• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP. Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK (LOSSES)

CPO YANG TERDAPAT PADA TANDAN KOSONG

DI PTP.NUSANTARA IV (PERSERO)

UNIT KEBUN PABATU

TEBING TINGGI

TUGAS AKHIR

ANRUL YUSUF NASUTION

112401002

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK (LOSSES)

CPO YANG TERDAPAT PADA TANDAN KOSONG

DI PTP.NUSANTARA IV (PERSERO)

UNIT KEBUN PABATU

TEBING TINGGI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya

ANRUL YUSUF NASUTION

112401002

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Persentase Kehilangan Minyak(Losses) CPO Yang Terdapat Pada Tandan KosongDi PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

Kategori : TugasAkhir

Nama : Anrul Yusuf Nasution Nomor Induk Mahasiswa : 112401002

Program studi : D-3 Kimia Industri Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika DanIlmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan,10 Mei 2014

DisetujuiOleh

Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS Dr. Yuniarti Yusak, MS

NIP. 195408301985032001 NIP.194901271980022001

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK (LOSSES)CPO YANG TERDAPAT PADA TANDAN KOSONG

DI PTP.NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT KEBUN PABATU

TEBING TINGGI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing - masing disebutkan sumbernya.

Medan, 10Mei 2014

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirobbil Alamin segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan Rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Penentuan persentase kehillangan minyak (losses) CPO yang terdapat pada tandan kosong di PTP.Nusantara IV (Persero) unit kebun pabatu Tebing Tinggi guna melengkapi tugas sebagai salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan program studi D-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dan teristimewa kepadaKedua orang tua penulisayahanda Diris Nasution dan ibunda Salamah Nasution yang telah membesarkan dan melimpahkan banyak kasih sayang kepada penulis. Serta abang - abang penulisAfrizal Yusuf Nasution, Hairil Yusuf Nasution, Khoirul Yusuf Nasution, dan kakak penulis Derliani Nasution, dan adik - adik penulis Arliani Nasution dan Yuni Andriani Nasutionyang telah memberikan dorongan baik moral maupun material.

Selain itu Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain:

1. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia Industri FMIPA USU.

3. Ibu Dr, Yuniarti Yusak, MS selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan teliti memberikan pengarahan dan bimbing kepada penulis.

4. Bapak Ujang selaku kepala laboratorium, bapak Alfi Nursyahrin selaku Asisten pengolahan dan seluruh Stap dan karyawan PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu,Tebing Tinggi

5. Teman - teman PKL penulis: Ahmad Ridhoan, Widya Mustika Sari, dan Elfrida Syami Siregar yang sama - sama berjuang selama PKL

6. Kepada sahabat penulisKiki, Arif, Aziz, Adit, Firman, Irham dan IMAKIN 0’11 yang telah banyak membantu penulis untuk mengerjakan karya ilmiah ini.

7. Kepada Sakinah Pulungan yang banyak membantu penulis dan memberikan motivasi mulai dari awal sampai selesainya tugas akhir ini.

(6)

ABSTRAK

Tandan kosong dari buah kelapa sawit yang digunakan untuk pengolahan CPO (Crude

Palm Oil) masih mengandung minyak karena pengaruh penumpukan buah pada Auto Feeder dan kecepatan putaran Threser.Analisa minyak yang terjadi dilakukan dengan

(7)

PERSENTAGE DETERMINATION OF CPO LOSSESWHICH CONTAINED IN EMPTY BUNCHES

AT PTPN IV (PERSERO) PABATU LAND UNITS

TEBING TINGGI

ABSTRACT

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR SINGKATAN ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Permasalahan 2

1.3Pembatasan Masalah 2

1.4Tujuan 3

1.5Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(9)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat Dan Bahan 28

3.1.1 Alat 28

3.1.2 Bahan 28

3.2 Prosedur Penelitian 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan 30

4.2 Perhitungan 30

4.3 Pembahasan 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

Tabel 2.5.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

Dan Minyak Inti Kelapa Sawit. 24

(11)

DAFTAR SINGKATAN

SOP = Standar Operasi Prosedur. TBS = Tandan Buah Sawit.

TKKS = Tandan Kosong Kelapa Sawit. RPM = Rotation Per Menit.

EBC = Empty Bunch Conveyor. COT = Crude Oil Tank.

CST = Continuous Settling Tank.

OT = Oil Tank.

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran

(13)

ABSTRAK

Tandan kosong dari buah kelapa sawit yang digunakan untuk pengolahan CPO (Crude

Palm Oil) masih mengandung minyak karena pengaruh penumpukan buah pada Auto Feeder dan kecepatan putaran Threser.Analisa minyak yang terjadi dilakukan dengan

(14)

PERSENTAGE DETERMINATION OF CPO LOSSESWHICH CONTAINED IN EMPTY BUNCHES

AT PTPN IV (PERSERO) PABATU LAND UNITS

TEBING TINGGI

ABSTRACT

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di eraglobalisasi ini perkembangan sektor industri sangat pesat dengan adanya

peningkatan kebutuhan penduduk.termasuk perkebunan kelapa sawit yang dapat

dikategorikan sebagai hutan (karna berfungsi sebagai ekologis hutan), selain itu

perkebunan kelapa sawit juga memiliki perakaran yang massif (padat), berlapis serta

permukaan tanahnya mengandung banyak bahan organik seperti pelepah daun dan

batang yang berfungsi sebagai bagian dari konservasi tanah(Tim Penulis GAPKI.2013).

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman agroindustri yang dapat

menghasilkan minyak goreng.Dimana minyak kelapa sawit ini merupakan barang ekspor

sebagai bahan yang dapat menggantikan minyak kelapa dan saat ini perkembangan

produksi minyak kelapa sawit sangat cepat meluas di Indonesia. Dalam perekonomian

Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena

komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu minyak

kelapa sawit juga merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai

diseluruh dunia. Sehingga komoditas kelapa sawit ini mampu menciptakan

(16)

Kelapa sawit yang diolah disuatu industri menghasilkan minyak sawit, inti sawit,

cangkang, serat, dan tandan kosong. Dalam proses pengolahan pemisahan antara

brondolan dengan tandan kosong sering terjadi tingginya kehilangan minyak pada

tandan koosong kelapa sawit(Naibaho,P.1996).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menambil judul :

Penentuan Persentase Kehilangan Minyak( Losses )CPO Yang Terdapat Pada Tandan

Kosong DI PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu, Tebing Tinggi.

1.2 Permasalahan

Pada Stasiun Penebah (pembanting) ini, tandan buah segar di proses sedemikian

rupa hingga mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun perlakuan yang

terdapat pada stasiun ini yaitu berupa proses pemisahan antara brondolan buah sawit

dengan tandan kosong untuk pengepresan minyak sawit.

Dari uraian diatas timbul permasalahan berapa besar jumlah persentase

kehilangan minyak (Loses) CPO yang terdapat pada tandan kosong di PTP.Nusantara

IV (Persero) Unit Kebun Pabatu, Tebing Tinggi.

1.3 Pembatasan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dibatasi pada penentuan

(17)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan tugs akhir ini untuk mengetahui besarnya persentase kehilangan

minyak yang diproleh dari hasil ekstraksi tandan kosong.

1.5 Manfaat

Memberikan petunjuk agar dapat mengetahui perbandingan persentase losis

minyak pada tandan kosong sehingga tidak melebihi norma kehilangan minyak untuk

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Menurut hunger (1924) pada tahun 1869 pemerintahan kolonial belanda

mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim dan pada tahun 1970 di musi

Hulu.

Bapak kelahiran industri kelapa sawit di Indonesia adalah seorang yang

berkebangsaan dari Negara Belgia bernama Adrien Hallet. Beliau pada tahun 1911

membudidayakan kelapa sawit secara komersial dalam bentuk perkebunan di Sungai

Liput (Aceh) dan Pulo Raja (Asahan).

Pada masa penjajahan Belanda pertumbuhan perkebunan besar kelapa sawit telah

berjalan dengan sangat cepat sehingga sangat menguntungkan perekonomian

pemerintahan Belanda. Pada masa penduduk Jepang 1942, pemerintah pendudukan

meneruskan perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya di kirim ke Jepang sebagai bahan

mentah industri perang, kemudian semua terhenti karna terjadi serangan sekutu pada

tahun 1943.

Pada tahun 1947 pemerintahan Belanda merebut kembali dua per tiga dari

perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran (Stoler,1985). Kemudian menjelang akhir

tahun 1948 maskapai maskapai dari perkebunan asing hampir memproleh perkebunan

(19)

Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda di ambil oleh

Pemerintahan Indonesia. Namun milik perusahaan Inggris , Prancis, Belgia dan Amerika

di kembalikan lagi kepada pemiliknya pada akhir Desember 1967.

Pada masa pemerintahan Orde Lama relatif perkebunan sawit sangat terlantar

karena tidak ada peremajaan dan rehabilitasi pabrik. Akibatnya produksi sangat menurun

drastis dan kedudukan Indonesia di pasaran Internasional sebagai pemasokan minyak

sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 telah digeser oleh Malaysia hingga sekarang

ini.

Pada masa pemerintahan Orde Baru telah mulai membangun kembali

perkebunan kelapa sawit secara besar - besaran dengan mengadakan peremajaan dan

penanaman baru.Selanjutnya pemerintahan telah bertekad pula membangun perkebunan

kelapa sawit dengan mengembangkan melalui berbagai pola.

Sejak tahun 1975 muncul berbagi pola pengembangan kelapa sawit seperti pola

Unit Pelaksanaan Proyek (UPY) dan Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat

Sumatera Utara(P3RSU).Kemudian Proyek NES/PIRBUN sejak 1977/1978, antara lain

PIR lokal, PIR Khusus, PIR berbantuan. Selanjutnya sejak tahun1986 muncul lagi PIR

TRANS. Dan sejak 1984 berdasarkan surat keputusan menteri pertanian No. 853/1984,

pengembangan perkebunan besar kelapa sawit dilakukan dengan pola PIR.Kemudian

sejak 1986 INPRES nomor 1 tahun 1986 telah ditetapkan bahwa pengembangan

perkebunan dengan pola PIR harus dikaitkan dengan program transmigrasi

(20)

Areal kelapa sawit Indonesia meningkat pesat, khususnya pada saat ini. Kalau

dulu perkebunan kelapa sawit hanya terbatas di Sumatera, sekarang terdapat

perkebunan-perkebunan yang luas di Kalimantan, Sulawesi,dan Irian Jaya. Kebun

kelapa sawit harus diremajakan setiap 25 tahun.Dengan demikian dikebun-kebun lama

dewasa ini terdapat tanaman generasi ke-2 atau ke-3. Tampak bahwa dari generasi

kegenerasi intensitas penyakit akar makin meningkat(Semangun,H.2008).

2.2. Varietas dari Kelapa Sawit

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal.Varietas-varietas

itu dapat dibedakan berdasarkan tebal dari tempurung dan daging buah, atau berdasarkan

warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa

varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu

menghasilkan produksi yang baik dibandingkan dengan varietas lain.

2.2.1 Berdasarkan Ketebalan Cangkang Dan Daging Buah Kelapa Sawit 2.2.1.1 Dura

Tempurung cukup tebal antara 2 - 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada

bagian luar tempurung. Daging buah relatip tipis dengan persentase daging buah

terhadap buah bervariasi antara 35 - 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan

(21)

2.2.1.2 Pisifera

Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging

buahnya tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging

biji sangat tipis. Jenis pesifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis

yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina

gugur pada fase dini.Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai induk jantan.

Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera.

2.2.1.3 Tenera

Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu dura

dan pisifera.Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan pada saat

ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 - 4 mm, dan terdapat

lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara

60 – 90%.Tandan buah yang dihasilkan oleh tenera lebih banyak daripada dura, tetapi

ukurannya relative lebih kecil.

2.2.1.4 Macro carya

(22)

2.2.1.5 Diwikka – wakka

Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging

buah.Diwikka - wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakka dura, diwikka-wakka

pisifera dan diwikka - wakka tenera.Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir

ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia(Tim Penulis PS, 1997).

2.2.2 Berdasarkan Warna Kulit Buah Kelapa Sawit 2.2.2.1 Nigrescens

Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah

menjadi jingga kehitam - hitaman pada waktu matang.Tipe buah nigrescens hampir

dominan ditemukan pada varietas tenera yang ditanam secara komersial di Indonesia.

2.2.2.2 Virescens

Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya

berubah menjadi jingga kemerahan, tetapai ujungnya tetap kehijau - hijauan.

2.2.2.3 Albescens

Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih - putihan, sedangkan setelah

matang berubah menjadi kekuning - kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam -

(23)

2.3 Panen

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen

sesuai kriteria matang panen, Mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun

tandan dan brondolannya ditempat pengumpulan hasil.

Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang

dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak

paling maksimal. Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan

Asam Lemak Bebas atau Free Fatty acid (ALB atau FFA).Hal itu tentu akan banyak

merugikan sebab pada buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah

menjadi ALB sehingga akan menurunkan mutu minyak. Lagi pula,buah yang terlalu

masak lebih mudah terangsang hama dan penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah

yang mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun ALB nya rendah.

Sebaiknya pemanenan dilakukan terhadap semua tandan buah yang telah matang.

Berdasarkan tinggi tanaman, Ada 3 cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan

kelapa sawit di Indonesia

1. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan dengan cara panen

jongkok dengan alat dodos.

2. Untuk tanaman yang tingginya 5-10 m digunakan dengan cara berdiri

dan mengunakan alat kampak siam.

3. Ubtuk tanaman yang tingginya diatas 10 m dengan alat arit

(24)

Pengolahan bahan kelapa sawit dimaksud untuk memperoleh minyak kelapa

sawit (CPO) dan inti kelapa sawit dari biji (nut). Pada prinsipnya proses pengolahan

TBS menjadi CPO diperlukan pengolahan. Proses pengolahan buah kelapa sawit yang

ada di PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi dapat dilihat dari

daftar lampiran. Pengolahan ini dibagi dalam beberapa stasiun yaitu:

1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Loading Ramp

3. Stasiun Rebusan (Sterilizzer)

4. Stasiun Penebah (Threser)

5. Stasiun Kempa (Pressings Station)

6. Stasiun Klarifikasi (Pemurnian Minyak)

2.4.1 StasiunPenerimaan Buah (Fruit Reception) 2.4.1.1 Jembatan Timbang (Weight Bridge)

Timbangan berfungsi sebagai tempat atau penimbangan TBS yang dibawa

kepabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta penimbangan barang lain

yang terkait dengan aktivitas kebun. Data hasil penimbangan TBS dapat juga

dimanfaatkan sebagai alat kontrol untuk evaluasi capaian rendeman dan kapasitas olah

pabrik.Kapasitas timbangan di pabrik kelapa sawit PTP.Nusantara IV (Persero) Unit

(25)

2.4.1.2 Sortasi TBS

Sortasi TBS dilakukan di LoadingRamp. Mutu dan hasil rendemen olah sangat

dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen.Sortasi TBS sebagai alat untuk menilai

mutu panen yang dilaksanakan setiap kebun yang mengolah buah di pabrik dengan

menentukan samua trukyang dianggap mewakili setiap afdeling kebun.Untuk

pengiriman TBS dan pihak ke III, maka sortasi dilakukan terhadap semua truk.Sebelum

dibongkar, diambil sekitar 40 brondolan, untuk mengetahui apakah buah termasuk jenis

dura atau tenera.Untuk TBS dan pihak ke III, buah yang ditolak adalah buah mentah

(fraksi 00 dan 0), buah dura (bila komposisinya> 15%), dan buah yang beratnya <10

kg.Sortasi buah dilaksanakan sesuai dengan kriteria panen yang terdiri atas beberapa

fraksi.

2.4.2 Stasiun Loading Ramp

Loading Rampadalah tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS

sementara menunggu proses pengolahan. Setelah ditimbang,TBS dipindahkan ke

loading rampsebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan buah dimasukkan

ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan diolah perlu dilakukan

sortasi di loading rampharus dilakukan karena mutu TBS yang akan diolah merupakan

(26)

2.4.2.1 Lori

Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung/membawa buah dari loading

ramp ke perebusan untuk direbus. Berat rata rata isian setiap lori adalah 2,5 ton TBS.

Jumlah kebutuhan lori disetiap pabrik kelapa sawit tergantung pada besarnya kapasitas

olah per jam pada pks berkapasitas olah 30 ton tbs/jam diperlukan 66 unit lori.Tandan

buah dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dan pintu kepintu lainnya dengan isi sesuai

dengan kapasitas.

2.4.2.2Alat Penarik (Capstand)

Capstandadalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer (Rebesan) yang

menggunakan gearbox/elektromotor. Sebelum capstand dijalankan, bollard harus dalam

keadaan bersih dan kering untuk menghindari terjadinya tali slip waktu digunakan.

Bollard capstanddijalankan untuk menarik lori dengan melilitkan tali secara teratur dan

tidak bertindih.Bollard dapat digunakan secara sekaligus dua buah (kiri dan kanan)

apabila dijumpai beban berat dengan menghindarkan gesekan tali pada

frame.Permukaan bollard harus rata dan tidak rusak karena aus.

2.4.2.3 Transfer Carriage

Transfer carriagemerupakan suatu alat pemindah lori yang telah berisi TBS dari

jalur rel loading ramp ke jalur rel rebusan yang posisinya berada dibelakang

(27)

unit dan hanya mampu memindahkantiga unit loriyang masing-masing loriberatnya ±

2,5ton.

2.4.2.4Jaringan Rel (Rail Track)

Relmerupakan jalur tempat loriberjalan, rel harus rata dan tidak naik turun, tidak

bengkok dan jarak rel kiri dan kanan harus tetap yaitu sekitar 60 cm.

2.4.3 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station) 2.4.3.1 Lori Rebusan (Boogies and cages)

Lori rebusan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut media atau tempat

perebusan buah. Lori rebusan diisi penuh dan merata sebanyak ± 2,5ton TBS lori.

Jika isi dan lori ton tadi terlalu penuh maka akan mengakibatkan:

1. Kerugian minyak pada air kondensat rebusan.

2. Buah terjatuh dalam rebusan.

3. Penyumbatan saringan pipa-pipa kondensat.

4. Kerugian waktu karena buah yang jatuh berada jauh dalam rebusan sehingga

harus menunggu perebusan tersebut dingin untuk membersihkan lori yang jatuh.

5. Kerugian steam.

6. Kerugian alat-alat.

2.4.3.2 Rebusan (Sterillizer)

Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah

(28)

Tujuan perebusan antara yaitu :

1. Mematikan enzim-enzim untuk mencegah berlanjutnya proses kenaikan asam

lemak bebas (ALB),

2. Mengurangi kadar air dalam buah.

3. Memudahkan berondolan lepas dan tandan.

4. Melunakkan daging buah agar lumat dalam digester.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses perebusan dengan tekanan 2,8

- 3 Kg/cm2 dan temperatur 135 - 140°C dengan lama perebusan antara 85 -90 menit serta

siklus perebusan 105 menit.

Sistem perebusan yang ada saat ini di PKS PTPN IV (Persero) kebun pabatu

adalah sistem tiga puncak (triple peak).Triple peakadalah jumlah puncak yang terbentuk

selama proses perebusan.Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukan dan jumlah

pembukaan atau penutupan dan uap masuk atau keluar selama perebusan berlangsung

yang diatur secara manual dan otomatis.

1. Holding time 40-5 0 menit.

2. Tekanan 2,8-3,0 kg/cm2, (sesual kondisi buah).

3. Sikius merebus kecil 100 menit.

4. Tidak ada kebocoran steam.

5. Air kondensat tidak menggenang.

(29)

2.4.4 Stasiun Penebah TBS (Threser) 2.4.4.1 Alat Pengangkat (Hoisting Crane)

Hoisting Craneberfungsi untuk mengangkat lori berisi buah dan menuangkan

kedalam auto feederserta menurunkan lori kosong ke posisi diatas rel menuju loading

ramp.

2.4.4.2 Auto Feeder

Auto Feeder adalah tempat penampungan buah masak hasil tuangan hoisting

crane Yang dapat mengatur pemasukan buah ke dalam alat penebah (Trheser) secara

otomatis.

2.4.4.3 Penebah (Threser)

Threser adalah alat yang digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dan

tandan. Melalui kisi kisi brondolan jatuh ke conveyor(Bottom Fruit Conveyor) dan

tandan terdorong keluar ke conveyor tandan kosong (Empty Bunch Conveyor) menuju

hopper.

2.4.4.4 Conveyor Tandan Kosong

Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong dari threser ke penampungan

(30)

2.4.4.5 Timba Buah(Fruit Elevator)

Fruit Elevator atau timba buah adalah alat untuk mengangkut buah/brondolan

dari bottom cross conveyor (ularan silang bawah) ke top cross conveyor (ularan Silang

atas), kemudian dibawa ke distribution conveyor (ularan Pembagi).

2.4.5 Stasiun Kempa (Pressing Station) 2.4.5.1 Ketel Adukan (Digester)

Ketel adukan adalah alat untuk melumatkan berondolan, sehingga daging buah

terpisah dari biji.Ketel adukan ini terdiri dan tabung silinder yang berdiri tegak yang

didalamnya terpasang pisau-pisau pengaduk (strirring arms).Jumlah pisau ada 6 tingkat

yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar yang berada pada

bagian bawah.

Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas sekitar 90 - 95°C,yang

diberikan dengan caramenginjeksikanpemanasan mantel (jacket).Jarak pisau dengan

dindingdigestermaksimum 15 mm.Pelumatan dilakukan dengan cara memasukkan buah

masak atau berondolan keconveyor pembagi ke dalam ketel adukan, pengisian harus

penuh dan pintu digester harus tertutup, setelah pengadukan berjalan ± 15 baru pintu

dibuka ± ¾.

2.4.5.2 Pengempa (Press)

Pengempa digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging

(31)

berlubang-pengempa, yang dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolik. Massa yang keluar dan

ketel adukan melalui feeder screwbagi kempa yang memakainya (sebagai minyak

keluar) masuk dalam main screwuntuk di kempa lebih lanjut.

Minyak yang keluar dan feed screwdan main screwditampung dalam talang

minyak (oil gutter).Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feeder

screwdilakukan injeksi dan penambahan air panas.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

1. Ampas kempa (Press Cake)harus keluar merata disekitar konus.

2. Tekanan hidrolik path akumulator 30 - 40 kg.

3. Pada akhir pengoperasian ataupun bila terjadi gangguan, sehingga screw

pressharus berhenti untuk waktu yang lama, maka Screw Pressharus

dikosongkan.

2.4.6 Stasiun Klarifikasi

Pada stasiun ini minyak kasar diproses sedemikian rupa hingga mencapai hasil

yang lebih murni yang sesuai atau yang diharapkan. Adapun perlakuan yang terdapat

pada stasiun ini yaitu:

1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank).

2. Saringan Getar (Vibrating Screen).

3. Bak RO atau Crude Oil Tank.

4. Continuous Settling Tan (CST).

(32)

7. Vacum Dryer.

8. Tangki Timbun.

9. Brus Stainer.

13. Pre Cleaner.

14. Balance Tank.

15. Sentrifusi Sludge (Sludge Separator).

13. Fat pit.

2.4.6.1 Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Tangki pemisah pasir berfungsi untuk pengendapan pasir dari minyak kasar yang

berasal dari oil gutter (talang minyak mentah).

2.4.6.2 Saringan Getar (Vibrating Screen)

Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa ampas

yang terikut minyak kasar. Massa ampas yang disaring dikembalikan ke timba buah

untuk diproses kembali sedangkan cairan minyaknya ditampung pada tangki minyak

kasar.

2.4.6.3 Bak RO atau Crude Oil Tank

Bak RO atau Tangki Crude Oil adalah tangki penampung crude oil atau minyak

kasar yang dilengkapi pipa pemanas steam coil (temperatur 95°C). Fungsi Tangki Bak

(33)

2.4.6.4 Continuous Settling Tank (CST)

Continuous Settling Tank (CST) adalah tangki berkapasitas 70 ton/90 ton/120 ton

yang difungsikan untuk memisahkan (mengutip minyak) dengan sludge dalam

temperatur yang tinggi dan kondisi cairan yang tenang sehingga terjadi pengandapan.

Sistem pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis.sludge

yang mempunyai berat jenis lebih besar mengandap ke bawah, sedangkan minyak yang

berat jenisnya lebih keil akan naik ke atas.

2.4.6.5 Oil Tank

Oil Tank adalah tangki penempung minyak sementara hasil pemisahan minyak di

CST, sebelum diproses di oil purifier dan vacum dryer.Pada tangki ini minyak dipanasi

sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifius minyak atau oil purifier.

2.4.6.6 Sentrifusi Minyak (Oil Purfier)

Oil Purifier adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air

dan kotoran yang masih ada dalam minyak. Minyak dari oil tank yang di alirkan ke

oilpurifier masih mengandung air dan kotoran , tetapi sudah lebih kecil dari minyak

yang masuk ke oil tank akibat proses pemanasan dan pengandapan.

2.4.6.7Pengeringan Minyak ( Vacum Dryer)

Vacuum Dryerberfungsi untuk memisahkan air yang masih terkandung dalam

(34)

2.4.6.8Tangki Timbun

Tangki timbun adalah suatu alat dengan berbagai kapasitas yang berfungsi untuk

menampung produksi minyak hasil olahan pabrik sebelum dikirim ke pembeli.

Disamping itu fungsi tangki timbun adalah :

- Menjaga kualitas CPO tetap standart

- Sebagai fasilitas yang efisien dan cepat untuk pengiriman CPO.

2.4.6.9 Saringan Berputar (Brush Strainer)

Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada di dalam Sludge

Separator.Alat ini terdiri dan tabung silinder yang berlubang-lubang halus dengan

sikat-sikat yang berputar bersama poros di tengah silinder tersebut. Cairannya telah tersaring

keluar dan bagian atas untuk menuju ke dalam desander, sedangkan serabut/sampah

dibuang dan bagian bawah.

2.4.6.10 Pre Cleaner

Minyak keluar darisaringan berputar masih mengandung pasir untuk membuang

pasir itu digunakan sludge pre cleaner.Alat ini pada bagian atasnya berbentuk silinder

dan bagian bawahnya berbentuk konus yang terbuat dan bahan keramik.Di bawah konus

terdapat tabunng pengendapan pasir.Cairan ini dipompakan pada bagian samping atas,

Sehingga cairan berputar dalam tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya

gaya sentripugal. Gaya ini menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat untuk

(35)

2.4.6.11 Balance Tank

Balance Tankadalah tangki penampungminyak yang dipompakan dari BakRO

sebelum dimasukkan ke CST.berfungsi untuk mengurangi tekanan cairan yang

dipompakan ke CST sehingga cairan di CST dalam kondisi tenang.

2.4.6.12 Sludge Tank

Sludge Tank adalah tangki penempung sementarasludge dari hasil pemishan

CST sebelum diolah ke sludge separator. Sludge tank ini berbentuk silinder yang bagian

bawahnya berbentuk krucut yang dilengkapi kran untuk spui endapan

(kotoran).pemanasan dalam tangki ini dilakukan dengan system steam coil dan

temperatur cairan dalam tangki 95-100°C.

2.4.6.13 Sludge Separator

Sludge Separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge dengan

gayasentrifugal yang ditimbulkan dari putaran 5.000 rpm. Minyak yang berat jenisnya

lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar. Minyak hasil pengutipan

dikirim ke bottom tank kemudian dipompakan ke CST. Sedangkan cairan yang

mempunyai berat jenis lebih berat dibandingkan minyak terdorong kebagian dinding

(36)

2.4.6.13 Fat pit

Minyak hasil penyepian darisludge tank, minyak tumpah - tumpahan dan dari

bekas cucian distasiun klarifikasi ditampung dalam bak - bak penampung.Minyak hasil

kumpulan dipanaskan dengansteam injeksi, sehingga minyak yang tertampung di kirim

ke Bak RO. Sedangkansludge dari bak fat pit dialirkan ke deoling pond. Minyak hasil

pemisahan dikirim kembali ke pabrik untuk diproses, sedangkan cairan sludge dialirkan

kembali ke bak limbah(PTPN IV.2010).

2.5 Minyak Kelapa Sawit

Minyak sawit merupakan hasil jadi dari pengolahan kelapa sawit yang berupa

minyak kasar atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit atau minyaknya Palm Kernel

Oil (PKO), minyak sawit dapat dipakai dalam berbagai jenis makanan terutama dalam

pembuatan margarine, Shortening, atau minyak goreng atau lemak - lemak dalam

pembuatan roti dan kue. Untuk minyak goreng dapat digunakan 100 % minyak sawit,

misalnya dalam pengorengan.

Sebagai minyak atau lemak, minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida, yaitu

senyawa gliserol dengan dengan asam lemak.Minyak sawit termasuk golongan minyak

asam Oleat- Linoleat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan

karotenoida (terutama-βkaroten)(Mangoensoekarjo,S.2003).

Buah sawit berukuran kecil antara 12 -18 gr/ butir yang duduk pada bulir. Setiap

bulir terdiri dari 10 - 18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan. Beberapa

(37)

24 - 30 bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya

belum dapat diolah dalam pabrik karena masih mengandung minyak yang rendah.

Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit

yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada

kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika

- kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah

penyerbukan. Dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah

jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang terjadi adalah

pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Minyak yang mula - mula terbentuk dalam buah adalah trigliserida yang

mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah

terjadi pembentukan trigiserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang

terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong -

kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, Untuk melindungi minyak dari

oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman tersebut membentuk

senyawa kimia pelindung yaitu karoten ( Naibaho,M.P. 1996 ).

Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan

dibandingkan dengan minyak goreng lain, Antara lain mengandung karoten dan

tokoferol sebagai sumber vitamin E, Selain itu keunggulan lainnya adalah karena

kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat

dari buah sawit memiliki kemantapan kalor (heat stability) yang tinggi dan tidak mudah

(38)

2.5.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 % perikrap dan 20 % buah yang

dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikrap sekitar 34 - 40 %. Minyak kelapa

sawit adalah lemak semi padat yang memiliki komposisi yang tetap.Rata - rata

komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5.1Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti KelapaSawit

Asam Lemak Minyak Kelapa sawit

(%)

Minyak Inti Sawit

(%)

Asam kaprilat – 3 – 4

Asam kaproat – 3 – 7

Asam laurat – 46 – 52

Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17

Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9

Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5

Asam oleat 39 – 45 13 – 19

Asam linoleat 7 – 11 0,5 – 2

(39)

2.5.2 Mutu Minyak Kelapa Sawit

Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak

yang bermutu baik.Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu :

kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan

bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan

kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan

logam berat dan bilangan penyabunan.

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan

kadar kotoran lebih kecil dai 0,01 %, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin

(kurang lebih 2 % ), bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning,

(harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau(Ketaren,S.1986).

2.6 Limbah Padat Kelapa Sawit

Limbah padat industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat

proses pengolahan kelapa sawit. Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit

adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tempurung sawit termasuk juga limbah

padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada

komposisinya. Komponen terbesar lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa,

(40)

Tabel 2.6 komposisi kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Sumber : Fauzi,Y.Kelapa Sawit (2002)

Limbah padat PKS merupakan bahan organik yang mengandung hara yang

diperlukan oleh tanaman, Oleh karena itu aplikasi limbah padat tersebut merupakan

usaha daur ulang sebagian hara (Nutrient Recycling) yang terikut melalui panen Tandan

Buah Segar (TBS) kelapa sawit, sehingga akan mengurangi biaya pemupukan yang

tergolong sangat tinggi untuk budidaya tanaman kelapa sawit.

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah salah satu limbah yang dihasilkan

oleh Pabrik Kelapa Sawit yang tersedia dalam jumlah besar dan berkesinambungan

sepanjang tahun. Sampai saat ini TKKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

seperti bahan energi alternatif,mulsa dan kompos (Nainggolan,H.2011).

Tandan buah sawit yang diolah di pabrik akan menghasilkan minyak sawit atau

CPO (Crude Palm Oil), inti sawit, cangkang, serat tandan kosong. Dalam proses

pengolahan di proleh libah padat kelapa sawit berupa tandan kosong, serat dan

tempurung. Limbah padat tandan kosong kadang - kadang mengandung buah tidak lepas

dari tandan dan juga mengan dung minyak diantara celah - celah ulir bagian dalam.

(41)

Threser yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit dan kehilangan

minyakpun sering terjadi.

Tabel 2.6.1 Rendemen Limbah Padat Kelapa Sawit

Jenis Persentase Terhadap TBS Hasil Proses

Basah Kering

Tandan Kosong 21 – 23 10 – 12 Bantingan

Serat 8 – 11 5 – 8 Screw Press

Tempurung 5 4 Shell Separator

(42)

BAB 3

3.2 Prosedur Penelitian

- Di ambil tandan kosong dari elevator tandan kosong (Empty Bunch Conveyor)

secukupnya.

(43)

- Di masukkan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 130⁰C.

- Di keluarkan tandan kosong dari oven dan didinginkan selama 15 menit

kemudian tandan kosong dimasukkan kedalam timbel dan ditutup dengan kapas.

- Di masukkan kedalam soklet dan diekstraksi selam 5 jam, Setelah ekstraksi

selesai tandan kosong dipisahkan dari N-heksan dengan cara penguapan (sampai

N-heksan menguap).

- Di dinginkan labu yang berisi minyak tersebut selama 30 menit.

- Di timbang untuk mengetahui kadar minyaknya.

(44)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Data dan hasil perhitungan kadar Kehilangan Minyak pada tandan kosong adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Data Analisis Kadar Kehilangan Minyak

Tanggal

Sebagai contoh pada tanggal 17/02/2014

Dik : Berat Contoh Basah : 20,1045

(45)

Dit : % Kehilangan Minyak ?

Jawab :

% Kehilangan Minyak= Berat Minyak

Berat Sampel x 100 %

= 0,4707

20,1045 x 100 %

= 2,34 %

Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama seperti yang diatas.

4.3Pembahasan

Dari uraian diatas,dengan memvariasikan berat sampel yang dianalisa dari tanggal 17

Februari 2014 sampai 21Februari 2014 di PTP.Nusantara IV (Persero) Unit Kebun

Pabatu Tebing Tinggi, % kehilangan minyak yang diproleh dari tandan kosong adalah

2,30 - 2,34 %. Kehilangan minyak tersebut dipengaruhi oleh penumpukan buah pada

Auto Feederdan kecepatan putaran Threser,Sehingga buah tidak terbanting sempurna

dan mengakibatkan kehilangan minyak. Untuk mengatasi kehilangan minyak tersebut

dilakukan dengan cara mengatur pemasukan buah pada Auto Feeder dan Mengatur

kecepatan putaran Threser. Sehingga kehilangan minyak pada tandan kosong tidak

melebihi standart norma yaitu 3,0 %. Maka mutu sampel yang diuji telah memenuhi

sfesifikasi dari pabrikdan tidak mempengaruhi Rendemen (hasil olah pabrik).Hal ini

(46)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada Proses penebahan buah (pembantingan) diThreser sangat berhubungan dengan

kehilangan minyak pada tandan kosong. Dalam hal ini, apabila penampungan buah pada

Auto Feeder dan kecepatan putaran pada Threser tidak sesuai dengan standart

prosedurnya maka kehilangan minyak akan tinggi.

Dari analisa tandan kosong yang dilakukan di PTP.Nusantara IV (Persero) Unit

Kebun Pabatu Tebing Tinggi, dapat disimpulkan bahwa penentuan persentase

kehilangan minyak CPO (Crude Palm Oil) yang terdapatpada tandan kosong adalah

2,30-2,34 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 3,00 %.

5.2. Saran

Diharapkan untuk lebih memperhatikan kondisi penggunaan alat dan kerja alat itu

sendiri.karna hal-hal seperti penumpukan buah pada Auto Feder dan kecepatan

putaranpada Threser yang adapat mempengaruhi kehilangan minyak pada tandan

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi,Y.2002. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ketaren,S. 1986. Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: UI - Press.

Mangoensoekarjo,S, 2003, Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit, Gadjah Mada, University Press, Yogyakarta.

Nainggolan, H.2011. Pengolahan Limbah Cair Industri Perkebunan Dan AirGambut

Menjadi Air Bersih. Medan: USU Press.

Naibaho, M.P. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Penerbit Konisius.

Semangun, H.2008, PenyakitPenyakit Tanaman Perkebunan Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pahan, I.2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

PTPN IV.2010. Standar Prosedur Operasi (SOP) Pengolahan Kelapa Sawit.

Tim Penulis GAPKI. 2013. Indonesia Dan Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Isu

Lingkungan Global.

Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek

(48)

Alur Proses Pemisahan Tandan Kosong Dengan Brondolan Buah Sawit di Stasiun

Penebah

Buah Dari Sterillizer

Hoisting Crane

Auto Feeder

Threse

Brondolan Buah Sawit Tandan Kosong

Conveyor Tandan Kosong Fruit Elevator

Hopper Digester

Gambar

Tabel 2.5.1Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti KelapaSawit
Tabel 2.6  komposisi kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit
Tabel 2.6.1 Rendemen Limbah Padat Kelapa Sawit
Tabel 4.1. Data Analisis Kadar Kehilangan Minyak

Referensi

Dokumen terkait

Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada ampas adalah 3,42%.. Sehingga tidak melebihi Persentase standart norma dari kehilangan minyak kelapa sawit pada

Alhamdulillahirobbil Alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini dengan

Alhamdulillahirobbil alamin, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

Segala puji bagi Allah SWT biqoulina Alhamdulillahirobbil „alamin yang telah mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahNya sehingga laporan penelitian dengan judul

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul : “ Analisis Harga Pokok Tandan Buah Segar (TBS), CPO

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat selesai tepat waktu, proposal

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat, karunia dan petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi

Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat