,067 > 0,05 hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anindyati (2011), Anthony (2013), Try
(2012), dan Sri (2010) yang mengemukakan kinerja keuangan yang di ukur
dengan ROA, ROE dan EPS mampu meningkatkan nilai perusahaan. Adapun
persamaan penelitian saya dengan penelitian terdahulu yaitu kinerja keuangan
yang diproksi dengan ROA dan dimoderasi dengan GCG (kepemilikan
adalah kinerja keuangan yang di proksi dengan ROA, Leverage, dan Total Asset
Turnover dangan variabel pemoderasi yaitu kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan. Adapun perbedaan lainnya meliputi objek penelitian saya adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun
penelitian 2011-2013.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Penelitian Judul Variabel Hasil penelitian
1. Anindyati proksi oleh return on
assets berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh pengungkapan
dan EPS) 2. Kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobins Q) walaupun memiliki koefisien parameter negatif.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:
1. Pada penelitian terdahulu populasinya adalah seluruh perusahaan manufaktur
sebagai berikut:
dilakukan penulis memilih populasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Penelitian yang dilakukan penulis memiliki priode waktu penilaian yang lebih
baru yaitu pada priode 2011-2013.
2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.5.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian landasan teori di atas dalam tinjauan pustaka
yang telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan
Variabel Independen Variabel Dependen
(X1) ROA (Return On Asset)
(X2) Leverage
(Y) Nilai Perusahaan
(X3) TAT
(Total Asset Turnover)
VariabelModerasi
Good Corporate Governance:
(Z4) Kepemilikan Manajerial
Dari gambar kerangka konseptual diatas, dijelaskan bahwa kinerja
bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset (ROA),
leverage, dan Total Assets Turnover (TAT) dapat mempengaruhi nilai
perusahaan dengan menggunakan GCG dengan indikator kepemilikan
kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi. Variabel moderasi
adalah veriabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Dari gambar
diatas GCG merupakan variabel pemoderasi sehingga variabel tersebut
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara kinerja keuangan
dengan nilai perusahaan.
Penambahan variabel moderating GCG disini dimaksudkan untuk
memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Pengungkapan GCG pada kepemilikan institusional yang di ukur dari
kepemilikan saham oleh pihak manajerial diharapkan kebijakan –
kebijakan yang diambil nanti dapat lebih menguntungkan perusahaan.
Sehingga pihak manajerial juga ikut menikmati keuntungan dari laba yang
diperoleh perusahaan.
Dengan demikian, apabila kinerja keuangan di interaksikan dengan
GCG diahrapkan berdampak positif terhadap nilai perusahaan, sehingga
Return On Asset (ROA), leverage, dan Debt to net Worth Ratio (DWR)
2.5.2 Pengembangan Hipotesis
Teori yang dikemukakan oleh (Utami, 2011) menyatakan bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari asset perusahaan.
Hasil positif menunjukan bahwa semakin tinggi earnings power maka
semakin tinggi perputaran asset dan semakin tinggi profit margin yang
diperoleh perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Hasil
penelitian (Anindiyanti, 2011), (Ilonna, 2007), (Kartika, 2012), dan
(Suranta, 2004) mengemukakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan . Penelitian yang dilakukan oleh (Anthony, 2013),
(Suranta ,2004), dan Kaaro (2002) dan (Suranta, 2004) menemukan ROA
tidak berpengaruh signifikan dan berpengaruh negative terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Kinerja keuangan yang diproksi oleh Return On Asset (ROA),
Leverage, dan Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian mengenai ROA terhadap nilai perusahaan yang
tidak konsisten menunjukan adanya factor lain yang turut menginteraksi.
Hasil tersebut mendorong peneliti untuk tambahan variabel laverage yang
diwakili oleh Debt to Net Worth Ratio (DWR) dan analisis aktivitas
diwakili oleh Total Assets Turnover (TAT). Peneliti menggunakan
pemoderasi. Peneliti menggunakan kepemilikan manajerial sebagai proksi
GCG, ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen dengan kontrol
kepemilikan besar memiliki inisiatif yang lebih rendah untuk melakukan
self- saving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dan bisa
jadi memilih lebih banyak kecenderungan untuk menetapkan kebijakan
akuntansi konservatisme untuk meningkatkan kualitas laba. Sesuai dengan
pendapat (Kartika, 2012), (Anindayati, 2011), dan (Utami, 2010)
mengemukakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen
maka manajemen cenderung berusaha lebih giat dalam peningkatan laba
untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif yang diajukan adalah
sebagai berikut.
H2 : Good Corporate governance mempengaruhi hubungan kinerja
keuangan Return On Asset (ROA), Leverage, dan Total Assets Turnover
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rencangan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dangen menggunakan GCG sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan
perbankan ini merupakan penelitian berbasis hipotesis. Pengujian pada penelitian
ini dilakukan berdasarkan data sekunder. Data tersebut kemudian diolah sehingga
diperoleh informasi yang dapat dijadikan kerangka jawaban bagi hipotesis yang
telah ditentukan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaikni data penelitian diperoleh
secara tidak langsung, melainkan diambil melalui media perantara. Data sekunder
tersebut berupa laporan tahunan perusahaan, laporan tahunan tersebut digunakan
untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan untuk mengetahui
pengungkapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh perusahaan
perbankan. Data-data ini diperoleh dari situs BEI yaitu www.bursa efek Indonesia.
3.3 Populasi dan Sampel
Menurut (Supomo,2006 :115),”Populasi adalah sekelompok orang (objek)
, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai kreteria tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Pemilihan
sampel penelitian didasarkan pada metode purposive sampling. Adapun kreteria
yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 dalam kelompok
perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report)
secara berturut- turut.
2. Mempunyai priode laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan
menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporannya.
3. Data laporan tahunan harus memuat informasi mengenai kepemilikan
manajerial dan perusahaan sampel memiliki kelengkapan data yang
dibutuhkan.
Tabel 3.1
1 Bank Rakyat Indonesia Agro
No.
18 Bank Maspion Indonesia Tbk √ BMAS
19 Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ BMRI
27 Bank Victoria International Tbk √ √ √ BVIC Sampel 10
28 Bank Artha Graha International
Tbk
√ √ √
No.
34 Bank Nationalnobu Tbk √ NOBU
35 Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ PNBN Sampel 15
36 Bank Pan Indonesia Syariah
Tbk
√
PNBS
37 Bank Himpunan Saudara 1906
Tbk
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
No. Kriteria Sampel
Perusahaan Perbankan
Akumulasi
1. Jumlah populasi perusahaan perbankan
periode tahun 2011 sampai 2013.
41
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan
keuangan tiap tahun, untuk tahun
pengamatan.
26
3. Perusahaan yang memiliki saham manajerial
(kepemilikan saham dewan direksi dan
komisaris)
15
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.4.1 Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya/
terpengaruhnya variabel dependen. Variabel independen adalah penelitian
ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return On
Assets (ROA), Leverage, dan Total Assets Turnover (TAT).
3.4.1.1 Pengungkapan Return On Assets (ROA)
Rasio profitabilitas merupakan salah satu cara yang umum
digunakan untuk megukur tingkat kekuatan maupun kelemahan
perusahaan dalam hasil laba oprasinya secara keseluruhan. Dimana
ROA dihitung dengan menggunakan rumus:
Laba setelah pajak
Return on assets (ROA) = x 100%
Total Aktiva
3.4.1.2 Pengungkapan Dept to net Worth Ratio (DWR)
Rasio kedua yaitu solvabilitas yang diwakili oleh leverage
yang menunjukan berapa bagian dari kebutuhan dana yang
dibelanjai dengan hutang, atau berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin hutang . Besarnya rasio ini dihitung
dengan :
Total Hutang
Dept to net worth ratio (DWR) = x 100%
3.4.1.3 Pengungkapan Total Assets Turnover (TAT )
Rasio ketiga yang digunakan peneliti yaitu analisi aktivitas
yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat
efesiensi bank dalam memenfaatkan sumber yang dimilikinya.
Rasio ini meliputi perbandingan antara tingkat hasil bank dalam
berbagai item penggunaan dana dalam sisi aktiva. Rasio yang
digunakan dalam menilai tingkat aktiva bank Total Asssets
Turnover adalah kemempuan dana tambahan dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal
yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Pendapatan operasional
Total Assets Turnover (TAT ) = x 100%
Total Aktiva
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan yang diukur dengan menggunakan PBV (Price to Book Value)
merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur harga pasar saham
terhadap nilai bukunya dan nilai pasar yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
PBV (Price to Book Value) dihitung dengan rumus:
Dimana:
PBV : nilai perusahaan (Di ukur dengan nilai suatu saham)
Nilai Buku per lembar saham =
Jumlah saham ekuitas
Jumlah saham beredar
PBV =
Harga Saham per lembar saham
Nilai Buku per lembar saham
Harga saham yang ditawarkan tidak harus sama dengan nilai
nominal per lembar saham tersebut, harga setiap saham yang ditawarkan
tersebut dengan harga penawaran sekurang–kurangnya tiga hari kerja.
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham pada suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio
ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Perusahaan
yang berjalan dengan baik, umumnya PBV nya diatas satu, yang
menunjukan bahwa nilai pasar lebih besar dari niali bukunya (Analisa,
3.4.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
(Ghozali 2014 : 204)
3.4.3.1 Pengungkapan Good Corporate governance
Corporate governance merupakan seperangkat peraturan
yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus,
pihak serektur karyawan serta pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya, sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau system yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Manajerial , Kepemilikan Institusional, dan Kualitas
Audit.
Good corporate governance diproksikan dengan
kepemilkan manajerial yang diukur dengan presentase kepemilikan
saham oleh manajer, direktur dan komisaris dibagi dengan jumlah
saham beredar dikali seratus persen.
Jumlah saham yang dimiliki direktur dan komisaris x 100%
Tabel 3.3
Jlh saham manajerial x100% Jumlah saham
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik diskriptif dalam penelitian merupakan proses
transpormasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan di interprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan,
pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk table numeric dan
grafik. Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik penelitian yang utama. Ukuran yang
digunakan dalam deskripsi antara lain berupa frekuensi, tendensi
sentral (mean , median, modus), disperse (deviasi satandard dan
varian) dan koefisien antar variabel penelitian (Ghozali,
2005).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik dalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal dan juga bebas dari asumsi klasik
(multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi).
3.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melihat grafik histogram yang berbentuk lonceng dimana distribusi
data tidak melenceng kekiri dan kekanan maka dinyatakan normal.
terdistribusi normal atau tidak. Pada prinsipnya normalitas data
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusan adalah
jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonalnya maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Uji Kolmogrov- SmilenovTest digunakan untuk
melihat normalitas data dengan ketentuan Sig. > 0,05 maka data
dikatakan normal (Ghozali, 2005).
3.5.3.1 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas ini diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya variabel independen yang
memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam
satu model. Kemiripan antara Variabel independen dalam
satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang
sangat kuat . Selain itu uji ini juga untuk menghindari
kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai
pengaruh pada uji parsial masing- masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika nilai tolerance
lebih dari 0,01 dan nilai VIF yang dihasilkan antara 1-10
3.5.3.2 Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan
untuk mempengaruhi ada tidaknya korelasi antara variabel
pengganggu pada priode tertentu dengan variabel
sebelumnya. Untuk data time series autokorelasi sering
terjadi., tapi untuk data sampelnya crossection jarang
terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan
yang lain. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan
nilai Uji Box Pierce dan Ljung Box digunakan untuk
melihat autokorelasi dengan lag lebih dari dua, maka
terjadi autokorelasi (Ghozali, 2005).
3.5.3.3 Uji Heteroskedestisitas
Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan
variance residual suatu priode pengamatan ke priode
pengamatan lainnya. Cara memprediksinya dengan melihat
gambar Scetterplot, regresi yang tidak heteroskedestisitas
jika:
1. Titik- titik data menyebar di atas dan di bawah atau di
sekitar angka 0
2. Titik- titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di
3. Penyebaran titik- titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan
melebar kembali
4. Penyebaran titik- titik data tidak berpola. (Ghozali,
2005).
3.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan. Dasar pengambilan keputusan hipotesis ini dilakukan dengan
level of significances 5%. Model analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah regresi linear berganda dengan penggunaan interaksi.
Model regresi linear yang digunakan untuk tiap hipotesis adalah sebagai
berikut:
3.6.1 Pengujian Hipotesis 1
Untuk membuktikan Ha1 yaitu pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan sebelum dimoderasi oleh
GCG sebagai variabel moderating akan diuji dengan model regresi
berganda yang disebut dengan persamaan model I adalah sebagian
berikut :
3.6.2 Pengujian Hipotesis 2
Untuk membuktikan Ha1 dan Ha2 yaitu pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan setelah dimoderasi oleh GCG
sebagai variabel moderating akan diuji dengan model regresi
dengan interaksi yang disebut dengan persamaan model 2 adalah
sebagai berikut:
Z4 = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
│e│ = a + β1 Y
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
│e│ = Koefisien Regresi
Y = Nilai Perusahaan
X₁ = ROA (Return On Asset)
X2 = Leverage
X3 = TAT (Total Asset Turnover)
Z = Moderasi ( Kepemilikan manajerial)
e = Eror Term
3.7 Uji Residual
Uji residual dilakukan setelah uji linier berganda, untuk
mengetahui apakah variabel independen (Z) merupakan variabel
moderating yang mampu mengetahui hubungan antara variabel
melalui nilai koefisien yang negative dan signifikan pada α = 5% maka
hipotesis yang diajukan bahwa variabel kepemilikan manajerial
merupakan variabel moderating yang tidak dapat ditolak (Ghozali, 2005)
3.8 Uji R² (koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur berapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi antara nol dan satu. Adjusted R Square adalah nilai R Square
yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan
angkanya bisa memiliki harga negative (Ghozali, 2005). Menurut utami
dalam buku (Priyatno, 2008 : 81) bahwa regresi lebih dari dua variabel
bebas digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi.
3.9 Uji Parsial (Uji t)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi variabel indepanden
terhadap variabel dependen guna mengetahui pengaruh variabel
indepanden terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan, yaitu:
Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel
Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat.
Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak dapat berpengaruh
Berdasarkan hasil signifikansi hasil autput SPSS
Jika nilai sig. < 0.05, maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat.
Jika nilai sig > 0.05, maka variabel bebas tidak dapat berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji t
H0 diterima dan H1 ditolak jika t hitung < t tabel atau jika nilai sig. > 0,05
H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t tabel atau jika nilai sig. < 0,05
(Ghozali, 2005).
3.10 Uji Hipotesis dilakukan dengan Uji F (Pengujian Simultan)
Uji – F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan
atau bersama- sama hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
(Ghozali, 2005).
Menentukan hipotesis :
H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Secara bersama- sama seluruh variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen).
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (Secara bersama- sama seluruh variabel
independen mempengaruhi variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitasnya :
Jika Sig. F statistik < 0.05 signifikan secara statistik, maka H0 ditolak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di Busa Efek Indonesia BEI selama tahun 2011 sampai
2013.Perusahaan yang dijadikan sampel 15 perusahaan, dengan alasan adanya
seleksi kreteria sampel yang dilakukan pada perusahaan perbankan dari tahun
2011 sampai 2013.
Analisis dan pembahasan yang disajikan pada bab ini akan menunjukan
hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas maupun variabel
moderating yang digunakan dalam model analisi regresi dengan menggunakan
analisis linear berganda.Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 16, untuk mengetahui apakah ROA, Leverage,
dan Total Asset turnover berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan
sampel perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai 2013 yang
dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel penelitian ini terdiri dari
ROA, Leverage, Total Asset Turnover sebagai variabel bebes
(independent variable), Nilai Perusahaan sebagai variabel terikat
(dependent variable) , dan Kepemilikan Manajerial sebagai variabel
pemoderasi (Moderating variable). Statistik deskriptif dari variabel
tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode 2011 sampai
2013 dalam tabel berikut.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif variabel- variabel selama tahun 2011-2013
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
ROA 45 4.18 .52 4.70 2.3607 1.04758 1.097
Leverage 45 .36 .81 1.17 .8911 .05153 .003
TAT 45 .30 .00 .30 .0658 .09176 .008
KM 45 .56 .00 .56 .0953 .17852 .032
NP 45 4.55 .00 4.55 1.8222 1.40562 1.976
Valid N (listwise) 45